1
Penulis :
Reza Indra Wiguna
Menjadi Pemuda Muslim Sejati !
ii
Jalan Pengantar
Alhamdulillahi rabbil aalamin, segala puji bagi Allah Swt, tuhan
semesta alam yang telah memberikan kita nikmat yang tak kita
bayangkan sebelumnya, dialah Dzat yang maha pemurah sehingga kita
mendapatkan limpahan rahmat iman, ilmu, dan kesehatan, dialah Allah
Swt yang maha luas ilmunya, jikalau sekiranya lautan samudera
menjadi tinta, dan pohon di hutan menjadi pena, maka tak akan ada
habisnya ilmu Allah Swt untuk ditulis. Shalawat dan salam tak lupa kita
haturkan kepada manusia yang paling mulia disisi Allah Swt, dialah
Rasulullah Saw, yang patut kita contoh dan teladani bersama, dialah
teladan bagi seorang sahabat yang selalu mengajarkan kebaikan
kebaikan, dialah yang patut diteladani bagi para pemuda dimana
Rasulullah Saw saat mengemban dakwah membuat suatu kelompok
dakwah yang dipenuhi oleh para pemuda, dialah Rasulullah Saw yang
membawa risalah agama ini menjadi rahmat bagi semesta alam.
Semoga kita menjadi pengikut beliau, dan bersaksi bahwa Muhammad
Saw adalah Rasul Allah, dan semoga beliau mengakui kita sebagai
umatnya hingga akhir zaman, sehingga dapat berkumpul bersama
beliau dan para sahabatnya di surga-Nya Allah kelak, Aamiin.
iii
Ba’da tahmid dan shalawat. Sebuah tulisan yang sederhana
dari penulis, dengan berbagai sumber yang ada, Alhamdulillah telah
mampu dirampungkan. Dilatarbelakangi oleh tergeraknya sebuah
kesadaran akan pentingnya peranan suatu kelompok yang bernama
“pemuda”, maka saya berusaha memaparkan beberapa aspek yang ada
dalam sebuah pemuda atau mahasiswa.
Sebuah proses kebangkitan dari keterpurukan selalu
mengedepankan pemuda dalam setiap sejarahnya. Tulisan ini hadir
kepada kawan-kawan pemuda dan mahasiswa atas dasar keperihatinan
penulis dengan realitas dizaman ini, realita menunjukan bahwa
kebanyakan para pemuda bingung dengan identitas dan perananya
sebagai motor pengubah keadaan zaman. Mayoritas pemuda entah
dimanapun mereka berada, kini telah dilanda kemunduran
kesengsaraan peran dan pemikiran dalam memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi. Fenomena ini tercermin dari kian maraknya
dan masifnya budaya hedonis ala liberal dari barat dan berbagai
penyakit sosial lainya yang menjangkit para pemuda.
Oleh sebab itu sejatinya jalan awal menuju perubahan
terhadap permasalahan tersebut tidak lain harus diawali dan dipelopori
oleh para pemuda, para mahasiswa yang mau dan tersadar akan hal
iv
tersebut. Mereka berani bergerak keluar dari zona nyaman (out of the
box), bergerak keluar dari realita yang membelenggu dari kebanyakan
pemuda lainya, berfikir tentang apa arti dari tujuan kehidupan mereka
sebagai agen perubahan dalam menggapai peradaban yang mulia.
Akhir kata, semoga tulisan sederhana ini menjadi bermanfaat
di tangan- tangan para pemuda. Menyadarkan kembali sesuatu yang
“telah hilang” dari peranan tersebut. Tak ada gading yang tak retak.
Berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan agar kiranya menjadi
sebuah bahan pemikiran untuk disempurnakan.
Mataram, 10 Oktober 2015.
Akhukum
v
DAFTAR ISI
JALAN PENGANTAR .................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................. vi
MUKADIMAH ................................................................................... 1
CHAPTER I – The Beginning Of History........................................... 5
Sejarah Pergerakan Mahasiswa ........................................................ 9
Surat di Era Reformasi ...................................................................... 24
Flashback History .............................................................................. 28
CHAPTER II – Stairway To Change .................................................. 33
Peran dan Fungsi Mahasiswa ............................................................ 36
Masalah Umat dan Generasi Muda................................................... 51
Problematika Negeri.......................................................................... 61
CHAPTER III – True And Big Vision ................................................. 69
Jalan Visi Kehidupan .......................................................................... 69
Apa Tujuanmu Mahasiswa?............................................................... 93
Visi Kehidupan Sahabat Anshar......................................................... 104
CHAPTER IV – Redesign Your Life................................................... 109
Pribadi Seorang Agent ....................................................................... 109
Ghazwul Fikr & Diagnosis Kemunduran ............................................ 119
Generasi Terasing ............................................................................. 149
vi
CHAPTER V – Agent Of Change......................................................... 155
Menjadi Agent Muslim ..................................................................... 156
Perubahan Menuju Islam .................................................................. 167
Gerakan Dakwah Pemuda ................................................................. 174
Beyond The Inspiration ..................................................................... 181
Quote AOC ........................................................................................ 193
REFERENSI ......................................................................................... 194
PROFIL PENULIS................................................................................. 196
vii
Mukadimah
Para pemuda dirahmati Allah Swt, izinkan saya bertutur sapa
kepada anda kawan, semoga diberikan kesehatan dan semangat selalu
dalam menjalankan aktifitas sehari – hari. Kawan adalah ucapan atau
kata sapaan seseorang yang dilontarkan kepada orang lain teman,
sahabat, karib yang sebaya, identik dengan sapa seorang pemuda
(syabab) kepada sahabatnya. Izinkan saya disni berbagi atau sharing
sedikit dari ilmu Allah Swt yang maha luas ini, semoga kita selalu dalam
kebaikan, memberikan kebaikan, karena salah satu kriteria orang tidak
merugi, atau beruntung yaitu saling nasihat-menasihati dalam
kebaikan, berbuat amal sholih, dan bersabar dalam kebaikan tersebut.
Buku ini bukanlah sebuah buku yang berisi nasihat kepada para
pemuda atau mahasiswa, tentu tidak. Ini adalah buku yang saya coba
merangkainya untuk memberikan gerak inspirasi dalam membangun
semangat maruwah perubahan kepada kawan-kawan dalam sudut
pandang seorang pemuda muslim maupun mahasiswa, karena perlu
anda tahu bahwa pemuda atau mahasiswa adalah suatu kelompok
elemen masyarakat yang mempunyai sisi idelisme yang tinggi, tak ada
satu orang pun, dan tidak ada suatu rezim dimanapun yang dapat
menumbangkan idealisme mahasiswa dalam mengusung suatu
Agent Of Change │ 1
perubahan. Ibarat gudang martir-martir yang siap diluncurkan ke suatu
tempat, seorang pemudalah yang menjadi pelopor mercusuar
perubahan dalam membentuk suatu peradaban nan mulia. Kita
mengingat apa yang dikatakatan para tokoh founding father negeri ini
tentang para pemuda, “beri aku 10 pemuda maka niscaya aku akan
goncangkan dunia”, dan sebuah syair arab menggambarkan tentang
pemuda Assyababul yaum rijalul ghod (pemuda hari ini pemimpin hari
esok).
Sangat luar biasa dan banggalah anda menjadi seorang
pemuda ataupun mahasiswa yang dimana harapan suatu negeri berada
dipundak anda. Oleh karena begitu berartinya, sejarah perjalanan
sebuah peradaban bangsa dari berbagai macam negeri-negeri di dunia
telah mencatat bahwa perubahan sosial (Social Change) yang terjadi
hampir sebagaian besar dipicu dan dimotori oleh kaum muda, oleh
gerakan mahasiswa, karena di genggaman para pemuda perubahan itu
kian pasti terjadi.
Jikalau begitu hakikat dan gambaran seorang pemuda dan
mahasiswa sejati. Lalu, muncul suatu pertanyaan dibenak anda kawan,
sebagai seorang pemuda dizaman sekarang yang penuh eksploitasi dari
serangan budaya maupun pemikiran yang merusak, sehingga para
kebanyakan pemuda zaman now tidur seolah di-nina bobokan, bahkan
Agent Of Change │ 2
parahnya mereka apatis atau acuh terhadap realitas kehidupan negeri.
Antara idealitas dan realitas memang, yang terjadi dalam setiap
kehidupan pemuda maupun mahasiswa, menjadikan diri kita sebagai
seorang agent dalam setiap misi-misi perubahan perlu untuk mengkaji
lebih jauh lagi dan mengevaluasi berbagai agenda dan sejarah yang
telah terukir oleh gerak para kaum muda dahulu silam.
Bahkan yang menjadi pertanyaan kita sekarang, para pemuda
terjun mengambil bagian dalam fakta kerusakan yang terjadi di negeri
ini, lantas apa yang akan anda lakukan sebagai agent dalam usaha
memperbaiki keadaan negeri?, lantas apa yang menjadi permasalahan
akar rusaknya kehidupan negeri ini?, lantas apa yang menjadi solusi
yang anda akan berikan untuk mengatasi permasalahan tersebut?,
inilah yang menjadi pertanyaan para pemuda sebagai agent yang akan
mengusung perubahan. Sebuah perenungan untuk para pemuda
maupun mahasiswa zaman now.
Dan hal inilah yang menjadi perhatian kita selama ini, sederet
fakta permasalahan di atas dan berbagai solusi yang ada, akan di bahas
dalam buku ini. Kita sebagai seorang pemuda maupun mahasiswa
dalam waktu yang bersamaan dapat melihat relitas kehidupan di era
sekarang, kita harusnya sadar dan memberanikan diri untuk
Agent Of Change │ 3
menyampaikan pesan kebaikan kepada para pemuda. Inilah selayaknya
menjadi usaha para pemuda muslim dalam menolong saudara muslim
lainnya untuk kebaikan bagi sesamanya, seperti pesan dari Rasulullah
saw “Sebaik baik manusia ialah yang bermanfaat bagi yang lainya“
(HR. Ahmad).
Di dalam buku ini terdapat banyak bahasan yang menarik akan
ditampilkan dalam setiap chapter dan sub chapter. Anda bisa memulai
membacanya dari chapter awal agar memudahkan alur inspiratif dari isi
buku ini. Insha Allah, anda dapat memahami perjalanan alur bahasan
didalamnya, walaupun dirangkai secara bebas. Dari chapter awal
membahas tentang kisah sejarah, selanjutnya tentang tema yang cukup
menarik bagaimana mendesain kehidupan seorang pemuda, dari
membangun karakter, kepribadian, dan membentuk pemikiran visioner
pemuda untuk menjadi “Agent Of Change” sejati. Sehingga sampai
pada endingnya membahas metode atau solusi dari permasalahan,
sebagai jalan aksi dari visi seorang agent yang harus dicapai dan
dilakukannya. Salam Perjuangan !
Agent Of Change │ 4
CHAPTER I
“The Beginning Of Historiy”
“Jas Merah” kata-kata yang sering dilontarkan oleh Soekarno dalam
pidatonya “Janganlah kalian sekalian melupakan sejarah”
Sejarah merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang
memiliki nilai kejadian pelajaran yang berharga di masa depan suatu
masyarakat dan bangsa, untuk mengambil ibroh pelajaran dari
serangkaian persitiwa kejadian masa lalu, karena bangsa yang besar
adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya menghargai jasa para
pahlawannya, dan pesan-pesan seperti ini kita dapati dalam lembaran
sejarah, Karena sejarah selalu memilki nilai, karakter, dan identitas
tersendiri. Sejarah dapat menentukan arah gemilang tidaknya sebuah
peradaban di masa lalu maupun dimasa yang akan datang. Dan ciri
khas sejarah peradaban bangsa Indonesia adalah semangat perjuangan
melawan penjajah kolonial sehingga mengobarkan semangat api jihad
perjuangan bagi negeri ini, ciri semangat perjuangan untuk melawan
para penjajah imperialis portugis, belanda, dan jepang banyak
ditularkan dan dipelopori oleh Ulama, santri, kaum pemuda pelajar dan
mahasiswa di masanya.
Agent Of Change │ 5
Sejarah mencatat, goresan tinta ulama dan militansi pemuda
memiliki andil signifikan dalam meraih kemerdekaan. Bahkan,
perjuangan mengusir penjajah, sering kali memadukan goresan tinta
ulama dan kucuran darah pemuda syuhada. Penjajahan bukan soal
politik dan ekonomi, tetapi juga masalah iman. Sebab, penjajah
membawa misi “gospel”, yakni menyebarkan agama mereka dan
merusak keagamaan penduduk muslim. Karena itu, sepanjang sejarah
perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, peranan
para ulama, santri dan pemuda muslim sangat menonjol.
Bahkan, setelah kemerdekaan diraih, para ulama tetap
mengawal kemerdekaan negeri ini. Itu ditunjukkan oleh Fatwa KH.
Hasyim Asy’ari dengan “Resolusi Jihad”, pada 14 September 1945.
Resolusi jihad tersebut akhirnya mampu membangkitkan semangat
pemuda Surabaya untuk bertempur habis-habisan melawan penjajah.
Dengan semangat takbir yang dipekikkan Bung Tomo, maka terjadilah
perang rakyat yang heroik pada 10 November 1945 di Surabaya, yang
dikenal dengan “arek-arek suroboyo”.
Dari peristiwa sejarah ini, kita bisa melihat dampak semangat
dari Resolusi Jihad itu sungguh luar biasa. Puluhan ribu kyai, santri,
pemuda berperang melawan tentara Sekutu, yang baru saja
memenangkan Perang Dunia II. Lima belas ribu tentara Sekutu dengan
Agent Of Change │ 6
persenjataan serba canggih tak mampu menghadapi pasukan
perlawanan pasukan kyai dan santri. Bahkan, Brigadir Jenderal A.W.S.
Mallaby tewas di tangan laskar santri Hizbullah.
Begitulah gambaran singkat semangat kaum muda yang ditulis
dalam lembaran sejarah, bahkan rangkaian kata-kata tidak bisa
menggambarkan keseluruhan dari aksi herois perjuangan mereka
dalam sejarah panjang negeri ini. Tidak hanya sejarah Arek-arek
suroboyo, tetapi begitu banyak peristiwa sejarah yang melibatkan
pemuda secara langsung maupun tidak. Bahkan tulisanpun tidak
mampu menggambarkan sejarah heroik perang sabil atau perang
Diponegoro, bagaimana daya juang para pemuda yang dipimpin
langsung oleh Pangeran Diponegoro, sebuah perang terbesar di tanah
Jawa yang pernah dihadapi belanda, perjuangan yang disulut dengan
semangat iman yang terpancar dalam jihad fisabilillah mengusir para
penjajah belanda. Perjuangan-perjuangan ini tidak lepas dari semangat
juang para pemuda hingga mengantarkan berbagai peristiwa dalam
sejarah indonesia.
Menandai Indonesia diproklamirkan sebagai bangsa yang
merdeka. Sayangnya, walau sudah puluhan tahun merdeka, masih
banyak anak bangsa yang meyakini Indonesia masih dalam penjajahan
bangsa lain. Membicarakan sejarah panjang negeri ini, akan terasa tabu
Agent Of Change │ 7
tanpa menyertakan pembicaraan tentang perjuangan peranan kaum
terpelajar mahasiswa di Indonesia dalam mengusir penjajah. Karena
sejarah tidak pernah lupa, bahwa penegak estafet perjuangan dan
perlawanan terhadap penjajah, tidak bisa lepas dari jasa dan
pengorbanan golongan pemuda.
Para pemuda dan mahasiswa merupakan salah satu kekuatan
pelopor di setiap perubahan di negeri ini. Karena mahasiswa melalui
gerakannya, telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan
terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela
kebenaran dan keadilan. Untuk itu Chapter awal ini akan mambahas
gambaran napak tilas sejarah pergerakan mahasiswa dari beberapa
dekade tahun terakhir.
Agent Of Change │ 8
Sejarah Pergerakan Mahasiswa
Lahirnya Budi Utomo 1908.
Dalam Sejarah peradaban bangsa Indonesia, ada beberapa
catatan peristiwa yang layak kita pandang sebagai awal mula
pergerakan mahasiswa di tanah air. Pergerakan tersebut bermula pada
tahun 1908. Pada masa itu, mahasiswa - mahasiswa dari lembaga
pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah pergerakan pertama di
Indonesia yang bernama Boedi Oetomo, dimana organisasi ini didirikan
di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Wadah ini merupakan bentuk
sikap kritis mahasiswa tersebut terhadap sistem kolonialisme Belanda
yang menurut mereka sudah selayaknya dilawan dan rakyat harus
dibebaskan dari bentuk penguasaan terhadap sumber daya alam yang
dilakukan oleh penjajah terhadap bangsa ini, walaupun terkesan
gerakan yang mereka lakukan masih menunjukkan sifat primordialisme
Jawa. Organisasi ini berdiri berawal dari kegiatan akademis berupa
diskusi rutin di perpustakaan STOVIA yang dilakukan oleh beberapa
mahasiswa Indonesia yang belajar di STOVIA, antara lain Soetomo,
Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman.
Melalui diskusi itulah mahasiswa - mahasiswa tersebut mulai
memikirkan nasib masyarakat Indonesia yang makin memprihatinkan
ditengah kondisi penjajahan dan selalu dianggap bodoh oleh Belanda.
Agent Of Change │ 9
Konferensi Pemuda 1928
Sejarah berlanjut pada periode berikutnya di tahun 1928. Pada
awalnya, mahasiswa di Surabaya pada tanggal 19 oktober 1924
mendirikan Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club). Di
tempat yang berbeda, Mahasiswa – mahasiswa dari Sekolah Tinggi
Teknik (ITB) di Bandung berinisiatif untuk mendirikan Kelompok Studi
Umum (Algemeene Studi Club) pada tanggal 11 Juli 1925. Pembentukan
kedua kelompok diskusi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka
terhadap perkembangan pergerakan politik mahasiswa yang semakin
tumpul pada masa itu. Kemudian pada tahun 1926, terbentuklah
organisasi Perhimpunan pelajar pelajar Indonesia (PPPI), yang
merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh
mahasiswa di Indonesia, dan lebih menyuarakan yang namanya
wawasan kebangsaan dalam sikap diri mahasiswa. Hal tersebut lah
yang kemudian mereka realisasikan dengan menyelenggarakan sebuah
kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa pada
waktu itu.
Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-
28 bulan Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sebuah trilogi
nasionalisme dan dijadikan sebagai “Sumpah Pemuda” yang menjadi
sejarah momentum perjuangan pemuda dizaman pergerakan nasional.
Agent Of Change │ 10
Para pemuda yang berkumpul pada waktu itu, membuat suatu kongres
pemuda terbesar di zamanya yang berpikir tentang nasib bangsa
indonnesia dalam kurun waktu penjajahan kolonialisme, sekali lagi
kongres tersebut menunjukan suatu hal yang dimiliki oleh pemuda
yaitu idealisme dan semangat perjuangan dalam menggusung
perubahan.
Gerakan Revolusi 1945
Sejarah pemuda kemudian masuk ke babak baru dalam
pergerakan perjuangan nasional pada tahun 1940-an, Periode ini
merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah bangsa
Indonesia, peran pemuda mahasiswa juga tidak lepas dan terlihat
sangat vital dalam mewujudkan suatu misi besar bangsa pada saat itu
yaitu melepaskan diri dari belenggu pejajahan, atau merebut
kemerdekaan.
Kondisi pergerakan mahasiswa pada saat itu tidak semudah
pada periode - perode sebelumnya. Secara umum kondisi pendidikan
maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih
represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan
melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik,
dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi
pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik. Dan secara praktis,
Agent Of Change │ 11
akhirnya mahasiswa - mahasiswa pada saat itu mulai menurunkan
intensitas pergerakannya dan lebih mengerucutkannya dalam bentuk
kelompok diskusi.
Para pemuda mahasiswa di masa pergerakan revolusi ini tidak
menurunkan jiwa militansi mereka, hanya saja yang berbeda pada
masa tersebut adalah, mahasiswa - mahasiswa pada waktu itu lebih
memilih untuk menjadikan asrama mereka sebagai markas pergerakan
untuk melakukan diskusi, koordinasi pergerakan, bahkan dalam
pengaturan siasat dan strategi guna menghadapi sikap represif
penjajah jepang terhadap gerakan gerakan pemuda dan politik mereka.
Gerakan revolusi dari pemuda dan mahasiswa tersebut secara
radikal dan melalui pergerakan bawah tanah (underground). Sehingga
membetuk dan mempelopori gerakan pemuda pada waktu. Simpul-
simpul jaringan bawah tanah adalah kader-kader yang disiapkan oleh
kelompok Sutan Syahrir dari kalangan pemuda, yakni isinya para
pemuda dan mahasiswa progresif dan militant dalam bergerak. Para
mahasiswa dan pemuda pada masa revolusi nasional ini melakukan
desakan kepada Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan, dengan diam dalam persembunyian melalui radio
mereka mendengar bahwa telah terjadi insiden bom atom Hirosima
dan Nagasaki di Jepang.
Agent Of Change │ 12
Para pemuda berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk
mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Mahasiswa-mahasiswa yang
terdiri dari Soekarni dan Chairul Saleh dan mahasiswa pemuda lainya,
akhirnya terpaksa menculik Soekarno ke Rengasdengklok agar lebih
memberikan tekanan kepada mereka untuk lebih cepat dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Peristiwa inilah yang kemudian
tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa Rengasdengklok, yang
akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada akhirnya negara
Indonesia di proklamirkan oleh Soekarno. Karena hal ini, atas desakan
dari kalangan pemuda dan mahasiswa pada waktu itu, sebuah peran
para pemuda pada tahun-tahun revolusi yang signifikan, mereka telah
membuktikan, untuk menunjukan bahwa pemuda sebagai agent-agent
revolusi sebuah negeri tercatat dalam lembaran sejarah.
Sejarah angkatan mahasiswa 66-98
Sejarah indonesia medern sering dipahami sebagai sebuah
proses perjuangan panjang dari sebuah gerakan mahasiswa. Dari awal
sejarah modern indonesia yang berlangsung sejak tahun tahun
pertama abad 20 hingga kini dikenal atau dipahami terdapat masing
masing mempunyai kerakteristik tersendiri angkatan angkatan dan
mempunyai peranan penting dalam sejarah perjuangan pemuda daan
mahasiswa.
Agent Of Change │ 13
Melihat perjuangan anak - anak muda dalam konteks
angkatan adalah sebuah istilah yang lebih dekat dengan pemuda,
sementara pemuda, sebagai sebuah kategori, merupakan turunan
konsepsi generasi, suatu konsep yang menurut seorang penulis selalu
dihubungkan dengan usia muda antara 15 sampai dengan 30 tahun.
Dalam konsepsi pemuda seperti ini mahasiswa jelas hanya salah satu
bagian atau unsur pembentuk. Akan tetapi, sementara pemuda dalam
konteks "angkatan" adalah sebuah kekuatan sosial yang penting.
Jauh sebelum gerakan reformasi dimulai, kesangsian terhadap
sejarah orde baru yang dibangun tahun 1966 itu mulai timbul, sehingga
banyak disoroti, timbul banyak kecurigaan, karena banyak sisi-sisi gelap
dan berbagai peristiwa janggal yang mengganggu ketenangan akal
sehat masyarakat.
Kondisi Indonesia yang semakin parah akibat adanya program
pemerintah yang menyita perhatian seluruh masyarakat dan biaya
yang sangat besar di antaranya adalah pembebasan Irian Barat 1962
dari kolonial Belanda, konfrontasi dengan Malaysia, dan perekonomian
yang merosot dengan kebijakan yang semakin memberatkan rakyat
sehingga menyebabkan inflasi dan ketegangan politik yang semakin
jauh. Akhirnya meletuslah Gerakan 30 September 1965. Mengambil
momentum ini mahasiswa kembali bergerak memanfaatkan situasi
Agent Of Change │ 14
untuk mengkritik keadaan. Kemudian terbentuklah Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tanggal 25 Oktober 1965 yang
akhirnya tersebar ke mana-mana untuk melakukan koreksi terhadap
rezim yang ada.
Mahasiswa menyampaikan tuntutan-tuntutan secara spontan,
lalu dirumuskan dalam sebuah konsep sederhana yaitu Tritura yang
isinya menuntut pembubaran PKI, Retool kabinet Dwikora, dan
turunkan harga barang. Dideklarasikan pada 10 Juni 1966 tepat hari
kebangkitan mahasiswa Indonesia. Berbagai aksi dilakukan dalam
rangka merubah keadaan tersebut. Mahasiswa mendapat dukungan
dari militer yang dipimpin oleh Soeharto yang tentu saja bukanlah
sebuah keikhlasan militer itu sendiri tetapi sebagai bagian dari struggle
power (pertarungan kekuasaan) yang tidak disadari mahasiswa sendiri.
Pada tanggal 16 Februari 1966, Soekarno melakukan reshufle
kabinet dwikora dengan orang-orang yang punya cacat dan tidak
kompeten dalam menjalankan tugas. Lalu terjadilah aksi besar-besaran
oleh mahasiswa, sehingga menimbulkan korban jiwa dikalangan
mahasiswa.
Kondisi keamanan yang semakin buruk, serta mahasiswa yang
semakin menekan pemerintah untuk segera melakukan perubahan,
Agent Of Change │ 15
akhirnya Soekarno mengadakan sidang kabinet. Setelah mengalami
desakan dan tekanan dari berbagai pihak akhirnya Soekarno
melimpahkan kekuasaan keamanan negara kepada militer yang saat itu
dipimpin oleh Soeharto. Militer mengambil alih pemerintahan dari
Soekarno melalui Supersemar. PKI pun dibubarkan dan mahasiswa
merasa telah berhasil dalam berbagai perjuanganya. Dengan demikian,
sejak saat itu gerakan mahasiswa telah menuai kemenangan dan
mengabadikan perjuangan mereka dalam sebuah monumen, angkatan
66 dan sebagainya.
MALARI 1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa
1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi mahasiswa angkataan 1966
memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi
1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer. Sebelum gerakan
mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an,
sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan
koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru seperti, Golput
yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru
pada 1972 karena Golkar dinilai curang, dan gerakan menentang
pembangunan TMII Indah pada 1972 yang menggusur banyak rakyat
kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Protes terus berlanjut. Tahun 1972,
Agent Of Change │ 16
dengan isu harga beras naik, berikutnya pada tahun 1973 selalu
diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi
memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan
peristiwa Malari pada 15 Januari 1974 yang dikenang dengan peristiwa
“Malapetaka Lima Belas Januari” (MALARI).
Peristiwa Malari tahun 1974 merupakan puncak perpecahan
antara mahasiswa dengan penguasa Orba dengan militernya. Kritik dan
protes terhadap hasil pembangunan semakin gencar dilakukan
mahasiswa. Berbagai konsep dan intrik dilakukan penguasa Orba
kepada rakyat umumnya baik dalam hal pembangunan maupun Pemilu
yang menyebabkan penderitaan bagi rakyat dan ketidakbebasan
demokrasi Indonesia. Diprakarsai oleh mahasiswa ITB dan
dilatarbelakangi oleh Pemilu yang hanya digunakan untuk membodohi
rakyat, akhirnya mahasiswa membentuk Gerakan Anti Kebodohan
(GAK). Berbagai universitas di Jawa seperti ITB, UGM, UI, dan lain-lain
memanfaatkan momentum peringatan Tritura dengan melakukan aksi
mengusung wacana “Matinya Demokrasi” atas pemerintah Orba.
Perjuangan mahasiswa tak kenal lelah berlanjut pada moment
peringatan 12 tahun Tritura, 10 Januari 1978. Penguasa menganggap
mahasiswa sudah di luar toleransi. Dimulailah penyebaran benih-benih
teror dan pengekangan. Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa
Agent Of Change │ 17
ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung, sebagian mereka
diintimidasi lewat interogasi. Banyak yang dipaksa mengaku
pemberontak negara. Tentara pun tidak sungkan lagi masuk kampus.
Pergerakan mahasiswa waktu itu lebih dengan membangun
konsolidasi aliansi dengan berbagai macam pimpinan mahasiswa,
organisasi secara tertutup bersifat gerakan bawah tanah
(Underground) gerakan progresif dengan mendesain kegelisahan,
menyebarkan opini propaganda dan membangun perlawanan, hal ini
adalah untuk upaya untuk menghindari sikap refresif pemerintahan
orba yang sangat otoriter.
Penguasa Orba mengatakan bahwa secara sistematis melalui
Dewan Mahasiswa (DM), mahasiswa telah melawan hukum dan
konstitusi, menggunakan diskusi untuk membangun opini untuk
mengganti melawan kepemimpinan nasional. Kedatangan DM se-
Indonesia ke MPR menyatakan ketidakpercayaan kepada lembaga
tersebut pada tanggal 7 Januari 1978 dianggap merendahkan
pemerintah. Pada tanggal 19 April 1978, menteri Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan SK Surat Keputusan tentang Netralisasi
Kehidupan Kampus (NKK), dengan dibentuknya Badan Koordinasi
Kemahasiswaan (BKK), yang segenap kegiatan kampus dipimpin oleh
pimpinan perguruan tinggi. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester
Agent Of Change │ 18
(SKS), secara intensif mengakibatkan ketatnya kewajiban mahasiswa
menyelesaikan beban studinya, Dan ketatnya pembinanaan non
akademik Mahasiswa disibukkan lagi dengan berbagai kegiatan
kampus, disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan
aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara
penerimaan mahasiswa baru (OSPEK), menyebabkan keterbatasan
gerakan mahasiswa.
NKK/BKK terbukti ampuh menghancurkan infrastruktur fungsi
mahasiswa. Berubahnya orientasi mahasiswa terhadap pekerjaan extra
akademik menyebabkan pasifnya gerakan mahasiswa. NKK/BKK juga
menimbulkan fenomena militerisasi kampus yang memungkinkannya
pengawasan ABRI dan badan-badan intelijen di dalam universitas dan
kehidupan mahasiswa. Pada akhir 80-an mahasiswa yang berkiprah di
luar kampus mulai mengangkat tema-tema kerakyatan. Sebagai
konsekuensi dari pilihan “bersama rakyat”, maka sebagian mahasiswa
aktivis 80-an harus berhadapan dengan Orde Baru dalam bentuk
penangkapan, pengadilan, tuduhan subvertif, dan lain-lain. Gerakan
mahasiswa mulai membangun jaringan dan membentuk konsep yang
lebih baik dengan semua lapisan masyarakat yang harus diorganisir
sebagai kekuatan penuh.
Agent Of Change │ 19
Gerakan Reformasi 90-98.
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud kebijakan
normalisasi kehidupan kampus atau NKK/BKK dicabut, dan sebagai
gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).
Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra
kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT),
yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dalam perkembangan kemudian, Mahasiswa menuntut
organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi
negara. Sehingga, tidaklah mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan
Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai
perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model
organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih
independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang
pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk
membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan
kembali mahasiswa pada tahun 1990-an. Gerakan yang menuntut
kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990
Agent Of Change │ 20
sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam
kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus
termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD
tetap terlarang.
Gerakan Mahasiswa ’98 dan Perjuangan Reformasi dari Rezim
orde baru yang berkuasa hampir selama 32 tahun dengan segala
kebijakan pembangunan orba hanya bisa menyebabkan kesengsaraan
bagi rakyat dan mandulnya demokrasi hingga timbul krisis ekonomi
yang besar-besaran, serta pemilu 1997 yang tidak lagi bersifat luber
semakin memperburuk kondisi bangsa, sehingga semakin
memperbesar semangat mahasiswa untuk melakukan perubahan
terhadap rezim soeharto. Era tahun 90-an dapat dikatakan sebagai
renaisans (kebangkitan) bagi gerakan mahasiswa. Hal tersebut yang
melatarbelakangi bergairahnya kembali gerakan mahasiswa yang
sebelumnya lama dalam keadaan tiarap akibat represi rezim orba.
Hal lain yang menjadi karakteristik gerakan mahasiswa ’98
adalah sifatnya berawal dari aksi. Berbeda dengan fase-fase
sebelumnya, di mana gerakan mahasiswa Indonesia diwarnai oleh
berbagai ormas kemahasiswaan, gerakan mahasiswa 98 ini diwarnai
dengan munculnya kelompok-kelompok aksi yang memiliki beragam
Agent Of Change │ 21
basis ideologi dan pengorganisasian gerakan, melainkan mempunyai
aliansi gerakan dan suara yang sama dalam menuntut reformasi dan
dihapuskannya kegiatan "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang
menjerat pemerintahan Orba dan keluarganya.
Dalam sejarah politik gerakan mahasiswa tahun 1997/1998
adalah yang paling menonjol dalam menentang kekuasaan presiden
Soeharto. Bermula menuntut demokratisasi, penegakan HAM,
pelaksanaan reformasi total, hingga meningkat pada pengunduran diri
Soeharto dari jabatan Presiden. Dari penghujung 1997 sampai Mei
1998, hampir setiap pekan terjadi gelombang demonstrasi dari
berbagai elemen atau kelompok mahasiswa di berbagai kota besar.
Bentuk dan pola aksinya pun beragam, seperti demonstrasi, mimbar
bebas, dialog, audiensi, petisi, seminar, dan sebagainya, dengan isu
utamanya adalah reformasi total dan tuntutan KKN.
Akhirnya, setelah berbagai aksi demonstrasi yang dilakukan
gerakan- gerakan mahasiswa hingga sampai akhirnya dapat menduduki
gedung DPR/MPR, sehingga memaksa Presiden Soeharto terdesak dari
jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis
mahasiswa dilakukan untuk meredam gerakan ini di antaranya;
Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi
Semanggi I dan II. Yang menelan banyak korban jiwa terutama dari
Agent Of Change │ 22
mahasiswa, Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999. Disertai
kondisi keamanan dan kehidupan negara yang sudah carut-marut, pada
tanggal 21 Mei 1998, dalam pidatonya di Istana Negara, presiden
Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan presiden Republik
Indonesia. Masa transisi demokrasi Indonesia pun baru dimulai untuk
menata kembali kehidupan bangsa. Era reformasi yang didengungkan
mahasiswa akan segera dimulai.
Agent Of Change │ 23
Surat di Era Reformasi
Begitulah kisah sejarah dari para generasi muda yang tertulis
dalam berbagai macam lembaran buku sejarah. Kita lahir dalam
keadaan sekarang adalah hasil dari sejarah yang lalu, walau
berdinamika. Pemuda mahasiswa yang hidup di zaman reformasi
adalah hasil dari serangkaian peristiwa gerakan-gerakan mahasiswa
yang merangkai ini, dan menjadi peran para pemuda hari ini untuk
menuliskan sejarahnya di masa sekarang. Bagaimana sejarah pemuda
dan mahasiswa dimasa depan, bisa dilihat dari sejarah seperti apa yang
mereka sedang tulis hari ini, karena sejarah selalu mengajarkan kita
untuk bertindak melakukan di masa depan. Sejarah pasti akan
berulang, begitulah ucapan yang sering kita dengar berkenan dengan
sejarah.
JAS MERAH (Jangan Lupakan Sejarah)! Begitulah yang bung
Karno sampaikan dalam salah satu pidatonya. Sejarah tentu saja tidak
akan pernah lupa, sejarah telah menulis dengan tinta-tinta bahwa
tonggak perjuangan negeri ini ditandai dengan proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah juga telah
mencatat bermacam bentuk perjuangan rakyat, dan pemuda demi
meraih dan mempertahankan kemerdekaan ini.
Agent Of Change │ 24
Sejarah juga telah membuktikan bahwa perjuangan bangsa ini
melawan penjajahan selalu diawali oleh pergerakan pemuda dan
mahasiswa. Perubahan demi perubahan sampai reformasi 1998 adalah
bentuk perjuangan mahasiswa terhadap penjajahan era moderen.
Tentu saja keberhasilan mereka menumbangkan rezim tercatat dengan
tinta emas.
Jika dilihat dari unsur perubahan-perubahan yang terjadi di
negeri ini, hampir melibatkan mahasiswa. Walau banyak terjadi
pergolakan di negeri ini, tidak lain yang terjadi adalah perubahan
person penguasa saja, jikalau terjadi perubahan, hanya menjurus ke
arah parsial, mahasiswa belum mampu menentukan road map
perjuangannya, untuk melakukan perubahan secara menyeluruh yang
dilandasi spirit perjuangan islam.
Akibatnya setelah lama negeri ini merdeka Timbullah sebuah
pertanyaan dibenak kita, “Apakah kita sudah benar-benar merdeka
setelah era reformasi”.? Benarkah kita telah merdeka?, Ketika kondisi
negeri ini semakin terpuruk. Kekayaan negeri ini begitu luar biasa.
Namun kita, sebagai anak bangsa yang katanya telah merdeka ini hanya
bisa menyaksikan semakin banyak permasalahan. Kita boleh saja
bangga melihat bahwa negeri ini kaya raya. Hanya saja lihatlah, untuk
siapa kekayaan tersebut sebenarnya.
Agent Of Change │ 25
Benarkah kita telah merdeka? Ketika pendidikan semakin sulit
dan mahal. Faktanya jumlah mahasiswa Indonesia dalam data PDDIKTI
tahun 2015 berjumlah 6,1 juta orang. Bila dihitung terhadap populasi
penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru
18,4 persen. Bahkan pada tahun 2014 Indonesia hanya mampu
menargetkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Mahasiswa sebesar 30%.
sisanya 70% tentu saja tidak akan mengenyam bangku kuliah dengan
berbagai alasan termasuk ketiadaan biaya.
Benarkah kita telah merdeka? Ketika semuanya menjadi
semakin sulit; pendidikan, kesehatan, pekerjaan semakin sulit didapat.
Sehingga kesejahteraan menjadi angan-angan yang juga sulit didapat.
Bahkan ketimpangan sosial-ekonomi semakin menjadi-jadi ditengah
masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencoba mencari apa yang
terjadi sebenarnya di era modern ini. Sehingga setelah hampir 18 tahun
masa reformasi, sampai detik ini banyak sekali permasalahan yang tak
dapat terselesaikan, bisa dipastikan reformasi bukan solusi terakhir
yang final bagi negeri ini, reformasi membuka keran lebar membawa
negeri ini mengarah ke jurang liberal disegala bidang.
Agent Of Change │ 26
Dari semua pertanyaan maupun permasalahan diatas, menjadi
sebuah bahasan dan kajian menarik yang lebih komprensif dibahas
dalam pembahasan solusi di chapter terakhir dari buku AOC ini.
Realitas fakta diatas hendaknya menyadarkan para pemuda
sebagai mahasiswa, dan seluruh elemen negeri ini untuk menganalisis
apa yang menjadi sumber kerusakan tersebut dan menggerakkan kita
untuk melakukan suatu aksi kebaikan untuk memberikan andil
menyelesaikan permasalahan dari keadaan yang rusak kepada keadaan
yang baik melalui perubahan yang benar. Tanpa itu, kita hanya menjadi
manusia-manusia yang jumud dan pragmatis (terkekang oleh
lingkungan). Terlebih bagi mahasiswa yang secara idealisme-normatif
merupakan intelektual muda yang peka terhadap realitas sosial yang
terjadi di sekitarnya, sesuai idealismenya. Mereka adalah agen-agen
perubahan sosial-masyarakat.
Agent Of Change │ 27
Flashback History
Pada saat kali pertama terjadi, biasa-biasanya tidak banyak
yang mengambil pelajaran darinya. Oleh karena itu, dia akan kembali
mengulangi dirinya agar diingat oleh ummat manusia. Jujur, ia
bukanlah topik favorit tidak sedikit dari pelajar-pelajar, dan saya pun
mempunyai pandangan – pandangan seperti ini, di bangku sekolah
dulu “apapun yang terjadi dalam sejarah, itu hanya cerita masa lalu
dan sama sekali tidak ada hubunganya dengan saya, tidak penting bagi
saya”. Soalnya sulit menghafal alur kisah dan tahun – tahun yang
penting dalam sejarah. Namun, ternyata saya salah, saat ini setelah
aktif dalam dunia organisasi gerakan mahasiswa kesehatan, saya baru
memahami seberapa penting itu sejarah ! dan apa alasan para aktivis
gerakan pemuda dan mahasiswa menyukainya.
Sejarah memberikan kepada seseorang lebih dari sekedar
informasi, ia menyusun cara berfikir seseorang saat ini dan
menentukan langkah apa yang akan di ambil pada masa yang akan
datang. “History is a people’s memory, and without a memory, man is
demoted to the lower animals” begitu ringkas pesan dari Malcolm-X.
Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam At-Takfir bahkan menyampaikan
kepada kita bahwa “berfikir tidak akan bisa terwujud kecuali dengan
adanya informasi terdahulu” dan ini adalah sejarah. Lebih daripada itu,
Agent Of Change │ 28
sejarah adalah informasi, ia akan mempengaruhi siapapun yang
membacanya dan membentuknya seperti tokoh yang menjadi sentral
sejarah.
Bagaimana pentingya kita mengkaji sejarah, saya
menggambarkan bagaimana informasi penting akan sejarah peradaban
emas islam yang dikenal dengan masa ”Islamic Golden Age”. Khazanah
dan keluasan tsaqofah ilmu menjadi ciri khas peradaban islam yang
mulia ini, setiap ilmu menyusun jejak jejak sejarah, melahirkan generasi
generasi yang berkakter kuat, menerbitkan pemimpin yang tangguh,
menorehkan tinta emas di setiap waktu – disetiap zamanya. Para
pemuda sebagai punggung penggagas peradaban dizamanya, pemilik
dan pelaku perubahan menuju kebangkitan islam. Para wanita sebagai
ibu dalam peranya sebagai madrasah sekolah mendidik anak-anaknya,
sebagai peletak dasar pondasi peradaban. Serta para pemuda lelaki
sebagai ayah yang merupakan simbol kepemimpinan peradaban.
Sehingga sejarah mencatat, pada saat Rasulullah saw saat
menerapkan islam di Madinah pada tahun 623 M yang mampu
bertahan sampai 1924 M, dengan segala keluarbiasaanya. Sejarah
tidak bisa berbohong bahwa abad ke-emasan umat islam (Islamic
Golden Age), pada saat itu tidak kurang dari 60 tahun awal kekuasaan,
islam dapat menaklukkan dua negara adidaya imperium Persia dan
Agent Of Change │ 29
Romawi, dan telah menyatukan hampir dari 2/3 dunia. Kekuasaanya
membentang dari Andalusia (spanyol) hingga negeri kita nusantara,
yang kekuatan laut dan daratnya disegani Dunia.
Mengingat nama Muhammad Al-Fatih (Muhammad II the
conqqueror) pemimpin para pemuda yang kala itu berusia belum genap
21 tahun pada 1453 M, menaklukkan Konstantinopel (Ibu kota
Byzantium) yang merupakan negara adidaya Romawi Timur. Tertulis
juga dengan tinta emas dalam sejarah peradaban manusia, karya besar
pemikir dan ilmuwan muslim seperti Al-Khawarizmi dengan teori
matematikanya, Al-Kindi dengan pemikiranya, Ibnu Sina dengan ilmu
kedokteran dan kesusateeraan yang telah menulis kitab tentang asas
Pengobatan (Canons of Medicine) yang menjadi kitab rujukan
universitas kedokteran di eropa sampai abad 19, serta Ibnu Al-Haitsami
dengan ilmu penemuan optiknya dan anatomi fisiologi mata, dan Ibnu
Khaldun dengan ilmu dan teori sejarahnya.
Pada bidang pendidikan pun, tidak kalah hebatnya Imam Ad-
damsyiqi telah menceritakaan sebuah riwayat dari Al-Wadliyah bin
Atha yang menyatakan bahwa di kota Madinah seorang guru yang
mengajarkan anak-anak. Khalifah Umar bin Khathab memberikan gaji
pada mereka masing-masing sebesar 15 dinar (sekitar Rp. 31.857.000
dengan asumsi 1 gram emas = Rp. 500.000). Atau pada masa Khalifah
Agent Of Change │ 30
Umar bin Abdul Aziz dimana tidak ditemukan warga negara yang miskin
sehingga tidak ada warga yang dikategorikan penerima zakat
(mustahiq), sehingga zakat pun di kirim ke eropa yang pada saat itu
mengalami abad kegelapanya (Dark Age). Sejarah juga mencatat bagai
mana kegemilangan kemajuan ilmu pada masa khalifah Harun Al-
Rasyid yang membangun perpustakaan Baitul Al-Hikmah sebuah
perpustakaan terbesar di dunia yang mengoleksi hampir ratusan ribu
tulisan dan buku, dan setiap ulama yang mempunyai karangan buku
akan diberikan imbalan dengan emas sesuai berat karangan karyanya.
Begitulah singkat dari cerita sejarah panjang peradaban nan-
mulia yang tidak bisa digambarkan secara tulisan keseluruhan kisah
sejarahnya oleh siapapun. Sebuah peradaban yang di awali dari
generasi awal yang dibentuk oleh Rasulullah saw, yang dikenal dengan
Assabiqunal Awwalun yang berjumlah hampir 80 persen lebih adalah
para pemuda, yang di didik oleh akidah iman islam yang kuat, sebuah
generasi yang memberikan inspirasi kita semua sebagai pemuda akhir
zaman.
Gambaran singkat sejarah islam yang luar biasa ini, membuat
kerisauan saya terkadang timbul tatkala ketika melihat ke toko-toko
buku di daerah, buku-buku dibagian tempat sejarah jarang dilihat dan
dikerumuni oleh para pemuda dan mahasiswa, buku-buku sejarah baik
Agent Of Change │ 31
sejarah apapun. Peminat baca dikalangan kaum muda masih tergolong
minim pembeli, apalagi mau mengkaji sejarah islam, sirah nabawiyah
(sejarah kehidupan nabi). Sehingga wajarlah bila perilaku generasi
muda sekarang selalu membebek pada sejarah budaya barat
(westernized), mereka kadang lebih asyik oleh tontonan – tontonan
fiktif superhero ala hollywood, mereka lupa bahwa superhero panglima
pejuang islam yang nyata adanya. Sehingga, akibatnya mereka
kehilangan kepercayaan dan identitas muslim, dalam perananya
sebagai agent muslim.
Demikianlah pesan dari seorang penulis, bacalah sejarah.
Semoga kita memberikan kontribusi dalam membentuk generasi-
generasi pejuang bagi ummat ini, yang berakhlak mulia. Sebuah
generasi yang memiliki visi kehidupan mulia. “see beyond the eyes can
see” !
Agent Of Change │ 32
CHAPTER II
“Stairway to Change”
“Idealisme” adalah mahkota abadi yang hanya dimiliki kaum muda”
(Al-Mantri)
Jalan menuju perubahan itulah yang menjadi tujuan hakiki dari
perjalanan kisah, cerita, setiap derap langkah kaki para pemuda
mahasiswa sebagai seorang agent muslim. Disetiap kehidupan yang
mereka hibahkan untuk peradaban negerinya, jalan para agent
tersebut tidak selalu terbentang lurus maupun mulus, jalan ini berbeda
dengan dengan jalan para pemuda yang memilih jalan yang landai, para
pemuda yang berpangku tangan terhadap realita kehidupan. Menjadi
sebuah ironi ialah jumlah mereka pemuda yang apatis ini adalah
mayoritas diantara para pemuda yang memilih jalan para agent
muslim. Inilah yang dikenal dengan jalan perjuangan, jalan yang penuh
rintangan, jalan perubahan yang penuh liku bahkan tantangan. Hanya
dengan semangat masa muda, untuk bergerak kedepan pantang surut
dalam melangkahkan kaki, seorang agent dapat menyalakan api
ditengah badai angin yang menerpa kencang, karena di akhir nanti ada
sesuatu yang indah dari hasil perjuangan nan panjang yang akan
mereka sebut dengan “idealisme pemuda”.
Agent Of Change │ 33
Pemuda dapat dikatakan sebuah komunitas khas yang berada di
masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya,
pemuda mampu berada sebagai kaum penggerak di masyarakat.
Sehingga pemuda dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme.
Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi
seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang
dapat menggeser makna kebenaran tersebut. Berdasarkan berbagai
potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh pemuda dan mahasiswa,
tidak sepantasnya bila pemuda dan mahasiswa hanya mementingkan
kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap
masyarakat sekitar dan teruntuk negerinya.
Sedangkan istilah “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri.
Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius,
insan dimnamis, insan sosial, dan insan akademis. Dari identitas
mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual,
sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai
hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Dengan demikian, mahasiswa adalah anggota dari suatu
masyarakat tertentu yang merupakan “elit intelektual” dengan
tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada
Agent Of Change │ 34
dirinya, sesuai dengan “tridarma” lembaga perguruan tinggi tempat ia
bernaung. Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada
tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian
mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.
Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus
mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan
tanggung jawab moral, Mahasiswa sudah bukan siswa pelajar yang
tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah.
Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu
golongan, parpol, dan sebagainya. Mahasiswa tentu tidak sama dengan
pelajar dalam hal ini yang hanya menunggu tugas dari guru mereka.
Mahasiswa juga bukan sebuah status untuk kebanggan semata.
Namun mahasiswa adalah status yang disematkan kepada pemuda –
pemudi negeri ini yang aktif berperan terhadap dirinya sendiri,
masyarakat luas juga negerinya bahkan agamanya yang
memperjuangkan nilai - nilai spritual disamping intelektual yang
dimilikinya. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan
masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi
mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi
mahasiswa tersebut.
Agent Of Change │ 35
Peran dan fungsi Mahasiswa
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana
mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan ditengah-
tengah masyarakat. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat
merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan
hingga ke jenjang ini karena sistem perekomian yang sangat kapitalistik
di Indonesia, yang serta ranah pendidikan tak luput dari kebijakan
tersebut, sehingga menyebabkan biaya pendidikan yang begitu mahal
terutama di perguruan tinggi, kebijakan penguasa melepas tangan dari
penjaminan pendidikan di perguruan tinggi yang seharusnya menjadi
tanggung jawab mereka.
Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial masyarakat
dapat memberikan peran dalam hal akademik, sosial, maupun politik.
Selain itu, sampai detik ini mahasiswa mempunyai julukan atau gelar
yang disematkan di pundaknya untuk menjalankan berbagai macam
peran dan fungsinya.
Gelar merupakan hadiah sematan nama yang diberikan kepada
seorang yang telah mendapatkan predikat atau penghargaan sebagai
tanda telah mendapatkan suatu jasa atau usaha atas apa yang telah
dilakukanya, gelar ini yang akan selalu dikenang oleh seseorang yang
telah meraihnya sebagi bukti bahwa dia telah melakukan suatu hal
Agent Of Change │ 36
yang besar sebagai prestasi, ataupun predikat disamping nama yang ia
gunakan. Penghargaan semacam inilah membuat seseorang memiliki
semangat lebih untuk menunjukkan perjuangannya, karena mahasiswa
sebagai suatu kelompok elemen masyarakat yang mempunyai sisi
idealis yang tinggi tak ada satu orang pun, dan tak akan ada suatu rezim
dimanapun di dunia ini yang dapat menumbangkan idealisme
mahasiswa dalam mengusung perubahan.
Hingga detik ini saya menulis, seharusnya inilah kepercayaan
masyarakat yang menaruh harapan besar pada mahasiswa untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, mahasiswa sebagai
Agent Of Change (agen perubahan). Tidak berhenti disitu, mahasiswa
dapat memainkan peranya sebagai Social Contol (kontrol sosial),
dimana peran sebagai pengawas kebijakan penguasa, dan melihat
keadaan sosial rakyat dapat dilakukanya, inilah julukan mahasiswa
disebut sabagai “penyambung lidah rakyat” sebagai kepanjangan
tangan untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada penguasa.
Apakah identitas nama lain mahasiswa sampai disitu. Tentu
tidak, Mahasiswa sebagai kaum muda yang masih memiliki jalan
panjang yang terbentang umur yang masih muda, darah panas
mengalir deras, masih memiliki tongkat estafet pergantian
kepemimpinan generasi ke generasi, inilah nama lain mahasiswa
Agent Of Change │ 37
sebagai Iron Stock (stok pemimpin). Dan gelar predikat nama
mahasiswa yang terakhir adalah Moral Force (penggerak moril).
Sungguh lengkap, sebuah predikat yang sempurna yang dimiliki
seorang mahasiswa, sebagai penggerak moral yang baik ditengah
tengah masyarakat.
Gelar ini bukan sebagai beban moril bagi mahasiswa melainkan
terlebih sebagai pemicu semangat untuk menyalakan api perjuangan,
bahwa tugas dan peran fungsi mahasiswa masih dibutuhkan oleh
bangsa dan negeri ini. Untuk lebih lengkapnya gambaran penjelasan
peran dan fungsi identitas yang disematkan padamahasiswa bisa kita
lihat sebagai berikut.
Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa sebagai Agent of Change adalah mahasiswa sebagai
agen atau pelopor dari suatu perubahan. Kondisi bangsa saat ini jauh
dari kondisi ideal, dimana banyak penyakit-penyakit masyarakat yang
menghinggapi tubuh bangsa ini, mulai dari tatanan bernegara, maupun
pejabat-pejabat atas hingga bawah dan tentunya tertular pula kepada
banyak rakyatnya. Sudah seharusnya kita melakukan perubahan
terhadap hal ini. Alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan
perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga
Agent Of Change │ 38
mutlak dan pasti akan terjadi. Dari sekian banyak rakyat Indonesia,
pastinya ada yang ingin memeberikan sesuatu terhadap perubahan
bangsa untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua
pandangan sebagai penyadaran perubahan. Pandangan pertama
menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat
dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti kehidupan
budaya hedonis yang merusak, sistem feodal yang dijalankannya,
hingga kehidupan masyarakat yang sekuler dan lain sebagainya.
Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai
faktor yang mempengaruhinya. Sebagai mahasiswa nampaknya kita
harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya
perubahan yang diharapkan, baik merubah masyarakatnya dengan
menyadarkan dengan pemahaman perubahan itu sendiri dan juga
dengan landasan ideologi yang benar sebagai solusi atas perubahan itu
sendiri. Itu semua karena pemuda berpotensi lebih untuk mewujudkan
hal-hal tersebut. Sudah jelas kenapa perubahan itu perlu dilakukan dan
kenapa mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam perubahan
tersebut, lantas dalam melakukan perubahan tersebut haruslah dibuat
metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang lingkup terkecil
Agent Of Change │ 39
yaitu diri sendiri, lalu menyebar terus hingga akhirnya sampai ke ruang
lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini.
Mahasiswa Sebagai “Social Control”
Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun
mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena
tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat,
berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya,
norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya. Namun,
kenyataan dilapangan berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa
cenderung hanya fokus mendalami ilmu-ilmu teori di bangku
perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak dengan
masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan
pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian
masyarakat dengan kegiatan aksi sosialnya.
Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami
kerugian yang besar jika ditinjau dari segi hubungan keharmonisan dan
penerapan ilmu. Dari segi keharmonisan, mahasiswa tersebut sudah
menutup diri dari lingkungan sekitarnya sehingga muncul sikap apatis
dan hilangnya silaturrahim seiring hilangnya harapan masyarakat
Agent Of Change │ 40
kepada mahasiswa. Dari segi penerapan ilmu, mahasiswa yang acuh
akan menyianyiakan ilmu yang didapat di perguruan tinggi, mahasiswa
terhenti dalam pergerakan dan menjadi sangat kurang kuantitas
sumbangsih ilmu pada masyarakat. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak
peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas
disematkan pada pundak mahasiswa.
Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa
diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki
kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,
cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri
bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu
ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan
muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia
kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi
yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki
kesempatan. Pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan
memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada
saudara-saudara yang beriman, dan bersikap keras terhadap
kezhaliman atau kerusakan tersebut.
Agent Of Change │ 41
Sebagai kaum muda mahasiswa diharapkan menjadi para
pemimpin negeri kedepanya, anda bisa membayangkan bagaimana
corak, warna bahkan perdaban negeri yang akan datang bisa dilihat
dari pemudanya sekarang, hal ini bukan ramalan tapi pasti akan terjadi.
Seperti salah satu syair arab yang terkenal “syababul yaum rijalul ghod”
(pemuda hari ini pemimpin hari esok). Jadi sekarang adalah dimana era
para mahasiswa sedang menulis sejarah mereka sendiri, sejarah seperti
apa yang mereka tulis ini akan terlihat pada masa mendatang, dan
sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah
perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman para nabi yang
mengubah masyarakat jahiliyah, zaman penjajah kolonialisme ke era
kemerdekaan, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan
perubah kondisi peradaban bangsa. Lantas sekarang apa yang kita bisa
lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut ? Jawabannya tak
lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai kajian ilmu
pengetahuan, dan pengalaman, baik itu dari segi ke-profesian maupun
kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan
yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Mahasiswa Sebagai “Moral Force”
Mahasiswa mempunyai kekuatan moril yang di sampaikan
kepada khalayak masyarakat banyak, mereka menunjukan bagaimana
Agent Of Change │ 42