33
BAB VI
PENUTUP
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang telah disusun ini, semoga dapat menjadi
pedoman penyelenggaraan penanggulangan di desa Pesanggaran yang terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh. Serta sebagai bentuk kontribusi nyata dalam pembangunan Desa Pesanggaran selama lima
tahun kedepan. Akhirnya, diharapkan RPB ini terimplementasi dengan baik dengan dukungan seluruh
stakeholder di seluruh lapisan masyarakat.
Lampiran 1. Rencana Aksi Komunitas (RAK) Desa Pesanggaran
RENCANA AKSI KOMUNIT
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi
1 Normalisasi sungai Normalisasi fungsi Sungai gangga Sungai gangga N
Gangga sungai dan sepanjang 1 km pe
mengurangi pe
ancaman banjir
2 Penyusunan Perdes Pengintregasian Lingkungan Balai desa Ad
tentang PRB dan PRB dalam hidup wilayah Pesanggaran te
pengelolaan pembangunan Desa pe
lingkungan hidup desa Pesanggaran lin
berbasis danPengelolaan be
pengurangan risiko lingkungan hidup pe
bencana yang teratur dan ris
berkesinambungan
34
TAS SEKTOR PENCEGAHAN
Output Pelaksana Waktu Besar Dana Sumber Dana
Per
Normalisasi/ FPRB, 2015 2016 2017 Swadaya
engurangan Masyarakat, Kegiatan (15%), ADD
endangkalan Pemerintah vv 50.000.000 (15%), Proyek
Desa, Khusus/BPBD
danya Perdes Dukungan v 200.000 (30%), Swasta
entang PRB dan Dinas PU (40%)
engelolaan Pemerintah ADD (100%)
ngkungan hidup Desa, BPD,
erbasis FPRB
engurangan
siko bencana
RENCANA AKSI KOMUN
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi
1 Sosialisasi PRB Menyadarkan Masyarakat Dsn. Ringinsari,
kepada masyarakat masyarakat terpapar Dsn Ringin Agung,
pentingnya PRB, bencana Dsn. Ringin Mulyo
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
2. Penanaman dan Reboisasi pesisir Wilayah pesisir Dsn. Ringinsari
pelestarian tanaman sebagai penahan pantai lampon (Kampung baru,
nyamplung gelombang dan Lampon)
abrasi
3. Pelatihan relawan Menyiapkan Relawan FPRB Balai pertemuan
relawan yang Ds yang ditentukan
4. Pembuatan beton terlatih dan cakap Pesanggaran
pemecah Mengurangi laju Wilayah pesisir Dsn. Ringinsari
ombak/gelombang gelombang dan pantai lampon (Kampung baru,
abrasi Lampon)
5. Safari PRB ke Memberi Guru/siswa di Sekolah/lemabaga
sekolah/ lembaga sosialisasi wilayah pendidikan di
pendidikan pengetahuan PRB terpapar wilayah terpapar
kepada lembaga bencana bencana Ds.
pendidikan Pesanggaran
35
NITAS SEKTOR MITIGASI
Output Pelaksana Waktu Besar Dana Sumber Dana
per
Masyarakat sadar FPRB, 2015 2016 2017 Swadaya (15%),
bencana Pemerintah kegiatan ADD (5%),
Desa vvv 6.000.000 Proyek khusus
(45%), swasta
Tanaman pesisir FPRB, vvv 20.000.000 (14%), BPBD
sebagai greenbelt Pemerintah (3 tahun) (15%)
Desa, Swadaya (10%),
Relawan yang Masyarakat, ADD (10%),
terlatih dan cakap Swasta, Pengusaha
Beton pemecah Relawan, (40%), Lainnya
ombak/gelombang Dukungan (40%)
Perhutani
Kesadaran PRB di FPRB, v 2.500.000 PMI (30%),
Sekolah/lemabaga dukungan
pendidikan di BPBD/BNPB Swasta (20%),
wilayah terpapar FPRB,
bencana dukungan BPBD (50%)
Dinas
PU/BNPB v Dalam 100% APBN
FPRB
kajian (BNPB)
vvv 1.000.000 ADD (100%)
RENCANA AKSI KOMUNITA
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi
1. Pengadaan Mempercepat Tim relawan, Kampung Ter
perlengkapan dan masyarakat baru (Dsn R. sara
evakuasi mempermudah pesisir Sari) RW: 09, eva
evakuasi RW: 10
2. Pemasangan rambu Memberi Wilayah Sepanjang Ram
jalur-jalur yan
evakuasi pedoman arah terpapar evakuasi yang info
ditentukan
jalur evakuasi, tsunami
mempermudah
evakuasi
3. Pembuatan peta Pemetaan risiko Wilayah desa Desa Pet
Pesanggaran Pet
rawan bencana dan dan jalur-jalur Pesanggaran
peta jalur evakuasi evakuasi
4 Penentuan TES dan Menjadikan Wilayah Desa Desa Beb
Pesanggaran 1 T
TEA beberapa lokasi Pesanggaran
TES dan satu
lokasi TEA
5 Pendataan Perlindungan Wilayah Desa Dat
Pesanggaran ren
kelompok rentan kelompok rentan terpapar terb
Desa Per
secara berkala bencana Pesanggaran um
me
6 Pengadaan Siap-siaga dalam Tim DU FPRB
peralatan Dapur tanggap darurat Desa
Umum Pesanggaran
7 Pembentukan TRC Persiapan untuk FPRB Desa Desa Tim
(Tim Reaksi Cepat) tanggap darurat Pesanggaran Pesanggaran
yang cepat dan
36
AS SEKTOR KESIAPSIAGAAN
Output Pelaksana Waktu Besar Dana Sumber Dana
per
rpenuhinya FPRB, 2015 2016 2017 Swadaya
ana/peralatan Relawan, kegiatan (5%), ADD
akuasi Masyarakat v 5.000.000 (20%), Swasta
(50%),
mbu evakuasi FPRB, V 1.000.000 BNPB/BPBD
ng cukup Pemerintah (25%)
ormatif Desa dan Swadaya
masyarakat masyarakat
(100%)
ta Risiko dan FPRB 2014 2.000.000 BNPB (100%)
ta Evakuasi
berapa TES dan FPRB dan v 100.000 Swadaya
TEA Pemerintah
Desa
ta kelompok FPRB, v vv 100.000 Swadaya
ntan yang Pemerintah V
baru Desa 5.000.000 Swadaya
ralatan dapur FPRB, 100.000 (5%), ADD
mum yang Dukungan (20%), Swasta
emadai BPBD/BNPB (50%),
BNPB/BPBD
m TRC FPRB V (25%)
Swadaya
8. Pengaktifan alat tepat Sirine Kampung Tek
peringatan dini dan Memberi peringatan dini Baru, Dsn. per
pembangunan peringatan dini di pesisir pantai Ringinsari yan
sistem peringatan kepada lampon sist
dini masyarakat Dsn. Krajan/R. din
terpapar FPRB Mulyo terb
9. Pengembangan bencana berbasis
lumbung desa teknologi komunitas RAPI Ds. Lum
Membuat dan Pesanggaran titik
10. Pengadaan alat mengembangkan Masyarakat
komunikasi (HT) lumbung desa terpapar Ds. FPR
sebagai sarana tsunami dan Pesanggaran alat
11. Menjalin kerjasama pasokan unsur terkait (HT
dengan komunitas kebutuhan dasar Ds.
RAPI untuk tanggap Pesanggaran Kes
darurat ker
12. Melakukan Menyiapkan den
simulasi/drill sarana RAP
Tanggap Darurat komunikasi kes
tsunami tingkat untuk FPRB sine
dusun/desa secara Membangun uns
berkala komunikasi yang situ
efektif saat
tanggap darurat
Melatih
kesigapan dan
sinergi semua
unsur dalam
situasi darurat
37
knologi FPRB, BPBD V Dalam
ringatan dini kajian
ng aktif dan
tem peringatan
ni yang
bangun baik
mbung desa di FPRB, V 10.000.000 Perhutani
k yang aman masyarakat (85%),
swadaya
masyarakat
(5%), ADD
(5%)
RB memiliki 2-3 FPRB, BPBD V 2.500.000 ADD (100%)
t komunikasi Kab.
T) Banyuwangi
sepakatan FPRB V 200.000 Swadaya
rjasama FPRB vV
ngan komunitas FPRB, v 2.000.000 Swasta (50%),
PI masyarakat, donatur
sigapan dan unsur terkait (50%)
ergi semua
sur dalam
uasi darurat
LAMPIRAN 2: STRATEGI PERLINDUNGAN KESEHATAN KELOMPOK RENTAN
Kelompok Rentan Strategi Perlindungan Pem
Penyandang Cacat Prioritas evakuasi Peng
(Difabel) Penyediaan fasilitas/sarana khusus
Pendampingan PHBS terut
Balita Pendampingan psikologis dan Sosia
Lansia trauma healing tang
Pend
Ibu Hamil Penyediaan sarana belajar dan Peng
bermain Peny
Vaks
Posyandu anak-anak Pend
Pemberian vaksin tertentu
Pemenuhan asupan gizi pend
Pendampingan PHBS Sosia
Prioritas Evakuasi tang
Posyandu lansia
Pendataan riwayat penyakit Pem
Pendampingan PHBS Peny
Pendampingan psikologis dan Pend
Sosia
trauma healing
Prioritas Evakuasi tang
Posyandu Ibu Hamil Pend
Pemenuhan kebutuhan khusus ibu
Pem
hamil dan asupan gizi Pen
Pendampingan PHBS Pem
Pendampingan psikologis dan
saat
trauma healing Sosi
tang
Pen
38
Kegiatan Penaggungjawab
mbuatan peta evakuasi berbasis difabel FPRB
gadaan fasilitas / sarana khusus bagi kelompok rentan Puskesmas Psg
tama yang belum dimiliki Puskesman Puskesmas Psg
alisasi dan pendampingan PHBS terutama pada saat
ggap darurat Puskesmas Psg
dampingan psikologis saat darurat dan pasca bencana FPRB
gadaan sarana belajar anak-anak saat darurat Puskesmas Psg
yelenggaraan Posyandu anak-anak secara berkala Puskesmas Psg
sinasi dari penyalit tertentu, sesuai dengan kondisi Puskesmas Psg
dataan anak dengan gizi kurang baik pra bencana, dan
dampingan gizi saat darurat Puskesmas Psg
alisasi dan pendampingan PHBS terutama pada saat
ggap darurat FPRB
Puskesmas Psg
mbuatan peta evakuasi berbasis lansia Puskesmas Psg
yelenggaraan Posyandu lansia secara berkala Puskesmas Psg
dataan riwayat penyalit secara berkala
alisasi dan pendampingan PHBS terutama pada saat Puskesmas Psg
ggap darurat FPRRB
dampingan psikologis saat darurat dan pasca bencana Puskesmas Psg
Puskesmas Psg
mbuatan peta evakuasi berbasis ibu hamil
nyelenggaraan Posyandu ibu hamil secara berkala Puskesmas Psg
menuhan kebutuhan khusus ibu hamil dan asupan gizi
t darurat Puskesmas Psg
ialisasi dan pendampingan PHBS terutama pada saat
ggap darurat
ndampingan psikologis saat darurat dan pasca bencana
LAMPIRAN 3: STRATEGI PENGELOLAAN SDA UNTUK PENGURANGAN RISIKO B
No Jenis SDA Strategi Pengelolaan B
1. Tanaman nyamplung, Budidaya tanaman
Sosialia
dan tanaman lain nyamplung sebagai bio pembu
sebagai greenbelt solar.
Pelestarian tanaman Kerjasa
2. Pesisir Pantai nyamplung dan lainnya pemeri
sebagai greenbelt
3 Tanaman bambu di Sosialis
sepanjang Sungai Mengembangkan kembali masaya
Gangga pantai Lampon sebagai daerah greenb
wisata dalam rangka
peningkatan kapasitas ekonomi Bekerja
masyarakat dalam
greenb
Tanaman bambu sebagai bahan
bangunan sekaligus penguatan Bekerja
tanggul alam pada sepadan pariwis
sungai wisata
Pengaj
perbaik
kepada
Bekerja
sekitar
dan pe
Sosialis
pengel
bambu
Pembu
peneba
bambu
39
BENCANA (PRB)
Bentuk Kegiatan Sumber Dana Penanggungjawab
Pemerintah Desa, FPRB Desa Pesanggaran
asasi kegiatan Swasta, Swadaya, dan
udidayaan Nyamplung Pemerintah Daerah Pemerintah Desa
ama dengan pihak
intah atau swasta terkait Swasta, pemerintah FPRB
sasi dan kerjasama dengan daerah
arakat dalam pelestarian
belt Swadaya dan swasta
asama dengan marinir
kegiatan pelestaraian
belt
asama dengan dinas
sata dalam pengembangan
Lampon
juan bantuan proyek
kan jalan raya Lampon
a dinas PU
asama dengan masyarakat
r dalam pengembangan
engelolaan wisata Lampon
sasi kepada warga tentang
lolaan dan pemanfaatan
u
uatan peraturan tentang
angan dan pemanfaatan
u
LAMPIRAN 4: STRATEGI PERLINDUNGAN ASET PRODUKTIF
No Aset Strategi Pengelolaan B
1 Perahu Nelayan dari Pembuatan tanggul pemecah Pengajuan p
gelombang, selain sebagai Tanggul Pem
ancaman tsunami penghambat tsunami juga Wilayah telu
melindungi perahu nelayan nelayan kep
2 Gudang ikan dari atau BNPB
ancaman tsunami Relokasi gudang ikan ke lokasi Relokasi ke t
yang lebih aman yang lebih ti
3 Peternakan sapi dari Lampon)
ancaman tsunami Membangun sistem gotong
royong pemilik peternakan sapi Sosialisa
4 Lahan pertanian dari untuk melindungi peternakan, tentang
ancaman banjir dan menghindarkan peternakan sapi bers
dari wialayah terpapar tsunami.
Memban
Modifikasi kalender / masa bersama
tanam petani yang tida
Penanaman
puncak mus
40
Bentuk Kegiatan Sumber Dana Penanggungjawab
proposal pembuatan APBD/APBN Pemerintah Desa
mecah Gelombang di
uk untk melindungi perahu Swasta
pada Pemerintah Daerah FPRB
tempat menjauhi teluk / Swasta FPRB
inggi (sebelah utara gapura
asi kepada masyarakat Swadaya, Swasta
pengelolaan peternakan -
sama
ngun peternakan/kandang
a di utara kampung baru
ak terpapar tsunami.
n padi tidak dilakukan pada
sim penghujan.
LAMPIRAN 5: IDENTIFIKASI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF DESA PESANGG
No Potensi Wilayah
1 Buruh perkebunan
Sungai Lembu, Sum
2 Pengolahan gula kelapa (nderes) Agung
Kampung Baru
3 Buruh tani Ringin Agung, Ring
4 Membuka lahan baru Mulyo
Wilayah Perhutani
5 Pembuatan kerajinan pasir laut dan Pantai Lampon
kerang laut
6 Industri kreatif souvenir pantai Lampon, Pulau Merah
Pantai Pulau Merah
7 Penyerapan tenaga masyarakat Pesanggaran
(terdampak)untuk Rehabilitasi dan
rekonstruksi
41
GARAN
mber Strategi Pelaksanaan
Bekerjasama dengan PTPN Sungai Lembu
Bekerjasama dengan pengepul yang berpihak pada
peingkatan perekonomian UMKM
gin Bekerjasama dengan pemilik sawah yang kesulitan
mendapatkan tenaga penggarap sawah
i Bekerjasama dengan Perhutani dengan sistem magersari
Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Banyuwangi
Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Banyuwangi
Bekerjasama dengan pemenang tender pelaksana RR
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
KECAMATAN PESANGGARAN
KANTOR KEPALA DESA PESANGGARAN
Jl. Soeprapto No. 74, Banyuwangi Kode Pos. 68488
KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN
NOMOR: 188/ 17/ kep/ 424.515.01/ 2014
TENTANG
SISTIM PERINGATAN DINI DESA PESANGGARAN
Menimbang :
1. Bahwa Desa Pesanggaran merupakan wilayah yang memungkinkan berbagai
ancaman bencana yang mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat.
2. Bahwa setiap ancaman yang mengancam warga masyarakat desa Pesanggaran
harus diantisipasi dengan perencanaan yang matang.
3. Bahwa berdasarkan aspirasi masyarakat desa Pesanggaran menginginkan adanya
sistem penanganan korban bencana tsunami yang mapan sangat besar, sehingga
mendorong penyusunan sisitim peringatan dini Desa Pesanggaran.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana Nomor 01 Tahun 2012
tentang Pedoman Desa Tangguh
6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 10 Tahun 2012 Tentang
Penanggulangan Bencana;
KEPALA DESA PESANGGARAN
Memutuskan;
Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN TENTANG SISITIM
PERINGATAN DINI DESA PESANGGARAN
Pasal 1
Sistim Peringatan Dini Desa Pesanggaran ini disyahkan menjadi Keputusan Kepala Desa.
Pasal 2
Dokumen Sistim Peringatan Dini sebagaimana terlampir, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Kepala Desa
Pasal 3
Menugaskan kepada Forum PRB Desa Pesanggaran untuk:
a. Memobilisasi seluruh potensi yang telah terdaftar dalam dokumen Sistim Peringatan
Dini dan melakukan pengumpulan sumber daya untuk mengisi kekosongan sumber
daya dalam rencana kontinjensi ini;
b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Sistim Peringatan Dini ini.
Pasal 4
Keputusan Kepala Desa ini berlaku sejak tanggal penetapannya
Ditetapkan di Desa Pesanggaran
Pada tanggal 3 Desember 2014
Kepala Desa Pesanggaran
SULIONO
SISTIM PERINGATAN DINI DESA PESANGGARAN
A. Pendahuluan
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang (UU No. 24 Tahun 2007). Seperti diketahui bahwa Desa
Pesanggaran setidaknya memiliki 4 potensi ancaman yaitu tsunami, banjir, gempabumi, dan
abrasi. Dari empat potensi ancaman tersebut dua ancaman pernah terjadi dengan dampak
yang cukup tinggi yaitu tsunami pada tahun 1994, banjir pada tahun 2003, 2005, 2008, dan
2011.
Dari kedua ancaman yang paling berpotensi terulang, tsunami merupakan ancaman
yang sangat serius dikarenakan ancaman ini termasuk dalam kategori rapid onset (ancaman
cepat) sedang banjir termasuk dalam kategori slow onset (ancaman lambat). Sehingga
dalam penentuan sistim peringatan dini di Desa Pesanggaran, ancaman tsunami menjadi
pembahasan prioritas daripada ancaman banjir.
B. Sistem Peringatan Dini Tsunami Desa Pesanggaran
Dalam membangun sistem peringatan dini tsunami setidaknya empat hal berikut
menjadi titik bahasan.
1. Pengetahuan Risiko
Tsunami adalah bencana alam yang “istimewa”. Tingkat ancaman yang tinggi dan waktu
menghindar sangat singkat membutuhkan suatu bangunan sistem yang jelas.
2. Pemantauan dan layanan
Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah yang kuat untuk
dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya, dan harus ada sistem peramalan
dan peringatan yang andal yang beroperasi 24 jam sehari. Pemantauan yang terus-menerus
terhadap parameter bahaya dan gejala-gejala awalnya sangat penting untuk membuat
peringatan yang akurat secara tepat waktu. Layanan peringatan untuk bahaya yang
berbeda-beda sedapat mungkin harus dikoordinasikan dengan memanfaatkan jaringan
kelembagaan, prosedural, dan komunikasi yang ada.
3. Penyebaran dan komunikasi
Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan yang jelas dan
berisi informasi yang sederhana namun berguna sangatlah penting untuk melakukan
tanggapan yang tepat, yang akan membantu menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem
komunikasi tingkat regional, nasional, dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu, dan
pemegang kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran
komunikasi sangat perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang yang diberi
peringatan, untuk menghindari terjadinya kegagalan di suatu saluran, dan sekaligus untuk
memperkuat pesan peringatan.
4. Kemampuan respon
Masyarakat di daerah resiko mendapatkan informasi kemungkinan (potensi) terjadi tsunami
dari 3 sumber yaitu tanda alam (isi pesan: gempa), dari TV dan Radio nasional (isi pesan:
kejadian gempa dan kemungkinan terjadi tsunami) serta dari Pemda (isi pesan: peringatan
dan arahan untuk evakuasi). Reaksi masyarakat setelah ada gempa adalah lari menjauhi
pantai dan muara sungai menuju daerah relatif aman sambil aktif mencari informasi tentang
konfirmasi atau pembatalan tsunami.
Selain keempat hal di atas, sistem peringatan dini Desa Pesanggaran ini harus dipastikan
tersambung dengan sistem yang telah dibangun di level daerah dan nasional. Sehingga
memperhatikan berbagai aspek tersebut, disusunlah bagan sebagai berikut.
Dari bagan di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut.
1. Sumber Peringatan
Sumber peringatan yang menjadi acuan haruslah terpercaya dan dapa
dipertanggungjawabkan, agar nantinya tidak terjadi distrust / ketidakpercayaan
masyarakat dikemudian hari. Adapun sumber peringatan yang ditetapkan ialah
a. BMKG pusat maupun regional, sebagai sumber langsung yang dapat
dipertanggungjawabkan melalui berbagai kajian ilmiah.
b. Pusdalops Provinsi maupun Kabupaten, sebagai sumber kedua setelah BMKG,
ditujukan untuk mengantisipasi terputusnya media antara BMKG dengan
masyarakat/pemerintah desa. Selain itu pusdalops dapat menjadi sumber acuan
tentang arahan dari Bupati kepada masyarakat.
c. Masyarakat pesisir, sumber peringatan dari masyarakat yang melihat langsung
tanda-tanda alam dimungkinkan dapat dilakukan, tentu dengan memperhatikan
siapakah narasumber yang menyampaikan peringatan, apakah terpercaya atau
tidak. Hal ini perlu ada kesepakatan lebih lanjut di level masyarakat.
2. Media Peringatan
Untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi/peringatan dari sumber terpercaya
maka dibutuhkan media penghubung antara sumber peringatan dengan pemerintah
desa/masyarakat Desa Pesanggaran. Beberpa media yang dapat dipakai antara lain
adalah:
a. Media Nasional: TV Nasional/swasta, radio, dan internet
b. Media Regional (Provinsi/Kabupaten): Handy Talky (HT), sms gateways, TV
Regional, radio komunitas, dan handphone
c. Media Lokal (Desa): Handy Talky (HT), handphone, kentongan, pengeras suara, dll.
3. Mekanisme Diseminasi
Terdapat tiga hal mekanisme diseminasi yang dirumuskan:
a. Pringatan dari BMKG
- BMKG Pusat memberi peringatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara
langsung melaui radio, TV maupun internet (laman wbsite BMKG:
www.bmkg.go.id / media sosial: twitter, facebook, dll)
- BMKG Regional memberi peringatan kepada Camat Pesanggaran, Kepala Desa
Pesanggaran, FPRB Pesanggaran, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Dusun,
dan tokoh masyarakat melalui sms gateways yang nomor-nomornya telah
didaftarkan.
b. Peringatan dan arahan dari Pusdalops / Bupati
- Pusdalops memberi peringatan sekaligus arahan kepada FPRB Pesanggaran
dan Kepala Dusun melalui HT yang dimiliki oleh keduanya.
- Camat Pesanggaran diharapkan mampu mengakses arahan langsung dari
Bupati Banyuwangi yang selanjutnya langsung diteruskan kepada kepala Desa
Pesanggaran.
c. Arahan dari Pemerintah Desa
- Kepala Dusun, FPRB, Babinsa, Babinkamtibmas serta tokoh masyarakat
memberi peringatan dan arahan yang sumbernya dari BMKG dan Pusdalops
Provinsi atau Kabupaten
- Kepala Desa memberi arahan atas perintah Camat atau Bupati.
- Kepala desa dapat memberi arahan langsung ataupun mengkaji secara mandiri
bersama FPRB, Babinsa, Babinkamtibmas, dan kepala dusun perihal diseminasi
mandiri tingkat Desa melalui laporan narasumber (masyarakat) terpercaya yang
telah yakin melihat tanda-tanda potensi tsunami (air surut, suara dentuman, bau
anyir menyengat). Situasi ini dilakukan apabila peringatan ataupun arahan dari
institusi nasional maupun daerah dirasa lambat/tidak sampai dengan segera.
- Narasumber/masyarakat yang telah yakin melihat tanda-tanda potensi tsunami
(air surut, suara dentuman, bau anyir menyengat) harus segera melapor kepada
Kepala Dusun/FPRB/Babinsa/ Babinkamtibmas/Kepala Desa/Tokoh Mayarakat
dan mengabarkan kepada seluruh masyarakat yang dijumpai.
- Peringatan mandiri dari Pemerintah Desa berdasarkan laporan narasumber tadi
ditujukan untuk meyakinkan dam memastikan kepada masyarakat terdampak
untuk mengikuti arahan.
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
KECAMATAN PESANGGARAN
KANTOR KEPALA DESA PESANGGARAN
Jl. Soeprapto No. 74, Banyuwangi Kode Pos. 68488
KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN
NOMOR: 188/ 19/kep/ 424.515.01/ 2014
TENTANG
RENCANA EVAKUASI DESA PESANGGARAN
Menimbang :
1. Bahwa Desa Pesanggaran merupakan wilayah yang memungkinkan berbagai
ancaman bencana yang mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat.
2. Bahwa setiap ancaman yang mengancam warga masyarakat desa Pesanggaran
harus diantisipasi dengan perencanaan yang matang.
3. Bahwa berdasarkan aspirasi masyarakat desa Pesanggaran menginginkan adanya
sistem penanganan korban bencana tsunami yang mapan sangat besar, sehingga
mendorong penyusunan rencana evakuasi Desa Pesanggaran.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010
Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana Nomor 01 Tahun 2012
tentang Pedoman Desa Tangguh
6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 10 Tahun 2012 Tentang
Penanggulangan Bencana;
KEPALA DESA PESANGGARAN
Memutuskan;
Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA DESA PESANGGARAN TENTANG RENCANA
EVAKUASI DESA PESANGGARAN
Pasal 1
Rencana Evakuasi Desa Pesanggaran ini disyahkan menjadi Keputusan Kepala Desa.
Pasal 2
Dokumen Rencana Evakuasi sebagaimana terlampir, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Kepala Desa
Pasal 3
Menugaskan kepada Forum PRB Desa Pesanggaran untuk:
a. Memobilisasi seluruh potensi yang telah terdaftar dalam dokumen rencana evakuasi
dan melakukan pengumpulan sumber daya untuk mengisi kekosongan sumber daya
dalam rencana kontinjensi ini;
b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana evakuasi ini.
Pasal 4
Keputusan Kepala Desa ini berlaku sejak tanggal penetapannya
Ditetapkan di Desa Pesanggaran
Pada tanggal 3 Desember 2014
Kepala Desa Pesanggaran
SULIONO
PERENCANAAN EVAKUASI DESA PESANGGARAN
A. IDENTIFIKASI KELOMPOK RENTAN
No Nama Kondisi Lokasi Rumah
Jalan 3, rumah pertama selatan jalan dari
1 Pak Sunoto Lumpuh total timur
Jalan 3, rumah terakhir dari timur sebelum
2 Angga Lumpuh total gang 2 selatan jalan
Jalan 3, sebelah barat rumah kosong, utara
3 Pak Suyono Cacat fisik mushola
Baris 3, sebelah barat rumah kosong, utara
4 Bu Wagiyem Cacat fisik mushola
Jalan 2, pojok timur, utara jalan
5 Bu Nasiah Cacat fisik Jalan 2, seberang (selatan) balai pertemuan
6 Bu Katemi Tuna netra Jalan 1, utara jalan, rumah ke 18 dari timur
7 Bu Saroni Lumpuh, stroke (jalan lampon)
Jalan 3, selatan jalan, rumah ke 7 dari gang
8 Bu Surati Cacat fisik 2.
Jalan 1, utara jalan, rumah ke 18 dari gang
9 NN (anak P. Cacat mental 3
Jemangin) Cacat mental Jalan 1, utara jalan, rumah ke 17 dari gang
3
10 Bu Sumartin Jalan 1, utara jalan, rumah ke 17 dari gang
3
11 Ridwan Cacat mental Jalan 1, utara jalan, rumah ke 23 dari timur
(jalan lampon)
12 Mbok Rin Lansia Jalan 2, utara jalan, rumah ke 4 dari gang 2.
Jalan 1, utara jalan, rumah ke 19 dari gang
13 Mbok Wasiem Lansia 3
14 Pak Surip Lansia Sebelah barat Puslatpur
Jalan 1, utara jalan, rumah ke 4 dari gang 3
15 Pak Jamari Lansia Sebelah timur jalan Lampon, dekat goa
16 Bu Fasin Lansia Kikik
17 Mbah Duro Cacat mental
B. PETA EVAKUASI PARTISIPATIF
C. TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES)
Tabel Identifikasi Lokasi, Daya Tampung, Sarana dan Prasarana TES
No. Lokasi TES Daya Tampung Sarana Prasarana
SDN 11 1300 jiwa Gedung/ ruang kelas MCK
Pesanggaran)* Halaman sekolah Penerangan
Area parkir Meja dan kursi
Kotak P3K
Air bersih
Tongkat dan tali
Pramuka
Keterangan :
)* SDN 11 Presanggaran bukanlah TES yang utama. TES utama saat ini sedang dalam
perencanaan pembangunan oleh BNPB. Lokasi TES utama berada di sebelah barat laut
SDN 11 Pesanggaran, yang berjarak kurang lebih 50 meter. Halaman SDN 11 di jadikan
sebagai titik kumpul.
D. TEMPAT EVAKUASI AKHIR (TEA)
Tabel Identifikasi Lokasi, Daya Tampung, Sarana dan Prasarana TEA
No. Lokasi TES Daya Sarana Prasarana
Tampung
1. Balai Desa 900 jiwa Pendopo MCk
Pesanggaran Gedung serba guna Air bersih
Halaman Penerangan
Area parkir Meja dan kursi panjang
Mushola Kursi plastik
Ruang Kepala Desa TV
Ruang PKK Komputer
Ruang BPD Printer
Ruang Perpustakaan Sound system
Ruang LINMAS Megaphone
Sekretariat FPRB Peralatan memasak
Tikar
Terpal
2. SDN 5 400 jiwa Gedung/ ruang kelas MCK
Pesanggaran Halaman sekolah Penerangan
Area parkir Meja dan kursi
Ruang UKS Kotak P3K
Tempat tidur pasien
Air bersih
Megaphone
E. SARANA MODA EVAKUASI
No. Moda Jumlah Daya angkut Pemilik
Evakuasi
1. Mobil Pick 5 @ 20 orang 1. P. Yatno
Up 2. P. Lamidi
3. P. Rolis (2 unit)
4. P. Jono
2. Minibus 33 @ 8 orang 1. P. Selat 2. P. Didik
3. P. Wandi 4. P. Slamet
5. P. Wayan 6. P. Dewa
7. P. Sunar 8. P. Riyadi
9. P. Atim 10. P. Sutarno
(2 unit)
11. P. Lamidi 12. P. Miseri
13. P. Zainal A 14. P. Andri
15. P. Giyanto 16. P. Sugiman
17. P. Asmu’in 18. P. Mutaidi
19. P. Dwi Nur C 20. P. Santoso
21. P. Solehan 22. P. Astugi
23. P. Legimin 24. P. Ayang
25. P. Rolis 26. P. Siswadi
27. P. Winardi 28. P. Suwoto
29. P. Samsi 30. P. Dariyanto
31. P. Rimba N 32. P. Idik
33. P. Samsul
3. Motor 1 @ 5 orang P. Rolis
TOSA
F. PERALATAN EVAKUASI
No. Nama Peralatan Jumlah Pemilik
1. Megaphone 3 1. Desa Pesanggaran
2. P. Agus Maryono
2. Telepon seluler Banyak 3. SDN 5 Pesanggaran
3. Jaringan data Banyak Hampir seluruh warga memiliki
Warga Lampon yang memiliki handphone
internet 1 (dapat yang mendukung koneksi data internet
4. Peta evakuasi diperbanyak) FPRB
5. GPS sederhana Banyak Warga Lampon yang memiliki handphone
yang mendukung GPS
6. Tenda pleton 1 Puslatpur Marinir Lampon
7. Parang, cangkul, Banyak Hampir seluruh warga memiliki
sekop, cetok, 20 Warga Lampon
gergaji Banyak Nelayan dan penambang emas Lampon
8. Genset Banyak Warga Lampon
9. Tali tampar plastik
10. Arco/ gerobak Banyak Warga Lampon
dorong
11. Sepatu boat
G. PROSEDUR DAN MEKANISME EVAKUASI DI KAMPUNG BARU (PANTAI LAMPON)
Pembahasan mengenai prosedur dan mekanisme evakuasi masyarakat terpapar di
Pantai Lampon Kampung Baru dibedakan menjadi lima zona evakuasi. Pembagian tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan dan operasi evakuasi secara detail sesuai
wilayah. Selain itu pembagian tersebut juga bertujuan untuk mengkhususkan pelaku evakuasi
terhadap anggota kelompok rentan. Adapun pembagian kelima zona dapat dilihat pada peta
partisipatif evakuasi.
Prosedur dan mekanisme evakuasi untuk ancaman tsunami disusun berdasarkan zona
wilayah terpapar (seperti yang terlihat dalam peta), dengan menjawab pertanyaan inti yakni:
1. Bagaimanakah cara evakuasi dan moda transportasi apakah yang dipakai?
2. Jalur manakah yang dipilih untuk evakuasi dengan mempertimbangkan waktu kondisi
medan?
3. Bagaimanakah strategi khusus untuk evakuasi kelompok rentan?
4. Berapakah estimasi waktu tercepat yang dibutuhkan untuk evakuasi?
Jawaban dari keempat pertanyaan tersebut tertuang dalam prosedur evakuasi berikut ini.
PROSEDUR EVAKUASI TSUNAMI DESA PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI
1. Apabila Anda merasakan gempabumi dan sedang berada di dalam ruangan:
a. Lindungi kepala dan berlindunglah di bawah meja atau benda lain yang kuat;
b. Hindari kaca atau benda-benda yang menggantung; dan
c. Segera keluar dan menjauhi bangunan atau pohon tinggi menuju tempat terbuka.
2. Apabila Anda berada di pantai atau di bantaran sungai, jauhi pantai atau bantaran sungai
untuk menuju tempat yang tinggi atau menuju TES (Tempat Evakuasi Sementara)
mengikuti rambu-rambu evakuasi;
3. Dengarkan informasi dan himbauan resmi dari pihak berwenang melalui pengeras suara/
sirine/ kentongan dan ikuti arahan yang diberikan.
4. Apabila mendengarkan sirine/ kentongan berbunyi selama 3 menit segera lakukan
evakuasi diri.
5. Himbauan saat evakuasi:
a. Selamatkan diri dengan mulai mengevakuasi diri sendiri menuju tempat yang aman;
b. Ikutilah rambu-rambu evakuasi sepanjang jalan menuju TES (Tempat Evakuasi
Sementara) atau TEA (Tempat Evakuasi Akhir);
c. Bantulah warga di dekat Anda (terutama kelompok rentan) yang membutuhkan
pertolongan;
d. Lakukan evakuasi dengan berjalan kaki/ naik motor/ naik mobil menuju TES atau TEA
yang sudah ditentukan melalui jalur evakuasi;
e. Jangan mencoba mencari anak, istri, suami, saudara, atau teman Anda;
f. Bawalah barang-barang paling berharga saja (ijazah, surat nikah, akta kelahiran, akta
tanah/rumah, buku tabungan, uang dan perhiasan);
g. Jangan membawa benda berat atau hewan ternak;
h. Matikan arus listrik dan kompor/ tungku lalu tinggalkan rumah dalam keadaan terkunci;
i. Ikuti arahan petugas evakuasi di lapangan (TRC, Polisi, TNI).
6. Jika Anda berada di Zona 1 (kawasan Pos Puslatpur Marinir Lampon)
a. Lakukan evakuasi diri menggunakan sepeda motor melalui jalan setapak di belakang
Pos Puslatpur Marinir. Jalan tersebut menuju daratan yang lebih tinggi (elevasi rata-rata
7m dpl) dan terhubung dengan Jalan 3).
b. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TES (SDN 11 Pesanggaran)
c. Lakukan evakuasi terhadap Mbah Jamari dan istri (kelompok rentan) dengan
menggunakan motor.
d. Estimasi waktu menuju TES kurang lebih 7 menit dengan mengendarai sepeda motor.
7. Jika Anda berada di Zona II
a. Lakukan evakuasi diri menggunakan sepeda motor melalui Gg. 4 ke arah utara. Jalan
tersebut menuju daratan yang lebih tinggi (elevasi rata-rata 8m dpl) dan terhubung
dengan Jalan 3).
b. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TES (SDN 11 Pesanggaran)
c. Lakukan evakuasi terhadap NN (anak P. Jemangin), Bu Sumartin, Ridwan, Mbah Surip
dan Bu Fasin (kelompok rentan) dengan menggunakan mobil menuju TEA dengan
mengikuti rambu-rambu evakuasi melalui Jalan 1 (ke arah timur) lalu ke arah utara
melewati jalan utama Pantai Lampon.
d. Estimasi waktu menuju TEA kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki.
8. Jika Anda berada di Zona III
a. Lakukan evakuasi diri menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki melalui Gg. 2, 3
maupun 4 ke arah utara, pilih gang yang terdekat dengan rumah Anda. Jalan tersebut
menuju daratan yang lebih tinggi (elevasi rata-rata 8m dpl) dan terhubung dengan Jalan
3).
b. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TES (SDN 11 Pesanggaran).
c. Lakukan evakuasi terhadap P. Suyono, B. Wagiyem, B. Katemi, B. Surati, B. Wasiyem
dan P. Tugiyono (kelompok rentan) dengan menggunakan mobil menuju TEA dengan
mengikuti rambu-rambu evakuasi melalui Jalan 1 (ke arah timur) lalu ke arah utara
melewati jalan utama Pantai Lampon.
d. Estimasi waktu menuju TEA kurang lebih 5-7 menit dengan berjalan kaki, dan 4 menit
dengan sepeda motor.
9. Jika Anda berada di Zona IV
a. Lakukan evakuasi diri menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki melalui Gg. 1 dan
2 ke arah utara, pilih gang yang terdekat dengan rumah Anda. Jalan tersebut menuju
daratan yang lebih tinggi (elevasi rata-rata 8m dpl) dan terhubung dengan Jalan 3).
b. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TES (SDN 11 Pesanggaran).
c. Lakukan evakuasi terhadap P. Sunoto, Angga, dan B. Nasiah (kelompok rentan) dengan
menggunakan mobil menuju TEA dengan mengikuti rambu-rambu evakuasi melalui
Jalan 1 (ke arah timur) lalu ke arah utara melewati jalan utama Pantai Lampon.
d. Estimasi waktu menuju TEA kurang lebih 2-5 menit dengan berjalan kaki, dan 2 menit
dengan sepeda motor.
10. Jika Anda berada di Zona V
a. Lakukan evakuasi diri dengan berjalan kaki melalui Gg. 1 ke arah utara, jalan tersebut
menuju daratan yang lebih tinggi (elevasi rata-rata 8m dpl) dan terhubung dengan Jalan
3 menuju TES, atau evakuasi diri menggunakan sepeda motor ke arah timur langsung
menuju TEA.
b. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TES (SDN 11 Pesanggaran).
c. Ikuti rambu-rambu evakuasi di sepanjang jalan menuju TEA (Balai Desa Pesanggaran).
d. Lakukan evakuasi terhadap B. Saroni, Mbok Rin dan Mbah Duro (kelompok rentan)
dengan menggunakan mobil menuju TEA dengan mengikuti rambu-rambu evakuasi
melalui Jalan 1 (ke arah timur) lalu ke arah utara melewati jalan utama Pantai Lampon
menuju TEA (Balai Desa Pesanggaran).
e. Estimasi waktu menuju TES kurang lebih 2-5 menit dengan berjalan kaki.
f. Estimasi waktu menuju TEA kurang lebih 15 menit dengan mobil.
11. Apabila telah berada di Titik kumpul / TES (SDN 11 Pesanggaran) segera lakukan evakuasi
diri secara berjalan menuju arah utara sampai ke Puthukan, untuk diangkut secara
berkelompok dan bertahap oleh mobil warga yang telah bersiaga di sana menuju TEA
(Balai Desa Pesanggaran). Dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk evakuasi
dengan mobil dari Puthukan ke TEA.
H. STRUKTUR KENDALI EVAKUASI
Otoritas pengendalian evakuasi Desa Pesanggaran dilakukan oleh Tim Rekasi Cepat
(TRC) dan Organisasi Tanggap Darurat (ICS) tingkat Desa. Apabila level bencana ditetapkan
pada level kabupaten, provinsi, atau nasional maka TRC dan ICS Desa Pesanggaran
berkoordinasi atau bergabung bersama tim TRC dan ICS kabupaten, provinsi, atau nasional.
Berikut ini adalah struktur Tim Rekasi Cepat (TRC) dan Organisasi Tanggap Darurat (ICS)
Desa Pesanggaran yang siap diaktifkan saat status tanggap darurat ditetapkan.
Struktur Organisasi Tanggap Darurat (ICS) Desa Pesanggaran
Komandan dan Wakil
Kepala Desa Pesanggaran dan
Babinkamtibmas
Sekretariat Perwakilan
lembaga
Sekretaris dan Bid.
Pendataan FPRB Sekretaris Desa
Humas Keamanan dan
Keselamatan
Bidang Informasi dan
Komunikasi FPRB Anggota LINMAS
Perancanaan Operasi Logistik & Admin-Keuangan
Peralatan
Bid. Pendidikan Bid. Dapur Umum, Bendahara, Bid.
dan Pelatihan FPRB Kesehatan, dan Bid. Advokasi dan Usaha Dana FPRB
Koor. Dusun FPRB
Lingkungan Hidup FPRB
Struktur tersebut adalah bentuk metamorfosis dari Forum PRB, artinya bidang-bidang yang ada
dalam FPRB dioptimalkan untuk berbagai peran dalam Organisasi Tanggap Darurat sesuai
keahlian bidang tersebut.
Struktur Tim Reaksi Cepat (TRC) Desa Pesanggaran
Komandan Wakil
Komandan
Babinsa dan Co. Relawan
Tim Pencari Tim Penolong Evakuasi
Tim ahli Pencari dari Tim ahli Penolong dari Tim ahli Evakuasi dari
Relawan, LINMAS, Relawan, LINMAS, Relawan, LINMAS,
kesehatan, dll kesehatan dll kesehatan dll