F. HASIL PENGAMATAN
                              Tabel 1
                       Uji Karbohidrat
                                Warna
No Bahan Makanan       Sebelum          Setelah diberi  Keterangan
                        diberi              Iodium
                       Iodium
1 Pisang               Kekuningan Ungu kebiruan
2 Apel                 Putih           Putih
3 Nasi                 Putih           Biru Tua
4  Telur rebus (putih  Putih           Putih
   telur)
5 Tahu putih           Putih           Putih
                       Kuning          Kuning
6 Margarin             Coklat          Ungu kebiruan
                       Putih           Biru Tua
7 Biskuit              Putih           Putih
                       Kuning          Ungu Kebiruan
8 Tepung terigu
9 Gula pasir
10 Kentang
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
       1. Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula pasir, setelah diberi
           larutan yodium, apakah semuanya menunjukan warna biru ungu? Jika tidak, mengapa.
           Bukankah semua bahan makanan tersebut termasuk golongan karbohidrat? Jika ya,
           jelaskan mengapa?
           Jawab :
           Tidak, karena dari bahan-bahan makanan tersebut di atas setelah ditetesi dengan larutan
           yodium tidak semuanya berubah warna menjadi biru, ungu, atau hitam. Hal ini
           dikarenakan beberapa bahan tersebut tidak mengandung karbohidrat atau amilum. Ini
           terjadi pada gula pasir yang menunjukkan reaksi tidak ada perubahan warna setelah
           ditetesi iodium.
       2. Mengapa ada bahan makanan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak setelah
           ditetesi larutan yodium?
           Jawab :
           Karena dari bahan makanan terssebut ada yang mengandung karbohidrat dan ada pula
           yang tidak mengandung karbohidrat.
       3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan bahan makanan manakah yang termasuk sumber
           karbohidrat ?
           Jawab :
           Pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang
       4. Apa simpulan dari kegiatan praktikum di atas?
           Jawab :
           Bahan-bahan yang mengandung amilum dan yang tidak dapat diketahui dengan
           meneteskan reagen/ kalium iodium atau lugol. Bahan makanan yang tidak menunjukkan
reaksi perubahan warna biru kehitaman atau ungu berarti tidak mengandung karbohidrat
           atau amilum. Semua bahan makanan yang mengandung karbohidrat atau amilum akan
           menunjukkan reaksi perubahan warna biru gelap atau kehitaman.
H. PEMBAHASAN
                Dari percobaan dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua bahan
     makanan yang kita uji menunjukkan perubahan warna setelah ditetesi dengan larutan Kalium
     Iodium atau Logol. Bahan makanan yang menunjukkan perubahan warna adalah pisang, nasi,
     biskuit, tepung terigu, dan kentang.
                Berdasarkan teori bahwa amilum jika ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan
     perubahan warna larutan lugol dalam bahan makanan menjadi berwarna biru tua (biru ke hitam-
     hitaman). Jadi bahan makanan yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol,
     maka bagian yang ditetesi akan berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman.
                Sedangkan bahan makanan yang tidak menunjukkan reaksi perubahan warna
     dikarenakan bahan makanan tersebut tidak mengandung amilum karena tidak bereaksi dengan
     larutan lugol yang diteteskan.
                Dari beberapa bahan makanan yang dilakukan pengujian karbohidrat menunjukkan
     bahwa:
     1. Pisang
         Pisang menunjukkan perubahan warna setelah ditetesi dengan lugol atau iodium, dimana
         semula pisang berwarna kekuningan dan berubah menjadi ungu kebiruan setelah ditetesi
         lugol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pisang mengandung karbohidrat.
     2. Apel
         Apel tidak mengalami perubahan warna setelah ditetesi lugol, warnanya tetap seperti
         semula. Jadi apel tidak mengandung karbohidrat
     3. Nasi
         Nasi setelah ditetesi lugol berubah warna yang semula putih menjadi biru tua. Ini
         menunjukkan bahwa nasi mengandung karbohidrat
     4. Telur Rebus (bagian putih telur)
         Warna telur rebus tidak berubah setelah ditetesi dengan lugol, hal ini menunjukkan bahwa
         telur rebus tidak mengandung karbohidrat karena tidak bereaksi terhadap lugol atau iodium.
     5. Tahu Putih
         Tahu putih tidak berubah warna, berarti tahu putih tidak mengandung karbohidrat
     6. Margarin
         Margarin warnanya tetap kuning setelah ditetesi lugol, sehingga dapat diartikan bahwa
         margarin tidak mengandung karbohidrat.
7. Biskuit
         Setelah ditetesi dengan lugol atau iodium biskuit menunjukkan reaksi perubahan warna
         menjadi Ungu kebiruan, ini menunjukkan bahwa biskuit mengandung karbohidrat.
     8. Tepung Terigu
         Tepung terigu berubah warna menjadi biru tua, ini menunjukkan bahwa tepung terigu
         mengandung karbohidrat
     9. Gula Pasir
         Gula pasir yang sebelumnya berwarna putih tetap berwarna putih setelah ditetesi lugol atau
         iodium, Hal ini menunjukkan bahwa gula pasir tidak mengandung karbohidrat atau amilum
     10. Kentang
         Dari percobaan diketahui bahwa kentang yang sebelumnya berwarna kuning berubah
         menjadi ungu kebiruan setelah ditetesi dengan larutan lugol atau iodium, hal ini
         menunjukkan bahwa kentang mengandung karbohidrat atau amilum.
I. KESIMPULAN
                Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa larutan lugol
     atau kalium iodium beraksi terhadap amilum atau karbohidrat yang terkandung pada beberapa
     bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung amilum atau karbohidrat akan
     menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua (biru kehitam-hitaman) atau mendekati warna
     biru gelap. Bahan makanan yang kita uji yang menunjukkan mengandung karbohidrat adalah
     Pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
J. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
        Prenadamedia Group
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama dalam
        https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
        05 Mei 2022
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Fakultas
Kesehatan          Masyarakat  Universitas  Hasanuddin  dalam
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
05 Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
        Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
   Kesulitan yang dihadapi oleh peneliti adalah untuk mendapatkan larutan reagen Kalium
   Iodium. Karena nama kimia dari larutan penguji karbohidrat yang jarang diketahui oleh
   masyarakat secara umum dan kurang familiar dikalangan umum. Disamping itu untuk
   melakukkan reaksi kimia peneliti kesulitan untuk mendapatkan tabung reaksi.
L. SARAN DAN MASUKAN
   Dalam melakukan percobaan seperti ini jika kesulita mencari cairan kalium iodium maka dapat
   diganti dengan cairan obat luka betadine sebagai penguji karbohidrat dalam bahan makanan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
                                                          Menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan
                                                          diuji
Proses Kegiatan
                 1. Bahan makanan dimasukkan tabung reaksi
                     sebelum ditetesi dengan Kalium Iodium.
                 2. Pengujian karbohidrat yang terkandung
                     pada makanan dengan meneteskan kalium
                     iodium dan melihat reaksi perubahan
                     warnanya.
Tahap Akhir
             3. Setelah ditetesi dengan kalium iodium atau
                 larutan lugol beberapa bahan makanan
                 menunjukkan reaksi perubahan warna yaitu
                 pisang dan nasi putih
             4. Bahan makanan lain yang menunjukan
                 mengandung karbohidrat adalah biskuit,
                 tepung terigu, dan kentang
A. JUDUL PERCOBAAN
     Uji Lemak
B. TUJUAN PERCOBAAN
     Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak
C. ALAT DAN BAHAN
    1. Piring plastik 1 buah
    2. Pipet 2 buah
    3. Kertas coklat sampul buku 12 lembar
    4. Lampu senter 1 buah
    5. Lilin 1 buah
    6. Sendok 1 buah
    7. Kemiri 2 butir
    8. Wortel 1 buah
    9. Seledri 1 tanggai
    10. Biji jagung kering 1 genggam
    11. Singkong kering 1 iris
    12. Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir
    13. Pepaya 1 potong kecil
    14. Santan 1-3 sendok teh
    15. Minyak goreng 5 mL
    16. Susu 1-3 sendok teh
    17. Air 5 mL
D. LANDASAN TEORI
            Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada
   kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan.
   Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membrane sel,
   mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu
   tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E dan K. Penambahan lemak
   dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih.
   Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
   protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
            Seperti juga karbohidrat, lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon,
   hidrogen dan oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat dijumpai
   pada berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (Almatsier, 2009).
            Bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung lemak adalah daging,
   jerohan, krim, susu, mentega dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang berasal dari
tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng, margarine, kacang tanah, kemiri
     dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa licin dan jika ditempelkan
     pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut (Adriani, 2012).
              Air yang mengenai kertas akan menguap setelah beberapa saat dan tidak meninggalkan
     bekas akan tetapi lemak akan meninggalkan bekas pada kertas karena lemak tidak menguap.
     Berdasar komposisi kimianya, lemak dibedakan menjadi tiga macam yaitu lemak sederhana,
     lemak campuran, dan derivat lemak. Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan
     menjadi dua, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak nabati adalah lemak
     tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, zaitun, kemiri, berbagai jenis tanaman kacang, dan
     buah avokado. Lemak hewani adalah lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak
     daging, mentega, susu, ikan basah, minyak ikan, dan telur.
     Di dalam tubuh kita lemak berfungsi penting antara lain:
      a. Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah
      b. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
      c. Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital ( antra lain jantung dan lambung), yaitu
          sebagai bantalan lemak
      d. Sebagai penghasil energi tertinggi
      e. Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
      f. Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
      g. Sebagai salah satu bahan penyusun garam empedu, asam folat
              Lemak berfungsi juga sebagai cadangan makanan akan tetapi tidak akan digunakan
     selama masih ada glukosa yang dijadikan sumber energi. Lemak akan tersimpan dan baru akan
     di bawa ke hati sebagai sumber energi dalam bentuk lesitin saat dibutuhkan (Rumanta, 2021).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
       1. Buatlah 2 buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-potong dengan ukuran 10 x
           10 cm.
       2. Ambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas coklat. (boleh
           dioleskan menggunakan jari tangan)
       3. Ambil pipet, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas coklat. (boleh
           dioleskan menggunakan jari tangan)
       4. Biarkan kedua kertas tersebut selama sekitar 10 menit. Sesudah itu periksa dengan
           menghadap cahaya. Amatilah dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Apakah
           meninggalkan bekas? Catatan: gunakan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang
           mengandung minyak atau tidak.
       5. Ambilah sepuluh kertas coklat yang sama, berilah nomor atau nama jenis bahan makanan
           yang diuji.
6. Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali dan bersihkan
    sisa kemiri. Biarkanlah sekitar 5-10 menit.
7. Sambil menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan bahan makanan lain
    (margarin, seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering,
    papaya, santan, dan susu). Termasuk margarin oleskan ke kertas coklat dan biarkan 10
    menit.
8. Setelah 10 menit, amati kertas cokelat satu persatu. Pergunakanlah lampu atau senter ka
    arah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji. Kertas manakah yang
    meninggalkan bekas noda minyak. Catatlah hasil pengamatan pada tabel di lembar kerja.
F. HASIL PENGAMATAN
                        Tabel
                        Uji Lemak
No  Bahan Makanan yang  Meninggalkan bekas          Keterangan
               diuji        noda minyak     Mengandung lemak
1 Kemiri                   Ya Tidak
                            √
2 Margarin              √ Mengandung lemak
3 Wortel                               √ Tidak mengandung lemak
4 Seledri                              √ Tidak mengandung lemak
5 Biji jagung kering                   √ Tidak mengandung lemak
6 Singkong kering                      √ Tidak mengandung lemak
7 Kacang tanah kering
8 Pepaya                √ Mengandung lemak
9 Santan                               √ Tidak mengandung lemak
10 Susu
11 Minyak goreng        √ Mengandung lemak
12 Air                                 √ Tidak mengandung lemak
                        √ Mengandung lemak
                                       √ Tidak mengandung lemak
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
      1. Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri, dan papaya. Bagaimanakah
          terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan anda?
          Jawab :
          bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin dan bekas usapan seledri dan papaya tidak
          dak terdapat noda seperti minyak kembali kering seperti kertas coklat biasa.
      2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan lampu/senter,
          bagaimana terlhatnya?
          Jawab :
          setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transparan, sedangkan bekas seledri dan
          papaya tidak terlihat transparan.
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makan sumber lemak?
          Jawab :
          Bahan yang mengandung lemak: kemiri, margarin, kacang tanah kering, santan, dan
          minyak goreng. Bahan yang tidak mengandung lemak: wortel, seledri, biji jagung kering,
          singkong kering, papaya, dan susu.
H. PEMBAHASAN
                Dari hasil percobaan dan pengamatan menunjukkan bahwa air dan minyak goreng
     menunjukkan bekas yang berbeda setelah dioleskan dan didiamkan selama 10 menit. Kedua
     bahan ini digunakan sebagai kontrol atau pembanding untuk mengetahui yang mengandung
     minyak atau lemak dan yang tidak. Jelas menunjukkan bahwa kertas yang diolesi minyak
     menunjukkan bekas minyak, sedangkan air tidak menunjukkan bekas karena air menguap. Dari
     bahan lain yang diuji menunjukkan hasil sebagai berikut :
      1. Kemiri
          Pada uji lemak, kemiri yang di haluskan dan di usap-usapkan pada kertas coklat dan
          didiamkan sampai 10 menit dan kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata
          meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa kemiri
          mengandung lemak.
      2. Margarin
          Pada uji lemak, margarin yang di oleskan/diusapkan pada kertas coklat dan didiamkan
          sampai 10 menit kemudian setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
          ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa margarin
          mengandung lemak.
      3. Wortel
          Pada uji lemak, wortel yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
          didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
          lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
          menunjukkan bahwa wortel tidak mengandung lemak. Wortel mengandung vitamin A yang
          bermanfaat buat kesehatan mata.
      4. Seledri
          Pada uji lemak, seledri yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
          didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
          lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
          menunjukkan bahwa seledri tidak mengandung lemak.
      5. Biji Jagung kering
          Pada uji lemak, biji jagung kering yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas
          coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
          itu menunjukkan bahwa biji jagung kering tidak mengandung lemak.
      6. Singkong
          Pada uji lemak, singkong kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada kertas
          coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
          menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
          itu menunjukkan bahwa singkong kering tidak mengandung lemak.
      7. Kacang tanah kering
          Pada uji lemak, kacang tanah kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada
          kertas coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
          menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
          menunjukkan bahwa kacang tanah kering mengandung lemak.
      8. Pepaya
          Pada uji lemak, papaya yang diiris kecil kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
          didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
          lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
          menunjukkan bahwa papaya tidak mengandung lemak.
      9. Santan
          Pada uji lemak, santan yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
          sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
          ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa santan
          mengandung lemak.
      10. Susu
          Pada uji lemak, susu yang ditetskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
          sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
          ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa susu
          tidak mengandung lemak.
I. KESIMPULAN
   Dari hasil data pengamatan dan pembahasan percobaan menggunakan sampel beberapa bahan-
   bahan makanan (kemiri, margarin, wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, kacang
   tanah kering, papaya, santan, susu, dan minyak goreng), maka ada beberapa bahan yang
   teridentifikasi mengandung lemak dan ada pula yang teridentifikasi tidak mengandung lemak
   seperti sebagai berikut:
  1. Bahan yang mengandung lemak : kemiri, margarine, kacang tanah kering, santan, dan minyak
       goreng.
2. Bahan yang tidak mengandung lemak : wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering,
       pepaya, dan susu.
J. DAFTAR PUSTAKA
     Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
              Prenadamedia Group
     Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama dalam
              https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
              05 Mei 2022
     Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
              Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2.
              Dalamhttp://agrotekgunadarma5.blogspot.com/2017/11/v-behaviorurldefaultvmlo_13
              .html diakses pada 05 Mei 2022.
     Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
              Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
     Kesulitan yang dihadapi oleh peneliti adalah untuk mendapatkan larutan reagen Kalium
     Iodium. Karena nama kimia dari larutan penguji karbohidrat yang jarang diketahui oleh
     masyarakat secara umum dan kurang familiar dikalangan umum. Disamping itu untuk
     melakukkan reaksi kimia peneliti kesulitan untuk mendapatkan tabung reaksi.
L. SARAN DAN MASUKAN
     Dalam melakukan percobaan seperti ini jika kesulita mencari cairan kalium iodium maka dapat
     diganti dengan cairan obat luka betadine sebagai penguji karbohidrat dalam bahan makanan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
        Tahap Awal / Pembukaan
                                Menyiapkan bahan-bahan makanan yang
                                akan diuji
Proses Kegiatan                 5. Bahan makanan yang diuji dioleskan
Tahap Akhir                         sedikit pada kertas coklat sesuai
                                    dengan tulisan pada kertas dan
                                    dibiarkan selama 10 menit.
                                6. Minyak goreng dan air dioleskan
                                    terlebih dahulu sebagai indikator
                                    kontrol
                                7. Setelah didiamkan selama 10 menit
                                    kemudian lakukan pengamatan dan
                                    pencatatan pada lembar kerja
                                    pengamatan
BIMBINGAN VI
GERAK
A. JUDUL PERCOBAAN
      Gerak Lurus Beraturan
B. TUJUAN PERCOBAAN
      Mengetahui gerak lurus beraturan
C. ALAT DAN BAHAN
             1. Katrol gantung tunggal
             2. Stop watch
             3. Penggaris
             4. Beban gantung 100gr (2 buah)
             5. Statif dan klem
             6. Benang kasur
             7. Plastisin
             8. Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
                  Dalam kehidupan sehari – hari, kita selalu berurusan dengan gerak.
      Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk hidup pasti bergerak karena
      gerak merupakan salah satu ciri mengklasifikasikan benda hidup selain ciri – ciri
      lainnya. Gerak yang terjadi bermacam – macam mulai dari gerak parabola,
      gerak jatuh bebas, gerak lurus, dan lain – lain. Kita berjalan, berlari,
      melambaikan tangan juga merupakan gerak. Seperti yang telah disebutkan tadi
      salah satu macam gerak adalah gerak lurus. Gerak lurus dibagi menjadi dua
      yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
      Contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah motor yang
      bergerak dengan kecepatan tetap. Sedangkan contoh gerak lurus berubah
      beraturan adalah saat mengerem mobil (Prasetya, 2018).
                  Menurut bentuk lintasannya, gerak dibagi menjadi beberapa jenis
      penting, seperti gerak melingkar, gerak parabola, dan gerak lurus. Secara umum,
      gerak lurus dibagi dalam dua kategori, yaitu gerak lurus beraruran dan gerak
      lurus berubah beraturan. Gerak lurus beraturan artinya gerak benda yang
      lintasannya lurus dan kecepatannya tetap sehingga nilai percepatannya nol
      (Ishaq, 2007).
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan
      berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu
      tetap baik besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama
      dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan
      rata0rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang
      dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak
      lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002)
                  Menurut Zaelani, dkk 2006, Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak
      suatu benda pada lintasan yang lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama,
      benda tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
      lurus dengan kelajuan tetap. Didalam kehidupan sehari-hari, sangat sulit untuk
      mendapatkan sebuah benda yang bergerak lurus beraturan secara ideal. Akan tetapi
      dalam pendekatannya terdapat beberapa contoh yang dapat dianalogikan sebagai
      gerak lurus beraturan. Misalnya, pada rel yang lurus, sebuah kereta api dapat
      dianggap bergerak lurus. Jika kereta api menempuh perpindahan yang sama selang
      waktu yang dibutuhkan juga sama, maka gerak kereta api dapat disebut gerak lurus
      beraturan. (Tipler, 2001).
                  Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
      benda yang melakukan gerak lurus beraturan, akan memberikan grafik berbentuk
      linear atau berupa garis lurus dengan tangen sudut kemiringan grafik menunjukan
      nilai kecepatan benda ( Slamet, 2008).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
    1. Rakitlah alat dan bahan sesuai gambar
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
    M2 naik
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A Ukur
    panjang BC
4. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
    M1 untuk bergerak dari B ke C
5. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
    tetap, B tetap, C berubah)
6. Catat datanya pada tabel
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan jarak dan waktu  WAKTU t (sec.)
    No JARAK BC s (m)                    0,00
    1. 0,00                              0,29
    2. 0,10                              0,35
    3. 0,12                              0,41
    4. 0,14                              0,47
    5. 0,16                              0,53
    6. 0,18
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data percobaan
    GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal)!
Jarak (m)                        Grafik hubungan jarak & waktu          Series1
           0,60
           0,50
           0,40
           0,30
           0,20
           0,10
           0,00
                0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20
                                             waktu (sec)
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas!
 3. Kesimpulannya : semakin pendek jarak BC maka waktunya juga semakin cepat.
      Walaupun dengan jarak yang berbeda-beda, akan tetapi kecapatannya adalah tetap dan
      membentuk grafik hubungan waktu dan jarak membuat garis yang lurus dan
      membuktikan adanya gerak lurus beraturan.
H. PEMBAHASAN
               Sebuah benda dikatakan bergerak jika kedudukan benda dalam selang waktu
    tertentu berubah terhadap suatu titik acuan yang dianggap diam. Sebuah benda
    dikatakan bergerak lurus beraturan, jika lintasan dari benda merupakan garis lurus dan
    kecepatanya setiap saat adalah tetap.
               Dalam percobaan yang kita lakukan dapat dilihat bahwa semakin pendek
    jaraknya maka akan semakin cepat pula waktu yang diperlukan untuk menempuhnya.
    Akan tetapi pada grafik hubungan waktu dan jarak dapat kita lihat bahwa walaupun
    jarak berbeda akan tetapi kecepatan yang ditimbulkan adalah tetap atau konstan. Hal
    inilah yang disebut dengan gerak lurus beraturan. Gerak lurus yang kecepatannya tetap
    atau konstan. Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
    benda yang melakukan gerak lurus beraturan, akan memberikan grafik berbentuk linear
    atau berupa garis lurus dengan tangen sudut kemiringan grafik menunjukan nilai
    kecepatan benda.
               Fakta data yang diperoleh menunjukkan bahwa selain mempunyai jalur
    lintasan yang lurus sebuah benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika benda tersebut
    bergerak dengan kecepatan yang konstan atau tetap. Pada data pengamatan terlihat
    bahwa jarak yang pendek membutuhkan waktu yang cepat. Akan tetapi kecepatan
    ternyata tetap setelah dilakukan perhitungan, dengan begitu maka dapat juga kita lihat
    bahwa pada gerak lurus beraturan tidak terdapat adanya percepatan karena kecepatan
    yang ditimbulkannya konstan.
I. KESIMPULAN
             Semakin dekat jarak maka semakin cepat waktunya. Gerak lurus beraturan
    mempunyai kecepatan yang konstan. Jarak benda berbanding lurus dengan waktu yang
    diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Hal ini juga dipengaruhi beban yang sama.
    Jika beban berbeda maka prinsip ini tidak berlaku lagi.
J. DAFTAR PUSTAKA
    Halliday, D., Resnick, R, (1997), Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin
             Sucipto. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, M., 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available                                                                      at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 27
Mei 2022
Peter Soedojo, 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
        http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 27
        Mei 2022
Prasetya, 2018, Laporan Praktikum Fisika 1, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia,
        Available at : https://www.researchgate.net/publication /357875530_ Laporan
        _Praktikum _Fisika_1_Modul_VI_-_Rel_UdaraAir_Track diakses 25 Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
        Universitas Terbuka.
Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti
        Depdiknas.
Zaelani,A., Cunayah, C., Irawan, E.I.(2006).Bimbingan Pemantapan Fisika untuk
        SMA/MA. Bandung: YRAMA WIDYA
K. KESULITAN YANG DIALAMI
               Pada saat melepas beban dan menekan stopwatch terkadang sulit untuk
    bersamaan. Butuh refleks tangan yang tinggi pada saat melakukan pengukuran waktu.
    Dan juga butuh konsentrasi yang tinggi.
L. SARAN DAN MASUKAN
               Saat menetukan jarak sebaiknya yang agak panjang saja karena butuh
    kecepatan untuk menekan stopwatch sebagai pengukur waktu. Sebaiknya menggunakan
    aplikasi di smartphone dengan timer loop sehingga waktunya bisa tercatat terus
    menerus.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
                                                                   Mempersiapan alat dan bahan dan
                                                                   dirangkai sesuai petunjuk modul.
Tahap Pelaksanaan
                   Melakukan prosedur percobaan :
                       1. Melakukan tahapan
                            percobaan dengan beberapa
                            kali pengulangan untuk
                            mendapatkan hasil yang
                            variatif dan bisa kita lihat
                            relatifitasnya.
                       2. Lakukan pencatatan pada
                            semua pengulangan.
                       3. Setiap pengulangan sebaiknya
                            tidak dilakukan hanya sekali
                            akan tetapi berkali-kali.
Tahap Akhir Percobaan
                       Lakukan pencatatan pada tabel
                       pengamatan
BIMBINGAN VII
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
A. JUDUL PERCOBAAN
       Sifat Pemantulan Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
       Untuk mengamati sifat pemantulan gelombang
C. ALAT DAN BAHAN
  1. Slinki
  2. Benang
  3. Kerikil
D. LANDASAN TEORI
                   Getaran yang merambat disertai dengan perpindahan energi tanpa
       memindahkan medium perantara disebut gelombang. Gelombang merupakan osilasi
       atau bolak balik yang bergerak tanpa membawa partikel medium (perantara)
       bersamanya. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali contoh gelombang,
       baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak (Asti dkk.,2015)
                   Setiap gelombang baik mekanik maupun elektromekanik memiliki sifat-
       sifat tertentu karena pada prinsipnya gelombang adalah rambatan dari energi getaran.
       Semua gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai sifat-
       sifat gelombang yang sama yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan
       (refraksi), dapat saling berinterferensi (memadukan), dan mengalami difraksi
       (pelenturan) , dispersi, dan polarisasi (Budiyanto, J. 2009)
                   Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian
       dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang
       batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga
       dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini
       merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang
       sama, biasanya tegak lurus arah gelombang dan dapat mempunyai bentuk. Untuk
       mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan balok kaca
       atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang yang mempunyai muka
       gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan pada saat mengenai
dinding penghalang tersebut. Dalam pemantulan gelombang tersebut berlaku hukum
pemantulan gelombang yaitu :
   a. Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan
   b. Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu
        bidang datar ( Anonim, 2013 ).
                  Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam rambatannya,
getaran merambatkan energy berupa energi getaran dan dalam getaran ini tidak
diikutsertakan perpindahan partikel- pertikel perantaranya. Jenis-jenis gelombang
dapatdibedakan dalam beberapa aspek ,yaitu berdasarkan aspek kebutuhan medium
perambatannya, arah rambatannya, dan amplitudonya. Berdasarkan mediumnya,
gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik : g e l o m b a n g y a n g
memerlukan medium perambatan dan gelombang elektromagnetik gelombang
yang tidak memerlukan medium perambatan (Ishaq, 2007).
                  Macam-macam Gelombang Berdasarkan arah perambatannya,
gelombang dibagi atas :
 Gelombang transversal Gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap
   arah getarannya dinamakan gelombang transversal. Pada gelombang transversal,
   yang merambat adalah bentuk bukit atau bentuk lembah, dan perambatan seperti
   ini hanya terjadi dalam zat padat dan cair. Contoh gelombang transversal adalah
   gelombang permukaan air dan gelombang pada tali.
 Gelombang longitudinal Gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah
   getarannya dinamakan gelombang longitudinal. Pada gelombang longitudinal, yang
   merambat adalah rapatan dan renggangan, dan perambatan seperti ini dapat terjadi
   dalam zat padat, cair, dan gas. Contoh gelombang adalah gelombang bunyi dan
   gelombang pada slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar
   (Ciptaningrum, 2014).
                  Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau
sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu
dengan bidang batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium
dua atau tiga dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang.
                 Untuk mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan
menempatkan balok kaca atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang
yang mempunyai muka gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan
       pada saat mengenai dinding penghalang tersebut (Tipler, 2001).
                   Apabila dalam percobaan menggunakan bola sebagai penggetarnya, maka
       pada permukaan akan timbul lingkaran-lingkaran yang bergerak ke tepi. Sekumpulan
       garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang dinamakan front gelombang atau muka
       gelombang ( Peter, 2004).
                   Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus menerus, akan terjadi
       gelombang yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan regangan.
       Gelombang longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah
       getarnya.Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Satu gelombang
       longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu regangan ( Slamet, 2008).
                   Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya gelombang setelah
       mengenai penghalang. Gelombang yang mencapai ujung akan memberikan gaya ke
       atas pada penopang yang ada di ujung, sehingga penopang memberikan gaya yang
       sama tetapi berlawanan arah ke bawah pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang
       membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik (Soejoto, 1993).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
  1. Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata
       terjadi gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika
       diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah
       datangnya gelombang
  2. Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga
       tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga
       membentuk gelombang. Slinki membentuk setengah panjang gelombang.
  3. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang.
       Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah
       gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan
       gelombang asalnya.
  4. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m.
       Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung
       slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar.
F. HASIL PENGAMATAN
     1. Saat kerikil dijatuhkan pada permukaan air didalam wadah air maka terjadi
         gelombang pada permukaan air dan gelombang berjalan dari tengah tempat kerikil
         dijatuhkan menuju ke pinggir wadah. Setelah sampai pada pinggir wadah ternyata
         gelombang dipantulkan lagi ketengah dengan bentuk gelombang yang sama.
     2. Slinki yang ujungnya direntangkan dan dimampatkan membentuk gelombang
         rentang rapat pada sepanjang slinki dan merambat sampai ujung slinki yang lain
     3. Saat slinki direntangkan dan di tali atau dipegang ujungnya maka ujung slinki akan
         diam. Saat slinki digerakkan akan membentuk gelombang yang terbentuk dan
         merambat pada slinki dan saat sampai pada ujung gelombang tersebut dipantulkan
         kembali dan sampai pada awal tangan yang menggerakkan.
     4. Pada percobaan slinki yang ditali dengan benang dan direntangkan maka slinki
         menjadi slinki ujung bebas. Saat dilakukan gerakan gelombang maka gelombang
         akan diteruskan pada tali dan gelombang tidak dipantulkan seperti saat slinki di
         buat ujungnya diam. Gelombang yang terbentuk akan teratur karena tidak ada
         gelombang pantul.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
       Jika sebuah batu dilempar ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan di
       permukaan air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat?
       Jelaskan!
       Jawab : Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah getarannya
       tegak lurus terhadap arah rambatannya.
H. PEMBAHASAN
                 Saat kerikil dijatuhkan pada permukaan air didalam wadah air maka terjadi
     gelombang pada permukaan air dan gelombang berjalan dari tengah tempat kerikil
     dijatuhkan menuju ke pinggir wadah. Setelah sampai pada pinggir wadah ternyata
     gelombang dipantulkan lagi ketengah dengan bentuk gelombang yang sama. Hal ini
     membuktikan adanya pemantulan gelombang sesuai dengan teori gelombang akan
     dipantulkan pada saat mengenai dinding penghalang tersebut. Dalam pemantulan
     gelombang tersebut berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu :
1. Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan gelombang
              datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar
         2. Gelombang yang terjadi pada permukaan air adalah gelombang transversal,
              karena arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Dan membentuk
              bukit dan lembah.
                 Saat slinki direntangkan dan di tali atau dipegang ujungnya maka ujung
     slinki akan diam. Saat slinki digerakkan akan membentuk gelombang yang terbentuk
     dan merambat pada slinki dan saat sampai pada ujung gelombang tersebut dipantulkan
     kembali dan sampai pada awal tangan yang menggerakkan. Jika digerakkan secara
     terus menerus secara periodik maka gelombang datang dan gelombang pantul akan
     saling bertemu dan bertabrakan di tengah slinki menjadikan gelombang menjadi tidak
     teratur bentuknya. Hal ini karena gelombang awal dipantulkan kembali dan disusul
     dengan gelombang selanjutnya dari titik awal.
                 Pada percobaan slinki yang ditali dengan benang dan direntangkan maka
     slinki menjadi slinki ujung bebas. Saat dilakukan gerakan gelombang maka gelombang
     akan diteruskan pada tali dan gelombang tidak dipantulkan seperti saat slinki di buat
     ujungnya diam. Gelombang yang terbentuk akan teratur karena tidak ada gelombang
     pantul.
                 Gelombang yang terjadi pada slinki yang diregangkan dan dirapatkan adalah
     gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal Gelombang yang arah perambatannya
     searah dengan arah getarannya dinamakan gelombang longitudinal. Pada gelombang
     longitudinal, yang merambat adalah rapatan dan renggangan.
                 Saat slinki digerakkan keatas kebawah atau kesamping maka gelombang
     yang terjadi adalah gelombang tranversal.
I. KESIMPULAN
              Dari hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh hasil bahwa, gelombang yang
     terjadi pada permukaan air adalah gelombang tranversal. Gelombang yang terjadi
     dipantulkan lagi saat gelombang mencapai penghalang. Gelombang pada slinki yang
     diregangkan adalah gelombang longitudinal. Saat slinki digerakkan naik turun
     gelombang yang terbentuk adalah gelombang tranversal. Gelombang pada slinki juga
     dipabtulkan saat ujung slinki diikat tiang atau dipegang. Gelombang slinki tidak
     dipantulkan pada slinki ujung bebas.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Sifat-sifat Gelombang Pada Fisika (Online). Available at
        :http://www.zakapedia .com/2013/07/sifat-sifat-gelombang-dalam-fisika.html.
        Diakses pada tanggal 24 Mei 2022.
Asti M.,dkk., 2015, Laporan Praktikum Gelombang Dan Optik (Go-3) Eksplorasi Sifat-
        Sifat Gelombang Pada Bidang,Surabaya : Universitas Negeri Surabaya,
        Available at : http://mayangindrawati.blogspot.com/2015/12/laporan-praktikum-
        gelombang-dan-optik_15.html diakses 25 Mei 2022.
Ciptaningrum, D. 2014. Fenomena Gelombang Fisika. (Online). Available at
        :https://www. academia.edu/536 6260/FENOMENA_GELOMBANG_FISIKA.
        diakses 23 Mei 2022.
Ishaq, M., 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available          at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 25
Mei 2022
Peter Soedojo, 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
        http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
        25Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
        Universitas Terbuka.
Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti
        Depdiknas.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
                   Saat menjatuhkan kerikil sulit untuk mendokumentasikan terjadinya
        gelombang pantul karena tempat yang kurang terang. Saat percobaan slinki, slinki sulit
        untuk dilihat terjadinya gelombang regang dan mampat. Karena periode interval
        menggerakkannya terlalu cepat.
   L. SARAN DAN MASUKAN
                   Saat percobaan gelombang air sebaiknya di tempat yang panas atau terkena
        sinar langsung pada permukaan air, maka gelombang air akan terlihat jelas.
   M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
                                                                   Mempersiapan alat dan bahan sesuai
                                                                   petunjuk modul.
Tahap Pelaksanaan
                   Melakukan prosedur percobaan :
                            Menjatuhkan kerikil pada
                            permukaan air dalam wadah
Dilakukan pengamatan terhadap
 gelombang yang terjadi
Amati gelombang yang terjadi dan
pemantulan gelombangnya
   Melakukan pengamatan
   gelombang pada slinki ujung
   terikat (diam)
Tahap Akhir Percobaan      Melakukan pengamatan gelombang
                           pada slinki ujung bebas
                       Melakukan pencatatan pada setiap
                       percobaan yang dilakukan
BIMBINGAN VIII
SIFAT CAHAYA
A. JUDUL PERCOBAAN
     Pemantulan Cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
   Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
  1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
  2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
  3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
  4. Menentukan fokus cermin cekung.
  5. Menentukan fokus cermin cembung.
  .
C. ALAT DAN BAHAN
       1. Cermin datar (3x6 cm2)
       2. Cermin cembung
       3. Cermin cekung
       4. Lampu senter
       5. Busur derajat
       6. Kertas putih
       7. Lilin
       8. Layar (tabir kertas)
       9. Celah cahaya
D. LANDASAN TEORI
              Dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat melihat benda disekitarnya. Benda
     yang terlihat sebagian kecil benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri seperti
     matahari, lampu dan nyala lilin.Optika adalah cabang Fisika yang menggambarkan
     perilaku dan sifat cahaya serta interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan
     suatu hal yang diwarnai gejala optis. Cahaya dapat mengalami pemantulan,pembiasan,
     difraksi, transmisi, absorpsi dan lain-lain. Gejala perubahan arah rambat cahaya kearah
     sisi medium asalnya, setelah menumbuk antar muka dua medium disebut pemantulan
     cahaya. Peristiwa pemantulan cahaya ini dapat diamati dengan menggunakan cermin
     (Feed, 2014).
Cermin adalah suatu benda dengan permukaan licin, mengkilap dan dapat
memantulkan cahaya. Terdapat 3 jenis cermin yang biasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin datar. Cermin
datar menghasilkan bayangan dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan benda
aslinya. Cermin cekung dan cermin cembung merupakan jenis cermin yang memiliki
permukaan berbentuk sferis. Keduannya dapat menghasilkan bayangan dengan ukuran
yang berbeda dari benda aslinya. (Soedojo, 2004).
         Cahaya akan selalu dipantulkan dengan sudut datang sama dengan sudut pantul
karena Cahaya akan mengambil lintasan dengan waktu tempuh terpendek. Jika cahaya
merambat dari satu titik ke tiik lain melewati bidang pantul maka sudut lintsan yang
diambil adalah lintasan yang menghasilkan waktu tepuh terpendek dan lintsan tersebut
menghasilkan sudut dating dansudut pantul yang sama. (Mikrajuddin,2017)
         Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung. Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang datar. Cermin ini merupakan cermin yang paling sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki
bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai
reflector (benda yang memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu
mobil dan alat kerja dokter. Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion
kendaraan (Serway, 2004).
Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
           Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan
 sebuah bendayang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali,
           Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul
 cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraanSifat
 pemantulan pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen)
     Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:
     1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya
     2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
     3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
     seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
                Cermin cekung adalah cermin yang memiliki emrmukaan cekung. Cermin
     cekung bersifat korvergen yaitu bersifat mengumpulkan sinar. Pada pemantulan cahaya
     oleh cermin cekung, jarak antara bemda dan cermin mempengaruhi bayangan yang
     dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar
     pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjanga sinar pantul (Giancoli, 2001)
                Ketika satu berkas cahaya tersebut sempit menimpa permukaan yang rata,
     sudut datangnya didefinisikan sebagai θ i , sebagai sudut yang dibuat berkas sinar
     datang dan garis normal terhadap permukaan dan sudut pantul θr , sebagai sudut yang
     dibuat berkas sinar pantul dengan normal. Ketika kita memandang tepat didepan cermin
     datar, berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati lokasi bayangan yang
     dihasilkan. Hanya tampaknya seakanakan cahaya datang dari bayanagan karena otak
     kita menerjemahkan semua cahaya yang memasuki mata, sebagai cahaya datang
     dengan lintasan lurus dari depan. Bayangan muncul dibelakang cermin dengan jarak
     yang sama seperti jarak benda didepannya (Tipler, 2001).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
     1. Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar seperti gambar
         dibawah ini
     2. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
         saatsebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
    datang dan sudut pantul.
4. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pntul (t) tersebut.
5. Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
    bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
6. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.
 b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
1. Menyusun semua alat seperti gambar dibawah ini,
layar                                         Lilin
                                               n
                                               Cermin Cembung
2. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dansesudah mengenai cermin cembung.
3. Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1. Menyusun alat seperti Gambar dibawah ini.
layar                                         Lilin
                                               n
                                                                                          Cermin cekung
2. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
    saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
    datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung
    tersebut.
5. Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
    jelas dan tajam.Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
    tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak).
    Ukur jarak benda dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN
     a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
         Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
                      Garis Normal
              Sudut         Sudut                        Sinar pantul
              datang        pantul
Sinar datang
                                Cermin datar
Besar sudut datang dan sudut pantul
No Besar sudut datang i     Besar sudut datang r
                 (derajat)         (derajat)
1. 3                                  3
2. 4                                  4
3. 45                                 45
4. 5                                  5
5. 6                                  6
Sifat bayangan cermin datar : maya, tegak, sama besar
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung:
    Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung
 Sinar Datang        Cermin Cembung
                           F
SUMBU UTAMA
    Sifat bayangan cermin cembung : maya, tegak, diperkecil
c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung:
Sinar Datang                 Cermin Cekung
SUMBU UTAMA          F
               Sinar Pantul
Sifat bayangan cermin cekung : maya, tegak, diperkecil
d. Tabel jarak benda dan jarak bayangan sampai terbentuk bayangan yang jelas dan
tajam
No Jarak benda (cm)          Jarak bayangan (cm)
1. 20                                       42,5
2. 30                                       37
3. 40                                       27
4. 50                                       23,5
e. Tabel Jarak benda dan jarak bayangan sampai bayangan hilang ( tidak tampak)
No Jarak benda (cm)  Jarak bayangan (cm)
1. 45                25
2. 35                40
3. 18                45
4. 10                60
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
     1. Pada saat bayangan benda menghilang dalam cermin cekung, berarti bayangan yang
         dibentuk cermin cekung di jauh tak terhingga ( = ~), tentukan jarak fokus cermin
         cekung tersebut!
         f = f = = = 16 cm
     2. Agar cermin cekung yang punya jarak fokus 10 cm dapat membentuk bayangan
         pada jarak dua kali jarak benda maka dimana jarak benda diletakkan dari cermin
         cekung?
                                       2   = 1    + 2  
        f=
                                     2   = 1    + 2   
                                      2s = 30s
         10 =
                                       S = 30 : 2 = 30 cm
H. PEMBAHASAN
                Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa pada pemantulan cermin
     datar didapatkan bahwa sinar yang datang akan dipantulkan secara tegak lurus oleh
     cermin datar. Posisi sinar datang, garis normal dan sudut pantul membentuk sebuah
     sudut. Dimana sudut datang sama dengan sudut pantul. Dari bayangan yang terlihat
     menunjukkan bahwa seakan-akan cahaya datang diteruskan masuk cermin, dan sinar
yang memantul seperti berasal dari cermin. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
adalah maya, tegak, dan sama besar. Hukum pemantulan pada cermin datar :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang selalu sama dengan sudut pantul.
(Giancolli,2001)
Sifat bayangan dari cermin datar yaitu sebagai berikut :
1. Besar bayangan sama besar dengan besar benda
2. Jarak bayangan sama dengan jarak benda
3. Benda dan bayangan simentrik terhadap bidang cermin
4. Semu atau maya karena tidak dapat ditangkap dengan layar
5. Bayangan cermin tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi bagian
   kirinya
          Cermin datar banyak digunakan untuk kaca almari, kaca di pertokoan, ruang
ganti, di rumah-rumah.
           Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya, sehingga sinar datang akan
dipantulkan keluar cermin dengan arah yang keluar lengkungan cermin. Dalam
pengamatan percobaan cermin cembung menunjukkan sifat bayangan nyata tegak
diperkecil. Karena sifat bayanagn yang dibentuk oleh cermin cembung inilah maka
cermin cembung banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kaca sepion,
untuk kaca jalan, untuk dokter gigi melihat gigi, untuk tim gegana atau scurity
mengecek bawah kendaraan.
           Cermin cekung bersifat memantulkan cahaya dengan terkumpul didepan
cermin, bayangan yang di bentuk oleh cermin cekung bisa bermacam-macam
tergantung letak benda pada cermin, tetapi pada dasarnya cermin cekung membentuk
bayangan yang sifatnya maya terbalik diperkecil. Akan tetapi pada jarak tertentu bisa
juga memperbesar bayangan. Hal ini juga terpengaruh dari titik fokus cermin cekung
dan juga jarak benda terhadap cermin. Pada percobaan dengan jarak 45 cm maka
bayangan yang terbentuk jelas adalah di jarak 25 cm. Maka dapat dihitung dan
ditemukan bahwa titik fokus cermin yaitu 16 cm.
           Dalam kehidupan sehari-hari cermin cekung digunakan untuk reflektor lampu
motor, lampu mobil, dan reflektor kamera. Karena sifatnya yang mengumpulkan
cahaya.
I. KESIMPULAN
              Sinar datang pada cermin datar akan dipantulkan tegak lurus dimana sudat
     datang sama dengan sudut pantul. Sifat bayangan cermin datar maya, tegak, sama
     besar. Cermin cembung sifat bayangannya nyata, tegak, diperkecil. Cermin cekung sifat
     bayangannya bisa maya, terbalik diperkecil, atau maya, terbalik diperbesar tergantung
     posisi benda terhadap cermin.
J. DAFTAR PUSTAKA
     Feed, 2014, Pengertian Cermin Dan Jenis Cermin, Available at: Http://Pengertian Ahli.
              Com/2014/03/Pengertian-Cermin-Dan-Jenis-Cermin, Diakses 23 Mei 2022.
     Giancolli, 2001, Fisika Dasar Edisi 5 Jilid II, Jakarta: Erlangga
     Mikrajuddin, Abdullah. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: ITB.
     Rumanta, Maman, dkk. (2021), Praktikum IPA di SD, Jakarta: Pusat Penerbitan
              Universitas Terbuka.
     Serway, R, 2004, Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 6, Jakarta: Erlangga
Soedojo, P., 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
          http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
          24 Mei 2022
Tim Laboraturium Fisika Dasar, 2020, Buku Panduan Pratikum Fisika Dasar II,
        Surabaya: UNESA.
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available    at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
24 Mei 2022
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
                Karena sifat cermin cembung yang menyebarkan cahaya maka saat melakukan
     pengamatan bayangan mengalami sedikit kesulitan. Disamping itu keadaan tempat
     pengamatan yang terang dan banyak cahaya menyebabkan kurang jelasnya berkas
     cahaya dan juga bayangannya.
L. SARAN DAN MASUKAN
                Pada saat pelaksanaan percobaan pemantulan cahaya sebaiknya pada tempat
     yang tidak terlalu terang atau gelap. Sumber cahaya kalau bisa menggunakan senter
     yang terang dan besar.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
             Tahap Awal / Pembukaan
                                                                   Mempersiapan alat dan bahan
                   Proses Kegiatan
          Pemantulan pada cermin datar
                                                           Melakukan langkah-langkah percobaan
                                                           seperti petunjuk pada modul
Pemantulan pada cermin cembung
  Percobaan pada cermin cekung
Tahap Akhir
             Setelah pengamatan dan pengukuran jarak
             benda dan bayangan masukkan dalam
             tabel pengamatan
BIMBINGAN IX
LENSA CEMBUNG DAN
    CERMIN CEKUNG
A. JUDUL PERCOBAAN
       Lensa Cembung dan Cermin Cekung
B. TUJUAN PERCOBAAN
       1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
       2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
       3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung
C. ALAT DAN BAHAN
       1. Meja optik lengkap
       2. Lensa cembung
       3. Cermin cekung
       4. Layar
       5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)
D. LANDASAN TEORI
                   Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar,
       sehingga lensa banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikroskop,
       lup, kamera dan teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu penglihatan bagi
       penderita miopia, hipermetropi, presmiopi dan astigmatisme. Mikroskop digunakan
       untuk melihat benda yang ukurannya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca
       pembesar digunakan untuk melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamera
       digunakan untuk mengambil gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong
       digunakan untuk melihat benda jauh agar tampak dekat (Purwoko,2007).
                   Menurut Giancoli (2001) jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu
       lensa (garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua
       permukaannya) jatuh pada lensa tipis, maka akan difokuskan pada satu titik yang
       disebut titik fokus f. Titik fokus merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak tak
       terhingga dari sumbu utama.
                   Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :
       1. Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan
          ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama kedua, sebaliknya sinar
sejajar sumbu utama dari sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke
   titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama pertama.
2. Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama
   setelah sampai di bidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus
   kedua akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
3. Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua,
   sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik
   utama pertama (Soedojo,2004).
            Lup (Kaca Pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar bagian jam yang
diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum biologi, lup
dipakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan
yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar.
Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut
penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan
mata biasa (Nisa, 2019).
            Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada
bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa
bikonveks (cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan lensa konkaf
konveks (cembung cekung). Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan
cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen.(Ishaq, 2007).
            Sinar – sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju suatu
titik atau seakan – akan berasal dari suatu titik, titik tersebut disebut dengan Titik
Fokus utama ( Titik Api ). Titik ini terletak dibelakang lensa. Lensa cembung
memiliki 2 titik fokus yaitu F1 dan F2, F1 disebut sebagai fokus aktif dan F2 disebut
sebagai fokus pasif. Titik fokus pada lensa cembung pada dasarnya sama dengan pada
cermin cekung karena memiliki nilai positif ( + ), sehingga disebut dengan lensa
positif (Soedojo, 2004).
            Cermin cekung merupakan sebuah cermin yang mempunyai permukaan
pemantul berbentuk cekung. Titik fokus cermin cekung terletak di bagian depan
cermin, sehingga titik fokusnya adalah titik fokus nyata. Sinar-sinar pantul pada
cermin cekung bersifat konvergen (mengumpul). Terdapat 3 sinar istimewa pada
cermin cekung untuk membentuk bayangan. Ketiga sinar istimewa pada cermin
       cekung adalah sebagai berikut.
        1. Sinar sejajar yaitu sinar yang sejajar dengan sumbu utama. Sinar ini akan
            dipantulkan melalui titik fokus.
        2. Sinar fokus yaitu sinar yang datang melalui titik fokus. Sinar ini dipantulkan
            sejajar sumbu utama.
        3. Sinar radial yaitu sinar digambar melalui pusat kelengkungan. Sinar ini mengenai
            cermin tegak lurus permukaannya dan kemudian dipantulkan kembali pada
            dirinya sendiri. (Tipler, 2001)
       Menurut Slamet dkk, 2008, cermin cekung mempunyai jarak titik api / fokus positif
       dan cermin cembung mempunyai jarak titik api / fokus negatif. Jarak titik api untuk
       cermin cekung dan cermin cembung sama dengan setengah jari-jari kelengkungan
       cermin.
        f= R
       f : jarak titik api
       R : jari-jari kelengkungan cermin.
       Hubungan jarak benda s , jarak bayangan s’ dan jarak fokus, dirumuskan
             =+
E. PROSEDUR PERCOBAAN
     1. Percobaan Lensa Cembung
         a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber
              cahaya
         b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada
              layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
    d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda
2. Percobaan Cermin Cekung
a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
    terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’). Ulangi percobaan beberapa kali
    dengan kedudukan benda yang berbeda
F. HASIL PENGAMATAN
     5. Tabel pengamatan percobaan lensa cembung
No Jarak benda (s) cm                             Jarak bayangan (s’) cm
1. 20                                             240
2. 25                                             145
3. 30                                             103
4. 35                                             78
5. 40                                             60
