The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Antologi puisi ini memuat 154 Penyair Indonesia dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Literasi Jember

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by lubetarestengah, 2022-11-18 03:05:29

Upacara Tanah Puisi

Antologi puisi ini memuat 154 Penyair Indonesia dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Literasi Jember

Keywords: Antologi Puisi

Slamet Suryadi
DI PESISIR PANTAI
Di bibir pantai, ombak laut mengalun tenang
Menghantarkan kepiting dan kumang-kumang bernyanyi
riang
Menyambut kehangatan senyum mentari
Dibelai lembut desir angin yang menyejukkan
Di sini, aku merindukan jejak langkahmu
Yang mungkin masih membekas di pesisir pasir pantai
Namun, jejakmu telah tergerus
Terhapus arus ombak laut
Kini, masih kudengar suaramu
Lewat debur ombak yang membisikkan sebuah harapan
Esok nanti, biduk kerinduan berlabuh di pesisir pantai ini
Indramayu, 25 Juni 2022

Upacara Tanah Puisi | 123

Suhandayana
TERPERANGKAP SEBUAH KATA

sudah berapa jiwa menyelinap
dalam kata-kata yang aku-kau pilin
menjalin hiasan surga dunia batin
sejak itu, kata-kata mewenang di benak
telah tajam meruncing ke lubuk-lubuk makna
mengikat pengertian lewat simbol-simbol
aneka samaran melucuti pribadi ambigu

sudah lama sebuah makna mengendap-endap
siap menerkam bahkan melukai pandangan
tentang dunia sunyi tanpa kata --sunialoka

pada daftar pencarian orang (-dungu)
tersisip namamu atau namamu dalam huruf kapital
terancam bunuh jika kita berhenti berkata-kata

sejenak aku-kau beringsut terdiam
seketika itu juga aku-kau tertawan
serasa mendesak mengkata kuat-kuat: "tuhan!"

(tuhan tetap mendengar percikan lidahmu
tanpa pernah menjawabmu dengan grafis maupun lafaz)

AKUNDAstudio, Juli 2022

124 | Masyarakat Literasi Jember

Suheri Simoen
PEREMPUAN PILU 4
(Bagi wanita dalam majiku)

Telah ditanamnya segala puspa yang ia petik dari rasa
keperempuannya
Hingga warna-warni bunga di taman rumah wanginya
lembut harumi sepanjang tiga dasa
Oh perempuan pilu
Surgamu membius burung-burung nazar sampai terbang ia
mencari sisa
Padahal tembang apa lagi yang tak kau nyanyikan
Liuk tari mana lagi yang tak kau ibingkan
Telah dikecupnya semua sakit perh laknat khianat yang
mengharu biru laksana ilalang terbakar
Terbangkan burung-burung kasih dari dadanya
Dari tepi hingga dasar hati berjajar luka
Oh perempuan pilu
Air matamu telah tandas sejak isak terakhir adalah darah
menjelma tuba trauma
Ombak mana lagi yang tak kau deburi Jurang mana lagi
yang tak kau tapaki
Telah disimpannya rahasia di gelap malam
Namun kala berjalan ia di pematang peladang pembawa
rumput berdiri kaku dari sebrang
Senyummnya jujur mengabarkan hujan

Sukadana, 18 November 2021

Upacara Tanah Puisi | 125

Sukardi Wahyudi
JEJAK NEGERI LEGENDA

Rasanya baru kemaren Barus
layar bertualang membelah samudra mencari arah
datang menata gelisah bersadar melepas jangkar
merebahkan lelah pada bibir pantai
mengukir nama di punggung bukit berangin lembut
agar terbaca anak nusantara yang mulai alpa.

Khalifah meronda sepi
mengutus merpati yang setia janji
menyampaikan salam rindu semenajung
pada gunung kampar yang gembur
pada menyan menyeka rasa
dan belantara berkerudung wanginya embun
agar cinta terjaga usia.

Saudagar bermacam warna menyusuri jejak
kilau besi mulia yang berlimpah
menancapkan peradaban di liuk lekuk batu tua
untuk di eja yang tak bisa membaca
bahwa jaya mu dulu pernah ada.

Rasanya baru kemaren
berabad-abad menghitung waktu, mencari tuah mu.

###Kukar, 05072022.

126 | Masyarakat Literasi Jember

Sukma Putra Permana
KEHIDUPAN PAGI DI SEPANJANG NEGERI
BANTARAN KALI
Santai kehidupan pagi di sepanjang negeri bantaran kali.
Bangun tidur berhimpitan di rumah sempit berdinding
papan tipis. Ibu-ibu ceria bercengkerama turun ke kali.
Berendam di air lalu mencuci pakaian sambil pipis.
Membasuh segala borok kebusukan diri. Berdarah
bernanah dipandang jijik bagaikan najis. Anak-anak kecil
berenang di air limbah dari hulu keruh sekali. Bercanda
tertelan air tai lalu tertawa meringis.
Ah, bahagianya kehidupan pagi di sepanjang negeri
bantaran kali. Membuat haru yang memandang hingga
sampai menangis.
Juni 2022

Upacara Tanah Puisi | 127

Sulistyo
DAGING KURBAN
Aku mengantri daging kurban di lapangan, keringat
berleleran, kaki kesemutan, kepala terpanggang siang.
Lelah dan lapar, tapi nikmatnya daging kurban selalu
terbayang. Untuk anak istri setahun sekali mengecap
makanan surgawi. Makanan raja-raja negeri ini. Alangkah
sedapnya!
Istriku pasti histeris saat kupulang menenteng daging tanpa
tulang. Anakku pasti meloncat kegirangan setelah setahun
hanya berlauk oncom dan sayur bayam. Aku tersenyum
penuh kemenangan, bak koruptor yang menepuk dada
jumawa karena terlepas dari segala tuntutan.
Hari ini akulah sang pemenang. Kebahagiaan mendekap
sekantung plastik penuh keberkahan. Makan daging yang
tiap malam hanya penghias mimpi, akan menjadi
kenyataan dan terhidang di depan piring nasi.
Mulya Asri, 11 Juli 2022

128 | Masyarakat Literasi Jember

Sunardi
APLIKASI DAN HATI
Menyuara bukan bangun menggeliat
Kadang mengusik tapi menggigit
Teknologi bukan Tekanan Nongol Lagi
Rakyat punya harga diri
Lihat bagi dia yang punya hati
Minyak memang bukan air berlebih
Gas bukan pula angin yang bebas
Tapi rakyat butuh bernapas
Agar dunia terlihat jelas
Aplikasi punya proporsi
Harus diinstal agar mudah dipahami
Dibuka dan digulir
Pilih dan dipilih
Jika mampu maka didapatkan
Dengan memindai kode tertanam
Walau hati kadang tak ikhlas
Inilah negeri dengan teknologi

Upacara Tanah Puisi | 129

Suni Abdul Salam
ANGIN

Menyapu mayapada membersamai yang hidup
Kadang kering dan dingin gelagat musim hendak berganti
Adakalanya silir-semilir pun bergemuruh
Mewakili perasaan alam agar jadi pelajaran.

Bagi yang mampu mencerap bahasa alam
Boleh mengambil hikmah kehidupan
Bagi yang mengabaikan cukuplah bencana yang
mengingatkan
Kemudian pasrah pada keadaan.

Semilirnya membiarkan laut tetap tenang
Memaksa daun bercerai dari rantingnya
Badai menjadikannya bergelombang
Memaksa laut bergejolak

Jika sudah begini bukan medan yang terlalu berat
Tapi perhitungan yang tidak tepat
Bukan pula musim yang tidak bersahabat
Tapi diri yang tidak siap.

Bangkalan, April 2021.

130 | Masyarakat Literasi Jember

Sus S. Hardjono
SPORA
di ujung runjung
ujung tangkai menggembung
aku - spora - di dalamnya
melayang layang di udara
- kau --aku --
hanya spora yang terbuka
lalu meruap hilang pada udara
bunga bunga sangat sedih layu dan mati
"kami semua merindukan "
kirimkan aku mendaki
di atas pelangi
ke Sang Roh
Sang Roh "petiklah sebanyak yang kamu bisa !"
di atas puncak gunung Oobi-Oobi
"bawalah kembali kami ke bumi !"
Sragen, 2022

Upacara Tanah Puisi | 131

Sutrisno Subagio
RIAK GAWAI

Riak gawai menerjang generasi
Bagaikan gelombang tsunami
Menjalar ke daratan jiwa merusak adaptasi
Porak-poranda binasa dalam hati
Tak berfungsi bagaikan mati suri

Bergeraklah tangan-tangan generasi
Jemarinya berselancar tiap hari di keyboard gawai
Menjelajah dunia maya penuh ilusi
Waktu terbuang sia-sia sampai lupa diri
Apalagi mendekatkan diri pada Sang Illahi

Tangannya menari-nari diatas gawai
Dari pagi sampai malam hari
Menjelajah dunia maya penuh ilusi
Mencari konten pengumbar nafsu birahi
Yang bisa menimbulkan tragedi
Akhinya terjerumus dalam bui

Bijaklah dalam menggunakan gawai
Telusuri konten yang bisa membahagiakan hati
Kalau berkomen pakai etika tinggi
Taburkan kebajikan yang bisa menyejukkan hati
Agar keharmonisan di dunia maya tetap terjalin rapi

132 | Masyarakat Literasi Jember

Suyitno Ethex
KENANGAN SAAT DI PANTAI KUTA
Aku berjongkok melihat orang-orang
di tepi lautan yang sedang bermain
menghindari ombak yang datang
Setiap ombak yang datang mencium pantai
menegur kaki mereka yang sedang di tepi pantai
Saat di pantai kuta, senja hari
mendung menggelantung
Di antara orang-orang, sedang memandang lautan
aku berjongkok seraya cari diksi
tentang cinta yang tak pernah usai
yang selalu mengikuti
ke mana kaki langkah pergi
Pantai kuta, sebuah kenangan tersendiri
yang menciptakan cemburu ingin kembali
datang berkunjung menikmati
keindahan pantai
10-6-2022

Upacara Tanah Puisi | 133

T. Reza Muhammad
MENANTIKAN PANAS
Siang ini ada yang menantikan panas
Beberapa anak yang terpanggil
Berlari mengejar harapan
Sayang kenangan hanyalah tinggal kenangan
Jawaban itu menyekat semangatku
Terlalu lama kutunggu daya khayal itu
Entahpun terjadi pengulangan
Ronta!
Di mana arwah para leluhur yang katanya
Menghormati tradisi kutemukan?
Agar dunia ini jangan terlalu terbalik
Agar dunia ini jangan yang tidak-tidak
Menanti panas
Sampai kau datang!
Subulussalam, 13 April 2022

134 | Masyarakat Literasi Jember

Thomas Sutasman
PERCAKAPAN (1)
Anakku merengek
meminta pisau tajam
yang baru saja diasah
pada wungkal berlapis kaca.
"Untuk apa nak?‖, tanyaku menelisik.
"Untuk mengiris asa
yang lama ku tunggu ", jawabnya.
Sang mata pisau
terbelalak keheranan
diam menunggu petang
yang beralih malam.
Cilacap, Juli 2022
Wungkal = batu untuk mengasah pisau

Upacara Tanah Puisi | 135

Tpm Siddiq
LAMAN KENANG
Kuasa semesta jua merancang serambi alam temu
Ingsut waktu merambat setia capai titik tuju
Menuntun tuk menyibak ulang laman tajuk lama
Helai kisah jelmakan paras istimewa di hadapan mata
Kembali menyimak kenang kasihmu tersia-sia
Menyisa sesal sepanjang hayat kutuki keakuan diri
Hantaran cinta tulus murni tega kubalas hidangan nyeri
Sehingga bila pun takkan mampu rebahkan hati
Seumpama kata hibah kemaafan belum terpenuhi
Tuk menebus rasa bersalah yang dahulu pernah kuberi
Kepri, 17 Juli 2022

136 | Masyarakat Literasi Jember

Tri Wulaning Purnami
PEREMPUAN MATAHARI

geliat hutan pinus pada pukul enam pagi
matahari terkantuk dijaring rimbun dedaunan
tak hirau tungkai tua naiki bebatuan mimpi
tinggalkan gerobak rezeki bawah pokok

ketika deru kuda pertamax teriak arogan
keringatnya basahi tubuh terbalut lusuh
asin menguar pada debu menimpa asa
di pundak yang makin legam dibakar terik

bayangan buyung terbaring pada balai-balai
perempuan meninju mentari makin bara
kepal tekad di ujung buku-buku jemari
mencari rempah kasih penawar gering bujang

berteman lembayung perempuan matahari
berlari turuni injak-injak pulang
bawa cahaya rindu bocah sematamata
kepingkeping kehangatan dibawanya pulang
: untuk bocah

Malang, 16 Juli 2022

Upacara Tanah Puisi | 137

Uun Purnasih
KISAH ASMARA LARANTUKA*)

Gemercik air di sela nyanyian dedaunan
Mengalun manis menyelusup relung rindu
Anganku menjejaki pasir putih _Watotena_
Melukis sisa kenangan di celah gugusan karang
Aku yang dulu terdiam kini kembali terdiam

Merengkuhmu dalam pelukan tanpa rasa
Sebab darahku mengalir berbalik arah
Membuncah menggenangi lorong hati
Menyumbat urat nadi melumpuhkan saraf
Naluri dicinta yang berulang karam

Sepuluh jariku menggenggam pena
Menyapukan tinta mengukir untaian kata
Menyibak tabir gelap sandiwara serupa
Rahasia kisah _danau Asmara Larantuka_
Yang selamanya akan terus menyisakan tanya

Kepada laut, camar, elang, ombak,
dan gemuruhnya

150722
*) Asmara nama danau di Larantuka Flores Timur

138 | Masyarakat Literasi Jember

Vito Prasetyo
AROMA KATA
: untuk Chairil Anwar
pelaminan kata adalah aroma cemas
tertuang dalam bunga mimpi
layu, ketika air tak menghampirinya
adalah kata-kata serupa suluk kitab
tertuang dalam bait-bait sajak
untuk menghidupkan kembali aromanya
meski harus mengarungi seribu tahun
diam dan bisu di telatah angin
Malang, 2022

Upacara Tanah Puisi | 139

Wahyu Agustin
NYANYIAN LEMBAH
Aku ingin tinggal di lembah
Tak apa tak banyak angin seperti di sana
Sebab untuk sampai
Sungguh melemahkan tungkai
Tak jua lautan
Letih sudah digulung ombak berkali-kali
Biar, biarlah di lembah
Jika pun sendiri
Sungguh tak apa
Sebab janji
Terlampau nyeri dipikul sendiri
Dan cinta
Gagal kumaknai indah
Sidoarjo, 18 Juli 2022

140 | Masyarakat Literasi Jember

Warsono Abi Azzam
DANDELION
mendaki bukit sunyi kala senja beranjak
setapak beronak tak jeda menanjak
pada setiap tapak jelas tercetak jejak
semak perdu pun lindap tersibak
nyaris luput dari kelebat pandang
serumpun dandelion meliuk pelan
merelakan angin yang sibuk mempermainkan
semburat kuning putih menguar berhamburan
sejenak kuhentikan langkah
pesona dandelion mengajak istirah
meski sejatinya jauh dari kata indah
dari mawar atau edelweis yang menyejarah
pada mahkotanya yang nampak lemah
tersirat kilasan gundah yang meresah
terkenang si diaku di tempat bernama entah
hingga sepenggal sajak lara purna terdedah

Cilacap, 2022

Upacara Tanah Puisi | 141

Wasto Pujawiatna
TATAR SUNDA KINI

Tatar Sunda tanah para budayawan, seniman, dan politikus
di panggung negeri yang subur makmur. Tatar Sunda tanah
yang ditinggali jejak para pahlawan dan pejuang pendiri
bangsa. Soekarno meninggalkan jejak perjuangan di Tatar
Sunda hingga mempersatukan benua Asia dan Afrika. Satu
penderitaan dan perjuangan dari genggaman kolonial
eropa.

Masihkah Tatar Sunda menyimpan harapan bagi generasi
muda. Masihkah Tatar Sunda dicintai oleh para pemimpin-
pemimpin serta tokoh negeri ini. Tatar Sunda kini bagaikan
madu. Ya bagaikan madu bagi semua orang, semua orang
ingin mengadu nasib di Tatar Sunda. Karena keindahan
alamnya, keramahtamahan orang-orangnya. Gunung-
gunung saling memegang erat dengan jemari-jemarinya.
Hutan lembah memandang orang-orang lalu lalang nun
jauh di sana.

Sungai mengalir dan gemericik air mengucapkan selamat
datang pada pak tani menambah suasana damai Prabu
Siliwangi tersenyum bahagia memandang dari alam sana
anak cucunya hidup tentram dengan para pendatang
walaupun berbeda kepercayaan dan suku bangsa. Tatar
Sunda menyimpan kedamaian. Tatar Sunda memegang
teguh kedamaian dan rasa saling berpeganan erat. Semoga
sepuluh, dua puluh, sampai seribu tahun lagi di Tatar
Sunda tetap ada rasa saling memiliki, mengayomi, tidak
menghina apalagi pertumpahan darah.

Bekasi, 4 Juli 2022

142 | Masyarakat Literasi Jember

Wawan Kondo
MENGENANG MASA KECILKU

masa kecilku adalah monster sore
di antara gedung pencakar
tiang sutet ambruk
listrik menyembur seperti kembang api
gedung bertingkat remuk
lalu muncul seorang pahlawan super
entah siapa namanya
dan esoknya semua rapi kembali

masa kecilku adalah negeriku hari ini
maling-maling keluar seperti nyamuk
di awal musim hujan
satu nguang-nguing di kuping
sementara sepuluh lainnya mencuri darah
dari depan belakang dan samping
lalu kabur dan bersembunyi
di sela-sela celana yang bau pesing
lalu muncul seorang pahlawan super
entah siapa namanya
dan esoknya semua rapi kembali
dan maling jadi pangling lalu menghilang

2022

Upacara Tanah Puisi | 143

Winar Ramelan
RIMPANG LENGKUAS
Tunas lengkuas aku benamkan
Setelah tanah kugali, kugemburkan di setiap sisi
Rimpang ini akan berbiak setelah akar melata
Menembus tanah di sekelilingnya
Dengan sulurnya yang rapuh
Namun tidak bagi semangatnya untuk hidup dan tumbuh
Aku tidak sedang menyiapkan siasat untuk di kemudian
hari
Dengan menanam rimpang lengkuas hari ini
Ketika hidangan kutata di meja makan
Tentulah daging rendang yang sesungguhnya
Bukan geprekan lengkuas yang sering dibanyolkan orang-
orang
Aku bukan tukang sulap
Dengan bimsalabim lengkuas menjadi daging
Tetapi aku memang butuh aromatik agar masakanku
semakin menarik

144 | Masyarakat Literasi Jember

Wirja Taufan
SEPERTI YANG KAU INGINKAN
Seperti yang kau inginkan
Aku berusaha terbang di mana angin tak bisa
menangkapku. Mencapai puncak ciumanmu
Menari dengan jam kosong yang berputar-putar
Aku belum mati, aku masih hidup dalam desah
nafasmu. Di labirin dan misteri penuh auroramu
Sajak-sajakku berenang di kedua matamu
Seperti yang kau inginkan
Aku terus melangkah ketika kematian
mengejar semua jejak kakiku
Berlindung dengan bunga dan daun-daun

Medan, 2022

Upacara Tanah Puisi | 145

Wisnu Pamungkas
KUNANG-KUNANG SUMBA
Kalau saja aku terlahir kembali ke dunia,
aku akan memilih lahir di Sumba,
di padang hijau paling rumput,
biru paling langit yang memelihara kuda-kuda
Kalau saja aku terlahir kembali ke dunia,
aku akan memilih menjadi kunang-kunang saja,
menggelantang bersama bintang-bintang
merapal hamayang1, menggembalakan cahaya bulan
dari savana ke savana
Kalau saja aku terlahir kembali ke dunia,
biarlah aku menjadi penjaga gunung,
batu-batu keranda dan gua-gua
yang menunggang kerbau jantan dari senja ke senja
Kalau saja aku terlahir kembali ke dunia,
aku akan memilih lahir di Sumba
Meurumba, 23 April 2016

1 Adalah ritual atau upacara pemujaan terhada para Marapu.

146 | Masyarakat Literasi Jember

Y.P.B.Wiratmoko
PANTAI KUTA
(Diuntai dalam Tembang Asmaradana)

Di sepanjang Pantai Kuta
Banyak wisatawan asing
Bali kebanggaan kita
Wisata indah dan permai
Sanjungan para turis
Tempat nyaman untuk berjemur
Juga saling bercanda
Seorang dengan yang lain
Sungguh indah menyatu dengan semesta
.
Pantai nan berombak tenang
Tiap hari tanpa sepi
Selalu ada turis datang
Canda-tawa tiap hari
Tempat memanja diri
Hangat rona surya agung
Terhampar dan terbuka
Pandangan indah di pantai
Pesonanya ngendap lama tak terlupa

/ 19 Juli 2022

Upacara Tanah Puisi | 147

Yahya Andi Saputra
RINDU SEPEKAT KOPI

Jika rindu ngamuk bagai kobar api
Kusiapkan teko penuh air mendidih
Menyeduh pekat Arabika kesukaanmu
Sehingga mencairkan gumpal sendu
Menyulut kenangan yang dulu-dulu
Jernih harumnya membakar waktu

Jika kamu kehilangan jalan cinta
Atau lupa tempat menambat rindu
Kusiapkan titik-titik temu untukmu
Menyambung semua ikatan sukacita
Memasang lampu ingatan
Sebab kutahu kau butuh setia

Jika rindu diobati pekat kopi
Tentu aku ingin rasa murni
Rasa sejati sepanjang hari
Meremas-remas gairah hati
Lalu membakar sekujur mimpi
Kau tahu pekat kopi yang pasti

Jakarta, 15.07.2022

148 | Masyarakat Literasi Jember

Yin Ude
TAMAN KOTA TENGAH HARI
Di taman kota, masih sempat kuberdiri di sela pohonan tepi
desa, dan hati rubuh dihempas silir kenangan. Deru gaduh
tengah hari menyeret kembali
Ada pohonan beton, pohonan logam yang sudah harus
kutegakkan, untuk menopang langit-langit yang kau tahu,
biru, lapang menampung matahari dan bintang
Akar tunggangnya pun harus terus kuhujamkan ke kepala
dan dada, agar tak ada hari yang goyah, jam yang goyah,
menit yang goyah, sementara kota memutar jarum detik
serupa baling-baling
Kapal-kapalan kesadaran beterbangan di udara tengah hari,
melekati terik dan lengket peluh anak-anak pengamen yang
teguh di panas lampu merah.
Rasanya aku jatuh, menukik deras, terhempas sendiri.

Upacara Tanah Puisi | 149

Yoannes Bowo
PUING
Malam membawa langgam
Dalam kerik belalang
Dan jangkrik di antara lalang
Bulan di belakang awan
Menyimpan senyum madu
Dalam bayang kenangan dan semu
Di bawah pendar mata berbinar
Rindu meredup
Seiring cahaya menguncup
Mimpi berpaling
Terpelanting berdenting
puing
Cikupa 16/05/2022

150 | Masyarakat Literasi Jember

Yuliani Kumudaswari
DI WAECICU MATAHARI TERBIT
debur ombak lirih bersama hembusan angin
pecah di lembut pasir putih sepanjang pesisir
sepasang pohon kelapa condong ke arah air
pelepahnya berayun bergemerisik meninabobokan
lalu pijar itu mulai memerahkan ufuk
bias jingga yang perlahan memancar di antara pulau
dan perahu-perahu putih kemilau yang berayun
di air dangkal memantulkan koral sewarna pelangi
di Waecicu aku mulai lupa arah pulang
terpesona keindahan surgawi yang memerangkap hati
berimaji seakan diriku serupa Robinson Crusoe
yang terdampar dan menetap di pulau seindah ini
matahari meninggi jejak bayang menciut
pasir putih menghujam bola matamu dalam kilau
kapal-kapal berlayar di antara gugus pulau
serupa lukisan yang terperangkap di sebuah kartu pos
Labuan Bajo, 2022

Upacara Tanah Puisi | 151

Zabidi Yakub
KE LUAR JENDELA
Sopir truk menantang angin di luar jendela
Asap rokok yang terjebak dalam mulutnya
Sekuat tenaga ia embuskan ke luar jendela
Angin menangkis, asap menampar mukanya
Angin pantura, angin dari pesisir Laut Jawa
Semua sopir paham betul perangainya
Antara semilir lembut dan kencang mendera
Seakan sengaja mengajak mereka bercanda
Sopir truk membuang muka ke luar jendela
Asap rokok yang terjebak dalam mulutnya
Sepenuh tenaga berusaha ia lepaskan
Begitu terlepas, asap pecah berantakan
Ke luar jendela, sebagian asap lekas pergi
Sebagian berpusar di dalam ruang kemudi
Sejenak berpilinan begitu diembuskan
enggan berpisah, senang dibawa berjalan

Kemiling Permai, 13/10/2021

152 | Masyarakat Literasi Jember

Zaini Dawa
MASAKAN IBU PERTIWI

Ibu pertiwi tersenyum tua. Memasak di dapur untuk anak-
anak yang hendak pulang kerja.

Cucur keringat beraroma cinta. Menghidangkan cita rasa
sepenuh jiwa. Yang mulia berdasi datang petantang-
petenteng. Duduk di kursi bersama rekan seprofesi. Lalu
menyantap dengan rakus solah kematian akan menjemput
esok hari

Ibu pertiwi mengigit jari. Melihat perjamuan berakhir
tanpa menyisakan sepotong terima kasih. Bahkan beberapa
cawan yang berisi madu pun masuk ke dalam rangsel lalu
tergesa pergi tanpa geming

Ibu pertiwi tersenyum tua. Memaksa diri untuk memasak
lagi ntuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah
dasar. Kali ini masakannya tidak sesedap tadi. Karena
peluh keringatnya sudah hampir habis menguap

Aku anak bungsumu ingin terbahak, ibu. Sepuas raga
menganga lepaskan tawa; ini lucu. Mereka tuan berdasi
pasti memvonis aku gila. Padahal hanya tergelitik tingkah
mereka yang menghabiskan makanan hingga tulang-
tulangnya tak tersisa.

Ibu pertiwi. Anjing dan kucingmu kurus sekali. Mereka
kurang vitamin dan gizi. Makanannya dijarah setiap hari
Oleh si sulung yang suka makan argumentasi

Sumenep, 19 Juni 2022

Upacara Tanah Puisi | 153

Zham Sastera
YANG LEKAT DI BATU-BATU

aku menyusun barisan kenang dari setiap jarak
yang tumbuh dari sepilihan jejakjejak segurat nasib
memilahmilah ingatan agar tak lebur terkikis purna
lalu berbisiklah pada diri tentang segenggam hari
kering pun basah dedaunan menghempas pada
loronglorong sunyi dengan tariantarian kertas putih
perlahan kusam lekang hilang penyatuan
potret diri pada bingkai kekaca
renung dengan warna memar di lesung pipi
tak rela jika tatapan itu perlahan gelap tenggelam
kesekian aku ingin bersuara sekeraskerasnya
pada laut dengan hempas debur gelombang
jalanjalan dengan segala liuknya
sungai dengan gemuruh riuh perdebatan
hutanhutan dengan segala apa yang menganga belantara
kini akan kuhadirkan seutas bahagia dalam terkam
belenggu
mengajari diri dengan isyarat keabadian
memahat aku di dinding batu, menyerahkan pada yang satu

Banten, 2022

154 | Masyarakat Literasi Jember

Upacara Tanah Puisi | 155

Biografi

154 Penyair Indonesia

156 | Masyarakat Literasi Jember

A. Machyoedin Hamamsoeri: Lahir 17 Juli di Jakarta, mulai
menulis sejak tahun 1970-an, antara tahun 1970-1980-an. Sajak-
sajaknya sering dimuat di beberapa mass media. Pernah
memenangi Lomba Cipta Puisi di Radio Trisakti tahun 1977 dan
1982. Buku puisi tunggalnya, Waktu Mendering di
Pembaringan, Sajak Tentang Bawang (Kaifa 2017), Sajak-
Sajak Angin (Kosa Kata Kita, 2018) dan Dari (FAM -
2019).Kini tengah mempersiapkan buku puisi tunggalnya yang
ke 5 dan 6. Namanya masuk dalam buku, Apa Dan Siapa
Penyair Indonesia ( YHPI, 2017 ). Kini bermukim di Kota
Tangerang – Banten. Email: [email protected].
No. WA 085894804520 - 085285566349.

A.Rahim Eltara: lahir di Sumbawa Nusa Tenggara Barat, 16
Oktober. Penerima Anugerah Bahasa dan Sastra dari Kantor
Bahasa Nusa Tenggara Barat.. Peraih Pemenang Puisi Pilihan
dalam Gerakan Aksi Akbar 1000 Guru Menulis se-Asean. Sudah
90-an karyanya dalam bentuk antologi tunggal dan bersama,
antara lain, Ladang Kekasih (2018), Kidung Tambora (2018),
Pesisiran (2019), Rantau (2020), Ibuku Surgaku ( 2020), Sang
Acarya (2021), Tanah Air Puisi (2021), Ayahku Jagoanku
(2021), Para Penuai Makna (2021), Anakku Permataku (2021),
Khatulistiwa (2021), Guruku Inspirasiku (2021), Jejak Puisi
Digital (2021), Para Penyintas Makna (2021-2022), Antologi
Angkatan Melenial (2021-2022), Pujangga Facebook Indonesia
(2022). Suara Penyair Mencatat Ingatan (2022),Jejak waktu
(2022), Di Pintumu Aku Mengetuk (2022), Alam Sejati (2022),
Negeri Kata Kata (2022).Nomor WA085337200200.

Agustinus Andoyo Sulyantoro: antara tahun 2015-2022,
menulis cerpen dengan nama pena Lintang Alit Wetan, lahir di
Purbalingga, 13 Mei. Menulis fiksi dan non-fiksi yang
diterbitkan media massa baik cetak maupun online, dan buku
kumpulan karya bersama. Buku kumpulan puisi tunggalnya
yang sudah terbit Lingkar Mata di Pintu Gerbang (2015),
kumpulan esai Banyumas dalam Prosa Nonfiksi (2016).
Menyunting buku antologi puisi Perjamuan Cinta (2015),

Upacara Tanah Puisi | 157

kumpulan esai Manusia Jawa Modern (2016), kumpulan sajak
dan cerpen berseri: Tuan Tanah Kamandaka (2021), Bunga-
bunga Kamboja Berguguran di Pesta (2022). Bekerja menjadi
Aparatur Sipil Negara Provinsi di Provinsi Jateng. Domisili:
Bendungan RT 02/RW 02 No. 48, Desa Simbarejo, Kecamatan
SELOMERTO, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jateng 56361.
Email: [email protected]. Fb: Lintang Alit Wetan.
Blog: Agustinus Sulyantoro ([email protected]).
NPWP: 36.333.717.1-533.000 atas nama Bapak Andoyo

Agoes Andika, Ask: dilahirkan di Banjar Baleagung Buleleng
Bali, 5 Maret 1963 dari tiga bersaudara, menulis puisi sejak
bangku SLTP dan pada tahun 1981 akhir menetap di Mataram
Lombok. Kesenangan pada puisi berlanjut saat awal di Mataram,
dibimbing oleh Sastrawan tua Putu Arya Tirtawirya yang
tergabung dengan Sanggar Sastra dan seni Mataram dan Umbu
Landu Paranggi di Bali Post. Tahun 1987 berkesempatan
diundang ke Taman Ismail Marzuki Jakarta dengan beberapa
penyair Bali serta penyair tanah air lainnya membaca puisi.
Pernah juara I penulisan puisi dalam rangka bulan bahasa yang
diselenggarakan oleh FKIP UNRAM NTB, menjadi Juri baca
puisi setiap bulan Agustus u memperingati HUT Sanggar Sastra
dan Seni Mataram.

Agus Yulianto: Suka menulis cerpen, cernak, puisi dan esai.
Tulisan-tulisanya terhimpun dalam sebuah antologi puisi
Perjamuan Kopi di Kamar Kata (2018), Antologi Puisi Perihal
Matinya Si Pemuda Penerbit OASE Pustaka (2019), Antologi
Puisi Rembulan Bermata Intan Penerbit FAM Publishing
(2019), Antologi Puisi Mengeja Komposisi Mie Instan Penerbit
Lembaga Pers (LPM) Arena UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(2019), Antologi Cerpen Dibalik Rahasia Cinta Penerbit TMH,
Buku kumpulan puisinya diterbitkan dalam bentuk buku dan
ebook berjudul Lelaki, Hujan, dan Sepotong Kisah (2020)
Penerbit Bitread Digital Publishing.

158 | Masyarakat Literasi Jember

Ahmad Fatoni: kelahiran Surabaya dan besar di Kwanyar,
Bangkalan, Madura. Alumnus sastra Arab dari International
Islamic University, Islamabad, Pakistan. Beberapa karya tulis;
cerpen, puisi, esai, dan resensi sastra, pernah dimuat di berbagai
media nasional. Sebagian puisi sempat dibukukan dalam Belajar
dari Seratus Puisi dari Seratus Penyair karya Sunardian
Wirodono (2012), Kumpulan Puisi Mata Air (Pelangi Sastra
Malang, 2015), Potret Kehidupan (Nawacita Media, 2020), Di
Balik Ruang Tanpa Garis Temu (Funbahasa, 2020), Seribu
Tahun Lagi (Masyarakat Literasi Jember, 2021), dan Kembara
Cinta Himpunan Puisi dan Untaian Kata (Pustaka Learning
Center, 2021).

Ahmad Rizki: menggelandang di Ciputat, Tangerang Selatan.
Puisi-puisinya tersebar di beberapa media daring. Kumpulan
puisinya yang telah terbit, Sisa-sisa Kesemrawutan (2021).
Informasi lebih lanjut dapat dilihat melalui Instagram
@ah_rzkiii dan email: [email protected]

Akhmad Sekhu: lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi,
Tegal, Jawa Tengah. Besar di "Kota Budaya" Yogyakarta, kini
hijrah ke "Kota Gelisah" Jakarta, bekerja sebagai wartawan.
Puisinya telah tersebar di berbagai buku antologi komunal. Buku
puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (1997),
Cakrawala Menjelang (2000), Memo Kemanusiaan (manuskrip).
Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-
Yogyakarta (1999). Catatan tentang kesastrawanannya masuk
dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra
Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001),
Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia
(2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair
Indonesia (2017), dll.

Ali Ibnu Anwar, lahir di Jember 1986. Alumni Pondok
Pesantren Al-Amien Prenduan. Menulis cerpen, puisi dan novel.
Buku yang telah terbit, Sepasang Mata yang Cemburu (2009),
Bayang-bayang Luka (2013), Syahwat Batu (2019), Orde Batu

Upacara Tanah Puisi | 159

(2020) dan Garam Mengaku Ikan, Cinta Merampas Metafora
(2021). Tinggal di Jember, sebagai petani dan editor lepas.
Karya-karyanya dimuat media cetak dan daring. Nomine 25
Buku Puisi, Anugerah HPI 2020, untuk bukunya Orde Batu. 5
Buku Puisi Pilihan, Anugerah HPI 2019 untuk buku puisinya
Syahwat Batu. Diudang di beberapa acara sastra dan budaya.
Temu Sastra Nusantara (TSN), Surabaya 2006. Muktamar
Sastra, Situbondo 2018. Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI,
Kudus 2019. Borobudur Writer & Culture Festival (BWCF),
Magelang 2019. Ulupampang Menanam, Program Archive
Exchange - Multiple Platform, Banyuwangi 2020.

Ali Imron: Biasa di sapa Ali, lahir di kota Pekalongan, sosok
yang humoris juga friendly, memiliki hobby bermain gitar dan
menulis Sudah beberapa buku yang di hasilkan di antaranya :
Buku antologi puisi Best poetry KPSI 3, Buku Antologi puisi
Dermaga hati senandung sastra CPM Publisher, Buku Antologi
puisi ASU Lumbung puisi sastrawan indonesia IX, Buku
Antologi puisi Semesta Aksara logophile J-Maestro Publisher,
Antologi puisi Kita Di Antara Titik J-Maestro Publisher,
Tadarus puisi Ramadhan V Lumbung Puisi sastrawan Indonesia
IX. FB : Ali oncom still alive. No WA : 087794898119

Ali Surakhman TS: Lahir di sebuah desa di Lumajang.Pernah
baca puisi di DKS bersama penyair se-Jawa Timur.Pernah
pentas teater tari di Internasional Jak@rt 2001 di Jakarta.
Karyanya pernah dimuat di media lokal dan nasional.

Aloeth Pathi: lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat
Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum
Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan
Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta
2013), keluarga adalah Segalanya #1 (el Nisa Publisher,
Jakarta, 2013), kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu
Sastra. Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak,
Margoyoso-Pati kode pos 59154, no HP 082134207069

160 | Masyarakat Literasi Jember

Amini, S.S.: salah seorang guru yang suka menulis. Belajar dan
terus belajar adalah tekadnya. Beberapa karyanya telah berhasil
dibukukan. Karya terbarunya adalah buku kumpulan puisi
Soneta yang berjudul Secangkir Teh dan Sepotong Malam
(2022) diterbitkan oleh Boengakatjil. Penulis bisa dihubungi
lewat email [email protected] IG Amini_ombo FB
Amini serta nomor WA 081249366181 dan 081331132840.

Andi Dollo: Sekarang sedang mengenyam kehidupan di
Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Andi Jamaluddin, AR. AK.: Lahir di Kotabaru (Kalsel) 14
Februari 1964 dan tinggal di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu
sebagai tanah kelahirannya, mulai aktif menulis sejak awal 80an,
terutama puisi dan cerpen. Berkali-kali menjadi pemenang
sayembara penulisan naskah buku yang diselenggarakan Pusat
Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Sudah melahirkan puluhan kumpulan puisi tunggal maupun
antologi bersama. Menerima hadiah seni dari Gubernur Kalsel
Tahun 2012, Hadiah Seni Astaprana dari Kesultanan Banjar
Tahun 2016 dan Anugerah Seni dari Bupati Tanah Bumbu
Tahun 2018. Sekarang tinggal di Jalan Karya II RT.03 Desa
Batuah Kec. Kusan Hilir, Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalsel. Hp./WA 082253446580. Fb. Jarak Fajar.

Anto Narasoma: Berkediaman di jalan Bendung Dalam (Sekip
Bendung) Gang Pulau No. 20/153 RT 36 RW O9 Kel. 8 Ilir
Kec. Ilir Timur III Palembang. Bekerja sebagai wartawan. Puisi-
puisinya banyak tersebar di berbagai media daerah dan
nasional. Selalu diminta menjadi pembicara sastra di berbagai
event. Paling sering diminta jadi pembicara soal sastra di Diknas
Sumsel, perguruan tinggi, serta Balai Bahasa Sumatera Selatan.
Dapat dihubungi melalui : 081367459281

Antoinette Wiranadewi: tinggal di Jakarta sejak lahir pada 29
April 1962. Menyukai menulis catatan kecil, puisi dan lirik lagu.
Menikmati mentari, bulan dan bintang selalu memberi energi

Upacara Tanah Puisi | 161

baginya. Puisinya dimuat dalam antologi antara lain Kopi
Cisadon, Alam Sejati, Khatulistiwa. Juga ikut dalam antologi di
komunitas Swadaya Menulis dari Rumah. Rajin membaca puisi
di Zoom Poetry Reading Society of Indonesia. Menulis lirik lagu
antara lain lagu anak. Bekerja sebagai Counselor,
Marketing/Sales di San Diego Hills Memorial Park. Menulis
memberi kesempatan kontemplasi, ekspresi, relaksasi dan
rekreasi (19 Juli 2022).

Ardhi Ridwansyah: kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Puisinya
―Memoar dari Takisung‖ dimuat di buku antologi puisi
―Banjarbaru‘s Rainy Day Literary Festival 2019‖. Termasuk 115
karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi
2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.co,
litera.co.id, balipolitika.com, galeribukujakarta.com, Majalah
Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi,
Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali,
Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Malang, Radar Madiun, Radar
Banyuwangi, Radar Kediri, Nusa Bali, Suara Sarawak
(Malaysia), koran Merapi, Pontianak Post, dan Media Indonesia.
Instagram: @ardhigidaw. WhatsApp: 087819823958.

Aris Setiyanto: lahir 12 Juni 1996. Tinggal di Temanggung,
Jawa Tengah. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika
Pesawat Melintas(2020) dan Ketika Angin Berembus(2021).
Arnita lahir di Bandung seorang penikmat sastra, tulisannya
telah tergabung di beberapa antologi dan dimuat di media cetak
dan elektronik, untuk terhubung bisa lewat FB. Arnita email.
[email protected] no. 081214093646

Arther Panther Olii: lahir di Manado, 7 Agustus. Puisi-
puisinya tergabung dalam banyak Antologi Puisi Nasional antara
lain: Seri Dari Negeri Poci 4-7 dan 9-11, 2013-2021, Tarian
Ilalang, 2010, Tuah Tara No Ate, 2011, Sepuluh Kelok di
Mouseland, 2011, Sauk Seloko, 2012, Amarah, Gramedia, 2013,
Tanah Air Puisi, 2020, dll. Saat ini bergiat di Komunitas Bibir

162 | Masyarakat Literasi Jember

Pena Manado dan bekerja sebagai tenaga pendidik di SMA
Muhammadiyah dan MTs Al Inayah Manado.

Asih Suwarsih: lahir di Kulonprogo 1975 . Punya hobi menulis
puisi sejak SMA . Biasa dengan nama pena Asih Suwarsih dan
Betari Durga . Selain hobi menulis juga hobi bersepeda dan juga
berorganisasi , saat ini masih terlibat aktif organisasi HWDI (
Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Cabang Kulonprogro
Yogyakarta.

Asikin Hidayat: lahir di Majalengka, 12 Januari 1964. Pegiat
literasi di Majalengka, Jawa Barat. Karya sastranya dimuat
dalam Antologi Puisi Episode Angin (Depdikbud, 2017);
Antologi Celoteh di Bawah Bendera (Rumah Seni Asnur, 2018);
Antologi Marhaban Ya Ramadhan (Rumah Seni Asnur, 2018);
Antologi Puisi ―1000 Guru Menulis Puisi” (Rumah Seni Asnur,
2019); Antologi Cerpen KPPJB ―Guru di Padang Ilmu‖ (2019);
Antologi Puisi “Jazirah 5: Laut, Angin, dan Ombak” (2020),
Antologi Kabar di Batas Senja (Guneman, 2021), dan Kopi, Kau
dan Angin Pagi (Rumah Seni Asnur, 2021).(*)

Bambang Kariyawan Ys: kelahiran Tanjung Uban –
Kepulauan Riau. Berproses kepenulisan dalam Forum Lingkar
Pena. Menerbitkan dua buku kumpulan puisi tunggal ―Lelaki
Pemanggul Gurindam‖ dan ―Simfoni Bernada Satu‖ serta novel
dan kumpulan cerpen. Tergabung dalam puluhan antologi puisi
bersama penyair nasional. Mengikuti Pertemuan Penyair
Nusantara di Tanjung Pinang 2018, Nusantara Melayu Raya di
Kuala Lumpur 2017, dan Senandung Tanah Merah di Singapura
2016. Meraih Anugerah Bahasa dan Sastra oleh Balai Bahasa
Provinsi Riau 2020, Penghargaan Acarya Sastra 2019, Ubud
Writers and Readers Festival 2014, dan Anugerah Sagang 2011.
Masuk dalam Buku ―Apa dan Siapa Penyair Indonesia‖.

Bambang Widiatmoko, penyair berasal dari Yogyakarta.
Kumpulan puisinya al. Mubeng Beteng (2020), Kirab (2021).
Sajaknya tergabung dalam puluhan antologi bersama al. Mata

Upacara Tanah Puisi | 163

Air – Air Mata (2021), Manuskrip Bintoro (2021), Jejak Waktu
(2022), Luka Manakarra (2022), Tarian Laut (2022), Lampion
Merah Dadu (2022), Wasiat Botinglangi (2022). Ikut menulis di
buku Nyanyi Sunyi Tradisi Lisan (ATL, 2021); Esai dan Kritik
Sastra NTT (KKK, 2021); Mencecap Tanda Mendedah Makna
(FIB UI, 2021); Sastra, Pariwisata, Lokalitas (HISKI Bali,
2021); Antologi Kritik Sastra dan Esai (KKK. 2021). Kumpulan
esainya Jalan Cahaya (KKK, 2022). Dia pengajar dan anggota
Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Bety C. Rumkoda: berdarah Maluku Barat Daya lahir di
Ambon, 13 Juni 1975. Meniti karier di dunia perpuisian sejak
masih di bangku SD. Menjadi guru Bahasa Indonesia di SMA
Negeri 50 Maluku Tengah. Gemar menulis puisi, dan beberapa
Antologi Puisi sudah diterbitkan.

BH. Riyanto: atau Budi Hariyanto, melukis dan menulis puisi.
Buku puisinya antara lain, "Pesan Pendek dari Tuhan",
"Suramadu; Kisah Kau-aku", "Hujan Yang Mengguyur di
Ingatan", dan "La'ang". Mengajar mata pelajaran Seni Budaya di
SMAN 1 Pademawu. Tinggal di Desa Kaduara Barat-Larangan-
Pamekasan. WA: 081249474083.

Christya Dewi Eka: lahir di Jakarta, besar di Bekasi, dan kini
berdomisili di Semarang bersama 7 buah hatinya, lulusan
Fakultas Sastra Indonesia Undip Semarang tahun 2003.
Beberapa karyanya dimuat di antaranya dalam antologi puisi
Titimangsa Lahirnya Peradaban Bangsa (Komunitas Lingkar
Betawi, 2022), Wasiat Botinglangi (Rumah Pare-Pare, 2022),
Amor en Navidad (Sasami Asih, 2022), Angkatan Milenial
Mengenang Sang Penjaga Sastra H. B. Jassin (Dapur Sastra
Jakarta, 2022), Lima Titik Nol Masyarakat Cerdas dalam Puisi
(Jagat Sastra Milenia, 2022), media digital Barisan.co (2022),
Umakaladanews (2022), Semesta Seni (2022), Elipsis (2022),
media Harian Nusa Bali (2021), Radar Pekalongan (2021),
Maarif NU Jateng (2021), dan lain-lain. WA: 088239408965

164 | Masyarakat Literasi Jember

Email: [email protected], Facebook: Christya Dewi
Eka, Instagram: @christyadewieka2020

Dedi Wahyudi: Lahir di Teluk Air Karimun, Kepulauan Riau,
12 Januari 1975. Alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau Pekanbaru. Sekarang menjadi kepala sekolah di SMP
Negeri 2 Moro. Hobinya adalah menulis puisi, mendengarkan
musik, bermain tenis meja, membaca Al Qur‘an dan
menyenangi fotografi serta berkebun. NO. HP: 085363805350.
Beralamat lengkap di Batu Lipai RT 02 RW 01 Kelurahan Baran
Timur Kecamatan Meral Kabupaten Karimun Provinsi
Kepulauan Riau 29663. Bisa menghubungi beliau melalui emai:
[email protected] dan [email protected].

Denting Kemuning: lahir dan berdomisili di kota Surabaya.
Mempunyai buku antologi tunggal yang berjudul Trembesi di
Sudut Kota dan beberapa buku antologi antara lain: Puisi
Menolak Korupsi jilid 6, Puisi Dua Koma Tujuh, Antologi Puisi
Dua Larik Kata Kita, Kelindan Diksi di Teras Puisi, Jendela
Pekalongan, Antologi Puisi Penyair Nusantara Jakarta dan
Betawi, Antologi Puisi Penyair Nusantara percakapan Ujung
Tahun, Antologi Puisi 105 Penyair Pujangga Facebook
Indonesia, Kitab Puisi Tiga Bait Hari Hari Huru Hara Tentang
Corona, Alam Sejati, Kartini dalam Puisi. Alamat surat: Jl.
Ngaglik no 27 M. Komplek SMAN 7. Surabaya
Surel: [email protected]
Tlp: 083831725010

Dian Rennuati: adalah seorang ibu dari tiga putra dan putri.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ini menetap
di Palembang dan aktif bergiat di Forum Lingkar Pena
Sumatera Selatan. Karyanya berupa cerpen dan puisi terangkum
di buku-buku antologi bersama, yang terbaru adalah Negeri
Segala Umpama (Puisi-Puisi Pilihan Payakumbuh Poetry
Festival 2021). Antologi puisinya "Perempuan Selalu Ingat"
terbit tahun 2018.

Upacara Tanah Puisi | 165

Diana Ries: Lahir di Semarang, 28 Maret 1964. Mulai menulis
sejak tahun 1982 dalam bentuk cerpen dimuat di koran dan
berbagai majalah. Menulis puisi di Facebook mulai tahun 2020
hingga sekarang. Beberapa puisi masuk di beberapa buku
Antologi bersama.

Dormauli Justina: Biasa disapa DJ. Menulis puisi merupakan
kegemaran sejak kecil. Pernah mengikuti perlombaan menulis
dan tergabung di beberapa antologi puisi bersama.

Dwi Firda Aulia: Kelahiran Jambi, 29 Desember 1996. Tinggal
di Jl. Dr, Siwabessy No.43 RT.07 Buluran Kenali. Hari-hari
berkegiatan menjadi penggerak di Malam Puisi regional provinsi
Jambi, dan sedang mengusahakan pendirian penerbitan.
Sosial Media:
instagram: @achernaarr_

Dwita Utami: seorang perangkat desa penyuka puisi, lahir dan
besar di Cilacap, 14 Desember 1990. Belajar menulis puisi di
Ruang Kata bimbingan penyair Demak Mohamad Iskandar dan
tergabung dalam Kelas Puisi Alit (KEPUL). Dapat dihubungi di
nomor whatsapp 082329599279.

E. P. Albatiruna: lahir di Banyuwangi, 16 Oktober 2000. Aktif
berkesinian sejak duduk di Bangku Sekolah Menengah Atas.
Anggota aktif Lesbumi PCNU Banyuwangi. Anggota
Komunitas Selapanan Sastra. Pengurus Komunitas Damar Art
Banyuwangi. Pengurus Komunitas Reswara Traditionart
Banyuwangi. Karya-karya puisinya tersebar di berbagai media
di antaranya, Jawa Pos Kolom Budaya Radar Banyuwangi.
Antologi puisi Nasional Senyuman Lembah Ijen. Antologi Puisi
Bersama Forum Sastra Timur Jawa: Balada Tanah Takat.
Antologi Puisi Risalah Tubuh Di Ladang Kemarau.

Eddie MNS Soemanto: lahir di Padang, 4 Mei 1968. Kumpulan
puisi tunggalnya; Konfigurasi Angin (1997) dan Kekasih Hujan

166 | Masyarakat Literasi Jember

(2014). Puisi-puisinya juga tergabung dalam beberapa antologi
puisi, al. Jejak Waktu (2022).

Edi S Febri: lahir di Batang Jawa Tengah pada 06 Februari
dibawah naungan zodiak Aquqrius. Menulis sejak duduk di
bangku sekolah dan mengkhususkan diri hanya menulis puisi
dengan ciri khas liar, nakal tapi romantis. Puisinya terangkum
dalam puluhan buku antologi. Tahun 2021 menerbitkan buku
Puisi Tunggal METAMORFOSIS yang berisi catatan perjalanan
dari tahun 2012 sampai 2020. Tetap tampil cuek, puisi Edi S
Febri rutin menghias halaman sastra beberapa media di tanah
air. Saat ini Edi S Febri bekerja sebagai Jurnalis.
Kontak email : [email protected]

Edy Priyatna: Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di
daerah Depok. Lahir di Jakarta 27 Oktober 1960. Sangat suka
menulis apalagi kalau banyak waktunya dan suka sekali
memberikan komentar. Menulis sejak tahun 1979 saat aktif di
‗Teater Bersama‘ Bulungan Jakarta Selatan. Tulisannya, Cerpen
dan Puisi pernah dimuat di beberapa surat kabar Ibukota pada
tahun 1980. Pada tahun 2001 tulisannya masuk dalam buku
kumpulan Cerpen dan Puisi karya sendiri ―Gempa‖ cetakan
pertama Pebruari 2012.

Edy Susanto: Lahir di Pemalang, 14 Agustus 1969. Tinggal di
Perum Griya Indah Serpong, Jln. Cendana II Blok K 16 No.18
RT 04 RW 14 Ds Cibinong, Kec. Gn Sindur, Kab. Bogor 16340.
Saat ini sebagai Staf Pendidik Tetap Institut Kesenian Jakarta
(IKJ). Telepon Seluler: 0812 9250 0756

Effendi Kadarisman: mendapatkan gelar Ph.D. di bidang
linguistik dari Univeristas Hawai tahun 1999, dengan menulis
disertasi Wedding Narratives as Verbal Art Performance:
Explorations in Javanese Poetics. Selain menekuni linguistik, ia
juga mencintai puisi, dan telah menerbitkan empat antologi
pribadi. Antologi puisinya Selembar Daun Hening (2020)
berhasil masuk 15 besar pada lomba Hari Puisi Indonesia tahun

Upacara Tanah Puisi | 167

2021. Sejumlah puisinya masuk dalam antologi puisi bersama,
antara lain: Seribu Tahun Lagi (2021), Dunia: Suara Penyair
Mencatat Ingatan (2022), Minyak Goreng Memanggil (2022),
dan Jazirah Sebelas (2022). Saat ini Effendi adalah guru besar
linguistik dan pakar etnopuitika pada Program Pascasarjana
Universitas Islam Malang (UNISMA). No. WA: 081 331 452
486

Ekawati: dilahirkan 36 tahun silam tepatnya 22 Agustus di kota
bertuah Pekanbaru. Tinggal dan menetap di Padang Lawas.
Kegiatan sehari-hari sebagai Tenaga Pendidik di SMA Negeri 1
Ulu Barumun. Aktif di beberapa grup sastra. Dia juga telah
menerbitkan sebuah novel yang berjudul Cinta Pada Pecahan
Cermin (2021), selain itu saat ini telah bergabung dalam
penerbit antologi bersama antara lain : Pelangi Cinta (Keluarga
Istana Puisi – 2020), The Best story of KPSI 3 (2021), Pelakor
(2021), Selamat Tinggal Masa Lalu, Selamat Datang Hari Baru
(2021), Mengeja 21 Nama Srikandi (2021), Perempuan
Pengantin Puisi dalam Opera Tujuh Purnama obituary
mengenang youvita Soekotjo ( 2021 ), Seribu tahun Lagi ( 2021
), wayang (2021), cerita anak ( 2022),Diary Santri ( 2021 ),
Pelakor dan Pebinor ( 2021 ), antologi Puisi Penyair Nusantara
Jakarta dan Betawi II, antologi Penyair Nusantara Jakarta dan
Betawi III, rilis ngapak (2022)dan lain lain.

Eko Prasetyo: Lahir di Nyukangharjo 10 Juni 1987. Beberapa
karya puisi pernah terbit di Lampung Post, Radar Lampung dan
surat kabar lokal. Karya puisinya juga tergabung dalam buku
antologi bersama antara lain Negeri Para Penyair:Antologi Puisi
Mutakhir Lampung (DKL, 2018), Gelora Cinta Way Kanan
(Siger Publisher, 2019). Kumpulan tulisan opini/esai termuat di
buku Membaca Corona (IBTimes.ID, 2020), Semilir Literasi
Kita Kini (Matahari Pagi, 2020), Dari Desa Membangun Bangsa
(Lokajaya Media, 2020) dan Pandemi Pasti Berlalu (Pustaka
Labrak, 2021). Saat ini bermukim di Kab.Way Kanan,
Lampung. Hp/WA: 081274793965

168 | Masyarakat Literasi Jember

Elje Story: Laki-laki kelahiran Blitar 30 tahun silam, menulis
sejak 2015. Sekarang Elje, tinggal di Kota Surabaya Jawa
Timur. Kesibukannya sehari-hari sebagai karyawan Genesis
Camera tidak menyurutkannya belajar dunia literasi khususnya
menulis puisi. Setelah bukunya yang berjudul SangLelaki,
Wanita & Musim Ketiga, ia sedang mempersiapkan buku
puisi tunggalnya yang ke-2. Juara 6 lomba sastra Anugerah
COMPETER Indonesia 2022. Masih belajar di Komunitas
Sastra KEPUL dan COMPETER. E-mail: [email protected]
WA: 085.607.877.313 IG:@elje_story, FB: Elje

EM Yogiswara: Lahir di Jambi. Puisi-puisi alumnus PBS-
FKIP Universitas Jambi tahun 1992 ini, pernah terangkum di
antologi puisi bersama, baik lokal maupun Nasional. Puisi-Puisi
Tunggalnya, Antara lain: Hidup (1991), Kau Lahir (1992),
Perempuanku (1992), Gaung (1994) Dan Soco (Bentang Budaya
Yogyakarta, 2001). Galur Tulang (Buku Pop 2012), dll. Selain
berpuisi dan menulis cerpen, juga sesekali ikut pameran lukis
bersama pada event daerah dan nasional. Satu di antara redaktur
di Harian Pagi Jambi Ekspres (Jawa Pos Group) ini, pernah
mengajar di FKIP PBS Universitas Batanghari Jambi (2009-
214). 2015- hingga kini 2019 iberikan kesempatan untuk
mengajar di Prodi Sastra Indonesia dan Prodi Sendratastik FIB
(kini FKIP Universitas Jambi. Bersama kedua anak; Utomo
Soconingrat dan Aulia Murti, tinggal di Jalan Kapten Dirham
RT 57 No 63 Perumahan Alam 6 Blok A3, Kelurahan Jelutung,
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Jambi. Kode pos 36316
HP: 08117457166. Email: [email protected]

Ema Afriyani: memecahkan tangis pertamanya di Kendal, 9
Mei 2001. Setelah tujuh tahun menghabiskan masa kecil di
Kendal, pulau Bintan menyambut hangat dengan pantainya yang
biru kehijauan. Menulis, membaca, dan berolahraga menjadi
hobinya. Karya berupa puisi dan cerpen pernah dimuat di koran
Banjarmasin Post, Tanjungpinang Pos, Halaman Zetizen
Batampos, Mbludus.com, dan Redaksi Kawaca. Saat ini sedang
menempuh pendidikan di Universitas PGRI Semarang.

Upacara Tanah Puisi | 169

Ence Sumirat: lahir tahun 1971 di Cianjur. Menulis puisi secara
otodidak. Karyanya dimuat di media cetak lokal dan nasional
disamping media online. Antologi puisi bersamanya, ―Sampah
(2020), Gembok 2021, Tadarus Puisi V 2021, dll‖. Antologi
tunggalnya, ―Mak Erot, Bersatu Kita Jatuh Bercerai Kita Kawin
Lagi‖ dalam proses terbit. Kini menetap di perum kota baru blok
C3 no 32 kec. Cilaku-cianjur, jabar 43285. No wa
085798516167. Email: [email protected].

Endry Sulistyo: Penulis kelahiran Sleman adalah alumni Sastra
Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Selama di Jogja
bergiat di Studio Pertunjukan Sastra (SPS). Tahun 2005 – 2018
hijrah ke Jakarta bekerja sebagai editor dan menjadi guru di
beberapa sekolah. Sejak 2018 menetap di Samarinda,
Kalimantan Timur. Beberapa karya (fiksi dan nonfiksi) pernah
dibukukannya. Kini bergiat di Komunitas #SejangkauanTangan
Indonesia dan Komunitas TerAksara yang didirikannya. Dapat
dihubungi melalui surel: [email protected] IG:
@akurimbajati, dan telepon 085716224561

Erfin Wijayanti, S.Pd.I: Lahir pada 20 Mei 1989 di Kampung
Umpu Kencana, Blambangan Umpu, Way Kanan, Lampung.
Aktif sebagai pendidik sekaligus pengelola komunitas Rumah
Peradaban Spirit Nabawiyah Community di Kabupaten Way
Kanan, Lampung. Menulis esai yang terhimpun di Antologi Esai
Laskar Covid (Laduny Alifatama, 2022). Nomor kontak:
085279537880.

Firman Wally: pria kelahiran Tahoku 03 April 1995. Lulusan
Universitas Pattimura Ambon jurusan Sastra dan Bahasa
Indonesia. Puisi-puisinya sudah termuat di 50 antologi bersama
penyair nasional dan internasional di antaranya Antologi Negeri
Poci, Jazirah 11 FSGB. Sebagai pemenang kedua dalam lomba
menulis puisi yang diselenggarakan oleh PAPARISA SASTRA
NUSA INA. Masuk nominasi 11 terbaik dari 1000 guru menulis
puisi. Antologi tunggalnya "Lelaki Leihitu" "Kutemukan

170 | Masyarakat Literasi Jember

Penyesalan di Setiap Kehilangan" Terbit 2021 dan "Menghibur
Luka" terbit 2022. Puisi-puisinya pernah dimuat oleh redaksi
APAJAKE, Salmapublishing, Poros Timur, SuaraKrajan dll.
Kini aktifitasnya sebagai pengajar.
Ig: firmanwally02

Gambuh R. Basedo: adalah penyair yang saat ini tinggal dan
menetap di Rembang, Jawa Tengah. Ketua Komunitas Istana
Puisi dan anggota Jagat Sastra Milenia, Pengasuh Rehabilitasi
Diri, dan Sanggar Gambuh. Antologi tunggalnya adalah ―Suluk
Cinta Kawah Candradimuka‖ terbit di tahun 2020 (Samudra
Printing), Angon Angin (Samudra Printing, 2021), Kembul
Bujana Cinta Kamajaya Kamaratih (Sajak-sajak kontemplasi
Gambuh R Basedo & Rissa Churria, 2021). Karya karyanya
telah diterbitkan lebih dari 25 antologi bersama. Kegiatan sehari
hari sebagai Penggiat Seni dan Perawat Kebudayaan Jawa juga
pelaku Teater Mistis dan Interculturalisme ala Gambuh. Fb.
Gambuh R Basedo, Ig. Gambuh R Basedo, yoetube Gambuh R
Basedo.

Gurit Asmara Ruci: lahir di Tulungagung, Jatim. Puisinya
selain dimuat koran Radar Banyuwangi juga tergabung dalam
berbagai antologi puisi antara lain Antologi Puisi 11 dari Negeri
Poci-Komunitas Radja Ketjil : Khatulistiwa 2021, Antologi
Puisi 100 puisi terpilih lomba cipta puisi Yayasan Hari Puisi
Indonesia 2021: Jejak Puisi Digital, Antologi Puisi Jejak Waktu
tahun 2022, Antologi Puisi Lampion Merah Dadu 2022,
Antologi puisi Wasiat Botinglangi 2022, Antologi Puisi Jazirah
11 FSIGB 2022, dan Antologi Haiku The Diary of Unite
Against Covid-19 dan Antologi 1000 Haiku Indonesia musim
ke-6 New Haiku Indonesia. HP/WA 0896 6785 8723

H.Shobir Poer: (Drs.H.S.Purwanto,M.Pd ) lahir-Cilacap, 22
September 1967. Alumni IKIP Jakarta 1991, Jur. Bahasa Sastra
Indonesia. Tugas di SMPN 15 Jakarta, Dosen Unpam 2004-
2010.Aktivitas: Salah satu Dewan Pendiri KSI (Komunitas
Sastra Indonesia), Pimpinan Komunitas Sarang Matahari-

Upacara Tanah Puisi | 171

AKTIVITAS: penulisan puisi, cerpen, musikalisasi puisi,
teater.Tulisan puisi, cerpen, sastra - dimuat di media lokal dan
nasional-karyanya termuat dalam antologi pribadi maupun
bersama sejak 1992- sampai sekarang. Sekitar 55 karya antologi
bersama dan 10 karya pribadi. Sekjen DKTS 2010-2015,
KETUM Dewan Kesenian Tangsel 2015-2020. Beliau sekarang
bertugas di SMP Negeri 15 Jakarta. Alamat : Per. Puri Serpong
1 Rt 006/002 F1/18, Kelurahan Setu, Tangerang Selatan 15314
HP 0895332583012. Email : [email protected]

Hafney Maulana: lahir di Sungai Luar, Kab. Indragiri Hilir,
Riau. Karya puisinya telah dimuat diberbagai media massa
daerah maupun nasional dan berbagai antologi antara lain:
Antologi Puisi Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, Jakarta 1996),
Antologi Puisi Indonesia 1997 (KSI dan Angkasa Bandung,
1997), Amsal sebuah Patung (Yayasan Gunungan, Yogyakarta,
1997). Puisi-puisinya juga dimuat dalam Antologi Puisi Seri
Sastra Tembi.net: Membaca Hujan di Bulan Purnama (2019) dan
Mata Air Hujan di Bulan Purnama (2020), Para Penuai Makna
(Dapur Sastra Jakarta, 2021), Seribu Tahun Lagi (Masyarakat
Literasi Jember, 2021) dan puluhan antologi puisi lainnya.
Menerima Anugerah Pemangku Seni Tradisional bidang Sastra
dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau, tahun
2014. Pemenang Puisi Terbaik dalam Antologi 1000 Puisi Guru
Asean: Tentang Sebuah Buku dan Rahasia Ilmu, tahun 2018.
Sekarang menetap di Tembilahan, Riau sebagai Pengawas
Madrasah di lingkungan Kementerian Agama Kab. Indragiri
Hilir, Riau.

Heni Hendrayani: lahir di Ciamis 17 Februari. Menulis puisi,
cerpen, cernak, kisah-kisah inspiratif, esai dll. Tulisannya
dimuat di majalah Horison, Puan Pertiwi, Pikiran Rakyat dll,
juga dalam 3 buku puisi tunggal & 90-an antologi di antaranya:
FLORILÈGE - Anthologie Bilingue Français-Indonésien.
Établie et introduite par Étienne Naveau. BELOW THE SKY,
Sehimpun Kisah Indonesia - Inggris. MY MOTHER TINGUE
IN POETRY, Internasional Antology - Poems Written by Global

172 | Masyarakat Literasi Jember


Click to View FlipBook Version