The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurul istiqomah, 2023-06-18 00:18:34

Laporan Aktualisasi Latsar CPNS Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai tugas dari Latsar CPNS Tahun 2023

Keywords: E-book Laporan Aktualisasi

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG II GOLONGAN II PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PENGETAHUAN PASIEN DALAM PRA ANALITIK PEMERIKSAAN KOLESTEROL DI UPT PUSKESMAS BAHAUR TENGAH KECAMATAN KAHAYAN KUALA KABUPATEN PULANG PISAU DISUSUN OLEH : NAMA : NURUL ISTIQOMAH, A,Md.AK NIP : 199607042022032012 ANGKATAN : XXIII KELOMPOK : II NDH : 12 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023


ii LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG II GOLONGAN II PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PENGETAHUAN PASIEN DALAM PRA ANALITIK PEMERIKSAAN KOLESTEROL DI UPT PUSKESMAS BAHAUR TENGAH KECAMATAN KAHAYAN KUALA KABUPATEN PULANG PISAU DISUSUN OLEH : NAMA : NURUL ISTIQOMAH, A,Md.AK NIP : 199607042022032012 ANGKATAN : XXIII KELOMPOK : II NDH : 12 SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL, 19 MEI 2023 MENTOR, Jeriana Dewi, A.Md.Keb NIP. 197212211992122001 COACH, Dra. Linda Sandi, M.Pd NIP. 196307031994032002


iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG II GOLONGAN II PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PENGETAHUAN PASIEN DALAM PRA ANALITIK PEMERIKSAAN KOLESTEROL DI UPT PUSKESMAS BAHAUR TENGAH KECAMATAN KAHAYAN KUALA KABUPATEN PULANG PISAU DISUSUN OLEH : NAMA : NURUL ISTIQOMAH, A,Md.AK NIP : 199607042022032012 ANGKATAN : XXIII KELOMPOK : II NDH : 12 TELAH DISEMINARKAN TANGGAL, 19 JUNI 2023 MENTOR, Jeriana Dewi, A.Md.Keb NIP. 197212211992122001 PENGUJI, Natalia Wulandari, SE.,MM NIP. 197112221998032002 COACH, Dra. Linda Sandi, M.Pd NIP. 196307031994032002


iv KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan karunianya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2023 dengan judul “Optimalisasi Pengetahuan Pasien dalam Pra Analitik Pemeriksaan Kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau” dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari penyusunan Laporan Aktualisasi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah Golongan II Angkatan ke XXIII Tahun 2023. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ini mengandung nilai-nilai dasar (core value) dan employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akronim “ASN BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani Bangsa”. Ada tujuh nilai dasar bagi ASN dalam nilai BerAKHLAK, yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Dengan diluncurkanya core value dan employer branding ASN tersebut merupakan langkah perubahan besar dalam pengaplikasian ASN terhadap tugas dan kewajibannya di unit kerjanya masing-masing. Terlaksananya kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan moril maupun materil serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Ibu Pudjirustaty Narang selaku Bupati Kabupaten Pulang Pisau yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2023;


v 2. Ibu Sri Widanarni, S.IP., M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Tengah; 3. Bapak Alfonso Royas, SP., M.A.P selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pulang Pisau; 4. Bapak dr. Pande Putu Gina selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau; 5. Ibu Jeriana Dewi, A.Md.Keb selaku Kepala UPT Puskesmas Bahaur Tengah dan selaku Mentor yang telah bersedia membimbing dan membantu serta telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini; 6. Bunda Dra. Linda Sandi, M.Pd sebagai tutor dan pembimbing (coach) yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, membantu, mengarahkan, dan memotivasi penulis guna kesempurnaan proses Laporan Aktualisasi ini; 7. Ibu Natalia Wulandari, SE., MM selaku Penguji yang telah berkenan memberikan koreksi, kritik, dan saran masukan untuk kesempurnaan penyusunan Laporan Aktualisasi; 8. Seluruh panitia yang telah memfasilitasi peserta Pelatihan Dasar CPNS dengan baik; 9. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Gelombang II Angkatan ke-XXIII Kelompok 2, yang telah memberi dukungan dan semangat selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS berlangsung; 10. Keluarga tercinta, Kedua Orang Tua, Saudara, dan juga sahabat, terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya serta do’a, motivasi dan dukungan yang selalu diberikan selama proses kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini; 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini.


vi Dalam penyusunan Laporan aktualisasi ini penulis berusaha untuk menyelesaikan Laporan aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis menyadari bahwa Laporan aktualisasi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Laporan aktualisasi ini. Semoga Laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk meningkatkan pengetahuan. Diiringi dengan doa yang tulus, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua budi baik Bapak/Ibu. Pulang Pisau, 9 Mei 2023 Penulis, Nurul Istiqomah, A.Md.AK


vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................I LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................II LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................III KATA PENGANTAR................................................................................. IV DAFTAR ISI............................................................................................. VII DAFTAR TABEL ...................................................................................... IX DAFTAR GAMBAR ................................................................................... X BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang................................................................................. 1 1.2. Identifikasi Isu.................................................................................. 6 1.3. Maksud ....................................................................................... 6 1.4. Tujuan ....................................................................................... 7 1.5. Manfaat ....................................................................................... 7 BAB II GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI ...................................... 9 2.1. Profil Organisasi .............................................................................. 9 2.2. Struktur Organisasi.........................................................................12 2.3. Visi, dan Misi Bupati Kabupaten Pulang Pisau ...............................14 2.4. Nilai-Nilai Organisasi...................................................................... 15 2.5. Tupoksi Organisasi........................................................................ 16 2.6 Role Model .....................................................................................17 BAB III LAPORAN AKTUALISASI...........................................................19 3.1. Nilai-Nilai Dasar ASN......................................................................19 3.2. Kedudukan ASN dan Peran ASN dalam NKRI ...............................27 3.3. Laporan Aktualisasi ........................................................................40 3.4. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ....................................................81


viii BAB IV REALISASI KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI ASN....... 86 4.1. Capaian Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 86 4.2. Pelaksanaan Monitoring Dan Coaching ........................................ 114 4.3. Pelaksanaan Habituasi.................................................................. 115 4.4. Analisis Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi................................... 115 4.5. Kemanfaatan ................................................................................. 118 BAB V PENUTUP.................................................................................. 121 5.1. Kesimpulan.................................................................................... 121 5.2. Rencana Tindak Lanjut.................................................................. 122 5.3. Saran............................................................................................. 122 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 124 PROFIL PENULIS ................................................................................. 125 LAMPIRAN............................................................................................ 126


ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Data Ketenagaan UPT Puskesmas Bahaur Tengah Tahun 2022................ 14 Tabel 3. 1 Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu.......................................................................41 Tabel 3. 2 Analisis Isu dengan Metode APKL ............................................................. 46 Tabel 3. 2 Analisis Isu dengan Metode USG............................................................... 48 Tabel 3. 4 Laporan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan .................................................. 53 Tabel 3. 5 Matriks Laporan Aktualisasi ....................................................................... 57 Tabel 3. 6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................ 81 Tabel 3. 7 Matriks Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ................................................... 84 Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pemahaman Pasien tentang Pra Analitik Pemeriksaan ...... 117 Tabel 4.2 Kemanfaatan Aktualisasi ........................................................................... 118


x DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Puskesmas Bahaur Tengah..................................................................................... 10 Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bahaur Tengah............................................... 11 Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Bahaur Tengah ............................................... 13 Gambar 2.4 Sosok Role Model (Ibu Jeriana Dewi, A.Md.Keb) ...................................................... 17 Gambar 3.1 Analisis Penyebab Isu dengan Diagram Fishbone...................................................... 51 Gambar 3.2 Buku Register Laboratorium ..................................................................................... 41 Gambar 3.3 Lembar Formulir Rujukan Permintaan Pemeriksaan Laboratorium................................ 42 Gambar 3.4 Lemari Penyimpanan Reagen ................................................................................... 43 Gambar 3.5 Buku Register Hasil Pemeriksaan Laboratorium ......................................................... 44 Gambar 3.6 Tumpahan Spesimen Darah...................................................................................... 45 Gambar 4.1 Surat Tugas Latsar Golongan II ............................................................................... 87 Gambar 4.2 Melapor kepada Atasan (Kepala Puskesmas)............................................................. 87 Gambar 4.3 Menyiapkan Bahan Konsultasi dengan Mentor ........................................................... 88 Gambar 4.4 Kegiatan Konsultasi dengan Mentor........................................................................... 88 Gambar 4.5 Surat Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi................................................................ 89 Gambar 4.6 Berkonsultasi dengan Mentor.................................................................................... 92 Gambar 4.7 Membuat Kuesioner tentang Kolesterol ..................................................................... 93 Gambar 4.8 Mencetak Kuesioner................................................................................................. 93 Gambar 4.9 Searching Materi Melalui Media Internet Terkait Leaflet Kolesterol................................ 95 Gambar 4.10 Membuat Design Leaflet dengan Aplikasi Canva....................................................... 96 Gambar 4.11 Melakukan Konsultasi dengan Mentor daalam Pembuatan Leaflet.............................. 96 Gambar 4.12 Mencetak Leaflet ................................................................................................... 97 Gambar 4.13 Berkonsultasi dengan Mentor .................................................................................. 99 Gambar 4.14 Berkoordinasi dengan PJ Poli Umum (Rekan Kerja)................................................ 100 Gambar 4.15 Mengarahkan Pasien dalam Pengisian Kuesoiner Pra Edukasi ................................ 100 Gambar 4.16 Melakukan Edukasi Terhadap Pasien ................................................................... 101 Gambar 4.17 Mengumpulkan Data Pasien ................................................................................. 101 Gambar 4.18 Melakukan Pemeriksaan Kolesterol Terhadap Pasien ............................................. 102 Gambar 4.19 Pengukuran Pemahaman Pasien dengan Kuesioner Post Edukasi........................... 102 Gambar 4.20 Hasil Pemeriksaan Kolesterol Sebelum dilakukan Edukasi....................................... 103 Gambar 4.21 Hasil Pemeriksaan Kolesterol Sesudah dilakukan Edukasi ....................................... 104 Gambar 4.22 Membuat Draft Materi dalam Video........................................................................ 107


xi Gambar 4.23 Berkonsultasi dengan Mentor Serta Menyampaikan Draft Video yang akan diupload di media sosial ....................................................................................................... 107 Gambar 4.24 Berkoordinasi dengan rekan kerja (Promosi Kesehatan) sebagai Pemegang Akun Media Sosial Puskesmas ............................................................................................... 108 Gambar 4.25 Video yang Telah diupload di media sosial Puskesmas Bahaur Tengah ................... 108 Gambar 4.26 Berkonsultasi dengan Mentor ............................................................................... 111 Gambar 4.27 Bukti Konsultasi Coach Via Pesan Whatsapp ......................................................... 111 Gambar 4.28 Mencetak Laporan Aktualisasi ............................................................................. 112 Gambar 4.29 Bahan Tayang Seminar ....................................................................................... 112 Gambar 4.30 Kondisi Sebelum dan Sesudah Edukasi Terhadap Pemahaman Pasien .................. 117


xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi...................................... 127 Lampiran 2. Lembar Kuesioner................................................................................................. 128 Lampiran 3. Leaflet Kolesterol .................................................................................................. 130 Lampiran 4. Daftar Hadir Kegiatan Edukasi............................................................................... 131 Lampiran 5. Lembar Evaluasi Kegiatan...................................................................................... 132 Lampiran 6. Lembar Konsultasi ................................................................................................. 133 Lampiran 7. Laporan Mingguan 1 ............................................................................................. 136 Lampiran 8. Laporan Mingguan 2 ............................................................................................. 148 Lampiran 9. Laporan Mingguan 3.............................................................................................. 160 Lampiran 10. Laporan Mingguan 4............................................................................................. 173


1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat yaitu membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia, maka keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia tersebut. Berdasarkan Undang-undang No 5 Tahun 2014 Pasal 11, Tugas ASN adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. 3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aparatur Sipil Negara yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian, dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan, serta dijelaskan pula bahwa setiap CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.


2 Dalam rangka mewujudkan ASN yang profesional dan berkarakter, maka setiap CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya atau biasa disebut nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK yang terdiri dari nilai Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Ketujuh nilai dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan dari pemerintah dan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi PNS di unit kerjanya masing – masing. Dalam peraturan LAN nomor 12 tahun 2018 tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada pasal 1 butir 8 disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kopentensi bidang. Dengan adanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Dasar (LATSAR) pola baru ini disebut dengan pelatihan dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader ASN berlandaskan pada sikap perilaku ASN BerAKHLAK yaitu, Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan kolaboratif. Dengan demikian peserta LATSAR dapat menjadi ASN yang profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilanya. Karena tanpa kesehatan pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan terwujud, adapun tujuan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang


3 setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi”. Cita-cita tersebut tidak akan tercipta tanpa upaya yang terukur dan terarah. Menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2014, Tenaga Kesehatan merupakan seseorang yang mendedikasikan dirinya pada bidang kesehatan dan mempunyai kemampuan untuk menghadapi pendidikan dibidang kesehatan jenis tertentu yang membutuhkan kewenangan untuk upaya kesehatan. Menurut KEMENKES, Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) yang sebelumnya dikenal dengan Analis Kesehatan atau Analis Medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perorangan dan masyarakat dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Permenpan RB No. 08 Tahun 2006 tentang Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan/ATLM/Analis Kesehatan. Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang laboratorium kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada Bab V Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 08 Tahun 2006 berisi uraian tugas jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat terampil, sesuai jenjang jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk mencapai 276.639.440 jiwa, Jumlah penduduk yang banyak ini tidak dipungkiri akan menimbulkan masalah-masalah yang kompleks, salah satunya adalah masalah mengenai kesehatan penduduk Indonesia yang sedemikian banyaknya, seperti meningkatnya kasus penyakit menular dan penyakit tidak menular.


4 Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global pada saat ini. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. Puskesmas adalah penyelenggara pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan, dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung. Kesadaran masyarakat saat ini akan pentingnya kesehatan terus meningkat. Seiring tingkat ekonomi yang terus membaik, kemampuan masyarakat untuk belanja kesehatan juga turut meningkat. Padatnya aktivitas juga menyebabkan masyarakat tidak terlalu memperhatikan asupan makanan dan kondisi fisiknya. Akibatnya, berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi dan gagal jantung menjadi ancaman serius dan dapat mengintai sejak usia muda. Berbagai upaya preventif terus dilaksanakan masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya adalah dengan rutin memeriksakan kondisi kesehatan di laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta. Pelayanan laboratorium adalah salah satu faktor penunjang dalam sektor pelayanan kesehatan. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, salah satunya adalah dengan melakukan edukasi lebih terhadap masyarakat terkait pra analitik laboratorium, yang kemudian hasil pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang pada pengobatan. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari serangkaian proses yang saling terkait. Proses pemeriksaan di laboratorium dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Tahap pra analitik merupakan


5 seluruh kegiatan yang dilakukan sebelum sampel dianalisis. Tahap pra analitik meliputi permintaan pemeriksaan oleh klinisi, persiapan pasien, pengambilan spesimen dan transportasi spesimen. Tahap pra analitik dilakukan untuk menilai kualitas sampel yang akan diperiksa. Menurut penilitian tahap Pra Analitik memberikan kontribusi kesalahan terbesar yaitu 62%, sedangkan tahap analitik menyumbang kesalahan sebesar 15% dan pasca analitik 23%. Tahap pra analitik umumnya masih dilakukan secara manual sehingga memberikan kontribusi kesalahan terbesar dalam keseluruhan proses di laboratorium. Salah satu kesalahan pada tahap pra analitik yaitu pada persiapan pasien, yang seharusnya berpuasa selama beberapa jam terlebih dahulu sebelum dilakukannya pengambilan sampel. Puasa sebelum pemeriksaan kimia darah dilakukan untuk menjaga validitas hasil pemeriksaan, terutama untuk memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir dan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh dokter. Salah satu pemeriksaan kimia darah yaitu pemeriksaan kolesterol, sebelum dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien dianjurkan untuk melakukan puasa terlebih dahulu selama 8-12 jam untuk mendapatkan hasil yang mendasar dan akurat, namun pada kenyataannya banyak pasien di Puskesmas yang tidak melakukan puasa selama 8-12 jam sebelum pemeriksaan. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pemahaman pasien akan pentingnya puasa tersebut sebelum pemeriksaan. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis selaku tenaga medis Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) tertarik melakukan aktualisasi yang berkaitan dengan “Optimalisasi Pengetahuan Pasien dalam Pra Analitik Pemeriksaan Kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau”. Dengan Laporan aktualisasi ini diharapkan mampu memecahkan masalah yang terjadi dan membawa manfaat bagi masyarakat khususnya di wilayah Puskesmas Bahaur Tengah.


6 1.2 Identifikasi Isu Identifikasi isu didasarkan observasi selama aktif dalam melaksanakan tugas sebagai pranata laboratorium kesehatan di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Kabupaten Pulang Pisau sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di unit kerja, ditemukan beberapa isu permasalahan diantaranya : 1. Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; 2. Kurang optimalnya pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan pemeriksaan laboratorium di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; 3. Kurang optimalnya pengelolaan penyimpanan dan pelabelan reagen di laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah; 4. Belum optimalnya pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; 5. Belum optimalnya dekontaminasi tumpahan sampel darah dan cairan tubuh lainnya di ruang laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah. 1.3 Maksud Adapun maksud dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut : a. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta untuk mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (Manajemen ASN dan SMART ASN) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di instansi tempat bertugas dan dapat berperan dalam pencapaian visi dan misi Kepala Daerah; b. Meningkatkan penerapan Manajemen ASN dan SMART ASN di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; c. Sebagai persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2023.


7 1.4 Tujuan a. Tujuan Umum Melalui kegiatan habituasi ini, peserta pelatihan dasar CPNS mampu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dengan langsung mengaplikasikan di lingkungan kerja yang dalam hal ini di UPT Puskesmas Bahaur Tengah, Kec. Kahayan Kuala, Kab. Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. b. Tujuan Khusus 1. Terwujudnya pelayanan lebih dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya puasa 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan kolesterol; 2. Untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian hasil pemeriksaan laboratorium dengan kondisi pasien; 3. Membantu tercapainya visi misi UPT Puskesmas Bahaur Tengah. 1.5 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, dapat mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) “BerAKHLAK” kepada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan serta mampu untuk melaksanakan peran ASN sebagai Pelaksana Kebijakan, Pelayan Publik, dan Perekat serta Pemersatu Bangsa di instansi kerja; b. Bagi organisasi, dapat mewujudkan visi dan misi organisasi, meningkatkan mutu pelayanan laboratorium, serta mampu memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal di UPT Puskesmas Bahaur Tengah;


8 c. Bagi masyarakat, menjadi lebih mengerti pentingnya berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan kolesterol sehingga dapat menerima hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat, serta meningkatnya kepuasan dan kepercayaan masyarakat pada pelayanan kesehatan dalam bidang laboratorium di UPT Puskesmas Bahaur Tengah.


9 BAB II GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI 2.1 Profil Organisasi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas, Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Upaya Kesehatan dikelompokkan menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Puskesmas sebagai unit pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan wajib. Upaya Kesehatan wajib atau basic six adalah upaya yang harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang terdiri dari : 1. Upaya promosi kesehatan; 2. Upaya kesehatan lingkungan; 3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana; 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat; 5. Upaya pengobatan. Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, dan inovasi serta kebijakan berdasarkan pemasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan disesuiakan dengan kemampuan puskesmas. Puskesmas Bahaur Tengah merupakan instansi yang bertanggungjawab atas pembangunan kesehatan dengan gambaran umum Puskesmas Bahur Tengah sebagai berikut :


10 Gambar 2.1 Puskesmas Bahaur Tengah Sumber : Profil UPT Puskesmas Bahaur Tengah Tahun 2022 1. Nama : Puskesmas Bahaur Tengah 2. Lokasi : Desa Bahaur Tengah, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Berdekatan dengan fasilitas Pendidikan yaitu SMAN 1 Kahayan Kuala. Terletak ± 80 km dari Ibukota Kabupaten Pulang Pisau. 3. Luas Wilayah : ± 380 km persegi (Terdiri dari 5 desa yaitu Desa Bahaur Tengah, Desa Bahaur Hulu, Desa Bahaur Hulu Permai, Desa Bahaur Batu Raya, Desa Kiapak). Sebagian besar desa-desa tersebut berada di tepi sungai Kahayan yang merupakan dataran rendah dan tanah gambut. Transportasi antar wilayah dapat terhubung melalui jalur darat dan sebagian melewati sungai.


11 4. Demografi penduduk : 8.047 jiwa. Sebagian besar terdiri dari Suku Banjar (60%) dan Suku Dayak (40%). Masyarakat menganut Kepercayaan agama Islam 75% dan agama Kristen 25%. 5. Batas-batas wilayah di unit kerja Puskesmas Bahaur Tengah : a. Sebelah Barat berbatasan dengan desa terusan Kabupaten Kapuas; b. Sebelah Timur berbatasan dengan PLG jalan Provinsi Kalimantan Tengah; c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Banyu Atis Kecamatan Kahayan Kuala; d. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Dandang Kecamatan Pandih Batu. Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bahaur Tengah Sumber : Profil UPT Puskesmas Bahaur Tengah Tahun 2022


12 2.2 Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi UPT Puskesmas Bahaur Tengah adalah sebagai berikut: a. Kepala puskesmas; b. Unit Tata Usaha - Data dan informasi - Perencanaan dan penilaian - Keuangan - Umum dan pengawasan - Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas - Upaya kesehatan masyarakat - Upaya kesehatan perorangan - Jaringan pelayanan puskesmas ( Pustu, Poskesdes ) Adapun bagan struktur organisasi UPT Puskesmas Bahaur Tengah dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :


Gambar 2. 3 Struktur O Sumber profil UPT Puskes


13 rganisasi UPT Bahaur Tengah smas Bahaur Tengah Tahun 2022


14 Tabel 2.1 Data Ketenagaan UPT Puskesmas Bahaur Tengah Tahun 2022 NO JENIS SDM PUSKESMAS PUSTU/POSKESDES TOTAL PNS CPNS NS TKHL TKS PNS CPNS NS TKHL TKS 1 Kepala Puskesmas 1 1 2 Dokter Umum 1 1 3 Dokter Gigi 1 1 4 Asisten Apoteker 1 1 2 5 Penyuluh Kesmas 1 1 6 Perawat S1 Ners 2 2 7 Perawat S1 1 1 8 Perawat D3 4 1 1 1 2 9 9 Perawat Gigi 1 1 10 Bidan D3 6 1 2 1 2 2 14 11 Sanitarian 1 1 12 Rekam Medik D3 1 1 13 Nutrision D3 1 1 14 Analis Kesehatan D3 1 1 15 Cleaning Services 1 1 16 Sopir Ambulan 1 1 17 Keamanan 1 1 Total 14 6 1 7 4 2 4 2 40 Sumber : Profil UPT Puskesmas Bahaur Tengah Tahun 2022 2.3 Visi dan Misi Bupati Kabupaten Pulang Pisau a. Visi “Terwujudnya Masyarakat Pulang Pisau yang Damai, Maju, Berkeadilan, dan Sejahtera” b. Misi Adapun misi Kabupaten Pulang Pisau yaitu sebagai berikut : 1. Percepatan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Wilayah, Tata Ruang dan Pemukiman. 2. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program ekonomi kerakyatan. 4. Peningkatan Produktivitas hasil pertanian (arti luas) dari agrobisnis menuju agroindustri.


15 5. Peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. 6. Mewujudkan aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa, profesional, dan akuntabel (Good and Clean Governance). 7. Pemberdayaan organisasi keagamaan, sosial budaya, pemuda, dan perempuan dalam pembangunan. Relevansi tugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas Bahaur Tengah terhadap visi dan misi tersebut diatas adalah pada misi kedua yaitu “Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia” dengan tujuan Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya saing masyarakat Kabupaten Pulang Pisau. UPT Puskesmas Bahaur Tengah merupakan bagian dari pelayanan kesehatan diwilayah Pulang Pisau yang mengambil bagian dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Kahayan Kuala dengan Visi “Mewujudkan Masyarakat di Wilayah Keja Puskesmas Bahaur Tengah yang Sehat dan Mandiri.” Untuk mencapai Visi UPT Puskesmas Bahaur Tengah tersebut diatas, maka dijabarkanlah dalam bentuk Misi sebagai berikut : 1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Bermutu dan Berkesinambungan; 2. Memberdayakan Kemandirian dan Peran Serta Masyarakat Untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat; 3. Membina Hubungan Kerja Sama Dengan Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait Secara Efektif dan Efesien. 2.4 Nilai-Nilai Organisasi Organisasi yang baik memerlukan penerapan nilai-nilai yang baik pula, terutama agar dapat menjalankan misi dengan lancar sehingga tercapainya visi yang diharapkan.


16 Adapun Tata Nilai organisasi yang diterapkan dalam kegiatan pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Bahaur Tengah yaitu “SENYUM”. S : Sopan Santun E : Empati N : Niat Tulus Y : Yakin akan kemampuan diri U : Utamakan Pelayanan M : Memberikan Pelayanan Terbaik Dengan Motto “Melayani Dengan Hati”. Motto ini mencerminkan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat dilakukan dengan sepenuh hati. 2.5 Tupoksi Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 413 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan yang dikaitkan dengan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2006 yang mengatur Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan. Uraian Kegiatan Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil/Pelaksana diantaranya : 1. Menyusun rencana kegiatan 2. Mempersiapkan pasien secara sederhana 3. Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pengambilan spesimen/sampel di lapangan 4. Menerima spesimen/sampel 5. Mengambil spesimen/sampel dengan tindakan sederhana 6. Mempersiapkan pengiriman spesimen/sampel rujukan 7. Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara sederhana 8. Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara khusus 9. Membuat sediaan


17 10. Mewarnai sediaan 11. Mempersiapkan spesimen/sampel secara sederhana 12. Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen/sampel secara khusus 13. Melakukan pemeriksaan secara makroskopis atau organoleptik 14. Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara mikroskopik 15. Melakukan pemeriksaan spesimen/sampel dengan metode cepat 16. Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi kualitatif/setara 17. Menghitung hasil pemeriksaan manual 18. Melakukan pemeriksaan di lapangan secara sederhana 19. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum 20. Melakukan perbaikan peralatan laboratorium sederhana 21. Memusnahkan sisa spesimen/sampel dan bahan penunjang 2.5 Role Model Role model adalah seseorang yang dijadikan oleh seseorang/sekelompok orang sebagai teladan hidup, panutan, atau pemberi inspirasi bagi orang atau kelompok tersebut. Role model merupakan seseorang yang senantiasa menunjukan pribadi seorang ASN, dimana pada kesehariannya menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK baik dalam lingkungan pekerjaan atau diluar. Gambar 2.4 Sosok Role Model (Ibu Jeriana Dewi, A.Md.Keb)


18 Di tempat penulis bekerja, sosok role model bagi penulis adalah Ibu Jeriana Dewi, A.Md.Keb beliau merupakan sosok bidan senior dan menjabat sekaligus sebagai seorang Kepala Puskesmas di UPT Puskesmas Bahaur Tengah. Dalam menjalankan tugasnya beliau selalu bertanggung jawab (Akuntabel) dan aktif (Adaptif). Menurut penulis beliau adalah seorang pemimpin yang senantiasa menunjukkan kepribadian seorang ASN, beliau sosok yang sangat ramah, murah senyum dan selalu menyapa kepada semua petugas (Berorientasi Pelayanan, Harmonis) di UPT Puskesmas Bahaur Tengah. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang peduli kepada masyarakat (Harmonis). Selain itu, beliau juga sangat disiplin (Akuntabel) dalam melaksanakan tugas Semangat dan dedikasi pengabdian oleh Ibu Jeriana Dewi, A.Md.Keb untuk puskesmas, menurut penulis patut untuk di jadikan contoh dan teladan dalam melaksanakan tugas sebagai ASN. Karena itulah penulis menjadikan beliau sebagai role model yang patut penulis teladani karena memiliki sifat, sikap dan berkepribadian yang baik.


19 BAB III LAPORAN AKTUALISASI 3. 1 Nilai-Nilai Dasar ASN Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintergrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat serta kompetensi bidang. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara tertuang dalam UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aratur Sipil Negara. Nilai dasar ASN adalah nilai-nilai yang diperlukan dalam menjalankan tugas dan fungsi ASN yang profesional, yaitu menciptakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat menjadi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tatanan nilai dasar (core values) ASN tersebut telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021, diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kegiatan ini bertepatan dengan ditetapkannya tanggal 27 Juli sebagai Hari Jadi Kemenpan & RB. Core values atau nilai-nilai dasar ASN tersebut adalah “ASN BerAKHLAK”, yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Dengan Employer branding atau semboyan bagi ASN yaitu “Bangga Melayani Bangsa”. Nilai-nilai dasar ASN antara lain sebagai berikut: 3.1.1 Berorientasi Pelayanan Berorientasi pada pelayanan dimaksudkan seorang ASN dalam melaksanakan tugas pekerjaannya lebih mengedepankan pemberian pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (publik). Sebagai aparat


20 birokrasi pemerintah, dalam memberikan pelayanan kepada publik maka ASN sudah seharusnya berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan (customer service) melalui pelayanan prima. Pelayanan prima dikembangkan dengan berdasarkan prinsipprinsip attitude, attention, dan action. Attitude adalah sikap atau perilaku, attention adalah bagaimana kita memberikan perhatian, dan action adalah bagaimana kita melakukan tindakan. Ketiga prinsip tersebut sudah seharusnya menjadi nilai-nilai mendasar bagi para ASN ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang Aparatur Sipil Negara memahami nilai-nilai yang terkandung dalam core values Berorientasi Pelayanan diantaranya : 1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat. Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya: mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama. 2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan. Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.


21 3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti. Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya: mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 3.1.2 Akuntabel Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah: 1. Kemampuan Melaksanaan Tugas dengan Jujur, Bertanggung Jawab, Cermat, Disiplin dan Berintegritas Tinggi; 2. Kemampuan Menggunakan Kekayaan dan Barang Milik Negara Secara Bertanggung Jawab, Efektif, dan Efisien; 3. Kemampuan Menggunakan Kewenangan Jabatannya dengan Berintegritas Tinggi. Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus


22 dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi. Integritas adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel. 3.1.3 Kompeten Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi : a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan


23 kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan Dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021, antara lain disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu: 1. Meningkatkan Kompetensi Diri untuk Menjawab Tantangan yang Selalu Berubah; 2. Membantu Orang Lain Belajar; 3. Melaksanakan Tugas dengan Kualitas Terbaik. Perilaku kompeten ini sebagaiamana Surat Edaran MenteriPANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi. 3.1.4 Harmonis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata ‘harmonis’ yang benar : har·mo·nis a bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni; seia sekata; meng·har·mo·nis·kan v menjadikan harmonis; peng·har·mo·nis·an n proses, cara, perbuatan mengharmoniskan; ke·har·mo·nis·an n perihal (keadaan) harmonis; keselarasan; keserasian: ~ rumah tangga perlu dijaga. Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut


24 dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta. Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya, Oleh karena itu upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya, melainkan upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Upaya menciptakan budaya harmonis di lingkungan bekerja tersebut dapat menjadi salah satu kegiatan dalam rangka aktualisasi penerapannya. Setiap ASN perlu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai BerAKHLAK. Adapun panduan perilaku Harmonis adalah sebagai berikut : 1. Menghargai Setiap Orang Apapun Latar Belakangnya; 2. Suka Menolong Orang Lain; 3. Membangun Lingkungan Kerja yang Kondusif. 3.1.5 Loyal Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:


25 a. Taat pada peraturan; b. Bekerja dengan integritas; c. Tanggung Jawab pada organisasi; d. Rasa memiliki yang tinggi; e. Kemauan untuk bekerjasama; f. Hubungan antar pribadi; g. Kesukaan terhadap pekerjaan; h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan; i. Menjadi teladan bagi pegawai lain. Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku : 1. Memegang Teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah; 2. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara; 3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara. 3.1.6 Adaptif Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri denganmenjadi tuntutan perubahan. Di dunia usaha hal ini lebih mudah dimengerti ketika terjadi perubahan pada selera pasar yang memaksa pelaku usaha untuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan permintaan pasar.


26 Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, yaitu : 1. Cepat Menyesuaikan Diri Menghadapi Perubahan; 2. Terus Berinovasi dan Mengembangkan Kreativitas; 3. Bertindak Proaktif. 3.1.7 Kolaboratif Kolaborasi adalah proses bekerjasama untuk menyalurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif. Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit, yang dihasilkan dari aliansi antara dua atau lebih perusahaan yang bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas bersama. Kolaboratif adalah sikap seorang aparatur sipil negara untuk membangun kerjasama yang sinergis. Pada surat edaran MenPanRB Nomor 20 tahun 2021 yang menerangkan tentang panduan perilaku sesuai dengan nilai dasar kolaboratif yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Memberi Kesempatan Kepada Berbagai Pihak untuk Berkontribusi; 2. Terbuka dalam Bekerja Sama untuk Menghasilkan Bersama Nilai Tambah; 3. Menggerakan Pemanfaatan Berbagai Sumber Daya untuk Tujuan Bersama. Sebuah pengaturan pemerintahan di mana satu atau lebih public lembaga langsung melibatkan pemangku kepentingan non-negara


27 dalam proses Ansen dan gash (2012) mengungkapkan bahwa collaborative governance adalah pengambilan keputusan kolektif yang formal, berorientasi pada konsensus, dan deliberatif dan yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan kebijakan publik atau mengelola program publik atau aset serta membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu : a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga; b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate; c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya ‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik; d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif; e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen 3. 2 Kedudukan ASN dan Peran ASN dalam NKRI Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ASN memiliki kedudukan dan Peran untuk berperan dalam NKRI, kedudukan dan peran tersebut dijelaskan di dalam agenda III pelatihan dasar CPNS yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN. 3.2.1 Manajemen ASN Manajemen Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang


28 professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas : a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh


29 pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut : a. Pelaksana Kebijakan Publik; b. Pelayan Publik; dan c. Perekat dan Pemersatu bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas : a. Melaksanakan Kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan; b. Memberikan Pelayanan Publik yang Professional dan Berkualitas, dan c. Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya).


30 Hak dan Kewajiban ASN. Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut : PNS berhak memperoleh: a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas; b. Cuti; c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; d. Perlindungan; dan e. Pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh : a. Gaji dan tunjangan; b. Cuti; c. Perlindungan; dan d. Pengembangan kompetensi. Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah: a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah; b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;


31 f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku, kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Adapun Kode Etik & Kode Perilaku tersebut sebagai berikut : 1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi; 2. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin; 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; 4. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 5. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang, sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara; 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien; 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; 10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan


32 atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; 11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; 12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN 3.2.2 SMART ASN Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini, perilaku manusia dalam berkomunikasi menjadi semakin kompleks. Dahulu manusia berkomunikasi dengan cara bertemu namun kini dengan adanya teknologi, tersedia media baru dalam berkomunikasi, yaitu melalui jejaring sosial. Jejaring sosial ini membuat manusia terhubung satu dengan lainnya tanpa harus bertatap muka. Dengan media baru ini, informasi juga dapat disebarluaskan dengan cepat. Di Indonesia, percepatan transformasi digital didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi misi Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan yang kedua berfokus pada pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring. Presiden Jokowi juga telah menekankan lima hal yang perlu menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital pada masa pandemi COVID-19, lima arahan presiden untuk percepatan transformasi digital : a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital; b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial,


33 sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran; c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan; d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital; dan e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya. Sesuai dengan lima arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital, pengembangan SDM merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN. Peserta CPNS memiliki peluang serta tanggungjawab yang sangat besar sebagai aparatur negara, dimana anak-anak terbaik bangsa inilah yang memiliki peran bukan hanya bagi instansi namun lebih luas lagi bagi Indonesia. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh peserta CPNS dan diharapkan para peserta mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan transformasi digital yang berlangsung sangat cepat. Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan


34 fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi digital dan mewujudkan visi misi Presiden Jokowi. Dalam peta jalan ini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu : a. Kecapakan Digital (Digital Skills) Keahlian digital (Digital Skills) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan perangkat digital, mendapatkan informasi, akses jaringan, dan komunikasi. Keahlian teknis yang berguna sebagai keahlian digital diantaranya, menggunakan sistem dan perangkat digital (handphone, laptop, dan PC), menggunakan aplikasi digital (membuat video, tulisan, dan editing gambar), dan menerapkan langkah keamanan digital (awareness terhadap keamanan digital diri sendiri). Dasar dari Ditigal Skills diantaranya terdiri dari : 1. Penggunaan perangkat keras digital seperti halnya handphone dan PC; 2. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar; 3. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti settings; dan 4. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital. b. Budaya Digital (Digital Culture) Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Budaya digital (digital culture) adalah hasil olah pikir, kreasi dan cipta karya manusia yang berlandaskan teknologi internet. Saat ini masyarakat kita terus


35 berubah, seiring perubahan akibat adanya revolusi gelombang keempat. Perubahan tersebut membawa pada terwujudnya budaya digital yang menjadi tatanan kehidupan baru masyarakat. Contoh budaya digital yang sudah begitu melekat dengan keseharian kita misalnya berbelanja secara online, melakukan pembayaran digital, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di dunia pendidikan maupun rapatrapat virtual, dan Work From Home (WFH). Dasar dari Ditigal Culture diantaranya terdiri dari : 1. Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia; 2. Membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll; 3. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika; dan 4. Mendorong perilkau konsumsi sehat, dengan cara menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya. c. Etika Digital (Digital Ethics) Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari- hari. Seseorang yang menyadari pentingnya etika dalam menggunakan sumber digital tidak akan terjebak dan terjerumus pada kontenkonten yang tidak bermanfaat, seperti konten pornografi, penyebaran berita hoax maupun perundungan (bullying) yang bersifat verbal di dunia maya. Norma dan nilai-nilai kesopanan yang kita miliki harus kita bawa ke dunia digital, karena pada dasarnya segala hal baik yang kita lakukan di dunia nyata juga harus kita lakukan di dunia maya. Jangan sampai bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, berubah


36 menjadi bangsa yang tidak beradab hanya karena ulah segelintir oknum yang tidak bijak dalam bersosial media. Dasar dari Digital Ethnic diantaranya terdiri dari : 1. Memahami akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet (netiquette); 2. Membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan seperti halnya, pornografi, perundungan,dll; 3. Memahami cara berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku; dan 4. Memahami cara bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Keamanan Digital (Digital Safety) Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan digital (cyber security) merupakan aktivitas untuk melindungi informasi dari terjadinya tindakan kriminal (cyber crime) terhadap sumber daya digital. Biasanya cyber crime terjadi karena ada seseorang yang ingin mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) sebuah sistem informasi. Dasar dari Digital Safety diantaranya terdiri dari : 1. Memahami fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (katasandi); 2. Mencari informasi dan data valid terlebih dahulu dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, dan phishing; 3. Memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed; dan


37 4. Membuat perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi. Dengan adanya 4 pilar digital tersebut diatas, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kementerian PAN dan RB) telah mencangangkan Kebijakan Manajemen ASN yaitu menuju Smart ASN 2024, yang diharapkan dapat terbentuknya sebuah Birokrasi berkelas Dunia. Dalam upaya membentuk Birokrasi berkelas Dunia tersebut, diharapkan setiap pegawai dapat memiliki Prinsip dan Keahlian sebagai Smart ASN, yang terdiri dari : 1. Integritas Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 60 Tahun 2020 Tentang Pembangunan Integritas Pegawai Aparatur Sipil Negara, integritas didefinisikan sebagai konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya. Pengembangan integritas ASN diukur melalui kejujuran, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerjasama dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. 2. Nasionalisme Sebagai seorang aparatur negara, memiliki sikap nasionalisme tentu sudah menjadi suatu keharusan. Seorang ASN harus memiliki sikap nasionalisme, yang salah satunya adalah Nasionalisme Pancasila, yang dapat kita pahami sebagai sebuah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pelaksanaan tugas


Click to View FlipBook Version