dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjam&ah 413
Demikian ini dihukumi batal,
karena makmum telah berpa-
ling dari mengikuti imam yang
justru wajib, untuk berpindah
mengerjakan hal yang sunah
(mengenai tasyahud awal, bagi
makmum wajib ada kesamaan
dengan imam dalam mening¬
galkannya, tidak wajib dalam
melaksanakannya. Sehingga
jika imam meninggalkan tasya¬
hud awal, maka bagi makmum
wajib meninggalkan, tapi jika
imam mengerjakannya, maka
bagi makmum boleh mening¬
galkan dan berdiri dengan
sengaja. Lain halnya kalau
berdirinya karena lupa, maka ia
wajib duduk mengikuti imam-
nya -pen).
Apabila perselisihan itu tidak
menyebabkan ketidakserasian
yang mencolok, maka tidak
mengapa mengerjakan sunah
itu, misalnya membaca Qunut
(yang imam tidak berqunut), di
mana makmum bisa menyusul
imam pada sujud pertama.
(Mengenai qunut, bagi mak¬
mum tidak wajib ada kesamaan
dengan imam dalam melaku- •
kan maupun meninggalkan¬
nya. Karena itu, jika imam
berqunut, bagi makmum boleh
meninggalkannya dan dengan
sengaja berdiri; dan jika imam
meninggalkannya, bagi mak-
fikrifajar.word
414 Terjemah Fat-hul Mu'in
mum sunah berqunut, jika ia
dapat menyusul imam pada
sujud pertama, dan boleh ber¬
qunut, jika ia dapat menyusul-
nya pada duduk di antara dua
sujud, namun jika ia dapat
menyusulnya pada sujud ke-
dua, maka tidak boleh melaku-
kannya -pen).
Qunut berbeda dengan tasya-
hud awal, sebab pada tasyahud
awal seperti contoh di atas,
berarti makmum melakukan
duduk yang tidak dilakukan
oleh imam, sedang dalam
masalah qunut ini, makmum
hanya memperpanjang iktidal
imam, maka dari itu tidak
sampai terjadi ketidakserasian.
Begitu juga tidak menjadi
masalah, jika makmum mela¬
kukan tasyahud awal, apabila
imam melakukan duduk istira-
hah. Sebab pada dasamya yang
menjadi masalah (membatal-
kan) salat di sini, adalah
melakukan duduk yang tidak
dilakukan oleh imam.
Kalau imamnya tidak duduk
istirahah, maka bagi makmum
tidak boleh melakukan tasya:
hue} awal, dan bagi makmum
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjamfcah 415
yang sengaja serta mengetahui
hukumnya, adalah membatal-
kan salatnya, kalau ia tidak
berniat mufaraqah (memisah-
kan diri) dari imam.
Mufaraqah yang terjadi seperti
itu adalah disebabkan uzur,
karena itu lebih utama di-
lakukannya.
Jika makmum belum selesai
melakukan tasyahud awal,
sedang imamnya sudah selesai
terlebih dahulu, maka baginya
boleh meninggalkan diri guna
menyempurnakan tasyahud,
bahkan hal ini disunahkan, jika
yakin ia dapat menyempurna¬
kan Fatihahnya sebelum sang
imam rukuk (jika ia tidak
meyakinkan hal itu, maka
hukum menyempurnakan
bacaan tasyahud adalah boleh
saja, dan baginya diampuni atas
keterdnggalan tiga rukun
dengan imamnya -pen).
Tidak sunah meninggalkan diri
guna menyempurnakan bacaan
surah, bahkan makruh jika ia
tidak bisa menyusul imam
dalam rukuk.
6. Di antara syarat qudwah
adalah tidak tertinggal dari
fikrifajar.word
416 Terjemah Fat-hul Mu’in
imam sejauh dua rukun fi’li
yang sambung-menyambung
dan sempurna tanpa uzur,
disengaja dan ia mengerti
hukum haramnya, sekalipun
kedua rukun tersebut tidak
panjang.
Apabila ia tertinggal dua rukun
seperti di atas, maka salatnya
batal, karena terjadi ketidak-
seraian. Contohnya: Imam
sudah rukuk, iktidal lalu turun
untuk sujud -maksudnya sudah
berdiri lagi-, sedang makmum
masih berdiri.
Tidak termasuk ketentuan "dua
rukun fPli", apabila tertinggal
dua rukun qauli atau satu
rukun qauli dan satu lagi rukun
fi'li.
7. Tidak tertinggal dari imam
tanpa uzur yang menetap-
kannya sejauh tiga rukun atau
lebih panjang. Tidak terhitung
rukun salat yang panjang
adalah iktidal dan duduk di
antara dua sujud. Contoh
tertinggal (karena uzur); Imam
dalam bacaannya terlalu cepat,
sementara makmum lambat
karena pembawaan tidak
mampu membaca cepat -bukan
karena was-was-, atau makmum
lambat gerakan-gerakannya.
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjamaah 417
Misalnya lagi makmum menan-
ti diam imam setelah membaca
Fatihah sebagai pemberian
kesempatan bagi makmum
untuk membaca Fatihah, tahu-
tahu imam langsung rukuk
sesudah membaca Fatihah.
Misal lain lagi, makmum lupa
membaca Fatihah sehingga
imam sudah rukuk.
Atau misalnya makmum mera-
sa ragu atas bacaan Fatihahnya
sebelum imam rukuk.
Tentang tertinggal karena was-
was, sebagaimana makmum
selalu mengulang-ulang kali-
mat tanpa ada yang meng-
haruskan, maka hal ini tidak
bisa dianggap suatu uzur.
Guru kami berkata: Sebaiknya
bagi orang yang berpenyakit
was-was yang sampai parah,
seperti sudah menjadi pem¬
bawaan, sehingga setiap orang
yang melihatnya selalu memas-
tikan, bahwa was-was seperti itu
fikrifajar.word
418 Terjemah Fat-hul Mu in
tidak mungkin dihindari lagi,
hendaklah orang tersebut me-
ngerjakan sebagaimana orang
yang lambat geraknya.
Bagi makmum pada contoh-
contoh tersebut (selain yang
lambat gerakannya), wajib
menyempurnakan Fatihah,
selagi tidak terlambat tiga
rukun yang panjang-panjang.
Apabila makmum karena suatu
uzur, ia terlambat tiga rukun
yang panjang, misalnya belum
selesai membaca Fatihah, tapi
imam sudah berdiri kembali
dari sujud atau sudah duduk
tasyahud, maka makmum yang
seperti ini wajib menyesuaikan
diri dengan imam dalam rukun
keempat, yaitu berdiri atau
duduk tasyahud, tanpa mem-
perhatikan ketertiban salatnya
sendiri, kemudian setelah
salam imam, ia wajib menam-
bah rakaat yang kurang.
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjamaah 419
Apabila ia tidak mau menye¬
suaikan diri dengan yang
dilakukan imam dalam rukun
keempat, padahal ia menge-
tahui atas kewajiban mengikuti-
nya, dan dia tidak berniat
mufaraqah dari imam, maka
salatnya menjadi batal, jika ia
mengerti dan sengaja melaku-
kannya.
Apabila makmum rukuk ber-
sama imam dan merasa ragu:
Sudah membaca Fatihah atau
belum; atau ingat bahwa dia
belum membacanya, maka ia
tidak boleh kembali berdiri,
dan setelah imam salam, ia
wajib menambah rakaat.
Jika ia kembali berdiri dengan 4
mengetahui serta sengaja,
maka batal salatnya. Kalau
tidak tahu atau tidak sengaja,
maka salatnya tidak batal.
Jika ia telah yakin mem¬
bacanya, tapi merasa ragu atas
sempurnanya, maka hal ini
tidak membawa pengaruh
apa-apa.
Jika makmum masbuk terleka
-Masbuk adalah makmum yang
tidak mendapatkan imam
fikrifajar.word
420 Terjemah Fat-hul Mu'in
berdiri dalam waktu yang
cukup untuk membacaFatihah
dengan ukuran biasa. Masbuk
adalah kebalikan makmum
muwafik.
Jika makmum merasa ragu,
apakah mendapatkan waktu
yang cukup untuk membaca
Fatihah? Maka hendaklah
meninggalkan Fatihah dan
dianggap tidak mendapatkan
rakaat jika ia tidak sempat
rukuk bersama imam.
(Terleka) dengan melakukan
sunah, misalnya membaca
Ta'awudz atau doa Iftitah; atau
ia (masbuk) tidak terleka
sesuatu, misalnya ia hanya diam
dalam waktu setelah takbiratul
ihram dan sebelum membaca
Fatihah, padahal ia mengerti,
bahwa kewajibannya adalah
membaca Fatihah; atau ia
hanya diam mendengarkan
bacaan imam, maka bagi
makmum masbuk yang seperti
itu wajib membaca Fatihah
sesudah rukuk imam. Baik ia
meyakinkan akan dapat me-
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjartlaah 421
nyusul imam sebelum bangkit
dari sujud atau tidak meyakin-
kannya, menurut beberapa
tinjauan wajah hukum; yaitu
membaca Fatihah seukuran
huruf yang dibaca dalam
kesunahan tersebut, menurut
perkiraan atau sepanjang
lamanya diam. Demikian ini,
karena ia kurang hati-hati atas
pindah dari fardu menuju
sunah.
Dianggap suatu uzur bagi
makmum masbuk yang ter-
tinggal karena (membaca
Fatihah) seukuran bacaan
sunah di atas, seperti hukum
orang yang lambat bacaannya
(yaitu diampuni tiga rukun
yang panjang-panjang -pen),
sebagaimana yang dikatakan
oleh dua Guru kami (Imam An-
Nawawi dan Ar-Rafi’i), seperti
halnya Imam Al-Baghawi;
dengan alasan wajib mening¬
galkan diri. Karena itu, ia wajib
meninggalkan rakaat selagi
tidak tertinggal tiga rukun
salat.
Lain halnya dengan pendapat
yang dipegang oleh segolongan
Muhaqqiqun, bahwa makmum
masbuk seperti di atas, tidak
422 Terjemah Fat-hul Mu’in fikrifajar.word
dianggap uzur, lantaran ber- I
buat sembrono dengan pindah
ke sunah tersebut. Pendapat ini
dimantapkan oleh Guru kami
(Ibnu Hajar) dalam Syarah
Minhaj dan Fatawa-nya. Kemu-
dian beliau berkata: Bagi orang
yang menganggapnya sebagai
uzur, maka anggapan tersebut
perlu ditakwili. Berpijak
dengan pendapat segolongan
Muhaqqiqun, bagi makmum
yang tidak bisa menyusul imam
dalam rukuk, maka ia tidak
mendapatkan rakaat.
Ia tidak boleh rukuk, sebab apa
yang dilakukan tidak dianggap,
tetapi ia harus mengikuti imam
turun untuk sujud (setelah
imam salam nanti ia menam-
bah rakaat). Kalau tidak
mengikuti imam, maka salat-
nya menjadi batal, jika hal ini
disengaja dan mengerti
hukumnya.
Lalu beliau meneruskan per-
kataannya: Pendapat yang
beralasan, bahwa makmum
masbuk di atas adalah mening-
galkan diri guna membaca
bacaan yang wajib baginya
sampai imam sujud. Kemudian,
jika ia dapat menyempurnakan
bacaan tersebut, maka ia wajib
menyesuaikan diri dengan
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjamaah 423
imam (turun untuk sujud) 'if
tanpa rukuk. Kalau tidak
muwafaqah, maka sal&tnya • I „ ~ ll*%
menjadi batal jika disengaja
dan mengetahui hukumnya. &
Kalau tidak bisa menyempur¬
nakan bacaannya, maka harus
mufaraqah (memisahkan diri)
dari imam dengan niat.
Guru kami dalam kitab Syarah
Al-Irsyad berkata: Yang lebih
dekat dengan penukilan nash
Imam Syafi'i, adalah yang
pertama (pendapat yang diikuti
oleh Imam Rafi'i dan Nawawi),
dan di sini pula pendapat
sebagian besar ulama Muta-
akhirin.
Jika makmum seperti tersebut
rukuk sebelum membaca Fati-
hah seukuran bacaan sunah
yang telah dibaca, maka salat-
nya menjadi batal.
Dalam kitab Syarah Minhajyang
diriwayatkan dari sebagian
besar Ashhabusy Syafi'i, bahwa
makmum tadi boleh rukuk
tanpa membaca Fatihah.
Pendapat inilah yang dipilih.
Bahkan segolongan ulama . 4 * I A^ A jOi ■ / f /
Mutaakhirin mengunggulkan
pendapat ini dan banyak di
34antara mereka yang menge-
fikrifajar.word
424 Terjemah Fat-hul Mu'irt
mukakan dalil alasannya, juga
ucapan Imam Rafi'i-Nawawi
bertepatan dengan pendapat
ini.
Adapun apabiia makmum
masbuk tadi tidak mengetahui,
bahwa kewajibannya adalah
membaca Fatihah, maka keter-
lambatan membaca Fatihah
seukuran bacaan sunah, di-
anggap ketertinggalan yang
uzur, demikian menurut pen¬
dapat Imam Al-Qadhi Husain.
Tidak termasuk ketentuan
"masbuk", jika yang terlambat
adalah makmum muwafik;
makajika ia tidak bisa menyem-
purnakan Fatihah lantaran ter-
leka membaca bacaan sunah*
seperti Doa Iftitah, sekalipun ia
tidak punya perkiraan dapat
menyusul imam dalam Fatihah,
makmum muwafik yang seperti
ini dihukumi seperti makmum
yang lambat bacaannya seba-
gaimana di atas, tanpa ada
pertentangan lagi.
Makmum yang mendahului
atas imamnya dengan sengaja
dan mengetahui hukumnya,
sejauh dua rukun fi'li, sekalipun
tidak panjang, adalah dapat
membatalkan salat, sebab hal
ini dipandang berselisihan
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjmmaah 425
dengan imam yang sudah
fuhsyah.
Gambaran makmum men¬
dahului imamnya dua rukun
fi'li secara sempurna, adalah
sebagai berikut: Makmum
rukuk, iktidal, lalu bersungkur
untuk sujud misalnya, sedang-
kan imam masih berdiri; atau
begini: Makmum rukuk sebe-
lum imam akan mengangkat
kepala dari rukuk, maka mak¬
mum bersujud. Dengan demi¬
kian, makmum tidak ber-
kumpul dengan imamnya
dalam perbuatan rukuk dan
iktidal.
Apabiia mendahului dua ru¬
kun itu karena lupa atau tidak
mengerti hukumnya, maka
tidak apa-apa, namun dua
rukun itu tidak dihitung. Kare¬
na itu, jika tidak mengulangi-
nya dengan imam lantaran lupa
atau bodoh, maka setelah imam
salam, ia wajib menambah
rakaat. Kalau tidak karena lupa
atau bodoh (tetapi disengaja
atau mengerti hukumnya).
fikrifajar.word
426 Terjemah Fat-hul Mu'in
maka ia harus mengulangi
salatnya, (sebab salat yang
dikerjakan itu batal -pen).
Bagi makmum yang men-
dahului atas imamnya sejauh
satu rukun fi'li secara sempur-
na, dengan disengaja dan
mengerti hukumnya, misalnya
makmum telah rukuk dan
bangkit darinya, sedangkan
imam masih berdiri, adalah
haram hukumnya.
Lain halnya makmum ter-
tinggal dari imam satu rukun
fi'li; hukumnya hanya makruh,
seperti keterangan yang akan
datang.
Barangsiapa mendahului
imamnya satu rukun, maka
baginya sunahkembali untuk
menyesuaikan dengan imam¬
nya, bila hal ini teijadi karena
disengaja, baginya boleh
kembali dan boleh tidak.
Kebersamaan makmum de¬
ngan imam dalam melaku-kan
rukun-rukun fi'li atau qauli
selain takbiratul ihram,
hukumnya adalah makruh,
sebagaimana halnya terlambat
satu rukun yang sampai imam
selesai melakukannya, atau
dpress.com
mendahului imam dengan
memulai suatu rukun.
Tiga hal tersebut, jika di-
lakukan dengan sengaja, maka
bisa menghilangkan fadhilah
salatjamaah. Jamaah tetap sah,
tapi tidak mendapat pahala
jamaah. Karena itu, dosa
meninggalkan jamaah (atas
pendapat yang mengatakan
fardu berjamaah) adalah
gugurnya, begitu juga ke-
makruhan meninggalkannya
(atas pendapat yang mengata¬
kan sunah jamaah -pen).
Ucapan segolongan ulama:
Hilang fadhilah jamaah itu
menetapkan baginya sudah
keluar dari mengikuti imam,
sehingga ia seperti orang yang
salat sendirian, dan (jika hal ini
terjadi pada jamaah Jumat,
maka tidak sah salatnya (sebab
salat Jumat harus berjamaah),
ucapan tersebut adalah tidak
benar, sebagaimana yang
diterangkan oleh Imam Az-
Zarkasi dan lainnya.
Ketentuan hilang fadhilah
berjamaah ini berlaku pada
setiap kemakruhan yang bisa
teijadi dalam jamaah saja, dan
tidak bisa terjadi di luar
jamaah.
fikrifajar.word
428 Terjemah Fat-hul Mu in
Yang sunah bagi makmum ada-
lah mulai melakukan sesudah
imam memulainya, setelah
imam selesai melakukannya,
baru makmum menyelesai-
kannya.
Yang lebih sempurna dari ini:
Permulaan makmum melaku¬
kan itu, adalah setelah gerakan-
gerakan imam berhenti, dan
makmum jangan mulai mela¬
kukan, sehingga nyata-nyata
imam telah pindah pada
rukun selanjutnya.
Karena itu, makmum tidak
perlu membungkuk dahulu
untuk rukuk atau sujud, sehing¬
ga imam telah meletakkan
keningnya pada tempat sujud.
Apabila makmum bersamaan jL3.
dengan imam dalam melaku¬
kan takbiratul ihram, atau ^J~/ < '^ * /s'i'S/'
telah nyata, bahwa imam ber-
takbiratul ihram setelah mak¬
mum, maka salat makmum
tidak jadi (sebab takbiratul
ihramnya tidak sah).
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berj&maah 429
Tidaklah mengapa dengan jZJs£11 dill
adanya bacaan takbir imam // ^ *,v/ » V
secara pelan untuk takbir yang
kedua, jika para makmum tidak (’'■Xfyijlfasa
mengerti hal itu (tidak merasa
mendahului takbir imam). ✓//a: x
Tidak mengapa pula, jika 142
makmum bersamaan salam
imam, mendahului membaca ^ J s i * . f / h*
Fatihah atau tasyahud imam,
misalnya makmum telah
selesai, sedang imam belum
memulai. Ini semua tidak
menjadi masalah.
Dikatakan: Makmum wajib
mengulangi bersama per-
buatan imam atau sesudahnya,
yang terakhir ini adalah lebih
utama. Berpijak dengan pen-
dapat ini, jika makmum tidak
mengulanginya, maka batallah
salatnya.
Memperhatikan perselisihan
seperti ini hukumnya adalah
sunah, sebagaimana halnya
sunah mengakhirkan seluruh
bacaan Fatihah-nya dari Fati¬
hah imam, sekalipun pada
kedua rakaat salat Sirriyah,
jika memang makmum me-
nyangka, bahwa imamnya
membaca surah.
■
fikrifajar.word
430 Terjemah Fat-hul Mu'in
Apabila ia yakin, bahwa imam
hanya membaca Fatihah saja,
maka bagi makmum wajib
membaca Fatihah bersama
imam.
8. Tidak sah bermakmum
dengan orang yang telah di-
yakini batai salatnya, sebagai-
mana imam melakukan perkara
yang membatalkan salat, menu-
rut iktikad makmum.
Umpama seseorang ber-
mazhab Syafi’i bermakmum
pada imam yang bermazhab
HanafI yang memegang farji-
nya dan ia tidak berbekam,
kebatalan karena dipandang
dari segi keyakinan orang yang
bermakmum, sebab imam yang
seperti itu adalah hadas menu-
rut makmum yang Syafi’i sebab
memegang farji, sebaliknya
tidak batai sebab berbekam.
Maka, menghubungkan salat
makmum dengan imam di-
anggap uzur, sebab menurut
makmum, imam tidak dalam
salat.
dpress.com Pasal: Tentang Salat Berjqmaah 431
Apabila seorang makmum
bermazhab Syafi'i merasa ragu
terhadap imam yang berlainan
mazhab, tentang perbuatan-
perbuatan wajib menurut
makmum, maka tidak akan
mempengaruhi kesahan salat,
sebab untuk menjaga khus-
nuzhzharx (baik sangka) dalam
menjaga perselisihan.
Karena itu, tidak menjadi
masalah dengan adanya ke-
tidakyakinan tentang kewajiban
perbuatan yang diperselisihkan
itu.
Cabang:
Apabila imam berdiri lagi untuk
rakaat tambahan -misalnya
rakaat kelima- sekalipun karena
lupa, maka bagi makmum tidak
boleh mengikutinya, walaupun
ia berstatus makmum Masbuk,
atau ia sangsi atas rakaatnya.
Akan tetapi, makmum tersebut
memisahkan diri dan salam
atau menunggu imam (dalam
tasyahud), menurut pendapat
yang Muktamad.
9. Tidak sah bermakmum de¬
ngan orang yang berstatus
menjadi makmum, sekalipun
hanya diragukan adanya men-
jadi makmum yang sekalipun
jelas berstatus menjadi imam.
fikrifajar.word
432 Terjemah Fat-hul Mu'in
Tidak termasuk dalam keten- s9
tuan "orang yang berstatus
menjadi makmum”, apabila
orang itu telah berakhir men¬
jadi makmum. Misalnya
makmum masbuk yang berdiri
seteiah imam salam, lantas ada
orang lain bermakmum de-
ngannya, maka salat orang ini
adalah sab. Atau para makmum
masbuk berdiri dan sebagian
bermakmum kepada sebagian
yang lain, maka ini pun sah
menurut pendapat yang
Muktamad, Tetapi hukumnya
makruh.
10. Tidak sah qari' ber¬
makmum kepada imam yang
umi, yaitu or^ng yang merusak-
bacaan Fatihahnya, baik seba¬
gian, seluruhnya ataupun
hanya satu huruf saja darinya.
Misalnya, secara keseluruhan
ia tidak bisa membacanya, atau
tidak bisa membaca yang sesuai
makhraj atau tasydid, sekalipun
hal itu karena ia sudah tidak
mungkin untuk belajar, karena
makmum tidak mengerti atas
keadaan imamnya.
Demikian ini, karena ia tidak
bisa menanggung bacaan
Fatihah makmum, jika ia*
inenemuinya dalam keadaan
rukuk.
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjptnaah 433
Sah bagi lnakmum yang qari'
bermakmum kepada imam
yang disangka (diinungkinkan)
seorang yang umi, kecuali
imam tersebut pada salat
jamaah jahriyah tidak mau
membaca dengan suara keras.
Untuk itu, ia wajib mufaraqah
dengannya. Jika ia masih terus
bermakmum dalam keadaan
tidak mengetahui kalau imam¬
nya seorang yang umi, hingga
salam, maka ia wajib mengu-
langi salatnya, selagi tidak
tampak jelas, kalau imamnya
adalah qari1.
Masalah ketidaksahan ber¬
makmum kepada umi adalah
jika tidak sama-sama uminya,
antara imam dan makmum,
dalam hurufFatihah yang tidak
mereka mampui. Misal, mak¬
mum nya yang dapat membaca
dengan baik, atau salah satu
pihak dapat membaca dengan
baik terhadap huruf-hurufyang
pihak lainnya tidak bisa.
Termasuk umi adalah "Arana",
yaitu orang yang lantaran
mengganti huruf, ia mengid-
ghamkan huruf yang tidak
semestinya. Juga "Altsagh",
yaitu orang yang mengganti
huruf dengan huruf lain.
1
fikrifajar.word
434 Terjemah Fat-hul Mu'in
Orang-orang tersebut jika ada S S' S' yf/// i yX,
kemampuan untuk belajar, tapi -- * t t A s' S' S * t s
mereka tidak mau belajar, maka
salatnya tidak salt. Kalau tidak
mungkin, maka salatnya sah
saja, sebagaimana sah pula
imam-makmum sama-sama
umi.
Makruh bermakmum kepada 6 i.'<91' -1 'Y'
‘■'A*1 °b
imam yang selalu mengulang *' * A*
huruf ta’ (dalam Fatihah) dan
imam yang selalu mengulang
huruf fa! (dalam bacaan
tasyahud), juga dengan imam
lahn (aksi-aksian) yang tidak
sampai mengubah makna,
misalnya membaca, dhammah
pada lafal A atau
membaca fathah dalnya lafal
Apabila lahn itu sampai me¬ 1*
ngubah makna dalam Fatihah,
seperti \ membaca
kasrah atau dhammah pada
lafal ^ ^ S , maka
salat orang yang mampu "1 sA*Cs\
untuk belajar, tapi tidak mau
belajar adalah batal. Sebab yang 1*
dibaca itu bukan Qur-an lagi.
Memang, jika waktu salat telah J z. S. s •> i , y //
mendesak, maka ia tetap wajib
dpress.com Pasal: Tentang Salat Betjamaah 435
salat demi menghormati waktu, y s' /y s.
dan nanti ia wajib mengulangi-
nya, sebab ia berbuat ke- y<fj
salahan (dengan meninggalkan
belajar).
Guru kami berkata: Yangjelas,
orang yang lahn tersebut
bukan berarti membaca
kalimat yang dimaksudkan
sebenarnya, sebab apa yang
dibaca dengan bacaan lain,
pasti bukan Qur-an lagi.
Karena itu, kesahan salat tidak
digantungkan terhadap kali-
mat yang dilahnkan, tetapi
pada sengaja melahn, sekali-
pun kejadian yang seperti ini
juga dapat membatalkan salat.
Kalau lahn itu terjadi bukan AS is * s . A
pada Fatihah, maka salatnya AS-
tetap sah, begitu juga mak-
mum dengannya. Kecuali bisa
membaca secara tidak lahn,
mengetahui hukum serta se¬
ngaja melakukannya, maka
salatnya tidak sah, sebab berarti
ia berkata berupa ucapan lain.
Apabila salat menjadi batal
lantaran lahn pada selain
Fatihah ini, maka batal pula
bermakmum dengannya. Na-
mun, menurut Imam Al-
Mawardi, yang batal hanyalah
bagi makmum yang mengerti
keadaannya.
fikrifajar.word
436 Terjemah Fat-hul Mui
Imam As-Subki memilih
pendapat yang sesuai dengan
pendapat Imam AI-Haramain:
Bagi orang seperti di atas,
tidak boleh membaca selain
Fatihah, sebab ia nanti akan
mengucapkan perkataan yang
bukan Qur-an, yaitu perbuatan
yang membatalkan salat tanpa
ada darurat, secara mutlak
(baik ia dapat mengucapkan
hal itu dengan benar ataupun
tidak mampu -pen).
Apabila bermakmum pada
seseorang yang dikira berhak
menjadi imam, tetapi temyata
tidak, misalnya dikira qari',
bukan makmum, orang laki-
laki atau berakal sehat, tetapi
ternyata mereka adalah umi,
bermakmum, wanita, atau
orang gila, maka ia wajib
mengulangi salatnya. Demikian
ini, karena kelalaian tidak mau
meneliti dahulu.
Tidak wajib mengulanginya
bagi orang yang bermakmum*
kepada imam yang dikira suci,
tetapi ternyata menanggung
hadas -sekalipun hadas besar-,
atau membawa najis yang
dpress.com
Pasal: Tentang Salat Berjafmaah 437
samar, sekalipun hal itu teijadi 9 y.
pada salat Jumat, bila telah * 6*
melebihi 40 orang.
Sekalipun sang imam mengerti X/ // ♦ 9 # 9*'/'’ */
akan hadas dan najis pada
dirinya, sebab tiada kelalaian a! “f'ait ‘
pada makmum, karena tiada
tanda akan najis dan hadas
yang dapat diketahuinya. Dari
sini, maka bagi makmum tetap
mendapat fadilah jamaah.
Apabila imam yang dikira suci fL SS i ^ ^
tersebut menanggung najis
yang lahir (kelihatan), maka
makmum wajib mengulangi
salat, karena kelalaianya.
Najis lahir adalah najis yang . ■i . •»■■ 5^
terdapat di luar baju, sekalipun
antara imam dan makmum y
terdapat penghalang.
Pendapat yang Aujah dalam
mengatasi najis lahir, adalah
najis yang apabila makmum
mau memperhatikan benar-
benar, maka akan melihatnya.
Sedangkan najis yang samar,
adalah sebaliknya.
fikrifajar.word
438 Terjemah Fat-hul Mu1in
Imam An-Nawawi dalam kitab
At-Tahqiq membenarkan untuk
tidak wajib mengulangi salat
secara mutlak (baik najis lahir
maupun khafi).
Sah orang yang sehat ber-
makmum pada imam yang
beser kencing, madzi atau
kentut.
Orang yang berdiri sah ber-
makmum pada imam yang
salat duduk; orang yang
berwudu pada imam yang
tayamum, yang mana imam
tersebut tidak wajib mengu¬
langi salatnya sebab tayamum
itu.
Makruh bermakmum pada
imam yang fasik dan yang
berbuat bid'ah, misalnya orang
Rafidhi, sekalipun tidak
terdapat imam selainnya. Hal
ini jika memang tidak khawatir
terjadi fitnah kalau tidak
bermakmum dengan mereka.
Ada yang mengatakan: Ber¬
makmum dengan mereka
hukumnya tidak sah.
Makruh juga bermakmum
pada imam yang was-was dan
quluf. Tidak makruh ber¬
makmum pada imam hasil
zina, tetapi hal ini menyelisihi
keutamaan.
dpress.com Pasal: Tentang Salat Berjamaah 439
Iman As-Subki dan pengikut- -s' )
nya memilih, bahwa bermak¬
mum pada imam-imam ter¬ iM
sebut, tidak makruh lagi, jika
memang hanya mereka saja
yang ditemukan. Bahkan
jamaah dalam keadaan seperti
itu, adalah lebih utama dari-
pada salat sendirian.
Guru kami dengan kuat masih
tetap menghukumi makruh
dalam keadaan tersebut,
bahkan yang lebih utama
adalah salat sendirian.
Sebagian Ash-habus Syafi'i
berkata: Menurut pendapat
yang Aujah bagiku, adalah apa
yang dikatakan oleh Imam As-
Subki r.a.
UZUR-UZUR BERJAMAAH
Penutup:
Uzur jamaah, begitu juga salat
Jumat:
1. Hujan yang sampai mem-
basahi pakaian, berdasarkan
sebuah hadis sahih, bahwa
Nabi saw. memerintahkan agar
melakukan salat di pondokan
masing-masing di waktu hujan
yang sampai membasahi
bagian bawah sandal.
4 fikrifajar.word
440 Terjemah Fat-hul Mu'in *
Lain halnya jika hujan tidak -f'.'a. J?’"
sampai membasahinya. Me-
mang begitu, namun tetesan air \ Jts '
dari atap-atap rumah di tepi
jalan, sekalipun tidak sampai
membasahinya, adalah di-
anggap suatu uzur, lantaran
kemungkinan besar air itu
membawa najis atau kotoran.
2. Jalan berlumpur, sehingga
sulit menghindari pengotoran-
nya ketika berjalan atau ter-
gelincir.
3. Amat panas, sekalipun me-
nemukan naungan untuk
berjalan.
4. Amat dingin.
5. Amat gelap di malam hari.
6. Sakit parah, sekalipun belum
boleh duduk dalam melakukan
salat fardu. Tidak termasuk
uzur, adalah sedikit pusing
kepala.
7. Menahan hadas, baik itu air
kencing, berak atau kentut.
Maka, makruhlah salat dengan
menahan hadas, sekalipun
dpress.com Pasal: Tentang Salat Betjaniaah 441
khawatir tertinggaljamaah bila
memenuhi hadasnya terlebih
dulu/mengosongkan dirinya
dari hadas, sebagaimana yang
diterangkan oleh segolongan
ulama.
Penahanan hadas di tengah-
tengah melakukan salat fardu,
adalah tidak diperbolehkan
memutus salat itu.
Masalah penahanan hadas
termasuk uzur ini, jika waktu
salat masih longgar, kira-kira
bila digunakan untuk mengo-
songkan diri dari hadas, masih
cukup salat dengan sempurna.
Kalau waktu sudah sempit,
maka haram menunda salat
sampai selesai, kemudian hadas
terlebih dahulu.
8. Tidak menemukan pakaian
yang pantas, sekalipun mene¬
mukan penutup aurat.
9. Teman-teman bepergian
bagi orang yang akan beper¬
gian yang mubah telah berang-
kat, sekalipun akan aman jika
sampai bepergian sendirian.
Hal ini karena ada masaqat
kesepian dalam perjalanan.
442 Terjemah Fat-hul Mu*in fikrifajar.word
10. Takut terhadap orang t
zalim, bagi orang yang berhak
untuk dilindungi (ma'shum),
baik yang dikhawatirkan itu
berupa liaiga diri, jiwa ataupun
harta.
11. Bagi pengutang yang belum
dapat membayar, takut akan
ditahan oleh pihak pemiutang-
nya.
12. Merawat orang yang sakit,
sekalipun bukan sanak kerabat-
nya yang tidak ada orang yang
merawatnya; sanak kera-
batnya yang sakit keras; atau
tidak sakit keras, tapi merasa
gembira atas rawatannya.
13. Sangat mengantuk pada f L *1 S * i ''9* J S'"'
waktu menunggu jamaah.
♦/
14. Sangat lapar dan dahaga.
15. Buta, jika tidak ada penun-
tun jalan yang mau digaji
dengan harga umum, sekali¬
pun dapat berjalan dengan
dpress.com Pasal: Tentang Salat Berjamaah 443
menggunakan tongkat. * . 0 S. 9
Peringatan! &o
Semua uzur di atas dapat CC 2L-jlU)J3
menghapus kemakruhan me-
ninggalkan jamaah, sekira J e' (y„ ••
dihukumi sunah, dan meng- . . . •* 4 _ I /
hilangkan dosanya, sekira
dihukumi wajib berjamaah. *^ '
(Bagi orang yang mening- 99 s S{'\'-'I ';i-'
galkan jamaah sebab uzur), ia
tidak bisa mendapat fadilah oSi oypz*
jamaah, sebagaimana yang
dikatakan oleh Imam An- •jiiSsVJU " -
Nawawi dalam Al-Majmu.
Selain Imam An-Nawawi memi-
lih pendapat sebagaimana
pendapat segolongan ulama
Mutakadimin, bahwa fadilah
jamaah tetap didapatkan, jika
bermaksud melakukan jamaah
andaikata tidak ada uzur.
Imam An-Nawawi dalam kitab
Al-Majmu' berkata: Sunah bagi
orang yang meninggalkan
Jumat tanpa uzur, agar ber-
sedekah satu dinar atau sete-
ngah dinar, sebagaimana yang
diterangkan hadis Abu Dawud
dan lainnya.
—
fikrifajar.word
__ _ __ __ _
dpress.com T4
445
PASAL: 8
TENTANG SALAT JUMAT
Mengerjakan salat Jumat it' ^ S. . SL ' ..
hukumnya fardu ain, jika telah » S/ L*
memenuhi syarat-syaratnya.
Perintah melakukannya turun /uW
di Mekah. Namun di Mekah
sendiri tidak diselenggarakan Jr"
kala itu, karena belum cukup
bilangan kaum muslimin, atau
karena syiarnya harus ditam-
pakkan, sedangkan Nabi
Muhammad saw. di Mekah
masih sembunyi-sembunyi.
Orang yang pertama kali
mendirikan salat Jumat di
Madinah sebelum Nabi saw.
hijrah adalah As'ad bin
Zurarah. Yaitu diselenggarakan
di desa (kampung) yang ber-
dekatari dengan kota Madinah.
Salat Jumat itu salat yang ud 9s <
paling utama.
/ 4J0 s I
Dinamakan dengan salat
Jumat, karena banyak orang- . XZL&L
orang yang berkumpul guna
mengerjakan salat Jumat, atau
karena Nabi Adam a.s. ber¬
kumpul dengan Hawa di
Muzdalifah pada hari Jumat.
Dan karena itu, Muzdalifah
dinamakan Jam'an.
_ J
__
fikrifajar.word
446 Terjemah Fat-hul Mu in
Salat Jumat itu wajib atas
setiap orang Mukalaf, yaitu
balig, berakal sehat, laki-laki
dan merdeka. Karena itu, salat
Jumat tidak wajib atas wanita,
khuntsa dan budak, sekalipun
budak Mukatab. Sebab mereka
semua dianggap punya ke-
kurangan.
Yang bertempat tinggal di
tempat diselenggarakannya
salat Jumat. Artinya, mereka
tidak pergi dari tempat itu di
musim kemarau maupun
hujan, kecuali ada keperluan
semacam berdagang atau
ziarah.
Mereka tidak sedang uzur,
misalnya sakit atau uzur-uzur
lain, seperti yang ada dalam
masalah salat jamaah. Karena
itu, salat Jumat tidak wajib bagi
orang sakit yang tidak bisa
hadir di tempat di selenggara-
kan Jumatan setelah matahari
tergelincir ke arah barat.
Salat Jumat tetap sail, jika
dikerjakan oleh orang yang
punya uzur.
Salat Jumat wajib dikerjakan
oleh orang yang bermukim
(sekalipun) didirikan salat,
misalnya orang yang bermukim
dpress.com Pasal: Tentang SalatJumat 447
selama 4 hari di tempat di-
selenggarakan Jumatan atau
lebih, sedangkan ia bermaksud
untuk kembali ke tanah ke-
lahirannya, sekalipun maksud
tersebut setelah masa yang
lama.
Juga wajib dikerjakan oleh
orang mukim mutawathin di
tempat yang panggilan salat
Jumat masih terdengar, di
mana penduduk tempat
terselenggarakan Jumatan
kurang dari 40 orang (yang
lebih utama kata-kata "muta-
wathin" dibuang, sebab itu
bukan merupakan syarat -pen).
Baik bagi orang yang mukim
tidak mutawathin atau
mutawathin, mereka wajib
mengerjakan salat Jumat.
Namun salat Jumat tidak jadi
terlaksana, sebab dipenuhinya
dua orang ini, yaitu orang
mukim bukan mutawathin
(seperti para pelajar yang
berada di pesantren -pen) dan
mukim mutawathin, tetapi ia
dari luar daerah diseleng-
garakan salat Jumat, sekalipun
salat Jumat wajib baginya bila
mendengar panggilan salat
dari tempat diselenggarakan¬
nya itu (mereka berdua wajib
mengerjakan salat Jumat,
fikrifajar.word
448 Terjemah Fat-hul Mu'in
tetapi mereka tidak bisa
mensahkan Jumat daerah ter-
sebut -pen).
Salat Jumat juga tidak bisa
terlaksana, dengan dipenuhi
oleh budak atau anak-anak,
tetapi salat mereka sail. Hanya
saja mereka (mukim bukan
mutawathin, mukim mutawa-
thin, budak dan anak-anak)
wajib menunda takbiratul
ihram sampai sesudah takbir 40
orang yang sah Jumatnya
dengan kepenuhan mereka ini,
demikian yang disyaratkan
oleh segolongan ulama
Muhaqqiqin, sekalipun banyak
ulama yang menentangnya
(pendapat yang rajih menurut
Imam Ibnu Hajar, Al-Khatib
dan Ar-Ramli: Penundaan
takbiratul ihram mereka adalah
tidak wajib -pen).
Syarat Sah Jumat
Di samping syarat-syarat salat V
yang lain, salat Jumat juga
disyaratkan atas enam perkara:
1. Harus dilaksanakan secara
berjamaah, pada rakaat per-
tama, imam berniat menjadi
imam dan makmum berniat
bermakmum yang bersamaam
dengan takbiratul ihram.
dpress.com Pasal: Tentang SalatJiimat 449
Karena itu, salat Jumat yang
sesudah terpenuhi bilangan
jamaahnya (40 orang), adalah
tidak sah jika dilaksanakan
dengan sendiri-sendiri (tidak
berjamaah).
Pada rakaat keduanya disyarat¬
kan harus berjamaah. Karena
itu, jika imam pada rakaat
pertama berjamaah dengan
makmum 40 orang, lalu imam
berhadas, lantas mereka
meneruskan salatnya sendiri-
sendiri, atau imam tidak
berhadas, tetapi mereka
memisah dari imam (mufara-
qah) pada rakaat kedua dan
meneruskan sendiri-sendiri,
maka sah Jumatannya.
Memang! Orang 40 itu disyarat¬
kan harus tetap ada sampai
mereka semua salam, sehingga
apabila salah satu dari keempat
puluh orang tersebut berhadas
sebelum salamnya, sekalipun
makmum yang lainnya sudah
salam, maka batallah salat
Jumat mereka.
fikrifajar.word
450 Terjemah Fat-hul Mu'in
Apabila makmum masbuk
mendapatkan rukuk imam
pada rakaat kedua, lalu ia
mengikuti terns sampai salam,
maka ia harus menambah satu
rakaat (sunah) dengan bacaan
keras; dan salat Jumat sudah
dianggap sempurna, jika
Juinatan imam tadi sah.
Demikian juga sempurna salat
Jumat makmum masbuk lain-
nya, yang bermakmum kepada
masbuk di atas dan ia masih
mendapatkan satu rakaat
bersamanya, demikianlah me-
nurut fatwa Guru kami.
Orang yang baru mengikuti
imam setelah rukuk imam
rakaat kedua, menurut pen-
dapat yang Ashah wajib niat
salat Jumat, sekalipun yang
harus dikeijakan adalah salat
Zhuhur.
Pendapat lain mengatakan^
bahwa orang tersebut boleh
berniat salat Zhuhur. Seperti ini
pula Imam Al-Bulqini mem-
fatwakan dan menguraikan
secara panjang-lebar.
dpress.com
Pasal: Tentang SalatJumat 451
2. Salat Jumat harus dikerjakan
oleh 40 orang termasuk imam-
nya, di niana mereka ini adalah
orang-orang yang menjadikan
kesahan Jumat, sekalipun
sedang inenderita sakit.
Andaikata orang-orang yang
sedang mendirikan salat Jumat
itu 40 orang saja dan di ahtara
mereka terdapat seorang atau
lebih yang ummi, di mana ia
malas untuk belajar, maka salat
J umat mereka tidak sah,
sebab salat si ummi batal, yang
berarti bilangan 40 orang
menjadi berkurang.
Namun, jika si ummi tidak
taqshir dalam meninggalkan
belajar (sebagaimana ia tidak
menemukan pengajar atau
memang sangat bodoh/tumpul
otaknya -pen), maka sah salat
Jumat mereka, sebagaimana
pendapat yang dipegang teguh
oleh Guru kami dalam kitab
Syarhul 'Ubab dan Al-Irsyad,
dengan mengikuti pendapat
yang telah dimantapkan oleh
gurunya dalam kitab Syarhur
Raudh.
Kemudian dalam Syarhul
Minhaj, Guru beliau berkata:
fikrifajar.word
452 Terjemah Fat-hul Mu'in
Dalam masalah ini, tiada
perbedaan antara ummi atau
taqshir, atau tidak dalam hal
belajar. Perbedaan yang ada di
sini tidaklah kuat -selesai-.
Jika bilangan 40 itu berkurang
di waktu salat (yaitu, pada
rakaat pertama), maka salat
Jumat menjadi batal; kalau
kurangnya di waktu khotbah,
maka rukun khotbah yang
dilakukan waktu bilang ber¬
kurang, adalah tidak dianggap,
karena rukun tersebut tidak
didengarkan oleh mereka.
Jika dalam waktu dekat menu-
rut ukuran umum, bilangan
penuh lagi, maka boleh mene-
ruskan rukun khotbah mulai
dari rukun yang dikerjakan
sebelum bilangan kurang tadi.
Kalau tidak dalam waktu dekat,
maka khotbah harus diulangi
dari permulaan, sebagaimana
jika bilangan berkurang antara
khotbah dan salat, lantaran
hilangnya sambung-menyam-
bung antara khotbah dengan
salat.
Cabang:
Seseorang yang mempunyai
dua tempat tinggal pada dua
daerah, maka yang dipandang
dpress.com
Pasal:. Tentang SalatJumat 453
sebagai tempatnya adalah yang yM ^ ^y ^✓
banyak didiami; kalau kedua-
nya sama, maka yang di¬
pandang sebagai tempat ting-
galnya, adalah tempat yang
didiami oleh keluarga dan
harta bendanya.
Jika di satu tempat terdapat ,< 99S\ *.(^<
keluarganya, dan di tempat
yang satu lagi terdapat harta /
bendanya, maka yang dipan¬
dang sebagai tempat tinggalnya,
adalah tempat yang didiami
keluarganya; Apabila masing-
masing terdapat keluarga dan
hartanya, maka yang dianggap
sebagai tempat tinggalnya
adalah tempat yang didiami di
waktu terselenggara salat
Jumat.
Salat Jumat tidak jadi (tidak S*
sail) dengan dikerjakan orang
yang jumlahnya kurang 40. /l
Lain halnya dengan pendapat JLo
Imam Abu Hanifah r.a., menu-
rut beliau salat Jumat tetap sah
dengan jumlah empat orang
(dengan imamnya), sekalipun
mereka semua adalah hamba
sahaya atau orang-orang musa-
fir.
Menurut pendapat kita (Sya-
fi'iyah), penyelenggaraan salat
fikrifajar.word
454 Terjemah Fat-hul Mu'in
Jumat itu tidak disyaratkan
harus mendapat ijin dari
penguasa (pemerintah/sultan)
dan tempatnya tidak harus di
mishr (kota). Lain halnya
dengan pendapat Imam Abu
Hanifah yang menyaratkan
kedua hal di atas.
Imam Al-Bulqini ditanya -y' A*'*, "
mengenai penduduk suatu
daerah yangjumlahnya kurang * s1
dari 40 orang, mereka ini wajib
mengerjakan salat Jumat atau / *^4^ V 'A- ” " _•
Zhuhur? Beliau menjawab:
Mereka harus mengerjakan . .. -f v
salat Zhuhur, menurut mazhab
Syafi'i. ■<i^
Segolongan ulama memper- yJs s'* s **** s'J ^ ' SS f i
bolehkan mereka (yang kurang
dari 40 orang) melakukan salat s Wnrt. S'.
Jumat, dan justru pendapat ini
yang kuat. Karena itu, jika
mereka semuanya mengikuti
imam yang berpendapat
tersebut, maka bolehlah, dan
salat Jumatnya adalah sah.
kalau ingin hali-hati, hendak- C.
nya mereka melakukan salat
Jumat, lalu mengerjakan salat
Zhuhur. Hal itu adalah baik.
dpress.com
Pasal: Tentang SalatJumat 455
3. Diselenggarakan salatJumat y *9 1* / *<
pada tempat yang termasuk
balad (baik itu wilayah ibukota, -^
daerah ataupun desa -pen),
sekalipun daerah padang r,
(tanah lapang) yang masuk
wilayahnya. Sebagaimana salat
Jumat sejauh jarak yang
tidak diperkenankan meng
qasar salat, sekalipun tidak
bersambung dengan bangu-
nan.
Lain halnya tempat yang sudah f/*/* ^ %
tidak wilayahnya, yaitu tempat
jauh yang kalau seseorang 9, /
pergi ke sana sudah diper-
bolehkan mengqashar salat. i4d!4i«3^.lfel3j*s
Gabang:
Apabila sebuah desa berpen-
duduk 40 orang, maka bagi
mereka wajib menyeieng-
garakan salat Jumat. Bahkan
menurut pendapat yang Muk-
tamad, mereka haram menia-
dakannya di desa tersebut dan
pergi melakukannya ke lain
daerah, yang sekalipun ia
masih mendengar panggilan
salat Jumat dari daerah lain
tersebut.
Imam Ibnur Rifah dan lainnya
berkata: Jika mereka dapat
mendengar panggilan salat
Jumat dari Mishr (kota, yaitu
fikrifajar.word
456 Terjemah Fat-hul Mu'in
tempat yang terdapat hakim
syar'i, hakim Syurthi/hakim
yang menangani tindak kri-
minal, dan terdapat pasar
untuk muamalah -pen), maka
boleh memilih antara pergi ke
balad (tempat yang hanya
terdapat sebagian dari yang ada
pada mishr -pen) untuk
menunaikan salat Jumat atau
menyelenggarakannya di
desanya sendiri.
Apabila mereka pergi ke desa
(dalam masalah di atas), maka
mereka tidak bisa menyempur-
nakan bilangan kesahan Jumat,
sebab berkedudukan sebagai
musafir.
Jika di desanya sendiri tidak
ada golongan yang mendukung
kesahan salat Jumat
-sekalipun dengan memper-
liitungkan di antara mereka
ada yang tidak mau pergi salat
Jumat-, maka mereka wajib
menunaikan salat Jumat di
desa sebelahnya, yang mereka
masih mendengar panggilan
salat Jumat dari tempat itu.
Imam Ibnu ’Ujail berkata:
Apabila ada beberapa tempat
(desa) yang berdekatan, serta
masing-masing mempunyai
nama tersendiri, maka di-
dpress.com
Pasal: Tentang SalatJumat 457
hukumi sebagai tempat ter-
sendiri (jika sudah mencapai
bilangan 40 orang penduduk-
nya, inaka wajib menyeleng-
garakan salat Jumat -pen).
Guru kami berkata: Dihukumi S& 5 4^01 * jU
seperti itu, jika masing-masing
tempat tersebut berkedudukan ft ' v<,.’ "Zy-’ z *
sebagai desa tersendiri pula,
menurut anggapan umum.
Gabang: «* "r
Apabila penguasa memaksa 4 4
penduduk suatu desa agar
berpindah dari desanya dan .U
membangun tempat di daerah
yang baru, yang kemudian
tinggal di situ, tetapi mereka
bermaksud untuk pulang ke
tempat tinggal yang pertama
bila Allah swt. telah melonggar-
kannya, maka mereka tidak
wajib menunaikan salat Jumat
di tempat tersebut (tempat
baru). Bahkan belum cukup
syarat sah salat Jumat bagi
mereka, sebab mereka tidak
mutawathin (penduduk daerah
itu).
4. Salat Jumat diselenggarakan
pada waktu Zhuhur.
Jika waktu sudah tidak
mencukupi menunaikan salat
1
fikrifajar.word
458 Terjemah Fat-hul Mu in
Jumat dan kedua khotbahnya,
atau hal tersebut masih
diragukannya, maka mereka
harus mengerjakan salat
Zhuhur.
Jika dengan yakin atau hanya
mengira waktu salat Sudah
habis, sedang mereka ada di
tengah-tengah mengerjakan
salatJumat -sekalipun sebelum/
hampir saja salam-, jika hal itu
atas berita orang yang adil
(menurut pendapat yang
Aujah), maka mereka wajib
meneruskan salatnya sebagai
salat Zhuhur, dengan menerus¬
kan apa yang sudah ber-
langsung, dan salat Jumat
sudah tertinggal.
Lain halnya jika hanya mengi-
ra/ragu>bahwa waktu Zhuhur
sudah habis (tetap wajib
mengerjakan salat Jumat),
sebab pada dasarnya waktu
masih ada (belum habis).
Termasuk syarat sah salat
Jumat, adalah tidak didahului
salat Jumat (lain) dengan
takbiratul ihram atau di-
barenginya di tempat terseleng-
gara salat Jumat di tempat
itu (jadi tempat yang sah hanya
didirikan satu salat Jumat saja,
tetapi ternyata didirikan
lebih dari itu/ta*addudul Jumat,
dpress.com Pasal: Tentang SalatJjimat 459
makaJumat yang dianggap sah
adalah yang lebih dahulu
takbiratul ihramnya -pen).
Kecuali jika penduduk tempat
tersebut banyak dan sukar
dikumpulkan jadi satu tempat
-sekalipun tidak di mesjid-
dengan tanpa terjadi sesuatu
yang menyakitkan di tempat
itu, misalnya panas atau dingin
•sekali. Maka dalam keadaan
seperti ini, boleh menyelengga-
rakan salat Jumat di beberapa
tempat itu, dengan meman-
dang kebutuhannya.
Cabang:
Orang yang tidak beruzur,
adalah tidaklah sah mengerja¬
kan salat Zhuhur sebelum
imam salat Jumat salam. Jika
hal ini dilakukan karena tidak
mengerti, maka salat yang
dilakukan jadi salat sunah.
Jika semua penduduk suatu
daerah hanya mengerjakan
salat Zhuhur, tanpa salat Jumat,
maka salat mereka tidak sah,
selagi masih ada untuk
menge'rjakan dua khotbah dan
salatnya, sekalipun telah
diketahui bahwa mereka pada
kebiasaannya tidak mendirikan
salat Jumat.
fikrifajar.word
460 Terjemah Fat-hul Mu'iti
5. Salat Jumat diselenggarakan
setelah dua khotbah yang
dikerjakan sesudah tergelin-
cir matahari, berdasarkan
hadis Imam Bukhari-Muslim,
bahwa Rasulullah saw. salat
Jumat selalu setelah dua
khutbah. Maksudnya, salat
Jumat tersebut diselenggara¬
kan setelah dua khotbah
beserta rukun-rukunnya yang
akan dituturkan di bawah ini.
Rukun dan Syarat Khotbah Jumat
Rukun khotbah salatJumat ada
lima perkara:
1. Memuji kepada Allah swt.
2. Membaca salawat kepada
baginda Nabi saw.
'SS m). C
keduanya (masing-masing ^^ ,/
khotbah) dikerjakan dengan
lafal yang khusus. Yaitu untuk 4jj! Jc
puji-pujian, seperti: 4__X> jJ-V
dpress.com
Pasal: Tentang SalatJumat 4b
atau 4—-kJ? 1. Karena itu, ;1, yL
tidaklah mencukupi dengan &
mengucapkan: 43 <Cjzf\ \
s' C ^
Untuk salawat contohnya: ll V£ ICa1\\
Atau jnga dengan nama Nabi
saw. yang lain lagi.
/''V
Karena itu, tidaklah mencukupi L aLIc.
dengan membaca: ^o—■$.-
\j jatau « •• * J*
_Xs. 4JJ'
hanya menggunakan isim
dhamir, sekalipun tempat
kembali dhamir sebelumnya
sudah diturunkan, sebagai-
mana yang dijelaskan oleh
segolongan ulama Muhaqqi-
qun.
Imam Al-Kamalud Damiri
berkata: Banyak sekali para
khatib yang melupakan hal ini
(yaitu membaca salawat hanya
fikrifajar.word
462 Terjemah Fat-hul Mu in
menggunakan Isim Dhainir)
-selesai-. Karena itu, anda
janganlah tertipu dengan
penggunaan isim dhamir
dalam pembacaan salawat di
sebagian khotbah-khotbah An-
Nabatiyah yang bisa anda
temukan sudah tertulis itu, hal
ini berselisih dengan pendapat
ulama Muhaqqiqun golongan
Mutaakhir (pembacaan salawat
seperti ini tidak cukup).
3. Wasiat takwa kepada Allah •
Kata-kata dan panjangnya
tidak ditentukan, naniun
cukuplah dengan mengucap-
kan semisal:
\>\
yaitu kalimat yang"' niengan-
dung anjuran untuk taat
kepada Allah atau larangan
mendurhakai-Nya. Karena
wasiat itulah maksud diadakan
khotbah.
Karena itu, tidaklah cukup
hanya menakut-nakuti dari
bujukan dunia, memperingat-
kan kematian, ketidakenakan
dan kesakitan sesudah mati.
Imam Ibnur Rifah berkata:
Wasiat cukup dengan kalimat