The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by reenmnor, 2021-01-19 11:27:23

101 Kisah Tabi'in

By : Hepi Andi Bastoni

Keywords: Kisah Tabi'in

Said al-Khudri dengan 1170 hadits. Abdullah bin Umar juga dikenal sebagai
salah satu dari empat shahabat utama Rasul yang memiliki nama'Abdullah."

Dalam l<:tab ats-Tiqat, lbnu Hibban menempatkan Shafilyah dalam

golongan wanita perawi hadits yang tsiqab. Hal ini senada diungkapkan oleh al-

Ajli, "Shafiyyah binti Abi Ubaid adalah seorang perempuan Madinah, tabi'in

dan tsiq a h (terpercaya)."

Shafiyyah pernah bertemu dengan Umar bin I(hatthab dan meriwayatkan
hadits darinya. Iaiuga sempat bertemu dengan Ummul Mukminin Aisyah binti

Abu Bakar ash-Shiddiq, Hafshah binti Umar dan Ummu Salamah. Ia iuga
meriwayatkan hadits dari al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar ash-Shiddiq.sTel

Banyak orang yang meriwayatkan hadits dari Shafilyah. Mereka adalah

tokoh-tokoh tabi'in yang tsiqat dan terkenal karena ilmu dan kemuliaan. Di
antarany^adalah anak tirinya Salim bin Abdullah bin Umar, Nafi-bekas budak
suaminya, Abdullah bin Dinar, Abdullah bin Shafwan bin Umayyah, Musa bin

Uqbah dan lainnya.ssol

Imam Muslim meriwayatkan hadits riwayat Shafiyyah dalam l<ttab Shahih-
nya, Imam Abu Dawud dan Imam an-Nasai mencatat riwayatnya dalam Sattan-
nya. Salah satu hadits yangia riwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah dari
Nabi Sballallahu Alaibi wa Sallan, "Seandainya ada seseorang yang selamat dari
himpitan kubur, maka pasti selamat pula Sa'ad @in Mua& al-Anshari al-Asyhali)."

Dalam riwayat Nafi, "Saya menemui Shafiyyah bin Abi Ubaid, lalu ia

menceritakan sebuah hadits padaku, bahwa Rasulullah ShallallahaAlaihi aa
Sallarubersabda:

'Apabila aku dapat neryaksikan seandainla serezratgterselamatkan dari birupitan
kubar, rnaka pasti selanatpula Sa'ad bin Maad7, Tekb tergabangsisi kubarrga'681)

Musa bin Uqbah mengutip perkataan Nafi', "Shafiyyah binti Abi Ubaid
memberitahukan kepadaku bahwaia mendengar Umar bin Khaththab membaca

dalam shalat Shubuh surah tentangAsb-bab al-Kahfi."s82l

57e Salah seonng dari tujuah ahli Frqh Madinah. Mcreka adalah Said bin al-Musa11,ib al-Makhzumi (94 H), Uruah bin az-

Zubair (94 I{), i\bu Bakar bin Abdur Rahman (94 Il), al-Qasim bin Muhammad (106 H), Ubaidillah bin Abdullah (98
FI), Khuiiah bin Zaid (100 H) dan Sulaiman bin Yasar (107 t). Ada lugabebempa ulama yan! memasukkan nma Salim
bin Abdullah bin Umrddam kelompok tr:iuh ini menggantikm al-Qasim bin Muhammad, scbagaimana dikmukakan

il oleh lbnu 'Alan.
N1usa bin Uqbah bin Abi 'Iy1'asy al-Asadi at-Tabi'in 1'ang bergelx Abu }fuhmmad. la adalah budak kclurga az-Zubat.
Ia meriwayatkan hadits dari beberapa ulama tabi'in terkenal. Menurut Ibnu Sa'ad, dia adalah seoratgyatg tsiqah

(terpercaya) dan benar haditsnl'a. Ia adaiah seorang yang panda dalm bidmg sejarah Rasul dan berasal dari lladinah.

lapemitklatab al-Magbaqr lzng sangat terkenal, sebagaimana dikmukakan oleh Imam Ahmad, "l{endaknya kalian
mcmbaca kitab al-Maghazi dari orang shalh, ilfusa bin Uqbah. Sebab ia adalah sebenar-benar kitab al-Maghazi." lbnu

N{a'm dan Abu }{atim menganggapnya sebagai raui y,angliqah,sebzgzimana Ibnu Hibban. Musa juga dikenal sebagai

*t mujtahid dm mufti. Ia wfat di Madinah pada tahun 141 H ('Iabd{b at-Tabdaib,X/3{fr-362).
$2 Aljuta' a7-Zouoid,lll/ 50.

Tbabaqat al-Kthra,lbnuSa'ad,Ylll / 472

101 .KisahTab,,itt 569

Imam ath-Thabari dan Ibnu Katsir menceritakan, Abdullah bin Umar
menikahi Shafiyyah binti Abi Ubaid ketika ayahnya, Umar bin Khaththab,
tepatnya pada tahun 16 H. Ibnu Umar menuturkan, 'Ayahku, Umar bin
Khaththab, membayarkan mahar untukku kepada Shafiyyah bin Abi Ubaid
sebanyak 400 dirham. Secara diam-diam, aku menambahkan lag200 dirham."

Naf iuga menceritakan, "Ibnu Umar menikahi Shafiyyah bin Abi Ubaid

dengan mahar 400 dirham. Lalu ia mengirim utusan padanya dengan pesan,
'Jumlah sepertiitu tidak cukup untuk kami." Maka ia menambahkan 200 dirham,
tanpa sepengetahuan lJmar."

Allah memberkati pernikahan Ibnu Umar. Shafiyyah melahirkan dari
Abdullah bin Umar lima anak laki-laki yang semuanya meniadi ulama. Meteka
adalah Abu Bakar, Abu Ubaidah, Waqid, Abdullah dan Umar, selain dua anak

perempuan bernama Hafshah dan Saudah.ss3l

Shafiyyah dengan mendidik putra-putrinya dengan baik dan sungguh-
sungguh, agar mengikuti pedoman keluarga besar Umar. I(arenanya, suaminya
memuliakannya, menghormatinya. Kesaksian akan keshalihan dan ketakuraan

Shafiyyah dinyatakan oleh Imam lbnu I(atsir, "Shafiyyah binti Abi Ubaid
termasuk wanita shalihah yang tajin beribadah. Ia adalah istri Abdullah bin

Umar bin Khaththab. Abdullah sangat menghormati dan mencintai Shafiyyah
sepaniang hidupnya."s8al

Umar bin I(haththab iuga memuliakan dan menghormati menantunya,
Shafiyyah binti Abi Ubaid. Ia menempatkannya pada kedudukan sesuai haknya.
Meski demikian, tak mungkin ia lebih mendahuluk^nflya daripada orangyang
lebih berhak, baik karena hubungan kerabat dengannya maupun karena
kedudukannya, kedudukan ayahny^ atav bahkan sampai znaknya sendiri
Abdullah. Umar selalu memberikan setiap orang sesuai haknya. Pada tahun 16
H, di awal pernikahan Shafiyyah, kaum muslimin banyak beroleh kemenangan
dalam periuangan menyebarkan Islam. Mereka mendapatkanbanyak ghanimab
dan negeri-negeri penaklukan di wilayah Timur. Umar dikirimi banyakgbaninah
di Madinah dan diberi kain-kain sarungyangterbuatdari kapas halus atau sutera,
salah satunya tedihat sangat bagus dan lebar.

Sebagian shahabat yang hadir dalam pertemuan itu kagum dengan kain
sarung tersebut. Ada yang berkata, "Kain sarung yang harganya sekian,

$1 IAt -' h a bd q at, lV / 1 42 dn S ia r Ah u a rN u ha la' lll / 238

s l/-BidEalt ua ax-Nibayb,I'/Ill/ 292

570 tol Xisah{abi'irt

senadainya engkau kirimkan pada istri Abdullah bin Umar, Shafiyyah binti Abi
Ubaid, sebab mereka berdua adalah pengantin baru."

Pernyataan itu tidak didiamkan oleh Umar. Ia pun berkata, "Kirimkan ini
kepada orangyanglebih berhak darinya, Ummu Ammarah Nusaibah binti Ka'ab.
Sebab saya pernah mendengar Rasulullah saat perang Uhud bersabda, "Saya
tidak menoleh ke arah kanan atau kiri kecua[ saya selalu melihatnya Q.{usaibah)

berperang melindungiku."s8sl

Ada beberapa cerita kecil tentang Shafii,yah binti Abi Ubaid bersama
suaminya Ibnu Umar. Cerita ini menuniukkan kedudukan dan keutamaannya.
Di antaranya dituturkan Imam adz-Dzahabi. Suanr ketika, Abdullah binJa'far
memberikan 10 ribu dirham kepada Ibnu Umar sebagai pembayaranatas Nafl't6/
Ibnu Umar masuk menemui istrinya dan memberitahukan tentang transaksi
yang teriadi. Sang istri berkata, 'Ap, yang engkau tunggu?"

Ibnu Umar menjawab, "Tidakkah adayanglebih baik dari itu semua. Ia

meniadi merdeka karena All21',."s421

Umar meniatkan semua itu pada firman Allah dalam al-Qur'an, 'Kamu

sekali-kali tidak sarpai kepada kebajikan (langseruparna), sebelun engkau ruenafkahkan

sebagian bartalang engkau cintai... " (QS. Ali Imran: 92). Di samping itu, Umar
sangat menyrkai Nafi dan tidak betsedia memberikanflya pada orang lain.

Sebagai istri, Shafilyah memberikan semua pengabdian yang lslbaik kepada

suaminya. Nafi menuturkan betapa baiknya pelayanan Shafiyyah kepada
suaminya. "Suatu ketika Ibnu Umar iatuh sakit. Ia sangat ingin makan buah
anggur di musim pertamanya. Shafilyah memerintahkan utusan dengan

memberikan uang satu dirham yang cukup untuk membeli satu tangkai. Seorang
pengemis membuntuti utusan ini. Ketika ia sampai di rumah, pengemis itu pun
berdiri di depan pintu,Ibnu Umar berkata, "Berikan kepadanya!"

Shafiyyah memberikan kepada utusan itu satu dirham lagi untuk membeli
anggur. Pengemis itu kembali mengikutinya. Saat masuk ke rumah, si pengemis
itu berdiri di depan pintr: untuk kedua kalinya. Ibnu Umar berkata lagt, 'Berikan
itu padanya." Maka, diberikanlah buah anggut \j^ngsudah dibeli untuknya itu.

Keiadian itu berulang untuk ketiga atau keempat kalinya. Shafiyyah pun
memberikan buah itu kepada pengemis seraya berkata, "Sungguh demi Allah,
apabila engkau kembali lagi, maka kebaikan tidak aku dapatkan."

*t Atb-Tbdbdqat,Vlll/415;al-Ataylta(,1/271;Ansabol-Agyaf,l/325-326dnHqatub-Sbababah,n/87-88
s Abu Abdullah d-Madani, bekas budak Abdullah bin Umar, adrleh seom gymg triqab, ahlt ftqh dan hadits Ia wafat pada

81 tzhun 1 11 t 1 (Ia q ri h o t -Ta h d qi b, ll / 29 6)
SlyarAhu an-Ntbah',lll/ 220

101 "Kisah(abi'in 57 1

Kemudian ia memberikan satu dirham lagi untuk dibelikan buah anggur.
Setelah itu, pengemis udak membuntuti lagi kurir Shafiyyah, sehingga Ibnu
Umar dapat memakan buah tersebut.s8sl

Para shahabat Rasulullah ShallallahaAlaihi wa Salkn gemar menginfakkan
harta mereka. Ibnu Umar salah satu dari generasi yang diridhai oleh Allah ini.
Sebab, ia menahan keperluan dirinya untuk diberikan kepada orang-orang fakir
miskin, sambil mengajarkan kepada istrinya Shafiyyah tentang sedekah, infak
dan pengorbanan di ialan Allah.

Said bin Abi Hilal menceritakan bahwa ketika Abdullah bin Umar sampai
diJuhfah,sel ia mengeluh sakit. Ia pun berkata, "Saya ingin makan ikan." Rekan-
rekannya pun mencarikan untuknya. Namun mereka tidak menemukannya
kecuali seekor ikan besar. Shafilyah binti Abi Ubaid lalu mengambilnya dan
mengolahnya kemudian disuguhkan kepadanya. Lalu datanglah seorang miskin
berdid di hadapannya. Ibnu Umar pun berkata padanya, 'Ambillah ikan ini!"

Shafiyyah berkata, "Mahasuci Allah. Sungguh engkau telah membuatku
lelah. Padahal kita mempunyai perbekalan lain yang dapat kita berikan padLrtya."

Ibnu Umar berkata, "Sesungguhnya Abdullah mencintainya."
Shafiyyah berkata, "Kami dapat memberikannya satu dirham. Itu lebih
bermanfaat b^gny^ daripada ikan ini. engkau dapat memuaskan keinginanmu."

Ibnu Umar menjawab, "Keinginanku adalah apayangaku inginkan."se0l

Melalui peristiwa ini,Ibnu Umar mengajarkan Shafilyah bahwa memberi

makan orang-orang miskin termasuk jenis keutamaan yang terbaik dan tertinggi.
Ia juga mengajarkan bahwa pendidikan jiwa, mengharuskan adanyapenghalang

atas sesuatu yang sangat diinginkan. Hal ini lebih mendekati ketakwaan dan
kesempurnaan kebaikan di sisi Allah SWT.

Ibnu Umar tidak memakan suatu makanan, kecuali terdapat jatah untuk
anak yatim atau orang miskin. Hal itu melemahkan badannya. Sampai-sampai
Shafilyah pernah ditegur karena hal itu, 'Apakah engkau tidak berbuat baik
kepada syaikh ini?"

Shafiiyah meniawab, "Lalu apa yang harus saya perbuat? Kami tidak

membuat rnakanan untuknya kecuali ia mengaiak orang lain untuk

memakannya."

s Sja r Ah tt a n -Nu ha h',lll / 220

s9 Tempat miqat untuk memulai ihram dalam ibadah haji atau umrah bagi penduduk Syam, Mesir dan wilayah Barat

(Tahd71 h alAan ua al-Itgbat, lll / 58)

zl l-H i!'ab I / 297 drn S ltrJ'ab a:h-S baluab. 1 / 291

572 101 ,Kisah'fabi'in

Shafiyyah mengirimkan makanan pada sekelompok orang-orang miskin

yang sering duduk di ialannya ketika hendak keluar menuju masiid, servya

berkata, 'Janganlah kalian duduk lagr di jalannya."

Ibnu Umar pulang ke rumah dan berkata, "Kirimkanlah makanan ini
kepada si fulan dan si fulan." Padahal istrinya telah mengirimkan makanan
kepada mereka. Shafiyyah berkata, "Apabila ia mengajak kalian untuk makan

bersama, maka janganlah kalian mendatanginya."

Ibnu Umar berkata, "I(alian menginginkanku untuk tidak makan malam
di malam ini." Ia memaflg tak mau makan malam saat itu.seu

Abu Nuaim meriwayatkan dalam al-Hifiah bahwa Hamzah bin Abdullah
bin Umar berkata, "Seandainya ada makanan yang banyak pada Abdullah bin

Umar. Ia tidak kenyang dengannya kecuali setelah ia menemukan teman

makan."

Suatu ketika, Ibnu Muthi' menjenguknya. Ia melihat tubuhnya semakin
kurus. Ia berkata kepada Shafiyyah, "Tidakkah engkau bersikap lembut
kepadanya? Semoga tubuhnya pulih fika engkau membuat makanan untuknya."

Shafiyyah menjawab, "Sesungguhnya kami selalu melakukannya. Tapiia

selalu mengaiak temannya dan siapapun yang datang kepadanya untuk makan
bersama. Coba bicarakan hal itu dengannya!"

Ibnu Muthi' berkata, "Wahai Abu Abdullah! Seandarnya engkau bersedia
mengambil makanan untukmu maka tubuhmu akan pul.ih kembali."

Ia meniawab, "Saya sekarang berumur 80 tahun. Saya belum pernah

kenyang. Lalu sekarang engkau ingin aku kenyang saat tidak bersisa lagi umurku
kecuali sehaus keledai."se2l

Banyak literatur menyebutkan bahwa Abdullah bin Umar adalah shahabat
terakhir yangwafat di Makkah pada73 H. Tentang tahun wafatnya Shafiiyah
binti Abi Ubaid istrinya, tak ada riwayat pasti. Namun, indikasi menunjukkan

bahwa ia wafat setelah suaminya beberapa waktu kemudian. Ini didasarkan

pada bukti yang dikemukakan oleh Imam Malik dalam lcttab al-Muwaththa dari
Nafi, "Shafiyyah binti Abi Ubaid mengeluhkan sakit di matanya dan ia melakukan
ihdadeil setelah kematian suaminya Abdullah bin Umar bin Khaththab. Ia tidak
mengenakan celak mata, hingga kedua matafly^ sakit."

5'qet2 Al-Hilaltl/298 dan Sh{ab ail-Shafioh,l/293 termasuk binatmg yang pating kmng tahm dcngan haus. Bmgsa Anb

Kiasan untuk "usia yang sedikiC'. Sibab, kcledai

5'r menggunakannya untuk ungkapan pembicaraan.
Kondisidimanawn.itatidakbcrdandandanbcrhiassetelahkematiansuaminyaselamamxaiddab-nya.

101 ,KisahTabi'in 573

Cerita ini menunjukkan bahwa ia hidup hingga tahun 73 H, yakni setelah
meninggalnya suami beberapa waktu. Hal ini iuga dikuatkan dengan perfiyata n
Ibnu Sa'ad dari Fulaih bin Nafi senada dengan cerita di atas, "Shafi1yah sangat
tua. Ia berkeliling anta;ra Shafa dan Marwah di atas kendaraannya."

Semoga Allah merahmatinya.

G9

457 101 "Kisahclabi'in

81

-c}Gry#!6-

Shilah bin Asyyam

Harimau pun Tahut padanya

"Jadihanlah al-Qur'an sebagai perisai dirimu dan penghibur
hatimu serta ambillah petuah dengan al-Qur'an kepada kaum
muslimin. Perbanyaklah membaca doa kepada Allah sehuat

hemampuanmu."

Shilah bin Asyyam

HII-AH bin Asyyam termasuk salah seorang ahl.i ibadah pada malam hari

S dan pejuang di siang hari. Apabila malam telah menyelimuti semesta, dan

orang telah lelap dalam tidurnya, ia bangkit untuk berwudhu. Lalu ia masuk ke
mihrab dan shalat dengan penuh rasa cinta pada Tuhannya. Memancadah cahaya
Ilahi menerangi mata hatinya sehingga ia dapat melihat tanda-tanda kekuasaan
Allah di semesta ini.

Di samping itu, ia pun gemar membaca al-Qur'an di waktu fajar. Apabila

malam tinggal sepertiganya, ia membungkukkan tubuhnya di depan mushaf

al-Qur'an. Ia lalu mulai membaca ^yat-^y^t A)lah dengan tartil dan suara merdu.
al-Qur'an
Ia merasakan betapa manisnya itu merasuk ke lubuk hatinya, dan

menimbulkan pengaruh rasa takut pada Allah dalam pikirannya. Kadang pula ia

merasakan al-Qur'an itu mempunyai kekuatan yangmampu membelah hatinya,

Belum pernah sekali pun Shilah bin Aslyam meninggalkan ibadahnya,
baik di waktu mukim maupun dalam perjalanan, baik ketika sibuk maupun

senggang.

Ja'far bin Zaid menceritakan:

'Aku berangkat bersama balatentan muslimin dalam suatu peperangan
menuju kota I(abul, dengan harapan dapat menaklukkannya. Dalam pasukan
itu terdapat Shilah bin Asyyam.

101 "Kisah{abi'in 575

I(etika malam tiba, kami menghentikan perjalanan untuk makan malam
dan menunaikan shalat Isya. Lalu masing-masing serdadu masuk ke
kendaraannya untuk berisurahat. Aku melihat Shilah menghampiri kendaraannya
seperti serdadu lainnya.

Lalu ia membaringkan tubuhnya sebagaimana dilakukan oleh yang lainnya.
Aku berkata dalam hati, mana 1,ang diceritakan orang tentang shalat dan ibadah
orang ini, yang digembar-gemborkan orang hingga kakinya bengkak! Demi
Allah, akan kuperhatikan dia malam ini hingga aku tahu apa yang dilakukannya.

Ketika semua serdadu telah tidur dengan lelap, aku melihat Shilah bangun
dari tempat tidurnya lalu menjauhkan diri dari pasukan sambil mengendap-
endap. Dia masuk ke dalam hutan yang lebat, yang tampaknya belum pernah
dimasuki orang sebelumnya. Aku mengikuti secara sembunyi-sembunyi.

Setelah sampai di tempat yang lapang, ia mencari arah kiblat lalu

menghadapkan dirinya ke sana. Kemudian ia mengucapkan takbir untuk shalat
dan tenggelam dalam shalatnya itu.

Aku memperhatikan dari fauh. Waiahnya tampak bersinar, anggota

tubuhnya tidak bergerak dan jiuranya tenang. Seakan-akan di tempat sunyi ia
mendapat ketentraman, di tempat yang iauh dari kerabat dan di dalam gelap
mendapat cahay a yang benderang.

Sekonyong-konyong terlihat seekor singa dari arah timur hutan. Setelah
aku vakin itu seekor singa, hatiku menjadi takut. Lalu aku memanjat sebuah
pohon untuk menyelamatkan diri dari ancaman singa itu. Singa itu mendekat
ke arah Shilah sedikit demi sedikit hingga iaraknya tidak begitu jauh. Demi
Allah, ia tidak menoleh ke arah singa itu sedikit pun. Ketika ia suiud, kupikir
singa itu akan menerkamnya. Ketika ia bangkit dari suiudnya, lalu duduk, singa
itu berdiri di hadapannya seolah-olah memperhatikannya. Setelah memberi
salam, Shilah memandang singa itu dengan tenang lalu menggerakkan kedua
bibirnya mengatakan sesuatu yang tidak dapat aku dengar. Tiba-tiba singa itu
pergr ke tempatnya semula.

Setelah faiar menyinssing, ia bangkit lalu melaksanakan shalat Shubuh.
I(emudian mengucapkan puii-pujian kepada Allah dengan puji-puiian yang
belum pernah kudengar sebelumnya. I(emudian ia berdoa:

'YaAllab, aka mohon ktpada-Ma agarEngkaa lEaskan diika dai api neraka.
Dan @akah relrang bamba lang baryak dosa seperti aka ini pantas memohon

sarga ktpada-Mu7'

576 101 "Kisah(abi'in

Doa tersebut diulang-ulangSnya hingga akhirnya ia menangis. Aku pun

ikut menangis. I(emudian ia kembali ke pasukan tanpa seorang pun

mengetahuinya. Sedangkan aku kembali dalam keadaan lesu dan hati ketakutan

karena melihat singa, hingga malam itu tidak bisa tidur. Hanya Ailah iualah
yang mengetahui keiadian malam itu.

Shilah tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memberikan petuah,
menyeru ke ialan Allah dengan bijaksana dan nasihat yang baik. Suatu hari ia
keluar ke tanah lapang yang luas di luar kota Bashrah untuk berkhalwat dan
beribadah. Lalu lewadah di hadapannya anak-anak muda yang sedang senang-
senangnya memperturutkan keinginannya. Mereka bermain dan bersenda-
gurau, bercanda dan bersuka ria. Ia memberi salam kepada mereka dengan
ramah dan mengajak mereka berbicara dengan lemah lembut.

"Bagumana pendapat kalian terhadap suatu kaum yang hendak melakukan
suatu perialananpanjangyang sangat penting. Namun di waktu siang mereka
menyimpang dari ialan yang dituiu untuk bercanda dan bermain. Sedang di
waktu malam mereka beristirahat. Kapankah kiranya mereka akan berangkat
dan sampai di tuiuan?" tanyatnya kepada anak-anak muda tersebut.

Dia mengulang kata-katanya itu berkali-kali hingga akhirnya salah seorang
anak muda itu sadar bahwa ucapan Shilah itu dituiukan kepada mereka. Lalu
anak muda ini memisahkan diri dari kawan-kawannya. Seiak saat itu ia mengikuti
Shilah hingga akhir hayatnya.

Pada waktu lain, Shilah dan shahabat-sahabatnya pergi ke suatu tempat.

Kemudian di depan meteka lewat seorang pemuda tampan dengan pakaian

mewah dan paniang hingga menutupi mata kakinya. Dia berjalan dengan agak
angkuh. Sahabat-shahabat Shilah pun bergerak hendak memberi pelajaran
kepada pemuda itu dengan cacian dan pukulan. Namun Shilah melarang niat
mereka.

I(emudian Shilah sendirilah yang menghampiri pemuda itu. Dia berkata
dengan lemah lembut seperti ayahyangpengasih: 'lWahai saudaraku, aku ada
keperluan kepadamu."

"Kepeduan apa, wahai Paman?"

'Angkadah kainmu sebab itu lebih bersih buat bajumu, lebih takwa untuk
Tuhanmu dan lebih mendekati sunnah Nabimu," jawab Shilah.

Pemuda itu berkata dengan malu, "Baiklah Paman. Sungguh menyenang-
kan sekali nasihat Pamanitu!" Kemudian ia segera mengangkat kainnya.

101 &.isahTabi'in 577

Shilah bergabung kembali dengan shahabat-sahabatnya, lalu berkata kepada

mereka, "Ini lebih mudah diikuti daripada apa yang hendak kalian lakukan tadi.
Seandainya engkau tadi jadi memukulnya,maka ia pun tentu akan membdas
pukulanmu itu dan akan mencaci-makimu. Sementara kainnya tetaP menyaPu

tanah."

Suatu ketika seorang pemuda datang kepada Shilah dan memintanya
mengaiarkan ilmu yang telah diaiarkan Allah kepadanya. Maka ia menjawab,
'Jadikanlah al-Qur'an sebagai perisai dirimu dan penghibur hatimu serta ambillah
petuah dengan al-Qur'an kepada kaum muslimin. Perbanyaklah membacadoa
kepada Allah sekuat kemampuanmu." Jawaban itu puldah yang diterimanya
dulu ketika dia mendatang1parashahabat Rasululiah Shallallahu Alaibi aa Sallan
untuk maksud yang sama.

Kemudian pemuda itu berkata, "Doakanlah aku, semoga Tuan dibalas

dengan kebaikan."

Shilah mendoakan, "Semoga AllahTa'alamembuatmu gemar pada segda
yang abadi dan membuatrnu benci pada segalayangfara. memberikan keyakinan
kepadamu sehingga jiwamu tenang karenanya."

Shilah bin Asyyam tidak hanya se oranEI ahli ibadah yang zuhud , tapi iuga
seorang pendekar gagah b erant. J anng sekali medan peperangan menyaksikan
seorang pemberani melebihi dirinya, lebih kuat iiwanya, atau lebih mahir
menggunakan pedang. Sampai-sampai para panglima pasukan muslimin berebut

menariknya ke dalam pasukannya. Masing-masing ingin mendapatkan

kemenangan lewat keberanian Shilah.

Ja'farbnZud menceritakan lagi: "Dalam suatu peperangan kami berangkat
bersama Shilah bin Asyyam dan Hisyam bin Amir. Ketika kami telah berhadapan
dengan pihak musuh, Shilah dan sahabatnya memisahkan did dari barisan kaum
muslimin. Mereka menyerbu ke barisan musuh sambil memainkan senjatanya
dengan tangkas, sehingga berhasil memecah-belah barisan depan lawan. Melihat
itu, salah seotang komandan musuh berkata kepada temannya, "Baru dua orang

serdadu muslim sudah berhasil mengacaukan barisan kita. Apalagi iika semuanya
menyerbu kita? Sebaiknyal<tta menyerah kepada kaum muslimin dan tunduk
pada kehendak mereka."

Pada tahun 78 Hijriyah, Shilah bin Asyyam berangkat perang bersama
sepasukan kaum muslimin menuju Turkistan. Anaknya pun ikut serta. Ketika

578 lol "KisahTabi'in

kedua belah pihak telah saling berhadapan, Shilah berkata kepada anaknya,
"\W'ahai anakku! Majulah dan beriuanglah memerangi musuh-musuh Allah

sampai titik darah penghabisan!" Lalu si anak menyerbu ke tengah-tengah

barisan musuh ibarat panah lepas dari busurnya. Dengan gagah berani ia
menyerang ke kiri dan ke kanan hingga akhirnya gugur sebagai syahid. Tidak
lama kemudian ayahnya pun men,,usulnya, gugur sebagai syahid di sampingnya.

I(etika berita gugurnya kedua orang itu sampai ke kota Bashrah, kaum

wanita segera berbondong-bondong pergi ke rumah Mu'adzah al-Adawiyah,

istri Shilah, untuk menyampaikan belasungkawa. Mu'adzah adalah seorang

wanita yang takwa, suci dan zuhud.

Mu'adzah berkata kepada mereka, 'Jika engkau datang ke sini untuk
mengucapkan selamat, silakan. Tapi kalau dengan maksud lain dari itu,
kembalilah! Aku ucapkan semoga kalian diberi ganiaran kebaikan."seal

G,,G2

5r Kisahtokohinidapatditemukmdalam ShnaruiaHEnbat-Ialztr,AbdumhmmRa'fatBasyeJlmwuitSioat-Tabi'in,

Azlrri Ahmad Malnud; Atlral-Tahilr, Abdul Mm'im al-Hesirn;dznSfuAlau at-Tabi'in,Shabri bin Salamah Syahin

101"Kisah{abi'in 579

82

-e€f#ae-

Suhainah binti al-Husain

Putri dari Keturunan Suci

Dan di manakah hatimu, saat al-Husain menjemput kematian
Engh,au tidak antarkan kepada kaum.nya
Hingga dijamah oleh burung-burung gagak.

Sukainah binti al-Husain
ALAM kebahagiaan keluarga besar Rasulullah SballallabaAlaibi wa Sallan

lahirlah Aminah binti al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.sesl Seiak kecil, ia
telah menampakkan aura kecantikan sekaligus ide-ide cerdas. Sejak saat itu,
ibunya memanggilnya dengan nama Sukainah. Akhirnya, ia hampir tak dikenali
kecuali dengan nama panggilan itu.

Ibu Sukainah, yang bernama ar-Rabbab binti Umru al-Qays al-I(albiyah,
termasuk wanita terbaik dan terhormat. Ia melahirkan anak dari al-Husain yang
bernama Abdullah. Dengan nama ini, al-Husain mendapatkan nama panggilan
AbuAbdullah.

Al-Husain sangat sayang pada putri kecilnya Sukainah yang meniadi sumber
kerinduannya.laiuga sayang pada ibunya ar-Rabbab yang telah mencurahkan
semua perhatian padanya. Mungkin saja al-Husain mendapatkan celaan dari
beberapa kerabatnya karena perhatianny^ y^flgberlebihan terhadap Sukainah
dan ar-Rabbab. Sukainah pernah berkata: "Pamanku al-Hasan bin Ali mencela
ayahku sebab diriku dan ibuku. Ia berkata:

Sungguh aku cinta rwnah,
Tempot tinggal Sukainah dan ar-Rabbat
Aku ciitto keduanya don huberikon seluruh hartaku

5e' Noab Quraig,hlm. 59; al-MahiJhlm. 213; dm ll/afEat al-Ajan,ll/394

580 lot "Kisah{abi'in

Tiad.a ce laan te r hadap ke duonya
Dan aku tak akan turuti celaan mcreha
Saat hidupku atau masuhnyo diriku ke dalam debu.s%l

Saat Sukainah beraniak dewasa, ia meniadi iuniungan wanita Quraisy.
I(epopulerannya melambung tinggr dan tidak tertandingi oleh wanita sebayanya,
dalam hal kecantikan, sastra dan ilmu, hingga banyak orang memperbincang-

kannya.

Selain itu, ia termasuk wanita tabi'in yang menghapal hadits Rasulullah

Shalkllaha Akihi aa .fallan dan iuga meriwayatkannya.la meriwayatkan hadits

dari ayahnya al-Husain bin Ali.seTl

Adapun orang yang meriv'ayatlan hadits darinya adalah Faid al-Madani

budak Ubaidillah bin Rafi, di samping w^rg Kufah.seq

Di antara hadits yang diriwayatkannya adalah hadits riwayat Ibnu Asakir
dengan sanadnya dari Faid budak Ubaidillah bin Rafi: "Diberikan hadits
kepadaku oleh Sukainah binti al-Husain bin Ali dari ayahnya, Rasulullah

SballallahaAlaibi wa Sallatx bersabda, "Para pcnghapal al-Qur'an adalah orang-
orang yaflgaromanya wangi di surga."seel

Sukainah adalah seorang wanita shalihah, pemilik akhlak lurus dan mulia,
dihiasi oleh etika, rasa malu dan keilmuan, dibarengi kecerdasan, pemahaman

dan kecantikan. Ia memadukan keluhuran pada semua sisi kehidupanny^.

Cukuplah baginya kebanggaan bahwa ayahnyaal-Husain adalah cucu Rasulullah
Shallallahn Alaihi wa Sallam, dan pemimpin pemuda penghuni surga.

Ia dipinang oleh Mush'ab bin az-Zubair bin al-Awwam, seorang yang
digambarkan oleh Ibnu Katsir dengan ungkapan "termasuk orang yang
tertampan wajahnya, paling berani nyalinya dan paling dermawan".

Mush'ab sebelumnya mempunyai angan-angan yang lama terhadap
Sukainah. Ia berharap menjadi gubernur di Irak dan menikahi Aisyah binti
Thalhah dan memang meniadi kenyataan. Ia juga berharap dapat menikahi
Sukainah putri al-Husain, dan sekarang adalah waktunya. Ketika meniabat
gubernur Bashrah ia bersiap untuk berbesanan dengan keluatga al-Husain yang

'% NasabQuraig,hlm.SgiMaqatilath-Thalibi4blm.94,al-Bitlqdbaaon-Nihayb,Ylll/211;SladTaratadTDqahah,ll/82 dan

5e- Nar al-Abthar,hlm. 192
s'8
SgarAhu an-Ntltah',Y /262 Rafr bin AIi bin Abi Rafi al-Madani 1,ang juga budak Rasulvllth Sbahlhbc nbibi uu
Fad addah budak Ubaidillah bin

Solhnt.la meiwal,atkm hadits dari Sukainah binti al-Husain, tuannya Ubaidillah, Ibmhim bm Abdur Rahman dan

lainnya. Banyak tabi'in dan ulma senior vmg meriwyatkan hadits. Faid d-Madani adalah seormg tabi'in yaogtvqab
dan smgat iuiur Ia ditl,atzkat ttQab oleh Yahya bin Ma'in, dm juga dimasukkan Ibnu Hibbm dalm kelompok pe nwi
Suaber: TabdTib at-Tabdib,Ylll/256-257 danTaqrib at-'fabd{b,ll / 107.
te bQab. Diuagq,hlm. 755
Taikh

101 "Kisah'fabi'in 581

sangat terhormat asalnya. Dialah putera Zubair,60ol prajurit Ptasul Sballallabu
Alaibi wa Sallatn, teman dekat dan iuga anak dari bibinya, serta salah satu dari
sepuluh shahabat yang diianjikan masuk surga. Kehormatan dan kemuliaan

disematkan bagi Mush'ab di antara teman-teman sebayanya, iuga keberaniannya
yang meniadi buah bibir penduduk Irak dan Hriaz.

Sempurna sudah pinangan Mush'ab kepada Sukainah. Ia memberikan
mahar kepadanya seiuta dirham, seperti halnya ia memberikan mahar kepada
madurnya Aisyah binti Thalhah. Mungkin saia maher yang sangat tinggr ini
menjadi pembicaraan orang saat itu. Pengaruhnya sangat ielas di wllayahHlizz
dan Irak, sampai Anas bin Zunaim ad-Duali mengurut dada atas langkah
Mush'ab bin Abdullahbinaz-Zubair tentang mahar yang sangat tinggi ini:

Sarnpaikan pesan padn Amirul Mukminin,
Dari penasihatmu yang tidak ingin mznipumu
Mahar gadis sebanyak sejuta penuh
Dan biarkan semua projurit bermalnm kelaparan
Andai kepada Abu Hafs (Umar) saya katakan ini,
Dan sayo ceritakan pernbicaraan mereka, pastilah ia sangat terkejut,e'l

Abdullah bin az-Zubair bin Anas bin Zunaim setuju dengan syairnya ini
ser^ya berkata, "Sungguh Anas berkata benar. Seandainya pembicaraan itu
disampaikan kepada Abu Hafs (Jmar bin Khaththab) maka ia pasti terkejut

akan adanyapernikahan seseorang dengan gadis atas mahar sejuta dirham. Hanya

saja Mush'ab tak cukup sampai di sini. Banyak riwayat yang mengatakan, ia

menyerahkan 40.000 dinar kepada saudaranya saat mengantad<annya kepadanya.
Dari pernikahan itu ia dikaruniai anak perempuan yang ia beri nama ar-Rabbab.

Dalam kehidupannya bersama Mush'ab, bintangnya bersinar terang di
wanita. Ia mendapatkan kepopuleran di berbagai pelosok. Bersama itu

^nt^ra
pula, Sukainah terbilang salah seorang wanita cantik yang langka di zamannya.

Ia iuga baik dalam mera\r/at rambut dan menatanya. la menjadi orang yang

rambutnya terindah, menata bagian depan rambutnya dengan indah dan tak
ada tandingannya, hingg^penataanitu identik dengannya. Model penataan itu
kemudian dinamakan "as-Sukainilyah". Umar bin Abdul-Aziz apabila mendapati

seseorang menata rambut depannya dengan gaya as-Suakianiyyah, ia

mencambukn ya dan mencekiknya.

@ Zubair bin al-Awam pernah berkata: '"Thalhah bin Ubaidillah mmberi nama anak-maknla dmgan nama pam nabi.
SA9bdd1u1llgah1ad1aimmbgilndmuei iAabndaukll'aahnabkinsJayaahdsey;nAgIm-Mnuanm&air&perria syuhada, semoga mereka mendapati syihadahnyi." Nama

a.l-Mundz.irbh Am6 UMh dri U;uh bin Mas'uil; Haruah
dari Hamzah bin Abdul Muththalib;Ja'far dariJa'far bin AbiThalib; Mush'ab dri Mush'ab bin Umair; Ubaidah dari

Ubaidah bin al-Harits; Khalid dari Khalid bin Said; Amrdari Amr bin Said bin al-Ash. Semoga Allah meridhai mcrcka

{\t semua. Qutaibah, hlm. 223

Al-A[a'aiJlbtu

582 101 Xisahftabi'in

Ibnu Khalkan dalam l<ttab lYafryat al-Ajan mengatakan, "Gelungan dan
t^tan^n rambut meniadi model milik Sukainah."

Mush'ab menempati kedudukan tinggi dalam kehidupan Sukainah. Ia
menyembunyikan apa yatgada di hatinya. Pada peperangannya dengan Abdul

Malik, Mush'ab datang menemuinya. Ia menanggalkan pakaiannya dan
mengenakan pakaian tipis bawahan jubah. Ia selendangkan sehelai kain dan

meraih pedangnya, hingga Sukainah menyadari bahwa ia tidak ingin kembali
pulang. Maka ia berteriak di belakangnya, "Alangkah sedihnya diriku tanpamu,
wahai Mush'ab." Lalu ia menolehnyedan berkata,'Apakah semua yang ada di
hatimu untukku?"

Sukainah betkata, "Sungguh demi Allah, s^y^ sebelumnya tidak
menyembunyikan perasaan lebih dari ini."

Ia meniawab, "Seandainya saya dulu mengetahui bahwa ini semua milikku
di sisimu, maka pasti ada perasaan pada diriku dan dirimu."

Kemudian ia keluar dan tidak pernah kembali. Ia terbunuh di tangan
pasukan Abdul Malik bin Marwan.

Ibnu Katsir menuturkan cerita dengan mengutip dari al-Khathib al-

Baghdadi. Sukainah ikut bersama Mush'ab saat peristiw^yang menyebabkan

kematiannya. Tatkala ia terbunuh, Sukarnah mencari-carinya di ^nt^r^ korban

yang terbunuh hingga ia mengenalinya dengan adanya cambang di pipinya.Ia

berkata, "Sebaik-baik suami dari wanita muslimah adalah engkau, seperti

dikatakan oleh Antarah:

Kekasih keh.ausan, aku tinggalkan di bebatuan
Di jurang yang tah dikenal dan dijamah,
Lalu aku sibak kulitnya dengon tombak panjang ini,
Bukanlah mulio bersimbah di atas hamparan tanah.

Sukainah mewarisi pesona syairnya dari ayahnyzal-Husain. Dulu ayahnya
seorang yang bagus dalam bersyair, seperti halnya sang ibu ar-Rabbab yang
merupakan puui dari penyair besar Umru al-Qays. Sang ibu termasuk wanita
terfasih dan penyairArab bernilai tinggi dalam puisi tragedi. Ia pernah membuat
syair tragedi kematian suaminya al-Husain saat terbunuh di Karbala:

Cahaya yang dahulu rnene rang i Karbala,
?elah gugur tanpa dikubur
Cucu Nabi, semoga Allah membalasmu dengan kebaiha,n dari kami
Dan enghaujouhkan dari timbangan antal yang merugi
Dahulu engkau gunung terjal tempat akuberlindung
Dan engkau menyertai kami dengan kasih sayang dan agama.

101 "Kisah{abi'in 583

Sukainah tidak kalah kualitas syairnya dari sang ibu. Ia uga melantunkan
f

syair duka cita kepada Mush'ab dengan lebih menyentuh. Ia mengatakan:

S e o n d.ainya hal ia n m.e mb u nu hny a
Maka kalian membunuh orang terbaik yang memandang h,ematian itu haram,
Kecualidengan pedang
Dan di manakah hatimu, saat al-Husain menjemput kematinn
E ng hou tidak antarkon kepada kaumny a
Hingga dijamah oleh burung-burung gagak.

Ayahnya terbunuh sebagai syahid. Lalu apakah ia biarkan kejadian besar

itu lewat tanpaialantunkan syair? Sukainah adalah seorang wanita Quraisy dan
Bani Hasyim yang fasih berbahasa dan pandai dalam mengekspresikan rasa.

Tentulah ia menumpahkan air mataflya atas kematian ayahnya. Az-Zaiiai

mengabadik^nflya dalam antologi yangia tulis dalam beberapa bait. Konon di

katakan bahwa ia melantunkan syair untuk ^y^hn\j^ al-Husain.

Jangan enghou. rnencelanya, kesedihzn yang telah usai

Lalu matanya dengan berlinang air tutnpoh dengan derasnya.

Sungguh al-Husain dipogi buta dihujan kematian,

Makati.daklah salah incaran mata.

Wahai mata, berpestalah selama hi.d,up dzngan darah,

Jangan eng hau me nang isi arwk, heluarga dan te man.

Akan tetapi, pada cucu Rasul tumpahkanlah darah dan nanah kesedihan

yang menggores pipi.

I(efasihan dan orasinya dikemukakan oleh Ibnu Qutaibah ddam kitab
Ulur al-Akhbar dan Ibnu Abdi Rabbih dalam kitab al-lqd al-Farid, yang
menuniukkan pada ketinggian seni bahasa dan kecerdasannya. Ia mempunyai

kecermatan menempatkan kata pada tempatnya. Saat suaminya Mush'ab

terbunuh, ia keluar menuju Madinah, diiringi penduduk Kufah seraya

mengatakan, "Semoga Allah menjadikan kebaikan pada kebersamaarunu, wahai
putri Rasulullah Sballallahu Alaihi wa Sallan."

la berkata, "Sungguh demi Allah, kalian telah membunuh kakekku-

maksudnya ayahku, pamanku dan suamiku Mush'ab. Apakah kalian

jadikan diriku yatim saat kecil. Kalian jadikan diriku janda saat besar. Semoga
Allah tidak mengampuni kalian dari seluruh penduduk negeri, Semoga Allah
tidak memperbaiki khaiifah bagi kalian." I(emudian ia keluar dan menghadapkan
waiahnya ke arah Madinah al-Munawwarah.

Setelah kematian suaminya Mush'ab binaz-Zubair, ia dipinang oleh Abdul
Malik bin Marwan. Ia berkata, "Sungguh demi Allah, setelahnya tidaklah aku
dinikahi oleh pembunuhnya selamanya."

584 101 ,XisahTabi'in

Kemudian ia menikah dengan Abdullah bin Utsman bin Abdulah bin
Hakim bin Hizam al-Asadi dan melahirkan anak-anak bernama Hakim, Utsman
dan Rabihah. Perantara pernikahannya dengan Abdullah adalah Ramlah binti
az-Zubau, ibu Abdullah bin Utsman dan juga saudara perernpuan Mush'ab.

Setelah Abdullah meninggal dunia, ia dinikahi oleh Zaid bin Amr bin

Utsman bin Affan. Ia memberikan syaLr^tagal. tidak menghilanglnye dari sesuatu
y^flg ta inginkan dan tidak menyalahinya pada perkara yang ia sukai. Zaid
menyetuiui syarat tersebut. Setelah Zudwafat,ia tidak menikah lagl selamanya.
Ia menetap di Madinah al-Munawwarah.

Banyak buku@2l khususnya dalam bidang sastra yang menuniukkan peran

Sukainah dalam kritik sastra. Mereka menganggapnya sebagai funf ungan bagi
para kritikus saat itu. Ia adalah penyair terbijak yang tidak dibantah sikap bijaknya,

tidak dianulir pernyataannya. Mereka berdul'un-du),un mengunjungr rumahnya
di setiap kesempatan. Sebagian lagi mendatanginya dari tempat yang saflgat
iauh. Semuanya berharap dapat mendengarkan tutur-kata terbaiknya.

Buku-buku sastra dan literatur iuga menceritakan bahwa suatu ketrka di
rumahnya berkumpul tokoh-tokoh sastra sepertiJarir, d,-Fxazdaq, Kutsayyir,
Jamil dan Nashib. Sukainah mengritik setiap syairnya dan menilainya.6o3l
I(emudian ia memberikan hadiah bagi masing-masing orang sebanyak 1000

dinar. Semua keluar dari rumahnya dengan membawa uang 5000 dinar.

Sukainah cermatdengan citarasa syair dan sastra serta kecerdasan dalam

bertutur-kata. Ia memiliki kepekaan dalam memberikan kritik sastra dan

perumbangan seimbang dalam meletakkan kata-kata sesuai pada tempatnya.
Seandainya ia bukan termasuk wanita langka yang punya perhatian pada syair

di masanya dan pemahamannya terhadap bahasa Arab dan tata-bahasanya,

pastilah sejarah sastra tak akan mengakui kedudukannyay^ngtinggi seperti ini.

Al-Faruzdaq sang penyair terkenal menyebut nama Sukainah dan
menyaniungnya. Ketika Umar bin Abdul-Aziz menjadi gubernur di Madinah,
ia mengusir al-Farazdaq. Jarir mengatakan tentang peristiwa tersebut:

Enghau teloh diusir oleh pencemburu, IbnuAbdul-Aziz
Atas nama hakmu maka enghau keluar dari masjid.

Sukainah dikenal sebagai wanita vang terbaik iiwany,a dan termanis
sanubarinya. Terkadang sedikit humoris, senang bercanda yang menambah

suasana riang dan kehangatan.

3'2 Ulwal-Akhhar,IY/lN',al-UEguq,ll/80-84;al-TElal-Fbid,V/373dn],{/30,48;al-Agbanidalmtempatvmgberbeda-

0\ beda, al-Mabatin w al-Masut' danbebe rapa antologi para penlair di masmva
Taikb Dhagq, hlm. '164-169

101 Xisah;labi'in 585

Suatu hari ada yang berkata, "Wahai Sukainah, saudatimu seorang yang
banyak ibadah, sementara engkau banyak bercanda?" Maka ia meniawab,
"I(alian memanggilnya dengan nama nenekny^ yang betiman. Sedangkan
kalian memanggilku dengan nama nenekku yang belum sempat mengenal

Islam."6oaI

Termasuk candanya, suatu hari ia disengat semut. Lalu ibunya bertanya,
'Ada apa denganmu?"

Ia menjawab, "Saya bertemu semut kecil, lalu menyengatku dengan
sengatan kecil, hingga membuatku kesakitan karena lukanya yang kecil."

Selain humoris, Sukainah iuga dermawan. Ia memberi siapapun yang datang

kepadanya. I(onon diceritakan, s^^t ia sedang menunaikan ibadah haji, saat

ritual melonarJumrah, iatuhlah kerikil ketuiuh dari tangannya. Maka ia melontar
cincinnya yang mahal sebagai pengganti batu.

Suatu ketika, Asy'ub yang dikenal sangat rakus dan tamak menunaikan
ibadah haii. Sukainah memberinyadana untuk membeli onta yang kuat dengan
bebannya. Namun ia menukarkannya ksp26a al-Qayyim dengan seekor onta
yang lemah. Lalu Asy'ub berjalan. Ia mengadukannya kepada Sukainah hingga
ia memahami dan memberinya kembali dengan jumlah uang yang membuatnya
menguntaikan doa untukflya.

Sisi kehidupan Sukainah menunjukkan ketinggian akhlak dan karakternya
yang terpuii. I(esan yang muncul bahwa ia sering membanggakan nasab dan
kedudukannya yang tinggi. Kemampuannya dalam bidang sastra semakin

mendukung sikap tersebut. Dikisahkan, putri Utsman bin Affan berkata,
"Sayalah putri seoran g yang syahid."

Kemudian Sukainah terdiam tidak menanggapi, sejenak kemudian

terdengar suaraadzan dari Masiid Nabawi. Saat lantunan ^dz^nitu sampai pada

kaltmatAslhadu anna Mabaruruadan Rasulullah ia menoleh ke arah putri Utsman

seraya berkata, "Tadi bapakmu atau bapakku?" Ia menjawab, "Saya tak akan

membanggakan kepada kalian selamznya."6osl

Beberapa cerita tentang Sukainah menunjukkan bahwa sikap berbangga
diri merupakan kebiasaannya yang tak pernah lepas sedikit pun. Sebab ia sering
menghadapi orang yang berbangga drri di hadapannya dengan menyebut nama

du Yangia maksudkan adaiah saudarinya Fatimah binti al-l lusain bin Ali. Ia diberi nama scperti nama neneknl'a Fatimah

binti Rasulullah .tlalalbhu Alaihi aa Slalbn, istri Aii bin AbiThalib ra. Sukainah adalah nma panggilannl,a. Sedmg, nama

c" aslinya adalah Aminah, se pcrti nama ne oekrl,a-r,aitu Aminah binti \Xhhb, ibuP.asulullah S halallafu Alaihi pa Sallau.
Ahuan-Nisa,ll/223

586 to1 .Xisah{abi'in

Rasulullah -fhallallabu Alaihi wa Sallam, memberikan alasan argumentasi tanpa
mengurangi penghormatan pada dirinya.

Dikisahkan, suatu ketika ia menunaikan ibadah haii bersama madunya
Aisyah binti Thalhah. Aisy2h membawa perbekalan sebany2fu 60 keledai beserta
tandu berisi muatannya. Lalu penuntun onta Aisyah berkata dengan bangga:

Hiduplah wahai pemilik 60 keledai
Enghau senantiasa hidup seperti ini dalam berhaji.
Sukainah tidak tinggal diatn, kecuali meminta penuntun ontanya membalas
pentyataannya, maka o rang te r sebut me ngatakan:
H idup la h, inila h mad wnu ya ng me ng e I u h ke pada rn u
Seandainya bukan karena ayahnya maka ayahmu tak akan mendapati
Itidayah-Nyo.

Saat itu Aisyah binti Thalhah memerintahkan penuntun ontanya untuk

menghentikan ucapannya, sehingga ia terdiam. Aisyah juga terdiam karena etika
dan penghormatan kepada Rasulullah Shallallahu Alaibi aa Sallan dan tunduk
pada kebenaran.

Sukainah tumbuh besar pada puncak kefayaan Islam. Usianya paniang
lebih dari 80 tahun. Di N{adinah, kota Rasulullah Shallallabu Alaihi wa .fallam,ia

menemui aialnya. Ibnu Khalkan memastikan dengan seksama rvaktu

meninggalnya: "Sukainah wafat di Madinah pada hari I(amis, tanggal5 bulan
Rabi'ul-Awwal tah un 1, 1,7 H. semoga Allah meridhainy a." 606l

Ia meninggal saat I(halid bin Abdul-Malik bin al-Hakam menjadr gubernur
Madinah. Khalid berpesan, "Tunggulah aku hingga aku menshalatinya." Padahal
ia sedang keluar ke wilayah Baqi dan belum pulang hingga zhuhur. Orang-
orang mengkhawatirkan jenazahnya berubah baunya. Maka mereka membeli
kafur (seienis ramuan wangi untuk memandikan ienazah) sebanyak 30 dinar.
I(etika I{halid datang, ia meminta Syaibah bin Nashshah menjadi imam shalat
ienazah, karena keutamaannya. 6071

Semoga Allah merahmati Sukainah dan menempatkannya di surga Firdaus.
Alangkah bagusnya pernyataafl dari Imam an-Nawawi tenang dirinya, "Sukainah
termasuk juniungan bagi wanita, pemilik sifat derma dan mulia. Semoga Allah
meridhainya dan nenek-moyangnya."608l

G:^2

tu VtaJaJat a l-Aja n, ll / 396-397 ; a L kartl, I bnu al-Atsir, V/ 1 95
Atb:[babaqatvlll / 475, u-Satnbt ats-'ftatrin,hlm. 797
@i TabdTib Awa ta al-ltgha/,\/ 163

@

lOt Xisah'tabi'itt 587

-s€863e€-

Sulaiman bin Yasar

Ahli Fiqh yang Rupawan

" Sesungguhnya Sulaiman lebih pahnm daripoda Sai.d bin M usayy ib."
Anonim

FFOKOH kita satu ini termasuk salah seorang dari tuiuh ahli fiqh Madinah.

L P^r^rawi hadits sepakat mendaulat Sulaiman bin Yasar sebagai salah satu

dari tuiuh orang mulia yang dianggap sebagai generasi pertama tabi'in. Seorang
penyair memberikan apresiasi kepadanya:

Jika disebut Tujuh Samudera ilmu
Yang riwayat mereha tidak melenceng dari ilmu, maka kotakanlah:
Merehalah Ubaidillah, Urwah, Qosim, Said, Abu Bakar, Sulaiman dan
Kharijah
I(endati Sulaiman bin Yasar terhitung salah seorang tuf uh ahli fiqh Madinah,

namun tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa fiqh dan sunnah hanya
berada di Madinah. Sebab, para shahabat Rasulullah ShallallabuAlaibi wa Sallam
telah menyebar ke setiap penjuru. Di manapun mereka berada, selalu menjadi
panutan dan contoh bagi manusia. Namun Madinah dalam hal fiqh dan ilmu

mempunyai porsi lebih banyak. Sebab, di sanalah banyak bermukim
^gam^
para shahabat dan tabi'in.

Karenanya, pada masa pemerintahan lJmar bin Abdul Aziz terdapat
insuuksi untuk membagi pata ulama yang berada di Madinah agar menyebar
ke pelbagai wilayah untuk mengajar umat manusia tentang pengetahuan ag m4
membimbing mereka tentang batasan dan aturan dalam Islam. Dengan

demikian, dakwah bisa tersebar luas ke seluruh wilayah negeri Islam. Karena
pentingnya fiqh dan ilmu agama ini, Umar bin Abdul Aziz memerintahkan
untuk membukukan hadits yang masyhur di Madinah.

Ia pernah menulis surat kepada qadhi (rakim wilayah) yang bernama
Muhammad bin Abu Bakar bin llazm.Di antara isinya, 'Agar kiranya mel.ihat

588 1ol "XisahTahi'in

hadits Rasul ShallalkbuAlaihi wa Sallan, sunnah dan sejenisnya. Lalu niliskanlah
untukku. I(arena saya mengkhawatirkan punahnya ilmu dan perginyaparaulama."

Sudah tentu Sulaiman bin Yasar adalah salah seorang yang terlibat dalam
penulisan tersebut. Sayangnya, Umar bin Abdul Aziz lebih dulu wafat sebelum
melihat hasil instruksinya.

Ia adalah Sulaiman bin Shurad binJaun bin AbulJaun bin Munqidzbio
Rabi'ah bin Ashram al-I{huza'i. Nasabnya masuk dalam keluarga besar Bani

Khuza'ah.6oel

Para muridny^ yang meriwayatkan hadits darinya vfltara lain Abu Ishaq
as-Siba'iy, Yahya bin Ya'mur, Abdullah bin Yasar dan Abu adh-Dhuha.610l
Sulaiman fuga meriwayatkan hadits dariZaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar,
Abu Hurairah, dan paraUmmahatulMukruinin seperti Maimunah binti al-Harits,
Aisyah dan Ummu Salamah.

Para sejarawan menyebutkan beberapa sifat mulia Sulaiman. Misalnya, ia
dikenal sebagai orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah dan termasuk
yang memiliki wajah paling tampan.61ll Ia juga fokus dalam menganalisa terbaik
dan utama dalam hal agama dan ibadah.6121 Memang, dia sebaik-baik orang
yang gemar ibadah dan ahli fiqh yang selalu memahami agamanya.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Sballallabu Alaihi wa Sallam
menf anfikan surga pada seiumlah golongan. Di antara mereka adalah pemuda

yang dipanggil oleh seorang wanita yang berharta dan berparas cantik, lalu ia
mengatakan takut kepada Allah. Lalu,apahubungan Sulaiman dengan hal ini?
Sulaiman pernah mengalami peristiwa yang sangat sulit ini. Berikut kisahnya.

Saat itu Sulaiman berada dalam tempat tinggal panhaii.Ia telah meniadi
seorang ahli fiqh besar. Sulaiman adalah seorang yang rupawan, baik wajah

maupun penampilannya. Bersamanya ada seorang teman. Lalu ia berkata pada

temannya, "Pergilah ke pasar pan haii seperti kebiasaanrnu setiap hari dan
belilah keperluan kita." Berangkadah orang tersebut untuk keperluan itu. Tidak
bedangsung lama datanglah seorang wanita cantik menemui Sulaiman dan
berkata, "Marilah Sulaiman!"

\,)Tanita itu terus meralunya. Tak ada yang dapat dia lakukan kecuali

menangis. Tangisnya semakin sedu setiap wanita itu mendekatinya. Ia kembali

A t-T ba baq a t a l- IQ b ra, ll / 639
Al-kbohab,lbtu I laiar al-Asqalani, Il/76
AlBidayh t'a an-NibEab, Ibnu Katsir, IX/254
6\2 Al-lsu'ab'ole h lmam al-Qurthubi.

lot XisahTabi'itt 589

menangis dan semakin keras tangisnya hingga wanita itu luluh dan berhenti

melampiaskan niatnya.6131

Sulaiman terduduk seraya menangis. Lalu datanglah temannya tadi yang

mendapatinya dalam keadaan menangis. Ia bertanya, 'Ap, gerangan yang

membuatmu menangis, wahai Sulaiman?"

Sul aiman men j awab, "B aik-baik saia, I n sl a A lla b."

Lalu temannya itu bertanya, "Mungkin engkau mengingat anakmu atau

keluargamu?"

Dia meniawab, "Tidak."
Lalu si teman ini terus menerus meminta iawaban, "Demi Allah, agar
kiranya engkau memberitahukan mengapa engkau menangis?"

I(emudian temannya beraniak pergi. Sulaiman bangkit dari tempatnya.
Dalam tidurnya Suiaiman bermimpi melihat Nabi Yusuf. Lalu Sulaiman be rtanya,
'Apakah engkau Yusuf?"

Ia meniawab, "Ya, akulah Yusuf yang engkau pikirkan. I(amu adalah
Sulaiman yang belum engkau pikirkan."

Sulaiman bangun dari tidurnya dengan gembira mendapatkan mimpi

tersebut. Dia takut kepada Allah. I(etika temannya datang, dia segera

menceritakan mimpinya. Temannya inilah yang meriwayatkan kisah ini.

Sulaiman selalu giat dalam beribadah dan meniadi salah seorang ahli fiqh
besar Madinah. Dia sangat baik, mulia dan sangat menjagaag^mafly^.Ia diyakini
sebagai generasi pertama tabi'in yang terkenal dengan pendapatnya. Ada yang
berkata, "sesunggphn),a Sulaiman lebih paham daripada Said bin Musayyib."6lal

Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyyah, istri Rasulullah Shallallabu Alaihi
wa Sal|aru, menggambarkan sosok pribadinya, "Demi Allah, dia adalah orang
yang paling takwa dr antara kani, dan orang yang paling sering menyambung

silaturahitn."6rsl

Ia dinikahi Rasulullah SltallallahaAlaibi wa Sallan dan merupakan saudara
kandung Ummul Fadhl, Lubabah binti al-Harits al-Hilaliyyahyangmeniadi isui

al-Abbas bin Abdul-Mutthalib, paman Rasul Shallallabu Alailti wa Sallam.
Rasulullah mulai bersamanya di Syaraf, sebuah tempat dekat Tan'im yang

1'lr Kisahini terdapatdalambiografiSulaimanpadalotab"al-Bidayahwaan-Nihayah"olehIbnuKatsir,iuz9hlm.254,

6ta dengan ringkasan cerita.
6tt
Tbahaqotlbru J'a'ad al-Asqalani

Al-lilabalt,lbtu llaiar

590 lot "KisahTabi'in

berdampingan dengan Makkah al-Mukarramah. Peristiwa ini terjadi pada
Svawwal tahun ke-7 H. Dia dikenal dalam keluarga Rasul Sballallabu Alailti wa

Sallam sebagai wanita yang tak pernah mempunyai konflik atau bertengkar dalam
rumah Rasul. Dia mempunyai 40 hadits yang diriwayatkan oleh para imam

Sunnah. Abdullah bin Abbas, Yazid bin al-Asham dan segolongan tabi'in,

termasuk Sulaiman bin Yasar, meriwayatkan hadits darinya.

Sebelumnya, Sulaiman adalah budak Ummul Mukminin Maimunah binti

al-Harits, istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sa//am. Kemudian dia
memerdekakannya dengan sistem akad rnukatabab, dimana si budak

membayarkan seiumlah uang tertentu yang dihasilkan dari jerih payahnyapade
tuannya. Ia akan meniadi merdeka setelah sejumlah uang itu ditunaikannya.

Jika Sulaiman hidup semasa dengan salah satu dari istri Rasulullah
Shallallahu Alailti wa Sallaru dan meriwayatkan hadits darinya dan juga dari

Aisyah binti Abu Bakar, maka kita menyimpulkan bahwa dia termasukgenerasi
pertama tabi'in di Madinah.

Seienak kita biarkan Sulaiman menceritakan perfalanan hidupnya belajar
dari Ummul Mukminin Aisyah. Ia berkata, saya memintaizin untuk masuk
menemui Aisyah. I(etika mengetahui suaraku, Aisyah berkata, 'Apakah itu
Sulaiman?"

Saya menjawab, "Sulaiman."

Dia berkata, "Engkau bayarkan yang telah engkau sepakati atau sudah
berhenti?"

Saya menjawab,'\a, namun masih tersisa sedikit."

Aisyah berkata, "Masuklah, sebab engkau masih berstatus budak, selama
masih tersisa kewajiban yang mesti engkau bayar."6t6l

Demikianlah. Sulaiman tumbuh dalam didikan rumah Nabi di Madinah
sebagai orang yang tetpercaya dalam ilmu dan riwayatnya,berkedudukan tinggi
dalam ilmu dan fiqhnya, cemerlang dalam pendapat dan analoginyaiuga tingkat
ilmunya. labagai samudera luas, sehingga orang-orangyang hidup semasa

dengannya melihatnya secara khusus di antan tujuh ahli fiqh Madinah. Ia

memiliki banyak perbendaharaan hadits. Selain menghapal dari istri-istri
Rasulullah Shallallabu Alaihi wa Sallant, ia juga meriway,2sft2n hadits dari Urwah
bin Zubair, anak-anak dari Abbas bin Abdullah dan Ubaidillah, Abdullah bin
Abbas, Abu Waqid al-Laitsi, ZudbinTsabit al-Anshari danAbdullah bin Umar.

6tb Atb-Tbal,aqat,lbnu Sa'ad

101 .Kisah{ab|in 591

Sebagai orang yang terbina, tumbuh dan belaiar di masa yang terhitung
sebagai masa terbaik tabi'in, dia tumbuh, belajar dan hidup dalam abad pertama
Hiiriyah. Sulaiman tinggal di Madinah dalam kurun waktu yanglama, hingga
datang masa Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah bagi kaum muslimin. Setelah
itu dia menetap di Kufah, Irak. Ia termasuk rombongan pertama kaum muslimin

yang pindah ke Kufah. Di sana dia membangun rumah. Dia cukup umur,

mempunyai kedudukan, kehormatan dan perkataan yang didengar oleh

kaumnya.

Sulaiman termasuk di antara mereka yang dekat dengan Ali bin Abi

Thalib. Berikut kisah yang mengesankan kedekatannya dengan Ali.

Saat datang menghadap, buru-buru AI-i menyambutnya dengan sen)'uman

berseri, serzy" berkata, "Wahai Sulaiman, engkau kecil, lemah, lusuh, dan

menunggu aial. Bagaimana engkau dapat melihat ciptaan Allah?"

Sulaiman menia'urab,'lW'ahai Amitul Mukminin! Langkah masih panjang,
masalah masih banyak tersisa yang menjadikan engkau tidak mengenali
musuhmu dari temanmu."

Sulaiman bin Yasar iuga ikut dalam peristiwa Shiffin membela AIi bin Abi
Thalib. Dia ikut serta dalam duel satu lawan satu pada hari itu. Setelah Ali
wafat, rumahnya di l(ufah meniadi markas kepemimpinan al-Husain bin Ali
bin Abi Thalib. Dia juga terlibat dalam pertemuan penting yang dihadiri lima
orang tokoh pendukung Ali saat itu.

Setelah terbunuhnya al-Husain, mereka bedima datang ke rumahnya karena
melihat kedekatannya dengan Rasulullah Shallallaba Alaibi aa Sallam. Mereka
iuga datangberduyrn-duyan menemui d-Musayyib bin Najiyyah al-Fazari, salah

seorang pengikut terbaik Ali bin Abi Thalib.

Pertemuan itu terwuiud atas dasar pembahasan tentang balas dendam atas
terbunuhnya al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Mereka berpendapat bahwa rasa
malu mereka itu tidak bersih kecuali dengan menghukum mati pembunuhnya,
atzu terbunuh dalam upayaitu.617l

Dalam pertemuan itu al-Musayyib juga angkat bicara. Dia mendukung
pendapat tersebut, lalu diamini oleh para orator. Di ant^ranya Rifa'ah bin Syidad
al-Bajili, Abdullah bin Said bin Nufail al-Azdi dan para pendukung al-Husain

lainnya.

61' -taiklt'fhahan,Y /552

592 101 ,XisahTabi'in

I(emudian Sulaiman angkat bicara, "Demi Allah, sesungguhny^ saya
khawatir kalau akhir kita sampai pada masa yang terdapat tipu muslihat

kehidupan, musibah ),ang besar, kezaliman yang menimpa orang yang berhak
dengan kemuliaan daripada para pendukung iru. Karena ia adalah ),ang terbaik.

Kita telah siap menjulurkan leher kita hingga datangnya keluarga Nabi. I(ta

berikan pertolongan dan mengaiak mereka untuk datang."ctal

Dia melanf utlan orasinya,"Dan tatkala mereka datang maka kita nantikan.

Kita tunggu y^ng teriadi hingga anak Nabi kita (maksudnya Husain)
^pa
terbunuh di tengah-tengah kita. Tatkala ia mulai berteriak, tak ada yang

menyambut teriakan itu."

Sulaiman mengaiak untuk segera memerangi si pembunuh, "Tajamkanlah

pedang-pedang kalian, dan naikilah kendaraan, Dan siapkanlah untak nenghadEi

mereka ktkuatan @a saja lang engkau sanggupi dan dai kada-kuda ltang ditambat

untuk berperang.... 1(Qs.al-Anfal: 60). Hingga kalian dipanggil saat kalian nanti

dipanggil dan siap maju."

Tak hanya pada batas ini, Sulaiman iuga menulis surat kepada gubernur di

Madain saat itu, Sa'ad bin Hudzaifah bin Yaman. Dia mengaiaknya untuk

mendukung penyerangan dalam rangka menuntut balas atas terbunuhnya al-

Husain. Dia menulis surat yang panjang isinya diakhiri dengan ungkapan:

"Setungubn1a ketakwaan adalah bekal terbaik di dania. Selain itu laruh dan

punah. Yakinkanlab dii kalian, danjadikan kecintaanmu pada kehidupan indab

kalian padalihad ntelawan nusah Allab dan masub kalian, serta ntasah penghuni
ramah I'Jabi kalian hirga kalian nenghadap Allab dengan taubat dan berharap
kepada-I'!a.

Semoga Allah nengbidapkan kita dan kalian semua dalan kehidapanlang baik,

menjaubkan kita dan kalian dai api neraka dan nenjadikan akhir bidup karui
terbanab di jalan-I\ja di tangan makblak-Nlayngpaling Dia benci dan paling

meruusubi-N1a. Suungabrla Dia Mahakuasa atas @alangDia kebendaki. Maba

"Pe n cip ta dai s u u a tu a n tu k p ara ke kasi h -1"11 a, IVa ssa la a m a' a lai ku m.

Ternyata balasan dari Sa'ad bin Hudzaifah bin Yaman mendukung isi surat
dari Sulaiman. Ia menyatakan dalam surat balasannya:

'Bismillahinahrtaninahim, kepada Sulaiman bin Shard, dai Sa'ad bin Hadryifuh
bin Yaman dan jaga kaum Mukminin sebelarurla. Seruoga ktselamatan ada pada
kalian. Karui telah mernbaca saratma dan mernahamilang engkau ajak nntang hal

6'' ldent

101 XisahTabi'in 593

Jang nenjadi pendapat akhir teman-temanma. Sala telah tersadar dengan perannu

dan gerubira dengan penjelasanrtu. Kita rnenlambut baik dan sangah-sanggab, siq-

siaga, nenantiperintah. Kita nendengarkanpangilan, hinga ketika datangseruan
ruaka kita akan ru@u dan tidak lagi mandar. Inya A//ab. Salant untakma."

Surat menyurat dan aiakan itu berakhir dengan keluarnya Sulaiman
ditemani oleh Musalyib bin Najiyyah dengan empat ribu pasukan. Lalu

Ubaidillah binZiyad menemui mereka di tempat yang bernamaAin al-IVardab.

Sulaiman pada hari itu dijuluki Anir at-Tau,wabin (pemimpin bagi orang-orang

yang kembali). Sebab dia dan para pengikutnya telah meninggalkan peperangan
bersama dengan al-Husain. I(etika terbunuh, dia menyesal bersama semua orang

yang tidak ikut berperang bersama al-Husain. Sampai-sampai mereka

mengatakan bahwa "tidak ada taubat atas apayang telah kami kerjakan kecuali
dengan membunuh diri kami dalam rangka menuntut balas kemati^nny^".

Mereka mendirikan barak untuk permulaannya di Nakhilah, suatu tempat

dekat Ain al-Wardah yang meniadi tempat pertemuan dua pasukan dengan
panglima Sulaiman dan teman-temannya melawan pasukan Abdullah binZiyad
dengan panglima perang Sy'uhrabil bin al-Kala'. Orang-orang itu berperang
dengan sengit. Pada pertempuran itu, ikut tewas salah satu ahli fiqh Madinah,

Sulaiman bin Yasar dan temannya al-Musayyib. Dia dibunuh oleh Yazid bin al-
Hushain bin Namir ketika membidiknya dengan panah. Kepalanya dibawa
kepada Marwan bin al-Hakam saat itu iuga.

Sulaiman tewas dalam usia 93 ahun. Ada juga pendapat yang menyebutkan
ia meninggal pada 109 Hif riyah dan lahir pada34 Hijriyah.6lel Masa hidupnya
banyak ia habiskan di Madinah. Dia pernah bertemu dengan Umar bin Abdul
Azizkeika menjadi pangawas pasar di Madinah al-Munawwarah.

Keikutsertaan Sulaiman bin Yasar dalam dalam Perang Shiffin dan lainnya
meniadikan sebagian ulama menjaga diri untuk membicarakannya. Sikap itu
tidak mengurangi apresiasi terhadap peran besar Sulaiman sebagai seorang ahli
fiqh. Dia keluar menuiu Kufah saat umurnya beranjak tua.

Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya kepada syaikh dan ahli fiqh
Madinah ini yang telah mendapatkan umur paniang dengan kemuliaan.

G9

6te MatyabirUlanta al-Atrbar,l/ 64

594 tolKisahTabi'it't

-effBie4 -

Syuraih al-Qadhi

Sisi Nyata Keadilan Islam

"Beginilah seharusnya putusan itu. Ucapan yang pasti dan

keputusan yang adil. Pergilah engkau ke Kufah. Aku menganghat-
mu sebagai hakim (Qadh.i) di sana."

IJmarbin Khaththab

A MIRUL Mukminin Umar bin I(haththab membeli seekor kuda dari
Ar.oru.g lakiJaki Badui dan membayar kontan harganya.Ia lalu menaiki

kudanya dan pergi. Belum jauh mengendarui kuda, ia menemukan luka pada
kuda itu. IJmar segera kembali ke tempat semula, lalu berkata pada orang Badui
tersebut, 'Ambillah kudamu, karena ia teduka."

Orang itu meniawab, 'Aku takkan mengambilnya. Aku telah menjualnya
kepadamu dalam keadaan sehat, tanpa cacat sedikit pun."

Umar berkata, "Tunjuklah seorang hakim yang akan memutuskan perkara
antaramu dan diriku."

Lalu orang itu berkata, "Yang akan menghakimi kita adalah Sy'uraih bin
al-Harits al-Kindi."

"Baiklah, aku setuiu."
Umar bin Khaththab dan pemilik kuda pun menyerahkan perkaranya

kepada Syuraih. Ketika Syuraih mendengar perkataan otzng Badui, dia

menengokke arah Umarbin I{haththab dan berkata,'Apakah engkau menerima
kuda dalam keadaan taflpa-c cat,'urahai Amirul Mukminin?"

'\aj'iawab Umar

Syuraih berkata, "Simpanlah y^ng engkau beli atau kembalikanlah
^pa

sebagaimana engkau menerimanya dalam keadaan baik."

101 "Kisahclabi'in 595

IJmar melihat kepada Syuraih dengan pandangan kagum dan berkata:

'tseginilah sebarusnla putasan itu. [Jcapan lang pasti dan keputusan lang adil.
Pergtlah engkau ke Ktfah. Aku nengangkatmu sebagai hakim padhi) di sana."

Ketika diangkat sebagai hakim, Syuraih bin al-Harits bukanlah seorang
yang tidak dikenal oleh masyarakat Madinah atau seorang yang kedudukannya
tidak terlihat oleh ulama shahabat dan tabi'in.

Orang-otang besar dan generasi terdahulu telah mengetahui kecerdasan
dan kecerdikan Syrraih yang sangat tajam, akhlaknya yang mulia dan pengalaman
hidupnya yanglama dan mendalam.

Dia berkebangsaan Yaman dan keturunan Kindah. Ia mengalami hidup
yang tidak sebentar pada masaJahiliyah.

KeikaJazirah Arab telah bersinar dengan cahayahtdayah, dan sinar Islam
telah menembus Yaman, Sy'uraih termasuk orang-orang pertama yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan menyambut dakwah Islam.

\Waktu itu, mereka telah mengetahui keutamaarnryadan mengakui akhlak
dan keistimewaatnya. Mereka sangat menyayangkan dan bercita-cita andaikata
dia ditakdirkan untuk datang ke Madinah lebih awal sehingga bertemu Rasulullah

Shallallabu Alaihi wa Sallam sebelum dia kembali kepada Tuhannya, agar

beruntung mendapatkan predikat "shahabat" setelah mengenyam nikmatnya
iman. Dengan begitu, dia akan dapat menghimpun segala kebaikan. Tapi dia
sudah ditakdirkan untuk tidak bertemu Rasulullah.

Umar al-Faruq tidaklah tergesa-gesa ketika menempatkan seorang tabi'in
pada posisi besar di peradilan. Sekalipun waktu itu langit-langit Islam masih
bersinar-sinar dengan bintang-gemintang shahabat Rasulullah ShalkllabaAlaihi
wa Sallam. W'aktu telah membuktikan kebenaran firasat Umar dan ketepatan
tindakannya. Symraih meniabat sebagai hakim kaum muslimin selama 60 tahun
berturut-turut tanPa putus.

Pengakuan terhadap kapasitasnya dalam iabatan ini dilakukan secara silih
berganti seiak pemerintahan Umar, IJtsman, Ali hingga Muawiyah.

Begitu pula, ia diakui oleh para khalifah Bani Umayyah pasca Muawiyah,
hingga akhirnya pada zaman pemerintahan al-Haliaj dia meminta dirinya
dibebaskan dari iabatan tersebut. Padawaktu itu dia telah berumur 107 tahun..

Seiarah Peradilan Islam bergelimang keadilan dengan sikap Syuraih yang

meflawan dan berkibar dengan ketundukan kalangan elit dan awam kaum
muslimin terhadap syariat Allah yang ditegakkan Sy'uraih.

596 lol .Xisahfiabi'itt

Buku-buku induk penuh dengan keunikan, berita, perkataan dan tindakan
tokoh langka satu ini. Contohnya, suatu hari Ali bin Abi Thalib kehilangan baiu
besinya yang sangat disukainya dan amat berharga baginya. Tak lama setelah
itu, dia menemukannya berada di tangan orang kafir dzimmi. Orang itu sedang
menjualnya di pasar Kufah.

Ketika melihatnya, Ali mengetahui dan berkata, "Ini adalah baiu besiku
yang iatuh dari ontaku pada malam ini, di tempat ini."

I(afir Dzimmi itu berkata, "Ini adalah baf u besiku dan sekarang ada di

tanganku, wahai Amirul Mukminin."
Ali berkata, "Itu adalah baju besiku. Aku belum pernah menjualnya atau

memberikannya kepada siapapun, hingga kemudian bisa jadi milikmu."
Orang kafir itu berkata, "Mari kita putuskan melalui seorang hakim kaum

mustmin."

AI berkata, "Kamu benar, mari kita ke sana."

Keduanya pergi menemui Sl,uraih al-Qadhi. Ketika keduanya telah berada

di tempat persidangan, Sluraih berkata kepada Ali, 'Ada apa, wahai Amirul
Mukminin?"

AIi menjawab,'Aku telah menemukan baiu besiku dibawa orangini. Baiu
besi ini telah terjatuh dariku pada malam ini dan di tempat ini. Kini ia telah
berada di tangannya tanpa melalui jual beli atau pun hibah."

Slrrraih berkata kepada orang kafir itu, "Dan apaiawabtnmu, wahai pria?"
Dia menjawab, "Baju besi ini adalah milikku. la ada di tanganku tapi aku
tidak menuduh Amirul Mukminin berdusta."
Syuraih menoleh ke arah Ah dan berkata, 'Aku tidak meragukan bahwa
Anda iujur dalam perkataanmu, wahai Amirul Mukminin. Baju besi itu milikmu.
Tapi engkau harus mendatangkan dua orang saksi yang akan bersaksi atas
kebenaran ap^ yangengkau klaim tersebut."
Ali berkata, "Baiklah! Budakku Qanbar dan anakku Hasan akan bersaksi
untukku."
Sluraih berkata, 'Akan tetapi kesaksian anak untuk ayahnya tidak boleh,
wahai Amirul Mukminin."

Ali berkata, "Y^, .fubbanallah! Orang dari ahli surga tidak diterima

kesaksiannya! Apakah engkau udak mendengar bahwa Rasulullah Sballallaha
Alaihi wa Sallarnbersabda, "Hasan dan Husain adalah dua pemuda ahli surga."

101 ,XisahTabi'in 597

Sl.uraih berkata, "Benar wahai Amirul Nfukminin! Namun aku tidak
menetima kesaksian anak untuk ayahnya."

Setelah itu Ali menoleh ke arah orang kafir itu dan berkata, 'Ambillah,

karena aku tidak mempunyai saksi selain keduanya."

I(afir Dzimmi itu berkata, 'Aku bersaksi bahwa baiu besi itu adalah

milikmu, wahai Amirul Mukminin." Dia meneruskan perkataannya, "Ya Allah!
Ada Amirul Mukminin menggugatku di hadapan hakim yang diangkatnya
sendiri. Namun hakimnya malah memenangkan perkaraku terhadapnya! Aku
bersaksi bahwa agama ),ang menyuruh ini pastilah agamayanghaq. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

Ketahuilah wahai Qadhi, baiu besi ini adalah benar milikAmirul Mukminin.

Aku mengikuti tentara vang sedang berangkat ke Shiffin (suatu daerah di Syiria,

tempat teriadi peperangan ^nt^r^ Ali dan Muawiyah-pery) lalu menemukan

baiu besi terf atuh dari unta berwarna abu-abu. Aku lalu memungutnya."

Ali berkata, "I(arena engkau telah masuk Islam, maka aku menghibah-

kannya kepadamu. Aku memberimu fuga seekor kuda."

Belum lama dari kef adian ini, orang kafir itu ternyata ditemukan mati syahid
saat ikut berperang melawan orang-orang I(hawarif di bawah bendera Ali dalam

sebuah perang di Nahrawand.

Di antan sikap adil yang ditunjukkan iuga oleh Sl,uraih adalah bahwa

pernah suatu hari, putraflya berkata padanya, "\&hhai ayahku, antata aku dan
kaum kita teriadi perselisihan. Telitilah perkaranya. Jika kebenaran ada di
pihakku, aku akan menggugat mereka ke pengadilan. Dan iika kebenaran ada
di pihak mereka, aku akan mengajak mereka berdamai."

Ayahnya berkata, "I(alau begitu, pergilah dan aiukan mereka ke pengadilan."

Putranya menemui lawannya dan mengaiak mereka memperkarakannya
ke pengadilan. Mereka pun menyetujuinya. Keuka mereka telah berada di
hadapan Syaraih, Sl,uraih memenangkan perkara mereka terhadap putranya.

I(etika S1'r:raih dan putranya telah pulang ke rumah, sang putra berkata
kepada ayahnya, "Engkau telah mempermalukanku, wahai ayahku! Demi Allah
seandainya aku udak mengonsultasikannya terlebih dahulu kepadamu, tentu
aku tak akan mengecammu seperti ini."

Syuraih berkata,'lW'ahai anakku! Sungguh engkau memanglebih aku cintai
daripada bumi dan seisinya. Tapi Allah lebih mulia dan berharga bagiku daripada

598 101 Xisah{abi'in

dirimu. Bila aku beritahukan kepadamu bahwa kebenaran berada di pihak
mereka, aku khawatir engkau akan mengaiak mereka berdamai. Ini akan

menghilangkan sebagian hak mereka. I(arenanya, aku mengatakan kepadamu
seperti itu tadi."

Pernah terjadi, anak Syrraih menjadr jaminan seorang terdakwa. S1'uraih

menerimanya. Ternyata orang itu melarikan diri dari pengadilan. Sy'uraih

memenjarakan anaknya sebagai ganti jamrnan orang yang kabur itu. Akhirnya,
Slnrraih sendiri yang mengirimkan makanannya setiap hari ke peniara.

I(adang, Sy,uraih meragukan sebagian saksi. Namun dia tidak mendapatkan
jalan untuk menolak kesaksiannya, karena syarat keadilan telah mencukupi
mereka. Maka dia berkata pada mereka sebelum menyatakan kesaksiannya,

"Dengarkanlah akul Yang menghakimi orang ini adalah kalian sendiri. Aku
hanyameniaga diri dari api neraka melalui kalian. Karcnaitu, bila kalian sendiri
yang berlindung darinya, itu lebih utama."

Jika mereka bersikeras untuk bersaksi, S1'uraih menoleh kepada orang
yang mereka bersaksi untuknya, "Ketahuilah, wahai Tuan! Sesungguhnya aku
mengadili engkau melalui kesaksian mereka. Aku melihatmu orangyangzahm.
Tapi aku tidak boleh memberikan putusan berdasarkan sangkaan, tapi

berdasarkan kesaksian para saksi. Keputusanku udak menghalalkan sama sekali
ap a y ar,g diharamkan Allah terhadapmu."

Ungkapan yang sering diulang-ulang oleh Sy'uraih dalam ruang sidangnya
adalah:

i' B kes o o ra ng 7a li m a kan m e nge ta h ui ap a1 a ng rugi. O ra ng qa li ru s e da ng m e n u ngn

siksa. .fedangkan orangJangteraniala tnenungu keadilan. Aku berurmpah kepada
Allab, bahwa tidak ada seorang pan Jang meningalkan sesaatu karena Allah,
"ke m u di an dia m eras a ke hi larugannl a.

Syuraih bukan hanya sebagai penasihat karena Allah, Rasul-Nya dan I(itab-
Nya saja. Dia juga penasihat untuk kalangan awam dan kalangan khusus kaum
muslimin.

Salah seorang dari mereka meriwayatkan: "S1'uraih memperdengarkan
padaku suatu ucapan saat aku mengadukan sebagian hal yang meresahkanku
karena ulah seorang kawanku.

Lantas S1'uraih memegang tanganku dan menarikku ke pinggir seraya
berkata, lVahai anak saudaraku, janganlah engkau mengadu kepada selain Allah.
I(arena orang yang engkau mengadu kepadanya, bisa iadi dia adalah kawanmu

101 "Kisah{abi'in 599

atau musuhmu. I(alau dia kawan, berarti engkau akan membuatnya bersedih.
Kalau dia musuh, maka engkau akan ditertawakannya."

I(emudian dia berkata, "Lihadah mataku--dia menunfuk ke salah satu
matanya-Demi Allah, aku tidak bisa melihat seseorang dan jalan karenanya
sejak 15 tahun lalu. Sekali pun demikian, aku tidak ceritakan pada siapa pun

mengenainya, kecuali padamu sekarangini. Tidakkah engkau mendengar ucapan

seorang hamba shalih (yakni Nabi Ya'qub), 'Sesangahnla banlalah kepada Allah
aku ruengadakan kesusahan dan kesedihankal'(QS. Yusuf: 86). Maka iadikanlah
Allah sebagai tempat mengadu dan melampiaskan kesedihanmu setiap kali
musibah menimpamu. Karena Dia adalah DzatYaog paling Dermawan dan
Yang paling dekat untuk diseru."

Suatu hari, dia melihat seseorang sedang meminta sesuatu kepada orang
lain. Dia berkata padanya, "\Wahai anak saudaraku! Siapa yang memohon haiat
kepada manusia, maka dia telah menjerumuskan dirinya ke dalam perbudakan.
Jika orang yang diminta itu memberinya, maka dia telah menjadikannya budak
karena pemberian itu. Jika orang itu tidak memberinya, maka keduanya akan
kembali dengan kehinaan. Yang satu, hina karena bakhil. Sedang yang satu lagi
hina karena ditolak. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau
memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, tak
ada upaya, kekuatan dan pertolongan kecuali dengan Allah."

Suatu ketika, di Kufah mewabah penyakitTha'un. Salah seorang shahabat
Syuraih melarikan diri menuiu ke Nejef untukmenyelamatkan diri dari penyakit
tersebut. Sl,uraih mengirim surat kepadarrya,"Daerah yang engkau tinggalkan

tidak mendekatkan kematianmu dan tidak luga merampas hari-harimu.

Sesungguhnya daerah yang engkau pindah ke sana berada dalam genggaman
DzatYangtidak bisa dikalahkan dengan usaha dan tak akan luput pelarian itu
dari-Nya. Sesungguhnya kami dan engkau juga berada di atas hamparan Raja
Yang Satu. Naief sangat dekat dariDzatYang Mahakuasa."

Syrrraih iuga seorang penyair yang memiiiki syair yang mudah dicerna,
manis penyampaiannya dan tema-temanya begitu memikat. Menurut suatu
itwayat, dia mempunyai seorang anak berumur sekitar 10 tahun, dan anak itu
lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain dan berhura-hura.

Suatu hari dia kehilangan anakitu. Ternyata anak itu tidak masuk sekolah
dan menggunakan waktunya untuk melihat aniing-aniing. Ketika anak itu pulang,
dia bertanya, 'Apakah engkau sudah shalat?"

600 1ol ,XisahT<tbi'in

Anak itu meniau,ab, "Belum."
S1n:raih meminta kertas dan pena, lalu menulis surat kepadaguru anak itu
dalam untaian berikut:

Anak ini meninggolkon shalat karena. mencari anjing-anjing
Mengincar hejelekan bersamn anah-anak nahal
Sungguh dia akan m*nernuimu besok membawa secarik lembaran
Di.tuliskan untuknya seperti lembaran pemohon (minta dieksekusi)
Jika dia datang hepadamu, maka obatilnh dengan celaan
Atau nasihati dengan nasihat orang bijak lagi cerdik
Jika ingin memukulnya, maka pukullah dengan alot
Jika puhulan telah sampai tiga kali, maka hentikanlah
Ketohuilah bahwo enghau tok akan mendapatkon sepertinya
Apap un y ang d ip e rb uat ny a, ia adalah j iw a y ang pali ng b e r ha rga bag ik u
N{udah-mudahan Allah meridhai Umar al-Faruq yang telah menghias waiah
peradilan Islam dengan permata yang mulia lagi asli. Mutiara putih dan tampak

menawan. Dia telah memberikan lentera terang kepada kaum muslimin yang
hingga sekarangmereka masih mengambil sinar fiqhnya terhadap syariatAllah.

Mudah-mudahan Allah merahmati Syuraih. Dia telah menegakkan keadilan
di tengah manusia selama 60 tahun. Ia tak pernah berbuat zalim terhadap siapa
pun, tak pernah melenceng dari kebenaran, tak pernah membedakan anta:ra
raia dan masyarakat biasa,620l

c9

oo ScbagaitambahmbiografiSluraihal-Qadhi,silakmbacualb'Ibabaqatal-IQbra,lbnuSa'ad;Sbit'ahub-Shafruh,lbou
al-Jauzi.lll/38; Hilab al-Atli1a,il-Ashfahtn,ly /256-258;Taikh atbTbabari oleh IbnuJarir ath-Thabri iiLid 4,5 dan
6;Tarikb Kbalifab Ibru Kltayatb,blm.129,158,184,217,251,266,298 dm 304; Sladiarot adTDrylnb,l/85-86; I;awt
al-ll/alEot,ll/ 167-169; al-l{/alryat, Ahmad bin Hasm bin AIi bin d-Khathi\ hlm.80-81; al-Muhab}a4, Muhammad bin
Habib, hlm.305,387

101 "Ki-sahTabi'in 601

85

-#q{@-

Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah

Imam Ahli Hadits

"Pernah Abu Salamah (seorang tabi'in yang juga dikenal sebagai
ahli fiqh) bertanya kepa.da lbnu Abbas. Ibnu Abbas bersedih hingga
Ubaidillah rneredakannya. Dia adalah murid yang tidak terlalu
susah-payah dapat rneng hapal ilmu."

Ibnu Syihab az-Zuhri

DengannamaAllah
Telah diturunkan surat-surat dari-Nya, Segala puji bagi Allah.
Wahai Umar, kiranya enghau mengetahui apa yang akan datang dan yang
telah l,ewat,
Maka enghau mesti waspada, sebab terkadang ia berguna
Dan bersabarlah atas takdir yang pasti dan relakanlah, meski kepastian yang
tak kau suhai menimpa.
Tak ada kehidupan yang indah bagi seseorang yang membahagiakannya,
melainkan suatu hari keindahan itu juga diikuti dengan yang tak mcngenakkan^

T7AJ-II{AT di atas adalah sepenggal dari sekian banyak untaian kata dari
I\UU"iai[ah bin Abdullah bin Mas'ud untuk Khalifah Umar bin Abdul

Aziz.Dia telah menjadi seorang peniaga hadits, imam bagi para ahlt fiqh dan
gutu bagi paru ahli hadits. I(eshalihan dan ketakwa;afl terdapat pada pribadi
orang-orang yang kuat. Ubaidillah bin Abdullah adalah salah satu dari komunitas
ini, pemilik sikap tegas dalam ilmu dan ketakvraannya.la adalah pemilik

keutamaan karena nasihat dan pengetahuannya. Dia mempelaiari ilmu dan

mengaiarkannya sehingga meniadi tabi'in yang terbaik. Sebagai penyair, ia bukan
tipe penyair yang diikuti ofang-orang yang sesat, yang mengembara pada setiap

lembah dan tak mengeriaka n aPa y^ng mereka katakan.
Sosok Ubaidillah bin Abdullah berada dalam kategori para penyair yang

sesuai dengan karakter yang digambarkan dalam al-Qur'an:

602 101 J(isahfiabi'it"t

'u b;,rii (#'fi ilhi-t €;L,bi i;:4 i r-,t; ;i3i $r.

r:c,4Jl @ t;(^;. ytu et W'uni fuiirry r11

Irrv

'Kecuali orang-orang (peryair-peryair)yng beiman dan beranal shabb dan barlyak

menlebat menlebut Allah dan ruendapatkan kemenargan sesrdab menderita
keqalinan. Dan orang-oranglargqalin in kekk akan mengetabai ke tempat mana

mereka akan kenbali," (QS. asy-Syr:'ar. ,227).

Inilah penyair kita, Ubaidillah bin Abdullah. Manhajnya seperti manhaj
Hassan bin Tsabit dalam bersyair yang dipergunakannya untuk berbakti pada
agam^ dan dakwahnya.

Dia seorang imam yang ahli fiqh, seorang mufti dan seorang alim dari
Madinah. Ia adal,ah salah satu dari tuiuh orang ulama fiqh Madinah dan terkenal
dengan iulukan Abu Abdullah.

Dia saudara kandung dari ahli hadits terkenal yang bernama Aun yang
banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah Sballallahx Alaibi ua Sallam.
Sedangkan kakeknya, Utbah adalah saudara dari Abdullah bin Mas'ud, seorang
shahabat yang mulia. Dia lahir pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab.
Menurut pendapat lain, dia lahir sesudah masa Umar.

Dia sempat bertemu dengan Aisyah dan banyak meriwayatkan hadits

darinya, selain dari para shahabat terkenal lainnya seperti Abu Hurairah, Ibnu
IJmar, Abu Said, Maimunah binti al-Harits dan Ummu Salamah.

Ia memperoleh dasar ilmunya dari Ibnu Abbas. labelaiar kepadanya dalam
kurun waktu lama. Prinsipnya dalam disiplin ilmu riwayat dan fiqh seperti dimiliki

Ibnu Abbas dalam hal kemudahan dan fleksibilitasnya. Meski dia banyak

meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar, namun karena interaksinya dengan
Ibnu Abbas sudah berlangsung lama,ia banya mengambil prinsip Ibnu Abbas.

Dia dikenal sebagai seorang alim yang kehilangan daya penglihatannya. Ia
banyak meriwayatkan hadits dan terpercaya iuga dengan pengalaman yang

luas.621l

Inilah sekelumit perkenalan yang kami akhiri dengan menyebutkan nama
lengkapnya: Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud al-Hudzali al-
Madani.

@t'fbobaqatlbruSa'ad,ivzY;SiyarAIauan-Nubah,lV/475;dnHifobal-Aalla,AbuNuaim,II/'187-188

101 "KisahTabi'in 603

Tentang kesenangannya bersyair, ia pernah bersyair kemudian adayang

bertanya. Dia menjawab, "Tidakliah engkau lihat yang mempunyai dada ketika
ia tidak bernapas? Bukankah ia akan mati?"

Memang, dia telah memenuhi seluruh dadanya dengan ketakwaan dan

ilmu, hingga meluap dalam bentuk syair dan fiqh yang menjadikannya lebih

istimewa. Meskipun buta, namun dia dikenal sebagai orang yang banyak

perbendaharaan hadits. Tak jarang ia menipiskan kumisnya, sehingga meniadi
tampang yang bagus sebagai pengamalan dari sunnah Rasulullah Sballallaha
Alaibi wa Sallam.

Dia sanggup memaduk^n ant^rapenampilan seorang muslim yang shalih
dengan ilmu yang dimiliki dan dengan ketakwaan yang tercermin pada
perilakunya kepada para murid dan gurunya. Sampai-sampai gurunya, Ibnu
Abbas, memberikan kekhususan ilmu daripada teman-temannya karena

kecemerlangan akal, kefasihan, keshalihan dan ketakwaannya serta amanahnya

pada apa yangia bicarakan. Dia dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya

dan imam dalam bidang fiqh pada masa tabi'in. Namun dia banyak sibuk dalam
bidang ilmu yang digambarkan oleh para muridnya dan or^ng y^ng berguru
kepadanya sebagai sesuatu yang istimewa.

Pada kali pefiamanya, ia ikut mengumpulkan berbagai riwayat hadits

Rasulullah, selain pernyataan dan ijtihad pada shahabat. Begitu mudahnya kedua
harapan itu dapat ia rengkuh mengingat keseriusannya dalam berguru kepada
Ibnu Abbas. Ubaidillah beranggapan bahwa pernyataan-p erflyat^anlbnu Abbas
adalah huiiah karena kedudukannya di tengah para shahab^t y^ng mulia dan

juga karena dia langsung menimba ilmunya dari Rasulullah Shallallaha Alaibi

aa Sallatn.

Ahli fiqh ini mempunyai kesan tersendiri pada Ibnu Abbas. Ibnu Syihab

az-Zuhri menceritakan, "Pernah Abu Salamah (seorang tabi'in yang juga dikenal
sebagai ahli fiqh) bertanya kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas bersedih hingga

Ubaidillah meredakannya. Dia adalah murid yang tidak terlalu susah-payah

dapat menghapal ilmu."622l

Dari pernyataan az-Zuhri ini, sebagai orang yang hidup semasa dengan
Ubaidillah, kita merasakan bahwa Ibnu Abbas telah memberikan kesempatan

khusus kepada Ubaidillah daripada lainnya dengan riwayat hadits. Tak disangkal
pula iika Ubaidillah sebagai guru yang banyak perbendaharaan haditsnyaiuga
mengkaii ilmu sebagaimana teman-temannya dari para guru di Madinah.

6u .filarAlau an-Nahala',lY /476

604 101 J0sahTabi'in

Tentang perjalanan ilmu dan penyebarannya di Madinah, Ibnul Qalyim
menuturkan dalam bukuny a A'la ru a l-M r waq q i' in $ / 1 6) :

'Agama dan fiqh menyebar di tengah-tengah umat dari para pengikut
Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Abduliah bin Umar dan Abdullah bin Abbas.
Adapun penduduk Madinah, ilmu mereka berasal dari pengikutZaidbin Tsabit
dan Abdullah bin Umar. Sedangkan penduduk Irak, ilmu mereka berasal dari

para pegikut Abdullah bin Mas'ud."

Dari ungkapan itu kita merasakan betapa pentingnya peranan rumah yang
membesarkan Ubaidillah. Kakeknya adalah Abdullah bin Mas'ud yang me niadi
rujukan para ahli fiqh Irak, baik di I(ufah maupun tempat lainnya, kendati dia
sendiri banyak mengambil ilmu dari Ibnu Abbas. I(arena lamanya pengabdiannya
kepada Ibnu Abbas, dia tak meriwayatkan hadits dari sang kakek Abdullah bin
Mas'ud, katena tak mengalami hidup semasa dengannya.

Dia dikenal6al sebagai orangyangtdqab,alim dan atrli fiqh, memiliki banyak
hapalan hadits, ilmu dan syair. Ubaidillah pernah menceritakan tentang ilmunya,

'Aku tak mendengar suatu hadits sama sekali, lalu aku ingin memahaminya

kecuali aku dapat memahaminya."

Begitulah adanya. Dia dikenal sebagai seorang penghapal dan alim. Para

muridnya menyaksikan betapa banyaknya ilmu dan kecemedangannya karena

iitihad yang dilakukannya. Tak cukup baginva satu atau beberapa hari dengan

sejumlah ilmu atau seiumlah hadits.Imam az-Zuhrimengomentari, "Saya tidak

berguru kepada seorang ulama kecuali pada saat yang sama saya melihat bahwa

saya telah mendapati y^ng ada pada dirinya. Saya pernah datang kepada
^pa
Urwah bin az-Zubair hingga saya tidak mendengar kecuali pengulangan (dari

apa yang sudah disampaikannya), kecuali pada Ubaidillah. Sesungguhnya saya

tidak mendatanginya kecuali saya mendapatkan padanya ilmu yang baru."

Paparan di atas menjelaskan orang ini selalu belajar dan berijuhad. Sampai-
sampai Ibnu Syihab az-Zuhri salah seorang murid dalam majelisnya mengakui
dan meyakinkan bahwa ia tidak mendengar darinya ilmu yang diulang-ulang.
Hingga ia membandingkannya dengan temannya Urwah bin az-Zubur.

Ilmu dan ulama telah menempati kedudukan yang penting di Madinah.
Seorang murid siap berbakti kepada guru dan ustadznya. Pada masa tabi'in,
para murid mengetahui keutamaan majelis ilmu dan kedudukan guru mereka.
Di sini kita menemukan Ibnu Slhab sebagai salah satu murid Ubaidllah bin

I Al-Waqididan lbnu Sa'ad, V/250

101 .KisalrTabi'in 605

Abdullah, dan sebagai orang yang dikenal paling banyak meriwayatkan hadits
darinya selama ia berbakti kepada guru dan ustadznya, Ubaidillah.

Az-Zuhi mengatakan, "S aya berbakti (melayani) Ubaidillah bin Abdullah,
hingga ketika saya hendak memberikan minum dengan air yang asin, dia
bertanya kepada keluarganya, 'Siapa yang ada di balik pintu?' Lalu dijawab,

'Pelayanmu yang lemah penglihatannya!"

Begitulah keikhlasan seorang murid yang melayani gurunya. Sang guru
membicarakannya saat sang murid memberikan air minum dari sumur.

Dari hubungan ini jadilah sang murid seorang yang alim dan ahli fiqh.
Dari gurunya ia menimba semua yangie inginkan hingga mampu memahami

ilmunya.

I(arenanya Ibnu Syihab az-Zuhri menjadi istimewa. Dia meniadi seorang
alim yang besar, sehingga turun-temurun ilmu sesudahnya itu. Dari tangan
Ibnu Syihab, murid Ubaidillah,lahir seorang alim terkenal, Imam Malik, sebagai
imam Daral Hijrah dan orang yang dimintai fatttra di masanya,

Dia iuga adalah guru bagi Umar bin Abdul Aziz fthalifah). Dia senantiasa
memberi nasihat dalam bentuk syair.

Sebagai petgaiar,dia dikenal sebagai seorang syaikh yang memiliki akhlak

luhur, karakter mulia, tedebih kepada para muridnya. Di ant^r^muridnya juga
terdapat Ali bin al-Husain bin binti Rasulillah @athimah) yang pernah suatu

hari mendatanginya saat sedang menunaikan shalat. Kedatangannya itu untuk
bertanya tentang ilmu. Sementara Ubaidillah sangat panjang shalatnya dan tak
pernah mempersingkat shalatnya hanya karena kedatangan siapapun. Ali duduk

menunggu dalam waktu yang lama Saat itu Ubaidillah dipersalahkan dan

mendengar suara yang mengatakan, "\Wahai Ubaidillah, engkau didatangi cucu
dari anak Rasulullah ShalklbhuAlaihi wa Sallan.Lalu engkau menahannya seperti
itu!" Ubaidillah berkata, 'Ya Allah, mohon ampunan-Mu, seharusnya bagi orang
yang mengharap masalah seperti ini (ilmu) untuk diperhatikan."62al

Termasuk yang terkenal dari riwayat Ubaidillah bin Abdullah berasal dari
Ibnu Abbas. Ubaidillah bin Abdullah mendengar Ibnu Abbas berkata, "Saya
dan al-Fadhl datang mengendarai keledai ke Arafah, sedangkan Nabi Shalklkha
Alaibi aa Sallan dengan menunaikan shalat bersama orang-orang. Lalu di depan
kami lewat suatu barisan, hingga kami turun dari keledai itu dan membiarkan-

a' SjarAhnt an-Nfiald lY /478

606 101 "Kisahflabi'in

nya mencari rumput (makan). Nabi ShallallabuAlailti wa Sallarn tak mengatakan
apapun kepada kani."62sl

Imam az-Zuhri iuga meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdullah dari Abu
Hurairah berkata, Rasulullah S hallallahu Alaihi wa Salkrn bersabda, "Siapa yang
pada malamnya masih menyisakan kotoran bekas makanan pada tangannya,
lalu terkena sesuatu, maka hendaknya ia tidak menyesali kecuali pada dirinya

sendiri.626l

Pengertian hadits di atas, bahwa Rasulullah Shallallabu Alaibi aa Sallan
menyarankan untuk senantiasa mencuci t^ng ndari bekas makanan yang masih
menempel. Siapa yang tak mengindahkannya, lalu ia teriangkit penyakit atau
mengalami sesuatu dari kemalasannya itu, maka hendaknya ia menyalahkan
dirinya sendiri.

Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah iuga meriwayatkan hadits dari Aisyah,
Rasulullah mengatakan, "Sesungguhnya Ailah tidak mencabut (nyawa) seorang
Nabi hingga Dia memberikan pilihan kepadanya."

Aisyah mengatakan, tatkala Rasulullah sedang menghadapi sakaratul maug
ungkapan terakhir yang terdengar darinya, 'Akan tetapi kedudukan yang tinggi
dari surga," Lalu saya berkata, kalau begitu, sungguh demi Allah bahwa Dia
tidak memilihkan kita, dan saya mengetahui bahwa Dialah yang mengatakan,

"Untuk kami, bahwa seorang Nabi tidak dicabut nyaw^nya hingga diberikan
pilihan kep adany a." 621 |

Dari hadits di atas kita mengetahui mengapa Rasulullah mengatakan dalam
kalimat terakhirnya saat diberi piiihan dan memilih dengan mengatakan, "Tapi
sesungguhnya $angaku pilih adalah) tempat yang tinggi di surga."

Termasuk hadits yang diriwayatkan oleh Ubaidillah bin Abdullah dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah Shallallabu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Seandairgu aku memparyai emas sebuarguwgUhtd, maka ita tidak membaatku
gembira apabila datangpadaka tiga malam dar aka nemiliki (sebagian peran) di
dalanryta kecaali sesuatulang dapat aka mantapkan antuk agama.'$28)

Selebihnya kita mengingat orang yang menuturkan hadits pada syaikh kita
ini, dan yang terkenal dari mereka adalah Ummul Mukminin Aisyah, Abu

@s HR.ImamMalikdalamal-MuMttba',1/155-156dznizlursmadlbnuSyihabaz-Zuhri;al-Bul,hai,l/57ldanMuslim,

6b No.504. Ibnu Maiah, No.3297 dari Ubaidillah bin Abdulla}
a7 dari Ibnu Sf ihab az-Zuhri
M HR. Imam Ahmad II/263 dan
Al-Hifiah, Abt Nu'aim IIl189
ldnt

101 "KisahTahi'in 607

Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Umarr, Abu Said al-Khudri, al-Nu'man bin Basf r,
Maimunah binti al-Harits,IJmmu Salamah dan Fathimah binti Qais.

Sedang orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah Aun, ahli
hadits yang merupakan saudaranya sendiri, dan muridnya Ibnu Syhab az-Zuhi
serta Abu az-Zanad.

Di hari-hari terakhir menielang wafatnya, Abu az-Zanad menceritakan,
"Barangkali saya melihat Umar bin Abdul Aziz saat mulai ada tanda-tanda
ftematiannya) mendatangi Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, barangkali ia

terhalang atau diizinkan masuk."
Ini adalah gambaran kemuliaan di mata Amirul Mukminin Umar bin Abdul

Aziz yang mengatakan tentang sosok pribadi Ubaidillah (sesudah itu),
"Seandainya Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah mendapati (lrd"p semasa)

denganku, tatkala saya mendapatkan apa yangadapadanya maka sangat ringan
beban yang aku pikul sekarang (sebagai khalifah)."62elDemikianlah seterusnya
hingga setelah wafatnya, Amirul Mukminin selalu berharap seandainya sang

guru dan ustadznya itu senantiasa berada di sampingnya y^ng selalu

menuntunnya dengan fatwa dalam memimpin kaum muslimin.

Dia meninggal antan tahun 98 dan 99 H. Ruhnya naik ke atas menemui

Sang Penciptanya. Namun ilmu yangia tinggalkan masih menjadi mercusuar di
tengah-teng ah pal,a pengikut Sunnah.

Kepergian Ubaidillah bin Abdullah bukan berarti telah berpisah dengan
dunia. Ia meniadi salah satu dari tuiuh ahli fiqh Madinah yang ilmunya senantiasa
bermanfaat bagi umat manusia.

'Adapun buib itu, akan hilangsebagar sesruta-yangtak ada harganla; adapufiJafig

membei manftat kepada manasia, naka ia tetaP di bm/" (QS. ar-Rad: 17).

Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya kepada Ubaidillah, sang ahli
fiqh yang sangat banyak haditsnya, terpercaya dan imam yang terkemuka.

G,^9

ae ldent

608 lol,Kisahfiabi'in

86

-*${@re-

Umar bin Abdul Aziz

Khalifah Rasyidah Kelima

Pesona keadilan khilafah islamiyah kembali bersinar di tangannya.

T\JTMkhAaRlifabhinsAebbdeluulmAnzyiaz membersihkan kedua t^ng^rlflyadari debu kuburan
Sulaiman bin Abdul Malik. Tiba-tiba ia mendengar

suara gemuruh bumi di sekitarnya. Ia berpaliflg seraya berkata, 'Apa ini?"

Orang-orang berkata, "Ini kendaraanmu, wahai Amirul Mukminin. Ia telah
disiapkan untuk Anda kendarai." Umar melihatnya dengan sebelah mata, lalu

berkata dengan suara gemetar dan terbata-bata karena kelelahan dan kurang
tidur, 'Apa hubungannya denganku? Jauhkanlah ini dariku, mudah-mudahan
Allah memberkahi kahan. Bawa kemari keledaiku. Ia cukup bagiku."

Baru saja ia duduk di atas punggung keledainya, komandan polisi datang
berjalan di depannya. Bersamanya sekelompok anak buahny^y^ngberbaris di

kanan dan kirinya mengawal. Di tangan mereka tergenggam tombak yang

mengkilat. Umar menoleh ke arahnya dan berkata,'Aku tidak membutuhkan
kalian. Aku hanyalah orang biasa dari kalangan kaum muslimin. Aku berjalan
pagi hari dan sore hari sama seperti mereka."

Selanjutnya, Umar berjalan dan orang-orang berjalan bersamanya hingga
memasuki masjid untuk shalat. Berdatanganlah orang-orang ke masjid dari segala
penjuru. Ketika mereka sudah berkumpul, Umar berdiri sebagai khatib. Ia
memuii AIIah dan menyaniung-Nya serta bershalawat atas Nabi, kemudian
berkata:

"Wahai manusia, sesungguhnya aku mendapat cobaan dengan urusan ini
fthtlafah) y^ig tampa aku dimintai persetujuan lebih dulu, memintanya atau
pun dan bermusyawarah dulu dengan kaum muslimin.

t|l,'r.,isal'tTabi'in 609

Sesungguhnya, aku telah melepaskan baiat yang ada di pundak kalian
unrukku. Selanjutnya pilih dari kalangan kalian sendiri seorang khalifah yang
kalian ridhai."

Orang-orang pun berteriak dengan satu suafa, "Kami telah memilihmu,
wahai Amirul Mukminin dan kami ridha terhadapmu. Aturlah urusan kami
dengan karunia dan berkah Allah."

Ketika suara-suara telah senyap dan hati telah tenang, Umar memuii Allah
dan menyaniung-Nya sekali lagi dan bershalawatatas Muhammad, hamba dan
utusan AIIah.

Umar mulai menganjurkan orang-orang supaya bertakwa, mengajak mereka
supaya berzuhud dari kehidupan dunia, mensugesti mereka kepada kehidupan
akhirat dan mengingatkan mereka kepada kematian dengan intonasi yangdapat
melunakkan hati yang keras, menjadikan air mata durhaka bercucuran dengan
deras dan keluar dari lubuk hati pemiliknya sehingga terpatri di dalam lubuk
hati p ara pendengarnya.

"lVahai manusia, barangsiapa y^ig t^at kepada Allah, dia wajib ditaati.

Barungsiapayang bermaksiat kepada Allah, tidak seorang pun yang boleh ta'at
kepadanya. Wahai manusia, taatilah aku selama menaati Allah dalam menangani
urusan kalian. Jika aku bermaksiat kepada Allah, kalian tidak usah taat kepadaku."

Kemudian ia turun dari mimbar untuk menuju ke rumahnya dan masuk
ke kamarnya. Ia benar-benar ingin mendapatkan sedikit istirahat, setelah
kelelahan yanga;mat sangat, sejak wafatnya khalifah sebelumnya.

Baru saja Umar bin Abdul Aziz meletakkan punggungnya di tempat

tidurnya, putranya, Abdul Malik yangwaktu iru baru menginjak usia 17 tahun,

datang dan berkata, 'Ap, yang ingin ayah lakukan?"
Umar menjawab, 'lWahai anakku, aku ingin tidur sejenak, karena sudah

tak tersisa lagi tenagaku ini."

'Apakah ayah masih ingin tidur sejenak sebelum mengembalikan hak-hak
orang yang dizalimi?" kata putranya lagi.

"Wahai anakku, sesungguhnya aku tadi malam bergadang (tidak tidur)
karena mengurus pamanmu, Sulaiman. Nanti kalau sudah datangwaktu Zuhur,
aku akan shalat bersama orang-orang dan akan dan aku mengembalikan hak-
hak orang yangdtzal-rmt tersebut, insya Allah."

Sang putra b erkatalag5, "Siapa yang meniaminmu, wahai Amirul Mukminin
kalau usiamu hanya sampai Zuhur?"

61 0 101 .Kisah"falli'itt

Ucapan ini membakar semangat Umar dan melenyapkan rasa kantuk kedua

m tanya. Kekuatan dan kesegaran badannya yang sebelumnya lelah, bangkit.

Ia pun berkata ada putranya, "Mendekatlah kemari wahai putraku!"

Sang putra pun mendekat dan Umar langsung memeluk dan menciumi
keningnya seraya berkata, "Segala puii bagt Allah yang telah melahirkan dari
keturunanku orang yang menolongku dalam menialankan agama"

Umar berdiri dan menyuruh supaya diumumkan kepada oranp5-orang,
"Barangsiapa yang merasa terani^ya, maka hendaklah dia mengajukan

perkaranya."

Siapakah Abdul Malik ini? Bagaimana cerita anak muda ini sehingga

menjadi buah bibir orang-orang?

Dialah anak yang berhasil mensugesti ayahrya untuk rajin beribadah dan

mengarahkanny^ agr menempuh jalan kezuhudan. Marilah kita telusuri kisah
pemuda yang shalih ini dari awal.

Umar bin Abdul Aziz mempunyai lima belas anak. Hanya tiga di afltara
mereka yang perempuan. Mereka anak-anak yang memiliki tingkat ketakwaan

dan keshalihan yang sangat memadai. Namun, Abdul Malik adalah putra paling
menonjol di antara saudara-saudaranya dan bintangnya mereka ),ang bersinar-
sinar. Dia seorang anak yang ahli sastra, mahir Iagi cerdik. lValaupun usianl'a
masih muda, tapi cara berpikirnya seperti dewasa.

Di samping itu, dia tumbuh sebagai anakyang taat kepada Allah sejak

muda. Dialah orang yang tingkah lakunya paling dekat dengan keluarga besar

al-Khaththab secara umum serta yang paling mirip dengan Abdullah bin

Llmar, khususnya dari sisi ketakvzaan kepada Allah, rasa takut berbuat maksiat
kepada-Nya serta bertaqarrub kepada-Nya dengan melakukan ketaatan.

Keponakannya, Ashim bin Abu Bakar bin Abdul Azizbin Marwan, anak
saudara Umar bin Abdul Aziz bercerita, "Suatu waktu, aku bertandang ke
Damaskus dan mampir di rumah anak pamanku, Abdul Malik. Saat itu, dia
masih buiangan, Ialu kami menunaikan shalat Isya' kemudian masing-masing
kami beranjak ke tempat tidur. Lalu Abdul Malik mendekati lampu dan
mematikannya sementara masing-masing kami mulai tidur. Kemudian aku
bangun pada tengah malam, ternyata Abdul Malik sedang berdiri shalat dengan
khusyrrk seraya membaca firman Allah:

t 16 'u\;;-li.r- c, r;;qi@ ry 4:* ot,,;i;?i

101 &isah :tabi'it 61 1

3;,r:ilif[r. v-r. o;err:Jr] @ V # F

'Maka bagaimana pendapahnu jika Kami beikan kepada rtereka kenikmatan

hidap benahun-tahun. Kertadian datangkepada nereka aqablangtelab diancamkan

kepada mereka. I'Jiscala tidak bergana bagt mereka apa lang ruereka selalu

menikmatinla," (QS. asy-SJ,u' aru' : 205-207).

Tak ada yang membuatku begitu terkesan kecuali saat dia mengulang-
ulang ayat tersebut dan menangis tersedu-sedu. Setiap kali dia selesai da:i:l, ayat
itu, dia mengulanginya kembali, sehingga aku berkata dalam hati, 'Anak ini
bisa mati oleh tangisannya."

Ketika aku melihatnya seperti itu, aku bergumam, 'l--a ilaha illallah wal
hamdu lilkh.'Seakan ucapan orang yang bangun dari tidur, padahal tujuanku
unruk menghentikan tangisannya.

Ketika mendengar suaraku, dia terdiam dan tidak lagi terdengar rintihannya."

Pemuda dari keluarga besar Umar ini banyak berguru kepada ulama-ulama
besarpada z^m nny^ sehingga begiru asfk dengan Kitab Allah, kenyangdengan
hadits Rasulullah dan pemahaman terhadap ^g m^.

Dia menjadi seorang yang dapat berkompetisi dengan para ulama kelas

atas (ternama) pada z manfly^, sekalipun usianya ketika itu masih sangat muda.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para
qari (ahli baca al-Qur'an) dan ahli fiqh negeri Syam. Ketika itu, ia berkata,
"Sesungguhnya aku memanggil kalian untuk menangani kezaliman yang
sekarang ada di tangan keluargaku. Bagaimar,a pandangan kalian?"

Mereka berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya hal itu tidak
termasuk kawasan wewenangmu. Dosa-dosa atas tindakan kezaliman itu
sepenuhnya berada di pundak orang yang mengambilnya secara tidak benar

(merampasnya)."

Rupanya Umar belum puas dengan jawaban tersebut. Lalu melirik ke arah
salah seorang di antara mereka yang tidak sependapat dengan mereka, seraya
berkata, "Utuslah orang untuk memanggil Abdul Malik, karena dia tidak lebih
rendah ilmunya, pemahaman (fiqh)nya ataupun dayanalarnya dari orang-orang
telah yang engkau undang."

Ketika Abdul Malik menemuinya, Umar berkata kepadanya,"Bagaimana
pendapatmu tentang harta orang-orang yang diambil anak-anak paman kita
secara zalim, sedangkan pemilik-pemiliknya telah datang dan memintanyadan
kita telah mengetahui hak mereka pada harta itu?"

612 101 Xisahfabi'in

Abdul Malik berkata, "Menurutku, hendaknyaayah mengembalikan harta
itu kepada para pemiliknya selama ayah mengetahui permasalahannya.Jika tidak,
berarti ayah termas uk orang-or ar,g y arrg mengambiln y a secara zalirl:.."

Seluruh rongga dan jiwa tubuh lJmar, Iega dan ape-y^flgmenghantuinya
pun hilang.

Anak muda keturunan Umar ini lebih menlukai murabathah @eriaga-izga
di perbatasan dari serangan musuh) dengan tinggal di salah satu kota yang
dekat dengannya ketimbang menetap di negeri Syam. Dia tetap berangkat ke
sana sementara di belakangnya kota Damaskus yang bertamaflindah, naungan
yang rimbun dan memiliki tuiuh sungai dia tinggalkan begitu saja.

Sekalipun sang ayah telah mengetahui keshalihan dan ketakwaan anaknya,
ia masih mengkhawatirkannya dan kasihan kalau-kalau dia bisa luluh oleh godaan
syetan dan gejolak-gef olak masa muda serta begitu antusias untuk mengetahui
segala-galanya tentang dirinya tersebut selama dia bisa mengetahuinya. Ia tidak
pernah melalaikan hal itu.

Maimun bin Mihran, seorang menteri, Qadhi sekaligus penasihat Umar
bin Abdul Aziz,pernah bercerita, "Sewaktu menemui lJmar bin Abdul Aziz,
aku mendapatinya sedang menulis surat kepada anaknya,Abdul Malik. Dalam

suratnya itu, ia menasihati, memberikan pengarahan, petingatan, berita

menakutkan dan berita gembira.

Di antara isinya: "Sesungguhnya, engkaulah orang yang paling pantas untuk
menangkap dan memahamai ucapanku. Segala puii bagi AXah, Dia telah berbuat
baik kepada kita dari urusan sekecil-kecrlnya hingga sebeasar-besarnya. Ingadah
karunia Allah kepadamu dan kepada kedua orang tuamu. Janganlah sekali-kali
berlaku sombong dan bangga diri, karena hal itu termasuk perbuatan syetan.
Syetan adalah musuh y^ngny^ta bagi orang-orang yang beriman. Ketahuilah,
aku mengirimkan surat ini, bukan karena ada laporan tentang dirimu. Aku tidak
mengetahui tentangmu kecuali hal yang baik. Namun demikian, telah sampai
laporan kepadaku bahwa perihal tindakanmu yang suka berbangga-bangga diri.
Seandainya kebanggaan ini menyeretmu kepada sesuatu yang aku benci, tentu
engkau mendapatkan sesuatu yang engkau benci."

Maimun berkata, "Kemudian Umar menoleh kepadaku seraya berkata,
lWahai Maimun, sesungguhnya anakku, Abdul Malik, telah menghiasi mataku
dan aku menuduh diriku telah melakukan iru. Karenanya, aku khawatir kalau
rasa cintaku kepadanya telah melebihi pengetahuanku tentang dirinya sehingga

y^ngmenimpa nenek-moyangku dulu yang buta terhadap atb anak-anaknya
^pa

101 &isah'labi'in 613

menimpa diriku iuga. Awasi dan carilah informasi akurat tentangnya. Perhatikan
apakah adapadanya sesuatu yang mirip kesombongan dan berbangga-baflgg^
itu. Karena dia masih anak muda dan aku belum dapat menjamin dirinya bisa

terhindar dari godaan syetan."

Maimun berkata lagi,'Aku segera berangkat hingga bertemu Abdul Malik,
lalu minta permisi dan masuk. Ternyata dia adalah seorang yang baru menginjak
remaiadan masih muda belia, memiliki pandangan yangcenadan sangat rendah
hati. Dia duduk di atas hamparan putih, di atas karpet yang terbuat dari bulu.

Lantas menyambutku sembari berkata, Aku telah mendengar ayah sering

berbicara tentang dirimu yang memang pantas engkau menyandangnya, yaitu
seorang yang baik. Aku berharap Allah menjadikanmu orang yang berguna.'
Aku bertanya kepadanya,'Bagaimana keadaanmu?'

Dia menjawab, 'Senantiasa dalam keadaan baik dan mendapat nikmat dari
Allah. Hanya saia, aku khawatir jika sangkaan baik ayah terhadapku membuatku

terbuai sementara sebenarnya aku belum mencapai tingkat keutamaan
sebagaiman^ y^ng ia sangka itu. Sungguh aku khawatir kalau kecintaan ayah
padaku telah melebihi pengetahuarinya tentaflg diriku sehingga aku malah

meniadi bebannya.'

Mendengar jawabanitu, aku @Iaimun) jadi terkagum-kagum kenapa bisa

teriadi kecocokan hati di ^flt^rakeduanya. Kemudian aku bertanyakepadanya,

'Tolong beritahu aku dari mana sumber penghrdupanmu?'

Dia berkata, "Dari hasil tanahyangaku beli dari seseorangyangmendapat
warisan ayahnya. Aku membayarflya dengan uang yang bukan sfrbhat sama
sekali. sehrngga karenanya aku tidak membutuhkan lagi hxtafai'$ang didapat
tidak melalui peperangan) kaum muslimin.'

Aku bertany a lag,'Apa makananmu?'

'Terkadang daging, terkadang 'adas (sejenis kacang) dan minyak dan
terkadang cuka dan minyak. Ini sudah cukup."

Lalu aku bertanya lagi, 'Apakah engkau tidak merasa bangga dengan

dirimu sendiri?"

Dia menjawab, "Pernah aku merasakan sedikit dari hal semacam itu namun
ketika ayah memberikan wejangan kepadaku, dia berhasil membuka mataku
akan hakikat diriku dan menjadikannya kecil bagiku dan jatuh harkatnya di

mataku. Akhirnya Allah menjadikan weiangan itu bermanfaat bagi diriku.

Semoga Allah membalas kebaikar ayah."

61 4 lot xisah'fabi'in

Satu jam aku habiskan untuk mengobrol bersamanya dan rileks dengan
ucapannya. Rasanya, belum pernah aku melihat pemuda setampan dia,
sesempurna otaknya dan seluhur akhlaknya padahal dia masih muda.

Ketika di pengujung siang, pembantunya datetg sembari berkata,

"Semoga Allah memperbaiki dirimu, kami sudah kosongkan!" Lalu dia diam...
Aku bertanya kepadanya,"Ap^ yang mereka kosongkan itu?"
"!7C," katarrya

"Bagaimana caranya?" tanyaku lagi
"Yah, mereka kosongkan dari orang-orang," iawabnya

"Tadinya sikapmu mendapatkan tempat yang agung di hatiku hingga

sekarang aku dengar hal ini," kataku
Dia begitu cemas dan mengucap Inna L.ilkbi IYa Inna llaibi Raji'un,lalu

berkata,'Apa itu, wahai p^m^n-semoga Allah merahmatimu?"
'Apakah WC itu milikmu?" tanyaku

"Bukan," katarrya.
"Lantas apa alasanmu mengeluarkan? Sepertinya dengan tindakanmu iru,
engkau ingin mengangkat dirimu di atas mereka dan menjadikan kedudukanmu
berada di atas kedudukan mereka. Kemudian engkau juga menyakiti si penunggu
WC ini dengan tidak mengabaikan upah hariannya dan membuat orang yang
datang ke mari pulang sia-sia," kataku lagi.

Dia berkata, "Mengenai penunggu WC ini, aku sudah membuatnya rela
dengan memberikan upah hariannya."

"Ini namanya pengeluaran foya-foyayang dicampuri oleh kesombongan.

Apa yang membuatmu enggan masuk WC bersam^ or ng-orang padahal

engkau sama saja dengan salah seorang dari mereka?" kataku.
"Yang membuatku enggan hanyalah tingkah beberapa orang-orang tak

beres yang masuk WC tanpa penghalang sehingga aku tidak suka melihat aurat-
aurat mereka itu. Demikian pula, aku tidak suka memaksa mereka mengenakan

penghalang sehingga hal ini bisa mereka anggap sebagai campur tanganku
terhadap mereka dengan menggunakan kewenangan penguasa yang aku
bermohon kepada Allah agarl<tta terhindar darinya. Karena itu, tolong nasihati
aku-semoga Allah merahmatimu-sehingga berguna bagiku dan carilah solusi
dari permas alahan ini! " j awabnya.

101 "Kisah'labi'in 615

Aku berkata, "Tunggulah dulu hingga oraflg-orang keluar dari WC pada
malam hari dan kembali ke rumah-rumah mereka, lalu masuklah!"

"Kalau begitu, aku berjanji tak akan masuk selama-lamanya pada siang
hari seiak hari ini dan andaikata bukan karena begitu dinginnya cuaca di negeri
ini (sehingga selalu ingin buang hajat), tentu aku tak akan masuk ke WC itu
selama-lama ny a," katarty a.

Dia berhenti sef enak seakan memikirkan sesuatu, kemudian mengangkat
kepalanya menoleh ke arahku sembari berkata,'Aku bersumpah di hadapanmu.
Simpan rahasia ini sehingga tidak didengar ayah. Aku tidak suka dia masih marah.
Aku khawatir bila datang ajalku sementara tidak mendapatkan keridhaannya."

Maimun berkata, 'Aku berniat ingrn mengetesnya seberapa jauh ke dalaman
akalnya, ser^ya berkata kepadanya, Jika Amirul Mukminin bertanya, apakah
aku melihat sesuatu darimu, apakah engkau tega aku berdusta?"

"Tidak. Mahdqallab, tapi katakan padanya, Aku telah melihat sesuatu
dainya lantas aku nasihati dia. Aku jadikan hal itu sebagai perkara besar di
hadapan mat^rrya lalu dia cepat-cepat sadar. Setelah itu, ayah pasti takkan
menanyakanmu untuk menyingkap hal-hal yaflg tidak engkau tampakkan
padanya. Sebab, Allah luga melindunginya dari mencari hal-hal yang masih

terselub ung," iawabny a
Maimun berkata, "Sungguh, aku belum pernah sama sekali melihat seoraflg

anak dan ayah seperti mereka berdua -semoga Allah merahmati keduanya."

Umar bin Abdul Aziz adalah Khatifah Kedelapan Daulah Umayyah.

Dalam Literatur sejarah ia dikenal dengan Umar Kedua (lJmar Pertama adalah

Umar bin Khaththab) lantaran kebijaksanaan, keadilan dan kejujuran serta

kesederhanaannya.

Nama lengkapnya adalah Umar bin Abdul Azizbin Marwan bin Hakam
bin Harb bin Umayyah. Ayahnya, Abdul Aziz pernah menjadi gubernur di Mesir
selama beberapa tahun. Ia masih merupakan keturunan Umar bin Khathab
melalui ibunya, Laila Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khathab.

Ketika kecil Umar bin Abdul Aziz sering berkunjung ke rumah paman
ibunya, Abdullah bin Umar bin Khathab. Setiap kali pulang, ia selalu mengatakan
kepada ibunya bahwa ia ingin seperti kakeknya. Ibunya menerangkan bahwa
kelak ia akan hidup seperti kakeknya itu. Seorang ulama yangwata'.

Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah. Ketika ayahnya,

Abdul Aziz wafat, Khalifah Abdul Malik bin Marwan menyuruhnya ke

616 101 &.isahTabi'itt

Damaskus dan menikahkannya dengan putrinya, Fathimah. Pada masa
pemerintahan Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz drangkat menjadi
gubernur Hijaz. Ketika itu usianya baru24 tahun. Saat Masjid Nabawi dibongkar

untuk diperbaiki, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai pengawas

pelaksanaannya.

Langkahnya yang bisa dicontoh oleh para pemimpin saat ini adalah

membentuk sebuah Dewan Penasihat yang beranggotakan sekitar 10 ulama
terkemuka saat itu. Bersama merekalah Umar mendiskusikan berbagai masalah

yang dihadapi masyarakat. Karen beberapa tindakan beraninya memberantas
kezaliman, atas hasutat Hajjai bin Yusuf dan orang-orangnya, Umar
diberhentikan dari iabatan gubernur. Namun, ketika Khalifah Sulaiman bin
Abdul Malik berkuas^,ia kembali diangkat sebagai sekretaris nega;r^.

Meski pernah menjabat sebagai gubernur dan sekretaris ne3 r^, Umar tak
pernah berambisi menjadi khalifah. Ketika Khalifah Sulaiman sakit, dan putra
mahkotanya, Annrb meninggal, ia minta pertimbangan kepada Raja'bin Haiwah.
Ketika itu, Raia' mengusulkan nama Umar bin Abdul Aziz. Padahal, dalam
suatu kesemp^t^t,Umar pernah menolak untuk dinobatkan menjadi khalifah.

Ternyata, t^ttpe- sepengetahuan Umar, sang Khalifah sudah membuat
kesepakatan untuk mengangkat Umar bin Abdul Aziz sebagai khalidah dan
Yazid bin Abdul Malik sebagai khalifah setelahnya.

Walaupun Umar bin Abdul Lzizhanya memerintah selama dua setengah
tahun, tapi kebiiakan yang ia buat sungguh berjasa bagi kejayaan umat Islam.
Dialah yang memulai menerapkan syariat Islam secara utuh dengan minta
bantuan para ulama seperti Hasan Bashri. Pada masanya juga, hadits-hadits
mulai dibukukan.

Umar iuga mempunyai perhatian terhadap berbagai cabang ilmu, seperti
kedokteran. Dialah yang mengusulkan memindahkan sekolah kedokteran di
Iskandariyah, Mesir ke Antiochia, Turki. Umar juga bersikap lunak terhadap
musuh-musuh politiknya. la jtga melarang kaum muslimin untuk mengecam
AIi bin Abi Thalib.

Untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, Umar mengirimkan utusan
ke berbagai daerah untuk memantau ketja pan gubernur. Jika menemukan
penyimpangan, I-Jmar tak segan-segan memecatnya, seperti yang ia lakukan

terhadap Yazid bin Abi Muslim, gubernur Afrika Utara dan Shalih bin

Abdurrahman, gubernur Irak. Umar juga mengembalikan tanah yang dirampas

Para Penguasa.

1O1 ,Kisah'labi'in 61 7

Dalam bidang militer, Umar tidak menaruh perhatian untuk membangun
angkatan perang. Ia lebih mengutamakan kemakmuran kehidupan masyarakat.
Karcnarya, ia memerintahkan Maslamah untuk menghentikan pengepungan
I(onstantinovel dan penyerbuan ke Asia Kecil.

Di bidang ekonomi, Umar membuat kebijakan yang bisa melindungi rakyat
kecil. Pada masanya orang-orang kaya membayar zakat sehingga kemakmuran
benar-benar terwujud. Konon, saat itu sulit menemukan para penedma zakat
lantaran kemakmuran begitu merata.

Dalam melaksanakan berbagai kebiiakan itu, Umar selalu berada di depan.
Sebelum menyuruh orang lain bedaku sederhana, ia lebih dahulu bersikap
sederhana. Buktinya, sebelum menjadi khalifah, Umar biasa mengenakan pakaian
bagus. Namun setelah menjabat khalifah keadaarnyaiustru berbalik.Ia menolak
berbagai fasilitas keraiaan. Bahkan, harta miliknya pun dijual dan uangnya
dimasukkan ke Baitul Mal.

Di antaru bukti bahwa Umar sangat tidak ingin menggunakan fasilitas

flegara adalah kisahnya dengan putranya. Suatu malam, ketika ia sedang berada

di kantor untuk urusan neg ra, putranya datang. Begitu mengetahui bahwa
putranya ingin membicarakan masalah keluarga, Umar memadamkan lampu

yangia gunakan. Keduanya pun berbincang dalam kegelapan.
Ketika hal itu ditanyakan putranya, dengan yakin Umar menjawab bahwa

mereka sedang membicarakan masalah keluarga. Sedangkan lampu yang mereka
gunakan adalah milik negara.

Karena berbagai kebiiakan dan keadilannya itu, Umar bin Abdul Aziz
dikenal dengan Khalifah Rasyidah Kelima atauUmar Kedua setelah Umar bin
I(haththab. Semoga pemimpin sekarang bisa meneladani dua Umar iru sehingga
kemakmuran di negeri ini tak semata menjadi impian. Amin.630l

G9

6{ Untuklebihdetail silakanmerujukS/arabDaahtUnElahldiDanaku,JoesoefSou'yb;Taikhal-Khuhfa',lmtmzs-

Suluthi; Sbtzarmin HEab at-Tabi'in, Abdurahman Ra'fat Basya; Sbawr uin SlaranTabi'in, Azhai Ahmad Mahmud;
Atlrat-Tahi'in,lrbdul Mun'im al-Hasyrmi; S$arAhu at-llDrlz, Shabri bin Salmah Syahin; UararhinAhlulA$1,kxya
lbaulJzuzi; Taikb al-Khulafa,ltm. 321 -322; dm bebcrapa buku lainnya.

861 101 "Kisahilabi'in


Click to View FlipBook Version