The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hermeneutika global media, 2023-10-11 22:44:48

SESPIMMEN Book

SESPIMMEN Small

Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman SERDIK SESPIMMEN TAHUN ANGKATAN 2023 NAKHODA IMPIAN K


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman


Penerbit : Serat Alam Media (SAM) Jl. G. Arus No. 82 Sr. Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan (12640) Telp. : +6221 7867659 HP. : +6281959194387 E-mail : [email protected] Web : www.seratalammedia.com Hak Cipta dilindungi Undang-Undang IRJEN POL. Prof. Dr. CHRYSHNANDA DL, M.Si. TIM PENULIS: Ramadhan Nasution S.I.K., M.H., M.Si Wikha Ardilestanto, S.H., S.I.K., M.Si Hasby Ristama, S.H., S.I.K., M.H Galih Bayu Raditya S.I.K., M.M. Resa Fiardi Marasabessy B.Sc., S.I.K., M.H. Andika Dharma Sena S.I.K., M.H. Agus Ady Wijaya S.H., S.I.K., M.Si FOTOGRAFER: Spripim Mabes Polri LAY OUT DAN ARTISTIK: Kardono Setyorakhmadi Ghani Ramdani Indria Pramuhapsari Dilarang Mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit Tebal : x + 156 hlm; 17,5 cm x 25 cm ISBN : Diterbitkan atas kerja sama Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman SESPIM LEMDIKLAT POLRI


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA v IMPIAN P UJI syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya bagi kita sekalian sehingga masih dilimpahkan kesehatan dan kesempatan untuk melanjutkan tugas-tugas kebangsaan kita bersama dalam membangun kecerdasan dan kesejahteraan bangsa di masa depan, yang sebagian dari upaya tersebut dapat kita rasakan melalui penerbitan buku dengan judul: “Nahkoda Impian: Kajian bagi sosok pemimpin yang memenuhi harapan masyarakat dan adaptif terhadap perkembangan zaman”. Sebuah Pengantar


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman vi NAKHODA IMPIAN Pada kesempatan ini, Saya juga turut menyampaikan apresiasi sekaligus ucapan selamat kepada penulis, yang ditengah kesibukannya dalam menempuh pendidikan Sespimmen Polri Dikreg ke-63 dan melaksanakan tugas-tugas pendidikan, namun tetap bersemangat menyusun karya akademik berupa buku terkait dengan kepemimpinan di setiap level organisasi Polri. Menariknya, jika banyak buku tentang kepemimpinan yang disajikan melalui hubungan antara pemimpin dan anggotanya, namun buku ini memberikan perspektif yang berbeda, yaitu: tentang efektivitas kepemimpinan di institusi Polri (yang melibatkan hubungan antara pemimpin dan anggota) yang juga dirasakan, didengar, dan dilihat manfaatnya oleh masyarakat (yang melibatkan hubungan antara polisi dan masyarakatnya). Pemimpin di setiap level organisasi Polri menghadapi berbagai dinamika tugas yang kompleks oleh adanya perubahan-perubahan dan ketidakpastian dalam peradaban manusia. Polisi yang dibentuk negara (dan pemolisiannya) untuk melaksanakan peran, fungsi dan tugas pokok di bidang keamanan, juga terus hidup di dalam peradaban itu sebagai penjaga kehidupan, pembangun peradaban, dan pejuang kemanusiaan. Oleh karenanya, negara menuntut polisi untuk bekerja baik mewujudkan keamanan sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat, serta masyarakat-pun menuntut polisi untuk bisa bekerja baik karena polisi sejatinya adalah bagian dari masyarakat yang dipercaya mereka untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada mereka.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA vii IMPIAN Untuk itulah, buku kepemimpinan ini, lebih menyajikan perspektif “hasilnya memimpin sebagai buah dari pohon kepemimpinan” yang dirasakan dampak dan manfaatnya bagi masyarakat, serta yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat kepada institusi Polri. Buku ini dibangun dari penelitian langsung ke lapangan, untuk melihat fenomena dan kebenaran tentang kepemimpinan di level KOD Polri, melalui ungkapan-ungkapan maupun interpretasi-interpretasi dari anggota polisi, dari rekan kerja polisi di lingkungan eksternal, serta dari masyarakat. Sehingga, buku ini sangat layak memberikan masukan, saran untuk membangun postur kepemimpinan yang menjadi “sumber energi”, bukan hanya untuk dirasakan anggotanya, tetapi energi ini juga dirasakan oleh masyarakatnya. Bahkan, buku ini juga menjelaskan dengan sangat baik analisis dan implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam kepemimpinan, seperti: moralitas; kesadaran, tanggungjawab, dan disiplin; kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban; profesionalitas, cerdas, modern dan bermoral; serta kebhinnekaan, toleransi, anti korupsi dan anti narkoba, sebagaimana 5 (lima) keutamaan Sespim Lemdiklat Polri. Besar harapan Saya, buku ini dapat menjadi rujukan dan panduan bagi setiap calon pemimpin di level KOD untuk menahkodai institusi Polri untuk berlabuh kearah impian yang diinginkan masyarakat. Lebih luas dari hal tersebut, Saya juga berharap apa yang telah dituliskan dalam buku ini dapat dikembangkan secara luas di tengah masyarakat, dan bermanfaat bagi setiap pembaca, sebagai bagian dari upaya penguatan dan peningkatan kepercayaan masyarakat kepada Polri.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman viii NAKHODA IMPIAN Terakhir, Saya berpesan: baca, baca dan bacalah buku sebanyaknya, karena buku adalah jendela yang memungkinkan kita melihat betapa luasnya dunia, betapa agungnya kehidupan ciptaan Tuhan, dan betapa kecilnya kita sebagai manusia yang hidup di dalamnya. Tetapi, dengan membaca, kita juga dapat menyerap dan mamahami bahwa: “sekecil apapun kepemimpinan, asalkan tajamnya diasah dengan pengetahuan, asalkan sarungnya dibuat atas kebijaksanaan dan kebajikan, serta asalkan gagangnya dibentuk dari moralitas, maka yakinlah pedang kempemimpinan ini dapat membelah dunia”. Sekian dan Terima Kasih, Wassalamualaikum, Wr. Wb., Om Santih Santih Santih Om. Jakarta, 4 Oktober 2023 Kasespim Lemdiklat Polri Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Inspektur Jenderal Polisi


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA ix IMPIAN Sebuah Pengantar iii Daftar Isi vii Bab I Apa Itu Kepemimpinan 1 Banyak Aspek Kepemimpinan 4 Kepemimpinan dalam Konteks Polri 9 Kepemimpinan yang Teruji 15 Bab II Menyiapkan Pemimpin di Tubuh Polri 23 SESPIMMEN Polri 26 Assesment Center SSDM Polri 33 Tentang Polres 36 Kesimpulan 44 Bab III Pemaparan Data 49 Anggota Polri 53 Pemimpin Daerah dan Kejaksaan Negeri 58 Masyarakat Umum 63 Kinerja Kapolres Memuaskan 65 Kriteria Kapolres yang Diharapkan 74 Saran dan Masukan Kriteria Kapolres Ideal 78 Mungkinkah Muncul Sosok Kapolres Ideal? 83 Daftar Isi


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman x NAKHODA IMPIAN Bab IV Analisa dan Pembahasan 91 Pembahasan Umum 95 Simulakra dan Era Post Truth 101 Transisi Ruang 108 Suara Perempuan dan Pengarusutamaan Gender 110 Pemimpin yang Utuh 119 Budaya Polisi 124 Benturan Antargenerasi 140 Kapolres Sebagai Simbol Kebhinekaan 145 Bab V Saran dan Rekomendasi 151


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 1 IMPIAN I BAB APA ITU KEPEMIMPINAN 1


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 2 NAKHODA IMPIAN S EMUA orang tahu ketika Leicester City menjuarai Liga Primer Inggris pada musim 2015-2016, ini adalah bukti efektifnya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh pelatih mereka asal Italia saat itu: Claudio Ranieri. Nyaris semua orang pasti mengangguk ketika ditanya apakah mereka tahu tentang kepemimpinan. Mereka bisa merasakan bagaimana sebuah insiden terjadi karena kurangnya kepempimpinan. Atau, setidaknya ini bisa terlihat dalam sebuah bidang olahraga yang paling digemari di planet ini: sepak bola. Dengan materi pemain yang boleh dibilang pas-pasan, di atas kertas jauh di bawah tim-tim unggulan Liga Inggris seperti Manchester City, Arsenal, Chelsea, dan Manchester United, Leicester justru tampil kompak.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 3 IMPIAN Tim yang disebut banyak pengamat sebagai tim semenjana itu menjungkirbalikkan semua prediksi. Mereka tampil dalam sebuah organisasi yang baik. Begitu terorkestrasi dan Leicester menunjukkan bahwa sebuah organisasi yang diawaki oleh pemain-pemain berkualitas biasa saja mampu menjelma menjadi sebuah kekuatan luar biasa, jika diorkestrasi dengan benar. Mereka bahkan mengalahkan Liverpool 2-0 dan Manchester City 3-1, sebelum akhirnya menjadi juara Liga Inggris dan kemudian bahkan disebut sebagai salah satu fairy tale terbesar dalam sejarah sepakbola modern. Sebaliknya, Manchester United dalam sepuluh tahun terakhir terus terpuruk. Mereka terakhir menjadi jawara Liga Inggris pada musim 2012-2013. Meski dipenuhi oleh pemain bagus dan mahal, namun mereka tak pernah tampil utuh menjadi satu tim dalam sepuluh tahun terakhir. Mereka tak pernah menjadi tim yang stabil penampilannya, dan kerap para bintang itu bermain egois dan individual, tak pernah utuh menjadi satu tim dengan visi yang jelas. Padahal, mereka juga mendatangkan para manajer (baca: pemimpin) yang tergolong andal. Seperti Jose Mourinho, Louis van Gaal, dan Eric Ten Hag. Di bidang lain, militer misalnya, juga terlihat pemimpin yang baik bisa memberikan perbedaan. Bagaimana Raja Leonidas dari Sparta dengan tentaranya yang sedikit, berhasil menahan ratusan ribu tentara Persia pimpinan Raja Xerxes di Celah Thermopylae. Dia dengan efektif menggabungkan potensi tentaranya dengan kondisi geografis yang ada, dan berhasil memperlambat laju tentara Persia untuk menguasai Yunani.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 4 NAKHODA IMPIAN Banyak Aspek Kepemimpinan Atau mungkin bisa mengambil contoh dari panggung teater peperangan terbesar manusia: Perang Dunia II. Semua orang menyetujui bahwa Jenderal Dwight Eisenhower adalah figur yang paling pas menjadi Supreme Commander Tentara Sekutu. Bukan Jenderal George S. Patton yang begitu andal di medan perang, atau Jenderal Inggris yang mengalahkan Singa Gurun Jerman Erwin Rommel, yakni Jenderal Bernard Montgomerry. Meski terlihat jelas betapa pentingnya kepemimpinan, namun justru tidak mudah menjabarkannya. Ada banyak faktor yang membuat semakin dikaji, kepemimpinan justru menunjukkan wajah majemuknya. Dalam kasus Manchester United, misalnya. Pelatih bagus, pemain bagus, tapi kenapa mereka justru berantakan sebagai tim. Bagaimana bisa kombinasi pemimpin bagus dan anggota organisasi (tim) bagus, tetapi justru mereka terlihat leaderless. Apa sebenarnya karakteristik dari pemimpin? Sebenarnya bagaimana relasi antara pemimpin dan anggotanya? Situasi seperti apa yang bisa membangkitkan kepemimpinan efektif dalam organisasi? Bagaimana kepemimpinan didefinisikan? Bagaimana proses psikologis dan proses sosial yang membentuk sebuah kepemimpinan efektif? Eisenhower sebagai Jenderal Besar, 1945 WIKIPEDIA


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 5 IMPIAN Ike, nama akrab Eisenhower, dikenal mempunyai karakter kompromistis, berkepala dingin, dan sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Karakter yang cocok untuk menjadi pemimpin pasukan multinasional dengan para jenderal dari berbagai negara dengan karakter beraneka ragam. Jika diserahkan ke George S. Patton atau Montgomerry yang dikenal sumbu pendek (yang efektif di medan perang), maka bisa terjadi konflik bermacam-macam yang mungkin mengancam keutuhan pasukan Sekutu. Eisenhower berbicara dengan prajurit-prajurit dari Resimen Infanteri Parasut ke-502, bagian dari Divisi Airborne ke-101, pada 5 Juni 1944, sehari sebelum invasi Hari-H. WIKIPEDIA


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 6 NAKHODA IMPIAN Kendati demikian, karakter Ike yang seperti itu terbukti menjadi bumerang ketika dikaitkan dengan situasi politik menjelang akhir perang. Sebagaimana diuraikan P.K. Ojong dengan apik dalam trilogi buku Perang Eropa, kepemimpinan Ike yang penuh pertimbangan dan terkesan ragu-ragu, justru dimanfaatkan pemimpin Uni Sovyet Joseph Stalin. Diktator negara Tirai Besi itu berhasil “memanipulasi” Ike untuk tetap setia melakukan pendaratan tak perlu di Chesbourg, Prancis, ketimbang mengirim pasukan payung untuk mendarat di Yugoslavia. Jika Ike lebih mendengarkan PM Inggris saat itu, Winston Churchill, untuk mau mendarat di Yugoslavia, peta dunia mungkin berubah banyak. Bahkan, juga mungkin tak akan ada Perang Dingin di dunia antara blok Sovyet dengan blok Barat. Saat itu, Churchill sudah menduga Stalin bermaksud untuk menguasai Eropa Timur di bawah kendalinya ketika memukul balik Tentara Jerman dan menusuk ke Berlin. Namun, dengan banyak pertimbangan, Ike tak melakukannya.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 7 IMPIAN Kembali ke dalam tema kepemimpinan, hal ini juga menunjukkan bahwa ternyata ada banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas sebuah kepemimpinan. Ada sejumlah kondisi di mana kepemimpinan dengan tipe tertentu menjadi sangat efektif, namun di kondisi lain menjadi sangat tidak efektif. Ada sejumlah model relasi antara berbagai karakter manusia yang bisa meningkatkan efektivitas kepemimpinan, namun di sisi lain juga mengurangi pengaruh kepemimpinan. Di sini, kepemimpinan justru menunjukkan sebuah relativitas. Jangan-jangan, memang tidak ada satu model kepemimpinan yang bisa berlaku untuk semua keadaan. Tapi, jika kepemimpinan itu benarbenar relatif, tentu saja akan membuat banyak sekolah pemimpin harus meninjau ulang kurikulumnya. Tampaknya, soal kepemimpinan tidak sesederhana seperti yang dibayangkan semula. Ada banyak faktor yang ada di dalamnya (baik faktor internal maupun eksternal), sehingga tidak mudah untuk mendefinisikan kepemimpinan. Tidak mudah untuk sekedar menyebut bahwa “pemimpin yang baik adalah yang seperti ini.” Dengan luasnya pembahasan mengenai apa itu kepemimpinan, banyak orang menyebut kepemimpinan adalah sebuah seni. Artinya, mungkin ada nilai-nilai universal mengenai karakter seorang pemimpin, namun pada saat yang bersamaan juga menuntut pemimpin itu sendiri melakukan improvisasi dan guidelines mengenai gaya kepemimpinannya. Utamanya, ketika membahas kepemimpinan dalam tubuh Polri. Seperti yang menjadi tujuan buku ini. Dengan luasnya pembahasan mengenai apa itu kepemimpinan, banyak orang menyebut kepemimpinan adalah sebuah seni.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 8 NAKHODA IMPIAN Ikan busuk mulai dari kepala.” Ikan busuk dari kepala berarti jika ada sesuatu yang terjadi dan kemudian terbukti menjadi kronis, maka yang bersalah adalah komandannya. JENDERAL POL LISTYO SIGIT PRABOWO


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 9 IMPIAN Kepemimpinan dalam Konteks Polri Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik menjadi Kapolri pada Januari 2021 sudah menaruh atensi khusus terhadap kepemimpinan. Bahkan, saat Tupdik Sespimti dan Sespimmen 2021, orang nomor satu di jajaran kepolisian Republik Indonesia tersebut dengan tegas menyitir sebuah ujar-ujar: “Ikan busuk mulai dari kepala”. Sebuah pernyataan yang memberikan pesan tegas dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Ini berarti semua komandan, baik satuan kerja maupun satuan wilayah, harus benar-benar menjadi pemimpin yang baik. Ikan busuk dari kepala berarti jika ada sesuatu yang terjadi dan kemudian terbukti menjadi kronis, maka yang bersalah adalah komandannya. Presiden Joko Widodo melantik Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pada Rabu, 27 Januari 2021, di Istana Negara, Jakarta.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 10 NAKHODA IMPIAN Selanjutnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membeberkan visi kepemimpinannya dengan akronim Presisi: Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Polri Presisi ini kemudian menjadi gaya kepemimpinan yang sekaligus juga harus diinternalisasi oleh tiap anggota. Kapolri sadar betul bahwa perkembangan zaman menuntut organisasi Polri menjadi semakin dinamis. Makin majunya teknologi membuat relasi antara Polri-masyarakat banyak mengalami perubahan. Karena fungsi kepolisian yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang banyak (mengurus SIM, STNK, SKCK, laporan kehilangan, dan sebagainya), maka tentu saja masyarakat begitu menaruh harapan mengenai layanan kepolisian yang terus menerus baik. Perkembangan teknologi pun menjadi berkah sekaligus kutukan. Tiap hal kecil yang dirasa kurang tepat oleh masyarakat langsung diviralkan. Lini masa sejumlah media sosial kerap memperlihatkannya. Banyak unggahan mengenai tilang damai, perilaku kontroversial oknum Polri, atau pun terkait kasuskasus besar. Meski kadang-kadang unggahan video tersebut lepas dari konteks dan ternyata yang terjadi bukan seperti yang dibayangkan, tak urung mencoreng citra Polri. Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah meminta anggotanya untuk tak alergi dengan kritik. Menurut apa yang disampaikannya dalam buku Setapak Perubahan, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bahwa kritik adalah tanda perhatian dari masyarakat, dan polisi harus meresponnya dengan menjadi lebih baik. Apa yang menjadi visi Kapolri ini bisa dirunut jauh lebih mendalam pada pemikiran seorang filsuf raksasa dari Jerman, Georg Wilhelm Friedriech Hegel. Dalam salah satu pemikirannya, filsuf besar yang lahir pada 27 Agustus 1770 di Stuttgart tersebut mengusulkan sebuah sikap untuk menyikapi interaksi dan hubungan antara masyarakat dan polisi di ruang publik: yakni pengakuan. Istilah Indonesia untuk ini memang baru, tapi mungkin bisa lebih dipahami jika menggunakan istilah Inggrisnya: recognition. Secara singkat, pengakuan ini adalah tuntutan dan sekaligus ciri masyarakat modern.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 11 IMPIAN Pengakuan mengandaikan kesadaran akan subyektivitas. Melalui pengakuan, seseorang ingin agar eksistensinya sebagai individu yang berbeda dari individu lainnya diakui. Orang tidak ingin dianggap sama begitu saja dengan orangorang lainnya. Dengan saling mengakui (memberikan pengakuan) akan yang lainnya, maka tujuan bersama-sama bisa dicapai. Filsafat pengakuan ini sangat penting, karena ia dapat menjadi instrument untuk menangani problem masyarakat modern 4.0, yang ditandai oleh pluralitas kelompok, orientasi politik, nilai, maupun gaya hidup. Untuk memahami lebih baik mengenai konsep ini, bisa dimulai dengan bagaimana Hegel memandang relasi antara negara dan masyarakat. Menurut filsuf yang memengaruhi banyak filsuf ternama lainnya itu memandang bahwa apa yang disebut masyarakat sipil muncul ketika manusia modern menyadari perlunya ruang ketiga yang berada antara keluarga dan negara. Ruang publik inilah wilayah di mana individu-individu menjalankan kebebasan dan mengejar pengakuan individualnya yang berbeda-beda. Kritik adalah tanda perhatian dari masyarakat, dan polisi harus meresponnya dengan menjadi lebih baik.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 12 NAKHODA IMPIAN Hegel sendiri menyatakan bahwa masyarakat sipil adalah ruang perbedaan, sebuah kerajaan kebebasan. Dengan kata lain, ruang masyarakat sipil adalah manifestasi dari momen pengakuan akan subyektivitas individu. Sebuah hal yang sangat disadari betul oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Juga sebuah konsep yang sepatutnya dipahami oleh para calon pemimpin-pemimpin Polri. Pemahaman yang benar akan melahirkan tindakan yang benar pula. Dalam perspektif Hegelian, munculnya negara dan segala perangkatnya selalu mengacu pada perkembangan kesadaran para individu ini. Ketika semakin maju dan meninggalkan kehidupan pra-politis mereka, maka munculnya negara dan segala perangkatnya adalah sebuah keniscayaan. Sekedar contoh, ketika perdagangan mulai meningkat skalanya, maka individu-individu mulai menyadari kebutuhan bank dan aparat pengamanan perdagangan mereka.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 13 IMPIAN Dengan pemikiran ini, maka teori kontrak sosial yang sebelumnya diutarakan oleh Thomas Hobbes seperti Homo Homini Lupus, yakni manusia menjadi serigala bagi sesamanya terasa terlalu memberi gambaran negatif pada kemanusiaan. Ini meruntuhkan pula teorinya tentang munculnya negara akibat dari perang semua melawan semua (bellum omnes contra omnes). Bagaimana negara dan perangkatnya bisa terbentuk dari cara semacam ini? Siapa yang dulu meletakkan senjata dan kemudian mengajak yang lainnya untuk berdamai, membentuk negara, dan membuat peraturan? Maka, kesadaran dan saling memberi pengakuan kepada eksistensi yang lain di ruang publik ini menjadi titik penting. Sebab, di situlah peran polisi. Yakni, menjaga ruang publik ini untuk tetap aman dan tertib. Hal ini mungkin lebih lanjut dinyatakan secara lebih gamblang oleh Indonesianis terkenal Benedict Richard O’Gorman Anderson dalam bukunya yang berjudul Imagined Communities. Pakar Indonesia dari Cornell University tersebut menyebutkan bahwa negara sebenarnya adalah sebuah komunitas yang dibayangkan. Artinya, sekelompok individu membayangkan sebuah komunitas lengkap dengan aturan dan batas teritorialnya untuk kemudian hidup dan berkembang bersama. Tentu saja, kehidupan manusia selalu ada pergolakan di ruang publik ini. Namun, Hegel memandang bahwa konflik yang terjadi di ruang publik adalah sebuah hal yang sehat. Pengakuan yang baik hanya bisa diperoleh dari orang yang juga diakui. Ketika terjadi ketegangan antara pengakuan tersebut, Hegel justru menerima konflik dan menganggapnya sebagai bagian dari momen-momen dialektis. Dalam pemikiran Hegelian, dialektika yang terjadi dari konflik itu malah baik, karena itu adalah jalan untuk mencapai kemajuan. Inilah persis yang dimaksudkan Kapolri bahwa “kritikan masyarakat itu justru vitamin yang bisa menyehatkan tubuh Polri”.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 14 NAKHODA IMPIAN Tapi, Kapolri tidak berhenti di situ saja. Nyaris identik dengan Hegel, bahwa konflik bukan satusatunya proses dalam pencapaian mutual recognition tersebut. Ada beberapa momen lain seperti instropeksi, kompetisi, komunikasi, persuasi, negosiasi, dan lain-lain. Jadi, tidak hanya dari konflik saja. Kendati demikian, apa yang dimaksud Hegel dengan pengakuan ini bukan hanya terejawantahkan dengan kalimat saja. Tetapi juga dalam bentuk struktur-struktur sosial politik yang dijamin oleh hukum. Artinya, ada struktur ekonomi, politik, dan hukum yang menjamin pengakuan tersebut. Dengan kata lain, ada peraturan yang menjamin pengakuan tersebut. Contohnya adalah Perkap Kapolri No. 1/2022 tentang pengarusutamaan gender dalam tubuh Polri. Ini adalah bentuk pengakuan institusi untuk menjamin perempuan mendapatkan hak yang sama di tubuh Polri. Selain itu, ada juga bentuk intangible pengakuan tersebut. Salah satunya adalah apa yang kemudian menjadi parameter ketika terjadi krisis: tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri. Meski tidak termanifestasikan dalam sebuah regulasi, namun ini selalu menjadi acuan. Juga menjadi penanda eksternal apakah kinerja Polri sudah sesuai dengan harapan masyarakat.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 15 IMPIAN Kepemimpinan yang Teruji Selain itu, gaya kepemimpinan Kapolri dengan pemikiran seperti ini terlihat ketika pada Agustus-Oktober 2022 lalu, Polri mendapat ujian berat. Dengan munculnya tiga kasus besar yang menjadi perhatian masyarakat: Penembakan Duren Tiga, Tragedi Kanjuruhan, dan kasus narkoba yang melibatkan petinggi Polri.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 16 NAKHODA IMPIAN Pada awal penanganan, sempat muncul banyak pertanyaan tentang Kapolri yang dianggap terlalu berhati-hati dalam menangani tiga kasus tersebut. Namun, justru ketenangan dan sikap untuk selalu berpegang pada scientific investigation, transparansi, akuntabilitas, dan melakukan supervisi langsung pada proses yang dijalani. Salah satu langkah yang strategis dan penting adalah membentuk timsus yang melibatkan unsur dari luar untuk menjamin proses penyidikan yang dilakukan. Hasilnya ternyata luar biasa. Dengan proses pemeriksaan yang transparan sesuai harapan masyarakat, maka tingkat kepercayaan bisa rebound kembali dalam waktu relatif singkat. Dari 52 persen pada September menjadi 70 an persen pada akhir 2022. Hampir mencapai level 80 persen seperti sebelumnya. Membuktikan gaya kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah gaya kepemimpinan yang sangat tepat di saat krisis. Artinya, ketika kepalanya masih bersih, pembusukan bisa dicegah. Sekaligus bisa membawa Polri menuju yang lebih baik.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 17 IMPIAN Sekaligus menjadi contoh bagi para calon pimpinan level menengah untuk memahami seni kepemimpinan dalam Polri. Karena, dalam struktur Polri, pimpinan level menengah menjadi salah satu kunci keberhasilan tugas pokok Polri: melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Karena Polres dan pimpinan setingkat Kepala Sub Direktorat serta Direktur menjadi ujung tombak Polri yang sangat strategis. Mereka adalah garda terdepan yang diharapkan mempunyai helicopter view untuk membuat keputusan-keputusan strategis. Boleh dibilang, mereka adalah etalase pemimpin Polri. Mereka masih cukup muda untuk bisa sangat cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang dinamis, namun juga cukup matang dalam melihat sebuah fenomena secara holistik untuk bisa mengambil keputusan dalam sebuah helicopter view. Maka, menyiapkan calon pemimpin level menengah menjadi sangat strategis. Sejauh ini, Polri terus berevolusi dalam menyiapkan kader calon pemimpin level menengahnya. Memulainya dengan SESPIMMEN (sekolah staf pimpinan menengah) untuk belajar dasar-dasar kepemimpinan dan manajemen organisasi, dan selama setahun kemudian masuk dalam pemindaian Assesment Center Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri. Dalam struktur Polri, pimpinan level menengah menjadi salah satu kunci keberhasilan tugas pokok Polri: melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 18 NAKHODA IMPIAN Dalam assessment ini, para calon pemimpin level menengah dinilai dengan sejumlah indikator dengan melibatkan tenaga profesional (termasuk konsultan ahli). Tujuannya jelas, yakni untuk mendapatkan penilaian seobjektif mungkin. Kemudian, mereka diberitahukan apa saja indikator yang masih lemah dari masing-masing personel untuk diperbaiki. Sebelum akhirnya mereka-mereka ini mendapatkan predikat eligible (memenuhi syarat dan kompetensi). Daftar nama ini kemudian diserahkan ke bagian mutasi dan jabatan. Kemudian dalam rapat bersama diputuskan siapa yang akan menjabat apa di wilayah mana. Keputusan ini dilakukan berdasarkan data eligible masing-masing personel, rekam jejaknya, dan kebutuhan serta karakteristik wilayah. Proses penilaian pun terus berjalan secara dinamis, termasuk ketika para calon pimpinan level menengah ini sudah bertugas di pos barunya. Dari perspektif Polri, tentu saja ini adalah proses paling ideal dan maksimal yang bisa dilakukan sejauh ini.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 19 IMPIAN Tapi, kepemimpinan itu mempunyai dimensi yang sangat luas. Ada masih banyak pertanyaan yang belum bisa terjawab gamblang. Bahkan, jawaban yang ada pun justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan. Seperti misalnya, apakah pemimpin itu lahir dari sebuah situasi tertentu, atau sifat pemimpin itu sendiri yang membentuk situasi? Seberapa banyakkah peranan anggota dalam relasinya di sebuah tim untuk bisa mempengaruhi pimpinan? Dengan karakter jabatan di Polri yang bersifat tour of duty, apakah sebuah kepemimpinan bisa berjalan sustainable sesuai dengan kebutuhan daerah? Apakah setelah satu-dua tahun bertugas, dan kemudian ada Kapolres baru, bagaimana menjaga hal-hal yang sudah terjalin baik sebelumnya? Apakah karakter pemimpin baru bisa sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat setempat? Jika hanya menyiapkan secara umum kompetensi, apakah bisa berjalan dengan baik ketika harus mempraktekkannya di sebuah wilayah yang penuh kekhususan? Adakah kompetensi yang bisa dipraktekkan dan berlaku di semua jenis wilayah yang berbeda-beda karakter dan demografinya?


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 20 NAKHODA IMPIAN Selain itu, kehidupan masyarakat selalu dinamis. Tiap daerah berkembang, dengan membawa kulturnya masing-masing. Dengan tuntutan pengakuan yang berbedabeda pula terkait karakteristik masyarakatnya. Tentu saja, penelitian ini tidak berpretensi untuk menjawab semua pertanyaan terkait kepemimpinan di tingkat Polri. Apalagi, bisa menyelesaikan masalah kepemimpinan secara umum.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 21 IMPIAN sesuai dengan perkembangan daerah yang penuh kekhususan dan zaman yang terus bertumbuh? Untuk itulah, kami melakukan survey kualitatif dan kuantitatif untuk memotret bagaimana tingkat kepuasan dan harapan masyarakat akan sosok Kapolres atau pun Direktur-Direktur tingkat Polda. Semoga penelitian kecil ini bisa memberi manfaat bagi Polri, pada khususnya, dan pada masyarakat dan segenap pihak yang menjadi konsumen Polri. Namun, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memotret sejauh mana upaya yang paling baik bisa dilakukan Polri ini untuk membentuk calon pemimpin yang memahami dan bisa mengamalkan seni kepemimpinan ini sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat di daerah yang berbedabeda tersebut? Apakah sudah tercapai? Apakah perlu dilengkapi? Atau apakah ada rekomendasi untuk bisa membuat Polri terus bisa menyediakan calon pemimpin yang


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 22 NAKHODA IMPIAN


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 23 IMPIAN II BAB MENYIAPKAN PEMIMPIN DI TUBUH POLRI 23


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 24 NAKHODA IMPIAN DENGAN menganut model kepolisian terpusat secara nasional, maka segala sesuatunya menjadi tanggung jawab secara terpusat pula. Artinya, mau tidak mau sistem penyiapan calon pemimpin harus disiapkan Polri terpusat secara nasional. Ini berbeda dengan sistem kepolisian di AS, misalnya. Di mana, fungsi kepolisian dibentuk oleh negara bagian dan kota masingmasing. Bahkan, di sejumlah kota kecil, mereka merasa tak perlu membentuk kepolisian daerah mereka, dan memilih untuk “menyewa” polisi dari kota tetangga mereka. Di negara Paman Sam tersebut, yang ada secara nasional adalah FBI, atau Biro Penyelidik Federal. Meski mungkin mempunyai sejumlah perbedaan, namun kira-kira sama seperti Bareskrim Polri. Jadi di AS, tidak ada jabatan setara Kapolri. Sebagai salah satu institusi terbesar di Indonesia, baik secara personel maupun tugas, tentu saja Polri terus melakukan perbaikan langkah untuk menyiapkan calon pemimpinnya. Terutama untuk para perwira yang akan disiapkan menjadi Kapolres maupun Direktur di Direktorat Satuan Kerja di Polda-Polda.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 25 IMPIAN Tentu saja, dua sistem ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sistem kepolisian terpusat ala Indonesia ini lebih bisa menjamin hierarkhi, dan lebih mudah dalam rantai komando. Data lebih terintegrasi, dan lebih cocok dengan sistem pemerintahan Republik Indonesia yang menganut Negara Kesatuan, berbeda dengan AS yang federal. Menurut Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Polri konsisten melaksanakan capacity building dalam menjadikan SDM Polri yang unggul di era Police 4.0. guna mendukung transformasi menuju Polri yang presisi. Mulai dari menjaring dan membuat semua pamen eligible hingga sampai melakukan post assessment. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan kompetensi (knowledge, skill, attitude) melalui metode training, mentoring, consulting, dan coaching dengan materi-materi yang mencakup gap (area pengembangan) yang perlu ditingkatkan. Semua program ini diharapkan akan membuat para calon Kapolres maupun Direktur-Direktur, Kabag, Komandan Satuan mampu merespon permasalahan yang dihadapi serta mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman serta dinamika yang terjadi dewasa ini.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 26 NAKHODA IMPIAN SESPIMMEN Polri Pintu masuk pertama untuk menjadi seorang Kapolres atau pemimpin di level menengah Polri adalah sekolah staf pimpinan menengah. Di sekolah staf ini, mereka akan disiapkan menguasai komando operasional dasar (KOD). Ini adalah sebutan untuk menjadi Kapolres, atau kalau di tingkatan Polda sebagai kasatker. Entah itu Kabag, Kabid, dan DirekturDirektur. Perwira dengan kemampuan KOD ini menjadi sangat strategis. Karena mereka lah sebenarnya yang menjadi pelaksana sekaligus pengawas day to day operasional Polri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena, para KOD inilah yang sebenarnya menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat, sekaligus dia dan anggotanya yang bersinggungan langsung dengan masyarakat tiap harinya.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 27 IMPIAN Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwi Laksana menyatakan ada lima poin yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, dan ini sekaligus merupakan visinya dalam memimpin Kasespim. Lima hal tersebut adalah moralitas yang dilihat dari kejujuran, kebenaran, dan keadilan; pengendalian diri; peka, peduli dan berbela rasa bagi kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban; kepemimpinan yang profesional, cerdas bermoral, dan modern; dan yang terakhir menjadi ikon bagi kebhinekaan, toleransi, anti narkoba, dan anti korupsi. Moralitas pemimpin tampaknya menjadi perhatian lebih bagi Kasespim. Bahkan, dalam sebuah presentasinya Irjen Pol Chryshnanda menyebut Sespim Lemdiklat Polri = sekolah moral? Seperti dalam pepatah Jepang kuno, yang terpenting dari sebuah pedang bukan pada bilahnya yang tajam, tapi gagangnya yang kokoh. Jenderal dengan dua bintang di pundaknya tersebut menyebut bahwa pemimpin adalah orang yang dapat dipercaya atau diberi amanah untuk memegang kewenangan dan kekuasaan atas sesuatu yang dipimpinnya. Pemimpin diperlukan dan menjadi sangat menentukan karena memiliki kekuatan, kewenangan untuk mengambil kebijakan dan kebijaksaann. Keputusan-keputusan strategis yang menentukan hidup banyak orang ada padanya. Pemimpin diberi banyak privilege dan fasilitas serta kemudahan untuk mencapai tujuan institusi yang dipimpinnya. Bagi pemimpin publik, kepemimpinannya tercermin dalam perilaku organisasi dan pelayanan kepada publik. Karena di situlah kebijakan-kebijakannya diambil dan diputuskan dan bagaimana dia mampu mengubah mindset dan culture set orang maupun institusi yang dipimpinnya. Mantan Dirlantas Polda Metro Jaya tersebut mengatakan bahwa inti dari sebuah administrasi adalah manajemen, dan inti dari manajemen adalah kepemimpinan, inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan, dan inti dari pengambilan keputusan adalah human relation. Seperti sebuah konfirmasi dari filsafat pengakuan Hegel yang tersebut di atas.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 28 NAKHODA IMPIAN Bagi Chryshnanda, pemimpin akan menjadi role model bagi anak buahnya. Sementara pemimpin yang menjadi teladan harus mempunyai integritas, komitmen, kompetensi, dan keunggulan. Untuk itu, pemimpin di era kenormalan baru adalah pemimpin yang transformasional, yakni bersifat visioner, problem solving, kreatif dan inovatif, serta menjadikan unggulan. Perkataannya juga harus bisa memotivasi, menyadarkan, memberdayakan, menguatkan, menyejukkan, dan membawa harapan. Sedangkan perbuatan-perbuatannya secara pribadi mampu menunjukkan moralitasnya, mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam berpikir yang visioner dan kompetensinya dalam bekerja, mencerminkan kecintaan dan kebanggaan pada pekerjaannya; serta mampu menunjukkan disiplin dan tanggung jawabnya. Sebagai gambaran, SESPIMMEN Lemdikat Polri mempunyai tiga kurikulum. Yakni, Kurikulum dasar yang meliputi pengasuhan (olahraga, bakti sosial termasuk di dalamnya), patriotism yang berbasis pada Pancasila, UUD 45, Kebhinekaan dan NKRI, karakter dan nilai-nilai Kebhayangkaraan, karakter dan strategi kepemiminan di era kenormalan baru dan menghadapi fakta baik secara emergency maupun contingency, dan budaya anti korupsi melalui etika publik. Yang kedua adalah kurikulum pokok yang berbasis pada ilmu kepolisian. Diantaranya adalah


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 29 IMPIAN masalah sosial yang berkaitan dengan keteraturan sosial, hukum, HAM, penegakan hukum dan keadilan, kejahatan (baik pencegahan dan penanganannya), birokrasi, model pemolisian terkini. Yang terakhir adalah kapita selecta yang mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, humaniora, media, teknologi informasi, smart city, post truth, cooling system, pemilu serentak, konflik sosial, dan sejumlah bidang yang dianggap relevan. Sistem pembelajaran yang dilatihkan dengan model merit system dan track record secara kualitatif, untuk meminimalisir transaksional dan perebutan ranking yang tidak rasional. Sespim Lemdiklat Polri menekankan pada moralitas dan best attitude.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 30 NAKHODA IMPIAN Selain itu, model pembelajaran secara proaktif dan problem solving berkaitan dengan sespim executive study: konseptual dan teoritikal, studi kasus, riset dan kajian, capacity building, literasi kepemimpinan, laboratorium bagi smart policing, pengembangan maupun pembaruan, manajemen media dalam leader branding, benchmarking, leader expo dalam bentuk pengabdian masyarakat, FGD, seminar, dan smart policing expo yang merupakan ujian tahap akhir. Lalu, seperti apa perwira yang hendak dibayangkan ideal melalui SESPIMMEN Polri? Ciri-ciri pemimpin Polri ideal untuk menjadi Kapolres atau yang menguasai KOD adalah yang paham operasional, paham SDM, paham Pendidikan, paham pemolisian, paham membangun jaringan internasional, paham menjadi PR Kehumasan, paham menjadi pembelajar dalam organisasi yang selalu terus berkembang secara dinamis berkelanjutan. Ciri-ciri pemimpin Polri ideal untuk menjadi Kapolres atau yang menguasai KOD adalah yang paham operasional, paham SDM, paham Pendidikan, paham pemolisian, paham membangun jaringan internasional, paham menjadi PR Kehumasan,


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 31 IMPIAN Ada sejumlah syarat untuk menjadi peserta didik SESPIMMEN Lemdiklat Polri. Selain lulus tes jasmani, psikologis, dan kompetensi, ada beberapa syarat administratif. Diantaranya adalah masa dinas perwira minimal empat belas tahun, masa dinas dalam pangkat Kompol minimal tiga tahun, lulus PTIK atau Sespimma Polri minimal dua tahun, ada batasan usia yang berbeda tiap tahunnya, memiliki surat keterangan hasil penelitian dari Mabes Polri, memiliki nilai mental kepribadian, kinerja dan prestasi tugas yang baik dibuktikan dengan nilai SMK selama empat periode, diusulkan oleh Kasatker atau pimpinan yang berwenang, dan sejumlah syarat lainnya.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 32 NAKHODA IMPIAN


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 33 IMPIAN Assesment Center SSDM Polri DASAR PENYELENGGARAAN ASSESMENT CENTER DI LINGKUNGAN POLRI UU No. 2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 5/2016 tentang penyelenggaraan Assesment Center Kepolisian Negara Republik Indonesia; Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 99/2020 tentang Sistem, Manajemen, dan Standar Keberhasilan Pembinaan Sumber Daya Manusia Kepolisian Negara Republik Indonesia yang Berkeunggulan. 1 3 2 Dalam sebuah wawancara terkait buku ini, Kabag Penkompeten Biro Pembinaan Karir SSDM Polri Kombespol Eka Satria Bhakti sejak 2009 Polri merintis pendirian Assesment Center Polri. Tujuannya adalah mendorong kualitas SDM berbasis kompetensi. Yang menjadi pembeda, Assesment Center adalah sebuah metode penilaian yang terstandar guna menilai/mengukur potensi dan prediksi keberhasilan seseorang dalam suatu jabatan melalui beberapa simulasi/alat ukur berdasarkan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh beberapa asesor. Penggunaan Assesment Center di lingkungan organisasi Polri sejalan dengan kebijakan Kapolri dan As SDM Kapolri dalam mewujudkan SDM Polri yang unggul dan mampu mendorong transformasi menujui Polri Presisi yang optimal.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 34 NAKHODA IMPIAN Kombespol Eka Putra mengatakan bahwa sejak 2010, Polri telah melaksanakan uji kompetensi terhadap perwira menengah yang akan menduduki jabatan strategis. Diantaranya adalah Kapolres, dan jabatan-jabatan Direktur, Kepala Biro, Kepala Bidang, Komandan Satuan Brimob serta jabatan lain di tingkat Polda sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun, jabatan Kapolres mendapatkan penekanan tertentu. Sebab, Kapolres menjadi ujung tombak Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta melakukan fungsi yang begitu dikenal oleh publik: melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Selain itu, jabatan Kapolres juga sangat strategis dalam menjaga stabilitas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di sebuah kota/kabupaten. Dengan segala perangkat dan wewenangnya, Kapolres menjadi garda pertama untuk melakukan tugas-tugas kepolisian. Dengan tanggung jawab sebesar itu, maka metode Assesment Centre Polri menjadi sangat penting. Kombespol Eka Satria menyatakan bahwa prinsip dalam Assesment Center adalah multi tools, multi assessor, dan integrasi. Tiga hal ini penting dalam menjaga objektivitas hasil uji kompetensi berdasarkan evidence dan bukti-bukti faktual pada masing-masing tools. Lebih lanjut, Kombespol Eka Satria mengatakan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh individu berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas secara profesional, efektif, dan efisien. Untuk itu, kompetensi yang diukur meliputi kemampuan berpikir analitis, berpikir konseptual, integritas, orientasi pada pelayanan, dorongan berprestasi, kontrol (pengawasan), membangun hubungan, manajemen konflik, kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian, dan ketabahan.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 35 IMPIAN Adapun persyaratan umum menjadi peserta assessment Kapolres adalah Pamen Polri berpangkat AKBP, Pendidikan umum minimal S1, dan telah mengikuti Pendidikan SESPIMMEN Polri minimal satu tahun. Selain itu, assessment juga akan memberitahukan mengenai kekurangankekurangan yang ada pada tiap personel. Hal ini disebut dengan gap, yang harus diperbaiki oleh tiap personel secara terus menerus untuk up grading. Kendati demikian, lulus dari sensor Assesment Center bukan berarti bisa langsung menjadi Kapolres. Karena ternyata masih ada tahapan lainnya lagi. Ibaratnya, Assesment Center adalah semacam mekanisme yang mengumpulkan dan mendata semua pamen calon pemimpin untuk eligible dengan kompetensi dasar. Semacam storage ketika pimpinan membutuhkan personel untuk menduduki sebuah jabatan. Masih ada tahapan lagi untuk menentukan siapa perwira eligible yang nanti akan menduduki Kapolres mana, siapa yang lebih pantas menjadi komandan satuan, dan sebagainya. SYARAT DAN PARAMETER KOMPETENSI DALAM ASSESMENT CENTER A B SYARAT UMUM Pamen Polri berpangkat AKBP Pendidikan minimal S1 Telah mengikuti SESPIMMEN Polri minimal satu tahun PARAMETER Berpikir analitis Berpikir konseptual Integritas Orientasii pada pelayanan Dorongan berprestasi Kontrol (pengawasan) Membangun hubungan Manajemen Konflik Kepemimpinan Perencanaan dan pengorganisasian Ketabahan


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 36 NAKHODA IMPIAN Tentang Polres Dari total 514 kota/kabupaten di Indonesia, Polri sudah mempunyai 508 Polres diantaranya. Namun, tidak mudah untuk menentukan siapa yang akan menjabat Kapolres mana? Karena Polres yang ada mempunyai sejumlah klasifikasi yang juga bergantung dengan demografi dan kultur setempat.


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 37 IMPIAN Menurut Perpol 11/2021 tentang perubahan atas Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 4/2018 tentang pembentukan dan perubahan tipe kesatuan kewilayahan Polri yang ditandatangani oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada 17 September 2021, ada empat tingkat Polres. Yakni, Polres tipe A atau biasa disebut Polres Kota Besar (Polrestabes); Polres tipe B yakni Polres Metropolitan (Polrestro); Polres tipe C, yaitu Polresta; dan Polres tipe D yang dikenal dengan Polres. Dalam pasal 4A Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia berbunyi bahwa Polres Tipe A hanya ditetapkan pada Polres yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi, dan merupakan Polres yang berada di kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk paling sedikit satu juta jiwa. Selain itu, dalam pasal-pasal selanjutnya disebutkan bahwa pengkategorian Polres diukur dengan tiga jenis penilaian. Yakni, penilaian umum, penilaian utama, dan penilaian pendukung, sebagaimana yang terlihat dalam grafis. TIPE POLRES DI INDONESIA Polres Tipe A: Polres Kota Besar Polres Tipe B: Polres Metropolitan Polres Tipe C: Polresta Polres Tipe D: Polres


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 38 NAKHODA IMPIAN PENILAIAN DAN PARAMETER PENENTUAN TIPE POLRES PENILAIAN UMUM Dimensi Geografi dengan indikator: kondisi geografis wilayah, luas wilayah, lokasi/tempat, dan wilayah perbatasan dengan negara lain Dimensi demografi dengan indikator jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Dimensi sumber daya alam dengan indikator komoditas yang dominan Dimensi ideologi dengan indikator paham radikal Dimensi politik dengan indikator jumlah pemilih dalam pemilihan umum Dimensi ekonomi dengan indikator pertumbuhan ekonomi per tahun, persentase jumlah penduduk miskin, produksi domestik bruto, dan tingkat inflasi per tahun Dimensi sosial budaya dengan indikator jumlah sekolah dan universitas, jumlah organisasi kemasyarakatan, dan jumlah suku bangsa PENILAIAN UTAMA Meliputi dimensi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan indikator: Jumlah tindak pidana per tahun Persentase jumlah penyelesaian tindak pidana per tahun Jumlah kejadian kontinjensi per tahun yang meliputi konflik sosial, rusuh massa, bencana alam, dan terorisme PENILAIAN DAN PARAMETER PENENTUAN TIPE POLRES 38 NAKHODA IMPIAN


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 39 IMPIAN Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas per tahun Persentase penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas per tahun Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas per tahun Jumlah korban luka berat akibat kejadian kecelakaan lalu lintas per tahun Jumlah korban luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas per tahun Jumlah kerugian materiil akibat kecelakaan lalu lintas per tahun Jumlah pelanggaran lalu lintas per tahun Jumlah lokasi rawan kemacetan lalu lintas Jumlah penerbitan SIM per tahun Jumlah pelayanan penerbitan BPKB per tahun Jumlah pelayanan penerbitan STNK per tahun Jumlah pelayanan TNKB per tahun Jumlah pelayanan penerbitan SKCK per tahun Jumlah potensi konflik Jumlah pengamanan kegiatan masyarakat per tahun Jumlah pengamanan kegiatan unjuk rasa per tahun Jumlah objek vital nasional Jumlah objek vital tertentu Jumlah inovasi pelayanan publik yang telah beroperasi selama setahun Kualitas pelayanan publik Hasil penilaian dari sistem pemerintahan berbasis elektronik PENILAIAN PENDUKUNG Penilaian ini meliputi dimensi kemampuan kesatuan dengan indikator: Persentase jumlah personel riil berdasarkan daftar susunan personel Rasio jumlah personel Polri dengan penduduk Rasio jumlah personel Polri dengan luas wilayah Nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Nilai indeks tata kelola Polri Jumlah regulasi dan nota kesepahaman Persentase pemenuhan kebutuhan fasilitas dan sarana prasarana Persentase pemenuhan kebutuhan anggaran NAKHODA 39 IMPIAN


Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 40 NAKHODA IMPIAN Hasil Assessment Center menyajikan profile kompetensi individu para calon Kapolres yang berisi tentang kompetensi-kompetensi yang menjadi kekuatan dan rekomendasi saran pada kompetensikompetensi yang perlu pengembangan serta potensi keberhasilan seseorang apabila menjabat suatu jabatan. Hasil ini akan dipertimbangkan disaat akan memilih jabatan Kapores pada suatu Polres dengan karakteristik wilayah tersebut. Sebagai contoh penentuan Polres dengan kerawanan konflik sosial dan masyaratak, maka pamen yang akan ditunjuk tentunya yang memilik kompetensi manajemen konflik yang kuat. Setelah menjalani SESPIMMEN, para calon pemimpin Polri ini selalu dipindai oleh Assesment Center. Pertanyaannya, adakah penilaian dan bagaimana pelaksanaan penilaiannya? Kombes Eka menjawab bahwa parameter penilaian kompetensi berpedoman pada level kompetensi dengan interval nilai/ level 1 sampai dengan 5 yang berisi deskripsi kecakapan/kompetensi. Hasil penilaian kompetensi merupakan hasil Individual score (IS) yang diperbandingkan dengan requirement score (RS)/skor yang dipersyaratkan. Melalui norma penilaian yang telah ditentukan maka akan diperoleh kriteria hasil Assessment Center yang meliputi, sangat potensial, potensial, cukup potensial, masih potensial dan perlu pengembangan. Dari mapping yang dilakukan Assessment Center ini bisa menjadi filter pertama untuk menyaring dan sekaligus melakukan profiling dari sekian banyak calon pemimpin yang lulus dari SESPIMMEN. Apa saja kelebihan, kekurangan, apa yang harus ditingkatkan semuanya bisa diketahui by name. Melalui norma penilaian yang telah ditentukan maka akan diperoleh kriteria hasil Assessment Center yang meliputi, sangat potensial, potensial, cukup potensial, masih potensial dan perlu pengembangan.


Click to View FlipBook Version