Buku
Rekayasa Lingkungan
Penyusun : Ramdhani Agustini
Editor : Adhi Surya, S.T, M. T
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin
April 2021
Tugas Rekayasa Lingkungan
E - Book Rekayasa Lingkungan
Disusun Oleh
Ramdhani Agustini
NPM. 19640241
Dosen Pengampuh
Adhi Surya, ST, MT
NIDN. 1126058001
Program Studi (S-1) Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin
April 2021
KATA PENGANTAR
Atas Berkat Rahmat Allah SWT dan karunia-Nya. Tugas membuat E-Book telah selesai
dikerjakan dan dipublikasikan oleh peserta didik di web-blogger dari masing-masing kelas
matakuliah yang saya ampuh antara lain :
1. Matematika Teknik I
2. Matematika Teknik II
3. Analisis Numerik
4. Pengairan Pasang Surut
5. Rekayasa Lingkungan
Ada misi dalam kegiatan ini yaitu membentuk kemampuan mahasiswa menguasai teknologi
digital dan untuk kemampuan literasi matakuliah yang mahasiswa ambil semester Genap
TA.2020/2021 di Program Studi (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
Di era pademi covid-19 model pembalajaran full e-learning (daring) adalah model
perkuliahan yang tepat, terjadinya revolusi industri 4.0 yang benar-benar terjadi di tahun 1
Sehingga masih perlu perbaikan-perbaikan yang harus dilakukanuntuk kedepannya. Sampai
saat ini kegiatan belajar mengajar belum bisa dilakukan di kelas kampus Uniska MAB
pilihanya tetap kuliah online yang sudah dimulai dari Bulan Maret- 2021 (Semester Genap
TA.2020/2021).
Maka tolak ukur dari hasil perkuliahan online adalah E-book dan Video Youtube karya
mahasiswa yang dibimbing. Harapannya dengan selesai menghasilkan karya, mereka mampu
bersaing di era digital 4.0 dan menghasilkan karya E-book dan Video Youtube lainnya.
Sudah sejak dini diperkenalkan tata cara penyusunan ilmiah E-book sehingga kelak ketika
Skripsi sudah memiliki modal untuk menulis ilmiah dan kemampuan membikin video
youtube.
Demikian Kata Pengantar ini saya buat, saya sebagai Dosen Pengampuh Mata kuliah
memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kepada mahasiswa mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik, percayalah usaha tidak akan menghianati hasil, tanamkan dan camkan,
i
kedepan tantangan dan hambatan selalu ada, semangat dan pantang menyerah. Alhamdulillah
wa syukurillah, Hasbunalah wa nikmal wakil, nikman maula wa nikman nasir.
Banjarmasin, 9 Dzulqaidah 1443 H
20 Juni 2021
Dosen Pengampuh MK,
Adhi Surya, ST, MT
NIDN.1126058001
ii
PRAKATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhannallahu Wa Ta’ala atas
rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam penyusun kirimkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, Beserta para sahabat dan keluarga beliau yang telah
memberikan tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat. Sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas E-book berjudul “Matematika Teknik II”. Buku ini penyusun
susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Matematika Teknik II.
Penyusunan buku ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta kemurahan hati dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, disamping rasa syukur yang tak terhingga atas nikmat yang
telah diberikan oleh Allah Subhannallahu Wa Ta’ala penyusun juga menyampaikan rasa
terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Abd Malik SPt., M.Si., Ph.D
selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
Bapak Dr. Ir. Muhammad Marsudi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Ketua Prodi
Ibu Eka Purnamasari, MT. selaku Ka PRODI dan Dosen Teknik Sipil Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Sekretaris Prodi Bapak Hendra
Cahyadi, ST., MT. selaku Sekretaris Prodi dan Dosen Teknik Sipil UNISKA MAB dan
Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin. Dosen Tezar Aulia Rachman ST., MT, Selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin. Bapak Adhi Surya ST,. MT. Selaku Dosen Pengampuh Mata kuliah
Matematika Teknik II dan Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Ayah, Suami, Anak-anak beserta keluarga besar atas segala
cinta, semangat, dukungan, dan doa serta pengorbanan yang diberikan. Teman-teman
seangkatan 2019 Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin yang telah membantu proses penyusunan E-Book ini, pengorbanan yang
diberikan, atas dukungan dan kerjasamanya.
iii
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa e-book ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
Penyusun berharap semoga E-Book ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Banjarmasin, 20 Juni 2021
Penyusun
Ramdhani Agustini
iv
SANWACANA
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan tugas membuat buku Matematika Teknik Il. Penyusunan tugas ini
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan di bidang software word maupun di pelajaran
Matematika Teknik II tentunya. Ini merupakan ilmu yang sangat bermanfaat bagi seorang
engginner.
Terima kasih sebesar – besarnya saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D, Selaku Rektor Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
2. Bapak Dr.Ir. M. Marsudi, M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
3. Ibu Eka Purnamasari, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
4. Bapak Hendra Cahyadi, S.T., M.T. Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
5. Bapak Tezar Aulia Rachman, S.T., M.T, Selaku Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik atas ilmu, pengalaman, solusi, dukungan dan kerjasamanya
dalam penyusunan tugas ini
6. Bapak Adhi Surya, S.T., M.T.Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Matematika
Teknik II dan Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjari yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan
penyusun selama menyusun buku dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada
setiap permasalahan atau kesulitan dalam penyusunan buku ini
7. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penyusun
8. Ayahanda yang selalu memanjatkan doa yang tiada henti-hentinya kepada penyusun
9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama teman sekelas Reguler Siang Banjarmasin
Angkatan 2019
v
Penyusun sadar E-Book ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, oleh karena itu penyusun memohon saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dengan selesainya penyusunan tugas ini kiranya
bermanfaat khususnya bagi penyusun atau bagi saudara saudari yang berkepentingan dalam
hal ini
Banjarmasin, 20 Juni 2021
Penyusun
Ramdhani Agustini
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
PRAKATA................................................................................................................................iii
SANWACANA.......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................................vii
MATERI 1. PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN ................................................... 1
1. Pengertian Lingkungan …................................................................................................. 2
2. Unsur Lingkungan dan Kebijakan .................................................................................... 2
3. Manfaat Lingkungan ........................................................................................................ 3
4. Pencemaran Lingkungan ................................................................................................. 3
5. Dampak Pencemaran Lingkungan ................................................................................... 4
6. Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan ................................................................... 5
7. Pengembangan Berkelanjutan ......................................................................................... 7
8. Ciri Pengembangan Lingkungan ..................................................................................... 8
9. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan ................................................................... 8
Kesimpulan ................................................................................................................... 10
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 11
MATERI 2. SIKLUS HIDROLOGI ....................................................................................... 12
1. Pengertian Siklus Hidrologi ….. ..................................................................................... 13
2. Proses Siklus Hidrologi .................................................................................................. 13
3. Jenis-Jenis Siklus Hidrologi .......................................................................................... 14
4. Tata Kelola Air Ilmiah ................................................................................................... 15
Kesimpulan ................................................................................................................... 24
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 25
MATERI 3. SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH ........................................................ 26
1. Definisi Air Bersih …...................................................................................................... 27
2. Sumber Air Bersih .......................................................................................................... 27
3. Karaketeristik Air Bersih ............................................................................................... 28
4. Fungsi dan Manfaat Air Bersih ..................................................................................... 29
5. Masalah dalam Akses Air Bersih .................................................................................. 31
6. Kendala dan Hambatan dalam Peengolahan Air Bersih ............................................... 31
vii
7. Solusi Permasalahan ...................................................................................................... 32
Kesimpulan ................................................................................................................... 39
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 40
MATERI 4. SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ....................................................... 41
1. Pengertian Sistem Pengolahan Air Limbah ….. ............................................................. 42
2. Sumber Limbah .............................................................................................................. 43
3. Karaketeristik Air Limbah ............................................................................................. 54
4. Parameter Air Limbah ..................................................................................................... 44
5. Dampak Buangan Air Limbah ....................................................................................... 44
6. Pengolahan Air Limbah ................................................................................................. 45
7. Syarat Sistem Pengolahan Air Limbah ......................................................................... 45
8. Tujuan Pengolahan Air Limbah .................................................................................... 45
9. Metode Pengolahan Air Limbah ................................................................................... 45
10. Limbah Industri ............................................................................................................. 48
11. Instalasi Pengolaahan Air Limbah ................................................................................ 52
Kesimpulan ................................................................................................................... 55
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 56
MATERI 5. DRAINASE ALAMIAH DAN BUAATAN ...................................................... 57
1. Pengertian Hujan dan Jenis-Jenis Air Tanah….. ............................................................ 58
2. Pengertian Drainase ........................................................................................................ 60
3. Jenis-Jenis Drainase ....................................................................................................... 61
4. Drainase Air Permukaan.................................................................................................. 63
Kesimpulan ................................................................................................................... 65
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 66
MATERI 6. SISTEM PLUMBING (PERPIPAAN) ............................................................... 67
1. Jaringan Pemipaan (Plumbing dan Sanitasi)…............................................................... 68
2. Hal Umum Sistem Instalasi Plumbing ............................................................................ 69
3. LIngkup Pekerjaan ......................................................................................................... 71
4. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih .................................................................................... 71
5. Pekerjaan Instalasi Sanitasi dan Lain_Lain .................................................................... 73
viii
6.. Pekerjaan Pengujian Instalasi ......................................................................................... 74
7.. Sistem Sambungan Langsung ........................................................................................ 75
8.. Sistem Tangki Tekan ...................................................................................................... 76
9.. Sistem Tangki Atap ........................................................................................................ 77
Kesimpulan ................................................................................................................... 84
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 85
MATERI 7 SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ....................................... 86
1. Pengertian Asas, Tujuan , & Sarana Pengelolaan …....................................................... 88
2. Hak & Kewajiban Dalam Pengelolaan ........................................................................... 89
3. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan .................................................................. 89
4. Kewenangan & Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup ..................................... 91
Kesimpulan ................................................................................................................... 93
Daftar Pusataka ............................................................................................................. 94
MATERI 8. TATA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH ................. 95
1. Pengelolaan Sampah….. .................................................................................................. 96
2. Aspek Kelembagaan ....................................................................................................... 97
3 Aspek Pembiayaan ........................................................................................................... 97
4. Aspek Pengaturan ........................................................................................................... 97
5. Aspek Peran Serta atau Partisipasi Masyarakat .............................................................. 98
6.. Aspek Teknik Operasional .............................................................................................. 98
7.. Mekanisme Bank Sampah .............................................................................................. 99
Kesimpulan ................................................................................................................. 100
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 101
MATERI 9. TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS) ......................................... 102
1. Pengertian Tempat Penmbuangan Sementara (TPS)….. ............................................... 103
2. Tahapan/Proses Pengelolaan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ..................... 103
3. Persyaratan Teknis Penyedaan TPS dan TPS-3R ......................................................... 104
4. Pengelolaan Sampah dengan Konsep Reduce-Reuse-Recycling (3R) ......................... 105
Kesimpulan ................................................................................................................. 107
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 108
ix
. MATERI 10. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) ................................................ 109
1. Pengertian Tempat Penmbuangan Akhir (TPA) ….. ..................................................... 110
2. Fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ................................................................... 111
3. Dampak Sampah di Sekitar TPA .................................................................................. 112
Kesimpulan ................................................................................................................. 115
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 116
MATERI 11. SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DOMESTIK ....................... 117
1. Sumber dan Jenis Limbah Padat….. .............................................................................. 118
2. Karakteristik Limbah Padat .......................................................................................... 120
3. Sistem Pengelolaan Limbah Padat Domestik ............................................................... 121
Kesimpulan ................................................................................................................. 125
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 126
MATERI 12. SISTEM PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA ...................... 127
1. Pengertian Dasar Pencemaran Udara…......................................................................... 128
2. Pentingnya Penanggulangan Pencemaran Udara .......................................................... 128
3. Klasifikasi Pencemar atau Polutan ................................................................................ 129
4. Usaha Penanggulangan Pencemaran Udara .................................................................. 136
Kesimpulan ................................................................................................................. 138
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 139
MATERI 13.. UKL DAN UPL ............................................................................................. 140
1. Pengertian UKL dan UPL….......................................................................................... 141
2. Proses UKL dan UPL .................................................................................................... 141
3. Manfaat UKL dan UPL ................................................................................................. 142
4. Kunci Keberhasilan UKL dan UPL .............................................................................. 142
Kesimpulan ................................................................................................................. 145
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 146
MATERI 14. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) ............... 147
1. Pengertian AMDAL…................................................................................................... 148
x
2. Peran AMDAL .............................................................................................................. 148
3. Peraturan Perundangan yang terkait dengan AMDAL ................................................. 148
4. Dokumen yang terkait dengan AMDAL ....................................................................... 150
5. Penggunaan AMDAL .................................................................................................... 150
6.. Pihak yang terkait dalam proses AMDAL .................................................................... 150
7.. Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan AMDAL .......................................... 150
Kesimpulan ................................................................................................................. 152
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 153
MATERI 15. HUKUM DAN UNDANG-UNDANG TENTANG LINGKUNGAN .......... 154
1. Pengertian Hukum dan Undang-Undang Lingkungan Hidup….................................... 155
2. Hukum Lingkungan di Indonesia.................................................................................. 155
3. Aspek-Aspek Hukum Lingkungan ............................................................................... 157
4. Tujuan Hukum LIngkungan .......................................................................................... 158
Kesimpulan ................................................................................................................. 160
Daftar Pusataka ........................................................................................................... 161
BioData ....................................................................................................................... 162
xi
MATERI 1
PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN
12
1. Pengertian Lingkungan
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
(UU Republik Indonseia No.32 Tahun 2009
2. Unsur-Unsur dan Kebijakan Lingkungan
Unsur-Unsur
a. Biotik
Adalah unsur yang terdapat dalam lingkungan hidup untuk media saling
berhubungan seperti manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik
b. Abiotik
Adalah unsur yang terdapat dalam lingkungan hidup untuk media
berlangsungnya kehidupan. Seperti tanah,air,udara,sinar matahari.
c. Sosial Budaya
Adalah sistem nilai,gagasan,keyakinan, yang dimiliki manusia dalam
menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial.
Kebijakan
a. Kearifan Lokal
merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun
dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut
b. Etika Lingkungan
merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.
etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga
keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Prinsip Etika dan Perilaku
1. Kejujuran
2. Memegang prinsip hidup
3. Memelihara janji
4. Kesetiaan
5. Kewajaran
13
6. Suka membantu orang lain
7. Hormat kepada orang lain
8. Bertanggung Jawab
9. Mengejar keunggulan
c. Keadilan Lingkungan
diartikan sebagai pergerakan di lapisan masyarakat bawah (grassroot) yang
memperjuangkan perlakuan yang sama bagi sesama makhluk hidup dalam hal
pembangunan, implementasi dan penegakan hukum, peraturan dan kebijakan
mengenai lingkungan.
3. Manfaat Lingkungan Bagi Kehidupan
a. Udara digunakan untuk bernapas.
b. Air digunakan untuk minum dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
c. Bahan pangan untuk mahluk hidup.
d. Hutan berfungsi mengatur keadaan udara dan air.
e. Bahan galian yang bila dimanfaatkan dapat meningkatkan pendapatan dan
sebagai bahan baku industri. Emas digunakan untuk perhiasan, minyak bumi
untuk bahan bakar, batubara untuk energi.
f. Sumber energi seperti angin, tenaga matahari, air, panas bumi dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
g. Lahan dan tanah dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi seperti pemukiman,
perkotaan, dan lainnya.
h. Hewan dan tumbuhan dapat digunakan sebagai sumber makanan.
i. Mikroorganisme berperan dalam mengurai sisa-sisa jasad hidup yang telah mati.
4. Pencemaran Lingkungan
Terdapat tiga jenis pencemaran lingkungan, yakni pencemaran udara, air, serta
tanah.
Pencemaran udara terjadi ketika polutan masuk ke dalam atmosfer yang
menyebabkan kualitas dan fungsi udara menurun.
Pencemaran air terjadi akibat limbah industri, rumah tangga, bahkan pertanian
yang menyebabkan kualitas air menurun.
14
Pencemaran tanah disebabkan oleh zat kimia yang dibuang secara langsung
maupun sampah anorganik yang tak dapat terurai.
Gambar Pencemaran Lingkungan
5. Dampak Pencemaran Lingkungan
Dampak terhadap “Receptor (Penerima)”
Receptor adalah penerima akibat terjadinya perubahan kualitas lingkungan :
a. Manusia
Dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan.
- Tragedi Minamata di Jepang akibat pencemaran logam berat.
- Adanya korelasi positif yang kuat antara tingginya tingkat pencemaran udara
dengan angka kejadian penyakit ISPA dan lain-lain.
b. Tumbuhan
Terjadinya penurunan produktivitas tanaman produksi kegagalan panen, adanya
residu logam berat dan materi pencemar lainnya dalam tanaman maupun buah-
buahan dan lain-lain.
c. Hewan
Meningkatnya angka kematian hewan ternak. Menururnnya resistensi hewan
ternak terhadap penyakit/hama dan lain-lain.
15
d. Material.
Kerusakan bangunan, Estetika Bangunan dan lain-lain.
Gambar. Dampak Pecemaran Lingkungan
6. Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan
16
Diagram Permasalahan Pengelolaan Lingkungan
Diagram Permasalah Pengelolaan LIngkungan
Perbaikan Kualitas Lingkungan
Untuk Memperbaiki kualitas lingkungan: “Pengelolaan KualitaS Lingkungan”
Pengelolaan Lingkungan terdiri dari :
• Aspek Strategi: arena publik dan kebijakan, termasuk didalamnya
pertimbangan ekonomi, sosial, demografi dan hukum
• ASPEK TEKNIS: Cara untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam aspek
strategic
17
Pengelolaan Kualitas Lingkungan bertujuan untuk mencegah dampak negatif:
• aktivitas manusia terhadap lingkungan
• lingkungan terhadap makhluk hidup dan material
Pemanfaatan daya dukung lingkungan dan daya asimilasi lingkungan tanpa
mengganggu kesetimbangan yang sudah terjadi
Melibatkan berbagai disiplin ilmu terutama dalam perumusan aspek-aspek
strategis, misal:
• Perencanaan Ruang dan Wilayah yg berwawasan lingkungan
• Penegakan Hukum: Kriteria/Standard Lingkungan (baku mutu)
Pencapaian tujuan aspek strategis: ASPEK TEKNIS
ASPEK TEKNIS: upaya pengendalian dampak negatif terhadap lingkungan
dengan pendekatan Rekayasa/Engineering: disain, konstruksi dan opearasi
instalasi pengolahan air, udara, dan limbah padat (sampah)
7. Pengembangan Berkelanjutan
18
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa harus mengurangi kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan dari
generasi yang akan datang.
Pengembangan berkelanjutan meliputi :
Pemanfaatan lingkungan hidup
Kelestarian lingkungan
8. Ciri Pengembangan Lingkungan
a. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan
memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamman yang dimiliki serta
yang akan timbul dikemudian hari
b. Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung
kesinambungan pembangunan
c. Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
d. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada
disekitar lokasi pembangunan
9. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan
a. Pemerataan dan keadilan sosial
Pembangunan berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk
generasi sekarang dan yang akan datang berupa pemerataan distribusi sumber
lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan (adil), berupa
kesejahteraan semua lapisan masyarakat.
b. Menghargaai keanekaragaman (diversity)
Perlu dijaga keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya.
c. Pendekatan integrative
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia
dengan alam.
Manusia mempengaruhi alam dengan caara bermanfaat dan merusak, karena
itu pemnfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan komplainnya
keterkaitan antara system alam dan system sosial dengan cara-cara integrative
dalam pelaksanaan.
19
d. Perspekstif jangka panjang
Pembangunan seringkali diabaikan, karena masyarakat cenderung menilai
masa kini lebih utama dari masa yang akan dating, oleh sebab itu persepsi
tersebut perlu diubah.
20
Kesimpulan
a. Unsur-unsur Lingkungan terdiri dari : Unsur Biotik, Abiotik dan Sosial Budaya
Lingkungan memiliki arti penting yaitu sebagai penyokong dan pendukung bagi
kehidupan makhluk hidup
b. Kerusakan Lingkungan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: Faktor Alam Faktor
Manusia Lingkungan sangat berperan penting bagi kehidupan makhluk hidup,
terutama manusia.
c. Manusia harus selalu Menjaga kelestarian Lingkungan demi kelangsungan hidup
manusia itu sendiri dan makhluk hidup lainnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999, tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin
Lingkungan
Analisis Dampak Lingkungan, Otto Somarwoto.
Jurnal Vol. 7 No.2 Juli 2011 ISSN : 2085-3866 tentang Analisis Keberlanjutan
Pengelolaan Limbah Gambut
22
MATERI 2
SIKLUS HIDROLOGI
23
1. Pengertian Siklus Hidrologi
Menurut Suyono
Siklus hidrologi adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut,
berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai
hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Soemarto
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan
tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut
kembali. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
2. Proses Siklus Hidrologi
a. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses berubahnya air menjadi uap air yang disebabkan
oleh energi matahari.
b. Transpirasi
Tranpirasi merupakan proses berubahnya air yang berasal dari tumbuhan
menjadi uap air. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: suhu,
pergerakan angin, kelembaban udara, kelembaban tanah, dan jenis tumbuhan.
c. Sublimasi
Sublimasi merupakan proses penguapan es tanpa mengalami pencairan terlebih
dahulu. Biasanya terjadi di puncak gunung yang tinggi dan kutub.
d. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air menjadi sebuah partikel kecil
berisikan air. Contohnya seperti awan dan kabut.
e. Adveksi
Adveksi adalah perpindahan awan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Perpindahan ini dipengaruhi oleh tekanan udara dan arah angin.
f. Presipitasi
Presipitasi merupakan proses mencairnya uap air yang jatuh ke bumi. Biasanya
berupa hujan, hujan salju, hujan es, kabut, dan graupel.
g. Runoff
Runoff merupakan pergerakan aliran air di atas permukaan tanah akibat hujan
yang datang lebih cepat dari pada penyerapan yang dilakukan oleh tanah.
24
h. Infiltrasi
Infiltrasi merupakan proses pemyerapan air hujan kedalam pori-pori tanah yang
di perngaruhi oleh gaya gravitasi.
3. Jenis-Jenis SIklus Hidrologi
a. Siklus Pendek (Kecil)
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami penguapan yang semakin
lama semakin banyak. Setelah mencapai ketinggian tertentu, temperatur udara
menurun, maka terjadilah kondensasi (pengembunan), dan terbentuklah awan
yang mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut tersebut.
b. Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap. Uap air tersebut
terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara di atas daratan (biasanya
pegunungan) dingin, maka terjadilah kondensasi sehingga terbentuklah awan. Jika
awan tersebut telah jenuh oleh uap air, terjadilah hujan. Air hujan tersebut ada
yang mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam tanah, ada yang masuk
danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut.
c. Siklus Panjang (Besar)
Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan air
laut menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan.
Setelah mengalami pendinginan, uap air tersebut berubah menjadi kristal es
sehingga terjadilah hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk padang salju
25
yang kemudian mencair dan mengalir pada sungai es (gletser). Setelah mencair
akhirnya kembali ke laut.
4. Tata Kelola Air Ilmiah
a. Tanah
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair, dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i)
dan jasad hidup (o) terhadap suatu bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh
relief tempatnya terbentuk (r) dan waktu (w), yang dapat digambarkan dalam
hubungan fungsi sebagai berikut :
T = ƒ (i, o, b, r, w)
Dimana T adalah tanah dan masing-masing peubah adalah faktor-faktor
pembentuk tanah. Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik, maka ciri
dan perilaku tanah berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, dan berubah dari
waktu ke waktu.
Ilmu tanah memandang tanah dari dua konsep utama, yaitu : (1) sebagai hasil
hancuran bio-fisiko-kimia, dan (2) sebagai habitat tumbuh- tumbuhan. Konsep
pandangan tersebut memberikan dua jalur pendekatan dalam pengkajian tanah,
yaitu pendekatan pedologi di satu jalur dan pendekatan edafologi di jalur lain.
Pedologi mengelaah tanah semata- mata sebagai suatu benda alami dan yang
mempelajari proses-proses dan reaksi-reaksi bio-fisiko-kimia yang berperan,
kandungan dan jenis serta penyebarannya. Edafologi mempelajari tanah
sebagai tempat tumbuh tumbuhan dan penyedia unsur hara (Arsyad, 1989).
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Bagian tanahyang berukuran
lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah
yang lebih halus dapat dibedakan menjadi :
Pasir : 2 mm – 50 u
Debu : 50 u – 2 u
Liat : < 2 u
Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil
sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.Tanah-tanah yang
bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
26
aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,
1987).
Gambar 1.1 Diagram Segitiga Tekstur Tanah (BBSDLP,2006)
b. Air Larian & Debit Aliran
Air larian (surface run-off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Air hujan yang jatuh
ke permukaan tanah ada yang langsung masuk ke dalam tanah atau disebut air
infiltrasi. Sebagian lagi tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh karenanya
mengalir diatas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Ada juga bagian
air hujan yang telah masuk ke dalam tanah, terutama pada tanah yang hampir
atau telah jenuh, airtersebut ke luar ke permukaan tanah lagi dan lalu mengalir
ke bagian yang lebih rendah. Kedua fenomena aliran air permukaan yang
disebut terakhir disebut air larian. Bagian penting dari dari air larian yang perlu
diketahui dalam kaitannya dengan rancang bangun pengendali air larian adalah
besarnya debit puncak (peak flow) dan waktu tercapainya debit puncak, volume
dan penyebaran air larian. Sebelum air dapat mengalir diatas permukaan tanah,
curah hujan terlebih dahulu harus memenuhi keperlian air untuk evaporasi,
intersepsi, infiltrasi, dan berbagai bentuk cekungan tanah (surface detentions)
dan bentuk penampung air lainnya.
Air larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampui laju infiltrasi air
ke dalam tanah. Setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai
27
mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah pengisian air pada
cekungan tersebut selesai, air kemudian dapat mengalir di ataspermukaan tanah
dengan bebas. Ada bagian air larian yang berlangsung agak cepat untuk
selanjutnya membentuk aliran debit. Bagian air larian lain, karena melewati
cekungan-cekungan permukaan tanah sehingga memerlukan waktu beberapa
hari atau bahkan beberapa minggu sebelum akhirnya menjadi aliran debit
(Asdak, 2001).
Kecepatan dan laju aliran permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan
komponen siklus air. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
a. Curah hujan : jumlah, intensitas, dan distribusi
b. Temperatur
c. Tanah : tipe, jenis substratum, dan topografi
d. Luas daerah aliran
e. Tanaman/tumbuhan penutup tanah
f. Sistem pengelolaan tanah
Pengaruh faktor-faktor tersebut demikian kompleksnya. Meskipun semuanya
dapat diketahui, keadaan aliran permukaan yang terjadi hanya mungkin dapat
dihitung sampai mendekati keadaan sebenarnya. Jika keadaan setempat telah
diteliti untuk beberapa waktu, prediksi yang lebih tepat tentang keadaan aliran
permukaan dapat dilakukan (Arsyad, 2010).
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk). Dalam
laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf
aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respons adanya
perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung daam suatu DAS (oleh
adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan/atau adanya perubahan (fluktuasi
musiman atau tahunan) iklim lokal (Asdak, 2001).
c. Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin dan gravitasi
(Hardjowigeno, 1987). Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi
karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat
terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk
28
mempertahankan keseimbangan tanah secaraalami. Erosi karena faktor alamiah
umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya
pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sedangkan erosi karena kegiatan manusia
kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat
cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah
atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara
lain, pembuatan jalan didaerah dengan kemiringan lereng besar (Asdak,
2001). Proses erosi terdiri dari tiga bagian yang berurutan yaitu pengelupasan
(detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan
(sedimentation). Beberapa tipe erosi permukaan yang umum dijumpai di
daerah tropis adalah :
Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel
tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.
Tenaga kinetik tersebut ditentukan oleh dua hal, massa dan kecepatan jatuh air.
Tenaga kinetik bertambah besar dengan bertambahnya besarnya diameter air
hujan dan jarak antara ujung daun penetes (driptips) dan permukaan tanah
(pada proses erosi di bawahtegakan vegetasi).
Erosi kulit (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis
permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air
larian (runoff). Tipe erosi ini disebebkan oleh kombinasi airhujan dan air larian
yang mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan
partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam
saluran-saluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan
permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat, dan akhirnya terjadilah
transpor sedimen. Tipe erosi alurumumnya dijumpai pada lahan-lahan garapan
dan dibedakan dari erosi parit (gully erosion) dalam hal erosi alur dapat diatasi
dengan cara pengerjaan/pencangkulan tanah. Hal ini tidak dapat dilakukan
terhadap erosi parit.
Erosi parit (gully erosion) membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar
dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Erosi parit dapat
diklasifikasikan sebagai parit bersambungan dan paritterputus-putus. Erosi parit
terputus dapat dijumpai didaerah bergunung. Erosi parit bersambungan berawal
dari terbentuknya gerusan-gerusan permukaan tanah oleh air larian ke arah
tempat yang lebih tinggi dan cenderung berbentuk jari-jari tangan.
29
Erosi tebing sungai (streambank erosion) adalah pengikisan tanah pada tebing-
tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Dua proses
berlangsungnya erosi tebing sungai adalah oleh adanya gerusan aliran sungai
dan oleh adanya longsoran tanah padatebing sungai.
d. Sedimentasi
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit,
atau jenis erosi lainnya. Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki
bukit, didaerah genangan banjir, di saluran air, sungai dan waduk. Hasil
sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang
terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat
tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut
dalam sungai (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung didalam
waduk.
Sedimen yang sering dijumpai didalam sungai, baik terlarut dan tidak terlarut,
adalah merupakan produk dari pelapukan batuan induk yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, terutama perubahan iklim. Hasil pelapukan batuan
induk tersebut dikenal sebagai partikel-partikel tanah. Oleh karena pengaruh
tenaga kinetis air hujan dan aliran air permukaan (untuk kasus di daerah tropis),
partikel-partikel tanah tersebut dapat terkelupas dan terangkut ke tempat yang
lebih rendah untuk kemudian masuk ke dalam sungai dan dikenal sebagai
sedimen. Oleh adanya transpor sedimen dari tempat yang lebih tinggi ke daerah
hilir dapat menyebabkan pendangkalan waduk, sungai, saluran irigasi dan
terbentuknya tanah-tanah baru di pinggir-pinggir dan di delta-delta sungai.
Dengan demikian proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang
menguntungkan dan merugikan. Dikatakan menguntungkan karena pada
tingkat tertentu adanya aliran sedimen ke daerah hilir dapat menambah
kesuburan tanah serta terbentuknya tanah garapan baru didaerah hilir. Tetapi,
pada saat bersamaan aliran sedimen juga dapat menurunkan kualitas perairan
dan pendangkalan badan perairan. Dalam konteks pengelolaan DAS, kegiatan
pengelolaan dilakukan umumnya bertujuan mengendalikan atau menurunkan
laju sedimentasi karena kerugian yang ditimbulkan oleh adanya proses
sedimentasi jauh lebih besar dari pada manfaat yang diperoleh (Asdak, 2001).
30
e. Ekosistem Daerah Aliran Sungai
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponen-komponen
yang saling berintegrasi sehingga membentuk suatu kesatuan. Sistem tersebut
mempunyai sifat tertentu, tergantung pada jumlah dan jenis komponen
penyusunnya. Besar-kecilnya ukuran ekosistemtergantung pada pandangan dan
batas yang diberikan pada ekosistem tersebut. Daerah Aliran Sungai dapat
dianggap sebagai suatu ekosistem.
Ekosistem terdiri atas komponen biotis dan abiotis yang saling berinteraksi
membentuk satu kesatuan yang teratur. Dengan demikian, dalam suatu
ekosistem tidak ada satu komponenpun yang berdiri sendiri, melainkan
mempunyai keterkaitan dengan komponen lain, langsung atau tidak langsung,
besar atau kecil. Aktivitas suatu komponen ekosistem selalu memberi pengaruh
pada komponen ekosistem yang lain. Manusia adalah satu komponen yang
penting. Sebagai komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan
aktivitasnya seringkali mengakibatkan dampak pada salah satu komponen
lingkungan, dan dengan demikian mempengaruji ekosistem secara keseluruhan.
Selama hubungan timbal- balik antar komponen ekosistem dalam keadaan
seimbang, selama itu pula ekosistem berada dalam kondisi stabil. Sebaliknya,
bila hubungan timbal-balik antar komponen-komponen lingkungan mengalami
gangguan, maka terjadilah gangguan ekologis.
Gambar 1.2 Hubungan Biofisik Daerah Hulu & Hilir DAS (Asdak, 2001)
Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi
menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Ekosistem hulu merupakan bagian
yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian
DAS. Perlindungan ini, antara lain, dari segi fungsi tata air. Oleh karena itu,
31
DAS hulu seringkali menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS mengingat
bahwa dalam suatu DAS, daerah hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik
antara daerah hulu dan hilir suatu DAS (Asdak, 2001).
f. SWAT (Soil Water Assessment Tool)
SWAT adalah model yang dikembangkan oleh Dr. Jeff Arnoldpada awal tahun
1990-an untuk pengembangan Agricultural Research Service (ARS) dari
USDA. Model tersebut dikembangkan untuk melakukan prediksi dampak dari
manajemen lahan pertanian terhadapair, sedimentasi dan jumlah bahan kimia,
pada suatu area DAS yang kompleks dengan mempertimbangkan variasi jenis
tanahnya, tata guna lahan, serta kondisi manajemen suatu DAS setelah melalui
periode yang lama.
Gambar 1.3 Representasi Siklus Hidrologi (Neitsch et.al.2005)
SWAT memungkinkan untuk diterapkan dalam berbagai analisis serta simulasi
dalam suatu DAS. Informasi data masukan pada tiap sub das kemudian
dilakukan pengelompokan atau disusun dalam kategori : iklim, unit respon
hidrologi (HRU), tubuh air, air tanah, dan sungai utama sampai pada drainase
pada sub das. Unit respon hidrologi pada tiap subdasterdiri dari variasi penutup
lahan, tanah dan manajemen pengelolaan.
32
Simulasi hidrologi pada daerah aliran sungai dapat dibagi menjadi2 yaitu :
1. Fase lahan pada daur hidrologi yang mengatur jumlah air, sedimen, unsur hara dan pestisida
pada pengisian saluran utama pada tiap sub das.
2. Fase air pada daur hidrologi yang berupa pergerakan air, sedimen dan lainnya melalui
saluran sungai pada DAS menuju outlet.
Kerangka Pemikiran
Iklim Pertumbuha I
Lereng n N
P
Penggunaan U
Lahan T
Tanah
Sifat Biofisik Vegetasi P
Tanah Infiltrasi R
O
Konduktivitas S
Hidrolik Jenuh E
S
` ungai Aliran Permukaan
Debit aliran Sedimentasi Erosi O
U
T
P
U
T
Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran Peneliti (2015)
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan teknologi yang semakin
modern, mengakibatkan kebutuhan akan penggunaan tanah untuk tempat tinggal
dan pangan pada kawasan budidaya akan semakin meningkat. Perubahan tata
guna lahan yang dalam penerapannya tidak memperhatikan aspek lngkungan
akanmenyebabkan menurunnya kualitas lahan. Hal ini adalah satu akibat adanya
degradasi lahan. Alih fungsi lahan yang tidak terkendali menyebabkan
berkurangnya ataupun hilangnya vegetasi yang ada. Hal ini akan menyebabkan
proses infiltrasi oleh tanah semakin besar dan berkurangnya daerah resapan air.
33
Perubahan tata guna lahan secara tidak langsung akan menyebabkan perubahan
sifat biofisik tanah. Hal ini juga akan mempengaruhi pergerakan air dalam tanah
atau biasa disebut dengan konduktivitas hidrolik jenuh. Air hujan yang turun dan
tidak dapat diserap lagi oleh tanah akan menyebabkan adanya aliran permukaan.
Aliran permukaan yang besar dan tidak adanya vegetasi yang mengurangi laju
aliran permukaan akan menyebabkan terjadinya erosi yang membawa partikel-
partikel tanah yang dihancurkan oleh air hujan yang dibawa dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah. Debit aliran terjadi karena adanya sumbangan
aliran air dari air hujan yang langsung ke sungai dan air larian permukaan akibat
laju curah hujan yang lebih besar dibandingkan dengan laju infiltrasi oleh tanah.
Hasil dari erosi yang berupa partikel-partikel yang dihancurkan dan
terangkut oleh aliran permukaan biasa disebut dengan sedimentasi. Sedimentasi
inilah yang nantinya dbawa oleh aliran sungai ke daerah hilir. Hal inilah yang
akan menyebabkan pendangkalan sungai, saluran irigasi dan waduk. Dan
tentunya akan lebih banyak menimbulkan kerugian dibandingkan dengan
keuntungan yang didapatkan.
34
Kesimpulan
a. Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi
b. Jenis Siklus Air : Pendek, Sedang dan Panjang
c. Komponen Siklus Hidrologi : Transpirasi, Intersepsi, Evaporasi, Evapotranspirasi,
Infiltrasi, Kondesasi, Presipitasi.
d. SWAT (Soil Water Assessment Tool) adalah model yang dikembangkan oleh Dr.
Jeff Arnoldpada awal tahun 1990-an untuk pengembangan Agricultural Research
Service (ARS) dari USDA. Model tersebut dikembangkan untuk melakukan
prediksi dampak dari manajemen lahan pertanian terhadapair, sedimentasi dan
jumlah bahan kimia, pada suatu area DAS yang kompleks dengan
mempertimbangkan variasi jenis tanahnya, tata guna lahan, serta kondisi
manajemen suatu DAS setelah melalui periode yang lama.
35
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ensiklopedia Geografi Air (2018) karya Eka Susi Sulistyowati
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Jurnal Sains Informasi Geografi [JSIG] Volume I Nomor 2, November 2018 ISSN
2614-1671
Jurnal Analisis Pengelolaan Air Bersih Berkelanjutan di Kota Bogor
Dion Achmad Armadi1), Aceng Hidayat2) dan Sahat MH Simanjunta
http://www.kompas.com/skola/read/2020/10/27/184202469/siklus-hidrologi-
jenis-dan-komponen-pembentuknya akses tanggal : 1 April 2021, Pukul
20.17 wita
PARAMETER HIROLOGI Dan HIDROGEOLOGIS Pada daerah aliran sungai
DAS Rahmad Junaidi
EMIRA Indonesia Journal of Architecture 1 (1) , 15 23 , 2015
JASA DAN ETIKA LINGKUNGAN UNTUK PENGENDALIAN AIR DAN
BANJIR SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN DAN SERANG Agung
Setyawan , Totok Guawan , Suprapto Dibyosaputro , Sri Rum Giyarsih
Journal Pembangunan wilayah dan kota 14 (4) , 241- 151. 2018
36
MATERI 3
SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH
37
1. Definisi Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk
treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.
2. Sumber Air Bersih
Banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum, yaitu
air hujan, air permukaan dan air tanah. Sumber air dan kualitas dapat dibedakan atas
tiga jenis, yaitu: air permukaan, air tanah, dan air hujan.
a. Air Permukaan
Air permukaan paling banyak dimanfaatkan sebagai air baku karena
ketersediaannya lebih banyak, namun secara kualitas lebih buruk karena pengaruh
pencemaran dan erosi.
b. Air Tanah
Secara alamiah kualitas air tanah dipengaruhi oleh susunan kimia batuan yang
dilalui Air bersihselama proses peresapan. Kualitas air tanah berbeda-beda
menurut wilayah batuan dan daerah tangkapannya. Selain proses pelarutan
mineral air, tanah juga mengalami proses penyaringan dan pembersihan diri
sehingga kualitasnya cukup baik sebagai air minum.
c. Air Hujan
Pada beberapa daerah yang tidak cukup mempunyai sumber air tanah dan
permukaan. Air hujan bisa dimanfaatkan untuk keperluan sumber air minum dan
rumah tangga. Tekniknya dengan pengumpulan dari atap bangunan. Air hujan
bersifat asam dan bersifat lunak.
d. Mata air
Mata aiar adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari
dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, syarat-syarat
wajib air bersih yang bisa diminum bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
38
3. Karakteristik Air Bersih
Air bersih disini di kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak
untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air
yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain
dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air
tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
a. Syarat Fisik, antara lain :
- Ar harus bersih dan tidak keruh
- Tidak berwarna apapun
- Tidak berbau apaun
- Suhu antara 10-25 C (sejuk)
- Tidak meninggalkan endapan
b. Syarat Kimiawi, antara lain :
- Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
- Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
- Cukup yodium
39
- pH air antara 6,5 – 9,2
c. Syarat Mikrobiologi, antara lain :
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit. Seperti yang kita ketahui jika standar mutu air
sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah
akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut,
baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga
jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh
masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
- Aman dan higienis.
- Baik dan layak minum.
- Tersedia dalam jumlah yang cukup.
- Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
4. Fungsi dan Manfaat Air Bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,
tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang
manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya
dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan
volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi
antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang
mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot
75,6%, dan darah 83%.
Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3
liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah.
Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan minum,
40
mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan
buangan industri.
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak
dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan
bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air
kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat
memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan
bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi
bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung
karen tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri.
Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam
kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
1. keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan
pekerjaan lainnya.
2. keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air
limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
3. keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga
listrik.
4. keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
5. keperluan pertanian dan peternakan
6. keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan
dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan
melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah
dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu
ekosistem yang ada.
41
5. Masalah dalam Akses Air Bersih
Cadangan air Indonesia mencapai 2.530 km3 /tahun yang termasuk dalam salah satu
negara yang memiliki cadangan air terkaya di dunia. Dalam data lain menunjukkan,
ketersediaan air di Indonesia mencapai 15.500 m3 per kapita per tahun. Angka ini masih
jauh di atas ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 m3 per tahun. Namun
jika ditinjau ketersediaannya perpulau akan sangat lain dan bervariasi.
Pulau Jawa yang luasnya mencapai tujuh persen dari total daratan wilayah Indonesia
hanya mempunyai empat setengah persen dari total potensi air tawar nasional, namun
pulau ini dihuni oleh sekitar 65 persen total penduduk Indonesia. Kondisi ini
menggambarkan potensi kelangkaan air di Pulau Jawa sangat besar. Jika dilihat
ketersediaan air per kapita per tahun, di Pulau Jawa hanya tersedia 1.750 meter kubik
per kapita per tahun, masih di bawah standar kecukupan yaitu 2000 meter kubik per
kapita per tahun. Jumlah ini akan terus menurun sehingga pada tahun 2020 diperkirakan
hanya akan tersedia sebesar 1.200 meter kubik per kapita per tahun. Padahal standar
kecukupan minimal adalah 2.000 m 3 per kapita per tahun . Apabila fenomena ini terus
berlanjut maka akan terjadi keterbatasan pengembangan dan pelaksanaan pembangunan
di daerah-daerah tersebut karena daya dukung sumberdaya air yang telah terlampaui
(Kementerian Pekerjaan Umum. 2010).
Menurut Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, Jakarta sudah
mengalami krisis air bersih sejak 18 tahun yang lalu, dan saat ini kondisinya semakin
parah. Jakarta memerlukan sekitar 26.938 liter air per detik, namun yang tersedia hanya
17.700 liter air per detik.
6. Kendala dan Hambatan dalam Pengolahan Air Bersih
Masalah pengolahan air bersih di Indonesia berada di ambang kritis air lantaran
minimnya daerah resapan air. Hal tersebut terjadi karena banyaknya pembangunan
gedung-gedung dan perumahan. Sebenarnya, kondisi tersebut bisa diperbaiki. Caranya,
dengan membangun hutan-hutan kota dan sumur resapan air. Selain itu kurangnya
kualitas sumberdaya manusia dalam segi pemahaman iptek, dalam menerima transfer
teknologi pengolahan air menjadi masalah yang harus segera diperbaiki dengan cara
melukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat.
Diperlukan investasi yang lebih banyak di sektor air bersih dan sanitasi. Investasi
pemerintah di sektor tersebut kurang dari satu persen dari PDB. Pemerintah sedang
melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini. Setelah dimulainya PPSP (Program
42
Percepatan Sanitasi Nasional) tahun 2010, alokasi anggaran sanitasi oleh pemerintah
daerah meningkat sebesar 4 sampai 7 persen pada tahun 2011.
7. Solusi Permasalahan
a. Pengolahan Air Bersih Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam
stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam
stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah
tropis dan sedang berkembang.
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan
ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh
dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan
sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-
zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi
pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan
berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air
(kali, danau, dan sebagainya).
43
b. Solusi Pengolahan Air Bersih dengan Metode Pengolahan Air Sederhana
Untuk pembuatan satu unit alat pengolah air minum sederhana ini, diperlukan
bahan-bahan antara lain seperti pada tabel di bawah ini (lihat tabel berikut. Jika
bahan tersebut tidak tersedia di pasaran setempat, dapat disesuaikan dengan bahan
yang tersedia. Jadi tidak harus seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :
Bahan-bahan tersebut tidak termasuk bahan untuk dudukkan alat. Di samping itu
bahan - bahan tersebut dapat juga disesuaikan dengan keadaan setempat misalnya,
jika tidak ada tong plastik dapat juga dipakai drum bekas minyak yang dicat terlebih
dahulu.
Diagram Proses Pengolahan Air Sederhana
44
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN AIR METODE SEDERHANA
Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air (jika air baku
asam) agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air
gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping.
Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat
asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
Aerasi dengan pemompaan udara
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen
yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-
gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan
gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis
sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis
dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi.
Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi ,
dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontakkan dengan air serta luas
kontak antara gelembung udara dengan permukaan air. Jadi makin merata dan makin
kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka oksigen yang
bereaksi makin besar.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari
udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar
7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus
dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak
45
menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi
Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk besi, tetapi jika kadar
Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat juga teroksidasi dan
terendapkan.
Koagulasi dengan pemberian tawas atau bahan koagulan lain
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran alam air
yang berupa padatan tersuspensimisalnya zat warna organik, lumpur halus bakteri
dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan
murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18
H2O. (berupa kristal berwarna putih).
Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O
alkailnity
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O
mengendap
Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida,
Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel-partikel kotoran
sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat
mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan sebagai berikut yaitu :
sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air baku
lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu
kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan -
gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air
baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut
flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.
Sedimentasi / Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang
terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan
dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
46
Filtrasi / Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua.
Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap,
sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air.
Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya
ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Tong/Tangki Penampung
Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut dilengkapi dengan
dua buah kran yaitu untuk mengalirkan air ke bak penyaring dan untuk saluran
penguras. Pada dasar Drum sebelah dalam diplester dengan semen sehingga
berbentuk seperti kerucut untuk memudahkan pengurasan. Selain itu dapat juga
menggunakan tangki fiber glass volume 550 liter yang dilengkapi dengan kran
pengeluaran lumpur. Tong atau tangki penampung dapat juga dibuat dari bahan yang
lain misalnya dari tong bekas minyak volume 200 liter atau dari bahan gerabah.
Fungsi dari drum adalah untuk menampung air baku, untuk proses aerasi atau
penghembusan dengan udara, untuk proses koagulasi dan flokulasi serta untuk
pengendapan.
Pompa Aerasi
Pompa aerasiterdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5 cm,
tinggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara kedalam air
baku agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan
oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida mangan yang
dapat diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator untuk
menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku. Pipa aerator
terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang dibentuk seperti spiral,
permukaannya dibuat berlubang, jarak tiap lubang + 2 cm.
Bak Penyaring
Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan tinggi 40 cm dan
47
luas penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan sebuah keran disebelah bawah.
Untuk media penyaring digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan media
penyaring media penyaring dari yang paling dasar keatas adalah sebagai berikut:
Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm
Bahan Kimia
Bahan kimia yang dibutuhkan antara lain :
1. Tawas,
2. kapur tohor dan,
3. kaporit bubuk.
CARA PEMBUATAN
1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter).
2. Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam
ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk
sampai merata.
3. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan
pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
48