The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Liputan KONPERNAS Komisi PSE KWI
tahun 2022 di Denpasar

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fransiskamaha, 2023-01-03 21:33:09

Majalah Sadhana (Edisi Khusus tahun 2022)

Liputan KONPERNAS Komisi PSE KWI
tahun 2022 di Denpasar

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 51

dalam kerangka mengenal diri dalam perjumpaan dengan orang
yang berbeda (LS. hlm 97, no. 155).
Kesejahteraan umum adalah bagian integral dari perjuangan
mewujudkan ekologi. Hal ini dirumuskan sebagai “Keseluruhan
kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan yang memungkinkan baik
kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk
secara lebih mudah dan lebih lancar mencapai kesempurnaan
mereka sendiri” (LS. hlm. 98, no. 157). Kesejahteraan umum ini
membutuhkan kedamaian sosial, yakni stabilitas dan keamanan
berdasarkan tata tertib tertentu, yang tidak dapat dicapai tanpa
perhatian khusus pada keadilan distributif, yang pelanggarannya
selalu menimbulkan kekerasan” (LS. hlm. 98, no. 157).
“Ketika kita berfikir tentang situasi dunia yang kita tinggalkan
untuk generasi mendatang, kita memasuki logika yang berbeda,
yaitu bahwa dunia adalah anugerah cuma-cuma yang kita terima
dan yang kita bagi bersama” (LS. hlm. 99, no. 159). Inilah keadilan
mendasar, karena bumi yang kita terima adalah juga milik mereka
yang akan datang. Usaha mewujudkan ekologi dalam hal ini berarti
berjuang untuk mewariskan planet yang layak huni kepada generasi
mendatang (LS. hlm. 100, no.160).

Gerakan Ekologis Mendesak
(Orientasi, Aksi, dan Pendidikan Spiritual)
Menghadapi kerusakan Lingkungan Hidup dewasa ini Bapa
Suci mengemukakan beberapa hal yang perlu segera dikerjakan,
berupa pedoman orientasi, aksi, dan pendidikan spiritual ekologis.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

52 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Hal pertama yang terpikirkan dan beliau ajukan adalah dialog
tentang lingkungan hidup dalam politik internasional. Gagasan
bahwa bumi ini adalah rumah bersama umat manusia dalam
kebersamaan dengan makhluk-makhluk ciptaan lain, menggaris
bawahi bahwa ada interdependensi antar sekalian makhluk ciptaan
itu, secara khusus antar umat manusia yang tercipta dengan
memiliki kekhususan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain.
Gagasan ini menyadarkan umat manusia bahwa dampak negatif
dari gaya hidup, produksi, dan konsumsi, dan bahkan kebijakan-
kebijakan lain terkait politik dan kehidupan sosial kemasyarakatan,
menimpa semua orang, dan hal ini sekaligus mendorong manusia
untuk memastikan perlunya solusi-solusi dalam perspektif global,
dan bukan hanya melindungi kepentingan negara-negara tertentu.
“Saling ketergantungan memaksa kita untuk berfikir tentang suatu
dunia yang tunggal, sebuah proyek bersama” (LS. hlm. 102, no.
164).

Harus diakui bahwa Gerakan ekologi sedunia telah bergerak
maju secara signifikan, diperkaya oleh upaya pelbagai organisasi
masyarakat sipil, di lain pihak pertemuan- pertemuan puncak
dunia tidak selalu memenuhi harapan, karena kurangnya kemauan
politik, untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan global yang
sungguh-sungguh bermakna dan efektif tentang lingkungan
hidup (ada pelbagai KTT: Stockholm 1972, Rio de Janeiro 1992,
Konvensi Wina, Protokol Montreal, dll.). “Dengan kata lain
sangat dibutuhkan perjanjian-perjanjian internasional yang dapat
ditegakkan, karena pemerintah-pemerintah lokal terlalu lemah
untuk mengadakan intervensi secara efektif ” (LS. hlm. 107, n0.
173).

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 53

Dalam kaitannya dengan ini Bapa Suci Fransiskus mengulangi
pernyataan Paus Benediktus XVI terkait dengan ajaran sosial Gereja:
“Untuk mengelola perekonomian dunia, untuk menghidupkan
kembali perekonomian yang dihantam krisis, untuk mencegah
memburuknya krisis dewasa ini dan ketidak-seimbangan
yang semakin parah; untuk mencapai perlucutan senjata yang
menyeluruh dan memadai, ketahanan pangan dan perdamaian,
untuk menjamin perlindungan lingkungan hidup dan mengatur
arus migrasi: untuk semua ini perlu adanya kekuasaan politik dunia
yang sejati, seperti yang telah ditunjukkan oleh pendahulu saya, St.
Yohanes XXIII beberapa tahun yang lalu” (LS. hlm. 108, no. 175).
Dalam skala nasional dan lokal, masalah-masalah yang
berkaitan dengan lingkungan hidup dan pengembangan ekonomi,
perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan nasional dan lokal,
mengingat adanya kemungkinan penggunaan tak bertanggung
jawab kemampuan manusia. Maka setiap negara bertugas dan
kewajiban merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan memberi
sanksi dalam wilayahnya sendiri. Penegakan hukum bertujuan agar
perspektif kesejahteraan umum sungguh diperhatikan (LS. hlm.
108-112, no. 176-181).
Pada gilirannya diperlukan suatu dialog transparan dalam
pengambilan keputusan, karena penilaian dampak lingkungan
dari aneka usaha dan proyek menuntut suatu proses politik yang
transparan dan melibatkan dialog. Karena itu amdal seharusnya,
menurut Bapa Suci, tidak baru dilaksanakan setelah rancangan
sebuah proyek produksi atau kebijakan, rencana, atau program
apapun sudah dibuat. Dengan demikian untung rugi sudah
terdeteksi sejak dini dan realistis. Untuk itu harus selalu diupayakan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

54 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

konsensus antara pelbagai pemangku kepentingan, khususnya
penduduk setempat, yang dapat menawarkan aneka perspektif,
solusi dan alternatif.

“Ketika menghadapi risiko bagi lingkungan hidup yang dapat
mempengaruhi kesejahteraan umum pada masa sekarang dan di
masa depan, keadaan itu menuntut bahwa ‘keputusan- keputusan
mesti didasarkan pada suatu perbandingan antara risiko dan
manfaat yang dapat diperkirakan untuk setiap alternatif yang bisa
dipilih’” (LS. hlm. 113, no. 184).

“Di mana ada ancaman kerusakan serius atau permanen,
ketiadaan kepastian ilmiah penuh tidak boleh dipakai sebagai alasan
untuk menunda mengambil langkah-langkah efektif yang mencegah
degradasi lingkungan. ...untuk melindungi mereka yang paling
lemah, yang hampir tidak memiliki kemampuan untuk membela
kepentingan mereka dan mengajukan bukti tak terbantahkan” (LS.
hlm. 114, no. 186).

Bapa Suci menegaskan bahwa Gereja tidak berpretensi
memutuskan soal-soal ilmiah atau mengambil alih politik, tetapi
mendorong perdebatan yang jujur dan transparan, agar kepentingan
tertentu atau ideologi tidak merugikan kesejahteraan umum (LS.
hlm. 115, no. 189).

Hal ini ditegaskan karena politik dan ekonomi harus
dikemas dalam dialog demi pemenuhan manusia, dalam kerangka
pengabdiannya kepada kehidupan, khususnya kehidupan manusia.
Dalam kaitannya dengan perlindungan atas lingkungan hidup
pun keberhasilan tidak dapat dijamin semata-mata berdasarkan
perhitungan finansial menyangkut biaya dan laba, karena termasuk
harta benda yang tidak dapat dilindungi atau dikembangkan secara

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 55

memadai oleh kekuatan- “Gereja tidak
kekuatan pasar (LS. hlm.
116, no. 190). berpretensi
memutuskan
“Supaya muncul model- soal-soal ilmiah
model kemajuan yang baru,
kita perlu ‘mengubah model
pembangunan global,’ yang

akan memerlukan sebuah atau mengambil
refleksi bertanggungjawab alih politik, tetapi
atas ‘makna ekonomi mendorong
dan tujuannya, untuk

memperbaiki kesalahan perdebatan yang
jujur dan transparan,
dalam fungsi dan agar kepentingan

aplikasinya’. Tidak cukup

untuk mendamaikan, sebagai

jalan tengah, perlindungan tertentu atau ideologi
tidak merugikan
alam dengan keuntungan kesejahteraan“

finansial, atau pelestarian

lingkungan dengan

kemajuan. …yang penting umum (LS. hlm. 115,
adalah hal mendefinisikan no. 189).
ulang pengertian kita tentang

kemajuan. Perkembangan

teknologi dan ekonomi yang tidak meninggalkan dunia yang lebih

baik dan kualitas hidup yang lebih baik secara keseluruhan, tidak

dapat dianggap sebagai kemajuan” (LS. hlm. 118-119, no. 194).

Dalam kaitannya dengan politik dibutuhkan ...yang
berpandangan luas dan yang bisa mengajukan pendekatan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

56 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

komprehensif, mampu mengintegrasikan berbagai aspek krisis ke
dalam suatu dialog interdisipliner. ….mampu mendobrak cara
berfikir yang sesat, dan tidak terjebak dalam wacana-wacana yang
tidak konsisten….berani memikirkan ulang seluruh proses, supaya
tidak terjatuh ke dalam pertimbangan-pertimbangan ekologis yang
dangkal sementara itu tidak mempertanyakan cara berfikir yang
mendasari budaya saat ini (LS. hlm. 121, no. 198).

Politik dan ekonomi harus bekerjasama, kalau mau
menyelamatkan dunia!
Pada poin terakhir dari bagian ini perlulah pula dikemukakan
makna dialog antara agama dengan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan (dan teknologi) punya andil bagi terwujudnya
kemajuan di segala bidang kehidupan. Namun, hal itu tidak
serta merta bisa menjawab segala persoalan kemanusiaan dan
lingkungan hidup. Perlulah adanya suatu dialog baik antar
pelbagai ilmu dan pelbagai ilmu itu dengan agama, karena “seluruh
solusi teknis apapun yang diklaim oleh sains, tidak akan mampu
memecahkan masalah masalah serius dunia jika umat manusia
kehilangan kompasnya, jika kita melupakan motivasi utama yang
memungkinkan kita untuk hidup bersama, berkorban, berbuat
baik” (LS. hlm. 122-123, no. 200). Beberapa elemen dari krisis
ekologis dewasa ini mengungkapkan dengan jelas karakter iman dan
moral. Pada tempat pertama harus disebutkan penerapan begitu
saja kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara khusus
dalam kaitannya dengan eksploitasi atas sumber-sumber daya alam.
Tergerusnya iman otentik dan rasa hormat terhadap kehidupan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 57

bisa sungguh-sungguh memperlebar jalan kepada eksploitasi secara
tidak bertanggung jawab terhadap sumber daya alam.

Unsur formatif dan hidup rohani ekologis
Pendidikan dan hidup rohani terkait dengan gerakan ekologis
sudah saatnya sungguh- sungguh mendapat perhatian serius, karena
banyak hal perlu diarahkan kembali dan manusia harus berubah.
Manusia perlu juga menyadari asalnya bersama, perihal saling
memiliki, dan suatu masa depan bagi semua.
Perubahan gaya hidup, berkat adanya kemampuan untuk
bangkit melampaui dirinya, melampaui segala kondisi mental
dan sosial yang dibenamkan padanya, sebagai sebuah tanggapan
yang terus dibangkitkan oleh Allah dalam diri manusia, dan yang
memungkinkan manusia tidak melupakan martabatnya. Peranan
pendidikan dan pengolahan hidup rohani tetaplah menjadi hal
yang tidak bisa diabaikan dalam kaitannya dengan ini!
Perubahan gaya hidup bisa membawa tekanan sehat pada
mereka yang memegang kekuasaan politik, ekonomi dan sosial.
Mereka menjadi efektif dalam mengubah perilaku perusahaan,
dengan memaksanya untuk mempertimbangkan dampak ekologis
dan pola produksinya. Ketika kebiasaan masyarakat mempengaruhi
keuntungan perusahaan, mereka ini dipaksa untuk berproduksi
dengan cara lain. Inilah tanggung jawab sosial konsumen: “membeli
selalu merupakan tindakan moral, lebih dari sekedar tindakan
ekonomis” (LS. hlm. 126, no. 206).
Paus mengingatkan bahwa manusia selalu bisa mengembangkan
kemampuan baru untuk keluar dari diri sendiri menuju yang lain.
“Sikap dasar melampaui diri dengan mendobrak keberpusatan dan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

58 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

keterkungkungan diri, adalah akar yang memungkinkan segenap
perhatian diarahkan kepada orang lain dan lingkungan, dan yang
menimbulkan tanggapan moral untuk memperhitungkan dampak
setiap tindakan dan keputusan pribadi kita terhadap dunia sekitar
kita” (LS. hlm. 127, no. 208).

Pendidikan lingkungan hidup secara bertahap telah memperluas

tujuannya, dari terfokus kepada informasi ilmiah (ekologi sebagai

“ilmu tentang bumi, rumah tempat tinggal manusia), peningkatan
kesadaran dan pencegahan

risiko untuk lingkungan,

kepada kemampuan mengkritisi Perkembangan
“mitos” modernitas yang teknologi dan
didasarkan pada cara berfikir ekonomi yang tidak
utilitarian (individualisme,

kemajuan tanpa batas, meninggalkan
persaingan, konsumerisme, dan dunia yang lebih
pasar tanpa aturan). Pendidikan baik dan kualitas
itu juga membantu upaya hidup yang
lebih baik secara
pemulihan kembali pelbagai keseluruhan, tidak
tingkat keseimbangan ekologis: dapat dianggap
di tingkat internal dengan “
dirinya sendiri, tingkat sosial
dengan orang lain, di tingkat

alami dengan semua makhluk sebagai kemajuan”
ciptaan, dan di tingkat spiritual (LS. hlm. 118-119,
dengan Allah (LS. hlm. 128, no. no. 194).
210). “Pendidikan lingkungan

hidup harus mempersiapkan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 59

kita untuk melakukan lompatan ke Misteri yang memberi etik
lingkungan maknanya yang terdalam… selain itu dikembangkan
juga etik lingkungan, sehingga membantu orang secara efektif
bertumbuh dalam solidaritas, tanggung jawab, dan perawatan
penuh kasih” (LS. hlm. 128, no. 211), juga dalam kehidupan
sehari-hari, dalam wujud tindakan-tindakan kecil! Hal ini sungguh
akan berdampak positif bagi upaya pelestarian lingkungan hidup
(contoh: menghindari penggunaan plastik dan kertas, mengurangi
penggunaan air, memilah sampah, memasak secukupnya,
memperlakukan makhluk lain dengan baik, menggunakan alat
transportasi umum atau satu kendaraan bersama beberapa orang
lain, menanam pohon, mematikan lampu yang tidak perlu, dll..).
Pendidikan ekologis dapat terjadi dalam pelbagai konteks: sekolah,
keluarga, media komunikasi, katekese,dll.
Dunia politik, berbagai kelompok masyarakat, Gereja, dan
semua komunitas kristiani harus memainkan peran penting dalam
pendidikan ekologis ini. Bahkan Bapa Suci berharap bahwa di
“seminari-seminari dan rumah-rumah pembinaan hidup bakti
diberikan pembinaan keugaharian yang bertanggung jawab,
kontemplasi dunia dengan penuh syukur, dan kepedulian akan
kerapuhan orang miskin serta lingkungan hidup. Mengingat
pentingnya apa yang dipertaruhkan, kita membutuhkan lembaga-
lembaga yang berwenang untuk menghukum orang yang merusak
lingkungan, tetapi juga perlu saling memantau dan saling mendidik”
(LS. hlm. 130, no 214).

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

60 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Pertobatan Ekologis

Kejahatan dan pengrusakan lingkungan hidup serta dampaknya
yang mengglobal terhadap keberlangsungan hidup lingkungan itu
dan manusia adalah buah dari suatu visi reduktif dan innatural, yang
menggambarkan suatu penghinaan serius dan mendasar terhadap
alam itu sendiri, manusia, dan bahkan terhadap Allah sebagai
Pencipta tunggal. Sama dengan itu kerusakan ekologis juga terjadi
karena tidak terkontrolnya pemusnahan terhadap spesies binatang
atau tumbuh-tumbuhan atau karena pemanfaatan sumber-sumber
alam atas cara salah, juga apabila dilakukan atas nama kemajuan dan
kesejahteraan, pada kenyataannya tidak menguntungkan manusia,
dan merupakan dosa ekologis!

Bapa suci menawarkan kepada umat kristiani suatu kerangka
spiritualitas ekologis yang berakar dalam keyakinan iman katolik,
bukan sekadar ide-ide, tetapi merupakan motivasi yang lahir dari
spiritualitas, yang bertujuan menumbuhkan semangat pelestarian
dunia. Dan pertobatan ekologis yang bermakna membiarkan
seluruh perjumpaan dengan Yesus Kristus berkembang dalam
hubungan dengan dunia sekitar. Ini bagian dari panggilan untuk
melindungi karya Allah bukan sebagai pilihan atau aspek sekunder,
tetapi menjadi bagian integral keberadaan sebagai orang beriman.

Teladan St. Fransiskus dari Assisi menyadarkan kita bahwa
hubungan sehat dengan dunia ciptaan menjadi salah satu dimensi
pertobatan utuh; orang mengakui kesalahannya, segala dosa,
kejahatan, kelalaian, dan bertobat dengan sepenuh hati. Hal
ini sangat penting dalam upaya mencapai rekonsiliasi dengan
dunia ciptaan (LS. hlm 132-133, no 218). Karena permasalahan
kerusakan itu kompleks, tidak cukup pertobatan dilakukan sendiri-

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 61

sendiri. Perlulah ada jaringan untuk menuntaskan masalah sosial
ini. “Tuntutan-tuntutan tugas begitu besar sehingga tidak dapat
diselesaikan oleh prakarsa individual atau bahkan kerjasama pribadi-
pribadi yang dididik secara individualistis. Ini akan memerlukan
gabungan kekuatan dan kesatuan usaha. Pertobatan ekologis yang
diperlukan untuk menciptakan suatu dinamisme perubahan yang
berkelanjutan, juga merupakan pertobatan komunal” (LS. hlm.
133, no. 219). Pertobatan ini menyirat berbagai sikap yang bersama-
sama menumbuhkan semangat perlindungan yang murah hati dan
penuh kelembutan, kesadaran penuh kasih; kemampuan melihat
dunia dari dalam, seraya menyadari ikatan-ikatan yang telah dijalin
Bapa antara kita dan semua makhluk (LS. hlm. 134,no. 220).

Kegembiraan dan damai
Menarik memperhatikan ungkapan Bapa Suci terkait dengan
kegembiraan dan damai yang mewarnai hidup orang beriman
dalam konteks pelestarian lingkungan hidup: “Jalan Kembali
kepada kesederhanaan memungkinkan kita untuk berhenti dan
menghargai hal-hal kecil, berterima kasih atas kesempatan yang
ditawarkan oleh kehidupan, tanpa kelekatan pada apa yang kita
miliki atau kesedihan atas apa yang tidak kita miliki. Hal ini berarti
menghindari dorongan penguasaan dan penumpukan kesenangan
saja” (LS. hlm. 135, no. 222). Orang bisa menghayati hidup secara
intensif walaupun dengan sedikit hal, cakap membatasi kebutuhan
yang membius, karena itu terbuka untuk banyak kemungkinan
lain, dan hal ini membahagiakan!.
“Tidaklah mudah untuk mengembangkan kerendahan hati
yang sehat dan keugaharian yang membahagiakan ini jika kita

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

62 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

“Mengingat menganggap diri otonom;
jika kita mengucilkan Allah
pentingnya apa dari hidup kita dan ego kita
yang dipertaruhkan, mengambil tempat-Nya;
jika kita berfikir bahwa
subjektivitas kita sendiri dapat

kita membutuhkan menentukan apa yang baik
lembaga-lembaga dan apa yang jahat” (LS. hlm.
yang berwenang 136, 224). Selain itu orang
juga perlu berdamai dengan

untuk menghukum “ dirinya dan meluangkan
orang yang merusak waktu untuk menemukan
lingkungan, tetapi kembali suatu keselarasan
juga perlu saling yang jernih dengan dunia
memantau dan saling ciptaan, untuk merenungkan
mendidik” (LS. hlm. gaya hidup dan cita-cita,
130, no 214). untuk merenungkan Pencipta
yang hidup di tengah-tengah
kita dan dalam lingkungan

kita, yang kehadiran-Nya

tidak boleh dibuat-buat,

tetapi ditemukan, disingkap (LS. hlm. 137, no. 226).

Cinta dalam ranah sipil dan politik

Bicara tentang pelestarian lingkungan hidup sesungguhnya
juga bicara mengenai cinta, yang memampukan orang untuk
hidup bersama dan dalam persekutuan, terwujud tanpa pamrih.
Di rumah bumi ini kita saling membutuhkan dan terungkapkan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 63

dalam tindakan sehari-hari yang sederhana, mematahkan logika
kekerasan, eksploitasi, egoism, dan konsumerisme.
Kasih ini bisa bersifat sipil dan politis, dan mengungkapkan
diri dalam segala tindakan yang berusaha membangun sebuah
dunia yang lebih baik. Suatu peradaban cinta kasih yang ditawarkan
Gereja kepada dunia, sebagai kunci untuk perkembangan otentik,
“Untuk menjadikan masyarakat lebih manusiawi, lebih layak bagi
pribadi manusia, cinta kasih di dalam kehidupan sosial -pada
bidang politik, ekonomi, budaya-, mesti diberikan nilai baru, seraya
menjadikannya norma tetap dan tertinggi dari semua kegiatan” (LS.
hlm. 139, no.231).

Tanda-tanda sakramental dan istirahat yang dirayakan
Pada bagian ini Bapa Suci menuntun kita masuk ke dalam
rahasia terdalam segala ciptaan yang dipenuhi sepenuh-penuhnya
oleh Allah, sehingga orang bisa menemukan jejak-jejak aktivitas
Ilahi dalam setiap makhluk ciptaan. Banyak orang kudus mendapat
kesempatan mengalami kehadiran riil dan aktif yang Ilahi dalam
perjumpaan mendalamnya dengan sekalian makhluk ciptaan.
Dalam keheningan dan kesunyian perjumpaan mendalam dengan
makhluk-makhluk ciptaan lain itu para mistikus mengalami
kesegaran dan istirahat.
Dalam tatanan sakramen-sakramen alam diangkat oleh
Allah menjadi perantara kehidupan adikodrati (=menjadi tanda
dan sarana keselamatan). Melalui ibadat, orang diajak merangkul
segala kenyataan, diangkat dengan segala daya simbolisnya dan
disatukan ke dalam pujian kita. Dalam pertemuan dengan Allah
kita juga dapat bersatu dengan alam semesta, karena semua

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

64 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

makhluk ciptaan menemukan makna sejatinya dalam Sabda yang
menjelma.“Kristianitas tidak menolak materi, kejasmanian, yang
justru dihargai sepenuhnya dalam tindakan liturgis, dimana tubuh
manusia menunjukkan sifatnya yang terdalam sebagai bait Roh
Kudus dan disatukan dengan Tuhan Yesus, yang telah mengenakan
tubuh demi keselamatan dunia” (LS. hlm. 142, no. 235). Dalam
Ekaristi dunia ciptaan menemukan keagungannya yang terbesar,
karena Tuhan menjadikan diri-Nya santapan dalam wujud makanan
dan minuman manusiawi, roti dan anggur. “Oleh karena itu Ekaristi
menyatukan langit dan bumi, merangkul dan meresapi seluruh
ciptaan, menjadi sumber terang dan motivasi untuk kepedulian kita
akan lingkungan hidup, dan mengajak kita untuk menjadi penjaga
seluruh ciptaan” (LS. hlm. 143, no. 236).

Allah Tritunggal dan Hubungan antara Makhluk
Bagi umat kristiani seluruh realitas mengandung dalam
dirinya jejak Allah Tritunggal Mahakudus. Pribadi-pribadi Ilahi
terus berhubungan satu sama lain, dan dunia, yang diciptakan
menurut model Ilahi, merupakan suatu jaringan hubungan.
“Setiap makhluk condong kepada Allah, dan semua makhluk
yang hidup pada gilirannya berciri khas untuk condong yang satu
kepada yang lain, sehingga di alam semesta kita dapat menemukan
hubungan tetap yang tak terhitung jumlahnya dan yang terjalin
secara tersembunyi.…Semuanya saling berhubungan, dan hal
itu mengajak kita untuk mengembangkan suatu spiritualitas
kesetiakawanan global yang mengalir dari misteri Trinitas” (LS hlm.
145-146, no. 240).

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 65

Ratu Seluruh Ciptaan

Satu catatan singkat terkait dengan peranan Maria dalam

kegiatan pelestarian lingkungan hidup pantas dikemukakan. Bapa

Suci mengatakan bahwa Bunda Maria, “…tidak hanya menyimpan

dalam hatinya seluruh kehidupan Yesus yang ia asuh dengan setia,
“tetapi sekarang pun ia memahami makna segala sesuatu. Oleh
karena itu, kita dapat meminta dia

untuk membantu kita memandang

dunia ini dengan mata yang lebih Dalam Ekaristi
bijaksana” (LS. hlm. 146, no. 241). dunia ciptaan
St. Yosef, ditampilkan sebagai sosok menemukan
pelindung, penyelamat, orang benar

dan pekerja keras dan kuat, lembut keagungannya
tetapi tidak lemah, siap mengasihi yang terbesar,
dan melayani, dapat mengajar karena Tuhan
bagaimana melindungi. Karena itu menjadikan diri-
Bapak Yosef dapat memotivasi kita

untuk bekerja keras dengan murah Nya santapan “
hati dan lemah lembut melindungi dalam wujud
dunia yang telah dipercayakan makanan dan
Allah kepada kita (LS. hlm. 147,

no. 242). minuman

Melampaui Matahari dari manusiawi, roti
Pada bagian terakhir dan anggur.

ensikliknya Bapa Suci mengajak kita

untuk memasuki rahasia terdalam

Allah, yang memiliki keindahan tanpa batas, dalam perjalanan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

66 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

persekutuan dengan sekalian makhluk menuju keabadian, rumah
bersama di surga. Kehidupan kekal itu menjadi sebuah pengalaman
kekaguman bersama, pada saat mana setiap makhluk yang telah
berubah rupa dengan cemerlang, akan mengambil tempatnya dan
memiliki sesuatu untuk dipersembahkan kepada kaum miskin yang
telah dibebaskan untuk selama-lamanya.

Semoga perjuangan dan kepedulian kita untuk planet ini tidak
pernah merampas sukacita pengharapan dari kita. Allah terus hadir
Bersama kita dan menguatkan kita untuk meneruskan perjuangan
demi kelestarian alam menuju paripurnanya (LS. hlm. 148, no.
245- 246).

Beberapa Kemungkinan Aksi nyata di Keuskupan-keuskupan:

1. Karenamasalahlingkunganhidupsangatkompleks,kaitmengkait
dengan aneka dimensi kehidupan: ekonomi, politik, sosial, dan
budaya, pendidikan, dan hidup rohani, maka pembicaraan
tentangnya perlu melibatkan banyak orang yang berkompeten di
bidang-bidang ini dan bersama-sama mendiskusikan bagaimana
caranya agar kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi, sosial,
politik, pendidikan, hidup rohani dan kebudayaan mengarah
serta sungguh-sungguh mendukung upaya nyata penyelamatan
lingkungan hidup yang muara akhirnya adalah kesejahteraan
bersama masyarakat. Ini perlu dilaksanakan dalam Kerjasama
dengan banyak pihak yang berkemauan baik. Tidak mungkin
dilakukan sendiri oleh Gereja.

2. Pada tatanan Pendidikan dan hidup rohani: Gereja perlu
mengupayakan agar Pendidikan dan penghayatan hidup
rohani terkait dengan upaya pelestarian alam yang kait mengait
dengan pelbagai aspek kehidupan itu perlu dianjurkan agar

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 67

dilaksanakan mulai dari keluarga-keluarga (melalui komisi
keluarga). Kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah Katolik di
stasi-stasi atau lingkungan-lingkungan. Untuk itu perlu adanya
buku-buku pegangan.
3. Hal yang sangat praktis: para romo, biarawan-biarawati, harus
berani menyuarakan warta kenabian terkait dengan upaya
pelestarian alam, perubahan mentalitas dan gaya hidup, dst.
Lalu sendiri mempraktekkan hidup sederhana, siap turun ke
lapangan untuk menanam pohon di lahan-lahan pastoran
atau keuskupan yang masih kosong, ikut aktif menjaga
kebersihan lingkungan setempat, memilah sampah, serta
mempropagandakan hidup hemat dan sehat serta berpihak
pada orang-orang kecil dan terkucil.
4. Di beberapa tempat, di pastoran, susteran dan keuskupan,
sudah ada contoh- contoh pemanfaatan lahan untuk menanam
sayur mayur organik dengan memanfaatkan sisa-sisa makanan,
mengolah sampah jadi pupuk, dsb… Kegiatan seperti ini dapat
disebar luaskan dan diteruskan.
5. Melalui media masa, sarana modern internet, hp, menyebarkan
praktek-praktek dan upaya-upaya nyata serta contoh-
contoh bagaimana mereduksi bahaya-bahaya meluasnya
kerusakan alam. Kalau perlu mengekspos praktek-praktek
ilegal penambangan emas, perambahan hutan, dst..Ini hanya
beberapa kemungkinan. Dari ensiklik Bapa Suci banyak
inspirasi bisa menjadi landasan untuk mewujud nyatakan
gerakan pelestarian alam dan perubahan mentalitas dan gaya
hidup, praktek berpolitik dan berekonomi ekologis, serta
keberpihakan kepada kaum tertindas, dst..

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

68 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

(Mgr. Petrus Turang/Uskup Agung Kupang)

KERASULAN SOSIAL EKONOMI
DI INDONESIA

AJARAN SOSIAL GEREJA
1. Kerasulan sosial ekonomi dalam Gereja Katolik terpaut pada

penegasan Ajaran Sosial Gereja tentang pembangunan manusia
seutuhnya, yaitu gagasan kemanusiaan menurut Injil Yesus
Kristus: Dia datang untuk melayani kepentingan manusia dan
menyebarkan kelimpahan hidup menurut perintah cinta kasih:
persaudaraan dan persahabatan.
MANUSIA SEUTUHNYA SELURUHNYA
2. Yang paling utama dalam kerasulan sosial ekonomi adalah
manusia, subyek pembangunan hidup dan penghidupan.
Keutuhan pribadi manusia yang tercipta menurut gambar

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 69

dan keserupaan dengan Allah memiliki hakikat yang setara.
Artinya, tanpa kekerasan, diskriminasi dan korupsi. Gerak
perkembangannya terlaksana dari hati ke hati dalam bingkai
solidaritas dan subsidiaritas.

TANGGUNG JAWAB BERSAMA
3. Panggilan kemanusiaan ini terwujud oleh tanggung jawab
bersama, di mana keterlibatan semua memegang peran utama.
Dalam proses pengembangan tiada orang yang dikucilkan
atau dipinggirkan demi kepentingan tertentu, entah sosial,
ekonomi, politik, budaya maupun ideologis. Sebagai acuan
dasar dari kerasulan sosial ekonomi adalah peduli orang miskin.

BARANG-BARANG UNTUK SEMUA
4. Penegasan Ajaran Sosial Gereja adalah bahwasanya “barang-

barang di dunia ini diperuntukkan bagi semua orang”, tanpa
kecuali. Gagasan ini menunjukkan bahwa setiap orang berhak
untuk memiliki dan menggunakan kepemilikan itu demi
kebaikan bersama, tanpa melalaikan Kepentingan pribadi.

TRANSFORMASI SOSIAL
5. Perubahan sosial yang datang silih berganti menantang kerasulan

sosial ekonomi untuk menyelaraskan diri, agar kehadirannya
tetap bermutu dan bermakna dalam keseimbangan yang
terbuka dan kreatif. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan
kerasulan sosial ekonomi perlu bergerak menurut tuntutan
kerjasama yang memberikan manfaat bagi semua orang.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

70 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

PENYADARAN PARTISIPATIF
6. Penyadaran seluruh umat akan kerasulan sosial ekonomi perlu

menjadi tugas dan Tanggung jawab utama, karena mereka
adalah pelaku utama dalam gerak kerasulan sosial ekonomi
dalam Gereja kita. Perangkat pelayanan yang terbentuk seperti
Komisi PSE KWI dan Keuskupan, termasuk Seksi Sosial Paroki
harus menjadi penggerak yang kompeten, agar seluruh umat
semakin memahami perutusan kerasulan sosial ekonomi dan
pada gilirannya berpartisipasi dengan kerelaan hati.

PASTORAL KEMANUSIAAN
7. Komisi Kerasulan Sosial Ekonomi, seperti Komisi-komisi lain,

memiliki tanggung jawab evangelisasi, yaitu menyebarkan
Kabar Sukacita menurut perutusan pembangunan manusia
seutuhnya dalam bingkai solidaritas Kristiani. Intinya adalah
pembangunan hidup dan penghidupan manusia seturut dengan
cita-cita penciptaan. Dalam Gereja kita, pusat pengembangan
kerasulan sosial ekonomi adalah Paroki serta kawasannya.

KARYA USKUP
8. Uskup mengangkat Komisi PSE sebagai utusannya untuk

mengembangkan kerasulan sosial ekonomi di kalangan
umat beriman Katolik dalam kerjasama dengan program
pemerintah atau lembaga sosial lain. Oleh karena itu, Komisi
PSE melakukan penegasan Uskup dalam karya kerasulan sosial
ekonomi di seluruh wilayah keuskupan, yang meliputi paroki-
paroki.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 71

PAROKI
9. Kegiatan-kegiatan kerasulan sosial ekonomi harus terlaksana

di paroki, di mana terhimpun umat yang perlu mendapatkan
sentuhan untuk bergerak dalam kegiatan sosial ekonomi demi
pembangunan manusia seutuhnya. Komisi PSE KWI atau
Keuskupan memberikan pendampingan dan bimbingan agar
solidaritas Kristiani semakin berdaya dan semakin berhasil
guna dalam pembangunan hidup dan penghidupan.

KOMISI PSE KWI
10. Komisi PSE KWI membangun koordinasi Komisi-komisi PSE

keuskupan guna membangun jejaring penyadaran kerasulan
sosial ekonomi secara nasional maupun regional. Kebersamaan
kerasulan sosial ekonomi menurut tingkat KWI dapat menjadi
pencetus gagasan untuk menggerakkan kerasulan sosial
ekonomi dalam kerjasama dengan agen-agen pengembang
sosial di Indonesia atau mancanegara.

KOMISI PSE DAN KARINA KWI
11. Komisi PSE KWI berkarya dalam nada pastoral guna

membangkitkan kesadaran umat akan solidaritas Kristiani,
sedangkan Yayasan Karina KWI menopang kebutuhan
kerasulan sosial ekonomi dalam membangun kompetensi
kegiatan sosial ekonomi di keuskupan, bila perlu. Karena
keduanya adalah milik KWI, maka mereka harus berpadu
dalam menggerakkan pembangunan manusia seutuhnya,
menurut fungsinya masing-masing.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

72 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
12. Pada sekarang ini, perlu mendesak dilakukan pendidikan

dan pelatihan bersama bagi insan-insan Komisi PSE di
Keuskupan, agar pemahaman akan kerasulan sosial ekonomi
terwujud dalam keseimbangan yang kreatif menurut tuntutan
perkembangan zaman. Keseimbangan dalam kerjasama perlu
menjadi penegasan bagi semua dalam bingkai keadilan dan
perdamaian, dalam upaya bersama untuk memberdayakan
hidup sosial ekonomi umat beriman dalam Gereja Katolik.

KETERPADUAN PASTORAL
13. Sebagai bagian utuh dari pastoral Gereja, kerasulan sosial

ekonomi berkewajiban untuk membangun serta menyelaraskan
diri dengan perangkat pastoral di keuskupan, agar jalan
bersama pastoral terlaksana secara terpadu dan pada gilirannya
membantu umat beriman untuk berpartisipasi secara seimbang,
khususnya di paroki. Kerjasama sinergis perlu tumbuh dalam
bingkai semangat Injil Yesus Kristus. Kerasulan sosial ekonomi
tidak boleh melalaikan diri dalam memaklumkan Kabar
Gembira.

AKSI PUASA PEMBANGUNAN & HARI PANGAN SEDUNIA
14. Kerasulan sosial ekonomi, dalam hal ini Komisi PSE,

mempunyai dua corong penyadaran utama, yaitu Aksi Puasa
Pembangunan dan Hari Pangan Sedunia. Kedua gerakan ini
perlu diupayakan menjadi penggerak kerasulan sosial ekonomi
dalam persekutuan gerejawi setempat guna mempraktekkan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 73
solidaritas Kristiani dan pada gilirannya diharapkan menjadi
jiwa dari semua kegiatan sosial ekonomi, seperti koperasi,
usaha bersama, pertanian, kerajinan dll.

DIGITALISASI DI PELAYANAN
15. Dewasa ini literasi digital sudah menjadi bagian utuh dari

perjalanan hidup manusia. Tanggung jawab pemakaiannya
dapat mempermudah kerjasama berjejaring dalam kerasulan
sosial ekonomi, baik dalam penyadaran maupun dan
penerapannya. Gerakan digitalisasi dalam kerasulan sosial
ekonomi perlu menemukan kompetensi yang efektif agar
kehadirannya semakin memperkuat solidaritas dan subsidiaritas
dalam keseimbangan yang saling melayani.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

74 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Rm. Al. Andang L. Binawan
([email protected])

GERAKAN SOSIAL, EKONOMI
DAN EKOLOGI SEBAGAI
GERAKAN IMAN

(Pokok-pokok Gagasan untuk Diskusi)1

A. Pengandaian Dasar
1. Spiritualitas dalam pengertian pembicaraan kita kali ini

diartikan sebagai hal yang paling mendasar atau mendalam
yang mendorong, menggerakkan dan memotivasi, dan
sekaligus memberi cakrawala, pada program dan kegiatan kita.
Dalam hal ini, sebagai makhluk rohani hal itu tentu terkait
1. Disampaikan dalam Konpernas XXV Komisi PSE KWI, Bali, 31 Mei 2022

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 75

dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai roh (tidak
hanya tubuh dan jiwa). Pun, lebih dari itu, kita adalah manusia
beriman, sehingga hal-hal paling mendalam itu terkait dan
didasari dengan iman kita.
2. Perlu dicatat lebih dahulu bahwa iman bukan sekedar percaya.
Iman bukan sekedar tahu. Iman adalah relasi atau hubungan
yang sangat pribadi dengan Tuhan yang kita sebut Bapa,
dengan Yesus yang menjadi ‘jalan, kebenaran, dan hidup’ (cfr.
Yoh. 14: 6). Iman pun harus dengan sangat tegas dibedakan
dengan agama. Agama adalah lembaga yang mendukung
perkembangan iman itu. Agama adalah dimensi sosial dari
iman karena manusia tidak bisa hidup dan beriman sendirian.
3. Hal itu pun berarti bahwa Gereja adalah juga sebuah lembaga
rohani, bukan pertama-tama sebuah organisasi sosial. Tujuan
keberadaan Gereja adalah mendukung perkembangan iman
dari umat beriman yang hidup didalamnya, bukan untuk
tujuan dirinya sendiri, bukan untuk kebesarannya, bukan
untuk popularitasnya. Implikasinya juga sangat sederhana:
semua kegiatan didalamnya adalah kegiatan ‘pastoral’, yang
berarti ‘menggerakkan dan memberikan makanan’ agar iman
umat bertumbuh dan berbuah.
4. Benar bahwa Gereja mempunyai dimensi sosial-politik di
tengah masyarakat. Sebagai sebuah organisasi sosial, Gereja juga
bisa ikut berperan serta dalam kiprah kehidupan masyarakat
demi kebaikan bersama. Hal itu tentu bagus, meski tetap
harus dilakukan dalam cakrawala rohani, yaitu pertumbuhan
iman umat dan kesejahteraan bersama masyarakat, yang
dalam bahasa kristiani berarti ‘membangun Kerajaan Allah’
atau ‘membangun Kerajaan Cinta Kasih’, bukan sekedar

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

76 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

membangun Kerajaan Kristiani! Implikasinya sederhana: ukuran
keberhasilan suatu kegiatan bukan sekedar pada jumlah (kuantitas)
peserta, bukan pula hanya ukuran-ukuran material/fisik, melainkan
dalam kualitas iman yang notabene tidak mudah diukur. Karena itu
pula, orientasi pada proses lebih ditekankan daripada pada hasil.
5. Dalam cara pandang ini, semua kegiatan Gereja pada dasarnya
bisa dikatakan sebagai ‘gerakan iman,’ yaitu upaya-upaya yang
menggerakkan agar iman bertumbuh dan berbuah (mewujud)
di tengah masyarakat. Kegiatan dalam Gereja tetap penting
“disinkronkan” dengan kebutuhan masyarakat, tetapi fokus utamanya
tetap dalam konteks iman. Bisa dikatakan, setiap kegiatan gerejawi
tetap punya dua sisi: ke dalam (pembangunan kehidupan rohani) dan
ke luar (pembangunan kehidupan fisik dan sosial) dengan cakrawala
iman yang tepat.

B. Nilai Iman (Spiritualitas) dalam Ekologi dan Ekonomi

6. Perlu dicatat lebih dahulu bahwa kata ‘ekologi’ dan ‘ekonomi’ itu punya
kaitan sangat erat. Secara etimologis, ekologi berasal dari kata Yunani
oikos (rumah tangga) dan logos (pengetahuan atau pemahaman),
sedang ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos (aturan). Dalam
konteks luas, oikos yang dimaksud adalah kehidupan manusia ini,
atau seluruh bumi sebagai ‘rumah-tangga’ manusia. Ekologi bukan
hanya berarti ‘lingkungan hidup’, tetapi kehidupan seluruh bumi
ini. Ekologi juga bukan sekedar upaya mencari untung. Dari sini,
sebenarnya bisa tampak bahwa ekonomi, yang sekarang lebih diartikan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan manusia seharusnya berpijak
pada ekologi. Bagaimana mungkin orang mengatur kehidupan kalau
tidak memahaminya secara utuh lebih dahulu?

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 77

7. Dalam ensiklik Laudato si’ Paus Fransiskus dengan sangat jelas mau
mengajak kita agar melihat seluruh kehidupan di atas bumi dengan
kacamata iman. Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa Paus Fransiskus
mengajak kita untuk membuka mata hati kita akan kehadiran Allah
dalam setiap ciptaan. Dari kacamata iman itu, kita akan melihat bahwa
setiap ciptaan itu berharga dan saling tergantung untuk memberi
kehidupan. Jika kita mampu membuka mata-hati kita untuk itu dan
membiarkan Roh Kudus menggerakkan tangan-kaki kita seharusnya
dunia ini menjadi lebih baik. Bahwa sekarang ini bumi atau dunia
kita ‘tidak dalam keadaan baik’ menjadi cermin pada iman kita
yang tentunya juga ‘tidak baik-baik saja’ alias belum dipahami serta
diwujudkan sepenuhnya!

8. Kegiatan ekonomi sering ditunjuk sebagai biang keladi segala
kerusakan di atas bumi, terutama ketika ekonomi hanya dipahami
sebagai mencari keuntungan semata. Dalam pemahaman sempit ini,
orang hanya memikirkan diri atau kelompoknya, hanya memikirkan
keuntungan material, dan tidak berpikir panjang. Hal ini tentu
berseberangan dengan kacamata iman yang berpikir sebaliknya:
beriman itu mengasihi. Mengasihi itu memberi (bukan mendapatkan).
Mengasihi itu menghargai yang dikasihi sesuai martabatnya, termasuk
dimensi rohaninya, bukan sekedar dimensi fisik/materialnya. Karena
itu pula, beriman mempunyai cakrawala waktu yang panjang.

9. Meski begitu, sebenarnya yang dijadikan biang keladi bukanlah
para pelaku ekonomi, tetapi cara berpikir ekonomistis yang merasuki
seluruh bidang kehidupan, termasuk orang beriman dan bahkan juga
Gereja. Artinya, sikap dan cara berpikir dengan pola ekonomi itulah
yang tanpa disadari merasuk dalam diri sebagian besar orang sehingga
menjadi tidak peduli. Laudato si’ lalu bisa dikatakan sebagai panggilan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

78 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

kembali untuk peduli, panggilan untuk membuka mata-hati
serta tangan dan kaki. Itulah pertobatan ekologi, yang berarti
membuka mata-hati agar bisa melihat dan memahami seluruh
isi bumi sebagai sebuah keutuhan yang juga menghadirkan
wajah Tuhan, bukan sekedar alat atau sarana bagi kesejahteraan
manusia.
10. Jika dikembalikan pada kaitan etimologis ekologi dan ekonomi,
Paus Fransiskus mengajak kita di satu sisi mewaspadai sikap
ekonomistis itu, dan di lain pihak mengajak kita bijak dalam
bertindak, khususnya dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Benar, ekonomi tidak akan berjalan jika tidak ada ‘iming-
iming’ keuntungan material atau finansial. Meski begitu,
hendaknya kegiatan ekonomi tidak disertai dengan keserakahan
atau ketamakan yang berarti hanya menimbun keuntungan
sebanyak-banyaknya untuk dirinya, tidak menghargai pihak
lain dengan semestinya. Pihak lain ini adalah sesama manusia,
khususnya mereka yang lemah, generasi yang akan datang,
serta lingkungan ekologis (biotik maupun abiotik). Pendeknya:
ekonomi dalam spiritualitas ekologis bukanlah ekonomi yang
merusak, melainkan yang membangun, yaitu membangun
kesejahteraan bersama. Tidak lupa, kata ‘bersama’ perlu dibaca
dengan keras karena spiritualitas ekologis pada dasarnya adalah
spiritualitas kebersamaan, kekitaan, kesatuan, keutuhan!
11. Kata ‘bersama’ juga menyiratkan makna bahwa Laudato
si’ bukan hanya cakrawala untuk pengembangan sosial,
ekonomi dan ekologi. Ini cakrawala untuk seluruh ‘proyek’
pengembangan iman. Implikasinya sangat jelas yaitu bahwa
seharusnya spirit Laudato si’ menjadi cakrawala Gereja secara
utuh. Dalam konteks KWI dan keuskupan, hal itu menjadi

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 79

payung semua kegiatan, atau menjadi cakrawala dari program
dan kegiatan komisi-komisi lain. Semua komisi saling
mendukung dan menguatkan, tidak hanya saling berkoordinasi
dan berkolaborasi, tetapi bersinergi!

C. Usul (Lebih) Konkret

12. Akan sangat bagus jika penerapan nilai-nilai spiritualitas
Laudato si’ dalam seluruh program PSE Keuskupan/paroki
sungguh mengarah pada pembentukan habitus, yang sejak
tahun 2004 menjadi perhatian dalam nota-nota pastoral KWI
dan menjadi tema SAGKI 2005. Habitus bisa diringkas sebagai
‘kebiasaan sosial,’ dimana seorang individu bisa berperan serta
dalam kebaikan bersama dengan perilakunya sehari-hari.

13. Sekedar sebagai pemantik diskusi, saya tuliskan beberapa hal
yang bisa diperhatikan dari paparan di atas, sekaligus sebagai
ringkasannya.

Tema dan Agenda Butir penting Program?
Konpernas XXV Komisi
satu
PSE KWI program
(saja) yang
0 Mewujudkan Gerakan Gerakan = proses paling
Sosial dan Ekonomi Gereja bukan LSM relevan
Ekologis sebagai
pintu
masuk,
habitus

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

80 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

1 Evaluasi capaian rencana Ukuran kualitatif:

program strategis sejauh mana iman

Komisi PSE KWI 2017- bertumbuh dan

2022: "Melindungi dan berbuah?

Mengelola sumber

Hak Hidup Ekonomi

Masyarakat Lokal"

2 Mengkritisi isu-isu Konteks FGD,
strategis terkini a. isu global: SDG's analisis
berkaitan dengan b. kemiskinan sosial
pilar sosial, ekonomi ekonomi dan
dan ekologis dalam struktural
pembangunan c. tahun politik 2024
berkelanjutan d. kehancuran
lingkungan, baik
biosfer maupun
atmosfer, baik lokal
maupun global
e. radikalisme dan
lunturnya kohesi
sosial

3 Menegaskan arah dasar Ukuran kualitatif: Katekese

Gerakan Kerasulan PSE sejauh mana iman ekologis

Gereja Katolik dengan bertumbuh dan juga

mainstreaming ekologi berbuah bagi diri dan menjadi

integral. Pendalaman masyarakat dimensi

spiritualitas ekonomi semua

ekologis. kegiatan.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 81

4 Kebijakan dan program Gerakan bersama Sinergi
strategis Komisi PSE dengan
KWI untuk jangka waktu komisi-
2022-2025. komisi
lain dan
keuskupan,
Kom.
PSE KWI
sebagai
'pengarah'

D. Sekedar Sharing Kegiatan Nyata

14. Sharing kecil
a. Gerakan Silih Ekologis
b. Gerakan ‘Babe Gue’ (Barangnya Bekas, Gunanya Oke)
c. Lomba sebagai ‘Penarik’

15. Hal yang bisa disimpulkan agar gerakan bisa berjalan dengan
baik (dan bisa membentuk habitus)
1. terfokus/jelas
2. menarik dan relevan
3. berdasarkan pengandaian antropologis yang tepat:
manusia perlu diberi ‘reward’
4. kerjasama yang kompak dengan banyak pihak
5. berkesinambungan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

82 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Setyo Budiantoro *

TRANSFORMASI BESAR
SOSIAL-EKONOMI INKLUSIF

DAN BERKELANJUTAN

Pengantar
Materi disampaikan dalam bentuk power point yang cukup besar dan
jumlah 36 PPT. Ada kesulitan untuk mengkopikannya data dan foto-foto
dokumentasi. Berikut ini adalah ringkasan presentasi beliau.

* Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi
Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Pelaksanaan SDGs Kementerian PPN/BAP-
PENAS)

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 83

Perkenalan Narasumber
Setyo Budiantoro menempuh pendidikan cukup panjang. Meraih
Gelar master di Rotterdam. Selain itu Studi teknik mesin di Universitas
Indonesia dan pascasarjana Universitas Indonesia. menempuh pendidikan
juga di Oxford bekerja sama dengan Josh University. 20 tahun lebih
berpengalaman di persoalan pembangunan. Narasumber di berbagai event
nasional dan internasional. Memiliki skill problem solving. Juga menulis
di dalam maupun luar negeri.

Tingkat Global
Bumi ini memiliki daya dukung dan daya tampung. Sementara
populasi makin banyak, tentu kebutuhan juga meningkat. Sementara
bumi mampu menampung berapa banyak?. Menurut ilmuwan bumi
hanya mampu menampung 8 miliar, sementara sekarang sudah 7,8 miliar
ditambah kerusakan alam yang semakin meningkat sejak industrialisasi.
Bumi memelihara manusia dengan baik tetapi manusia merusaknya.
Dari covid manusia dapat belajar bagaimana manusia mendesak alam,
satwa liar dan kemudian alam melawan balik yang menyebabkan terjadi
krisis kemanusian, dan pertanyaannya kemudian adalah apa yang perlu
dilakukan supaya dalam proyeksi 8-9 miliar manusia 10-15 tahun ke
depan? yang mesti dilakukan adalah transformasi.
Ada batas ekologi yang mampu didukung oleh bumi dan batas
ini yang akan menghidupi manusia. Ketika manusia masih berperilaku
seperti sekarang akan semakin merusak dan menyebabkan krisis. Di
beberapa wilayah dunia seperti India yang mengalami suhu yang tinggi
serta kekeringan, selain itu di Siberia salah satu tempat dingin juga terjadi
kebakaran besar pertama kali sepanjang sejarah manusia, kurang lebih 1.5

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

84 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

juta Ha terbakar, banjir besar di Eropa barat, di California, mengalami
suhu paling tinggi dalam 100 tahun terakhir. Hal ini merupakan ancaman.
Manusia sudah sangat merusak dan eksploitasi alam secara berlebihan,
tetapi belum memecahkan persoalan-persoalan yang sangat kritis seperti
kemiskinan, kesenjangan yang memburuk karena covid. Kesenjangan ini
akan menimbulkan krisis sosial politik. Krisis ekologi yaitu kerusakan
keanekaragaman hayati juga mengancam keberadaan spesies manusia
karena adanya covid, alam yang dirusak oleh manusia sepertinya melawan
balik terhadap apa yang dilakukan manusia pada alam.
Paus Fransiskus pada sidang umum PBB peluncuran SDGs yang
disepakati oleh 193 Negara, mengatakan hak atas lingkungan itu nyata.
Ketika manusia lahir memiliki hak atas lingkungan yang baik. Salah satu
yang membahas ini juga adalah PBNU dalam fikih (Kajian Keislaman)
tentang SDGs. Salah satu tokoh Kyai Afid mengatakan bahwa merusak
lingkungan adalah kejahatan terbesar manusia, melukai lingkungan adalah
melukai kemanusiaan. Paus juga mengatakan yang paling menderita dari
kerusakan lingkungan adalah orang miskin. Ada penanda harapan untuk
keberlanjutan lingkungan seperti Paris Agreement dan SDGs. Oleh karena
itu manusia perlu bekerjasama di seluruh dunia.
Paradigma pembangunan berkelanjutan adalah upaya memenuhi
kebutuhan manusia saat ini serta tidak merampas kehidupan yang baik
di masa depan. Sumber daya sekarang sudah sangat menipis. Problem
besar dunia diantaranya Pangan, Air dan Energi yang semakin berkurang.
Potensi menimbulkan konflik sangat besar. Kenaikan suhu 1 derajat,
dapat menimbulkan potensi konflik 11% , salah satu contoh adalah
suriah yang mengalami kekeringan pada tahun 2007-2010. Kurang lebih
1.5 juta masyarakat desa melakukan migrasi ke kota, dan ketidaksiapan

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 85

daya dukung kota mengakibatkan krisis makanan dan air, menimbulkan
konflik besar. Jadi perubahan iklim sangat mendasar. Keberlanjutan yang
diupayakan memenuhi kebutuhan saat ini dipenuhi dan tidak merampas
kebutuhan di masa depan. Keseimbangan antara sosial-ekonomi-
lingkungan harus terus dilakukan. Revolusi industri telah merusak
berbagai macam lingkungan dan saat ini diperlukan pengelolaan. Pada
prinsipnya bagaimanakah pengelolaan (manajemen) yang tidak merusak
tetapi memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini merupakan tantangan
keberlanjutan.
Dalam diskusi terbatas, Kemenkeu dan Kementerian perencanaan
pembangunan mengeluarkan SDGs Bond atau obligasi SDGs yang dijual
di market internasional dan muncul pertanyaan yang susah karena konsen
dengan sosial-ekonomi dan lingkungan. Salah satu contoh adalah misalnya
pupuk. Pemerintah dalam underline SDGs Bond memberikan subsidi
untuk pupuk akan tetapi ditolak karena itu adalah pupuk kimia. Pupuk

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

86 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

kebun hidroponik yang dikembangkan oleh Komunitas SVD di Bali

kimia juga menyebabkan banyak persoalan seperti mematikan
ekosistem di sungai. Membantu, juga harus memperhitungkan
dampak lingkungan. Sosial-ekonomi dan lingkungan harus satu
nafas dan governance tentunya.

Tingkat Nasional
Demografi Indonesia
Populasi kalangan muda pada tahun 2030 akan menurun.
Tantangannya adalah Indonesia yang ingin menjadi negara maju
diupayakan sebelum tahun 2045 yaitu 100 tahun Indonesia
merdeka. Kemudian Bappenas dalam proyeksinya sebelum
covid, Indonesia keluar dari jebakan negara menengah pada
2036. Negara yang mengalami jebakan negara menengah seperti
Filipina tahun 80-an juga pernah berhenti akan tetapi pada tahun
80-90 meningkat lagi. Kalau misalnya Indonesia belum menjadi
negara maju pada tahun 2036, itu akan menjadi masalah karena

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 87

aging growth (mesin pertumbuhan) akan melambat dan itu akan
menyebabkan Indonesia akan tetap menjadi negara menengah.
Dampak Covid menyebabkan banyak pengangguran, kemiskinan
meningkat, malnutrisi meningkat, stunting meningkat kemudian
learning loss anak-anak sekitar 30%. Karena covid tersebut
diproyeksikan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2043,
jika pertumbuhan ekonomi 7% pertahun.

Apa yang Dilakukan Indonesia untuk Mencapai 2045?
Mendesain transformasi ekonomi yang inklusif artinya: adil,
berkeadilan dan berkelanjutan. Dari SDM yang berdaya saing,
produktivitas dan ekonomi hijau, tetap maju tanpa merusak.
memanfaatkan digital dan memanfaatkan integrasi ekonomi
domestik. Kemudian pemindahan ibukota baru.
Untuk Human Resource soal harapan hidup, stunting,
pendidikan dan kesehatan ada roadmap sampai 2030 dan ada
optimalisasi agar tidak unusual.
Untuk produktivitas Indonesia memiliki sumber daya seperti
nikel, dan adanya larangan ekspor bahan mentah agar menciptakan
kompetitif dan value addict (nilai tambah) harus ada di Indonesia.
Ketika banyak produk yang dihasilkan memiliki keahlian tertentu
berarti ada banyak yang bekerja. Tantangan Indonesia saat ini
productivity dan inquality.
Green Economy, Tidak mudah melakukan transisi ekonomi
hijau, tetapi perlu mengupayakan seperti menggunakan geothermal
dan lainnya. Sebagai contoh uni emirat arab yang melakukan
transformasi. Seperti menggunakan solar panel yang sangat luas
dengan memanfaatkan AI satu-satunya di dunia. Di jawa barat

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

88 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

sedang dibangun panel surya apung, di Belitung juga diupayakan
juga panel apung. Di Kalimantan Utara juga rencana akan dibangun
PLTU.
Digital Transformasi, Banyak pekerjaan baru yang tidak
dibayangkan contohnya Youtuber, game online, yang sebelumnya
tidak di bayangkan bisa menghasilkan banyak uang.
Artificial Intelligence, Pada beberapa penggunaannya diantara
di bandara dubai untuk cek paspor dan face recognition. Selain itu
AI dapat digunakan untuk mengumpulkan dan mengenali gen-
gen yang ada di seluruh dunia. Ada gojek, e-commerce dan yang
lain menggunakan AI. Dengan adanya Ekonomi Digital, sekitar
52 juta orang akan kehilangan pekerjaan diantaranya pekerjaan
mekanis yang dilakukan berulang seperti akuntansi, ternyata sudah
ada software yang dapat melakukan dengan cepat. Akan banyak
pekerjaan yang hilang, dan siapkah manusia dengan pekerjaan
baru? Dan apakah manusia masih relevan? Banyak hal yang tidak
relevan. Pertimbangan mengapa ibukota baru keluar jawa? Karena
di jawa sudah mengalami water stress, ketersediaan dan kebutuhan
sudah tidak bisa disesuaikan. Studi yang dikutip BBC mengatakan
Jakarta salah satu kota megapolitan yang tenggelam. Jadi pilihannya
adalah pindah, disamping itu supaya pembangunan tidak terpusat
di jawa. Belajar dari kegagalan dari ibukota dari negara lain yang
gagal karena tidak ada yang menyangga, ibukota baru memiliki
penyangga seperti Balikpapan dan Samarinda. Ibukota baru 70
persen akan tetap menjadi hutan 30 persen yang digunakan untuk
pembangunan ibukota baru.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 89

Tingkat Empirik
Strategi Pengembangan Pertanian Berkelanjutan
Salah satu contoh yang dikembangkan di NTT.
Mengembangkan pertanian dengan cara berbeda. Petani menanam
tanaman jangka pendek (sawi,pakcoy) menengah (cabai, papaya),
jauh (papaya). Petani mendapatkan langsung tiap bulan. Mereka
juga melakukan pemetaan pemasaran, mempelajari pasar. Siklus
harga dapat dilihat dan mereka akan panen pada saat harga bagus.
Sudah 30 desa yang mengembangkan. Adanya koordinasi sesama
petani dengan menanam tanaman berbeda-beda supaya tidak
oversupply. Adanya stakeholder yang andil dalam mengembangkan
pertanian berkelanjutan. Seperti Universitas, Bank dan lainnya.
Mereka yang melakukan pertanian berkelanjutan mendapatkan
peningkatan pendapatan, serta perluasan wilayah yang digarap oleh
petani.
Target pemerintah tahun 2024 indonesia menghilangkan
kemiskinan ekstrem. Untuk mengatasi intoleransi dengan kerjasama
dapat diupayakan bersama.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

90 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

RANGKUMAN HASIL SURVEY

Konteks Lokal dan Keuskupan
Komisi PSE KWI melakukan survey cepat menjelang
Konpernas XXV terhadap kondisi lembaga kerasulan PSE (2017-
2022) dan tantangan sosial ekonomi selama masa pandemi covid-19
yang terjadi pada tahun 2020-2021 di wilayah 37 keuskupan.
Jawaban yang kembali 36 responden. Hasil survei ini menunjukkan
data dan fenomena seperti di bawah ini.
A. Kondisi Lembaga Kerasulan PSE Keuskupan
a. Status kelembagaan: ada 23 keuskupan di mana Caritas

dan PSE gabung menjadi satu dan 14 terpisah. Ada 20 dari
36 keuskupan memiliki badan pengurus PSE-Caritas, hal ini
berkaitan dengan badan hukum lembaga.
b. SDM, Program, dan Jaringan: ada 22 keuskupan memiliki

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 91

staf manajemen (status kepegawaian tetap), sedangkan 14
keuskupan memiliki staf relawan atau kontrak. Ada 26 dari
36 keuskupan memiliki Renstra dan RAPB lembaga. Ada 33
dari 36 keuskupan memiliki jaringan PSE di tingkat paroki/
wilayah/lingkungan/stasi/ kombas.
c. Sumber Dana Operasional dan Program: bervariasi
dan bersumber dari beberapa lembaga. Ada 31 dari 36
keuskupan dana operasional dan program berasal dari dana
APP Keuskupan dan ditunjang dana APP dari KWI. Ada
17 dari 36 keuskupan dana operasional dan program berasal
dari Caritas dan jaringan. Ada 16 dari 36 keuskupan dana
operasionalnya berasal dari alokasi anggaran keuskupan. Ada 7
keuskupan dari 36 keuskupan dana operasionalnya berasal dari
unit usaha lembaga (Sentrum Pelatihan dan Pengembangan
Terpadu). Ada 7 keuskupan ditopang dari donasi perorangan/
lembaga dan sumber lain.
d. Program yang dikembangkan dalam 4 tahun terakhir
(2018-2022): ada 31 dari 36 keuskupan menjalankan program
animasi: APP, HPS, LKM. Ada 28 keuskupan menjalankan
program pengembangan pertanian dan 28 dari 36 keuskupan
menjalankan respon bencana. Ada 23 dari 36 keuskupan
menjalankan program pendampingan), sedangkan lainnya
kurang dari 3% menjalankan program pilot project, pariwisata,
rehabilitasi dan rekonstruksi, serta bansos.

B. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Lingkungan 4 Tahun Terakhir
a. Realita ekonomi 4 tahun terakhir: Pendapatan keluarga

menurun (81%), kerusakan lingkungan (77,8%), menurunnya

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

92 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

hasil produksi pertanian dan perikanan (24%), masalah WASH
(18%), gizi dan stunting (9%), konflik lahan dan sosial dan
politik (kurang dari 3%).
b. Penyebab kondisi di atas: Pendapatan menurun karena:
pandemi covid-19 yang berkepanjangan (94%), kemampuan
dalam mengelola sumber daya ekonomi yang ada (72%),
Kebijakan pemerintah dan terbatasnya peluang kerja.
Kerusakan lingkungan karena perubahan iklim (55%).
Menurunnya produksi pertanian dan perikanan: wabah babi
mati, bencana alam, tata kelola produksi dan pemasaran yang
lemah atau masih lemahnya semangat kewirausahaan. WASH:
terbatasnya pelayanan dari Pemerintah dan masih rendahnya
pola hidup sehat.
c. Respons PSE atau PSE-Caritas terhadap kondisi di atas:
Animasi APP, HPS,LKM (80,6%), memfasilitasi pelatihan-
pelatihan (77,8%), bantuan pangan (66,7%), meningkatkan
literasi keuangan (50%), pendampingan kelompok tani
(47,7%), memfasilitasi pemasaran produk kelompok tani
(41,7%), dan lain-lain (dibawah 30%).
d. Rencana ke depan: kaderisasi, penguatan manajemen kerasulan
PSE, penguatan ekonomi umat/masyarakat (50%). Sebagian
besar berpendapat perlu memperhatikan hasil KONPERNAS
XXV.
e. Mitra kolaborasi dalam implementasi program selama ini
bervariasi dan di atas 80% dilakukan oleh Komisi PSE
atau PSE-Caritas keuskupan. Juga pentingnya membangun
kerja sama dan kolaborasi dengan komisi terkait di keuskupan,
tarekat religius, organisasi Katolik, kelompok tani, buruh,

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 93

nelayan, Pemerintah Daerah dan Desa, Perguruan Tinggi,
CSR, unit kesehatan katolik, Perusahaan.
f. Dukungan yang diharapkan dari PSE KWI: Penguatan
dan kaderisasi kerasulan, dukungan dari pemanfaatan
dana APP,HPS, adanya Arah dasar Kerasulan PSE, Bahan
animasi APP, HPS, LKM, dan pendampingan memfasilitasi
narasumber/ tempat pelatihan.
g. Tantangan dalam implementasi karya kerasulan PSE:
rangkap tugas/jabatan/peran dan keterbatasan SDM lembaga.
Respons di bawah 50%.
h. Hal-hal yang perlu diperhatikan ke depan, berkaitan
dengan tiga pilar: APP, HPS, LKM:
1. APP
a. Kaderisasi penggerak Kerasulan PSE dan animator 3 pilar

PSE
b. Grand design pemanfaatan dana APP Nasional supaya

tidak menumpuk

2. HPS
a. Lingkungan Hidup dan Iklim
b. Pengembangan program perikanan dan peternakan
c. Pengembangan sentra-sentra pertanian yang integratif

(terpadu) dan organik
d. Tata kelola sampah terintegrasi
e. Tersusun program unggulan terkait ekonomi ekologis
f. Isu HPS Perkotaan – Strategi Inovatif

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

94 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

3. LKM
a. Penguatan ekonomi umat/masyarakat berbasis aset

komunitas/setempat
b. Pengembangan produksi dan pemasaran pangan lokal
c. Pengembangan CU

4. Lintas sektor
a. Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (DRRM)
b. Akselerasi program Gereja dengan Pemerintah (SGDs)
c. Melindungi dan mengelola sumber ekonomi masyarakat

mengacu pada dokumen Laudato Si’
d. Isu IKN

5. Tata Kelola PSE
a. Penguatan Manajemen Pelayanan Kerasulan

(lembaga, dana dan Jaringan)
b. Dukungan proses asesmen, desain dan monev
c. Pendamping di tingkat nasional
d. Gerakan pentahelix

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 95

SHARING PENGALAMAN
CU SAUAN SIBARUNG
DALAM PRAKTEK

TRANSFORMASI DIGITAL CU



CU Sauan Sibarrung (CU SS) dipilih karena pengalaman mereka
dalam mempraktekkan transformasi digital. CU SS berpengalaman
dalam menjual produk dampingan secara online yang dirasakan
langsung oleh anggota maupun masyarakat luas. CU SS lahir
pada tahun 2006 dan diinisiasi PSE, yang pada saat itu konpernas
KWI membahas tentang Lembaga Keuangan Mikro dan memilih
Gerakan CU untuk dikembangkan di Keuskupan.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

96 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Sharing Pengalaman CU SS

n Memperlihatkan kisah-kisah selama 15 thn. CU SS dibentuk
oleh PSE KA.Makassar. Saat ini hadir Ketua CU SS dan Deputi
IT dan pemberdayaan.

n Komisi PSE KWI pernah belajar di toraja thn 2019.
n Cakupan CU SS di 7 kabupaten/kota dan mempunyai 13

kantor cabang,
n Pengelolaan dan Aktivis CU SS (Pengurus, Pengawas,

Manajemen)
n Kelompok binaan CU SS per April 22: 461 kel. binaan 3.325

orang anggota
n Peternakan: 233 kelompok, 1689 anggota. Perikanan: 1

kelompok,5 anggota. Industri rumah tangga 21 kelompok,
157 anggota. Usaha dagang 4 kelompok 23 anggota. Pertanian
196 kelompok, 1446 anggota.
n Usaha produktif individu: perkebunan (174), Usaha rumahan
(160), Usaha dagang kecil toko (464), Pertanian (546),
Peternakan (882) total; 2,230
n Pembentukan kelompok binaan tahun 2022 ada 18 kelompok
usaha binaan (KUBn)
n Pendampingan kelompok usaha binaan : 310 kali
n Monitoring kelompok usaha binaan tahun 2022: 188 kali
n Monitoring Komunitas 7 kali
n Data Pendidikan wirausaha anggota : Pertanian (11 kali, 333
orang), Peternakan (23 kali, 537 orang), Perikanan (4 kali, 96
orang), Pasca Panen (9 kali, 216 orang), Teknis (11 kali, 201
orang), Kerajinan tangan (1 kali 31 orang)
n Pelatihan perkebunan (Tani kopi dan Tani Kakao)

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 97

n Pelatihan peternakan (Penggemukan kerbau, Ternak babi,
Peternakan kambing, Peternakan ayam kampung)

n Pelatihan perikanan (Budidaya belut, budidaya ikan air tawar)
n Pasca panen (Pengolahan pangan lokal, Pengolahan daging

pembuatan bakso, keripik lemak babi dan soto, Pengolahan
daging)
n Industri rumah tangga (Pelatihan wirausaha tata rias, Wirausaha
menjahit)
n Kerajinan tangan (Pelatihan Batok Kelapa, Pelatihan anyaman
tikar)
n Pelatihan teknis (Pembuatan pupuk organik, Fermentasi pakan
ternak, pembuatan bubuk kompos dan pestisida organik cair,
pengolahan pekarangan rumah, hidroponik, pembuatan pakan
fermentasi)
n Layanan digital di CU SS: ESCETE dan SmartCU yg dimulai
sejak tahun 2018.
n Aplikasi mobile Escete: Per bulan April 2022 jumlah user
RSCETE 6.754 user.
n CU SS sudah memiliki 2 layanan mobil kas keliling yang bisa
setor, Tarik dan membayar angsuran pinjaman.
n Komite membantu memasarkan produk anggota di SMARTCU
n Beberapa contoh produk anggota yg dipasarkan lewat smartCU.
Smart CU ada diskon 20 % gratis ongkir dan diskon sampai
dengan 50.000
n Terima kasih ke PSE yang sangat membantu baik bantuan
teknis, ilmu-ilmu baru.
n Komunikasi CU SS dan PSE berjalan dengan baik. CU SS
menerapkan prinsip-prinsip ASG dalam pelayanannya.

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

98 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

Tanya Jawab/pendalaman materi
(Bpk Budi dan Romo Andang)
1. Doni – Caritas
Bagaimana keberlanjutan sosio politik untuk sampai pada

target 2036? Sementara tantangan di Indonesia adalah korupsi,
kemudian politik identitas dan radikalisme dan bagaimana
keberlanjutannya?

Jawaban/Tanggapan
(Setyo Budiantoro)
Kalau coba lihat negara besar seperti cina, ketika membangun
tembok besar, demikian juga candi Borobudur, prambanan dan
kalau direfleksikan membangun sesuatu yang besar itu perlu waktu
dan keberlanjutan. Untuk merekatkan memiliki pembangunan
jangka panjang nasional, secara teknokratis merujuk pada itu. pada
visi misi presiden perlu memikirkan teknokratis itu. ada 3 menjadi
pegangan yaitu proses yaitu melanjutkan mimpi 25 tahun ke depan,
musrembang dari masyarakat dan visi misi presiden. Prioritas itu
menjadi tantangan, dari bappenas itu sangat teknokratis. Ketika visi
misi berbeda maka prioritas juga berbeda. Perlu memikirkan supaya
apa yang sudah dilakukan dilanjutkan kembali dan kalau dilihat
sekarang banyak perubahan terjadi berupa pembangunan. Kalau
pembangunan itu tidak dilanjut maka tidak ada kepastian, tetapi
kami selalu mendorong akan hal itu. Regulasinya sudah diupayakan
agar tetap berjalan, akan tetapi kalau visi misi presiden 2024
berubah maka hal pahit akan ada. Banyak upaya yang dilakukan
untuk meredam politik identitas. Keberagaman secara praksis perlu

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022 Sadhana 99

diupayakan. Diantaranya secara simbolik UIN Yogyakarta akan
memberikan penghargaan kepada imam besar Uni Emirat Arab
dan Paus Fransiskus, yaitu piagam abu dhabi declaration. PBNU
juga memiliki konsen terhadap lingkungan selain itu PBNU
juga memiliki visi kontribusi pada perdamaian dunia. Akan ada
kunjungan PBNU ke Vatikan untuk mempererat perdamaian.
Kontribusi pada imam, suster secara praksis sangat diperlukan.
SDGs dapat mempererat karena dengan tujuan yang sama,
karena akan ada kerjasama diantara kelompok agama. Soal politik
identitas jangan pasif tetapi ikut dalam praksis dan dalam media
sosial jumlah tidak penting tetapi koordinasi untuk resonansi lebih
luas
Rm Andang; Untuk mencapai Laudato Si bukan soal agama tapi
iman. Menurut Rm habitus apa yang diperlukan untuk membentuk
kebersamaan bisa terwujud?.

Jawaban:

RP Andang L Binawan
Habitus sebagai perilaku sosial yang dibangun dengan fokus, dan
sabar berkesinambungan dan dimasukkan dalam konteks setempat,
tetapi jika masyarakat tidak memakai dengan baik jadi tidak
berguna. Gereja perlu membangun habitus umatnya untuk proses
yang penyadaran situasi konteks lingkungannya.
2. Rm. Lewi – Papua Barat
Ada 3 agenda nasional, pindahkan ibukota, pilkada 2024,

ekonomi Indonesia morat marit, keterlibatan PSE untuk hal kira-
kira kontribusinya apa?
Peran gereja khususnya PSE dalam menghadapi situasi di papua

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN

100 Sadhana EDISI KHUSUS No. 283 Tahun 2022

yang banyak sekali tentara dan berbaju coklat dalam menyongsong
Indonesia 2045?

Jawaban
Membahas Papua sesuatu yang tidak mudah. Pendekatan
kesejahteraan pun tidak mudah. Kita mendorong jejaring untuk
koordinasi dengan pihak tertentu agar persoalan dapat diselesaikan
diantaranya KOMNAS HAM

3. Rm Ruben – Banjarmasin
Kepada Rm Andang: Kalimantan pulau incaran banyak orang,

keputusan pemerintah memindahkan ibukota membuat semakin
seksi untuk investasi dan eksploitasi. Kami sedang membentuk
gerakan eco-Bagaimana gereja di Kalimantan bisa mengawal
proses pembangunan IKN itu sendiri? Yang katanya green city
dan inklusif dan kami mempersiapkan generasi katolik yang bisa
bertarung di IKN nanti

Jawaban
Mempersiapkan ke dalam dan keluar. sebagai institusi harus
memiliki peran sosial berani mengutarakan kritis hal yang benar.
Gereja harus berdiri ditengah sebagai institusi. Reputasi Gereja
tanpa kepentingan politik sehingga kita semakin diperhitungkan.
Politik identitas ada karena ketidakadilan sosial yang menimbulkan
kecemburuan sosial, hal ini dimanfaatkan untuk politik identitas.

4. Yongki – Malang
Bagaimana kolaborasi lintas kementerian untuk 17 goal SDGs,

MELIBATKAN - MENGEMBANGKAN - MENCERDASKAN


Click to View FlipBook Version