F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1
Uji Karbohidrat
Warna
No Bahan Makanan Sebelum Setelah diberi Keterangan
diberi Iodium
Iodium
1 Pisang Kekuningan Ungu kebiruan
2 Apel Putih Putih
3 Nasi Putih Biru Tua
4 Telur rebus (putih Putih Putih
telur)
5 Tahu putih Putih Putih
Kuning Kuning
6 Margarin Coklat Ungu kebiruan
Putih Biru Tua
7 Biskuit Putih Putih
Kuning Ungu Kebiruan
8 Tepung terigu
9 Gula pasir
10 Kentang
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula pasir, setelah diberi
larutan yodium, apakah semuanya menunjukan warna biru ungu? Jika tidak, mengapa.
Bukankah semua bahan makanan tersebut termasuk golongan karbohidrat? Jika ya,
jelaskan mengapa?
Jawab :
Tidak, karena dari bahan-bahan makanan tersebut di atas setelah ditetesi dengan larutan
yodium tidak semuanya berubah warna menjadi biru, ungu, atau hitam. Hal ini
dikarenakan beberapa bahan tersebut tidak mengandung karbohidrat atau amilum. Ini
terjadi pada gula pasir yang menunjukkan reaksi tidak ada perubahan warna setelah
ditetesi iodium.
2. Mengapa ada bahan makanan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak setelah
ditetesi larutan yodium?
Jawab :
Karena dari bahan makanan terssebut ada yang mengandung karbohidrat dan ada pula
yang tidak mengandung karbohidrat.
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan bahan makanan manakah yang termasuk sumber
karbohidrat ?
Jawab :
Pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang
4. Apa simpulan dari kegiatan praktikum di atas?
Jawab :
Bahan-bahan yang mengandung amilum dan yang tidak dapat diketahui dengan
meneteskan reagen/ kalium iodium atau lugol. Bahan makanan yang tidak menunjukkan
reaksi perubahan warna biru kehitaman atau ungu berarti tidak mengandung karbohidrat
atau amilum. Semua bahan makanan yang mengandung karbohidrat atau amilum akan
menunjukkan reaksi perubahan warna biru gelap atau kehitaman.
H. PEMBAHASAN
Dari percobaan dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua bahan
makanan yang kita uji menunjukkan perubahan warna setelah ditetesi dengan larutan Kalium
Iodium atau Logol. Bahan makanan yang menunjukkan perubahan warna adalah pisang, nasi,
biskuit, tepung terigu, dan kentang.
Berdasarkan teori bahwa amilum jika ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan
perubahan warna larutan lugol dalam bahan makanan menjadi berwarna biru tua (biru ke hitam-
hitaman). Jadi bahan makanan yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol,
maka bagian yang ditetesi akan berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman.
Sedangkan bahan makanan yang tidak menunjukkan reaksi perubahan warna
dikarenakan bahan makanan tersebut tidak mengandung amilum karena tidak bereaksi dengan
larutan lugol yang diteteskan.
Dari beberapa bahan makanan yang dilakukan pengujian karbohidrat menunjukkan
bahwa:
1. Pisang
Pisang menunjukkan perubahan warna setelah ditetesi dengan lugol atau iodium, dimana
semula pisang berwarna kekuningan dan berubah menjadi ungu kebiruan setelah ditetesi
lugol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pisang mengandung karbohidrat.
2. Apel
Apel tidak mengalami perubahan warna setelah ditetesi lugol, warnanya tetap seperti
semula. Jadi apel tidak mengandung karbohidrat
3. Nasi
Nasi setelah ditetesi lugol berubah warna yang semula putih menjadi biru tua. Ini
menunjukkan bahwa nasi mengandung karbohidrat
4. Telur Rebus (bagian putih telur)
Warna telur rebus tidak berubah setelah ditetesi dengan lugol, hal ini menunjukkan bahwa
telur rebus tidak mengandung karbohidrat karena tidak bereaksi terhadap lugol atau iodium.
5. Tahu Putih
Tahu putih tidak berubah warna, berarti tahu putih tidak mengandung karbohidrat
6. Margarin
Margarin warnanya tetap kuning setelah ditetesi lugol, sehingga dapat diartikan bahwa
margarin tidak mengandung karbohidrat.
7. Biskuit
Setelah ditetesi dengan lugol atau iodium biskuit menunjukkan reaksi perubahan warna
menjadi Ungu kebiruan, ini menunjukkan bahwa biskuit mengandung karbohidrat.
8. Tepung Terigu
Tepung terigu berubah warna menjadi biru tua, ini menunjukkan bahwa tepung terigu
mengandung karbohidrat
9. Gula Pasir
Gula pasir yang sebelumnya berwarna putih tetap berwarna putih setelah ditetesi lugol atau
iodium, Hal ini menunjukkan bahwa gula pasir tidak mengandung karbohidrat atau amilum
10. Kentang
Dari percobaan diketahui bahwa kentang yang sebelumnya berwarna kuning berubah
menjadi ungu kebiruan setelah ditetesi dengan larutan lugol atau iodium, hal ini
menunjukkan bahwa kentang mengandung karbohidrat atau amilum.
I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa larutan lugol
atau kalium iodium beraksi terhadap amilum atau karbohidrat yang terkandung pada beberapa
bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung amilum atau karbohidrat akan
menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua (biru kehitam-hitaman) atau mendekati warna
biru gelap. Bahan makanan yang kita uji yang menunjukkan mengandung karbohidrat adalah
Pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
J. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama dalam
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
05 Mei 2022
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dalam
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
05 Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Kesulitan yang dihadapi oleh peneliti adalah untuk mendapatkan larutan reagen Kalium
Iodium. Karena nama kimia dari larutan penguji karbohidrat yang jarang diketahui oleh
masyarakat secara umum dan kurang familiar dikalangan umum. Disamping itu untuk
melakukkan reaksi kimia peneliti kesulitan untuk mendapatkan tabung reaksi.
L. SARAN DAN MASUKAN
Dalam melakukan percobaan seperti ini jika kesulita mencari cairan kalium iodium maka dapat
diganti dengan cairan obat luka betadine sebagai penguji karbohidrat dalam bahan makanan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan
diuji
Proses Kegiatan
1. Bahan makanan dimasukkan tabung reaksi
sebelum ditetesi dengan Kalium Iodium.
2. Pengujian karbohidrat yang terkandung
pada makanan dengan meneteskan kalium
iodium dan melihat reaksi perubahan
warnanya.
Tahap Akhir
3. Setelah ditetesi dengan kalium iodium atau
larutan lugol beberapa bahan makanan
menunjukkan reaksi perubahan warna yaitu
pisang dan nasi putih
4. Bahan makanan lain yang menunjukan
mengandung karbohidrat adalah biskuit,
tepung terigu, dan kentang
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Lemak
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak
C. ALAT DAN BAHAN
1. Piring plastik 1 buah
2. Pipet 2 buah
3. Kertas coklat sampul buku 12 lembar
4. Lampu senter 1 buah
5. Lilin 1 buah
6. Sendok 1 buah
7. Kemiri 2 butir
8. Wortel 1 buah
9. Seledri 1 tanggai
10. Biji jagung kering 1 genggam
11. Singkong kering 1 iris
12. Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir
13. Pepaya 1 potong kecil
14. Santan 1-3 sendok teh
15. Minyak goreng 5 mL
16. Susu 1-3 sendok teh
17. Air 5 mL
D. LANDASAN TEORI
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada
kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan.
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membrane sel,
mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu
tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E dan K. Penambahan lemak
dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih.
Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Seperti juga karbohidrat, lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon,
hidrogen dan oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat dijumpai
pada berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (Almatsier, 2009).
Bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung lemak adalah daging,
jerohan, krim, susu, mentega dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang berasal dari
tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng, margarine, kacang tanah, kemiri
dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa licin dan jika ditempelkan
pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut (Adriani, 2012).
Air yang mengenai kertas akan menguap setelah beberapa saat dan tidak meninggalkan
bekas akan tetapi lemak akan meninggalkan bekas pada kertas karena lemak tidak menguap.
Berdasar komposisi kimianya, lemak dibedakan menjadi tiga macam yaitu lemak sederhana,
lemak campuran, dan derivat lemak. Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan
menjadi dua, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak nabati adalah lemak
tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, zaitun, kemiri, berbagai jenis tanaman kacang, dan
buah avokado. Lemak hewani adalah lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak
daging, mentega, susu, ikan basah, minyak ikan, dan telur.
Di dalam tubuh kita lemak berfungsi penting antara lain:
a. Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah
b. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
c. Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital ( antra lain jantung dan lambung), yaitu
sebagai bantalan lemak
d. Sebagai penghasil energi tertinggi
e. Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
f. Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
g. Sebagai salah satu bahan penyusun garam empedu, asam folat
Lemak berfungsi juga sebagai cadangan makanan akan tetapi tidak akan digunakan
selama masih ada glukosa yang dijadikan sumber energi. Lemak akan tersimpan dan baru akan
di bawa ke hati sebagai sumber energi dalam bentuk lesitin saat dibutuhkan (Rumanta, 2021).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah 2 buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-potong dengan ukuran 10 x
10 cm.
2. Ambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas coklat. (boleh
dioleskan menggunakan jari tangan)
3. Ambil pipet, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas coklat. (boleh
dioleskan menggunakan jari tangan)
4. Biarkan kedua kertas tersebut selama sekitar 10 menit. Sesudah itu periksa dengan
menghadap cahaya. Amatilah dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Apakah
meninggalkan bekas? Catatan: gunakan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang
mengandung minyak atau tidak.
5. Ambilah sepuluh kertas coklat yang sama, berilah nomor atau nama jenis bahan makanan
yang diuji.
6. Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali dan bersihkan
sisa kemiri. Biarkanlah sekitar 5-10 menit.
7. Sambil menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan bahan makanan lain
(margarin, seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering,
papaya, santan, dan susu). Termasuk margarin oleskan ke kertas coklat dan biarkan 10
menit.
8. Setelah 10 menit, amati kertas cokelat satu persatu. Pergunakanlah lampu atau senter ka
arah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji. Kertas manakah yang
meninggalkan bekas noda minyak. Catatlah hasil pengamatan pada tabel di lembar kerja.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel
Uji Lemak
No Bahan Makanan yang Meninggalkan bekas Keterangan
diuji noda minyak Mengandung lemak
1 Kemiri Ya Tidak
√
2 Margarin √ Mengandung lemak
3 Wortel √ Tidak mengandung lemak
4 Seledri √ Tidak mengandung lemak
5 Biji jagung kering √ Tidak mengandung lemak
6 Singkong kering √ Tidak mengandung lemak
7 Kacang tanah kering
8 Pepaya √ Mengandung lemak
9 Santan √ Tidak mengandung lemak
10 Susu
11 Minyak goreng √ Mengandung lemak
12 Air √ Tidak mengandung lemak
√ Mengandung lemak
√ Tidak mengandung lemak
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri, dan papaya. Bagaimanakah
terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan anda?
Jawab :
bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin dan bekas usapan seledri dan papaya tidak
dak terdapat noda seperti minyak kembali kering seperti kertas coklat biasa.
2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan lampu/senter,
bagaimana terlhatnya?
Jawab :
setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transparan, sedangkan bekas seledri dan
papaya tidak terlihat transparan.
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makan sumber lemak?
Jawab :
Bahan yang mengandung lemak: kemiri, margarin, kacang tanah kering, santan, dan
minyak goreng. Bahan yang tidak mengandung lemak: wortel, seledri, biji jagung kering,
singkong kering, papaya, dan susu.
H. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan dan pengamatan menunjukkan bahwa air dan minyak goreng
menunjukkan bekas yang berbeda setelah dioleskan dan didiamkan selama 10 menit. Kedua
bahan ini digunakan sebagai kontrol atau pembanding untuk mengetahui yang mengandung
minyak atau lemak dan yang tidak. Jelas menunjukkan bahwa kertas yang diolesi minyak
menunjukkan bekas minyak, sedangkan air tidak menunjukkan bekas karena air menguap. Dari
bahan lain yang diuji menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Kemiri
Pada uji lemak, kemiri yang di haluskan dan di usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata
meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa kemiri
mengandung lemak.
2. Margarin
Pada uji lemak, margarin yang di oleskan/diusapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa margarin
mengandung lemak.
3. Wortel
Pada uji lemak, wortel yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa wortel tidak mengandung lemak. Wortel mengandung vitamin A yang
bermanfaat buat kesehatan mata.
4. Seledri
Pada uji lemak, seledri yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa seledri tidak mengandung lemak.
5. Biji Jagung kering
Pada uji lemak, biji jagung kering yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas
coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
itu menunjukkan bahwa biji jagung kering tidak mengandung lemak.
6. Singkong
Pada uji lemak, singkong kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada kertas
coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal
itu menunjukkan bahwa singkong kering tidak mengandung lemak.
7. Kacang tanah kering
Pada uji lemak, kacang tanah kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada
kertas coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa kacang tanah kering mengandung lemak.
8. Pepaya
Pada uji lemak, papaya yang diiris kecil kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa papaya tidak mengandung lemak.
9. Santan
Pada uji lemak, santan yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa santan
mengandung lemak.
10. Susu
Pada uji lemak, susu yang ditetskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa susu
tidak mengandung lemak.
I. KESIMPULAN
Dari hasil data pengamatan dan pembahasan percobaan menggunakan sampel beberapa bahan-
bahan makanan (kemiri, margarin, wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, kacang
tanah kering, papaya, santan, susu, dan minyak goreng), maka ada beberapa bahan yang
teridentifikasi mengandung lemak dan ada pula yang teridentifikasi tidak mengandung lemak
seperti sebagai berikut:
1. Bahan yang mengandung lemak : kemiri, margarine, kacang tanah kering, santan, dan minyak
goreng.
2. Bahan yang tidak mengandung lemak : wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering,
pepaya, dan susu.
J. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama dalam
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html diakses pada
05 Mei 2022
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2.
Dalamhttp://agrotekgunadarma5.blogspot.com/2017/11/v-behaviorurldefaultvmlo_13
.html diakses pada 05 Mei 2022.
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Kesulitan yang dihadapi oleh peneliti adalah untuk mendapatkan larutan reagen Kalium
Iodium. Karena nama kimia dari larutan penguji karbohidrat yang jarang diketahui oleh
masyarakat secara umum dan kurang familiar dikalangan umum. Disamping itu untuk
melakukkan reaksi kimia peneliti kesulitan untuk mendapatkan tabung reaksi.
L. SARAN DAN MASUKAN
Dalam melakukan percobaan seperti ini jika kesulita mencari cairan kalium iodium maka dapat
diganti dengan cairan obat luka betadine sebagai penguji karbohidrat dalam bahan makanan.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Menyiapkan bahan-bahan makanan yang
akan diuji
Proses Kegiatan 5. Bahan makanan yang diuji dioleskan
Tahap Akhir sedikit pada kertas coklat sesuai
dengan tulisan pada kertas dan
dibiarkan selama 10 menit.
6. Minyak goreng dan air dioleskan
terlebih dahulu sebagai indikator
kontrol
7. Setelah didiamkan selama 10 menit
kemudian lakukan pengamatan dan
pencatatan pada lembar kerja
pengamatan
BIMBINGAN VI
GERAK
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Lurus Beraturan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui gerak lurus beraturan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari – hari, kita selalu berurusan dengan gerak.
Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk hidup pasti bergerak karena
gerak merupakan salah satu ciri mengklasifikasikan benda hidup selain ciri – ciri
lainnya. Gerak yang terjadi bermacam – macam mulai dari gerak parabola,
gerak jatuh bebas, gerak lurus, dan lain – lain. Kita berjalan, berlari,
melambaikan tangan juga merupakan gerak. Seperti yang telah disebutkan tadi
salah satu macam gerak adalah gerak lurus. Gerak lurus dibagi menjadi dua
yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah motor yang
bergerak dengan kecepatan tetap. Sedangkan contoh gerak lurus berubah
beraturan adalah saat mengerem mobil (Prasetya, 2018).
Menurut bentuk lintasannya, gerak dibagi menjadi beberapa jenis
penting, seperti gerak melingkar, gerak parabola, dan gerak lurus. Secara umum,
gerak lurus dibagi dalam dua kategori, yaitu gerak lurus beraruran dan gerak
lurus berubah beraturan. Gerak lurus beraturan artinya gerak benda yang
lintasannya lurus dan kecepatannya tetap sehingga nilai percepatannya nol
(Ishaq, 2007).
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan
berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu
tetap baik besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama
dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan
rata0rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang
dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak
lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002)
Menurut Zaelani, dkk 2006, Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak
suatu benda pada lintasan yang lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama,
benda tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus dengan kelajuan tetap. Didalam kehidupan sehari-hari, sangat sulit untuk
mendapatkan sebuah benda yang bergerak lurus beraturan secara ideal. Akan tetapi
dalam pendekatannya terdapat beberapa contoh yang dapat dianalogikan sebagai
gerak lurus beraturan. Misalnya, pada rel yang lurus, sebuah kereta api dapat
dianggap bergerak lurus. Jika kereta api menempuh perpindahan yang sama selang
waktu yang dibutuhkan juga sama, maka gerak kereta api dapat disebut gerak lurus
beraturan. (Tipler, 2001).
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
benda yang melakukan gerak lurus beraturan, akan memberikan grafik berbentuk
linear atau berupa garis lurus dengan tangen sudut kemiringan grafik menunjukan
nilai kecepatan benda ( Slamet, 2008).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakitlah alat dan bahan sesuai gambar
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
M2 naik
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A Ukur
panjang BC
4. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
5. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah)
6. Catat datanya pada tabel
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan jarak dan waktu WAKTU t (sec.)
No JARAK BC s (m) 0,00
1. 0,00 0,29
2. 0,10 0,35
3. 0,12 0,41
4. 0,14 0,47
5. 0,16 0,53
6. 0,18
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data percobaan
GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal)!
Jarak (m) Grafik hubungan jarak & waktu Series1
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20
waktu (sec)
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas!
3. Kesimpulannya : semakin pendek jarak BC maka waktunya juga semakin cepat.
Walaupun dengan jarak yang berbeda-beda, akan tetapi kecapatannya adalah tetap dan
membentuk grafik hubungan waktu dan jarak membuat garis yang lurus dan
membuktikan adanya gerak lurus beraturan.
H. PEMBAHASAN
Sebuah benda dikatakan bergerak jika kedudukan benda dalam selang waktu
tertentu berubah terhadap suatu titik acuan yang dianggap diam. Sebuah benda
dikatakan bergerak lurus beraturan, jika lintasan dari benda merupakan garis lurus dan
kecepatanya setiap saat adalah tetap.
Dalam percobaan yang kita lakukan dapat dilihat bahwa semakin pendek
jaraknya maka akan semakin cepat pula waktu yang diperlukan untuk menempuhnya.
Akan tetapi pada grafik hubungan waktu dan jarak dapat kita lihat bahwa walaupun
jarak berbeda akan tetapi kecepatan yang ditimbulkan adalah tetap atau konstan. Hal
inilah yang disebut dengan gerak lurus beraturan. Gerak lurus yang kecepatannya tetap
atau konstan. Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
benda yang melakukan gerak lurus beraturan, akan memberikan grafik berbentuk linear
atau berupa garis lurus dengan tangen sudut kemiringan grafik menunjukan nilai
kecepatan benda.
Fakta data yang diperoleh menunjukkan bahwa selain mempunyai jalur
lintasan yang lurus sebuah benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika benda tersebut
bergerak dengan kecepatan yang konstan atau tetap. Pada data pengamatan terlihat
bahwa jarak yang pendek membutuhkan waktu yang cepat. Akan tetapi kecepatan
ternyata tetap setelah dilakukan perhitungan, dengan begitu maka dapat juga kita lihat
bahwa pada gerak lurus beraturan tidak terdapat adanya percepatan karena kecepatan
yang ditimbulkannya konstan.
I. KESIMPULAN
Semakin dekat jarak maka semakin cepat waktunya. Gerak lurus beraturan
mempunyai kecepatan yang konstan. Jarak benda berbanding lurus dengan waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Hal ini juga dipengaruhi beban yang sama.
Jika beban berbeda maka prinsip ini tidak berlaku lagi.
J. DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D., Resnick, R, (1997), Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin
Sucipto. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, M., 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 27
Mei 2022
Peter Soedojo, 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 27
Mei 2022
Prasetya, 2018, Laporan Praktikum Fisika 1, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia,
Available at : https://www.researchgate.net/publication /357875530_ Laporan
_Praktikum _Fisika_1_Modul_VI_-_Rel_UdaraAir_Track diakses 25 Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti
Depdiknas.
Zaelani,A., Cunayah, C., Irawan, E.I.(2006).Bimbingan Pemantapan Fisika untuk
SMA/MA. Bandung: YRAMA WIDYA
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Pada saat melepas beban dan menekan stopwatch terkadang sulit untuk
bersamaan. Butuh refleks tangan yang tinggi pada saat melakukan pengukuran waktu.
Dan juga butuh konsentrasi yang tinggi.
L. SARAN DAN MASUKAN
Saat menetukan jarak sebaiknya yang agak panjang saja karena butuh
kecepatan untuk menekan stopwatch sebagai pengukur waktu. Sebaiknya menggunakan
aplikasi di smartphone dengan timer loop sehingga waktunya bisa tercatat terus
menerus.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Mempersiapan alat dan bahan dan
dirangkai sesuai petunjuk modul.
Tahap Pelaksanaan
Melakukan prosedur percobaan :
1. Melakukan tahapan
percobaan dengan beberapa
kali pengulangan untuk
mendapatkan hasil yang
variatif dan bisa kita lihat
relatifitasnya.
2. Lakukan pencatatan pada
semua pengulangan.
3. Setiap pengulangan sebaiknya
tidak dilakukan hanya sekali
akan tetapi berkali-kali.
Tahap Akhir Percobaan
Lakukan pencatatan pada tabel
pengamatan
BIMBINGAN VII
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
A. JUDUL PERCOBAAN
Sifat Pemantulan Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengamati sifat pemantulan gelombang
C. ALAT DAN BAHAN
1. Slinki
2. Benang
3. Kerikil
D. LANDASAN TEORI
Getaran yang merambat disertai dengan perpindahan energi tanpa
memindahkan medium perantara disebut gelombang. Gelombang merupakan osilasi
atau bolak balik yang bergerak tanpa membawa partikel medium (perantara)
bersamanya. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali contoh gelombang,
baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak (Asti dkk.,2015)
Setiap gelombang baik mekanik maupun elektromekanik memiliki sifat-
sifat tertentu karena pada prinsipnya gelombang adalah rambatan dari energi getaran.
Semua gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai sifat-
sifat gelombang yang sama yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan
(refraksi), dapat saling berinterferensi (memadukan), dan mengalami difraksi
(pelenturan) , dispersi, dan polarisasi (Budiyanto, J. 2009)
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian
dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang
batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga
dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini
merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang
sama, biasanya tegak lurus arah gelombang dan dapat mempunyai bentuk. Untuk
mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan balok kaca
atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang yang mempunyai muka
gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan pada saat mengenai
dinding penghalang tersebut. Dalam pemantulan gelombang tersebut berlaku hukum
pemantulan gelombang yaitu :
a. Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan
b. Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu
bidang datar ( Anonim, 2013 ).
Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam rambatannya,
getaran merambatkan energy berupa energi getaran dan dalam getaran ini tidak
diikutsertakan perpindahan partikel- pertikel perantaranya. Jenis-jenis gelombang
dapatdibedakan dalam beberapa aspek ,yaitu berdasarkan aspek kebutuhan medium
perambatannya, arah rambatannya, dan amplitudonya. Berdasarkan mediumnya,
gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik : g e l o m b a n g y a n g
memerlukan medium perambatan dan gelombang elektromagnetik gelombang
yang tidak memerlukan medium perambatan (Ishaq, 2007).
Macam-macam Gelombang Berdasarkan arah perambatannya,
gelombang dibagi atas :
Gelombang transversal Gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap
arah getarannya dinamakan gelombang transversal. Pada gelombang transversal,
yang merambat adalah bentuk bukit atau bentuk lembah, dan perambatan seperti
ini hanya terjadi dalam zat padat dan cair. Contoh gelombang transversal adalah
gelombang permukaan air dan gelombang pada tali.
Gelombang longitudinal Gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah
getarannya dinamakan gelombang longitudinal. Pada gelombang longitudinal, yang
merambat adalah rapatan dan renggangan, dan perambatan seperti ini dapat terjadi
dalam zat padat, cair, dan gas. Contoh gelombang adalah gelombang bunyi dan
gelombang pada slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar
(Ciptaningrum, 2014).
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau
sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu
dengan bidang batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium
dua atau tiga dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang.
Untuk mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan
menempatkan balok kaca atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang
yang mempunyai muka gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan
pada saat mengenai dinding penghalang tersebut (Tipler, 2001).
Apabila dalam percobaan menggunakan bola sebagai penggetarnya, maka
pada permukaan akan timbul lingkaran-lingkaran yang bergerak ke tepi. Sekumpulan
garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang dinamakan front gelombang atau muka
gelombang ( Peter, 2004).
Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus menerus, akan terjadi
gelombang yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan regangan.
Gelombang longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah
getarnya.Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Satu gelombang
longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu regangan ( Slamet, 2008).
Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya gelombang setelah
mengenai penghalang. Gelombang yang mencapai ujung akan memberikan gaya ke
atas pada penopang yang ada di ujung, sehingga penopang memberikan gaya yang
sama tetapi berlawanan arah ke bawah pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang
membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik (Soejoto, 1993).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata
terjadi gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika
diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah
datangnya gelombang
2. Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga
tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga
membentuk gelombang. Slinki membentuk setengah panjang gelombang.
3. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang.
Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah
gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan
gelombang asalnya.
4. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m.
Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung
slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Saat kerikil dijatuhkan pada permukaan air didalam wadah air maka terjadi
gelombang pada permukaan air dan gelombang berjalan dari tengah tempat kerikil
dijatuhkan menuju ke pinggir wadah. Setelah sampai pada pinggir wadah ternyata
gelombang dipantulkan lagi ketengah dengan bentuk gelombang yang sama.
2. Slinki yang ujungnya direntangkan dan dimampatkan membentuk gelombang
rentang rapat pada sepanjang slinki dan merambat sampai ujung slinki yang lain
3. Saat slinki direntangkan dan di tali atau dipegang ujungnya maka ujung slinki akan
diam. Saat slinki digerakkan akan membentuk gelombang yang terbentuk dan
merambat pada slinki dan saat sampai pada ujung gelombang tersebut dipantulkan
kembali dan sampai pada awal tangan yang menggerakkan.
4. Pada percobaan slinki yang ditali dengan benang dan direntangkan maka slinki
menjadi slinki ujung bebas. Saat dilakukan gerakan gelombang maka gelombang
akan diteruskan pada tali dan gelombang tidak dipantulkan seperti saat slinki di
buat ujungnya diam. Gelombang yang terbentuk akan teratur karena tidak ada
gelombang pantul.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Jika sebuah batu dilempar ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan di
permukaan air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat?
Jelaskan!
Jawab : Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah getarannya
tegak lurus terhadap arah rambatannya.
H. PEMBAHASAN
Saat kerikil dijatuhkan pada permukaan air didalam wadah air maka terjadi
gelombang pada permukaan air dan gelombang berjalan dari tengah tempat kerikil
dijatuhkan menuju ke pinggir wadah. Setelah sampai pada pinggir wadah ternyata
gelombang dipantulkan lagi ketengah dengan bentuk gelombang yang sama. Hal ini
membuktikan adanya pemantulan gelombang sesuai dengan teori gelombang akan
dipantulkan pada saat mengenai dinding penghalang tersebut. Dalam pemantulan
gelombang tersebut berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu :
1. Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar
2. Gelombang yang terjadi pada permukaan air adalah gelombang transversal,
karena arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Dan membentuk
bukit dan lembah.
Saat slinki direntangkan dan di tali atau dipegang ujungnya maka ujung
slinki akan diam. Saat slinki digerakkan akan membentuk gelombang yang terbentuk
dan merambat pada slinki dan saat sampai pada ujung gelombang tersebut dipantulkan
kembali dan sampai pada awal tangan yang menggerakkan. Jika digerakkan secara
terus menerus secara periodik maka gelombang datang dan gelombang pantul akan
saling bertemu dan bertabrakan di tengah slinki menjadikan gelombang menjadi tidak
teratur bentuknya. Hal ini karena gelombang awal dipantulkan kembali dan disusul
dengan gelombang selanjutnya dari titik awal.
Pada percobaan slinki yang ditali dengan benang dan direntangkan maka
slinki menjadi slinki ujung bebas. Saat dilakukan gerakan gelombang maka gelombang
akan diteruskan pada tali dan gelombang tidak dipantulkan seperti saat slinki di buat
ujungnya diam. Gelombang yang terbentuk akan teratur karena tidak ada gelombang
pantul.
Gelombang yang terjadi pada slinki yang diregangkan dan dirapatkan adalah
gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal Gelombang yang arah perambatannya
searah dengan arah getarannya dinamakan gelombang longitudinal. Pada gelombang
longitudinal, yang merambat adalah rapatan dan renggangan.
Saat slinki digerakkan keatas kebawah atau kesamping maka gelombang
yang terjadi adalah gelombang tranversal.
I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh hasil bahwa, gelombang yang
terjadi pada permukaan air adalah gelombang tranversal. Gelombang yang terjadi
dipantulkan lagi saat gelombang mencapai penghalang. Gelombang pada slinki yang
diregangkan adalah gelombang longitudinal. Saat slinki digerakkan naik turun
gelombang yang terbentuk adalah gelombang tranversal. Gelombang pada slinki juga
dipabtulkan saat ujung slinki diikat tiang atau dipegang. Gelombang slinki tidak
dipantulkan pada slinki ujung bebas.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Sifat-sifat Gelombang Pada Fisika (Online). Available at
:http://www.zakapedia .com/2013/07/sifat-sifat-gelombang-dalam-fisika.html.
Diakses pada tanggal 24 Mei 2022.
Asti M.,dkk., 2015, Laporan Praktikum Gelombang Dan Optik (Go-3) Eksplorasi Sifat-
Sifat Gelombang Pada Bidang,Surabaya : Universitas Negeri Surabaya,
Available at : http://mayangindrawati.blogspot.com/2015/12/laporan-praktikum-
gelombang-dan-optik_15.html diakses 25 Mei 2022.
Ciptaningrum, D. 2014. Fenomena Gelombang Fisika. (Online). Available at
:https://www. academia.edu/536 6260/FENOMENA_GELOMBANG_FISIKA.
diakses 23 Mei 2022.
Ishaq, M., 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses 25
Mei 2022
Peter Soedojo, 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
25Mei 2022
Rumanta, Maman, dkk. (2021). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti
Depdiknas.
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Saat menjatuhkan kerikil sulit untuk mendokumentasikan terjadinya
gelombang pantul karena tempat yang kurang terang. Saat percobaan slinki, slinki sulit
untuk dilihat terjadinya gelombang regang dan mampat. Karena periode interval
menggerakkannya terlalu cepat.
L. SARAN DAN MASUKAN
Saat percobaan gelombang air sebaiknya di tempat yang panas atau terkena
sinar langsung pada permukaan air, maka gelombang air akan terlihat jelas.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Mempersiapan alat dan bahan sesuai
petunjuk modul.
Tahap Pelaksanaan
Melakukan prosedur percobaan :
Menjatuhkan kerikil pada
permukaan air dalam wadah
Dilakukan pengamatan terhadap
gelombang yang terjadi
Amati gelombang yang terjadi dan
pemantulan gelombangnya
Melakukan pengamatan
gelombang pada slinki ujung
terikat (diam)
Tahap Akhir Percobaan Melakukan pengamatan gelombang
pada slinki ujung bebas
Melakukan pencatatan pada setiap
percobaan yang dilakukan
BIMBINGAN VIII
SIFAT CAHAYA
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemantulan Cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
4. Menentukan fokus cermin cekung.
5. Menentukan fokus cermin cembung.
.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cermin datar (3x6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya
D. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat melihat benda disekitarnya. Benda
yang terlihat sebagian kecil benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri seperti
matahari, lampu dan nyala lilin.Optika adalah cabang Fisika yang menggambarkan
perilaku dan sifat cahaya serta interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan
suatu hal yang diwarnai gejala optis. Cahaya dapat mengalami pemantulan,pembiasan,
difraksi, transmisi, absorpsi dan lain-lain. Gejala perubahan arah rambat cahaya kearah
sisi medium asalnya, setelah menumbuk antar muka dua medium disebut pemantulan
cahaya. Peristiwa pemantulan cahaya ini dapat diamati dengan menggunakan cermin
(Feed, 2014).
Cermin adalah suatu benda dengan permukaan licin, mengkilap dan dapat
memantulkan cahaya. Terdapat 3 jenis cermin yang biasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin datar. Cermin
datar menghasilkan bayangan dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan benda
aslinya. Cermin cekung dan cermin cembung merupakan jenis cermin yang memiliki
permukaan berbentuk sferis. Keduannya dapat menghasilkan bayangan dengan ukuran
yang berbeda dari benda aslinya. (Soedojo, 2004).
Cahaya akan selalu dipantulkan dengan sudut datang sama dengan sudut pantul
karena Cahaya akan mengambil lintasan dengan waktu tempuh terpendek. Jika cahaya
merambat dari satu titik ke tiik lain melewati bidang pantul maka sudut lintsan yang
diambil adalah lintasan yang menghasilkan waktu tepuh terpendek dan lintsan tersebut
menghasilkan sudut dating dansudut pantul yang sama. (Mikrajuddin,2017)
Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung. Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang datar. Cermin ini merupakan cermin yang paling sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki
bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai
reflector (benda yang memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu
mobil dan alat kerja dokter. Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion
kendaraan (Serway, 2004).
Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan
sebuah bendayang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali,
Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul
cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraanSifat
pemantulan pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen)
Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki emrmukaan cekung. Cermin
cekung bersifat korvergen yaitu bersifat mengumpulkan sinar. Pada pemantulan cahaya
oleh cermin cekung, jarak antara bemda dan cermin mempengaruhi bayangan yang
dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar
pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjanga sinar pantul (Giancoli, 2001)
Ketika satu berkas cahaya tersebut sempit menimpa permukaan yang rata,
sudut datangnya didefinisikan sebagai θ i , sebagai sudut yang dibuat berkas sinar
datang dan garis normal terhadap permukaan dan sudut pantul θr , sebagai sudut yang
dibuat berkas sinar pantul dengan normal. Ketika kita memandang tepat didepan cermin
datar, berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati lokasi bayangan yang
dihasilkan. Hanya tampaknya seakanakan cahaya datang dari bayanagan karena otak
kita menerjemahkan semua cahaya yang memasuki mata, sebagai cahaya datang
dengan lintasan lurus dari depan. Bayangan muncul dibelakang cermin dengan jarak
yang sama seperti jarak benda didepannya (Tipler, 2001).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar seperti gambar
dibawah ini
2. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saatsebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantul.
4. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pntul (t) tersebut.
5. Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
6. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.
b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
1. Menyusun semua alat seperti gambar dibawah ini,
layar Lilin
n
Cermin Cembung
2. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dansesudah mengenai cermin cembung.
3. Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1. Menyusun alat seperti Gambar dibawah ini.
layar Lilin
n
Cermin cekung
2. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung
tersebut.
5. Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam.Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak).
Ukur jarak benda dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
Garis Normal
Sudut Sudut Sinar pantul
datang pantul
Sinar datang
Cermin datar
Besar sudut datang dan sudut pantul
No Besar sudut datang i Besar sudut datang r
(derajat) (derajat)
1. 3 3
2. 4 4
3. 45 45
4. 5 5
5. 6 6
Sifat bayangan cermin datar : maya, tegak, sama besar
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung:
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung
Sinar Datang Cermin Cembung
F
SUMBU UTAMA
Sifat bayangan cermin cembung : maya, tegak, diperkecil
c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung:
Sinar Datang Cermin Cekung
SUMBU UTAMA F
Sinar Pantul
Sifat bayangan cermin cekung : maya, tegak, diperkecil
d. Tabel jarak benda dan jarak bayangan sampai terbentuk bayangan yang jelas dan
tajam
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 20 42,5
2. 30 37
3. 40 27
4. 50 23,5
e. Tabel Jarak benda dan jarak bayangan sampai bayangan hilang ( tidak tampak)
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 45 25
2. 35 40
3. 18 45
4. 10 60
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada saat bayangan benda menghilang dalam cermin cekung, berarti bayangan yang
dibentuk cermin cekung di jauh tak terhingga ( = ~), tentukan jarak fokus cermin
cekung tersebut!
f = f = = = 16 cm
2. Agar cermin cekung yang punya jarak fokus 10 cm dapat membentuk bayangan
pada jarak dua kali jarak benda maka dimana jarak benda diletakkan dari cermin
cekung?
2 = 1 + 2
f=
2 = 1 + 2
2s = 30s
10 =
S = 30 : 2 = 30 cm
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa pada pemantulan cermin
datar didapatkan bahwa sinar yang datang akan dipantulkan secara tegak lurus oleh
cermin datar. Posisi sinar datang, garis normal dan sudut pantul membentuk sebuah
sudut. Dimana sudut datang sama dengan sudut pantul. Dari bayangan yang terlihat
menunjukkan bahwa seakan-akan cahaya datang diteruskan masuk cermin, dan sinar
yang memantul seperti berasal dari cermin. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
adalah maya, tegak, dan sama besar. Hukum pemantulan pada cermin datar :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang selalu sama dengan sudut pantul.
(Giancolli,2001)
Sifat bayangan dari cermin datar yaitu sebagai berikut :
1. Besar bayangan sama besar dengan besar benda
2. Jarak bayangan sama dengan jarak benda
3. Benda dan bayangan simentrik terhadap bidang cermin
4. Semu atau maya karena tidak dapat ditangkap dengan layar
5. Bayangan cermin tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi bagian
kirinya
Cermin datar banyak digunakan untuk kaca almari, kaca di pertokoan, ruang
ganti, di rumah-rumah.
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya, sehingga sinar datang akan
dipantulkan keluar cermin dengan arah yang keluar lengkungan cermin. Dalam
pengamatan percobaan cermin cembung menunjukkan sifat bayangan nyata tegak
diperkecil. Karena sifat bayanagn yang dibentuk oleh cermin cembung inilah maka
cermin cembung banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kaca sepion,
untuk kaca jalan, untuk dokter gigi melihat gigi, untuk tim gegana atau scurity
mengecek bawah kendaraan.
Cermin cekung bersifat memantulkan cahaya dengan terkumpul didepan
cermin, bayangan yang di bentuk oleh cermin cekung bisa bermacam-macam
tergantung letak benda pada cermin, tetapi pada dasarnya cermin cekung membentuk
bayangan yang sifatnya maya terbalik diperkecil. Akan tetapi pada jarak tertentu bisa
juga memperbesar bayangan. Hal ini juga terpengaruh dari titik fokus cermin cekung
dan juga jarak benda terhadap cermin. Pada percobaan dengan jarak 45 cm maka
bayangan yang terbentuk jelas adalah di jarak 25 cm. Maka dapat dihitung dan
ditemukan bahwa titik fokus cermin yaitu 16 cm.
Dalam kehidupan sehari-hari cermin cekung digunakan untuk reflektor lampu
motor, lampu mobil, dan reflektor kamera. Karena sifatnya yang mengumpulkan
cahaya.
I. KESIMPULAN
Sinar datang pada cermin datar akan dipantulkan tegak lurus dimana sudat
datang sama dengan sudut pantul. Sifat bayangan cermin datar maya, tegak, sama
besar. Cermin cembung sifat bayangannya nyata, tegak, diperkecil. Cermin cekung sifat
bayangannya bisa maya, terbalik diperkecil, atau maya, terbalik diperbesar tergantung
posisi benda terhadap cermin.
J. DAFTAR PUSTAKA
Feed, 2014, Pengertian Cermin Dan Jenis Cermin, Available at: Http://Pengertian Ahli.
Com/2014/03/Pengertian-Cermin-Dan-Jenis-Cermin, Diakses 23 Mei 2022.
Giancolli, 2001, Fisika Dasar Edisi 5 Jilid II, Jakarta: Erlangga
Mikrajuddin, Abdullah. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: ITB.
Rumanta, Maman, dkk. (2021), Praktikum IPA di SD, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Serway, R, 2004, Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 6, Jakarta: Erlangga
Soedojo, P., 2004, Fisika Dasar, (Online) Yogyakarta : Andi Offset Available at :
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
24 Mei 2022
Tim Laboraturium Fisika Dasar, 2020, Buku Panduan Pratikum Fisika Dasar II,
Surabaya: UNESA.
Paul, A Tipler, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (Online) Jakarta : Erlangga,
Available at
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1668/3/093611021_Bab2.pdf diakses
24 Mei 2022
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Karena sifat cermin cembung yang menyebarkan cahaya maka saat melakukan
pengamatan bayangan mengalami sedikit kesulitan. Disamping itu keadaan tempat
pengamatan yang terang dan banyak cahaya menyebabkan kurang jelasnya berkas
cahaya dan juga bayangannya.
L. SARAN DAN MASUKAN
Pada saat pelaksanaan percobaan pemantulan cahaya sebaiknya pada tempat
yang tidak terlalu terang atau gelap. Sumber cahaya kalau bisa menggunakan senter
yang terang dan besar.
M. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahap Awal / Pembukaan
Mempersiapan alat dan bahan
Proses Kegiatan
Pemantulan pada cermin datar
Melakukan langkah-langkah percobaan
seperti petunjuk pada modul
Pemantulan pada cermin cembung
Percobaan pada cermin cekung
Tahap Akhir
Setelah pengamatan dan pengukuran jarak
benda dan bayangan masukkan dalam
tabel pengamatan
BIMBINGAN IX
LENSA CEMBUNG DAN
CERMIN CEKUNG
A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa Cembung dan Cermin Cekung
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung
C. ALAT DAN BAHAN
1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)
D. LANDASAN TEORI
Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar,
sehingga lensa banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikroskop,
lup, kamera dan teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu penglihatan bagi
penderita miopia, hipermetropi, presmiopi dan astigmatisme. Mikroskop digunakan
untuk melihat benda yang ukurannya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca
pembesar digunakan untuk melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamera
digunakan untuk mengambil gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong
digunakan untuk melihat benda jauh agar tampak dekat (Purwoko,2007).
Menurut Giancoli (2001) jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu
lensa (garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua
permukaannya) jatuh pada lensa tipis, maka akan difokuskan pada satu titik yang
disebut titik fokus f. Titik fokus merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak tak
terhingga dari sumbu utama.
Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :
1. Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan
ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama kedua, sebaliknya sinar
sejajar sumbu utama dari sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke
titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama pertama.
2. Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama
setelah sampai di bidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus
kedua akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
3. Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua,
sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik
utama pertama (Soedojo,2004).
Lup (Kaca Pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar bagian jam yang
diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum biologi, lup
dipakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan
yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar.
Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut
penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan
mata biasa (Nisa, 2019).
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada
bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa
bikonveks (cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan lensa konkaf
konveks (cembung cekung). Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan
cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen.(Ishaq, 2007).
Sinar – sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju suatu
titik atau seakan – akan berasal dari suatu titik, titik tersebut disebut dengan Titik
Fokus utama ( Titik Api ). Titik ini terletak dibelakang lensa. Lensa cembung
memiliki 2 titik fokus yaitu F1 dan F2, F1 disebut sebagai fokus aktif dan F2 disebut
sebagai fokus pasif. Titik fokus pada lensa cembung pada dasarnya sama dengan pada
cermin cekung karena memiliki nilai positif ( + ), sehingga disebut dengan lensa
positif (Soedojo, 2004).
Cermin cekung merupakan sebuah cermin yang mempunyai permukaan
pemantul berbentuk cekung. Titik fokus cermin cekung terletak di bagian depan
cermin, sehingga titik fokusnya adalah titik fokus nyata. Sinar-sinar pantul pada
cermin cekung bersifat konvergen (mengumpul). Terdapat 3 sinar istimewa pada
cermin cekung untuk membentuk bayangan. Ketiga sinar istimewa pada cermin
cekung adalah sebagai berikut.
1. Sinar sejajar yaitu sinar yang sejajar dengan sumbu utama. Sinar ini akan
dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar fokus yaitu sinar yang datang melalui titik fokus. Sinar ini dipantulkan
sejajar sumbu utama.
3. Sinar radial yaitu sinar digambar melalui pusat kelengkungan. Sinar ini mengenai
cermin tegak lurus permukaannya dan kemudian dipantulkan kembali pada
dirinya sendiri. (Tipler, 2001)
Menurut Slamet dkk, 2008, cermin cekung mempunyai jarak titik api / fokus positif
dan cermin cembung mempunyai jarak titik api / fokus negatif. Jarak titik api untuk
cermin cekung dan cermin cembung sama dengan setengah jari-jari kelengkungan
cermin.
f= R
f : jarak titik api
R : jari-jari kelengkungan cermin.
Hubungan jarak benda s , jarak bayangan s’ dan jarak fokus, dirumuskan
=+
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Lensa Cembung
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber
cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda
2. Percobaan Cermin Cekung
a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’). Ulangi percobaan beberapa kali
dengan kedudukan benda yang berbeda
F. HASIL PENGAMATAN
5. Tabel pengamatan percobaan lensa cembung
No Jarak benda (s) cm Jarak bayangan (s’) cm
1. 20 240
2. 25 145
3. 30 103
4. 35 78
5. 40 60