Apa Tujuanmu Mahasiswa?
Disaat kembali membahas dan mendengar tentang mahasiswa
apa yang terbersit dalam pikiran kita. Tentu, dalam benak pikiran
kebanyakan orang, adalah mereka seorang pemuda yang belajar
menimba ilmu di perguruan tinggi, kampus-kampus Universitas.
Kehidupan mahasiswa yang kita bayangkan hanya sebatas kegiatan
belajar dan menyelesaikan tugas belaka hingga mereka selesai
diwisuda. Pandangan seperti ini tentang mahasiswa sungguh sangat
sempit hanya berorientasi pada kegiatan akademik belaka, tak sedikit
mereka memandang untuk mengejar nilai saja. Ini sungguh jauh dalam
pengertian mahasiswa itu sendiri bagaimana peran dan fungsi mereka,
serta predikat yang disematkan pada mahasiswa, seperti apa yang
telah dibahas dalam chapter ke II sebelumnya dalam buku ini.
Adapun jika kita merefresh sejenak membahas tentang tujuan
mahasiswa, kadang muncul pertanyaan dalam diri kita, “sebenarnya
apa sih tujuan mahasiswa kuliah?”. Kebanyakan orang menjawab pasti
mempunyai tujuan untuk belajar menuntut ilmu di masa
perkuliahanya. Lalu setelah mereka selesai kuliah, mahasiswa akan
ngapain?, hampir semua jawaban dari mahasiswa, selesai belajar
diperkuliahan setelah lulus wisuda mereka akan bekerja. Selanjutnya
apa yang diharapkan setelah seorang bekerja?, tentu, semua
Agent Of Change │ 93
mengharapkan gaji yang layak, gaji yang sesuai dengan apa kebutuhan
hidup mereka. Berapa kira-kira para pekerja setelah lulus kuliah
mendapatkan gaji?, kalau kita melihat gaji dalam upah minimum kerja
(UMP). Rata-rata para mantan mahasiswa mendapatkan gaji sebesar
Rp.2.000.000 rupiah.
Perlu untuk diketahui bahwa pada saat kuliah dengan
menghabiskan waktu dan materi yang cukup lama dengan tujuan
mendapatkan gaji sebesar itu, menurut saya lebih baik berhenti kuliah
keluar dari kampus untuk berjualan gorengan, dan pasti omsetnya
lebih besar dari itu. Yang menjadi pertanyaan penting sekarang,
“apakah kita selesai belajar saat menjadi mahasiswa, lalu bekerja
dengan upah yang cukup misalkan, lalu menikah dengan istri atau
suami yang kita idamkan, dan membina hubungan rumah tangga,
apakah semua itu lantas akan menjamin kebahagian hidup?”. Lantas
bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan seorang pemuda
mahasiswa untuk kehidupannya?, serta apakah tujuan seorang yang
menjadi mahasiswa?.
Untuk menjawab pertanyaan tadi, saya akan memberikan
informasi terkait dengan perusaahan otomotif Hyundai asal Korea
Selatan. Mungkin kawan-kawan mahasiswa sudah mengenal
perusahaan ini, bahkan barangnya berupa mobil yang diproduksinya
Agent Of Change │ 94
sering kita jumpai dijalan raya, dan menjadikan Indonesia sebagai lahan
eksport produksinya. Perlu untuk diketahui bahwa, ada seorang CEO
atau direktur dari perusahaan besar ini pada tahun 2014 lalu, loncat
bunuh diri dari lantai 33 di gedung perusahaan Hyundai yang ia pimpin.
Chung Mong Hun direktur ini telah tewas bunuh diri walaupun
penghasilannya ribuan US dollar, dengan fasilitas hidup yang tentunya
terjamin.
Lain halnya dengan kisah Kurt Cobain, seorang musisi asal
Washington Amerika, yang telah mencapai segala hal yang diimpikan
oleh anak muda zaman sekarang. Seorang yang masih muda langsung
mencapai posisi puncak tangga kepopuleranya, berpenghasilan tinggi
dengan berkarir sebagai musisi band ternama Nirvana seattle,
mempunyai istri yang cantik. Lantas dengan semua kemewahan yang
dimilikinya dia tewas mengenaskan akibat mengalami depresi karena
drugs sehingga pada tahun 1994 bunuh diri menembak kepalanya
sendiri.
Melihat dari kronologis gambaran kehidupan dua orang diatas
tadi, salah satunya seorang pemuda yang sama-sama menikmati
kemewahan hidup yang diinginkan oleh para pemuda zaman sekarang,
sama sekali tidak memberikan kebahagiaan hidup lantas kehidupan
yang begitu mewah membuat kesengsaraan di akhir hayatnya. Jadi
Agent Of Change │ 95
materi bukan ukuran untuk mendatangkan kebahagiaan hidup, seorang
yang kaya akan harta saja tidak lantas membuat bahagia, kalau yang
miskin, apalagi!. Jadi sejatinya kebahagian hidup seorang pemuda itu
bisa diraihnya tatkala dia sadar akan hakikatnya sebagai manusia
makhluk ciptaan Allah Swt, dan bagaimana dia menghibahkan seluruh
kehidupanya kepada Allah, dan membuat Agama islam ini menjadi
aturan pedoman hidup Way Of Life-nya, dan hal inilah yang akan
memberikan kebahagiaan hidup yang berpengaruh luar biasa dalam
kehidupan pemuda nantinya.
Saya mengibaratkan kawan-kawan pemuda yang suka akan
olahraga sepak bola. Dalam pertandingan sepak bola kebahagian kita
menjadi seorang pemain akan didapatkan jika kita bisa mencetak gol
atau memenangkan pertandingan dengan team. Jika kita melihat,
membayangkan dalam olahraga sepak bola saja tidak terdapat wasit
pertandingan, tidak adanya garis pinggir, lalu pemain bisa mengambil
bola dengan tanganya, bisa memukul menendang lawan mainya, terus
tidak adanya gol, tidak ada gawang, kira-kira dalam permainan sepak
bola seperti ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi pemain-
pemainya?, tentu tidak kawan. Berarti bahagia itu letaknya dimana?.
Ternyata setelah kita melihat bahagia itu adalah, letaknya ketika kita
Agent Of Change │ 96
bisa taat pada aturan tertentu, kemudian dengan aturan tertentu
tersebut, kita bisa memenangkan suatu pertandingan.
Sama halnya dengan kehidupan seorang pemuda atau
manusia. Jadi hidup adalah ibarat sebuah pertandingan. Kadang
seorang pemuda tidak mengerti apa itu aturanya, kadang mereka tidak
mengerti apa itu goal (tujuanya), kadang-kadang seorang pemuda tidak
mengerti tentang kehidupanya seperti apa, sehingga ketika mereka
menjalani kehidupan hasilnya sia-sia saja, dan kebanyakan mereka di
akhir kehidupanya, lalu meninggalkan dunia ini dalam keadaan
menyesal, karena mereka tidak mengerti untuk apa sebernarnya
mereka hidup pada saat di dunia.
Sejatinya para pemuda harusnya paham bahwa akan hal ini,
untuk apa mereka kuliah, untuk apa mereka hidup, dan seperti apa
mereka menghabiskan kehidupanya guna mendapatkan kebahagian
yang sejati, mereka sadar dan berfikir hakikat kehidupan bahwa segala
sesuatu kesenangan dari materi tidak menjamin tercapainya
kebahagiaan hidup. Persis seperti dua kisah kehidupan diatas tadi, dari
mereka sudah cukup menggambarkan bahwa kehidupan di barat dan
eropa apalagi di asia timur korea, jepang di ambang keterpurukan
budaya peradaban kehidupan.
Agent Of Change │ 97
Di jepang saja, dan di korea data statistik korban bunuh diri
bisa mencapai 200.000 ribu orang per-tahun, atau dalam sehari
terdapat 60-an manusia disana tewas bunuh diri, ini artinya kehidupan
mereka disana yang dirasakan tidak bahagia, karena mereka tidak
bahagia, bunuh diri atau mati adalah menjadi solusi untuk mengakhiri
stress, depresi yang dialaminya, padahal jepang merupakan negara
maju dalam hal pesatnya pertumbuhan ekonominya, hal ini bukanlah
jaminan kebahagiaan hidup di negeri sakura tersebut. Peradaban
manusia di negeri-negeri tersebut pada kebingungan mencari arti dari
kebahagiaan kehidupan di dunia ini.
Tetapi seorang pemuda muslim terutama pada saat dia sudah
baligh, dari semenjak kecil kita sudah diajarkan tentang kebahagiaan,
ketika kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah Swt, lalu
kemudian hidup adalah untuk beribadah kepada Allah Swt, lalu ada
satu tujuan yang jelas yakni membuat agama ini sesuai dengan
perintah Allah. Kemudian ketika kita meninggalkan dunia, kita
menghadap kepada Allah Swt menuju surganya kelak. Itulah sebenar-
benarnya kebahagiaan.
Jika kawan-kawan pemuda masih belum mendapatkan
kebahagiaan sejati berarti anda belum mengenal dan mempunyai
tuhan, persis seperti dua kisah diatas dan orang-orang bunuh diri di
Agent Of Change │ 98
jepang 300.000 korban pertahun, padahal kehidupan mereka sudah
enak dan terjamin. Ketika seseorang tidak mempunyai tuhan dalam
kehidupanya seorang pasti lebih cepat cemas atau khawatir, menderita
stress, cepat merasa tegang, lebih cepat gagal hidupnya karena tidak
adanya tempat bergantung dan tempat berharap.
Jika kita seorang pemuda muslim menginginkan sesuatu, maka
tempat berharap dan meminta hanyalah kepada Allah Swt. Oleh karena
itu, seorang pemuda muslim secara pribadi dirinya sudah enak dan
bahagia. Karena kata Rasulullah Saw dalam sabdanya, “Sungguh
menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang
menimpanya) adalah kebaikan baginya, dan tidaklah hal ini terjadi
kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia mendapat
kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika
tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya.” (HR.
Muslim).
Maka sudah sewajarnya jika keseluruhan urusan kegiatan para
pemuda muslim tidak pernah ada yang salah; ketika dia kuliah itu
menjadi pahala jihad bagi dirinya, ketika dia belajar hal itu menjadi
sesuatu kebaikan bagi dirinya, ketika dia mendaftar susuatu kemudian
dia tidak lulus atau mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia yakin!,
Allah pasti menyediakan yang lebih baik bagi dirinya.
Agent Of Change │ 99
Ketika seorang pemuda suka kepada seorang gadis, lalu dia
naksir dengan gadis tersebut, melainkan tidak dengan jalan pacaran,
karena takut akan berbuat dosa maksiat. Lalu, dia melamar langsung ke
bapak seorang gadis tersebut, kemudian dia ditolak sang bapak dan
gadis tersebut. Apakah pemuda muslim seperti itu lantas menderita
stress, atau galau kronis ? Tentu tidak. Lantas dia berkata “sungguh
seorang gadis tersebut nggak beruntung, karena telah menolak laki-
laki seperti saya”.
Tidak ada yang salah dalam contoh-contoh perbuatan urusan
kaum muda diatas, karena dia berbuat hanya untuk Allah Swt, tidak
akan ada kekecewaan dari urusan diatas, tidak ada kata khawatir atau
stress yang muncul ketika dia serahkan semua urusan kehidupannya
hanya kepada Allah Swt.
Contoh yang lain misalnya, jika seorang pemuda berusaha
dalam belajarnya, dia belajar dengan sungguh-sungguh dalam
menghadapi ujian, dan sudah mempersiapkan dengan baik untuk
ujianya besok, tiba-tiba dia mendadak sakit dan hasil ujiannya kurang.
Apakah dia kecewa?, lantas tidak. Karena, yang dia cari adalah
prosesnya, yang dia cari adalah kewajiban belajarnya bukan hasilnya,
karena Allah tidak pernah meminta dari kita akan hasil, tapi Allah
meminta kita dalam berproses. Allah tidak pernah bertanya kepada
Agent Of Change │ 100
manusia ciptaanya, apakah kita masuk surga atau neraka, tetapi yang
Allah pertanyakan kepada diri kita, apakah kita sudah sholat atau
belum, sudah puasa atau belum, sudah baca Qur’an atau belum, sudah
menyeru kepada kebaikan atau belum, sudah belajar atau belum, yang
proses inilah yang Allah inginkan bagi kita.
Maka menjadi seorang muslim itu senantiasa enak dalam
kehidupanya, yang akan selalu dinaungi kebahagiaan. Jikalau dari
kawan-kawan pemuda masih merasa stress, cepat cemas, depresi dan
mengeluh akan hidup, coba lihat dulu apakah ada atau tidak, ruang
dihati kita ini akan kehadiran Allah Swt. Cara agar selalu mendekatkan
diri dengan Allah dan Rasulullah Saw, yaitu dengan membiasakan diri
untuk beribadah, biasakan diri untuk mengkaji islam, perbanyak
amalan-amalan sunnah, tahajud, duha, perbanyak baca Qur’an, baca
sirah Nabi dan para sahabat, walau awal-awalnya merasa terpaksa dan
awalnya sulit, lama-lama insya Allah akan terbiasa, lama-kelamaan
insya Allah akan meneteskan air mata disaat mendengarkan kisah
Rasulullah dan para sahabat, lama kelamaan akan meneteskan air mata
ketika mengingat dosa kita.
Karena keterbiasaan kita menjalankan ibadah, insya Allah kita
akan mencitai Allah, kalau sudah ada rasa cinta seorang hamba kepada
Allah, insya Allah tidak ada rasa kesedihan. Karena Rasulullah Saw
Agent Of Change │ 101
bersabda “Bahwa tidak akan terjadi seorang hamba ketika dia
mendekatkan diri kepada Allah dengan kewajiban-kewajiban yang
Allah perintahkan, maka itulah yang paling Allah senangi ketika
seorang hamba mendekat kepadanya” (HR. Bukhari).
Jadi cara paling bagus bertaqarub kepada Allah kata Rasulullah
adalah dengan melakukan kewajiban - kewajiban yang Allah
perintahkan. Setelah itu, kata Rasulullah saw mereka menghiasinya
dengan amalan-amalan sunnah sampai Allah mencintainya. Nah kata
Rasulullah, kalau Allah sudah mencintai seorang hamba baik itu
pemuda yang taat yang dekat dengan Allah, maka apapun yang dia
minta pasti Allah akan mengabulkan doa nya, Allah akan menjaga dia,
dan Allah selalu melindunginya, inilah orang-orang yang dicintai Allah
Swt dan Rasulullah saw.
Maka kawan-kawan pemuda dan mahasiswa, renungkanlah
baik-baik tentang arti kehidupan dan tujuan kuliah anda saat ini,
disamping berkewajiban untuk belajar dan beribadah kepada Allah,
kalian memiliki tugas dan peranan penting untuk merubah keadaan diri
sendiri (hijrah), dan kawan-kawan mahasiswa yang lainya. Sebelum
perubahan mengarah ke masyarakat dan negeri ini. Inilah waktu
dimana saat perkuliahan di awal-awal semester sampai kalian lulus
kuliah. Hal ini adalah bagian yang kecil dari kehidupan kalian, jika
Agent Of Change │ 102
kawan-kawan mahasiswa menggunakan bagian kecil ini untuk Allah
dan agamanya, insya Allah kedepanya ada sesuatu yang memang kita
perjuangkan, akan ada sesuatu yang memang kita cari. Tapi kalau
kawan-kawan mencari materi dunia dan se-isinya pasti tidak akan ada
ujung, dan habis-habisnya, persis seperti fragmen kisah-kisah diatas
tadi. Tapi kalau kawan-kawan para pemuda sekarang ini mencari ridho
Allah dan akhirat, maka bener-bener dari sekarang harus dimulai dan
tidak boleh berhenti untuk belajar, tidak boleh berhenti untuk
berusaha, tidak boleh berhenti untuk berdakwah dijalan Allah Swt. Dan
tidak boleh berhenti untuk berbuat kebaikan untuk islam guna
memperjuangkan kemuliaan ummat ini.
Agent Of Change │ 103
Visi kehidupan Sahabat Anshar
Kawan-kawan pemuda dan mahasiwa anda adalah orang besar
dalam pandangan Allah swt, meskipun yang anda lakukan itu tampak
kecil dan sederhana dalam pandangan manusia. Yang anda lakukan
adalah suatu aktivitas yang baik untuk berani berubah (hijrah),
meskipun banyak orang yang menganggapnya sebagai suatu hal yang
sia-sia. Bobot perjuangan anda lebih berat daripada himpunan gunung-
gunung batu jika anda mau memperjuangkan kemuliaan agama ini,
meskipun banyak orang yang meremehkan, anda telah mengukir
sejarah dengan tinta emas dalam sejarah hidup kawan-kawan. Para
malaikat di langit akan mendoakan kita semua. Karena apa yang telah
anda lakukan benar-benar sesuatu yang luar biasa mulia. Pilihan anda
benar-benar menakjubkan.
Pilihan, aktivitas dan prestasi anda tidak layak jika hanya dinilai
dengan duniawi. Dunia ini tak akan cukup untuk dijadikan balasan
untuk anda. Dunia ini terlalu kecil. Pujian manusia tak akan sanggup
menggambarkan kebaikan anda. Sebab, yang layak buat anda adalah
rahmat dan keridhaan dari Allah dan Rasul-Nya. Surga, negeri
keabadian, itulah yang layak buat orang-orang seperti anda.
Oleh karena itulah, jika ada diantara kita yang masih
mengharap dunia dengan aktivitas kita, atau merasa iri dengan
Agent Of Change │ 104
sebaagaian anggota masyarakat yang mendapat bagian dunia yang
lebih banyak, atau mengeluh dengan keadaan yang serba kekurangan,
atau tidak adanya ucapan-ucapan terimakasih dan sanjungan dari
masyarakat dalam menyampaikan kebaikan, maka sebenarnya hal itu
merupakan sikap yang kurang tepat. Sebab, Anda lebih layak mendapat
yang lebih besar dari itu, yaitu rahmat dan keridhaan dari Allah dan
Rasul-Nya.
Namun jika ada diantara kita yang masih sedikit mengharap
balasan-balasan kecil berupa kenikmatan dunia, maka hal itu adalah
wajar karena anda adalah manusia biasa, bukan malaikat. Namun,
sebernarnya anda tidak layak jika mendapatkan reward berupa dunia.
Anda lebih berhak untuk mendapatkan yang lebih besar dari semua itu.
Oleh karena itu, marilah kita kejar yang lebih besar. Kita tidak perlu
sedih dengan hal-hal kecil dari pernak pernik dunia. Marilah kita ambil
pelajaran dari peristiwa yang pernah dialami oleh para sahabat
Rasulullah yang saat ini perjuanganya tengah kita lanjutkan.
Suatu ketika Rasulullah Saw pernah membagikan harta
ghanimah (rampasan perang) dari perang hunain. Kepada pemimpin-
pemimpin arab dan orang-orang muallaf diberikan jatah yang banyak,
sementara sahabat dari Anshar (penduduk asli madinah) tidak
Agent Of Change │ 105
diberikan apa-apa. Sebagai manusia biasa, sahabat Anshar kurang
berkenan terhadap keputusan yang telah di ambil Rasulullah ini.
Karena itulah, kemudian Rasulullah mengumpulkan mereka
dan menjelaskan mengapa beliau membanginya seperti itu, Rasulullah
menyatakan bahwa beliau akan senantiasa bersama mereka, dan
sangat mencintai mereka. Rasulullah menjelaskan bahwa pembagian
itu dilakukan semata-mata untuk memikat hati para muallaf, karena
tipisnya keimanan mereka. Rasulullah saw bersabda, “ Demi Allah, jika
kalian mau maka kalian dapat berkata, ‘Engkau datang kepada kami
wahai Muhammad dalam keadaan didustakan, namun kami justru
membenarkan engkau, Engkau datang dalam keadaan lemah dan kami
yang menolong engkau, Engkau datang dalam keadaan terusir dan
kamilah yang memberikan tempat, Engkau datang dalam keadaan
miskin dan justru kamilah yang menampung enkau..’’
“Apakah didalam hati kalian masih terbersit hasrat keduniaan, yang
dengan keduniaan itu aku hendak mengambil hati segolongan orang
agar mau masuk islam, sedangkan terhadap keislaman kalian aku
sudah percaya”, ! “Wahai orang-orang Anshar.. Wahai orang-orang
anshar.. apakah hati kalian tidak berkenan jika orang-orang lain
kembali pulang membawa kambing dan onta, sedangkan kalian
kembali pulang bersama Rasulullah saw ke tempat tinggal kalian..?”.
Agent Of Change │ 106
Demi Dzat yang jiwa muhammad ada di dalam genggaman-Nya, kalau
bukan karena hijrah, tentu aku termasuk orang-orang Anshar. Jika
orang-orang menempuh suatu jalan di celah gunung, dan orang-orang
anshar menempuh jalan yang lain, tentu Aku memilih jalan yang
ditempuh orang-orang anshar, Ya Allah, berikan rahmat kepada orang-
orang anshar, anak-anak mereka dan cucu-cucu mereka.”
Belum selesai Rasulullah berkata, mereka para kaum anshar tak
mampu membendung air mata mereka, sehingga air mata jatuh
berlinangan. Mereka berkata, “ Kami ridho terhadapmu ya Rasulullah..”
Ya , mereka sangat berbahagia dan bergetar hatinya mendapat ridha
dari Allah dan Rasulullah. Kemilau perhiasan dunia yang sempat
terbersit di hatinya segera dihilangkan.
Dunia ini terlalu kecil. Maka, tidak layak sesuatu yang kecil ini
kemudian menyita seluruh energi kita sehingga sesuatu yang besar
menjadi terbengkalai. Sudah sewajarnya dunia dan seluruh kenikmatan
yang ada didalamnya tidak membuat kita sedih dan lupa. Rasulullah
Saw, bahkan menggambarkan dunia itu hanyalah setetes air di jari yang
di ambil di lautan samudera dunia, beliau bersabda, “Perbandingan
dunia dan akhirat itu seperti salah seorang dari kalian memasukkan
jarinya di laut, kemudian perhatikanlah apa yang menempel ketika ia
diangkat (itulah dunia)” (HR. Muslim & Tirmidzi).
Agent Of Change │ 107
Allah sang pencipta dunia dan seluruh isinya, menjelaskan
tentang dunia ini, “katakanlah, ‘kenikmatan dunia itu sangatlah sedikit,
sedangkan akhirat itu lebih baik bagi siapa yang bertaqwa.” (QS. An-
Nisa).
Jadi, Orang besar seperti anda sebagai pemuda muslim yang
mau berubah untuk kebenaran ini, dan seperti sahabat Rasulullah tidak
layak jika hanya mendapat balasan yang kecil berupa dunia. Anda dan
sahabat rasulullah lebih berhak mendapatkan balasan yang jauh lebih
besar dari semua itu, yaitu keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Hanya Allah
saja yang sanggup memberikan Surga kepada hamba-hamba-Nya yang
mulia.
“Assabiqunal Awwalun (orang yang pertama dan awal masuk islam)
dari kalangan muhajirin dan anshar, dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga, yang
mengalir sungai-sungai dibawahnya. Mereka kekal didalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah).
Agent Of Change │ 108
CHAPTER IV
“Redesign Your Life”
Ketahuilah! Sesungguhnya bila kalian bersabar atas kesusahan yang
sebentar saja, maka kalian akan menikmati kesenangan yang panjang
(Thariq bin Ziyad, 711).
Pribadi Seorang Agent
Dalam chapter ke empat dari buku Agent Of Change, sebelum
membahas solusi dari keseluruhan pembahasan pada chapter
berikutnya. Saat ini, sebagai seorang agent pemuda, anda telah dapat
berfikir menapaki jalan tangga menuju perubahan, mengulas kembali
tentang hakikat mahasiswa dan menyadarkan diri untuk memahami
arti hidup ini, dengan sebelumnya kita telah menelusuri lorong waktu
jejak sejarah pergerakan mahasiswa. Dimana dalam kisah sejarah
gerakan mahasiswa tersebut, perlu adanya hal yang lain diperlukan
oleh mahasiswa sekarang ini yakni perubahan mendasar bersifat
menyeluruh, agar tidak mengulangi kegagalan perubahan parsial yang
terjadi sebelumnya, sebelum membahas terkait cara dan solusi untuk
merubah keadaan yang terjadi, sangat ideal bagi pemuda ataupun
Agent Of Change │ 109
mahasiswa agar mereka mensetting kembali pola kehidupan mereka
terlebih dahulu, berani berhijrah untuk kebaikan.
Mendesain diri dengan kebaikan pada masa muda, adalah
suatu hal yang sangat luar biasa bahkan Anti-Mainstream sangat jarang
pemuda lainya untuk memikirkan hal ini, mereka berani me-redesign
diri untuk membentuk pola pemikiran dan tingkah laku agar menjadi
sosok yang mempunyai kepribadian islami yang tangguh, tak
tergoyahkan, dengan teruji dari berbagai rintangan dan tantangan,
untuk menjadi Agent Muslim di tengah-tengah ummat. Maka hal ini
yang menjadi modal dasar seorang pemuda untuk melakukan suatu
aksi yang berdampak pada perubahan hakiki.
Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk menanamkan
suatu pemahaman mindset berfikir. Bila pemuda mendapat
pemahaman yang benar sejak awal, maka pemahaman tersebut akan
mengarahkan perilakunya pada masa yang akan datang. Sebaliknya jika
sejak awal atau dini pemuda diberi pemahaman yang salah, maka hal
itu juga berpengaruh pada pola pikir dan pola sikap yang akan
terbentuk. Di sinilah tanggung jawab dan peran pendidikan ilmu islam
sangat dibutuhkan dalam proses penanaman pemahaman yang benar
pada diri anak agar terbentuk idealisme Islam.
Agent Of Change │ 110
Pribadi yang memiliki idealisme adalah pribadi tangguh, yang
memiliki kepribadian Islam atau dalam bahasa kerennya (syakhsiyah
islamiyah); mereka yang berpikir islami dan berperilaku dengan standar
aturan islam. Dengan itu ia mampu mengarungi hidup ini dengan benar
dan membawa kemaslahatan bagi umat dan negerinya. Satu hal yang
penting dan mendasar untuk ditanamkan dalam kehidupan seorang
pemuda muslim sejak awal adalah penanaman akidah. Bahkan proses
ini harus dimulai sejak masa anak-anak, bahkan disaat berada dalam
kandungan ibunya melalui lantunan ayat-ayat Al-Quran, serta doa yang
terus dipanjatkan selama masa kehamilan. Selanjutnya, sejak dilahirkan
ke dunia, pemuda harus dibimbing dan diarahkan agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Rabb-nya.
Pemuda dibimbing untuk mengenal Penciptanya agar kelak ia
hanya mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Memahamkan
pemuda bahwa satu-satunya agama yang diridhai Allah dan akan
membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah Islam (Lihat: QS
Ali Imran [3]: 19). Penanaman pemahaman ini sangat penting agar
sejak dini para pemuda hanya menjadikan Islam sebagai satu-satunya
agama yang harus diyakini dan diperjuangkan.
Dengan begitu pemuda tidak akan ragu sedikit pun akan
kebenaran agama yang dianutnya. Pemuda yang menjadi seorang
Agent Of Change │ 111
agent dengan idealisme mereka tentu tidak akan membiarkan dirinya
mencari hakikat kehidupan seorang diri dengan bersikap individualis. Ia
akan mengarahkan teman-temanya agar memahami hakikat kehidupan
ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yakni hanya untuk
beribadah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukanya. Pemuda juga
tidak akan membiarkan dirinya memiliki pemahaman pluralisme bahwa
semua agama itu benar, hanya karena sama-sama mengajarkan
penyembahan Tuhan meski berbeda caranya. Pendapat seperti ini akan
menjadi racun pemikiran bagi seorang agent dan tidak akan
mengokohkan akidah yang kuat, selain bertentangan dengan
pemahaman QS Ali Imran ayat 19 di atas.
Dengan sering melatih proses berpikir Islamnya, khazanah
pemikiran seorang pemuda akan semakin meluas. Kemudian seiring
perkembangan usianya, Para pemuda juga bisa mengarahkan
pemahaman tentang persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat
saat ini, yaitu tidak adanya penerapan aturan Islam di tengah
kehidupan. Selanjutnya pemuda mendorong diri mereka untuk terbiasa
melakukan amar makruf nahi mungkar dan bersama-sama berjuang
demi tegaknya kemuliaan Islam yang akan menyelesaikan semua
persoalan yang ada di masyarakat yang membawa berkah dan
kemaslahatan bagi negaranya.
Agent Of Change │ 112
Keberhasilan membentuk idealisme Islam pada diri pemuda
haruslah menjadi cita-cita bagi setiap mahasiswa atau pemuda muslim
lainya. Untuk itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh pada setiap
pemuda muslim untuk senantiasa mewarnai kehidupanya dengan
warna Islam yang jelas. Dengan begitu, karakter seorang pemuda
sebagai agent di tengah-tengah masyarakat yang terbentuk adalah
karakter Islam yang jelas, tidak abu-abu, apalagi warna-warni. Sikap
pemuda yang seperti ini bukan berarti tidak memiliki sikap toleransi
terhadap agama lain atau bahkan dianggap menanamkan kebencian
dan kekerasan dengan tindakan radikal. Tuduhan seperti ini tentu tidak
bisa dipertanggung jawabkan. Para pemuda Muslim tidak boleh
terjebak dengan tuduhan dari kalangan yang antara lain dilontarkan
kalangan yang Liberal ini. Para mahasiswa atau pemuda muslim harus
tetap istiqamah mengarahkan pendidikan dan pembentukan
kepribadian (syakhsiyah) agar memiliki idealisme Islam sehingga
terbentuk generasi Islam yang berkualitas pada masa yang akan datang
untuk merubah keadaan.
Membentuk Kepribadian Islami
Istilah Syakhshiyah (kepribadian) dan Syakhshiyah Islamiyah
(kepribadian Islam) merupakan istilah baru yang tidak ada dalam Al-
Qur’an maupun As-Sunnah. Hal itu adalah hal yang lumrah karena tema
Agent Of Change │ 113
tersebut merupakan tema baru yang belum pernah ada pada masa
Rasulullah SAW, sahabat bahkan pada berabad-abad terwujudnya
masyarakat Islam secara nyata. Namun ketika berbagai produk budaya
Barat makin merajalela di berbagai negeri kaum Muslimin saat ini, baik
produk-produk materi (al-maadiyah) maupun nilai-nilai (al-afkaar),
maka pembahasan tema tersebut menjadi sangat penting dibicarakan
dan dibahas.
Kepribadian sebenarnya perwujudan dari “pola pikir” (yakni
bagaimana ia bersikap dan berfikir) dan “pola tingkah laku” (bagaimana
ia bertingkah laku) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pola pikir
seseorang ditunjukkan dengan sikap, pandangan atau pemikiran yang
ada pada dirinya dalam menyikapi atau menanggapi berbagai
pandangan dan pemikiran tertentu. Pola pikir pada diri seseorang
tentu sangat ditentukan oleh ‘nilai paling dasar’ atau ideologi yang
diyakininya. Dari pola pikir inilah diketahui bagaimana sikap,
pandangan atau pemikiran yang dimiliki oleh seseorang.
Sedangkan pola tingkah laku, adalah perbuatan-perbuatan
nyata yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya. Pola tingkah laku pada diri seseorang pun sangat
ditentukan oleh ‘nilai paling dasar’ atau ideologi yang diyakininya.
Agent Of Change │ 114
Seseorang akan makan dan minum apa saja dalam memenuhi
kebutuhan jasmaninya bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal
tersebut. Seseorang akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara
apa saja bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal tersebut.
Begitu juga sebaliknya bila ideologi yang diyakininya melarangnya.
Walhasil, pola pikir (aqliyah) dan pola tingkah laku (nafsiyah)
inilah yang menentukan corak kepribadian seseorang (syakhsiyah). Dan
karena pola pikir dan pola tingkah laku ini sangat ditentukan oleh nilai
dasar ideologi atau akidah yang diyakininya, maka corak kepribadian
seseorang sangat bergantung pada ideologi atau aqidah yang
dianutnya. Ideologi kapitalisme akan membentuk masyarakat
berkepribadian kapitalisme-liberal, gaya hidup yang serba bebas,
hedonistik yang mengedepankan kesenangan materialistik semata.
Ideologi sosialisme akan membentuk kepribadian sosialis-komunis
bahkan menjurus pada keyakinan atheisme menganggap bahwa agama
adalah candu kehidupan. Sedangkan ideologi Islam seharusnya
menjadikan kaum muslimin yang memeluk dan meyakininya, memiliki
pemikiran dan akhlak islami yang memancarkan kepribadian Islam.
Merujuk pada penjelasan di atas, maka pada hakekatnya
kepribadian Islam merupakan perwujudan pola pikir islami (Aqliyah
Agent Of Change │ 115
Islamiyah), dan pola tingkah laku yang islami (Nafsiyah Islamiyah).
Aqliyah Islamiyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat pada diri
seseorang bila ia memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap
Aqidah Islamiyah dan ia memiliki ilmu-ilmu keislaman yang cukup
untuk bersikap terhadap berbagai ide, pandangan, konsep dan
pemikiran yang ada di masyarakat yang rusak, kemudian pandangan
dan konsep tersebut distandarisasi dengan ilmu dan nilai-nilai islami.
Untuk memperoleh Aqliyah islamiyah yang kuat, hanya bisa diraih
dengan cara menambah khazanah ilmu-ilmu islam (tsaqofah
islamiyah), Dengan ilmu Islam yang cukup seorang Muslim akan
mampu menangkal berbagai bentuk pemikiran yang merusak dan
bertentangan dengan Islam. sebagaimana dorongan islam bagi
umatnya untuk terus menerus menuntut ilmu kapanpun dan
dimanapun. Allah SWT mengajarkan kepada kita : Katakanlah “Ya
Tuhanku tambahkanlah ilmu kepadaku” (QS. Thaha : 114).
Sedangkan Nafsiyah Islamiyah hanya akan terbentuk dan kuat,
bila seseorang menjadikan aturan-aturan islam sebagai cara memenuhi
kebutuhan biologisnya (makan, minum, berpakaian, muamalah dll).
Nafsiyah islamiyah dapat ditingkatkan dengan selalu melatih diri untuk
berbuat taat, terikat dengan aturan islam dalam segala hal dan
melaksanakan amalan-amalan ibadah, baik yang wajib maupun yang
Agent Of Change │ 116
sunah serta membiasakan diri untuk meninggalkan yang makruh dan
subhat apalagi haram. Islampun mengajarkan agar kita senantiasa
berahlak mulia, bersikap qanaah agar mampu menghilangkan
kecenderungan yang buruk dan bertentangan dengan islam.
Meski sifat khas kepribadian Islam itu tidak ada kaitannya
dengan penampilan fisik seseorang, namun Islam juga menganjurkan
agar umatnya selalu menjaga penampilan fisik, keindahan dan
kebersihan, sebagaimana contoh hadits berikut “Jika kalian
mengunjungi saudaramu maka perbaikilah kendaraanmu dan
perindahlah pakaianmu, sehingga seolah kalian bagaikan tahi lalat
(kesan keindahan yang mudah dikenali) diantara manusia.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal-hal yang buruk” (HR. Abu
Dawud).
Dengan cara inilah kepribadian seseorang agent muslim akan
semakin meningkat terus, pemikiran islamnya semakin cemerlang, jiwa
islamnya semakin mantab dan istiqomah serta menjadi pemuda yang
semakin dekat dengan Allah dan dimuliakan oleh Allah. Dengan
demikian jelaslah bahwa pembentukan kepribadian Islam dimulai
dengan penetapan aqidah Islam pada diri seseorang. Kemudian akidah
tersebut difungsikan sebagai tolok ukur dalam setiap aktivitas berfikir
Agent Of Change │ 117
dan dalam setiap aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam hal ini
manusia tetap bisa berbuat salah, baik dalam masalah pemikiran
maupun perbuatan. Artinya, suatu saat manusia dapat saja berbuat
dosa dan lalai terhadap pemikiran maupun lalai dari perbuatan yang
Islami. Namun saat itu pula ia diingatkan untuk segera bertaubat dan
kembali berupaya berbuat baik.
Islam telah menjadikan diri Rasulullah SAW dan para
shahabatnya sebagai orang-orang yang berkepribadian Islam yang
paripurna dan kokoh, sebagai teladan tepat bagi seluruh kaum
Muslimin. Tidak ada contoh terbaik selain mereka dan orang-orang
yang juga mencontoh mereka. Karenanya seorang Pemuda muslim
haram menjadikan kepribadian Barat, pemikiran dan budaya barat
sebagai teladan bagi standarisasi kepribadian yang baik dan
kepribadian yang buruk.
Agent Of Change │ 118
Ghazwul Fikr & Diagnosis Kemunduran
Kesadaran terhadap adanya musuh membuat kita semakin
peka terhadap apa yang sebenarnya terjadi, dan saat itulah kita akan
terbebas dari tipu daya atau paling tidak kita mampu mengantisipasi
tipu daya yang mungkin terjadi pada diri kita yang akan mencelakakan
kita. Salah satu di antara permasalahan yang paling penting untuk
disadari para pemuda dan umat Islam khususnya pada saat sekarang ini
adalah tentang ghazwul fikri (perang pemikiran) yakni suatu inovasi
pemikiran atau suatu gerakan yang sangat hebat dalam persoalan
pemikiran.
Ghazwul fikri Secara bahasa Ghazwul berasal dari kata
Ghozwah yang berarti peperangan, dan Fikri berasal dari kata Fikr yang
berarti pemikiran, secara istilah bisa diartikan sebagai penyerangan
dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah
apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan
darinya hal-hal yang benar karena telah bercampur aduk dengan hal-
hal yang tidak islami, termasuk mengkaburkan nilai syariat islam yang
sudah jelas.
Dalam arti luas Ghazwul Fikri adalah cara atau bentuk
penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, ide-ide, nilai, teori,
Agent Of Change │ 119
argumentasi, budaya dan propaganda. merupakan strategi perang
selain perang fisik, face to face. Kenapa muncul strategi ini? Perang fisik
tentu saja menguras tenaga SDM yang tidak sedikit, belum taruhannya
nyawa. Ongkos perang fisik juga sangat mahal, disamping dampak
kerusakannya yang luar biasa besar. Strategi memerangi kaum
muslimin kemudian ditambah dengan perang pemikiran. Berbagai
upaya digunakan untuk mengalihkan umat islam dari agamanya. Kaum
barat kemudian membuat langkah-langkah untuk menjauhkan umat
islam dari ajarannya. Jika dahulu misi yang mereka bawa dalam perang
zaman kolonialime adalah 3G, yakni Gold, Glory, Gospel. Kini mereka
mengusung misi ide 3F, yaitu Fashion, Food dan Fun.
Tapi ghazwul fikri, sasaran targetnya bisa dalam jumlah besar
terutama untuk menghancurkan generasi muda dari umat islam.
Bahkan dampaknya bisa mendunia kalau tujuannya memang globalisasi
dilakukan dengan cara yang masif pula. Dampak ghazwul fikri juga bisa
terasa oleh berbagai generasi (lebih dari satu generasi), mencakup
berbagai lapisan masyarakat, dan korban terbesarnya adalah generasi
muda dari umat islam, dan hal ini sedang terjadi. Perang pemikiran
menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Tidak hanya
mengenai masalah-masalah pemikiran, pengetahuan dan gaya hidup,
tapi juga seluruh dimensi kehidupan diawali dengan pemikiran itu
Agent Of Change │ 120
sendiri. Terutama persepsi yang seringkali mengaburkan sesuatu yang
sudah jelas dalam islam dimunculkan agar ummat bingung, hal ini
seringkali kita dengar dari orang-orang yang berpaham liberal, itu jelas
merupakan bagian yang sedang digarap dalam proses Ghazwul Fikri.
Ghazwul Fikr & Imperialisme Barat
Bagi kaum Muslim, konsep kebangsaan sebagai pemersatu
antar manusia sebenarnya konsep yang baru karena baru
diperkenalkan kurang dari 100 tahun yang lalu. Karena sebelumnya
kaum Muslim hanya mengenal konsep ukhuwah Islam, yaitu ikatan
yang muncul dari aqidah yang sama diantara kaum muslim.
Dengan ikatan ukhuwah yang lahir dari aqidah ini Islam
menyatukan baik etnis, bahasa, bangsa, kelompok. Kesemuanya semua
diikat oleh Islam tanpa melihat lagi perbedaan pada manusia, karena
sudah sama aqidahnya. Dalam konsep ukhuwah Islamiyyah, tidak ada
kaum yang dianggap lebih mulia dari yang lain, apakah dia Arab atau
Ajam (suku selain Arab), maka semua sama dihadapan Allah, yang
membedakan hanya ukuran takwanya. Sebagaimana dalam hadits
Rasulullah saw “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Rabb kalian
satu, bapak kalian juga satu. Sesungguhnya tidak ada kelebihan pada
orang Arab atas orang Ajam, tidak pula orang Ajam atas orang Arab,
Agent Of Change │ 121
atau orang berkulit putih atas orang berkulit hitam, tidak pula orang
berkulit hitam atas orang berkulit putih; kecuali karena
ketakwaannya.” (HR Ahmad).
Dalam Islam, ikatan-ikatan selain aqidah Islam, yang dimuliakan
lebih daripada aqidah Islam adalah ashabiyah (fanatisme) jahiliyyah.
Rasulullah bersabda, “Bukan dari golongan kami siapa saja yang
mengajak kepada ashabiyah, bukan pula dari golongan kami orang
yang berperang karena ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan
kami orang yang mati karena ashabiyah” (HR Abu Dawud).
Mengomentari hadits ini, Dr. Yusuf Qardhawi menulis dalam
kitabnya “Halal dan Haram dalam Islam” “Tidak ada keistimewaan
khusus karena warna kulit, karena jenis dan karena tanah air. Dan
tidak halal seorang muslim merasa fanatik (ta’asshub) karena warna
kulitnya melebihi kulit orang lain, karena golongannya melebihi
golongan lain dan karena daerahnya melebihi daerah orang lain. Dan
tidak halal pula seorang muslim membela golongannya karena
ta’asshub baik dalam kebenaran, kebatilan, keadilan dan
kecongkakan”.
Dr. Yusuf Qardhawi menyimpulkan setelah pembahasan
beberapa hadits yang senada dalam kitabnya “Halal dan Haram dalam
Agent Of Change │ 122
Islam”. “Dari sini kita dapat mengetahui, bahwa setiap anjuran di
kalangan kaum muslimin kepada fanatik daerah seperti ajakan untuk
fanatik chauvinisme, atau ajakan untuk fanatik kepada golongan sentris
seperti nasionalisme, adalah propaganda jahiliah yang sama sekali tidak
diakui oleh Islam, oleh Rasulullah dan oleh Al-Quran.”
Sangat jauh berbeda nasionalisme dengan ikatan ukhwah Islam
yang lahir dari aqidah, yang dulu pernah menyatukan ratusan juta
kaum muslim dalam 1 kekuatan kepemimpinan. Selama 1300 tahun
semenjak dimulai Rasulullah di Madinah, ukhuwah Islam telah sukses
menjadikan ummat satu tubuh, satu pemikiran dan satu perasaan yaitu
Islam. Dengan ukhuwah Islam mereka bersatu karena sama-sama
menyembah pada Tuhan yang satu, membaca kitab yang satu,
meneladani Muhammad yang satu, shalat menghadap kiblat yang satu,
bersatu dalam satu kepemimpinan dengan pemimpin yang satu.
Lalu bagaimana kaum Muslim yang awalnya disatukan
ukhuwah atas aqidah dalam satu kepemimpinan daulah atau negara
dahulu silam kemudian terpecah jadi lebih 58 negara layaknya
sekarang?.
Semua dimulai pada 1683 saat Khilafah Utsmani menderita
kekalahan di gerbang Vienna-Austria, kekalahan itu menandai jihad
Agent Of Change │ 123
yang terakhir yang dilancarkan oleh kaum muslim sekaligus sebagai
simbol daripada akhir masa-masa kejayaan kaum muslim di dunia, dan
selanjutnya memasuki babak baru yaitu keruntuhannya.
Puncak masa keemasan Islam dimulai sejak masa Sultan
Muhammad Al-Fatih yang ditandai dengan penaklukkan Konstantinopel
pada 1453, sampai pada masa pemerintahan Khalifah Sulaiman Al-
Qanuni yang membawa kekuasaan Khilafah Utsmaniyyah sampai pada
luasan yang paling besar pada 1566. Adapun kaum Muslim yang
memimpin setelahnya kurang memperhatikan Islam, Al-Qur’an dan As-
Sunnah dan lebih tergiur pada nikmatnya dunia hingga melupakan
tujuan hidup mereka yaitu mengabdi pada Allah,.
Kelemahan internal itu pun diikuti serangan eksternal. Di
sebelah barat wilayah khilafah Utsmani, bangsa Eropa yang mulai
bangkit pemikirannya pasca Rennaisance meninggalkan abad gelap dan
melancarkan perang babak baru kepada kaum Muslim dengan
serangan pemikiran (ghazwul fikri,) dan di sebelah Timur, Kerajaan
Rusia menjajah wilayah Utara khilafah yang berdekatan dengan Laut
Hitam dengan serangan fisik dan menaklukkan sebagian besar wilayah-
wilayah kaum Muslim.
Agent Of Change │ 124
Inti daripada perang pemikiran kaum Eropa yang dikepalai
Inggris pada masanya bukanlah ingin memurtadkan kaum Muslim, tapi
bertujuan agar kaum Muslim tetap berada dalam agamanya, namun
dengan isi kepala yang berbeda, dengan pemikiran yang jauh dengan
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karenanya mereka menyebarkan pemikiran
semisal liberalisme, sekulerime dan kapitalisme, untuk menggantikan
ukhuwah Islam dan aqidahnya.
Dengan itu Inggris berhasil menguasai Mesir pada 1888 dan
India pada 1857. Sementara lewat perang fisik, Rusia juga membantu
Bulgaria, Rumania, Serbia dan Montenegro memisahkan diri dari
Khilafah Utsmaniyyah, juga dengan menyuntikkan pemikiran semisal
nasionalisme, hingga rakyat-rakyatnya menuntut pemisahan diri dari
Khilafah. Begitulah wilayah Khilafah Islam Utsmaniyyah menyusut
secara drastis, karena secara internal Islam ditinggalkan dan diserang
secara eksternal. Keadaan semakin parah saat di internal Khilafah
sendiri, gerakan-gerakan liberalis-sekuler pun bermunculan. Dimulai
dari sekolah-sekolah misionaris di Libanon dan juga cendekiawan-
cendekiawan muda yang mulai silau dengan kemajuan Barat, gerakan
ini berubah menjadi revolusi “Young Turk” pada 1908.
Agent Of Change │ 125
Gerakan “Young Turk” ini sesungguhnya tak lain adalah
gerakan Freemasonry yang di-inisiasi di loji-loji Freemason di Italia dan
Yunani, mendapatkan dukungan penuh dari Inggris dan Prancis, lalu
menggulingkan Khalifah terakhir, Sultan Abdul Hamid II pada 1924.
Gerakan sekulerisasi Khilafah Utsmani pun dimulai segera, “Young
Turk” bekerjasama dengan majikannya Inggris untuk memulai rencana
guna mengakhiri Khilafah Utsmani.
Pada 1914-1918 pecah Perang Dunia I. Inggris, Prancis dan
Rusia menyatu sebagai Blok Sekutu melawan Blok Sentral yang disusun
oleh Jerman, Austria dan Hungaria. Setelah ditolak bergabung bersama
Blok Sekutu, Khilafah Utsmani bergabung dengan Blok Sentral, dari sini
tampak upaya konspirasi untuk meniadakan Utsmani dengan cara
menjebak Khilafah agar turut serta dalam Perang Dunia I, padahal
keadaan Khilafah Utsmani sedang dalam kondisi yang sangat lemah
secara internal maupun eksternal, dengan hutang yang banyak, dan
banyak intrik politik. Sebagai bagian dari pelaksanaan perang, Inggris
yang sangat bernafsu menguasai dunia saat itu memulai menyusup ke
negeri-negeri Muslim untuk memisahkannya dari Utsmani. Hasilnya,
Syarif (Gubernur) Makkah Hussein bin Ali berkenan untuk mengadakan
perjanjian dengan Inggris untuk memisahkan diri dari Khilafah
Utsmaniyyah.
Agent Of Change │ 126
Selepas mendapatkan doktrin Barat tentang nasionalisme
kaum dan dibakar semangat kekauman Arab, seolah-olah betapa mulia
kaum Arab bila dibandingkan kaum Turki yang menjadi Khalifah.
Hussein bin Ali menjanjikan akan memimpin pemberontakan terhadap
Khilafah Utsmani sementara Inggris memasok senjata-senjata dan
menjanjikan kemerdekaan negara Arab seusai Perang Dunia I. Inggris
menjanjikan wilayah Arab-Iraq-Syam kepada Hussein bin Ali. Perjanjian
mereka terkenal dengan korenspondensi “Hussein-McMahon”.
Pemberontakan Hussein bin Ali dimulai pada 1916 atas bantuan Inggris
mulai dari bantuan senjata, informasi sampai informan “Lawrence of
Arabia” yang ditugaskan mendampingi Hussein bin Ali. Inggris juga
membekali bendera “Revolusi Arab” yang menjadi simbol ashabiyah
(fanatisme) kepada pasukan-pasukan pemberontak ini. Pada gilirannya,
bendera ini pula yang akan digunakan oleh negara-negara Arab di
Timur Tengah pasca runtuhnya Khilafah Islam.
Khilafah Utsmani kewalahan menghadapi serangan luar dan
dalam ini. Selama 1917-1918 Yerusalem dan Baghdad direbut Inggris,
sementara Amman dan Damaskus direbut pasukan Revolusi Arab
dibawah pimpinan Hussein bin Ali. Perang Dunia I ini pun diakhiri pada
1918 dengan kekalahan Blok Sentral, dan Khilafah Utsmani-lah yang
Agent Of Change │ 127
paling menderita kerugian akibat perang ini, iapun dikuasai Inggris dan
Perancis sebagai pemenang.
Seusai Perang Dunia I, Inggris pun mengkhianati perjanjiannya
dengan Hussein bin Ali dengan perjanjian baru yang dibuat dengan
sekutunya Prancis. Lewat perjanjian Sykes-Picot pada 1917, Inggris dan
Perancis punya rencana sendiri membagi tanah Khilafah kaum Muslim.
Dalam perjanjian ini Inggris mendapat Iraq, Kuwait dan Yordan,
sementara Prancis mendapat Suriah, Libanon dan Turki Selatan.
Sedangkan wilayah Palestina dan Gaza ditangguhkan Inggris dan
Prancis, untuk diberikan pada Zionis Yahudi lewat kesepakaatan
Deklarasi Balfour yang disepakai Ratu Elizabeth.
Begitulah kemudian Inggris dan Perancis menaklukkan Khilafah
Islam lalu membagi-baginya menjadi negara kecil yang terpisah-pisah.
Inggris lalu mengajarkan nasionalisme dan memerdekakan Arab. Inggris
memberikan wilyah Iraq dan Syria kepada Raja Faisal keturunan dari
Hussein bin Ali, dan wilayah Yordan diberikan pada Raja Abdullah atas
jasanya memihak pada Inggris.
Lewat tangan agennya yang berketurunan yahudi, Mustafa
Kemal, Inggris mengakhiri Khilafah dengan menjadikan Mustafa Kemal
pahlawan Turki, yang berujung pada penghapusan Khilafah Islam pada
Agent Of Change │ 128
tanggal 3 maret 1924. Saat itu tidak ada lagi naungan dan pelindung
bagi kaum Muslim diseluruh dunia. Selanjutnya, setelah memastikan
pemerintahan di negeri-negeri Muslim agar berdasarkan sekulerisme
dan liberalisme, satu demi satu wilayah Islam dimerdekakan khususnya
pasca Perang Dunia II. Mesir pada 1922, Iraq pada 1932, Libanon pada
1943, Pakistan pada 1947, Suriah pada 1946, India pada 1947 dan
menyusul wilayah-wilayah Islam lainnya termasuk negeri ini.
Wilayah yang dahulunya satu Khilafah Islam, terpecah belah
menjadi 58 negara kecil. Selepas Khilafah dibubarkan, tiada pula
perlindungan bagi kaum Muslim, misalnya saat 1948 negara Israel
didirikan oleh PBB dan US, dan sampai sekarang melakukan
pembantaian-pembantaian tak beradab terhadap saudara kita di tanah
Palestina. Sejak Khilafah itu sirna, pembantaian nyawa, perusakan
pemikiran dan aqidah, semua masuk tanpa terbendung kecuali oleh
kelompok kecil dan individu.
Hal ini sangatlah penting bagi seorang pemuda muslim untuk
jauh melihat bagaimana sebenarnya kondisi umat Islam sekarang ini.
Banyak sekali kemunduran-kemunduran, khususnya pada abad-abad
terakhir ini. Setelah umat Islam di masa-masa kejayaannya pertama di
masa Rasulullah saw, kemudian masa para sahabatnya. Dilanjutkan
Agent Of Change │ 129
para tabiin dan tabiin sampai 7 abad berikutnya. Sampai kemudian
dilanjutkan lagi dengan peradaban di Andalus sebagai inspirasi dari
renaissance (zaman kebangkitan) yang terjadi di barat.
Jika kita melihat pada kehebatan umat Islam saat itu, lalu
mengapa saat ini umat Islam justru mengalami anti klimaks yang sangat
merugikan umat Islam itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang terjadi secara
tiba-tiba, apalagi mempermasalahkan Allah SWT dengan mengatakan
bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu penting sekali kita mencoba
mengevaluasi, merenungkan, mencari sebab-sebab apa sajakah yang
mengakibatkan kemunduran kaum muslimin ini.
Saya disini mengutip sebuah tulisan yang luar biasa tentang
“Diagnosis kemunduran ummat islam” Sebuah analisis tulisan penting
terkait penyebab kemunduran umat ini sejak dua tiga abad yang lalu
dari seorang cendekiawan muslim muda, Ustadz Prof. Dr. Fahmi
Amhar, berikut ini..;
‘Seorang dokter yang salah diagnosa, akan salah pula memberi
therapi. Bila ummat Islam salah memahami proses kemundurannya,
maka mereka akan salah pula dalam mencari cara-cara menuju
kebangkitannya. Kalau kita mencoba melakukan analisis atas kualitas
suatu ummat, tak terkecuali ummat Islam, maka kita harus
Agent Of Change │ 130
menetapkan dulu tolok ukurnya, agar tak salah bila kita katakan suatu
ummat itu maju atau mundur, dan bila mundur, kita juga tahu
bagaimana seharusnya, atau ke mana langkah menuju. Kualitas ummat
terbaik adalah ditemui pada generasi Nabi para sahabat, generasi
sesudahnya (Tabiin) dan generasi sesudahnya lagi (Tabiit-Tabiin). (HR
Bukhari, dll).
Kualitas itu diukur dengan kriteria yang unik, yakni pada
aktivitasnya dalam menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang
mungkar (QS 3:110). Tugas ini memerlukan type-type manusia
muttaqin, mereka yang hanya takut kepada Allah saja, dan tidak bisa
dipungkiri, bahwa jumlah mereka yang terbanyak adalah di zaman
Nabi. Di zaman sesudahnya, jumlah ini makin menurun secara
berangsur-angsur, meskipun wilayah Islam dan populasi muslim terus
membesar, dan karya-karya peradaban baik dalam ilmu-ilmu agama
maupun dalam iptek dan kesenian terasa menuju masa keemasan-nya.
Dalam konteks materialisme seperti pada budaya Barat,
memang qualitas suatu bangsa biasa diukur dari produk peradaban
(iptek, kesenian, arsitektur, etc). Namun dalam konteks Islam, ukuran
yang standar adalah kontribusi bangsa itu dalam amar ma'ruf nahi
munkar menebarkan syi’ar islam. Jadi peradaban sesungguhnya
Agent Of Change │ 131
hanyalah alat semata. Motivasi amar ma'ruf nahi munkar-lah yang
pernah membawa ummat Islam untuk menciptakan peradaban yang
maju, karena berlaku suatu kaidah prinsip: "Apa yang diperlukan untuk
memenuhi yang wajib (fardh), Maka hukumnya wajib (fardh)".
Lanjut dari tulisan Prof. Fahmi Amhar,, bila kita analisis, maka
proses kemunduran ummat Islam itu secara singkat bisa dibagi dalam
tiga tahapan. Yang pertama Kekaburan Fikrah Islamiyah (ide atau
pemikiran), ke dua Kekaburan Thariqah Islamiyah (methode
mewujudkan ide), dan ketiga Kekaburan Relasi antara Fikrah dan
Thariqah.
1. Kekaburan Pemikiran Islam
Pengabaian Bahasa Arab
Kekaburan pemikiran (fikrah) ini makin dipercepat tatkala
bahasa Arab tidak lagi dipelihara. Hingga berakhirnya masa khilafah
Abbasiyah, sebelumnya islamisasi saat perluasan wilayah islam selalu
dilakukan bersama-sama dengan "arabisasi" dalam konteks
penyebaran bahasa. Dengan itulah, maka orang-orang yang berpotensi
dari seluruh dunia Islam, meskipun berasal dari etnis bukan Arab, bisa
memberikan kontribusinya yang besar pada Islam. Bahasa Arab klasik
sebagai bahasa Qur'an, yang memang paling kaya di antara bahasa-
Agent Of Change │ 132
bahasa lain di dunia, menjadi bahasa internasional, bahasa silaturahmi
ummat Islam, dan bahasa ilmu pengetahuan Islam. Tak ada suatu kata
yang tidak bisa diungkapkan dalam bahasa Arab pada masanya.
Surutnya Ijtihad
Akibatnya, ketika faktor bahasa Arab menjadi barier, maka
ijtihad (berusaha menentukan sebuah hukum), tidak lagi dikerjakan
dengan cukup. Padahal ummat Islam hanya bisa terus menerus
menghadapi zaman, bila mereka terus menerus berijtihad. Sedangkan
ijtihad hanya bisa dikerjakan dalam bahasa Arab. Ketika sebagian
orang nekad berijtihad tanpa bekal yang memadai, timbullah berbagai
"fatwa nyleneh", sehingga beberapa penguasa pada zaman itu merasa
perlu untuk menutup pintu ijtihad. Suatu keputusan berniat baik
namun gegabah dan justru memperburuk suasana.
Karena ijtihad tidak lagi dikerjakan, maka persoalan baru
tampak menjadi mustahil dan sulit dipecahkan dengan Islam. Maka
ummat Islam pun mulai mengambil solusi dari luar Islam. Mulai abad
17 M (abad 11 H), sejalan dengan invasi Barat ke negeri-negeri muslim,
ummat Islam mengambil sistem ekonomi kapitalis dan sistem hukum &
politik sekuler, meskipun mereka masih menguji agar tidak
bertentangan dengan Islam. Namun kekaburan ini sudah terlanjur
menjadi, dan ummat Islam tidak lagi kritis, bahwa sistem asing yang
Agent Of Change │ 133
diimpornya itu didasarkan pada mitos pemikiran yang bertentangan
dengan islam.
2. Kekaburan Metode Menegakkan Islam
Islam bukanlah ajaran yang memberikan sekedar ide
pemikiran, melainkan juga menunjukkan metode untuk mewujudkan
ide tersebut, yang dikenal dengan term "thariqah". Bila kita selidiki,
semua perintah-perintah ilahi selalu termasuk fikrah (ide) atau thariqah
(metode), dan tak ada perintah fikrah tanpa thariqah, atau thariqah
tanpa fikrah. Sebagai contoh, "Berimanlah kalian" adalah perintah ide
(fikrah). Perintah metode (thariqah) yang berkaitan dengan ini adalah
hal-hal yang menyangkut mengamati alam serta melakukan pemikiran
rasional yang menjadi landasan iman, dan perlindungan iman termasuk
jihad serta hukuman mati bagi orang-orang yang murtad. Kekaburan
atas thariqah Islamiyah bisa dibagi dalam tiga tahap yaitu; yang
Pertama “Kendurnya jihad”, yang Kedua lenyapnya “daulah khilafah
islam” terlepasnya bumi islam.
Kendurnya Jihad Fi sabilillah
Pada awalnya ummat Islam sadar bahwa hidup mereka
dipersembahkan untuk Islam serta untuk memanggul dakwah Islam,
dan ini berarti termasuk jihad al-qital (perang fisabilillah), agar tak ada
Agent Of Change │ 134
lagi fitnah di muka bumi sehingga agama itu hanya untuk Allah belaka
(QS 2:193). Dan karena jihad memerlukan persiapan yang matang,
maka otomatis kaum muslimin menyiapkan tubuh yang sehat dan kuat,
keluarga yang sakinah, negara yang adil, ekonomi yang mapan, IPTEK
yang maju dan ibadah yang khusyu'.
Jihad sebagai alat dakwah sekaligus menjaga kaum muslimin
agar selalu menjadi ummat terbaik di muka bumi (khairu ummah) agar
ummat lain yakin, bahwa ajakan kepada Islam memang akan
membawa mereka menjadi maju, adil, makmur dan diridhoi Allah. Bila
mereka perlu contoh, maka silakan melihat sendiri fakta sejarah di
Daarul Islam.
Namun lambat laun, bersamaan dengan kekaburan pemikiran,
maka orientasi ummat Islam mulai bergeser. Di satu sisi, sebagian
ummat lebih cenderung untuk "meresapi kehidupan “religi” yang
disalah tafsirkan sebagai "Jihad Qubra", sebagaimana tampak dalam
ribuan sekte-sekte kelompok sufi yang menjauhi jihad serta amar
ma'ruf nahi munkar. Di sisi lain, sebagian ummat lebih cenderung
"menikmati rejeki Allah" dengan hidup mewah mapan pada saat
khilafah memberi kesejahteraan di masanya, walaupun dari rezeki yang
halal. Yang jelas, jihad mulai redup. Dan dakwah mulai dikerjakan
sambil lalu, aktivitas jihad tidak lagi menjadi poros dakwah negara.
Agent Of Change │ 135
Ini yang menjelaskan, mengapa dakwah ke Asia Tenggara
praktis tanpa jihad, walau tetap pantas dikagumi, bahwa dakwah
sambil lalu dari para pedagang itu toh masih memiliki kemampuan
yang tinggi untuk mendesak suatu ajaran lama. Namun fikrah (ide
pemikiran) yang masuk sudah tidak sejernih dakwah pada generasi
awal sahabat.
Lenyapnya Daulah Khilafah
Ketika kualitas ummat semakin redup, maka semakin turun
pula kontrol atas kekuasaan sesuai pepatah Arab "Pemimpinmu itu
sebagaimana kamu". Daulah khilafah, meski saat itu masih ada dan
diakui ummat Islam di seluruh penjuru dunia, namun kekuasannya
mulai terbatas sekedar sebagai simbol persatuan spiritual, sedangkan
di mana-mana mulai tampil kerajaan-kerajaan monarki, yang meskipun
masih memerintah dengan Islam, namun tak lagi sepenuhnya
menyemangatkan Jama'atul Islamiyah (negara dunia Islam) melainkan
Jama'atul Qaumiyah (negara kebangsaan).
Akibatnya, potensi ummat Islam mulai tidak menyatu menjadi
sinergi yang luar biasa. Take care ummat Islam di suatu wilayah atas
penderitaan ummat Islam di wilayah lain tinggal sebatas pada doa dan
sedekah yang tidak seberapa, karena khilafah tidak lagi kuat untuk
menjalankan fungsi baik komando maupun koordinasinya. Di samping
Agent Of Change │ 136
itu, bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu mulai kurang dipahami
oleh ummat Islam sendiri, karena kurang dipelihara.
Ketika khilafah mulai lemah, sementara pemikiran islam
(fikrah) sudah sangat kabur, maka relatif mudah bagi bangsa Barat
untuk menginvasi dengan menggunakan politik Devide et impera
(politik pecah belah). Antar raja-raja muslim karena semangat kabilah
kesukuan mulai gampang dihasut dan diadu domba. Maka Barat
menjanjikan bantuan pada salah satu pihak, dengan imbalan wilayah.
Para penguasa muslim tidak lagi sadar, bahwa adalah haram hukumnya
meminta perlindungan pada orang-orang kafir, dan perselisihan antar
kaum muslimin harus dicarikan penengah yakni dari khalifah. Namun
apa daya ketika khilafah sendiri mulai lemah.
Maka satu demi satu bumi Islam mulai lepas ke tangan
penjajah, wilayah-wilayahnya dibagi dengan semangat nasionalisme, di
sekat menjadi negara-negara nation. Dan mulailah, sedikit demi sedikit
penjajah memasukkan sistem sekuler dalam kehidupan, dan
menggeser sistem Islam. Proses ini makin dipercepat ketika kalangan
elit muslim juga terpengaruh pemikiranya, apalagi melihat Barat secara
material atau fisik berada di atas angin, sudah sangat terkontaminasi
dengan produk-produk mitos Barat. Sementara khilafah, sebagai simbol
persatuan ummat Islam, pun sejak 1924 secara formal sudah runtuh.
Agent Of Change │ 137
3. Kekaburan Relasi Fikrah-Thariqah
Bila di kesempatan yang lalu kita sama-sama melihat secara
terpisah bahwa bidang pemikiran (fikrah) maupun metode (thariqah)
sama-sama terserang penyakit, maka lepasnya kaitan antara fikrah dan
thariqah lebih mempercepat lagi proses kemunduran tersebut, atau
setidaknya, menyulitkan proses penyembuhannya. Ibarat seorang
pasien penyakit jiwa yang juga mengalami penyakit jasmani, maka
mestinya penanganannya dilakukan secara holistis (menyeluruh), dan
tidak sepotong-sepotong, karena kestabilan jiwa juga tergantung pada
kesehatan jasmani, dan demikian pula sebaliknya.
Disintegrasi Studi Islam
Pada awalnya, kaum muslimin mempelajari Islam secara
menyeluruh. Prioritas mempelajari ilmu tidak tergantung dari
subyeknya, namun semata dari hukm syar'i amal atau prakteknya
(fardh-mustahab-mubah). Suatu amalan yang fardh, maka semua ilmu
yang terkait pun wajib (fardh). Maka ketika jihad fardh, iptek
pendukung jihad pun fardh. Demikianlah, ketika studi Islam dikerjakan
dengan benar, tak ada dikotomi pemisahan antara "ilmu agama"
dengan "ilmu dunia", tidak ada pemisahan antara hukum waris dengan
aljabar, atau ilmu sholat dengan astronomi, dll.
Agent Of Change │ 138
Namun lambat laun, sejalan dengan merebaknya mitos dan
melemahnya ijtihad, kaum muslimin lebih berkonsentrasi pada ilmu-
ilmu "ide" namun mengabaikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
metode pelaksanaan ide-ide tersebut. Maka mereka memusatkan diri
pada peraturan ibadah ritual (sholat, puasa, zakat) atau tentang nikah
dan cerai, namun mengabaikan misalnya peraturan tentang jihad,
khilafah, lembaga peradilan dan sistem ekonomi Islam. Belakangan,
sistem peradilan bahkan dipisah menjadi peradilan sistem negara yang
menjalankan hukum positif (non Islam) yang berkaitan dengan pidana,
ekonomi, tata negara dsb. Dan peradilan agama yang cuma mengurusi
keluarga nikah, cerai, waris. Hukum Islam tidak lagi dijadikan pegangan
untuk semua jenis peradilan.
Maka ketika syari'ah tidak lagi dijadikan pegangan dalam
menetapkan hukum positif, mulailah ia jauh dari realita. Fiqh Islam
didegradasi menjadi aspek teoretis-moral saja. Ia tidak lagi menjadi
alat untuk memberikan solusi bagi permasalahan sehari-hari ummat,
dan para ahlinya diturunkan jabatannya menjadi sekedar penceramah
dengan khutbahnya yang selalu diulang-ulang, tanpa bisa melahirkan
suatu energi yang produktif. Ujung-ujungnya, studi Islam dianggap
"melangit" dan tidak "membumi".
Agent Of Change │ 139
Akibatnya, Para pemuda-pemuda yang cerdas dari ummat
Islam pada umumnya akan lebih condong pada studi yang lebih praktis
seperti teknologi, kedokteran, ataupun ilmu-ilmu sistem yang dipakai,
seperti ekonomi atau hukum positif, meskipun tidak berasal dari Islam.
Dan sebaliknya, studi Islam tinggal ditekuni oleh mereka yang secara
umum second class, walaupun tetap ada satu dua orang yang gemilang,
sebagai perkecualian.
Sementara itu, secara keseluruhan, ummat menganggap studi
Islam sebagai fardhu kifayah, dan gugurlah kewajiban mereka bila telah
ada orang yang mengerjakannya. Padahal mestinya, setiap muslim
yang dewasa dan berakal sehat, fardhu ain untuk mengetahui segenap
peraturan Islam yang diperlukan dalam hidupnya sehari-hari, karena ia
diwajibkan untuk senantiasa beriorientasi pada perintah dan larangan
Allah. Akibatnya, sprial kemunduran studi Islam makin menjadi-jadi.
Evolusi Merusak Islam
Akibat "the wrong man on the wrong place" ini, yang sering
ada bukannya Islam meluruskan masyarakat namun Islam disesuaikan
dengan masyarakat. Islam tidak lagi menyesuaikan zaman, namun
zaman yang telah menyesuaikan islam. Karena ummat tidak
mengetahui lagi metode menjalankan ide-ide asli Islam, maka Islam
Agent Of Change │ 140
dicoba ditafsirkan kembali agar sesuai dengan semangat zaman. Yang
dimasuki tidak cuma aspek-aspek hukum parsial, namun bahkan ushul
fiqh yang fundamental.
Maka timbullah prinsip-prinsip nyeleneh seperti "Fiqh itu
mengikuti tempat dan waktu", atau "Tradisi itu boleh menjadi sumber
hukum", atau "Hukum boleh dihapus demi kemaslahatan", dsb. Bahkan
tidak jarang, mimpi ataupun contoh kehidupan atau pengalaman
pribadi seorang tokoh muslim kontemporer dijadikan hujjah.
Mereka mulai menghalalkan bunga (riba) dengan alasan itu
perlu untuk uang yang mengalami inflasi atau untuk mengisi kas anak
yatim (ada maslahat). Pelacuran, judi atau konsumsi khamr mulai tidak
dijauhi habis-habisan, namun justru ditolerir secara terbatas dengan
istilah "lokalisasi PSK". Kerjasama dengan negara penjajah (USA, Israel)
dikatakan halal dengan alasan tidak ada hukum yang melarangnya.
Dan muslimah difatwakan tidak usah berjilbab karena istri sang tokoh
negara juga tidak berjilbab.
Terpojok di Sudut Defensif
Ketika fikrah Islam sudah sangat redup, mitos sudah
merajalela, orang menjadi mukmin tidak karena berpikir tetapi karena
ikut-ikutan lingkungan, dakwah islam sebagai methode menerapkan
Agent Of Change │ 141
Islam di masyarakat tidak exist lagi, bahkan masyarakat semakin asing
bahkan takut dari ajaran syariat Islam yang murni, karena studi Islam
ditangani oleh orang-orang yang bukan ahlinya, yang tidak meluruskan
masyarakat namun justru merubah Islam, di saat yang sama datang
serangan yang telak dari orang-orang kafir. Menyudutkan Islam dengan
metode invasi pemikirannya (Ghazwul Fikr). Musuh-musuh Islam sadar,
bahwa tidak mungkin menghancurkan Islam dan ummat Islam dengan
kekuatan senjata. Karena itu, mereka berupaya terus menerus tanpa
henti, untuk minimal membuat Islam dan ummat Islam tidak lagi
berbahaya bagi kepentingan mereka.
Andaikata ummat Islam masih tegar seperti pohon yang sehat
dan berakar dalam, maka niscaya badai topan sebesar apapun akan
dengan kuat dihadapinya. Namun kini, ketika akar sang pohon sudah
lapuk, maka terpaan angin sepoi-sepoi saja bisa membuatnya rubuh.
Maka ummat Islam dewasa ini umumnya kebingungan, ketika
dikonfrontasikan dengan berbagai ajaran Islam yang ada dalam Qur'an
atau Sunnah sendiri. Mereka tidak bisa menerangkan, mengapa Islam
memerintahkan memotong tangan pencuri, atau membagi warisan
bagi lelaki 2x wanita, atau bahwa seorang lelaki boleh menikahi sampai
4 istri, atau bahwa dalam Islam ada perintah jihad, dsb. Ketika orang-
orang kafir orientalis mengkritik hal itu sebagai barbarik, bertentangan
Agent Of Change │ 142