Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 41 IMPIAN ’’Namun, skoring ini bukan harga mati,’’ kata Kombespol Eka. Menurutnya, ini adalah sesuatu yang hidup. Karena pihaknya terus menerus melakukan mapping secara berkala. Dengan adanya hasil ini, maka barang tentu yang bersangkutan bisa melakukan peningkatan kompetensi secara mandiri. Sehingga, ketika muncul lagi assessment, dia sudah berubah menjadi lebih baik dan gap yang sebelumnya terlihat sudah terpenuhi. Setelah Assesment Center memberikan hasilnya, maka nasib seorang calon pemimpin kemudian berada di tangan Dewan Pertimbangan Karier (diantaranya adalah WaKapolri, Irwasum, Kadiv Propam, dan sejumlah PJU). Meski yang rapat untuk memutuskan komposisi jabatan baru bagi para calon pemimpin ini hanya beberapa, tapi variabelnya sangat luas.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 42 NAKHODA IMPIAN Misalnya, ada seorang Kapolda yang mengetahui betul karakteristik seorang pamen bawahannya yang eligible sangat cocok untuk Polres tertentu, maka dia akan mengusulkannya ke Asisten SDM Kapolri. Meski usulan ini berbeda dengan hasil assessment center, tapi bisa jadi usulan Kapolda tersebut yang lebih dipertimbangkan karena lebih mengetahui betul apa yang terjadi di lapangan. Apakah SSDM masih melakukan pemindaian terhadap para pamen yang sudah menjabat menjadi Kapolres? Kombespol Eka mengatakan masih. Namun, karena keterbatasan sumber daya, maka yang dilakukan adalah uji petik saja. Tidak bisa semua Kapolres diuji kinerjanya ketika menjabat.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 43 IMPIAN ’’Pada 2015, kami sempat melakukan Monev (monitoring dan evaluasi) 360 derajat secara menyeluruh,’’ katanya. Hanya, tidak bisa maksimal karena energi, waktu, dan sumber daya semuanya tersedot habis untuk kegiatan tersebut. Memang ada hasilnya, diantaranya ada sejumlah Kapolres yang terlihat berkesesuaian dengan hasil Assesment Center. Misalnya, ada kekurangan yang belum diperbaiki. Tapi, itu tidak sepadan dengan sumber daya yang dikerahkan. Maka, yang dilakukan sekarang adalah uji petik saja.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 44 NAKHODA IMPIAN Kesimpulan Sehingga, ketika calon pemimpin sudah bermoral, punya kompetensi, menguasai banyak keterampilan sebagai seorang pemimpin, maka dia akan bisa ditempatkan di mana saja. Baik di daerah yang maju dengan kemajemukan masyarakatnya, maupun di wilayah terpencil dengan potensi konflik horizontal dan vertikal yang masih tinggi. Karena sifat organisasinya (terpusat) dan kemampuan sumber dayanya, maka strategi Polri untuk menyiapkan calon pemimpin level menengah adalah fokus pada sumber daya manusianya. Korps Bhayangkara ini lebih fokus untuk menguatkan moral dan meningkatkan kompetensi bagi para calon pemimpinnya.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 45 IMPIAN Sedangkan kekhususan wilayah menjadi prioritas berikutnya. Bagpenkompeten Robinkar SSDM Polri sebenarnya sudah memikirkan sebenarnya. Bahkan, sudah melakukannya ketika melakukan monev 360 derajat pada 2015 secara menyeluruh. Salah satu yang dilakukan dalam monev tersebut adalah juga dengan melakukan survey kualitatif kepada para pihak yang menjadi pengguna jasa layanan Polri. Hanya, karena memang keterbatasan sumber daya yang ada, monev yang dilakukan tidak lagi menyeluruh, melainkan uji petik atau sampling saja. Pilihan strategi ini tentu saja sudah dipikirkan dengan matang, dan diputuskan setelah melihat secara holistik mulai dari perkembangan zaman, ketersediaan teknologi, dan jumlah sumber daya yang dipunyai. Di sisi lain, Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas, dengan keanekaragaman suku bangsa. Sesuatu yang juga berarti bahwa ada banyak ragam kultur yang berbeda-beda pula. Ini masih ditambah lagi dengan ketidakseimbangan pembangunan dan komposisi sumber daya alam, sehingga ada beberapa daerah yang bahkan mempunyai kebutuhan sangat khusus mengenai karakteristik Kapolres dan kasatker yang bertugas di sana. Hal-hal inilah yang akan disampaikan dalam hasil survey dalam bab berikutnya. Sejauh mana kebutuhan khusus akan satu karakteristik Kapolres dalam sebuah wilayah tertentu? Apakah ketika suatu wilayah yang punya kebutuhan khusus ini diberi Kapolres yang kompeten, namun tidak mempunyai karakter khusus, tetap bisa berjalan dengan baik? Apakah memungkinkan pertimbangan kebutuhan khusus wilayah ini bisa menjadi salah satu dari prioritas utama dalam penentuan Kapolres? Inilah yang akan disajikan dari hasil survey dan penelitian yang disampaikan oleh buku ini. Ketika calon pemimpin sudah bermoral, punya kompetensi, menguasai banyak keterampilan sebagai seorang pemimpin, maka dia akan bisa ditempatkan di mana saja.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 46 NAKHODA IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 47 IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 48 NAKHODA IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 49 IMPIAN III BAB PEMAPARAN DATA 49
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 50 NAKHODA IMPIAN TIDAK hanya berkarisma dan disegani bawahannya, pemimpin juga harus cerdas dan cepat tanggap dalam menjawab tantangan dalam masyarakat. Itu sesuai dengan salah satu poin dalam lima keutamaan kepemimpinan1 . Tepatnya, yang menyebutkan keutamaan pemimpin dan kepemimpinan yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern. 1 Mengacu pada rumusan Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwi Laksana tentang lima keutamaan kepemimpinan seperti yang sudah dijabarkan pada Bab 1. Polri punya tanggung jawab besar untuk mencetak pemimpin-pemimpin yang mumpuni. Apalagi, salah satu institusi terbesar di Indonesia itu punya banyak personel yang tersebar di seluruh wilayah. Tugas para pemimpin dalam tubuh polri untuk mewujudkan keteraturan sosial di negara kepulauan seperti Indonesia jelas tidak mudah.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 51 IMPIAN Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Kapolres adalah pelaksana sekaligus pengawas day to day operasional Polri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk menjadi seorang Kapolres atau pemimpin level menengah Polri, para calon pemimpin wajib menuntut ilmu di sekolah staf pimpinan menengah (SESPIMMEN). Di sini, para Kapolres dipersiapkan untuk menguasai komando operasional dasar (KOD). Sebagai ujung tombakPolri, Kapolres punya peranan penting dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan 2 Aulia Dwi Rahayu, Ariyana Nur Kumala, Elysa Septyana, dan Tarista Luciana Putri. hukum, serta melakukan fungsi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Sejauh mana peran dan fungsi itu dirasakan oleh masyarakat? Untuk menjajaki hal tersebut, Aulia Dwi Rahayu dan tim mengadakan survei terbatas terhadap masyarakat, termasuk di dalamnya anggota Polri, di 16 provinsi. Survei yang berlangsung mulai awal Agustus hingga awal September 2023 itu melibatkan total 707 responden. Dengan metode kuesioner, tim yang terdiri dari empat orang2 itu menjaring pendapat masyarakat tentang Kapolres yang ideal.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 52 NAKHODA IMPIAN Definisi masyarakat dalam bab ini mengacu pada para responden survei yang terbagi ke dalam empat kategori berbeda. Keempatnya adalah anggota Polri, pemimpin daerah (pimda), kejaksaan negeri, dan masyarakat umum. Sebanyak 16 provinsi yang menjadi area penelitian adalah sebagai berikut, sesuai urutan abjad: 1. Aceh 2. Bali 3. Banten 4. DKI Jakarta 5. Jambi 6. Jawa Tengah 7. Jawa Timur 8. Kalimantan Barat 9. Kalimantan Tengah 10. Kepulauan Riau 11. Lampung 12. Maluku 13. Nusa Tenggara Timur 14. Papua 15. Sulawesi Selatan 16. Sulawesi Tenggara Untuk menjadi seorang Kapolres atau pemimpin level menengah polri, para calon pemimpin wajib menuntut ilmu di sekolah staf pimpinan menengah (SESPIMMEN). 1 2 8 9 10 11 12 13 15 14 16 3 4 6 7 5
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 53 IMPIAN Anggota Polri Pelibatan anggota Polri — dalam hal ini para personel yang bertugas di 16 polres di 16 provinsi yang menjadi area penelitian — sebagai responden, adalah untuk mendapatkan masukan dari pihak internal. Masukan internal dari anggota yang bekerja sama langsung dengan Kapolres akan menjadi tolok ukur sukses tidaknya kepemimpinan, sekaligus refleksi. Masukan internal itu juga menjadi evaluasi signifikan terkait output SESPIMMEN serta ketepatan formula yang dirumuskan Polri lewat pendidikan khususnya dalam menghasilkan pemimpin yang ideal. Khusus untuk anggota, tim memantik gambaran mereka terkait Kapolres yang mereka harapkan dengan memunculkan 16 kriteria pemimpin ideal. Masukan internal dari para anggota itu disampaikan lewat metode scoring. Tim mempersiapkan formulir dengan skala 1 sampai 4 untuk masing-masing kriteria pemimpin ideal. Skor 1 menggambarkan kriteria yang paling tidak diharapkan, sedangkan skor 4 menggambarkan kriteria yang paling diharapkan. Sebanyak 16 kriteria yang dimaksud adalah:
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 54 NAKHODA IMPIAN 1. Pemimpin yang memiliki inisiatif 2. Pemimpin yang mengapresiasi 3. Pemimpin yang memimpin dengan aktif 4. Pemimpin yang memberi batasan 5. Pemimpin yang mengarahkan 6. Pemimpin yang penuh pertimbangan 7. Pemimpin yang suka memberdayakan 8. Pemimpin yang suka berpartisipasi 9. Pemimpin yang suka pengembangan 10. Pemimpin yang suka menghidupkan suasana 11. Pemimpin yang melayani 12. Pemimpin yang suka perubahan 13. Pemimpin yang karismatik 14. Pemimpin yang inspiratif 15. Pemimpin yang memimpin dengan pasif 16. Pemimpin yang acuh tak acuh
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 55 IMPIAN Dari sebanyak 16 karakter itu, dua karakter pada dua urutan paling bawah adalah yang mendapatkan skor paling rendah. Itu artinya, Kapolres yang memimpin dengan pasif dan berkarakter acuh tak acuh alias cuek merupakan kriteria yang paling tidak diinginkan. Para anggota Polri di tingkat Polres menginginkan pemimpin atau Kapolres yang memiliki inisiatif atau gagasan, mengapresiasi, memimpin dengan aktif, memberi batasan, mengarahkan, dan penuh pertimbangan. Selain itu, mereka juga mendambakan Kapolres yang suka memberdayakan, suka berpartisipasi, suka pengembangan, suka menghidupkan suasana, dan melayani. Tiga karakter lain yang diharapkan adalah suka perubahan, karismatik, dan inspiratif. Sebagian besar responden adalah anggota yang berusia di bawah atau sama dengan 30 tahun. Komposisi mereka mencapai 31,41 persen dari total responden. Mayoritas latar belakang pendidikan para responden adalah D4 dan S1. Selama menjadi anggota, mereka telah mengalami pergantian Kapolres sebanyak 6-10 kali. KELOMPOK UMUR 8,33% 30,13% 41–50 tahun 30,13% 31–40 tahun 51–60 tahun 31,14% 30 tahun PENDIDIKAN TERAKHIR SD SMP SMA D4/S1 S2 S3 34,62% 12,82% 51,92% 0,64% 0% 0%
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 56 NAKHODA IMPIAN Bagi para personel Polri, dalam hal ini Polres, karakter Kapolres yang paling penting adalah yang mengayomi, dekat dengan mereka, peduli pada mereka, dan bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka. Harapan-harapan itu terutama muncul dari para anggota di lima provinsi. Yakni, Aceh, Bali, Jawa Timur, Banten, dan Lampung. Khusus di Lampung, muncul pula harapan dari anggota Polri tentang Kapolres yang memperhatikan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan anggota menjadi bagian dari pertanyaan dalam kuesioner yang Aulia dan tim bagikan untuk responden, khusus anggota Polri. Dalam pertanyaan itu disinggung tentang penghargaan serta promosi jabatan sebagai bentuk apresiasi Kapolres terhadap para anggota yang mendapatkan penugasan di luar jam kerja atau di luar tugas hariannya. Untuk pengamanan atau penugasan tambahan, rata-rata anggota mengharapkan ada insentif tambahan yang tidak selalu berupa materi, namun juga apresiasi seperti yang disebutkan di atas. INTENSITAS PERGANTIAN KAPOLRES 6 - 11 42,95% 11 - 15 23,72% 16 - 20 5,77% >20 1,92% 0 - 5 25,64%
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 57 IMPIAN Pada akhir survei, sebagian besar anggota Polri memberikan masukan signifikan tentang Kapolres ideal versi mereka. Dua hal yang paling menonjol adalah karakter Kapolres yang mengayomi dan pengertian. Satu karakter lain yang mendominasi gambaran Kapolres ideal para responden di Jawa Timur adalah humanis. Karakter Kapolres yang paling penting adalah yang mengayomi, dekat dengan mereka, peduli pada mereka, dan bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 58 NAKHODA IMPIAN Pemimpin Daerah dan Kejaksaan Negeri Sebagai pihak yang sering berinteraksi dengan kepolisian, khususnya Polres, pemimpin daerah dan kejaksaan negeri juga menjadi bagian dari masyarakat. Karena itulah, Aulia dan tim menjadikan mitra kepolisian di wilayah kabupaten/kota itu sebagai responden survei yang mereka lakukan dengan metode campuran. Yakni, dengan melakukan pendataan langsung di lokasi dan pendataan jarak jauh secara online atau daring (dalam jaringan). Ada lima pertanyaan yang diajukan dalam kuestioner. Salah satunya berkaitan dengan sinergitas Kapolres dan Polri. Menjajaki pendapat masyarakat, dalam hal ini mitra kepolisian, terkait sinergitas Kapolres dan Polri menjadi hal yang sangat penting. Jaksa, bersama polisi juga, merupakan bagian dari aparat penegak hukum (APH) di Indonesia. Maka, penting bagi kedua belah pihak untuk saling bekerja sama dalam upaya-upaya penegakan hukum dan terwujudnya keteraturan sosial di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dan memiliki penduduk yang sangat majemuk ini. Dalam survei, usia responden dari kejaksaan negeri, sebanyak 50 persennya adalah kurang dari atau sama dengan 30 tahun. Sedangkan sebanyak 50 persen sisanya terbagi menjadi dua untuk rentang usia 31-40 tahun dan 41-50 tahun. Persentase masing-masing responden pada dua kelompok umur tersebut adalah masing-masing 25 persen. Pendidikan terakhir para responden adalah S2 sebanyak 75 persen dan S3 sebanyak 25 persen. Sepanjang masa tugas mereka di kejaksaan negeri, para responden sudah mengalami pergantian Kapolres sampai maksimal 5 kali.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 59 IMPIAN KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN TERAKHIR 75% 25% S2 S3 50% 25% 25% 30 tahun 31–40 tahun 41–50 tahun INTENSITAS PERGANTIAN KAPOLRES 0–5 6–10 11–15 16–20 –20 0% 0% 0% 0% 100 %
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 60 NAKHODA IMPIAN Sementara itu, pemimpin daerah sebagai mitra kepolisian yang lain juga memegang peran penting. Sinergitas Kapolres setempat dengan Polri akan sangat berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpin daerah. Khususnya dalam menegakkan hukum dan keadilan serta mewujudkan keteraturan sosial. Kapolres mumpuni yang cakap dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta selalu bersinergi dengan pusat, akan sangat membantu pemimpin daerah dalam mencapai dan mewujudkan kemajuan di wilayahnya. Apalagi, Indonesia menerapkan sistem kepolisian terpusat yang memberikan jaminan hierarki dan kemudahan rantai komando. Itu artinya, data yang dimiliki Polri pun menjadi lebih terintegrasi dari pusat sampai ke daerah. Itu juga lebih selaras dengan sistem pemerintahan yang menganut prinsip-prinsip negara kesatuan. Maka, unsur sinergitas dalam kepemimpinan di Polres sangatlah penting bagi mitra-mitra polisi, dalam hal ini kejaksaan negeri dan pemimpin daerah. Berdasar olah data dari kuesioner yang Aulia dan tim sebarkan kepada para pemimpin daerah, diperoleh hasil yang menarik tentang sinergitas. Di Provinsi Jawa Timur dan Kepulauan Riau, kepuasan responden kejaksaan negeri dan pemimpin daerah terhadap sinergitas Kapolres dan Polri adalah di atas rata-rata. Di dua provinsi itu, 100 persen responden memberikan skor 9. Sedangkan, di Provinsi Bali, sebanyak 13,70 persen responden bahkan memberikan skor 10 atau sempurna terkait sinergitas Kapolres dengan forkopimda. Sinergitas Kapolres setempat dengan polri akan sangat berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpin daerah. Khususnya dalam menegakkan hukum dan keadilan serta mewujudkan keteraturan sosial.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 61 IMPIAN 0% 1 0 0%0%0%0%0%0%0%0% 100,00% 0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JAWA TIMUR Jawa Timur 0%0%0%0%0%0%0%0% 100,00% 0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KEPULAUAN RIAU Kepulauan Riau 0%0%0%0%0%0%0%0% 86,30% 13,70% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BALI Bali
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 62 NAKHODA IMPIAN Penilaian positif atas sinergitas di tiga provinsi tersebut menjadi masukan penting bagi Polri. Juga, bagi Kapolres yang saat ini menjabat ataupun mereka yang kelak menjabat di Riau, Jawa Timur, dan Bali. Praktik-praktik baik terkait sinergitas di sana, sebaiknya terus diterapkan dan bisa direplikasi di wilayah-wilayah lain. Namun, tentu saja perlu ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor penting yang memengaruhi praktik baik tersebut. Terutama terkait budaya serta riwayat relasi lembaga kepolisian dan masyarakat di sana.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 63 IMPIAN Masyarakat Umum Masyarakat umum merupakan subjek utama yang terpapar langsung peran dan fungsi lembaga kepolisian. Dalam konteks polres, maka masyarakat yang dimaksud adalah penduduk atau mereka yang berdomisili di kabupaten/kota yang berada di bawah wewenang Kapolres setempat. Sebagai subjek utama, masyarakat umum punya penilaian yang penting dan krusial bagi kinerja polisi. Berdasar survei oleh Aulia dan tim, diketahui bahwa mayoritas responden masyarakat adalah pelaku wiraswasta dan pegawai swasta. Komposisinya masing-masing adalah 30,20 persen dan 25,23 persen. Sebanyak 75,69 persen responden berusia di bawah atau sama dengan 30 tahun dan mayoritas pendidikan terakhir mereka adalah jenjang SMA. KELOMPOK UMUR 8,47% 8,66% 6,06% 1,10% 31–40 tahun 41–50 tahun 51–60 tahun 61 + tahun 75,69% 30 tahun Sebagai subjek utama, masyarakat umum punya penilaian yang penting dan krusial bagi kinerja polisi.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 64 NAKHODA IMPIAN PENDIDIKAN TERAKHIR SD SMP SMA D1/D2/D3 D4/S1 S2 48,07 % 8,84% 3,87% 0,74% 0,92% 37,57% JENIS PEKERJAAN Dosen 0,18% 9,02% 10,13% 16,94% 25,23% 8,29% 30,20% Dosen/ Peneliti Wiraswasta Guru Pegawai BUMN/BUMD Pelajar/ Mahasiswa Pegawai Swasta
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 65 IMPIAN Kinerja Kapolres Memuaskan Berdasar survei yang berlangsung selama sekitar satu bulan itu, penilaian masyarakat 16 provinsi terhadap kinerja polisi adalah positif. Sebagian besar responden memberikan nilai di atas rata-rata. Masyarakat di lima provinsi memberikan skor 10 atau sempurna terhadap kinerja Kapolres di wilayah mereka. Kelima provinsi itu adalah Banten, Jambi, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Lampung. Dua skor lain yang juga mengindikasikan kepuasan adalah 9 dan 8. Masyarakat Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur memberikan skor 9 untuk kinerja Kapolres mereka. Sedangkan, enam provinsi yang lain memberikan skor 8. Keenamnya adalah Aceh, DKI Jakarta, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Sebagian besar responden memberikan nilai di atas rata-rata. Masyarakat di lima provinsi memberikan skor 10 atau sempurna terhadap kinerja Kapolres di wilayah mereka. Kendati demikian, jika dilihat dari komposisinya, skor tinggi itu diberikan oleh kurang dari 30 persen responden kategori masyarakat umum. Kecuali, responden di lima provinsi. Di lima provinsi tersebut, skor tinggi untuk kinerja Kapolres diberikan oleh masyarakat dengan kisaran persentase 35,05 persen hingga 48,90 persen. Di Jambi, sebanyak 35,05 persen masyarakat memberikan skor 10 untuk Kapolresnya. Di Banten dan Lampung, skor 10 diberikan oleh masing-masing 43,71 persen masyarakat. Di Kepulauan Riau, sebanyak 48,60 persen masyarakat memberikan skor 10. Di Jawa Timur, skor 10 diberikan oleh 48,90 persen masyarakat.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 66 NAKHODA IMPIAN 0%0%0%0%0%0%1,06% 0,76%6,50% 24,32%32,31% 35,05% 1 2 3 4 5 6 5 6 7 8 9 10 JAMBI Jambi 0%0%0%0%0%0%4,90% 29,37% 22,03% 43,71% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BANTEN LAMPUNG Banten Lampung 0%0%0%0%0%0% 4,90% 29,37% 22,03% 43,71%
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 67 IMPIAN Sedangkan, di sebelas provinsi lainnya, komposisi masyarakat yang menyatakan kepuasan kepada Kapolres mereka berada pada kisaran 27,21 persen sampai 29,66 persen. Urutan provinsinya berdasar persentase paling kecil adalah Kalimantan Tengah, Papua, Kalimantan Barat, Maluku, Sulawesi Selatan, Aceh, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Jawa Tengah. 0%0%0%0%1%0%2,40% 22,45% 25,87% 48,60% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KEPULAUAN RIAU Kepulauan Riau JAWA TIMUR 0%0%0%0%0,68% 0%2,37% 22,18% 26,77% 48,01% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawa Timur
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 68 NAKHODA IMPIAN 0,28% 0,18% 1,00% 0,15% 6,38% 5,55%11,91% 27,37% 26,29% 20,89% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PAPUA Papua 0,22% 0,18% 1,12% 0,09%5,93% 4,22%10,76% 26,53% 27,47% 23,50% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KALIMANTAN BARAT Kalimantan Barat 0,24% 0,17% 1,09% 0,09%6,00% 4,63%10,81% 26,59% 27,21% 23,16% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KALIMANTAN TENGAH Kalimantan Tengah
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 69 IMPIAN 11,68% 27,48% 26,25% 21,30% 0,29% 0,19% 0,98% 0,15%6,62% 5,07% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MALUKU Maluku 0,28% 0,16% 1,01% 0,08%6,75% 4,89%11,40% 27,49% 26,28% 21,65% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SULAWESI SELATAN Sulawesi Selatan 0,27% 0,19% 0,99% 0,16% 6,71% 4,90% 11,58% 27,71% 26,27% 21,21% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ACEH Aceh
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 70 NAKHODA IMPIAN SULAWESI TENGGARA 0,27% 0,19% 0,99% 0,16%6,71% 4,90%11,58% 27,71% 26,27% 21,21% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sulawesi Tenggara 0,23% 0,19% 1,11% 0,09%5,90% 3,75%9,56% 26,30% 28,33% 24,54% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NUSA TENGGARA TIMUR DKI JAKARTA 27,71% 26,27% 21,21% 0,27% 0,19% 0,99% 0,16% 6,71% 4,90% 11,58% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DKI Jakarta Nusa Tenggara Timur
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 71 IMPIAN 0,23% 0,20% 1,06% 0% 4,69% 3,35%8,69% 25,75% 29,66% 26,36% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JAWA TENGAH Jawa Tengah 25,47% 28,87% 25,76% 0,24% 0,19% 1,09% 0% 5,22% 3,79%9,36% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BALI Bali Aceh Jambi Kalimantan Barat Maluku Papua Nusa Tenggara Timur Kepulauan Riau Lampung Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Banten DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Timur
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 72 NAKHODA IMPIAN Di sisi lain, skor tinggi yang masyarakat berikan dalam mengukur tingkat kepuasan mereka terhadap Kapolres itu juga memunculkan skor yang sangat rendah di beberapa provinsi. Skor paling rendah dalam penilaian kepuasan masyarakat terhadap kinerja Kapolres itu adalah 1. Skor tersebut muncul di tujuh provinsi yang semuanya ada di luar Pulau Jawa. Ketujuh provinsi itu adalah Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua. Persentase skor 1 di tujuh provinsi tersebut memang sangat kecil, tidak sampai 1 persen. Angkanya secara berurutan di tujuh provinsi tersebut adalah 0,23 persen; 0,22 persen; 0,24 persen; 0,28 persen; 0,27 persen; 0,29 persen; dan 0,28 persen.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 73 IMPIAN Tentu saja ada banyak faktor di balik temuan-temuan tersebut. Dua di antaranya adalah seperti yang dituliskan dalam kuesioner untuk para responden.Yakni, berkaitan dengan kekerapan masyarakat berurusan dengan kepolisian setempat, dan kedekatan mereka dengan Kapolres. Dalam kuesioner yang disebar secara langsung dan secara daring, untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap Kapolres, Aulia dan tim menyematkan dua pertanyaan sebagai berikut: Sebagai masyarakat penerima layanan, berapa kali mengurus/ berurusan dengan Polri? (sebutkan dalam urusan apa) Apakah Anda kenal/tahu Kapolres di wilayah kabupaten/ kota Anda? Dari mana Anda mengenalnya/mengetahuinya? Semakin sering masyarakat kabupaten/kota berinteraksi dengan Polres atau Kapolres, maka komunikasi kedua belah pihak akan semakin baik. Penilaian masyarakat, termasuk para personel Polres, terhadap peran dan fungsi Kapolres pun akan menjadi lebih bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, ada interaksi nyata yang terjalin antara Kapolres dan masyarakatnya. Di sisi lain, jika interaksi Kapolres dan masyarakatnya terjalin karena kasus-kasus pelanggaran hukum, dalam artian ada urusan yang memang harus diselesaikan, maka bisa jadi kesan yang tercipta tidaklah sebaik interaksi yang terjalin secara organik atau normal.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 74 NAKHODA IMPIAN Kriteria Kapolres yang Diharapkan Setelah merampungkan survei dan melakukan olah data, Aulia dan tim mendapati fakta bahwa sebagian besar masyarakat (empat kategori masyarakat yang menjadi responden) berharap menemukan banyak karakter baik dalam diri Kapolres mereka. Itu yang mereka sampaikan dalam harapan-harapan yang dijaring melalui survei. Tiga kata kunci yang paling sering muncul terkait harapanharapan terhadap sosok Kapolres adalah anggota, pemimpin, dan masyarakat. Kata kunci “anggota” memunculkan empat kriteria yang mereka harapkan dari seorang Kapolres.Yakni, mengayomi anggota, lebih dekat dengan anggota, menjadi contoh yang baik untuk anggotanya, dan memperhatikan kesejahteraan anggotanya. Secara spesifik, harapan terkait kesejahteraan muncul dari masyarakat Lampung. Sedangkan, tiga kriteria lain yang termaktub dalam kata kunci “anggota” itu diungkapkan oleh masyarakat Aceh, Bali, Jawa Timur, dan Banten. Kata kunci kedua dari kriteria Kapolres yang diharapkan adalah “pemimpin”. Maksud dari “pemimpin” adalah peduli pada rakyat (semua lapisan masyarakat), bisa diandalkan, mengayomi anggota dan masyarakat, bertanggung jawab, serta mampu melayani dengan adil. Kriteriakriteria itu menjadi harapan masyarakat di empat provinsi. Yakni Jambi, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Sementara itu, kata kunci ketiga adalah “masyarakat”. Kata kunci tersebut mengandung arti bahwa masyarakat mengharapkan kriteria Kapolres yang jujur, bersedia membantu masyarakat, peduli, bijaksana, dan berintegritas. Harapan-harapan itu muncul dari masyarakat DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 75 IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 76 NAKHODA IMPIAN Selain tiga kata kunci yang paling sering muncul dalam survei, ada tiga kata kunci lain yang hanya sekali muncul alias khas. Ketiganya adalah adil, amanah, dan humanis. Yang menjadikannya menarik adalah tiga kata kunci itu masing-masing juga hanya muncul sekali di tiga provinsi berbeda. Kata kunci “adil” dimunculkan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Penjabaran dari kata kunci tersebut adalah Kapolres yang adil. Bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, adil juga mencakup kriteria bijaksana, jujur, dan berintegritas. Kata kunci khas yang kedua adalah “amanah”. Kata kunci “amanah” muncul dalam survei di Maluku. Masyarakat Maluku mengharapkan sosok Kapolres yang amanah, berintegritas, dan punya solusi terhadap masalah-masalah yang ada. Sedangkan, kata kunci khas yang ketiga adalah “humanis” dan muncul dalam survei di Kepulauan Riau. Penting bagi masyarakat Kepulauan Riau untuk memiliki Kapolres yang humanis. Dalam pernyataan tertulis mereka, masyarakat secara singkat dan jelas menuliskan sosok pemimpin yang humanis dalam kolom kriteria yang diharapkan dari Kapolres yang sedang menjabat.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 77 IMPIAN Dengan menjaring harapan masyarakat terkait kriteria Kapolres yang mereka inginkan, Aulia dan tim mendapatkan gambaran tentang kepemimpinan yang masyarakat alami sekarang. Harapan-harapan itu muncul karena masyarakat berpatokan pada Kapolres yang sedang menjabat. Mereka berharap kriteria itu muncul dalam kepemimpinan yang sedang terjadi. Seandainya kriteria-kriteria yang mereka harapkan itu ada dalam sosok Kapolres yang sekarang menjabat, mereka yakin kepemimpinan yang sedang berlangsung akan bisa menjadi lebih baik atau lebih sesuai dengan harapan masyarakat.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 78 NAKHODA IMPIAN Saran dan Masukan Kriteria Kapolres Ideal masyarakat, pemimpin yang mengutamakan masyarakat, dan pemimpin yang mendengar masukan dari masyarakat. Kata kunci “masyarakat” menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Aceh, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Kata kunci populer yang kedua adalah “semoga”. Kata kunci “semoga” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang semoga mengutamakan masyarakat, pemimpin yang semoga amanah, pemimpin yang semoga karismatik, dan pemimpin yang semoga mengutamakan pemantauan dan penegakan hukum terhadap kejahatan atau kriminalitas. Kata kunci “semoga” menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Jambi, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Khusus bagi masyarakat Sulawesi Selatan, kriteria “semoga” juga mengandung arti pemimpin yang semoga bertanggung jawab. Sebagai pihak yang sering bersinggungan dengan peran dan fungsi kepolisan, masyarakat berhak memberikan saran dan masukan terkait pemimpin — dalam hal ini Kapolres — yang ideal. Dalam survei, Aulia dan tim menemukan enam kata kunci yang menjadi patokan saran dan masukan dari masyarakat tentang Kapolres yang ideal. Masyarakat mendambakan kriteriakriteria itu selalu ada dalam sosok Kapolres di wilayah mereka, baik yang sedang menjabat sekarang maupun untuk Kapolres-Kapolres lain di masa mendatang. Masyarakat berharap, kriteria-kriteria ideal itu selalu ada dalam sosok Kapolres mereka. Tiga kata kunci yang paling sering muncul adalah masyarakat, semoga, dan anggota. Kata kunci “masyarakat” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang lebih peduli pada masyarakat, pemimpin yang mau meningkatkan pelayanan terhadap
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 79 IMPIAN Kata kunci populer yang ketiga adalah “anggota”. Kata kunci “anggota” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang mengayomi dan mengerti kebutuhan anggotanya. Kata kunci “anggota” menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Bali, Banten, Lampung, dan Jawa Timur. Khusus bagi masyarakat Jawa Timur, kriteria “anggota” juga mengandung arti pemimpin yang humanis terhadap anggotanya.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 80 NAKHODA IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 81 IMPIAN Di samping tiga kata kunci populer itu, Aulia dan tim juga mendapatkan temuan kata kunci yang khas dari lima provinsi yang lain. Total jumlah kata kunci khas itu ada tiga. Sebanyak dua kata kunci khas tercetus sebanyak dua kali di dua provinsi berbeda, sedangkan satu kata kunci khas lainnya muncul sekali di satu provinsi yang lain. Tiga kata kunci khas itu adalah wilayah, berintegritas, dan menghadapi. Kata kunci khas “wilayah” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang bisa memajukan wilayahnya dan pemimpin yang mampu berinovasi untuk mengembangkan wilayahnya. Kata kunci khas “wilayah” itu menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Kalimantan Tengah dan Papua. Kata kunci khas “berintegritas” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang punya integritas, pemimpin yang mampu menjalankan tupoksinya, pemimpin yang mampu mengemban jabatan dengan baik, dan pemimpin yang bertanggung jawab. Kata kunci khas “berintegritas” itu menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Sulawesi Teggara dan Maluku. Kata kunci khas “menghadapi” dalam sosok Kapolres yang ideal mengandung arti pemimpin yang punya kemampuan menghadapi segala permasalahan dalam masyarakat, dan pemimpin yang mampu menghadapi seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali serta tanpa membeda-bedakan. Kata kunci khas “menghadapi” itu menjadi prioritas saran dan masukan dari masyarakat Kepulauan Riau. Ada banyak alasan di balik temuan-temuan berdasar survei selama sekitar satu bulan oleh Aulia dan tim tersebut. Wilayah Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman suku bangsanya jelas memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil survei dengan metode uji petik atau sampling lewat penyebaran kuesioner tersebut.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 82 NAKHODA IMPIAN Beragamnya kultur yang kemudian memunculkan banyak sekali tantangan dan problematika dalam masyarakat juga menjadi faktor penting yang memberikan warna dalam hasil survei tersebut. Apalagi, ketidakseimbangan pembangunan dan ketimpangan komposisi sumber daya alam membuat masyarakat kabupaten/kota tertentu memiliki kebutuhan yang sangat khusus terhadap Kapolres yang bertugas di sana. Dalam bab berikutnya, paparan data dalam bab ini bakal dibahas secara lebih spesifik. Analis dalam bab selanjutnya juga akan mencakup pembahasan oleh pakar, khususnya para petinggi Polri yang terlibat langsung dalam SESPIMMEN atau proses penggemblengan Kapolres. Analisa dan pembahasan diharapkan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah ketika suatu wilayah yang punya kebutuhan khusus itu diberi Kapolres yang kompeten – namun tidak mempunyai karakter khusus – kepemimpinannya tetap bisa berjalan dengan baik? Apakah memungkinkan pertimbangan kebutuhan khusus tersebut menjadi salah satu prioritas utama dalam penentuan Kapolres?
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 83 IMPIAN Mungkinkah Muncul Sosok Kapolres Ideal? Lewat uji petik di 16 provinsi, Aulia dan tim menjajaki penilaian masyarakat terhadap kepemimpinan Kapolres. Survei yang melibatkan total 707 responden lewat metode kuesioner di 16 kabupaten/kota di seluruh Indonesia itu berlangsung selama satu bulan, mulai awal Agustus 2023 hingga awal September 2023. Mengapa Kapolres? Dalam struktur kepemimpinan Polri, Kapolres memegang peranan penting. Sebab, merekalah gambaran paling nyata citra Polri dalam masyarakat. Para Kapolres yang sudah melewati rangkaian pendidikan kepemimpinan dan penggemblengan di SESPIMMEN itu terjun ke masyarakat dan berbaur dengan para usernya atau penggunanya. Para pengguna yang dimaksud adalah masyarakat yang terdampak atau langsung merasakan fungsi dan peran Kapolres dalam keseharian mereka. Dalam survei, Aulia dan tim melibatkan anggotaPolri – anggota Polres – sebagai responden. Itu karena mereka juga menjadi bagian dari masyarakat yang terdampak kepemimpinan Kapolres. Penilaian anggota terhadap Kapolres mereka, nantinya menjadi bahan evaluasi internal dan refleksi dalam upaya meningkatkan kinerja Polri. Sebanyak 22 persen responden yang adalah anggota Polres mengungkapkan kriteria Kapolres terbaik versi mereka. Kendati penilaian mereka terhadap kinerja Kapolres memuaskan dengan angka di atas rata-rata, mereka optimistis kepemimpinan akan menjadi lebih baik jika saja Kapolres mereka punya kriteria sebagai berikut: 1. Mengayomi anggotanya 2. Lebih dekat dengan anggotanya 3. Mampu menjadi contoh yang baik untuk anggotanya 4. Memperhatikan kesejahteraan anggotanya.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 84 NAKHODA IMPIAN Empat kriteria itu disuarakan oleh para responden di lima provinsi. Yakni Aceh, Bali, Jawa Timur, Banten, dan Lampung. Kriteria keempat terkait kesejahteraan anggota hanya muncul di Lampung. Sementara itu, tentang saran dan masukan tentang sosok Kapolres ideal, para anggota kompak mendambakan pemimpin yang mampu mengayomi dan mengerti atau peduli kepada anggotanya. Saran dan masukan itu mendominasi suara responden di Bali, Jawa Timur, Banten, dan Lampung. Khusus untuk Jawa Timur, para anggota juga mendambakan sosok Kapolres yang humanis. Selain anggota Polri, penjajakan tentang kepemimpinan Kapolres juga dilakukan di kejaksaan negeri dan pemimpin daerah (pemimpin kabupaten/kota). Sebagai pihak yang sering bekerja sama dengan Kapolres, pendapat para responden dari kejaksaan negeri dan pemimpin daerah signifikan untuk mengukur sinergitas Kapolres dengan Polri. Para responden di Kepulauan Riau dan Jawa Timur menyatakan bahwa sinergitas Kapolres dan Polri sudah sangat bagus. Mereka memberikan skor 9. Sedangkan, sebanyak 13,70 persen responden di Bali memberikan skor 10 atau sempurna.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 85 IMPIAN Tidak jauh beda dengan pendapat para anggota serta kejaksaan negeri dan pemimpin daerah, mayoritas masyarakat umum pun memberikan penilaian positif terhadap Kapolres mereka. Itu terbukti dari skor tinggi yang mereka berikan kepada Kapolres melalui kuesioner yang Aulia dan tim sebarkan secara langsung maupun secara online. Masyarakat di lima provinsi memberikan skor 10 atau sempurna untuk kinerja Kapolres mereka. Kelima provinsi itu adalah Jawa Timur, Kepulauan Riau, Banten, Lampung, dan Jambi. Persentasenya secara berturut-turut adalah 48,90 persen; 48,60 persen; 43,71 persen; 43,71 persen; dan 35,05 persen. Sedangkan, masyarakat di lima provinsi lainnya memberikan skor 9 untuk Kapolres mereka. Kelimanya adalah Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Persentasenya secara berturutturut adalah 29,66 persen; 28,87 persen; 28,33 persen; 27,47 persen; dan 27,21 persen. Bagi masyarakat di enam provinsi lainnya, kinerja Kapolres mereka mencapai skor 8. Enam provinsi yang dimaksud adalah Aceh, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Persentasenya secara berturut-turut adalah 27,71 persen; 27,71 persen; 27,71 persen; 27,49 persen; 27,48 persen; dan 27,37 persen.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 86 NAKHODA IMPIAN Secara keseluruhan, responden survei adalah mereka yang masuk dalam golongan usia produktif. Bahkan, secara spesifik, mayoritas responden berusia kurang dari atau sama dengan 30 tahun. Untuk kriteria anggota Polres, komposisi responden yang usianya kurang dari atau sama dengan 30 tahun adalah 31,41 persen. Sementara, untuk kriteria kejaksaan negeri dan masyarakat umum, komposisi responden yang usianya kurang dari atau sama dengan 30 tahun masing-masing adalah 50 persen dan 75,69 persen. Adalah penting untuk menjaring pendapat serta masukan dan saran dari masyarakat usia produktif, mengingat merekalah yang akan mendominasi populasi Indonesia di masa-masa mendatang. Dengan demikian, pendapat serta masukan dan saran itu akan bisa dikawal dan dipantau bersama sebagai bagian dari proses perbaikan dan peningkatan kinerja Kapolres, atau Polri secara keseluruhan. Dalam survei, sebagian besar masyarakat berharap menemukan kriteria-kriteria sebagai berikut pada sosok Kapolres mereka: 1 . pemimpin yang mengayomi masyarakat 2. pemimpin yang melayani dengan adil 3. pemimpin yang bertanggung jawab 4. pemimpin yang jujur 5. pemimpin yang bersedia membantu masyarakat 6. pemimpin yang bijaksana 7. pemimpin yang berintegritas 8. pemimpin yang adil 9. pemimpin yang amanah 10. pemimpin yang humanis Tujuh kriteria pertama yang tertulis dalam daftar itu mendominasi harapan dari masyarakat DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua. Sedangkan, tiga kriteria terakhir – yang selanjutnya disebut sebagai kriteria khas – masing-masing hanya muncul di satu provinsi. Kriteria khas pertama adalah “adil”, disuarakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Kriteria khas kedua adalah “amanah”, disuarakan oleh masyarakat Maluku. Sedangkan, kriteria khas ketiga adalah “humanis” dan khusus disuarakan oleh masyarakat Kepulauan Riau.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 87 IMPIAN Sementara itu, terkait masukan dan saran, masyarakat di 16 kabupaten/kota kompak memunculkan enam kata kunci. Kelimanya adalah masyarakat, semoga, anggota, wilayah, berintegritas, dan menghadapi. Kata kunci “masyarakat” mendominasi masukan dan saran dari masyarakat Aceh, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Kata kunci “masyarakat” mengandung kriteria pemimpin yang lebih peduli pada masyarakat, bersedia meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, mengutamakan masyarakat, dan bersedia mendengarkan masukan dari masyarakat. Kata kunci “semoga” mendominasi masukan dan saran dari masyarakat Jambi, Nusa Tengagra Timur, dan Sulawesi Selatan. Kata kunci “semoga” mengandung kriteria pemimpin yang mengutamakan masyarakat, amanah, karismatik, dan bertanggung jawab. Kata kunci “anggota” mendominasi masukan dan saran dari masyarakat Bali, Jawa Timur, Banten, dan Lampung. Kata kunci “anggota” mengandung kriteria pemimpin yang mengayomi dan mengerti atau peduli pada anggotanya. Khusus di Jawa Timur, kata kunci “anggota” juga mengandung kriteria pemimpin yang humanis.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 88 NAKHODA IMPIAN Tiga kata kunci selanjutnya merupakan kata kunci khas karena spesifik hanya disuarakan oleh masyarakat di provinsi-provinsi tersebut. Kata kunci khas pertama adalah “wilayah” yang mengandung saran dan masukan terhadap Polri untuk menempatkan Kapolres yang bisa memajukan wilayah dan mampu berinovasi demi perkembangan wilayah yang dipimpinnya. Kata kunci khas “wilayah” muncul di Kalimantan Tengah dan Papua. Kata kunci khas yang kedua adalah “berintegritas” yang terjemahannya adalah sosok Kapolres yang punya integritas, mampu menjalankan tupoksinya, mampu mengemban jabatan dengan baik, dan bertanggung jawab. Kata kunci khas “berintegritas” disuarakan oleh masyarakat di Sulawesi Tenggara dan Maluku. Sedangkan, kata kunci khas yang ketiga adalag “menghadapi”. Makna di balik kata kunci “menghadapi” adalah Kapolres yang punya kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan dan mampu menghadapi seluruh lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan. Kata kunci khas tersebut muncul sebagai masukan dan saran dari masyarakat Kepulauan Riau. Temuan-temuan dalam masyarakat tersebut akan dibahas dan dianalisa dalam bab berikutnya. Ada begitu banyak faktor terkait pengaruh budaya, letak geografis, serta histori relasi masyarakat dan kepolisian sebagai salah satu institusi terbesar di Indonesia. Harapannya, paparan data yang terkumpul lewat survei di 16 provinsi tersebut bisa menjadi masukan bagi Polri untuk mempertahankan praktik-praktik baik yang mendapatkan apresiasi dari masyarakat, serta meningkatkan hal-hal yang masih dirasa kurang. Dengan demikian, fungsi dan peran polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat serta komponen penting pemerintah dalam mewujudkan keteraturan sosial bisa tercapai.
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman NAKHODA 89 IMPIAN
Kajian Bagi Sosok Pemimpin Yang Memenuhi Harapan Masyarakat dan Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman 90 NAKHODA IMPIAN