MEWUJUDKAN GERAKAN
SOSIAL EKONOMI
BERKEADILAN EKOLOGI
Desain Cover dan Isi:
Carel Bataona
Gambar Cover:
CNS Photo/Paul Haring
Diterbitkan oleh:
Komisi PSE KWI
Jl. Teuku Cikditiro 39
Menteng
Jakarta Pusat
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Cetak: Desember 2022
Isi diluar tanggungjawab Percetakan
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 3
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................... 3
Kata Pengantar................................................................. 5
Laporan Kegiatan Komisi PSE KWI 2018-2022.............. 7
Pengarahan Ketua Komisi PSE – KWI............................. 38
Kerasulan Sosial Ekonomi di Indonesia............................ 68
Gerakan Sosial, Ekonomi dan Ekologi
Sebagai Gerakan Iman...................................................... 74
Transformasi Besar Sosial-Ekonomi Inklusif
Dan Berkelanjutan........................................................... 82
Rangkuman Hasil Survey................................................. 90
Sharing Pengalaman CU Sauan Sibarung
Dalam Praktek Transformasi Digital CU.......................... 95
Rangkuman Diskusi Per Regio......................................... 133
Sharing Lembaga Mitra.................................................... 137
Tata Kelola Pemanfaatan Dana APP dan HPS.................. 140
Keputusan Konpernas XXV, 30 Mei – 4 Juni 2022.......... 144
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 5
KATA PENGANTAR
Majalah Sadhana pada tahun 2022 ini diterbitkan dalam edisi
khusus. Edisi khusus ini berisi dokumentasi Konpernas
XXV Komisi PSE KWI yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei
– 4 Juni 2022 di Bali. Seluruh isi majalah Sadhana menyuguhkan
materi Konpernas yang disajikan secara utuh.
Pengurus Komisi PSE KWI mendapat mandat khusus untuk
menjalankan arah strategis Komisi PSE 2018-2020 berdasarkan
keputusan Konpernas XXIV, di Jakarta. Mandat tersebut tertuang
dalam rekomendasi dan keputusan. Di tengah perjalanan
melaksanakan mandat tersebut, dunia dilanda virus corona atau
covid-19. Virus Corona ini sangatlah ganas mengakibatkan
ada banyak orang yang meninggal dunia dan kehilangan sanak
saudaranya serta berdampak buruk terhadap berbagai sisi dan
segi kehidupan umat manusia. Wabah tersebut berdampak pula
pada kebijakan dan semua rencana serta program yang telah
disusun untuk kurun waktu 2018-2020. Komisi PSE KWI juga
memutuskan untuk memperpanjang jangka waktu renstra tersebut
sampai dengan tahun 2022. Hal tersebut tertera dalam laporan
program kerja dan kegiatan Komisi PSE KWI 2018-2022.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
6 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Kita pantas bersyukur karena pada akhir 2021 dan awal 2022,
Covid-19 mereda sangat signifikan sehingga tanda-tanda kehidupan
mulai bangkit kembali. Demikian pula halnya dengan Komisi
PSE yang sudah menunda Konpernas XXV pada tahun 2020-
2021 dapat melaksanakannya dalam tahun 2022 ini. Konpernas
XXV menghasilkan mandat berupa rekomendasi dan keputusan
serta rencana strategis (RenStra) Komisi PSE 2022-2025, yang
secara praktis implementasinya dimulai pada awal Januari 2023
ini. Renstra tersebut disusun dalam buku kecil tersendiri sehingga
mudah untuk dipelajari dan dibawa kemana saja dan tersedia dalam
soft copy dan hardcopy terbatas. Demikian pula halnya dengan
Majalah Sadhana Edisi khusus ini dicetak dalam soft copy dan hard
copy namun terbatas.
Semoga dokumentasi ini bermanfaat dan memberi inspirasi
untuk lebih semangat dalam pelayanan kerasulan PSE di Keuskupan
maisng-masing. “Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan
Lain” (Mat.2:12). SELAMAT MERAYAKAN NATAL 2022.
Jakarta 1 Desember 2022.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 7
LAPORAN KEGIATAN
KOMISI PSE KWI 2018-2022
A. RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Pengurus Komisi PSE (2017-2022) ini berisi dua
hal pokok, yaitu laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan
(kuantitatif ) dan dampak perubahan, sejauh mana gerakan
kerasulan ini menumbuhkan iman umat dan berbuah dalam
kehidupan bermasyarakat (kualitatif ). Evaluasi capaian program
dapat dilihat dalam data dan fakta yang terekam, sedangkan untuk
mengukur perubahan tidaklah mudah, namun dapat direkam dari
pengalaman (sharing dan tindakan yang terlihat).
Dasar Kerja Pengurus Komisi PSE KWI (2017-2022) adalah
mandat Konpernas XXIV (2017). Mandat tersebut berisi: [1]
program strategis yang menjadi dasar Gerakan pastoral PSE KWI
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
8 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
(2018-2022), yakni: “Melindungi dan Mengelola Sumber Hak
Hidup Ekonomi Masyarakat Lokal/ Marginal”. [2] Kebijakan-
kebijakan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.
Tujuan pokok yang mau dicapai dalam program strategis tersebut
adalah Umat Allah (masyarakat) mampu melindungi dan mengelola
sumber hak hidup ekonominya secara mandiri, bermartabat dan
berkelanjutan demi kesejahteraan setiap orang dan keutuhan
ciptaan.
Program strategis 2018-2022 berisi kerangka kerja hasil
sebagai berikut:
Goals:
Umat Allah (masyarakat) mampu melindungi dan mengelola
sumber hak hidup ekonominya secara mandiri, bermartabat dan
berkelanjutan demi kesejahteraan setiap orang dan keutuhan
ciptaan.
Objectives:
1. Sumber ekonomi komunitas/masyarakat lokal (rentan)
terlindungi (legal dan ekologis)
2. Sumber ekonomi komunitas/masyarakat lokal (rentan) dikelola
dengan mandiri, terampil, dan bernilai ekonomis.
Sasaran:
1. Komunitas/masyarakat rentan tangguh (resilien) dalam
melindungi dan mengelola asetnya.
2. Terbangunnya jaringan kerja (internal dan eksternal) baik
formal maupun informal.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 9
3. Meningkatnya kesadaran dan kapasitas Penggerak Komisi PSE
untuk merasul di Keuskupan, Paroki, Stasi.
Arah dasar dan program strategis tersebut diwujudkan melalui
Gerakan APP, HPS dan LKM. Bentuk program kegiatannya
adalah: [a] animasi/motivasi: pendalaman spiritualitas gerakan
sosial ekonomi, kaderisasi penggerak PSE, dan [b] pemberdayaan
sosial ekonomi seperti: pertanian, perkebunan, perikanan, usaha
kecil: warung atau kios sembako, dll. [c] mendukung pengadaan
sarana penunjang, dan [d] pendampingan CU serta [e] membantu
keuskupan dalam kondisi emergensi karena bencana sosial dan
alam. Pembiayaan program-program tersebut adalah dengan
memanfaatkan dana APP dan HPS yang pengelolaan dan tanggung
jawabnya diberikan kepada Komisi PSE KWI dan keuskupan
(khususnya para komunitas penerima manfaat). Program strategis
di atas juga dilaksanakan bersama dengan mitra kerja internal
dan eksternal (Lembaga maupun perorangan). Berikut gambaran
umum program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Program Contoh (Pilot Project) disingkat PP. Tujuannya
adalah memberi contoh sebuah program yang direncanakan secara
terstruktur dan diorganisir dengan baik, dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan Kerangka Kerja Hasil (KKH) dan
Kerangka kerja Logis (KKL) yang didukung dengan sistem dan
manajemen program seperti: budgeting, time-table, dan monitoring
serta evaluasi. Ada 6 Keuskupan yang mengakses program contoh
ini, yakni: K.A. Medan, K.A.Pontianak, Keuskupan Maumere,
Keuskupan Sintang, dan Keuskupan Palangkaraya. Jangka waktu
bervariasi 2 – 3 tahun. Jumlah Penerima manfaat ada 1128
Kepala Keluarga dan 60 OMK. Dana yang diinvestasikan sebesar
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
10 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Rp. 6.424.588.150,- serapan dana Rp. 4.318.513.747,- Secara
keseluruhan kegiatan program berjalan dengan baik meskipun ada
kendala pada tahun 2020-2021, beberapa program tertunda atau
dibatalkan kegiatannya. Dari 6 Keuskupan yang menjalankan PP,
Keuskupan Palangkaraya berhenti ketika memasuki tahun kedua
karena mismanajemen dan Ketua PSE pindah tugas ke paroki..
Program reguler yang mengacu pada Ardas dan program
strategis adalah: [1] menyiapkan bahan animasi APP dan HPS
berupa kerangka dasar dan tema tahunan dalam bentuk leaflet dan
poster (2018-2022). [2] Menyajikan artikel/tulisan dalam Majalah
Sadhana sesuai dengan tema APP dan HPS (2018-2022). [3]
Kegiatan animasi, motivasi, pemberdayaan, dan pengadaan sarana
selama kurun waktu 2018-2021. Berdasarkan data Komisi PSE
KWI, kegiatan tersebut terdiri dari gerakan APP: 626 kegiatan dan
Gerakan HPS: 182 kegiatan. Dalam kurun waktu yang sama ada
130 proposal APP dan 34 proposal HPS yang tidak dikabulkan.
Alasannya adalah proposal lama belum dipertanggungjawabkan atau
proposal yang diajukan tidak sesuai dengan panduan pemanfaatan
dana APP dan HPS.
Selain itu ada beberapa kegiatan yang langsung ditangani oleh
Komisi PSE KWI, seperti: Pertemuan Nasional Komisi PSE KWI,
bidang Pastoral LKM, dengan: Menjadikan CU sebagai Lokomotif
pemberdayaan ekonomi umat (2019). Bentuknya studi Bersama
di CU Sauan Sibarrung. sedangkan kaderisasi untuk Penggerak
Rasul PSE diadakan sekali di Yogyakarta (2018) ditambah dengan
sosialisasi kerasulan PSE untuk 13 Ketua PSE yang baru ditunjuk
oleh Bapak Uskup dalam kurun waktu 2020-2022.
Komisi PSE KWI juga menjalankan program bersama dengan
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 11
KARINA dan mitra lainnya seperti: KKP-PMP dan SGPP. Program
kegiatannya berupa bantuan untuk meringankan beban saudara
kita yang terdampak karena pandemi covid-19 dalam bentuk:
bantuan sembako, ketahanan pangan dan Pendidikan. Jumlah dana
yang dikucurkan dari Komisi PSE KWI sebesar Rp. 4. 277. 531.
250. Bantuan tersebut disalurkan untuk 14 keuskupan, dengan
penerima manfaat 1020 KK dalam 47 kelompok dan 535 usaha
kecil/rumah tangga (bdk. lap. Dari KARINA) Program lain yang
terus dilakukan bersama KARINA adalah sosialisasi dan animasi
tentang perutusan lembaga kerasulan Komisi PSE – KARINA
sebagai organisasi sosio pastoral Gereja Katolik Universal/KWI.
Kegiatan Bersama yang saat ini baru dimulai adalah rencana untuk
mendirikan balai keterampilan kerja bagi migran/urban di dua
tempat yakni di Batam dan di Lembata.
Komisi PSE KWI sebagai bagian dari organ pastoral KWI
termasuk dalam rumpun kemasyarakatan yang memiliki program
bersama. Tujuannya adalah membangun sinergi antar KLSD
dalam sebuah program di tingkat KWI sebagai contoh bagi organ
pastoral di keuskupan untuk membangun sinergi dan kolaborasi.
Selama kurun waktu 2018-2023, ada 3 program Bersama, yaitu
[1]: Sosialisasi Nota Pastoral KWI: Panggilan Gereja Dalam Hidup
Berbangsa: Menjadi Gereja yang Relevan dan Signifikan, 2018 di
Keuskupan Sorong. [2] Sosialisasi Dokumen Abu Dhabi, 2019,
tentang: Persaudaraan Manusia: Untuk Perdamaian Dunia dan
Hidup Bersama, 2019 di Keuskupan Manado. [3] Pendampingan
kelompok tani lintas iman di Pakem K.A.Semarang, 2022 dalam
rangka implementasi Ensiklik Paus Fransiskus: Laudato Si’ dan
Fratelli Tutti.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
12 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Masih ada beberapa kegiatan lain seperti pertemuan koordinasi
di tingkat regio, kunjungan ke keuskupan dalam rangka animasi,
monitoring dan evaluasi program pemanfaatan dana APP dan
HPS. Secara keseluruhan berdasarkan laporan pemanfaatan dana
APP dan HPS, hasil sharing para Ketua PSE di tingkat regio
dan kunjungan kami ke Keuskupan-keuskupan, ditemukan ada
begitu banyak kabar suka cita yang dialami oleh para penggerak,
penggiat dan umat yang merasakan kehadiran PSE sebagai salah
satu bentuk dari kehadiran dan pelayanan Gereja Katolik di
tengah masyarakat Indonesia. Harapannya ke depan kerasulan PSE
semakin menggerakan seluruh umat untuk terlibat dalam Gerakan
APP, HPS dan LKM (CU) sebagai bentuk nyata kehadiran Gereja
yang melayani dan solider kepada sesama, khususnya yang marginal
dan berkekurangan.
Beberapa indikasi umum buah-buah iman dari Gerakan ini
adalah tampak dalam perilaku dan kepedulian mereka terhadap
lingkungan, sesama, dan pembelaan akan hak-haknya sebagai
orang yang bermartabat. Mereka semakin terbuka, rela berbagi
dan memberi (baik material maupun keterampilan), terbangunnya
kembali semangat gotong royong, mencintai pekerjaan, mencintai
lingkungan dst Mereka juga aktif dan terlibat dalam kegiatan
Gereja maupun lingkungan di desa dan kampung tempat
tinggalnya. Ada banyak relawan sesuai dengan keterampilannya
yang terpanggil untuk terlibat dalam program kegiatan kerasulan
PSE. Itulah beberapa tanda yang menunjukkan ada perubahan
iman yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari setelah mereka
mendapat pendampingan dari Komisi PSE. Tentu saja masih ada
di antara mereka yang lamban, tidak berubah, bahkan menjadi
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 13
“yudas-yudas iskariot”. Itulah tantangan yang masih harus dihadapi
dengan penuh harapan dan percaya Roh Kudus tetap bekerja untuk
kebaikan bersama seluruh umat manusia dan alam semesta.
Jakarta, 30 Mei 2022
PENGURUS KOMISI PSE KWI 2017-2022
Ttd.
Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap.
Ketua
RD. Ewaldus, AL.
Sekretaris
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
14 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
B. LAPORAN LENGKAP
1. MANDAT KERJA PENGURUS 2017-2022
a. Keputusan Konpernas XXIV, September 2017
l Menetapkan program strategis Komisi PSE KWI 2018-
2022, adalah “Melindungi dan Mengelola Sumber Hak
Hidup Ekonomi Masyarakat Lokal”. Program strategis
tersebut disusun dalam bentuk Kerangka Kerja Hasil
(KKH) dan Kerangka Kerja Logis sehingga memudahkan
untuk mengimplementasikannya.
l Menetapkan semua program kegiatan dan kebijakan di
tingkat Nasional, Regio, maupun Keuskupan-keuskupan
mengacu pada program strategis tersebut dengan tetap
mempertimbangkan kebijakan dan konteks keuskupan
setempat.
l Menetapkan kebijakan “Program Contoh” (pilot project)
dalam rangka implementasi program strategis di atas bagi
Keuskupan-keuskupan yang dianggap siap dan sanggup
melaksanakannya. Selama kurun waktu 2018-2022,
dibatasi pada 6 (enam) keuskupan.
l Meningkatkan animasi Gerakan APP, HPS, dan LKM
serta tata kelola pemanfaatan dana APP dan HPS.
l Menetapkan struktur kepengurusan Komisi PSE terdiri
dari Pengurus Inti: Ketua, Sekretaris Eksekutif, 6 anggota
pengurus masing-masing dari ketua/koordinator regio.
Pengurus menunjuk tim kerja/ahli/konsultan untuk
mendampingi sesuai dengan kebutuhan. Lihat Struktur
Kepengurusan Komisi PSE KWI 2017-2022.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 15
b. Kebijakan Presidium KWI
l Memutuskan dan mendukung penutupan Karya Bersama
Mitra Sejahtera (KBMS) oleh Pengurus Komisi PSE KWI.
l Memutuskan tidak ada dana APP yang masuk ke K.PSE
(2020-2021).
l Meminta dan menegaskan Sekretaris Eksekutif
menjalankan fungsi: animator, motivator, dan fasilitator.
Dkl. Bukan implementor program kegiatan di lapangan.
l Meminta agar laporan pertanggung-jawaban (LPJ)
pemanfaatan dana APP dan HPS yang lalai mulai dari
sebelum tahun 2018 dan selanjutnya diselesaikan.
c. Program Strategis 2018-2022
l Program strategis K.PSE 2018-2022 adalah “Melindungi
dan mengelola sumber hak hidup ekonomi masyarakat
lokal”.
l Isu sosial ekonomi dan kerasulan sosial ekonomi
keuskupan yang melatarbelakangi program strategis ini
adalah umat/masyarakat lokal: [1] Kehilangan lahan/tanah
krn alih fungsi untuk tanaman industry, pembangunan
infrastruktur, dll. [2] Keterbatasan kapasitas baik untuk
mengolah sumber daya ekonomi yang ada maupun
memasuki dunia kerja, [3] Lemahnya literasi finansial, [4]
Terbatasnya dalam akses pasar, [5] Menanggung akibat
dari kerusakan lingkungan.
l Sasaran pelayanan: kelompok miskin/marginal (masyarakat
lokal) yang seringkali menjadi korban. Konteks kota:
mereka yang termarginalkan: pemulung, tempat tinggal
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
16 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
digusur, kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian, dst.
l Prinsip program: visioner (berkelanjutan dan membawa
perubahan), profetis (memberi dan membawa pesan
iman/injil), profitis (membawa dampak yang secara
ekonomi mensejahterakan dan mandiri). Dengan kata
lain Pembebasan dan solidaritas.
l Program strategis tersebut dituangkan dalam bentuk
Kerangka Kerja Hasil (KKH) sebagai patokan kegiatan.
lihat lampiran.
2. LAPORAN NARASI PROGRAM KEGIATAN
a. Program Contoh/Pilot Project (PP)
1). Maksud dan Tujuan PP
l Maksud dengan adanya program percontohan (PP) adalah
membuat model dalam mengimplementasi arah dasar dan
program strategis dengan memanfaatkan dana APPN
dan HPS yang lebih terstruktur, terukur, berkelanjutan
dan berdampak besar dalam upaya penyadaran dan
pemberdayaan ekonomi umat.
l Pendekatan program: berdasarkan kebutuhan, asset base,
dan mitra kerja
2). Keuskupan Yang Menerima Program Contoh (PP)
l Penerima Program Contoh diberikan kepada keuskupan
yang memiliki SDM Lembaga memadai, memiliki
pengalaman dalam menjalankan program, dan memiliki
komitmen untuk menjalankan program.
l Sesuai dengan ketersediaan dana APP dan HPS yang ada
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 17
maka keuskupan penerima PP pertama: K.A. Medan, K.A.
Pontianak, K. Maumere dan K. Sintang (2019/2021).
Kemudian ditambah 2 keuskupan lagi yakni: K.A.
Semarang dan K. Palangkaraya. (2019/2022)
l Berikut gambaran umum 6 Keuskupan penerima program
contoh dan prosentase capaiannya.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
18 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
3) Keuskupan Yang mengakses Program Contoh:
No. Keuskupan/ Agung Tujuan
1. Medan: Optimalisasi Desa Umat dapat melindungi dan menge-
Wisata Kawasan danau Toba lola asetnya menjadi usaha wisata.
Maumere: Peningkatan Pendapat Petani mampu melindungi lahan dan
2. Petani melalui rehabilitasi Kakao terampil mengelola kakao sampai
& manajemen keuangan keluarga. dengan pemasaran
Pontianak: Perlindungan Lahan Petani dapat melindungi lahannya
3. Masyarakat di Tiga Dusun dan terampil mengolahnya.
4. Sintang: Perlindungan dan Petani mampu melindungi dan
Pengelolaan Sumber ekonomi mengelola lahannya.
masyarakat. Petani mampu membudidayakan
tanaman Lokal: Jali menjadi pangan
5. Semarang: Inisiasi dan alternatif.
Pengembangan Jali sebagai
bahan Pangan Lokal.
6. Palangkaraya: Pemberdayaan Petani mampu membudi dayakan
Ekonomi Umat berbasis tanaman holtikultura: Jambu Kristal,
budidaya tanaman Lokal. Jamur, dan Sayuran terpadu.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 19
Indikator Hasil Waktu & Dana Realisasi/Capaian %
300 KK dan 60 OMK di 3 klp 3 thn :2019 - 2021 Tidak tercapai program 90
meningkat penghasilannya Rp. 1.225.059.200 OMK: menjadi tour
sebesar 20%. (Rp. 978.599.200) leader wisatawan.
150 KK meningkat 3 thn: 2019-2021
pendapatannya sebesar 20%. Rp. 1.101.081.250 Tercapai dan 100
(Rp. 903.075.750) berdampak pada
208 KK lahannya terlindungi
dan Sebagian dikelola 2 thn: 2019-2020 kampung tetangga
sehingga menambah Rp. 848.859.600
penghasilan keluarga 20%. Tercapai: kegiatan 100
170 KK memiliki lahan 2 thn: 2019-2020 100
berserti kat & meningkatkan Rp. 1.179.300.000
pendapatannya sebesar 20%. (Rp. 726.806.100).
240 KK berhasil mengem- 3 thn: 2019-2022 Program sedang 80
bangkan jali menjadi pangan Rp. 1.007.784.100 berjalan dan akan
keluarga dan diolah untuk ditutup pada bulan
dijual dan meningkatkan September 2022.
pendapatan 20%.
60 KK di 3 kampung 2 thn: 2019-2021 Tercapai untuk 2 50
dampingan terampil Bertani Rp.1.062.504.000 klp. Yakni: Jambu
holtikultura dan pendapatan (Rp. 490.248.013) Kristal dan Jamur.
keluarga meningkat 20%. Gagal: Sayuran
terpadu.
Nilai Project Rp. 6.424.588.150,-
Terserap Rp. 4.318.513.747,-
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
20 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
1. Faktor Pendukung
Faktor Pendukung berjalannya program percontohan yang
dilakukan oleh kelima keuskupan, secara umum adalah:
l Keuskupan penerima program percontohan memiliki
pengalaman dalam pengelolaan program pemberdayaan
umat, staf yang memadai dan memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.
l Kolaborasi yang baik antara Ketua PSE dan staf di keuskupan
dengan Pastor Paroki, Ketua Stasi dan pengurus serta anggota
komunitas dampingan penerima manfaat program.
l Program yang dilakukan menjadi milik penerima manfaat,
sehingga ada keterlibatan penuh dari mereka sendiri. Hal
tersebut terjadi karena sosialisasi dan animasi yang baik dalam
pendampingan program dari Komisi PSE Keuskupan.
l Waktu yang cukup dan fleksibel mengikuti irama musim dan
kerja di daerah komunitas mendukung terlaksananya kegiatan-
kegiatan yang sudah diprogramkan.
l Keluarga penerima manfaat bersyukur dan berterima kasih atas
program yang telah mereka lakukan berkat pendampingan staf
dan Ketua Komisi PSE Keuskupan.
l Para relawan yang mendampingi program sesuai dengan
keterampilannya sangat membantu terwujudnya program
di komunitas. Relawan tersebut adalah para PPL, tokoh
masyarakat dan OMK setempat.
l Hubungan dan keterlibatan Pemerintahan tingkat Kabupaten,
Kecamatan, Desa dan dusun yang mendukung berjalannya
program.
l Ada banyak pengalaman dan benih baik dari program ini
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 21
yang berdampak pada perubahan pola pikir, pola kerja dan
pola hidup penerima manfaat. Contoh mereka mau berbagi
keterampilan dari apa yang sudah didapatnya dalam program
tersebut kepada saudaranya yang lain.
l Pendapatan keluarga bertambah dan sumbangan keluarga
untuk dana APP dan lainnya untuk Gereja meningkat meski
belum memadai.
2. Tantangan
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Keuskupan-keuskupan
pelaksana program dan oleh Komisi PSE KWI sendiri.
l Dalam perjalanan waktu keenam Keuskupan penerima PP
melakukan beberapa perubahan program dan kegiatan karena
dianggap tidak relevan dgn kebutuhan yang ada. Kelemahan
terjadi pada waktu mengadakan kajian tidak terlalu mendalam
atau keputusan yang diambil keliru. Contoh: Keuskupan
Sintang, awalnya sama sekali tidak ada program sekolah kecil
di Dusun dampingan. Tetapi karena angka putus sekolah di
tingkat SD tinggi maka dibuatlah program tersebut.
l Lokasi geografis komunitas dampingan yang tidak selalu
mudah dijangkau, faktor jarak dan kondisi infrastruktur yang
buruk menjadi kendala utama.
l Pandemi covid-19, mempengaruhi seluruh pelaksanaan
program dan kegiatan di lapangan, akhirnya ada kegiatan-
kegiatan yang dibatalkan. Keuskupan Medan yang
pendampingannya pada pariwisata di Toba sangat merasakan
dampaknya, seperti pelatihan berbahasa Inggris untuk OMK
pendamping wisatawan.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
22 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
l Kapasitas sdm di setiap keuskupan penerima dan pengelola
program sangat bervariasi. Hal tersebut menentukan kualitas
program yang dijalankan berjalan baik atau gagal.
l Komisi PSE KWI dengan jumlah anggota pengurus dan tim
yang ada tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya sebagai
pendamping dan monev.
l Keuskupan Palangkaraya setelah berjalan setahun (2019) tidak
dilanjutkan karena beberapa faktor berikut: [1] Tidak ada
pendampingan intensif dari K. PSE KWI karena keterbatasan
tenaga dan dana monev, [2] lemahnya sdm staf pengelola , [3]
asesmen/ kajian yang tidak memadai, [4] Kurangnyanya peran
Ketua PSE sebagai penanggung jawab program.
l Program Contoh di Keuskupan Agung Semarang, sedang
berjalan dan akan berakhir pada bulan September 2022 ini.
Program berjalan baik.
3. Rekomendasi
l Program Contoh (PP) sebagai salah satu implementasi ardas
yang telah dilaksanakan oleh enam keuskupan telah selesai,
kecuali di Keuskupan Agung Semarang yang akan berakhir
pada bulan September 2022 ini.
l Komisi PSE KWI harus memiliki staf khusus atau tim kerja
dan dana tersedia untuk pendampingan PP jika hendak
dilanjutkan.
l Alternatif lain dari model PP adalah program yang dilaksanakan
bersama dengan Karina. Alasannya ada beberapa Keuskupan
(23 Keuskupan) lembaga dan manajemennya disatukan yakni
PSE-Caritas atau dengan sebutan lainnya. Karina memiliki
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 23
staf program pemberdayaan (livelihood) yang memadai dan
tersedia.
l Dapat juga program sepenuhnya diserahkan penuh kepada
keuskupan yang dinilai mampu dan memiliki komitmen untuk
memanfaatkan dana APP dan HPS dengan kebijakan khusus
diluar panduan pemanfaatan dana regular (biasa).
A. Program Reguler
1. Bahan Animasi APP, HPS, LKM (CU)
Bahan animasi APP dan HPS yang dimaksud adalah tema APP
dan HPS yang dibuat oleh Komisi PSE KWI dalam kurun waktu
2018-2022.
a. Tema dan bahan Animasi Aksi Puasa Pembangunan (APP)
2018-2022:
2018 Membangun Solidaritas Sosial Demi Keutuhan Ciptaan.
2019
2020 Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan
Membangun Kehidupan Ekonomi Yang Bermartabat (Jangan
2021 Rampas Hak kami).
Membangun Ekonomi Yang Berbela Rasa (Semakin Bertobat-
2022 Semakin Solider)
Memulihkan Kehidupan (Bumi Sehat – Manusia Sejahtera).
Catatan:
Kerangka dasar APP 2019-2022 (3 tahun) adalah
Tahun 2022 ada perubahan tema dari “Membangun Kehidupan
Ekonomi Selaras Alam: Merusak alam, Menghancurkan
Kehidupan”, menjadi “Memulihkan Kehidupan (Bumi sehat –
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
24 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Manusia sejahtera)”. Alasannya menyesuaikan dengan konteks saat
ini, Ketika dunia dilanda pandemi covid-19.
b. Tema dan bahan Animasi HPS
2017 Membangun Gizi Keluarga.
2019
2020 Keluarga sebagai Komunitas Berbagi Pangan.
2021 Gerakan Kemandirian Pangan: Ayo makan sehat, menanam,
2022 berbagi.
Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi.
Belum ditentukan.
Catatan:
Penyusunan tema HPS 2017-2022 hanya dilakukan oleh
K.PSE KWI, seharusnya Bersama dengan Komdik, Komsos, WKRI
dan KOPTARI. Maka harus dikembalikan sesuai dengan mandat
fungsi K.PSE KWI mestinya dilakukan Bersama.
Perlu dilihat Kembali kemungkinan untuk menyiapkan bahan
lebih operasional untuk pendalaman disekolah dan lingkungan
dalam misalnya 2 – 4 kali pertemuan.
c. LKM:
2019: Mengadakan studi tingkat Nasional, di CU .. di Toraja sebagai
2022: Lokomotif Pemberdayaan Ekonomi Umat (PerNas).
Pelatihan Manajemen/Tata kelola CU (zoom) yang diikuti oleh
CU Keuskupan/Paroki, Bersama dan difasilitasi oleh KARINA
dalam kerjasamanya dengan 5 Perguruan Tinggi Katolik.
Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Toraja.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 25
Catatan:
l Salah satu rekomendasi Pertemuan Nasional CU di Toraja
adalah terbentuknya forum Lembaga CU di tingkat keuskupan,
terutama CU yang didirikan atau difasilitasi oleh Keuskupan
atau Paroki.
l Pelatihan Manajemen/Tata kelola dan pendampingan Lembaga
CU masih akan dilanjutkan.
d. Evaluasi dan Rekomendasi
l Bahan APP dan HPS bentuknya adalah leaflet dan poster.
Permintaan Keuskupan-keuskupan berikutnya supaya ada
bahan berupa gagasan pokok untuk pendalaman. Silakan jika
ada masukan mengenai bentuknya seperti apa dan melibatkan
siapa dalam penyusunannya.
l Keuskupan-keuskupan selama ini mengolah tema tersebut atau
menentukan tema lain berdasarkan konteks dan kebutuhan
pastoral masing-masing. Terima kasih kepada Keuskupan-
keuskupan yang sudah menyampaikan bahan pendalaman
APP-nya di WAG.
B. Program Kegiatan Berbasis Pemanfaatan Dana APP dan
HPS
1. Matriks Kegiatan
Tahun Kegiatan APP Kegiatan HPS Jumlah Kegiatan
2018 234 67 301
2019 242 71 313
2020 91 24 115
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
26 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
2021 59 20 79
Jumlah 626 182 808
2. Keterangan:
l Data per keuskupan seperti: Nama program kegiatan, pemohon,
penanggung jawab, jumlah dana, laporan, dst. Dapat dilihat
dalam lampiran.
l Data program dan kegiatan di tingkat keuskupan tidak kami
masukan, meskipun ada beberapa keuskupan menyampaikan
laporannya.
l Semua kegiatan di atas berangkat dari Kerangka Kerja Hasil
(KKH) program strategis ardas K. PSE KWI.
l Kegiatan di atas termasuk pemberdayaan ekonomi umat
(pertanian, peternakan, perikanan, kios sembako (70%),
animasi/sosialisasi/pelatihan/kursus: (20%) dan sarana
terutama asrama pelajar dan sarana pertanian, bioflok lele, serta
infrastruktur (10%).
l Ada cukup banyak “cerita sukses” dari program tersebut di atas
beberapa foto kami tampilkan dalam lampiran.
l Namun demikian ada juga yang gagal. Kegagalan muncul
sebetulnya dari awal karena kegiatan tersebut berangkat bukan
dari data dan fakta kebutuhan tetapi dari program yang tidak
terencana dengan baik.
l Dana program lihat bagian laporan dana APP dan HPS.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 27
C. Program Kegiatan Lintas Komisi/KARINA/Rumpun
1. Matriks Kegiatan
Tahun Program Kegiatan Mitra/ Partner
2018 Rumpun Kemasyarakatan
Seminar Nota Pastoral KWI KLSD KWI: Kerawam, HAK,
2019 2018: Panggilan gereja SGPP, KKP-PMP, PSE.
2020 Dalam Hidup Berbangsa:
2021 Menjadi Gereja yang Relevan Rumpun Kemasyarakatan
dan Signifikan. Di Keuskupan KLSD KWI: Kerawam, HAK,
2022 Sorong SGPP, KKP-PMP, PSE.
Seminar Dokumen tentang: KARINA.
Persaudaraan Manusia,
Untuk Perdamaian Dunia KARINA
dan Hidup Bersama. Di
Keuskupan Manado Rumpun Kemasyara-
katan KWI,
Program Penanganan akibat Sedang
pandemi covid-19: bantuan berjalan.
sembako, Pendidikan, dan
Ketahanan pangan keluarga
semasa pandemi covid-19
Program penanganan akibat
pandemi covid-19: bantuan
sembako, Pendidikan, dan
Ketahanan pangan keluarga
semasa pandemi covid-19,
untuk 18 Keuskupan.
Lanjutan 2020.
Pendampingan program
Petani Lintas Iman:
pertanian organik di Pakem
KAS. Dasar Gerakan ASG:
Laudato Si dan Fratelli Tutti.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
28 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
2022 Sedang dirancang: Program KARINA, KKP-PMP, SGPP.
pendampingan untuk Migran/
urban di Batam dan Lembata.
2. Keterangan
l Presidium KWI meminta adanya sinergi dan kolaborasi bagi
KLSD dan KARINA dalam program bersama.
l Sinergi dan kolaborasi Komisi PSE KWI dan KARINA semakin
ditingkatkan dan berjalan dengan baik. Faktor pendukung:
ada 23 Keuskupan PSE-Caritas menjadi satu dan komunikasi-
kolaborasi K.PSE KWI dan KARINA KWI berjalan baik.
D. Pertemuan Regio
1. Matrik Kegiatan
Regio 2018 2019 2020 2021 2022
Jawa V V V V
Sumatera V V X V V
Kalimantan V V X X V
Nusra V V X V V
MAM V V X V V
PAPUA V V X X
2. Keterangan:
l Isi Pertemuan bervariasi tergantung regio masing masing,
seperti: koordinasi, sharing, studi bersama, pelatihan dan
kesepakatan Bersama.
l Bentuk: offline dan kunjungan lapangan.
l Selama pandemi ada yang melakukan daring. Kendala tidak
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 29
semua area di keuskupan ada signal yang memadai.
l Setiap Regio memiliki kebijakan untuk menentukan model
pertemuan mau seperti apa. Ada keuskupan yang memanfaatkan
pertemuan regio menjadi pertemuan lintas komisi (SGPP,KPP-
PMP, Caritas, Kerawam, dst), ada yang hanya PSE dan PSE-
Caritas.
l Rekomendasi: perlu memanfaatkan pertemuan ini dengan
lebih baik dan persiapan lebih matang serta mendesain kegiatan
lebih berkualitas.
E. Majalah Sadhana
1. Matriks Penerbitan dan Tema
Tahun No. Tema
2018 Edisi
271 Gerakan Kerasulan PSE dalam Melindungi
dan Mengelola Sumber Hak Hidup Ekonomi
272 Masyarakat Lokal.
273 Gerakan Credit Union: Merintis Jalan,
Mensejahterakan Orang Miskin.
274 Keluarga Sebagai Komunitas Berbagi pangan
Orang Miskin Telah Menyelamatkanmu
2019 275
276 Aksi Puasa Pembangunan (Refleksi Pastoral)
Implementasi Gerakan Menumbuhkan Semangat
277 Melindungi dan Mengelola Sumber Hak Hidup
278 ekonomi Masyarakat Lokal
In Memoriam: Selamat Jalan dan Terima Kasih
Mgr. John Philip Saklil.
Mencintai Pangan Lokal: Ayo Konsumsi Pangan
Sehat dan Segar
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
30 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
2020 280 Mengenal sosok Penggerak Kerasulan PSE
Ayo Makan Sehat, Ayo Menanam, Ayo Berbagi
2021 281 (Solidaritas di masa Pandemi Covid-19)
282
Pesan Paus di Masa Prapasakah 2020:
“Sekarang kita akan menuju Yerusalem”
(Mat.20:18)
Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi
2. Keterangan:
l Majalah Sadhana pertama kali diterbitkan pada tahun
1972. Tahun 2022 ini majalah Sadhana menginjak usianya
yang ke 50 tahun (Pesta Emas). Ada rencana akan diadakan
penerbitan khusus. Masalah yang timbul dalam penerbitan
majalah Sadhana adalah soal kontribusi artikel dan berita dari
Keuskupan-keuskupan, soal biaya cetak dan pengiriman yang
tinggi dan soal distribusi Keuskupan ke Paroki-Paroki/stasi.
l Masukan/usulan dari K.PSE keuskupan: [1] Majalah ini layak
dilanjutkan karena pembaca masih membutuhkan literasi PSE.
[2] Penerbitan dapat dilakukan secara digital untuk mengurangi
biaya pengiriman, namun tetap ada hardcopy yang dicetak
terbatas sebagai dokumen di K.PSE Keuskupan. [3] Perlu
pengembangan isi dan materi supaya lebih berkualitas.
F. Mandat Presidium KWI, Januari 2018-2021:
Penutupan KMBS (Karya Bersama Mitra Keluarga):
l KBMS yang didirikan pada tahun 1990an bertujuan untuk
mensejahterakan penggerak dan staf Komisi PSE KWI dan
Keuskupan.
l Bentuknya adalah Simpan-Pinjam. Jumlah anggota saat
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 31
ditutup (September 2018): 54 Orang.
l Aset terdiri dari simpanan anggota Rp. 220.807.257,- dan
hibah dari Komisi PSE - KWI Rp. 234.444.650,- . jumlah
total Rp. 455.251.907,-
l Alasan penutupan adalah: [a] tata kelola lemah, SOP tidak
ditaati ada penyimpangan prosedur peminjaman, dan kredit
macet (terakhir sebesar Rp. 54.746.728,-). [b] Adanya
Lembaga CU di Keuskupan/Paroki sebagai wadah untuk
mensejahterakan staf dan penggerak PSE.
l Semua sisa aset dibagikan kepada 54 anggota.
LAPORAN KEUANGAN
a. Rekapitulasi Dana APPN
Tahun Penerimaan Pemanfaatan
2018 10.141.965.258,25 6.969.494.000,00
2019 11.254.960.139.00 6.731.545.623,00
2020* 0,-
2021* 0,- 924.184.450.00
2.030.021.301.00
* Pernah Pandemi Covid 19
Catatan: Saldo titipan APP di KWI per- akhir 2021: Rp.
20.000.000.000,-
b. Rekapitulasi Dana HPS Pemanfaatan (Rp)
Tahun Penerimaan (Rp) 1.555.940.000,-
2018 2.742.955.473,50,- 1.402.660.000,-
2019 3.343.271.081,50,-
2020 220.606.165.00,- 294.100.000,-
2021 234.315.534.00,- 805.047.935,-
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
32 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Catatan:
v Saldo dana HPS di KWI: Rp. 6.500.000.000,-
v Belum semua Keuskupan berpartisipasi dalam pengumpulan
kolekte
c. Saldo Kas Dana APP dan HPS (Per-31 Desember 2021)
Dana APP Rp. 3.595.192.860,21,-
Dana HPS Rp. 3.638.621.757.07
Jumlah Rp. 7.233.814. 620, 38,-
Catatan:
v Keputusan KWI, pengumpulan dana APP Kembali normal
Rapat Presidium KWI, Mei 2022.
Catatan / Rekomendasi
a. Penting untuk memberikan perhatian pada animasi, supaya
roh tetap menjadi dasar Gerakan kerasulan PSE, supaya
terhindar fokus pada proyek dan hal teknis lainnya. Penting
membangun kesadaran para penggerak/penggiat Kerasulan
PSE bahwa ini adalah Gerakan iman dan moral sedangkan
pemberdayaan sosial ekonomi adalah konsekuensi dari sebuah
gerakan itu sendiri.
b. Perlu memperbaiki struktur kepengurusan sesuai dengan
mandat dan ART K. PSE-KWI supaya dapat melayani dengan
maksimal.
c. Alternatif dan kreativitas dalam animasi dan pemberdayaan
seperti pemanfaatan IT (e-commerce, dll) sudah menjadi
kebutuhan.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 33
d. Perlu mengkaji ulang tata kelola pemanfaatan dana APP dan
HPS.
e. Hendaknya Kebijakan, keputusan, dan rekomendasi
Konpernas diimplementasikan dalam rencana kerja, program
kerja dan monev. Penting dari semuanya adalah komitmen
untuk melaksanakannya
f. Perlu memikirkan ulang apakah program contoh (PP) mau
dilanjutkan? Berkaitan dengan soal manajerial program, dana,
sdm pengelola, dan tim pendamping dari KWI. Selain PP perlu
dipikirkan alternatif lain atau inovasi dalam pengembangan
pemanfaatan dana APP dan HPS.
g. Perlu ada Langkah konkrit untuk memberi porsi seimbang
di bidang LKM (CU) sama seperti bidang APP dan HPS.
Bagaimana mengintegrasikan ketiganya dalam satu Langkah
Gerakan?
h. Perlu melihat Kembali tata Kelola pemanfaatan dana APP
dan HPS: karena ada LPJ yang masih menjadi masalah? Ada
program kegiatan yang gagal?
PENUTUP
Demikian laporan Pengurus Komisi PSE KWI yang dapat kami
sampaikan. Atas perhatian dan masukan-masukan dari para Ketua
PSE Keuskupan-keuskupan, kami haturkan terima kasih.
Jakarta, 30 Mei 2022.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
34 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
LAMPIRAN 1:
SUSUNAN PENGURUS KOMISI PSE KWI (2018-2022)
Ketua:
Mgr.Yohanes Philipus Saklil (+ 3 Agustus 2019), diganti oleh
Mgr.Samuel Oton Sidin, OFM. Cap
Sekretaris:
RD. Ewaldus
Bendahara:
Fransiska Maha
Anggota:
RD. Marsianus Welan, RD. Gregorius Adi Cahyono
Br. Krispinus Tampajara, MTB, RD. Aleksius Sudarmanto
RD. Bernard Cakra Arung Raya, Bpk. Beni Meo
Tim Kerja/Ahli:
RP. Markus Manurung, OFM.Cap., Ibu Sulistyowati Pranowo
RD. Fredy Rante Taruk, RD. Teguh Santoso
RD. Frans Raring
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 35
LAMPIRAN 2:
Kerangka Kerja Hasil (KKH) Implementasi ArDas:
Hirarkhi Uraian Indikator Hasil
Hasil
Sumber Hak l Jumlah/persentase masyarakat
Goal/ Ekonomi miskin di wilayah sasaran program
Cita2: Masyarakat menurun.
dilindungi l Penurunan angka kemiskinan
Objective dan dikelola dalam level/proyek/program
1: secara mandiri, yang berkontribusi pada angka
bermartabat, dan kemiskinan di tingkat daerah.
Outcome berkelanjutan.
1.1: Sumber daya l Jumlah/prosentase sumber
ekonomi daya alam di wilayah program
masyarakat yang berhasil diselamatkan dari
terlindungi upaya eksploitasi yg merugikan
masyarakat.
Meningkatnya l Jumlah/prosentase s.d.a. yang
partisipasi umat dapat dikembangkan/ diperluas
dalam pergerakan sebagai aset masyarakat lokal.
perlindungan l Jumlah/prosentase masyarakat
dan pengelolaan yang mendapatkan manfaat dari
sumber ekonomi perlindungan sumber hak hidup
masyarakat ekonomi.
Jumlah/prosentase masyarakat
yang terlibat dalam gerakan
sumber daya alam yang menjadi
sumber hak hidup ekonomi
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
36 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Output Tersedianya kader- Jumlah/persentase kader
1.1.1. kader penggerak penggerak kerasulan PSE di tingkat
kerasulan PSE komunitas/ lingkungan, paroki, dan
Output yang berkualitas keuskupan
1.1.2.: dan kapasitas
dalam melindungi Jumlah/prosentase umat tangguh
Outcome dan mengelola (resilien) di tingkat keuskupan,
1.2.: sumber hak hidup paroki, kombas/stasi
ekonominya
Output Jumlah/persentase masyarakat
1.2.1 : Umat menghidupi dan luas lahan/sumber ekonomi
nilai-nilai kerasulan yang dilindunginya.
Output sosial ekonomi dan
1.2.2.: mampu merespon Jumlah/prosentase regulasi yang
kerentanan dibuat/diterbitkan dalam bentuk
sosial ekonomi di perdes, perda. Atau dalam bentuk
lingkungannya. peraturan.
Meningkatkan Jumlah/persentase individu
ketahanan atau kelompok yang memiliki
masyarakat dalam kemampuan dalam memanfaatkan
melindungi sumber sumber hak ekonominya.
hak ekonominya
Adanya regulasi
tingkat desa atau
daerah tentang
perlindungan
sumber
ekonominya
Masyarakat
memiliki
kemampuan
memanfaatkan
sumber ekonomi
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 37
OBYEKTIF Masyarakat yang Jumlah/persentase individu/
berdaya dalam kelompok masyarakat yang
Outcome mengelola sumber memiliki usaha berbasis sumber
2.1.: ekonominya secara daya lokal
berkelanjutan
Output Meningkatnya Jumlah/persentase keluarga yang
2.1.1.: kemampuan memiliki penghasilan cukup dari
Output keluarga dalam hasil pengelolaan ekonominya
2.1.2.: mengelola sumber
daya ekonominya Jumlah/persentase orang muda
Output Adanya kelompok yang memiliki usaha dengan
2.1.3.: wirausaha orang mengembangkan sumber daya
muda berbasis setempat.
sumber daya lokal l Jumlah/prosentase
Adanya produk- masyarakat yang mampu
produk unggulan mengembangkan usaha berbasis
berbasis bahan lokal daerahnya.
lingkungan l Jumlah dan jenis produksi
masyarakat lokal yang berdaya jual
Keluarga tinggi
yang memiliki Jumlah/persentase keluarga yang
kemampuan memiliki penghasilan cukup dari
dalam tata kelola hasil pengelolaan ekonominya
ekonomi rumah
tangga.
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
38 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap.
Ketua Komisi PSE-KWI
PENGARAHAN
KETUA KOMISI PSE – KWI
PADA PEMBUKAAN KONPERNAS XXV
KOMISI PSE - KWI
Pendahuluan
Saudara-saudari yang diberkati Tuhan,
Kita memahami bahwa PSE, yang pada awalnya disebut Panitia
Sosial, lahir dan berdiri berkat proses refleksi theologal tentang
makna kehadiran Gereja Katolik dan berdasarkan keprihatinan,
kebutuhan serta upaya Gereja mewartakan Ajaran Sosial Gereja
universal dalam keterlibatannya mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia. PSE merupakan organ KWI di bidang pastoral khusus,
yakni pengembangan sosial ekonomi, dengan azas dan tujuan,
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 39
dalam terang iman katolik, berdasarkan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Organ ini diharapkan
bisa membantu KWI dalam pewartaan karya penyelamatan kepada
masyarakat lewat kerasulan khusus itu. Selanjutnya, melalui karya
tersebut PSE diharapkan mampu membangun solidaritas kristiani
menuju persaudaraan sejati. Bantuan yang dilaksanakan oleh PSE
ini utamanya sebagai animator, motivator, fasilitator, menurut
dimensi sosial ekonomi sesuai kebijakan KWI
Dalam pelaksanaan tugas ini PSE menampung, mengkaji,
dan menyalurkan inspirasi serta aspirasi keuskupan-keuskupan,
memberi pedoman dan pengarahan. Di pihak lain PSE juga
menginformasikan kebijakan KWI, termasuk dalam upaya
mengembangkan dan mengelola APP dan HPS.
Dalam ARDASnya, PSE, sebagai bagian integral perutusan
Gereja, dalam kerasulan khususnya itu berupaya mengembangkan
Sosial Ekonomi pertama-tama dalam konteks pengembangan
manusia secara menyeluruh dalam segala dimensinya, yang
bermakna bahwa hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari pewartaan
Sabda (kerygma-martyria), perayaan sakramental (leitourgia), dan
pelayanan sosial (diakonia). Rujukan yang amat diperlukan dan
menentukan hakekat, corak, perumusan serta pengembangan
kerasulan khusus ini adalah Ajaran Sosial Gereja, karena berakar
pada nilai-nilai kristiani injili, diperkaya oleh refleksi-refleksi
kehidupan atas situasi nyata yang berkembang dalam masyarakat.
Tujuannya, agar bersama semua orang yang berkehendak baik
mewujudkan keadilan, perdamaian, semangat persaudaraan (yang
dipertegas dalam dokumen Abudhabi), dan cinta kasih di bumi
ini. Karena itu pula PSE berteologi dengan merefleksikan iman
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
40 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
dalam praksisnya dalam masyarakat, antara lain melalui upaya
pencerahan, edukasi analitis dan kritis (“to see, to judge, and to act”).
Pada bagian lain perhatiannya, kerasulan PSE terarah juga kepada
masalah-masalah ekologis, Keutuhan Ciptaan. Sebab, mengambil
ungkapan Paus Fransiskus, “Sekarang ini dibutuhkan ekologi yang
integral: sosial, ekonomi dan lingkungan” (LS 138-142).
Berangkat dari ARDAS ini dan sesuai dengan kebutuhan riil
akan refleksi atas kenyataan Lingkungan Hidup dewasa ini, pada
Konfernas kali ini kita akan memusatkan perhatian lebih pada
Ensiklik Laudato Si, yang merupakan hasil refleksi teologis eksistensi
Paus Fransiskus atas keselamatan bumi dan aneka aksi manusia
yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadapnya.
LAUDATO SI’ DAN AKSI PENYELAMATAN BUMI
Sampai sekarang manusia tidak berhenti menjelajah alam
semesta mencari kalau-kalau di salah satu sudutnya terdapat suatu
planet seperti bumi. Terindikasi samar-samar bahwa mars mungkin
pernah menjadi hunian makhluk hidup. Terakhir ada astronom
yang “menemukan”, nun jauh di sana, kurang lebih 2 milyar tahun
cahaya dari sini, ada sejenis benda angkasa mirip bumi. Namun
belum secara jelas dan terbukti menjadi tempat tinggal makhluk-
makhluk hidup. Jadi, sampai sekarang bumilah satu-satunya rumah
tempat tinggal kita. Kalaupun ada “bumi lain”, terlalu jauh untuk
dijangkau dan dijadikan tempat pengungsian apabila bumi ini
sudah terlalu rusak dan tidak nyaman lagi sebagai tempat tinggal!
Seperti setiap rumah, bumi memiliki aturan-aturan permainan.
Sekalian makhluk yang menjadi bagian integral darinya terikat
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 41
“…kemajuan besar pada hukum-hukum itu dan
sedikit banyak ambil bagian
teknologi (juga dari pembentukan aturan-
ilmu pengetahuan) aturan permainan tersebut.
belum disertai
Secara global hukum
alam itu menciptakan suatu
dinamisme dan evolusi.
dengan Perubahan- perubahan terjadi
pengembangan dari waktu ke waktu dalam
manusia dalam hal skala besar dan kecil (makro dan
mikro). Dan lumrah adanya!
tanggung jawab, “ Keberadaan manusia di bumi,
nilai-nilai, dan pada awal mulanya terintegrasi
hati Nurani...” dan dalam alam itu. Namun, seiring
dengan pertambahan jumlah
“manusia tidak manusia, berkembangnya
seutuhnya otonom.
kemampuan berpikir, terlebih-
lebih dengan adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi, ditambah dengan
modernisasi ekonomi, politik
sosial dan budaya, dll. Ada perubahan global. Dinamisme alamiah
diwarnai secara signifikan oleh perubahan global akibat campur
tangan manusia, dan “perkembangan“ serta perubahan yang semula
bersifat “evolusi” menjadi revolusioner! Kini terjadi perubahan
drastis dan global yang berpengaruh besar terhadap seluruh dimensi
hidup akibat kerusakan lingkungan!
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
42 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Manusia tidak bisa tinggal diam menghadapi kenyataan ini.
Dan memang sudah cukup lama muncul pelbagai inisiatif upaya
perbaikan bumi ini baik dalam skala internasional, nasional maupun
lokal. Namun kendati demikian perjuangan harus berlanjut!
Dalam keprihatinan atas situasi konkrit semakin parahnya
kerusakan Lingkungan Hidup dan dengan maksud agar sekurang-
kurangnya memotivasi dan mengilhami usaha-usaha konkrit
“membenahi” kembali rumah tempat tinggal kita bersama,
bumi ini, Bapa Suci mengeluarkan sebuah ensiklik yang cukup
panjang, “Laudato SI”, yang diinspirasi oleh peri hidup Santo
Pelindung penggiat Lingkungan Hidup, St. Fransiskus dari Assisi.
(Salah satu madah pujian St. Fransiskus dari Assisi tentang Allah
dalam kesatuannya dengan sekalian makhluk ciptaan-Nya, Gita
Sang Surya, diawali dengan kalimat, “Laudato Si, mi Signore”,
“Terpujilah Engkau, Tuhanku”).
Bapa Suci mengajak kita melihat secara luas dan mendasar
aneka penyebab terjadinya kerusakan Lingkungan Hidup dan
menyerukan perlunya tindakan-tindakan konkret perubahan yang
sifatnya komprehensif. Mustahil bisa mengembalikan Bumi kepada
kondisi sempurna seperti pada awal-awal keberadaannya, namun
sekurang-kurangnya kita harus berupaya sedemikian rupa, dengan
mengerahkan segala kekuatan dan dalam Kerjasama dengan semua
orang yang berkehendak baik, untuk sedikit memulihkan luka-luka
bumi yang sudah terlanjur parah. Mungkin sudah banyak yang telah
dan sedang kita kerjakan di keuskupan, paroki, kampung halaman
kita masing-masing, dalam Kerjasama dengan teman-teman
seiman atau lintas agama, baik dalam skala besar maupun kecil,
namun kiranya dalam Konpernas ini kita Kembali disemangati
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 43
untuk melanjutkan perjuangan dan dimotivasikan untuk mencari
barangkali ada cara-cara baru dalam memajukan upaya-upaya itu!
Ekologi
Ekologi pada umumnya dikaitkan langsung atau bahkan
diterjemahkan dengan Lingkungan Hidup saja. Dari asal usul
etimologinya ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos dan logos.
Oikos berarti rumah, tempat tinggal, sedangkan logos ilmu
pengetahuan atau faham. Maka, dalam pengertian aslinya ekologi
berarti pemahaman atau ilmu tentang rumah (bumi), tempat
tinggal kita ini.
Bumi dengan segala isinya tercipta dalam suatu tatanan
atau aturan permainan yang khas, yang disebut hukum alam dan
terintegrasi dengan penciptaan. Ekosistem makro adalah tatanan
global unsur lingkungan hidup yang merupakan satu kesatuan
dalam skala besar, masing-masing unsur tak terpisahkan dari satu
sama lain dan saling mendukung dalam membentuk keseimbangan
dan produktivitas secara keseluruhan lingkungan hidup itu. Di
dalamnya terdapat mikro ekosistem yang merupakan bagian-bagian
dalam keseluruhan itu!.
Manusia sebagai makhluk insani dan berakal budi memang
dituntut untuk memahami tatanan alam ini dalam skala kecil dan
besarnya manakala hendak memanfaatkannya dan mempertanggung
jawabkan kepercayaan yang telah Allah berikan kepadanya (Kitab
Kejadian). Pemahaman dan rasa hormat terhadap Sang Pencipta
yang telah mengadakan segala sesuatu dan membangun ekosistem di
bumi ini (=hukum alam) sungguh perlu dipelihara sebagai landasan
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
44 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
imani bagi usaha memelihara dan melestarikan bumi agar menjadi
rumah yang nyaman untuk didiami. Dalam konteks hidup beriman
hal ini sekaligus menjadi perwujudan rasa hormat dan bakti suci
kepada Allah Pencipta segala sesuatu yang kelihatan maupun yang
tidak kelihatan.
Krisis Ekologis: suatu persoalan kompleks
Beberapa elemen dari krisis ekologis dewasa ini mengungkapkan
dengan jelas karakter iman dan moral. Diantara sekian banyak
“karakter iman dan moral yang ada, pada tempat pertama harus
disebutkan penerapan begitu saja
ilmu pengetahuan dan teknologi,
Dengan bekerja secara khusus dalam kaitannya dengan
manusia eksploitasi atas sumber-sumber daya
alam. Memang, di lain pihak, harus
belajar mencari diakui bahwa banyak penemuan
pematangan membawa kebaikan bagi umat
manusia dan lingkungannya; hal ini
dan kekudusan malahan mengungkapkan betapa
dalam luhur panggilan manusia untuk ambil
permenungan “ bagian secara bertanggung jawab pada
dan pekerjan kegiatan penciptaan Allah di dunia.
Akan tetapi tersimpul pula bahwa
yang saling penerapan penemuan-penemuan
mempengaruhi. tersebut di lingkungan industri,
perkebunan, pertanian, pertambangan,
pemanfaatan atau eksploitasi atas
hutan, bahkan peternakan untuk
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 45
jangka panjang menimbulkan efek-efek negatif. Hal tersebut secara
kasar telah mengungkapkan bagaimana setiap intervensi terhadap
suatu wilayah ekosistem tidak bisa mengabaikan pertimbangan
konsekuensinya terhadap wilayah lain dan secara umum atas
kesejahteraan generasi mendatang.
Penipisan gradual lapisan ozon dan konsekuensinya “efek rumah
kaca” telah mencapai dimensi kritis disebabkan berkembangnya
industri, perambahan hutan secara besar-besaran di seantero
bumi baik untuk perkebunan maupun untuk kayu industri,
konsentrasi urban dan pemakaian energi khususnya di kota-kota
besar. Sampah-sampah industri, gas dari karburator, pemakaian
beberapa jenis lemari es, kipas angin, dll., ikut berpengaruh secara
negatif terhadap atmosfer dan lingkungan hidup. Sekarang muncul
pelbagai perubahan cuaca (global warming), iklim, dan atmosfer,
yang efeknya bisa berupa gangguan kesehatan sampai pada
kemungkinan tenggelamnya daerah-daerah rendah!
Bapak Suci dalam ensikliknya, Laudato Si, dengan meminjam
ide St. Fransiskus dari Assisi, mengatakan: “Saudari ini (=Bumi)
sekarang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita timpakan
padanya, karena penggunaan dan penyalahgunaan kita yang tidak
bertanggungjawab atas kekayaan yang telah diletakkan Allah di
dalamnya. Kita berfikir bahwa kita adalah tuan dan penguasanya
yang berhak untuk menjarahnya. Kekerasan yang ada dalam hati
kita yang terluka oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala penyakit
yang kita lihat pada tanah, di dalam air, di udara dan pada semua
bentuk kehidupan. Oleh karena itu, bumi terbebani dan hancur,
termasuk kaum miskin yang paling kita abaikan dan lecehkan
(Laudato Si’/LS hlm. 5, no.2).
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
46 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
Akar manusiawi krisis ekologis menurut Bapa Suci ada
dalam diri manusia itu sendiri, yakni ketidak-bijaksanaan dan
nafsu memanfaatkan ilmu pengetahuan secara tidak bertanggung
jawab. Selain sebagai kreatifitas yang dimungkinkan oleh Allah
untuk dilakukan oleh manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi
“memberikan kekuatan dahsyat “ kepada manusia. Apalagi kalau
dikaitkan dengan ekonomi dan politik. Kekuasaan itu semakin
dahsyat, karena dengan itu manusia dapat memanipulir segala
sesuatu. Bapa Suci selanjutnya mengatakan, “…kemajuan
besar teknologi (juga ilmu pengetahuan) belum disertai dengan
pengembangan manusia dalam hal tanggung jawab, nilai-nilai, dan
hati Nurani...” dan “manusia tidak seutuhnya otonom”. Kebebasan
manusia memudar ketika menyerahkan diri kepada kekuatan
buta dorongan bawah sadar, kebutuhan langsung, keegoisan, dan
kekerasan” (LS. hlm 67, no. 105). Dalam konteks kehidupan
kristiani hal ini bisa dikategorikan hidup dan bertindak di luar
kesadaran iman dan moral!
Selain itu, akar masalah lainnya yang ada dalam diri manusia
menurut Bapa Suci adalah “…cara manusia menerima teknologi
dan perkembangannya menurut suatu paradigma yang seragam
dengan hanya satu sudut pandang…. “ yang menggiring orang
kepada upaya untuk memeras habis-habisan sumber daya alam,
karena adanya “kecenderungan”, yang tidak disadari, untuk
menetapkan metode dan tujuan teknosains menjadi paradigma
pemahaman yang menentukan kehidupan individu dan cara kerja
masyarakat”. Hal ini selanjutnya akan “membentuk gaya hidup, dan
mengarahkan peluang-peluang di masyarakat ke arah kepentingan
kelompok-kelompok berkuasa tertentu. Beberapa pilihan yang
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 47
tampaknya hanya mengenai peralatan, dalam kenyataannya, adalah
pilihan tentang corak kehidupan sosial yang ingin dikembangkan”
(LS. hlm 68-69, no 106-108). Paradigma teknokratis ini, menurut
Paus juga cenderung mendominasi bidang ekonomi dan politik
(LS. hlm 98, no 109).
Akar permasalahan ketiga, yang berasal dari dalam diri
manusia, menurut Bapa Suci, adalah “antroposentrisme modern”,
penempatan pola pikir teknis di atas realitas, karena “manusia tidak
lagi merasakan alam sebagai norma yang berlaku, atau sebagai
tempat perlindungan hidup. Ia melihat alam tanpa asumsi secara
objektif, sebagai ruang dan bahan untuk dikerjakan. Segalanya
dibuang ke dalamnya, tidak peduli apa hasilnya. Dengan demikian
nilai intrinsik dunia sendiri melemah” (LS. hlm 74, no. 115),
karena manusia kurang mengakui nilai intrinsik makhluk-makhluk
lain itu. Walaupun demikian, kita tidak bisa mengabaikan manusia
pada saat menaruh hormat kepada makhluk lain dengan mengakui
nilai-nilai intrinsiknya, karena tidak ada ekologi tanpa antropologi
(LS. hlm 76, no. 118).
Paham antroposentrisme sesat, menurut Bapa Suci, mendorong
orang jatuh ke dalam relativisme praktis, gaya hidup menyimpang.
“Ketika manusia menempatkan dirinya di pusat, ia akhirnya
memberikan prioritas tertinggi kepada kepentingan sesaat, dan
semua yang lain menjadi relatif ” (LS. hlm 78, no. 122). Budaya
relativisme ini tidak hanya mendorong manusia mengeksploitasi
alam tanpa bertanggung jawab akan tetapi bisa juga menggiring
orang kepada bahaya eksploitasi atas sesamanya.
Dalam konteks membangun ekologi integral, harus
diperhitungkan nilai pekerjaan, untuk menopang tata dunia, karena
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
48 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
manusia memang seharusnya memandang diri sebagai sarana Allah
untuk membantu mewujudkan potensi yang telah diletakkan
Allah sendiri dalam segala sesuatu (LS. hlm 79, no 124). Dengan
bekerja manusia belajar mencari pematangan dan kekudusan dalam
permenungan dan pekerjan yang saling mempengaruhi. “Cara
menghayati pekerjaan secara demikian membuat kita lebih peduli
dan lebih hormat terhadap lingkungan…” (LS. hlm 80, no. 126).
Pada bagian ini tidak bisa diabaikan eksistensi teknologi
biologi baru, yang di satu sisi sebagai bagian ilmu pengetahuan
dan teknologi yang merupakan salah satu wujud partisipasi
manusia dalam tindakan kreatif Allah di dunia, di lain pihak ini
bisa berdampak negatif kalau merupakan intervensi dalam bidang
ekosistem atau, kalau terkait dengan eksperimen pada binatang
apabila dilakukan di luar batas-batas wajar (LS. hlm. 83, no. 130-
131).
Ekologi Integral
Dalam banyak kasus kerusakan lingkungan hidup barangkali
tidak dapat ditanggulangi lagi, namun di banyak tempat lain
kerusakan mungkin masih dapat ditahan. Tidak bisa tidak seluruh
komunitas manusia, individu, negara, organisasi-organisasi
internasional, nasional dan lokal, masing-masing punya tanggung
jawab serius.
Karena persoalan krisis Lingkungan Hidup ini sungguh
kompleks, ruwet, menyangkut pelbagai dimensi kehidupan, Bapa
Suci mempertimbangkan perlunya memajukan suatu ekologi
integral, yang meliputi lingkungan hidup, ekonomi, sosial-budaya,
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 49
kehidupan sehari-hari, perhatian terhadap kesejahteraan umum
dan keadilan antar generasi.
Yang pertama ekologi perlu mempelajari hubungan antara
organisme-organisme hidup dan lingkungan di mana mereka
berkembang, yang menuntut refleksi dan diskusi jujur mengenai
syarat-syarat untuk hidup dan kelangsungan hidup masyarakat, dan
“kejujuran untuk mempertanyakan pelbagai model pembangunan,
produksi dan konsumsi (LS.
hlm 87, no. 137- 138).
Jalan Kembali Selanjutnya
kepada dalam kaitannya dengan
kesederhanaan pertumbuhan ekonomi, yang
cenderung menghasilkan
memungkinkan kita otomatisasi dan homogenisasi,
untuk berhenti dan demi penyederhanaan
menghargai hal-hal prosedur dan mengurangi
kecil, berterima kasih biaya, perlu dipertimbangkan
realitas secara lebih luas, karena
atas kesempatan “perlindungan lingkungan
yang ditawarkan oleh harus menjadi bagian integral
kehidupan, tanpa dari proses pengembangan dan
tidak dapat dipandang terpisah
kelekatan pada apa daripadanya” (LS. hlm 89,
yang kita miliki atau“ no. 141). Itu berarti upaya-
kesedihan atas apa upaya untuk menumbuhkan
ekonomi harus disertai
yang tidak kita miliki. kesiapan mengkaji konteks
sosial: manusia, keluarga,
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN
50 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022
pekerjaan, perkotaan, dan hubungan setiap orang dengan dirinya
sendiri yang menghasilkan cara tertentu untuk berhubungan dengan
orang lain dan dengan lingkungannya (LS. hlm. 90, no. 141).
Karena itu ekologi sosial tidak dapat tidak merupakan institusional
dan secara bertahap meluas ke pelbagai dimensi masyarakat, mulai
dari kelompok sosial dasar, keluarga, melalui komunitas lokal dan
bangsa, sampai ke masyarakat internasional (LS. hlm. 90, no 142).
Dalam upaya melestarikan lingkungan hidup, perlu juga
memperhatikan kekayaan seni dan budaya, karena tidak jarang
dengan rusaknya lingkungan hidup seni dan budaya ikut tergerus.
maka, ekologi juga berarti melestarikan kekayaan seni-budaya umat
manusia. ”Secara khusus, kita dituntut untuk memberi perhatian
kepada budaya lokal, ketika mempelajari isu-isu yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, sambil mendukung dialog antara bahasa
ilmiah teknis dan bahasa rakyat..” Budaya di sini adalah “…yang
hidup, dinamis, dan partisipatif, yang tidak dapat dikesampingkan
ketika kita memikirkan kembali hubungan manusia dengan
lingkungan hidup” (LS. hlm. 91, no. 143).
Ekologi hidup sehari-hari menunjuk kepada perbaikan
menyeluruh kualitas hidup manusia, yang melibatkan kajian tentang
tempat di mana orang hidup, karena mempengaruhi cara orang
memandang hidup, merasa dan bertindak. Hal ini menyiratkan
juga hubungan antara hidup manusia dan hukum moral yang
tertulis dalam kodrat manusia itu. Hubungan ini diperlukan agar
dapat menciptakan lingkungan yang lebih bermartabat. Menerima
tubuh sebagai karunia Allah, dan menghargai tubuh sebagai laki-
laki atau perempuan sangat penting bagi ekologi manusia sejati dan
MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN