The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Fahrudin Ali Fikri, 2020-12-23 22:13:03

1. Buku Konstruksi Bangunan_1 2013

1. Buku Konstruksi Bangunan_1 2013

C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda

Gambar 5-13 : Konstruksi Kuda-kuda
Perhatikan gambar di atas dan di bawah ini detail 1, 2 dan 3, bagian bagian
dari konstruksi kuda kuda adalah sebagai berikut;

a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang

142

Gambar 5-14 : Pembebanan pada Konstruksi Kuda-kuda

Perhatikan gambar sebuah rumah, yang bangunan tersebut memiliki atap
misalkan saja atap seng, menggunakan konstruksi kuda-kuda dari
kayu.Sebagi ilustrasi dapat dilihat gambar di di atas.Perhatikan dari mulai
gambar 1-2-3, dan bayangkan bentuk kuda kuda kayu yang ada.Akibat
adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda, bagian atas (P)
mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda-kuda
menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka
tembok akan roboh.

Gambar 5-15 : Proses Terjadinya Balok Melentur

143

Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke sampingperlu
dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawahbalok kaki kuda-
kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).Karena
bentangan menahan beban yang bekerja dan beban beratsendiri kuda-kuda,
maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’, dengan
adanya pelenturan, tembok seolah olah ke dalam.

Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung ataskaki kuda-
kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah
batang tarik AB yang disebut tiang gantung. Semakin besar beban yang
bekerja dan bentangan yang panjang,sehingga kaki kuda-kuda yang miring
mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda
maka bidang atap akan keliatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.

Gambar 5-16 : Tiang Gantung

Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang
sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang padabagian bawah
tiang gantung ujung atas skoor menopang bagiantengah kuda-kuda.Dengan
demikian pelenturan dapat dicegah.Pada bangunan-bangunan yang
berukuran besar, kemungkinankonstruksi kuda-kuda melentur pada
bidangnya karena kurang begitukaku.Untuk itu perlu diperkuat dengan dua
batang kayu horizontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang
gantung.

144

Gambar 5-17 : Batang Sokong

Dalam perencanaan untuk bangunan gedung, ada beberapa komponen yang
harus mendapatkan perhatian, dan susunan atau konstruksi tersebut
mencangkup sebagai berikut; Bagian atas; 1) Penutup atap + Rangka (kuda-
kuda); 2) Plafon +Rangka, dan bagian bawah antara lain bangunan, seperti
balok, kolom dinding, dan pondasi. Pada konstruksi bangunan gedung harus
ada kegiatan pembuatan pondasi sebagai bagian dari konstruksi bangunan
gedung yang berfungsi sebagai pemikul atau menahan beban bangunan dan
beban-beban lainnya, pada kondisi disini jenis pondasi dan kedalaman
pondasi tergantung perhitungan beban konstruksi yang harus dipikul.

Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja apada konstruksi kuda-kuda, dan
bagaimana balok-balok pada kaki kuda-kuda dibuat kuat, berikut ini dapat
dipelajari proses terjadinya gay-gaya dan apa yang ditimbulkannya.
Perhatikan gambar konstruksi kuda-kuda seperti dibawah dan proses-proses
yang tadi telah dijelaskan di atas, dan telah dijkeaskan akibat gaya vertical
dari bubungan akan timbul reaksi pada tumpuan berupa reaksi vertical dan
reaksi horizontal.

P =Gaya horizontal
RH =Reaksi horizontal
RV =reaksi vertical

145

Gambar 5-18 : Reaksi Pembebanan Pada Kuda-kuda

Pada konstruksi kuda – kuda disini terbentuk dari tiga sisi yang saling
berhubungan satu sama lain berupa titik –titik simpul, yang kestabilan
konstruksi disini terlihat lebih kaku dan kuat.
Batang AB =sebagai balok tarik (+)
Batang AC dan Batang BC =balok tekan (-)

Penyaluran beban/ gaya tersebut ditampung oleh balok-balok portal dan
kemudian penyaluran beban dari atas lewat kolom-kolom konstruksi yang
sudah direncanakan dan kolom konstruksi harus dihitung dengan teliti dengan
menempatkan dengan jarak-jarak tertentu. Rangka Atap, bagian konsrtuksi
suatu bangunan sebagai pelindung kepada penghuninya dari; terik matahari,
hujan, atau suara yang frekuensinya besar.Konstruksi kuda-kuda
direncanakan agar kestabilan kuda-kuda betul-betul kuat dan dapat menahan
penutup atap, beban hidup ataupun beban angin sampai ke beban akibat
gempa yang mungkin dapat terjadi setiap saat.Konstruksi kuda-kuda yang
perletakannya duduk pada ringbalk dan yang terpenting posisi kuda-kuda
duduk pada posisi kolom konstruksi yang sudah diatur jaraknya.

Konstruksi dari penutup atap, rangka kuda-kuda sampai kepada rangka
bangunan dapat disebut sebagai upper struktur.
1) Penutup atap adalah bagian atas dari atap dapat berupa genting atau

bahan penutup lain contoh asbes gelombang, seng gelombang atau
kemungkinan jika beton disebut dak beton. Tentunya perlu diperhatikan

146

kemiringannya dan diberi water proofing agar tidak terjadi rembesan air
dari atas.
2) Plafon hanger merupakan rangka plafon yang diatur jaraknya dan
disesuaikan dengan bahan plafon yang akan digunakan, apakah bahan
eternity, bahan tripleks atau bahan gypsum.
3) Plafon yang merupakan bagian dari interior dibuat agar ada kenyamanan
bagi si penghuninya, hal lain perlu memperhatikan penempatan titik – titik
lampu atau armature sehingga nyaman, indah dan artistic ruangan yang
akan dibangun.

Gambar 5-19; Struktur Bagian Atas

147

D. Bahan Rangka Atap

Telah dijelaskan, bahwa fungsi utama rangka atap adalah menahan beban-
beban yang bekerja pada konstuksi atap, oleh karena itu kekuatan sebuah
atap sangat tergantung pada jenis material rangka atap yg digunakan, dan
perhitungan konstruksi rangka atap berdasarkan itungan matemtaika dan
mekanika tekik. Bentuk atau model atap tergantung pada susunan rangka yg
dibentuk, jadi peranan rangka atap adalah faktor yg paling menentukan pada
suatu bangunan, karena rangka atap itu adalah tempat melekatnya atau
bertumpunya material penutup atap.

Berikut beberapa bahan yang sering digunakan sebagai material struktur atau
konstruksi rangka atap, antara lain;
1) Bahan alam langsung; seperti a) Rotan, b) Bambu, dan c) Kayu, Material

yg paling banyak digunakan saat ini adalah kayu, selain kekuatannya,
kayu juga tahan lama & tahan terhadap angin. Kayu juga mudah dibentuk
sesuai selera
2) Bahan industri dan rekayasa;

a) Baja ringan (Truss); Hasil rekayas industri, berupa baja ringan
adalah jenis material saaat ini yang sangat diminati oleh orang
banyak termasuk pada perumahan, selain ringan jenis ini juga anti
rayap & tahan korosi, dan saat in mudah didapat.

b) Baja; Banyak digunakan pada bangunan dgn bentang yg cukup
besar seperti pada bangunan industri & aula

c) Beton; Digunakan pada konstruksi dgn memikul beban berat
diatasnya & juga pada bentangan panjang

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu

Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atap. Kuda-kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian
batang yang selalu membentuk segitiga, dengan mempertimbangkan berat

148

dan gaya-gaya yang diterima rangka atap. setiap susunan rangka batang
harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu
memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan

Saat ini bahan kayu sudah semakin sulit didapat, adakalanya harga kayu
menjadi lebih mahal dari konstruksi lain, atau kualitas kayu yang baik sebagai
bahan konstruksi sudah sulit ditemukan. Penggunaan kayu untuk dibuat
konstruksi kuda-kuda kayu dengan bentang lebar, kuat, efektif dan efisien,
perlu memahami penggunaan kayu diantaranya sebagai berikut; a)
Diketahuinya sifat dan jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,
b) Teknik penyambungan dan jenis alat sambung, dan c) Teknik pengawetan
kayu yang semakin baik.

Pemilihan atas suatu bahan bangunan kayu tergantung dari sifat-sifat teknis,
ekonomis dan keindahan. Jikalau dipilih kayu sebagai bahan bangunan maka
perlulah diketahui sifat-sifat kayu sepenuhnya. Kayu mempunyai sifat-sifat
spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain. Kayu sebagai satu bahan
mempunyai beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain yang dibuat manusia. Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet,
mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan
seratnya atau sejajar seratnya. Kayu adalah material anisotrop dan
mempunyai sifat-sifat mekanik kayu ke berbagai arah tidak sama. Kayu
mempunyai kemampuan mudah dikerjakan dan relatif murah. kekurangan
kayu mempunyai sifat yang kurang homogen dengan adanya cacat alam
seperti arah serat yang berbentuk spiral dan diagonal serta adanya mata
kayu. Mengatasi adanya cacat alam, kayu kurang kuat menerima gaya tarik,
untuk itu dapat digunakan bahan baja sebagai pengganti batang tarik untuk
menerima gaya tarik.

Beberapa pedoman atau ketentuan, alam perencanaan kuda-kuda kayu,
antara lain, yaitu;

1) Persyaratan bahan; Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur
tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad

149

kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
2) Beban-beban yang dihitung adalah beban mati yaitu; berat penutup
atap, reng, usuk,gording, kuda-kuda dan beban hidup; angin, air hujan,
orang pada saat mengerjakan atau memperbaiki atap.
3) Pekerjaan Konstruksi rangka Atap; Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan
angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu
kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
4) Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
5) Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
6) Ukuran kayu : Dipakai ukurna kayu yang sesuai dengan
persediaan,dan diperhitungkan kekuatannya
7) Pelaksanaan Pekerjaan.
 Sebaiknya, semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin

hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit
penghalusan.
 Sebaiknya, Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus
waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang
setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
 Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus
diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar
diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
 Pekerjaan kayu harus rata, tidak melentur, atau bengkok

150

Gambar 5-20 : Konstruksi

i Kuda-kuda Kayu

151

152

Gambar 5-21 : Detail Gording dan Usuk Kayu

153

Gambar 5-22: Perspektif Struktur Rangka Atap Kayu

Gambar 5-23: Model Hubungan Balok Tarik Dan Tekan
154

2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan

Konstruksi rangka atap baja ringan, adalah konstruksi yang terbuat dari bahan
baja ringan (truss), saat ini sudah menjadi solusi bagi rangka atap rumah
biasa yang masih menggunakan bahan kayu sebagai bahan dasar. Konstruksi
rangka atap dengan menggunakan baja ringan yang disusun untuk dapat
menopang beban di atasnya. Rangka atap baja ringan ini telah banyak
digunakan karena lebih effisien, sehingga biaya perawatan lebih murah, serta
memiliki keunggulan lain dengan menggunakan baja ringan untuk atap rumah
yaitu tahan lama dengan bahan baja ringan tersebut. Rangka atap baja ringan
dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil dan kokoh dengan
keunggulan baja ringan yang tahan terhadap segala cuaca, tidak berkarat,
anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh
dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan memiliki kelebihan-
kelebihan.

Rangka atap baja ringan (Truss) tersedia dalam berbagai alternative dalam
spesifikasi, bentuk, dan ukuran, rangka atap dapat dibentuk dari profil-profil
batangan dengan ketebalan tertentu, dan panjang yang dapat dipesan sesuai
dengan kebutuhan. Penggunaan rangka baja ringan untuk keperluan penutup
atap, salah satu keunggulannya dapat melindungi rangka atap baja ringan
dari rayap, lapuk (berjamur), karat dan tahan terhadap segala cuaca, serta
ikut melestarikan lingkungan kita. Dengan menggunakan rangka atap jenis ini,
dapat bertahan hingga puluhan tahun, hal ini akan menjadikan bahan ini
unggul dari bahan kayu pada keawetan atau ketahan umur pakai. Pekerjaan
rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi
panjang yang terdiri dari :

1) Rangka utama atas (top chord)
2) Rangka utama bawah (bottom chord)
3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung

menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah
yang cukup.

155

4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng

Berikut ini adalah bentuk, dan fungsi dari baja ringan yang akan dijadikan
rangka atap pada bangunan. Spesifikasi teknis baja ringan, masing-masing
produk akan berbeda sesuai dengan tipe dan jenis yang diproduksi oleh
pabrik, namun spesifikasi itu tidak jauh dari bentuk dan ukuran.

Tabel :Material Utama Bahan Rangka Atap baja Ringan

GAMBAR NAMA dan FUNGSI
Rangka kuda-kuda (truss)

Reng (roof batten)

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter);
Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut, pada pertemuan sisi
dalam manggunakan talang dalam
(Valley Gutter) untuk mengalirkan air
hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm.
Alat Sambung (Screw);
Baut menakik sendiri (self drilling screw)
digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi

Multigrip;
Konektor antara kuda-kuda baja ringan
dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah

156

Gambar 5-25: Profil Baja Ringan
Gambar 5-26 : Rangka Atap Baja Ringan

Gambar 5-27: Rangka Atap Baja Ringan

157

Beberapa bentuk sambungan profil baja ringan

Gambar 5-28: Bentuk sambungan Profil Baja Ringan
Beberapa kelebihan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;

1) Lebih awet, tidak dimakan rayap
2) Tahan terhadap api
3) materialnya ringan dan mudah dirakit,bila dibandingkan rangka kayu
4) Dapat dirancnag dan dibuat dalam bentangan yang panjang dan lebar

158

5) Struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti
jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.

6) Struktur menggunakan sistem tumpuan sendi dan roll
Beberapa kekurangan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;

1) Membutuhan tukang yang ahli
2) Strukturnya seperti jaring, maka bila ada salah satu bagian struktur

yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.
3) Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong

dan dibentuk berbagai bentuk.

159

GLOSSARY

Baja, adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama
dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak
berperan dalam peningkatan sifat dan karakteristik baja.

K Kekuatan ( Strenght), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah, kekuatan ini terdiri
dari : kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekuatan geser, dan lain
sebagainya.

Ø Kekerasan (Hardness), adalah kemampuan bahan untuk tahan terhadap
goresan, pengikisan (abrasi ).Sifat ini berkaitan terhadap sifat tahan aus (
wear resistance ).

Kekenyalan (Elastisity), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
permanent setelah tegangan dihilangkan.

Kekakuan (Stifness), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
atau defleksi

Las Karbid (Las OTOGEN); Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan
pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid)

Las Listrik (Las LUMER); Yaitu pengelasan yang menggunakan energi
listrik, untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi
dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda
kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang
las / elektrode las.

Profil WF (Wide Flange), adalah salah satu jenis profil baja struktural
yang paling banyak digunakan untuk konstruksi baja

Paku keling, adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat

St, adalah singkatan dari Steel (baja) sedangkan angka 37 berarti
menunjukkan batas minimum untuk kekuatan tarik 37 km/mm2

160

A. Baja Sebagai Bahan Bangunan

Dalam pekerjaan struktur bangunan dewasa ini, dikenal ada dua bahan yang
sering dipakai yaitu Baja dan Beton, kedua bahan ini pastinya sangat beda
terutama dari segi kekuatan dan satu sama lainnya mempunyai suatu
kelebihan dan kekurangan. Baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan
ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi
bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat.Pengetahuan
mengenai karakteristik baja merupakan keharusan apabila kita menggunakan
baja sebagai pilihan untuk merencanakan suatu bagian struktur.

Gambar 6-1 : Baja Sebagai Konstruksi

Menurut sifatnya baja merupakan bahan yang keseragamannya dari
komposisinya sangat baik dan homogenitasnya sangat tinggi terutama Fe
(Ferum) dalam bentuk Kristal dan zat arang (C). Berbagai bentuk dan jenis
profil baja struktural yang tersedia di pasaran.Semua bentuk profil tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Beberapa jenis profil baja
yang dipakai antara lain profil profil siku (L), C dan IWF. Profil siku atau profil L
adalah profil yang sangat cocok untuk digunakan sebagai bracing dan batang
tarik. Profil ini biasa digunakan secara gabungan, yang lebih dikenal sebagai
profil siku ganda.Profil ini sangat baik untuk digunakan pada struktur truss.
Profil C atau kanal mempunyai karakteristik flens pendek, yang mempunyai
kemiringan permukaan dalam sekitar 1 : 6, profil IWF terutama digunakan
sebagai elemen struktur balok dan kolom.

161

Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang
dalam kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan
bentuk penampang yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar baja
dibentuk oleh proses penggilingan dengan pemanasan, dan pembentukan
dengan pendinginan. Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah
proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang merah menyala
secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling.
Penampang melintang dari bongkahan biasanya dicetak dari baja yang baru
dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat
proses penggilingan ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih
kecil dan menjadi bentuk yang tepat dan khusus. Bentuk penampang
melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang
membentuk balok dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kanal dan siku
cocok untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-
elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi
empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan
digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai
ketebalan.

Semua bahan bangunan yang telah dikenal dan dipakai dalam konstruksi
pada umumnya mempunyai beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan
bahan baja, seperti misalnya kayu dan beton, kurang mempunyai daya tahan
terhadap kekuatan tarik dan terlalu getas terhadap benturan. Baja disamping
kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume baja, juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan
bangunan yang sangat umum dipakai sekarang ini.

1. Keuntungan Baja sebagai Bahan Bangunan

Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan
tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan

162

bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa keuntungan baja
sebagai material struktur antara lain, yaitu;
1) Kekuatan; Kekuatan Tinggi, baja bisa diproduksi dengan berbagai

kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya
(Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis
yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan
kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan
bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan
perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan
kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya
profil-profil yang dipakai.
2) Pemasangan mudah; Kemudahan konstruksi baja bisa dipersiapkan
di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan
ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah
dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi
mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-
toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian
konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena
komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-
sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.
3) Keseragaman; Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun
dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para
ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan
berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan
demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya
terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.
4) Daktilitas; Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus
disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu
mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini
sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan
bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada

163

peristiwa gempa bumi. Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari
struktur baja, antara lain adalah:
− Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
− Dapat di las.
− Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan

lainnya.
− Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi

masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
− Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan

yang tidak terlalu sukar.
− Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga

mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
− Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja

perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk bahaya kebakaran.
− Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja
dari bahaya karat.
− Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang
yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi
tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal.

2. Sifat Mekanis Baja

Menurut SNI 03–1729–2002 tentang tata cara Perencanaan Struktur Baja
untuk bangunan Gedung, sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam
perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada
Tabel di bawah ini. Tegangan leleh Tegangan leleh untuk perencanaan (f y)
tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan pada Tabel Tegangan putus
Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidak boleh diambil melebihi nilai
yang diberikan

164

Tabel : Sifat mekanis baja struktural

Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan
ditetapkan sebagai berikut:

 Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
 Modulus geser : G = 80.000 MPa
 Nisbah poisson : μ = 0,3
 Koefisien pemuaian : á = 12 x 10 -6 / o C.

3. Ketentuan Persyaratan Perencanaan Baja dalam Konstruksi

Pada SNI diatur berbagai standar teknis, perencanaan, pekerjaan ,
pelaksanaan konstruksi yang menggunakan bahan baja. Menurut SNI 03 –
1729 – 2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua baja struktural sebelum difabrikasi,
harus memenuhi ketentuan Berikut ini adalah ketentuan yang diisyaratkan,
menurut SNI di atas, yaitu:

 SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/baja);

 SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan
Cara Uji;

 SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu
dan Cara Uji;

 SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
 SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan

Cara Uji;

165

 SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
 SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
 SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
 SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas,

Mutu dan Cara Uji;
 SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk

Konstruksi Umum;
 SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
 SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan

Pengelasan;
 SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Rumah dan Gedung.

B. Baja Profil

Baja profil banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Baja
adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan
karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan
dalam peningkatan sifat dan karakteristik baja. Saat ini baja profil banyak
dipakai sebagai material konstruksi karena sifat mekaniannya yang sangat
baik, yaitu kekuatan dan keuletannya, selain itu juga baja sangat mudah untuk
di bentuk menjadi bermacam-macam bentuk. Baja mempunyai kekerasan dan
kekuatan yang sangat baik dibandingkan dengan bahan lain, seperti; material
polimer, alumunium, bahkan titanium. Biasanya kekuatan baja ditingkatkan
dengan menambah jumlah karbon sebagai campuran logam, akan tetapi
penambahan ini dapat menurunkan sifat plastisnya terutama keuletan setelah
dilas.

Proses pembuatan baja, dilakukan dengan campuran peleburan dari biji besi
menjadi besi kemudian peleburan ulang dari besi di campur logam yang lain
menjadi baja. Pembuatan mendasar yang harus di lakukan pada setiap
proses pembentukan baja adalah dengan cara menurunkan kadar karbon
dari 3-4% dalam besi menjadi 0-1,5%, yaitu dengan mengoksidasikannya
dengan oksigen, kemudian membuang simn dan p serta pengotor lare melalui

166

pembentukan terak, dan menambahkan logam aliase seperti
cr,ni,mn,v,mo,dan w sesuai dengan jenis baja yang di inginkan. Sekarang
pembuatan baja lebih banyak menggunakan tungku oksigen (basic oxygen
process), diamana tungku oksigen adalah tungku yang berupa selinder baja
oksigen pelapis yang bersifat basa, seperti Mgo atau Cao.

Beberapa sifat baja, yang didasarkan pada hasil baja yang dibuat dan
dibentuk. Baja dibuat dalam perbandingan (prosentase) zat arang yang
berlainan, semakin tinggi prosentase zat arangnya,maka baja menjadi
kekuatan tanknya bertambah, kekerasannya bertambah, juga dapat
dikeraskan (disepuh) maksimum 1,7% karbon. Baja mudah berkarat oleh
panas maupun lembab, maka penggunaan baja untuk transmisi harus dilapisi
untuk menahan karat.

Berikut adalah jenis baja utama yang biasa dipakai di Indonesia sesuai
kebutuhan konstruksi.

Tabel : Profil Baja yang ada di Pasaran

BENTUK NAMA DAN PROFIL BAJA

Wide Flange (WF)
WF biasa digunakan untuk : balok,
kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite
beam atau column, kantilever kanopi, dll.

Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC,
balok H, balok I, balok W.

UNP

Penggunaan UNP hampir sama dengan

WF, kecuali untuk kolom jarang

digunakan karena relatif lebih mudah

mengalami tekuk.

Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

167

UNP

Equal Angle (Hot Rolled)
Biasa digunakan untuk : member pada
truss, bracing, balok, dan struktur ringan
lainnya.

Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

Unequal Angle (Hot Rolled)
Penggunaan dan istilah lain hampir sama
dengan Equal Angle.

Lipped Channel
Biasa digunakan untuk : purlin (balok
dudukan penutup atap), girts (elemen
yang memegang penutup dinding
misalnya metal sheet, dll), member pada
truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-
channel, profil C

Equal Angle (Cold Formed)

Biasa digunakan untuk : bracing struktur

ringan (kecil), rangka komponen

arsitektural, support komponen-

komponen ME.

Istilah lain : hampir sama dengan EA hot

rolled.

Unequal Angle (Cold Formed)
Pengunaan dan istilah lain hampir sama
dengan Equal Angle.

168

RHS (Rectangular Hollow Section) –

cold formed

Pengunaan komponen rangka

arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll),

rangka dan support ornamen-ornamen

non struktural.

Istilah lain : besi hollow (istilah pasar),

profil persegi, profil []

RHS (Rectangular Hollow Section) –
cold formed
Pengunaan : komponen rangka
arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll),
rangka dan support ornamen-ornamen
non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar),
profil persegi, profil []

SHS (Square Hollow Section) – cold
formed

Pengunaan dan istilah lain hampir sama
dengan RHS.

Steel Pipe

Penggunaan : bracing (horizontal dan
vertikal), secondary beam (biasanya
pada rangka atap), kolom arsitektural,
support komponen arsitektural (biasanya
eksposed, karena bentuknya yang
silinder mempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa

T-Beam (Hot Rolled) lantai, balok
Pengunaan : balok (kanopi)
kantilever
Istilah lain : balok T

Profil WF (Wide Flange) adalah salah satu jenis profil baja struktural yang
paling banyak digunakan untuk konstruksi baja. Namun, profil ini punya
banyak nama dan istilah penyebutan, ada yang menyebutnya dengan profil H,
HWF, H-BEAM, IWF, dan I. bahkan ada juga beberapa tempat yang

169

menggunakan istilah WH, SH, dan MH. Berdasarkan SNI, berikut ini dapat kita
pahami beberapa standar produksi material profil berbentuk I.

1) Baja I Beam Canai Panas SNI 07-0329-2005,

2) Baja Profil H Hasil Pengelasan Dengan Filter SNI 07-2610-1992

170

3) Baja Profil WF Beam Proses Canai Panas SNI 07-7178-2006

Berikut ini dapat dilihat beberapa proses pembentukan baja profil I, Profil WF
dan Profil H, sehingga penamaan dapat dilihat dari pembentukannya.

Profil I Profil WF Profil H

Proses pembuatan: Proses pembuatan: Proses pembuatan:
pelat + las.
hot-rolled hot-rolled

Ada 2 lengkungan (r1, Ada 1 lengkungan (r1)

r2)

Persamaan atau perbedaan penamaan baja profil seperti yang dijelaskan di
atas, tidak menjadi masalah, penamaan material bangunan juga berlaku bagi
material lain, beda daerah beda juga sebutannya. Perbedaan akan signifikan
bila ditinjau dari data teknis, seperti ukuran, dan volume. Berikut ini data teknis
yang dapat ditampilkan antara beberapa jenis baja.

Tabel : Perbandingan Lebar Profil Baja WF

Profil SH (short-H) Profil WH (wide-H) Profil MH (middle-H)

Profil WF yang Profil WF yang Profil WF yang berada di
lebarnya kira-kira
lebarnya kira-kira antara SH dan WH.
sama dengan
setengah kali sama dengan satu kali Seperti: 150×100,
tingginya. Seperti:
100×50, 200×100, tingginya. Seperti: 250×150

250×125 150×150, 175×175, (Jarang ada di pasaran)

300×300

171

C. Sambungan Baja

Pada konstruksi baja, sambungan pelat ataupun sambungan profil baja lazim
dilakukan, karena ada kemungkinan suatu profil baja kurang panjangnya,
tetapi selain itu ada juga kemungkinan diadakan sambungan karena
pertemuan suatu batang dengan batang yang lain pada satu titik buhul,
dengan menggunakan pelat buhul. Adapun sambungan baja dilakukan untuk
tujuan;

1) Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.

2) Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar,
tebal, dan sebagainya).

3) Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
4) Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi

mengalami rusak.
5) Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi

yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat
perubahan suhu.

Alat penyambung yang lazim digunakan untuk profil baja ialah baut, paku
keling dan Las. Kalau dibandingkan ketiga alat penyambung ini, alat
penyambung las merupakan alat penyambung yang menghasilkan
sambungan yang lebih kaku. Kemudian untuk alat penyambung baut dan
paku keling, alat penyambung paku keling menghasilkan sambungan yang
lebih kaku jika dibandingkan dengan alat penyambung baut.

Jadi dalam konstruksi (struktur) baja dikenal tiga jenis sambungan, yaitu;

1) Sambungan dengan menggunakan Baut
2) Sambungan dengan menggunakan Paku Keling
3) Sambungan dengan menggunakan Las

172

1. Sambungan Menggunakan Baut

Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu, baut baja karbon
sedang, baut baja karbon rendah, dan baut baja tahan karat. Baut adalah alat
sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk
kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk
membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun
sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran
batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam)
sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi
empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau
pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Elemen yang disambung Pelat Penyambung
Elemen yang disambung

Profil IWF Profil IWF

Gambar 6-2 : Sambungan Profil IWF dengan Baut

Baut untuk konstruksi baja bangunan dibedakan 2 jenis :
1) Baut Hitam; Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk

konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang
dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
2) Baut Pass; Yaitu baut dari baja mutu tinggi ( ³ St-42 ) dipakai untuk
konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter
lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran d 0,1 mm.

173

Macam-macam ukuran diameter baut untuk konstruksi baja antara lain
D7/16” ( d = 11,11 mm ) D7/8” ( d = 22,22 mm )
D1/2” ( d = 12,70 mm ) D 1” ( d = 25,40 mm )
D5/8” ( d = 15,87 mm ) D11/8” ( d = 28,57 mm )
D3/4” ( d = 19,05 mm ) D11/4” ( d = 31,75 mm )

Gambar 6-3 : Bentuk Baut
Beberapa keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :

 Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
 Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
 Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d

(Tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d).
 Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk

konstruksi berat /jembatan.
174

2. Sambungan menggunakan Paku Keling

Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat dengan bentuk seperti gambar berikut.

Sambungan dengan paku keling ini
umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung
pangkalnya lebih besar daripada batang
paku kelingnya. Oleh karena itu pengelingan
banyak dipakai pada bangunan-bangunan
bergerak atau bergetar.

 Keuntungan: tidak ada perubahan
struktur dari logam disambung. Oleh
karena itu banyak dipakai pada
pembebanan-pembebanan dinamis.

 Kelemahan: ada pekerjaan mula
berupa pengeboran lubang paku
kelingnya, dan kemungkinan terjadi
karat di sekeliling lubang tadi selama
paku keling dipasang.

Spesifikasi Paku Keling

Dari gambar di atas, dapat diperoleh gambaran bentuk umum dari paku
keling, kemudian perhatikan gambar di bawah ini yang menjelaskan bagian-
bagian paku keling.

Gambar 6-5: Bentuk Profil Paku Keling

175

Dari gambar di atas dapat dilihat data tentang bagian-bagian dari
paku keling, yaitu;
 Kepala
 Badan
 Ekor
 Kepala penutup

Bahan atau material paku keling, adalah:
1) baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/
beban yang diterima oleh sambungan.
2) Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought
iron.
3) Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply :
copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.

Ukuran paku keling di pasaran bermacam-macam, utnuk lebih lengkap dapat
dilihat pada daftar di bahwa ini. Beberapa Ukuran- ukuran paku keling yang
dapat diperoleh di pasaran, yaitu :

11 mm, 14 mm, 17 mm, 20 mm, 23 mm, 26 mm, 29 mm, dan 32 mm.

Gambar 6-6 : Diamater dan Simbol Paku Keling

176

Berikut ini gambar beberapa bentuk paku keling yang ada di pasaran dan
jenis sesuai dengan entuk kepala.

Gambar 6-7 : Bentuk Paku Keling

177

Pada umumnya paku keling yang dipakai pada struktur baja adalah paku
keling yang dipasang di bengkel dan paku keling yang dipasang di lapangan.
Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keling terdiri secara
sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan berbentuk
mangkuk setengah bulatan. Tetapi bisa juga kepala paku keling tersebut
berbentuk bonggolan. Pada saat paku keling berada dalam keadaan plastis,
paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi
pada sisi yang lainnya, dan paku keling tersebut mengembang serta mengisi
seluruh lubang.

Proses penempaan menggunakan paku keling, sebuah alat bucking di
tempatkan dibawah kepala paku keling di sisi belakang sambungan, untuk
memegang paku keling supaya tidak bergerak dan berfungsi sebagai
landasan. Setelah ditempa, paku keling kemudian menjadi angin dingin dan
pendek, proses pemendekkan ini akan memberikan tekanan pada pelat-pelat
yang disambung. Didalam perhitungan, prinsip sambungan dengan
menggunakan paku keling sama saja dengan prinsip sambungan dengan
menggunakan baut. Yang membedakannya hanyalah tegangan izin.

Berikut ini adalah beberapa langkah atau pedoman Pemasangan Paku Keling,
yaitu;
1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling

yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.

178

3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.

4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.

5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.

6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik
atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan
dipasang.

Gambar 6-8 : Sambungan dengan paku Keling

Kegagalan Sambungan paku Keling antara lain, yaitu; Robek pada salah satu
sisi plat (tear off at the edge), robek pada plat melintas baris rivet (tear off
across a row), bergesernya rivet (shear off), dan hancur atau rusaknya rivet
(crushing off)

3. Sambungan Menggunakan Las

Pengelasan adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil baja, selain
menggunakan baut dan paku keling. Kalau diperhatikan sekarang ini,
sebagian besar sambungan yang dikerjakan di bengkel-bengkel kecil di
pinggir jalan banyak menggunakan las, misalnya pembuatan pagar besi,
pembuatan tangga besi, bodi mobil ataupun ataupun peralatan rumah tangga.
Proses pengelasan biasanya dikerjakan secara manual dengan menggunakan
batang las (batang elektroda). Batang elektroda berbeda-beda tipenya
tergantung kepada jenis baja yang akan dilas, di pasaran biasanya disebut las

179

listrik. Selain itu ada juga proses pengelasan dengan menggunakan gas
acetylin yang disebut las antogen, bahasa pasarannya disebut las karbit,
berikut ini akan kita jelaskan jenis las yang digunakan dalam sistem
penyambuga pada baja konstruksi.

Gambar 6-9: Sambungan Menggunakan Las

Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara
memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun
tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan
baik. Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
1) Las Karbid (Las OTOGEN); Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan

pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid).
Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau
konstruksi sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan sebagainya.
2) Las Listrik (Las LUMER); Yaitu pengelasan yang menggunakan energi
listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi
dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda
kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang
las / elektrode las. Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja
maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan
baja, dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang
sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode /
batang las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan
elektrode yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat
berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm,
dan 7 mm.

180

Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban konstruksi)
maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus
dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang
profesional.
Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :
 Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las

dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
 Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
 Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.

Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat
konstruksi, sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat
konstruksi.
 Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
 Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh.

Kerugian / kelemahan sambungan las :
 Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan.

Jika pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak
baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu
sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan
yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan
kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena
itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta
api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
 Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.

181

GLOSSARY
Aluminium, adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong
ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr/ cm3.

Aluminium foil, merupakan paduan aluminium yang dibuat dalam
bentuk lembaran tipis, ketebalan aluminium foil berkisar 0,2 mm dan
mengandung sekitar 92% sampai 99% aluminium, aluminium foil
tersedia dalam berbagai ukuran dan karakteristik dan terutama
digunakan untuk mengemas berbagai barang.

Double side, adalah lapisan pada dua sisi atas dan bawah sehingga
tampak mengkilat pada kedua sisi

Fischer, adalah teknik mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang
diborkan dan ditanam

Folding Gate, adalah pintu lipat, yang memiliki dua sisi yaitu rangka
silang (harmonika) dan slat daun.

Roolling Door, adalah pintu yang bisa digulung ke atas, jadi untuk
membuka pintu ini adalah dengan cara di gulung, biasanya Rolling Door
digunakan untuk toko atau ruko dan juga garasi rumah, Ada beberapa
jenis Rolling Door, seperti Rolling Door Aluminium dan Rolling Door Besi

Single side, adalah lapisan hanya satu sisi bagian atas sehingga akan
tampak mengkilat dibagian atas dan buram dibagian bawah.

Ø

182

A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan

Aluminium dalam bentuk bauksit adalah suatu mineral yang berasal dari
magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara
residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses
pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat. Aluminium merupakan
logam paling berlimpah yang mudah ditemukan, merupakan unsur kimia
dengan lambang kimia aluminium atau Al, aluminium tidak termasuk dalam
jenis logam berat. Aluminium digunakan dalam banyak hal.Kebanyakan
darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi.Juga secara luas
digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di
rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium
juga digunakan untuk melapisi lampu mobil. Selain itu aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, air minum, knalpot mobil,
penggunaan aluminium foil, dan peralatan masak. Aluminium juga merupakan
konduktor listrik yang baik, dan kuat, juga buat panas, dapat ditempa menjadi
lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang dan tahan korosi.

Ciri-ciri aluminium, adalah merupakan logam yang berwarna perak-putih,
dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat plastisitas yang
cukup tinggi, dan merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam
kerak bumi setelah setelah silisium dan oksigen.Aluminium juga memiliki sifat
yang lebih unggul dibandingkan dengan sifat logam lain. Sifat-sifat Aluminium
yang lebih unggul bila dibandingkan dengan logam lain adalah sebagai
berikut:

1) Ringan; Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7
gr/cm3.

2) Kuat; Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini
dapat berubah menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium
tersebut dikenakan proses pencairan atau roling. Aluminium juga
menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg,
Zn, Mn, Si.

183

1. Ketahanan Terhadap Korosi; Aluminium mengalami korosi dengan
membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat keras dan pada
lapisan ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang berada di
bawahnya. Dengan demikian logam Aluminium adalah logam yang
mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan
besi dan baja lainnya.

2. Daya Hantar Listrik Yang Baik; Aluminium adalah logam yang paling
ekonomis sebagai penghantar listrik karena massa jenisnya dari
massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari Aluminium kira-kira
dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.

3. Anti Magnetis; Aluminium adalah logam yang anti magnetis.
4. Toksifitas; Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak

berbau.
5. Kemudahan dalam proses; Aluminium mempunyai sifat yang baik

untuk proses mekanik dari kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat
dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan, ekstrusi
dan penempaan Aluminium
6. Sifat dapat dipakai kembali; Aluminium mempunyai titik lebur yang
rendah, oleh karena itu kita dapat memperoleh kembali logam
Aluminium dari scrap.

Aluminium juga mempunyai sifat kimia dan fisika yang khas, sifat ini
membedakan aluminium dari logam-logam lain. Pemakaian almunium
sebagai bahan bangunan, antara lain sebagai pengganti kayu atau bahan
lainnya, aluminium lebih awet dan sekali pasang untuk selamanya dan tidak
perlu diganti dan hanya perlu perawatan untuk membersihkan secara periode.
Penggunaan aluminium untuk bahan bangunan diantaranya untuk kusen
aluminium , pintu aluminium , rangka jendela aluminium , campuran atap baja
ringan) dan lain-lain. Dengan semakin mahal nya harga kayu, maka peran
aluminium sebagai bahan bangunan menjadi sangat penting.

Adanya perubahan dalam penggunaan dan konsep design rumah tinggal,
salah satunya adalah mulai berkurangnya penggunaan bahan dari kayu dan
digantikan dengan bahan jadi seperti aluminium, beton, plastik. Penggunaan

184

kusen aluminium pada era dewasa ini sudah cukup banyak yang
menggunakan untuk rumah tinggal, terutama pada perkotaan. Perubahan
trendi itu, disebakan bebrapa kelebihan material almunium sebagai bahan
kusen, yatu;

1) Tahan keropos, tidak dimungkinkan untuk dimakan rayap.
2) Bahan aluminium yang lebih tahan lama, anti rayap,dan tidak

menyusut seperti kayu, tidak akan mengalami penyusutan dan
perubahan bentuk atau melengkung akibat perubahan cuaca
3) Tampilan kusen aluminium dapat dicat atau dilapis dengan warna kayu
bahkan motif kayu sehingga menyerupai kayu.
4) Desain dapat dibuat sesuai pesanan. Keunggulan kusen aluminium
adalah bobotnya yang ringan dan kuat sehingga mudah dipindahkan.
Perawatannya yang simpel menjadi daya tarik bagi pembelinya
disamping kualitas bahan aluminium.
5) Ekonomis, dalam pengertian biaya proses pembuatan, pemasangan
dan perawatan untuk kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan
lama.

Gambar 7-1 : Kusen Almunium

Selain sebagai bahan konsruksi atau aksesoris bangunan, dikenal juga
namanya Aluminium Foil, fungsi alumunium foil tersebut sebagai isolasi atap
bangunan, terbuat dari bahan yang kuat, elastis dan tahan air sehingga aman
dan ramah lingkungan. Dan juga membantu menahan dan memantulkan
panas sinar matahari masuk ke rumah. Selain itu Alumunium Foil pada rangka
atap juga berfungsi melindungi kebocoran akibat tampias air hujan dan
embun, melindungi plafond dari kerusakan / melengkung karena cuaca panas,
membuat plafon bersih dan bebas debu, dan praktis karena mudah
pemasangannya.

185

Di Pasaran terdapat dua jenis umum alumunium foil yang sering digunakan
pada konstruksi atap, khususnya rangka atap baja ringan, yaitu satu
sisi(single side) dan dua sisi(double side). Untuk alumunium foil single side
ditandai dengan hanya permukaan atasnya yang mengkilap berlapis
alumunium. Sementara yang double side berarti kedua sisinya berlapis
alumunium sehingga terlihat mengkilap pada kedua sisi.Keduanya memiliki
fungsi yang sama.Alumunium double side dapat dijadikan sebagai material
pendukung tampilan artistik di sejumlah bangunan, misalnya untuk
mendapatkan tampilan ruangan dengan atap ekspose. Selain karena
kekuatan juga karena kerapihan yang akan terlihat dari bawah. Alumunium foil
yang single side juga bisa digunakan tetapi harus berbahan dasar plastik
karena lebih kuat dan terlihat rapi. Alumunium Foil pada rangka atap baja
ringan, sepertinya hampir menjadi penunjang pokok dalam setiap pekerjaan
rangka atap khususnya yang berbahan baja ringan untuk mendapatkan fungsi
optimum atap rumah yang tidak hanya kuat tetapi menjadikan rumah nyaman
bagi penghuninya.

Tentu kamu mengenal dan menjumpai penggunaan almunium di
sekitarmu. Berikan contoh penggunaan aluminium yang kamu
temui di sekitr mu atau di rumah ?

Pada Bangunan/Konstruksi:
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Perabotan rumah:
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Keperluan makanan, sebagai apa ?
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Keperluan Furnitur, apa ?
................................................................................................................
................................................................................................................

186

B. Kusen Aluminium

Penggunaan kusen dari almunium kini lebih sering digunakan pada semua
jenis bangunan, hal ini selain karena lebih ramah lingkungan, kusen yang
terbuat dari aluminium juga memiliki beberapa kelebihan lain, baik itu dari
karaktersitik bahan, bentuk, kemudahan desain, konstruksi dan kemudaha
pembuatan. Kusen alumunium saat ini bisa disesuaikan warnanya , bahkan dapat terlihat
sangat mirip dengan kayu , Alumunium bisa bertahan lama dan low maintenance ( kalau
ada noda , mudah dibersihkan) Sesuai dengan kemajuan jaman , dan kusen alumunium
bisa lebih prestise daripada kusen kayu . Ukuran kusen almunium, yaitu:

1) Kusen Aluminium 3 inchi
2) Kusen Aluminium 4 inchi

Bentuk almunium untuk kusen bangunan, berbentuk batangan dengan
berbagai macam profil penampang. Setiap batangnya tersedia dengan
panjang 6 meter, bentuk dan ukuran profil sangat bervariasi secuai dengan
kegunaannya dalam konstruksi antara lain; profil-profil batang untuk kusen,
profil-profil batang untuk rangka daun pintu, untuk konstruksi kusen dan daun
jendela, untuk tiang atau rangka dinding partisi (penyekat ruang), untuk
Rolling door, untuk Folding gate, dan sebagainya. Kemudian berbentuk pita
atau pelat tipis dengan lebar tertentu ( missal ± 30 mm ) tersedia dalam
bentuk gulungan ( rol ), biasanya untuk bahan awning dan krei.Selain itu, juga
bentuk-bentuk profil khusus seperti Handle daun pintu dan profil profil khusus
lainnya.

Kemudian warna kusen aluminium berbagai macam warna dan corak, seperti;
Warna aluminium standar, Hitam (Black), Coklat (Dark Brown), Silver (CA -
Netral), Aluminium powder coating ,white, cream, merah, kuning dan warna
serat urat kayu. Untuk kusen dari bahan Aluminium powder coating white
harganya lebih mahal dari jenis almunium standar. Kemudian jenis powder
coating motif urat kayu juga akan lebih mahal, kemahalan harga disesuaikan
dengan bahan, tipe dan cark.

187

Berikut ini dapat dilihat gambar beberpa profil kusen almunium.
188

189

190


Click to View FlipBook Version