Tetapi sungguh demi Allah, ^p^y^ngsaya lakukan ini hanya karena Allah dan
karena kedekatan kalian kepada Rasulullah Shallallahu Alaibi wa Sallan."73gl
Zainab pernah menuturkan beberapa kata mutiar^ y^ng menuniukkan
seiauh mana hubungan kedekat^flnya kepada Allah. Di ^nt^rafiyai "Siapapun
yang ingin makhluk-makhluk meniadi penolong baginya kepada Allah, maka
hendaknya ia memufi kepada-Nya. tidakkah engkau dengar perkataan mereka
bahwa Allah mendengar siapapun yang memuji-Nya. Maka takudah kepada
Allah karena kekuasaan-Nya padamu dan malulah kepada-Nya demi
kedekatanmu dengan-Nya."
Zunab tidak hidup lebih dari setahun setelah terbunuhnya saudaranya
dan kedua anaknya. Ia pun memenuhi panggilanTuhannya pada62 H. Tentang
tempatwafatnya, tidak ada penjelasan pasti. Ada sebagian sumber menunjukkan
bahwa Zunab dimakamkan di Mesir atau di Syam. Namun penulis l<ttab al-
Kbatbatb at-Taufqjlah memberikan cat^tanbahwa Zinab binti Ali dimakamkan
di sebuah perkampungan Kairo yang terkenal sekarang dengan namanya. Penulis
juga belum mendapat ruiukan apakah Zainab binti Ali datang ke Mesir saat
masih hidup atau ia dibawa setelah meninggal dunia.T3el
Dugaan kuat mengatakan, Zainab binti Ali meninggal dunia di Madinah
al-Munawwarah.
Dalam perpisahan dengan putri Aii ini, perlu kita ingat kembali bahwa ia
seorang wani ta peny ab at dan b ertakw a. I{tta ingat kembali perkataan kakeknya
Muhammad Sbalkllahu Alaihi wa Sallam, saat menceritakan tentang berbagai
musibah dalam hadits yang diriwayatkan oleh AIi bin al-Husain, bahwa beliau
iabersabda: 'Tidak ada seorangntusliru mengalarui mtuibah lah rueskipun
naianJa hlab lama, kemudian ia ruengacapkan kaliruat Istirya' atas masibab ita kecaali
Allab ntenbein-yapabala seperti di hai saat ia mengalami masibah itu pertana kali.''$\
Semoga Allah merahmati Zaintb dan memasukkannya dalam surga
bersama orang-orang yang sabar.
G,^9
1n TaiHt ath-'[bahari,lll/ 340 dan al-Kznil,lY / 88 terdepztdelzm al-Bi,layh ru an-NibEab,\11/?-05
lte Al-AhDl,lll/67
m HR. Imam Ahmad dm Ibnu Maiah, sebagaimana
101 "XisahTabi'in 719
100
-oSffiae-
Zarqa binti Adiy
Orator Perang Shiffin
"Sungguh demiAllah, wahai Zarqa, sungguh kesetinanmu kepada
Ali setelah meninggalnya lebih membuatku terkagum daripada
hecintaanmu kepadanya pada masa hidupnya."
I0ealifah Muawiyah bin.dbu Sufyan
AAT mengingat tentang Aan al-Jamaah (fahun Rekonsiliasi) yang te\adi
S pada 41, H, kita akan dilimpahi berbagai rasa kegembitaan dan kebahagiaan.
Seakan dunia terhampar luas di sekeliling kia setelah sebelumnya terasa menyempit.
Ketika disebutkan,4 am al-Janaah, mestinya kita ingat pula Muawiyah. Sebab
jamaah kaum muslimin terkumpul di sekelilingnya dan meridhainya menjadi
pemimpin. Pilihan kaum muslimin ini tepat setelah perpecahan yang sempat
bedangsung dalam waktu tertentu. Perpecahan muncul akibat hawa nafsu,
memisahkan kekompakan mereka dan menumbuhkan kebencian dalam hati,
sehingga Allah menjadikan fitnah ini terkubur dalam dan hilang. Selanjutnya
Allah melangsungkan perdamaian di tangan al-Hasan bin Ali dan bersatulah
kaum muslimin. Terbuktilah prediksi Rasulullah Shalkllabu Alaihi wa Sallam
tentang cucunya d-Hasan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakarah,
'Saya melihat Rasulullah Shallallabu Alaihi wa Salkn di atas mimbar sementara
al-Hasan berada di sampingnya. Beliau berkata, "Sesungguhnya cucuku ini
adalah unjungan (pemimpin). SemogaAllah mendamaikan antara dua kelompok
f
kaum muslimin berkat ditinya."Tatl
Allah mendam ukan antarapendukung Muawiyah berkat al-Hasan. Namun
perdamaian ini tidak berpengaruh dalam hati yang terbangun atas kecintaan
'n'HR.ImamBukhd,MI/47;Imamat-Timidzi,No.3775;Imamm-Nasei,lII/107;AbuDawd,No.,[662;danlmm
Ahmad, V/38,44,49, 51. AI-Hasan bin Ali, menurut Imamadz-Dzahabi,addah sosok seonng pemimpin, umpan,
gagah, cerdas, tegap, dermawan, baik, aat, wta' drn bemibawa.
720 101 "Kisahfiabi'in
mendalam kepada Ali. Muawiyah mengetahui ini berasal dari pendukung Ali,
baik laki-laki maupun perempuan. Penulis buku al-Iqd al-Farid menceritakan:
Abu ath-Thufail datang kepada Muawiyah dan bertanya, "Sampai pada batas
manakah kecintaanmu kepada AIi?"
"Seperti cintanya ibu Musa kepada Musa."
Dia bertanya lagi kepada Muawiyah, "Lalu sampai di mana tangisanmu
atas kematiannya?"
Muawiyah menjawab, "Seperti tangisan ibu tua yang ditinggal mati anak
lakiJakinya dan juga tangisan seorang lelaki tua. Hanya kepada Allah saya
mengadukan ketidakmampuanku."
Para wanita tidak ketinggalan perannya dalam berbagai peristiwa yang
teriadi pada permulaan Islam dan masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin,
khususnya pada masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib. Mereka mempunyai
suara dan ide yang diterima dalam pemerintahan, terhadap para khalifah,
pemimpin dan penguasa wilayah. Pendapat-pendapat wanita banyak
berpengaruh dalam medan pertempuran, juga dalam ranah kesusastraan dan
dalam forum-forum Muawiyah. Kita telah mengenal beberapa wanita yang
datang kepada Muawiyah. Di antzra mereka adalah Saudah binti Ammarah,
Ummu al-I(hair binti al-Huraisy al-Bariqiyyah, Ummu Sinan binti Khaitsamah
dan lainnya yang banyak melontarkan pendapat-pendapat cemerlang, memenuhi
opini publik dan mengambil porsi dalam lembaran seiarah yang memuat kiprah
yang senantiasa diingat sepaniang masa.
Sekarang kita mengkaji kisah salah seroangwanita yang tidak kalah populer
dan terhormat dari wanita generasi sebelumnya. Dialah az-Zarqa binti Adiy
bin Murrah al-Hamadaniyyah al-Kufiyyzh.la seorang pemberani, berseni bahasa
tinggi dengan tutur-kata yang baik. Ceritanya bersama Muawiyah menunjukkan
kekayaan bahasa dan sifat pemberaninya.ia2l
Forum pertemuan Muawiyah di Damaskus dihadiri banyak tokoh Bani
Umayvah dan kalangan y^ng mempunyai kedudukan, martabat dan
kepemimpinan di tengah masyarakat. Tiada kebaikan bagi orangyangikut dalam
forum pertemuan apablla ia bukan termasuk pemimpin masyarakat dan orang
terhormat. Muawiyah berbicara lirih dengan tokoh-tokoh ini. Mereka saling
berbicara dan mengingat-ingat berita dan keiadian masa lalu. Suatu malam, ia
berbincang-bincang dengan sekumpulan tokoh-tokoh kaumnya. Lalu ia
'a'1ToikbDintagq,blm.l09dnal-Ahn,III/,t4.Didalamladitemgkmbahwn-ZuqabntrltdiybinGhalibdmbukm
Murmh.
101 .KisahTabi'in 721
menyebutkan pernyatzan ^z-Z^rq^ binti Adiy al-Kufiyyah, iuga esai tentang
berbagai kata bijak dalam peperangan. "Sesungguhnya lentera tidak menerangi
saat ada matahari. Bintang tidak melihat dalam rembulan. Siapa yang meminta
saran kepada kami maka kami memberikannya."
Kemudian ia berkeliling dengan bayangan dirinva sedang mengendarai
seekor unta merah yaflg tinggi, sedang berorasi di tengah-tengah Bani
Hamadzan, kaumnva sendiri. Bagaimana ia bedrasil mengobarkan semangat
mereka dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam Perang Shif6n.
Muawiyah teriaga dari lamunannya yang udak berlangsung lama. Ia
memberitak^n apa yang melintas dalam bayangnya itu kepada teman-teman
yang duduk bersamanya. Ia mengingat-ingat beberapa patah kata az-Zarqa.
Tiba-tiba sejumlah orang yang hadir itu hapal pernyataanaz-Zarqa, sementara
sebagian lainnya masih meraba-raba ingatannya. Saat itu Muawiyah bertanya
kepada mereka, 'Apakah kaiian mengingat az-Zarqa binti Adiy al-Kufiyyah?"
Mereka meniawab,'Ya, Amirul Mukminin."
Muawiyah bertanya lagi, "Siapakah dari kalian yang hapal perny^ta^flnya
pada perang Shiffin?"
Seseorang dari mereka y^flg hadir itu meniawab, "Kami semua
menghapaln y a w ahai Amirul Mukminin. Kami tidak mengkh ian ati maknanya
bersama dengan ^p^yangdia ucapkan pada hari itu."
Muawiyah terdiam sejenak sambil memeriksa wajah-wajah mereka,
kemudian berkata, "Kalau begitu, ap^yang kalian sarankan kepadaku tentang
perkara az-Zarqaint?
Sebagian dari mereka menjawab, "Kami menyarankan kepadamu untuk
membunuhnya."
Muawiyah berkata dengan tenang, 'Alangkah buruknya yang kalian
sarankan kepadaku."
Kemudian ia melaniutkan perkataanny^,'Apakah baik untuk orang
sepertiku jika orang-orang berkata tentang diriku bahwa aku telah membunuh
seorang wanita setelah aku berkuasa dan kekuasaan pemerintahan sudah ada
padaku. Tidak, demi Allah. Ini tak akan teriadi selamanya."
Muawiyah tidak menunggu lama hingga ia menghela nafas segar di subuh
harinya. Kemudian ia memanggil sekretarisnya di malam hari untuk
menyrruhnya menulis surat pada gubernurnya di Kufah agar mengantarkan
az-Zarqa binti Adiy al-Hamadzanilryah bersama saudara-sau dara mahramnya
722 1oI Xisah'fabi'in
yang tricldh dan beberapa pasukan kaumnya. Juga memerintahkan kepadanya
untuk men,viapkan permadani lembut dan penutup kain yang tebal serta
perbekalan melimpah.
Setelah surat itu sampai kepada penguasa I(ufah, ia meneruskannya kepada
az-Zarqa dan membacakan surat Muawiyah kepadanya. Az-Zarqa menjawab,
"Saya bukan orang yang keluar dari ketaatan kepada Amirul Mukminin.
Seandainya ia membuat pilihan kepadaku, maka sesungguhnya saya tidak ingin
pergi dari negeriku ini. Namun iika ini adalah perintah pemimpin, maka ketaatan
kepadanya lebih diutam
^kan."
Sang penguasa Kufah berkata, "Ini adalah perintah Amirul Mukminin."
Sang penguasa itu membawanrra dengan persiapan dan pengawalan yang
baik pula sebagaimana dipesankan oleh Muawiyah. Ia dibawa ke Damaskus,
pusat pemedntahan dan kedudukan khalifah.
Saat az-Zarqa datang pada Muawiyah di Damaskus, ia meminta izin
kepadanya untuk masuk, seraya mengucapkan salam kepada setiap yang ada.
Muawiyah menjawab, "Selamat datang kepadamu. Engkau datang dengan
sebaik-baik rombongan. Bagaimana keadaanmu wahai Bibi? Bagaimana dengan
perialananmu?"
Ia meniawab, "Baik-baik saja wahai Amirul Mukminin. Semoga Ailah
melanggengkan kenikmatan atas dirimu. Perjalananku adalah perialanan terbaik.
Sejak saya masih menjadi gadis kecil di rumah at^s anak kecil yang disiapkan
melakukan peri alanan auh."
i
Muawiyah betkata, "Dengan itu semua saya memerintahkan mereka."
Setelah forum pertemuan lengkap dan semua orang mengambil tempat
duduknya, Muawiyah b erkatakepadanya,'Apakah engkau mengetahui mengapa
saya mengirimkan utusan untuk meniemputmu, wahai Bibi?"
Ia meniawab, "Mahasuci Allah wahai Amirul Mukminin. Bagaimana saya
mengetahui apa yang tidak saya ketahui sebelumnya. Bukankah Yang Mengatahui
isi hati hanyalah D zat yang menciptakannya?"
Muawiyah berkata, "Saya mengirim utusan yang menjemputmu guna
bertanya kepadamu, apakah engkau adalahperempuan yang menunggang unta
merah saat perang Shiffin? Engkau berada di antara dua barisan pasukan
menyalakan api peperangan dan mengajak meteka untuk berperang. Engkau
melakukan orasi di hadap an mereka? Lalu ap a y ang meni adikanmu melakukan
perbuatan seperti itu?"
101 "Kisah'tabi'in 723
Ia menjawab, "W'ahai Amirul Mukminin! I(epala telah mati. Dosa telah
luluh. Apa yang telah pergi tak akan kembali. Masa mempunyai perubahan.
Siapapun l,ang berpikir maka ia melihat. Masalah teriadi, sesudahnya ada masalah
berikutnya."
Muawiyah berkata kepadanya, "Lalu apakah engkau hapal pernyataanmu
pada perang Shiffin?"
Ia meniawab, "Demi Allah, tidak. Saya tidak hapal karena saya telah
melupakannya. Sebab saya "telah lemah tulangka, dan kepalaka telah ditambabi uban"
(QS. Maryam:40) 'Dan aka (sendii) sesungubnla sadah mencapai umurlangsangat
tua," (QS. Maryam: 8). Sungguh masa itu telah lama berlalu wahai Amirul
Mukminin."
Muau.iyah menjawab, "Tapi saya menghapalnya, wahai Zarqa. Satla
mendengarmu pada hari itu saat engkau mengatakan, '\Wahai sekalian manusia!
Perhatikan dan kembalilah. Kalian telah berada dalam fitnah di mana kantong-
kantong kegelapannya telah menyelimuti kalian, telah meruncing tujuan ialan.
Maka alangkah beratnya fitnah buta dan gelap ini, tidak terdengar
penghembusnya dan tidak terselamatkan orang yang menitinya.
Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya lentera tidak bersinar dalam cahaya
matahari. Bintang-gemintang tidak terlihat dalam bulan. Sesungguhnya keledai
tidak mendahului kuda. Hanya besi yang dapat memotong besi.
Ingadah! Siapapun yang meminta bimbingan kepada kami, maka kami
memberikannya. Siapapun yang bertanya, maka kami memberitahukannya.
Sesungguhnya kebenaran adalah seorang mencari ternaknya yang hilang lalu ia
mendapatkannya. Maka bersabarlah wahai segenap shahabat Muhaiirin dan
Anshar. Bahwa cabang-cabang perpecahan telah menyatu. Kalimat keadilan
mulai menyeruak. I(ebenaran mengalahkan kebatilan. Maka hendaknya tidak
ada seorang pun yang buru-buru lalu mengatakan, 'Bagaimana dan dengan
apa?, 'Karena Allab hendak melakukan sualu urasanlang nesti dilaksanakan," (QS.
al-Anfal: 44).lngatlah! Sesungguhnya pewarna kuku vranita adalah al-Hanna
(daun pacar). Pewarna tangan lelaki adalah darah. I(esabaran mempunyai akibat
yang terbaik.
Cukup bagimu untuk maju ke medan perang tanpa ragu dan takut. Ini
adalah hari y ang m emili ki ke I ani utann y a." 7 tt1
a'TaikhDtuayq,hlm.11O-111,al-'Iqdal-I:aidll/106,108dmAlanan-Nita,lll/33-34
724 101 Xisahfiabi'in
Muawiyah menghentikan perkataannya. Seluruh forum terdiam, larut
dalam ketenangan dan kesunyian mendengarkan apa yangdikatakan dan diulang-
ulang oleh Muawiyah dari pernyataan az-Zargayangberada di hadapannya.
S etelah menuturkan isi ceramah az-Zarqa dan pernyat pad a perang
^anny ^
Shiffin, Muawiyah berkata, "V/ahai Zarqa! Engkau telah bersama Ali dalam
semua yang ia lakukan!"
Ia menjawab, "Semoga Allah memperbaiki kecerahan wajahmu wahai
Amirul Mukminin dan melanggengkan keselamatanmu. Sungguh demi Allah,
orang sepertimu selalu diberitakan kabar gembira dan dibahagiakan oleh teman
duduknya."
Muawiyah berkata kepadanya dengan kagum, 'Apakah hal itu
membahagiakanmu, wahat az-Zarqa?"
Ia menjawab, "Ya. Demi Allah, perkataanmu itu sangat membahagiakan
diriku. Bagaimana saya membenarkan sikap?"
Muawiyah tertawa dan berkata kepadanya, "Sungguh demi Allah, wahai
Zarqa, sungguh kesetiaanmu kepada AIi setelah meninggalnya lebih membuatku
terkagum daripada kecintaanmu kepadanya pada masa hidupnya."
Kemudian kesunyian menyslirnuli forum. Muawiyah melemparkan
pandangan menyelidik di wajah-waiah orang yang hadir. Ia menangkap kesan
pada mereka akan kefasihan wanita ini yang telah berbicair^ t^np^ rasa takut
dan segan. Ia mengungkapkan pendapatnya dengan keberanian dan
ketegasannya y?ngsempurna. Saat itu Muawiyah berkata kepadanya, "Sekarang
sebutkan kepeduanmu, wahai Bibi!"
Ia meniawabnya dengan perkataan singkat yang memadukan
^ntara
kefasihan dan puiian, 'l[/ahai Amirul Mukminin, saya adalah wanita yang pernah
bersumpah untuk tidak meminta sesuatu yang dapat membantu kehidupanku."
Muawiyah kagum dengan iawabannya dan berbahagia dengan kefasihannya,
"Engkau benar, wahai Zarqa."
Kemudiania memberikan kepadanya dan kepada ora.ng-o:alngy^ng datang
bersamanya berbagai hadiah dan pakaian. Ia memperindah pemberian padanya
secara khusus, memulangkanny^ secar^ terhormat dan memberikannya 16 ribu
dirham.
Seiarah tetdiam setelah dialog ini, tak lagi memberikan berita kepada kita
tentang cerita az-Zarqa. Namun adakabar kesedihan akibat kematiannya pada
60 H dan dimakamkan di Kufah.
101 ,KisahTabi'in 725
Inilah wanita istimewa di masa tabi'in, Suaranya terdengar di lantai khalifah,
meninggalkan cerita yang menyebar luas di pendengaran seiarah.
Semoga Allah merahmaa az-Zatqa binti Adiy dan memberikan nikmat
padanya bersama oraflg-orang yang telah Dia berikan nikmat pada mereka.
G69
726 tot &isah<labi'in
101
-#€tftue-
Zirr bin Hubaisy
Imam Teladan Kota Kufah
'Ia seorang yang tsiqah dan banyak haditsnya."
Ibuu Sa'ad
lRRbin Hubaisy bin Habasyah bin Aus adalah seorang imam teladan dan
a/ f 'pembaca al-Qur'an I{ufah, di samping as-Sulami Abu Maryam al-Asadi
al-Kufi. Ia biasa dipanggil Abu Muthdf.
Ia meriwayatkan hadits dari Umar bin Khaththab, Ubay bin Ka'ab, Utsman
bin Affan, A-li bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Ammar bin Yasir dan
beberapa shahabat Rasulullah lainnya. Ia menonjol dalam ilmu bacaanal-Qur'an,
hingga menjadi guru bagi Yahya bin Watstsab, Ashim bin Bahdalah, Abu Ishaq
dan ulama lainnya.
Ashim berkata, "Zirr termasuk orang yang paling mengerti bahasa Arab.
Bahkan, Abdullah bin Mas'ud pernah bertanya kepadanya tentang Bahasa Arab."
Sebagai seorang penuntut ilmu, ia selalu mencari kesempatan untuk
bertemu dan berguru padapara shahabat Rasulullah SballallahuAlaihi ua Sallam
untuk mendapatkan ilmu, petuniuk dan Sunnah Rasul. Meski ia tidak
berkesempatan melihat Rasulullah secara langsung, namun ia dapat berjumpa
dengan orang-orang yang bertemu dengan beliau.
Dikisahkan oleh Ashim bin Abi an-Najud Ibnu Bahdalah, pembaca al-
Qur'an terkenal, dariZkr berkata, "Saya ikut dalam rombongan dari penduduk
Kufah. Sungguh demi Allah, tak ada yang mendorong diriku berjalan bersama
rombongan kecuali pertemuan dengan para shahabat Rasulullah, baik Muhafirin
maupun Anshar. Saat tiba di Madinah, saya mendatangi Ubay bin Ka'ab dan
Abdurrahman bin Auf. Keduanya sering duduk bersama dan sama-sarna sebagai
shahabat Rasulullah.
lo1 .Kisah'tabi'in 727
Ubay berkata, "\7ahai Zirr, engkau tidak ingin meninggalkan satu ayat
dari al-Qur'an kecuali engkau men'anyakannya kepadaku." Saya bergumam dalam
hati untuk apa lagi saya mendatanginya. Lalu saya berkata, "lfahai Abu al-
Mundzir, rendahkanlah pundakmu untukku. Sesungguhnya saya sangat senang
bersamamu."
D alam l<stab a l-I sti' a b, lmam Ibnu Ab di al-B arr mengatakan, " Zirc adalah
seorang yang menguasai al-Qur'an, qari yang terhormat." Begitu juga dalam
l<ttab ath-Thabaqatlbnu Sa'ad mengatakan, "Ia seorang yang tsiqab dan banyak
haditsnya." Sedangkan al-Aili mengatakan,"Ia termasukmurid Ali danAbdullah.
Ia juga seorang yang tsiqab."
Abu Ja'far al-Baghdadi berkata, "Saya berkata kepada Imam Ahmad,
"U-rutan mereka adalah Zfug lalu Alqamah dan al-Aswad?" Imam Ahmad
menjawab, "Mereka semua adalah murid-murid Ibnu Mas'ud. Mereka semua
mantap dalam haditsnya."
Ashim berkata, "Saya tak melihat se seorang yang lebih menguasai bacaan
al-Qur'an melebihi Zirr." Menurut riwayat dari Ashim, "Saya belum melihat
oraflg seperinyai'
Yahya bin Ma'in juga mengatakan,"la seorang yang tsiqah."
Ashim menambahkan, "Saya bertemu dengan banyak ulama yang
menjadikan malam ini seperti mendapatkan unta. Di antara mereka adalahZirr
bin Hubaisy dan Abu Wali (Syaqiq bin Salamah)."
Zir iuga biasa melaksanakan Qiyamul lail tahajjud dan menghidupkan
malam unruk menunaikan shalat, dzikir, doa dan memohon ampunan hingga
mengandaikan malam dengan unta yang membawa mereka pada Allah dan
negeri akhirat. Namun demikian, amal dan ketaatan yang baik ini tidak
menghalangi mereka mengenakan pakaian bersulam emas dan meminum
perahan kurma.
Ashim iuga mengatakan,'Abu Wail (Syaqiq bin Salamah) adalah seorang
yang mendukung Khalifah Utsman. Sementara Zkr bin Hubaisy adalah
pendukung Khalifah Ali. Saya tidak melihat satu dari keduanya berbicara
tentang temannya (dengan menielek-jelekkan) hingga keduanya meninggal
dunia. Zirc lebih tua daripada Abu Wail. Saat mereka berdua duduk
bersama, Abu Wail tidak memberikan hadits kepada orang-orang ketika ada
Zir.lnt dilakukan untuk menghormatinya, karena rentang usia yang lebih tua
darinya."
728 lot.Kisah'labi'in
D alam riw ay at lainnya disebutkan, tempat shalat kedua nya adalah mas jid
yang sama. Belum pernah adayangmelihat satu dari keduanya membicarakan
temannya tentang se suatu yang dinilai tidak pantas hingga keduanya meninggal
dunia. Abu Wail sangat memuliakan Zirr.
Al-lfmasy berkate,"Saya bertemu dengan guru-guru kami:Zirr dan Abu
Wail. Di ant^ta keduanya ada yang lebih mencintai Ustman daripada Ali.
Sebaliknya ada yang lebih mencintai Ali daripada Utsman. Masing-masing saling
menyayangi dan mengasihi."
Ini merupakan sikap adil dan obyektif. Mereka berdua berbeda dalam
mendahulukan kecintaan terhadap Utsman dan Ali. Namun bersamaan dengan
itu, mereka tidak menghujat yang lain atau menielekkannya dalam pembicaraan
atau merendahkan kapasitas temannya. Tak ada yang berpengaruh baginya
kecuali kecintaan dan kasih sayangyang memadukan keduanya hingga keduanya
meninggal. Masing-masing menghormati kapasitas temannya dan menghormati
pilihannya. Orang yang lebih muda meniunjung etika terhadap orang yang lebih
tua dengan menimbang usia lalu ia menghormatinya.
Berbeda dengan sekarang, dimana syetan sering memainkan perannyapadz
nalar banyak guru, apalag1 terhadap anak-anak muda, para pencari ilmu dan
pelajar. Mereka sering berselilih pendapatdalam masalah fiqh atau dalam hukum
yang terlihathanya untuk urusan dunia. Dengan retorika, alur berpikir, dan
menambahkannya hanya untuk mengalahkan lawan debatnya dan
membungk menundukk ^inya, menguak aibnya dan menunjukkan
^mnya, itu pada orang lain,
kedangkalan ilmunya serta menarnpakkan kekurangannya
lalu menghujat pribadinya dan menghujat agama dan keyakinannya. Selanjutnya,
lawannya ini menghadapinya dan melakukan segala cara untuk membela diri
sekaligus membalasnya. Ketika ia menemukan kesalahan atau kekhilafan ataw
melakukan suatu hukum rukbsbab, maka seketika itu juga ia melambungkan
sernua berita itu ke penjuru Timur dan Barat untuk menyebarkan kesalahannya
dan mengumandangkan kehilafannya itu.
Masing-masing kelompok lalu menyebarluaskan keielekan-kejelekan
kelompok lainnya beserta guru mereka. Akibatnya, sikap itu menjadt wak' (sikap
setia) kepada kelompoknya dan bara' (melepaskan diri) dari kelompok lainnya
dalam ranah ketakwaan dan amal-shalih. Masing-masing berupaya
mewujudkannya dalam kehidupan nyata dan melupakan semua permusuhan
lainnya kecuali permusuhan dengan kelompok ini. Akibatnya, tubuh umat yang
satu ini tercerai-berai.Darah mereka mengucur dan musibah-musibah mereka
101 "Kisah'fabi'itt 729
terus-menerus datang. Masing-masing individu membawa senfatanya untuk
menusukkannya kepada yang lain sementara ia menyangka sedang membela
diri. Inna Lillabi wa Inna llaibi RQiun.
Dapatkah kita bersikap seperti Zirrbin Hubaisy serta Syaqiq bin Salamah
menjadi teladan yang diikuti atau mercusuar yang menjadi tanda b ag1 perialanan
banyak orang.
Asy-Sya'bi dan Suwaid al-Kalbi b erkata, " Zirr bin Hubaisy mengirim surat
kepada Abdul Malik bin Marwan untuk menasihatinya. Di akhir suratnya, ia
berkaa, "\Wahai Amirul Mukminin! Janganlah ap^ yangt^mpak dari kesehatanmu
meniadikanmu sangat ingin panjang umur. Sebab, engkau paling mengetahui
didmu sendiri. Ingatlah apay^ngdikatakan oleh generasi pendahulu kita:
Ketika orang-orang dzwasa melahirkan anak-arwknya
danjasod-jasadnya sudah mulai rapult karena usia
penyakit -penyakitnya mulai datang silih be rganti
itulah tumbuhan yang telah dekat masa panen-nya.
Ketika Abdul Malik membaca surat tersebut, ia menangis hingga bahkan
pakaiannya tercabik-cabik. Kemudian ia berkata, "Benar apa yang dikatakan
Zirr. Meskipun ia menulis surat kepada kami tanpa hal ini, ia tetap orang yang
palinglembut."
Seorang raja tidak khawatir dikirimi surat yang mengingatkannya,
menasihatinya, dan menjelaskannya hakikat permasalahan dan akibat selaniutnya.
Dengan begitu, ia tidak menipu, bersikap basa-basi dan bahkan munafik. Tapi,
ia serius menyr:arakan kebenaran dan melaksanakan perannya dalam rangka
memberi nasihat kepada pemimpin-pemimpin kaum muslimin, sebagaimana ia
menasihati kepada kepada kaum muslimin secara umum.
laiaga tidak menyimpan waktu atau bersusah payah menghasilkan ilmu.
Ashim berkata bahwa Zirrbin Hubaisy bercerita, "Saya menemukan kesulitan
tentang masalah hukum membasuh kedua khuf (sepau yang menutupi kedua
mata kaki). Saya pergi menemui Shafivan bin 'Assal al-Muradi di tengah
keluarganya. Lalu ia berkata,' Apa yang mendorongmu menemuik u wahu Zfur?
Apakah untuk kepeduan mencari ilmu?" Saya meniawab,'\a."
Ia mengatakan, "Sesungguhnya tidakiah seseorang menuntut ilmu kecuali
paru malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha dengan apa yang ia
perbuat."
Ia tak pernah menunda-nunda perbuaan baik. Bahkan, ia selalu berlomba
dalam amal shalih. Bersama dengan ibadah malam dan Qiyam al-lailnya, ia
730 101 "Kisahclabi'in
tidak pernah tedambat mengumandangkan adzan. Ashim berkata, "Seseorang
dari Anshar bertemu dengan ZkrbinHubaisy yang sedang mengumandangkan
adzan.I(emudian ia berkata, 'lWahai Abu Maryam, saya telah memuliakan dirimu
dari amalan ini" (atau) "dari adzan iti." Zirr sangat marzh.'Jika demikian,
maka saya takal<znberbicara denganmu sepatah kata pun hingga engkau kembali
pada Allah," uiarZfur.
Inilah salah satu dari gambaran penghormatan terhadap perintah Allah
dalam hati orang-orang baik. Hati yang penuh dengan ketakwaan kepada Allah
dan pengagungan terhadap syar-syiar-Nya. Perbuatan mereka seperti ini adalah
sebaik-baik perbuatan. Maka ketika oraug itu mengatakan kata-kata itu
kepadanya, itu menunjukkan ketiadaan pengagungan terhadap perintah-perintah
Allah SWT. Sebuah masalah yang meniadikanZkr bersikap seperti ini, meski
orang itu tidak bermaksud kecuali penghormatan dan penghargaan terhadap
Zirr.
Zitrbin Hubaisy dikaruniai usia panjang hingga hidup lebih dari 120 tahun.
ZitI smail berkata, "Saya meliha t y ang sudah berus ia I 20 tahun dan enggotnyai
berantakan karena usia yang laniut."
Hasyim mengatakan,"Zirr bin Hubaisy hidup hingga usia722 tahun."
Abu Nuaim berkata, "Iawafat pada usia 727 tahun."
Di antara mereka adalah orang yang berangkat pagi, orang yang berdzikir
dalam keheningan. Ia datang untuk belaiar, dan berpemng untuk menang, Dialah
Zirr bin Hubaisy bin Abu Maryam. Ia bertahan dalam kesusahan untuk
mendapatkan kesemputnaan. Maka ia tetap menjaga ^gama dan kukuh dalam
mencapai tujuannya.
lawafat pada tahun 82H.7441
G9
-'{ Disarikandari SiyarAhuat-Tabi'&kryaShabribinSalamahSyahin.UntuklebihdetailsilakznmeruiukkeLlilahal-
At'ba',lY /201-212; SlarAhn an- Nubala',lY /216-170; ath'[habaqatal-Ksbra,\\/'167-162; ShiJitab-Shaftuh,lll/21-
22, 51a d qra a tlq- D qa b a b, | / 33 5, dm lainny z.
101 "Kisahflabi'in 731
Tentang Penulis
fJ EPI ANDI BASTONI. Kegemarannya membaca sejak kecil,
I I mengantarkan pria kelahiran Baturaja,Sumatera Selatan, 5 Nopember
1975 int ke dunia tulis-menulis. Anak sulung dari enam bersaudara pasangan
Bastoni dan Samaroh ini sejak kecil memanggemar membaca. "Sebelum masuk
SD, saya sudah dig/ali buku oleh kakek saya. Hampir setiap bulan saya dibelikan
buku. Sebagian besar adalah buku tentang kisah para Nabi dan sejarah hidup
para sahabat Rasulullah," kenang Hepi Andi.
Karena kegemaran membaca ini, tak mengherankan kalau ketika masuk
bangku sekolah, ia selalu menggondol prestasi. Ia berhasil meraih peringkat
pertama sejak kelas I s/d VI di Sekolah Dasar. Bahkan, pihak sekolah
memberikan penghargaan dengan membolehkannya menyelesaikan pendidikan
SD hanya dalam waktu lima tahun, tanpa menduduki kelas IV
Selanjutnya, pendidikannya diteruskan ke SMP Negeri Pengandonan,
Baturaja sampai kelas IL Kelas III-nya diselesaikan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri I Kotabumi, Lampung. Pada 7991-7994, ie melanjutkan sekolah di
MAPK (I\4adrasah Aliy^h Program Khusus) Lampung dengan beasiswa penuh
dari pemerintah, selama tiga tahun bebas biaya sekolah dan mendapatkan sarana
belaiar secara lengkap. Selanjutnya, pada7994-1998 meneruskan pendidikan di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (I.IPIA) dan Program Pascasariana
di Institut AL-AKIDAH, Jakarta (2000 -2002).
Mulai mengarang sejak kelas V SD. Yang dia tulis umumnya cerita anak
seperti terdapat di Maialah Tomtom dan Bobo atau pengalaman pribadi. Karena
ketiadaan mesin tik, beberap a karyanyahanya dta dan teman-teman sekolahnya
yang menikmati. Selama duduk di kelas I dan II SMP, ia meniadi penggemar
setia serial Tio Detektif karangan Alfred HitchockdanlZiro Sabbtgkarya Bastian
Tito serta ceritapzra nabi dan sahabat.
101 &isah%abi'in 733
Pada sebuah liburan perkuliahan (1,997), ia sempat meminjam mesin tik
dari salah seorang bibinya. Dari mesin tik inilah, lahir serial perdana Pendekar
Keis Macan Ap[ Panli Geledek, centa silat fiktif dengan latar belakang masuknya
Islam ke Nusantara. Dari cerita yang terdiri dari 10 serial inilah, penulis mampu
membeli sebuah mesin tik pribadi. Mesin tik ini juga selanjutnya "melahirkan"
komputer (tahun 1,999).
Sejak itu, bebetapa karya penulis pun bermunculan. Di antaranya:
c Jalan Menuju I(ebenaran, (teri. Pustaka Azzam,1,999)
r Mengungkap Kebenaran dan I(ebatilan, (teri. Pustaka Azzam,2000)
r \Wasiat Nabi kepada Ibnu Abbas,( terj. Pustaka Azzam2001)
r Tahun Pertama Pernikahan, (teri. Pustaka Azzam200"t)
r Kemudahan dalam Islam, (terj. Pustaka Azzam,2001)
e Rahasia Lembah Larangan, Kumpulan Cerita Anak (Syaamil,2003).
- i01 Sahabat Nabi (?ustaka Al-Kautsar,2002)
r Belaiar dari Perang Uhud (Pustaka al-Bustan,2003)
r 101 lil/anita Teladan di Masa Rasulullah (Robbani Press, 2004).
e Ramadhan Bersama Rasulullah (Pustaka al-Bustafl, 2004).
r Putri I(enangan, Novel Remaja Islam (Beranda,2005).
r Peniaga Nurani Dewan (Pustaka al-Bustan, 2006)
Selain menulis, ia iuga menjadi editor beberapa buku; di antartany^l
e IniJalanku: Pilat-pilar Beriamaah bagi Aktivis Dakwah (Quantumedia Pub-
lishing, Agustus 2005).
e Menguak Sepertiga Malam ftIanif Ptess, Oktober 2005)
r 40 Hari Mencari Cinta (Ar-Rahmah, Oktober 2005)
r Ibadah Haji dalam Sorotan (Ar-Rahmah, Desember 2005)
r Angan-angan Menurut al-Qur'an dan Sunnah (Darus Sunnah, September
200s).
e Fiqih al-Qur'an Ustadz Ahzami Sami'un Jazuli (Darus Sunnah Oktober
200s).
r Mendobrak Rintangan Menuiu Pelaminan (Hanif Press, Februari2006).
Beberapa cerpennya sempat dimuat di dalam Maialah Islam SABILI dan
Tabloid Fiki; sepern Gurat knangan di Barugung Di Bakk S urat Sahaba| Gondrong
Penbanh.t Gadnngan danlainnya. Selain aktif mengisi seminar dan kajian keislaman
di beberapa tempat, penulis iuga melahirkan dan menakhodai ForUs forum
734 101 "Kisahfiabi'in
untuk Semua) sebuah Event Organizer, Pengembangan SDM dan Media.
Sebelumnya, penulis sempat menjadi wartawan Majalah Anak Taman Melati
(1998-2000). Saat ini, di tengah kesibukannya menyiapkan beberapa buku
biografi tokoh dan penlrrntingan buku-buku teriemahan Atab-Indonesia, serta
buku analisa sirah (seiarah Nabi dan para sahabat), hingga kini, Hepi Andi
tercatat sebagai Redaktur Majalah lslam SABII-1.
Pada April 2002, selama satu pekan, ia sempat meliput Muktamar Rabithah
Alam al-Islami di Makkah, Arab Saudi, dan mewawancarai Prof. Dr. Yusuf
Qaradhawi, Dr. Ikrimah Said Sabri (}4ufti Besar Mas)idilAqsha kala itu) dan
beberapa tokoh Islam lainnya. Pada pertengahan 2005, ia diundang untuk
rmengisi ac y^ng dilaksanakan oleh para Buruh Migran Indonesia di Hong
Kong. Selama hampir sepekan, ia sempat "memotret" geliat dakwah di negeri
Jacky Chen itu.
Pada akhir Februari 2006, Hepi Andi sempat bertandang ke Ghuang Zhou,
Cina untuk menelusuri napak tilas Islam di kota itu. Beberapa masiid tua,
termasuk makam yang diyakini milik sahabat Nabi saw, Sa'ad bin Abi Waqqash,
sempat ia ziarahi.
G3
101 "Kisah'labi'in 735
Daftar Pustaha
1. AI-Qur'an al-Karim dan Terjemahannya
2. Ashr at-Tabi'in: Abdul Mun'im al-Hasyimi, Makkah: Daar ath-Thayyibah
al-Khadhra', Cetakan Ketiga, 2000 M.
1. Alam an-Nisa': Umar Ridha Kahhalah, Beiruu Muassasah ar-Risalah, Cetakan
Kesembilan,1989 M.
4. Al-Alam: Khairuddinaz-ZhaHi,Beirut: Daar al-Ilmi Ii al-Malayin, Cetakan
Kedelapan, 1989 M.
L Al-Aghani: Abu al-Farh al-Ashbahani, Beirut: Daar al-Fikr
6. Al-Akhbaral-Muwaffaq,iyaf Zubak bin Bakkar, pengantar: Sami Makki
al-Ani, Baghdad: 1972 M.
7. Al-Bidayah nta an-Nihayah:Ibnu Katsir, tahqiq: Dr Ahmad Abu Mulham,
et.al, Beirut: Daar al-I(utub al-Ilmiyah, Cetakan Ketiga, 1987 M.
8. Al-Iqd al-Faid' lbnu Abdi Rabbih, kaiian: Ahmad Amin dkk, panitia teriemah
dan penerbitan, Mesir: Cetakan Ketiga, 1965 M.
9. Al-Kamilfi at-Taikh: Ibnu al-Atsir, Beirut: Daar Shadit
1 0. Al-Khulafa' ar-Rasyidun wa ad-D aulah al-Umawiyah: Jamt'ah al-Imam
Muhammad Ibnu Saud al-Islamiyah, Riyadh, KerajaanArab Saudi: t.t.
11, Al-Ma'anf Ibnu Qutaibah, tahqiq: Dr. Tsarwat Ukasyah, Mesir: Daar al-
Maari( Cetakan I(eempat, 1977 M.
12, Al-Ma'ifah wa at-Tarikh: al-Baswi7ry, tahqiq: Ak-ram Dhiya' al-Umari,
Beirut: Muassasah ar-Risalah, Cetakan I(edua, 1981 M.
ll. Al-Mahasin ua al-Masawi: Ibrahim bin Muhammad al-Baihaqi, Beirut:
Daar Shadir, 1970 M.
14, Al-Miah al-AqhamfiTaiikh al-Islam, Husen Ahmad Amin, teriemahan:
Cucu Cuanda, Bandung: Rosda Karya, Cetakan Kelima, Mei 2000
101 &.isah{abi'in 737
LJ. Al-Musnad-Imarn Ahmad bin Hanbd, Beirut Daar al-Fikr, Ceakan I(edua,
1978 M.
16. Al-Muwaththa': Imam Malik, Mesir: Daar Ihya at-Turats al-Arabi, 1985
M.
17. Al-Umm: Imam Syafii,I(airo: Maktabah al-Kulliyat al-Azhaiyl,ah
18. Amali al-Murtadha: Syarif al-Murtadha, tahqiq: Muhammad Abu al-Fadhl
Ibrahim, I(airo: Daar Ihya al-I(utub al-Arabilyah, 1954 M.
19. Ansab al-Asyraf, al-Baladzai, tahqiq: Dr. Muhammad Humaidillah, Mesir:
Daar d.-Maar,[
20. Ar-Rahiqul Makhtum: Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Makkah: Rabithah
Alam al-Islami, t.t.
21. Ar-Rasul Muhammad, Said Hawwa, terj. Kathur Suhardi Solo: Pustaka
Manthiq,1993
22. Ash-Shaim al-Maslul'ala Sltatimir Rasul:lbnu Taimiyah, Beirut: Maktab
al-Islami, 1414H
2J. As-Samthu ats-Tsamin: ath-Thabari, Maktab at-Turats al-Islami, Halab
24. As-Sirah an-Nabawiyalz: Ibnu Hisyam, Beirut: Daar al-Jul,1411H.
2t. Ath-Thabaqat al-Kubra: Ibnu Saad, tahqiq: Ihsan Abbas, Beiruu Daar
Shadir
26. Bahjat al-Majalis wa Unsu al-Majalis: Ibnu Abdi al-Barr, kajian:
Muhammad Ma.rsi al-Khauli, Beirut Daar al-I(utub al-Ilmiyah
27. Banaat as h-S hahabah:Ahmad I(halilJum'ah, Suriah: al-Yamamah, Cetakan
Pertama, 1420H/1999M
2 8. Biograft Empat S erangkai Imam Maqhab: KH Moenawar Chalil, Jakarta:
Bulan Bintang, Cetakan I(esembilan 1994.
29. Daur al-Mar'ah as-Siyasyft Ahd an-Nabi pa al-Khulafa' ar-Rasyidin:
Asma' Muhammad Ahmad Ziyadah, Kairo: Daar as-Salam, Cetakan
Pertama, 1421H
10. DqikrAsma' at-Tabi'in pa Man Ba'dahum: .Nbd, Hasan AIi bin Umar
bin Ahmad ad-Daruquthni, Beirut: Mu'assasah al-I(utub ats-Tsaqafiyah,
Cetakan Pertama, 1985 M.
1 1 . Fadhail as h-S ha hab a h: Ahmad bin H anbal, B eiruc Muas sasah ar-Risalah,
1403 H
) 2. Fath al-Bari: Ibnu Hajar al-Asqalani, Beirut Daar al-Ma'irfah,7379
738 101 "KisahTabi'in
1j. Fath al-Buldan: Ridwan Muhammad Ridwan, Beirut: Libanon, 1403 H
34. Fiqh as-Sirah: Muhammad al-Ghazal-j, Daar al-Kitab al-Arabi, 1995
iJ. HakkaadqaTahaddats as-Salaf. Dr. Mushtafa Abdul \Xiahid, Terj: Abu
Umar Abdillah dan Abu Umar al-Maidani, Solo: Tibyan, Cetakan l(edua,
September 2002.
16. Hiljah al-Auliya' wa Thabaqath al-Ashfiga': -tbu Nuaim Ahmad bin
Abdullah al-Ashbahani, Beirut: Daar al-I(itab al-Arab1,, Cetakan I(eempat,
1405 H.
37. Jamharah Ansab al-Arab: Ibnu Hazm al-Andalusi, Beirut Daar al-Kurub
al-Ilmiyyah, Cetakan Pertama, 1983 M.
18. Kisah Kehidupan Manusia Pada. Abad-abad Pertama Islam: Mokhtar
Moktefi, Jakarta: Pustaka Aya Media, 1986
)9, Lum'ah al-I'tiqad al-Hadi ila as-Sabili ar-Rasjad'Muhammad Ibnu
Qudamah al-Maqdisi, Arab Saudi, Maktabah at-Tibriyah, Cetakan I(etiga,
1995
40. Manhaj Haraki, Munir Muhammad Ghadban, terjemahan: Aunur Rafiq
Shalih Tamhid, et.al. Jakarta: Rabbani Press, Cetakan I(etuiuh, 2003
41. Maqatil ath-Thalibin: Abu al-Farh al-Ashbahani, tahqiq: Ahmad Shaqr,
Beirut: Muassasah al-lflam, Cetakan Kedua, 1987 M.
42. Mashari al-Usjtsgaq: as-Siraj, Beirut: Daat Shadir.
41. Masgahir Ulama' al-Amshar Muhammad bin Hibban bin Ahmad Abu
Hatim at-Tamimi, Beirut: Daar al-I(utub al-Ilmiyah, 1959 M.
44, MaulidUlama waWafajtatuhum:Muhammad bin Abdullah bin Ahmad
bin Sulaiman, Riyadh: Daar al-Ashimah, Cetakan Pertama, 1410 H.
4.1. Mengenal Pribadi l0 Pendzkar dan Pemikir lslam dari Masa ke Masa:
Imam Munawir, Surabaya: Bina Ilmu, 1985 M.
46. MinAlam as-Salaf, Ja1ld Ahmad binAbdullah an-Namlah, t.t.
47. Mu'jam al-Buldan: Yaqut al-Hamawi, Beirut; Daarlhyaat-Turats al-Arabi
48. Muruj ad4Dryhab, al-Mas'udi, tahqiq: Muhyiddin Abdul Hamid, Beirut:
Daar al-Ma'rifah
49, Nasabu puraisj: Mush'ab az-Zubairi, Mesir: Daar al-Maarif, Cetakan
I(etiga.
J0. Nisa' Fadhilat: Syaikh Abdul Badi' Shaqar, Darul I'tisham.
JL. Nisa' Min Ashr an-Nubuwah: .Nhmad Khalil Jum'ah, Damaskus: Daar
Ibnu l(atsir, Cetakan Itetiga, 1998 M.
101 JCisah{abi'in 739
5 2. N is a' Min As hr at-Tab i' in : -Lhmad Khalil Jum'ah, Beirut: D aar Ibni Katsir,
Cetakan I(etiga, 1999 M.
J l. N is a' Min at-Tai k h: Ahmad I(halil Jum'ah, Damaskus : Daar al-Yamamah,
Cetakan Pertama, 1.997 M.
J4. Nisa' Mubasysyarat bi al-Jannah: Ahmad I(halilJum'ah, Damaskus: Daar
ath-Thibah al-I(hadra'dan Daar Ibnu Katsir, Cetakan I(eempat, 1422H./
2001 M.
If . Sejarah dan Kebudajaan Islam II,Dr Hasan Ibrahim Hasan, teriemahan:
HA Bahaudin,Jakata: I(alam Mulia, Cetakan Pertama,Juli 2003 M.
16. Sejarah dan Kcbudayaan Islam II, A. Syalabi, teriemahan: Mukhtar Yahya
dan Sanusi Lathif, Jakattz: Al-Husna Zikra, Cetakan I(etiga, 1995 M.
17. SejarahDaulatAbbasiyah I dan Il:Joesoef Sou'yb,Jakarta: Bulan Bintang,
Cetakan Pertama, 1977 M.
I 8. Sejarah Daulat Khulafaur Rasjidin'Joesoef Sou'yb, Jakarta: Bulan Bintang,
Cetakan Pertama, 1979 M.
I 9. S ej ara h D au lat U mawiy a h I di D amas kus: Joes oef Sou'yb, Jakarta: B ulan
Bintang, Cetakan Pertama, 1977 M.
60. Hayat Muhammad (Sejarah Hidup Muhammad), Muhammad Husain
Haikal,Jakarta: Tintamas, 1982 M.
6 1. Sej ara h Keb u dnj aan I s lam : Chadbul Umam, dkk; Kudus : Menara Kudus,
1987 M.
62. Sejarah Kebudajtaan Islam: Hasjmy, Jakata: Bulan Bintang, Cetakan
I{elima,1995
61. Sejarah Peradaban Islam: Badri Yatim,Jakarta: Raja Pressindo, 1993
64. Sejarah Umat Islam (Edisi Baru), Prof. Dr. Hamka, Singapura: Pustaka
Nasional Pte. Ltd. Singapura, Cetakan Keempat, 2002M.
6t. Shabb al-Adqab al.a Man Sabb al-Ashhab: Al-.Nlusy, Riyadh: Adwa' as-
Salaf,1,477 H.
66. Shahabiltat Mujahidat,Ilyah Mushtafa Mubarak, Beirut Daar al-Kutub
al-Ilmi1,2[.
67. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
68. Shifat ash-Shafua&: Ibnu al-Jauzi, Beirut: Daar al-I(utub al-Ilmiyyah,
Cetakan Pertama, 1989 M.
69. Shuuar min Hajtat at-Tabiin, Dr. Abdurahman Ra'fat Basya, Kairo: Datul
Adab al-Islami, Cetakan I(e-15, 7997 M
407 101 &.isah'labi'in
70. Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthy, terjemahan:
Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Rabbani Press, 1999 M.
71. Sirah Unar bin Abdul Aqiq: Ibnu Abdil-Hakam, Damaskus: Daar al-Fikr,
Cetakan Ketiga, 1964 M.
72. Sigar Alam an-Nubala': Adz-Dzahabi, Beirut: Muassasah ar-Risalah,
Cetakan Ketiga, 1985 M.
7). SijtarAlam at-Tabi'in'Shabri bin Salamah Syahin, Riyadh: Daar al-Qasim,
Cetakan Pertama, 2002 M.
74, Sunan Abu Daaud,Pengantar: Muhyiddin Abdul Hamid, Beirut Daar
Ihya at-Tutats al-Arabi
7J, Sunan an-Nasai, Syarah Imam Suyuthi dan caaan kaki oleh as-Sindi, Beirut:
Daar Ihya at-Turats al-Arabi
76. Sunan at-Tirmidql, Pengantar: Azzat Ubaid ad-Daas, Himsh, Cetakan
Pertama, 1966 M.
77. Sunan lbnuMajah, Tahqiq: Fuad Abdul-Baqi, Beirut Daar Ihya at-Turats
al-Arabi 1975 M.
7E. Shuuar min Silar at-Tabi'in: Azhari Ahmad Mahmud, Riyadh: Daar al-
I(huzaimah, Cetakan Pertama, 2001 M.
79. Sya'irat al-Arab: penyusun; Abdul-Badi' Shaqr - al-Maktab al-Islami -
cet.1 th.1976 M.
80. Syadqarat adTDqaha&: Ibnu al-Ammad al-Hanbali, Damaskus: Daar Ibnu
Katsir, Cetakan Pertama 1989 M.
81. Syarh ath-Thahantiyah ala al-Aqidah as-Salaftyah, Ali bin Ali bin
Muhammad bin Abi al-lzz al-Hanafir, tahqiq: Dr. Abdurrahman Amirah,
Riyadh: Maktabah al-Ma'arif, Ju z ll, Cetzkan Kedua, 1 9 86 M.
82. Tafsir ath-Thabai, Muhammad Jarir bin Yazid bin Khalid ath-Thabari,
Beirut Darul Fikr, 1405 H.
81. Tafsir Ibnu Katsir, Abul Fida' Ismail bin Katsir al-Qurasyi ad-Dimasyqi,
Beirut Darul Fik, 1401 H.
84. Tahd{b al-Asma' ua al-Lughatr lmam Nawawi, Beirut: Daar al-Kutub al-
Ilmiyyah
SL Tahd{b at-Tahdqib, Ibnu Hajar al-Asqalani, Beirut:Daar al-Ma'rifah
E6. Tarajum an-Nisa'r Ibnu Asakir, Damaskus:Daar al-Fikr
87. Tarikh ad-Daulah al-Abbasiyah:Jami'ah al-Imam Muhammad Ibnu Saud
al-Islamiyah, Riyadh: Cetakan Kedelapan, 1417 H.
101 .Xisah{abi'in 741
88. Taikhad-Daulah al-Umawiyah:Jaml'ah al-Imam Muhammad Ibnu Saud
al-Islamiyah, Nltadb Arab Saudi: Cetakan l(edelapan, 1,41.7 H.
89. Taikh al-Umam ua al-Mulufr.'Imam ath-Thabari, Beirut: Daar al-I(utub
al-Ilmiyah, Cetakan I(edua, 1988 M.
90. Taikh Isla.m waWafajtat al-Masjtahir aa al-,{lam: Imam adz-Dzahabi,
tahoiq: Dr.Umar Abdus-Salam Tadmuri, Beirut: Daar-al-I(utub al-
Arabiyyah, Cetakan Pertama, 1987 M.
91. Tarikh al-Khulafa', Al-HafizhJalaluddin as-Suyuthi, Beirut: Daar al-Fikr
92. Taikh Baghdad, Al-Khathib al-Baghdadi, Beirut: Daar al-Kitab al-Arabi
9J. Taikh Madinah Dimasjtq: Ibnu Asakir, Damaskus: Daar al-Fikr
9 4. Tai k h al-U ruam wa al-Mu lu&: Ibnu Jarir at Thab ari, Mesir : Mathba'ah al-
Husainiyah
91. Tasmiyah Fuqaha al-Amshar: Ahmad bin Syu'aib Abu Abdurahman an-
Nasa'i, Halab: Daar al-W'a'yi, Cetakan Pertama, 1,369 H.
96. Tha.baqat al-Huffaqfr, Abdurahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, Beirut:
Daar al-I(utub al-Ilmiyah, 1403 H.
9 7. U s u d a l- G hab a h fi Ma' rifa h as h- Sha hab a h : Ib nu al-Atsir, Beirut: D aar al-
Fikr, Daar asy-Sya'b al-Muhaqqaqah, 1989 M.
98. Waqafaat Tarbawiyah Ma'a as-Sirah Nabawiyah, Ahmad Farid, Rivadh:
Daar ath-Thayylbah, Cetakan I(eempat, 1,420 H.
G=^9
742 101 .Kisahflabi'in