101 Waktu sudah jam 07.10 dan teman-teman xelyn juga sudah banyak yang datang ke sekolah, gak lama kemudian bu guru dan pak guru pun masuk ke kelas satu persatu dan memerintahkan para siswa untuk berbaris di lapangan. Sesampainya di bawah, Xelyn dan teman-teman pun langsung bebaris dengan rapih dan tertib. Gak lama kemudian bus pun datang mereka langsung disuruh masuk ke bus sesuai kelasnya masingmasing. Xelyn pun sudah ada di dalam bus dan ternyata untuk duduk di dalam bus sudah diatur sama bu guru, jadi Xelyn tidak bisa duduk dekat Haura. “Yahh.. Xel kita pisah duduknya” ucap Haura ke pada Xelyn dengan sedih. “Iya nihh kita pisah duduknya. Hmm.. Kira-kira aku duduknya sama siapa yaa?” tanya Xelyn penasaran. “Entah aku juga gak tau, aku duduknya sama siapa juga yaa?” tanya Haura penasaran juga seperti Xelyn. Mereka mengobrol terlebih dahulu sebelum duduk, dan bu guru pun mengumumkan masing-masing orang duduk sama siapa aja. Ternyata Xelyn duduk sama Rania di barisan tengah, dan bus pun segera jalan. Di perjalanan, Rania mengajak Xelyn untuk mengobrol supaya perjalanan tidak terasa sepi. “Haiii, kamu Xelyn kan??” tanya Rania memulai pembicaraan. “Iya aku Xelyn” jawab Xelyn. “Nama aku Rania” ucap Rania.
102 “Iya, aku udah tau kok nama kamu” jawab Xelyn. “Eh Xel, kamu tau gak gunung yang kita kunjungi kan gak jauh jauh banget dari sekolah tau, palingan cuma sekitar 30 menit” ucap Rania. “Wahh dekat banget.. Kalo gitu aku bisa naik motor dong ke sana” ucap Xelyn. “Eh tapi awas loh, kata orang-orang gunung itu angker!” ucap Rania dengan wajah serius. “Haa?? Masaa??? Tapi aku liat di foto gunungnya cakep aja, terus indah banget lagi pemandangannya, gak ada angker-angkernya kok.” ucap Xelyn kebingungan. “Ihh benerann, aku tau dari mama aku kalo gak percaya si yaudah.” ucap Rania terbawa emosi. “Beneran dari mama kamu??? Hmm berarti ini kita mau ke tempat angker dong??” ucap Xelyn. “Iya” jawab Rania. Gak lama kemudian bus pun sudah sampai tujuan. Semua murid diharapkan untuk beristirahat di aula terdekat. Sesampainya di aula semua mendapatkan susu dan roti untuk mengganjel perut sampai siang sehabis makan dan minum susu, semuanya diharapkan berkumpul di bawah karna ada pengumuman dari bu guru. “Perhatian semuanya.. Bu guru ada pengumuman!! Kita tidak jadi pulang sore yaa, kita menginap di sini semalem. Besok pagi baru kita pulang. Kalian semua bawa baju kan?” pengumuman dari bu guru. “Bawaa buu..” jawab semua murid.
103 “Hau kamu bawa baju buat ganti gakk??” ucap Xelyn ke pada Haura. “Bawa tapi cuma dua baju doang.” jawab Haura. “Sama dong, aku juga bawa dua baju aja.” ucap Xelyn. “Haha bisa kompak gitu.” jawab Haura. Semua murid pun sudah diperbolehkan untuk kembali ke aula, gak lama kemudian adzan Dzuhur berkumandang. “Allahu akbar Allahuakbar.” suara adzan pun berkumandang dari masjid. Semua murid, pak guru dan bu guru pun langsung pergi ke masjid sesuai angkatannya. Setelah semuanya sholat Dzuhur, mereka kembali lagi ke aula yang tadi. Tidak lama kemudian, masing-masing murid diberikan makanan siang. Para siswa diberikan waktu 1 jam untuk mengahabiskan makanannya. Setelah semua makanannya habis, waktu masih tersisa 30 menit untuk beristirahat. “Eh, Hau kamu tau gak?” tanya Xelyn setengah-setengah. “Enggak, kamu aja belum ngasih tau.” jawab Haura. “Hehe.. Nih aku kasih tau.” ucap Xelyn membuat Haura penasaran. “Ah yang benerr ajalah! Kamu mau ngomong apa?” tanya Haura terbawa emosi.
104 “Iya iya aku kasih tau.. Udah jangan marah-marah mulu nanti cepet tua tauu!!” ejek Xelyn. “Tau ah gelap! Cepet mau bilang apa ah?” tanya Haura emosi dan penasaran. “Nih, kata Rania gunung ini angker tau!” ucap Xelyn menakuti Haura. “Masa? gak percaya aku!” ucap Haura tidak memercayai ucapan sahabatnya. “Beneran!! Tapi ini kata emaknya dia sihh.” jawab Xelyn. “Boong kali!! Orang gunung seindah ini kok dibilang angker?” ucap Haura “Iya juga sih.” ucap Xelyn. “Iyakan, tapi kok aku kayak jadi takut ya?” kata Haura sambil ketakutan. “Aku si biasa aja” jawab Xelyn. “Itukan kamu!” ucap Haura. “Hehe maap” ucap Xelyn. Istirahat pun sudah habis, jadi semua murid diharapkan untuk mendaki gunung yang lumayan jauh dari aula untuk membangun tenda buat mereka tidur nanti malam. Sesampainya di tempat berkemah, para siswa langsung membangun tenda karena hari sudah mulai sore.
105 Di dalam tendanya cukup untuk dua orang saja dan kebetulan para siswa diperbolehkan memilih teman tenda dengan bebas. Jadi Xelyn dan Haura memilih untuk setenda. Sesampainya di tempat berkemah, semua kelompok yang berisi dua orang untuk setenda mendapatkan satu tenda dari sekolah. Tidak lama kemudian, adzan Maghrib berkumandang. Para siswa menggelar karpet untuk salat. Setelah salat Maghrib, para siswa bertadarus Al-Qur’an bersama. Selesai salat dan tadarus, pak guru menyalakan api unggun karna udara terasa dingin sekali. Para siswa diberikan nasi, jajanan ringan, dan juga teh hangat. Xelyn dan Haura makan bersama di dalam tenda. Setelah makan dan kegiatan malam selesai, para siswa diperbolehkan untuk masuk ke tenda untuk beristirahat. Xelyn dan Haura memilih untuk masuk ke dalam tenda sambil mengobrol. Tidak lama kemudian mereka pun tertidur. Saat tengah malam dan ketika semuanya sudah tertidur, Haura terbangun ingin buang air kecil. Ketika melihat keluar tenda Haura merasa takut karena di luar sangat gelap dan sepi. Akhirnya Haura terpaksa membangunkan Xelyn. “Xel…Xel temenin aku ke toilet yuk! Aku pengen buang air kecil.” ucap Haura dengan pelan sambil membangunkan Xelyn. “Ha?? Yaudah tapi yang cepet ya, jangan kelamaan karena aku masih ngantuk.” ucap Xelyn sambil mencoba membuka matanya. “Iya cepet kok” jawab Haura.
106 Xelyn dan Haura pun keluar tenda dan pergi mencari toilet. Ternyata toiletnya dekat dengan pintu ke luar dari tempat pertendaan. “Hau, aku tunggu di luar ya!” ucap Xelyn. “Iya, tapi jangan tinggalin aku ya!” pinta Haura. “Iyaa tenang aja.” ucap Xelyn. Haura masuk ke dalam toilet sendirian karena Xelyn menunggu di luar. Di dalam toilet, Haura melihat ada coretan dan gambar yang tidak jelas. Haura tidak menghiraukan coretan dan gambar tersebut, ia tetap masuk ke dalam toilet tanpa rasa takut. Tiba-tiba Haura mendengar suara ketokan dari belakang pintu kamar mandi. Saat itu lah Haura mulai panik. Haura pun buruburu keluar dari toilet dan menghampiri Xelyn, tapi saat sudah sampai di luar toilet, Haura tidak menemukan Xelyn. Haura berteriak memanggil Xelyn dan mencarinya di sekitar toilet, tapi tetep saja tidak ketemu. Haura semakin panik dan ketakutan, dan ia berteriak sangat kencang. Tidak lama kemudian… “Aaaa!!!” suara teriakan Haura yang sangat kencang dan membuat Xelyn terbangun dari tidurnya. “Hauraa!!.. Kamu kenapa???” tanya Xelyn panik kebingungan. “Gatau.. Kayak nya aku mimpi buruk deh!” ucap Haura. “Oh kirain kenapa.. Soal nya kamu tiba-tiba teriak jadi aku panik, nih minum air putih dulu!” ucap Xelyn menenangkan Haura sambil memberikan air minum. “Okee, makasih yaa Xelyn!” ucap Haura sambil mengambil minum dari Xelyn.
107 “Sama-sama Haura!! Coba dong kamu cerita, kamu tadi mimpi apa? Kok sampe teriak begitu?” tanya Xelyn penasaran. “Aku mimpii..” Haura pun menjelaskan mimpinya tadi kepada Xelyn. “Oh gitu ceritanya..” ucap Xelyn sambil mengangguk. “Hmm tapi aku masih belum bisa tidur gegara omongan Rania.” ucap Haura. “Gimana kalo kita buktiin yang dibilang Rania itu benar atau enggak? mau enggak kamu?” tanya Xelyn dengan bersemangat kepada Haura. “Mau deh! biar hati aku lega.. Tapi dibolehin sama bu guru gak ya??” tanya Haura dengan ragu. “Oh iya.. Dibolehin gak ya?” tanya Xelyn dengan ragu juga. “udahlah gak papa, kalo ketahuan kita jujur aja” ucap Haura dengan nekat. “Hmm iya juga ya, yaudah deh ayo!” ucap Xelyn. Xelyn dan Haura pun pergi menyusuri gunung itu secara diamdiam. Tidak terasa, mereka sudah berjalan hampir setengah jam lebih dan mereka tidak menemui hal-hal yang aneh sama sekali. Mereka hanya mendengar suara jangkrik dan binatang yang lainnya. Akhirnya Xelyn dan Haura memutuskan untuk balik lagi ke tenda dan melanjutkan tidur. Keesokan harinya ketika sudah pagi, semua siswa mengantri untuk mandi. Setelah selesai mandi, setiap siswa mendapatkan makanan untuk sarapan dan juga jajanan ringan serta teh.
108 Selesai menyantap sarapannya, Haura dan Xelyn pergi berjalan-jalan di sekitar tenda. Secara tidak sengaja Xelyn dah Haura bertemu dengan Rania yang sedang duduk sendirian di samping tendanya. Xelyn dan Haura pun menghampirinya karena ada yang ingin ditanyakan kepada Rania. “Eh itu ada Rania!” ucap Xelyn sambil menunjuk Rania yang sedang duduk sendirian. “Ohh iyaa itu Rania.. Kamu mau ke Rania? Ada apa?” tanya Haura. “Ituloh.. Aku mau nanya tentang yang dia bilang di bus kemarin itu benar atau enggak.” jelas Xelyn. “Oh yaudah yuk kita samperin! Keburu dia pergi!” ucap Haura sambil menghampiri Rania bersama Xelyn. “Hai Rania!” sapa Xelyn. “Oh hai juga! Ada apa Xelyn? Tumben nyamper aku.” tanya Rania. “Omong-omong.. Yang kamu bilang di bus kemarin itu benar atau enggak si?” tanya Xelyn penasaran. “Hah? kok dia ngomongin itu lagi si” ucap dalam hati Rania. “Jawab ya, harus jujur loh!” ucap Xelyn lagi. “Bener kok, ga boong aku!” jawab Rania. “Massa??” tanya Xelyn. “Hmm iya deh aku ngaku, cerita yang kemarin aku ceritain itu cuma cerita boong.. Soalnya aku mau nakut-nakutin kamu doang.” jawab Rania dengan jujur.
109 “Tuh kan boong!!” ucap Xelyn yang merasa lega karena ternyata Rania berbohong tentang gunung yang angker. Lalu tiba tiba Rania pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua. “Tuh kan si Rania boong!!” ucap Haura. “Udah ke tebak lah!!” ucap Xelyn geram. Setelah mengetahui jawaban dari Rania, Xelyn dan Haura memutuskan untuk kembali ke tenda dan bersiap-siap untuk pulang. Xelyn dan teman-teman sekolahnya kembali ke sekolah dengan menaiki bus seperti saat berangkat kemarin. Xelyn pun mengambil pelajaran dari pengalaman yang ia dapat selama kemah, bahwa kita memang harus saling percaya kepada teman satu sama lain. Tapi kita juga harus bisa membuktikan setiap ucapannya itu benar sebelum kita mempercayainya.
110 TEMAN BARU DI SEKOLAH BARU By : Syifa Almeera Di pagi hari yang cerah Nisa bangun dengan penuh semangat karna hari ini hari pertama dia sekolah. “Hoamm udah pagi ya mah?” tanya Nisa kepada mama yang berada di sampingnya. “Iya sudah pagi nak, ayo cepat bangun dan siap–siap berangkat ke sekolah!” kata mama. “Oke mah, aku mandi dulu ya mah..” kata Nisa. “Iya nak, habis mandi langsung makan ya.. Makanannya sudah mama siapkan.” Kata mama “Siap mah!” kata Nisa. Nisa pun bergegas mandi dan sarapan. Setelah makan Nisa langsung berpamitan lalu berangkat menaiki sepedanya. Sesampainya di sekolah Nisa langsung menuju ke kelasnya. Saat di perjalanan ia tersandung dan dibantu oleh seorang siswa yang belum ia kenal. Nisa baru pindah di sekolahnya saat ini. Jadi ia belum mengenal siapa pun. “Aduh!” kata Nisa. “Eh kamu gapapa kan?” kata Aisyah sambil menolong Nisa. “Gapapa kok, Ohya nama kamu siapa?” tanya Nisa. “Nama aku Aisyah, kalo nama kamu siapa?” tanya Aisyah.
111 “Perkenalkan nama aku Nisaa, salam kenal yaa.. Makasi ya tadi udah nolongin akuu.” kata Nisa “Iya sama-sama.” jawab Aisyah. “Kamu anak baru ya?” tanya Aisyah. “Iya, aku baru pindah rumah kemarin dan baru masuk sekolah hari ini.” jelas Nisa. “Kamu udah tau masuk ke kelas mana?” tanya Aisyah. “Udah tau kok, kata bu guru aku masuk kelas 8.2. Tapi aku belum tau di mana letak kelasnya” jawab Nisa. “Wah kita sekelas dong!!” ucap Aisyah merasa senang dapat teman baru. “Kamu kelas itu juga?” tanya Nisa. “Iyaa aku kelas 8.3, ayo kita ke kelas bersama!” ajak Aisyah. Lalu mereka masuk kelas bersama. Sesampainya di kelas, teman-teman yang lain melihat ke arah Nisa. Ada beberapa juga yang menghampirinya. “Halo.. Kamu anak baru ya? nama kamu siapa? kenalin nama aku Nabilaa!” kata Nabila memperkenalkan diri. “Hii.. Nama aku Nisaa! Salam kenal yaa..” kata Nisa merasa senang karena disambut dengan baik oleh temannya di kelas. “Okee salam kenal yaaaa.” kata Nabila. Tidak lama kemudian bu Desi datang dan pelajaran pun dimulai. “Selamat pagi anak – anak!” kata bu Desi
112 “PAGI BUUU!” Jawab semuanya “Hari ini kita belajar matematika yaa!” kata bu Desi. Tak terasa, sejam sudah berlalu dan saat ini waktunya istirahat. Aisyah mengajak Nisa dan teman yang lain untuk ke kantin membeli jajan bersama. “Mau pesen apa?” tanya bu kantin. “Kita pesen nasi goreng sama es jeruk satu ya bu. Samain ajaa pesenannya.” kata Aisyah memesankan untuk yang lain juga. “Siap! Sebentar yaa.” kata bu kantin. 5 menit kemudian pesanan mereka jadi dan langsung diantarkan oleh ibu kantin. “Nih pesenan kalian.” kata bu kantin mengantarkan makanan. “Oh iya nih kembaliannya tujuh ribu ya..” kata bu kantin memberikan uang kembalian. “Iya, makasih ya bu” kata mereka serentak. Lalu mereka ke kelas sambil membawa makanannya. Sesampainya di kelas, mereka langsung memakannya. “Silahkan makan!” kata Nabila mempersilahkan. “Mari makan!” jawab Nisa. Setelah menghabiskan makanannya, bel masuk pun berbunyi dan pelajaran dimulai sampai waktu pulang pun tiba. “Yeaayy pulang!! ayo kita pulang bersama.” ajak Aisyah. “Kalian pulang naik apa? Aku naik sepeda.” kata Nisa.
113 “Kita juga naik sepeda kok! Jadi bisa pulang bersama.” kata Aisyah yang mengajak Nisa pulang bersama. “Yuukk kita pulang bersama!” kata Nisa merasa senang karena saat ini ia sudah memiliki teman yang sangat baik. “Nanti sore main barenh yuk! Nanti kita nyamper ke rumah kamu ya Nis!” ajak Nabila. “Okee.. Aku tunggu yaa di rumah, nanti ku kenalkan sama mamaku” kata Nisa. “Oke.” kata Nabila dan Aisyah. Sesampainya di rumah Nisa langsung mencari mamanya dan akan menceritakan hari pertamanya di sekolah. “Mamaa.. Nisa pulaangg.. Mama di mana?” kata Nisa mencari mamanya. “Mama di dapur nak.” jawab mama. “Keliatannya anak mama senang sekali hari ini. Gimana hari pertama sekolahnya?” tanya mama penasaran. Nisa pun cerita bahwa ia sudah memiliki teman yang sangat baik, yaitu Aisyah dan Nabila. Nisa juga cerita bahwa nanti sore temannya akan datang ke rumah untuk bermain bersama dan berkenalan dengan mamanya Nisa. “Wahh baik sekali temanmu nak, mama bersyukur kamu bisa langsung dapat teman yang baik seperti mereka.” kata mama. “Iyaa mah, Nisa juga sangat bersyukur punya teman seperti mereka.” kata Nisa.
114 “Yaudah kamu ganti baju, lalu makan dan istirahat yaa.” kata mama. “Baik mah, Nisa ke kamar dulu yaa.” kata Nisa sambil masuk ke kamarnya. Setelah ganti baju, Nisa makan dan beristirahat. Hari ini cukup melelahkan jadi Nisa tidur sangat pulas. Sore hari pun tiba, Nisa terbangun dan segera mandi. Tidak lama setelah bersiap-siap. Temannya Nisa datang dan Nisa segera membukakan pintu. “Assalamu’alaikum Nisaa.” teriak Aisyah dan Nabila, “Wa’alaikumsalam.. Yuk silahkan masuk!” ajak Nisa mempersilahkan teman-temannya untuk masuk. “Maa.. Temanku sudah datang.” kata Nisa memberitahukan kepada mamanya. “Iyaa nak.” jawab mama. Nisa pun memperkenalkan teman barunya itu kepada mamanya. Mamanya Nisa sangat senang karena ternyata mereka berdua sangat sopan dan santun. Setelah itu Nisa dan temannya pergi bermain bersama hingga hari sudah mulai gelap. Akhirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Hari ini menjadi hari yang sangat bahagia bagi Nisa, karena ia mendapatkan teman yang baik di sekolah barunya itu. Semenjak memiliki teman, Nisa tidak pernah kesepian lagi seperti sebelumnya.
115 MENJELAJAHI DUNIA MASA DEPAN By : Umair Abdulah Halo namaku Rey, aku mempunyai tiga teman, namanya Mina, Yuri, dan Raka. Kami senang berpetualang. Umur kami tidak jauh berbeda, aku berumur 12 tahun, Mina berumur 16 tahun, Yuri berumur 14 tahun, dan Raka berumur 13 tahun. Suatu hari, kami melakukan perjalanan ke hutan. Di tengah hutan kami menemukan pesawat, lalu kami masuk kedalamnya. Sesampainya di dalam pesawat tersebut, kami kaget karena ternyata pesawat itu adalah mesin waktu. Tiba-tiba kami memiliki ide untuk pergi ke negara Jepang di masa depan, tepatnya pada tahun 2727. Saat mencoba, kami malah tersasar di taun 1700. Apa yang terjadi pada mesin waktu? Jawabanya ada di akhir cerita. Akhirnya kami ke Jepang di masa lalu. Di tahun 1700, Jepang sudah sangat maju, aku berpikir seperti apa Negara Jepang di tahun 2000? Karena di tahun 1700 sudah semaju ini. Setelah itu kami mamutuskan untuk pergi menggunakan mesin waktu lagi, kami memutuskan untuk pergi ke Indonesia di masa lalu. Saat keluar dari mesin waktu, kami melihat kucing hitam yang berlari. Betapa terkejutnya kami melihat Indonesia sedang berperang melawan Belanda.
116 Berhubung Belanda yang menjajah Indanesia, aku membantu Indonesia mengalahkan Belanda. Hingga akhirnya Indonesia menang melawan Belanda. Setelah peperangan yang sengit sampai tubuh kami penuh luka, kami segera pergi ke dokter terdekat untuk untuk mengobati luka. Setelah itu kami melaksanakan shalat. Kami melanjutkan perjalanan menggunakan mesin waktu, tapi kami melihat kucing hitam lagi. Yuri mengelus kepala kucing tersebut, akhirnya kami membawa kucing itu untuk bepetualang bersama kami. Kami menetap di tahun 1700, kami bertualang ke berbagai negara, seperti Cina, Amerika, Singapura, Mekah, Madinah, India, Iran, dan Irak. 10 tahun berlalu. Saat ini aku berumur 22 tahun, Mina 26 tahun, Yuri 24 tahun, dan Raka 23 tahun. Kucing hitam itu kami namai Lili. Lili sangat aneh karena Lili tidak bertumbuh besar. Saat ini teman-temanku sudah memiliki pekerjaan, kecuali aku. Aku memilih untuk melanjutkan petualangan bersama Lili di tahun 1710. Saat aku berpetualang di hutan bersama Lili, aku bertemu kucing putih. Di kepala kucing tersebut ada gambar angin puting beliung yang berwarna abu-abu. Tiba-tiba Lili mepunyai gambar api kegelapan. Setelah itu Lili menempelkan jidatnya ke kucing putih yang ku namai Bima. Tiba-tiba ada puting beliung berwarna api gelap yang tidak menarik benda apapun. Setelah kejadian itu, ada pesawat waktu yang dulu aku temukan bersama teman-temanku. Aku menelpon mereka, setelah itu mereka datang. Mengetahui hal tersebut. Mereka menyimpulkan
117 bahwa mesin waktu itu adalah dua kucing tersebut. Kucing itu terpisah kedua tempat yang berbeda, saat mereka bersatu mereka menjadi mesin waktu. Kami akhirnya berpetualang bersama lagi. Kali ini tujuannya adalah ke pulau komodo. Saat di laut menuju pulau komodo, kami memancing ikan-ikan yang ada di laut. Ada yang dapat ikan kecil-kecil dan ada yang dapat ikan yang besar. Tak terasa kami sudah sampai di pulau komodo. Kami senang bisa melihat komodo. Ada komodo yang sedang diberi makan, ada komodo yang sedang berjemur di bawah sinar matahari, ada yang sedang mandi, dan ada juga komodo yang sakit. Para komodo yang sakit dirawat di ruang perawat. Di pulau komodo juga terlihat anak-anak yang menikmati pemandangan para komodo yang sedang berjemur di bawah sinar matahari. Setelah melewati pemandangan para komodo, kami pun pergi ke Amerika. Setibanya di Amerika, kami pun turun dari kapal. Lalu Yuri betanya kepadaku. “Kenapa kita ke Amerika?” tanya Yuri kepadaku. “Ka-karena aku ingin melihat tempat yang ada lobang seperti bekas asteroid mendarat.” jawabku ragu untuk memberi tahu Yuri. Kami pun pergi ke tempat tersebut. Sesampainya di sana, kami melihat teman kami. Ternyata dia sekarang adalah seorang peneliti. Saat ini dia sedang melakukan penelitian tentang lobang itu. Di sekitar lobang itu ternyata tanahnya panas.
118 Setelah puas berkeliling dunia, akhirnya kami kembali ke tempat tinggal kami masing-masing. Kami sangat bersyukur karena diberikan kesempatan seperti ini.
119 3 Sahabat Sholehah By: Aisy Nadhifah Uzma Aifa sedang bersedih, karena nilai ujiannya selalu di bawah KKM, dia terkadang rangking 21 atau 22 atau 23 dari 25 siswa. Aifa suka makan, tapi badannya gak gemuk-gemuk. Aifa paling kecil di antara sahabat-sahabatnya. Laura anak yang baik dan penyabar, dia suka pakai cadar, umurnya 11 tahun. Sinta agak cerewet, tapi cerewetan Aifa, Sinta suka fotofoto dan suka jalan-jalan, umur dia sekarang 10 tahun. Laura, Sinta dan Aifa penghafal Qur’an lho…Ada yang lucu dari mereka, mereka suka berantem hanya gara-gara kebelet, jadi berebutan dehh, he…he…he.. Awal pertemuan ketiganya Pada suatu hari, Laura bermain dengan Arka, mereka bermain petak umpet. Laura mendapatkan giliran jaga. Sambil jaga, Laura berhitung 1 sampai dengan 30. Selesai berhitung, Laura langsung mencari-cari Arka yang sedang bersembunyi. Namun, ketika Arka sedang bersembunyi, tiba-tiba mamanya Arka memanggil Arka, Arka disuruh pulang oleh mamanya. Arka langsung pulang, tanpa mempedulikan Laura yang sedang mencari keberadaannya. Hampir satu jam lamanya Laura mencari Arka, dengan wajah yang penuh kekesalan, Laura bergumam dalam hatinya “Aku gak mau temenan sama Arka lagi, aku gak mau mencarinya lagi” masih terlihat kekesalan di wajah Laura.
120 “Lagian ia suka mencuri uangku, aku gak suka” kekesalan di dalam hatinya semakin kencang. Ketika Laura sedang duduk sambil cemberut, datanglah dua anak perempuan yang usianya tidak begitu jauh dengannya. Mereka pun berkenalan satu dengan yang lainnya. “Hallo, kenapa kamu kelihatan sedih?” tanya Sinta “Ha..hallo juga, k..kalian siapa?”jawab Laura “Aku Sinta, kamu nggak usah takut, kami ingin berteman dengan kamu kok” kata Sinta “Kalau aku Aifa” sahut Aifa. Laura pun menceritakan kejadian tadi. “Oh ya udah, kamu jangan sedih, mau nggak kamu jadi temen kami?”kata Sinta. “Mau banget” jawab Laura. Sejak saat itu mereka pun selalu bersama-sama, di mana ada Sinta, di situlah ada Aifa, di mana ada Aifa, di situlah ada Laura, begitulah seterusnya. Suatu pagi, Sinta mengajak teman-temannya untuk pergi jalan-jalan, karena Sinta bosan di rumah. Sinta mengajak mereka ke toko buku terbesar yang ada di kota itu. Mereka janjian di sebuah taman. Setelah berkumpul, mereka pun pergi bersamasama. Mereka diantar oleh papahnya Sinta. Setelah sampai di toko buku “Kalian bawa duit berapa?” kalau aku bawa 200 ribu, aku ambil tabungan aku” kata Aifa.
121 “Kalau aku bawa 250 ribu, 100 ribu dari mamah, 150 ribu nya dari tabungan aku” kata Laura. “Aku bawa 300 ribu, yang 100 ribu dari mamah, 200 ribu dari papah” kata Sinta. Setelah selesai, mereka pun pulang dengan hati yang riang. Kukuruyuuuuuuuk Hari sudah pagi, tetangga Laura ngasih info kalau ada lomba hafalan Al-Qur’an di masjid sebelah rumah Laura. “ Wah aku harus ikutan nih” kata Laura. Laura pun memberi tahu sahabat-sahabatnya. Lomba itu ternyata lomba beregu, setiap regu terdiri atas 3 orang peserta. Mereka pun senang, karena mereka bisa satu kelompok. Tiba saatnya lomba “ Peserta nomor 8 yaitu kelompok Ailasin, yaitu Aifa, Laura, dan Sinta, dipersilahkan untuk maju” panggil kakak panitia. Mereka pun maju ke depan, dan membaca surah An Naba, An nazi’at, dan ‘Abasa. Setelah selesai membaca, tibalah saatnya pengumuman. Mereka degdegan, ternyata…juara pertama tim Aliasin alias Aifa, Laura, dan Sinta. Mereka senaaaaang sekali. Mereka mendapatkan hadiah berupa uang sebesar 3 juta rupiah, mereka apain ya uang itu? Ya….ternyata mereka pakai uang itu untuk disumbangkan ke panti asuhan dekat rumah Laura. Uuuugh, kereeeeeen.
122 Sejati Selalu di hati By: Aisyah Afiqah Firdaus Ada tiga orang sahabat yang selalu bersama kemana pun mereka pergi. Pada suatu hari, mereka bertengkar hanya gara-gara menentukan gaun yang akan mereka pakai ke pesta ulang tahun salah seorang teman di sekolah. Fatimah menyarankan, mereka memakai gaun berwarna kuning, sedangkan Nabila dan Rara menyarankan mereka untuk memakai gaun berwarna ungu. Dari situlah kerenggangan pun terjadi. Mereka tetap bersama, tetapi tidak saling tegur sapa. Pada suatu hari, sepulang dari sekolah. Mereka mendapati seorang nenek yang sedang berdiri di halte sekolah. Ketika ditanya, nenek itu mau pergi ke terminal. Nabila dan Fatimah enggan untuk mengantarkannya, namun Rara tidak demikian. Dia langsung mau mengantarkan nenek itu. Sesampainya di terminal, si nenek menawarkan sesuatu kepada Rara, namun Rara menolak dengan halus. Si nenek ingin membalas kebaikan Rara. “ Cu, kamu bilang aja mau apa?”kata nenek. “ Aku tidak mau apa-apa nek, kalau nenek memaksa, aku mau minta do’ain agar kedua sahabatku akur kembali” kata Rara. “ Baiklah cu, nenek pasti do’ain” jawab nenek. Ketika Rara sedang membetulkan tali sepatunya, si nenek tiba-tiba menghilang. Rara kaget, ia cari-cari dan tanya-tanya tentang nenek itu. Tapi, semua orang yang ditanya, tidak mengetahuinnya. Ada yang ngasih informasi, dia bilang bahwa dia tidak melihat seorang nenek, melainkan dia melihat Rara sendirian sedari tadi. Waaah, horror juga nih.
123 Rara segera mencari teman-temannya, ia lalu menceritakan kejadian yang ia alami. Seketika, Nabila dan Fatimah ketakutan, mereka berpelukan. Rara malah senang melihatnya. “ Rara, kenapa kamu senyum-senyum?” tanya Fatimah. “ Aku senyum liat kalian, ternyata sudah akur ya sekarang” jawab Rara. Mereka pun tertawa bersama-sama. Suatu hari, Nabila dan Fatimah mengajak Rara ke suatu tempat. Ternyata Rara diajak ke restaurant. Di sana mereka menyiapkan satu tempat yang agak luas dan asri. Turun dari mobil, Rara ditutup matanya. Ketika sudah sampai di tempat tersebut, Rara disuruh untuk membuka matanya. Rara sangat terkejut, karena ternyata dua sahabatnya itu memberikan kejutan spesial ulang tahunnya. Rara menangis haru, mereka pun berpelukan. Hari itu adalah hari ulang tahun terindah dalam hidup Rara.
124 Serunya Study Tour By: Aliya Fatiyatuzzakiya SD tempat Luna sekolah, mengadakan study tour ke Jogjakarta. Seperti biasa dari pihak sekolah disediakan penginapan, satu kamar terdiri atas lima orang. Naila, Tania, dan Luna mereka satu kamar. “Naila, Tania ayo kita makan” ajak Luna “ Iya Luna sebentar” jawab mereka berbarengan Mereka pun pergi ke restoran tempat yang sudah disediakan pihak sekolah untuk anak-anak murid tersebut. Setelah makan siang, semuanya kembali ke kamar. Seperti biasanya, Tania, Luna, dan Naila selalu berebutan kalau mau mandi. Bu guru memanggil mereka untuk segera berkumpul di ruangan tunggu. Mereka bingung semuanya mau duluan. “Kita bareng aja yuk” kata Naila “ Ya udah yuk” jawab Tania Akhirnya mereka mandi bersama, walaupun ibu guru sudah mewanti-wanti untuk tidak mandi bersama. Cuman, karena ini kepepet, jadinya, yaaa sudahlah mandi bersama tuh mereka. Setelah acara inti, sekarang giliran acara bebas, semua siswa diperbolehkan untuk berbelanja. Semua berbelanja termasuk Naila, Tania, dan Luna. Mereka membeli baju tidur yang sama motif, bahan, warna, dan ukurannya. Oh ya mereka berbelanja di pasar Malioboro yang terkenal itu lho.
125 Akhirnya mereka pun kembali ke penginapan, di penginapan mereka mencoba baju yang sudah mereka beli. Waah bagus juga ya…Mereka kompak dengan baju couplenya.
126 Percaya Diri By: Alya Nurrizky Ada seorang anak yang bernama Izumi, dia tomboy tapi cantik. Izumi anak kedua dari dua bersaudara, kakak Izumi bernama Rissa. Pada suatu hari, sepulang dari sekolah, Izumi bertanya kepada ibunya. “Ibu, ada benang dan kain gak?” tanya Izumi “ Buat apa? Kok kamu nanya benang dan kain?” jawab ibu “ Ada lomba menjahit di sekolahan, ibu bisa bantu aku gak?” Tanya Izumi “ Maaf nak, ibu gak bisa, ibu ada tugas di luar kota, mending minta bantu kak Rissa ya” jawab ibu. “ Emang kakak bisa?’ Izumi meyakinkan. “ Kak Rissa juga kan pernah menjahit seperti itu” jawab ibu meyakinkan. Setelah bilang ke kak Rissa, ternyata kak Rissa mau membantu Izumi. “ Terimakasih kakak” ujar Izumi sambil memeluk kak Rissa. Keesokan harinya “ Izumi, bangun” kata kak Rissa “ Buat apa sih kak bangun pagi-pagi banget?” ucap Izumi “ Kita beli bahan-bahan buat jait yuk” ajak kak Rissa
127 “Oh, ya udah, oke deh kalau begitu” jawab Izumi Sepulang dari belanja bahan-bahan “ Duh, capek banget, panas lagi” keluh Izumi “ Nih kakak buatin es jeruk” kata kak Rissa Izumi senang sekali mendapat es jeruk, dia berterimakasih kepada kak Rissa, karena kak Rissa sudah membantunya membeli bahan untuk menjahit baju, tak hanya itu kak Rissa juga membantu Izumi menjahit. Tapi, karena waktunya sudah mepet, mereka mengerjakannya buru-buru. Hasilnya sih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Izumi agak kecewa dengan hasilnya. Tidak berapa lama, teman-teman Izumi memanggil Izumi untuk pergi ke tempat lomba, Izumi enggan berangkat, karena hasil jahitannya kurang sesuai. Tapi, teman-temannya memaksa untuk berangkat, akhirnya dengan sedikit malas Izumi pun berangkat ke tempat lomba. Dan benar saja, hasil jahitan teman-temannya, jauh lebih bagus dari hasil jahitan dia. Tapi, siapa sangka ternyata hasil jahitan Izumi berhasil memikat juri. Izumi sangat senang mendengarnya, hasil jahitan Izumi mempunyai paling rapi, makanya dia yang menjadi pemenangnya. Tapi, Izumi tetap berjanji dalam hati, tidak akan mengerjakan pekerjaan dengan cara buru-buru. Di sore yang sangat cerah, kak Risa dan ibu akan membuat kue. Izumi menghampiri kak Risa. “ Bikinnya jangan terburu-buru kak” kata Izumi. “ Memangnya kenapa, Izumi” timpal ibu. “ Biar hasilnya maksimal bu” jawab Izumi sambil nyengir. “ Wah, izumi sudah pintar ya sekarang” jawab ibu.
128 “ Iya dong bu, kan belajar dari pengalaman” sahut Izumi kepada ibunya. Mereka pun tertawa bersama.
129 Zahra Takut Hantu By : Alya Safira Hakim Sekolah tempat Zahra dan Athifa belajar akan mengadakan study tour ke sebuah perbukitan di daerah Bogor. Mereka study tour sekalian perpisahan kelas 4, karena mereka belum tentu bersama-sama lagi pas kelas 5 nya. Di perbukitan mereka menginap di sebuah vila. Tempatnya sih enak, bersih, dan nyaman. Akan tetapi, banyak pohon besar di sekitar vila itu, jadi lumayan agak seram iiiiiih. Setibanya mereka di sana, mereka langsung disambut dengan makan siang, lauknya sederhana tapi terasa enak banget, mungkin karena dingin jadinya mereka lahap makannya. Setelah makan siang, mereka merapikan barang-barang kami di kamar yang sudah ditunjuk guru. Mereka berdua sekamar, mereka senang sekali. Zahra yang agak sedikit penakut, sudah berpesan ke Athifa. “Athifa, nanti kalau aku pengen pipis kamu temenin aku ya” pinta Zahra. “Iya, tenang aja” jawab Athifa. Mereka kemudian mengikuti perintah guru untuk ke lapangan. Mereka mau mengikuti permainan yang diadakan oleh guru mereka. Ada berbagai permainan yang diadakan, semuanya seruuu banget. Apalagi permainan memindahkan tepung, itu yang paling seru. Setiap kelompok berdiri ke belakang, satu kelompok terdiri atas 5 orang. Guru memberikan aba-aba, peserta paling depan harus memberikan tepung ke belakang mereka, teman yang di belakang harus menangkap tepung yang diberikan memakai mangkok, dan begitu
130 seterusnya. Permainan ini paling seru, banyak yang belepotan tepung,ha…ha…ha..ha… Tibalah malam harinya, mereka tidur bersama. Pas lagi tidur, Zahra mau pipis, Zahra membangunkan Athifa. “Athifa, bangun….anterin aku pipis ya” kata Zahra. “Aaaaah….aku ngantuuuuk”jawab Athifa. “Athifaaaaa…cepetaaaan, aku udah gak kuat nih”ucap Zahra sambil meringis. “Aduuuuh, Zahra ribet iiih” kata Athifa. “Ya udah ayo dehhhh” kata Athifa lagi. Mereka berdua menuju kamar mandi Setibanya di kamar mandi, Zahra melihat ada sosok putih sedang berkelebatan di antara pohon. Zahra menjerit sekuat tenaga. “ Hantuuuuuuuu…” teriak Zahra “Zahra ada apa?” tanya Athifa panik “Aaaaku melihat hantu” kata Zahra langsung memeluk Athifa. “Itu di sanaaaa…”Zahra menunjuk ke sebuah pohon. “Gak ada apa-apa Zahra” kata Athifa. Tidak berapa lama, datanglah teman-teman mereka. “Ada apa ada apa?” tanya teman-teman lain, bu Irma pun datang. “Ha…ha…ha…ngompol gak tuh Zahra” kata Aldi, Riki, dan Vino. “Kalian lagi ngapain di sana?” tanya Athifa.
131 “Kita habis nakut-nakutin kalian, ha…ha…ha…” kata Aldi, Riki, dan Vino. “Kalian jahat”tangiz Zahra. “Aldi, Riki, Vino, sini…kalian ibu hukum” kata bu Irma. Aldi, Riki, dan Vino kemudian dihukum sama bu Irma, Zahra dan Athifa balik lagi ke kamar. Athifa bilang ke Zahra, bahwa Zahra jangan jadi penakut lagi, karena temen-temen jadinya gangguin Zahra. Zahra pun mengiyakan Athifa.
132 Liburan Paling Seru By : Ammar Hudzaifah Slamat Coco dan Lala serta teman-temannya sedang berlibur. Mereka memilih hotel sebagai tempat liburannya. Coco dan Lala pergi ke Indomart membeli makanan cemilan, mereka juga mencari sarapan. Keesokan harinya, Lala bangun duluan. Ia membuat sarapan roti bakar. Setelah membuat roti bakar ia langsung berolahraga sambil menunggu teman-temannya bangun. Dodo, Coco dan yang lainnya pun bangun. Mereka langsung melahap roti buatan Lala. Selesai sarapan, mereka langsung pergi berenang. Meskipun mereka berlibur, mereka tetap ingat untuk shalat wajib. Dzuhur, ashar, maghrib, dan isya tidak pernah terlewatkan. Di sela kesibukan mereka menikmati liburan, mereka bermain game bersama. Saat malam hari, mereka minum es teh bersama. Dodo minum teh banyak sekali, sehingga pagi harinya Dodo sakit perut. Mereka membawa Dodo ke dokter. Alhamdulillah Dodo tidak kenapa-napa mereka senang mendengarnya. Liburan itu sangat menyenangkan, mereka tertawa bersama dan senang-senang bersama. Persahabatan mereka pun semakin erat. Tibalah saatnya mereka untuk pulang. Mereka pulang tidak bersama-sama. Mereka pulang berkelompok sesuai arah rumah mereka. Coco dan Lala sangat bahagia bisa berlibur bersama.
133 Indahnya Berbagi By: Athifa Izzatunnisa Terdapat tiga gadis kecil yang sedang mengerjakan PR di sebuah rumah yang cukup sederhana, namun cantik dan rapi. Mereka adalah Mika, Mina, dan Mena. Namanya hampir sama ya…tapi mereka bukan saudara kandung lho. Mika anaknya pinter, dermawan dan cantik. Jilbab warna pastel adalah jilbab kesukaannya. Kalau Mina anaknya kalem, lembut, dan cewek banget. Dia kalau pakai jilbab, maunya samaan dengan sahabatnya. Sedangkan Mena anaknya……….ea…nungguin ya?...sutttt Mena anaknya agak cerewet dan pelit, tapi dia baik juga kok. “Mika, hari Minggu kita jalan-jalan yuk” ajak Mina. “Boleh, ajak Mena gak?” jawab Mika. “Ajak aja, nanti dia marah lho kalau gak diajak” lanjut Mina. Mereka pun mengajak Mena, Mena yang masih malas-malasan di tempat tidurnya, terpaksa keluar kamar membuka pintu karena ada yang memanggil. “Ada apa sih kalian ke sini pagi-pagi banget” kata Mena sambil nguap. “ Neng, liat…matahari udah nongol tuhh” tukas Mina. “ Iya nih, tuan putri bobo terus” tambah Mika. Mena langsung cemberut, dia langsung ceramahin tementemennya. Tapi, karena Mika dan Mina sudah tahu sifat Mena, mereka santai aja diceramahin Mena. “ Ya udah nih, kamu mau ikut apa enggak?” tanya Mika.
134 “ Ya udah aku ikut, tapi aku mandi dulu,jangan lupa…kalian bawa uang jajan masing-masing kan?” kata Mena. “ Ya bawa lah, dasar peliiiiit” jawab Mika dan Mina bersamaan. Setelah Mena siap, mereka berangkat ke danau jalan-jalan sambil melihat keramaian. “ Eh jajan yuk” ajak Mika. “Ayuk…” jawab Mina dan Mena kompak. “Eh tunggu….lihat deh ke tepi danau” kata Mika. Mereka melihat seorang gadis kecil sedang menangis di dekat danau. Mereka pun menghampiri gadis itu. Mereka bertanya kepada gadis itu. Pas mereka tanya, ternyata gadis itu gak punya uang untuk membeli roti. “ Kenapa kamu menangis dek?” tanya Mena. “ Aku pengen beliin adek aku roti, tapi aku gak punya uang kak” jawab si gadis kecil. Mereka bertiga sepakat, bahwa mereka akan menyisihkan setengah dari uang jajan mereka untuk membeli roti, supaya si gadis bisa ngasih adeknya roti. Setelah membelikan roti, ada sedikit rasa lega dalam hati mereka. Mereka sudah mau berbagi kepada orang lain yang membutuhkan. Yuk kita berbagi!
135 Serunya Menonton By: Azka Alifiandra Ramadhan “Fajar, main yuuuuk” teriak Azka mengajak Fajar untuk bermain. Fajar dan Azka tinggal bersebelahan rumah. Mereka sering bermain bersama-sama. Dari mulai main bola, layangan, main uno, bahkan nonton TV. Acara TV kesukaan mereka adalah kartun yang berjudul “Ejen Ali”. Kalau sudah ngobrolin Ejen Ali, wuiiiih Fajar dan Azka selalu bersemangat. Seperti hari itu, Azka mengajak fajar main di luar, tapi karena suasana sangat panas, akhirnya mereka main di dalam rumah. Mereka menonton TV acara Ejen Ali. Ejen Ali adalah seorang detektif yang sangat bijak dan pintar. Semua orang mengenal dan menyayanginya. Di dalam episode ini, Ejen Ali berhadapan dengan dua orang penjahat yaitu Jeni dan Uno. Jeni dan Uno mau mencuri Projek Airis yang ada di gedung Cyber. Mereka melewati lubang tanah yang mengarah ke gedung Cyber. Mereka berhasil masuk ke dalam gedung. Namun, ketika sudah sampai di dalam gedung, Alarm pun berbunyi, Jeni dan Uno kebingungan, mereka tidak tahu harus berlari ke arah mana. Jeni dan Uno sangat menginginkan Projek Airis yang berbentuk bulat dan berwarna kebiruan itu. Mereka ingin menguasai dunia dengan benda itu.
136 Namun, niat mereka untuk mengambil Projek Airis harus terhalang oleh seorang detektif muda yang bernama Ejen Ali. Mereka pun bertengkar sangat sengit. Akhirnya, Jeni dan Uno bisa dikalahkan oleh Ejen Ali, mereka dimasukkan ke dalam penjara. Film Ejen Ali pun selesai. Mereka yaitu Azka dan Fajar melanjutkan mainnya di luar rumah, mereka bermain bola bersama teman-teman yang lain di lapangan. Selesai bermain, mereka istirahat. Sambil istirahat, mereka bercerita tentang Ejen Ali yang sebelumnya mereka tonton.
137 Kepedulian Seorang Sahabat By : Azzahra Syifa Ramadhani Putri Di sebuah sekolah, ada 4 orang sahabat, yaitu Nabila, Sinta, Kayla, dan Fani. Mereka membuat sebuah grup dengan sebutan Smart and Beautiful Girl, lucu kan namanya…. Nabila, dia cantik, putih, pinter, dan tinggi, tapi dia sedikit egois. Kesukaan dia, pergi ke pantai dan suka membaca buku, makanan favoritnya adalah soto Semarang. Sinta, dia juga cantik, putih, dan tinggi. Dia lucu, ramah, dan paling peduli terhadap temannya. Walaupun, dia agak sedikit pemarah sih. Kesukaannya adalah traveling, gak tanggungtanggung… dia sudah pernah keliling dunia lho. Diantaranya ke Jepang, Italia, dan Kanada. Tentu saja bersama keluarganya. Fani, dia cantik, putih, tinggi, dan pintar. Dia memiliki makanan favorit yakni gudeg khas dari Jogja. Yang terakhir, Kayla. Dia cantik, pinter, rajin dan senang bermain. Dia paling suka bermain petak umpet. Dia adalah murid kesayangan bu Indri. Suatu pagi, Nabila bersiap-siap berangkat ke sekolah. Hari itu cuaca sangat cerah. Sesampainya di sekolah, dia bertemu dengan ketiga sahabatnya. Saat istirahat mereka pun ke kantin sekolah. “Sin, kamu makan apa?” Tanya Nabila. “ Aku makan dimsum, kamu mau?” jawab Sinta. “ Enggak, aku gak terlalu suka.” Istirahat pun usai
138 “ Sebelum pulang, ibu akan memberikan kabar gembira buat kalian” kata bu Indri. Semua murid bersorak sorai mendengar ada kabar gembira yang akan disampaikan. “Tanggal 5 Februari, kita akan tour ke pantai” lanjut bu Indri “Yeaaaaay” semua riuh Tak terasa, tanggal 5 pun tiba. “ Ayo kita berenang” ajak Sinta. “Yuk, aku mau berenang” jawab Nabila Mereka tidak lupa mengajak Kayla dan Fani. Mereka senaaaang sekali bisa berenang bersama, merasakan deburan ombak dan hangatnya sinar mentari. “ Aduhhh…kakiku” Nabila langsung memegang kakinya. Ternyata kakinya berdarah. Sinta langsung menghampiri Nabila. “ Kamu kenapa Nabila?” Tanya Sinta panik “ Gak tau nih, nginjek kerang kayaknya” jawab Nabila sambil meringis kesakitan. Sinta langsung mengambil tas yang isinya obat-obatan. Fani dan Kayla ikut membantu. Dengan cekatan, sinta mengobati luka Nabila. Tiba lah waktunya merka harus pulang, mereka sangat senang sekali dengan tour ini, mereka bilang sama bu Indri, bahwa mereka ingin kembali lagi ke sana. Sesampainya di rumah
139 Sinta, langsung membersihkan diri, terdengar panggilan mama. “ Sinta…” mama setengah berteriak “ Iya ma, ada apa? Kok mama berteriak “ Ini ada kabar di grup WA, Nabila kecelakaan” mama memberikan HP nya ke Sinta sambil gemeteran. “ Ya Allah Nabila, kamu kenapa” Sinta juaga gemeteran bercampur lemas, kakinya berasa tidak sedang berpijak di bumi. “ Ayo kita ke rumah sakit” ajak mama Sinta. “ Iya ma, eh…tapi sebentar ma, aku kabarin Fani dan Kayla dulu ya” ujar Sinta Dia menghubungi kedua sahabatnya supaya mereka datang juga ke rumah Sakit. Sesampainya di rumah sakit Ibu Nabila bercerita sambil menangis, ternyata Nabila dalam keadaan kritis. Semua yang mendengar pun ikut menangis. Sinta, Fani, dan Kayla tak henti-hentinya berdo’a untuk keselamatan Nabila sahabatnya. Semenjak saat itu mereka rajin shalat tahajud, mereka mendo’akan Nabila agar segera sembuh dari kritisnya. Dan Alhamdulillah, akhirnya Nabila pun bisa melewati masa kritisnya. Semua sahabatnya sujud syukur mendengar kabar itu. Mereka berjanji dalam hati mereka, bahwa mereka akan menjaga satu sama lain, mereka akan mejaga persahabatan tetap terjalin sampai kapan pun.
140 Sebuah Penyesalan By: Daffa Dhiya’ulhaq Diceritakan, ada sebuah keluarga yang tinggal di kota Bekasi. Mereka selalu kompak kemana pun mereka pergi. Tapi, ada satu kelemahan mereka, mereka selalu kesiangan kalau mau bepergian. Budi, Aya , mama, dan ayah berencana untuk mengisi liburan ke kampong halaman ayah di sebuah desa yang bernama desa Cihurip kabupaten Garut. Mama, Aya dan Budi, menyiapkan keperluan dan oleh-oleh. Sedangkan ayah, memeriksa mobilnya, supaya di jalan aman dan lancar. Rencananya mereka akan berangkat sore hari, tapi Budi masih bermain bersama teman-temannya, Aya masih menonton TV, dan ayah masih tertidur pulas. Ibu pun masih asyik membersihkan dapur. “ Ya ampun, udah jam lima” kata ibu. Ibu langsung memanggil Aya, Budi, dan membangunkan ayah. Mereka mandi dan siap-siap dengan terburu-buru. “Ibu sih gak ngingetin kita” kata Budi dan Aya kompak. “Sudah, sudah, memang ini kesalahan kita semua, jangan nyalahin ibu terus” timpal ayah. Mereka pun berangkat menuju Garut. Perjalanan sungguh memberatkan, karena ternyata macet di mana-mana. Macam-macam sih alasan macetnya, ada mobil yang mogok, dan ada pula karena jalanan yang rusak. Jam 04.00, mereka sampai di tujuan. Karena lelah, mereka pun langsung tertidur pulas. Tidak terasa, ternyata mereka bangun kesiangan. Mereka baru terbangun jam 07.00. Ibu langsung loncat
141 dari tempat tidur, dibangunkannya ayah, Budi dan Aya. Mereka shalat shubuh kesiangan. Dari kejadian itu, mereka menyesal, dan mereka berjanji untuk selalu mengerjakan sesuatu tepat waktu, supaya tidak terlambat lagi.
142 Kesuksesan Puteri By : Elisa Musyarofa Putri adalah seorang anak yatim piatu, dia hanya memiliki seorang nenek yang sudah tua, namun nenek Putri sangat menyayanginya. Pada suatu hari, neneknya jatuh sakit. Putri sangat cemas dengan keadaan neneknya. Dia langsung membawa neneknya berobat ke dokter. Namun, dokter sudah tidak mampu mananganinya, akhirnya dia dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit. “ Adek, nenek kamu harus dirawat di sini dulu ya, gak apa-apa kan?” kata salah seorang suster ramah sekali. “ Iya gak apa-apa suster” jawab Putri “ Suster, mau tanya…kira-kira biayanya berapa?’ tanya Putri lagi “ Nanti kita tanya di bagian administrasi ya dek” jawab suster Putri memikirkan bagaimana biaya neneknya itu, akhirnya ia punya ide untuk jualan. Putri berjualan kue keliling komplek perumahan. Namun sebelum dagangannya habis, Putri pun pingsan. Salah seorang ibu membawa Putri ke rumahnya. Setelah Putri siuman, Putri ditanya tentang keadaannya, dan kenapa dia sampai pingsan. Putri pun bercerita panjang lebar mengenai kehidupannya dengan neneknya. Si ibu yang mendengarnya merasa iba dengan Putri, akhirnya Putri diantar ke rumah sakit, dan si ibu berjanji akan melunasi biaya rumah sakit.
143 Sesampainya di rumah sakit, Putri dipanggil dokter, bahwa neneknya sudah tiada. Betapa terkejutnya Putri, dia menyesal telah meninggalkan neneknya di rumah sakit sendirian. Sekarang Putri tidak punya siapa-siapa lagi. Tapi dia tetap tegar menghadapi kehidupannya yang keras itu. Putri semakin dewasa, dia sudah tamat SMK. Putri berusaha untuk mencari pekerjaan, tapi tidak ada pekerjaan yang menerimanya. Putri tidak patah semangat, Putri kemudian berjualan, awalnya kecil-kecilan tapi lama-kelamaan usaha kue Putri berkembang pesat. Sekarang dia malah sudah memiliki ruko sendiri. Sekarang dia sudah memiliki merk dagang sendiri, yakni Toko Kue Putri.
144 Peta Harta Karun By: Faiq Arrazaq Riko disuruh mama membersihkan gudang peninggalan kakek, letaknya ada di samping rumah mereka. Awalnya, Riko gak mau, namun karena ini perintah mama, dia tidak bisa membantahnya. Riko membersihkan gudang itu sendirian. Di gudang itu ada banyak barang-barang kuno, seperti tembakan pemburu yang sudah karatan, topi koboy, sepatu boat, dan barang-barang lainnya. Kakek Riko dulunya seorang pemburu handal, makanya banyak barangbarang seperti itu di gudang. Ketika sedang beres-beres, tiba-tiba Riko melihat gulungan kertas. Dia perlahan membuka gulungan kertas itu. Ternyata isinya peta harta karun. Keesokan harinya, Riko cerita ke Tono. Mereka kemudian menuju ke gudang itu. Pas dilihat, Tono langsung berteriak. “Wah, ini peta harta karun beneran Riko, ayo kita cari bareng-bareng” kata Tono. “Aku ijin dulu sama mama ya” ucap Riko. “Ya udah buruan sana” jawab Tono. Mereka pun membawa perbekalan seadanya, mereka berangkat ke sebuah bukit. Mereka terus berjalan mengikuti peta tersebut. Mereka berjalan dan terus berjalan, mereka tiba di sebuah gubuk yang terdapat di gambar peta itu. Meraka pun perlahan-lahan masuk ke gubuk itu. Ternyata di gubuk itu tidak ada apa-apa, hanya ada kayu-kayu yang berserakan dan atap gubuk yang penuh dengan sarang laba-laba.
145 Mereka langsung keluar dari gubuk itu, ketika keluar mereka bingung. Kemana mereka harus melangkah. Mereka bingung dan semakin bingung. Ternyata mereka tersesat. Mereka pun menangis karena gak bisa pulang. “Huuuuu…”tangis mereka Tiba-tiba…… “Riko banguuun” kata mama Riko “Kamu kenapa nak? dari tadi teriak-teriak sambil nangis” lanjut mama Riko. “Ternyata aku mimpi ma…” kata Riko sambil nyengir. “Makanya kalau tidur harus do’a dulu ya” kata mama Riko pun merasa lega, ternyata itu hanya mimpi.
146 Pemain Bola yang Pantang Menyerah By: Fakhri Robbani Ada seorang anak baru lahir, namanya Bluelock. Bluelock nangis terus sampai air matanya jatuh mengenai kakinya. Setelah dia besar, dia menjadi pemain bola walaupun masih cadangan. Kenapa begitu? Karena dia badannya pendek. Orang tuanya membawa Bluelock ke dokter, kata dokter Bluelock akan selamanya pendek. Bluelock tidak kecewa, dia bertekad menjadi pemain bola yang hebat. Dia latihan tendangan salto, beberapa kali mencoba selalu tidak bisa, dia tidak menyerah, dia terus berlatih lagi dan lagi. Di sebuah lapangan, pemain inti dari tim Bluelock cedera, dia ditunjuk untuk menggantikannya. Bluelock hampir kalah, tapi temannya yaitu Radit dan Itachmo terus menyemangatinya. Akhirnya Bluelock bisa mengalahkan lawannya dengan tendangan salto yang selalu gagal, dan berhasil dilakukan pas pertandingan itu. Sejak saat itu, Bluelock menjadi pemain inti. Sejak Bluelock jadi pemain inti, timnya menang terus dan Bluelock berhak mengangkat trofi. Meskipun badan Bluelock pendek dan kecil, tapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa menjadi pemain bola terkenal. Jangan malu dan takut untuk percaya diri ya.
147 Zonix dan Teman Ninja By: Haidar Atallah Syahbani Di hari Minggu yang cerah, Zonix sang ninja api sedang berlatih sendiri, karena Daffa dan Mamang sedang mengaji. Zonix mulai berlatih mengontrol kecocokan apinya, tiba-tiba muncullah pedang yang menyerang Zonix. Zonix menghentikan pedang itu dengan tangannya. Ternyata pedang itu berasal dari Rossi sang guru Zonix. “Pedang itu tidak ada kekuatannya, sehingga kamu bisa menangkapnya Zonix” kata Rossi. Saat yang bersamaan, Daffa dan Mamang datang dan memberi salam kepada Zonix dan Rossi. “Assalaamualaikum” ucap Daffa dan Mamang bersamaan. “Waalaikumsallam” jawab Zonix dan Rossi. “Guru, ajarkan kami jurus baru” ucap Zonix kepada Rossi gurunya. “Emang kalian mau diajarin jurus apa?” jawab Rossi. “Jurus mengontrol kecepatan pedang guru” mereka menjawab dengan serempak. “Ya sudah, besok pagi jam 06.00 kalian saya tunggu di sini” kata Rossi. “Siap guru” jawab mereka dengan senangnya. Keesokan harinya mereka berkumpul di tempat itu. Seperti biasa Rossi sang guru selalu datang pertama. Rossi ini adalah guru
148 yang selalu datang tepat waktu, memang patut dicontoh oleh seluruh guru di bumi ini. Yang paling pertama dipanggil adalah Daffa. Ia berlatih menaklukkan pedang air atau biasa disebut pedang es. Daffa melawan manusia buatan yang sudah disiapkan Rossi. “Jika kalian bisa mengalahkan manusia buatan ini dalam waktu satu menit, maka kalian akan saya beri gelar ksatria dan kalian akan saya berikan jurus-jurus terbaru saya.” Kata Rossi kepada muridmuridnya. 30 detik berlalu, Daffa belum bisa menaklukkan manusia buatan itu. Ternyata sangat susah mengalahkan manusia buatan itu. Daffa pun hampir putus asa. “Ha..ha…ha…ternyata kamu sangat lemah” kata Rossi. 60 detik berlalu, ternyata Daffa tidak bisa mengalahkan manusia buatan itu. Daffa pun gagal untuk mendapatkan gelar ksatria. Orang ke dua adalah Mamang, dia diberikan tantangan yang sama dengan Daffa. 20 detik berlalu, Mamang sangat kesulitan menaklukkan manusia buatan itu. Tidak terasa 1 menit pun berlalu. Mamang gagal juga mendapatkan gelar ksatria. Yang terakhir dipanggil adalah Zonix. Aturan yang diberikan sama dengan kedua sahabatnya. Zonix pandai bermain pedang, bahkan ia pernah mendapatkan julukan sang raja pedang. Hanya dalam waktu 30 detik, Zonix bisa menghancurkan manusia buatan tersebut. Akhirnya gelar ksatria pun didapatkan oleh Zonix. Kedua sahabatnya senang melihatnya, mereka bangga dengan kelihaian Zonix bermain pedang.
149 “Bagus Zonix, kami bangga kepadamu” kata Daffa dan Mamang. Tidak hanya Daffa dan Mamang yang bangga denga Zonix, Rossi guru mereka pun bangga kepada Zonix. Congratulation Zonix…
150 Perjuangan Seorang Ayah By : Hammam Abiyyu Faiq Ayahku adalah seseorang yang baik, tinggi, pemberani namun penuh dengan kelembutan. Ini cerita aku dan ayahku setahun silam. Aku sedang bermain bersama teman-teman, yakni Kholis dan Zaidan. Kami bermain bola bersama di lapangan dekat rumahku. Selesai main bola, kami ke warung untuk membeli es krim yang harganya 10 ribu. Setelah membeli es krim, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Saat perjalanan pulang, ada seorang laki-laki yang gerakgeriknya sangat mencurigakan. Ternyata benar dugaanku, dia mengejarku. Aku pun berlari secepat yang aku bisa sambil berteriak: “Tolong…..tolong….tolong” sambil ngos-ngosan Tapi, akhirnya aku tertangkap, aku dimasukkan ke dalam mobil, aku dibawa oleh orang-orang itu. Dari kejauhan ada sosok laki-laki tinggi yang memperhatikan kami. Dia langsung mengejar mobil yang aku tumpangi. Si penculik sadar bahwa mereka sedang diikuti, langsung menancap gas. Kami pun berkejar-kejaran. Saat sedang berkejar-kejaran, laki-laki itu menabrak pohon, dia pun kehilangan jejakku. Aku dibawa penculik ke gedung kosong, tidak berapa lama laki-laki itu pun sampai di gedung kosong, sepertinya dia melihat jejak mobil para penculik itu. Tapi, ia dihadang oleh beberapa orang laki-laki. Dan bug…bug…bug…perkelahian pun terjadi. Para penculik itu dapat dikalahkan.