The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelas10_Teknologi_Pembuatan_Benang_dan_Pembuatan_Kain_Jilid_1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tlogosadangmtsm, 2022-09-26 17:41:31

Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 1 SMK

Kelas10_Teknologi_Pembuatan_Benang_dan_Pembuatan_Kain_Jilid_1

16 kerataan yang relatif lebih baik
daripada benang biasa.
Benang lusi ialah benang untuk
lusi, yang pada kain tenun Benang hias ialah benang-
terletak memanjang kearah benang yang mempunyai corak-
panjang kain. corak atau konstruksi tertentu
Dalam proses pembuatan kain, yang dimaksudkan sebagai
benang ini banyak mengalami hiasan. Benang ini dibuat pada
tegangan dan gesekan. Oleh mesin pemintalan dengan suatu
karena itu, benang lusi harus peralatan khusus.
dibuat sedemikian rupa,
sehingga mampu untuk
menahan tegangan dan
gesekan tersebut. Untuk
memperkuat benang lusi, maka
jumlah antihannya harus lebih
banyak atau benangnya
dirangkap dan digintir. Apabila
berupa benang tunggal, maka
sebelum dipakai harus diperkuat
terlebih dahulu melalui proses
penganjian.

Benang pakan ialah benang Gambar 3.12
untuk pakan, yang pada kain Benang Hias
tenun terletak melintang kearah
lebar kain. Benang ini
mempunyai kekuatan yang
relatif lebih rendah daripada
benang lusi.

Benang rajut ialah benang untuk Keterangan :
bahan kain rajut. Benang ini 1. Benang dasar
mempunyai antihan / gintiran 2. Benang pengikat
yang relatif lebih rendah 3. Benang hias
daripada benang lusi atau
benang pakan. Benang jahit ialah benang yang
dimaksudkan untuk menjahit
Benang sisir ialah benang yang pakaian. Untuk pakaian tekstil
dalam proses pembuatannya, benang jahit ini terdiri dari
melalui mesin sisir (Combing benang-benang yang digintir
machine). Nomor benang ini dan telah diputihkan atau
umumnya berukuran sedang dicelup dan disempurnakan
secara khusus.
atau tinggi (Ne 1 40 keatas) dan
mempunyai kekuatan dan

Gambar 3.13 17
Benang Jahit
diperlukan selama proses
Benang sulam ialah benang- pembuatan kain. Hal-hal yang
benang yang dimaksudkan dapat mempengaruhi kekuatan
untuk hiasan pada kain dengan ini ialah :
cara penyulaman. Benang- • Sifat-sifat bahan baku antara
benang ini umumnya telah
diberi warna, sifatnya lemas dan lain dipengaruhi oleh :
mempunyai efek-efek yang - Panjang serat
menarik.
Makin panjang serat yang
3.4 Persyaratan Benang dipergunakan untuk bahan
baku pembuatan benang,
makin kuat benang yang
dihasilkan.

- Kerataan panjang serat
Makin rata serat yang
dipergunakan, artinya makin
kecil selisih panjang antara
masing-masing serat, makin
kuat dan rata benang yang
dihasilkan.

- Kekuatan serat
Makin kuat serat yang
dipergunakan, makin kuat
benang yang dihasilkan.

Benang dipergunakan sebagai - Kehalusan serat
bahan baku untuk membuat
Makin halus serat yang
bermacam-macam jenis kain
dipergunakan, makin kuat
termasuk bahan pakaian, tali
benang yang dihasilkan.
dan sebagainya. Supaya
Kehalusan serat ada
penggunaan pada proses
batasnya, sebab pada serat
selanjutnya tidak mengalami
yang terlalu halus akan
kesulitan, maka benang harus
mudah terbentuk neps yang
mempunyai persyaratan-
selanjutnya akan
persyaratan tertentu antara lain
mempengaruhi kerataan
ialah : kekuatan, kemuluran dan
benang serta kelancaran
kerataan.
prosesnya.

3.4.1 Kekuatan Benang • Konstruksi benang antara

lain dipengaruhi oleh :
Kekuatan benang diperlukan - Jumlah antihan
bukan saja untuk kekuatan kain
Jumlah antihan pada
yang dihasilkan, tetapi juga
benang menentukan

18

kekuatan benang, baik untuk Sebaliknya benang yang terlalu

benang tunggal maupun banyak mulur akan menyulitkan

benang gintir. dalam proses selanjutnya.

Untuk setiap pembuatan Kalau panjang benang sebelum

benang tunggal, selalu ditarik = a (cm) dan panjang

diberikan antihan seoptimal benang pada waktu ditarik

mungkin, sehingga dapat hingga putus = b (cm), maka

menghasilkan benang mulur benang tersebut =

dengan kekuatan yang b − a x 100 % .
a
maksimum.

Kalau jumlah antihan kurang Mulur pada benang dipengaruhi

atau lebih dari jumlah antara lain oleh :

antihan yang telah a. Kemampuan mulur dari

ditentukan, maka kekuatan serat yang dipakai.

benang akan menurun. b. Konstruksi dari benang.

- Nomor benang 3.4.3 Kerataan Benang

Jika benang-benang dibuat

dari serat-serat yang Kerataan Benang stapel sangat
dipengaruhi antara lain oleh :
mempunyai panjang,
• Kerataan panjang serat
kekuatan dan sifat-sifat serat Makin halus dan makin
panjang seratnya, makin
yang sama, maka benang tinggi pula kerataannya.

yang mempunyai nomor

lebih rendah, benangnya

lebih kasar dan akan

mempunyai kekuatan yang • Halus kasarnya benang
Tergantung dari kehalusan
lebih besar daripada benang serat yang dipergunakan,
makin halus benangnya
yang mempunyai nomor makin baik kerataannya.

lebih besar.

3.4.2 Mulur Benang

Mulur ialah perubahan panjang • Kesalahan dalam
pengolahan
benang akibat tarikan atau Makin tidak rata panjang
serat yang dipergunakan,
biasanya dinyatakan dalam makin sulit penyetelannya
pada mesin.
persentasi terhadap panjang Kesulitan pada penyetelan
ini akan mengakibatkan
benang. Mulur benang selain benang yang dihasilkan
tidak rata.
menentukan kelancaran dalam

pengolahan benang

selanjutnya, juga menentukan

mutu kain yang akan dihasilkan.

Benang yang mulurnya sedikit

akan sering putus pada

pengolahan selanjutnya.

• Kerataan antihan 19
Antihan yang tidak rata akan
menyebabkan benang yang Satuan panjang
1 inch (1”) = 2,54 cm
tidak rata pula. 12 inches = 1 foot (1’)
= 30,48 cm
• Banyaknya nep 36 inches = 3 feet = 1 yard
= 91.44 cm
Makin banyak nep pada 120 yards = 1 lea = 109,73 m
7 lea’s = 1 hank = 840 yards
benang yaitu kelompok- = 768 m

kelompok kecil serat yang

kusut yang disebabkan oleh Satuan berat
1 grain = 64,799 miligram
pengaruh pengerjaan 1 pound (1 lb) = 16 ounces
= 7000 grains = 453,6 gram
mekanik, makin tidak rata 1 ounce (1 oz) = 437,5 grains

benang yang dihasilkan.

Serat yang lebih muda

dengan sendirinya akan

lebih mudah kusut Ada beberapa cara yang dipakai

dibandingkan dengan serat- untuk memberikan nomor pada

serat yang dewasa. benang. Beberapa negara dan

3.5 Penomoran Benang beberapa cabang industri tekstil

Untuk menyatakan kehalusan yang besar, biasanya

suatu benang tidak dapat mempunyai cara-cara tersendiri

dengan mengukur garis untuk menetapkan penomoran

tengahnya, sebab pada benang. Tetapi banyak

pengukurannya diameter sangat negara yang menggunakan

sulit. Biasanya untuk cara-cara penomoran yang

menyatakan kehalusan suatu sama. Pada waktu ini, ada

benang dinyatakan dengan bermacam-macam cara

perbandingan antara panjang penomoran benang yang

dengan beratnya. Perbandingan dikenal, tetapi pada dasarnya

tersebut dinamakan nomor dapat dibagi menjadi dua cara

benang. yaitu :

- Penomoran benang secara

3.5.1 Satuan-satuan yang tidak langsung dan
dipergunakan
- Penomoran benang secara

langsung.

Untuk mempermudah dalam 3.5.2 Penomoran Benang
perhitungan, terlebih dahulu Secara Tidak Langsung
harus dipelajari satuan-satuan
yang biasa dipergunakan dalam Pada cara ini ditentukan bahwa
penomoran benang. Adapun makin besar (kasar) benangnya
satuan-satuan tersebut adalah makin kecil nomornya, atau
sebagai berikut : makin kecil (halus) benangnya

20 Soal 3 : Benang kapas
Jawab
makin tinggi nomornya. panjang 8400 yards,
Penomeran cara Tidak Soal 4
Langsung dinyatakan sebagai Jawab berat 0,5 lb. Berapa
berikut :
Soal 5
nomor = Panjang (P) Jawab Ne 1 nya ?
Berat (B) : Panjang 1 lb benang

= 2 x 8400 yards =

16.800 yards =

3.5.2.1 Penomoran Cara 16.800 hank = 20
Kapas (Ne 1 ) 840

hanks. Maka nomor

Penomoran ini merupakan benang tersebut

penomoran benang menurut ialah Ne 1 20.

cara Inggris. Cara ini biasanya

digunakan untuk penomoran : Benang panjang 120

benang kapas, macam-macam yards, berat 25

benang stapel rayon dan grains. Berapa Ne 1
nya ?
benang stapel sutera. Satuan

panjang yang diguanakan ialah : Panjang 1 lb benang

hank, sedang satuan beratnya = 7000 x 120 yards
25
ialah pound. Ne 1 menunjukkan
berapa hanks panjang benang 120
840
untuk setiap berat 1 pound. = 280 x hanks

Penomeran cara Kapas = 280 = 40 hanks.
7
dinyatakan sebagai berikut:

Ne 1 = Panjang (P) dalam hank Jadi nomor benang
Berat (B) dalam pound

tersebut Ne 1 40.

Contoh Soal : : 1 yards lap beratnya

Soal 1 : Apa artinya Ne 1 1? 14 oz. Berapa nomor
Jawab
: Untuk setiap berat lap tersebut ?
benang 1 lb,
panjangnya 1 hank, : Panjang 1 lb lap =
atau 1 x 840 yards.
16 x 1 yard = 16
14 14

yards =

Soal 2 : Apa artinya Ne 1 20 ? 16 hank =
Jawab 14 x 840
: Untuk setiap berat
benang 1 lb, 0,00136.
panjangnya 20 hanks
atau 20 x 840 yards.

21

Jadi nomor lap Jawab : Panjang 1 lb benang
tersebut Ne 1
0,00136. = 4 x 1680 yards =

6.720 yards = 12 x

560 yards. Jadi

3.5.2.2 Penomoran Cara nomor benang
Worsted (Ne 3 )
tersebut Ne 3 12

Penomoran dengan cara ini 3.5.2.3 Penomoran Cara Wol
dipakai untuk benang-benang (Ne 2 atau Nc)
wol sisir, mohair, alpaca, unta
dan cashmere. Satuan panjang Penomoran dengan cara ini
yang digunakan ialah 360 yards, digunakan untuk penomoran
sedang satuan beratnya ialah jute dan rami. Nc untuk : wol.
pound. Satuan panjang yang digunakan
ialah 300 yards, sedangkan
Ne 3 menunjukkan berapa kali satuan beratnya ialah pound.

560 yards panjang benang Ne 2 atau Nc menunjukkan
setiap berat 1 pound.
Penomeran cara Worsted berapa kali 300 yards panjang
dinyatakan sebagai berikut: benang untuk setiap berat 1
pound.
Ne 3 = P ( pjg) dlm 560 yards Penomeran cara Wol dinya
B (Brt) dlm pound takan sebagai berikut:

Contoh Soal : Ne 2 = P ( pjg) dlm 300 yards
B (Brt) dlm pound

Soal 1 : Apa artinya Ne 3 1 ? Contoh Soal :
Jawab
: Untuk setiap berat 1
lb, panjangnya 1 kali Soal 1 : Apa artinya Ne 2 1 ?
560 yards. Jawab
: Untuk setiap berat 1
Soal 2 : Apa artinya Ne 3 26 ? lb, panjangnya 1 kali
Jawab 300 yards.
: Untuk setiap berat 1
lb, panjangnya 26 Soal 2 : Apa artinya Nc 25 ?
kali 560 yards. Jawab : Untuk setiap berat 1

Soal 3 : Benang wol sisir lb, panjangnya 25
panjang 1680 kali 300 yards.
yards, beratnya ¼
Soal 3 : Benang rami panjang
pound. Berapa Ne 3 3600 yards, berat 1/5

nya ?

22

pound. Berapa Contoh Soal :

Jawab Ne 2 nya ? Soal 1 : Apa artinya Nm 1 ?
: Panjang 1 lb = 5 x Jawab : Untuk setiap berat 1

3600 yards = 18.000 gram panjangnya 1
m.
yards = 60 x 300

yards. Jadi nomor

benang tersebut Ne 2 Soal 2 : Apa artinya Nm 30 ?
60. Jawab : Untuk setiap berat 1

Soal 4 : Benang wol panjang gram panjangnya 30
Jawab meter.
4200 yards, berat

90,72 gram. Berapa Soal 3 : Benang kapas
Jawab
Nc nya ? panjang 60 meter,

: Berat benang = beratnya 2 gram.

90,72 x 1 lb = 1/5 lb. Berapa Nm nya ?
453,6
: Panjang 1 gram

Panjang 1 lb benang benang = ½ x 60 =

= 5 x 4200 yards = 30 meter. Jadi nomor

21.000 yards = 70 x benang tersebut Nm

300 yards. Jadi 30.

nomor benang Soal 4 : nomor suatu benang
Jawab
tersebut Nc 70. kapas Nm 10.

3.5.2.4 Penomoran Cara Berapa Ne 1 nya ?
Metrik (Nm) : Panjang 1 gram

Penomoran dengan cara ini benang = 10 m.
digunakan untuk penomoran
segala macam benang. Satuan Panjang 1 lb =
panjang yang digunakan ialah
meter, sedang satuan beratnya 453,6 x 10 m = 4563
ialah gram. Nm menunjukkan 1
berapa meter panjang benang
untuk setiap berat 1 gram. m= 4536 hanks =
Penomeran cara Metrik 768
dinyatakan sebagai berikut:
5,9 hanks

Jadi nomor benang

tersebut Ne 1 5,9.

3.5.2.5 Penomoran Benang
Cara Perancis (Nf)

Nm = P ( panjang) dlm meter Penomoran dengan cara ini
B (Berat) dlm gram digunakan untuk penomoran
benang kapas. Satuan panjang

yang digunakan ialah meter, 23
sedang satuan beratnya ialah
gram. Nf menunjukkan berapa pound. Ne 4 menunjukkan
meter panjang benang untuk berapa kali 256 yards panjang
setiap berat ½ gram. benang, untuk setiap berat 1
Penomeran cara Perancis pound.
dinyatakan sebagai berikut: Penomeran cara Wol Garu
dinyatakan sebagai berikut:

Ne 4 = P (dalam 256 yards)
B (dalam pound )
Nf = P ( panjang) dalam meter
B (Berat) dalam 12 gram Contoh Soal :

Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ne 4 1 ?
Jawab
: Setiap berat 1
Soal 1 : Apa artinya Nf 1 ? pound, panjangnya
Jawab : Untuk setiap berat 256 yards.

benang ½ gram, Soal 2 : Apa artinya Ne 4 30
panjangnya 1 meter. Jawab
?
Soal 2 : Apa artinya Nf 20 ? : Setiap berat 1 pound
Jawab : Untuk setiap berat ½
panjangnya 30 x 256
gram panjangnya 20 yards = 7680 yards.
meter.

Soal 3 : Benang kapas Soal 3 : Benang wol garu
Jawab Jawab
panjangnya 40 m, panjang 2560 yards,

beratnya 1 gram. beratnya ¼ pound.

Berapa Nf nya ? Berapa Ne 4 nya ?

: Panjang benang : Panjang benang

untuk setiap berat ½ untuk setiap 1 pound

gram = ½ gram x 40 = 1/¼ pound x 2560

meter = 20. Jadi yards = 10.240 yards

nomornya Nf 20. = 40 x 256 yards.

Jadi nomor benang

3.5.2.6 Penomoran Benang adalah Ne 4 40.
Cara Wol Garu (Ne 4 )
3.5.3 Penomoran Benang
Penomoran dengan cara ini Secara Langsung
digunakan untuk penomoran
benang wol garu dan Cara penomoran ini kebalikan
semacamnya. Satuan panjang dari cara penomoran benang
yang digunakan ialah 256 yards, secara tidak langsung. Pada
sedang satuan beratnya ialah cara ini makin kecil (halus)

24 Soal 3 : Benang sutera
Jawab
benangnya makin rendah panjangnya 2000
nomornya, sedangkan makin Soal 4
kasar benangnya makin tinggi Jawab meter, beratnya 30
nomornya.
Penomeran cara Langsung gram. Berapa D nya
dinyatakan sebagai berikut
?
Nomor = Berat (B)
Panjang (P) : Berat 9000 meter

benang

= 9000 x 30 gram
2000

= 85 gram.

3.5.3.1 Penomoran Cara Jadi nomor benang
Denier (D atau Td)
tersebut D 85.

: Nomor benang rayon

Penomoran dengan cara ini Td 30. Berapa Nm

digunakan untuk penomoran nya ?

benang-benang sutera, benang : Berat setiap 9000 m

filamen rayon dan benang = 30 gram.

filamen buatan lainnya. Satuan Panjang 1 gram =

berat yang digunakan ialah 1/30 x 9000 m

gram, sedang satuan = 300 meter.

panjangnya ialah 9000 meter. D Jadi nomor benang

atau Td menunjukkan berapa tersebut Nm 300.

gram berat benang untuk setiap 3.5.3.2 Penomoran Cara Tex
(Tex)
panjang 9000 meter.

Penomeran cara Denier

dinyatakan sebagai berikut: Penomoran dengan cara ini

B (brt) dlm gram digunakan untuk penomoran
P ( pjg) dlm 9000 meter
D= segala macam benang. Satuan

berat yang digunakan ialah

gram, sedangkan satuan

Contoh Soal : panjangnya ialah 1000 meter.

Tex menunjukkan berapa gram

Soal 1 : Apa artinya D 1 ? berat benang untuk setiap
Jawab : Untuk setiap panjang
panjang 1000 meter.
9000 m, beratnya 1
gram. Penomeran cara Tex

dinyatakan sebagai berikut:

Soal 2 : Apa artinya Td 20 ? Tex = B (brt) dlm gram
Jawab : Untuk setiap panjang P ( pjg) dlm1000 meter

9000 meter, beratnya
20 gram.

25

Contoh Soal :

Penomoran dengan cara ini

Soal 1 : Apa artinya Tex 1 ? digunakan untuk penomoran
Jawab : Untuk setiap panjang
benang jute. Satuan berat yang
1000 meter, beratnya
1 gram. digunakan ialah pound, sedang

satuan panjangnya ialah 14.400

yard.

Soal 2 : Apa artinya Tex 30 ? Ts menunjukkan berapa pound
Jawab : Untuk panjang 1000
berat benang untuk setiap
meter, beratnya 30
gram. panjang 14.400 yards.

Penomeran cara Jute

dinyatakan sebagai berikut:

Soal 3 : Benang kapas
Jawab
panjang 2000

meter, beratnya 10 Ts = B (dalam pound )
P (dalam14.400 yards)
gram. Berapa Tex

nya ?

: Berat 1000 m Contoh Soal :

benang = 1000 x 10
2000
Soal 1 : Apa artinya Ts 1 ?
gr = 5 gram. Jawab
: Untuk setiap panjang
Jadi nomor benang
14.400 yards
tersebut Tex 5.
beratnya 1 pound.

Soal 4 : nomor suatu benang Soal 2 : Apa artinya Ts 20 ?
Jawab Jawab
rayon Tex 60. : Untuk setiap panjang

Berapa Td nya ? 14.400 yards,

: Berat 1000 m beratnya 20 pound.

benang = 60 gram.

Berat 9000 m Soal 3 : Benang jute panjang
Jawab
benang = 9000 x 60 28.800 yards berat 6
1000
pounds. Berapa Ts

gr = 540 gram. nya ?

Jadi nomor benang : Berat benang untuk

tersebut Td 540. setiap panjang

14.400 yards =

3.5.3.3 Penomoran Cara Jute

(Ts)

14.400 x 6 pounds Jadi nomor benang
28.800 adalah Ts 3.

= 3 pounds. Benang-benang tunggal

seringkali digintir untuk

26 Panjang setiap berat 1 gr =
1 gram x 30 m = 12 m
memperoleh efek-efek lainnya. 2 12 gram
Komposisi dari benang-benang
gintir dapat terjadi sebagai Jadi Ne 1 R = 12
berikut :
a. Nomor dan bahan sama Soal 3 : Sehelai benang Td
b. Nomor tidak sama, bahan 20 digintir dengan
sehelai benang Td
sama 30. Berapa Td R
c. Bahan tidak sama tapi cara nya?

penomorannya sama
d. Bahan tidak sama dan

penomorannya tidak sama
Contoh Soal :

Soal 1 : 2 helai benang Ne 1 Jawab :
40 digintir. Berapa
Td 20 panjang 9000 m, berat 20 gram atau
Ne 1 benang Td 30 panjang 9000 m, berat 30 gram

gintirnya? (Ne 1 R) Panjang 9000 m benang gintir,
Jawab : beratnya 50 gram.
Jadi Td R = 50.
Ne1 40, panjang 40 hanks, berat 1 lb.
Ne1 40, panjang 40 hanks, berat 1 lb.

Panjang 40 hanks benang gintir,
beratnya 2 lbs.

Jadi Ne 1 R = 40/2 atau 20.

Soal 2 : Sehelai benang Nm
20 digintir dengan
sehelai benang Nm
30. Berapa Nm R
nya ?

Jawab :
Nm 20, panjang 20 m, berat 1
gram atau

panjang 30 m berat 1 ½ gram.
panjang 30 m berat 1 gram.

Panjang 30 m benang gintir,
beratnya 2½ gr.
Panjang setiap berat 1 gr = 1



27

BAB IV Landasan kapas dibuat dari
PENCAMPURAN SERAT kayu yang tebal dan kuat serta
mempunyai kaki empat buah.
Dalam proses pencampuran
serat, ada dua macam istilah Gambar 4.2
yang sering diartikan sama Bal Kapas dengan Jumlah
tetapi sebenarnya masing-
masing mempunyai pengertian Pelat Besi 6
yang berbeda. Perbedaan
pengertian istilah tersebut
berdasarkan jenis atau macam
serat yang akan dicampur. Dua
istilah dalam pencampuran
tersebut adalah :
1. Blending
2. Mixing

4.1 Pembukaan Bungkus Bal
Kapas

Setiap bal kapas yang datang

dari gudang, tidak langsung

dicampur melainkan diletakkan

diatas landasan kapas yang

khusus disediakan di ruangan

mixing untuk tempat

pembukaan pelat pembalut bal

kapas. Gambar 4.3
Besi Pelepas Pelat

Pembalut Kapas

Gambar 4.1 Gambar 4.4
Landasan Bal Kapas Gunting Pemotong Pelat

Pembalut Bal Kapas

28

Besi pelepas atau gunting yang kotor dipisahkan pada
tempat yang telah ditentukan.
pemotong pelat pembalut kapas Pembalut dari masing-masing
bal kapas dikumpulkan menjadi
bal kapas terdiri dari dua potong satu dan ditimbang untuk
mengetahui beratnya. Dengan
besi yang dipergunakan untuk mengurangi jumlah berat
pembalut dan bungkus ini dari
membuka sambungan pelat jumlah berat yang dicatat oleh
petugas gudang, maka kita
besi pembalut dan kemudian dapat mengetahui berat kapas
yang diolah di ruangan blowing.
pelat-pelat pembalut ini ditarik

keluar dari bal-bal kapas,

sehingga bagian atas dari bal-

bal telah bebas dari pelat

pembalutnya. Sesudah itu

keatas sebuah landasan kapas

lainnya yang telah dirapatkan 4.2 Penyimpanan Bal Kapas di
Ruangan Mixing
letaknya dengan landasan

kapas yang pertama,

digulingkan dengan hati-hati bal Bal-bal kapas yang telah dibuka

kapas tadi sambil menahan itu, tidak segera diolah

pembalutnya pada landasan diblowing, tetapi disimpan lebih

kapas yang pertama. Kemudian dulu di ruangan mixing selama

kotoran-kotoran yang melekat satu malam. Maksud dari

pada bal kapas itu dibersihkan. penyimpanan ini dapat

Apabila ini sudah selesai, maka dijelaskan sebagai berikut :

dengan sebuah gerobak tarik Kelancaran proses pembukaan

yang khusus dibuat untuk dan pembersihan di mesin-

mengangkat landasan kapas, mesin blowing sangat

maka kapas tersebut dibawa ke dipengaruhi oleh kondisi atau

tempat penyimpanan yang telah sifat-sifat seratnya antara lain

ditentukan. Setelah sampai ialah kepadatan dan kandungan

ditempatnya lalu ditulis merek air.

dari kapas tersebut pada salah Kapas yang baru saja dibuka

satu kayu pinggiran dari masih dalam kondisi yang padat

landasan kapas. sekali sehingga sukar untuk

Pemasangan merek ini adalah dibuka dan dibersihkan apabila

perlu sekali untuk memudahkan kapas tersebut langsung

penyusunan bal-bal kapas di disuapkan ke mesin blowing.

ruangan blowing. Selanjutnya Disamping itu kandungan airnya

pembalut yang telah dilepas tadi mungkin tidak sesuai dengan

dibawa ke ruangan tempat standar yang ditentukan.

limbah dan kapas-kapas yang Untuk mengatasi kesulitan-

melekat pada pembalut tersebut kesulitan tersebut diatas, maka

dilepaskan dan dikumpulkan. setelah bal kapas dibuka,

Kapas yang baik dan bersih pembalut dan pembungkusnya

dibawa ke ruangan blowing dan kemudian disimpan dan

29

dibiarkan mengembang dengan Misalnya kita akan membuat
sendirinya selama satu malam.
Serat kapas yang kering akan benang campuran antara serat
kehilangan sebagian dari
kekuatannya, sehingga kalau polyester dan serat kapas
diolah dalam keadaan demikian,
serat-serat yang panjang akan dengan perbandingan 65 %
mudah putus didalam mesin.
Hal ini tidak akan kelihatan Polyester dan 35 % kapas,
dengan mata, tetapi akan
terbukti dari hasil pengujian, maka sebelum proses
bahwa Persentase serat pendek
bertambah tinggi, sehingga dikerjakan kita sudah dapat
kekuatan benang menjadi
berkurang. Sebaliknya jika meramalkan benang campuran
penyimpanan ini terlalu lama,
yang akan mengakibatkan yang akan dihasilkan
kurang baik, karena seringkali
terjadi bagian atas dari bal-bal diharapkan akan mempunyai
kapas itu menjadi terlalu
lembab. sifat-sifat antara lain :
Kalau lantai ruangan mixing
juga tidak kering, maka bagian - lebih kuat
bawah juga akan menjadi terlalu
lembab. Kapas yang terlalu - lebih rata
lembab dapat menimbulkan
kesukaran-kesukaran dalam - tahan kusut dan lain-lain
pengolahannya di mesin-mesin.
Oleh karena itu ruangan mixing Syarat-syarat yang perlu
harus mempunyai kondisi
tertentu dan pergantian udara diperhatikan dalam blending ini
harus dapat berlangsung
dengan bebas. antara lain adalah :

4.3 Blending - panjang serat

Blending ialah pencampuran - kehalusan serat
antara dua jenis serat atau lebih
yang sifat-sifat dan atau - kekuatan dan mulur serat
harganya berbeda, dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil - Persentase perbandingan
benang dengan mutu dan harga
yang diinginkan. Jadi yang diartikan dengan

blending dalam pemintalan ialah

pencampuran dua macam serat

atau lebih dengan

memperhatikan persyaratan

diatas untuk diolah menjadi

benang dengan hasil yang

dapat diramalkan sebelumnya

dan kalau dikemudian hari akan

membuat benang semacam itu

dapat dengan mudah

dilaksanakan. Blending yang

dilakukan di pabrik pemintalan

di Indonesia biasanya antara :

- Serat Polyester dengan

serat kapas

- Serat Polyester dengan

serat rayon

- Serat kapas dengan serat

buatan lainnya.

30

Dalam pelaksanaannya terhadap sifat-sifat fisik dan

blending dapat dilakukan antara mekanis lainnya perlu

lain pada mesin-mesin blowing, diperhatikan.

carding dan drawing. Dari Dari uraian tersebut diatas,

beberapa cara tersebut yang dapat disimpulkan bahwa

banyak dipakai ialah blending dengan adanya berbagai

yang dilakukan pada mesin macam perbedaan sifat-sifat

drawing dan dalam beberapa serat, maka sukar sekali untuk

hal juga dilakukan di mesin menentukan kondisi pengolahan

blowing. yang sesuai, misalnya besarnya

Blending yang dilakukan di setting dan pukulan, kekuatan

mesin Blowing mempunyai hisapan udara, kelembaban dan

kelemahan-kelemahan antara sebagainya. Dengan demikian

lain disebabkan karena adanya blending pada mesin blowing

perbedaan panjang serat, biasanya hanya dilakukan

jumlah kotoran, berat jenis, apabila terdapat beberapa

sifat-sifat fisik dan mekanis persamaan sifat dari serat-serat

lainnya antara serat polyester yang dicampurkan, misalnya

dan serat kapas. Panjang serat, serat polyester dan serat rayon.

jumlah kotoran yang berbeda Blending pada mesin drawing

seharusnya memerlukan setting biasanya dilakukan dengan cara

dan tingkat pembukaan yang mengatur perbandingan

berbeda-beda. Serat-serat yang rangkapan dan susunan sliver

berat jenisnya lebih kecil yang disuapkan pada mesin

kemungkinan besar akan drawing passage pertama.

terhisap lebih dahulu Dengan cara tersebut, maka

dibandingkan dengan serat- Persentase campuran yang

serat yang berat jenisnya lebih diinginkan dapat dicapai.

besar, sehingga blending yang Perbandingan Persentase

diharapkan mungkin tidak dapat campuran yang lazim digunakan

tercapai. Demikian pula adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 :
Macam-Macam Perbandingan Persentase Campuran

No. Macam campuran serat Perbandingan Persentase
campuran
1. Polyester / kapas
2. Polyester / rayon 65 % / 35 %
3. Kapas / rayon 65 % / 35 %
4. Polyacrilic / kapas 80 % / 20 %
5. Polyester / wol 55 % / 45 %
6. Kapas / kapas 55 % / 45 %
Tidak tertentu

31

4.4 Mixing Bale Breaker). Kemudian dari

setiap bal kapas diambil

Tujuan dari mixing di pemintalan segumpal demi segumpal

ialah untuk mengurangi dengan tangan dan ditaruh

ketidakrataan hasil benangnya. diatas feed lattice, selanjutnya

Mixing biasanya dilakukan terus masuk kedalam mesin

terhadap serat-serat yang Hoppe Bale Breaker.

sejenis. Biasanya kapas yang Walaupun antar blending dan

datang, walaupun spesifikasi mixing pada hakekatnya

telah ditetapkan dalam mengandung pengertian yang

pemintalan, namun dalam berbeda, dalam pengertian

kenyataannya sukar dipenuhi, sehari-hari sering dicampur

mungkin disebabkan jumlah adukkan. Blending sering diberi

persediaan sangat terbatas. pengertian apabila percampuran

Adakalanya walaupun grade dilakukan terhadap jenis serat

dan panjang staple sama dalam yang berbeda, sedang

spesifikasinya, namun karena percampuran beberapa macam

berasal dari berbagai daerah serat kapas untuk tujuan-tujuan

yang kondisinya tidak sama, tertentu dipatal-patal di

maka dimungkinkan adanya Indonesia seringkali digunakan

perbedaan sifat antar kapas. istilah mixing.

Agar supaya hasil produksi Berikut ini diberikan contoh

benang yang berasal dari blending yang pernah

kapas-kapas tersebut dapat dilaksanakan dan mungkin

dijamin kesamaannya, maka dapat dipergunakan sebagai

perlu dilakukan mixing. pedoman.

Mixing dapat dilakukan dengan Blending/mixing benang 20 s

berbagai macam cara, antara - Kapas M 15/16” = 50 %

lain : Kapas SM 15/16” = 50 %

- Pencampuran di lantai (floor - Kapas M 15/16” = 70 %

mixing). Kapas SM 15/16” = 30 %

- Pencampuran dalam - Kapas M 15/16” = 50 %

ruangan (bin mixing). Kapas SM 15/16” = 20 %

- Pencampuran selama Kapas M 1” = 15 %

penyuapan. Kapas SMI 1” = 15 %

Dari berbagai macam cara - Kapas M 15/16” = 80 %
tersebut diatas, yang banyak
digunakan ialah pencampuran Kapas SM 15/16” = 20 %
selama penyuapan.
Pada cara ini, biasanya Percampuran-percampuran
disediakan ± 24 bal kapas yang
disusun sekeliling feed lattice tersebut diatas didasarkan atas
dari mesin pembuka (Hopper
pertimbangan-pertimbangan

teknis, dengan tujuan untuk

memperlancar jalannya

32

produksi dan mengurangi putus

benang di mesin Ring Spinning

sehingga produksi dapat

meningkat dan mutu benang

yang dihasilkan masih

memenuhi standar. Disamping

pertimbangan teknis,

pertimbangan ekonomis juga

perlu mendapat perhatian.

33

BAB V Alat ini terdiri dari suatu spindel
PROSES PEMBUATAN yang dapat diputar melalui roda
BENANG pemutar spindel (1). Pada ujung
spindel tersebut diterapkan flyer
Pada penjelasan terdahulu, (2), sehingga bila spindel ber
putar, maka flyer juga turut ber
telah diuraikan mengenai prinsip putar. Bobin (3) dimana poros
spindel dimasukkan, dapat ber
pembuatan benang yang putar bebas dan dapat diputar
tersendiri melalui roda pemutar
umumnya digunakan sejak bobin (4). Waktu proses berlang
sung, kelompok serat melalui
jaman dahulu sampai sekarang puncak flyer, keluar melalui lu
bang saluran benang (6) secara
yaitu terdiri dari proses-proses radial, lalu dibelitkan melalui kait
pengantar benang (5) dari sa
peregangan serat, pemberian yap flyer ke bobin (3) untuk
digulung. Bobin dan flyer ber pu
antihan dan penggulungan yang tar sama arah nya tetapi bobin
lebih cepat, sehingga terjadi
keseluruhannya disebut proses penggulungan. Sedangkan pu
taran flyer dipakai untuk mem
pemintalan. berikan antihan pada benang.

Selain itu telah dijelaskan pula Gambar 5.1
Sistem Pintal Flyer
bahwa proses pemintalan yang
1. Roda Pemutar Spindel
sesungguhnya, baru dilakukan 2. Flyer
3. Bobin
setelah serat-serat mengalami 4. Roda Pemutar Bobin
5. Kait Pengantar Benang
proses-proses pendahuluan 6. Lubang Saluran Benang

misalnya pembersihan,

penguraian serat dari

gumpalan-gumpalan dan lain-

lain.

Dahulu, pembersihan dan

penguraian serat hanya

dilakukan menggunakan

tangan, akan tetapi sekarang

sudah menggunakan mesin-

mesin yang macamnya

tergantung dari pada jenis serat

yang digunakan.

Untuk mempelajari macam-

macam mesin yang digunakan,

perlu diketahui sistem yang

digunakan pada proses pintal.

Sistem-sistem itu antara lain

ialah :

5.1 Sistem Pintal Flyer

Prinsip cara ini seperti terlihat
pada gambar 5.1.

34

Sistem ini digunakan untuk
memintal serat-serat panjang
seperti flax, henep, wol yang
panjang dan sebagainya.
Dalam pembuatan benang
kapas, biasanya mesin roving
sebelum mesin pintal benang
yang sesungguhnya.

5.2 Sistem Pintal Mule

Sistem pintal mule ini

menggunakan prinsip seperti

pembuatan benang dengan

kincir. Kalau pada pembuatan

benang dengan kincir Gambar 5.2
Sistem Pintal Cap
peregangan serat-serat dan
Keterangan :
penggulungan benang 1. Cap atau topi
2. Spindel
dilakukan dengan menjauhkan 3. Leher Spindel
4. Roda Pemutar Benang
tangan yang memegang 5. Bobin

gumpalan serat dan Cap atau topi yang berbentuk
seperti bel (1) yang dapat
mendekatkan pada spindel diletakkan pada ujung spindel
(2). Karena poros bobin
pada waktu penggulungan menyelubungi spindel, maka
bobin dapat diputar walaupun
benang, tetapi pada proses spindelnya diam.
Pada spindel diterapkan leher 3
dengan sistem mule, spindelnya yang dilekatkan pada roda 4
dimana terdapat bobin 5,
yang digerakkan dan sehingga roda 4, leher 3 dan
bobin dapat berputar bersama-
mendekatkan pada waktu sama. Benang yang berasal dari
rol depan melalui pengantar
penggulungan. Sistem ini digulungkan pada bobin 5
dengan bergeser pada bobin
banyak digunakan untuk Cap 1. Karena terjadi gesekan
antara benang dan bibir Cap,
membuat benang dari wol yang

kasar sampai yang halus.

5.3 Sistem Pintal Cap

Untuk mempelajari prinsip ini
dapat diikuti pada gambar 5.2 :
Alat ini terdiri dari :

35

maka dengan berputarnya selanjutnya digulung ke bobin
bobin, benang dapat tergulung.
Bibir Cap berfungsi sebagai yang lebih dahulu melalui
pengantar benang. Putaran
benang mengelilingi bibir Cap, traveller (5). Karena bobin
menghasilkan putaran atau
antihan pada benang. Sistem in berputar maka traveller turut
banyak digunakan pada
pembuatan benang dari wol. berputar mengelilingi bibir ring.

Oleh sebab traveller mengalami

gesekan, maka putaran bobin

lebih cepat dari pada traveller,

sehingga terjadilah

penggulungan benang pada

5.4 Sistem Pintal Ring bobin dan bersamaan dengan

itu putaran traveller memberikan

Sistem ini yang paling banyak antihan pada benang.

digunakan untuk pembuatan

benang.

Di Indonesia hampir semua

pabrik penghasil benang

menggunakan sistem ini.

Dipakai terutama untuk serat-

serat yang relatif pendek,

terutama serat kapas.

Prinsipnya dapat diikuti pada

gambar 5.3.

Spindel (1) diputar melalui pita.

Bobin (4) yang berlubang dapat

dimasukkan ke spindel

sedemikian, sehingga kalau

spindel berputar bobin turut pula Gambar 5.3
Sistem Pintal Ring
berputar. Melingkari bobin

tersebut terdapat ring (3) yang

terletak pada landasan ring (2) Keterangan :
1. Spindel
yang dapat naik turun. Pada 2. Landasan Ring
3. Ring
bibir ring dimasukkan semacam 4. Bobin
5. Traveller
cincin kecil berbentuk “C” yang 6. Pengantar benang
7. Pemisah
disebut traveller (5) dan

berfungsi sebagai pengantar

benang selama penggulungan.

Agar benang tidak mengenai

ujung spindel selama dipintal,

maka diatas spindel dipasang Dasar-dasar perhitungan

pengantar benang (6) yang mengenai jumlah antihan, arah

berbentuk seperti ekor babi. antihan dan hal-hal yang

Benang dari rol depan melalui berhubungan dengan

pengantar benang (6)

36

pemintalan ini akan diuraikan 6. Saluran
pada bab tersendiri. 7. Rol pelepas
8. Rol penggulung

5.5 Sistem Pintal Open-end

Bahan berupa sliver masuk

Sistem pintal Open-end adalah melalui corong (1), diambil oleh

cara pembuatan benang dimana rol penyuap (2), dimasukkan ke

bahan baku setelah mengalami daerah penggarukan.

peregangan seolah-olah Oleh rol pengurai (3) serat-serat

terputus (terurai kembali) diuraikan.

sebelum menjadi benang. Selanjutnya melalui pipa (4)

Berbeda dengan sistem yang disalurkan ke rotor (5).

diuraikan terdahulu, maka pada Oleh rotor (5), serat

sistem ini pemberian antihan dikumpulkan sepanjang sudut

tidak menggunakan putaran bagian dalam rotor, kemudian

spindel tetapi dengan cara lain serat-serat masuk ke saluran (6)

yaitu dengan menggunakan dimana susunan serat-serat

gaya aerodinamik yang tersebut sudah menjadi benang

dihasilkan oleh putaran rotor. yang antihannya ditentukan oleh

Salah satu prinsip pemintalan rotor tersebut.

Open-end dapat dilihat pada Oleh perbedaan putaran rotor

gambar 5.4 : dengan kecepatan tarikan rol

pelepas (7), maka terjadilah

antihan dan penggulungan.

Dari rol pelepas (7) benang

digulung pada bobin di atas rol

penggulung (8).

Dengan sistem ini produksinya

jauh lebih tinggi dari pada

sistem-sistem lain.

Bahan baku dalam proses

pembuatan benang adalah serat

dan melalui proses pembukaan,

pembersihan, peregangan dan

Gambar 5.4 pemberian antihan terbentuklah
Sistem Pintal Open-end
benang.
Keterangan :
1. Corong Ditinjau dari panjang serat yang
2. Rol penyuap
3. Rol pengurai digunakan maka cara
4. Pipa
5. Rotor pembuatan benang digolongkan

menjadi tiga sistem, yaitu :

- Pembuatan Benang Sistem

Serat Pendek

- Pembuatan Benang Sistem

Serat Sedang

37

- Pembuatan Benang Sistem - Cara memintal dengan
Serat Panjang regangan tinggi.

5.6 Pembuatan Benang - Cara memintal dengan
Kapas regangan sangat tinggi.

Ditinjau dari segi besarnya 5.6.1 Cara memintal dengan
regangan atau urutan proses regangan biasa (ordinary
maka cara pembuatan benang draft spinning system)
kapas ada beberapa macam,
yaitu : Biasanya digunakan untuk
- Cara memintal dengan
membuat benang yang halus
regangan biasa.
yaitu benang Ne 1 30 sampai

dengan Ne 1 150.

Urutan proses dapat

digambarkan sebagai berikut :

Bal Kapas Blowing & Picking Carding

Drawing III Drawing II Drawing I

Slubbing Intermediate Roving

Winding Spinning Jack

Gambar 5.5
Urutan Proses Ordinary Draft System

Pada urutan proses diatas, benang yang akan dihasilkan
terdapat tiga tahap pengerjaan
di mesin drawing, hal ini mempunyai kerataan yang baik.
bertujuan untuk mendapatkan
persentase campuran yang Karena kurang efisien
lebih baik.
Sedangkan proses yang dimulai penggunaan sistem ini sekarang
dari mesin Slubbing,
Intermediate, Roving dan Jack jarang dijumpai lagi.
bertujuan untuk memberikan
regangan pada sliver / roving 5.6.2 Cara Memintal dengan
secara bertahap, sehingga Regangan Tinggi (High
Draft Spinning System)

Cara ini banyak dijumpai di
pabrik pemintalan kapas di

38

Indonesia. Urutan proses dapat
digambarkan sebagai berikut :

Bal Kapas Blowing & Picking Carding

Roving Drawing II Drawing I

Spinning Winding

Gambar 5.6
Urutan Proses High Draft System

Perbedaannya adalah terdapat 5.6.3 Cara Memintal dengan
dua tahap proses di mesin
Drawing dan satu tahap proses Regangan yang
di mesin flyer atau yang biasa
disebut simplex. Walaupun Sangat Tinggi (Super
jumlah mesinnya lebih sedikit
namun dapat menghasilkan High Draft Spinning
benang yang nomornya sama
dan tingkat kerataan benang System)
yang baik, karena konstruksi
mesin yang sudah lebih baik. Cara ini juga banyak dijumpai di
Indonesia, dengan urutan
proses sebagai berikut :

Bal Kapas Blowing & Picking Carding

Spinning Drawing II Drawing I

Winding

Gambar 5.7
Urutan Proses Super High Draft System

39

Urutan proses system super peralatan dan mempertinggi
hight draft ini sangat berbeda kecepatan dan penggunaan
dengan urutan proses yang lain. tenaga kerja sedikit mungkin.
Pada saat ini telah dibuat
Perkembangan selanjutnya System Hock, yaitu kapas yang
telah selesai diproses di mesin
merupakan bagaimana usaha Blowing tidak digulung menjadi
lap, melainkan langsung ke
untuk memperbesar produksi mesin Carding sampai dilayani
oleh pekerja lagi. Dengan
dengan biaya yang sekecil- urutan proses sebagai berikut :

kecilnya.

Dengan memperbaiki

konstruksi, menambah

Bal Kapas Blowing & Picking Carding

Roving Drawing II Drawing I

Spinning Winding

Gambar 5.8
Urutan Proses Hock System

Disamping cara tersebut diatas Pada proses pembuatan
dewasa ini telah dikenal juga benang garu, kapas setelah
sistem baru yaitu Continous melaui proses di mesin Carding
Automatic Spinning System. terus dikerjakan di mesin
Pada cara ini mesin Blowing, drawing seperti urutan proses
Carding dan Drawing yang telah diuraikan diatas,
dirangkaikan menjadi satu sedangkan pada proses
sehingga dengan demikian pembuatan benang sisir, kapas
dapat mengurangi penggunaan setelah melalui proses di mesin
tenaga kerja. Carding harus melalui proses di
mesin Drawing.
5.6.4 Pembuatan Benang Sisir Pada mesin Combing terjadi
(Combed Yarn) proses penyisipan untuk
memisahkan serat-serat pendek
Dipasaran dikenal dua macam yang biasanya berkisar antara
benang kapas yaitu : benang 12 % sampai dengan 18 %
garu (Carded Yarn) dan benang (sesuai kebutuhan) untuk
sisir (Combed Yarn). dibuang sebagai comber noil..
Benang Combing biasanya

40

untuk keperluan kain rajut, Urutan proses pembutan

benang jahit atau kain yang benang sisir dapat digambarkan

bermutu tinggi. sebagai berikut :

Bal Kapas Blowing & Picking Carding

Combing Super Lap Pre Carding

Drawing Drawing II Roving

Winding Spinning

Gambar 5.9
Urutan Proses Combed Yarn

41

Bal Kapas
Blowing & Picking

Carding
Drawing I & II

Winding

Doubling Doubling

Twisting Twisting

Winding Winding

Hank Reeling Hank Reeling
Bundling
Bundling Baling
Packing
Baling

Packing

ABC

Gambar 5.10
Urutan Proses Pembuatan Benang Tunggal dan Benang Gintir

42

Keterangan : mempunyai ciri-ciri yang khusus
A. Benang gintir dalam bentuk pula, antara lain :
- Benangnya kasar dan
untaian yang di bal
B. Benang tunggal dan benang empuk
- Letak untaian serat-serat
gintir dalam bentuk
gulungan cones yang membentuk benang
C. Benang tunggal dalam tidak teratur
bentuk untaian yang di bal - Mengkeret besar dan
elastisitas rendah
5.7 Pembuatan Benang Wol - Bahan baku serat wol
rendah berasal dari macam-
5.7.1 Sistem Pembuatan macam limbah serat, limbah
Benang Wol Garu benang atau limbah kain,
(Woolen Spinning) yang kemudian digaru dan
kadang dicampur dengan
Sistem pemintalan Woolen serat-serat kain (misalnya
berbeda bengan sistem serat sintetis).
pemintalan lainnya dan Urutan proses pemintalan
benang wol garu :

Bahan Baku Serat Wol

Penyortiran

Pembukaan & Pembersihan (Opening & Cleaning)

Pencucian (Washing)

Pengeringan (Drying)

Karbonisasi (Carbonization)

Penggarukan / Penguraian (Tearing into Fiber)

Pencampuran & Peminyakan (Mixing & Oiling)

Ring Spinning

Gambar 5.11
Urutan Proses Pemintalan Benang Wol Garu

43

Keterangan : hanya dilakukan pada bahan

x Sortir benang wol garu.

Bertujuan untuk memisah

kan setiap jenis bahan x Carbonization

menurut klasifikasi tertentu Bertujuan untuk :

agar mendapatkan kwalitas - Memisahkan hasil tembahan

bahan yang sama. noil, limbah benang dan

serat-serat lain yang

x Opening dan Cleaning mungkin tercampur, seperti

Bertujuan untuk : serat kapas, serat sintetis.

- pembukaan setelah pence - Memisahkan kotoran-kotor

lupan an yang menempel pada

- pembukaan persiapan sebe serat wol antara lain kulit,

lum pencampuran biji, ranting yang berasal dari

- pembukaan bahan sebelum senyawa selulosa.

pencucian Proses karbonisasi dapat

- pembersihan carbon setelah menggunakan larutan asam

proses carbonization sulfat (wol carbonization).

- pembersihan kotoran-kotor

an x Tearing into Fiber

Bertujuan untuk

x Washing menguraikan serat-serat

Bertujuan untuk menjadi bentuk yang dapat

membersihkan kotoran- dipintal yang berasal dari

kotoran serta minyak-minyak bahan baku yang berupa

yang menempel pada serat limbah benang maupun

wol dan dikerjakan pada limbah kain. Agar tidak

larutan sabun atau soda terlalu banyak serat yang

pada suhu 40q selama r 6 putus-putus, biasanya terle

jam. bih dahulu diadakan pemi

nyakan terhadap bahan

x Drying baku yang akan disiapkan.

Proses yang dilakukan Jenis mesin yang digunakan

pada : adalah :

- pengeringan yang dilakukan - Rag Machine

terhadap bahan yang telah Dalam proses ini bahan

mengalami proses pencuci yang berasal dari limbah

an dan karbonisasi sehingga kain diuraikan dalam bentuk

kadar airnya tinggal r 20 %. serat-serat tanpa banyak

mengalami kerusakan serat

- Pengeringan persiapan yang cukup berarti sehingga
memudahkan dalam proses
karbonisasi. Pengeringan ini

berikutnya.

44

- Garnett Machine yang pertama adaalh Mule

Proses ini bertujuan agar spinning, sedangkan yang

limbah benang atau bahan kedua adalah Ring Spinning.

yang berasal dari mesin Rag

dapat dibuka dan diuraikan. 5.7.2 Pembuatan Benang Wol

- Opening Card Sisir

Bagian bahan yang belum

sempurna terbuka dan Prinsip dasar pemintalan sistem

terurai pada proses mesin ini sama dengan sistem

garnett atau bahan sebelum pemintalan kapas dan sutera.

pencelupan dapat lebih Bahan baku serat wol

terbuka dan terurai dengan mengalami pengaliran untuk

dikerjakan pada mesin menghilangkan kotoran-kotoran,

Carding. pensejajaran dan pelurusan

serta pemintalan serat pendek

x Mixing dan Oiling sehingga diperoleh benang

Bertujuan untuk : yang berkilau dan rata

- mendapatkan campuran permukaannya. Umumnya

yang homogen dan setiap diperlukan serat yang panjang

jenis kwalitas bahan baku serta kehalusan sama.

yang akan diolah. Perbedaan utama terhadap

- mendapatkan jumlah sistem pemintalan kapas adalah

kandungan minyak yang urutan prosesnya. Dalam hal ini

merata dalam bahan. serat wol terlebih dahulu

- mendapatkan harga pokok mengalami proses pengerjaan

bahan baku yang rendah. secara kimiawi dengan jalan

pemasakan untuk

x Carding menghilangkan bekas-bekas

Bertujuan untuk : keringat dan kotoran lain.

- menguraikan gumpalan- Selain dari pada itu jumlah

gumpalan serat menjadi susunan dan jenis urutan mesin

serat-serat individu. lebih banyak sistem pemintalan

- mencampur setiap jenis worsted, menurut sifat bahan

bahan dengan baik. bakunya dapat dibagi dalam

- mendapatkan sliver yang dua cara, yaitu :

rata. - Cara pemintalan Worsted

Inggris (Bradford)

x Ring Spinning - Cara pemintalan Worsted

Wolen Spinning dikenal Perancis (Continental)

dengan dua cara, yaitu : Umumnya untuk serat wol

- Intermitten Spinning panjang digunakan cara Inggris

Machine dan untuk serat wol pendek

- Continous Spinning Machine digunakan cara Perancis.

45

Gambar 5.12 Gambar 5.13
Pengelompokan Serat Wol Pengelompokan Serat Wol

Berdasarkan 3 Kelas Berdasarkan 4 Kelas

Keterangan : Keterangan :
A. untuk 64’s A. untuk 50’s
B. untuk 60’s B. untuk 56’s
C. untuk pieces C. untuk 46’s
D. untuk pieces

Urutan proses pemintalan

benang wol sisir : x Washing

x Sortir Bertujuan untuk

Pemisahan atau menghilangkan kotoran-

pengelompokkan yang kotoran serta lemak-lemak

bertujuan untuk yang melekat pada serat

mendapatkan kwalitas hasil wol. Pencucian dilakukan

benang yang sesuai dengan menggunakan alkoli

tujuannya. dan sabun.

Pengelompokkan ini

didasarkan atas kehalusan, x Drying

panjang, kekuatan, keriting Serat wol yang telah
pencucian
(crimp), warna serat dsb. mengalami

Dan setiap lembaran yang kemudian dikeringkan agar

berasal sari seekor biri-biri satu sama lain saling

dikelompokkan menjadi 3 – membuka.

4 kelas (lihat gambar diatas)

x Oiling

46

Bertujuan agar serat-serat - memperbaiki kerataan pan
jang serat.
yang telah mengalami
- Memisahkan serat-serat pen
pengeringan tidak mudah dek dan kotoran yang masih
melekat dengan jalan penyi
patah/rusak (getas) pada siran.

serat proses caring dan juga - Mensejajarkan serta melu
ruskan serat-serat.
menghidari listrik statik dan

serat-serat lebih lentur dan

mempunyai sifat lenting

yang baik. Persentase

peminyakan biasanya Sliver yang dihasilkan dari

berkisar antara 2 – 3 % dari proses pada mesin Combing ini

berat kering. lebih rata dan biasanya disebut

“TOP”. Proses Combing ini

x Carding dapat dilakukan dengan dua

Bertujuan untuk : cara, yaitu :

- menguraikan gumpalan Cara Inggris dan Cara Perancis

serat-serat wol yang telah Cara Perancis biasanya

megalami pencucian dan digunakan untuk proses serat

pengeringan menjadi serat- wol merino, sedangkan cara

serat individu. Inggris adalah untuk serat wol

- memisahkan serat-serat Inggris.

pendek dan yang panjang Sebelum proses dilanjutkan, top

serta menghilangkan yang dihasilkan dari proses

kotoran-kotoran. Combing terlebih dahulu

- meluruskan serta mengalami proses pencucian

mensejajarkan serat. pada mesin Back Washing.

- Membuat sliver atau lap. Tujuan pencucian ini adalah

sebagai berikut :

Jenis mesin Carding yang - menghilangkan kotoran-ko

digunakan adalah Roller Card toran serat minyak

berbeda dengan mesin Carding yang melekat agar dida

yang digunakan untuk proses patkan hasil celupan yang

kapas. baik.

Hasil akhir mesin Carding yang - menjaga kemungkinan terja

berupa sliver langsung dinya perubahan warna,

ditampung dalam can, digulung karena adanya reaksi kimia

dalam bentuk ball atau dari sisa kotoran minyak bila

gulungan (ball). Hasil terjadi penyimpanan yang

perangkapan web dari 8 – 10 lama.

buah mesin Carding. - Top sebagai bahan sete

ngah jadi yang juga

x Combing diperjualbelikan maka sedikit
Bertujuan untuk :
banyaknya harus lebih baik

47

kwalitasnya maupun Tujuan susunan mesin drawing
serta besar nilai regangan dan
kenampakkannya. jumlah rangkapan tergantung
pada cara yang digunakan serta
x Drawing sifat serat wol yang diolah.
Bertujuan untuk : Hal ini biasa digunakan pada
cara Inggris dan Perancis untuk
- meluruskan serta lebih bahan serat wol yang halus dan
mensejajarkan letak serat- putih yang terdiri dari 9
serat kearah sumbu sliver. susunan. Untuk serat-serat wol
medium terdiri dari 7 susunan,
- mengurangi ketidakrataan sedangkan untuk serat-serat
sliver dengan jalan wol panjang, mohair dan lain
perangkapan. sebagainya terdiri dari 6
susunan mesin drawing. Hasil
Untuk melakukan proses akhir dari mesin drawing ini
drawing tersebut, biasanya merupakan Roving.
dilakukan pada mesin Gil Box. Sebelum dilakukan proses
Sesuai dengan sifat bahan baku drawing pertama-tama diadakan
dan hasil benang yang pemilihan top. Pemilihan itu
diinginkan proses drawing ini didasarkan pada kwalitas dan
dapat dilakukan dalam harga top serta kwalitas benang
beberapa cara, yaitu : yang akan dihasilkan.
- Fench drawing
- English drawing (disebut x Ring Spinning

juga Brag Ford System) Sama halnya dalam proses
- Anglo-Continental drawing
- American drawing
- New English System atau

Raper System drawing

pembuatan benang kapas,

French drawing digunakan pada proses di mesin Ring

untuk memproses dry top yang Spinning ini bertujuan untuk

berasal dari serat wol merino melaksanakan peregangan

yang halus dan pendek. (drafting), penggintiran

English drawing digunakan (twisting) dan penggulungan

untuk memproses oil Top. (winding) terhadap roving

Anglo-Continental drawing untuk mendapatkan benang

dapat digunakan untuk yang rata.

memproses dry top maupun oil Karena roving dalam sistem

top. worsted spinning ada yang

American drawing susunannya berasal dari cara drawing

sangat sederhana. Inggris (yang mempunyai

New English System antihan) dan cara drawing

menggunakan auto leveller Perancis (yang tidak

sehingga menghasikan sliver mempunyai antihan), maka

yang rata dan merupakan suatu mesin Ring spinning pun

system yang terbaru. disesuaikan dengan jenis

48

roving yang diolah. Jenis - Penanaman : Diperlukan
mesin Ring spinning terdiri tanah yang lekat dan
dari : tercampur pasir, karena bila
- Mesin Spinning Flyer (Flyer terlalu lembab, akar-akarnya
Spinning Frame) mudah menjadi rusak. Cara
- Mesin Spinning Cap (Cap penanaman dengan stekan-
Spinning Frame) stekan rhizjoma berbaris
- Mesin Ring Spinning (Ring sejarak kira-kira 15 cm satu
Spinning Frame) dengan lainnya, sedangkan
- Mesin Mule Spinning (Mule jarak antar barisnya kira-kira
Spinning Frame) 60 cm.
Mesin Spinning Flyer, mesin
spinning Cap dan mesin 5.8.2 Proses Pengolahan
Ring Spinnng digunakan
untuk mengolah roving yang Bahan Baku menjadi
berasal dari cara drawing
Inggris dan menghasikan Benang
benang yang berkilau.
Mesin Ring Spinning dan Proses pengolahan bahan baku
mesin Mule Spinning
digunakan untuk mengolah menjadi benang diuraikan
roving yang berasal dari
cara drawing Perancis yang sebagai berikut :
tidak mempunyai antihan
dan menghasilkan benang - Pertama dilakukan 2 – 4 kali
yang empuk.
pemotongan per tahun :
5.8 Pembuatan Benang
Rami panjang hasil pemotongan

5.8.1 Bahan Baku pertama dan kedua kira-kira
- Jenis tanaman : Boehmeria
2 meter, ketiga kira-kira 1½
Nivea termasuk tropis/sub
tropis. meter.
Dikenal dua macam rami ,
yaitu : rami kuning dan rami - Pengambilan serat dari
hijau.
Rami kuning lebih baik dari batangnya : pengelupasan
jenis yang hijau, karena
menghasilkan serat yang ini dilakukan dengan mesin
lebih lemas.
decorticator.

- Penjemuran : pada sinar

matahari.

- Penyikatan : dipakai

Brushing machine.

- Penyortiran : disortir sesuai

dengan kwalitasnya.

- Grade istimewa :

panjangnya 90 cm, bersih

tanpa cacat, berwarna putih.

- Grade pertama : panjang 90

cm, tidak bersih sempurna.

- Grade kedua : panjangnya

75 – 90 cm.

- Sisa : lebih pendek dari

60 cm.

49

- Degumming : - Picking : Penyortiran serat-

menghilangkan getah serat menjadi lempengan-

dengan cara pemasakan lempengan (setelah dibuang

dengan memakai kaustik kotoran-kotoran yang

soda. Biasanya, sebelum mungkin masih melekat

dimasak dilakukan padanya).

pelunakan terlebih dahulu. - Spreading machine : Disini

- Crushing : yaitu dilakukan peregangan dan

menumbuhkan agar serat- pelurusan serat dengan

seratnya terurai dan terlepas menggunakan semacam

satu sama lainnya serta mesin Gill Box.

menghilangkan kotoran - Setting frame : Berfungsi

yang melekat padanya hampir sama dengan

sambil terus menerus spreading machine yaitu

disemprot dengan air. untuk lebih mensejajarkan

Bahan tadi setelah itu diberi letak serat-serat serta

minyak (lemak hewan) untuk menentukan ukuran

memudahkan dalam proses slivernya.

Pemintalan. - Drawing frame : Fungsinya

- Pengeringan : Pengeringan sama dengan setting frame,

pada pesemaian di udara hanya disini dilakukan

terbuka. perangkapan untuk

- Pelemasan : Penghalusan mengurangi ketidakrataan.

sambil pencabikan - Roving frame : Disini roving

(unravelling) agar serat- mulai diberi antihan

serat lebih terbuka. terhadap hasil mesin

Kemudian dilakukan sebelumnya serta sedikit

peminyakan untuk kedua regangan sebagai persiapan

kalinya dan baru diletakkan menjadi benang dengan

dalam ruang kondisi nomor tertentu.

(conditioning room). - Ring Spinning : Disini terjadi

- Filling machine : Disini serat proses peregangan, antihan

diletakkan pada permukaan dan penggulungan pada

silinder, kemudian bobin, hasilnya berupa

pemotongan serat-serat benang.

yang terlalu panjang

sehingga merupakan 5.8.3 Sifat Rami dibandingkan

rumbai-rumbai. dengan Serat Kapas

- Dressing machine : Disini

dilakukan penyisiran dan Beberapa sifat rami

perapihan sehingga didapat dibandingkan dengan serat

pemisahan serat-serat kapas ialah :

panjang dan pendek. - Kekuatan rami lebih besar

dari pada kekuatan kapas.

50

- Persentase mulur rami - Dalam pembuatan benang-
hampir sama dengan kapas.
benang campuran (Blended
- Rami lebih baik dari kapas.
- Persentase penambahan Yarn) biasa dicampur

kekuatan rami dalam dengan Tetoron (Poliester)
keadaan basah lebih besar
dari kapas. atau kapas.
- Rami lebih cepat menyerap
dari pada kapas. - Nomor benang yang bisa
- Serat rami lebih kasar dari
serat kapas (sekitar 5 – 8 dibuat adalah Ne 1 30’S -
denier).
Ne 1 40’S, bahkan kadang-
5.8.4 Kegunaan Serat Rami kadang untuk bahan yang

Rami digunakan untuk bahan- berkwalitas tinggi sampai
bahan : topi wanita, kemeja,
saputangan, serbet, taplak meja Ne 1 60’S. campuran,
dan lain-lain. - Persentase

5.8.5 Pencampuran dengan biasanya :
Serat-serat lain
(a) Poliester 65 % dan rami

35 %

(b) Kapas 80 % dan rami 20

%

Komposisi / persentase

campuran dapat diatur sesuai

dengan kegunaan barang

jadinya.

5.8.6 Skema Proses Pemintalan Rami

Skema proses pemintalan rami ialah sebagai berikut :
Bahan rami

Pembukaan bal
(Ball opening)

Penyortiran
(Separating)

Pelunakan
(Softening)

Pemasakan
(Boiling)

51

Penumbukan Small Filling
(Crushing)
2 nd dressing
Pencucian
(Washing) Serat rami pendek
Serat rami sedang
Pemerasan
(Centrifugation)

Peminyakan
(Oil emulsion)

Pengeringan
(Drying)

Pelemasan
(Softenning)

Pensejajaran
(Unravelling)

Pengondisian
(Conditioning)

Large Filling

1 st dressing

Picking

52

Spreading Peminyakan Carding

Setting Opening Cutting
Drawing 2 x Mixing H. B. B.
Roving 2 x Carding
Ring Spinning Combing Crighter opener
Hopper Feeder

Inter setting gill Crighton opener

Roving Exhaust opener

Spinning Carding

Combing

Drawing 2 x

Roving 2 x

Spinning

Gambar 5.14
Skema Proses Pemintalan Rami

53

5.9 Pengolahan Benang Proses pengolahan kokon
Sutera
menjadi benang sutera

dilaksanakan sebagai berikut :

5.9.1 Bahan baku x Proses persiapan. Kokon

yang tidak akan menjadi

Sutera adalah salah satu serat bibit, dikumpulkan untuk

alam, yang berasal dari hewan, dimatikan kepompongnya

yaitu ulat sutera. Serat dibuat agar tidak menjadi kupu-

pada saat ulat sutera akan kupu yang akan menerobos

berubah menjadi kepompong kokon. Bila kokon diterobos,

dan kemudian ngengat. maka filamen akan rusak.

Lapisan-lapisan serat-serat - Penjemuran dibawah sinar

sutera pada saat proses matahari selama beberapa

pembuatan kokon. jam.

Serat sutera merupakan satu- - Menggunakan aliran uap air

satunya serat alam yang pada ruangan yang berisi

berbentuk filamen. kokon. Suhu didalam

Filamen adalah serat yang ruangan kokon harus dijaga

kontinyu. tetap, berada antara 65°C -

Pengambilan serat dilakukan 75°C. Pengerjaan dilakukan

dengan jalan menguraikan selama 15 – 25 menit.

kokon dengan alat yang biasa Setelah dimatikan

disebut mesin Reeling. kepompongnya, kemudian

Jenis serat sutera ada dua kokon dikeringkan dalam

macam, yaitu : ruangan pengering.

- Menggunakan aliran udara

x Cultivated silk, adalah serat panas.
sutera yang dihasilkan dari
ulat sutera yang dipelihara Cara ini dilakukan dalam
dengan saksama. Pemeliha
raan dilakukan dari mulai suatu alat atau ruang
telur ulat menetas sampai
dengan masa pembuatan pengeringan. Suhu ruang
kokon.
pengering diatur mulai 50°
x Wild silk, adalah serat sutera
yang dihasilkan dari ulat berangsur-angsur naik
sutera yang tidak dipelihara,
yaitu yang memakan daun sampai dengan ± 95ºC.
pohon oak.
Pengerjaan dilakukan

selama 20 – 30 menit.

- Menggunakan obat-obatan.

5.9.3 Proses Pemilihan Kokon

Kokon yang telah dimatikan

5.9.2 Pengolahan Kokon kepompongnya sebelum

mengalami proses, sebelumnya

perlu dipilih yang dilakukan

54

pada bagian penyortiran yang melalui pengantar, kemudian
digulung pada kincir atau
meliputi pekerjaan : haspel.
Filamen dapat diberi sedikit
- Pembersihan dan antihan agar dapat saling
berpegangan satu sama
pengupasan serat-serat lainnya.

bagian luar kokon.

- Pemisahan kokon yang

besar dan kecil

- Pemisahan kokon cacat dan

kotor. Setiap pekerja dapat

memegang mesin Reeling

5.9.4 Pembuatan Benang sampai 20 mata pintal.
dengan Mesin Reeling
Biasanya setiap mata pintal

terdiri dari 5 – 8 buah kokon.

Sebelum kokon dapat diuraikan

menjadi benang pada mesin Pada mesin Reeling otomatis
yang dilengkapi dengan alat
reeling, terlebih dahulu harus pencari dan penyuap filamen
secara mekanis, seorang
dimasak dengan air panas yang pekerja dapat memegang 400 –
600 mata pintal, dengan
bersuhu ± 95ºC selama 1 – 2 kemampuan produksi 3 – 4 kali
mesin Reeling konvensional.
menit. Pemasakan ini dilakukan Serat yang dihasilkan digulung
dalam bentuk streng, kemudian
agar ujung-ujung serat-serat dibundel dengan ukuran berat
± 6 pound, yang disebut
filamen sutera mudah dicari dan “books”. Selanjutnya books-
books ini dipak dalam bentuk
diuraikan pada saat reeling. bal, yang dapat langsung
dikapalkan.
Penguraian dan pencarian Benang sutera tersebut setelah
sampai di pabrik Pertenunan
ujung filamen dilakukan dengan atau Perajutan, sebelum
digunakan biasanya dilakukan
peralatan sikat yang berputar- pengerjaan-pengerjaan
persiapan, sebagai berikut :
putar pada mesin Reeling. - Penggulungan kembali pada

Air yang digunakan harus spool
- Penggintiran dengan mesin
memenuhi syarat-syarat :
gintir
- Harus bersih, jernih dan - Untuk memantapkan antihan

bebas dari macam-macam terlebih dahulu dimasukkan
kedalam kamar uap selama
kotoran. ± 30 menit

- Sedapat mungkin netral atau

sedikit alkalis dengan pH

6,8 – 8,5.

- Kesadahan diantara

8º – 10º, kesadahan

Jerman.

- Sisa penguapan 0,15 –

0,2 gr/1.

Pada mesin reeling

konvensional sejumlah ujung

filamen dari beberapa buah

kokon, disatukan dan ditarik

55

- Penghilangan serisin x Cara Perancis atau cara
Pemintalan dengan mesin Chambron dimana dua
Reeling dapat dilakukan dalam kelompok filamen kokon
dua cara, yaitu : dililitkan satu sama yang
x Cara Itali atau cara tavelle, lain. Kemudian lilitan
tersebut dipisahkan kembali
dimana sekelompok filamen untuk digulung pada dua
kokon dipersatukan dan kincir yang terpisah.
dililitkan satu sama lain
(untuk mendapatkan benang Untuk jelasnya dibawah ini
yang rata dan daya lekat digambarkan salah satu contoh
yang tinggi antar filamen- mesin Reeling Sutera.
filamennya). Cara ini banyak
digunakan di Indonesia.

Keterangan : Gambar 5.15
1. Pemanas Skema Reeling Sutera
2. Filamen kokon
3. Kokon yang siap untuk
disuapkan

4. Kokon yang serat-seratnya
belum terurai

56

5. Larutan kimiawai sebagai teknik fermentasi pada
pelunak
mana ± 20% dari serisinnya
6. Pengantar porselin
7. Persilangan filmen masih terkandung dalam
8. Mata pengantar traverse
9. Kincir atau haspel bahan sutera tersebut.
10. Tangan kincir angin dapat
Bahan sutera yang telah
ditekuk
11. Drum mengalami pemasakan
12. Ujung batang peluncur
selanjutnya dikerjakan

dengan mesin-mesin yang

sama seperti, pada proses

pengerjaan wol dan serat-

serat staple lainnya.

5.9.5 Limbah Sutera Serat-serat mengalami

pengerjaan pembukaan,

Limbah sutera terdiri dari : penguraian dan peregangan
x Limbah yang terjadi pada
serta penyisiran. Kemudian
saat pengerjaan pada mesin
reeling. disuapkan pada mesin
x Bagian dalam kokon yang
tidak berguna. Roving dan mesin Ring
x Limbah kokon cacat yang
filamennya terputus. Spinning serta Twisting.
x Limbah yang terjadi pada
saat pengerjaan Hasil benangnya disebut
penggintiran pada mesin
gintir. Spun Silk.

5.10 Pembuatan Benang
Sintetik

Limbah sutera tersebut diatas Serat buatan mula-mula dibuat
dengan jalan percobaan (di
kemudian dipak dan dikirimkan Eropa pada tahun 1857).
Produksi secara komersil
ke Pabrik Pemintalan dalam dimulai pada tahun 1910 (di
Amerika). Jenis serat buatan
bentuk bal. Sebelum dikerjakan, diantaranya : rayon, asetat,
poliester, acrilat dan lain-lain.
limbah ini terlebih dahulu

dibersihkan dan dimasak

(degumming) yang dapat

dilakukan dengan dua 5.10.1 Pengolahan Serat
Buatan
cara/proses, seperti :

x Proses Inggris, yaitu dengan

memasak atau merebusnya Proses pemintalan serat buatan
atau serat sintetis dikenal dalam
dalam larutan sabun. tiga cara, yaitu :
x Pemintalan basah (wet
Larutan ini melarutkan
spinning).
serisin dan menghasilkan

filamen halus.

x Proses kontinental, yaitu

dengan menggunakan

57

x Pemintalan kering atau yang terdapat pada benang.
larutan (dry or solvent
spinning). Setiap serat yang keluar dari

x Pemintalan leleh (melt lubang spinneret setelah
spinning).
dipadatkan segera disatukan
Ketiga cara tersebut diatas pada
dasarnya adalah sama, karena dengan memberi antihan
prosesnya berdasarkan atas
tiga tingkat, yaitu : dalam membentuk sehelai
x Penghancuran dan pela
benang filamen yang
rutan atau pelelehan bahan
baku untuk membuat kontinyu.
larutan.
x Penyemprotan larutan yang x Filamen tow adalah serat
dihasilkan melalui spinneret
untuk membentuk serat. yang dihasilkan dari
x Pemadatan serat dengan
jalan pembekuan, penguap pemintalan filamen spinneret
an atau pendinginan.
yang mempunyai lubang
Spinneret adalah bagian
peralatan yang sangat penting. maksimum 3000 buah. Hasil
Bentuk mulut pipa yang
berlubang-lubang kecil sekali produksi dari 100 buah
dan lebih kecil dari diameter
rambut manusia. Spinneret spinneret atau lebih,
tersebut dibuat dari pelatina
atau logam sejenis yang tahan dikumpulkan menjadi satu
terhadap larutan asam dan
tahan retak oleh larutan pada yang merupakan seutas tali
saat mengalir.
Bentuk serat yang dihasilkan yang besar, disebut filamen
ada tiga macam, yaitu :
Filamen, filamen tow dan stapel tow.
x Serat filamen adalah serat
x Filamen tow yang dihasilkan
yang dihasilkan dari
spinneret yang mempunyai tersebut kemudian dibuat
lubang ± 350 buah atau
kurang, sesuai dengan keriting dan dijadikan stapel
diameter benang yang
dihasilkan. dengan jalan pemotongan
Jumlah lubang spinneret
menunjukkan jumlah filamen dalam ukuran panjang

tertentu. Panjang stapel

biasanya disesuaikan

dengan panjang serat kapas

atau wol. Selanjutnya stapel

ini di pak menjadi bentuk bal

dan kemudian dibawa ke

pabrik pemintalan untuk

dijadikan benang (spun

yarn). Sistem pemintalannya

sama dengan sistem

pemintalan kapas

(conventional spinning

system).

5.10.2 Pembuatan Benang
dari Serat Buatan

Benang dalam arti yang umum
adalah untaian serat yang tidak
terputus-putus.

58

Saling berkaitan dengan antihan x Benang ruwah/bulk. Untuk

dan diameter tertentu. mendapatkan benang

Benang diklasifikasikan menjadi dengan pegangan yang

: empuk (soft), maka dibuat

x Benang filamen (continuous benang yang tidak padat,

filamen yarn), yaitu benang yang disebut benang bulk.

yang berasal dari serat Benang bulk ini dapat

filamen. dihasilkan dengan

x Benang pintal (spun yarn), memberikan sedikit atau

yaitu benang yang terbuat tanpa antihan sama sekali

dari serat stapel baik serat terhadap benang filamen.

alam maupun buatan. Agar kelihatan sifat-sifat

x Benang filamen. Semua ruwahnya, maka serat

benang filamen kecuali filamen tersebut dibuat

sutera, dihasilkan dengan keriting atau berbentuk

cara pemintalan kimiawi seperti per dengan proses

(chemical spinning). thermoplastis. Hasilnya,

Pemintalan kimiawi meliputi adalah benang yang

proses mulai dari mengembang dan tidak

penyemprotan serat dari padat, karena masing-

lubang-lubang spinneret masing serat menempati

sampai pada penggulungan volume yang besar. Benang

benang dalam bentuk cone ruwah ini sangat cocok

atau cheese. Dari untuk kain rajut, seperti

penggulungan ini dapat jumper, kain Hi-Sofi dan

digunakan dalam proses sebagainya.

selanjutnya, seperti x Benang stretch (stretch

pertenunan atau perajutan. yarn). Pembuatan benang

Benang filamen ada yang stretch ini pada hakekatnya

diberi antihan dan ada yang sama saja prinsipnya

tidak. Untuk dapat lebih dengan benang ruwah.

menyempurnakan sifat- Hanya saja struktur masing-

sifatnya, (sesuai dengan masing filamen dibuat

kegunaannya) dilakukan sedemikian rupa sehingga

suatu proses sehingga letak dapat berfungsi seperti per,

setiap individu filamen tidak misalnya dengan dibuat

lagi dalam keadaan teratur, keriting atau dibentuk seperti

melainkan tidak beraturan helix. Dengan demikian,

dan hasilnya disebut apabila ditarik akan mudah

texturized filament yarns. mulur dan apabila tarikan

Texturized yarns dikenal dua dilepaskan akan kembali ke

macam : panjang semula. Ada

beberapa cara yang dapat

dipakai untuk pembuatan

59

benang stretch. Salah satu - Proses dari tow menjadi top

diantaranya ialah apa yang (two to top system)

kita kenal dengan twist- Pada proses ini pengerjaan tow

untwist methode, yaitu menjadi benang stapel

dengan menggunakan dilakukan dengan

mesin false-twister. Prinsip menggunakan mesin turbo

cara ini ialah benang filamen Stapler atau mesin Pasific

diberi antihan yang tinggi, Conventer. Pada mesin ini

kemudian dimantapkan serat-serat filamen dari tow

antihannya dengan dipotong-potong menurut

pemanasan. Karena sifat panjang yang diinginkan,

thermoplastis dari serat dengan menggunakan pisau

sintetis, maka setelah yang sangat tajam. Selanjutnya

pemanasan masing-masing ditampung, dikumpulkan

serat akan tetap mempunyai menjadi bentuk sliver yang telah

struktur seperti helix, sedikit mengalami peregangan

meskipun antihannya telah yang disebut top. Untuk

dibuka. Akibatnya benang membuat benang, top ini

akan mengembang dan selanjutnya di proses pada

mempunyai kemampuan mesin drawing, roving dan

mulur yang besar. spinning.

Benang strecth ini lazim - Proses dari tow langsung

digunakan untuk kaos kaki menjadi benang (tow to

atau kain-kain rajut lain yang yarn system).

kemampuan mulur adalah Dalam proses ini pengerjaan

yang diutamakan. Biasanya benang filamen dari tow

dipakai serat nylon langsung menjadi benang stapel

poliakrilat dan sebagainya. dapat dilakukan dengan

menggunakan mesin Purlock.

Pada mesin ini serat-serat

filamen dari tow dilewatkan

pada suatu sistem peregangan

sehingga serat-serat filamen

Gambar 5.16 putus menjadi serat stapel dan
Filamen Keriting
kemudian dipintal menjadi

benang.

5.10.3 Benang Pintal (Spun
Yarn)

Gambar 5.17 Benang pintal dapat dihasilkan
Filamen Helix dengan menggunakan sistem
pemintalan konventional atau
sistem pemintalan langsung.

60

dari berat bahan baku. Hal ini

x Sistem konventional, dimaksudkan agar benang yang

umumnya dikenal sebagai dihasilkan akan mempunyai

berikut : sifat-sifat yang lebih baik, antara

lain ialah benang akan

Blowing – Carding – Combing – mempunyai kekuatan yang

tinggi tanpa mengurangi sifat

– Drawing – Roving – Spinning– daya serap air yang baik.

Proses pembuatan benang

– Winding campuran pada prinsipnya

adalah sama dengan proses

x Sistem pemintalan langsung pembuatan benang kapas.

Sistem ini dilaksanakan Sebagai contoh, diambill

dengan langsung campuran antara serat poliester

memotong-motong serat dengan serat kapas. Dalam

filamen sebelum dipintal pelaksanaannya, blending dapat

menjadi benang. dilakukan antara lain pada

mesin-mesin Blowing, Carding

5.11 Pembuatan Benang dan Drawing.
Campuran
Dari beberapa cara tersebut

yang banyak digunakan ialah

Dalam pembuatan benang yang pencampuran yang dilakukan

menggunakan bahan baku serat pada mesin Drawing, tetapi

stapel, dapat dibuat benang dalam beberapa hal,

dengan satu macam jenis serat pencampuran dapat dilakukan

ataupun campuran dari juga pada mesin-mesin Blowing.

beberapa macam jenis serat. Pencampuran yang dilakukan

Pencampuran serat-serat yang pada mesin Blowing mempunyai

tidak sejenis (blending) dapat kelemahan-kelemahan antara

terdiri dari 2 jenis serat atau lain karena adanya perbedaan

lebih. Pada umumnya, panjang serat, jumlah kotoran,

pencampuran yang banyak serat jenis, sifat-sifat fisik dan

dilakukan adalah pencampuran mekanik antara serat poliester

dari 2 jenis serat misalnya dan serat kapas. Untuk panjang

kapas dengan poliester, serat dan kotoran yang

poliester dengan rayon dan berbeda, diperlukan penyetelan

sebagainya. Perbandingan dan tingkat pembukaan yang

campuran serat, tergantung dari berbeda-beda.

sifat benang yang diinginkan, Serat-serat yang berat jenisnya

misalnya pada pencampuran lebih kecil, kemungkinan besar

poliester dengan kapas, pada proses akan terhisap lebih

mempunyai perbandingan 65% dahulu dibandingkan dengan

berbanding 35% diperhitungkan serat-serat yang berat jenisnya

lebih besar, sehingga blending

61

yang diharapkan kemungkinan susunan sliver yang disuapkan
tidak dapat tercapai. Demikian
pula terhadap sifat-sifat fisik dan pada mesin Drawing. Dengan
mekanik lainnya harus
diperhatikan pula. cara tersebut, maka persentase
Pencampuran pada mesin
Drawing biasanya dilakukan campuran yang diinginkan
dengan cara mengatur
perbandingan rangkapan dan dapat dicapai.

Perbandingan persentase

campuran yang lazim digunakan

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1
Macam-macam Perbandingan Persentase Campuran

No. Macam campuran serat Perbandingan (%)
1. Poliester/kapas persentase campuran

65/35

2. Poliester/rayon 65/35

3. Kapas/rayon 80/20

4. Poliakrilak/kapas 55/45

5. Poliester/wol 55/45

6. Kapas/kapas Tidak tertentu

Agar diperoleh hasil yang baik, perlu pula diperhatikan faktor
penyetelan mesin dan kondisi ruangan (RH).

62
5.12 Proses di Mesin Blowing

U

Gambar 5.18
Unit Mesin-mesin Blowing

63

Serat yang sudah didiamkan x Membuat lap yang rata
sebagai hasil akhir
selama ± 24 jam diangkut ke pengerjaan serat pada unit
mesin-mesin Blowing.
ruang Blowing dan disusun
Agar tujuan tersebut dapat
disekeliling mesin Loftex tercapai, perlu diadakan
penyetelan-penyetelan yang
Changer. teliti pada mesin-mesin Blowing,
sesuai mutu serat yang
Kemudian dari masing-masing diproses.

bal diambil segumpal demi Dibawah ini mesin-mesin
Blowing model baru, antara lain
segumpal dengan tangan dan :

disuapkan diatas lattice 5.12.1 Mesin Loftex Charger

penyuap. Gambar 5.19
Skema Mesin Loftex Charger
Pengambilan kapas diatur
Keterangan :
sedemikian rupa sehingga 1. lembaran kapas
2. lattice
dapat habis dalam waktu yang 3. pawl penyuap (feed pawl) &

bersamaan. Adapun maksud Rachet
4. eksentrik / modulator /
dan tujuan pembukaan ini
regulator
adalah :
5.12.1.1 Proses di Mesin
- Membantu pembukaan Loftex Charger

kapas Mesin ini merupakan peralatan
penyuap lembaran-lembaran
- Menghindari kemungkinan

adanya potongan-potongan

besi, mur atau baut terbawa

serat masuk ke mesin.

- Melakukan pencampuran

serat dari beberapa bal yang

tersedia.

Gumpalan serat terus masuk

kedalam mesin-mesin Blowing

dan keluar berupa lap sebagai

hasil akhir mesin scutcher.

Tujuan proses di mesin Blowing

adalah :

x Membuka gumpalan-gumpa

lan serat hingga menjadi

gumpalan yang lebih kecil

(terurai).

x Membersihkan kotoran-koto

ran yang terdapat pada se

rat sewaktu serat mengalami

proses pembukaan.

x Mencampur serat yang

berasal dari beberapa serat

yang disuapkan.


Click to View FlipBook Version