1
2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................ 1 Sambutan Wali Kelas 4.............................................................................. 5 PERKAMPUNGAN DI DALAM HUTAN ................................................. 7 SAHABAT SEPERJUANGAN................................................................. 10 TIO SI PAHLAWAN PENGHIJAUAN................................................ 14 TABUNGANKU DI MASA DEPAN........................................................ 19 AKU TERBANGKIT DI DUNIA LAIN ................................................. 22 RUMAH SAKIT YANG SERAM ............................................................. 26 TEMAN MISTERIUS .............................................................................. 29 MENCARI TELOR EMAS........................................................................ 35 MENCARI HADIAH MISTERI ............................................................. 38 BERLIBUR BERSAMA SAHABAT......................................................... 42 TERJEBAK DI KUTUB UTARA ............................................................. 47 MIMPI PANJANG DANI........................................................................ 52 SAHABAT SEJATI.................................................................................. 56 KAMERA AJAIB ....................................................................................... 63 BERTEMU TEMAN BARU DI SEKOLAHKU ....................................... 73 PERTANDINGAN BADMINTON.......................................................... 79 PERJUANGAN MENJADI PEMAIN BOLA ........................................ 82 ROBOTIK.................................................................................................... 86 PERANG ANTAR RAJA DI HUTAN..................................................... 92
3 TAIGA INGIN MENJADI PESEPAK BOLA....................................... 95 FESTIVAL RAMADHAN......................................................................... 98 BERPETUALANG DI GUNUNG ANGKER .......................................... 100 TEMAN BARU DI SEKOLAH BARU................................................... 110 MENJELAJAHI DUNIA MASA DEPAN........................................... 115 3 Sahabat Sholehah............................................................................... 119 Sejati Selalu di hati ............................................................................... 122 Serunya Study Tour............................................................................... 124 Percaya Diri.............................................................................................. 126 Zahra Takut Hantu................................................................................. 129 Liburan Paling Seru................................................................................. 132 Indahnya Berbagi.................................................................................... 133 Serunya Menonton .................................................................................. 135 Kepedulian Seorang Sahabat................................................................ 137 Sebuah Penyesalan.................................................................................. 140 Kesuksesan Puteri................................................................................... 142 Peta Harta Karun .................................................................................... 144 Pemain Bola yang Pantang Menyerah .................................................. 146 Zonix dan Teman Ninja.......................................................................... 147 Perjuangan Seorang Ayah ..................................................................... 150 Menonton Piala Dunia ............................................................................. 152 Arti Sebuah Persahabatan.................................................................... 155 Ucup dan Kucing Kesayangannya .......................................................... 157 Penyesalan Fakhri ................................................................................... 159 Akibat dari Mengantuk.......................................................................... 162
4 Cerita Gamer Cilik................................................................................... 164 Kucing Baru Anisa.................................................................................... 166 Sahabat Sejati ........................................................................................ 168 Hadiah untuk Umi.................................................................................... 171
5 Sambutan Wali Kelas 4 Bismillaahirrahmaanirraahiim… Assalaamu’alaikum warahmatullah… Tiada kata yang seindah dan sekuat Alhamdulillah untuk dihaturkan. Syukur tiada terhingga saya persembahkan kepada Allah subhanahu wata’ala, yang atas karunia serta ridho-Nya lah siswa-siswi kelas 4 bisa menyelesaikan karya-karya mereka berupa buku cerita ini. Shalawat serta salam selalu tersanjungkan untuk seorang insan yang bergelar rahmatan lil a’lamiin, yang senantiasa menjadi contoh tauladan kita selamanya. Semoga kita tetap menjadi umatnya yang senantiasa mengharap syafaatnya di akhirat kelak, aamiin. Saya wali kelas 4, menghaturkan banyak terimakasih untuk ayah Ali selaku ketua Yayasan Dinar Al Fath yang selalu memberikan arahan dan semangat untuk kami sebagai fasilitator ananda-ananda kelas 4 ini, sehingga karya-karya dari ananda semua bisa terbit kembali. Terimakasih tiada terhingga kepada bunda Rini selaku kepala SDIT Abdurrahman Bin Auf yang juga tidak kalah memberikan saran dan support untuk kami, sehingga karya-karya ananda kami ini bisa lebih bermakna. Terimakasih juga untuk seluruh ayah bunda wali murid yang selalu memberikan motivasi kepada ananda semua, tanpa kerja sama dengan ayah bunda, karya ini tidak bisa hadir di hadapan kita. Tak lupa untuk rekan-rekan guru SDIT Abdurrahman Bin Auf, saya ucapkan terima kasih atas semua dukungan dan saran-sarannya. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang lebih dikenal dengan nama P5. Tema yang kami angkat dalam projek ini adalah gaya hidup berkelanjutan. Kami memiliki keyakinan bahwa siswa-siswi kami bisa menghasilkan suatu karya dan karya tersebut bisa bermanfaat dan
6 dihargai oleh masyarakat. Kami tidak memungkiri, bahwa tidak semua siswa bisa menulis dan menuangkan apa yang mereka pikirkan ke dalam bentuk tulisan, tapi setidaknya ini bisa memberikan dasar untuk ananda semua, baik dasar dalam penulisan maupun dalam pemilihan diksi. Semoga kegiatan ini bisa memberikan makna yang mendalam bagi ananda semua, makna bahwa jika kita mau berusaha membuat sebuah karya, maka insyaallah karya itu akan terwujud. Untuk ananda siswa-siswi kelas 4 SDIT Abdurrahman Bin Auf, bunda sangat bangga dengan kalian. Teruslah berlatih, teruslah berkarya. Wujudkan apa yang kalian inginkan dengan usaha dan do’a, Man jadda wajada. Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, Bunda Yati dan Bunda Tika
7 PERKAMPUNGAN DI DALAM HUTAN By : Ardana Densha Suatu hari Roni sedang berjalan-jalan berkeliling kotanya. Di sepanjang jalan, Roni melihat banyak orang yang tinggal di jalanan karena tidak memiliki rumah. Roni pun terus memikirkan cara untuk menolong mereka. Roni memang terkenal suka menolong. Tiba-tiba ia memiliki ide untuk membuatkan rumah di hutan dekat rumahnya. Hutannya tidak terlalu seram dan banyak tanah lapang juga di sana. Jadi Roni dapat memanfaatkan tanah lapang tersebut tanpa menebang pohon untuk mendapatkan tanah lapang. Akhirnya Roni bertekad untuk masuk ke hutan untuk melihat tanah lapang di sana. Ia tidak sendirian, Roni ditemani oleh Rico, sahabat sejak masuk kuliah, hingga kini sudah lulus pun masih sering membantu. Roni dan Rico berjanjian ketemu di pintu masuk hutan. Setelah bertemu, mereka langsung masuk ke hutan bersama dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengukur tanah dan luas rumah yang akan dibangun. Sesampainya di tempat yang dituju, Roni dan Rico langsung melakukan pengukuran. Setelah itu, mereka membuat desain rumah yang akan dibangun. Selesai sudah mengukur dan mendesain, Roni dan Rico mendatangi orang-orang yang akan menempati rumahnya nanti. Mereka berniat untuk meminta bantuan kepada orang-orang tersebut supaya cepat selesai. Roni pun bertemu dengan pak Arya, sebagai perwakilan. Roni membicarakan hal tersebut kepada pak Arya. Mendengar hal
8 tersebut, pak Arya merasa sangat senang sekali, dan mengiyakan untuk membantu pembangunan rumah tersebut. Mereka berjanjian untuk bertemu besok di depan hutan. Keesokan harinya, Roni sudah sangat siap dengan perkakasnya dan perlengkapan yang lainnya dan langsung menuju ke hutan. Sesampainya di depan hutan, ia menunggu Rico, pak Arya, serta yang lainnya untuk datang. Tak lama kemudian, semua sudah datang dan berkumpul. Lalu mereka segera masuk ke dalam hutan supaya bisa cepat memulai keperjaan. Sesampainya di tanah lapang, sebelum memulai bekerja, pak Arya dan yang lainnya mencari kayu yang ada di hutan untuk dijadikan sebagai pondasi. Mereka memanfaatkan kayu tersebut supaya tidak menebang pohon. Walaupun mereka akan tinggal di dalam hutan, tapi mereka sudah berjanji bahwa akan tetap menjaga pohon-pohon yang ada di hutan dan tidak akan menebangnya. Selesai mengumpulkan kayu, mereka segera memulai membangun rumah dengan bergotong-royong. Tak terasa hari pun sudah sore, mereka memutuskan untuk melanjutkannya besok dan beristirahat. Keesokan harinya, pak Arya bersama yang lain melanjutkan membangun rumah. Hari-hari berlalu, beberapa rumah pun sudah jadi. Pak Arya bersama yang lain sudah bisa menempati rumah tersebut untuk sementara waktu. Hingga akhirnya sebulan kemudian, semua rumah selesai dibangun, total ada 6 rumah. Roni pun mengajak pak Arya dan yang lainnya untuk pindah ke sini.
9 Mereka sangat senang sekali, akhirnya memiliki tempat tinggal. Pak Arya dan yang lainnya pun mengucapkan terimakasih kepada Roni dan Rico. “Terima kasih banyak yaa nak, karena sudah membantu kami memiliki tempat tinggal yang layak.” kata pak Arya. “Dengan senang hati pak.” jawab Roni dan Rico. Mendengar hal tersebut, membuat hati Roni tersentuh dan ikut merasakan kebagahiaan.
10 SAHABAT SEPERJUANGAN By : Danish Nur Fakhrozi Ferdi bercita-cita menjadi pemain sepak bola tingkat dunia. Ferdi memiliki teman yong sangat mendukung cita-citanya tersebut, namanya Arkan. Arkan dan Ferdi sama-sama siswa pintar di kelasnya. Selain itu mereka juga paling jago bermain sepak bola di sekolahnya. Sejak dulu Ferdi dan Arkan sering bermain bola bersama karena mereka sudah berteman sangat lama. Hanya saja mereka berbeda tingkatan kelas, Ferdi kelas 1 SMA, sedangkan Arkan kelas 2 SMA. Bulan depan adalah hari ulang tahun Ferdi. la berencana untuk mengundang Arkan dan merayakan ulang tahun bersamanya. Ketika bertemu di sekolah, Ferdi menyampaikan kepada Arkan untuk menghadiri acara ulang tahunnya. “Arkan, bulan depan aku ulang tahun kamu datang ya ke acara ulang tahunku!” ajak Ferdi. “Siaapp, pasti aku akan datang.” jawab Arkan. “Okee, aku tunggu kamu di acara ulang tahunku!” kata Ferdi. “Oke.” kata Arkan. Beberapa minggu akhirnya berlalu. Tibalah di acara ulang tahunnya Ferdi. Acara pun dimulai, tapi Arkan belum juga datang. Ferdi terus mencari-cari sahabatnya, tapi tak kunjung terlihat. Hingga acara sudah mau selesai, Arkan baru sampai dan langsung menemui Ferdi. “Selamat ulang tahun, bro!” ucap Arkan menghampiri Ferdi.
11 “Thank you! Kok kamu lama banget sampainya?” tanya Ferdi. “Maaf ya, soalnya tadi mampir dulu untuk membeli kado. Ini kado untukmu, semoga suka dan bermanfaat yaa!!” kata Arkan sambil memberikan kado yang baru dibelinya kepada Ferdi. “Waahh.. Aku buka yaa!!” kata Ferdi penasaran dengan isinya. “Boleehh.” jawab Arkan. Ferdi langsung membuka kado dari teman terbaiknya tersebut. Setelah melihat isinya, Ferdi sangat senang sekali, karena isinya adalah yang ia butuhkan saat ini, yaitu baju bola dan sepatu bola. Ferdi langsung melihat-lihat baju dan sepatu bolanya dan sangat suka sekali. “Waahh baju dan sepatu bolaa!!” kata Ferdi merasa senang. “Kamu sukakan?” tanya Arkan. “Suka bangeett doongg!! Makasih yaa Arkan, kamu memang teman terbaikku!” kata Ardi. “Sama-sama.. Aku ikut senang jika kamu senang” kata Arkan. Acara ulang tahun Ferdi akhirnya selesai, semua tamu undangan mulai pulang satu persatu, termasuk juga Arkan. Ferdi langsung beristirahat, karena ia masuk sekolah. Sebelum tidur, Ferdi membuka kado yang ia dapat hari ini. Ferdi sangat senang karena mendapatkan kado yang sangat banyak. Keesokan harinya Ferdi dan Arkan pergi berangkat ke sekolah bersama. Arkan mengingatkan Ferdi bahwa hari Sabtu akan ada pertandingan bola antar sekolah. “Fer, sabtu besok tim sepak bola kita ada pertandingan antar sekolah. Kamu ikutkan?” tanya Arkan.
12 “Pasti ikut dong!! Kamu juga kan?” tanya balik Ferdi. “Pastii doongg.” jawab Arkan. Terlalu asik mengobrol, ternyata mereka sudah sampai sekolah dan belajar seperti biasa hingga waktu pulang pun tiba. Ferdi dan Arkan langsung menuju ke rumah dan beristirahat, karena besok akan tanding jadi ia harus beristirahat. Pagi hari selanjutnya, Ferdi dan Arkan tak sabar untuk dapat bertanding melawan sekolah lain. Mereka bangun sangat pagi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Tak lupa Ferdi memakai sepatu bola yang diberikan oleh Arkan kemarin. Sesampainya di sekolah, tak lama kemudian pertandingan sepak bola pun dimulai. Tim Ferdi melawan sekolah lain. Berkat kerja sama antar tim yang sangat baik, tim Ferdi pun memenangkan pertandingan dengan skor 4-2. Pelatih dan guru yang lain pun sangat bangga dengan pencapaian mereka. Setelah pertandingan selesai, ada pelatih yang mengajak Ferdi masuk ke club bolanya. Tentu saja Ferdi mengiyakan ajakan pelatih tersebut dan merasa sangat senang. Tidak hanya Ferdi, Arkan pun juga diajak masuk ke suatu club bola, tapi tidak satu club dengan Ardi. Akhirnya Ferdi dan Arkan memiliki club bolanya masingmasing. Meskipun begitu, mereka masih tetap sering main bersama serta berangkat dan pulang sekolah bersama. Beberapa bulan kemudian, ternyata club bola Ferdi akan bertanding melawan club bola Arkan. Hingga tibalah hari pertandingan tersebut. Ketika pembukaan, Ferdi melihat ke arah Arkan dan tersenyum kepadanya. Bagaimanapun juga, mereka masih berteman baik.
13 Pertandingan pun dimulai, dan Ferdi berhasil mencetak gol. Tidak lama kemudian, Arkan pun mencetak gol juga. Hingga akhirnya skor sementara seri 1-1. Pertandingan pun dimenangi oleh club Ferdi, karena temannya telah mencetak gol di menit-menit terakhir. Ferdi dan temen clubnya merasa senang sekali, pelatihnya pun bangga dengan kekompakkan mereka. Selesai pertandingan, Arkan menemui Ferdi dan mengucapkan selamat kepadanya. “Selamat yaa, kamu memang hebat dari dulu.” kata Arkan. “Kamu juga hebat!! Kan dari dulu kita berlatih bersama.” kata Ferdi. Ferdi dan Arkan pun pulang ke rumah bersama. Mereka akan tetap jadi teman baik walaupun saat ini berbeda club.
14 TIO SI PAHLAWAN PENGHIJAUAN By : Ervito Paramaditya Tio adalah seorang anak SMA yang mengambil jurusan IPA. Sepulang sekolah Tio langsung menuju ke masjid di dekat sekolahnya untuk melaksanakan salat Jum’at, karena hari ini adalah hari Jum’at. Setelah salat jumat, Tio berdoa. “Ya Allah, semoga di dunia ini tidak banyak polusi.” ucap Tio yang sedang berdoa, dan di situlah Tio berfikir. “Gimana kalo aku menanam pohon aja ya? Kebetulan di belakang rumah ada kebun kosong, jadi bisa aku manfaatkan untuk menanam pohon di sana. Biar di bumi ini gak banyak polusi! Hmm.. Yaudah dehh gass! Aku akan menanam pohon setiap harinya demi mengurangi polusi.” ucap Tio dengan tekad yang kuat untuk melakukan penghijauan. Tio pun membuat jadwal untuk menanam pohon, ia menargetkan untuk dapat menanam 5 pohon dalam sehari. Setelah dihitung-hitung, jika ia menanam 5 pohon sehari, ternyata bisa menghasilkan banyak sekali pohon dalam 5 tahun. “Cukuplah ini” ucap Tio dalam hati setelah menghitung target dalam 5 tahun. Keesokan harinya Tio pun mulai menanam pohon. Tio mulai menanam 5 pohon setelah pulang sekolah. Sebelum menanam, ia membeli segala keperluan di toko. Akhirnya bahan dan alat pun sudah lengkap dan ia segera menanam 5 pohon pertamanya. Selesai
15 menanam pohon, Tio main bola bersama temannya di sore hari. Tim Tio menang dengan poin 25-23. Setelah capai bermain bola, Tio langsung mandi dengan gembira karena berhasil memenangkan permain. Setelah itu Tio salat Magrib dan dilanjut dengan salat Isya. Tio pun tertidur karena terlalu lelah. Keesokan harinya Tio terbangun dengan keadaan yang segar. Seperti biasanya Tio menanam 5 pohon, tapi kali ini ia lakukan di pagi hari. Selesai menanam pohon, Tio segera siap-siap ke sekolah karena sudah hampir jam 7. Tio pun berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ternyata Tio sudah terlambat beberapa menit. Akhirnya Tio mendapat hukuman yaitu hormat ke tiang bendera selama 1 jam pelajaran. Akibatnya Tio ketinggalan materi pelajaran di jam pertama. Setelah hukuman selesai, Tio langsug masuk ke kelas. Tio belajar seperti biasa, hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 3 sore dan waktunya untuk pulang. Hari ini Tio pulang dengan hati yang sedikit kesal karena dia dihukum karena telat datang ke sekolah. Tio takut bilang ke mamanya, karena mamanya Tio galak. Tapi walaupun begitu, mamanya Tio sangat baik karena selalu memasak setiap hari dan membawakan Tio bekal ke sekolah. Sesampainya di rumah, Tio langsung mengecek tanaman pohonnya dan tidak lupa untuk menyiramnya. Ternyata pohonnya tumbuh subur.
16 Tio pun disamper oleh temannya dan mengajaknya untuk bermain benteng. Saat sedang seru bermain benteng, tiba-tiba Tio terjatuh dan kakinya keseleo. Tio pun dibawa ke tukang urut oleh mamanya. Kata tukang urutnya, Tio harus istirahat dulu supaya kakinya cepat pulih. Tio pun akhirnya meminta bantuan mamanya untuk menanam pohon setiap harinya, menggantikan ia sementara. Mamanya pun setuju dan Tio sangat senang karena pohonnya tetap bisa bertambah walaupun ia sedang sakit. “Ma, boleh minta tolong untuk menggantikanku menanam selama aku masa pemulihan?” ucap Tio meminta tolong kepada mamanya. “Boleh dong nak.. Tio tenang aja, mama akan menanam pohon setiap hari dan akan selalu menyiramnya.” jawab mama Tio sambil tersenyum menatap mata anaknya. “Yeaayy.. Terima kasih mama!” ucap Tio sangat senang. “Sama-sama nak, cepat pulih yaa!” ucap mama Tio sambil tersenyum menyemangati anaknya. “In syaa Allah ma, Tio ingin segera pulih supaya bisa beraktifitas lagi seperti biasa.” ucap tio dengan semangat. Keesokan harinya, mama Tio menanam pohon dan menyiramnya dengan penuh keikhlasan. Tio selalu melihat mamanya dari jendela kamarnya, ia bersyukur karena memiliki mama yang baik dan mau membantunya mewujudkan keinginannya menanam banyak pohon untuk menghijaukan bumi.
17 Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Seminggu sudah Tio beristirahat dan kakinya kini sudah pulih. Tidak sabar Tio untuk menanam pohon dan menyiramnya. Tio pun sudah kangen dengan teman-teman di sekolahnya. Akhirnya, pagi pun tiba. Tio segera bangun dan langsung menanam pohon. Tio melihat persediaan bahan sudah mulai habis, akhirnya ia memutuskan untuk membelinya sepulang sekolah. Setelah selesai menanam pohon, Tio langsung bersiap berangkat sekolah supaya tidak terlambat lagi. Akhirnya setelah sekian lama, Tio pun bertemu juga dengan teman-temannya di sekolah. Ia sangat senang dan langsung bermain bersama. Bel sekolah pun berbunyi, Tio dan teman-temannya pulang ke rumah masing-masing. Seperti biasa, kegiatan sepulang sekolah yaitu menyiram pohon dan bermain bersama teman. Seperti itulah kegiatan Tio sehari-hari. Hingga akhirnya berbulan-bulan sudah berlalu dan ia sudah menanam banyak pohon. Saat menghitung jumlah pohon yang telah ia tanam selama berbulan-bulan lamanya, bahkan hampir setahun. Tio terkejut dengan banyaknya pohon yang telah tumbuh subur di kebun belakang rumahnya itu. Ternyata selama ini mamanya selalu membantu Tio menanam pohon ketika Tio bersekolah. “Maa..” ucap Tio memanggil mamanya. “Iya kenapa nakk?” tanya mama Tio dari dalam rumah. “Mama selama ini ikut menanam pohon ya?“ tanya Tio. “Iyaa nak, biar Tio seneng.” jawab mama Tio. “Makasih yaa ma.” ucap Tio.
18 “Sama sama nak.” jawab mama Tio. Berkat usaha, tekad, dan kebaikan Tio. Kini kebun belakang rumah yang dulunya tanah kosong berganti dengan pohon yang sangat banyak dan subur. Udara pun menjadi sangat sejuk walaupun banyak polusi dimana-mana. Lingkungan sekitar pun jadi lebih asri karena banyak pohon. Tio sangat dibanggakan oleh warga di sekitar dan menjadi contoh yang baik bagi anak muda zaman sekarang. Hingga akhirnya banyak anak muda yang mencontoh Tio dengan menanam pohon juga, hingga melakukan daur ulang sampah untuk mengurangi limbah. Kini Tio dikenang sebagai pahlawan penghijauan.
19 TABUNGANKU DI MASA DEPAN By : Hasan Sejak kecil aku bertekad untuk dapat membeli suatu barang dengan uangku sendiri. Orang tuaku mengajari menabung sejak aku sekolah SD. Setiap hari aku selalu menyisihkan uang jajanku untuk ditabung . Di sekolah aku menabung setiap hari bersama temantemanku. “Kita menabung yu, Densha!” ajak Rafli menghampiri Densha. “Yuk! Aku ambil buku tabungan aku di tas dulu ya!” kata Densha sambil mengambil buku tabungan. “Kamu nabung berapa Rafli?” tanya Densha. “Hari ini aku mau nabung sepuluh ribu, karena mamaku memberikan uang jajan lima belas ribu dan aku mau jajan lima ribu untuk pulang sekolah nanti.” jelas Rafli. “Kalo kamu nabung berapa Densha?” tanya Rafli. “Karena tadi mama memberikan uang jajan sepuluh ribu, aku mau nabung lima ribu dan lima ribu lagi untuk jajan.” jelas Densha. Rafli dan Densha pun berjalan keluar kelas untuk menabung bersama. Kebiasaan menabung ini selalu ku lakukan hingga aku besar. Di sekolah SMP dan SMA pun aku tetap menabung seperti saat di sekolah SD dulu.
20 Hingga saat ini aku sudah lulus SMA dan mamah mengajariku untuk menabung di bank. Uang yang selama ini aku tabung saat SD hingga SMA, ku simpan semuanya di bank. Aku sangat bangga karena dapat uang tabungan yang sangat banyak. Kerja kerasku menyisihkan sedikit uang jajan ternyata menghasilkan banyak uang dalam buku tabungan. Kedua orang tuaku bangga dan aku senang sekali. Hari ini mama mengajakku ke bank untuk menabung pertama kalinya di bank. Aku sangat bersemangat karena menabung di bank ternyata sangat keren. Setiap hari aku tetap menyisihkan uang jajan untuk ditabungkan. Tidak seperti biasanya. Mulai saat ini aku menabung setiap minggu dengan menggunakan uang yang kusisihkan setiap hari. Hari-hari berlalu, tak terasa aku sudah menabung di bank selama setahun. Sepertinya uang tabunganku sudah sangat banyak. Aku pun berpikiran untuk membeli motor untuk ku gunakan seharihari, karena saat ini aku sudah membutuhkan motor untuk persiapan aku masuk ke perguruan tinggi yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. “Mah, yah. Boleh gak kalo uang tabungan ini ku belikan motor?” tanyaku dengan sedikit ragu dan takut. “Kamu yakin mau beli motor?” tanya ayah dengan sedikit kaget dengan keinginanku. “Aku yakin yah, karena saat ini aku sangat butuh motor untuk kuliah nanti.” jelasku untuk meyakinkan ayah
21 “Oke kalo gitu, besok kita ke bank untuk mengecek uang tabunganmu ya!” ajak mama. “Yeaayy oke ma!” jawabku dengan semangat Keesokan harinya Rafli dan mama pergi ke bank untuk mengambil uang tabungan Rafli. Setelah itu Rafli dan kedua orang tuanya pun membeli motor yang diinginkan Rafli. Rafli sangat senang karena dapat membeli motor dengan uang tabungannya sendiri. Kedua orang tuanya pun sangat bangga sekali. Rafli pun menyadari pentingnya menabung karena banyak manfaat di dalamnya, seperti membeli barang yang diinginkan dengan uang tabungan sendiri dan tanpa meminta kepada orang tua. Selain itu menabung juga dapat membuat kita menjadi orang yang tidak boros dan selalu menyisihkan uang walaupun sedikit. Walaupun sudah membeli motor dengan uang tabungannya sendiri, Rafli tidak berhenti untuk menabung. Ia tetap menyisihkan uang setiap harinya dan menabungnya di bank setiap minggu.
22 AKU TERBANGKIT DI DUNIA LAIN By : Ibrahim Khairul Amri Setelah koma berhari-hari di rumah sakit, akhirnya Takemi dapat membuka mata kembali dan melihat keadaan dunia. Saat membuka matanya, Takemi terkejut melihat keadaan yang ada di sekitarnya. Dunia saat ini berbeda dengan dunianya yang dulu, seolah-olah Takemi berada di dunia yang baru. Hal yang sekarang ku ingat hanyalah namaku, yaitu Takemi. Hanya namanya saja yang Takemi ingat, Takemi tidak mengingat halhal yang lain. Takemi pun tidak tahu apa yang terjadi di dunia saat ini. Saat ia mencari ke sana ke mari, Takemi bertemu dengan orang yang sepertinya mengetahui tentang apa yang terjadi di dunia saat ini. Lalu Takemi pun langsung menghampirinya. “Hai! Namaku Takemi.” ucap Takemi sambil mengulurkan tangannya kepada orang tersebut. “Apakah aku boleh tau namamu siapa?” tanya Takemi. “Boleh, namaku Roy. Ada apa kamu menghampiriku?” Tanya Roy kebingungan. “Hmm…… Sebenarnya aku sedang mencari informasi tentang keadaan dunia saat ini. Aku baru siuman dari koma panjangku dan ketika membuka mata, aku bingung apa yang terjadi selama aku koma.” tanya Takemi kebingungan. “Ooh seperti itu ceritanya. Oke aku akan memberi tahumu, tapi dengan satu syarat.” ucap Roy.
23 “Apa syaratnya?” tanya Takemi terkejut. “Syaratnya kamu harus jadi rekan petualangku, karena saat ini aku sedang mencari teman untuk berpetualang bersama.” jelas Roy kepada Takemi. “Baik aku bersedia menjadi rekan petualangmu, jadi sekarang beri tahu aku.” pinta Takemi. “Oke oke, kalau kamu mememaksaku aku akan memberitahu.. Jadi di dunia saat ini hanya ada satu profesi yaitu petualang. Setiap petualang mempunyai tingkatnya masing-masing yaitu A B C D E. Tingkat A lah yang tertinggi dan tingkat E yang terendah. Setiap orang yang kuat akan dipandang dan orang yang lemah akan diremehkan.” jelas Roy kepada Takemi “Ohh seperti itu.. Itukah alasanmu mengajak aku untuk berpetualang?” tanya Takemi. “Betul, nah tadikan kamu udah setuju, ayo kita mulai berpetuang sekarang!” ajak Roy. “Yaudah lah yok!” ucap Takemi dengan pasrah. Bersama Roy, Takemi menjadi lebih kuat dan bertambah kuat di minggu kedua setelah Takemi dan Roy menjadi rekan. Saat sedang berpetualang, mereka bertemu dengan monster level 10, mereka pun berusaha semaksimal mungkin untuk mengalahkannya, hingga akhirnya mereka dapat mengalahkan monster tersebut dengan menggunakan kekuatan kombo. Setelah itu mereka pergi ke tempat penjualan monster, dan mereka menjual monster tersebut. Lalu uang hasil penjualan dibagi dua, untuk Takemi dan untuk Roy. Setelah mendapatkan uang,
24 Takemi mengunakan uangnya untuk membeli pedang karambit, panah, serta anak panahnya. Keesokan harinya, dengan senjata baru kami pun mengalahkan lebih banyak monster-monster. Setelah kurang lebih 4 minggu, kami mendapatkan cukup banyak uang dari penjualan-penjualan monster tersebut. Hari ini, akhirnya Takemi dan Roy resmi naik ke petualang tingkat A. Hari ini, mereka mendapatkan misi dari pusat petualang untuk mengalahkan monster naga level 250 yaitu the Red Dragon. Setelah mendapat misi tersebut mereka langsung menuju ke tempat persembunyian the Red Dragon. Sesampainya mereka di tempat persembunyian Red Dragon, mereka langsung berusaha mengalahkan naga tersebut. Ternyata naganya sangat kuat, jadi mereka harus berhati-hati karena khawatirnya ada serangan kejutan. Hingga akhirnya dengan penuh perjuangan mereka pun dapat mengalahkan naga tersebut dan mereka memberikan bangkai naga ke pusat petualang. Di hari berikutnya mereka mengikuti ajang turnamen pertempuran lagi. Mereka pun lolos seleksi turnamaen tersebut. Mereka terus mengalahkan musuh-musuh. Hingga akhirnya Takemi dan Roy bertemu di final. Hal ini sudah Takemi duga dari awal. Saat di final, Takemi dan Roy bertempur dengan sangat serius, serangan demi serangan mereka lontarkan. Tapi hanya sedikit yang terkena, akhirnya Takemi melihat ada sedikit celah yang dibuka oleh Roy, kesempatan kecil tersebut pun langsung Takemi manfaatkan dan akhirnya Roy menyerah setelah Takemi
25 menodongkan karambit ke leher Roy. Takemi menang dan dapat kembali ke dunia asalnya. Pengalaman tersebut membuat Takemi mengerti bahwa walaupun kita membutuhkan bantuan orang lain tapi hanya diri kita sendirilah yang bisa kita andalkan. Kita juga harus saling percaya tapi jangan memberikan semua kepercayaan kita kepada seseorang. Tidak ada yang bisa menjamin orang tersebut tidak mengkhianati kita.
26 RUMAH SAKIT YANG SERAM By : Indah Suma Arumdhani Hai, teman-teman! Namaku Ani, Ani memiliki sahabat dekat sejak kecil, ia bernama Nina. Ani dan Nina sangat pemberani. Suatu hari mereka memiliki ide untuk masuk ke dalam suatu rumah sakit karena merasa penasaran dan ingin menguji keberanian mereka. Akhirnya mereka memutuskan ke rumah sakit hari ini setelah pulang sekolah. Mereka berjanjian ketemu di depan sekolah dengan membawa perlengkapan yang dibutuhkan seperti senter. “Nina, ayo kita ke rumah sakit yang seram itu kan kita pemberani!” ajak Ani sambil menghampiri Nina dengan penuh semangat. “Ayoo Ani! Hmm.. Tapi kok aku agak sedikit takut ya?” kata Nina sedikit ketakutan. “Ayo Nina pasti kamu bisa!“ jawab Ani menyemangati Nina. “Terima kasih Ani, kamu memang sahabat yang pengertian.“ jawab Nina sambil meyakinkan diri. Mereka segera pergi ke rumah sakit yang seram itu. Sesampainya di rumah sakit tersebut. Mereka saling bertatapan dan saling meyakinkan satu sama lain. “Ani, aku takut. Kamu pokoknya harus pegangan dengan aku selama di dalam.” kata Nina sambil menggenggam tangan Ani. “Nina, kan kita pemberani jadi kita harus buktikan, oke!?“ jawab Ani sambil menenangkan Nina.
27 “Oke Ani sekarang aku sudah tidak takut. Aku yakin kita pasti bisa. Terima kasih ya Ani.“ jawab Nina dengan penuh keyakinan. “Sama-sama Nina, pokonya kamu tidak boleh takut ya!“ jawab Ani sambil tersenyum melihat sahabatnya yang sudah tidak takut itu. Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Saat di lantai pertama mereka belum merasa takut karena cahaya matahari masih menyinari ruangan. Mereka pun memutuskan untuk menuju ke lantai dua supaya lebih menantang. Selama perjalanan mereka selalu berpegangan tangan sambil memegang senter masing-masing. Sesampainya di lantai dua, Ani dan Nina masuk ke ruangan pasien. Di sana mereka melihat sesuatu yang berwarna putih. Nina sempat kaget tapi mereka berusaha tidak menghiraukannya dan tetap berjalan. “Ani, kamu bersiap masuk ke lantai berikutnya?” tanya Ani. “Aku bersiap. Kita tetap berpegangan yaa.” kata Nina sambil memegang tangan Ani “Tapi muka mu sudah merah. Kamu mau pulang?” tanya Ani kepada Nina karena melihat muka Nina memerah. “Nggak, aku gk mau pulang! Karena kita sudah terlanjur masuk jadi kita harus menyelesaikannya.” jawab Nina . “Oke kita selesaikan ya, yuk kita lanjutkan perjalanan!” ajak Ani sambil berjalan. “Yukk!!” jawab Nina.
28 Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju lantai tiga dan mereka melihat sosok yang berwarna hitam. Meraka kembali terkejut tetapi tetap berusaha tidak takut. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke kamar pasien. Dari luar kamar tersebut, Ani melihat ada sosok anak kecil yang sedang menangis di pojokan. Ani pun mengajak Nina untuk melanjutkan perjalanan dan tidak jadi masuk ke ruangan tersebut. “Ani, kamu kenapa?” tanya Nina karena melihat wajah Ani yang sedikit cemas. “Aku sedikit takut soalnya tadi aku melihat sesuatu di pojokan kamar pasien.” Ani menjawab dengan ketakutan . “Emang kamu lihat apa? perasaan gak ada apa-apa.” tanya Nina. “Aku melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di pojokan.” Ani menjelaskan kepada Nina. Akhirnya karena sudah selesai menjelajahi rumah sakit tersebut, Ani dan Nina berjalan keluar dari rumah sakit tersebut. Ternyata hari sudah sangat sore dan mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing sebelum hari mulai gelap. Dari pengalamannya masuk ke dalam rumah sakit yang seram tersebut, Ani dan Nina menjadi lebih berani dari sebelumnya. Mereka yakin bahwa setan seharusnya tidak untuk ditakuti, karena mereka hanyalah makhluk halus yang tidak akan mengganggu jika tidak diganggu. Terimakasih teman-teman yang sudah mau mendegarkan cerita indah yang berjudul “ Rumah sakit yang seram”. Sampai jumpa teman-teman, semoga dengan cerita ini bisa bermanfaat. sampai jumpa teman-teman .
29 TEMAN MISTERIUS By : Kanya Divya Azzalea Riztyo Alena adalah seorang anak yang saat ini berumur 12 tahun. Alena sangat hobi berpetualang walaupun ia adalah anak yang penakut. Alena memiliki seorang sahabat yang selalu bermain bersama dengannya, ia bernama Zaza. Zaza adalah teman Alena yang paling menyebalkan dan ia juga penakut seperti Alena. ‘’KUKURUYUKK” suara ayam jago tiba-tiba terdengar sangat keras dan membangunkan Alena. Alena pun membuka mata dan melihat jam, ternyata jam sudah menunjukan pukul 5 pagi. Alena langsung bergegas air wudhu untuk melaksanakan sholat Subuh. Sesampainya di kamar mandi, Alena langsung mengambil air wudhu. Alena langsung melaksanakan salat Subuh. Selesai salat Subuh, Alena langsung melipat mukenanya. ‘’Kayaknya aku langsung mandi aja dehh.” kata Alena. Setelah beberapa menit kemudian, Alena selesai mandi. Ia langsung memakai baju dan bersiap-siap untuk sekolah. ‘’Mamaaa, hari ini sarapan pakai apa?” tanya Alena kepada mamanya. ‘’Pakai nasi goreng dan telur, sini turun!” ajak mama Alena. ‘’Iya ma, aku turun!” kata Alena. Alena turun dan langsung memakan sarapannya. Beberapa waktu kemudian Alena selesai menghabiskan sarapannya.
30 ‘’Maaa, ayoo kita berangkattt!!” ajak Alena sambil mengambil tas dan menghampiri mamanya. ‘’Mama udah di depan, ayo keluar Alena!” kata mama Alena. Setelah Alena keluar, ia langsung menaiki motor, dan langsung bergegas pergi ke sekolah agar tidak terlambat. Akhirnya Alena dan mamanya sampai di depan gerbang sekolah. Lalu Alena langsung berpamitan dengan mamanya. ‘’Sudah sampai, ayo turun nak.” kata mama Alena. “Iyaa ma, Assalamuakaikum ma! Mama hati-hati di jalan yaaa!’’ kata Alena sambil salim kepada mamanya. “Waalaikumsalam nak, yang pintar yaa belajarnyaa.” kata mama Alena menyemangati anaknya. Setelah itu Alena langsung pergi menuju kelasnya. Saat perjalanan menuju kelasnya, ia bertemu dengan sahabatnya, yaitu Zaza. “HAIII ZAZAAA!!” sapa Alena dengan muka gembira sambil berlari kecil menuju Zaza. “HALLOOOO ALENAAA!” sapa Zaza sambil menghampiri sahabatnya juga. “Za, kamu udah ngerjain PR matematika belum?’’ tanya Alena. “Udahh dongg. Kamu udah juga kan?’’ tanya Zaza memastikan bahwa sahabatnya sudah mengerjakan PR juga. “Bagus dehh kalo gitu, aku gak mau sampe kamu dihukum karena belum mengerjakan PR” kata Alena mengkhawatirkan sahabatnya.
31 Bel masuk pun berbunyi. Mereka bergegas masuk ke dalam kelas dan bersiap untuk pelajaran hari ini. Setelah jam menunjukkan pukul 13:00, bel pulang pun berbunyi. “KRINGGGG… KRINGGGGGG!!” suara bel terdengar sangat keras. Semua siswa langsung keluar kelas. “Yeyyy pulaangg.. Alena nanti kita main di taman yuuu!!’’ ajak Zaza sambil berjalan keluar kelas bersama Alena. “Bolehh, jam berapa?” tanya Alena. “Kalau jam 3 kamu bisa ga?” tanya Zaza. “Bisaa, tapi nanti aku izin mama aku dulu yaa.” jawab Alena. “Okee dehh, nanti kita ketemu di taman aja yaa!” kata Zaza. Mereka berdua pun pulang ke rumah maisng-masing. Saat sudah sampai di rumah, Alena langsung masuk dan menghampiri mamanya. “Assalamualaikum, ma!” ucap Alena sambil menghampiri mamanya. “Wa’alaikumsalam, nak!” jawab mama Alena. “Oiya ma, nanti jam 3 sore aku mau main ke taman sama Zaza, boleh gaa?” tanya Alena. “Boleh, sekarang ganti baju dulu ya, habis itu langsung makan.” jawab mama Alena. “SIAPP MAA!!” jawab Alena dengan semangat.
32 Alena langsung mengganti bajunya di kamar dan turun untuk makan siang. Selesai makan, Alena langsung naik ke kamar lagi untuk mengerjakan PRnya. Selesai mengerjakan PR, ia langsung melihat jam, dan ternyata sudah menunjukkan pukul 14:35. Alena pun langsung bersiap main dan langsung turun ke bawah. “Mama, aku berangkat ke taman sekarang yaa.” kata Alena sambil salim kepada mamanya. “Iyaa, hati-hati yaa nak.” jawab mama Alena. Alena pergi ke taman menggunakan sepedanya. Jarak dari rumah Alena ke taman sangat dekat, hanya beberapa menit ia mengendarai sepedanya dan akhirnya Alena sampai di taman dan bertemu Zaza yang baru sampai juga di sana. “ALENAAAA!!” sapa Zaza menghampiri Alena. “HAIII ZAZAAA!!” sapa Alena. “Eh Alena, aku penasaran deh sama rumah kosong yang ada di sebelah taman, gimana kalau kita coba masuk ke rumah tersebut?” tanya Zaza “Kan aku penakut, tapi keliatannya sih seru.” jawab Alena. “Udah gpp, kan kita berdua.” bujuk Zaza kepada Alena. “Yaudah yuk, keliatannya juga gk terlalu seram.” kata Alena memberanikan diri. “Yuukk kita masukk. Tetap pegangan tangan yaa!” ajak Zaza. “Ayoo..” kata Alena sambil memegang tangan Zaza.
33 Mereka berdua pun memasuki rumah kosong tersebut. “IHH, nyesel deh aku masuk rumah ini!” kata Alena. “MWEHEHEE, kayaknya di sini banyak setannya deh!” kata Zaza. “Shh, Zaza omongannya dijaga!” tegur Alena kepada Zaza. “Maaff!!” kata Zaza. “Ya.” kata Alena merasa kesal kepada Zaza. Tiba-tiba terdengar suara benda yang bergeser, suaranya cukup keras. “Srett…” “AAAAAA, SUARA APA ITUU?!” teriak Alena sambil panik. “ALENAAAAAAAAAAA, AKU TAKUTTTTTTT!!” teriak Zaza dengan histeris. “Jangan takut, aku cuma mau berkenalan dengan kalian, maafff yaaa.” kata seorang sosok misterius dengan suara sangat pelan. “K-kamu siapa?” tanya Alena dengan suara yang bergetar dan rasa takut. “Perkenalkan, nama ku Lani, nama kamu siapa?” kata sosok misterius tersebut. “Aku Alena dan dia temanku, namanya Zaza.” kata Alena. “Halo L-lani!’’ kata Zaza dengan perasaan yang masih ketakutan. “Haiii, apakah kalian mau berteman denganku?” kata Lani.
34 “Hmm.. Berteman?” tanya Alena terkejut. “Bolehh, aku mau kok jadi temanmu, karena sepertinya kamu tidak jahat.” jawab Zaza. “Apakah kalian mau bermain bersama?” tanya Lani. “Mauu, ayo kita main!” jawab Alena. Akhirnya mereka bertiga bermain sampai setengah 6 sore. “Eh sudah mau maghrib nih, kayaknya aku bakal dicariin mama dehh” kata Alena. “Iyaaa, lebih baik kita pulang sekarang yuk, Alena!” ajak Zaza. “Ayoo, Lani kita pulang dulu yaa, kapan-kapan kita main lagi dehh!” kata Alena. “Baiklah teman-teman, selamat tinggal!” kata Lani. “Dadahh Laniiii!!” kata mereka berdua Alena dan Zaza pun pulang ke rumah masing-masing. Hari ini menjadi hari yang cukup berkesan karena memiliki teman baru yang misterius.
35 MENCARI TELOR EMAS By : Kevin Ellon Lim Rey merupakan keturunan orang Brazil yang saat ini berusia 17 tahun. Baru saja kemarin ia merayakan kelulusan SMAnya, dan kini Rey sedang berlibur panjang menjelang masuk kuliah. Suatu ketika, dia mendengar dari temannya bahwa ada sebuah telor emas yang berisi burung phoenix. Mendengar hal tersebut, Rey pun segera mengajak ketiga temannya untuk mencari bersama, mereka yaitu Roni, Rooney, dan Rosi. Mereka ingin mencari telor emas itu karena mereka berempat sangat penasaran dengan burung Phoenix. Sebelumnya mereka tidak yakin dengan keberadaan burung Phoenix, tapi mendengar hal tersebut mereka sangat bersemangat untuk mencarinya. Mereka akhirnya berkumpul dan membicarakan tentang misinya untuk mencari telor emas. Menurut informasi yang mereka dapatkan, telor emas tersebut berada di hutan dekat rumah mereka berempat. “Aku dapat info kalo burung Phoenix ada di dalam telor berwarna emas! Kalian penasarankan dengan burung itu?” tanya Rey kepada temannya. “Iyaa kami sangat penasaran sekali dengan burung Phoenix!!” ucap teman Rey secara kompak. “Kalo gitu, kita mencarinya besok yuk! Menurut info yang aku dapat, telor emas tersebut ada di hutan dekat rumah kita!” ajak Rey dengan semangat.
36 “Okee siaapp!!” ucap Roni. “Kita harus mempersiapkan perlengkapan sebelum masuk ke dalam hutan!” ucap Rosi. “Betuull.. Kita siapkan semua perlengkapan hari ini supaya besok kita bisa langsung menjalankan misi!” ucap Rooney. “Besok kita bertemu di depan hutan jam 8 pagi yaa!!” ucap Rey memastikan keberangkatan besok. Akhirnya mereka mempersiapkan semua perlengkapan dan memutuskan untuk pergi mencarinya besok. Keesokan paginya, Rey dan teman-temannya langsung menuju ke depan hutan untuk berkumpul terlebih dahulu. Tidak lama kemudian semua teman Rey sudah berkumpul dan siap untuk masuk ke dalam hutan untuk mencari telor emas. Berjalan dari pagi hingga siang, sampailah Rey dan temantemannya di tengah hutan yang sangat luas. Mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dan makan siang. Ketika sedang beristirahat, Rooney melihat ada seekor ular yang akan menghampiri mereka. Roneey pun segera memberitahukannya kepada teman-temannya. Dengan sigap, Rey langsung mengambil batu yang ada di dekatnya dan melemparkannya ke arah ular tersebut. Teman-teman yang lain juga melakukan hal yang sama seperti Rey, hingga akhirnya ular tersebut pun mati. Selesai istirahat dan makan, mereka melanjutkan perjalanan. Hingga waktu menjelang malam pun tiba, mereka kembali mencari tempat beristirahat dan menggelar tenda sebelum langit gelap.
37 Malam pun tiba, mereka beristirahat bersama-sama dalam satu tenda dan bergantian berjaga satu sama lain. Keesokan paginya, mereka bangun dan segera sarapan lalu merapikan tenda. Rey dan teman-temannya pun melanjutkan perjalanan memasuki hutan untuk mencari telor emas Waktu sudah pagi, Rey dan Rooney bangun pukul 05.30 pagi, dan teman-teman yang lainnya masih tertidur pulas. Rey bersama Rooney keluar dari tenda untuk menghirup udara segar, lalu mereka membangunkan teman-teman yang lain. Semuanya pun sudah terbangun. Sebelum melanjutkan perjalanan mencari telor emas. Mereka mencari buah-buahan dulu untuk dimakan karna sudah lapar banget. Rey menemukan buah ceri dan ia memetik lumayan banyak untuk dibagikan ke teman-teman yang lainnya juga. Ketika sedang mengambil buah yang lain, Rey tiba-tiba melihat sesuatu yang sangat mengkilau dan berwarna emas di balik semak-semak di bawah pohon besar. Rey dan teman-temannya pun penasaran dan langsung menghampiri kilauan tersebut. Ternyata benda berkilau itu adalah telor emas yang sedang mereka cari. Mereka senang sekali karena telah mendapatkan apa yang dicari. Dengan cepat mereka segera memecahkan telur tersebut untuk melihat burung phoenix yang ada di dalamnya. Ternyata setelah dipecahkan, telor tersebut hanyalah telor biasa dan tidak ada burung phoenix di dalamnya. Mereka pun sadar dan kembali yakin bahwa burung phoenix sebenarnya tidak ada.
38 MENCARI HADIAH MISTERI By : Khalid Lizam Halili Pada sore hari, Rio bermain dengan teman-temannya yang bernama Pian, Rendi, dan Askar. Mereka bermain di sekitar hutan. Saat sedang bermain, Rio melihat ada gulungan kertas yang terlihat seperti bukan kertas biasa. Lalu diambil dan dibukalah kertas tersebut oleh Rio. Ternyata benar, itu bukan kertas biasa. Kertas tersebut merupakan peta yang menunjukkan letak disembunyikannya hadiah. Setelah diamati ternyata, peta tersebut mengarah ke dalam hutan. Rio pun memberi tau ke teman-temannya. “Teman-teman, coba ke sini dulu! Aku menemukan sesuatu.” kata Rio sambil memegang kertas. “Kamu menemukan apa Rio?” tanya Askar. “Tadi aku melihat kertas di antara semak-semak di sana, setelah aku buka ternyata kertas tersebut berisi peta yang menunjukkan arah ke suatu tempat yang terdapat hadiahnya. Tapi tempat tersebut ada di dalam hutan.” jelas Rio. “Hadiah? Yuk kita ke sana!” ajak Rendi dengan semangat. “Yuukk!! Aku penasaran dengan hadiahnya.” kata Pian. “Kalo gitu kita mulai besok saja! Karena hari sudah mulai gelap.” kata Rio. Akhirnya mereka pulang dan beristirahat.
39 Pagi pun tiba, Rio bersiap-siap untuk berangkat mencari hadiah dengan peta tersebut bersama teman-temannya. Mereka semua berjanjian di tempat bermain yang kemarin. “Maaf ya aku baru datang.” kata Rio yang baru sampai. “Kita juga baru sampai kok.” kata Pian dan Askar. “Rendi belum sampai ya?” tanya Rio. “Iya belum nih. Padahal kemarin dia paling semangat buat nyari hadiah.” kata Pian. “Kamu juga sama kayak dia, penasaran dengan hadiahnya kan?” tanya Askar meledek Pian. “Hihi.. Iyaa siihh.. Tapi kan aku gak telat datangnya.” kata Pian membela dirinya. “Udah, udah.. Kita tungguin aja, paling sebentar lagi juga sampai.” kata Rio menenangkan kedua temannya. Lima menit kemudian Rendi pun datang. “Kan aku bilang apa, sebentar lagi juga datang.” kata Rio. “Yuk, kita mulai!” ajak Pian dengan semangat. Rio dan teman-temannya pun mulai memasuki hutan dan melihat petunjuk dari peta. Setelah sudah sampai di tengah hutan, mereka beristirahat sebentar untuk makan supaya tenaga terisi. “Aku udah capek nih, istirahat sebentar yuk!” ajak Rendi. “Yaudah yuk kita semua istirahat dulu, ini aku ada makanan.” kata Rio sambil mengeluarkan makanan dari dalam tasnya. “Yeaayy.. Bagi yaa!!” kata teman-teman Rio.
40 Selesai makan, mereka segera melanjutkan perjalanan. Jika melihat di peta, perjalanan mereka tinggal sebentar lagi. Tapi Rio dan teman-temannya bingung karena di peta tidak terlalu jelas patokan jalannya. Akhirnya mereka bertanya kepada bapak-bapak yang ditemui. Bapak tersebut pun menjelaskan arah jalannya. “Maaf pak mau nanya, tempat ini di sebelah mana ya?” tanya Rio kepada bapak tersebut. “Tempat ini ada di sebelah sana, di dekat pohon beringin.” jelas bapak tersebut sambil menunjukkan arahnya. “Ohh di situ, baik.. Terimakasih yaa pak.” ucap Rio dan temantemannya. “Sama-sama nak.” kata bapak itu. Mereka langsung berjalan sesuai dengan yang diarahkan bapak tadi, dan ternyata benar di sinilah tempatnya. Pian melihat ada tanda silang berwarna merah sesuai dengan yang ada di peta. “Teman-temaann.. Coba lihat ituu!!” kata Pian sambil menunjuk tanda silang merah di samping pohon dekat semak-semak. “Ohh iyaa itu diaa!!” kata Rendi yang langsung mengeluarkan sekop yang dibawa dari rumah. “Yuk kita gali tanah ini bersama!!” ajak Askar sambil memegang sekop miliknya juga. “Yuukk!! Semangaatt!!” kata Rio dan Pian. Dengan sangat semangat mereka menggali tanah tersebut, tidak lama kemudian terlihatlah kilauan dari dalam tanah.
41 “Kilaunya sudah mulai keliatan, yuk sebentar lagi!” kata Rendi. Hingga akhirnya kotak hadiah yang berkilauan itu pun berhasil diangkat ke atas tanah. “Waahh besar juga yaa hadiahnya.” kata Pian. “Yuk kita buka kotaknya, aku sangat penasaran dengan isinya!!” kata Rendi dengan tidak sabar. “Kita buka bersama yaa!!” kata Rio. Mereka pun membuka bersama karena kotaknya cukup besar. Ternyata di dalam kotak yang besar itu terdapat tiga kotak yang kecil. Mereka pun membukanya satu persatu. Isi kotak pertama yaitu sebuah benda-benda kuno. Kotak kedua berisi mata uang jaman dulu. Sedangkan kotak ketiga berisi berlian yang sangat berkilauan. “Waahh banyak sekali isi hadiahnya.” kata Askar. “Yuukk kita bawa pulang dan kita bagi rata.” kata Rio. “Setujuu!!” kata Rendi dan Pian. Akhirnya mereka kembali ke rumah masing-masing dengan membawa hadiah yang sudah dibagi rata. Rio merasa senang karena seperti dapat rejeki nomplok.
42 BERLIBUR BERSAMA SAHABAT By : Khanzzalea Farrin Al-Riyadh Qienzy memiliki sahabat yang sangat baik kepadanya, namanya yaitu Cahya. Mereka bersahabat sudah sejak lama dan selalu pergi kemana-mana bersama. Saat jam istirahat di sekolah, Qienzy dan Cahya sedang mengobrol di kantin. Mereka membicarakan tentang libur panjang sekolah yang akan dimulai pekan besok. Tiba-tiba Qienzy berpikiran untuk pergi berlibur bersama Cahya. “Cahya, kita pergi berlibur bersama yuukk!!” ajak Qienzy dengan penuh semangat. “Ayoo!! Kita mau pergi jalan-jalan kemana?” tanya Cahya dengan penuh semangat juga. “Gimana kalo kita ke kebun binatang? Aku penasaran dengan binatang yang ada di sana.” tanya Qienzy. “Boleehh!! Kapan kita pergi ke sananya?” tanya Cahya. “Kita pergi hari Minggu aja gimana? Kan hari Sabtu udah mulai libur.” jawab qienzy. “Oke!! Kita pergi hari Minggu aja.. Tapi aku ingin membawa kakakku boleh ga?” tanya Cahya. “Tentu saja boleh!! Kalo gitu aku juga akan mengajak adekku supaya makin seru.” jawab Qienzy. “Besok aku yang samper ke rumah kamu yaa, kita berangkat naik mobil aja, kan ada kakakku yang menyetir.” kata Cahya
43 “Yeaayy!! Aku gk sabar nunggu hari libur!! kata Qienzy dengan gembira. Bel masuk pun berbunyi dan mereka melanjutkan pelajaran. Setelah selesai belajar, mereka langsung pulang bersama ke rumah masing-masing. Tidak terasa, seminggu sudah berlalu dan libur panjang pun telah tiba. Qienzy pun sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kebun binatang. Tidak lama Qienzy bersiap, Cahya datang ke rumah Qienzy untuk menyampernya. “Assalamu’alaikum Qienzy!!” ucap Cahya di depan pintu rumah Qienzy. “Wa’alaikumsalam Cahyaa!! Tunggu sebentar aku bukain pintunya.” kata Qienzy sambil berlari-lari kecil menuju pintu. Qienzy membuka pintu dan melihat Cahya yang sudah sangat siap untuk berangkat. “Udah siap Qienzy?” tanya Cahya. “Siaapp doongg!!” jawab Qienzy dengan semangat. “Yukk kita berangkat!!” ajak Cahya. “Yuukk, aku mau pamit dulu sama ayah bunda yaa.” kata Qienzy. “Ayah, bunda.. Qienzy, Kenzo, Cahya, dan ka Olivia berangkat dulu yaa..” ucap Qienzy berpamitan. “Iyaa nak.. Kalo ada apa-apa segera kabarin ayah dan bunda.” pesan ayah kepada Qienzy. “Hati-hati di jalan yaa nak.” ucap bunda Qienzy.
44 “Siaapp ayaahh bundaa!!” ucap Qienzy. Akhirnya mereka berangkat menuju kebun binatang. Ketika sudah di tengah perjalanan, mereka mampir di mini market untuk membeli jajanan. “Cahya, kita berhenti di mini market yukk!!” ajak Qienzy “Yukk!!” jawab Cahya. “Kak, kita ke mini market dulu sebentar yaa..” pinta Cahya kepada kakaknya. “Okee, kebetulan di depan ada mini market.” ucap kak Olivia. “Kenzo sama kak Olivia tunggu di mobil sebentar ya..” kata Cahya. “Jangan lama-lama yaa!!” kata kak Olivia. Qiezny dan Cahya masuk ke mini market, sedangkan kak Olivia dan Kenzo tetap menunggu di mobil. “Qienzy, kamu mau beli apa?” tanya Cahya. “Aku mau beli roti, susu, biskuit, dan coklat.” jawab Qienzy. “Kalau aku mau beli roti, chiki, susu, dan permen.” jawab cahya Mereka pun segera mencari jajanan yang diinginkan dan langsung membayarnya ke kasir. Lalu mereka balik ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan, mereka memakan jajanan yang tadi sudah dibeli, karena tadi belinya cukup banyak.
45 Setelah sekitar dua jam perjalanan, mereka pun sampai di kebun binatang. Tidak sabar, mereka langsung segera turun dari mobil dan membawa semua jajanan. “Yeaayy akhirnya kita sampai juga di kebun binatang!!” ucap Olivia kegirangan. “Yukk kita beli tiket masuk!!” ajak kak Olivia. Mereka berempat pun berjalanan ke tempat pembelian tiket dan memesan untuk empat orang. Setelah itu mereka langsung masuk dan melihat-lihat binatang yang ada. “Kak, lihat ada monyet dan harimau!!” ucap Kenzo kepada kakaknya sambil menunjuk binatang tersebut. “Iyaa Kenzo.. Kamu takut gk?” tanya Qienzy. “Nggak dong kak! Kan aku pemberani, binatangnya juga ada di dalam kandang.” kata Kenzo tersenyum. Mereka berkeliling kebun binatang dan tidak lupa untuk mendokumentasikannya. Setelah capai berkeliling, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar dan memakan jajanan yang tadi dibawa. Selesai makan, mereka melanjutkan berkeliling dan tidak lama setelah itu, setelah puas berkeliling, mereka memutuskan untuk pulang. “Hari ini seru yaa!!” ucap Qienzy tersenyum. “Iyaa.. Akhirnya kita jadi jalan-jalan bareng yaa.” ucap Cahya. “Makasih yaa kak, udah ajak aku jalan-jalan, aku seneng banget hari ini!!” ucap Kenzo berterimakasih kepada kakaknya.
46 “Sama-sama Kenzo..” ucap Qienzy. Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing dan langsung beristirahat. Hari ini menjadi liburan yang sangat seru bagi Qienzy, karena ia bisa jalan-jalan bersama sahabat baiknya, Cahya. Ia juga senang karena adeknya juga ikut jalan-jalan, dan juga kak Olivia.
47 TERJEBAK DI KUTUB UTARA By : Muhammad Akhyar Mulyata Suatu hari Ardi dan Vinix ingin ikut pergi bersama temannya ke Kutub Utara. Sebelum pergi, Ardi dan Vinix mempersiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan selama di sana. Tidak lupa, ia pun mengganti kekuatannya dari elemen api menjadi elemen es. Setelah siap dengan perlengkapannya, mereka pun langsung beristirahat karena akan bangun lebih pagi dari biasanya. Di pagi harinya, Ardi dan Vinix menuju ke rumah temannya tersebut. Awalnya Vinix sempat ragu untuk pergi bersama temannya itu, karena temannya itu suka bermain licik. Tapi Vinix juga tidak mau Ardi pergi sendirian dengan temannya itu. Akhirnya Vinix memutuskan untuk ikut pergi bersama mereka ke Kutub Utara. Sesampainya di rumah temannya, mereka langsung berangkat menaiki pesawat. Perjalanan kurang lebih memakan waktu selama dua hari. Setelah berhari-hari di dalam pesawat, akhirnya mereka sampai di Kutub Utara. Karena perjalanan yang cukup jauh, mereka langsung beristirahat supaya besok sudah bugar kembali. Keesokan harinya Vinix bangun terlebih dahulu, dan Vinix sangat marah karena mengetahui temannya yang sudah tidak ada di sana lagi. Vinix ditinggal berduaan dengan Ardi. Vinix pun langsung membangunkan Ardi. “Ardi, Ardi bangun!!“ kata Vinix dengan nada teriak.
48 “Iyaa Vinix, aku sudah bangun.. Ada apa kok kamu seperti orang marah?” kata Ardi merasa terheran. “Sekarang kita cuma berdua di sini, karna teman-temanmu meninggalkan kita di sini.” kata Vinix dengan kesal. “Kok bisa? Gimana ceritanya?” tanya Ardi dengan nada kesal dan penasaran. “Jadi begini, tadi pagi saat aku bangun, aku tidak melihat dia di sini, akhirnya aku mencarinya ke sekililing, ternyata pesawat yang kita gunakan pun juga sudah tidak ada. Jadi sudah jelas kalo dia meninggalkan kita di sini.“ jelas Vinix. “Kenapa mereka melakukan ini ke kita ya? Padahal kita gk pernah berbuat jahat ke mereka.” tanya Ardi merasa heran. “Sebenarnya awalnya aku ragu untuk ikut, tapi aku gak mau kamu pergi sendirian dengan merek, jadi aku memutuskan untuk ikut. Ternyata benar saja, mereka merencanakan hal yang licik ini.” kata Vinix kesal. “Hmm.. Yasudah gpp, kita berkeliling keluar mencari bantuan yuk!!” ajak Ardi. “Okee.” ucap Vinix yang berusaha meredakan emosinya. Saat mereka buka pintu, ada beruang kutub yang tiba-tiba menyerang mereka. “AAA!!” teriak Ardi dan Vinix bersamaan. Ardi dengan sigap mengambil senapan yang ada di tembok dekat mereka. Lalu menembakkannya ke arah beruang kutub tersebut.
49 “ Duaarr!!” dengan tiga kali tembakan beruang itu akhirnya terkalahkan. Ardi dan Vinix tetap keluar untuk mencari bantuan. Di tengah perjalanan, mereka melihat dari kejauhan ada desa. Mereka bergegas berjalan menuju ke arah desa tersebut. Tapi tiba-tiba badai salju pun menghampiri mereka, saking dinginnya mereka pingsan. Keesokan harinya mereka terbangun dan terheran karna sudah berada di dalam rumah yang tak mereka kenal. Ternyata Vinix dan Ardi diculik oleh suku salju dan dikurung di dalam suatu ruangan. Tidak hanya mereka berdua saja yang diculik, ada beberapa orang juga yang ada di dalam ruangan tersebut. “Kita lagi di mana?“ kata Ardi kebingungan. “Kita diculik oleh suku salju.” kata orang yang di sampingnya. Tiba-tiba pintu ruangan tersebut dibuka oleh suku salju. “Mengapa kalian menangkap kita?” Tanya Ardi dengan marah. “Kita akan menjadikan kalian budak!” kata orang suku salju tersebut. Melihat pintu yang terbuka, Ardi dan Vinix serta yang lain memikirkan kesempatan untuk kabur. Dengan cepat Ardi menyerang suku tersebut dengan tembakan elemen esnya. Akhirnya Ardi dapat mengalahkan orang tersebut. Setelah itu Ardi segera memanggil orang-orang yang diculik juga di dalam rumah tersebut untuk membantu menyerang. “Semuanya keluar!! Kita akan menyerang suku salju tersebut!!” ajak Ardi dengan semangat.
50 Pertarungan antara orang suku salju melawan orang biasa pun dimulai. Vinix pun melontarkan serangan pertamanya yaitu bola es. “Bolaaa esss!!” Kata Vinix. Bola es tersebut cukup kuat untuk melawan suku salju, karena ternyata orang suku salju tidak memiliki kekuatan. Mereka semua bersatu dan mengalahkan suku salju. Orang suku salju mengakui kekalahannya, mereka pun memberitahu caranya keluar dari kutub utara dengan cepat. “Oke kami mengaku kalah.. Kalian memang hebat dan kuat. Sebagai gantinya, kami akan memberitahu jalan keluar dari kutub utara dengan cepat.” kata ketua suku salju tersebut. “Cepat beri tau kami gimana caranya kami keluar dari sini!!” kata Ardi dengan lantang. “Kalian bisa menggunakan portal teleportasi. Tapi sayangnya portal teleportasi sudah hancur. Jika kalian bisa menemukan serpihannya dan menyambungnya menjadi utuh kembali, maka kalian bisa menggunakan portal teleportasi tersebut.” “Oke kami akan mencarinya!” kata Vinix. “Semuanya, ayoo kita cari bersama-sama!!” ajak Ardi kepada semua orang yang diculik sepertinya. Akhirnya setelah mencari ke sana-ke mari, serpihan pintu teleportasi itu pun terkumpul semua dan kembali utuh. Mereka akhirnya bisa menggunakan pintu teleportasi itu dan kembali ke asalnya masing-masing. Setelah kejadian tersebut, Ardi mengucapkan terima kasih yang sangat dalam kepada Vinix karena selalu ada bersamanya di