3. Optimasi E-mail
Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa email marketing pada
dasarnya adalah suatu saluran media digital sebagai sarana pengiriman pesan
komersial seperti newsletter dan promosi melalui email. Dari berbagai Penelitian
yag telah dilakukan , mulai dari Gary Thuerk (1978), hingga oleh menunjukkan
bahwa email marketing 40 kali lebih efektif untuk memperoleh konsumen
dibandingkan media sosial. Sehingga inilah alasan mengapa email masih
dianggap memiliki peran strategis meskipun ditengah semakin gencarnya
Perkembangan teknologi digital saat ini.
Metode pemasaran yang memanfaatkan email adalah bentuk pemasaran
dengan cara yang langsung mengirimkan informasi, penawaran, blog, website,
dan lain sebagainya langsung ke kotak masuk. Semakin berkembangnya
teknologi email, kini surat elektronik bisa diatur tata letak dan tampilannya,
kemudian dikenal dengan buletin. Email juga bisa ditentukan waktu
pengirimannya sesuai penjadwalan yang diinginkan oleh pengirim. Saat ini telah
banyak dikembangkan aplikasi pengirim email yang memudahkan pengiriman
email sesuai target yang dikehendaki. Kiat email marketing terus berkembang
terutama pada hal agar email menarik minat baca penerimanya. Bagaimana pun
pemasaran dengan mengirim pesan ke jutaan email, jika pesannya tidak terbaca
maka tidak berguna. Pemasaran email merupakan cara yang bagus untuk
menjangkau pelanggan, berinteraksi dengan mereka setelah pembelian atau
bahkan mengirimi mereka buletin. Mengirim email yang tidak diminta akan
menempatkan pesan di kotak spam. Begitulah sistem dan layanan yang
disediakan oleh perusahaan pengelola akun email.
Selanjutnya, Untuk memahami cara membentuk email marketing dalam ragka
mendukung aktivitas bisnis, selanjutnya silahkan scan QR Code berikut ini :
88 | P a g e
4. Social Media Empowering
Saat ini perkembangan platform social media (media sosial) telah mengalami
revolusi perubahan yang signifikan. Pada dekade 1990-an, saat itu media sosial
hanya berfungsi sebagai tautan dan sarana pertemanan secara global.
Memasuki dekade 200-an media sosial telah berkembang tidak hanya sebagai
tautan pertemanan/relation global tapi sudah merambah bidang entertainment
dan news. Memasuki dekade 2010-an hingga kini media sosial sudah merambah
pada bidang bisnis dan data optimizing. Aspek/bidang yang telah berkembang
iinilah yang pada akhirnya dikelola oleh pemilik/pengelola akun, sehingga
pengelola/pemiki akun dapat melakukan analisa melalui fasilitas analityc yang
tersedia serta dapat melakukan filterisasi berdasarkan letak geografis,
demografis dan sosiografis. Dengan demikian pengelola/pemilik akun dapat
memilih pola dan Sasaran interkasi dengan pemilik akun lain yag tersebar di
seluruh dunia.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa media sosial (medsos) adalah
media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks, gambar, suara, dan
video informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan (Murniaty, 2020).
Maka dalam penggunaan media sosial sebagai sarana pertukaran informasi
antar individu dan dapat digunakan juga sebagai sarana promosi perusahaan
dengan cara yang mudah dan efektif. Media sosial dapat diartikan sebagai
metode dalam kegiatan pemasaran yang selalu berhasil dalam mempromosikan
barang atau jasa yang dimiliki melalui internet marketing.
Menyesuaikan dengan keberadaan media sosial pada ranah digital, kita perlu
mengetahui berbagai jenis platform media sosial, hal ini untuk memahami fungsi
dasar dari tiap channel, sebagai pertimbangan, setidaknya saat kita ingin
memilih saluran yang tepat untuk menjalankan strategi marketing di dunia maya.
Berdasarkan sifat dan fungsinya media sosial sendiri dapat dibedakan
berdasarkan berberapa jenis, yaitu :
a. Layanan Blog, Blog dapat diartikan sebagai jurnal pribadi di
internet, untuk berbagi catatan atau pandangan pemilik akun
tentang berbagai hal. Pemiliki akun atau penggunanya disebut
sebagai narablog (blogger). Blog bisa digunakan dalam
kegiatan Content Marketing, seperti business blogging,
mengedukasi sasaran pasar tentang topik tertentu atau keunggulan
produk atau jasa yang ditawarkan, atau untuk memperkuat SEO.
89 | P a g e
b. Layanan social network, Jenis layanan ini umumnya fokus pada
terbangunnya jejaring di antara penggunanya untuk saling berbagi
pesan, informasi, foto, atau video. Disamping itu juga digunakan
sebagai model relasi antar pengguna yang lumrah berbentuk
pertemanan dengan cara saling Add atau Connect. Contoh:
Facebook, Instagram dan Lindkedin. Untuk kepentingan bisnis,
jenis layanan pada jaringan ini dapat digunakan sebagai content
channel , mulai dari konten edukasi, penawaran promosi,
informasi event, hingga membuka topik diskusi dengan pengguna
lain.
c. Layanan micro blogging, Jenis layanan ini mirip kegunaannya
seperti blog, hanya saja jenis media ini lebih simple/ringkas
sehingga mempengaruhi pola interaksinya menjadi lebih cepat
dibandingkan blog. Contoh: Twitter. Untuk kepentingan
bisnis, micro blogging bisa dioptimalkan sebagai channel untuk
berinteraksi cepat dengan audiens, juga digunakan sebagai media
berbagi informasi ringkas yang penting diketahui konsumen atau
pengguna lain. Contohnya, jadi saluran untuk menangani keluhan
atau pertanyaan konsumen atau pelanggan..
d. Layanan media sharing, ini adalah layanan yang fokus utamanya
memang untuk berbagi konten media seperti foto, audio, atau
video. Contoh lain: TikTok, Flickr. Untuk kepentingan bisnis,
umumnya pelaku usaha menggunakan jenis ini untuk berbagi
konten-konten yang kuat secara visual; seperti foto produk,
kegiatan brand, sampai konten seperti infografik dan video
pendek..
e. Layanan forum, Layanan ini dapat dikatakan sebagai jenis media
sosial klasik yang sudah dikenal sejak lama. Layanan ini jadi
tempat pengguna bisa memperbincangkan hal atau topik spesifik
dengan pengguna lain di dalam ruang diskusi. Contoh: Kaskus,
Quora. Untuk kepentingan bisnis, layanan ini umumnya digunakan
untuk membangun kredibilitas brand terkait topik tertentu. Misal,
brand terlibat dalam diskusi tentang topik yang merupakan segmen
atau kategori brand tersebut, dan menunjukkan keahlian
atau expertise-nya pada pengguna lain terkait topik tersebut.
90 | P a g e
f. Layanan kolaborasi, pada implementasinya layanan ini amat jarang
dimanfaatkan oleh para pelaku usaha ataupun praktisi marketing.
Layanan ini umumnya memberi kesempatan penggunanya untuk
berkolaborasi dalam memuat, menyunting, atau mengoreksi
konten. Contoh: Wikipedia. Untuk kepentingan bisnis, layanan ini
oleh para praktisi marketing digunakan untuk membangun koneksi
dengan para kontributor pada layanan ini, untuk menyajikan data
dan informasi yang tepat jika menyangkut brand terkait, khususnya
jika konten yang tersaji spesifik mengenai brand tersebut ataupun
berpotensi menimbulkan tanggapan atau pendapat pihak lain pada
saat mengulasnya.
Populasi pengguna media sosial hingga tahun 2021 terus mengalami
peningkatan, dimana di Indonesia hinggga kini memiliki pengguna internet
tercatat sebanyak 202,6 juta jiwa. Data ini mengutip data dari Data Reportal,
jumlah tersebut meningkat sebanyak 27 juta atau 16 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara penetrasi internet mencapai 73,7% sampai dengan
kuartal pertama (Q1) tahun 2021. Di Indonesia platform youtobe masih menjadi
media sosial terpopuler, dimana angka pengguna youtube mencapai 94%
dengan rentang usia berada di kisaran 16 hingga 64 tahun (Beritasatu, 2021).
Selanjutnya WhatsApp menemati peringkat kedua disusul dengan Instagram
pada peringkat ketiga dan pada peringkat keempat ditempati oleh Facebook.
91 | P a g e
Gambar 5.3 Tebaran Pengguna Media Sosial Di Indonesia tahun 2021
Sumber : Beritasatu.com, 2021
Berbeda halnya dengan hasil pendataan dan pemetaan pengguna media
sosial di dunia. Dimana secara global facebook menempati posisi peringkat
pertama dengan jumlah pengguna sebanyak 2,7 miyar. Selanjutnya youtobe
menempati posisi peringkat kedua dengan pengguna sebanyak 2,3 milyar.
Posisi ketiga adalah WhatsApp dengan pengguna sebanyak 2 milyar. Posisi
keempat adalah instagram dengan pengguna sebanyak 1,3 milyar. Selanjutnya
WeChat, Tiktok, QQ dan Sina Weibo berturut-turut menemati posisi kelima,
keenam, ketujuh dan kedelapan ( Katadata, 2021). Uraian tebaran jumlah
pengguna media sosial ini dapat dilihat pada tabel berikut :
92 | P a g e
Tabel 5.3
Tebaran Pengguna Media Sosial Di Dunia tahun 2021
Sumber : Katadata.com, 2021
Bagi para pelaku usaha ataupun praktisi marketing tampilan data di atas
kiranya dapat menjadi rujukan dalam mengambil keputusan media sosia mana
yang akan dipilih. Dengan demikian para pelaku usaha dapat menentukan pasar
mana yang akan dibidik, Apakah akan focus pada pasar domestic ataupun pada
pasar global.
5. Optimalisasi SMS Marketing.
Banyak kalangan yang mengatakan bahwa penggunaan SMS (Short Message
Service) saat ini sudah tidak efektif bahkan sebagian kalangan lain menyatakan
bahwa penggunaan SMS untuk kepentingan bisnis dianggap sudah ketinggalan
zaman. Sebelum berkembangnya media website, media sosial, dan platform-
platform lainnya di ranah digital, SMS pernah menjadi media platform pavorit
pilihan para pelaku bisnis. Namun dengan berkembangnya sarana teknologi dan
jenis media platform digital, popularitas SMS mulai memudar dan digantikan oleh
media platform yang dianggap lebih simple, memiliki high-speed access dan
customize. Hingga saat ini hanya tinggal sebagian kecil kalangan saja yang
masih tekun memanfaatkan sarana dan media platform SMS untuk kepentingan
bisnisnya.
Secara fungsional, ada benarnya jika dikatakan bahwa teknologi SMS sudah
tertinggal dibandingkan dengan teknologi edia platform lainnya yang
berkembang saat ini. Namun bagi kepentingan bisnis , Apakah media platform
SMS sudah tidak cocok lagi digunakan untuk masa Sekarang ini ? Dan apakah
media platform SMS saat ini benar-benar telah diacuhkan oleh pengguna sarana
93 | P a g e
komunikasi sebagai sarana moderasi atas aktifitas media digital ? Ternyata tidak
semua anggapan-anggapan tersebut terbukti benar. Mengapa demikian ? mari
kita perhatikan suatu premis berikut :
“ Pertama, tidak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh pengguna
internet di dunia mengaktifkan koneksi jaringan internet melalui
gadget terutama dengan model handset, yang didominasi oleh
smartphone. Kedua, apapun jenis model gadget yang digunakan
saat ini adalah phone basis artinya di dalamnya terdapat nomor
telepon sebagai identitas dasar sekaligus sebagai basic-driver
communication bagi pengguna gadget. Tentunya selama masih
menjadi basic-driver communication, nomor telepon memiliki
platform dasar komunikasi yaitu voice dan text. Secara sistem pada
pemgrogaman gadget, untuk basic voice communication
ditempatkan pada seluler call sedangkan untuk basic text
communication ditempatkan pada SMS. Ketiga, hampir dipastikan
setiap pengguna gadget juga memanfaatkan fasilitas internet untuk
menggunakan berbagai aplikasi dan berbagai platform digital
melalui proses download. Pada saat pengguna/user gadget akan
melakukan aktifasi pada aplikasi yang telah di-download, maka
user harus melakukan registrasi dengan memasukan nomor
telepon sebagai identitas pokok. Selanjutnya system akan
melakukan verifikasi, umumnya sebagian besar bentuk verifikasi
adalah dengan melakukan insert kode OTP (On-Time Password).
Untuk mendapatkan kode OTP, system pada aplikasi yang akan
digunakan mengirimkan kode tersebut melalui SMS. Pada saat
akan mendapatkan kode OTP tersebut, user akan membuka
platform SMS. Dengan demikian tentunya pesan singkat lainnya
yang berada pada platform SMS tersebut akan terlihat dan
berpotensi akan dibaca oleh user. Keempat, apapun jenis model
gadget yang digunakan, tentu memiliki fasilitas notifikasi
(pemebritahuan) pada perangkatnya baik umumnya berupa bunyi-
bunyian (belling), getaran (vibrate) dan tanda lampu (light-signal)
Dengan begitu, setiap ada pesan singkat/SMS tentunya perangkat
gadget akan memberikan notifikasi yang akhirnya mendorong user
untuk melihat notifikasi tersebut. Artinya potensi terbacanya pesan
melalui SMS tersebut masih ada dan potensi ini lah yang hingga
saat ini dapat dimanfaaatkan oleh pelaku usaha ataupun praktisi
marketing. ”
94 | P a g e
Premis di atas diulas bertujuan untuk memberikan khazanah bagi pelaku usaha
dan praktisi marketing, bahwa platform SMS masih bisa dijadikan sebagai
rujukan alternatif atas pemanfaatan sarana media digital untuk Kepentingan
bisnis. Berbeda halnya dengan pemanfaatakan website, aplikasi, media sosia;
dan media lainnya yang dapat dikendalikan dan dikontrol oleh pemilik akun,
sampai saat ini operasionalisasi SMS masih dikendalikan oleh para operator
penyedia layanan komunikasi dan nomor telepon. Barangkali inilah yang menjadi
anggapan bahwa pemanfaatan SMS dianggap kurang fleksibel jika dibandingkan
dengan media lainnya. Namun bagi para pelaku usaha yang masih ingin
menggunakan platform media SMS untuk kepentingan bisnis , perlu diketahui
beberapa jenis layanan SMS untuk kepentingan bisnis, yaitu :
a. Location Based Advertising (LBA), proses kerja LBA service adalah
mengirim pesan langsung kepada pelanggan potensial di lokasi
tertentu yang dipilih, Contoh : jika kita berkunjung ke suatu tempat
seperti pusat perbelanjaan/Mall secara tiba-tiba kita mendapatkan
SMS dari salah satu pelaku/penyedia usaha yang berada di sekitar
situ.
b. Bulk SMS, layanan SMS ini memungkinkan klien/pelaku usaha
mengirimkan SMS secara bersamaan atau broadcast dalam jumlah
banyak ke database melalui operator komunikasi yang ditunjuk.
c. Targeted SMS, layanan ini lebih difokuskan kepada meraih pasar
potensial yang tepat dengan mengirimkan pesan berdasarkan
kriteria pelanggan seperti : demografi, perilaku, minat, lokasi, dan
tipe gadget baik.
Pemanfaatan SMS marketing yang terkelola dengan baik akan membawa
manfaat yang positif bagi perkembanan usaha, sebaliknya jika pemanfaatan
media SMS tidak terkendali dan tidak terstruktur aka akan mengakibatkan
kerugian baik secara financial maupun non-finansial.
95 | P a g e
POST TEST # 8
1. Jelaskan mengapa banyak para pelaku bisnis pemula terus menerus
melakkukan try and error atas pemanfaatan media digital pada bisnisnya ?
2. Pada pemanfaatan platform marketplace terdapat kelemahan, diantaranya sulit
mendapatkan buyer yang loyal dan tingginya kompetisi antar seller, Jelaskan
mengapa bisa terjadi yang demikian ?
3. Jelaskan apa saja kelebihan dan manfaat penggunaan website untuk
Kepentingan bisnis !
4. Menurut anda, mengapa pemasaran melalui email dianggap merupakan
cara yang bagus untuk menjangkau pelanggan ?
5. Menurut anda, mengapa Layanan social network pada pemanfaatan media
social bisnis menjadi pavorit dan paling banyak digunakan di seluruh dunia ?
6. Memperhatikan Situasi dan Perkembangan teknologi digital, Apakah media
platform SMS sudah tidak memiliki potensi untuk digunakan pada
Kepentingan bisnis, Jelaskan mengapa !
TUGAS # 2
Kembali ke TUGAS 1,
Jika sudah mebuat rumusan konten marketing
yang akan dipublish di pasar e-commerce.
Selanjutnya buatkanlah media digital planning
untuk mendukung usaha anda . Dengan
menyesuikan kondisi terkini bagi usaha anda
Pillihlah jenis media digital yang anda anggap
cocok dan akan digunakan, serta jelaskan
penjabaran dan alasannya.
96 | P a g e
BAB 6
IMPLEMENTASI INBOUND MAKETING
A. Konsep Digital Marketing
Dari uraian pada bab sebelum telah dijelaskan baha internet telah merevolusi arah,
konsep dan model bisnis. Penggunaan internet hampir menjadi mandatory dan
strategis bagi kesuksesan setiap bsnis. Internet menjadi instrumen terobosan yang
digunakan hampir di seiap lini bisnis terutama dalam upaya memperoleh
keunggulan kompetitif untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya. Saat
ini konsumen bisa dengan cepat menemukan produk dan informasi harga dan
mendapat masukan dan berbagai macam penjual. Pengunjung online bisa
memeriksa ketersediaan produk, memesan, memeriksa status pemesanan, dan
membayar secara elektronik. Penggunaan internet mempermudah konsumen
karena mereka bisa masuk dalam jaringan dan secara cepat menemukan mana
harga yang paling murah untuk produk atau jasa tertentu. Konsumen diuntungkan
oleh internet karena bisa mengurangi biaya pencarian produk dan informasi terkait
produk.
Saat ini digital marketing menjadi salah satu media pokok yang sering digunakan
oleh pelaku usaha karena konsumen saat ini mulai mengikuti arus digitalisasi,
sehingga banyak perusahaan mulai meninggalkan model pemasaran konvensional/
dan bertransformasi ke pemasaran modern dengan memanfaatkan sarana dan
media digital. Dengan digital marketing komunikasi dan transaksi dapat dilakukan
setiap waktu/ real time dan bisa di akses ke seluruh dunia. Saat ini sebagian besar
informasi mengenai berbagai produk sudah tersedia di internet, kemudahan dalam
pemesanan dan kemampuan konsumen dalam membandingkan satu produk
dengan produk lainnya, (Kotler & Keller, 2008). Selanjutnya beberapa ahli
memberikan pendapat tentang digital marketing sebagai berikut :
a. Menurut Sanjaya &Tarigan (2009), digital marketing dapat didefinisikan
sebagai kegiatan marketing termasuk branding yang menggunakan
berbagai media berbasis web..
b. Menurut Ali (2013), E-Marketing atau digital marketing diartikan sebagai
penggunaan teknologi digital untuk mencapai tujuan pemasaran serta
upaya pengembangan atau penyesuaian konsep pemasaran itu sendiri,
97 | P a g e
dapat berkomunikasi dalam cakupan global, dan mengubah cara
perusahaan melakukan bisnis dengan pelanggan..
c. Menurut Wardhana (2015), digital marketing didefinisikan juga sebagai
strategi pemasaran berbasis internet.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa digital marketing
merupakan suatu konsep pemasaran modern dengan memanfaatkan fasilitas digital
online dan internet guna aktivitas untuk mempromosikan sebuah merek dan jasa
serta menjual produk dengan menggunakan media digital dan internet serta aktivitas
sosial media dan website, untuk menjangkau konsumen
Menurut Riadi (2020) mengatakan bahwa hingga saat ini pemanfaatan digital
marketing bagi pelaku usaha dalam kegiatan pemasaran produk ataupun jasa
adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan Penyebaran. Strategi pemasaran dengan menggunakan media
digital dapat dilakukan dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan
detik. Selain itu, digital marketing dapat diukur secara real-time dan tepat.
b. Kemudahan evaluasi. Menggunakan media online, hasil dari kegiatan
pemasaran dapat langsung diketahui. Informasi seperti berapa lama
produk dilihat, berapa persen konversi penjualan dari setiap iklan dan
sebagainya.
c. Jangkauan lebih luas. Jangkauan geografis dari digital marketing yang
luas menyebarkan produk ke seluruh dunia hanya dengan beberapa
langkah mudah dengan memanfaatkan internet.
Selanjutnya Riadi mengatakn bahwa terdapat 7 (tujuh) fungsi yang diperankan oleh
digital marketing pada perusahaan, adapun ketujuh fungsitersebut adalah :
a. Personalization. Konsep personalisasi merupakan bagian dari bauran
pemasaran yang terdapat dalam kebutuhan pengenalan dan identifikasi
pelanggan tertentu untuk membangun hubungan. Hal ini sangat penting
untuk dapat mengidentifikasi pelanggan perusahaan pada level individual
dan mengumpulkan semua informasi yang memungkinkan tentang
mereka, dengan tujuan untuk mengetahui pasar perusahaan dan agar
mampu untuk mengembangkan produk dan jasa dengan menyesuaikan
dengan karakter pelanggan.
b. Privacy. Privasi merupakan elemen dari bauran pemasaran yang sangat
berhubungan personalisasi. Ketika perusahaan mengumpulkan dan
98 | P a g e
menyimpan informasi tentang pelanggan potensialnya. Namun masalah
yang muncul, yaitu bagaimana dan oleh siapa informasi tersebut
digunakan. Tugas utama yang harus dilakukan ketika
mengimplementasikan strategi internet marketing yaitu menciptakan dan
mengembangkan kebijakan di atas prosedur pengakses untuk
pengumpulan informasi.
c. Customer Service. Customer Service merupakan salah satu kebutuhan
dan aktivitas yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi yang dibutuhkan
dalam situasi transaksional.
d. Community. Komunitas merupakan sekelompok entitas yang berinteraksi
untuk tujuan yang sama. Pelanggan atau klien bisnis dapat menjadi
bagian dari komunitas di mana mereka berinteraksi. Oleh karena itu,
pengembangan komunitas merupakan tugas yang dilakukan oleh semua
bisnis.
e. Site. Kita harus setuju bahwa interaksi internet marketing terjadi pada
media digital yaitu internet. Baik interaksi maupun relasi juga
membutuhkan tempat yang sesuai, yang tersedia kapan saja dan dimana
saja, yaitu lokasi digital untuk interaksi digital. Lokasi ini dapat disebut site.
f. Security. Fungi keamanan merupakan fungsi yang penting ketika
transaksi dimulai dan dilakukan melalui channel internet. Keamanan dari
pengumpulan data, penyimpanan data pelanggan dan transaksi-transaksi.
g. Sales Promotion. Promosi penjualan digunakan secara luas dalam
pemasaran tradisional. Fungsi ini memperhitungkan kemampuan para
pemasar untuk berpikir kreatif, di mana banyak pekerjaan dan inspirasi
yang dibutuhkan untuk menemukan kemungkinan baru dalam
mengembangkan rencana promosi yang efisien.
B. Dimensi Digital Marketing
Pada perkembangannya aplikasi dari digital marketing terdiri dari beberapa dimensi,
menurut Murniaty (2020) adapun Tebaran dimensi digital marketing dapat dilihat dari
gambar berikutsebagai berikut :
99 | P a g e
Gambar 6.1 Tebaran Dimensi Digital Marketing
Sumber : Riadi, 2020
a. Website. Website adalah penghubung dengan dunia digital secara
keseluruhan dan mungkin bagian yang paling penting dalam keseluruhan
strategi pemasaran digital, dimana kegiatan online akan terarah langsung
ke calon konsumen.
b. Optimasi Mesin Pencari (SEO). Salah satu bagian penting dari website
adalah SEO (search engine optimation), atau proses pengaturan konten
dari website agar mudah ditemukan oleh pengguna internet yang sedang
mencari konten yang relevan dengan yang ada di website, dan juga
menyajikan konten agar dapat dengan mudah ditemukan oleh mesin-
mesin pencari.
c. Periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising). Periklanan
PPC (pay per click) memungkinkan pemasar membeli halaman hasil
pencarian internet berdasarkan kata kunci-kata kunci dan kalimat-kalimat
yang dipilih.
100 | P a g e
d. Pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis (affiliate marketing and
strategic partnership). Kegiatan bermitra dengan organisasi/perusahaan
lain dan website-website untuk mencapai keuntungan bersama dari
sebuah kerja sama untuk mempromosikan produk atau layanan.
e. Hubungan masyarakat online (Online PR). Menggunakan saluran
komunikasi online seperti press release, sindikasi artikel (RSS), dan blog
untuk menciptakan persepsi positif atas merek atau untuk menempatkan
organisasi atau perusahaan sebagai pihak yang berwenang di bidang
tertentu.
f. Jejaring sosial (social network). Sebuah peluang pemasaran, namun saat
ini belum ada seseorang-pun yang bisa menawarkan sistem periklanan
dengan sangat fokus ke kelompok masyarakat yang sangat kecil (niche)
atas dasar informasi profil yang didapatkan dari situs-situs jejaring sosial.
g. E-mail pemasaran (e-mail marketing). Surat elektronik (e-mail) masih
menjadi alat yang penting untuk kegiatan pemasaran digital, yang
dikirimkan dengan tujuan untuk menjaga hubungan antara konsumen
yang sudah ada maupun calon konsumen yang bersedia menerima
informasi lewat e-mail.
h. Manajemen hubungan konsumen (Customer Relationship Management).
Menjaga konsumen yang sudah ada dan membangun kerja sama yang
saling menguntungkan dengan mereka adalah salah satu elemen penting
dari kegiatan pemasaran digital.
Lebih lanjut Riadi (2020) mengatakaan Penggunaan digital marketing dalam
strategi pemasaran memiliki beberapa keunggulan antara lain :
a. Jangkauan global. Penggunaan situs web memungkinkan untuk
menemukan pelanggan baru dan berdagang secara global hanya dengan
investasi kecil.
b. Biaya lebih rendah. Pemasaran menggunakan internet yang terencana
dan terarah dengan baik dapat menjangkau pelanggan yang tepat dengan
biaya yang jauh lebih rendah daripada metode pemasaran tradisional.
c. Hasil yang dapat dilacak dan diukur. Mengukur pemasaran secara digital
melalui analisis web dan alat metrik online lainnya memudahkan untuk
menentukan seberapa efektif strategi pemasaran yang dikampanyekan
101 | P a g e
dan memberikan informasi terperinci tentang bagaimana pelanggan
menggunakan situs web yang dibuat.
d. Profilling. Perolehan data pelanggan yang mengunjungi situs web yang
dibuat memberikan data pelanggan yang sering membeli produk. Semakin
banyak mereka membeli maka semakin detail profil pelanggan yang
didapatkan.
e. Keterbukaan. Dengan terlibat dengan media sosial dan mengelolanya
dengan cermat, akan membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan
reputasi agar mudah terlibat.
f. Digital marketing memungkinkan membuat kampanye iklan yang menarik
mengguakan konten. Konten ini (gambar, vidio, artikel) dapat memperoleh
mata uang sosial yang diteruskan dari pengguna ke pengguna dan
menjadi viral.
g. Tingkat konversi yang tinggi. Memiliki situs web maka jarak pelanggan
berjarak hanya beberapa klik saja dari pembelian. Tidak seperti media lain
yang mengharuskan orang untuk bangun dan melakukan panggilan
telepn, atau pergi ke toko, pemasaran digital bisa mulus dan langsung.
Selanjutnya diuraikan beberapa kelemahan dan tantangan pemasaran digital
marketing yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Keterampilan Dan Pelatihan. Pengetahun dan keahlian yang tepat untuk
melakukan digital marketing merupakan kunci sukses keberhasilan
pemasaran. Alat, platform dan tren digital marketing berubah dengan
cepat dan memerlukan informasi yang up date.
b. Memakan waktu. Tugas mengoptimalkan kampanye iklan secara online
dan membuat konten pemasaran dapat menghabiskan banyak waktu.
Karena hal tersebut merupakan tolak ukur keberhasilan dalam rangka
memastikan pengembalian modal.
c. Persaingan tinggi. Jangkauan pelanggan yang global dengan berarti
menghadapi persaingan global. Hal ini merupakan tantangan tersendiri
dalam menarik perhatian pelanggan.
d. Keluhan dan umpan balik. Umpan balik negatif atau kritik terhadap nerek
bisnis akan merusak reputasi bisnis seseorang karena hal tersebut
merupakan indikator pelanggan memutuskan untuk membeli produk.
102 | P a g e
e. Masalah keamanan dan privasi. Sejumlah pertimbangan hukum seputar
pengumpulan dan penggunaan data pelanggan untuk tujuan digital
marketing menyebabkan perlu adanya jaminan agar tidak terjerat kasus
hukum.
Selanjutnya, Untuk memahami konsep dan uraian digital marketing dalam ragka
mendukung aktivitas bisnis, selanjutnya silahkan scan QR Code berikut ini :
103 | P a g e
POST TEST # 9
1) Menurut anda apa saja yang menjadi Saluran digital
marketing, jelaskan ?
2) Menurut anda ada berapa fungi digital marketing dan
bagaimana idealnya fungsi-fungsi tersebut diimpleentassikan
?
3) Jelaskan, mengapa Manajemen hubungan konsumen
(Customer Relationship Management) menjadi bagian dari
Dimensi digital marketing ?
4) Jelaskan apa saja yang menjadi Kelebihan dan kelemahan
pemanfaatan digital marketing !
5) Jelaskan apa saja yang menjadi kelemahan marketing
Konvensional sehingga dianggap sudah tidak relevan denga
kondisi saat ini !
C. Implementasi Inbound Marketing
Beberapa dekade terakhir banyak Praktisi marketing yang berpendapat
dengan pola Pendekatan neo-konvensional dengan menawarkan teori dan teknik
komunikasi Pemasaran dengan dengan menggunakan metode below the line dan
above the line. Metode ini dilakukan dengan mengoptimalkan sarana dan media
komunikasi juga aktivasi langsung secara off-line. Metode tersebut merupakan
upaya-upaya proaktif para marketer yang bertujuan untuk mendapatkan new market
atau bertujuan mempertahankan pasar yang lama. Dari penerapan metode tersebut,
para marketer nantinya akan mengembangkan pasar dan mendapatkan konsumen
baru, mulai dari memilih target, menemukan suspect, mengidentifikasi prospek
hingga me-maintain menjadi konsumen. Seperangkat metode below the line dan
above the line dimaksud sering disebut sebagai metode Outbound Marketing.
Pada metode marketing konvensional, umumnya perusahaan dan marketing
sangat mengandalkan satu atau dua Perangkat komunikasi untuk mencapai tujuan
komunikasi bisnisnya. Praktik ini terus berlangsung hingga saat ini, meskipun kerap
104 | P a g e
terjadi disintegrasi dari pasar missal (Hub) ke banyak pasar kecil (retail). Pada
metode iini pula setiap sektor pasar yang akan digarap memerlukan pendekatan
komunikasi tersendiri. Para pelaku usaha dan marketer berkomunikasi dengan
calon konsumen dengan cara mengoptimalkan material ldan Perangkat komunikasi
marketing bahkan dengan memanfaatkan peran perantara. Konsumen dan pelaku
pasar lainnya merespon pesan yang disampaikan oleh marketer dengan
mencermati proses encoding dan decoding -nya. Hal ini daat pula dilakukan oleh
perantara yang Kemudian meneruskan komunikasi marketing kepada konsumen.
selanjutnya, setiap kelompok yang berpern sebagai stakeholder di pasar
memberikan umpan balik pesan yang disampaikan oleh pelaku usaha atau
marketer.
Komunikasi marketing Konvensional telah mendorong perusahaan dan para
marketer untuk menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran dan berbagai
salurannya untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan
bisnis. Kegiatan Pemasaran ini umumnya melibatkan aktivitas komunikasi meliputi
iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan
produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi
lainnya (Riadi, 2018). Lebih lanjut metode komunikasi marketing tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 6.2 Model Komunikasi Marketing Konvensional
Sumber : Sasongko, 2020
105 | P a g e
Dari uraian metode marketing Seperti di atas, prinsip pokoknya bertujuan
untuk menjangkau konsumennya dari luar. Dimana media yang dipilih untuk
melakukan pemasaran adalah TV, telepon serta media-media iklan lainnya.
Banyak pakar yang berpendapat bahwa pada saat ini teknik pemasaran seperti ini
memiliki 3 kelemahan, yaitu :
a. Tidak memperhatikan persona konsumen sehingga pemasaran yang
dijalankan tidak diterima oleh orang yang tepat. Kecil kemungkinan untuk
mendapatkan konsumen.
b. Pemasaran bersifat mengganggu atau cenderung memaksakan kepada
calon konsumen sehingga menimbulkan efek negatif.
c. Dikarenakan pemasaran masih menggunakan media mainstream, dan
yang dikeluarkan juga cenderung lebih besar.
Sejak mewabahnya virus covid-19 hingga ditetapkan sebagai pandemi global,
dunia pun mengalami pergeseran yang terjadi di seluruh lini. Pergeseran ini tidak
luput pada aspek marketing. Banyak terjadi perubahan di hampir seluruh proses
marketing secara teoritis hingga praktis. Umumnya perubahan dan pergeseran yag
terjadi lebih dominan pada konsep produk dan perilaku konsumen hingga
mendorong pola dan metode promosi untuk berubah dan bergeser. Tidak dapat
dipungkiri bahwa saat ini paradigma pelaku usaha dan pelaku pasar diselaraskan
dengan issue pandemi covid-19. Pergeseran perilaku konsumen saat ini sangat
dapat dirasakan oleh para pelaku usaha.
Dimana konsumen saat ini cenderung memiliki 3M yaitu menjaga diri,
membatasi diri dan menahan diri (Sasongko : 2020). Konsumen saat ini
cenderung protektif dalam melakukan transasksi. Umumnya konsumen
melakukan searching dan berusaha mencari informasi lebih lanjut (tracing) atas
ketersediaan suatu produk dan informasi harga perolehan serta informasi terkait
lainnya melalui media. Sebaliknya perusahaan dalam hal ini sebagai produsen
melakukan pembatasan atas layanan yang bersifat langsung (face to face) dan
memperioritaskan layanan terhadap konsumen yang melakukan transasksi secara
virtual dan memperioritaskan pembayaran yang bersifat cashless. Kondisi inilah
yang mendorong para pakar dan marketer saat ini terus menerus melakukan
Pengembangan dan perumusan-perumusan yang sekiranya dapat Teknik
pemasaran ini berbanding terbalik dengan metode komunikasi marketing
Konvensional. Seiring dengan kondisi tersebut, Perkembangan teknologi
komunikasi dan digitalisasi sistem komunikasi sangat mendukung kondisi tersebut
hingga mulai berkembanglah metode inbound marketing.
106 | P a g e
Penerapan inbound marketing pada awalnya bermula dari penerapan iklan
secara online. Para marketer berusaha sekuat mungkin membuat tampilan dan
materi iklan yang menarik dan sesuai dengan target netizen dalam hal ini sebagai
konsumen. Pada mulanya para marketer merancang materi iklan dengan konsep
figure dengan format teks, image/jpeg, dan berupa short-video dan filler. Materi
tersebut nantinya akan melewati prosess up-lift media dengan melakukan
placement melalui beberpa saluran platform. Pada umumnya proses ini dilakukan
dengan menggunakan jasa perantara/agency atau pula dengan cara swa-
placement (Sasongko, 2019). Beberapa media platform yang digunakan
diantaranya adalah :
a. Website optimization, dalam hal ini tampilan fitur dan desain tampilan
yang lebih atraktif sangat mendukug keberhasilan penempatan iklan
melalui platform ini.
b. Banner Adds, pada awalnya kemunculan banner adds pada tampilan
monitor saat netizen mengakses internet merupakan hal yang wajar
bahkan menjadi hiburan yang bersifat extra. Namun dengan
bertambah maraknya muncul tampilan banner yang di-create oleh
berbagai produk/bisnis lain berdampak kepada tergangggunya
kenyamanan netizen.
c. Video Adds, seperti halnya banner adds. Kehadiran video-video
adds pada awalnya menambah semarak dan hiburan namun pada
akhirnya kemunculan video-videoo addds menjadi gangguan bagi
kenyamanan netizen.
d. Social media marketing, sejak munculnya konsep facebook adds dan
twitter adds telah mendorong platform media sosial lain
memberlakukan
e. Email marketing, pada masa awalnya email marketing menjadi salah
satu alternatif yang jitu sebagai platform media komunikasi. Namun
seiring dengan semakin menjamurnya penawaran-penawaran bisnis
yang ditujukan melalui email, hal ini menjadi mail noisy bagi netizen.
Dimana netizen cenderung merasa terganggu dengan message
insertion yang diterima melalui mail inbox netizen.
Bagi pelaku bisnis dan marketer di Indonesia, penerapan proses marketing
dengan mengoptimalkan internet merupakan hal yang menggiurkan. Hal ini
dikarenakan bahwa penduduk Indonesia (netizen) tercatat sebanyak 212.354.070
jiwa atau sebesar 76% dari populasi penduduk di Indonesia. Dengan angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara pengguna internet terbesar di dunia pada
urutan keempat, yaitu Setelah China, India dan USA (BTRC: 20021).
Berkembangnya sarana , fasilitas dan pilihan platform yang tersedia di Indonesia
107 | P a g e
terbukti telah menambah semaraknya market place secara digital. Pola dan
metode placement iklan saaat ini juga juga memiliki variasi dan pilihan. Hal ini
didukung dengan berkembangnya teknologi digital yang mulai menawarkan
berbagai kemudahan, mulai dari konsep teknologi touch screen, fitur hingga
application store yang dapat diakses dan diunduh melalui komputer genggam yang
terpadu dengan telepon ( smartphone). Dengan demikian pemutakhiran penerapan
inbound marketing dengan memanfaatkan berbagai kemudahan dan fasilitas
tersebut dirasakan sangat mendukung implementasi iklan secara online.
Dalam implementasi dan perumusan konten marketing, ada beberapa
langkah dasar yang harus dilakukan dan oleh para marketer.
1) Langkah pertama, para marketer diharapkan paham atas pasar
yang akan dituju termasuk kategori konsumen, konsep produk,
konsep harga dan kemudahan distribusi produk.
2) Langkah kedua, para marketer harus menetapkan segmen mana
yang akan disasar dan berapa target lead yang diinginkan.
3) Langkah ketiga, para marketer memilih atau seleksi platform apa
yang akan digunakan. Pemilihan platform juga menjadi penting
karena salah satu penentu Keberhasilan inbound marketing.
Pemilihan jenis platform hendaknya menyesuaian dengan kategori
dan segmen yang dituju.
4) Langkah keempat adalah menentukan budget. Para marketer
harus menyadari bahwa implementasi inbound marketing pada
hakekatnya penyampaian informasi marketing yang hampir tidak
menggunakan konsep interaksi secara langsung seperti halnya
pada marketing Konvensional. Oleh karenanya implementasi
inbound marketing tentunya lebih efisien dari aspek biaya. Meskipun
implementasi inbound marketing dianggap lebih murah, namun para
marketer mesti lebih cermat dalam menentukan budget yang
dibutuhkan.
5) Langkah kelima adalah perumusan konten marketing dan
penempatan konten pada media dan platform yang dipilih.
108 | P a g e
Gambar 6.3 Alur Perumusan Inbound Marketing
Sumber : Sasongko, 2020
Metodologi inbound marketing telah mengalami perkembangan sejak tahun 2009
hingga sekarang. Pada awalnya ada empat tahap untuk mengubah orang yang belum
tau tentang produk dan benefit yang ditawarkan hingga menjadi partner yang loyal
bahkan dengan sukarela menjadi brand ambassador atas produk yang ditawarkan,
yaitu : Attract, Convert, Close, dan Delight. Kemudian (Brian Halligan : 2016) ,
mengembangkan metodenya menjadi Attract , Convet, Engage , close, Delight dan
menempatkan pelanggan sebagai inti mitra pergerakan, bukan lagi digiring dan berakhir
sebagai user atau promoter, mengapa demikian ? karena seseorang dapat saja
menjadi promoter tanpa harus menjadi konsumen terlebih dahulu. Prinsip kerjanya
sama seperti konsep sales Funnel atau corong, dimana dilakukan filterisasi terlebih
dahulu Kemudian audien digiring untuk menjadi konsumen dan mitra yang loyal. Berikut
ini adalah uraian tahap Metodologi inbound marketing :
109 | P a g e
Gambar 6.4 Tahapan Metodologi Inbound Marketing
Sumber : Rauf,dkk, 2020
a. Attract, Pada tahap attract, yang menjadi fokus bisnis pada umumnya
adalah upaya untuk menarik perhatian. Pada tahap ini calon konsumen
belum mengetahui secara detail tentang bisnis Anda. Pada tahap ini pula,
para marketer dituntut untuk membuat calon konsumen tahu tentang
produk yang ditawarkan. Pada umumnya para marketer memanfaatkan
beberapa praktik dengan tujuan untuk menarik perhatian calon
konsumen, dintaranya: Content marketing, Searching Engine Optimization
(SEO), Digital advertising, Social media marketing.
b. Convert, Tahap berikutnya dalam Metodologi inbound marketing adalah
convert. Umumnya kesalahan para marketer digital adalah merasa puas
dan merasa berhasil jika sudah mendapatkan folloer dan viewer dalam
jumlah banyak. Harus dipahami bahwa dengan mendapatkan follower
ddan viewer dalam jumlah banyak belum cukup dan belum tuntas target
marketing yang sesungguhnya. Marketer harus mengubah para follower
dan viewer menjadi leads, yaitu orang-orang yang berpotensi membeli.
Untuk itu, para marketer perlu mendapat informasi kontak viewer atau
follower, baik berupa alamat email, nomor HP, dan sejenisnya.
c. Engage, yaitu suatu upaya untuk menjalin ikatan, ikatan yang dimaksud
bukan berarti langsung kepada ikatan jual-beli,namun ikatan secara
110 | P a g e
emosional. Jika sebelumnya telah dikatakan bahwa konten yang
ditampilkan mendorong untuk membangun kepercayaan (building trust).
Selanjutnya pada tahap convert lebih kepada proses building needs &
want, maka pada tahap engage lebih diarahkan kepada proses emotional
building dimana yang menjadi wujud interprestasinya adalah like, positif-
comment, dan save-link atau menyimpan link akses atas website atau
landing page. Kemudian sebagai nbentuk action-nya adalah dengan cara
direct message, direct-call atau dapat juga dengan join grup pada pada
platform WhatApps, telegram atau platform lain yang disediakan.
d. Close, Tidak dapat dipungkiri adalah kesulitan dan tantangan para
marketer adalah mengubah calon konsumen menjadi konsumen. Pada
tahap convert para follower/viewers sudah ditetapkan menjadi audiens
dan telah didapatkan kontanya. Selanjutnya para marketer dapat
memanfaatkan informasi kontak yang didapat di tahap convert. Pada taha
ini para marketer di harapkan dapat mengoptimalkan kontak
viewer/follower yang sudah menjadi audiens. Para marketer dapat
mengirimkan konten atau pesan yang dapat membuat mereka tertarik
membeli. Sebagai contoh misalnya : Marketer yang men-support bisnis
sebuah restoran bisa mengirim email berisi informasi bahwa audiens
mendapat kupon diskon makan (dine-in) di akhir pekan hingga 70%. Hal
ini berpotensi akan membuat audiens tertarik untuk interaksi dan action.
e. Delight, Sering terjadi kesalahan pada pihak marketer adalah pada pasca
pembelian. Kesalahan utama yang sering terjadi adalah marketer
menganggap bahwa setelah meraih pembelian tugas dan alur kerjanya
sudah selesai. Bahkan hal ini mengabaikan layanan purna jula (post-
selling) sehingga kerapi menjadikan kondisi yang berbalik, dimana
pelanggan yang tadinya merasa puas dan bahagia karena telah membeli
produk yang ditawarkan kini menadi kecewa akibat luputnya layanan
purna jual. Hal ini sering terjadi pada saat Pelanggan ingin bertanya lebih
lanjut atas penggunaan produk, atau complain karena mendapatkan
produk diluar dari Spesifikasi yang dijanjikan. Disinilah perlunya marketer
untuk harus membangun hubungan dengan konsumen yang sudah
melakukan pembelian dan mempertahankan hubungan tersebut.
Proses mempertahankan hubungan dan terus mengikuti perkembangan
penggunaan produk oleh konsumen serta benefit, manfaat dan dampak positif yang
dirasakan oleh mereka hingga berbagi pesan dan rekomendasi kepada audiens lain
111 | P a g e
yang beum menjadi konsumen, inilah yang menjadi harga mahal dalam suatu proses
marketing. Proses ini lah yag disebut delight. Hal yang sering terjadi adalah munculnya
pertanyaan, mengapa proses delight ini penting? Karena konsumen yang melakukan
pembelian adalah konsumen yang sudah jelas-jelas tertarik dengan bisnis atau produk
yang ditawarkan. Sehingga rasa puas yang didapati, nyaman dan mengajak orang lain
untuk membeli atau bahkan kembali bertransaksi membeli lagi tidak akan sesulit
mengejar konsumen baru Seperti di awal. Pada proses delight ini, konsumen akan
dengan sendirinya merekomendasikan produk, menyampaikan testimony atau bahkan
menjadi brand ambassador secara sukarela.
POST TEST # 10
1. Menurut anda hal apa apa saja yang menjadi perhatian
pada Kelebihan inbound marketing ?
2. Jelaskan apa saja yang menjadi kelemahan marketing
Konvensional sehingga dianggap sudah tidak relevan
denga kondisi saat ini !
3. Menurut anda apa saja yang menjadi prinsip pokok dari
inbound marketing ?
4. Jelaskan Metodologi inbound marketing yang tepat untuk
diimplementasikan oleh pelaku usaha, terutama pada saat
masa pandemi covid-19 saat ini !
“Selamat Belajar … BRAVO...”
112 | P a g e
BAB 7
DIGITAL FINANCIAL
A. Konsep Dan Instrumen Financial Digital
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan platform media
sosial dari Kanada, Hootsuite, bekerjasama dengan We are Social dari Inggris
pada akhir tahun 2020 telah merilis perkembangan pengguna internet di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Laporan itu bertajuk "Digital 2020: A comprehensive
look at the state of the internet, mobile devices, social media, and ecommerce."
Pada Januari 2020 tercatat dari total 272,1 juta penduduk, pengguna internet
mencapai 175,4 juta jiwa. Menariknya, jumlah smartphone yng terkoneksi
mencapai 338,2 juta unit, hampir dua kali lipat jumlah pengguna internet. Artinya,
hampir rata-rata orang Indonesia punya lebih dari satu smartphone (Suharti,
2020). Sedangkan jumlah pengguna sosial media mencapai 160 juta jiwa.
Dibanding periode Januari 2019, pada Januari 2020, jumlah pengguna internet
meningkat 17 persen (bertambah 25 juta jiwa) dari tahun lalu. Smartphone yang
terkoneksi juga bertambah 15 juta unit atau 4,6 persen. Ada pun jumlah
pengguna sosial media bertambah 12 juta jiwa atau naik 8,1 persen (Yuswardi :
2020).
Dampak pandemi yag telah meluluh-lantakkan hampir seluruh sektor bisnis
juga turut dirasakan oleh industri keuangan, dimana industri ini harus
mempersiapkan sejumlah langkah preventif demi mencegah gagal transaksi
ataupun kendala transaksi. Beberapa negara termasuk Indonesia secara
bersama sama sepakat bahwa kondisi Seperti ini tidak dapat didiamkan
sehingga suka tidak suka segala bentuk aktivitas kehidupan dan hajat lainnya
harus la tetap diselenggarakan hanya saja dengan penuh kewaspadaan dan
setiap orang, badan maupun institusi harus membuatkan suatu pedoman pokok
protokol dalam rangka menjaga diri dan lingkungan. Kondisi Seperti ini yang
disebut dengan kondisi normal tapi dengan membuatkan dan mengikuti adab
kebiasaan baru atau New Normal dengan fokus pada menghindari ancaman
virus NCov-19 beserta seluruh variannya. Artinya, para pegiat bisnis digital
termasuk para pelaku usaha Layanan keuangan digital (Digital Financial
Services) dituntut untuk bersiap diri menuju “the new normal” (Suharti: 2020).
113 | P a g e
Transaksi digital terus mengalami pertumbuhan di tengah masa pandemi.
Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi digital banking mencapai Rp
3.910,25 triliun, naik 63,31% yoy pada Oktober 2021. Nilai Ini termasuk transaksi
pembayaran dan transfer dana lewat digital banking dan internet banking.
Sementara pertumbuhan transaksi lewat kartu ATM, kartu debet dan kartu kredit
cuma tumbuh 6,37% yoy menjadi Rp 664,26 triliun pada Oktober. Nilai ini belum
diakumulasikan dengan performance transaski pembayaran melalui uang
elektronik dan e-wallet. Hal Ini menggambarkan masyarakat sudah merasa
nyaman bertransaksi lewat kanal digital bahkan dengan layanan cardless
ketimbang menggunakan kartu maupun pergi ke cabang. Oleh sebab itu para
pelaku usaha layanan keuangan digital dituntut untuk terus berusaha memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat serta terus meningkatkan kualitas dan
kapasitas digitalnya (Ardiansyah, 2021).
Digital financial service (DFS) merupakan kegiatan layanan jasa
pembayaran dan keuangan yang menggunakan sarana teknologi digital seperti
seluler atau web melalui pihak perbankan maupun non-perbankan. Pihak non-
perbankan ini dapat berupa individu atau masyarakat umum, bukan karyawan
lembaga bank, dan telah mendapat izin resmi atau lisensi untuk untuk
menyelenggarakan layanan keuangan secara digital. Pola dan model layanan
keuangan secara digital saat ini menjadi pavorit atas proses kegiatan transaksi.
Hal ini karena siapapun yang terlibat didalamnya terutama pihak non-
perbankan dan individu dari berbagai profesi dapat menjadi agen penyalur
keuangan atau pihak ketiga. Pada sistem Digital Financial Service (DFS),
instrumen yang digunakan untuk melakukan pembayaran secara digital adalah
uang elektronik (e-cash atau e-money). Tujuan dibentuknya dan difasilitasinya
DFS adalah untuk mengembangkan inklusi keuangan masyarakat di Indonesia
serta mendukung penyaluran dana bantuan pemerintah (G2P) dengan efektif.
Disamping itu, DFS bermanfaat membantu masyarakat yang belum pernah
berhubungan dengan bank (unbanked segment) dalam rangka untk
mendapatkan pelayanan bidang keuangan. Para agen atau penyelenggara
layanan keuangan digital juga dapat melayani operasi dasar perbankan seperti
pembukaan rekening uang elektronik, setor tunai, dan tarik tunai. Hal ini sudah
banyak dipraktikan oleh pelaku usaha retail dan individu pegiat keuangan di
Indonesia.
Fasilitas DFS memberikan manfaat baik bagi konsumen maupun
penyedia layanan. Bagi konsumen hal ini membuat transaksi keuangan menjadi
efisien, aman dan sangat cepat, resiko kehilangan uang menjadi lebih rendah.
114 | P a g e
Bagi penyedia layanan keuangan digital hal ini memberikan peluang untuk
mengakses pasar yang baru serta memperkenalkan layanan baru untuk
transaksi bernilai kecil yang frekwensinya tinggi. Di sisilain dapat dikatakan
bahwa bagi penyedia layanan kegiatan ini juga merupakan peluang untuk Cross-
selling antar penyedia layanan. Bagi masyarakat fasilitas layanan keuangan
Digital juga dapat membantu pengusaha mikro kecil yang paling rentang dengan
transfer tunai sebagai salah satu alat pembayaran non-tunai serta menghindari
kebocoran dana.
Menurut Sasongko (2020), ada beberapa hal yag menjadi pencetus lahirnya
financial digital, yaitu :
1) Dinamika bisnis di era teknologi informasi yang demikian pesat terutama
perkembangan teknologi informasi dan perkembangan instrumen teknologi
digital. Hal tersebut mendorong seluruh instrumen ekonomi dan pasar harus
menyesuaikan dengan dinamika perkembangan tersebut. Di lain hal para
pelaku pasar saat ini lebih diidominasi oleh kaum muda (kaum milenial),
aktivnya kaum muda telah membawa warna dan suasana yang berbeda.
Kaum milenial umumnya membawa karakter dan paradigma yang praktis dan
instan serta semangat yang besar. Hal ini yang mendorong hasrat dan pola
pikir untuk menyederhanakan pola transaksi dan diversifikasi instrumen
pembayaran dengan memberdayakan kemajuan teknologi.
2) Simplification, dimana dengan munculnya Pemikiran dan paradigma untuk
menyederhanakan pola transaksi dan diversifikasi instrumen pembayaran
oleh para pelaku pasar muncul gagasan dan hasrat untuk menciptakan pola
dan instrumen yang simple, aman dan efisien.
3) Security factor, kemajuan dan Perkembangan teknologi informasi dan
instrumen digital Ternyata juga mendorong munculnya modus kejahatan
baru dan memunculkan gaya kriminal secara digital. Oleh karenanya para
pelaku pasar berhasrat untuk menciptakan pola transaksi dengan instrumen
serta perangkat yang mampu menghindari perangkap kriminal digital. Hal
inilah yang mendorong penciptaan Layanan yang menghadirkan preventifitas
pada faktor keamanan dalam bertransaksi.
4) Creativity, konsep layanan keuangan digital diharapkan mampu
meningkatkan kreativitas bagi pelaku usaha. Hal ini sangat dirasakan pada
masa pandemi covid-19. Selama masa pandemi dimana para pelaku pasar
membatasi bahkan menghindar pola transaksi dengan menggunakan uang
tunai (cash), oleh arenanya para pelaku usaha terutama para pengusaha
terus mencari cara agar masalah pembayaran dalam transaksi tidak menjadi
kendala seiring dengan pembatasan transaksi dengan menggunakan uang
115 | P a g e
tunai (Cash). Atas munculnya kendala ini maka mendorong pelaku layanan
keuangan dan pegiat keuangan untuk mencari alternatif hingga terobosan
metode dan pola pembayaran terbaru.
5) Life Style, selain mendorong Perkembangan teknologi informasi dan
kemajuan istrumen digital, revolusi industri 4.0 juga mendorong perubahan
pola pikir dan dan gaya hidup manusia. Hal ini dapat terlihat dimana saat ini
gaya fashion yang umumnya berkonsep pocketless atau minim kantung. Jika
konsep fashion sebelumnya masih mengangkat konsep cargo dimana pada
pakaian memiliki kantung yang dapat memuat dompe. Namun kni konsep itu
sudah berubah menjadi minim kantung sehingga siapapun dalam
berpenampilan melengkapi asesori pelengkap busana dengan tas kecil yang
berperan pengganti kantung sdan untuk memuat dompet dan benda berharga
lainnya, namun hal inipun tidak lepas dari rasa was-was akan terjaadinya
kejahatan atau modul criminal yang lain. Hal inilah yang mendorong
munculnya konsep asesori fashion berupa dompet yang berthema cashless
dimana desain dan tampilan dompet yang dominan memiliki slot-card
sementara slot-money dibuat dengan konsep sempit sehingga tidak dapat
memuat uang tunai dalam jumlah banyak. Selanjutnya pola pikir Kebanyakan
orang saat ini mengallami pergeseran dimana Masyarakat saat ini memiliki
kecenderungan merasa lebih nyaman dengan menggenggam uang
elektronik daripada uang tunai. Saat ini orang yang lebih banyak uang
elektronik merasa lebih sejahtera dan nyaman jika disbanding dengan orang
yang lebih banyak menggenggam uang tunai. Inilah yang mendorng
muncullnya gaya hidup Masyarakat terutama selama masa new normal
pasca pandemi Covid-19.
Lingkup yang menjadi aspek layanan keuangan yang ditransformasikan ke ranah
digital Ternyata tidak hanya sebatas platform jual beli dan pembayaran, menurut
Ardiansyah (2021) terdapat beberaa aspek Layanan keuangan yang dapat
ditransformasikan ke ranah digital, sebagai berikut :
116 | P a g e
Gambar 7.1 Tebaran Objek Layanan Keuangan Digital
Sumber : Ardiansyah 2021
a. Payment, transaksi jual beli tentunya akan berujung kepada pembayaran.
Seperti yang telah diuraikan bahwa saat ini pola dan metode pembayaran
telah mengallami transformasi dimana sebelumnya pola dan metode
pembayaran lebih diddominassi oleh cash dominant namun saat ini sudah
bergeser menjadi cashless dominant.
b. Accounting, Bagi para pelaku usaha, pencatatan dan pelaporan keuangan
menjadi hal yang mandatory. Meskipun pelaku usaha dalam skala mikro
pencatanan atas tiap transaksi menjadi suatu keharusan. Penyelenggaraan
pencatatan dan pelaporan keuangan pada hakekatnya tidak lepas dari sikap
kepedulian pelaku usaha, kesadaran , niat baik serta profesiaonlitas dalam
menjalankan usaha. Bagi usaha/industri yang telah berjalan dengan baik,
proses pelaporan dan pencatatan keuang telah terstruktur dan terkelola
dengan rapi. Namun bagi pelaku usaha mikro dan kecil, Pelaporan dan
pencatatan keuangan dan transaksi ini menjadi kendala. Hal ini lebih
dominan disebabkan padatnya dinamika transaksi sementara penanganan
kegiatan usaha terbatas dilakukan oleh sedikit orang. Hal ini juga karena
disebabkan usaha mikro dan kecil pada umumnya memiliki konsep usaha
117 | P a g e
perorangan sehingga para pelaku usaha keap mmerasa tdak memiliki waktu
dan kesempatan untuk menyelenggarakan pencatatan dan Pelaporan
keuangan. Hal inilah yang saat ini muncul menjadi perhatih sehingga para
pelaku Layanan keuangan dan pegiatan keuangan mencoba memunculkan
gagasan untuk menciptakan instrumen pencatatan dan Pelaporan keuangan
secara sederhana.
c. Investment, dinamika usaha dan perekonomian tidak lepas dari aktivitas
investasi. Saat ini pola dan model investasi telah mengalami perkembangan
mulai dari investasi langsung hingga investasi melalui perantara. Para
investor yang memilih investasi langsung tentunya memahami proses bisnis
dan resiko bisnis pada objek investasinya. Namun bagi investor yang memilih
investasi melalui perantara (pialang) tentunya tidak dapat menyentuh banyak
atas objek investasinya dan umumnya investor yang demikian lebih
cenderung memiliki karakter profit taker. Pada perkembangannya justru
investasi melalui perantara yang terkoneksi pada bursa investasi (efek, valuta
asing, logam mulai dan komoditi) inilah yang berkembang dengan pesat dan
menjadi arena perdagangan yang bersifat ekslusif. Saat ini siapapun baik
erorangan maupun korporasi bebas melakukan transaksi pada platform
investasi ini. Namun keterbatasn informasi dan data pendukung terutama
bagi objek investasi inilah yang menjadi kendala bagi investor untuk
mengaksesnya, sehingga Situasi inilah yang mendorong munculnya platform
layanan keuangan digital yang fokus mengakomodir kebutuhan atas transaksi
yang bersumber dari investasi.
d. Insurance, pada awalnya asuransi hanyalah layanan keuangan yang bersifat
penjaminan atas hak dan diri orang lain dengan bentuk kontraprestasi berupa
nilai manfaat. Pada awalnya pula masyarakat terutama di Indonesia merasa
risih dengan adanya pola dan program asuransi. Pasca terjadinya kerusuhan
Mei tahun 1998, ditambah lagi dengan seringnya terjadi bencana di hampir
seluruh tempat di belahan tanah air, masyarakat mulai sadar atas proteksi
diri, hak dan harta benda yang dimiliki bahkan saat ini asuransi menjadi
alternatif layanan simpanan (saving) yang diselenggarakan oleh non-
perbankan. Saat ini asuransi menjadi salah satu layanan keuangan yang
memberikan nilai manfaat yang dapat dipertanggung jawabkan pola
penjaminnannya. Namun kebutuhan atas perkembangan informasi terutama
pengembangan nilai manfaat bagi masyarakat yang menadi klien asuransi.
Inilah yang menndorong dan alasan untuk dicetuskannya Layanan keuangan
sektor asuransi secara digital.
e. Banking, Seperti yang telah dikemukaan sebelumnya peran dan fungsi
perbankan adalah sebagai master key atas keseluruhan layanan keuangan
118 | P a g e
dan transaksi pembayaran. Hingga kini sseluruh bentuklayanan keuangan
dan segala bentuk layanan transaksi dapt diakomodir oleh perbankan.
Mengingat peran dan fungsi perbankan yang menjadi center dari seluruh
aktifitas layanan keuangan inilah yang mendorong tercetusnya layanan e-
bankking dan digital banking.
f. Loan, pada awalnya masyarakay hanya Mengenal 2 jalur pinjaman, yaitu :
pinjaman melalui bank (bank loan) dan pinjaman di luar bank (non-bank loan)
yang diselenggarakan secara privat namun bersyarat (personal rent),
biasanya pihak/orang yang memberi pinjaman diiberi julukan olah masyarakat
sebagai “rentenir” . Pada perkembangannya memang sangat dirasakan
bahwa mayarakat di Indonesia sangat akrab dengan pinjaman/hutang (loan).
Bagi pihak yang tidak memiliki riwayat buruk pada pencatatan tracing
perbankan tentunya tidakmemiliki kesuliitan jika akan Mengajukan loan pada
bank. Namun ada juga pihak yang ooleh karena alasan tertentu memiliki
catatan/record perbankan yang tidak baik sehingga tercatat pada daftar hitam
bank Indonesia. Pihak yang demikian tentunya akan mengalami kesulitan
Mengajukan loan pada pihak perbankan. Dengan demikian memunculkan
pola layanan keuangan yang fokus kepada pinjaman secara resmi yang
diselenggarakan oleh pihak selain bank (non-banking) Seperti : koperasi,
perusahaan jasa pendanaan (finance) hingga munculnya alternatif layanan
pinjaman yang bersifat langsung (Peer to peer lending – P2PL). Atas dasar
berkembangannya diamika pada aspek layanan keuangan terutama fokus
pada pinjaman, hal inilah yang mendorong lahirnya layana keuangan secara
digital terutama pada layanan P2PL.
Pemanfaatan model dan pola digital financial bukan berarti akan berjalan mulus
secara keseluruhan. Digital finance beserta platform yang ada didalamnya
digerakkan oleh system yang di-create oleh manusia, tentunya pemanfaatan
sarana digital finance memiliki keuanggulan dan juga kelemahan. Berikut adalah
Tebaran keunggulan dan kelemahan atas pemanfaatan digital financial :
119 | P a g e
Tabel 7.1
Keuanggulan Dan Kelemahan Pemanfaatan Digital Financial
Sumber : Ardiansyah, 2021
B. E-Payment
E-payment merupakan suatu proses pembayaran transaksi dengan jalur
pemanfaatan media dan sistem berbasis elektronik dengan orientasi
penghimpunan dan perindahan nilai/value tanpa menggunakan uang karta &
uang giral. Perangkat pembayaran transaksi dengan konsep menggeser
paradigma uang fisik ke dalam sistem berbasis elektronik. Atas proses kegiatan
pembayaran tersebut berkembang menjadi suatu fokus layanan keuangan yang
fokus kepada pembayaran secara digital (Sasongko, 2020).
Layanan pembayaran digital di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak
14 tahun lalu. Pada saat itu terdapat beberapa perusahaan operator
telekomunikasi, salah satunya adalah Telkomsel yang merilis layanan T-Cash
pada 2007, Indosat mengembangkan Dompetku pada tahun berikutnya, dan
120 | P a g e
disusul XL yang meluncurkan XL Tunai pada 2012. Ketika itu operator
membangun layanan pembayaran digital berbasis teknologi USSD (Unstructured
Supplementary Service Data). Konsep layanannya masih dengan pendekatan
pembayaran digital untuk isi ulang pulsa, pembayaran tagihan dan layanan
remitansi atau pengiriman uang oleh perbankan. Disamping itu , beberapa bank
juga mengembangkan pembayaran digital dalam bentuk uang elektronik yang
berbasiskan teknologi chip. Dimulai pada 2009, dimana beberapa bank
meluncurkan produk uang elektronik, di antaranya BCA dengan Flazz dan Bank
Mandiri dengan e-money.
Memasuki dekade 2010-an, dimana saat itu sudah dimulai penggunaan
telepon seluler yang terintegrasi dengan fungsi komputer dalam satu
genggaman serta dilengkapi internet, sehingga konsep telepon seluler yang
demikian menjadi pouler dan penggunaannya semakin besar di Indonesia.
Seiring dengan hal tersebut, layanan pembayaran digital pun mulai berkembang
dalam bentuk aplikasi yang menggunakan teknologi berbasis server. Pada
pertengahan dekade 2010-an, BNI meluncurkan aplikasi BNI-Mobile dengan
fitur utama transfer ke dalam dan luar negeri, pembayaran tagihan, dan
pengisian pulsa. Setahun kemudian, Blackberry meluncurkan BBM Money yang
kemudian kalah bersaing dengan paltform lain hingga akhirnya tutup pada 2016.
Memassuki akhir dekade 2010-an, model pembayaran digital menemukan
momentum dan mengalami akselerasi cepat ketika perusahaan e-commerce,
marketplace, transportasi online hingga Super App semakin marak dan
berkolaborasi dan saling terkoneksi. Kolaborasi ini mengembangkan model
layanan financial technology (fintech) pembayaran dan objek keuangan lainnya.
Diawali dengan Gojek memperkenalkan Gopay kepada publik pada 2016.
Dimana saat itu gojek menawarkan beragam promo yang menarik sehingga
pengguna Gopay bertambah dengan sangat cepat. Riset Mandiri Sekuritas
menyebutkan, Gross Trasaction Volume (GTV) Gopay mampu melewati pemain
lama seperti T-Cash dan E-money Bank Mandiri. Sebab, Gopay mampu
merangkul konsumen dengan berbagai layanan kebutuhan sehari-hari, termasuk
jasa transportasi yang disediakan Gojek. Berkembangnya model pembayaran
digital tanpa melalui perbankan secara langsung memunculkan istilah dompet
digital atau sering disebut dengan istilah e-wallet.
Hingga saat ini terdapat beberapa jenis e-wallet yang berperasi pada
umumnya. Adapun jenis-jenis e-wallet adalah sebagai berikut:
121 | P a g e
a. Dompet terbuka, Jenis dompet ini hanya dapat dikeluarkan oleh bank atau
lembaga mitranya. Ini dapat digunakan untuk mentransfer dana dari satu
akun ke akun lain dan untuk menarik uang tunai dari ATM. Faktanya,
dompet terbuka berfungsi seperti kartu kredit dan debit.
b. Dompet tertutup. Ini adalah dompet ponsel atau e-wallet yang dirancang
untuk melakukan pembayaran penuh atau sebagian untuk layanan yang
secara langsung disediakan oleh penerbit dompet. Dompet tertutup tidak
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran ke penyedia layanan
pihak ketiga atau untuk transfer uang. Dalam pemahaman umum jenis e-
wallet ini sering disebut sebagai uang elektronik, Contoh : e-money,
BNIflash, dll
c. Dompet semi tertutup, Ini adalah dompet yang dapat digunakan untuk
membeli barang dan layanan, karena merupakan instrumen pembayaran
yang dapat ditukarkan dengan pedagang yang diidentifikasi secara jelas
yang secara khusus menandatangani perjanjian dengan penerbit untuk
menerima instrumen pembayaran. Jenis dompet ini tidak mengizinkan
penarikan tunai atau penukaran oleh pemegangnya, Contoh : Gopay,
OVO, GrapPay.
Gambar 7.2 Tampilan Fitur e-Wallet Gopay
Sumber : Aplikasi Gojek, 2021
122 | P a g e
E-wallet sebagai alternatif pembayaran online menjadi bukti meningkatnya
transaksi cashless. Hal ini sesuai dengan survey yang dilakukan oleh iPrice dan
Jakpat , dimana kumpulkan 26% dari total 1000 responden menyebutkan mereka
memilih untuk menggunakan e-wallet/e-money sebagai metode pembayaran
saat melakukan online shopping baik di e-commerce. Berdasarkan data
sebelumnya rangking e-wallet di Indonesia juga didominasi oleh pemain lokal.
Hai ini bisa dikaitkan dengan suksesnya promosi dan campaign yang dilakukan
oleh pengembang e-wallet Indonesia dan dukungan dari pemerintah dalam
membawa Indonesia untuk lebih menjadi cashless society.
Kemudahan yang ditawarkan oleh e-wallet adalah pelanggan tidak harus
berisi dana seberapapun dan tidak dibatasi jumlah nominal yang ada di
dalamnya. Pelanggan memiliki kebebasan untuk memutuskan kapan atau jika
mereka ingin menempatkan uang atau saldo pada sarana ini. Transaksi
pembayaran dapat digambarkan sebagai percakapan terenkripsi yang terjadi
antara dua bank, pelanggan dan pengecer (merchant). Pembayaran E-wallet
bermanfaat bagi pembeli dan penjual karena protokol keamanan mereka yang
semakin tinggi. Salah satu fakta bahwa informasi kartu kredit pelanggan tidak
pernah diketahui oleh pedagang seperti halnya ketika orang menggunakan kartu
strip magnetik. Transaksi berlangsung cepat dan aman, dengan dana diambil
dari e-wallet pelanggan atau saldo bank dan dikirim dalam hitungan detik ke
pedagang. Setelah proses selesai, kedua belah pihak menerima apa yang
mereka harapkan, pelanggan mendapatkan produk atau layanan, dan pedagang
dibayar sesuai dengan apa yang telah dibeli. Catatan menyeluruh disimpan oleh
penyedia layanan penjual (merchant) sehingga memungkinkan setiap orang
untuk memiliki akuntabilitas jika ada pertanyaan atau perselisihan yang muncul.
Dengan hadirnya fenomena ini menjadikan banyak perusahaan keuangan
meluncurkan dompet digital atau e-Wallet terbaik mereka untuk memudahkan
pengguna dalam melakukan transaksi pembayaran seperti beli pulsa, bayar
tagihan TV, tagihan BPJS, PLN, belanja online, belanja offline hanya melalui
aplikasi di smartphone.
Masih dari hasil survey yang dilakukan oleh iPrice mengatakan bahwa
GOPAY, OVO, Dana, sakuku dan LinkAja merupakan 5 e-wallet dengan jumlah
pengguna aktif bulanan terbanyak selama periode Q2 2019- Q2 2020. Untuk
aplikasi dengan total download terbanyak juga diduduki oleh keempat pemain
tersebut GOPAY, OVO, Dana dan LinkAja. Sejalan dengan banyaknya
pengguna aktif dari keempat pemain ini, lembaga survey IPSOS juga melakukan
123 | P a g e
riset mengenai ketenaran dari masing masing dominan player e-wallet dalam
negeri. Hasilnya 58% dari responden memilih GOPAY sebagai e-wallet paling
familiar bagi mereka, diikuti Ovo sebanyak 29%, Dana 9% dan LinkAja 4%
responden.
Gambar 7.3 5 aplikasi e-Wallet Terpopuler Di Indonesia
Sumber : Suharti, 2020
Dari uraian di atas dapat dikatan bahwa dompet digital e-Wallet adalah
versi elektronik dari kartu pembayaran yang diotorisasi untuk melakukan
transaksi atas nama pembeli. Kemudian, melalui penggunaan informasi dan
perangkat lunak, konsumen dapat menggunakan dompet elektronik mereka
untuk membayar barang, berbagai macam tagihan, dan jenis pembayaran
lainnya tanpa perlu membawa dompet fisik atau untuk membayar dengan kartu.
Dompet digital e-wallet dianggap sangat aman dan memiliki risiko dari
penipuan yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan kartu kredit. Hal
disebabkan karena metode saldo yang dilakukan dengan cara isi ulang (top up)
sehingga pelanggan dapat mengkontrol sendiri pengeluaran atau pemakaian
dana dari dompet e-wallet ini. Dalam penggunaannya, dompet digital e-wallet
memiliki beberapa catatan kelenihan dan juga kekurangan. Adapun hal—hal
124 | P a g e
yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari menggunakan dompet digital e-
wallet adalah sebagai berikut :
Tabel 7.2
Kelebihan Dan Kelemahan Dompet Digital (E-wallet)
Sumber : Suharti, 2020
E-wallet pada perkembannya saat ini berperan sebagai gaya hidup (life
style) dan sebagai lambang kemewahan dalam bertransaksi (posh-money).
Keberadaan e-wallet tidak hanya berfungsi sebagai uang digital (e-money) tapi
juga sebagai sarana pembayaran secara elektronik (e-payment). Salah satu
kemudahan yang ditawarkan oleh e-wallet adalah pelanggan tidak harus berisi
dana seberapapun dan tidak dibatasi jumlah nominal yang ada di dalamnya.
Pelanggan memiliki kebebasan untuk memutuskan kapan atau jika mereka ingin
menempatkan uang atau saldo pada sarana ini. Transaksi pembayaran dapat
digambarkan sebagai percakapan terenkripsi yang terjadi antara dua bank,
pelanggan dan pengecer (merchant). Pembayaran E-wallet bermanfaat bagi
pembeli dan penjual karena protokol keamanan mereka yang semakin tinggi.
125 | P a g e
Salah satu fakta bahwa informasi kartu kredit pelanggan tidak pernah diketahui
oleh pedagang seperti halnya ketika orang menggunakan kartu strip magnetik.
Transaksi berlangsung cepat dan aman, dengan dana diambil dari e-wallet
pelanggan atau saldo bank dan dikirim dalam hitungan detik ke pedagang.
Setelah proses selesai, kedua belah pihak menerima apa yang mereka
harapkan, pelanggan mendapatkan produk atau layanan, dan pedagang dibayar
sesuai dengan apa yang telah dibeli. Catatan menyeluruh disimpan oleh
penyedia layanan penjual (merchant) sehingga memungkinkan setiap orang
untuk memiliki akuntabilitas jika ada pertanyaan atau perselisihan yang muncul.
Lebih lanjut untuk mengetahui gambaran dan prinsip kerja Fintech e-
wallet secara dinamis, dapat mengeksplorasi dengan cara klik pada tautan
berikut: http://tiny.cc/EniS-4 atau dapat melakukan scan pada QR Code
berikut :
126 | P a g e
POST TEST # 11
1. Menurut anda hal apa yang menjadi pencetus lahirnya
konsep financial digital ?
2. Jelaskan aspek-aspek apa saja yang menjadi lingkup
layanan financial digital !
3. Jelaskan secara singkat apa saja yang menjadi
keunggulan dan kelemahan penerapan financial digital ?
4. Menurut anda jenis e-wallet apa saja yang dianggap
paling cocok diteapkan di Indonesia, Jelaskan ?
5. Jelaskan secara singkat apa saja yang menjadi
keunggulan dan kelemahan penerapan e-wallet ?
C. Financial Technology
Menurut Bank Indonesia, Fintech didefinisikan sebagai jasa keuangan yang
mendapatkan sentuhan teknologi sehingga menciptakan bisnis yang lebih
modern karena transaksi dan manajemen finansial tidak dapat dilakukan dari
jarak jauh tanpa harus bertatap muka. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
fintech hadir bertujuan untuk mempermudah transaksi dan manajemen finansial.
Dengan hadirnya fintech diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya
dengan baik. Dalam perkembangannya , fintech juga berkembang sebagai
saran atau platform untuk melakukan investasi secara digital, dan berkembang
juga dengan berbagai jenis layanan (Suharti, 2020).
Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan inovasi di sektor jasa
keuangan di Indonesia, beragam layanan keuangan yang memanfaatkan
127 | P a g e
teknologi informasi atau yang disebut sebagai Financial Technology (Fintech)
telah menjadi hal yang umum di masyarakat, baik yang ditawarkan oleh lembaga
keuangan yang diawasi oleh OJK (seperti layanan pada bank, asuransi,
asuransi, atau lembaga keuangan terdaftar lainnya) maupun yang ditawarkan
oleh perusahaan start-up (perusahaan yang belum terdafar dan diawasi oleh
OJK). Melihat perkembangan dan potensi tersebut, maka Fintech diharapkan
dapat berperan sebagai pendukung untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan
di Indonesia (Njatrijani : 2018).
Bagi institusi penyelenggara teknologi financial (Financial technology/fintech)
diharapkan memperhatikan pola mekanisme kerja, tata kelola dan konsep
layanan yang akan dijalankan. Di dalam Peraturan OJK (POJK) no.
77.POJK/2016 telah diatur mengenai mekanisme dan tata kelola yang harus
dipenuhi oleh peruusahaan/institusi penyelenggara Fintech. Untuk membahas
cara kerja fintech ini maka kita perlu mengetahui jenis-jenisnya. Karena
beragamnya produk dan layanan yang dihadirkan, maka Bank Indonesia
kemudian membagi klasifikasi jenis fintech ini menjadi empat jenis yaitu :
a. Peer-to-Peer (P2P) Lending dan Crowdfunding, Pertama jenis fintech adalah
Peer-to-Peer (P2P) lending dan crowdfunding. P2P lending dan crowdfunding
ini adalah platform marketplace finansial yang akan mempertemukan pihak
penyedia dana dan pihak yang membutuhkan dana. Karena dilakukan dalam
satu online platform, maka proses pendanaan dengan P2P lending dan
crowdfunding ini bisa dilakukan lebih mudah dan cepat dibanding di bank
konvensional. P2P lending dan crowdfunding ini dalam aktivitasnya akan
diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Di Indonesia terdapat beberapa
contoh penyelenggara fintect pada bidang P2P lending diantaranya :
Modalku.com, temanusaha.com, dan lain-lain.
b. Payment, Clearing, dan Settlement, Jenis fintech berikut menghadirkan
layanan pembayaran secara digital. Fintech yang terkategori dalam kategori
ini berwujud payment gateway dan e-wallet. Dengan memanfaatkan layanan
payment gateway, masyarakat bisa memilih metode pembayaran yang
diinginkan. Di Indonesia beberapa fintech yang focus pada unit payment
gateway diantaranya adalah : iPaymu.com, paytrend.com, dll. Sementara itu
untuk e-wallet, tentu sudah lebih familiar karena bisa jadi kamu sering
menggunakannya. Lebih lanjut tentang pembahasan e-payment, telah
diuraikan pada sub-bab di atas.
c. Manajemen Risiko dan Investasi, Dalam jenis fintech ini masyarakat atau
user yang memanfaatkannya akan terbantu untuk melakukan perencanaan
128 | P a g e
keuangan dan juga memantau kondisi keuangan dengan lebih mudah. Tidak
hanya itu, dengan jenis fintech ini kamu juga akan dibantu untuk
mendapatkan produk investasi yang paling tepat. Pengembangan jenis
Fintech ini yaitu perpaduan sistem perbankan, investassi dan konsep P2P
lending membentuk suatu jenis Fintech yang fokus kepada peningkat modal
usaha (Capital Raising). Untuk memanfaatkan fintech ini , umumnya user
terlebih dahulu diharuskan mengunduh aplikasi melalaui sarana Play Store
atau Apps Store. Setelah aplikasi tersebut ter-install, user perlu mengisi data-
data yang dibutuhkan pada sistem penyelenggara fintech. Contoh fintech
dalam kategori ini antara lain Bibit, Jurnal.id, Sleekr dan lainnya..
d. Market Aggregator, Terakhir, jenis fintech adalah market aggregator yang
merupakan portal atau platform yang menghadirkan ragam informasi finansial
berupa tips keuangan, investasi dan kartu kredit pada para penggunanya.
Dari beragam informasi keuangan yang dihadirkan platform dalam kategori
fintech ini maka diharapkan pengguna bisa mendapatkan panduan dan
mampu juga mengambil keputusan finansial yang tepat. Beberapa contoh
platform dalam jenis fintech ini adalah Cekaja.com dan Kreditgogo.com,
RajaPremi.com dan Asuransi88.com dan lainnya.
Pada fintech jenis P2PL , Proses pengajuan dan pemberian dana umumnya
demikian singkat dan simple, kedua belah pihak (lender dan borrower) beserta
penyelenggara fintech harus tetap memegang prinsip kredibilitas dan kehati-
hatian. Bagi penyelenggara fintech yang terdaftar dan berijin umumnya selalu
memakai pedoman prinsip kerja dalam menganalisis calon borrower dengan
kaidah 5C Seperti umumnya yang berlaku di lembaga keuangan lainnya. Namun
konsep dan proses bisnisnya terintegrasi melalui suatu system dengan
pendekatan teknologi informasi. Adapun prinsip analisis 5C yang umumnya
diterapkan pada lembaga keuangan umumnya adalah meliputi: Character,
Capacity, Capital, Condition, Collateral . Selain prinsip analisa 5C,
penyelenggara fintech yang terdaftar dan berijin dan lender juga dituntut untuk
menerapkan prinsip 5P untuk penyaluran dana pinjaman agar tepat guna. Prinsip
5P ini mencakup hal berikut ini: Personality, Purpose, Prospect, Payment, Party.
Petugas analis yang ditunjuk oleh perusahaan penyelenggara fintech adalah
orang yang berkualifikasi dan bersertifikat khusus dalam menjalankan tugasnya.
Umumnya seorang analis dibekali dengan metode analisis dalam bentuk format
standar sistem sehingga cara kerja analis menilai permohonan kredit bisa
benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif. Walaupun seorang calon borrower
tidak mempunyai hutang atau pinjaman pada pihak lain, tidak tertutup
129 | P a g e
kemungkinan permohonan pinjamanya ditolak. Ada banyak faktor yang
dipertimbangkan meliputi analisa 5C dan analisa 5P, sehingga pengajuan
pinjaman calon borrower ditolak. Dengan demikian dapat dibayangkan betapa
ketat, rumit dan panjangnya proses pengajuan pinjaman dan penyaluran
pinjaman. Dari hal tersebut dapat dipetakan peran Peer-to-peer lending (P2PL)
dalam membantu memecahkan kerumitan atas masalah tersebut dengan cara
memfasilitasidan mempertemukan seseorang yang memiliki kebutuhan dana dan
seorang yang memiiliki dana. Lebih lanjut peran mediasi dari prinsip kerja fintech
P2P lending dapat di lihat pada gambar berikut :
Gambar 7.4 Peran Mediasi Fintech P2P Lending
Sumber : Suharti, 2020
130 | P a g e
Lebih lanjut terkait Perkembangan fintech dan optimaslisasinya di dalam
perekonomian di dunia dan di Indonesia dapat mengeksplorasi atau klik tautan
berikut : http://tiny.cc/yfrtsz atau dengan melakukan scan QR Code berikut
POST TEST # 12
1. Jelaskan, pihak-pihak mana saja yang berperan dalam
penyeleggaraan financial technology ?
2. Menurut anda, jenis Fintech apa saja yang paling dominan
digunakan dan dipilih oleh masyarrakat Indonesia, dan
jelaskan mengapa hal itu terjadi !
3. Jelaskan dan gambarkanlah alur proses transaksi antara
kedua belah pihak lender dan borrower !
4. Bagaimana hubungan antar Lembaga keuangan (Bank) dan
financial technology, Jelaskan !
5. Menurut anda, mengapa eksistensi financial technology
(Fintech) pada beberapa waktu bealakang ini menjadi banyak
sorotan publik dan menjadi perhatian Lembaga pemerintahan
terkait, uraikanlah menurut opini anda !
131 | P a g e
BAB 8
ETIKA BISNIS DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
BERBASIS DIGITAL
A. Tinjauan Etika Bisnis Berbasis Digital
Etika dalam bisnis dapat diartikan secara umum mengandung dua hal yang
kontradiksi. Ethics diartikan sebagai the scince of moral, sedangkan moral adalah
standar dari sebuah perilaku. Standar perilaku seringkali diturunkan dari agama
dan kebajikan sosial (social virtue). Perilaku seseorang atau korporasi dianggap
etis jika memenuhi standar Kebijakan dan kebajikan yang sifatnya normatif.
Sementara bisnis diartikan sebagai perilaku yang motif utamanya adalah
keuntungan. Bisnis Digital adalah kegiatan bisnis yang beorientasi pada marrket
untuk mendapatkan benefit yang optimal dengan memanfaatkan kemudahan pada
penerapan teknologi informasi. Pelaku bisnis baik produsen, pedagang, penyedia
jasa dan penyedia kredit digerakkan oleh motif Keuntungan (Suyoto, 2018).
Dalam menjalankan usaha secara digital, perusahaan sebagai suatu
organisasi membutuhkan sistem informasi yang menjadi jantung operasional bisnis
secara digital. Secara Struktur, penyelenggaraan bisnis secara digital hampir sama
dengan struktur pada bisnis secara konvensional pada umumnya . pada penerapan
bisnis digital SDM yang menjadi penggerak hanya memiliki 3 posisi pada level
perannya, yaitu : Director, Manager dan operator. Keberhasilan usaha pada
penerapan bisnis digital tidak lepas dari cerminan Perilaku SDM yang ada di
dalamnya. Perilaku SDM yang berperan didalamnya menjadi yang utama dalam
menjaga dan memelihara sistem informasi maupun pengaplikasian teknologi
informasi yang digunakan dalam mendukung konsep bisnis secara digital. Sistem
informasi harus dicocokkan atau disesuaikan dengan jenis organisasi.
Disrupsi pada era digital telah memaksa hampir seluruh dunia bisnis
mengubah business process secara radikal. Sementara institusi pemerintah
terkesan masih gamang dalam meregulasi disrupsi ini . Hadirnya pandemy covid-
19 menambah simpang siurnya jaminan kepastian investasi dan bisnis sehingga
para pelaku usaha dituntut harus bisa mengantisipasi adanya disrupsi digital ini
agar tetap bisa memberikan layanan terbaik namun juga tidak merugi dari sisi
pendapatan dan laba. Digitalisasi kini menjadi bagian lekat dari kehidupan
132 | P a g e
sebagian masyarakat Indonesia. Tren digitalisasi teknologi keuangan dan sistem
pembayaran terus meningkat dikarenakan oleh penetrasi internet dan smartphone
yang terus melaju. Faktor pendorong lain adalah jaringan data yang semakin cepat,
teknologi komputasi yang mutakhir serta pemrosesan yang makin real time.
Digitalisasi pun bisa menimbulkan risiko makro dan stabilitas sistem keuangan.
Misalnya, risiko contagion, procyclicality, volatitas berlebih, risiko too big too fail,
serta resiko terjadinya demoralisasi para pelaku pasar. Kondisi ini menuntut
hampir semua pelau bisnis untuk bertransformasi dimana stabilitas mental dan
etika dan literasi diberbagai bidang menjadi pondasi dalam menyongsong
perubahan.
.
Gambar 8.1 Disrupsi Pada Era Digital
Sumber : Ardiansyah, 2021
Revolusi Industri 4.0 saat ini tengah berlangsung simultan dalam kehidupan
umat manusia. Internet of and for everything saat ini sudah menjadi
sandaran pokok pada hampir seluruh aktivitas bisnis. Para pelaku pasar menyadari
bahwa aktivitas dunia bisnis saat ini bukan lagi bersifat global dan flat namun dunia
bisnis saat ini selayaknya satu halaman kertas. Seluruh informasi berada dalam
sebuah laman internet, siapapun bisa mengakses. Jarak dunia semakin pendek,
dengan biaya yang cenderung turun. Kecepatan proses produksi seiiring dengan
133 | P a g e
adanya aplikasi design dan print out 3 D, meningkat kualitas dan kuantitasnya luar
biasa Sementara itu, pasar berubah sangat cepat sejak proses belajar sesama
manusia lewat jejaring media yang sangat gencar. Generesi milenial bukan hanya
menjadi kekuatan baru dalam produksi tapi juga menjadi penentu permintaan
pasar.
Berawal dari diterapkannya internet for dan of everything, big data, cloud,
artificial intellegent, robotic, nano technologi dan penggunaan 3D dalam desain
untuk peningkatan industrialisasi di Jerman . Menyadari dampak besar aplikasi
teknologi ini dalam perkembangan industri dunia maka topik revolusi Industri 4.0
dibawa dalam World Economic Forum tahun 2016. Ketika itu revolusi industri 4.0
diyakini akan membentuk ekosistem baru bagi dunia (Schwab:2017). Sayangnya,
tidak semua manusia mendapatkan keuntungan dari kehadiran teknologi. Revolusi
industri 1.0 dan 2.0 menjadi ibu kandung bagi lahirnya revolusi sosialisme. Seperti
pada uumnya, perkembangan sejarah selalu membawa korban, lalu muncul
kekhawatiran banyak pihak dan muncul pula keraguan, akankah revolusi industri
4.0 membawa kesejahteraan manusia secara berkelanjutan ?
Perkembangan teknologi informasi dan pertumbuhan ekonomi juga
berdampak sosial dimana kemajuan teknolgi informasi dan ekonomi dianggap
hanya menguntungkan sekelompok orang akan melahirkan ketimpangan sosial,
inilah yang disebut Dalai Lama sebagai sebuah kejahatan moral (Goleman : 2006).
Sejak saat itu pula banyak pihak yang mempertanyakan pentingnya keseimbangan
sosial diantara kaya dan miskin, utara dan selatan, serta negara maju berkembang
dan miskin bahkan sudah menjadi gerakan dunia. Puncaknya tahun 2015 saat
MDGs diganti dengan SDGs atau Sustainable Development Goals. Semangat
SDGs sarat dengan pesan etis, yakni tercapainya pembangunan yang
berkelanjutan lewat keseimbangan sosial ekonomi dan ekologi. Dalam Istilah Jefrey
Sach: “The idea of sustainable development is that every nation (and local
community) should aim for a triple bottom line: economic prosperity, social justice
and environmental sustainability”. Pembangunan yang hanya menekankan
pertumbuhan ekonomi tapi melahirkan kerusakan alam dan ketimpangan sosial
kelak justru tidak menjamin kelangsungan pembangunan itu sendiri. Para Pelaku
bisnis dan unsur yang terkait dengannya diharapkan memiliki suatu standar
prosedur dan mampu menjalankan kode etik dalam menjalan profesi .
Dalam praktek bisnis ada beberapa point dari aspek industri 4.0 hampir
seluruh aspek dan aktivitas umat manusia dapat dialyses secara bebas, tanpa
batas dan tanpa ada limitasi waktu. Dari kondisi ini tidak jarang ditemukan bahwa
kemajuan teknologi informasi justru disalah gunakan secara sengaja ataupun tidak
134 | P a g e
sengaja. Secara sosial pula hal ini mnyebabkan disrupsi mental terutama bagi
kamum junior, anak-anak dimana secara logis kaum generasi tersebut belum
memiliki literasi yang kuat dalam mengakses media dan mengoperasikan teknologi
informasi. Kondisi ini pula menuntut perhatian yang memerlukan menjaga dan
menjalankan kehadiran perspektif etis demi terwujudnya tujuan pembangunan
berkelanjutan. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang telah
menjadi sandaran hampir seluruh aktivitas bisnis, diharapkan juga para pelaku
pasar memiliki luaran etika dalam mengoptimalkan teknologi dan sistem informasi.
Gambar 8.2 Infografis Efek Negatif teknologi Digital Pada Anak
Sumber : PPID Kab. Bengkalis- Riau , 2018
135 | P a g e
B. Pertimbangan Dalam Membangun Etika Bisnis Berbasis Digital
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa internet dan segala hal
yang ada didalamnya telah menghubungan seluruh wilayah dunia secara nyata,
memudahkan dan membuat kehidupan sangat efisien. Media seperti Google telah
memandu dan masuk dalam kehidupan kita semua sehari hari. Disamping itu
media sosial, seperti: Facebook, Instagram dan Youtube sudah menjadi kebutuhan
pelaku usaha melebihi kebutuhan makan dan minum. Dibalik dari aktifitas virtual ini
sebenarnya disadari atau tidak, telah terjadi proses pergesean yang perlu
dicermati dengan seksama.
Sistem cloud dan big data terbentuk lewat konektifitas manusia satu
dengan yang lain yang difasilitasi mesin pencari dan media sosial, dengan data
yang sedemikian besar tentang apa saja, termasuk juga menyangkut perilaku
manusia, berbagai bisnis dapat diciptakan. Banyak perusahaan skala besar yang
berbasis bisnis digital dan memanfaatkan fasilitas cloud dan big data tersebut yang
pada akhirnya perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang fantastis,
seperti : Apple, Facebook, Tik-tok, twitter, Microsoft, Google, Amazon, eBay,
Yahoo, HP, Sony, Samsung, termasuk Ma Huateng, dan Alibaba. Adanya
pemanfaatan cloud dan big data tersebut, timbul suatu hal yang ironi dimana telah
menciptakan suatu kecemburuan berbagai pihak atas kesahihan kepemilikan data.
Hal ini seing memunculkan pertanyaan : siapa sesungguhnya pemilik data tersebut
? bukankah setiap hari data tersebut merupakan hasil kerja semua pihak dengan
biaya yang juga dikeluarkan sendiri-sendiri ? Lalu mengapa ada pihak yang merasa
paling berhak dan diuntungkan ? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pada akhirnya
menjadi pencetus lahirnya suatu aksi yang bersifat ekstrem dimana beberapa pihak
yang tidak bertanggug jawab mampu melakukan beberapa hal yang tidak etis
bahkan cenderung merugikan orang lain, seperti: pembobolan data center
kependudukan, penyadapan saluran telekomunikasi bahkan penyalahgunaan data
pada transaksi keuangan secara ilegal.
Kelenturan dengan logika manusia sebagai brainware dan operator pada
piranti teknologi informasi akan berpotensi sebagai pisau bermata dua. Jika tidak
diimbangi dengan literasi mental dan etika yang baik maka hal ini akan sangat
berbahaya jika manusia sudah berpikir seperti mesin. Namun jika hal ini dapat
dikendalikan degan bijak maka pengguna (user) Piranti akan membentuk mesin
bekerja seperti manusia. Inilah yang disebut sebagai ketimpangan Literasi yang
berpotensi berkembang menjadi ancaman ketimpangan sosial dan moral hazard.
Selain hal tersebut dalam partisipasi data, dunia juga mencatat sisi positif yang
dapat menguatkan integritas manusia. Industry 4.0 telah melahirkan Teknologi big
136 | P a g e
data dan blockchain, teknologi blockchain merupakan teknologi yang merevolusi
cara internet, perbankan, dan aplikasi tanpa server, bersifat terdisentralisasi dan
transparansi, serta aman karena setiap peristiwa yang tercatat dalam blockchain
tidak dapat dirubah sehingga dengan adanya teknologi ini telah memungkinkan
revolusi transparansi dalam berbagai hal, dari wilayah personal sampai publik. Hal-
hal inilah yang dianggap rawan terjadinya penyalah gunaan data dan informasi
yang memiliki dampak pada proses bisnis selanjutnya.
Dalam menjawab seberapa kuat kelenturan manusia dalam
menterjemahkan beberapa literasi pada saat berinteraksi dengan teknologi,
terdapat beberapa prinsip, yang menjadi dimensi dalam membangun etika bisnis di
era digital diantaranya :
1) Dimensi otonomi , Kebebasan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Kadangkala pengguna teknologi informasi dan
penerima output teknologi informasi kerap melampiaskan hak
dan kebebasannya dalam mengakses dan berinteraksi pada
teknologi informasi tanpa memperhatikan dampaknya. Bagi
Kepentingan bisnis, hal ini dapat berakibat fatal jika terdapat
entitas negative yang diserap oleh publik sehingga
menimbulkan image yang buruk hingga pudarnya emphaty
publik atas bisnis yang ditawarkan.
2) Dimensi kejujuran, kejujuran yang dimasud dapat
diterjemahkan sebagai kejujuran dalam berkreasi, kejujuran
menginformasi, kejujuran administrative. Dalam lingkup disrupsi
pada era digital, Kejujuran-kejujuran dimaksud terkesan menjadi
barang langka, sehingga hal ini berpotensi menjadi asset yang
berharga bagi para pelaku bisnis dan dibeli dengan nilai tinggi
oleh pelaku pasar.
3) Dimensi Akhlak/tabiat. Dalam aspek membangun relationship
secara digital, cerminan akhlak diposisikan sebagai gerbang
masuk pertama. Di banyak kasus cerminan akhlak tersebut
sering diposisikan sebagai etalase sehingga menjadi daya tarik
konsumen.
4) Dimensi keadilan, Pemenuhan hak atas pihak yang terafiliasi
secara bisnis akan menciptakan kondisi keseimbangan dalam
berinteraksi secara digital (eqluiribium). Hal ini berlaku bagi
industri yang bersifat komersil ataupun sosial..
5) Dimensi rasa hormat, menghargai diri sendiri dan pihak lain
dengan berpegang teguh pada pedoman moral. Interaksi bisnis
137 | P a g e