38 sehari-hari, setiap ASN harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seperti nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. 3. Profesionalisme Menurut Siagian (dalam Kurniawan, 2005), profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat. Profesionalisme merupakan sebuah sikap kerja profesional yang tiada lain adalah perilaku seseorang yang mengacu pada kecakapan, keahlian, dan disiplin dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi yang mendasari tindakan atau aktivitas seseorang yang merupakan sikap dalam menekuni pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya yang dikuasai dengan melaksanakan aturan-aturan kode etik profesi yang berlaku dalam hubungannya dengan masyarakat untuk menghasilkan kerja yang baik. 4. Wawasan Global Upaya membentuk ASN yang berwawasan global merupakan salahsatu bagian penting dari pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk mewujudkan visi Presiden yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Dengan wawasan global, diharapkan ASN dapat membangun pola pikir yang adaptif serta mendukung fleksibilitas dan inovasi. 5. IT dan Bahasa Asing Seorang ASN tentu diharapkan dapat sekurang-kurangnya memahami dan menguasai Bahasa Inggris. Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Plt. Sekretaris BPSDM dalam “Seminar Online Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Dalam Mengelola Pelayanan Publik. Plt. Sekretaris BPSDM Kemendagri menjelaskan bahwa
39 penguasaan kemampuan bahasa Inggris adalah salah satu aspek penting lainnya yang perlu dikuasai oleh ASN dalam menyikapi perkembangan zaman. Terlebih saat ini, hampir semua alat dan teknologi di era global menggunakan Bahasa Inggris. Tidak menutup kemungkinan seorang ASN juga dapat menguasai bahasa asing lain, sebagai nilai tambah. Sebut saja bahasa Mandarin, Korea dan Jepang. Mengapa tiga bahasa tersebut? Salah satu faktornya adalah karena kita berada di Indonesia, dan salah satu kerjasama internasional yang diikuti oleh pemerintah adalah ASEAN plus three. 6. Hospitality ASN adalah seorang pelayan publik. Untuk itu keramahan tentu menjadi faktor penting yang harus dimiliki. Hospitality atau keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya, baik tutur kata dan sikapnya dalam setiap pelaksanaan tugas, khususnya dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 7. Networking Seorang ASN harus mampu untuk membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi lain juga perlu untuk dilakukan. Mengingat sinergi dengan instansi atau orang lain, dapat mempermudah aparat negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. 8. Enterpreneurship Enterpreneurship adalah keyakinan kuat yang ada dalam diri seseorang untuk mengubah dunia melalui ide dan inovasinya. Keyakinan ini kemudia ditindaklanjuti dengan keberanian mengambil risiko mewujudkan ide dan inovasinya tersebut melalui organisasi yang didirikannya, mulai dari membangun, memelihara, dan mengembangkannya sampai menghasilkan dampak nyata bagi dunia. Membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi lain juga perlu untuk dilakukan. Mengingat sinergi dengan instansi atau orang lain, dapat mempermudah aparat negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
40 3.3 Laporan Aktualisasi 3.3.1 Identifikasi Isu Isu atau masalah adalah kesenjangan antara idealita (seharusnya) dengan realita (kenyataannya). Rencana kegiatan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Kabupaten Pulang Pisau, sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorietasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta sesuai dengan peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN dan Smart ASN) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan hasil observasi selama aktif dalam melaksanakan tugas di unit kerja, penulis sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pranata Laboratorium Kesehatan, maka ditemukanlah beberapa permasalahan terkait proses pelayanan laboratorium di Puskesmas Bahaur Tengah yang dijabarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Identifika No Identifikasi Isu Deskripsi Isu Kondisi saat in 1 Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Masih belum optimalnya pengetahuan pasien di UPT Puskesmas Bahaur Tengah dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol yaitu dengan berpuasa terlebih dahulu selama 8- 12 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel darah Beberapa pasien yang melakukan pemeriksaan kolesterol di laboratorium Puskesmas Bahaur Tengah dengan kadar hasil pemeriksaan >200 mg/dl tidak bisa dipastikan apakah memang nilai tersebut merupakan nilai dasar dari kolesterol dikarenakan kondisi pasien yang tidak berpuasa sebelumnya
41 asi Isu dan Deskripsi Isu i Penyebab Isu Data Pendukung Dikaitkan dengan Agenda III Kondisi yang diharapkan k Bersumber dari Pelayanan Publik Gambar 3.2 Buku register hasil pemeriksaan laboratorium Manajemen ASN : Masih belum maksimal melakukan promosi dan edukasi kepada pasien hiperkoles terolemia agar hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kolesterol adalah nilai yang akurat Terjadi peningkatan pemahaman pasien akan pentingnya berpuasa terlebih dahulu selama 8-12 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel darah agar memperoleh hasil yang akurat dalam pemeriksaan kolesterol
No Identifikasi Isu Deskripsi Isu Kondisi saat ini 2 Kurang optimalnya pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan pemeriksaan laboratorium di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Masih belum optimalnya pencatatan dan pengisian pada formulir rujukan permintaan pemeriksaan laboratorium dari ruangan poli dalam pengisian identitas pasien baik nama, umur, alamat, no NIK, ataupun no BPJS, dan lain-lain Terdapat beberapa lembar formulir rujukan permintaan pemeriksaan laboratorium yang diterima belum lengkap dalam pengisian identitas pasien. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidaksesuaian pasien, baik itu tertukar pasien dalam pemeriksaan laboratorium, ataupun yang paling fatal terjadinya kesalahan dalam penyerahan hasil laboratorium kepada pasien
42 Penyebab Isu Data Pendukung Dikaitkan dengan Agenda III Kondisi yang diharapkan Bersumber dari Pelayanan Publik Gambar 3.3 Lembar Formulir Rujukan Permintaan Pemeriksaan laboratorium yang masih belum lengkap dalam pencatatan Manajemen ASN : Perilaku integritas yang rendah dan masih belum cermat dan telitinya dalam melakukan pencatatan dan pengisian lembar formulir rujukan permintaan pemeriksaan laboratorium dari petugas Terjadi peningkatan kualitas perilaku petugas dalam melaksanakan tugas pencatatan dan pengisian
No Identifikasi Isu Deskripsi Isu Kondisi s ini 3 Kurang optimalnya pengelolaan penyimpanan dan pelabelan reagen di laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain. Dalam penyimpanan reagen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah FIFO (First in-First Out) dan FEFO (First Expired-First Out), tempat penyimpanan, suhu/kelembapan, sirkulasi udara, serta memperhatikan simbol hazard yang tidak boleh bercampur Lemari penyimpan reagen diruang laboratoriu pada pengelomp kan masinmasing reagen ma belum terta rapi, serta tidak adan symbol hazard pad beberapa botol reage yang mengakiba an reagen saling tercampur
43 saat Penyebab Isu Data Pendukung Dikaitkan dengan Agenda III Kondisi yang diharapkan nan um pok g asih ata nya da en atk r Bersumber dari Pelayanan Publik Gambar 3.4 Lemari penyimpanan reagen dan beberapa botol reagen Manajemen ASN : Perilaku petugas dalam mengelola dan menggunak an barang milik negara masih belum efektif Terjadi peningkatan kualitas perilaku petugas dalam mengelola, penyimpanan dan pelabelan reagen di laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah
No Identifikasi Isu Deskripsi Isu Kondisi s ini 4 Belum optimalnya pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Nilai kritis merupakan hasil pemeriksaan laboratorium abnormal yang mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa serta memerlukan perhatian/Tindakan. Pelaporan nilai kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggung jawab Tidak tersediany khusus bu register ha pemeriksa laboratoriu dengan nil kritis, yang mana hany terdapat b register dengan ha pemeriksa digabung satu dari n normal, abnormal maupun kr
44 saat Penyebab Isu Data Pendukung Dikaitkan dengan Agenda III Kondisi yang diharapkan ya uku asil aan um lai g ya uku asil aan nilai ritis Bersumber dari Pelayanan Publik Gambar 3.5 Buku register hasil pemeriksaan laboratorium Manajemen ASN : masih belum optimalnya dalam melaksanak an tugas menyebabk an petugas kesulitan dalam melakukan evaluasi nilai kritis pasien Terjadi peningkatan kualitas perilaku petugas dalam melaksanaka n tugas pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Bahaur Tengah
No Identifikasi Isu Deskripsi Isu Kondis in 5 Belum optimalnya dekontaminas i tumpahan sampel darah dan cairan tubuh lainnya di ruang laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah Spesimen/sampel adalah segala sesuatu yang diambil atau dikumpulkan dari tubuh manusia dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa oleh petugas laboratorium/ahli patologi. Dekontaminasi adalah Langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan atau benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan Pernah terjadiny tumpah spesime darah d permuk meja pemerik laborato Hal ters apabila dilakuka dekonta si secar tepat da mening n risiko penular infeksi kepada petugas laborato serta pa
45 si saat ni Penyebab Isu Data Pendukung Dikaitkan dengan Agenda III Kondisi yang diharapkan ya an en diatas kaan ksaan orium. sebut tidak an amina ra apat katka ran s orium asien Bersumber dari Pelayanan Publik Gambar 3.6 Tumpahan spesimen darah Manajeme n ASN : masih belum optimalnya petugas dalam melakukan dekontami nasi tumpahan sampel darah atau cairan lainnya Terjadi peningkatan kualitas perilaku petugas dalam melakukan dekontamin asi tumpahan sampel darah atau cairan lainnya di ruang laboratoriu m UPT Puskesmas Bahaur Tengah
46 3.3.2. Analisis Tapisan Isu Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan perkembangan yang terjadi, perlu ditentukan isu – isu yang menjadi prioritas untuk ditangani. Beberapa isu yang telah didapat, kemudian oleh penulis dilakukan penetapan kriteria kualitas isu dengan menggunakan alat bantu tapisan yaitu Metode APKL dan Metode USG. Metode APKL yaitu menapis isu-isu kontemporer yang telah dikumpulkan dari kriteria keaktualan, problematik, kekhalayakan serta kelayakan isu tersebut untuk diselesaikan. Adapun penentuan isu dengan menggunakan metode APKL adalah sebagai berikut : 1. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. 2. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, 3. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. dan 4. Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Dari kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka isu – isu kontemporer yang telah dikumpulkan akan melalui proses analisis berdasarkan APKL untuk menentukan isu yang benar-benar aktual, mendesak, menyangkut hidup orang banyak, dan layak untuk diselesaikan. Berikut validasi tabel analisis isu – isu dengan metode APKL : Tabel 3.2 Analisis Isu Berdasarkan Metode APKL No Isu/Permasalahan Kriteria Keterangan A P K L 1 Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Memenuhi
47 2 Kurang optimalnya pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan pemeriksaan laboratorium Memenuhi 3 Kurang optimalnya pengelolaan penyimpanan dan pelabelan reagen di laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah X Tidak Memenuhi 4 Belum optimalnya pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Bahaur Tengah Memenuhi 5 Belum optimalnya dekontaminasi tumpahan sampel darah dan cairan tubuh lainnya di ruang laboratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah X Tidak Memenuhi Keterangan : “” = memenuhi kriteria “x” = tidak memenuhi kriteria Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak tiga isu kritikal yaitu : 1. Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; 2. Kurang optimalnya pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan pemeriksaan laboratorium; 3. Belum optimalnya pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Bahaur Tengah. Kemudian ketiga isu permasalahan tersebut nantinya akan ditentukan isu mana yang menjadi prioritas/utama, dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu
48 tapisan selanjutnya, yaitu dengan mengkategorikan isu tersebut sesuai teknik analisis dengan metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth). Metode analisis USG merupakan alat analisis yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting, serius, dan berkembang untuk diselesaikan. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Adapun penentuan isu dengan menggunakan metode USG adalah sebagai berikut : 1. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti berkaitan dengan dimensi waktu; 2. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas berkaitan dengan akibat yang bisa menimbulkan masalah baru; 3. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak diselesaikan. Cara menggunakan metode USG adalah dengan menentukan nilai tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan masalah pada masingmasing masalah pokok dengan memberikan skala nilai 1-5. ( Keterangan : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Berikut tabel analisis isu dengan metode USG : Tabel 3.3 Analisis Isu Berdasarkan Metode USG No Isu/Permasalahan Kriteria Jumlah Ranking U S G 1 Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolestrol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah 5 5 5 15 I 2 Kurang optimalnya pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan pemeriksaan laboratorium 4 5 4 13 II 3 Belum optimalnya pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di 3 2 3 8 III
49 UPT Puskesmas Bahaur Tengah Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu: Urgency : 1. Tidak penting 2. Kurang penting 3. Cukup penting 4. Penting 5. Sangat penting Seriousness : 1. Akibat yang ditimbulkan tidak serius 2. Akibat yang ditimbulkan kurang serius 3. Akibat yang ditimbulkan cukup serius 4. Akibat yang ditimbulkan serius 5. Akibat yang ditimbulkan sangat serius Growth : 1. Tidak berrkembang 2. Kurang berkembang 3. Cukup berkembang 4. Berkembang 5. Sangat berkembang Berdasarkan hasil penilaian prioritas masalah menggunakan metode USG diperoleh skor tertinggi yaitu “Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah”. Sehingga masalah ini merupakan masalah prioritas yang terpilih untuk dicari solusi permasalahannya, Hal ini didasarkan pada analisis kriteria isu sebagai berikut: 1. Urgency Isu ini mendesak untuk segera diatasi, untuk meminimalisir adanya kesalahan hasil pemeriksaan.
50 2. Seriousness Apabila isu ini tidak segera diselesaikan maka akan mengakibatkan kesalahan pada proses pengobatan pasien. Karena hasil pemeriksaan laboratorium adalah salah satu acuan yang digunakan untuk memberikan pengobatan pasien, 3. Growth Apabila isu ini tidak diselesaikan akan mendatangkan komplain dari banyak pihak seperti dokter dan perawat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pada pelayanan laboratorium. 3.3.3. Analisis Penyebab Isu Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam untuk mengetahui penyebab terjadinya isu dengan menggunakan teknik analisis diagram Fishbone. Diagram Fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah. Teknik analisis fishbone digunakan untuk memahami persoalan dengan memecahkan isu berdasarkan cabang – cabang masalah terkait. Masalah tersebut akan dipecahkan penulis menjadi sejumlah kategori yang berkaitan mencakup Man (Manusia), Materials (Peralatan/bahan), system (Sistem), dan Environment (Lingkungan). Berikut adalah hasil analisis fishbone yang penulis lakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1. Analisis Penyeb SYSTEM ENVIRONMENT Belum adanya sistem yang mengatur tentang pra analitik pada pasien untuk pemeriksaan kolestrol Belum pem infor sosia Budaya kurangnya antusiasme beberapa masyarakat dalam mencari informasi K kesad hiper untu hasi
51 bab Isu dengan Diagram Fishbone MAN MATERIALS m optimalnya manfaatan rmasi media l puskesmas Kurangnya petugas dalam mengedukasi pasien hiperkolesterolemia untuk berpuasa selama 8-12 jam terlebih dahulu sebelum pemeriksaan kolestrol Tidak tersedianya media leaflet atau brosur terkait Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolestrol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah urangnya daran pasien rkolesterimia uk menerima il yang lebih akurat
52 Berdasarkan hasil analisis diagram fishbone di atas yakni Kurang optimalnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolestrol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah, maka dapat di identifikasi bahwa isu strategis yang terjadi yakni disebabkan beberapa faktor-faktor penghambat, di antaranya adalah : 1. System (Sistem) a. Belum adanya Sistem yang mengatur tentang tahapan pra analitik pasien untuk pemeriksaan kolesterol 2. Materials (Peralatan/bahan) a. Tidak tersedianya media leaflet atau brosur terkait b. Belum optimalnya pemanfaatan informasi media sosial puskesmas 3. Man (Manusia) a. Kurangnya kesadaran pasien hiperkolesterolemia untuk menerima hasil yang lebih akurat b. Kurangnya petugas dalam mengedukasi pasien hiperkolesterolemia untuk berpuasa selama 8-12 jam terlebih dahulu sebelum pemeriksaan kolesterol 4. Environment (Lingkungan) a. Budaya kurangnya antusiasme beberapa masyarakat dalam mencari informasi 3.3.4. Gagasan Penyelesaian Isu Setelah menganalisis dari munculnya isu yang diangkat dan mengetahui bahwa penyebab dari isu tersebut, yaitu masih kurangnya pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolestrol di UPT Puskesmas Bahaur Tengah, yang nantinya akan berakibatkan dalam kesalahan pada pemberian pengobatan terhadap pasien hiperkolesterolemia tersebut. Maka perlu dilakukan optimalisasi peningkatan kesadaran dan pengetahuan pasien hiperkolesterolemia dengan melakukan tahapan sebagai berikut : 1. Meminta persetujuan dan konsultasi kepada atasan yang sekaligus
53 mentor untuk melaksanakan kegiatan Aktualisasi; 2. Membuat kuesioner; 3. Membuat leaflet tentang kolestrol; 4. Melakukan edukasi serta melakukan evaluasi kegiatan kepada pasien; 5. Membuat video tentang kolesterol untuk di upload di media sosial Puskesmas Bahaur Tengah; 6. Menyusun laporan hasil aktualisasi. 3.3.5 Laporan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi Pada Laporan kegiatan, masing-masing kegiatan disusun ke dalam tahapan kegiatan dengan dikaitkan pada materi Agenda II yaitu nilai-nilai dasar BerAKHLAK dan materi Agenda III (Manajeman ASN, dan SMART ASN). Tahapan kegiatan dan kegiatan Laporan aktualiasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Laporan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN 1. Meminta persetujuan dan konsultasi kepada atasan yang sekaligus mentor untuk melaksanakan kegiatan Aktualisasi 1. Membuat jadwal pertemuan dengan atasan untuk memohon izin persetujuan kegiatan aktualisasi di unit kerja 2. Membuat jadwal konsultasi dengan mentor untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi 3. Menyiapkan bahan – bahan materi mengenai isu – isu dan Laporan kegiatan aktualisasi yang akan dikonsultasikan dengan mentor 4. Melaksanakan konsultasi dengan mentor terkait isu – isu dan Laporan kegiatan aktualisasi
54 2. Membuat kuesioner 1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rencana pembuatan kuesioner 2. Menyusun kuesioner 3. Menyampaikan draft kuesioner kepada mentor serta meminta saran dan masukan dalam pembuatan kuesioner 4. Membuat dan mencetak kuesioner 3. Membuat leaflet tentang kolesterol 1. Menyiapkan materi untuk mengisi leafleat 2. Membuat design Leaflet 3. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas untuk pembuatan leaflet 4. Mencetak Leaflet 4. Melakukan edukasi serta melakukan evaluasi kegiatan kepada pasien hiperkolesterolemia 1. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas (mentor) 2. Melakukan koordinasi dengan PJ ruang Poli Umum terkait kegiatan pra edukasi pasien dengan kuesioner 3. Melakukan edukasi pasien dengan leaflet di ruang poli umum 4. Mengumpulkan data pasien yang diberi edukasi 5. Melakukan pemeriksaan kolesterol 6. Melakukan pengukuran pemahaman pasien pasca edukasi saat pemeriksaan laboratorium 7. Melakukan evaluasi kegiatan
55 5. Membuat video tentang kolestrol untuk di upload di media sosial Puskesmas Bahaur Tengah 1. Mencari design untuk Menyusun materi untuk pembuatan video. 2. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas untuk pembuatan video dan penyebaran video di media sosial Puskesmas Bahaur Tengah. 3. Menyampaikan draf Video kepada Kepala Puskesmas dan meminta saran dan masukan dalampembuatan video yang akan di upload di media sosial Pusekesmas Bahaur Tengah. 4. Melakukan koordinasi dengan pemegang akun media sosial UPTD Puskesmas Bahaur Tengah. 5. Melakukan upload video pada media sosial Puskesmas Bahaur Tengah 6. Menyusun laporan hasil aktualisasi. 1. Menemui mentor untuk konsultasi terkait laporan aktualisasi kegiatan pelaksanaan 2. Melakukan konsultasi dengan coach 3. Mencetak laporan Aktualisasi
3.3.6 Matrik Laporan Aktualisasi LAPORAN PELATIHAN DASAR CPNS KABU Unit Kerja : UPT Puskesmas Baha Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya kolesterol di UPT P 2. Kurang optimalnya pemeriksaan labora 3. Kurang optimalnya laboratorium UPT P 4. Belum optimalnya p Puskesmas Bahaur 5. Belum optimalnya lainnya di ruang lab Isu yang diangkat : Optimalisasi pengetah Puskesmas Bahaur Te Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan pema dahulu selama 8-12 ja
56 N AKTUALISASI UPATEN PULANG PISAU TAHUN 2023 aur Tengah a pengetahuan pasien dalam pra analitik pemeriksaan Puskesmas Bahaur Tengah; pencatatan dan pengisian form rujukan untuk permintaan atorium di UPT Puskesmas Bahaur Tengah; a pengelolaan penyimpanan dan pelabelan reagen di Puskesmas Bahaur Tengah; pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT r Tengah; dekontaminasi tumpahan sampel darah dan cairan tubuh boratorium UPT Puskesmas Bahaur Tengah huan pasien dalam pra analitik pemeriksaan kolesterol di UPT engah ahaman pasien hiperkolesterolemia untuk berpuasa terlebih m sebelum dilakukan pemeriksaan kolesterol
Tabel 3.5 Matrik No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Has 1. Meminta persetujuan dan konsultasi kepada atasan yang sekaligus mentor untuk melaksanakan kegiatan Aktualisasi 1. Membuat jadwal pertemuan dengan atasan untuk memohon izin persetujuan kegiatan aktualisasi di unit kerja 2. Membuat jadwal konsultasi dengan mentor untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi 3. Menyiapkan bahan-bahan materi mengenai isuisu dan Laporan 1. Terlaksana jadwal pertemuan dengan Ke Puskemas Bahaur Ten Dan terbitn surat izin persetujuan melaksana kegiatan ya ditandatang oleh pimpin 2. Tersediany bahan mate mengenai iisu dan Lap kegiatan aktualisasi akan dikonsultas 3. Terlaksana konsultasi dengan me
57 k Laporan Aktualisasi sil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Konstribusi Terhadap Visi dan Misi Kabupaten Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi anya epala ngah nya n kan ang gani nan ya draf eri isuporan yang sikan anya entor 1. Berorientasi pelayanan: Menyiapkan bahan untuk dikonsultasikan kepada pimpinan dengan cekatan dan solutif. 2. Akuntabel: Menyiapkan bahan konsultasi dengan penuh tanggung jawab dan akan dengan teliti, mencatat semua masukan dan saran dari pimpinan. 3. Kompeten: Dalam melakukan konsultasi saya akan melakukannya Dengan terlaksananya kegiatan ini maka dapat mewujudkan Misi Kabupaten Pulang Pisau yakni pada poin nomor dua yaitu: meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pulang Pisau melalui peningkatan kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan daya saing masyarakat Pelaksanaan kegiatan ini yang didasarkan pada nilai – nilai dasar ASN dan nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI memperkuat nilai: SENYUM a. Sopan santun b. Empati c. Niat tulus d. Yakin akan kemampua n diri e. Utamakan pelayanan f. Memberika n pelayanan
kegiatan aktualisasi yang akan dikonsultasika n dengan mentor 4. Melaksanakan konsultasi dengan mentor terkait isu – isu dan Laporan kegiatan aktualisasi 4. Adanya masukan d saran dari mentor
58 an dengan kualitas terbaik yang saya miliki. 4. Harmonis: Disaat saya meminta arahan dan persetujuan dari mentor, maka saya akan menerima masukan dan menghargai setiap saran yang diberikan tanpa memandang latar belakang mentor saya. 5. Loyal : Berpegang teguh pada komitmen pada saat saya menjalankan tugas yang diberikan oleh pimpinan ataupun mentor 6. Adaptif : Pada saat saya melakukan terbaik
59 konsultasi , saya akan menerima apapun saran yang telah diberikan oleh mentor apabila ada perubahan terhadap masalah yang dikonsultasikan dan akan bersikap proaktif dalam mengembangkan kreatifitas. 7. Kolaboratif : Berdiskusi dengan mentor untuk mendapatkan sebuah kesepakatan dan tujuan yang ingin dicapai. 8. SMART ASN (Integritas): tepat waktu pada saat ingin bertemu dengan pimpinan 9. SMART ASN
60 (Nasionalisme): pada saat menggunakan bahasa yang mudah dipahami kepada pimpinan yaitu bahasa Indonesia 10. SMART ASN (Profesionalisme) : menjalankan saran atau masukan dari mentor dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan tanggung jawab 11.SMART ASN (Digital Skills) : Disini saya menggunakan laptop, hp, dan apps MS Office untuk menyiapkan bahan Konsultasi 12.Manajemen ASN: Profesional tidak
2. Membuat kuesioner 1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rencana pembuatan kuesioner 2. Menyusun draft kuesioner 3. Menyampaik an draft kuesioner kepada mentor serta meminta saran dan masukan 1. Mendapat arahan dan masukan te pembuatan kuesioner p analitik pas 2. Tersedianya draft kuesio 3. Mendapat persetujuan ataupun sar dan masuka dari mentor terkait pembuatan kuesioner 4. Tercetak kuesioner p analitik pas
61 memaksakan kehendak dalam menyampikan tujuan kita kepada pimpinan dan ramah dalam bertutur kata kepada saat bertemu dengan pimpinan erkait pra ien a oner n ran an r pra ien 1. Berorientasi pelayanan: Menyampaikan rencana pembuatan kuesioner pra analitik pasien kepada mentor ramah,solutif dan cekatan 2. Akuntabel: menyiapkan bahan materi pembuatan kuesioner pra analitik pasien untuk pemeriksaan kolestrol dengan Dengan terlaksananya kegiatan ini maka dapat mewujudkan Misi Kabupaten Pulang Pisau yakni pada poin nomor dua yaitu: meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pulang Pisau melalui peningkatan kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan Pelaksanaan kegiatan ini yangdidasarka n pada nilainilai dasar ASN dan nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI memperkuat nilai: SENYUM a. Sopan santun b. Empati c. Niat tulus d. Yakin akan kemampuan diri e. Utamakan
dalam pembuatan kuesioner 4. Membuat dan mencetak kuesioner
62 tekun dan penuh Tanggung jawab 3. Kompeten : Teliti dalam proses pengetikkan agar tidak ada kesalahan dalam pengetikkan kuesioner pra analitik pasien untuk pemeriksaan kolestrol 4. Harmonis : Sopan dan santun dalam menyampaikan rencana pembuatan kuesioner kepada mentor serta menerima dan menghargai masukan dan saran yang diberikan pimpinan dan tampa memandang latar daya saing masyarakat pelayanan f. Memberikan pelayanan terbaik
63 belakangnya 5. Loyal: Efektif dan efisien, hasil dapat dipertanggung jawabkan 6. Adaptif: Tepat waktu dalam menyelesaikan pembuatan kuesioner pra analitik pasien untuk pemeriksaan kolestrol dengan selalu bertindak proaktif serta terus berinovasi dalam pembuatan kuesioner pra analitik pasien untuk pemeriksaan kolestrol 7. Kolaboratif: terbuka dengan saran dan
64 masukan yang di terima serta bekerja sama dengan rekan kerja dalam pembuatan kuesioner pra analitik pasien pasien untuk pemeriksaan kolestrol untuk menghasilkan bersama nilai tambah pemeriksaan kolestrol yang baik dan tepat 8. SMART ASN (Integritas): berperilaku sesuai dengan norma, etika dan jujur dalam penyampaian usulan pembuatan kuesioner pra analitik pasien untuk pemeriksaan
65 kolestrol dan bertanggung jawab atas rencana yang akan dilakukan 9. SMART ASN (Nasionalisme): pada saat menyampaikan rencana kepada mentor selalu menggunakan bahasa bahasa Indonesia 10. SMART ASN (profesional): Mengerjakan kuesioner dengan mengerahkan kemampuan yang ada 11. SMART ASN (Digital Skills) : Disini saya menggunakan laptop, hp, dan apps MS Office untuk menyiapkan
3. Membuat leaflet tentang kolestrol 1. Mencari materi untuk mengisi leafleat melalui media internet 2. Membuat design Leaflet 3. Melakukan konsultasi dengan mentor untuk pembuatan 1. Tersedianya materi untu mengisi leaf 2. Tersedianya design leafle 3. Adanya sar dan masuka dari mentor adanya ijin untuk pelaksanaa pembuatan leaflet 4. Tersedianya leaflet
66 bahan Konsultasi 12. Manajemen ASN: Melaksanakan pembuatan kuesioner dengan profesional, sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku a k fleat a eat ran an r dan n a 1. Berorientasi pelayanan: Saya akan bersikap ramah dan sopan santun dalam berkonsultasi kepada mentor 2. Akuntabel: Mengetik bahan materi dan membuat design leafleat dengan tekun dan bertanggung jawab Dengan terlaksananya kegiatan ini maka dapat mewujudkan Misi Kabupaten Pulang Pisau yakni pada poin nomor dua yaitu: meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pulang Pisau melalui peningkatan Pelaksanaan kegiatan ini yangdidasarka n pada nilainilai dasar ASN dan nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI memperkuat nilai: SENYUM a. Sopan santun b. Empati c. Niat tulus d. Yakin akan
leaflet 4. Mencetak Leaflet
67 3. Kompeten : Teliti dalam proses pengetikkan agar tidak ada kesalahan dalam pengetikan. 4. Harmonis: menerima dan menghargai penjelasan dan saran dari mentor (pimpinan Puskesmas) tanpamemandan g latar belakangnya 5. Loyal : Efektif dan efisien, hasil dapat dipertanggung jawabkan 6. Adaptif : berkonsultasi dengan mentor dalam pembuatan desain leaflet dan terus kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan daya saing masyarakat kemampua n diri e. Utamakan pelayanan f. Memberika n pelayanan terbaik
68 berinovasi serta mengembangka n kreativitas 7. Kolaboratif : terbuka dengan mentor dalam meminta arahan dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang baik dalam kegiatan ini 8. SMART ASN (Integritas): datang tepat waktu pada saat melakukan konsultasi dengan mentor. 9. SMART ASN (Nasionalisme): isi materi leaflet menggunakan bahasa yang mudah dipahami yaitu bahasa Indonesia 10.SMART ASN (Digital Skills) :