The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Fasilitasi_Pengembangan_Desa_Tangguh_Ben

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mikaprastamarx, 2019-09-25 06:07:12

Fasilitasi_Pengembangan_Desa_Tangguh_Ben

Fasilitasi_Pengembangan_Desa_Tangguh_Ben

Laporan evaluasi program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,hidayah serta
inayahNya sehingga tim fasilitator dapat menyelesaikan laporan evaluasi kegiatan
program Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran sebagai bagian tugas dan
tanggungjawab. Dokumen ini berisi tentang laporan evaluasi kegiatan dan dokumen –
dokumen hasil kerja tim substansi Desa Pesanggaran selama kegiatan fasilitiasi Desa
Tangguh Bencana 2014. Kami menulis laporan evaluasi kegiatan dengan se-obyektif
mungkin, serta sesuai keadaan yang terjadi di lapangan. Dengan dokumen evaluasi ini
diharapkan ada banyak pembelajaran untuk kualitas program selanjutnya yang lebih baik.
Tentu kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu perlu adanya koreksi dari pembaca sekalian.

Banyuwangi, 29 Desember 2014

Tim Fasilitator

Laporan evaluasi program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - iii
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

INFORMASI UMUM............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 2
B. Tujuan........................................................................................................... 4
C. Hasil Kegiatan............................................................................................... 5
D. Proses Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................... 13
E. Pembelajaran................................................................................................ 31
F. Rencana Tindak Lanjut ................................................................................. 31
G. Hasil Penilaian Mandiri Capaian Desa Tangguh Bencana ............................ 32

LAMPIRAN

1. Anggaran Dasar Forum PRB Desa Pesanggaran
2. Kajian Risiko Bencana Desa Pesanggaran
3. Rencana Penanggulangan Desa Pesanggaran
4. Sistem Peringatan Dini Desa Pesanggaran
5. Perencanaan Evakuasi Desa Pesanggaran
6. Rencana Kontinjensi Desa Pesanggaran
7. Rancangan Perdes Penanggulangan Bencana Desa Pesanggaran

Nama Kegiatan Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 1
Provinsi
Kabupaten INFORMASI UMUM
Kecamatan
Desa Pengembangan Desa Tangguh Bencana 2014
Peserta Jawa Timur
Waktu dan tempat Banyuwangi
Pesanggaran
Fasilitator Pesanggaran
30 tim substansi, 10 dari unsur terkait
Penulis Laporan Oktober 2014 sampai Desember 2014
Mohamad Mambaus Su’ud, S.Pd, M.Sc
Anis Satuna Dhiroh, S.Pd, M.Sc
Mohamad Mambaus Su’ud, S.Pd, M.Sc

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 2

A. LATAR BELAKANG
Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk

beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera
dari dampak bencana yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012).
Berdasarkan definisi tersebut, desa tangguh tidak dapat dicapai hanya mengandalkan
kerja masyarakat atau pemerintah sendirian. Ketangguhan ini bersifat multi-disiplin dan
multi-sektoral, menyangkut infrastruktur, ekonomi, politik, dan sosial budaya. Salah satu
upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana, BNPB memiliki program
pengembangan Desa Tangguh Bencana. Pelaksanaan program ini tidak berdiri sendiri,
melainkan merupakan penguatan dan pengembangan program-program pemberdayaan
di desa/kelurahan yang sudah dilaksanakan oleh kementrian / lembaga lain, organisasi
internasional maupun nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan kapasitas
masyarakat di desa. Setidaknya terdapat 20 indikator untuk menggambarkan suatu desa
sebagai desa tangguh. Pendekatan satu sektor saja terbukti belum mampu membangun
ketangguhan secara memadai.

Program Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu program utama BNPB
yang mulai dilaksanakan pada tahun 2012 dan terus dikembangkan sampai saat ini.
Sinergi antar program-program yang sudah ada di desa/kelurahan menjadi salah satu
kunci keberhasilan program ini. Untuk itu, kerjasama pemangku kepentingan sangat
diharapkan demi tercapainya masyarakat tangguh bencana. Salah satu Desa yang
menjadi program percontohan (pilot project) BNPB sebagai Desa Tangguh Bencana pada
tahun 2014 ialah Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Desa Pesanggaran memiliki luas + 26,827 km2 / 2.682,7 Ha dengan batas
geografis 114º 4’ - 114º7’ BT dan 8º 33’ - 8º 37’ LS, batas administrasi sebelah utara
adalah Desa Sumbermulo, sebelah timur adalah Desa Siliragung, sebelah barat adalah
Desa Sumberagung, dan sebelah selatan adalah Samudra Hindia. Tsunami pada tahun
1994 yang meluluhlantahkan wilayah selatan Desa Pesanggaran merupakan pengalaman
pahit masyarakat dalam menghadapi bencana, 42 korban meninggal dunia diikuti
hancurnya seluruh pemukiman dan fasilitas umum. Dan setelah terjadinya tsunami
tersebut, wisata yang menjadi andalan ekonomi masyarakat hancur, dan belum pulih
sampai saat ini. Pengalaman tersebut hingga sekarang masih membekas di masyarakat
pesisir. Selain itu, karena wilayah Desa Pesanggaran merupakan wilayah yang dibatasi
dua Sungai Besar, yaitu Sungai Baru, dan Sungai Gangga, serta menjadi daerah muara
keduanya, sehingga seringkali terjadi banjir. Terutama di wilayah sepadan Sungai
Gangga, yang terus mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat aktivitas tambang
masyarakat.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 3
Gambar 1: Peta Administrasi Desa Pesanggaran (Fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 4

Adanya program Desa Tangguh Bencana ini memiliki nilai positif yang cukup
besar baik bagi masyarakat maupun pemerintah desa sendiri. Banyak pembelajaran
tentang kebencanaan yang diperoleh masyarakat dan pemerintah desa. Masyarakat
menjadi tahu dan memahami konsep penanggulangan bencana dengan baik, serta apa
saja yang perlu dilakukan dalam rangka mengurangi risiko bencana di wilayah Desa
Pesanggaran secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Begitu pula
dengan Pemerintah Desa, dengan program ini pemerintah desa telah memiliki
perencanaan dan program-program dalam hal penanggulangan bencana. Terlebih lagi,
dengan terbentuknya Forum PRB Desa Pesanggran dengan didukung tim relawan yang
sudah diberi pembekalan. Berbagai dokumen kajian dan perencanaan telah tersusun,
seperti Kajian Risiko Bencana Desa, Perencanaan Penanggulangan Bencana (RPB)
Desa termasuk Rencana Aksi Komunitas (RAK) Desa, perencanaan evakuasi Desa,
Sistem Peringatan Dini Desa, dan Rencana Kontinjensi Desa. Perdes tentang
Penanggulangan Bencanapun telah dibahas antara pemerintah desa dengan BPD, yang
harapan kedepan dapat disinergikan dalam RPJMDes.

Dengan dilaksanakan program Destana 2014 ini, penanggulangan benacana telah
menjadi salah satu konsen program pemerintah, hal tersebut merupakan bentuk
keberlanjutan Desa Tangguh Di Desa Pesanggaran. Akan tetapi, waktu tiga bulan tentu
belum cukup menggambarkan keberhasilan Desa Tangguh Bencana, masih banyak hal
yang harus dilakukan masyarakat, pemerintah, swasta, dan unsur terkait untuk tersu
mengawal dan menyempurnakan desain Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran
ini. Untuk itu, sangat perlu disusun dokumen evaluasi hasil pelaksanaan program, untuk
melihat kembali ke belakang (review), sebagai bentuk refleksi kedepan. Sehingga hal-hal
yang sekiranya masih kurang baik dapat dibenahi untuk kebermanfaatan Desa Tangguh
secara lebih luas.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan dokumen laporan evaluasi program ini adalah:

1. Menunjukkan hasil kegiatan program Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2014.

2. Menunjukkan proses pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana di Desa
Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tahun
2014.

3. Pembelajaran (lesson learn) dalam program Desa Tangguh Bencana di Desa
Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tahun
2014.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 5

C. HASIL KEGIATAN

Hasil kegiatan Program Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran akan
dijabarkan dalam enam poin utama yaitu 1) Manfaat program untuk masyarakat; 2)
Capaian dan hal-hal yang sudah baik dalam pelaksanaan program; 3) Hal-hal yang perlu
diperbaiki dalam program; 4) Adaptasi ataupun replikasi untuk desa lain; 5) Kontribuasi
pihak lain dalam proses pelaksnaan maupun keberlanjutan program; 6) Peran fasilitator,
BPBD Kabupaten Banyuwangi, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BNPB dalam proses
pelaksanaan dan keberlanjutan program Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2014.

1. Manfaat Program untuk Masyarakat

Desa Pesanggaran adalah desa yang relatif minim ada program-program terkait
penanggulangan bencana, baik itu dari Daerah maupun Nasional. Kerangka konsep
tentang penanggulangan bencanapun masih belum dipahami dikalangan masyarakat,
pemerintah dan masyarakat masih menggunakan paradigma responsif dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, hal ini dibuktikan dari kegiatan
penanganan darurat banjir besar pada tahun 2011, dan issu tsunami Chile tahun 2012.
Dalam dua momen tersebut pemerintah hanya melakukan kegiatan respon darurat
dengan memberikan bantuan dan meminta bantuan dari pihak luar, sementara
masyarakat yang tidak menjadi korban belum terlibat secara nyata. Pemerintah Daerah
masih sangat dominan dalam penanganannya, terutama dari BPBD dan Tagana.

Dengan hadirnya program Desa Tangguh Bencana BNPB tahun 2014 ini,
masyarakat mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan tentang kerangka dan
paradigma sistem penanggulangan bencana nasional. Seperti keterangan Bapak
Marsudi sebegai berikut;

“kita jadi tau mas, kalau ternyata penanganan bencana itu bisa
direncanakan dan dikaji sepanjang ini, yang saya pikir ya hanya
penanganan darurat saja” (Marsudi, 2014)

Masyarakat mengetahui tentang bagaiman mengkaji risiko di wilayah Desa
Pesanggaran, menyusun rencana penanggulangan bencana pada saat pra, tanggap,
dan pasca bencana. Menyusun rencana Aksi untuk Komunitas dalam Penanggulangan
Bencana. Menyusun rencana evakuasi dan peringatan dini. Menyusun Rencana
Kontinjensi. Dan yang paling penting lagi adalah terbentuknya Forum Penanggulangan

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 6

Bencana (FPRB) Desa Pesanggaran yang akan mengawal keberlanjutan
penyelenggaran penanggulangan bencana di Desa. Dengan adanya FPRB ini juga,
masyarakat telah memiliki wadah yang representatif untuk mengekspresikan dan
menggagas berbagai program untuk menangani bencana. Juga menjadi sumber berbagi
pengetahuan serta rembug antar pihak dari semua kalangan. FPRB juga sebagai simbol
Desa untuk membangun jejaring ke level daerah dan nasional. Hal itu sudah dilakukan
ketika dalam kegiatan relawan, lembaga di Kabupaten mulai sering berdiskusi untuk
mengadakan kerjasama dalam pelatiahan kerelawanan seperti Tagana, dan
Banyuwangi SAR Independent (BSI) yang akan menyelenggarakan pelatihan di pesisir
pantai Desa Pesanggaran. Ke depan, diharapkan dengan adanya FPRB pula, program
tentang penanggulangan bencana baik dari pemerintah daerah, nasional maupun
swasta dapat terkoordinasi dengan baik, dan melibatkan masyarakat secara aktif. Yang
sangat luar biasa, setelah FPRB terbentuk, pemerintah Desa langsung menyediakan
ruang khusus (sekretariat) untuk tempat “nimbrung” masyarakat membicarakan issu
Penanggulangan Bencana.

Bagi pemerintah Desa, dengan adanya program Destana BNPB 2014 ini sangat
membantu dan meringankan beban kerja di Desa. Sebelumnya pemerintah Desa harus
berfikir keras bagaimana menangani banjir yang seringkali melanda, kesulitan untuk
menghimpun dukungan dalam kaitannya penanggulangan bencana. Setelah ada
berbagai perencanaan yang matang dari Destana, tanggungjawab pemerintah Desa
secara tidak langsung sudah terpenuhi. Apalagi kedepan program tersebut akan segera
direalisasikan. Untuk mendukung Destanapun, pemerintah Desa telah melegalkan
berbagai dokumen perencanaan yang dihasilkan Destana, dan segera menyusun
Perdes Penyelenggaran Penanggulangan Bencana yang direncanakan rampung pada
akhir tahun 2014. Seperti keterangan ketua Badan Permusyawaran Desa (BPD) Desa
Pesanggaran sebagai berikut.

“kita akan terus kawal kegiatan penanggulangan bencana ini, karena
Desa kita memang berpotensi bencana, Perdes bisa kita dukung dalam
waktu dekat, kalau perlu akhir Desember segera kita bicarakan dengan
pemerintah” (Endro Saksono, 2014)

Selain itu, program-program yang dicanangkan Destana selama lima tahun
kedepan yang tertuang dalam Rencana Penanggulangan Bencana secara tidak
langsung akan menyerap Anggaran Dana Desa yang dikabarkan akan turun lebih dari 1
Milyar ke Desa. Seperti keterangan Bapak Kepala Desa berikut:

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 7

“kita sangat mendukung program Destana ini, dan terimakasih sekali
kepada BNPB yang sudah memeperhatikan Desa Pesanggaran. Kita akan
terus dukung, termasuk kami sudah menyediakan sekretariat FPRB untuk
tempat nimbrung” (Suliono, 2014)

Kesimpulannya, program Desa Tangguh Bencana BNPB 2014, disambut baik dan
didukung oleh masyarakat dan pemerintah, manfaat yang dirasakanpun cukup besar baik
dari sisi pengetahuan masyarakat maupun secara politik pembangunan pemerintah Desa.

2. Hal Baik dalam Program

Program Destana 2014 ini telah memberi dampak yang cukup positif untuk
masyarakat Desa, hal-hal positif tersebut perlu tersu dipertahankan dan didukung terus.
Beberpa poin positif dalam program dan perlu dipertahankan kedepan adalah:

 Perubahan cara berfikir baik tim substansi maupun pemerintah dalam
penanggulangan bencana dari responsif menjadi proaktif.

 Dukungan penuh dari Pemerintah Desa baik dalam pelaksanaan maupun
kedepannya.

 Dukungan dan antusias masyarakat dan lembaga Desa seperti LPMD, BPD, PKK,
dan kelompok-kelompok kerja lain yang ada di Desa dalam menyambut program
ini dan komitmen untuk melanjutkan program.

 Partisipasi aktif tim substansi / pokja dalam menjalankan kegiatan dan menyusun
berbagai kajian dan perencanaan program.

 Dukungan dari BNPB dan BPBD dalam pemenuhan kebutuhan teknis kegiatan
baik materi maupun non materi

 Komunikasi yang baik dan positif antara Fasilitator, BPBD, Pemerintah Desa,
Pokja, dan PMU dalam menuntaskan program.

 Kesanggupan untuk saling membantu dalam berbagai kesulitan dan tantangan
yang dihadapi baik Fasilitator, BPBD, Pemerintah Desa, Pokja, dan PMU.

 Adanya sistem web yang disediakan sehingga memudahkan pelaporan dan
mengetahui progres pelaksanaan program

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 8

3. Hal-hal yang Perlu Diperbaiki Dalam Program

Setiap pelaksanan Program pasti terdapat hal-hal yang belum maksimal yang
dapat menjadi kendala. Sehingga kedepan perlu adanya perbaikan. Berikut ini adalah
beberapa hal yang kurang baik dalam pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana di
Desa Pesanggaran tahun 2014.

 Mulainya pelaksanaan yang tidak sesuai jadal/ timeline karena kendala pencairan
anggran sehingga output dan outcome belum tercapai secara maksimal.

 Materi yang kurang sesuai antara pembekalan fasilitator dan pelaksanaan di Desa
 Fasilitator tidak dapat mengakses RAB sehingga kesulitan dalam merencanakan

kebutuhan dan maksimalisasi anggaran.
 Petunjuk teknis yang kurang operasional dan detil sehingga menimbulkan banyak

penafsiran
 Pedoman kesiapsiagaan yang tidak termuat dalam petunjuk teknis
 Pembuatan peta risiko yang tidak dijelaskan secara detail
 Kurangnya keterwakilan perempuan dan pemuda dalam pelaksanaan program,

dikarenakan kurangnya pemahaman pemerintah Desa di awal kegiatan tentang
pentingnya gender dan keterwakilan pemuda.
 Belum tersusunnya rencana evakuasi dan sistem peringatan dini untuk semua
ancaman, dikarenakan keterbatasan waktu.
 Sistem web yang hanya bisa menilai kuantitas program

4. Adaptasi Ataupun Replikasi untuk Desa Lain

Hasil yang telah dicapai di Desa Pesanggaran dalam Program Desa Tangguh
Bencana BNPB Tahun 2014 perlu dipertahankan, dan diharapkan Desa yang sudah
mendapat program dapat menjadi percontohan untuk Desa lain dan menularkan virus
ketangguhannya. Sehingga hasil positif tersebut dapat diadaptasi bahkan direplikasi
untuk membangun Desa Tangguh yang lain, karena pada dasarnya ketangguhan desa
itu merupakan kebutuhan desa yang terancamn bencana. Sehingga desa sendirilah
yang harusnya berinisiasi menjadi Desa Tangguh, tentu dengan dukungan BPBD dan
BNPB. Dukungan tidak harus dalam bentuk materi. Hasil program yang telah
dilaksanakan di Desa Pesanggaran sangat memungkinkan untuk direpiklasi di Desa
lain. Desa yang sangat berpotensi untuk menjadi sasaran ini adalag Desa Buluagung,
Kecamatan Siliragung, yang berlokasi tepat disebelah timur Desa Pesanggaran. Dua
Desa ini (Pesanggaran dan Buluagung) hanya dibatasi oleh Sungai Baru. Pengamatan
spasial fasilitator, potens risiko tsunami di Desa Buluagung ini juga cukup tinggi, hal ini

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 9

diperlihatkan pola pengelompokkan pemukiman tepat berada di muara Sungai Baru,
yang juga berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Untuk itu, dalam salah satu Aksi Komunitasnya, Desa Pesanggaran telah
mencangkan untuk menginisiasi Desa Buluagung bermitra dengan Desa Pesanggaran,
dalam hal diskusi maupun pelaksanaan Aksi Komunitas. Replikasi tersebut sangat
mungkin dilakukan karena secara geografis, politis, dan sosial budaya kedua Desa ini
sama, interaksi masyarakat melalui mobilitas penduduk kedua wilayah sangat intensif.
Beberpa hal yang mungkin dapat direplikasi adalah: Kajian Risiko Bencana Desa,
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa, rencana evakuasi, sistim peringatan
dini, dan rencana kontinjensi desa. Akan tetapi gagasan inipun perlu didukung dari
BPBD dan BNPB. Sehingga respon pemerintah desa dan masyarakat setempat lebih
tampak.

5. Kontribuasi Pihak Lain

Pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana di desa Pesanggaran tidak hanya
bersumber dari kontribusi BNPB, BPBD, Fasilitator, dan Kelompok Kerja / Tim Substansi
Destana 2014. Akan tetapi terdapat lembaga dan perorangan yang memeberikan peran
dan kontribusi baik materi maupun non materi. Beberapa lembaga yang terlibat dan
berkontribusi dalam pengembangan Desa Tangguh Bencana BNPB 2014 adalah:

Nama Lembaga Bentuk Kontribusi
Pemerintah Desa Kontribusi Pemerintah Desa berupa dukungan materi
seperti tempat pertemuan untuk rapat Tim Substansi
Badan Permusyawaratan selama 18 kali pertemuan, lengkap dengan peralatan
Desa (BPD) pendukung seperti sound sistem, dll. Selanjutnya
pemerintah Desa melegalkan berdirinya Forum dan
Dokumen-dokumen kajian dan perencanaan melalui SK
Kepala Desa. Pemerintah Desa telah menyediakan
ruang sekretariat untuk FPRB, lengkap dengan sarana
pendukung. Kontribusi lain adalah menyediakan
anggaran untuk transportasi tim relawan baik
berangkan maupun pulang ke/dari lokasi pelatihan.
BPD memberikan kontribusi berupa rapat-rapat
penyusunan Raperdes dan Perdes tentang
Penanggulangan Bencana Desa Pesanggaran, selain

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 10

Nama Lembaga Bentuk Kontribusi
Marinir Lampon itu BPD juga berkomitmen untuk membawa issu
penanggulangan bencana dalam pembahasan
Puskesmas Pesanggaran RPJMDes yang akan datang.
Wilayah pesisir Desa Pesanggaran merupakan salah
Forum Pinpinan Kecamatan satu lokasi latihan tempur Marinir, dan di sudut pantai
Plus (FORPIMKA PLUS) Lampon terdapat pos pangkalan tentara Marinir.
Sehingga kampung di pesisir Pesanggaran (Kampung
Baru) merupakan Kampung Binaan Marinir. Dengan
adanya program Destana 2014 ini Komandan Marinir
memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan
dan keberlanjutan Destana. Marinirpun juga siap
memberikan pelatihan dan pengembangan relawan
desa. Selain itu, pengerahan sumber daya pada saat
darurat siap dikerahkan dari pasukan marinir baik
personel maupun perlengkapan.
Puskesmas Pesanggaran merupakan salah satu
sarana paling vital dalam pembangunan kapasitas
masyarakat di lingkungan Desa Pesanggaran. Sebagai
Puskesmas terbesar di lingkungan Kecamatan
Pesanggaran, program penanggulangan bencana
dalam bidang kesehatanpun telah dicanangkan, Tim
Gerak Cepat (TGC) menjadi garda terdepan dalam
pelaksanaan darurat bencana. Oleh karenanya,
Puskesmas Pesanggaran juga sangat mendukung
proses dan keberlanjutan Destana Pesanggaran ini.
Selain dukungan data, Puskesmas juga siap
mengintregasikan program Destana dalam Program
Puskesmas yang berkaitan dengan penanganan
kesehatan.
Forpimka yang terdiri dari Camat, Kapolsek, Danramil,
dan Danpuslatpur Marinir menyatakan siap mendukung
keberlanjutan program Destana di desa Pesanggaran,
terutama dalam pelaksanaan darurat. Forpimka Plus
telah menandatangani komitmen Rencana Kontinjensi
Tsunami sehingga siap sedia mengerahkan seluruh

Nama Lembaga Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 11

Balai Penyuluh Pertanian Bentuk Kontribusi
(BPP) Kecamatan Desa sumber daya yang dimiliki saat darurat. Selain itu,
Pesanggaran Forpimka juga siap mendukung terselenggaranya
kegiatan drill simulasi tsunami yang rencananya akan
diselenggarakan minimal setiap tahun sekali.
Memberikan kontribusi berupa pemberian bibit pohon
trembesi sebanyak 500 batang, yang siap ditanam oleh
FPRB, relawan, dan masyarakat di sepanjang Pesisir
Lampon sebagai sabuk hijau.

6. Peran Fasilitator, BPBD Kabupaten Banyuwangi, BPBD Provinsi Jawa Timur,
dan BNPB

Berikut ini adalah beberapa peran yang telah diberikan Fasilitator, BPBD
Kabupaten Banyuwangi, dan BNPB dalam mensukseskan program desa Tangguh
Bencana di Desa Pesanggaran.

a. Peran Fasilitator
Fasilitator berperan dalam proses pelaksanaan program Destana dari awal hingga
akhir kegiatan, baik saat rapat resmi dengan Pokja / Tim Substansi (18 kali rapat
resmi) maupun di luar rapat resmi Pokja / Tim Substansi serta mamastikan output
dan outcome tercapai secara maksimal. Adapun peran fasilitator saat rapat resmi
dengan Pokja / Tim Substansi ialah:
 Menyampaikan materi/konsep awal kepada tim substansi untuk setiap
pembahasan, dan memastikan tim substansi memahaminya
 Memfasilitasi dan mengarahkan tim substansi dalam penyusunan output /
capaian setiap jenis kegiatan menggunakan media yang mudah difahami
dan diterima.
 Menyatukan persepsi / pandangan yang kontradiksi antar tim substansi
 Membangun kekompakan tim substansi melalui dinamika kelompok dan
berbagai strategi permainan
 Membangun partsispasi aktif tim substansi dalam menyampaikan gagasan
atau ide dalam setiap diskusi
 Menjawab setiap keraguan yang muncul dari tim substansi tentang
kesuksesan dan keberlanjutan program
Adapaun peran fasilitator di luar rapat resmi dengan Pokja / Tim Substansi ialah:

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 12

 Konsolidasi dengan pihak-pihak terkait seperti BPBD, PMU, pemerintah
Desa, tokoh masyarakat lembaga-lembaga desa, tokoh berpengaruh
dalam tim substansi, dan pihak swasta untuk mensukseskan program
Destana dan keberlanjutannya

 Menyiapkan materi yang ringkas dan sederhana untuk dapat difahami tim
substansi setiap output yang akan dikerjakan

 Menyiapkan media-media yang representatif untuk penuntasan setiap jenis
kegiatan sesuai output yang ditetapkan dalam Juknis

 Membangun komunikasi yang intensif dengan tim substansi melalui
kegiatan non formal, seperti kunjungan ke rumah-rumah, makan bersama,
mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pemerintah Desa.

 Menyelesaikan dokumen untuk setiap output dan mengkoordinasikan
dengan pemerintah Desa untuk kepentingan legalisasi.

b. Peran BPBD Kabupaten Banyuwangi
Adapun peran BPBD Kabupaten Banyuwangi dalam proses pelaksanaan program
Destana ialah:
 Mendukung dalam pemenuhan kebutuhan materi, seperti ATK, konsumsi,
dan administrasi lain
 Memberi masukan kepada fasilitator untuk setiap jenis kegiatan sehingga
kegiatan dapat berjalan dengan baik
 Mengkoordinasikan kegiatan Destana di Desa dengan berbagai kegiatan
BPBD sendiri
 Mendampingi dalam setiap rapat dengan tim substansi
 Koordinasi secara intensif dengan fasilitator dalam menentukan jadwal dan
bahan-bahan rapat
 Melakukan koordinasi dengan BNPB

c. Peran BNPB
Adapun peran BNPB dalam proses pelaksanaan program Destana ialah:
 Menyediakan anggaran program
 Memberikan pembekalan dan pelatihan kepada fasilitator
 Melakukan monitoring dan evaluasi proses dan hasil melalui tim PMU
 Melakukan koordinasi dengan BPBD

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 13

D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

Berikut adalah proses pelaksanaan program pengembangan Desa Tangguh
Bencana di Desa Pesanggaran tahun 2014:

1. Persiapan Pelaksanaan Program

Dalam kegiatan persiapan pelaksanaan program ini terdiri dari tiga jenis kegiatan,
yaitu: koordinasi awal daerah, sosialisasi program di desa, dan pengumpulan data
skunder untuk Kajian Risiko Bencana. Koordinasi awal di daerah dilaksanakan dua kali
yaitu pada tanggal 9 dan 13 Oktober 2014, dihadiri 40 undangan baik dari BPBD Provinsi
Jawa Timur, BPBD Kabupaten Banyuwangi, SKPD terkait, lembaga swasta, perguruan
tinggi, fasilitator Destana, dan pemerintah desa. Secara garis besar, kegiatan yang
diselenggarakan di Hotel Mirah Banyuwangi ini ditujukan untuk memperkenalkan
Destana kepada seluruh pemangku kepentingan, jadwal dan baseline kegiatan,
pemetaan program kementrian di Desa yang akan menjadi obyek program, dan masukan
dari seluruh peserta dalam rangka mensukseskan program Desatana 2014.

Sosialisasi program di desa dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2014
bertempat di Balai desa Pesanggaran, dihadiri 29 Tim Substansi dan 8 undangan. Dalam
kegiatan tersebut, fasilitator menjelaskan tentang latar belakang program, pokok-pokok
Perka BNPB No.1 tahun 2012, Rencana Aksi Nasional PB, dan tujuan pelaksanaan
Program. Selain itu fasilitator membuat kesepakan/kontrak kerja dengan tim substansi
tentang hak dan kewajiban tim substansi serta kesepakatan aturan lain. Pengumpulan
data skunder untuk kajian risiko bencana sudah dilaksanakan pada bulan Agustus,
kegiatannya dilakukan oleh fasilitator dengan malkukan pendataan ke Desa dan
Kecamatan, serta menemui tokoh masyarakat sebagai narasumber. Dokumen yang
terkumpul antara lain Profil Desa, peraturan Desa terkait dan APBDes.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 14
Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Desa Tangguh (dokumentasi fasilitator, 2014)

Rapat Sosialisasi Desa (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 15

Proses Pengambilan Data Skunder (dokumentasi fasilitator, 2014)
2. Pengkajian Risiko Bencana

Pengkajian risiko bencana dilaksanakan melalui beperapa jenias kegiatan antara
lain rapat persiapan teknis pengkajian risiko bencana dilakukan pada tanggal 16 Oktober
2014 dihadiri 27 tim substansi, transect walk dilakukan oleh fasilitator dan 3 orang tim
substansi, rapat pengkajian bahaya tanggal 18 Oktober 2014, analisa tingkat risiko dan
workshop pengkajian risiko bencana pada tanggal 22 Oktober 2014 yang dihadiri 30 tim
substansi dan 8 undangan dari unsur terkait. Dalam keseluruhan kegiatan pengkajian
risiko bencana dilakukan secara partisipatory termasuk pembuatan peta risiko. Fasilitator
menjelaskan konsep ancaman, kerentanan, kapasitas, risiko, dan pemetaan risiko.
Kegiatan lapangan dilakukan untuk survey lokasi dan pembuatan peta dasar. Sementara

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 16
workshop yang dihadiri dari Forpimka plus, swasta dan tokoh masyarakat untuk
menyempurnakan kajian risiko sehingga tersusun dokumen yang valid.

Penyampaian materi awal Kajian Risiko (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 17

Pengkajian Risiko dan Pemetaan Risiko (dokumentasi fasilitator, 2014)

Workshop Kajian Risiko Bencana (dokumentasi fasilitator, 2014)
3. Perencanaan Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas Desa

Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dilakukan dimulai dari
pengelompokan indikator capaian, melalui program generik dan spesifik yang mengacu

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 18

dari Rencana Aksi Nasional dan Daerah, sehingga perencanaan yang ada di desa dapat
sinergis. Selanjutnya adalah rapat perencanaan aksi yang dilakukan apada tanggal 24
Oktober 2014 dihadiri 29 tim substansi. Dalam rapat tersebut fasilitator menyampaikan
terlebih dahulu tentang konsep penanggulangan bencana baik pra, darurat, dan pasca,
tindakan apa saja yang dapat dilakukan setiap fase. Selanjutnya tim substansi
menyusun rencana dan pilihan tindakan untuk setiap fase bencana dari masing-masing
potensi.

Rapat dilanjutkan dengan membahas sumber daya dan periode aksi pada
tanggal 26 Oktober 2014 dihadiri oleh 29 tim substansi. Dalam rapat tersebut, dilakukan
pemetaan sumberdaya dan penentuan periode aksi untuk masing-masing tindakan.
Kemudian rapat dilanjutkan pada tanggal 28 Oktober 2014 dihadiri 30 tim substansi
dengan tema bahasan adalah penentuan anggaran penanggulangan bencana. Kegiatan
ini diselesaikan cukup panjang, karena penentuan pagu indikatif anggaran yang
bersumber dari desa harus menyesuaikan dengan jumlah ADD, APBDes, dll. Serta
program-program desa yang lain. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 2014 hasil
penanggulangan bencana dipaparkan dalam workshop yang dihadiri oleh 29 tim
substansi dan 10 undangan. Berbagai masukan dihasilkan dari kegiatan ini, sehingga
RPB yang disusun operasional dan baik.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 19
Penyampaian materi awal (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 20

Dinamika kelompok perencanaan aksi, periode aksi, dan anggaran PB
(dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 21

Workshop rencana Penaggulangan Bencana (dokumentasi fasilitator, 2014)
4. Pembentukan Forum Penanggulangan Bencana

Pembentukan Forum Pengurangan Desa ini dilakukan pada tanggal 4 November
2014, dihadiri oleh 29 tim substansi. Agendanya adalah pengenalan tentang sifat dan
fungsi FPRB Desa oleh fasilitator, pemilihan ketua, penyusunan struktur FPRB, dan
statuta / Anggaran Dasar FPRB. Selanjutnya dilakukan pembahasan legalisasi SK dan
tupoksi secara inetern dengan pengurus yang sudah terbentuk.

Pengenalan tentang FPRB (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 22

Proses Pemilihan Ketua FPRB (Dokumentasi fasilitator, 2014)
Strukturisasi FPRB (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 23

Sekretariat FPRB (dokumentasi fasilitator, 2014)
5. Pembentukan Relawan Desa

Pembentukan relawan dimulai dari rapat inisiasi pembentukan relawan pada
tanggal 6 November 2014, dihadiri oleh 29 tim substansi. Dalam rapat ini, fasilitator
memberikan pengenalan terhadap kebutuhan relawan dalam Desa Tangguh, dan proses
pelatihan dan pengembangan di level Daerah. Selain itu, dibahas pula penentuan nama-
nama dua puluh relawan yang akan dikirim dalam pelatihan dan pengembangan relawan
Desa.

Penyampaian Materi Inisiasi Relawan Desa (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 24

Pengembangan Relawan di Daerah (dokumentasi fasilitator, 2014)
6. Pembangunan Sistim Peringatan Dini

Penyusunana sistem peringatan dini dialksanakan melalui rapat tim substansi pada
tanggal 7 November 2014, dihadiri oleh 20 tim substansi. Dalam rapat tersebut, fasilitator
menyampaikan konsep peringatan dini, elemen kunci, hubungan peringatan dini daerah
dan nasional. Selanjutnya dialkukan fasilitasi penyusunan sistem peringatan dini secara
partisipatory. Rapat ini menghasilkan sistem peringatan dini untuk ancaman tsunami.
Keterbatasan waktu dan untuk memaksimalkan output, maka ancaman banjir belum
disusun peringatan dini, dan akan disusun oleh FPRB ke depan.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 25

Penyampaian Materi Awal (dokumentasi fasilitator, 2014)

Penyusunan Sistem Peringatan Dini (dokumentasi fasilitator, 2014)
7. Perencanaan Evakuasi (Peta, Jalur dan TES)

Penyusunan rencana evakuasi dialkuakn pada tanggal 10 November 2014, dengan
dihadiri oleh 30 tim substansi. Sebelum rapat, fasilitator memperkenalkan tentang konsep,
prinsip, dan mekanisme rencana evakuasi, serta pentingnya penyediaan sarana dan

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 26
prasarana evakuasi. Dilanjutkan dengan identifikasi jalur, TES, TEA, dan titik
pemasangan tanda dan rambu evakuasi. Selanjutnya ditentukan moda transportasi,
sarana dan prasarana pendukung di masing-masing TES dan TEA.

Penyampaian Materi Rencana Evakuasi (dokumentasi fasilitator, 2014)

Penentuan Jalur dan Fasilitas Evakuasi (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 27

8. Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat
Meskipun dalam revisi timeline yang diterbitkan PMU tidak lagi mencantukna

pembahasan Ketahanan Ekonomi Masyarakat, akan tetapi fasilitator dan tim substansi
tetap menganggap penting dan sangat perlu untuk dibahas bersama. Hal ini terkait
dengan peningkatan kapasitas masyarakat. Sehingga pada tanggal 14 November 2014
fasilitator dan 30 tim substansi mengadakan rapat untuk membahas potensi-potensi yang
dimiliki desa yang dapat menjadi mata pencaharian alternatif warga, terutama yang
terpapar. Rapat ini menghasilkan dokumen strategi mata pencaharian alternatif warga.

9. Perlindungan Aset Produktif Masyarakat
Sama halnya dengan Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat, perlindungan

aset produktif tidak masuk dalam timeline PMU yang baru. Namun poin ini penting untuk
dibahas, karena terkait dengan melindungi aset produktif, yang menjadi nadi ekonomi
masyarakat. Pembahasan ini dilakukan pada tanggal 19 November 2014 dihadiri oleh 27
tim substansi.

10. Perencanaan Kontinjensi Desa

Perencanaan kontinjensi dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Pertama
adalah pengumpulan data renkon yang dilakukan fasilitator ke pihak-pihak yang dapat
terlibat dan mendukung dalam penyusunan renkon, beberpa pihak yang dikunjungi ialah
Puskesmas Pesanggaran, Puslatpur Marinir Lampon, Kecamatan Pesanggaran, Polsek,
dan Koramil. Selanjutnya ialah rapat pengembangan skenario kejadian, dilakukan pada
tanggal 20 November 2014 dihadiri 30 tim substansi dan 8 undangan. Dalam kegiatan ini,
fasilitator menyampaikan materi tentang rencana kontinjensi, yang dilanjutkan dengan
rapat pengembangan skenario dan dampak, serta penentuan standar kualitas operasi
darurat. Tahap berikutnya ialah rapat penetapan taktik kelompok layanan pada tanggal 2
Desemeber 2014, dihadiri oleh 27 tim substansi dan 8 undangan. Kegiatan ini membahas
penetapan strategi dan taktik operasi, penetepan struktur komando dan fasilitas operasi,
dan identifikasi kebutuhan, kesenjangan dan mekanisme mobilisasi, keseluruhan
tahapan tersebut dilakuakn melalui dinamika kelompok.

Tahap selanjutnya adalah menyusun dokumen renkon bersama
perwakilan/koordinator kelompok di luar agenda rapat resmi. Setelah itu dipaparkan
dalam workshop rencana kontinjensi yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2014.
Rapat tersebut dihadiri 29 tim substansi dan 10 undangan. Dalam workshop ini, selain
dipaparkan hasil kerja tim substansi dalam menyusun renkon, juga banyak masukan dari

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 28
undangan guna menyempurnakan dokumen. Selanjutnya diakhiri dengan
penandatanganan lebar komitmen.

Penyampaian Materi Awal Rencana Kontinjensi (dokumentasi fasilitator, 2014)

Penyelesaian Dokumen Rencana Kontinjensi (dokumentasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 29

Workshop Renkon dan Penandatanganan Lembar Komitmen (dokumentasi fasilitator,
2014)

11. Legaliasasi
Legalisasi beberapa dokumen hasilkerja tim substansi telah dikeluarkan melalui

SK Kepala Desa. Sementara Peraturan Desa tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana di Desa sudah masuk dalam Rancangan Perdes. Proses penyusunan
Rancangan Perdes (Raperdes) ini dilakukan melalui beberapa pertemuan antara
fasilitator dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Setelah Raperdes tersusun,
tahapan yang akan dilakukan adalah melakukan rapat antara BPD dengan Pemerintah
Desa untuk membahas dan menyempurnakan Raperdes untuk bisa sdisahkan menjadi

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 30

Perdes. Berikut ini adalah dokumen hasil kerja tim substansi yang telah dilegislasi oleh
Pemerintah Desa.

No. Nama Dokumen No. Surat Keputusan (SK)
145/10/429.525/2014
1 Forum Pengurangan Risiko Bencana
(FPRB) 2014-2019 188/18/kep/424.515.01/2014

Rencana Penanggulangan Bencana 188/17/kep/424.515.01/2014
188/19/kep/424.515.01/2014
2 Desa Pesanggaran untuk 188/16/kep/424.515.01/2014

Pengurangan Risiko Bencana Yahun

2014-2019

3 Sistim Peringatan Dini Desa
Pesanggaran

4 Rencana Evakuasi Desa

Pesanggaran

5 Rencana Kontinjensi Bencana
Tsunami Desa Pesanggaran

Fasilitator Memberi Penjelasan Pentingnya Perdes PB di Depan BPD Desa Pesanggaran
dalam Rapat Internal BPD (dokuemntasi fasilitator, 2014)

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 31

E. PEMBELAJARAN

Adapun pembelajaran yang dapat diambil dalam pelaksanaan program Desa
Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran ini adalah:

 Perencanaan harus dimatangkan jauh sebelum program dilaksanakan, baik
pembekalan fasilitator dan pendanaan, sehingga program dapat dimulai sesuai waktu
yang dijadwalkan

 Dalam pembekalan fasilitator, sebaiknya pemateri menyesuaikan dengan juknis
Destana sehingga lebih operasional

 Dalam situasi tertentu keterwakilan perempuan agak sulit untuk dipenuhi sebanyak
30%, seperti misalkan kegiatan panjang yang menyita waktu dan dimungkinkan
dilaksanakan malam hari

 Pemerintah Desa seharusnya juga dibuatkan petunjuk teknis khusus yang berisi
pengenalan program, detail peran pemerintah desa, dan kiat-kiat membangun
keberlanjutan Desa Tangguh Bencana

 Improvisasi dan kreativitas dalam fasilitasi harus dilakukan untuk membuat desain
fasilitasi yang menarik, mudah diterima, tidak membosankan, dan mencapai output
serta outcome yang ditargetkan

 Dalam penilaian kinerja fasilitator akan lebih baik apabila tidak ada pembedaan
fasilitator utama dan pendamping, karena fasilitator bekerja secara tim, saling
mengisi, dan berganti peran sesuai dengan keahlian dan manajemen waktu

 Pengetahuan dan pemetaan situasi politis lokasi program sangat diperlukan di luar
pengenalan budaya dan sosial masyarakat, untuk mensinergikan program dengan
situasi politik yang ada

 Konsolidasi non formal dalam menentukan tokoh kunci seperti penentuan tim
substansi, pemetaan pengurus FPRB, penentuan relawan perlu dilakukan secara
intensif untuk menjamin keberlanjutan program

 Semua pihak harus diberikan penyadaran dengan baik, bahwa tujuan
penyelenggaran program bukan diorientasikan pada uang, tetapi murni untuk
pengembangan desa yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana

F. RENCANA TINDAK LANJUT

Program Desa Tangguh Bencana di Desa Pesanggaran akan ditindaklanjuti
melalui kerjasama FPRB dengan berbagai pihak terkait, penyusunan Perdes PB oleh
pemerintah desa, pelaksanaan program aksi komunitas untuk kurun 3 tahun.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 32
Penyusunan proposal kegiatan dari FPRB kepada pemeriintah desa untuk penyerapan
ADD, pemerintah kecamatan untuk diteruskan ke SKPD terkait. Berperan aktif dalam
berbagi kegiatan penanggulangan bencana baik level daerah maupun nasional. Sebagai
bentuk komitmen para stakeholder, pada tanggal 28 Desember 2014 telah dilakukan
penanaman pohon trembesi dan nyamplung sebanyak 500 batang untuk greenbelt di
pesisir pantai Lampon oleh FPRB, relawan Desa, marinir Lampon, dan masyarakat
Lampon. Penanaman tersebut sebagai aksi awal FPRB dan relawan Desa juga dihadiri
kepala Desa, dan Camat Pesanggaran.

Penanaman Greenbelt di Pesisir Lampon (dokumentasi FPRB, 2014)

G. HASIL PENILAIAN MANDIRI CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA
DESA PESANGGARAN
Penilaian indikator program didasarkan pada Petunjuk Teknis Pengembangan Desa

Tangguh BNPB tahun 2014. Dari hasil evaluasi dan penilaian setelah pelaksanaan
program secara mandiri oleh tim fasilitator, maka peningkatan ketangguhan masyarakat
Desa Pesanggaran sangat signifikan. Berikut adalah tabel penilaian ketangguhan dan
capaian indikator Program desa Tangguh Bencana.

Laporan program Destana 2014 Ds. Pesanggaran - 33

Tabel Capaian Indikator Ketangguhan Desa Sebelum Program dan Sesudah Program
Destana 2014

KATEGORI NO INDIKATOR NILAI SEBELUM NILAI SESUDAH
LEGISLASI 02
1 Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang
PERENCANAAN PB/PRB 02
02
Rencana Penanggulangan Bencana,
2 Rencana Aksi Komunitas, dan/atau

Rencana kontijensi

3 Forum PRB

KELEMBAGAAN 4 Relawan Penanggulangan Bencana 1 2

5 Kerjasama antar pelaku dan wilayah 0 2

PENDANAAN 6 Dana tanggap darurat 23
PENGEMBANGAN 7 Dana untuk PRB 02
KAPASITAS 8 Pelatihan untuk pemerintah desa 12
9 Pelatihan untuk tim relawan 03
10 Pelatihan untuk warga desa 12
11 Pelibatan/partisipasi warga desa 13

12 Pelibatan Perempuan dalam tim relawan 0 2

13 Peta dan analisa risiko 0 3
0 2
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat 1 2
pengungsian

15 Sistem peringatan dini

PENYELENGGA- 16 Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik) 1 1
RAAN 1 1
PENANGGULANGAN 17 Pola ketahanan ekonomi untuk 0 2
BENCANA mengurangi kerentanan masyarakat 0 1
0 1
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok 9 40
rentan

19 Pengelolaan sumber daya alam (SDA)
untuk PRB

20 Perlindungan aset produktif utama
masyarakat

JUMLAH

Sebelum Program Desatan 2014, Desa Pesanggran Dikategorikan Desa belum Tangguh (Nilai 9).
Setelah Program Destana 2014 Desa Pesanggaran Dikategorikan Desa Tangguh Madya (Nilai 40)

Kategori Desa Tangguh:
Desa Tangguh Utama =51-60
Desa Tangguh Madya = 36-50
Desa Tangguh Pratama = 20-35
Desa Belum Tangguh = <20



KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN
KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 145/ 10/ 429.515/ 2014
TENTANG FORUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DESA

PESANGGARAN
PERIODE 2014-2019

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Menimbang: a. Bahwa dalam rangka upaya mengurangi resiko bencana yang mungkin
terjadi di Desa Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten
Banyuwangi perlu dibentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa
Pesanggaran periode 2014-2019

a. Bahwa berdasarkan huruf a diatas perlu segera menetapkan Keputusan
Kepala Desa Pesanggaran kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi

b. Tentang pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa
Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

Mengingat : Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Memutuskan :

Menetapkan :

Pertama : Membentuk dan mengesahkan Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa
Kedua Pesanggaran Periode 2014-2019 kecamatan Pesanggaran Kabupaten
Ketiga Banyuwangi dengan susunan dan personalia sebagaimana disebut dalam
Keempat Keputusan Kepala desa ini.

: Mengesahkan anggaran Dasar Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa
Pesanggaran Periode 2014-2019 sebagaimana tersebut dalam lampiran
keputusan Kepala Desa ini.

: Lampiran susunan dan personalia sebagaimana tersebut dalam butir
Peratama dan Anggaran Dasar Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa
Pesanggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan
Kepala Desa Pesanggaran ini.

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkanya, dengan ketentuanapabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Pesanggaran
Pada Tanggal 17 November 2014
Kepala Desa Pesanggaran

1

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN
KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 145/ 10/ 429.515/ 2014

TENTANG FORUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DESA PESANGGARAN
PERIODE 2014-2019

SUSUNAN PENGURUS
FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA (FPRB)

DESA PESANGGARAN

Penasehat : Camat Pesanggaran
Kepala Desa Pesanggaran
Ka LPMD

1. Ketua 1 : Marsudi

Ketua 2 : Endro Saksono, S.Pd

2. Sekretaris 1 : Agustina Dewi S

Sekretaris 2 : Subowo

3. Bendahara 1 : Suharianik

Bendahara 2 : Sutarji

4. Bidang-Bidang:

a. Bidang Pendidikan Dan Pelatihan
1. Pelda Nasikin (Ketua)
2. Bripka Suharyono
3. Trimanto
4. Tumpiyono
5. Purwantindari, S.Pd

b. Bidang Pendataan Dan Advokasi
1. Khudori (Ketua)
2. Agus Romadlon
3. Marno
4. Nurhidayat Sb, S.Pd
5. Sri Kuntari, A.Md.Keb

c. Bidang Informasi Dan Komunikasi

1. Sujarno (Ketua)
2. Djemadi
3. Mahfud
4. Juma’i
5. Sugiyono

2

d. Bidang Kesehatan Dan Lingkungan
1. Suyanto, A.Md (Ketua)
2. Mukhlisin
3. Jazim Mustofa
4. Paiman
5. Herwanto A, S.Ag

e. Bidang Usaha Dan Dana
1. Puji Pangestuti, A.Md (Ketua)
2. Sudomo
3. Subowo
4. Kasyan
5. Faisal, S.E

f. Bidang Evakuasi
1. Suwandi (Ketua)
2. Misdarto
3. Dadang Ady P
4. Marjuki
5. Anggota Linmas

g. Bidang Dapur Umum
1. Maningsih (Ketua)
2. Mulyani
3. Tukini
4. Sulkanah
5. Sudarmi
6. Suratemi
7. Srilowati
8. Ribut Fatimah
9. Indri Siami

5. Koordinator Dusun:
a. Dusun Krajan : Sukemi
b. Dusun Ringinagung: Sumargo
c. Dusun Ringinsari : Agus Maryono
d. Dusun Ringinmulyo: Sanimin

6. Koordinator Relawan: Supriyadi

Ditetapkan di Pesanggaran
Pada Tanggal 17 November 2014
Kepala Desa Pesanggaran

SULIONO

3




















Click to View FlipBook Version