51 kala senang maupun susah. Ardi tidak tau apa yang akan terjadi jika Vinix tidak jadi ikut bersamanya saat itu. Vinix pun menjelaskan “Itulah sahabat, orang yang selalu ada di mana pun, kapan pun, dan dalam situasi apapun.. Seorang sahabat juga tidak mungkin tega melihat sahabatnya mengalami kesulitan sendirian. Jika salah seorang sahabatnya mengalami kesulitan, pasti sahabat yang lainnya membantu dalam kesulitannya. Kamu pun sudah sering membantu aku. Selamanya aku akan selalu menjadi sahabatmu, Ardi.” Mendengar perkataan Vinix tersebut, Ardi sangat terharu dan berjanji untuk selalu menjadi sahabat terbaik Vinix juga.
52 MIMPI PANJANG DANI By : Muhammad Wildan Dani adalah seorang pemain futsal yang saat ini sedang mengikuti pertandingan. Dani dan tim masuk ke babak final. “Yeaayy goollll!!” ucap pendukung tim Dani dengan sangat heboh dan antusias. Akhirnya pertandingan pun dimenangkan oleh tim Dani. Tentu saja Dani sangat bangga dengan pencapaiannya bersama timnya tersebut. Selesai bertanding, Dani langsung pulang ke rumah dan beristirahat. Dani tidur sangat pulas karena hari ini sangat melelahkan. Pada pagi hari yang cerah, Dani sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia juga tak lupa untuk sarapan terlebih dahulu. Selesai sarapan Dani langsung berangkat sekolah dengan menaiki sepedanya. Sesamampainya di sekolah Dani langsung menuju kelasnya dan duduk di bangkunya. Tidak lama, bel sekolah pun berbunyi dan Dani mengikuti pelajaran seperti biasa. Beberapa jam sudah berlalu, jam istirahat pun tiba. Dani dan temannya yaitu Ardi pergi ke kantin untuk membeli jajan. Ketika di perjalanan, Dani melihat ada yang berkilauan di balik semak-semak di belakang kelas. Dani pun menghampirinya karena ia penasaran dengan kilauan tersebut.
53 Dengan langkah perlahan Dani menghampiri, semakin dekat semakin penasaran. Ketika dilihat, kilauan itu berasal dari sebuah teko yang cukup kuno. Lalu Dani langsung mengambilnya dan melihatlihat teko tersebut. “Apa itu Dani?” tanya Ardi. “Ini teko yang aku lihat berkilauan tadi.” kata Dani. “Ohh.. Itu hanya teko kuno biasa kok.” kata Ardi. “Kira-kira teko ini punya siapa ya?” tanya Dani penasaran. “Sepertinya teko itu udah dibuang sama pemiliknya deh. Lagian tekonya udah kuno juga.” jawab Ardi. “Hmm.. Aku akan membawanya pulang deh, aku penasaran kenapa teko ini sangat berkilauan, padahal ia cukup kuno.” kata Dani sambil terus melihat teko tersebut. “Kamu tunggu sebentar ya, Ardi. Aku mau menyimpan teko ini ke dalam tasku dulu.” kata Dani sambil balik menuju kelasnya. “Okee, jangan lama-lama yaa!!” teriak Ardi karena Dani sudah berlari meninggalkannya. Setelah menyimpannya di dalam tas, Dani langsung pergi menemui Ardi yang tadi sedang menunggunya. Mereka pun pergi ke kantin bersama dan membeli jajanan. Waktu istirahat yang hanya sebentar, tak lama setelah mereka makan, bel masuk pun berbunyi. Mereka melanjutkan pelajaran hingga waktu pulang. Sesampainya di rumah, Dani langsung menyimpan teko tersebut dan bermain bersama temannya.
54 Ketika malam hari. Dani langsung belajar mata pelajaran untuk besok. Tapi tiba-tiba Dani teringat dengan teko yang dia temukan tadi. Dani pun berniat untuk membersihkannya. Dani mengambil lap basah untuk membersihkan teko tersebut. “Hmmm.. Kira-kira ini teko apaan ya?” tanya Dani dalam hati sambil menggosok-gosokkan lap basah pada teko tersebut. Ketika sedang membersihkannya, Dani sangat terkejut melihat asap yang keluar dari teko tersebut. Ternyata dari asap itu keluar makhluk yang tidak terlalu menyeramkan, hanya mengagetkan Dani saja. “Siapa kamu??” tanya Dani penasaran. “Aku adalah penunggu teko tersebut. Setiap hari aku tinggal di dalamnya dan sudah lama sekali aku tidak keluar. Aku bisa keluar karena tadi kamu menggosok-gosok teko itu.” jelas makhluk tersebut. “Biasanya aku dipanggil dengan sebutan Jino. Kamu pun bisa memanggilku Jino.” ucap Jino tersenyum. “L-lalu apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Dani penasaran. “Tugasku yaitu mengabulkan permintaan orang yang mengeluarkanku dari teko tersebut. Kamu punya permintaan?” tanya Jino kepada Dani. Dani tidak percaya dengan hal seperti itu, tapi ia juga penasaran dengan yang dikatakan Jino barusan. Akhirnya Dani meminta satu permintaan. “Hmm.. Kalo kamu memang bisa mengabulkan permintaanku, coba kabulkan permintaanku yang satu ini. Aku ingin punya sepatu
55 bola yang baru.” kata Dani dengan tidak yakin akan terkabul permintaannya itu. “Okee.. Triingg!! Lihatlah di depanmu.” kata Jino tersenyum. “Waahh sepatu baruu!!” kata Dani terkejut dan senang melihat sepatu baru miliknya. “Makasih Jino, kamu baik deh!” puji Dani kepada Jino. “Sama-sama!” kata Jino dan langsung masuk ke dalam teko tadi. Dani pun segera memberitahukan Ardi tentang Jino lewat telepon. Tapi Ardi tidak memercayai cerita Dani. Dani pun kesal dan berteriak. “AAAA!!” tidak lama Dani pun terbangun dari mimpi panjangnya. Ternyata Jino hanya ada dalam mimpi Dani. Setelah bangun, Dani terbengong memikirkan sesuatu. “Mana ada teko ajaib seperti dalam mimpiku tadi!! Di dunia inikan tidak ada makhluk seperti Jino yang dapat mengabulkan permintaan kita dengan sekejap!!” kata Dani dalam hatinya. Setelah mimpi tersebut, Dani berpikir bahwa segala sesuatu yang kita inginkan di dunia ini harus dimulai dengan usaha. Seperti usaha Dani dan tim yang dapat memenangkan pertandingan. Asalkan ada usaha yang kuat, kemauan yang besar, dan doa pasti semuanya dapat kita dapatkan.
56 SAHABAT SEJATI By : Naisyilla Syarifatunisa Suatu ketika saat jam istirahat di sekolah, Villda dan ketiga orang sahabatnya yaitu Shinta, Kayla, dan Reno sedang makan bersama di kantin. Tiba-tiba Villda memiliki ide untuk uji nyali bersama sahabatnya masuk ke dalam hutan. “Hmm.. Gimana kalo nanti sore kita uji nyali?” ajak Villda secara tiba-tiba. “Uji nyali?” tanya mereka bertiga dengan kompak dan kaget. “Kamu serius ngajak uji nyali? Bukannya kamu gak berani?” tanya Reno yang merasa tidak yakin dengan ajakan Villda. “Aku yakin!! Walaupun aku penakut tapikan kita berempat.. Aku pengen uji nyali sambil berpertualang di hutan yang ada di belakang sekolah, kalian maukan nemenin aku?” tanya Villda lagi. “Hmm.. Aku ikut deh” kata Kayla. “Okee aku juga ikut!!” kata Reno. “Kalian serius mau masuk ke hutan hanya untuk uji nyali? Gimana kalo nanti kita tersesat dan gak bisa keluar dari hutan?” kata Shinta. Shinta memang paling dewasa di antara mereka berempat. Selain itu, Shinta selalu memikirkan resiko yang akan terjadi setiap melakukan suatu hal. “Kita gak lama kok, Shin. Sebelum hari gelap kita sudah keluar dari hutan.” kata Villda meyakinkan Shinta.
57 “Ayoo Shin, kita gak bisa kalo kamu gak ikut..” bujuk Kayla. “Ayoolaahh Shin, sebagai bukti persahabatan kita. Kan sahabat selalu ada di mana pun dan kapan pun!!” kata Reno “Hmm.. Okee deh. Tapi janji ya sebelum hari gelap kita sudah keluar dari hutan!!” kata Shinta dengan tegas. “Okee janji!!” kata Villda, Kayla, dan Reno. “Yeaayy kita jadi ke hutaann!!” kata Villda dengan senang. “Makasih yaa sahabatku yang paaliingg baiikk!!” ucap Vilda. “Sama-samaaa” ucap mereka bertiga. Villda sangat senang karena sahabatnya mau menemaninya uji nyali sambil berpetualang di hutan. Villda pun mempersiapkan jajanan yang akan dibawanya nanti. “Kalo gitu aku mau beli jajan sebentar untuk kita di hutan nanti yaa.” kata Villda yang bergegas berjalan ke warung yang ada di kantin. “Okee..” kata teman-temannya. Setelah membeli beberapa jajanan, Villda kembali duduk bersama sahabatnya. Tidak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Mereka kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran hingga waktu pulang tiba. Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, bel pulang sekolah pun berbunyi dan mereka bertiga berkumpul di depan gerbang sekolah. “Kalian sudah siap?” tanya Shinta memastikan kesiapan sahabatnya.
58 “Siaapp!!” jawab mereka bertiga dengan kompak. “Oke.. Sebelum masuk, aku punya strategi supaya kita gak kesasar di dalam hutan.” kata Shinta sambil menunjukkan sesuatu yang ia keluarkan dari dalam tas. “Waahh.. Strategi gimana Shin?” tanya Kayla penasaran. “Pita itu untuk apa Shin?” tanya Reno penasaran melihat Shinta mengeluarkan pita dari dalam tasnya. “Oke, semuanya dengarkan aku ya.. Ini aku punya pita, pita ini akan kita gunakan untuk menandai pohon yang kita lewati supaya kita tau jalan keluar. Saat kita akan keluar dari hutan nanti, kita tinggal mengikuti saja pita yang telah kita ikatkan pada pohon.” jelas Shinta tentang strateginya. “Waahh kamu keren banget Shin!!” puji Villda kepada Shinta. “Oke, kita masuk yaa, selama di dalam hutan kita harus terus berjalanan berdekatan, jangan sampai ada yang terpisah!!” kata Shinta. “Okee, Shin!! Yuk kita masuk.” kata Villda. “Bismillah!!” kata mereka berempat dengan kompak. Villda dan sahabatnya akhirnya masuk ke dalam hutan, sambil berjalan mereka juga sambil mengikatkan pita yang diberikan Shinta pada setiap pohon. Setelah sudah cukup jauh berjalan dan sudah berjam-jam lamanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat sebentar dan memakan bekal jajanan yang dibawa Villda.
59 “Teman-teman, kita istirahat dulu sebentar yuk!!” ajak Kayla yang sudah lelah berjalan. “Yaudah yuk kita istirahat dulu, kita jangan memaksakan berjalan jika sudah lelah.” kata Shinta. “Ini aku ada jajanan yang tadi ku beli di kantin.. Yuk kita makan bersama, supaya tenaga kita terisi dan jadi kuat lagi.” kata Villda sambil memberikan jajanan kepada para sahabatnya. “Aku mauu doongg!!” kata sahabatnya Villda. “Nih, ambil aja yang kalian suka!!” kata Villda. Setelah istirahat, mereka melanjutkan perjalannannya dan tiba-tiba mereka mendengar sesuatu. “Eh…eh…kalian denger suara ga” kata Villda sambil ketakutan. “Aku mendengarnya!!” jawab mereka bertiga bersamaan. “I-itu suara apa ya?” tanya Reno sambil deg-degan. “Aku juga tidak tau.” kata Villda ketakutan. Tiba-tiba ada yang memanggil dari belakang “Hai dek!!”. “Ada yang manggil kita!!” kata Kayla histeris. “Balik badan yuk, kita kabur!!” kata Reno. Mereka berempat pun membalikkan badan dan bersiap untuk kabur. “Itungan ketiga kita langsung kabur ya!! Tapi tetap berpegangan tangan, siap?” ajak Shinta. “Siaapp!!” kata mereka bertiga sambil berpegangan tangan.
60 “Satuu.. Duaa.. Tigaa.. Kabuurr!!” teriak Shinta. Villda dan sahabatnya lari sangat kencang karena ketakutan. Setelah lama berlari, merekan kelelahan dan berhenti. Akibat berlari tadi, mereka keluar jalur dari pohon yang sudah diikat pita sebagai penanda. “Yaahh kita di luar jalur dari pohon yang kita beri pita!!” kata Shinta. “Iyaa niihh kita berlari terlalu jauh..” kata Reno. “Kamu sih Reno!! Tadikan kamu yang punya ide buat kabur.” kata Kayla kesal kepada Reno. “Kok jadi salah aku sih? Kan tadi kita sama-sama dengar kalo ada suara orang yang memanggil kita” kata Reno membela dirinya. “Kalo kita gak kabur, gimana kalo dia menculik kita berempat?” lanjut Reno. “Sudah-sudah, sekarang bukan waktunya untuk bertengkar dan saling menyalahkan!!” kata Shinta menengkan Reno dan Kayla. “Ehh, teman-teman.. Itu sepertinya di depan ada saung!! Kita coba ke sana yuk mencari orang.” kata Villda sambil menunjuk saung. “Betul, kita harus mencari orang untuk bertanya arah jalan keluar. Yuk kita coba ke sana.” ajak Shinta. Mereka berempat berjalan ke arah saung tersebut dan melihat ada kakek tua yang sedang duduk di depan saung tersebut. Shinta memberanikan diri untuk bertanya kepada kakek tersebut arah jalan keluar dari hutan.
61 “Permisi kek, kita mau nanya.. Keluar dari sini arahnya kemana ya kek?” tanya Shinta kepada kakek tua itu. “Kalau jalan keluar lurus aja dek.” kata kakek. “Tapi kita takut kesasar kek.” kata Kayla ketakutan. “Mau kakek anterin keluar dari hutan?” tanya kakek itu. “Boleh kek.. Ayo kek..” jawab kayla sambil tersenyum manis. Beberapa jam kemudian, setelah berjalan cukup panjang. “Dek, sudah sampai.” kata kakek. “Wah sudah sampai!!” kata Shinta. “Terima kasih banyak ya kek!! Kakek baik sekali!!” kata Villda dan sahabatnya memuji kakek tersebut. “Iya sama–sama dek.. Kakek pergi dulu ya, assalammualaikum” kata kakek. “Iya kek, wa’alaikumsalam” jawab Villda dan sahabatnya. Villda dan sahabatnya akhirnya lega karena sudah keluar dari hutan. Hari pun sudah semakin sore dan hampir gelap. Lalu mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. “Teman-teman, terima kasih yaa sudah nememani aku, aku gak tau gimana jadinya kalo gak ada kalian.” kata Villda. “Sama-sama vill..” kata ketiga sahabatnya. “Yuk kita pulang, hari sudah semakin gelap.” ajak Shinta. “Betul, yuk kita pulang.” kata Villda.
62 “Kita sudah harus sampe rumah, sebelum dicariin mama kita.” kata Reno. “Yuukk!! Aku juga sudah sangat lelah, ingin cepat-cepat istirahat.” kata Kayla. “Okee.. Hati-hati di jalan yaa teman-teman!!” kata Villda sambil mengayuh sepedanya. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan menaiki sepeda. Sesampainya di rumah, Villda pun berbaring. Ia masih memikirkan hal yang tadi. Villda sangat bersyukur karena memiliki sahabat yang sangat baik. Villda pun berjanji untuk selalu setia kepada sahabatnya tersebut, dia tidak akan melupakannya dan akan tetap jadi sahabat hingga tua nanti.
63 KAMERA AJAIB By : Naomi Adisty Shidqia Hazel adalah anak tunggal ayah bundanya yang sangat hobi memanah dan berpetualangan. Saat ini dia bersekolah di Neo High School dan duduk di kelas 1 SMA. Hazel memiliki sahabat yang bernama Freya. Freya adalah teman pertama Hazel saat di Neo High School. Di sekolah, Hazel sangat pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan sejarah. Di suatu pagi yang cerah, Hazel bersiap untuk berangkat sekolah. “Hazel.. Ayok bangun!! Nanti terlambat loh ke sekolahnya.” kata bunda sambil nada lembut “Iya bun.” kata Hazel sambil menguap. Hazel pun bersiap-siap untuk ke sekolah. Tidak lupa untuk sarapan terlebih dahulu. Setibanya di sekolah, Hazel bertemu dengan sahabatnya, Freya. Ia pun menyapa Freya sambil berjalan ke arahnya. “Hallo Freya!!” sapa Hazel menghampiri Freya. “Hai, Zel!!” sapa Freya dengan muka cemberut. “Masih pagi kok udah cemberut.. Kamu kenapa?” tanya Hazel. “Ini loh, tadi tuh aku hampir aja terlambat” jelas Freya dengan kesal.
64 “Hah terlambat?? Sekarang aja baru jam 6 lewat 57 menit.. Masa terlambat sih?? Bel masuk aja jam 7 tepat.. Emang tadi kamu sampe sekolah jam berapa?” tanya Hazel terheran dengan sahabatnya. “Iihh.. Tapikan bentar lagi terlambat!!” kata Freya dengan sedikit marah. “Aku tadi sampai sekolah jam 06:30” lanjut Freya. “Itukan masih 30 menit lagi sebelum bel masuk.. Gimana sih Freeyy?!” kata Hazel yang merasa kesal dengan sahabatnya. “Daahh yuukk kita ke kelas!! masih pagi jangan marah-marah mulu.. Gk baik!!” kata Hazel menenangkan sahabatnya itu. “Kringg…kringg!!” bel tanda masuk pun berbunyi. Para siswa bergegas memasuki kelasnya masing-masing “Assalamu’alaikum..” kata bu Sofi dengan penuh semangat sambil berjalan memasuki kelas dan menuju meja guru. “Wa’alaikumsalam buu..” jawab siswa dengan kompak. “Lets pray together!!” ketua murid menyiapkan temantemannya untuk berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai. “Ayo siapkan buku PAInya!!” kata bu Sofi setelah mereka selesai berdoa. Para siswa pun mengeluarkan buku dan pelajaran dimulai. “Kita tidak boleh pilih-pilih teman yaa nak.. Karena kalo kita pilih–pilih teman, maka kita akan dimusuhi.” kata bu Sofi. Setelah selesai menerangkan materi, bu Sofi memberikan tugas kepada para siswa.
65 30 menit kemudian. “Freya, kamu udah selesai?” tanya Hazel. “Udah doongg.. Abis ini mata pelajaran apa sih?” tanya Freya. “Abis ini olahraga!! Yes, aku bisa main panahan!! kata Hazel dengan penuh semangat . “Anak–anak kita tutup pelajaran dengan membaca hamdallah bersama-sama!!” kata bu Sofi. “Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.. Terima kasih bu Sofii..” ucap para siswa dengan kompak. “Sama-sama, nak.. Assalamu’alaikum..” kata bu Sofi sambil berjalan ke arah pintu. “Wa’alaikumsalam buu..” jawab para siswa. Setelah bu Sofi meninggalkan kelar, Hazel dan temantemannya langsung bergegas mengganti seragam karena pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran olahraga. “Kita ganti baju yuk, Frey!” ajak Hazel. “Yukk!!” jawab Freya. Setelah selesai mengganti seragamnya, para siswa langsung turun ke lapangan untuk berolahraga. “Anak–anak.. Sebelum olahraga kita kita harus pemanasan terlebih dulu agar tidak mengalami cedera.” kata pak Ryan. “Yukk semuanya berbaris yang rapih, kita pemanasan bersama!!” ajak pak Ryan.
66 Pak Ryan dan para siswa memulai pemanasan. Setelah itu, dilanjutkan dengan materi memanah. Pak Ryan mengajarkan terlebih dahulu cara memanah. Lalu para siswa bergantian praktek memanah. Setelah bermain panahan, mereka lanjut bermain basket. Sejam sudah mereka berolahraga, jam olahraga pun selesai. Para siswa langsung ganti seragam dan beristirahat. “Freya, ganti baju dulu yuk!!” ajak Hazel. “Yuukk!!” kata Freya. Selesai mengganti seragam, Hazel dan Freya menuju ke kantin untuk membeli jajan. 15 menit kemudian bel masuk pun berbunyi, para siswa kembali ke kelasnya masing-masing. Pelajaran dimulai seperti biasa. Tak terasa, 5 jam sudah berlalu dan bel pulang pun berbunyi. Hazel dan teman-temannya segera bersiap–siap untuk pulang. Hazel berjalan ke gerbang sekolah bersama Freya. Sesampainya di gerbang ternyata Freya sudah dijemput duluan. “Hazel, aku pulang dulu ya. Udah di jemput nih!! Dadah Hazel..” kata Freya sambil melambaikan tangannya. “Dadah Frey!!” kata Hazel sambil melambaikan tangannya juga. 12 menit sudah berlalu, Hazel masih menunggu di gerbang sekolah karena belum dijemput. “Kok aku belum di jemput sih? Aku jalan aja deh!!” kata Hazel dalam hati.
67 Akhirnya Hazel memutuskan untuk jalan karena di sekolah sudah mulai sepi. Ketika sedang berjalan menuju rumahnya, Hazel bertemu dengan nenek yang kelaparan. “Nak.. Nenek lapar nak..” kata nenek itu menghampiri Hazel. “Maaf nek, tapi aku gak ada makanan, aku adanya uang.. Ini untuk nenek beli makan yaa..” kata Hazel sambil memberikan sisa uang jajannya kepada nenek tersebut. “Terima kasih yaa nak.” kata nenek. “Sama-sama nek.” jawab Hazel tersenyum kepada nenek. “Nih nak nenek punya kamera buat kamu.” kata nenek sambil memberikan kamera kepada Hazel. “Ini kamera apa nek? Kenapa nenek memberiku kamera?” tanya Hazel terheran-heran. “Gpp.. Kamu ambil aja kameranya yak.. Nenek pergi dulu.” kata nenek sambil berjalan pergi. Hazel pun bingung dengan maksud nenek tersebut memberikan kamera itu. Tanpa panjang lebar, Hazel langsung menyimpan kameranya di dalam tas, dan lanjut berjalan pulang. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Hazel sampai di rumah. “Assalamu’alaikum bun.. Aku pulang..” kata Hazel membuka pintu dan sepatunya. “Wa’alaikumsalam nak.. Pulangnya jalan nak? Emang pak Ujang gak jemput?” tanya bunda.
68 “Gatau.. Aku udah nunggu lama di sekolah tapi pak Ujang blm jemput juga. Jadi aku jalan aja daripada nunggu kelamaan.” jelas Hazel dengan sedikit kesal. “Yaudah kamu istirahat dulu yaa, setelah itu mandi dan makan.. Nanti bunda nanya ke pak Ujang, kenapa telat menjemputnya.” kata bunda menenangkan Hazel. “Iyaa bun.” jawab Hazel sambil menuju kamarnya. Hazel pun kekamarnya dan beristirahat sebentar. 15 menit kemudian Hazel bangun dan langsung mandi. Selesai mandi, Hazel tiba-tiba keingetan dengan kamera yang tadi diberikan nenek di jalan. Ia pun mengambil kamera tersebut dari tasnya dan melihat-lihat kamera tersebut sambil kebingungan. “Ini kamera apa ya? Kenapa nenek tadi memberikannya kepadaku?” tanya Hazel dalam hati. Hazel pun mencoba memotret suatu benda dengan kamera tersebut. Setelah melihat hasil fotonya, ia terkejut karena hasil fotonya tidak sesuai dengan yang ia lihat. Ia memotret rak bukunya yang tersusun rapih. Tapi hasil fotonya, ada beberapa buku yang jatuh dari rak tersebut. Hazel pun bingung kenapa bisa seperti itu. Ia mencoba memikirkan kenapa hasil fotonya berbeda. Tidak lama kemudian, kucing Hazel datang dan menghampirinya. Kemudian kucing tersebut naik ke rak buku dan menjatuhkan beberapa buku di rak.
69 Melihat tingkah kucingnya tersebut, Hazel marah dan mengusirnya keluar kamar. Tapi tiba-tiba Hazel semakin terkejut melihat rak buku yang kini sama seperti dengan hasil foto tadi. “Kok bisa sama dengan hasil foto tadi ya? Ada beberapa buku yang jatuh, dan buku yang sama persis dengan yang difotolah yang jatuh.” kata Hazel semakin kebingungan. Ketika sedang kebingungan dengan kamera tersebut, tibatiba bunda memanggil Hazel untuk makan bersama. “Naakk, makan dulu yuukk!!” ajak bunda. “Iyaa buunn.” jawab Hazel sambil menyimpan kameranya dan langsung berjalan keluar kamar untuk makan. Hazel dan keluarganya pun makan bersama. Selesai makan, bunda memberitau alasan pak Ujang telat jemput ke sekolah. “Tadi bunda nelpon pak Ujang, katanya telat jemput karena ban motornya tiba-tiba bocor di jalan nak, jadi pak Ujang mampir ke bengkel dulu dan gak sempet ngasih kabar ke bunda.” jelas bunda. “Iyaa bun, gpp.. Lagi pula, jarak dari sekolah ke rumah juga gak terlalu jauh.” kata Hazel. “Setelah makan, Hazel mau langsung belajar ya, ayah bunda.” kata Hazel kepada kedua orangtuanya. “Iyaa nak.” jawab ayah dan bunda. Hazel pun masuk ke kamarnya dan langsung menyiapkan pelajaran untuk besok. Ketika hari sudah malam, Hazel pun tidur.
70 Pagi hari pun tiba, Hazel langsung bersiap untuk berangkat sekolah. Tak lupa ia membawa kamera yang diberikan nenek untuk ditunjukkan kepada Freya. Sesampainya di sekolah, tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Hazel bergegas masuk ke dalam kelas dan pelajaran pun mulai. Jam istirahat pun tiba, Hazel tidak sabar menunjukkan kamera tersebut kepada sahabatnya. “Frey, tebak aku bawa apa!?” kata Hazel membuat Freya penasaran. “Bawa apa tuuhh?? Coba aku liat!!” kata Freya penasaran. “Taraa!!” kata Hazel sambil menunjukkan kamera. “Kamera? Kamera baru yaaa?” tanya Freya. “Bukan!! Ini bukan kamera beli, ini kamera pemberian neneknenek.” jelas Hazel. “Hah? Pemberian nenek-nenek??” Freya terkejut. “Jadi kemarin aku sudah menunggu lama tapi belum dijemput juga. Akhirnya aku jalan aja deh. Nah di jalan aku ketemu neneknenek yang minta makan, karena ku punyanya uang jadi aku kasih uang aja. Ehh nenek tersebut malah ngasih aku kamera ini!!” jelas Hazel dengan panjang kali lebar. “Emangnya kenapa dengan kamera ini? Ini kamera biasakan? Kok kamu semangat banget ngasih tau ke aku.” tanya Freya penasaran. “Ini kamera ajaiibb!!” jawab Hazel dengan semangat.
71 “Ajaib gimana? Keliatannya biasa aja kok!” kata Freya. “Kamera ini ajaib karena dapat menunjukkan kejadian yang akan terjadi. Kamu gk percaya? Nih aku coba foto yaa!” kata Hazel sambil mencoba memotret area sekolahnya. “Mana coba hasilnya? Aku mau liat kejadian apa yang akan terjadi di sini!” kata Freya penasaran. Hazel dan Freya pun melihat hasil fotonya bersama-sama. Mereka sama-sama terkejut melihat hasil foto tersebut, karena di fotonya ada asap yang cukup tebal di samping gedung kelas. “Lah kok ada asap? Pasti bentar lagi kebakaran! Kita harus ngumumin ke semuanya nih!” kata Hazel mengajak Freya untuk mengumumkannya. “Teman-temaann.. Kita harus turun ke lapangan segera karena akan ada korsleting listrik yang menyebabkan kebakaran!!” teriak Hazel dan Freya. Mendengar hal tersebut, suasana menjadi panik dan para siswa yang lain segera turun ke lapangan dan berkumpul. Tidak lama kemudian, benar apa yang dikatakan Hazel. Listrik mengalami korslet dan kebakaran pun terjadi. Untungnya semua siswa sudah berkumpul di lapangan jadi tidak ada korban jiwa dan api pun segera dipadamkan. Melihat kejadian barusan, Freya percaya bahwa itu adalah kamera ajaib. Tidak lama kemudian, para siswa dipulangkan lebih cepat oleh para guru.
72 Sesampainya di rumah, Hazel bercerita tentang kejadian di sekolah kepada bundanya. Setelah bercerita hazel pun masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Malam pun tiba, Hazel dan keluarganya malam bersama. Selesai makan malam, mereka semua pun beristirahat. Pagi pun tiba, Hazel tiba-tiba terpikirkan dengan kameranya. Lalu mengambil kamera tersebut dari dalam tasnya. Tapi ternyata kamera tersebut tidak ada di dalam tasnya. “Lohh kok kameranya gk ada? Bukannya aku simpan di dalam tas?” tanya Hazel sambil mencari-cari kamera tersebut. Ia pun juga mencarinya di sekitar rak buku dan meja belajar. Juga di sekitar kasurnya. Di seisi kamarnya sudah dicari. Tapi tetap saja kameranya tidak ketemu. “Mungkin kamera tersebut sudah kembali kepada pemiliknya. Yasudah aku ikhlaskan saja, karena memang itu hanya barang titipan, bukan milikku.. Setidaknya teman-temanku terselamatkan dari kejadian kebakaran kemarin.” kata Freya dalam hati yang mencoba mengikhlaskan kameranya.
73 BERTEMU TEMAN BARU DI SEKOLAHKU By : Nashifa Nur Fadilah Haii! Perkenalkan namaku Karin, saat ini aku berumur 10 tahun. Hobiku adalah menggambar. Aku ingin menceritakan saat aku bertemu teman baru di sekolahku, dan inilah ceritaku… Pada hari Rabu di sekolah, jam pertama di kelas Karin yaitu pelajaran MTK yang diajarkan oleh bu Dewi, selaku wali kelasku. Bu Dewi sangat akrab dengan anak didiknya. Ketika baru masuk kelas, bu Dewi mengumumkan kalau ada siswa baru di kelasku. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan siswa baru! Silahkan masuk, nak..” kata Bu Dewi mempersilahkan siswa baru tersebut masuk. Siswa baru tersebut pun masuk dan langsung memperkenalkan diri. “Assalamu’alaikum teman-teman! Perkenalkan namaku Naila. Aku pindahan dari sekolah SD 01. Aku harap teman-teman semua mau berteman denganku.” Kata murid baru itu memperkenalkan diri. “Wa’alaikumsalam.. Okee Naila, selamat datang yaa di sekolah kami.” kata teman-teman yang lain. Naila pun langsung duduk di bangku yang kosong dan pelajaran matematika dimulai.
74 Beberapa pelajaran terlewati, bel istirahat pun berbunyi. Karin langsung menuju kantin dan makan di kantin sendirian. Ketika sedang makan, tiba-tiba Naila menghampiri Karin. “Hai, apa aku boleh duduk di sini?” tanya Naila sambil membawa makannya. “Tentu saja, silahkan Naila.” ucap Karin. “Oh, ya nama kamu siapa?” tanya Naila. “Perkenalkan namaku Karin.” jawab Karin memperkenalkan diri. “Okee Karin!! Semoga kita akrab ya!” kata Naila sambil tersenyum kepada Karin. Tidak lama kemudian, bel masuk kelas berbunyi. Lalu Karin dan Naila masuk ke kelas bersama. Ketika di perjalan menuju kelas, Karin teringat dengan PR sejarah yang belum ia kerjakan. “Oh, iya hari ini kan ada pelajaran sejarah, aku belum mengerjakan PR sejarah lagi!! Aduh gimana nihh!?” kata Karin sambil kepanikan. “Udah gak apa-apa!” ucap Naila menenangkan Karin. Saat di kelas.. Pelajaran sejarah pun dimulai.. “Selamat siang anak-anak.. Ohh, iya apa kalian sudah mengerjakan PR sejarah kemarin?” tanya Bu Putik. “Sudah bu..” jawab semua murid kecuali Karin dan Naila. “Oh, ya kamu Naila ya? Ibu dengar kamu siswa baru ya? Karna kamu siswa baru, jadi kali ini kamu tidak apa-apa kalo kamu tidak mengerjakan tugas..” kata bu Putik kepada Naila.
75 “Sekarang siapa yang tidak mengerjakan PR sejarah?” tanya bu Putik. “Sa-saya bu.. Maafkan saya bu..” kata Karin dengan perasaan menyesal karena tida mengerjakan PRnya. “Sekarang kamu ibu hukum berdiri di depan sampai pelajaran ibu selesai!” kata bu Putik memberikan hukuman kepada Karin. 1 jam kemudian, pelajaran sejarah pun selesai. Karin dapat duduk kembali untuk mengikuti pelajaran selanjutnya Setelah selesai semua pelajaran, bel pulang berbunyi. Karin dan Naila keluar kelas bersama. “Oh ya, ngomong-ngomong rumah kamu di mana Nai? Rumahku di jalan pelangi No.23.” kata Karin. “Lah.. Sama dong! Aku juga tinggal di sana, kemaren baru pindahan. Tapi rumahku No.26, berarti kita rumahnya deketan dong??” kata Naila bergembira karena rumahnya dekat dengan teman sekolahnya. “Pantesan kemaren aku liat ada orang pindahan, ternyata itu kamu! Yaudah yuk kita pulang bareng aja!” ajak Karin dengan senang karena sekarang punya teman pulang yang searah dengannya. “Yuukk!” jawab Naila. Sesampainya di rumah, Karin dan Naila berpamitan. Lalu kami masuk ke rumah masing-masing. “Dadah Naila..” kata Karin sambil melambaikan tangan “Byee Karin!!” kata Naila melambaikan tangan juga. “Besok kita main yaa!” ajak Karin.
76 “Okee.” jawab Naila. Sejak hari itu Karin dan Naila mulai berteman dan sering main karena mereka sekelas dan rumahnya berdekatan. Keesokan harinya Karin menyampar ke rumah Naila untuk bermain bersama. Lalu Karin dan Naila membeli jajan ke minimarket bersama. “Naila jajan ke minimarket yuk!” ajak Karin. “Gas lah, yok!” ucap Naila. Sesampainya di minimarket mereka langsung memilih jajanan yang diinginkan dan membayarnya di kasir. Lalu mereka makan jajanan tersebut bersama dan langsung pulang. Selama perjalanan pulang, mereka selalu mengobrol tentang banyak hal. Hingga akhirnya.. “Nai, kamu mau gak jadi sahabat aku?” tanya Karin. “Mau doongg! Kan kamu teman terbaikku, yang selalu ada dan menemaniku selama ini.” jawab Naila dengan wajah yang gembira. Semenjak itu, mereka selalu pergi bersama seperti saat ke kantin, ke kelas, mengerjakan PR bareng, main bareng, jajan bareng, bahkan berangkat dan pulang sekolah bareng. Keesokan harinya saat jam istirahat di sekolah. Naila berniat untuk menjahili Karin. “Karin, kita keluar kelas sebentar yuk! Sekarang kan masih istirahat” ajak Naila yang berniat akan menjahili Karin. “Yaudah, ayok!” jawab Karin.
77 “Ih panas tau!” kata Karin kepanasan karena saat ini matahari sedang sangat terik. “Yaudah yuk kita ke bawah pohon itu aja!” ajak Naila. “Yaudah deh, ayok!” jawab Karin. Lalu mereka pun pergi ke bawah pohon itu. Tiba-tiba ada ulat dari atas di pohon yang jatuh menimpa pundak Karin, Karin pun ketakutan. “AAAAA.. ULAATT!” kata Karin sambil berteriak. “Tolong ambilin ulatnya Nailaa!!” pinta Karin. Bukannya menolong sahabatnya tersebut, Naila malah tertawa melihat sahabatnya yang teriak ketakutan. Melihat Naila yang tertawa, Karin pun curiga bahwa ini adalah ulah Naila yang sedang menjahilinya. “Hahaha, aduh sakit perut aku!” ucap Naila sambil tertawa. “Kamu jahilin aku yaa?!” tanya Karin sambil kesal. “Iya, hehe” jawab Naila sambil senyum-senyum. “Awas kamu yaa!! Nih rasain ulatnya..” teriak Karin sambil mengejar Naila. Karin dan Naila terus berkejar-kejaran hingga bel masuk pun berbunyi. Saat pulang sekolah, Karin dan Naila pulang bersama seperti biasa. Di perjalanan, Karin menyampaikan satu hal kepada Naila. “Naila..” kata Karin. “Ada apa Karin?” tanya Naila.
78 “Kayaknya kita gak main dulu deh selama seminggu.” kata Karin dengan sedih. “Lah emang kamu mau ke mana?” tanya Naila kaget. “Aku mau pulang kampung selama seminggu, karena tanteku mau nikah.” jelas Karin. “Yah aku kesepian dong!” kata Naila sedih. “Gak pa-pa, cuman seminggu doang kok!” kata Karin menenangkan Naila. “Yaudah gpp deh, kali hati-hati di jalan yaa!” kata Naila. “Iyaa Nai, kalo nanti sudah pulang ke rumah, aku pasti akan datang ke rumahmu!” kata Karin. Keesoka harinya Karin pun pulang kampung bersama keluarganya. Naila menjalani hari-harinya sendiri tanpa Karin. Waktu terus berjalan, hari demi hari berganti. Tak terasa seminggu sudah berlalu dan hari ini saatnya Karin pulang ke rumah. “Naila!, aku pulang!” kataku sambil bergembira. “Karin!, aku kangen kamu!” kata Naila yang menghampiri Karin dan memeluknya. “Aku juga kangen!” kata Karin mempererat pelukan. “Yeayy, kita bisa main bareng lagi!” kata mereka bersamaan. Seperti itulah kisah persahabatan Karin dan Naila. Berawal dari orang yang tidak saling kenal, bahkan beda daerah sebelumnya. Hingga akhirnya Allah menakdirkan Naila untuk pindah dekat rumah Karin dan satu sekolah dengannya.
79 PERTANDINGAN BADMINTON By : Nohsya Fatih Arrizqi Pada sore hari, Vino dan Galih yang sedang bermain badminton di lapangan dihampiri oleh pak RT. Pak RT mengajak Vino dan galih untuk mengikuti pertandingan badminton yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Vino dan Galih pun menyetujui ajakan pak RT dan segera berlatih untuk persiapan lomba. Terlalu asik berlatih, tak terasa hari sudah mulai gelap. Vino dan Galih memutuskan untuk menyelesaikan latihan hari ini dan pulang ke rumahnya masingmasing lalu beristirahat. Pagi harinya, Galih mengajak Vino untuk latihan badminton bersama. Ketika sedang latihan, tiba-tiba kaki Galih mengalami cedera. Lalu Vino langsung memberitahukan kepada pak RT. Galih terpaksa beristirahat di rumah supaya kakinya cepat pulih. Vino pun latihan ditemani oleh temannya. Vino dan temannya berlatih sampai larut malam. Lalu mereka menyudahi latihannya dan memutuskan untuk pulang lalu beristirahat. Pak RT mengkhawatirkan Galih, karena permainan badminton Galih sangat jago. Pak RT tidak ingin Galih tergantikan. Keesokan paginya ternyata Galih sudah mulai pulih, pak RT dan Vino pun senang mendengar kabar tersebut. Tapi karena baru mulai pulih, Galih belum bisa latihan hari ini. Akhirnya Vino kembali latihan bersama temannya. Tapi latihan kali ini hanya sampai sore, karena besok adalah hari pertandingan jadi Vino memutuskan untuk banyak beristirahat supaya badannya fit.
80 Tibalah akhirnya hari perlombaan badminton dilaksanakan. Vino dan Galih berangkat bersama-sama di dampingi oleh pak RT ke stadion. Setibanya di stadion, pak RT memanggil Vino dan Galih untuk bersiap dan berlatih sebelum pertadingan dimulai. Tidak lama kemudian, Vino dan Galih dipanggil untuk bertanding melawan Rio dan Joni. Tetapi ternyata di match pertama Rio dan Joni menang dengan skor 20-10, Vino dan Galih harus menerima kekalahan di match pertama melawan Rio dan Joni. Setelah menunggu beberapa menit, Vino dan Galih dipanggil ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan kedua melawan Rio dan Joni. Akhirnya Vino dan Galih memenangkan pertandingan kedua ini dengan skor 21-15. Setelah menunggu beberapa menit lagi, akhirnya pertandingan ketiga dimulai. Vino dan Galih dipanggil untuk melawan Rio dan Joni. Sama seperti sebelumnya, Vino dan Galih memenangkan pertandingan ketiga dengan skor 23-21. Akhirnya Vino dan Galih menang melawan Rio dan Joni dengan skor akhir 2-1 dan masuk ke babak final. Setelah menang dari Rio dan Joni, pak RT senang serta bahagia dan bangga kepada Vino dan Galih karena dapat memenangkan pertandingan yang luar biasa itu. Lalu pak RT langsung menelpon kedua orang tua mereka untuk memberitahukan bahwa mereka memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.
81 Setelah itu, Vino, Galih, dan pak RT memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, orang tua mereka menangis terharu karena mereka sudah berhasil mengalahkan lawannya dan masuk ke babak final. Keesokan harinya Galih dan Vino berlatih seperti biasa. Hingga akhirnya tibalah hari dimana pertandingan final dilaksanakan. Vino, Galih, pak RT, serta orang tua mereka menuju ke stadion untuk menonton pertandingan final Vino dan Galih. Vino dan Galih pun memulai pertandingan final melawan Joko dan Dani. Walaupun Joko dan Dani jago dalam permainannya, tapi Vino dan Galih juga tidak kalah jago, karena tiap hari mereka selalu berlatih dengan giat. Setelah pertarungan yang sengit dan skor yang hanya beda tipis. Akhirnya Vino dan Galih menjadi pemenang di pertandingan kali ini. Semua penonton bersorak gembira atas kemenangan Vino dan Galih. Pak RT dan kedua orang tua mereka pun sangat bangga dan terharu dengan perjuangan mereka yang akhirnya memenangkan pertandingan itu. Pertandingan ini pun akan selalu dikenang oleh Vino dan Galih, karena untuk dapat memenangkannya perlu latihan yang giat, tekad yang bulat, dan doa tulus dari kedua orang tua.
82 PERJUANGAN MENJADI PEMAIN BOLA By : Nufail Alfarizi Mulyono Sejak kecil Renaldi ingin menjadi pemain sepak bola dunia. Ketika ia berumur 14 tahun ia bertekad untuk menjadi pemain bola dan bisa keliling dunia. Sejak saat itu Renaldi terus berlatih bola setiap hari. Renaldi selalu bermain bola bersama temannya, namanya Adit. Adit juga sama seperti Renaldi, sama-sama hobi bermain bola. Saking bersemangatnya untuk jago bermain bola, Renaldi meminta mamanya untuk masuk ke club bola. “Ma, aku mau masuk club bola ya?” pinta Renaldi kepada mamanya. “Nak maaf, mama belum punya cukup uang untuk mendaftarkanmu ke club bola. Kamu berlatih bersama teman-teman aja ya.” kata mama Renaldi dengan sedih. “Iyaa mah gpp kok, aku akan berlatih bersama teman dengan giat dan aku juga akan membuktikan bahwa suatu saat nanti aku pasti bisa jadi pemain bola.” ucap renaldi dengan penuh keyakinan. Tanpa bergabung dengan club Renaldi sudah terkenal dengan permainannya yang jago. Hingga suatu hari ada seorang bapak-bapak yang menemuinya dan mengajak Renaldi untuk bergabung dengan club bolanya yang bernama KWT. Mendengar hal tersebut, Renaldi sangat senang dan mengucapkan syukur atas rezeki tak terduga ini. Selain itu, ternyata Adit juga masuk club bola yang bernama RTIV.
83 Akhirnya Renaldi dan Adit jarang berlatih bersama lagi, karena masing-masing sudah sibuk dengan club bolanya. Pelatih club KWT memberitahu bahwa pekan depan akan ada pertandingan di stadion. Lalu mereka berlatih setiap hari dari pagi hingga sore mempersiapkan pertandingan tersebut. Seminggu telah berlalu, tibalah hari di mana pertandingan itu dilaksanakan. Renaldi dan teman club bolanya pergi bersama-sama ke stadion. Sesampainya di sana, diberitahukan lawan tanding oleh pelatihnya. Setelah mengetahui akan bertanding melawan club RTIV, tiba-tiba Renaldi teringat bahwa itu adalah club temannya, Ardi. Dahulu mereka berlatih bola bersama, namun kini mereka harus menjadi lawan di pertandingan. Tapi bagaimanapun juga, namanya pertandingan tidak melihat teman, dan kita harus berada di posisi tim. Pertandingan pun dimulai, club KWT melawan club RTIV. Pertandingan tersebut berlangsung sangat sengit, karena dari masing-masing club punya jagoannya sendiri. Hingga akhirnya pertandingan selesai, dan club KWT memenangkan pertandingan melawan club RTIV dengan skor 3-2. Renaldi dan timnya mendapatkan piala dan Ardi yang melihat hal tersebut bersedih karena timnya kalah bertanding. Renaldi dan teman-teman clubnya merayakan kemenangan tersebut. Pelatih merasa bangga sekali kepada mereka. Semangat mereka yang membara itu menjadikannya pemenang. Beberapa bulan kemudian, Renaldi direkrut oleh timnas Indonesia untuk bermain di FOFO CUP. Setelah perekrutan
84 tersebut, Renaldi langsung diterbangkan ke U.S.A untuk bertanding membela timnnas Indonesia melawan maroko. Setelah sampai di sana, Renaldi dan timnya beristirahat serta mempersiapkan untuk pertandingan besok. Keesokan harinya pun tiba, Renaldi dan tim bertanding melawan Maroko. Setelah pertandingan yang cukup seru, akhirnya timnas Indonesia memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 dan timnas Indonesia lolos masuk 16 besar. Di babak 16 besar, timnas Indonesia melawan timnas Belanda. Pertandingan pun dimulai. “Kickoff akan dilakukan oleh Belanda” kata komentator dari FOFO CUP. ”Renaldi bola diumpan kepada Dameri left wind dari Indonesia” kata komentator dari FOFO CUP. “Damero mengiring bola ke depan dan berpapasan dari beck Belanda, karena Damero kesusahan mengocek beck Belanda, Damero mengumpan ke Renaldi dan dishoot oleh Renaldi tapi dapat ditangkis oleh kiper Belanda dan Indonesia mendapatkan tendangan korner kick Damero yang menendang korner kick lalu dioperkan ke Renaldi, disundul dan GOLLLLLLL!!!” kata komentator. Renaldi pun selebrasi di menit ke 24’53 detik. “Kickoff dilakukan kembali oleh pemain Belanda di babak 2, Negustio tendang bola yang digiring ke depan umpan terobos ke Maira, dan bola diberikan ke Nectar bec Indonesia digocek oleh Nectar dan dishoot. Ooh sayang sekali tendangan dari pemain Belanda dapat ditangkis oleh kiper Indonesia. Lalu kipper melempar
85 bola ke Elanga, Elanga mengoper ke Renaldi dan dibawa ke depan dan dishoot.. GOLLLLL!!” ucap komentator dengan gembira. “Priitttt!!” peluit sang wasit ini membuktikan Bahwa Indonesia menang melawan Belanda dengan skor 2-0. Setelah pertandingan, Renaldi dan tim kembali ke hotel dengan membawa piala. Sesampainya di hotel, Renaldi dan tim segera beristirahat. Keesokan paginya mereka kembali ke Indonesia. Sesampainya di tanah air tercinta, timnas Indonesia disambut dengan gembira dan haru. Semuanya bangga dengan perjuangan timnas memenangkan pertandingan. Setelah itu mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Sesampainya di rumah, Renaldi langsung mendatangi rumah Ardi yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Sebelum Renaldi memberitahu kemenangannya, ternyata Ardi sudah tau. Ardi sangat bangga kepada temannya, karena Ardi tau betul bagaimana Renaldi berlatih bola sejak kecil. Ardi pun menjadi sangat termotivasi untuk menjadi pemain bola yang hebat.
86 ROBOTIK By : Qaireen Zenia Zafarani Hendriana Hai namaku Nina, sejak kecil Nina sangat suka bermain robot. Saat ini Nina duduk di bangku SMA dan sangat menyukai ekskul robotik. Menjelang libur panjang, Pak Robi selaku guru pembina ekskul robotik menugaskan para siswa untuk membuat satu robot sederhana yang kerjakan secara berkelompok. Nina dan kelompoknya mulai mengerjakannya sebelum libur panjang tiba. Mereka mengerjakannya di sekolah setelah pelajaran selesai. Beberapa pekan sudah mereka mengerjakannya di sekolah, hingga akhirnya waktu libur panjang pun tiba, mereka memutuskan untuk melanjutkannya di sebuah toko milik ibunya Nina yang saat ini sedang tidak digunakan. “Nina.. Sudah pagi, ayoo bangun!” kata ibu. “Iya ibu..” jawab Nina. Lalu Nina pun mandi dan setelah itu Nina makan bersama keluarganya. “Nina, makan dulu yukk!!” ajak ibu. “Ibu masak apa?” tanya Nina “Ayam goreng sama sayur bayam.” jawab ibu. “Ibu nanti aku mau main yaa sama temanku” kata Nina. “Boleehh.. Mau main ke mana?” tanya ibu.
87 “Aku mau ke toko sama teman-teman bu. Aku minjam kunci tokonya dong bu..” pinta Nina. “Jaga kuncinya, jangan sampai hilang yaa!! Kalo sudah selesai jangan lupa dikunci lagi tokonya.” kata ibu memberikan kunci kepada Nina. “Okee bu, siaapp.” kata Nina. “Bu, makannya sudah habis, Nina pergi dulu yaa.” kata Nina berpamitan. “Iyaa nak.” jawab ibu. Nina langsung pergi ke rumah Cika untuk menyelesaikan tugas robotnya bersama teman-teman yang lain. “Cika..” kata Nina memanggil Cika. “Iya tunggu sebentar yaa aku siap-siap dulu.” kata Cika. Tidak lama kemudian, Cika selesai bersiap-siap dan langsung menemui Nina yang sedang menunggu di depan rumahnya. “Mau main ya Nina?” tanya Cika. “Hmm.. Kamu lupa ya?” tanya balik Nina. “Ohh iyaa kita kan mau ngelanjutin tugas membuat robot!!” kata Cika mengingat rencana mereka. “Naahh betuull!! Yaudah yuk kita berangkat sekarang, temanteman yang lain udah nungguin.” ajak Nina. “Yukk!!” kata Cika dengan semangat.
88 Nina dan Cika langsung menuju ke tempat berkumpul temantemannya yang lain dengan menaiki sepedanya masing-masing. Sesampainya di sana, ternyata semuanya sudah berkumpul. “Teman-teman maaf yaa kita baru dateng.” kata Nina. “Iya gakpapa, kita juga baru dateng.” kata Nisa. “Yaudah yukk langsung aja kita berangkat!!” ajak Karis. “Yuk.. Udah gak sabar nih!!” kata Zema. Mereka pun langsung berangkat bersama ke toko Nina. “Nina, masih jauh gk?” tanya Karis. “Ya sabar, ini dikit lagi nyampe.” jawab Nina . “Tau nih boss.. Sabar dong.” kata Zema. “Berisik kamu Zema, aku turunin nih!!” kata Karis yang sedang mengboncengi Zema. “Jangan bos, ampun bos ampun.” kata Zema. “Eh kok aku kaya dengar suara dogi ya?” kata Cika. “ Eh Zema itu bukan nya doginya pak Yosep?”Tanya Karis. “Iya bos aku kenal suara nya.” jawab Zema. “Ya aku juga kenal kali suara nya.” kata Karis. “Eh dogi nya ngejar kita.. Kaburrrr!!” kata Zema sambil melihat ke arah belakang mengawasi dogi. Mereka pun menggowes sepedanya dengan sangat cepat, dan akhirnya sampai juga di lab Nina. “Haduh capeknya.. Untung langsung sampai.” kata Karis.
89 “Bos, tadi aku hampir jatuh tau bos.” kata Zema. “Kan tadi kita ngebut Zemaa, makanya kalo pegangan yang kencang.” kata Karis. Nina dan teman-temannya segera masuk ke dalam lab dan beristirahat sebentar karena kelelahan. “Nina, ada minum gak ?” tanya Karis kehausan. “Ada kok tuh di kulkas, ambil aja yaa.” jawab Nina. “Aku mau minum juga dong Ris, tolong sekalian ambilin yaa.” pinta Nisa yang sedang duduk kelelahan. “Aku juga mau yaa Karis..” kata Cika. “Okee.” jawab Karis. “Kamu kok gk capek sih Nin?” tanya Zema kepada Nina yang langsung menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. “Aku udah biasa bawa sepeda ngebut.” jelas Nina dengan singkat, padat, dan jelas. “Ohh gitu..” kata Zema. “Kalo udah minum, yuk kita langsung mulai.” ajak Nina. “Ayo ah nanti biar cepet selesai.” kata Nisa yang sudah selesai minum. “Yaudah yuk.” kata Cika sambil menaruh gelasnya. Nina dan teman-temannya pun melanjutkan robot buatannya. Ketika yang lain sedang serius mengerjakan, Cika melihat Karis yang sedang duduk bersantai. “Eh Karis, kamu kok diam aja sih?” tanya Cika kesal.
90 “Aku jadi mandor aja, aku kan bos kalian.” kata Karis sambil senyum-senyum. “Sejak kapan? Kamu aja cuma dianggap bos sama Zema doang!” kata Nisa yang geram kepada Karis. “Udah ayo kita lanjutin bersama biar cepat selesai.” kata Nina. “Ayoo Karis bantuin kita.” pinta Nisa. “Yukk bos!!” ajak Zema. “Oke oke.” jawab Karis sambil bangkit dari tempat duduknya. Berjam-jam sudah berlalu tanpa terasa, karena mereka terlalu asik menyelesaikan robotnya. Hingga akhirnya robot buatan mereka pun jadi. “Allhamdulillah akhirnya jadi!!” kata Nina dan temantemannya dengan bahagia dan kompak. “Yuk kita uji coba!” kata Cika sambil mempersiapkan robotnya. “Semoga tidak ada kesalahan.” kata Nisa. Nina dan teman-temannya melihat robot dengan seksama. Berharap robotnya berhasil dan tidak ada kesalahan. Ternyata robotnya berhasil, mereka pun sangat senang sekali karena usaha yang sudah dilakukan berminggu-minggu ini membuahkan hasil yang bagus. “Yeay jadiii!!” kata Zema kesenangan. “Ayo berkumpul teman-teman!!” ajak Nina.
91 “We are robotic cilik!! Yuhuuu..” mereka bersorak gembira. “Gk sabar deh masuk sekolah, aku ingin menunjukkan robot buatan kita kepada teman yang lain.” kata Nisa. “Betuull.. Aku jadi gk sabar juga.” kata Zema. “Sekarang kita nikmati saja masa libur panjang ini.” kata Nina Nina pun sangat bangga terhadap kerja keras kelompoknya. Akhirnya tugas selesai dan mereka bisa berlibur dengan tenang tanpa memikirkan tugas. “Ternyata memang benar, sesuatu yang dikerjakan bersamasama akan terasa ringan, cepat selesai, dan pastinya seru.” kata Nina dalam hati.
92 PERANG ANTAR RAJA DI HUTAN By : Quthbi Zhafar Alvaro Pada tahun 1620-1820 terjadi peperangan kerajaan ke-11. Peperangan tersebut terjadi selama 200 tahun. Tahun inilah puncak dari peperangan tersebut. Pada peperangan ini, raja apilah yang memimpin, bersama dengan raja kayu, raja angin, raja petir, dan raja daun. Mereka pun menyusun setrategi supaya dapat menyelesaikan peperangan tersebut. Setelah strategi tersusun rapih. Akhirnya mereka menuju ke dalam hutan. Setibanya di hutan mereka langsung berada di posisinya masing-masing. Tidak lama kemudian, mereka melihat raja air yang sedang berjaga di hutan. Di saat itu juga raja air menyadari bahwa ada raja api di dalam hutan. Ketika di perjalanan, raja air menemukan raja api dan mereka langsung perang tanpa basa-basi. Raja api langsung mengeluarkan semburan api yang sangat besar. Melihat hal tersebut, raja air langsung membuat bola air dan masuk ke dalamnya untuk melindungi dirinya dari semburan api. Tapi karena semburan api yang sangat besar, api tersebut dapat menembus pertahanan bola air dan mengenai raja air. “Aku akan membalasmu API!!” ucap raja air. “Coba saja, aku ini raja api yang paling kuat!” jawab raja api . Mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut.
93 Setelah itu peperangan itu berakhir, tiba-tiba raja petir mengeluarkan petirnya. Raja kayu segera memerintahkan semuanya untuk menghindar. Tidak lama kemudian, semua raja berperang melawan raja air yang telah kembali membawa pasukannya. Pertarungan kali ini sangat sengit. “Aku akan menggunakan golem batuku haha!!” kata raja batu. Golem batu yang dibuat raja batu pun tiba-tiba menggelinding dan terbentur tanah sampai mengakibatkan gempa 10,35 sr dan membuat bangunan di sekitarnya rubuh dan tanah terbelah sangat besar hingga ada beberapa orang yang masuk terjatuh kedalamya. Ternyata golem batu tersebut menggelinding karena perbuatan raja batu. Raja batu memang sangat licik. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak tapi tiba-tiba muncul ombak raksasa dari arah laut. Raja api dan temannya langsung membuat benteng pertahanan yang kuat sekali dan anti bocor-bocor. Setelah jadi, mereka segera masuk ke dalam benteng tersebut dan bersembunyi di dalamnya selama beberapa saat, sampai ombak tersebut lewat. Sambil menunggu di dalam, mereka juga menyusun strategi yang baru, karena lawan sepertinya sudah bermain curang. Mereka berpikir bahwa ombak ini adalah perbuatan raja air. Ombak pun sudah lewat dan mereka segera mengambil posisinya masing-masing, dan peperangan pun berlanjut. “Cepat ambil posisi masing-masing!!” kata raja api.
94 Raja daun dan kayu pun segera mengumpulkan daun dan kayu yang sangat banyak. Setelah itu, giliran tugasnya raja petir untuk membuat petir yang sangat besar hingga menyambar daun dan kayu yang sudah dikumpulkan. Petir pun menyambar daun dan kayu tersebut. Lalu raja api langsung menyemburkan api yang sangat banyak dan terjadilah kebakaran hutan yang dahsyat. Musuh pun kewalahan menghadapi serangan tersebut walaupun sudah bekerja keras. Hingga akhirnya musuh menyerah dan menyatakan kekalahannya. Mereka juga bersedia damai dengan raja api dan yang lainnya. Raja api dan yang lainnya pun bergembira mendengar hal tersebut. Mulai saat ini mereka menjadi damai dan hidup bersama. Lalu raja api segera memadamkan api yang membakar hutan tersebut. Raja daun dan kayu pun bersama-sama menumbuhkan hutan kembali, dibantu oleh raja air yang menyuburkan pohon-pohon. Raja batu pun merapikan tanah. Akhirnya hutan menjadi hijau lagi dan tidak ada peperangan antar raja manapun.
95 TAIGA INGIN MENJADI PESEPAK BOLA By : Rizky Azfar Muzakki Taiga lahir dari keluarga harmonis, ibunya bernama Dini dan ayahnya bernama Mane. Ayah Taiga adalah seorang pemain sepak bola tingkat dunia. Saat ini Taiga duduk di bangku SMP. Setelah pulang sekolah, Taiga langsung menghampiri ayahnya dan mengajaknya untuk menonton pertandingan bola nanti malam. “Ayah, nanti malam kita nonton pertandingan bola yuk!” ajak Taiga dengan penuh semangat. “Okee nanti malam kita nonton piala dunia yaa.” kata ayah. Lalu Taiga langsung ganti baju dan sholat Ashar. Setelah sholat, karena masih sore, Taiga bermain bersama Ginga, Ginga adalah teman baik Taiga di sekolah maupun di rumah. Mereka bermain bola di lapangan dekat rumah. Ketika sedang bermain, Tiba –tiba ada pengumuman bahwa satu RT akan menonton pertandingan sepak bola bersama di stadion GBK nanti malam dan berangkat sore hari. Semua yang mendengar pengumuman itu pun sangat senang dan bersemangat untuk berangkat ke stadion GBK. Mendengar hal tersebut, Taiga dan Ginga segera pulang ke rumah dan bersiap untuk ke stadion. “Ayah aku pulang..” kata Taiga.
96 “Iyaa nak, kamu udah tau belum kalo nanti malam RT kita akan nonton bola di stadion?” tanya ayah. “Tau dong yah!! Ini aku mau siap-siap, karena katanya kita akan berangkat sore ini. Kita gk jadi nonton pertandingan bola di TV nanti malam deh, ya yah.” kata Taiga. “Iya gk jadi, kan kita nontonnya langsung di stadion. Yaudah kamu siap-siap.” kata ayah. “Iyaa ayah.” jawab Taiga memasuki kamar. Pada sore harinya, warga RT 01 berkumpul di lapangan. Setelah semua sudah kumpul, mereka berangkat bersama-sama ke stadion. Perjalanan ke stadion menempuh jarak yang cukup jauh. Sesampainya di sana, mereka langsung turun dan memasuki stadion karena khawatir ketinggalan pertandingan. Setelah itu mereka langsung menuju kursi masing-masing, dan Taiga sangat senang karena mendapatkan kursi paling depan. Tidak lama kemudian, pertandingan dimulai dan mereka sangat bersemangat mendukung club bola masing-masing. Di pertandingan kali ini, Indonesia menjadi tuan rumah dan sudah bertanding kemarin. Pada malam ini, yang bertanding adalah Prancis melawan Italia. Sudah setengah jam pertandingan berlangsung, Prancis mengungguli Italia dengan skor 1-0. Tidak lama setelah itu, Italia menyamakan skor menjadi 1-1. Semua penonton bersorak-sorai bahagia namun tiba-tiba di tengah pertandingan, Alessio mencaci maki Frans, hingga akhirnya Frans emosi sampai menanduk Alessio, dan Frans mendapat kartu merah.
97 Frans pun harus keluar dari lapangan karena mendapat kartu merah. Tim sepak bola Pracis terpaksa bermain dengan 10 orang. Frans merasa kecewa atas kartu merah yang diberikan wasit. Saat pulang dari stadion, Taiga merasa kecewa karena Prancis kalah di babak adu penalti dengan skor 5-3 dengan kemenangan Italia dan piala keempat mereka. Empat tahun kemudian, piala dunia 2010 akan diselenggarakan di Afrika Selatan. Taiga lagi-lagi ingin menonton piala dunia lagi. Walaupun kali ini nontonnya di TV bersama ayah. “Hari ini aku harus nonton piala dunia!” tekad Taiga dalam hati Malam ini, Taiga menonton opening ceremony bersama ayahnya. Taiga menonton laga sampai tertidur, dan langsung dipindahkan ayahnya ke kamar. Di pagi harinya, ternyata Taiga kesiangan. Ia baru bangun jam 06.30. Taiga pun terkejut dan segera bersiap ke sekolah. Sesampainya di sekolah jam sudah menunjukkan pukul 07.05. Taiga datang telat dan akhirnya dihukum gurunya. Siang harinya setelah selesai sekolah, Taiga pun langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Taiga mendapat kabar bahwa dia masuk akademi sepak bola dan Taiga sangat senang. Taiga langsung bersiap-siap untuk berangkat ke akademi. Taiga bertekad akan berlatih sepak bola dengan sungguh-sungguh supaya impiannya menjadi pemain sepak bola dapat terwujud
98 FESTIVAL RAMADHAN By : Satria Putra Perdana Menjelang bulan suci Ramadan, bu guru memberitahukan bahwa di sekolah akan mengadakan kegiatan “Festival Ramadan”. “Di bulan Ramadhan nanti, sekolah kita akan mengadakan kegiatan Festival Ramadan.” kata bu guru memberikan pengumungan. “Yeaayy Festifal Ramadan!!” kata Rian. “Ada lomba apa aja bu?” tanya para siswa penasaran. “Ada lomba tahfidz, pildacil, adzan, puisi, cerdas cermat, dan rangking 1. Siapa yang mauu ikuutt lombaa?” tanya bu guru. “Sayaa buu!!” teriak para siswa berebut untuk daftar lomba. “Okee tenang semuanya!! Ibu ada kertas daftar perlombaan, silahkan kalian menuliskan nama diri masing-masing bagi yang mau daftar lomba. Ibu mulai dari barisan sebelah kanan yaa.” kata bu guru sambil memberikan kertas tersebut. “Baiikk buu..” jawab para siswa. “Jika sudah semua, boleh dikumpulkan daftarnya ke ibu yaa!!” kata bu guru. “Siaapp buu..” jawab para siswa. Para siswa pun mendaftarkan dirinya masing-masing. Setelah semuanya selesai mendaftar, kertas tersebut diberikan kepada bu guru.
99 “Bagi yang sudah mendaftar silahkan mempersiapkan diri, karena perlombaan akan dimulai dua pekan lagi.” kata bu guru. “Okee buu..” jawab para siswa. Para siswa pun mulai mempersiapkan semuanya, supaya dapat menampilkan yang terbaik nantinya. Beberapa hari sudah berlalu, tibalah kegiatan Festival Ramadan dimulai. “Hari ini Festival Ramadan dimulai, semua peserta lomba harap bersiap-siap yaa.. Selamat berjuang bagi yang mengikuti lomba. Bagi yang tidak, mari kita dukung bersama-sama teman kita yang sedang berlomba. Pesan ibu, lakukan yang terbaik. Ibu yakin kalian pasti bisa. Menang atau kalah, itu sudah biasa dalam perlombaan. Terpenting sikap yakin, berani, dan percaya dirilah yang akan kalian dapatkan.” kata bu guru menyemangati para siswanya yang mengikuti perlombaan. “Bismillah, semangaatt!!” kata bu guru dan teman yang lain. Kegiatan Festival Ramadhan pun dimulai Tiga hari pun berlalu dan perlombaan pun selesai. Semua siswa menunggu pengumuman pemenang lomba yang akan dilaksanakan dua hari selanjutnya. Dua hari berlalu, pengumuman pemenang akan dilaksanakan hari ini. Semua siswa berkumpul untuk menyaksikan pembagian hadian bagi. Satu persatu pemenang lomba dipanggil. Ternyata kelas Rian memenangkan banyak perlombaan. Bu guru pun sangat bangga kepada mereka.
100 BERPETUALANG DI GUNUNG ANGKER By : Shakayla Zhaafirah Shanum Xelyn adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dia mempunyai kakak yang bernama Senia dan adeknya bernama Zea. Hobi Xelyn adalah menggambar. Saat ini Xelyn duduk di kelas 2 SMP. Xelyn mempunyai sahabat di sekolah, namanya Haura. Rumah Haura dekat dengan rumah Xelyn, mereka pun juga sering berangkat bareng ke sekolah. Hari ini sekolah Xelyn mengadakan liburan ke gunung. Mereka berangkat jam 07.15 dengan menaiki bus. Xelyn dan Haura pergi ke sekolah sangat pagi dan sampai di sekolah jam 06.30. Sesampainya di sekolah, ternyata masih sepi. Mereka pergi ke kantin sambil beli jajan di sana. Setelah selesai membeli jajan, karna mereka sudah menunggu temannya sangat lama di kantin, Xelyn dan Haura memutuskan untuk pergi ke kelas terlebih dahulu sambil menaru tas. “Huh.. Sepertinya kita datangnya kepagian deh Ra.” ucap Xelyn. “Iya nih kepagian, kamu sih bilangnya jam 06.30” jawab Haura ke pada Xelyn. “Hehe.. Maap ya.” ucap Xelyn. “Iya deh ga papa.” jawab Haura. Tidak lama kemudian, teman-teman Xelyn pun ada yang datang dan sekarang di kelas Xelyn sudah ada empat orang Xelyn, Haura, Velyn dan Nathan.