MEWUJUDKAN KETENAGALISTRIKAN NASIONAL YANG BERKELANJUTAN 185 SKEMA BISNIS CHARGING STATION Karena keterbatasan modal PLN, investasi pada infrastruktur charging membutuhkan private sector. PLN hanya perlu menetapkan berapa porsi yang bisa diambil investor private sector. PLN telah menetapkan dua skema pembangunan SPKLU. Pertama, PLN sebagai penjual langsung ke konsumen akhir. Skema kedua, badan usaha pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga. Listrik (IUPTL) yang menjual ke konsumen akhir. Kedua skema bisnis SPKLU tersebut mematok harga listrik ke konsumen akhir maksimal sebesar Rp 2.466 per kWh. Model bisnis yang dapat dikembangkan dari dari kedua macam skema bisnis SPKLU, antara lain: 1. PLN sebagai penjual langsung ke konsumen akhir. Model bisnisnya yang dijalankan dapat berupa: 2. POSO: Provide (menyediakan), Own (memiliki), Self Operated (mengoperasikan sendiri) 3. POPO: Provide (menyediakan), Own (memiliki), Privately Operated (dioperasikan swasta). 4. PPOO: Provide (menyediakan), Privately Owned and Operated (dimiliki dan dioperasikan swasta). 5. PLSO: Provide (menyediakan), Lease (menyewa), Self Operated (mengoperasikan sendiri). 6. PLPO: Provide (menyediakan), Lease (menyewa), Privately Operated (dioperasikan swasta). 7. Entitas Bisnis Pemegang IUPTL Penjualan Listrik sebagai penjual langsung kepada konsumen akhir. Model bisnis yang dapat dikembangkan meliputi: 8. ROSO: Retail, Own, Self Operated 9. ROPO: Retail, Own, Privately Operated 10. RPOO: Retail, Privately Owned and Operated 11. RLSO: Retail, Lease, Self Operated 12. RLPO: Retail, Lease, Privately Operated. KAPASITAS LISTRIK PERUMAHAN Untuk mendorong masyarakat menggunakan mobil listrik, mekanisme pengisian tidak hanya bisa dilakukan di stasiun pengisian. Rumah-rumah harus dipersiapkan untuk bisa mengisi mobil listrik dari rumah. Kalau pasar mobil listrik semakin banyak, dibutuhkan infrastruktur khusus listrik perumahan. Misalnya ditetapkan minimal daya listrik rumah tangga ditetapkan 4500 VA.
186 Seri Manajemen Pengetahuan Ketenagalistrikan Beberapa hal yang harus dipikirkan, di antaranya, adalah siapa yang menyiapkan infrastruktur di perumahan, bagaimana pula desain infrastruktur yang harus sesuai dengan kriteria standar charging (kapasitas, safety, dan proteksi yang baik bagi pelanggan). Sebagai gambaran, sepeda motor listrik Gesits yang sudah banyak di pasaran membutuhkan daya maksimal 450 watt. Artinya, pengisian di rumah dapat dilakukan jika kapasitas listrik minimal 900 VA. Adapun, untuk mobil listrik keluaran Hyundai membutuhkan daya sekitar 1.760 watt. Untuk itu dibutuhkan kapasitas listrik minimal 2.200 VA. Mobil listrik keluaran Wuling membutuhkan daya 2.200 watt dengan waktu pengisian normal 7 sampai 8 jam. Namun dengan fast charging membutuhkan durasi pengisian penuh sekitar 3-4 jam. Masyarakat yang akan menggunakan KBLBB mau tidak mau harus menaikan kapasitas daya listrik di rumah. Saat ini, tarif listrik perumahan berkapasitas 1.300 VA dan 5.500 VA sama, yakni Rp 1.444,7 per kWh. Selain tarif yang sama, PLN akan memberikan insentif berupa diskon untuk pengisian daya mobil listrik. Diskon yang diberikan PLN sebesar 30% jika pengisian daya dilakukan di rumah pada pukul 22.00 malam hari sampai pukul 05.00 pagi hari keesokannya. Dengan diskon 30% bagi pengisian kendaraan listrik, harga listrik menjadi kurang lebih Rp 1.000 per kWh. PLN memproyeksikan ke depan 80% pengisian daya kendaraan listrik akan dilakukan di rumah, bukan di SPKLU. PLN akan memberikan stimulus lain pagi pemilik kendaraan listrik, di antaranya perubahan daya dan pemasangan alat pengisian daya di rumah. Alat tersebut langsung terkoneksi ke server PLN, sehingga diskon harga listrik langsung dinikmati. Tagihan untuk pengisian daya mobil listrik akan dipisah dengan tagihan listrik biasa di rumah. ■ SPKLU komersial pertama Pertamina Jakarta (Dok. bisnis.com)
DEWAN PAKAR MASYARAKAT KETENAGALISTRIKAN INDONESIA 18 Office Park, Jl. TB Simatupang No.18, Kebagusan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan - 12520 Telp: [62-21] 5252379 Faks. [62-21] 5274331/32 Penerbit INDONESIA EMAS GROUP Jl. Pasir Putih No.16 Kota Bandung Email: [email protected] Telp: +6282 188 188 540 Website: indonesiaemasgroup.com