LAPORAN BIMBINGAN
PRAKTIKUM IPA DI SD (PDGK 4107)
DISUSUN OLEH :
NAMA : SINDU ARIF RIZAI
NIM : 858728861
JURUSAN/ SEMESTER : PGSD SI (BI) / 1
MASA REGISTRASI : 2022.1
UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022.1
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA
Nama : SINDU ARIF RIZAI
NIM/ID Lainnya : 858728861
Program Studi : PGSD SI (BI)
Nama Sekolah : SDIE HIDAYATUL UMMAH
DATA TUTOR (PGSD)
Nama(Gelar) : Dra. Rina Restanti, M.Pd
Nip/Id Lainnya : 196904041994032015
Instansi Asal : SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun
Nomor Hp : 081359313699
Alamat Email : rinarestanti1969@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : SINDU ARIF RIZAI
NIM : 858728861
Program Studi : PGSD SI (BI)
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya sendiri
dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang
diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya
ini atau ada klaim atas karya saya ini.
Magetan, 13 Juni 2022
Yang membuat pernyataan
SINDU ARIF RIZAI
BIMBINGAN I
CIRI- CIRI MAKHLUK HIDUP
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Pada Tumbuhan
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seismonasti dan Niktinasti
a. Tanaman putri malu dalam pot 1 buah.
b. Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah.
c. Stop watch atau jam tangan 1 buah.
d. Alat-alat tulis dan penggaris.
2. Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 2 buah
b. Tanah yang subur secukupnya
c. Biji kacang merah secukupnya
d. Air secukupnya
D. LANDASAN TEORI
Gerak adalah perubahan atau peralihan posisi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Menurut Delphie (2006) dalam Rahayu (2019), gerak merupakan alat bantu kita untuk dapat
berpindah dari satu relasi ke relasi yang lain sehingga ruang itu menjadi milik kita. Pendapat
diatas didukung oleh Utama (2012) gerak adalah perubahan posisi tubuh dalam ruang atau
terhadap bagian tubuh lainya. Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa gerak adalah perubahan
posisi bagian tubuh dalam ruang dari suatu dari tempat ke tempat yang lain, sehingga
menghasilkan peralihan
Mahluk hidup termasuk tumbuhan mempunyai kepekaan terhadap ransang dan mampu
bereaksi terhadap rangsang. Sifat ini dikenal dengan irritabilita. Iritabilitas pada tumbuhan
disebabkan karena adanya bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan. Pada bagian ini
terdapat suatu celah yang disebut noktah yang menghubungkan sel satu dengan yang lain.
Melalui noktah tetjadi hubungan antara sel satu dengan lainnya oleh penjuluranpenjuluran
protoplasma atau benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Tumbuhan tidak
mempunyai organ kusus sebagai penerima rangsang atau reseptor. Gerakan pada tumbuhan
relatif tidak terlihat, gerakan tumbuhan hanya dilakukan oleh sebagian tubuh tumbuhan dan
tidak seluruhnya, tetapi hal itu juga termasuk gerak.
Kemampuan bergerak ini adalah salah satu ciri ciri mahluk hidup disamping ciri yang
lain seperti: pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan lain-lain. Banyak tanaman rendah,
terutama yang bersel satu dapat bergerak dalam arti kata berpindah pindah tempat. Banyak
bakteri, alga bersel satu, spermatozoid bangsa lumut dan paku dapat bergerak dengan bebasnya,
seakan akan mereka itu hewan hewan gesit. Gerak tanaman rendah semacam itu sering disebut
gerak lokomotoris (gerak pindah tempat).(Harahap,2012).
Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi
bumi. Geotropisme disebut juga gravitropisme. Geotropisme positif jika gerak responnya
menuju ke bumi atau menuju ke bawah, Misalnya: gerak pertumbuhan akar. Geotropisme
negatif jika gerak responnya menjauhi bumi atau menuju ke atas, Misalnya: gerak pertumbuhan
batang (Wiraatmaja, 2017). Adapun jenis-jenis gerak tropisme yaitu:
1. Gerak fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan cahaya
matahari.
2. Gerak geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi
bumi. Gerak akar menuju ke pusat bumi disebut geotropisme positif sedangkan gerak
batang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.
3. Gerak hidrotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh adanya rangsangan
berupa air
4. Gerak tigmotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh adanya rangsangan
berupa sentuhan benda yang lebih keras, seperti gerak pada tumbuhan sulur.
5. Gerak kemotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia.
Gerak taksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi
oleh sumber rangsangan. Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak bergantung
pada arah datangnya rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya gerak nasti dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Gerak seismonasti adalah gerak nasti tumbuhan yang dipengaruhi oleh getaran atau
sentuhan. Contonya gerak pada daun putri malu akibat diberi getaran atau sentuhan.
2. Gerak niktinasti adalah pergerakan daun tumbuhan akibat adanya rangsangan berupa
kondisi siang dan malam (Rumanta dkk, 2021)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Seismonasti dan Niktinasti
a) Seismonasti
1) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman putri
malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
2) Pot putri malu, sebaiknya anda siapkan beberapa hari sebelumnya, sehingga
ketika akan melakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan segar. Caranya
carilah tanaman putri malu ukurn sedang selanjutnya anda ambil tanaman tersebut
dengan menyodokkan dengan skop atau alat lainnya sehingga tanaman tersebut
dapat anda pindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.
3) Letakkan pot putri malu yang telah anda siapkan di atas meja, selanjutnya lakukan
sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun-daun putri malu
tersebut dengan menggunakan penggaris.
4) Catatlah hasil pengamatan.
b) Niktinasti
1) Sediakan dua buah pot putri malu.
2) Berilah tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
3) Letakkan pot A ditempat terang dan terbuka.
4) Simpanlah pot B di atas meja dan tutuplah dengan mengunakan kotak karton atau
kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agr tidak menyentuk tanamannya.
5) Biarkan pot B tertutup selama kurang setengah jam.
6) Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, bukalah dengan hati-hati (tidak
menyentuh tanamannya)
7) Amati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut dan bandingkan dengan
daun putri malu pada pot A.
8) Catatlah hasil pengamatan
2. Gerak Tropisme (Geotropisme negatif)
a) Buatlah dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya tanamlah 3 biji kacang merah
dalam setiap pot ukuran kecil 1-2 minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot
tanaman kacang merah ini sebaiknya di lakukan di tempat terbuka sehingga tanaman
yang dihasilkan berdiri dengan tegak.
b) Jika sudah mendapatkan dua pot tanaman kacang merah yang cukup baik dan berdiri
dengan tegak, selanjutnya dari label A untuk pot pertama dan label B untuk pot yang
lainnya.
c) Letakkan pot B secara horizontal (arah mendatar), sedangkan pot A dibiarkan berdiri
(vertikal) dan simpanlah keduanya di tempat terbuka.
d) Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.
e) Tuangkan hasil pengamatan.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Seismonasti dan Niktinasti
Hasil pengamatan seismonasti
No Jenis sentuhan pada Reaksi daun putri malu Keterangan
daun putri malu
Daun putri malu menutup Kembali membuka dalam
1 Halus
pelan waktu singkat
2 Sedang
Daun putri malu menutup Membutuhkan waktu lebih
3 Kasar
cepat lama untuk membuka
disbanding sentuhan halus
Daun putri malu beserta Daun dan batang daun lama
batang daun menutup kembali seperti semula
cepat
Hasil pengamatan niktinasti
No Pot putri malu Reaksi daun putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1 Disimpan ditempat Daun putri malu tetap Daun putri malu tetap terbuka
terang terbuka normal seperti pada perlakuan awal,
tidak ada perubahan
2 Ditutup dengan Daun putri malu posisi Daunnya menutup keseluruhan
penutup yang kedap terbuka normal
cahaya
2. Geotropisme
Hasil pengamatan geotropisme negatif
Jenis 1 Pengamatan hari ke 7 Keterangan
pot 2345 6
A 2cm 3,4 5,3 8 cm 10 12cm 13,4 Batang tumbuh lurus
cm cm cm cm
B 0,6 2cm 4cm 6 cm 7cm 8 cm 9cm Batang tumbuh belok
cm mengikuti datangnya
cahaya matahari
(menjauhi titik pusat
bumi)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan dua jenis tanaman lainnya yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan
alasan memilihnya!
Jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti adalah tanaman Turi dan tanaman
asam jawa. Karena kedua tanaman tersebut daunya akan menutup pada malam hari dan
akan terbuka kembali pada pagi hari.
2. Apa perbedaan antara niktinasi dengan seismonasti pada percobaan yang telah
dilakukan? Jelaskan!
Niktinasi dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima tanaman, daun tanaman akan
menutup saat intensitas cahaya sedikit atau keadaan gelap. Sedangkan Seismonasti adalah
gerak tumbuhan karena adanya rangsangan yang diterima pada bagian tanaman tersebut
contohnya yaitu reaksi daun putri malu terhadap sentuhan.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah dilakukan sebenarnya juga sekaligus telah
membuktikan adanya gerak fototopisme. Mengapa? Jenis fototropisme apakah yang
terjadi? Jelaskan!
Pada percobaan geotropisme arah gerak pertumbuhan batang tanaman selalu mengarah
atau menuju pada datangnya cahaya. Dengan demikian ini juga bisa dikatakan sebagai
fototropisme atau gerak tumbuhan karena faktor arah datangnya cahaya.
H. PEMBAHASAN
Daun putri malu akan menutup saat terkena sentuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
daun putri malu memberikan reaksi terhadap rangsangan berupa sentuhan penggaris. Hal
ini sesuai dengan sifat gerak tumbuhan Seismonasti, yaitu gerak tumbuhan karena
rangsangan sentuhan dari luar tanaman. Pada percobaan ada dua perlakuan yaitu sentuhan
halus dan kasar. Sentuhan halus memberikan reaksi daun putri malu menutup pelan dan
hanya pada bagian daun yang tersentuh yang menutup. Daun juga cepat terbuka kembali
seperti semula. Sedangkan pada perlakuan kedua dengan sentuhan yang kasar
menimbulkan reaksi daun tanaman putri malu menutup dengan cepat dan hampir
keseluruhan daun pada pohon putri malu itu menutup. Butuh waktu agak lama untuk daun
kembali membuka seperti semula.
Gerak tumbuhan yang kita lakukan percobaan selanjutnya adalah Niktinasi atau gerak
tumbuhan dikarenakan rangsangan keadaan siang dan malam. Pada percobaan disediakan
dua tanaman putri malu yang pada awalnya daunya masih membuka sempurna kedua
duanya. Kemudian tanaman pada pot B kita tutup dengan kardus berwarna hitam selama
30 menit. Setelah dibuka ternyata daun tanaman putri malu pada pot B daunnya menutup.
Berbeda dengan pada pot A yang tidak kita tutup. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
putri malu pada pot B memberikan reaksi terhadap rangsangan cahaya gelap, dan bereaksi
seolah olah keadaan sudah malam. Pada tanaman disekitar kita kita bisa melihat juga hal
ini terjadi pada bebrapa tanaman lain yang menuntupkan daunya pada malam hari.
Contohnya pada tanaman lomtoro, tanaman turi, dan asam jawa.
Pada pngamatan geotropism ditemukan bahwa tanaman pada pot yang dimiringkan
batang tanaman tetap bergerak membengkok keatas. Ini disebut geotropism negative
karena arahnya berlawanan dengan arah gravitasi bumi. Sedangkan pada tanaman yang
ditanam normal maka pertumbuhan juga lurus ke atas normal.
I. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengamatan, gerak daun putri malu tergantung dari keras rangsangan. Semakin
keras maka menutup dengan cepat dan kembalinya lama.
2. Gerak niktinasi pada tanaman putri malu juga terjadi karena ditutup dengan karton gelap.
Hal ini juga bisa dikatakan bahwa Niktinasti juga termasuk Fotonasti.
3. Gerak yang terjadi pada percobaan menunjukkan geotropisme negatif.
4. Jenis tanaman lain yang dapat melakukan gerak niktinasti adalah tumbuhan lamtoro, Turi
dan asam Jawa
J. DAFTAR PUSTAKA
Harahap F, 2012. Fisiologi Tumbuhan: suatu pengantar. Medan: Universitas Negeri Medan.
dalam http://digilib.unimed.ac.id/1641/5/Bab%20V.pdf dikases tanggal 9 April 2022.
Rahayu, Risma J., 2019. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Manipulatif Lengan
Pada Pembelajaran Model Pendidikan Gerak Berformat Permainan Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia. Available at : http://repository.upi.edu /34896 /3/
S_SDP_1500071_Chapter%202.pdf diakses pada 8 April 2022.
Rumanta, Maman, dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Wiraatmaja I.W, 2017. Bahan Ajar Gerak Pada Tumbuhan. Bali: Program Studi
Agroekoteknologi, dalam
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/076946a29d877c34102d1b971
9bc250c.pdf diakses tanggal 8 April 2022.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Dalam proses pemindahan tanaman putri malu mengalami beberapa kali kegagalan.
Hal ini disebabkan pada saat pemindahan dari sawah ke media tanam di pot, tanah sekitar
tanaman putri malu sangat keras sehingga banyak akar yang terpotong saat pemindahan
sehingga menyebabkan tanaman mati.
L. SARAN DAN MASUKAN
Pada proses pemindahan awal sebaiknya tanaman putri maslu diambil beserta tanah
disekitarnya dengan menggunakan sekop atau cangkul. Sehingga tanaman putri malu akarnya
tidak terganggu danm bisa hidup saat akan diperlakukan dalam percobaan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Seismonasti
Daun putri malu sebelum disentung
menggunakan penggaris daun putri malu
membuka.
Tahap awal / Pembukaan
Proses Kegiatan Daun putri malu saat disentung menggunakan
Tahap Akhir penggaris secara halus, daun putri malu menutup
pelan dan sebagian masih membuka.
Daun putri malu setelah disentung menggunakan
penggaris dengan keras maka daun putri malu
menutup cepat dan seluruhnya.
Niktinasti Siapkan dua tanaman putri malu pada pot
Tahap awal / Pembukaan berbeda, Pot A dan Pot B. Pada awal percobaan
kedua tanaman putri malu daunya masih
membuka
Proses Kegiatan Salah satu pot tanaman putri malu (pot B)
Tahap Akhir ditutup dengan kardus berwarna hitam dan
didiamkan selama 30 menit.
Setelah kardus hitam dibuka maka daun tanaman
putri malu pada pot B tetap menutup.
Perlakuan penanaman dengan satu tanaman pot
dimiringkan dan yang satu tetap dalam keadaan
normal.
BIMBINGAN II
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN
DAN PERKEMBANGBIAKAN
MAKHLUK HIDUP
A. JUDUL PERCOBAAN
Perkembangbiakan Vegetatif Alami
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar
3. Cangkul kecil atau sekop
D. LANDASAN TEORI
Perkembangbiakan secara Vegetatif yaitu perkembangbiakan melalui bagian dari
tumbuhan itu sendiri.Berdasarkan caranya perkembangbiakan vegetatif dibedakan menjadi dua,
vegetatif alami dan vegetatif buatan (Furqonita, 2007).
Perkembangbiakan tumbuhan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua.
Perkembangbiakan secara vegetatif yaitu perkembangbiakan melalui bagian dari tumbuhan itu
sendiri. Perkembangbiakan generatif terjadi pada tumbuhan berbiji dan melalui proses
penyerbukan atau persarian. Penyerbukan adalah peristiwa menempelnya serbuk saridi kepala
putik.( Suhartanti, 2008).
Salah satu perkembanganbiakan tumbuhan adalah secara vegetatif. Perkembangbiakan
vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui perkawinan dengan cara menggunakan bagian
tubuh induknya. Perkembangbiakan vegetatif hanya melibatkan satu induk saja. Sehingga sifat
anaknya sama dengan sifat vegetatif. Dalam perkembangbiakan vegetatif terdapat dua macam,
salah satunya adalah vegetatif buatan( Welianto, 2020)
Menurut Rumanta (2021) termasuk perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain :
1. Tunas yaitu tunas-tunas yang berasal dari tumbuhan induk tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Contoh : Pisang, Bambu, Nanas, Pakis haji, Palem, Tebu.
2. Umbi Akar yaitu akar yang membentuk umbi.Di dalam umbi tersebut berisi cadangan
makanan yang membuat akar menggembung. Contoh : Bunga Dahlia, Wortel, Lobak,
Singkong.
3. Umbi Batang yaitu batang yang tumbuh kedalam tanah kemudian menggembung membentuk
umbi untuk menyimpan cadangan makanan yang berbentuk zat tepung. Pada umbi ini 10
terdapat mata tunas jika ditanam tunas tersebut akan tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh :
Kentang, Ketela rambat.
4. Umbi lapis. Umbi lapis mempunyai struktur berlapis – lapis dan di dalamnya terdapat tunas
yang nantinya akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tetapi tunas yang berasal dari ketiak daun
akan membentuk tunas yang berbentuk siung. Contoh : Bawangmerah, bawang bombay,
bawang putih, bunga bakung, bunga tulip.
5. Akar tinggal (Rhizoma) yaitu batang yang tumbuh didalam tanah secara mendatar dan
bercabang – cabang seperti akar. Tunas baru tumbuhan ini tidak pernah lepas meninggalkan
induknya sehingga tumbuh bergandengan. Contoh : Kunyit, Temu lawak, lengkuas, jahe.
6. Geragih yaitu jenis batang yang tumbuh menjalar dibawah atau diatas permukaan tanah. Pada
buku – buku batang terdapat tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh :
Rumput teki, arbei, semanggi, pegagan, stroberi.
7. Spora yaitu butiran pipih yang sangat kecil dan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh
: Tumbuhan Paku, Jamur, Ganggang
Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan secara tidak kawin,
yang dilakukan melalui bantuan manusia. Biasanya hanya tanaman tertentu saja yang sengaja
dikembangbiakkan dengan rekayasa. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergilah ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal.
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami (misalnya:
dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, atau umbi)
4. Galilah tanaman, jika ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
tuangkan hasilnya pada lembar kerja
F. HASIL PENGAMATAN Gambar tumbuhan dengan
Nama tumbuhan dan jenis perkembangbiakan aseksual
No.
perkembangbiakan aseksual
1 Gembili (Umbi Batang)
Umbi Batang
2 Bawang merah (umbi lapis) Daun baru
3 Pisang (tunas) Lapis-lapis
Induk
Tunas
4 Jahe (Rhizoma)
Akar
Tunggal
5 Strawbery (stolon atau geragih)
Stolon atau
geragih
6 Suplir (spora) Spora
7 Lumut (Spora) Spora
8 Cocor Bebek (Tunas Adventif)
tunas
9 Wortel (umbi akar)
Tunas baru
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan perkembangbiakan aseksual (vegetatif) alami?
2. Sebutkan jenis-jenis perkembangbiakan vegetif alami beserta contoh tanamannya!
Jawaban
1. Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tanpa melalui perkawinan,
makhluk hidup baru berasal dari bagian tubuh induknya (hanya melibatkan satu induk).
2. Jenis-jenis perkembangbiakan vegetatif alami beserta contoh tanamannya yaitu:
a. Umbi batang, contohnya pada tumbuhan kentang, gembili, dan ubi jalar.
b. Umbi lapis, contohnya pada tumbuhan bawang merah dan bawang putih.
c. Tunas, contohnya pada tumbuhan tebu, bambu, dan pisang.
d. Rhizoma, contohnya pada tanaman kunyit, jahe, lengkuas
e. Stolon atau geragi, contohnya pada tumbuhan arbei, rumput teki, stroberi, dan
pegagan.
f. Spora, contohnya pada tumbuhan pakis, suplir, dan lumut.
H. PEMBAHASAN
Perkembangbiakan tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
perkembangbiakan generatif (Kawin) dan perkembangbiakan Vegetatif (aseksual).
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif atau tanpa perkawinan adalah proses perkembang
biakan yang terjadi tanpa ada pertemuan sel jantan dan sel betina. Perkembangbiakan Vegetatif
ada dua macam yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan yang terjadi dengan
sendirinya tanpa melalui perkawinan dan tanpa bantuan manusia. Ada beberapa jenis
perkembangbiakan vegetatif alami yang sering kita temui disekitar kita. Contohnya adalah :
1. Umbi batang bagian tubuh tanaman baik batang atau akar yang digunakan untuk
menyimpan cadangan makanan. Selain itu, untuk beberapa jenis tanaman umbi bisa
digunakan untuk perkembangbiakan vegatatif
contoh yang ditemukan pada Gembili.
2. Umbi lapis dimiliki tanaman dengan batang sangat pendek, lentur, dan buahnya
memiliki banyak lapisan- lapisan. Perkembang biakan vegetatif dengan umbi lapis
ditemukan pada tanaman bawang merah.
3. Tunas baru tanaman ditemukan pada bagian batang tanaman induk biasanya pada
pangkal batang. Perkembangbiakan vegetatif ini ditemukan pada tanaman pisang.
4. Pada tanaman jahe perkembang biakan vegetatif dengan cara Rhizoma atau akar
tunggal yang menghasilkan tunas tanaman baru dari akar tumbuhan induk
5. Pada tanaman Stroberi perkembangbiakan vegetatif dengan menggunakan geragih
atau stolon yang berada di atas tanah dan menghasilkan tunas tanaman baru.
6. Pada tanaman suplir dan juga lumut ditemuakan adanya bintik-bintik kecil pada
daun yang merupakan spora tanaman. Spora inilah yang lepas dari tanaman induk
dan membentuk tanaman baru saat jatuh ke tanah.
7. Bunga cocor bebek menghasilkan tunas baru pada ujung daun yang disebut dengan
tunas adventif, karena muncul bukan pada bagian batang ataupub akar tanaman.
8. Pada tanaman wortel ditemukan tunas baru yang tumbuh pada umbi yang juga
merupakan akar tanaman. Tempat cadangan makanan sekaligus tempat tumbuhnya
tunas baru dari tanaman induk
Dalam perkembang biakan vegetatif secara alami mempunyai kelebihan dimana tanaman atau
tunas baru memiliki sifat yang sama persis dengan tanaman induk dan perkembangbiakannya
membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan perkembangbiakan secara
generatif.
I. KESIMPULAN
Perkembangbiakan vegetatif alami tidak memerlukan bantuan organisme lain dan dapat
terjadi melalui umbi batang, umbi lapis, tunas, akar tunggal, geragih, spora, tunas adventif dan
umbi akar. Sifat tanaman baru hasil vegetatif alami sama dengan sifat induknya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Furqonita, Deswaty. 2007. “Seri Ipa Biologi SMP Kelas 8”. Jakarta : Yudisthira
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Suhartanti, Dwi, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta: CV Putra Nugraha dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/421/5/Bab%202.pdf diakses pada 10 April 2022/
Welianto, Ari., 2020. Apa yang Dimaksud dengan Perkembangbiakan Vegetatif
Buatan? Jakarta : Kompas Available at : https://www.
kompas.com/skola/read/2020/09/23/140000269/apa-yang-dimaksud-
dengan-perkembangbiakan-vegetatif-buatan ?page=all diakses 9 April
2022.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Dalam pengamatan terkadang sulit untuk menemukan tanaman dalam keadaan fase vegetatif.
Harus benar-benar diperhatikan fasenya. Dan juga untuk membedakan umbi batang dan umbi
akar penulis mengalami kesulitan
L. SARAN DAN MASUKAN
Penulis perlu memperkuat konsep dan pemahaman tentang pengertian dari tiap macam
perkembangbiakan vegetatif alami agar tidak salah dalam mengklasifikasikan secara langsung
dialam.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Menyiapkan alat dan bahan serta lembar kerja
pengamatan perkembangbiakan vegetatif alami
(Tabel 1.12)
Proses Kegiatan Melakukan pengamatan pada tanaman yang
Tahap Akhir mengalami perkembangbiakan secara vegetatif
alami
Hasil pengamatan jenis-jenis tanaman yang
melakukan perkembangbiakan secara vegetatif
alami yang dilakukan di kebun sekitar tempat
tinggal penulis
BIMBINGAN III
EKOSISTEM
LAPORAN PRAKTIKUM IPA
A. JUDUL PERCOBAAN
Ekosistem Darat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Tulis
2. Kaca pembesar
3. Barometer
4. Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan suatu sistem di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan
timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya, juga dengan keadaan
lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran tetapi lebih ditekankan
kepada kelengkapan komponennya. Berdasarkan komponennya, ekosistem dibedakan atas
ekosistem lengkap dan ekosistem tidak lengkap.
Ekosistem lengkap terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
Bila salah satu komponen tidak ada maka tidak lengkaplah ekosistem tersebut (Setiadi,
Muhadiono, dan Yusron, 1989).
Komponen abiotik terdiri dari:
Tanah
Tanah merupakan bagian teratas dari lapisan bumi yang tersusun atas material-material
yang merupakan hasil pelapukan batuan. Lapisan ini mengandung campuran bahan
organik dan anorganik yang diperlukan oleh makhluk hidup. Komposisi bahan kimia
tanah merupakan suatu faktor penting dalam menentukan hidupnya jenis tanaman dan
hewan tertentu
Iklim
Iklim adalah rata keadaan atmosfir pada suatu tempat atau cuaca yang melalui suatu
daerah. Iklim ditentukan oleh kondisi cuaca harian seperti temperatur, kelembaban arus
dan kecepatan angin, curah hujan dan salju, durasi sinar matahari dan sebagainya. Faktor
iklim yang penting adalah radiasi matahari dan sebagainya. Radiasi ini meliputi, panas,
radiasi ultra violet, dan sinar tampak atau sinar yang dapat ditangkap oleh indera kita.
Sinar matahari menentukan dalam penguapan air, pemanasan tanah, pergerakan udara dan
sebagainya
Air
Air merupakan komponen pokok dalam menentukan aktivitas hidup organisme. Proses-
proses kimia dan fisiologi dalam tubuh dapat berlangsung bila tersedia cukup air. Air
merupakan satu substansi essensial dan penyusun sebagian besar protoplasma. Kira-kira
70% dari 90% protoplasma terdiri dari air. Air merupakan satu kebutuhan biologis baik
untuk tanaman maupun hewan
Udara
Udara merupakan subtansi yang berbentuk gas yang menyelimuti permukaan bumi dan
membentuk atmofsir bumi. Udara merupakan campuran dari berbagai gas seperti nitrogen
dan oksigen. Jumlah nitrogen hampir 78 bagian dan oksigen 21 bagian dari seluruh udara
yang terdapat di atmosfir bumi. Sisanya 1% meliputi sejumlah kecil yang terdiri atas
karbon dioksida, ozone, argon, neon, krypton, dan lain-lain. Berbagai komponen dalam
bentuk tarsuspensi terdapat di dalam udara seperti: bahan organik, debu, dan
mikroorganisme. Komponen-komponen lain juga terdapat didalamnya sesuai dengan
lokasi atau daerahnya
Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan factor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan
di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang dibutuhkan
dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk semua
makhluk
Suhu
Suhu sangat mempengaruhi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di lingkungan
tersebut. Ada makhluk hidup yang dapat hidup pada suhu rendah, ada pula makhluk
hidup yang dapat hidup pada suhu tinggi.
Komponen biotik terdiri dari :
Produsen, organisme yang bisa membuat makanan sendiri, karena dia mempunyai
klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.
Hidrofit yang mengapung dipermukaan air
Contoh: Marsilea sp., Salvinia natans, Eichornia crasipes.
Hidrofit yang melayang di dalam air
Contoh: fitoplankton.
Hidrofit yang bagian daun mengapung dan muncul dipermukaan tetapi akarnya
tertanam di dasar perairan (kolam)
Contoh: Nymphae sp., Hanguana malayana, Sagitaria sp.
Konsumen (makro konsumen), organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri,
jadi harus mengambil makanan dari golongan produsen.
Zooplankton, contohnya: Amoeba sp., Paramaeciu sp.
Nematoda, contohnya: cacing pipih.
Neuston, contohnya: jentik nyamuk (larva).
Nekton, contohnya: ikan (pisces).
(Setiadi, Muhadiono, dan Yusron, 1989).
Pengurai (mikro konsumen), meliputi kelompok tingkat makanan utama yang terakhir
dalam ekosistem. Kelompok ini terutama dari jasad renik tanah seperti bakteri dan jamur,
walaupun juga mencakup cacing tanah, rayap, tungau, kumbang, dan artropoda kecil
lainnya. Fungsi jasad pengurai dalam ekosistem ialah untuk menguraikan berbagai
senyawa organik yang tersimpan dalam tubuh produsen dan konsumen (tumbuhan dan
hewan) maupun dalam bahan buangannya, seperti kotoran hewan atau guguran daun
tumbuhan (Ewusie, 1990).
Berdasarkan kepada habitatnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan
(terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Ekosistem darat dibedakan menjadi dua yaitu
ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan. Sedangkan ekosistem perairan atau
dibedakan menjadi perairan air tawar dan air asin. Sebagai contoh perairan air tawar adalah
ekosistem danau, kolam, sungai, dan perairan air asin adalah lautan (Setiadi, Muhadiono, dan
Yusro, 1989).
Ekosistem darat ada dua macam yaitu ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan.
Contoh ekosistem darat alami adalah:
Hutan hujan tropis
Merupakan daerah-daerah berhutan lebat yang dicirikan oleh temperatur yang hangat dan
curah hujan yang sangat tinggi. Pohon berlimpah, tetapi kesuburan yang tampak
sebenarnya menipu, sebab sebenarnya tanahnya tidak subur.
Gurun
Gurun merupakan daerah yang curah hujannya sangat sedikit dan hanya dihuni sedikit
tumbuhan. Walaupun sahara adalah contoh gurun yang paling terkenal, banyak daerah
gurun yang berbatu-batu dan berbeda sekali dari anggapan orang pada umumnya
mengenai gurun.
Savana
Daerah padang rumput di tropik (daerah 23o7’ LU dan 23o7’ LS) yang dicirikan oleh
hujan musiman dan cahaya yang cukup.
Tundra
Daerah padang rumput termodifikasi di area-area utara atas tundra sedemikian dinginnya
sehingga terdapat sebuah lapisan permanen tanah beku di bagian bawah (ibun abadi atau
permafros). Musim tumbuh yang pendek di saat musim panas di utara memungkinkan
sesemakan dan rerumputan buluh bertahan hidup, begitu pula halnya dengan hewan-
hewan (fauna), yang mencakup serangga, burung, lemming, dan rubah.(Fried dan
Hademenos, 2006).
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman
rendah. Contoh ekosistem buatan diantaranya:
Bendungan
Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
Sawah irigasi
Perkebunan sawit
Dll.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan jenis/warna tanah
3. Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara, untuk mengetahui keadaan
pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan perkiraan saja
4. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
7. Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik yang tetap maupun yang
singgah, termasuk hewan-hewan yang berukuran kecil
8. Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam tanah/dekat
permukaan atau pada sela-sela daun/batang, dengan menggunakan kaca pembesar jika perlu.
9. Mencatat data pada lembar kerja
10. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Alami
No Komponen Abiotik Kondisi/Keadaan
1 Air Cukup
2 Tanah Subur dan lembab
3 Cahaya Cukup Terang
4 Suhu Panas
5 Angin Semillir
Tabel 1.2
Komponen Biotik Ekosistem Darat Alami
No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
Cacing Tanah
1 Pohon Jati Semut Jamur
Rayap
2 Pohon Mahoni Belalang Lumut
3 Pohon Akasia Capung
4 Pohon Sengon Kadal
5 Rumput Kupu-Kupu
6 Tanaman Jambu Monyet Tupai
7 Tanaman Jamblang Burung
Ayam Hutan
Musang
Tabel 1.3
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan
No Komponen Abiotik Kondisi/Keadaan
1 Air Cukup
2 Tanah Subur
3 Cahaya Sangat Terang
4 Suhu Panas
5 Angin Semilir
Tabel 1.4
Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan
No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1 Pohon Pisang Jangkrik Cacing Tanah
2 Pohon Mangga Lebah Jamur
3 Cabai Rawit Ulat Rayap
4 Pohon Pepaya Katak Lumut
5 Pohon Jambu Air Ayam
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Menurut pendapat Anda, ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik lebih
banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawab :
Ekosistem yang memiliki jenis komponen biotik lebih banyak adalah ekosistem darat alami.
Hal tersebut dikarenakan dalam ekosistem darat alami pertumbuhan dan perkembangan
komponen biotiknya tidak dikendalikan oleh manusia.
H. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada ekosistem darat alami dan juga ekosistem
darat buatan didapatkan data bahwa, pada ekosistem darat alami lebih banyak terdapat
komponen biotik ataupun abiotik. Pada pengamatan dilakukan pengamatan pada hujan jati
dilereng bukit disekitar rumah. Dan didapatkan komponen biotik berupa tanaman yaitu pohon
jati, pohon mahoni, pohon akasia, pohon sengon, dan juga rerumputan. Sedangkan untuk
hewan ada tupai, musang, burung, kupu-kupu, ayam hutan, dan juga beberapa jenis serangga.
Akan tetapi peneliti tidak bisa mengamati secara detail karena luasnya areal yang kita amati
dan juga banyaknya hewan yang ada ditempat tersebut. Untuk pengurai terdapat rayap, lumut,
dan juga cacing tanah. Untuk komponen abiotik yaitu keadaan alam disekitar yang bukan
berupa makhluk hidup diantaranya adalah angin yang bertiup semilir, suhu udara yang
cenderung panas karena kondisi yang sudah agak siang. Air relatif cukup karena keadaan bekas
hujan di malam hari. Tanah dala keadaan basah dan lembab karena hujan. Dengan keadaan
abiotik yang tersebut dapat mempengaruhi komponen biotik ditempat tersebut. Banyak
tanaman yang bisa tumbuh, dengan tanaman yang tumbuh dengan subur maka banyak hewan
yang tinggal disana karena faktor ketersediaan makanan yang banyak dan melimpah.
Pengamatan kedua yaitu pengamatan ekosistem darat buatan, dimana pada
pengamatan dilakukan pengamatan pada kebun tanaman dibelakang rumah. Dimana kebun
pekarangan tersebut ditanami beberapa tanaman buah dan juga beberapa tanaman sayur. Ada
tanaman pisang, pepaya, jambu air, mangga dan ada sedikit tanaman cabai rawit. Untuk
komponen abiotik relatif sama karena berada pada wilayah rang relatif berdekatan dengan
pengamatan ekosistem alami. Akan tetapi pada ekosistem kebun ini faktor faktor seperti air dan
keadaan tanah sudah diperlakukan oleh pemilik sehingga dapat meningkatkan kemampuan
tanaman untuk menyerap unsur hara tanah. Tanah sudah diberi pupuk dan juga diolah agar
menjadi gembur. Disamping itu jenis serangga terutama jenis hama sudah sangat berkurang
karena adanya perlakukan penyemprotan pestisida pada tanaman.
Pertumbuhan tanaman dikebun ini sangat dipengaruhi oleh perlakukan manusia. Hal
ini yang menbedakan dengan ekositem alami yang tidak terdapat campur tangan manusia.
Untuk ekosistem buatan campur tangan manusia dalam mengendalikan komponen abiotik
menyebabkan komponen biotik bisa berkembang dengan baik. Dengan pengendalian hama dan
gulma juga menyebabkan komponen biotik semakin bagus perkembangannya. Akan tetapi
perlakuan ini juga menyebabkan pengaruh pada faktor biotik terutama pada golongan pengurai.
Karena adanya residu pestisida dan juga pupuk yang merupakan bahan kimia menyebabkan
pencemaran tanah dan menyebabkan pengurai tidak bisa berkembang dengan baik
I. KESIMPULAN
Ekosistem darat alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami oleh alam tanpa
ada campur tangan manusia. Unsur abiotik dan biotik pada ekositem alami lebih beraneka
ragam. Semua unsur tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya. Unsur biotik atau makhluk hidup terpengaruh oleh unsur abiotik dalam perkembangan
dan pertumbuhannya. Terutama faktor iklim dan juga faktor kelembaban menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi baik atau tidak.
Sedangkan ekosistem buatan merupakan sebuah ekosistem yang dibuat oleh manusia
dan juga ada campur tangan manusia dalam mengontrol populasi tanaman ataupun hewan
dalam ekosistem, sehingga bisa dikatakan bahwa unsur biotik ataupun abiotik sangat
tergantung pada manusia.
J. DAFTAR PUSTAKA
George H. Fried, dan George J. Hademenos,Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua, Jakarta:
Erlangga, 2006 dalam https://prodiipa.wordpress.com/kelas-viii/rahasia-dibalik-
pernapasan/daftar-pustaka diakses pada 17 Mei 2022
Setiadi, D., Muhadiono, I., dan Yusron, A. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Bogor :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat
Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. dalam
http://kms.ipb.ac.id/1694/1/LaporanTengah_2Tahunan20Institut%20Pertanian%20Bogo
r%20Tahun%20Anggaran%2019951996.pdf diakses pada 15 mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI :
Dalam pengukuran suhu dan juga angin kita kseulitan untuk mendapatkan alat
barometer. Diluar itu karena luasnya area yang diamati dan juga keanekaragaman tanaman juga
hewan sehingga peneliti kesulitan untuk mendapatkan data secara kongret dan valid.
L. SARAN DAN MASUKAN :
Untuk pengamatan terutama ekosistem buatan lebih baik diambil ekosistem yang
ukurannya relatif kecil untuk memudahkan dalam pengamatan. Untuk pengamatan ekositem
alami harusnya dilakukan dalam kelompok sehingga parameter pengamatan bisa semakin luas
dan detail.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Menyiapkan tabel pengamatan dan alat tulis
untuk mencatat hasil pengamatan ekosistem
Proses Kegiatan
EKOSISTEM DARAT ALAMI Melakukan pengamatan pada dua type ekosistem
yaitu ekosistem darat alami ( hutan jati alam di
lereng perbukitan ) dan ekosistem darat buatan
(kebun tanaman di pekarangan rumah). Amati
komponen abiotik dan biotik yang ada pada
ekosistem dan catat pada tabel pengamatan.
EKOSISTEM DARAT BUATAN
Tahap Akhir
Hasil catatan pengamatan komponen biotik dan
abiotik pada ekosistem darat alami dan
ekosistem darat buatan
BIMBINGAN IV
PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh larutan deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau
C. ALAT DAN BAHAN
4. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
5. Gelas kimia 600 ml 10 buah
6. Kertas saring/ tissu secukupnya
7. Kertas timah secukupnya
8. Mistar dengan skala mm 1 buah
9. Kertas label
10. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
11. Air ledeng secukupnya
12. Deterjen serbuk 1 gram
D. LANDASAN TEORI
Perkecambahan merupakan peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman
baru. Biji akan berkecambah jika kondisi lingkungannya sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup,
kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan
menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur
kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan,
pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun
pertama (Purnobasuki,2011).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang
disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya
baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah
membesarnya membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan sejumlah enzim
perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin
meningkat.
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%,12,5%,6,25%,3,1% serta Kontrol yang berupa
air ledeng. Lalu simpan cairan dengan diberi label
a) Label 1 : 100%
b) Label 2 : 50%
c) Label 3 : 25%
d) Label 4 : 12,5%
e) Label 5 : 6,25%
f) Label 6 : 3,10%
g) Label 7 : Kontrol
2. Sediakan 7 gelas kimia lain yang diberi label 1 sampai 7 yang masing masing diberi kertas
saring atau tissu.
3. Lakukan pemilihan kacang hijau yang baik dengan merendam kacang hijau pada air,
buanglah kacang yang mengapung dan ambil kacang yang tenggelam yang nantinya
digunakan dalam praktikum.
4. Ambil 10 biji kacang hijau terpilih untuk setiap konsentrasi larutan yang sudah dibuat tadi,
kemudian masukkan. 10 biji untuk larutan 100%, 10 biji untuk larutan 50%, 10 biji untuk
larutan 12,5%, 10 biji untuk larutan 6,25%, 10 biji untuk larutan 13,10%, dan 10 biji untuk
air ledeng sebagai kontrol. Kemudian rendam dan biarkan biji itu dalam larutan selama 5
menit.
5. Aturlah biji kacang hijau sedemikian rupa sehingga hilum menghadap ke bawah
6. Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang berlabel sama,
kira-kira 100 ml
7. Tutup gelas kimia dengan kertas timah hingga tidak ada cahaya yang dapat masuk
8. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah panjang
akar dengan mistar dari luar gelas. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap
panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan 48 jam akar masih belum tumbuh maka
kacang diangap mati. Catatlah hasil pengamatan anda
9. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah perkonsentrasi selama 24 jam dan 48 jam
dengan warna yang berbeda beda.
F. HASIL PENGAMATAN
No 100% 50% Konsentrasi Larutan Deterjen kontrol
1 3 Hari ke-1 (24jam) 5
1 2 4 6
2 2 3 25% 12,5% 6,25% 3,10% 7
3 0 2 20 5 6 8
4 1 2 45 6 6 9
5 0 0 56 4 5 10
6 3 0 33 3 4 8
7 0 2 43 5 0 7
8 3 5 10 0 6 6
9 4 3 03 0 5 0
10 16 24 34 5 7 66
Jumlah 35 6 5
Rata- 1,6 2,4 43 3 4 6,6
rata 29 32 37 48
2,9 3,2 3,7 4,8
No 100% 50% Konsentrasi Larutan Deterjen kontrol
1 3 Hari ke-1 (48 jam) 5
1 2 5 9
2 3 4 25% 12,5% 6,25% 3,10% 10
3 2 4 20 5 6 11
4 0 3 41 8 8 10
5 2 3 66 9 9 12
6 0 1 78 6 6 13
7 4 0 46 4 6 9
8 1 4 45 6 1 8
9 4 7 30 1 8 9
10 5 3 03 0 5 0
Jumlah 45 6 8
Rata- 2,3 46 9 9
rata 55 5 5
3,4 4,1 4,5 5,4 6,5 9,1
Pertumbuhan Kecambah
12
10
8
6
4
2
0
1234567
24 jam 48 jam
Grafik 1.
Grafik rata – rata pertumbuhan kecambah kacang hijau 24 jam dan 48 jam
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
Jawab :
Fungsi dari larutan 0 (kontrol) adalah sebagai pembanding utama atau normal. Oleh
karena itu larutan kontrol tidak ada konsentrasi detergen sama sekali. Ini diasumsikan
sebagai keadaan tanpa perlakuan atau tanpa pengaruh deterjen.
2. Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
Jawab :
Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati, hal ini disebabkan oleh faktor lain
diluar perlakuan perendaman larutan detergen akan tetapi kemungkinan dari faktor
internal biji kacang hijau tersebut. Kemungkinan secara genetik biji tersebut sudah tidak
sehat atau bukan bibit unggul.
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas
timah?
Jawab :
Untuk mengurangi intensitas cahaya, karena cahaya sangat berpengaruh terhadap
perkecambahan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya pada masa
perkecambahan akan menyababkan perkembangannya terhambat dan tunasnya lebih
kecil dari pada yang tidak mendapatkan cahaya.
H. PEMBAHASAN
Dalam perkecambahan kacang hijau dipengaruhi oleh beberap faktor, faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal lebih pada faktor genetik bawaan biji kacang hijau itu
sendiri. Sedangkan faktor eksternal lebih pada faktor lingkungan sekitar biji kacang hijau yang
dapat mempengaruhi proses perkecambahannya.
Dalam praktikum ini faktor eksternal yang kita ujikan adalah pengaruh larutan
deterjen. Seperti kita ketahui bahwa deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan
untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Deterjen
merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Dalam pertumbuhan tanaman pada umumnya
Garam Natrium memiliki pengaruh yang tidak baik dan cenderung menghambat pertumbuhan
tanaman. Pada percobaan kali ini kita berusaha mencari tahu bagaimana pengaruh beberapa
konsentrasi larutan detergen ini pada perkembangan kecambah kacang hijau.
Dari hasil pengamatan dapat kita lihat rata-rata penambahan panjang kecambah
kacang hijau pada pengamatan 24 jam dan 48 jam cenderung berbeda pada setiap konsentrasi
larutan.
Pada larutan kontrol didapatkan rata-rata panjang kecambah pada pengamatan 24 jam
adalah 6,6 mm. Ini yang kita jadikan acuan yang menunjukkan perkecambahan kacang hijau
tanpa pengaruh detergen. Pada beberapa konsentrasi larutan detergen menunjukkan hasil
pengamatan yang berbeda-beda setelah pengamatan 24 jam. Pada konsentrasi larutan detergen
100% pertumbuhan kecambah paling rendah yaitu rata-rata panjang kecambah 1,6 mm, disusul
larutan detergen konsentrasi 50% kemudian 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,10%.
Pada pengamatan hari ke-2 atau pengamatan 48 jam setelah perlakuan menunjukan
hasil pada kontrol kecambah memiliki panjang rata-rata 9,1 mm. Pada kecambah tiap gelas
piala mengalami penambahan dibandingkan pada pengamatan hari ke-1 atau 24 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa biji kacang hijau tetap tumbuh. Hanya saja pada perlakuan larutan
detergen konsentrasi 100% tetap menunjukkan pertumbuhan paling rendah yaitu rata-rata 2,3
mm. Semakin rendah konsentrasi larutannya panjang kecambah juga semakin panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi larutan detergen memberikan pengaruh pada pertumbuhan
kecambah kacang hijau akan tetapi tidak menghentikan perkecambahan kacang hijau.
Dalam percobaan ditemukan beberapa biji kacang hijau menunjukkan perkembangan
0 atau tidak tumbuh pada pengamatan pertama atau 24 jam. Hal ini kemungkinan dipengaruhi
oleh faktor biji itu sendiri. Bukan karena faktor detergen. Pada pengamatan hari ke-2 atau 48
jam juga masih ditemukan biji yang tidak tumbuh atau perkembangan 0. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena biji kacang hijau tersebut tidak sehat atau bukan bibit unggul. Hal ini lebih
karena faktor genetik dari dalam biji tersebut. Bukan karena faktor luar dimana pada percobaan
ini adalah pemberian larutan detergen.
I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa larutan detergen
mempunyai pengaruh menghambat perkecambahan kacang hijau. Semakin tinggi konsentrasi
larutan detergen maka akan semakin tinggi kemampuan menghambat perkecambahan kacang
hijau. Larutan detergen menunjukkan dapat menghambat perkecambahan akan tetapi tidak
menghentikan perkecambahan secara total. Adapun beberapa biji yang tidak berkecambah atau
mati, ini disebabkan karena faktor dari biji kacang hijau itu sendiri.
J. DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Yuanida. 2014. Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau, dalam
http://uxilyunaida.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses pada
10 April 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Purnobasuki,Hery. 2011. Perkecambahan. Skp.unair.ac.id>Guru Indonesia diakses 11 April
2022
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Dalam pembuatan larutan perlakuan alat ukur yang dimiliki penulis sangat terbatas.
Sehingga tingkat kevalitan ukuran tidak begitu maksimal, disamping itu saat pengukuran juga
mengalami kesulitan karena penataan kacang hijau yang kurang tepat sehingga
pertumbuhannya tidak serempak arahnya dan bisa diukur dari luar wadah.
L. SARAN DAN MASUKAN
Dalam pembuatan larutan diharapkan menggunakan timbangan elektrik agar bisa tepat
dan gunakan air yang benar benar bagus, kalau bisa dari air sumur. Penataan biji kacang hijau
kalau bisa searah titik tumbuhnya dan diletakkan dipinggir wadah sehingga mudah diukur dari
luar wadah.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Menyiapkan detergen dengan beberapa
pengenceran. Akan tetapi dibuat yang
konsentrasi 100%. Kemudian diencerkan 50%,
12,5%, 6,25%, dan 3,10%.
Proses Kegiatan
- Melakukan pemilihan biji kacang hijau yang
bagus dan dianggap unggul. Kemudian di
rendam pada larutan detergen. Perlarutan
detergen diisi 10 biji kacang hijau.
- Setelah 5 menit direndam kemudian
disiapkan gelas plastik yang diberi kain kasa
atau tisu dan larutan detergen sebanyak 100
ml
- Setiap gelas diberi label sesuai dengan
konsentrasi detergen
- Letakkan biji kacang hijau pada gelas yang
sudah ada kertas saring atau tisu
- Tutup gelas yang sudah berisi kecambah
untuk mengurangi cahaya yang masuk dan
mengenai biji kacang hijau
- Simpan di tempat yang teduh untuk diamati
di esok hari
Tahap Akhir
Dilakukan pengamatan pada perkecambahan
kacang hijau selama 24 jam dan 48 jam dan
dilakukan pencatatan.
BIMBINGAN V
JENIS ZAT DALAM
MAKANAN, UJI MAKANAN
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengelompokan Sayuran
B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengelompokkan sayuran berdasarkan macamnya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tempat plastik
2. 20 macam sayuran
D. LANDASAN TEORI
Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di
Indonesia baik dari segi jumlah produksi maupun mutunya. Tanaman sayuran memiliki umur
relatif pendek dibandingkan tanaman hortikultura lainnya, namun ada beberapa tanaman yang
dalam pemanfaatnnya sebagai sayuran tetapi memiliki umur yang relatif panjang. Istilah
“sayuran” tidak bersifat ilmiah. Berbagai ungkapan mengenai tanaman sayuran dapat ditinjau
dari berbagai sudut pandang sehingga sampai saat ini belum ada batasan yang jelas mengenai
tanaman sayuran.(Astawan,2012).
Tanaman sayuran merupakan komoditas yang esensial dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia akan kalori, vitamin, mineral, serat dan anti oksidan alami. Kandungan nutrisi
antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain berbeda-beda, sayuran umumnya mengandung
sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat
yang bermacammacam. Selain banyak mengandung vitamin dan mineral, sayuran juga dapat
mencegah berbagai penyakit (Sandjaja, 2010).
Sayuran dapat dikelompokkan kedalam dua hal yaitu berdasarkan bagian dari tanaman
dan berdasarkan iklim tempat tumbuh. Berbagai-bagian dari tanaman misalnya akar, umbi,
batang, daun, buah, bunga, biji dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran konsumsi,
antara lain wortel, kentang, yang diambil dari bagian umbinya, kangkung, bayam, selada, sawi
yang diambil dari bagian daun, asparagus, rebung dari bagian batang yang masih muda, tomat,
cabe, labu siam, terong dari bagian buahnya, kacang merah, kacang hijau dari bagian buah
bijinya (Sudarka.dkk., 2009).
Pada umumnya sayur-sayuran lebih banyak mengandung zat tepung, karbohidrat,
terutama sayuran yang berasal dari akar. Sayuran yang berwarna hijau kandungan gulanya lebih
sedikit daripada sayuran yang berbentuk buah, dan sayuran yang berupa daun lebih banyak
mengandung vitamin, air serta mineral.
Ruang lingkup tanaman sayuran dapat dipelajari menurut pengelompokannya
berdasarkan bagian yang dipanen atau yang dikonsumsi, seperti:
1. Sayuran buah, seperti; cabe, tomat, terong, timun
2. Sayuran daun, seperti; sawi, bayam, Kangkung
3. Sayuran batang/tunas, seperti; rebung bambu, asparagus
4. Sayuran umbi, seperti; wortel, kentang, bit, lobak
5. Sayuran polong, seperti; buncis, kacang panjang, kapri
6. Sayuran tunas, seperti; tauge
Disamping itu tanaman sayuran juga dikelompokkan berdasarkan ketinggian tempat
tumbuhnya,yakni;
1. Sayuran dataran tinggi, seperti wortel, lobak, kubis/kol, brocoli, kentang dsb.
2. Sayuran dataran rendah, bawang merah, oyong, dsb
3. Sayuran dataran tinggi dan dataran rendah, seperti cabe, terong, kangkung, bayam
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kumpulkan 20 macam sayuran.
2. Kelompokkan masing-masing sayuran tersebut ke dalam kelompok sayuran daun, sayuran
buah, sayuran akar/umbi, sayuran kacang-kacangan, dan sayuran tunas.
3. Catat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang sudah disediakan pada
lembar kerja.
4. Simpulkan dari percobaan ini.
F. HASIL PENGAMATAN
No Jenis Bahan Sayuran Sayuran Sayuran Sayuran kacang- Sayuran
Makanan daun buah akar/umbi kacangan tunas
1. Sawi hijau √
2. Tomat √
3. Wortel √
4. Buncis √
5. Kecambah √
6. Bawang merah
7. Bawang putih √
8. Bayam √
√
9. Mentimun √
10. Cabai Rawit √
11. Daun kangkung √
12. Bawang bombai √
13. Kacang panjang √
14. Kubis √ √
15. Jepan √
16. Jagung √
17. Kunyit
18. Daun Kemangi √
19. Cabai Hijau √
20. Terong √
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Bila dilihat dari “Triguna Makanan” sayuran termasuk ke dalam kelompok zat makanan
apa saja?
2. Termasuk ke dalam kelompok sayuran manakah melinjo, brokoli, cabe, bawang merah,
dan terong?
Jawaban:
1. Dilihat dari “Triguna Makanan” sayuran termasuk zat pembangun.
2. Termasuk ke dalam kelompok sayuran:
a. Melinjo termasuk sayuran kacang-kacangan
b. Brokoli termasuk sayuran bunga
c. Cabe termasuk sayuran buah
d. Bawang merah termasuk sayuran umbi/akar
e. Terong termasuk sayuran buah
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan bahan makanan sayuran adalah bahan makanan dari
tumbuh-tumbuhan yang setelah diolah menjadi makanan penyerta dan makanan utama.
1. Sayuran daun: tumbuhan dengan bagian utama yang diubah menjadi hidangan makanan
adalah bagian daunnya. Contoh: bayam, sawi, daun kangkung, daun kemangi dan kubis.
2. Sayuran buah: tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan makanan
adalah buahnya. Contoh: tomat, terong, cabe rawit, cabe merah, jepan, mentimun dan
jagung.
3. Sayuran umbi/akar: tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan
makanan adalah bagian umbi/akarnya. Contoh: wortel, kunyit, bawang merah, bawang
putih, dan bawang bombai.
4. Sayuran kacang-kacangan: tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan
makanan adalah biji yang berupa kacang-kacangan. Contoh: kacang panjang, dan buncis
5. Sayuran tunas: tumbuhan dengan bagian utama sebagai makanan adalah tunas tanaman.
Contoh: kecambah
I. KESIMPULAN
Sayuran merupakan bahan makanan yang mudah dijumpai dan hampir seitan bagiannya
dapat dimanfaatkan. Sayuran dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis berdasarkan bagian
yang dapat dimanfaatkan. Jenis-jenis sayuran diantaranya sayuran daun, sayuran buah, sayuran
umbi/akar, sayuran kacang-kacangan, dan sayuran tunas
J. DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M.W., dan Astawan, M. 2012. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Sandjaja, dkk. 2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Sudarka, W., Sang Made Sarwadana., Gde Wijana., Ni Made Pradnyawati. 2009. Pemuliaan
Tanaman. Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Udayana. dalam https://repository.unsri.ac.id/26486/1/Buku_Mengenal-tanaman-
sayuran-NEW.pdf diakses pada 10 Mei 2022.
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Masih kurangnya pemahaman tentang dasar teori pengelompokan sayuran menjadikan
masih banyaknya kekurangan dalam pembahasan. Bahan sayuran untuk pengamatan hanya
didapatkan dari tukang sayur keliling sehingga keanekaragamannya masih kurang, karena
kebanyakan tukang sayur hanya membawa sayur dalam jumlah dan macam yang sedikit.
L. SARAN DAN MASUKAN
Dalam mendapatkan sampel diharapkan untuk mencarinya dari pasar sayur atau dari
tempat penampungan sayur sehingga macamnya bisa banyak dan mewakili semua jenis sayur
yang kita klasifikasikan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM Mempersiapan alat dan bahan
Tahap Awal / Pembukaan
Proses Kegiatan
Sayuran Daun
Sayuran Buah
Sayuran Akar/umbi
Mengelompokkan sayuran
Sayuran kacang-kacangan
Sayuran Tunas
Tahap Akhir
Setelah dikelompokkan kemudian dicatat dalam
tabel pengamatan sesuai dengan klasifikasi sayur
masing-masing.
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Karbohidrat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat
C. ALAT DAN BAHAN
1. Piring plastik 1 buah
2. Pipet 1 buah
3. Pisang satu iris kecil
4. Apel 1 iris kecil
5. Nasi 2-3 butir
6. Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil
7. Tahu putih 1 iris kecil
8. Margarin seujung sendok
9. Biskuit 1 potong kecil
10. Tepung terigu 1 sendok kecil
11. Gula pasir 1 sendok kecil
12. Kentang 1 iris kecil
13. Kalium iodida 0,1 M 10 ml
D. LANDASAN TEORI
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam yang
banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang
berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan
bantuan sinar matahari, disebut fotosintesis (Adriani, 2012).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi
utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan
adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di
udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan
merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati
(amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino,
gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Ada 3 (tiga) golongan karbohidrat yaitu :
a) Golongan Monosakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari satu satuan gula, rumus kimia: C6H12O6.
Contoh: glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh pada makanan adalah: madu dan rasa manis
pada air buah.
b) Golongan Disakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari dua satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)2.
c) Golongan Polisakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari banyak satuan gula, rumus kimia:
(C6H12O6)n. Contoh: amilium (pati/zat tepung). Contoh pada bahan makanan adalah: semua
makanan yang mengandung zat tepung (amilium), misalnya nasi (beras), roti (terigu), ubu,
keladi, sagu. Pada buah-buahan misalnya : alpukat, durian, nangka, mangga manalagi (harum
manis).
Untuk mengetahui amilum dalam bahan makanan dapat diuji dengan pemberian larutan
lugol. Amilum yang ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan perubahan warna larutan lugol
dalam bahan makanan menjadi berwarna biru tua (biru ke hitam-hitaman). Jadi bahan makanan
yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol, maka bagian yang ditetesi akan
berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman. Untuk membantu agar warna dapat
diidentifikasi secara jelas, maka usahakan memilih bahan makanan yang berwarna putih.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja yang
diperuntukkan bagi percobaan ini
2. Susun semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang akan diuji diatas piring
plastik
3. Tetesi satu-persatu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes larutan yodium dalam
KI/lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan yang ditetesi
larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna ungu-biru
setelah ditetesi larutan yodium
4. Catat semua hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan buatlah kesimpulan tentang zat-
zat manakah yang mengandung amilum.