The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelas10_Teknologi_Pembuatan_Benang_dan_Pembuatan_Kain_Jilid_1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tlogosadangmtsm, 2022-09-26 17:41:31

Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 1 SMK

Kelas10_Teknologi_Pembuatan_Benang_dan_Pembuatan_Kain_Jilid_1

113

Saringan silinder tidak banyak

memerlukan pemeliharaan,

hanya pada waktu-waktu

tertentu harus dibersihkan,

diperiksa serta diluruskan dan

disetel kembali. Limbah yang

ada dibawah saringan ini Gambar 5.57
Stripping Action
seharusnya terdiri dari serat-
5.13.2.6 Gerakan Penguraian
serat pendek saja yang (Carding Action)

bercampur dengan kotoran / Carding action adalah suatu
kegiatan yang digunakan untuk
debu. Warnanya harus kecoklat- membuka dan menguraikan
serat yang masih berupa
coklatan atau abu-abu. Apabila gumpalan-gumpalan. Carding
action terjadi apabila arah
warnanya keputih-putihan, bagian jarum yang tajam pada
kedua permukaan yang
menandakan bahwa banyak bergerak berlawanan arah.
Kecepatan kedua permukaan
serat-serat panjang yang tersebut adalah sedemikian
rupa sehingga bagian yang
terbuang. Untuk tajam dari jarum pada
permukaan yang bergerak lebih
membetulkannya, penyetelan cepat, seakan-akan beradu
dengan bagian yang tajam dari
perlu dirapatkan. jarum pada permukaan yang
dilaluinya.
5.13.2.5 Gerakan
Pengelupasan
(Stripping Action)

Stripping action adalah suatu
kegiatan yang diperlukan untuk
mengelupas / memindahkan
serat yang sudah berupa
lapisan. Stripping action terjadi
apabila arah bagian jarum yang
tajam pada kedua permukaan
sama. Kecepatan kedua
permukaan adalah sedemikian
rupa sehingga bagian yang
tajam dari jarum pada
permukaan yang bergerak
cepat, seakan-akan menyapu
bagian yang tumpul dari jarum
pada permukaan yang
dilaluinya.

Gambar 5.58 Serat
Carding Action Serat
5.13.2.7 Pemisahan
Pendek dari
Panjang

114

sebagian dari serat ternyata

Proses ini terjadi pada saat pindah dari permukaan yang
lapisan kapas yang berada
antara permukaan silinder dan bergerak lebih cepat (silinder)
permukaan top flat (yang aktif)
tergaruk dan terurai. Serat ke permukaan yang bergerak
pendek yang mempunyai ikatan
dengan jarum silinder relatif lebih lambat (flat). Makin cepat
lebih kecil dibanding serat
panjang akan terlepas ikatannya bergeraknya flat tersebut, makin
dengan jarum-jarum silinder dan
menempel pada jarum-jarum banyaklah serat yang
top flat. Berpindahnya serat
pendek dari permukaan silinder dipindahkannya.
ke permukaan top flat juga
dibantu oleh adanya gaya Prinsip pemindahan ini dipakai
centrifugal yang ditimbulkan
akibat dari putaran silinder itu untuk memindahkan serat-serat
sendiri.
Serat pendek yang menempel yang ada dipermukaan silinder
pada jarum-jarum top flat
selanjutnya dibawa top flat dengan menggunakan silinder
untuk dikupas dan dibuang.
yang lebih kecil yang
5.13.3 Bagian Pembentukan
dan Penampungan ditempatkan di depan silinder,
Sliver
silinder yang lebih kecil ini
Bagian ini merupakan bagian
yang terakhir dari mesin disebut Doffer dan
Carding dan dimaksudkan untuk
membentuk serat-serat yang permukaannya ditutup dengan
telah diurai dan dibersihkan
sebelum menjadi sliver dan card clothing yang arah jarum-
kemudian ditampung kedalam
can. jarum yang tajam berlawanan
Bagian ini terdiri dari :
- Doffer dengan yang ada di silinder,
- Sisir doffer (doffer comb)
- Rol penggilas (calender roll) sehingga terjadi gerakan
- Coiler
Pada gerakan penguraian Carding.
(Carding action), selain serat-
serat terurai satu sama lainnya, Pada titik singgungnya, silinder

dan doffer bergerak dengan

arah yang sama, kebawah dan

karena kecepatan permukaan

doffer relatif lebih lambat dari

kecepatan permukaan silinder

(kurang lebih seperdua

puluhnya), maka serat-serat

yang ada di permukaan silinder

akan pindah ke permukaan

doffer dan dibawa ke depan.

Lapisan tipis dari serat-serat

yang ada di permukaan doffer

ini disebut web dan jumlahnya

cukup untuk dibuat menjadi

sliver.

Bagaimana terjadinya

pemindahan yang hampir

secara keseluruhan dari silinder

ke doffer ini, sampai sekarang

masih belum di mengerti benar-

benar walaupun diperkirakan

115

adanya beberapa faktor yang sisir doffer (doffer comb) dan

membantu sebagai berikut : berbentuk lapisan tipis dari serat

- Permukaan doffer yang yang disebut web, sehingga

bersinggungan dengan permukaan yang bersinggungan

silinder selalu bersih dari dengan silinder selalu bersih

serat. dan siap untuk menampung

- Card clothing yang dipakai serat-serat dari permukaan

pada doffer selalu lebih silinder lagi. Berat web ini telah

halus dari yang dipakai pada disesuaikan dengan berat sliver

silinder. Karena nomornya yang diinginkan, sehingga untuk

biasanya 10 nomor lebih mengubah web menjadi sliver,

halus, berarti jumlah jarum web tersebut cukup

persatuan luas lebih banyak, dikumpulkan menjadi satu dan

demikian pula daya dilakukan melalui suatu

sangkutnya. terompet. Serat-serat tersebut

- Karena keduanya berbentuk menggabung menjadi satu dan

lingkaran, silinder dan doffer kemudian digilas antara

bertemu pada suatu titik sepasang rol penggilas untuk

singgungnya saja dan lebih merapatkan serat-serat

segera berpisah setelah dalam sliver tersebut. Sliver

serat berpindah dari silinder tersebut kemudian ditampung

ke doffer sehingga dalam suatu can dan cara

kesempatan untuk meletakkannya diatur

berpindah lagi ke silinder sedemikian, sehingga susunan

hampir tidak ada. sliver dalam can tersebut

- Adanya gaya centrifugal berbentuk seperti kumparan

yang berasal dari putaran (coil).

silinder yang cepat,

cenderung membantu serat- 5.13.3.1 Doffer

serat yang ada di

permukaannya dilemparkan Pada prinsipnya bentuk dan
konstruksi dari doffer tidak
ke doffer dan karena banyak berbeda dengan
silinder. Perbedaan antara
putaran doffer jauh lebih keduanya terletak antara lain
dalam hal-hal sebagai berikut :
lambat, perpindahan dari - Kalau diameter silinder

doffer ke silinder tidak biasanya kurang lebih 50
inch, diameter doffer ini
terjadi. biasanya hanya sekitar 27
inch.
- Adanya aliran udara antara - Card clothing yang dipakai
untuk menutup permukaan
kedua permukaan tersebut doffer, biasanya 10 nomor

diduga membantu

pemindahan serat-serat.

Serat-serat yang ada di
permukaan doffer ini setelah
dibawa ke depan dikelupas oleh

116

lebih halus daripada yang ditinjau dari gerakannya

dipakai untuk menutup adalah gerakan carding dan

silinder. Jadi kalau mengenai terjadinya

silindernya menggunakan perpindahan serat tersebut

card clothing nomor 110 telah diterangkan dimuka.

maka doffernya Jadi fungsi dari doffer ini

menggunakan card clothing antara lain untuk

nomor 120. mengumpulkan serat-serat

- Bearing (landasan) pada dari permukaan silinder dan

silinder tetap pada memindahkannya menjadi

kerangkanya, sedang lapisan serat yang tipis dan

bearing atau landasan untuk rata ke permukaannya dan

doffer ini prinsipnya dapat kemudian membawanya ke

diatur, sehingga jarak antara depan dalam bentuk lapisan

permukaan silinder dan tipis secara kontinyu,

doffer dapat diatur sesuai sehingga dapat mudah

dengan keperluannya. Jarak dikelupas oleh sisir doffer

ini biasanya sekitar : 0,007 dan dibentuk menjadi sliver.

inch dan sangat penting Karena silinder yang di

artinya kalau kita depannya mempunyai fungsi

menginginkan hasil yang tiada lain ialah untuk doffing

baik. (mengambil atau

- Kalau arah dari jarum yang memindahkan), maka

tajam pada silinder dititik dinamakan doffer.

singgung antara silinder dan Kalau kita perhatikan,

doffer menghadap kebawah, bahwa kecepatan

pada doffer mengarah permukaan silinder 20 – 30

keatas dan keduanya kali kecepatan permukaan

bergerak kearah yang sama doffer, maka dapat kita

ialah kebawah. Tetapi harapkan bahwa setiap inch

karena kecepatan dari permukaan doffer

permukaan silinder jauh sebenarnya menampung

lebih besar dari daripada serat-serat dari permukaan

kecepatan permukaan doffer silinder sepanjang 20 – 30

(20 – 30 kalinya), maka inch. Kalau kita pernah

terjadi carding action. melihat web dari doffer,

Gerakan antara silinder dan maka kita dapat

doffer ini sering dikelirukan membayangkan, betapa

dengan gerakan stripping, tipisnya lapisan serat yang

berhubung kenyataannya ada dipermukaan silinder.

serat-serat yang ada di Sehingga untuk

permukaan silinder mengelupasnya menjadi

dipindahkan ke permukaan web yang kontinyu, lapisan

doffer. Meskipun demikian yang sangat tipis di

117

permukaan silinder tersebut demikian memungkinkan web

perlu dikumpulkan terlebih yang dihasilkan dapat

dahulu, sehingga serat- mempunyai kekuatan. Kalau

seratnya mempunyai cukup keadaan serat-seratnya lurus

geseran satu sama lainnya dan searah, web yang tipis

dan mudah untuk tersebut sangat sulit untuk

dipindahkan dan dibentuk dilepas dan dibentuk menjadi

menjadi sliver. sliver secara kontinyu.

Untuk sekedar memberikan

gambaran mengenai 5.13.3.2 Sisir Doffer (Doffer
Comb)
penyebaran serat di permukaan

card clothing kiranya ada

manfaatnya kalau diketahui Serat-serat yang telah berada di

bahwa untuk ukuran sliver 60 permukaan doffer tersebut

grains per yard yang dihasilkan kemudian dibawa berputar

dan kehalusan card clothing bersama-sama putaran doffer,

nomor 120 dan kecepatan mula-mula kebawah dan

produksi yang wajar, maka kemudian keatas. Selama

setiap inch persegi dari dibawa kebawah oleh doffer

permukaan doffer akan terdapat tersebut serat-serat tidak diapa-

kurang lebih 700 serat. Karena apakan, sehingga perlu dijaga

untuk nomor 120 terdapat 600 agar tidak terjadi kerusakan

jarum per inch 2 maka rata- pada webnya. Karena adanya

ratanya 1,2 serat per jarum aliran udara, dapat

(pembuktian ini dapat dicoba menimbulkan perubahan pada

sendiri oleh pembaca sebagai susunan serat di webnya, maka

latihan perhitungan di carding). bagian bawah dan samping dari

Kalau kita perhatikan betul-betul doffer tersebut juga tertutup.

posisi dan kondisi serat-serat Sekeluarnya dari bagian bawah

yang ada di web dari doffer, doffer yang tertutup tersebut,

maka akan kelihatan bahwa serat-serat yang ada di

keadaan serat-serat tersebut permukaan doffer dibawa

tidaklah lurus dan posisinya keatas ke bagian depan dari

juga tidak searah, tetapi banyak mesin Carding. Di bagian depan

mempunyai lekukan serta ini, web pada doffer kemudian

letaknya banyak yang dikelupas oleh sisir doffer tanpa

bersilangan. mengalami kerusakan atau

Karena keadaan tersebut, maka perubahan-perubahan. Sisir

tujuan dari carding tidak doffer tersebut dibuat dari pelat

mencakup pelurusan serat dan baja yang lurus dengan lebar

kalau terjadi pelurusan sifatnya kurang lebih 1 inch dan di

hanya sementara saja. bagian bawahnya bergigi dan

Disamping itu keadaan yang biasanya 16 gigi per inchnya.

Sisir tersebut dipasang pada

118

poros sisir doffer (diameter ± 1,5 kecepatan permukaan doffer
inch) dengan perantaraan 4 – 6 ialah :
jari penguat, sedemikian
sehingga posisinya horisontal 10 x S x d = 10 x 22
terhadap poros sisir doffer.
Pemasangan sisir doffer x 27
tersebut harus dilakukan 7
dengan teliti, agar sisirnya tetap
lurus dan berjarak sama ke = 900 inch
permukaan doffernya (0,010 –
0,20 inch) salah satu ujung dari Sedang kalau jarak goyangan 1
poros sisir doffer tersebut
digoyangkan oleh eksentrik inch, maka panjang permukaan
(Reciprocated) pada sumbunya,
sedemikian sehingga sisirnya yang disapunya selama satu
bergerak bolak-balik keatas-
kebawah kurang lebih pada menit oleh sisir doffer ialah1200
jarak 1 - 1¼ inch dengan tepat.
Kecepatan goyangan ini inch.
berkisar antara 1200 – 1600
goyangan per menit. Karena Hal ini berarti jarak 900 inch
arah jarum pada permukaan
doffer dibagian depan tersebut disapu oleh sapuan sepanjang
kebawah, maka pada waktu
sisir bergerak kebawah akan 1200 inch atau dengan kata lain
menyapu punggung dari jarum-
jarumnya yang bergerak keatas. hanya 900 x 100% = 75% saja
Dengan demikian gerakan
antara doffer dan sisir doffer 1200
tersebut adalah gerakan
stripping, sehingga web yang yang dimanfaatkan. Kalau
ada di permukaan doffer
terkelupas. doffernya berputar lebih lambat,
Gerakan keatas dari sisir doffer
tersebut tidak menghasilkan makin kecil pula
apa-apa, demikian pula
sebagian dari gerakan pemanfaatannya. Dengan
kebawahnya. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut : demikian maka perlu adanya
Kalau putaran doffernya 10 rpm
dan kecepatan goyangnya dari penyesuaian antara kecepatan
sisirnya 1200 goyangan per
menit, maka setiap menitnya doffer dan sisir doffernya, makin

besar putaran doffernya, harus

makin besar pula kecepatan

sisirnya.

Gerakan sisir doffer ini, pada

prinsipnya berasal dari putaran

silinder utama yang

dihubungkan ke suatu gerakan

eksentrik, dimana poros dari

sisir tersebut ditempatkan.

Dengan demikian setiap putaran

dari eksentrik akan

mengakibatkan sisir doffer

bergerak bolak-balik keatas-

kebawah satu kali.

Untuk putaran silinder 165 rpm

dengan pulley sebesar 18”

maka kalau goyangan sisir

doffer 1200 goyangan per

menit, besar pulley diporos

119

eksentrik kira-kira harus 2 inch. menarik dan melakukan lewat

Karena ukuran ini terlalu kecil suatu terompet dan kemudian

dalam prakteknya maka digilas oleh rol penggilas. Rol

hubungan dari silinder ke penggilas ini dibuat dari besi

eksentrik tidak langsung, tetapi tuang dengan diameter antara

melalui pulley perantara yang 3 – 4 inch dan panjang 6 inch.

ditempatkan antara silinder dan Permukaannya dipolis sehingga

doffer. Jadi dari silinder licin, agar serat yang melaluinya

dihubungkan ke pulley tidak tersangkut. Letak rol

perantara yang diametenya penggilas ini di kerangka bagian

antara 6 – 9 inch dahulu, depan dan berada ditengah-

kemudian dari pulley yang tengah kerangka, sedikit lebih

diameternya 9 – 14 inch yang rendah dari sisiri doffer. Poros

seporos dengan pulley rol penggilas yang bawah

perantara tersebut, baru ke dihubungkan ke doffer. Sedang

pulley eksentrik yang ujung poros yang lain

berdiameter 3 – 4 inch. Dengan dihubungkan ke rol atas dan

demikian kecepatan goyangan coiler dengan perantaraan roda-

eksentrik akan sebesar roda gigi. Dengan demikian

165 x 8 x 12 = 1260 ppm. maka kecepatan putaran rol
65
penggilas selalu mengikuti

kecepatan putaran doffernya

dan putaran rol penggilas

bawah adalah positif.

Berhubung web dari doffer

tersebut sangat tipis dan lemah,

maka untuk memudahkan

penampungannya perlu diubah

dahulu menjadi bentuk yang

lebih padat dan kuat, yang

dinamakan sliver. Untuk ini,

maka web tersebut dikumpulkan

dahulu dengan melakukan lewat

pengantar web yang mengubah

lapisan tipis web menjadi bentuk

Gambar 5.59 Doffer Comb yang penampangnya bulat dan

5.13.3.3 Rol Penggilas kemudian memadatkannya

Web yang telah dikelupas dari melalui suatu terompet dengan
doffer tersebut, kemudian
dikumpulkan dan dipadatkan lubang yang berdiameter sekitar
menjadi sliver dengan jalan
¼ inch.

Agar rol penggilas dapat

menarik dan memadatkan sliver

tersebut lebih lanjut, perlu

adanya tekanan antara

120

pasangan rol penggilas. juga karena adanya tekanan
Tekanan ini diperoleh selain antara rol atas dan bawah
karena beratnya rol atas sendiri dengan perantaraan penekan.
dan biasanya sekitar 20 lbs,

Gambar 5.60
Rol Penggilas (Calender Roll)

Karena permukaan rol tekanan pada rol penggilas
harus cukup dan lubang
penggilas tersebut licin, maka terompetnya harus sesuai
dengan ukuran dari slivernya.
kalau tekanannya tidak sesuai
5.13.3.4 Coiler
dan pada web ada bagian yang
Sekeluarnya sliver dari rol
sedikit lebih tebal dari penggilas, sliver tersebut terus
dibawa keatas coiler, sebelum
semestinya, sehingga ditampung kecalam can.
Adapun fungsi dari coiler ialah
mengalami sedikit kelambatan untuk menempatkan dan
mengatur sliver kedalam can
dalam terompet, maka dapat sedemikian, sehingga letak dan
bentuk didalam can tersebut
terjadi slip. Hal ini dapat

mengakibatkan web yang ada

diantara doffer dan rol penggilas

mengendor dan menumpuk di

depan doffer dan menjadi

limbah.

Untuk menghindari kejadian

yang demikian, maka besarnya

121

seperti kumparan-kumparan Terompet ini bentuknya sama
dengan diameter sedikit lebih saja dengan terompet yang ada
kecil dari jari-jari can dan di belakang rol penggilas, hanya
masing-masing lingkaran dari ukurannya sedikit lebih kecil dan
kumparan sliver tersebut berada disesuaikan dengan ukuran dari
disekeliling sumbu can. Dengan sliver yang dihasilkan.
penempatan sliver yang Suatu rumus yang sering
demikian tersebut sliver digunakan untuk menentukan
kemudian dapat ditarik keluar ukuran lubang dari terompet
dari can tanpa mengalami mesin carding adalah sebagai
keruwetan. berikut :
Diameter lubang = multiplier

berat sliver (grain) / yard (inch)

Biasanya multiplier untuk

carding kapas = 0,022.

Sebagai contoh, ukuran lubang

untuk sliver yang beratnya 56

Gambar 5.61 grains per yard, maka diameter
Letak Sliver didalam Can terompet yang sesuai : 0,022 x

56 = 0,165 inch.

Adapun coiler terdiri dari : Dibawah ini diberikan pedoman

- Terompet untuk menentukan besarnya

- Sepasang rol penarik lubang untuk bermacam-macam

- Pengantar sliver (tube ukuran dari sliver yang

wheel) dikeluarkan oleh salah satu

- Alas can yang berputar (turn pembuat mesin.

table)

- Can

Tabel 5.3 :

Diameter Terompet yang sesuai untuk Ukuran Sliver

Berat sliver dalam Diameter terompet dalam inch
grains per yard
Menurut pabrik Menurut rumus
40
45 0,140 0,139
50
55 0,150 0,148
60
65 0,160 0,156
70
0,167 0,163

0,175 0,171

0,182 0,177

0,190 0,184

122

Dari terompet, sliver tersebut bentuk lingkaran-lingkaran kecil,
ditarik oleh sepasang rol
penggilas yang konstruksinya yang berada antara tepi can
menyerupai rol penggilas
sebelumnya, hanya ukurannya sampai titik pusat can dan
lebih kecil (diameter = 2 inch).
Kemudian sliver dimasukkan setiap lingkaran sliver
kedalam coiler tube dan melalui
perantaraan roda gigi, maka berikutnya selalu berada diatas
coiler tube akan berputar.
lingkaran yang dibentuk
Gambar 5.62
Penampungan Sliver dalam Can sebelumnya dengan titik pusat

Karena coiler ini letaknya yang tidak sama. Dengan
serong, maka sliver yang keluar
dari coiler tube berputar dengan demikian kalau sliver ditarik
titik pusat roda gigi coiler.
Disekeliling roda gigi coiler ada keluar untuk disuapkan ke
pelat coiler yang tidak berputar,
yang gunanya untuk menekan proses berikutnya, tidak akan
sliver yang ada didalam can.
Sliver yang keluar dari coiler mengalami kerusakan-
tube kemudian ditampung
kedalam suatu can, yang kerusakan dan geseran-geseran
diletakkan diatas suatu alas can
yang berputar dengan titik putar yang berarti, meskipun sliver
yang tidak sama dengan titik
putar coiler tubenya. tersebut sebenarnya tidak
Karena alas can berputar lebih
lambat dari putaran coiler mempunyai twist, kecuali sedikit
tubenya, maka coiler tube akan
meletakkan slivernya dalam twist yang diakibatkan karena

putaran coiler.

Can yang dipakai untuk

menampung sliver, didalamnya

mempunyai alas yang ditahan

dengan per yang gunanya

untuk :

1. Menekan sliver yang ada

didalam can ke permukaan

pelat coiler sehingga

menjadi agak padat

tumpukannya.

2. Kalau sliver disuapkan ke

proses berikutnya dan

jumlahnya tinggal sedikit,

maka sliver yang ada

didalam can dengan

sendirinya akan terangkat

keatas, sehingga dapat

mengurangi jarak antara titik

tarik dan alas sliver. Kalau

jarak ini terlalu jauh dapat

mengakibatkan terjadinya

regangan.

123

5.13.4 Pengujian Mutu Hasil

Untuk menghasilkan benang Gambar 5.63
dengan mutu yang baik, perlu Warp Block
dilakukan pengawasan terhadap
mutu bahan sebelum menjadi
benang.
Terhadap hasil produksi mesin
Carding perlu dilakukan
pengawasan-pengawasan yang
meliputi :
- pengujian nomor sliver

Carding
- pengujian kerataan sliver

Carding
- pengujian Persentase waste

Pengujian dilaksanakan pada
atmosfir yang standar dengan
suhu 70º F dan kelembaban
relatif 65%.

5.13.4.1 Pengujian Nomor

Sliver Carding

Pengujian nomor dilakukan Gambar 5.64
dengan cara : Neraca Analitik
- menyiapkan alat pengukur
5.13.4.2 Pengujian Kerataan
panjang sliver yang disebut Sliver Carding
Wrap Block
- menyiapkan alat pengukur Pengujian kerataan dilakukan
berat yang disebut Neraca
Analitik dengan cara :
- mengukur sliver sepanjang 6
yard atau 6 meter sebanyak - menyiapkan alat pengukur
4 kali atau bisa lebih
- menimbang sliver yang telah kerataan sliver yang disebut
diukur panjangnya
- menghitung nomor sliver Uster evenes tester, lengkap
dengan cara penomoran
tertentu. dengan condensator

pengukur ketidakrataan

yang dilengkapi dengan 8

slot

124

- recorder, alat untuk - membersihkan semua waste
yang ada di mesin
mencatat grafik
- menutup cerobong fan
ketidakrataan bahan (sliver penghisap dan blower

carding) - menurunkan lap yang telah
disiapkan ke lap roll
- integrator, alat yang
- menjalankan mesin untuk
mencatat langsung harga memproses lap hingga habis

ketidakrataan u% dan cv% - menghentikan mesin setelah
proses berakhir
- spectograph dan
- mengambil semua waste
recordernya, alat yang yang ada di mesin

mencatat periodisity dari - menimbang sliver yang
dihasilkan
bahan yang diuji (sliver
- menimbang seluruh waste
Carding) - menghitung Persentase

- menyiapkan sliver sebanyak waste :

kurang lebih ditengah can Persentase waste =

- memasang sliver pada berat waste

Condensator dengan x 100%

melewatkan ujung sliver berat sliver berat waste

pada slot.

- melewatkan sliver pada alat

pemegang dan pengantar

bahan

- menjalankan Condensator

selama waktu yang 5.13.5 Setting Pada Mesin
Carding
ditentukan

- hasil ketidakrataan dapat

dibaca langsung pada Penyetelan antar jarak

Integrator permukaan yang berhadapan

5.13.4.3 Pengujian perlu diperhatikan betul, agar
Persentase Waste
penguraian serta pembersihan

dapat dilakukan tanpa

Pengujian Persentase waste menimbulkan kerusakan pada

pada mesin Carding dilakukan serat yang diolahnya maupun

dengan cara : terjadinya waste yang

- menimbang can yang akan berlebihan.

digunakan untuk Pada umumnya, makin panjang

menampung sliver Carding seratnya akan makin besar

- menyiapkan lap yang perbedaan kecepatan relatifnya,

standar pada lap stand makin longgarlah

- menghentikan penyuapan penyetelannya. Dan makin

- mematikan mesin hingga pendek seratnya atau makin

bagian-bagian yang berputar kecil perbedaan kecepatan

berhenti relatifnya, makin dekatnya jarak

penyetelannya.

125

Berikut ini diberikan pedoman penyetelan, sedangkan bila
jarak-jarak penyetelan pada bahan (serat) yang diolah
mesin Carding serta bagian- mengalami perubahan maka
bagian yang umumnya harus jarak penyetelan dapat
disetel, (gambar 5.65). Jarak ini disesuaikan dengan perubahan
hanya digunakan pada awal bahan (serat) tadi.

Gambar 5.65
Daerah Setting Mesin Carding

Contoh berikut diambil dari Sacco Lowell Service Manual.

Tabel 5.4
Setting Mesin Carding

Urutan Daerah penyetelan Jarak penyetelan
setting per 100 inci
Dish Pelate dengan Taker in
1. Silinder dengan Taker in 9
2. Silinder dengan Doffer 7
3. Silinder dengan Top Pelate I 4
4. Silinder dengan Top Pelate II 9
5. Silinder dengan Top Pelate III 9
6. Silinder dengan Top Pelate IV 9
7. Silinder dengan Front Sheet (Upper) 9
8. Silinder dengan Front Sheet (Under) 27
9. Silinder dengan Back Sheet (Upper) 34
10. Silinder dengan Back Sheet (Under) 12
11. Doffer dengan Front Sheet (Upper) 12
12. Doffer dengan Front Sheet (Under) 34
13. Doffer dengan Doffer Comb 15
14. 12

126

Untuk keperluan penyetelan, 7. Pembersihan under casing
biasanya digunakan gauge
likmen yaitu leaf gauge. setiap 3 hari.

Gambar 5.66 Leaf Gauge 8. Pembersihan feed roll dan

rantai setiap 15 hari.

9. Setting doffer setiap 3 bulan.

10. Setting top flat setiap 1

tahun.

11. Setting taker in setiap 6

bulan.

12. Penggerindaan jarum

silinder, doffer, dan top flat

setiap 6 bulan.

13. Balancing cylinder setiap 5

tahun.

5.13.7 Perhitungan Regangan

Gambar 5.67 Seperti halnya pada mesin
Leaf Gauge Khusus Top Flat Blowing, maka regangan yang
terjadi pada mesin Carding
5.13.6 Pemeliharaan mesin dapat dihitung berdasarkan
kecepatan permukaan rol
Carding penggilas pada coiler dengan
rol lap.
Pemeliharaan pada mesin Regangan yang demikian
dikenal dengan sebutan
Carding meliputi : Regangan Mekanik (RM).
Selain itu dapat pula dihitung
1. Pembersihan bagian coiller dari bahan yang masuk (lap)
dan bahan keluar (sliver).
dan doffer setiap 6 bulan. Regangan ini disebut Regangan
Nyata (RN).
2. Pelumasan bagian coiller
15.13.7.1 Putaran Lap Roll
dan doffer setiap 6 bulan.
Puli motor A berhubungan
3. Pembersihan callender roll dengan puli B dengan
perantaraan belt. Seporos
dan tube setiap 1 bulan. dengan puli B terdapat silinder
dan pada bagian lainnya
4. Pelumasan bearing doffer terdapat puli C. Puli C
dihubungkan dengan puli D
dan silinder setiap 1 tahun. melalui belt yang dipasang

5. Pembersihan jarum doffer,

silinder, top flat setiap 15

hari.

6. Pembersihan dan

pelumasan comb bar setiap

6 bulan.

127

silang. Seporos dengan puli D
terdapat taker-in.
Disebelah puli D terdapat roda
gigi R 1 yang berhubungan
tegak lurus dengan roda gigi
R2.
Poros R 2 memanjang ke arah
panjang mesin dan pada bagian
lainnya terdapat roda gigi R 3 .

Roda gigi R 3 berhubungan
tegak lurus dengan roda gigi
R4.
Roda gigi R 4 mempunyai poros
memanjang ke arah lebar mesin
dan pada bagian lainnya
terdapat roda gigi R 5 .

Roda gigi R 5 berhubungan

dengan roda gigi R 7 melalui

roda gigi perantara R 6 . Seporos

dengan R 7 terdapat roda gigi

R 8 yang berhubungan dengan

roda gigi R 9 . Seporos dengan

R 9 terdapat doffer, sedang
pada bagian lain terdapat roda
gigi R 10 .

128

Rpm = 220

Gambar 5.68
Susunan Roda Gigi Mesin Carding

Keterangan : 129
A = puli, Ø 109 mm
B = puli, Ø 460 mm perantara R 11 . Sedangkan
C = puli, Ø 428 mm dengan R 12 terdapat roda gigi
D = puli, Ø 280 mm payung R 13 . R 13 berhubungan
dengan roda gigi payung R 14 .
Roda gigi R 1 = 29 gigi Poros R 14 memanjang ke arah
Roda gigi R 2 = 15 gigi panjang mesin dan pada bagian
Roda gigi R 3 = 8 gigi lain terdapat roda gigi R 15 .
Roda gigi R 4 = 85 gigi Roda gigi R 15 berhubungan
Roda gigi R 5 = 24 gigi tegak lurus dengan roda gigi
Roda gigi R 6 = 30 gigi R 16 . Pada poros R 16 terdapat
Roda gigi R 7 = 40 gigi rol lap.
Roda gigi R 8 = 15 gigi
Roda gigi R 9 = 71 gigi 5.13.7.2 Putaran Rol
Roda gigi R 10 = 11 gigi Penggilas pada
Roda gigi R 11 = 30 gigi Coiler
Roda gigi R 12 = 34 gigi
Roda gigi R 13 = 12 – 24 (RPR) Puli motor A berhubungan
Roda gigi R 14 = 20 gigi dengan puli B.
Roda gigi R 15 = 12 gigi Seporos dengan puli B terdapat
Roda gigi R 16 = 58 gigi puli C yang berhubungan
Roda gigi R 17 = 32 gigi dengan puli D. Seporos dengan
Roda gigi R 18 = 15 gigi puli D terdapat roda gigi R 1
Roda gigi R 19 = 15 gigi yang berhubungan tegak lurus
Roda gigi R 20 = 50 gigi dengan roda gigi R 2 . Seporos
Roda gigi R 21 = 30 gigi dengan R 2 terdapat roda gigi
Roda gigi R 22 = 30 gigi R 3 yang berhubungan tegak
Roda gigi R 23 = 21 gigi lurus dengan roda gigi R 4 . Satu
Roda gigi R 24 = 28 gigi poros dengan R 4 terdapat roda
Roda gigi R 25 = 23 gigi gigi R 5 yang berhubungan
dengan roda gigi R 17 melalui
R 10 berhubungan dengan roda roda gigi R 6 dan R 7 . Satu
gigi R 12 melalui roda gigi poros dengan R 17 terdapat roda
gigi R 18 yang berhubungan
dengan roda gigi 19 . Satu poros
dengan R 19 terdapat roda gigi

130 5.13.7.3 Tetapan Regangan
(TR) atau Draft Constant (DC)
R 20 yang berhubungan
Perhitungan Tetapan Regangan
dengan roda gigi R 21 . Satu
poros dengan R 21 terdapat roda dilakukan dengan menghitung
gigi payung 22 yang
berhubungan dengan roda gigi Regangan Mekanik (RM) dari
payung R 23 . Satu poros dengan
gambar 5.68 susunan roda gigi
R 23 pada bagian lain terdapat
mesin Carding dengan
roda gigi payung R 24 yang
berhubungan dengan roda gigi memisalkan Roda gigi
payung R 25 . Satu poros dengan
Pengganti Regangan (RPR) = 1.
R 25 terdapat rol penggilas pada
coiler. Bila rol lap berputar 1 (satu)
Secara singkat urutan gerakan putaran, maka putaran rol
dari pusat gerakan ke rol penggilas pada coiler :
penggilas pada coiler dapat
diikuti sebagai berikut : = 1 x R16 x R14 x R12 x R9 x
Puli motor A; Puli B; Puli C; Puli R15 R13 R10 R8 x
D; Roda gigi R 1 ; Roda gigi R 2 ; x R20 x R22
Roda gigi R 3 ; Roda gigi R 4 ; R7 x R18
R17 R19 R21 R23
Roda gigi R 5 ; Roda gigi R 6 ; R24
R25
Roda gigi R 7 ; Roda gigi R 8 ;
Bila R 13 adalah RPR
Roda gigi R 9 ; Roda gigi R 10 ;
memasukkan harga dalam
Roda gigi R 11 ; Roda gigi R 12 ; Gambar 5.68 didapat putaran
Roda gigi R 13 ; Roda gigi R 14 ; Rol penggilas pada Coiler :

Roda gigi R 15 ; Roda gigi R 16 ; 58 20 34 71
=1x x x xx
Roda gigi R 17 ; Roda gigi R 18 ; 12 RPR 11 15

Roda gigi R 19 ; Roda gigi R 20 ; 40 x 15 x 50 x 30 x 28
32 15 30 21 23
Roda gigi R 21 ; Roda gigi R 22 ;
Roda gigi R 23 ; Roda gigi R 24 ; putaran

Roda gigi R 25 ; Rol penggilas Pada gambar 5.68 susunan
pada coiler. roda gigi mesin Carding,
diameter rol penggilas pada
coiler = 58 mm dan diameter rol-
lap = 164 mm. Maka :

131
58 x 12 x 34 x 71 x 40 x 15 x 50 x 30 x 28 x S x 58
RM = 12 RPR 11 15 32 15 30 21 23

1 x S x 164

5.68, maka harus digunakan

2416,2 Roda gigi Pengganti Regangan

RM = (RPR) yang mempunyai jumlah

RPR gigi sedikit. Sebaliknya untuk

Tetapan Regangan (TR) atau memperkecil regangan,
Draft Constant (DC) = 2416,2.
digunakan RPR yang

mempunyai jumlah gigi banyak.

5.13.7.4 Regangan Mekanik 5.13.7.5 Regangan Nyata (RN)
(RM)

Dari perhitungan di atas telah Regangan nyata dapat dihitung
didapat : dengan membandingkan berat
bahan yang masuk (lap) dan
Tetapan Regangan berat bahan yang keluar (sliver)
dalam satuan panjang yang
RM = sama.
Atau dengan membandingkan
RPR nomor keluar (sliver) dengan
= 2416,2 nomor masuk (lap).
Bila mesin Carding ini
RPR menggunakan lap yang
mempunyai panjang 40 yards
Bila dipasang RPR yang dan beratnya = 16,45 kg,
mempunyai gigi sebanyak 20 sedangkan sliver yang
gigi, maka :
dihasilkan adalah Ne 1 = 0,149,
RM = 2416,2 = 120,81 maka RN dapat dihitung
sebagai berikut :
20

Bila dipasang RPR yang 16,45 kg lap = 40 yads
mempunyai gigi sebanyak 21
gigi, maka : 453,6

1 lb lap = ( 16,45 x 1000 ) x

RM = 2416,2 = 115,05

21 40

Dari perhitungan di atas, maka hank = 0,00131 hank
bila akan memperbesar
regangan pada mesin Carding 840
untuk jenis seperti pada gambar
Jadi nomor lap = 0,00131 (Ne 1 )

132 Bila silinder berputar sebanyak
220 putaran per menit, nomor
Regangan Nyata (RN)
sliver yang dibuat adalah Ne 1
Nomor keluar 0,149.
Maka produksi mesin Carding
= dapat dihitung sebagai berikut :

Nomor masuk
0,149

= = 113,74

0,00131

Dari Regangan Nyata, dapat RPM rol penggilas pada coiler :
dihitung Regangan Mekaniknya.
Bila mesin Carding mempunyai = 220 . C . R1 . R3 . R5 .
limbar sebesar 5 %, maka : D R2 R4 R17

RM = ( 100 % limbah ) x RN R18 . R20 . R22 . R24
R19 R21 R23 R25
100 = 220 . 428 . 29 . 8 . 24 .

(100 5 ) 280 15 85 32
15 50 30 28
= x 113,74
...
100
15 30 21 23
= 108,05

5.13.8 Perhitungan Produksi = 133,02 putaran

Produksi mesin Carding Bila mesin Carding mempunyai

biasanya dinyatakan dalam efisiensi = 85 %, maka :

satuan berat per satuan waktu Produksi teoritis per jam

tertentu. = 0,85 . n . S . d . 60 cm.

Perhitungan produksi di mana n = RPM rol penggilas

berdasarkan susunan roda gigi, coiler

adalah produksi teoritis. S = 3,14

Sedangkan produksi d = diameter rol penggilas

berdasarkan hasil penimbangan coiler (cm).

sliver, adalah produksi nyata. Produksi teoritis per jam

5.13.8.1 Produksi Teoritis = 0,85 . 133,02 . 3,14 . 5,8 . 60

cm = 123550 cm = 123,550 m.

Produksi teoritis mesin Carding Ne 1 0,149 Nm = 1,693 x
dapat dihitung berdasarkan 0,149 = 0,25
susunan roda gigi (gambar
5.68), dapat dihitung kecepatan Nm = 0,25 Berat 1 gram
permukaan dari rol penggilas
pada coiler dan nomor sliver sliver mempuyai panjang
yang dihasilkan.
= 0,25 m

133

Produksi teoritis per jam KJ = 4.410 jam mesin
JJB = 720 jam mesin
1235,50
JJE = 3.690 jam mesin
= gram = 4942 gram

0,25

= 4,942 kg

5.13.8.2 Produksi Nyata Jadi produksi nyata rata-rata

Produksi nyata mesin Carding 16.051,50

adalah berupa sliver, yang jam per mesin =

3,690

= 4,35 kg

didapat dari penimbangan sliver

dalam satuan waktu tertentu. Keterangan :
KJ : Kecepatan jam
Untuk mendapatkan jumlah JJB : Jumlah jam berhenti
JJE : Jumlah jam efektif
produksi rata-rata per jam dari

mesin Carding, diambil data-

data hasil produksi nyata

selama periode waktu tertentu, 5.13.8.3 Efisiensi

misalnya satu minggu.

Kemudian dihitung jumlah jam Efisiensi mesin Carding dapat

efektif dari mesin tersebut. dihitung dengan

Jumlah jam efektif didapat dari membandingkan produksi nyata

jumlah jam kerja dalam dan produksi teoritis per satuan

seminggu dikurangi jumlah jam waktu yang dinyatakan dalam

berhenti dari mesin. Jadi jumlah proses.

produksi nyata rata-rata per jam Pada waktu berproduksi, terjadi

adalah jumlah produksi nyata waktu-waktu yang tidak

per minggu dibagi jumlah jam menghasilkan produksi, di mana

efektif per minggu. Misalkan mesin harus berhenti yang

dalam satu minggu menurut disebabkan antara lain : waktu

jadwal kerja, jumlah jam jalan yang diperlukan untuk

mesin = 4410 jam untuk 30 pembersihan, pelumasan dan

mesin Carding. perbaikan mesin.

Hasil penimbangan lap dalam Berdasarkan uraian di atas,

seminggu, menurut laporan jumlah teoritis / jam / mesin

adalah = 16.051,50 kg. Untuk = 4,942 kg. Sedangkan jumlah

perawatan mesin-mesin produksi nyata / jam / mesin

Carding, diperlukan waktu 720 = 4.35 kg.

jam mesin. Dengan data-data di

atas, dapat dihitung produksi Jadi efisiensi mesin Carding

nyata rata-rata per jam untuk = 4,35 x 100 % = 88,02 %
4,942
tiap mesin sebagai berikut :

134

5.13.9 Pergantian Roda Gigi Tetapan Regangan

Pada mesin Carding terdapat RPR =

RM

roda gigi yang dapat diganti- RPR = 2416,2 = 21,96

ganti. Hal ini dimaksudkan bila 110

akan mengubah nilai regangan

maupun produksi, sesuai Karena tidak ada roda gigi yang
jumlah giginya pecahan, maka
dengan ketentuan yang angka tersebut dibulatkan
menjadi 22.
diinginkan.

Untuk mengubah nilai

regangan, roda gigi yang perlu

diganti adalah roda gigi 5.13.9.2 Roda Gigi Pengganti
Produksi
pengganti regangan (RPR).

Bila produksi yang akan diubah

perlu dilakukan penggantian Sama halnya dengan regangan,

Roda gigi Pengganti Produksi maka produksi mesin Carding

(RPP). dapat diubah pula. Untuk

mengubah produksi mesin

5.13.9.1 Roda Gigi Penggan Carding, dapat dilakukan
ti Regangan
dengan mengganti roda gigi

pengganti produksi. Pada

Telah dijelaskan di atas bahwa : gambar susunan roda gigi
Regangan Mekanik
(gambar 5.68), R 2 adalah
Tetapan Regangan merupakan roda gigi pengganti

= produksi (RPR).

RPR Seperti pada perhitungan

Tetapan Regangan mesin produksi teoritis yang telah
Carding menurut gambar
susunan roda gigi (gambar dibahas di muka, maka :
5.68)
= 2416,2. RPM rol penggilas coiler :

R 13 adalah roda gigi pengganti = 220 . C . R1 . R3 . R5 .
D R2 R4 R17
regangan.
Bila pada mesin Carding R18 . R20 . R22 . R24
tersebut diperlukan regangan R19 R21 R23 R25
sebesar 110, maka kita dapat
mengganti roda gigi pengganti 428 29 8 24
regangan yang sesuai dengan = 220 . . .. .
nilai regangan yang diinginkan, 280 RPP 85 32
tanpa mengubah roda-roda gigi
lainnya. 15 . 50 . 30 . 28
15 30 21 23
Tetapan Regangan
1995,3
RM =
= putaran
RPR
RPP

135

Putaran rol penggilas coiler per dengan menggunakan jarum-

jam = 1995,3 . 60 putaran jarum atau gigi-gigi yang tajam.

RPP Akibat adanya pukulan-pukulan

dan penarikan-penarikan

Diameter rol penggilas coiler tersebut serta sifat elastis dari

= 5,8 cm serat, maka ujung-ujung serat

Panjang sliver yang dihasilkan cenderung untuk membentuk

selama 1 jam = 1995,3 . 60 . tekukan (hook), sehingga serat-
RPP
serat yang ada dalam sliver

carding, tidaklah lurus dan

3,14 . 5,8 cm = 21803 m sejajar kearah sumbu dari

RPP slivernya.

Bila RPP = 1, maka Tetapan Hasil penelitian dengan

Produksi = 21803 = 21803 (m) menggunakan tracer fiber
1
technique yang dilakukan oleh

Bila digunakan RPP = 15 gigi beberapa peneliti menunjukkan

maka produksi teoritis mesin bahwa :

x Sebagian besar dari serat-

21803 serat mempunyai tekukan

Carding per jam = pada salah satu atau kedua

15 ujungnya.

= 1453,53 m.

x Hampir setengah dari jumlah

5.14 Proses di Mesin serat-serat, ujung
Drawing
belakangnya mempunyai

tekukan-tekukan, sedang

Proses pada mesin Drawing ujung depan yang
merupakan langkah yang
sangat penting dalam tahap mempunyai tekukan hanya
pembuatan benang dan
dilakukan setelah proses pada merupakan seper-enamnya
mesin Carding, apabila
pembuatan benang tersebut saja.
tidak menggunakan mesin
Combing. x Secara keseluruhannya,
Seperti yang telah dijelaskan
bahwa fungsi mesin Carding derajat kelurusan serat yang
ialah untuk menguraikan serat-
serat menjadi serat-serat merupakan perbandingan
individu serta sekaligus
membersihkan kotoran-kotoran antara panjang serat dalam
yang ada di dalam gumpalan
kapas, dengan cara pemukulan- keadaan tertekuk (extent)
pemukulan dan penarikan,
dengan panjang serat dalam

keadaan lurus, pada sliver

carding ini hanya 50 %.

Dengan demikian, proses
berikutnya setelah carding pada
umumnya dimaksudkan untuk
meluruskan dan mensejajarkan
serat terlebih dahulu kearah

136

sumbu sliver, sebagai persiapan x Meluruskan dan

sebelum serat-serat tersebut mensejajarkan serat-serat

akan diregangkan dan dibuat dalam sliver ke arah sumbu

menjadi benang di mesin pintal. dari sliver.

Pelurusan dan pensejajaran x Memperbaiki kerataan berat

serat-serat tersebut dilakukan di per satuan panjang,

mesin drawing, dimana campuran atau sifat-sifat

beberapa sliver dilalukan lainnya dengan jalan

bersama-sama melalui perangkapan.

beberapa pasangan rol penarik, x Menyesuaikan berat sliver

yang mempunyai jarak tertentu, per satuan panjang dengan

dengan kecepatan keperluan pada proses

permukaannya makin depan berikutnya.

makin cepat. Dengan demikian,

apabila sliver disuapkan ke Dari ketiga tujuan tersebut,

pasangan-pasangan rol penarik, pelurusan serat dan perataan

maka serat-serat dalam sliver dari hasilnya adalah hal yang

tersebut akan mengalami sangat penting dalam

peregangan-peregangan peregangan di mesin drawing.

sampai ke tingkat tertentu, yang Kerataan dari hasilnya jelas

besarnya tergantung kepada sangat penting, karena hal ini

perbandingan kecepatan tidak saja diperlukan untuk

pasangan-pasangan rol dapat menghasilkan benang

tersebut. Dan sebagai akibatnya dengan mutu yang baik, tetapi

serat-serat yang mempunyai juga untuk menghindari

tekukan-tekukan akan kemungkinan-kemungkinan

diluruskan, karena mendapat kesulitan yang dapat timbul

gesekan-gesekan dari serat- dalam proses-proses sebelum

serat disekelilingnya. dipintal. Pelurusan serat dalam

Penyuapan beberapa sliver sliver sebelum dipintal perlu

bersama-sama ke mesin sekali, karena derajat kelurusan

drawing tersebut disebut dari serat-serat dalam sliver

perangkapan (doubling) dan akan menentukan sifat-sifatnya

dimaksudkan untuk melakukan selama peregangan. Serat-serat

pencampuran agar kerataan dalam sliver yang sangat lurus

dari sliver yang dihasilkan lebih akan memudahkan

baik. Dengan jalan peregangannya, sedangkan

perangkapan, maka serat-serat yang tidak teratur

ketidakrataan dalam berat per letaknya akan menghasilkan

satuan panjang juga dapat sliver yang kurang baik.

dikurangi. Dengan demikian

maka tujuan dari mesin drawing

dapat diterangkan sebagai

berikut :

137

x Prinsip Bekerjanya Mesin mesin carding, maka sliver
Drawing
tersebut dikerjakan di mesin
Untuk meluruskan dan
mensejajarkan serat-serat yang drawing. Pada garis besarnya
terdapat pada sliver hasil sliver
mesin drawing terdiri dari

bagian-bagian penyuapan,

peregangan dan menampung.

Gambar 5.69
Skema Mesin Drawing

Can penyuap (1) yang berisi (10) yang melalui kedudukan

sliver ditempatkan di bagian horizontal, karena adanya

belakang mesin. Jumlah can proses peregangan dan

umumnya sebanyak 6 atau 8 pembebanan pada rol-rol

buah. tersebut.

Dari can penyuap (1) sliver Karena kecepatan rol-rol

ditarik ke atas, dilewatkan pada peregang berturut-turut dari

pengantar sliver (2), kemudian belakang ke depan makin tinggi,

ke rol penyuap (3) dan tumbler maka sliver akan mengalami

stop motion (4). Di sini apabila proses penarikan dan

ada sliver yang putus, maka peregangan. Pada umumnya

mesin akan berhenti. peregangan berkisar antara 6

Selanjutnya ke 6 atau 8 sliver sampai 8 kali.

tersebut bersama-sama Dengan demikian maka

disuapkan pada keempat sebagian besar serat-serat

pasang rol peregang (6,7,8,9) menjadi lurus dan sejajar ke

melalui pengantar sliver (5) arah sumbu sliver.

yang dapat bergerak ke kanan Sliver yang keluar dari rol

dan ke kiri. Rol-rol peregang peregang (9), menjadi

diletakkan di atas penyangga rol berbentuk seperti pita dan

138

berukuran lebih kurang sama Pengantar sliver yang gunanya
dengan sliver yang disuapkan. untuk menjaga agar bagian-
Pita-pita tadi kemudian bagian sliver yang tebal atau
dilewatkan melalui front stop rusak dapat tertahan.
motion (11), sehingga kalau ada
sliver yang putus, maka Gambar 5.71
hasilnya tidak akan menumpuk. Pengantar Sliver
Kemudian melalui terompet 5.14.1.3 Rol Penyuap
(12), ke rol penggilas (13), ke Pasangan rol penyuap gunanya
coiler (14). Akhirnya sliver untuk menarik sliver yang
ditampung di dalam can disuapkan.
penampung (15) yang berputar
di atas landasan can.

5.14.1 Bagian Penyuapan

Bagian penyuapan mesin
Drawing terdiri dari :

5.14.1.1 Can Penyuap

Can penyuap yang berjumlah 6 5.14.1.4 Traverse Guide
atau 8 berisi sliver hasil mesin
carding untuk setiap delivery. Pengantar sliver yang bergerak
Jumlah sliver didalam can ke kanan dan ke kiri (traverse
supaya diatur sedemikian rupa, guide) untuk menghindarkan
sehingga tidak akan habis agar jalannya sliver tidak
dalam waktu yang bersamaan. setempat, sehingga rol atas
terhindar dari keausan.

Gambar 5.70 Can Gambar 5.72 Traverse Guide
5.14.1.2 Pengantar Sliver
Untuk penyuapan mesin
drawing passage kedua,
diperlukan 6 atau 8 buah can

139

penyuap yang berisi sliver hasil Pasangan rol-rol penarik yang
mesin drawing passage terdiri dari rol-rol bawah dan rol-
pertama dan masing-masing rol atas seperti terlihat pada
can penyuap hendaknya gambar 5.63.
diusahakan dari delivery yang
berbeda. Ia, IIa, IIIa, IVa = rol atas
Ib, IIb, IIIb, IVb = rol bawah
5.14.2 Bagian Peregangan J 1 = jarak antara titik jepit

Daerah peregangan ini terdiri Ib – IIb
dari : J 2 = jarak antara titik jepit

5.14.2.1 Pasangan Rol-rol IIb – IIIb
Penarik J 3 = jarak antara titik jepit

IIIb – IVb

Gambar 5.73
Pasangan Rol-Rol Penarik

5.14.2.2 Rol Bawah dengan rol atas pada saat
terjadinya peregangan. Setiap
Rol bawah dibuat dari baja yang delivery terdapat tempat
dikeraskan pada seluruh dudukan untuk menyangga rol-
permukaannya dan beralur rol bawah dan selalu mendapat
halus pada bagian tempat pelumasan agar rol-rol tersebut
jalannya serat-serat. Jarak dari dapat berputar lancar.
alur-alur tersebut dibuat Diameter rol bawah dibuat tidak
sedemikian rupa, sehingga garis sama dengan diameter rol atas,
titik jepit terhadap rol atas tidak dengan maksud agar jangan
selalu pada tempat yang sama. sampai terjadi keausan
Fungsi dari alur ialah untuk setempat pada rol atasnya.
mengurangi terjadinya slip Diameter rol bawah yang

140

terdepan harus diambil sebesar- dengan jalan menggeser-
geserkan rol bawah yang
besarnya, sedang rol bawah kedua, ketiga dan yang paling
belakang.
yang kedua dibuat lebih kecil
5.14.2.3 Rol Atas
dari pada rol bawah terdepan.
Rol atas dibuat dari besi tuang
Rol bawah yang ketiga dan dan dilapisi dengan kain flanel
dan kulit atau dari karet sintetis.
yang paling belakang, Diameter rol atas sedikit lebih
besar dari ada diameter rol
diameternya sama dengan bawah.
Rol atas menurut konstruksinya
diameter rol bawah yang dikenal dua jenis, yaitu rol
masip (solid, loose bosh roller)
terdepan. Rol bawah yang dimana pada kedua ujungnya
terdapat pelat dari logam lunak
kedua diameternya dibuat lebih (bushing) tempat dudukan
kaitan beban dan rol berongga
kecil dari pada diameter yang (shell roller type) yang
mempunyai arbour C pada
lain dengan maksud agar titik bagian tengahnya serta rongga
pada bagian luarnya D (gambar
jepit antara rol bawah yang 5.74).

terdepan dengan rol bawah

yang kedua dapat disetel lebih

dekat disesuaikan dengan

panjang serat yang diolah serta

besarnya regangan dibagian

tersebut.

Rol bawah yang terdepan

biasanya tidak dapat digeser-

geser, tetapi dipasang tetap

pada dudukan legernya, sedang

untuk keperluan penyetelan titik

jepit antar rol dapat diatur

Gambar 5.74
Rol Atas

141

Rol atas ini baik jenis masip Hingga terjadi lekukan (crimp)
maupun jenis berongga dilapisi mengikuti garis jepit alur.
dengan bahan kulit, gabus atau Dengan demikian produksi
dari sintetis sepanjang alur pada panjang yang dihasilkannya,
rol bawah sebagai bantalan akan lebih panjang dari pada rol
dimana serat-serat melaluinya. biasa dengan diameter yang
Lapisan kulit memerlukan sama.
ketelitian yang sempurna dalam
pemilihan kwalitas, harus yang 5.14.2.4 Pembebanan pada
halus tak berlubang-lubang atau Rol Atas
cacat serta mempunyai tebal
yang rata. Untuk mencegah agar serat-
Dewasa ini rol atas dibuat serat tidak tergelincir pada
sedikit lebih besar atau lebih waktu proses peregangan
kecil dari pada rol bawah. Hal ini berlangsung serta untuk
gunanya untuk menghindari memperlancar tekanan rol atas
terjadinya keausan setempat pada rol bawah, maka rol-rol
sebagai akibat gesekan dengan peregang diberi tekanan.
rol bawah. Disamping rol-rol
sebagaimana diutarakan diatas 5.14.2.4.1 Pembebanan
juga ada rol yang dari logam Sendiri (Self
(metalic roller). Weighting)
Rol atas maupun rol bawahnya
beralur lebih dalam dari pada rol Pada pembebanan sendiri
bawah pada jenis rol biasa. digunakan rol-rol yang besar
Irisan alurnya berpegangan yang mempunyai berat cukup
seperti roda gigi. Agar tidak untuk memberi tekanan pada
terlalu berhimpitan, pada kedua serat.
ujungnya terdapat roller,
sehingga garis titik jepit kedua
pasangan rol terhadap serat
terletak pada sisi kaki alur
(gambar 5.75).

Gambar 5.76
Pembebanan Sendiri

Gambar 5.75 Keterangan :
Alur pada Penampang Rol Atas Tekanan = Berat rol atas
P =G
dan Rol Bawah dari Logam

142

5.14.2.4.2 Pembebanan Mati / 5.14.2.4.4 Pembebanan

Bandul (Dead dengan Tuas (Lever

Weighting) Weighting)

Pada cara ini rol atau diberi
tekanan bandul. Bandul
dikaitkan pada rol atas dengan
dudukan melalui sebuah kaitan
yang dibuat dari besi tuang.

Gambar 5.79
Pembebanan dengan Tuas

Gambar 5.77 Gambar 5.80
Pembebanan Mati/Bandul Pembebanan dengan Per
Keterangan :
Tekanan = Berat bandul 5.14.2.4.5 Pembebanan
P =W dengan Per (Spring
5.14.2.4.3 Pembebanan Pressure)

Pelana (Saddle Pembebanan dibuat sedemikian
Weighting)
rupa sehingga memudahkan
b
Tekanan P 1 = a b x W pemasangan dan

a pelepasannya. Pada waktu
Tekanan P 2 = a b x W
mesin berhenti dalam jangka
Gambar 5.78
Pembebanan Pelana waktu yang agak lama, beban-

beban perlu dilepaskan supaya

rol-rol tidak cepat aus.

143

5.14.2.5 Peralatan rol penarik dari kotoran-kotoran,
Pembersih serat-serat pendek yang
beterbangan dan lain-lain agar
Peralatan pembersih berfungsi tidak terbawa masuk bersama
untuk menjaga kebersihan rol- sliver.

Gambar 5.81
Peralatan Pembersih Rol Bawah

Gambar 5.82
Peralatan Pembersih Rol Atas

Peralatan pembersihan rol memutarkan gigi Rachet N pada
bawah pada gambar diatas T, sehingga D turut berputar.
terbuat dari sebilah papan tipis Penggaruk G bergerak maju
yang terbungkus dengan flanel, mundur, sejalan dengan
menekan rol bawah dari bawah. gerakan batang penyetop B,
Peralatan pembersih rol atas, yang berfungsi mengumpulkan
gambar bisa disebut Ermen’s kotoran-kotoran yang melekat
clearer. Peralatan pembersih ini pada D. Pusat gerakan T ada
terbuat dari flanel D yang juga berasal dari rol belakang
terpasang diantara dua buah rol melalui sebuah perantara.
T dan S. Gerakan D akan

144

5.14.2.6 Proses Peregangan dilakukan dengan

menggunakan pasangan-

Sebelum mempelajari lebih pasangan rol yang berputar

lanjut mengenai pelurusan dan dengan kecepatan permukaan

penyejajaran serat-serat dalam yang berbeda, ialah makin

sliver pada mesin drawing kedepan makin cepat. Dengan

dengan cara peregangan, adanya kecepatan permukaan

kiranya perlu dibahas terlebih yang berbeda tersebut, maka

dahulu mengenai prinsip-prinsip setibanya serat-serat

yang mendasari peregangan. dipasangkan rol yang berikutnya

Dalam semua tahap pembuatan seolah-olah akan seperti ditarik

benang dari pembukaan sampai dan bergerak lebih cepat. Hal

dengan pemintalan, masalah yang demikian akan

peregangan ini selalui dijumpai mengakibatkan bahwa serat-

dan menjadi dasar dari teori serat akan dicabut secara terus-

pembuatan benang, dimana menerus dan sedikit demi

gumpalan-gumpalan serat yang sedikit dari kelompoknya

mula-mula mempunyai ukuran sehingga bergeser posisinya.

dengan berat per satuan Akibatnya berat per satuan

panjang yang besar, secara panjang dari bahan yang

berangsur-angsur diubah dihasilkan akan lebih kecil,

menjadi benang dengan berat tetapi menjadi lebih panjang.

per satuan panjang yang sangat Untuk mempermudah mengikuti

kecil. uraian diatas, baiklah melihat

Peregangan tersebut pada gambar 5.72.

mesin drawing biasanya

Gambar 5.83
Pasangan-pasangan Rol pada Proses Peregangan

Keterangan : Bh = berat bahan yang

Bs = berat bahan yang dihasilkan per satuan

disuapkan per satuan panjang

panjang

145

Ns = nomor bahan yang Vb . Bs = Vd . Bh atau
disuapkan dalam
Vd Bs Nh
sistem Ne 1
Nh = nomor bahan yang ==

dihasilkan dalam Vb Bh Ns

sistem Ne 1 Jadi kalau besar peregangan
Rba = rol belakang yang atas atau draft sama dengan enam,
Rbb = rol belakang yang maka permukaan rol depan
harus enam kali kecepatan
bawah permukaan rol belakang dan
Rta = rol tengah yang atas berat persatuan panjang bahan
Rtb = rol tengah yang bawah yang dihasilkan menjadi
Rda = rol depan yang atas seperenam dari berat bahan
Rdb = rol depan yang bawah yagn disuapkan, untuk satuan
Db = daerah peregangan panjang yang sama.

belakang x Distribusi Regangan Pada
Dd = daerah peregangan Mesin Drawing

depan

Untuk menyederhanakan

persoalannya, maka untuk Untuk mendapatkan hasil

sementara pasangan rol tengah drawing yang baik dengan nilai

ditiadakan dahulu, sehingga ketidakrataan yang rendah,

susunannya sebagai berikut maka besar regangan pada

(gambar 5.84) : masing-masing daerah

peregangan perlu diatur, agar

serat-serat yang bergerak

dalam daerah peregangan

(drafting zone) dapat dikontrol

sejauh mungkin. Pengontrolan

serat-serat tersebut sebenarnya

tergantung pada sifat seratnya

Gambar 5.84 sendiri, kecepatan putaran dari
Dua Pasang Rol pada Proses
rol, pembebanan pada rol dan
Peregangan
besarnya regangan pada
Kalau misalkan kecepatan
permukaan rol depan dan rol masing-masing daerah
belakang berturut-turut ialah Vd
dan Vb, sedangkan selama regangan.
pereganan tidak terjadi limbah,
maka jumlah bahan yang Walaupun demikian,
dihasilkan harus sama dengan
bahan yang disuapkan. berdasarkan pengalama, Saco-

Lowell memberikan pedoman

untuk menentukan besarnya

regangan pada masing-masing

daerah peregangan,

berdasarkan atas penyusutan

146

yang sama atas bahan yang dan keluar dari daerah
mengalami peregangan. Untuk peregangan.
lebih jelasnya dapat diikuti pada Untuk mencari besarnya
contoh berikut : regangan dari masing-masing
daerah peregangan adalah
Contoh 1: sebagai berikut :
Daerah peregangan 1 :
Misalkan saja kita mengerjakan
sliver pada mesin drawing yang 860 860
mempunyai 4 daerah
peregangan. = = 1,305

860 201 659

Daerah peregangan 2 :

659 659

= = 1,439

659 201 458

Daerah peregangan 3 :

458 458

= = 1,782

458 201 257

Gambar 5.85 Daerah peregangan 4 :
Empat Daerah Peregangan
257 257
Berat bahan yang disuapkan
860 grain/yard, sedang sliver = = 4,588
yang diinginkan ialah 56
grain/yard 257 201 56

Bukti = 1,305 x 1,439 x 1,782 x
4,588 = 15,35

Contoh 2 :

Caranya ialah sebagai berikut :

Besar draft keseluruhannya

860

= = 15,35

56

Selanjutnya kurangi berat bahan Gambar 5.86
Tiga Daerah Peregangan
yang masuk dengan yang

keluar, hasilnya akan

merupakan penyusutan Dengan cara yang sama diatas,
maka regangan keseluruhan
berat/yard.
6 x 56
dari keseluruhan regangan
= = 5,895
860 – 56 = 804.
57
Kemudian bagilah angka ini

dengan banyaknya daerah

804 Penyusutan keseluruhan

peregangan 4 = 201 = 6 x 56 – 57 = 336 – 57 = 279

Angka ini merupakan selisih Penyusutan setiap daerah

berat dari bahan ketika masuk 279

= = 93

3

147

Maka perhitungan selanjutnya : dari hasil slivernya. Hal ini dapat
Daerah peregangan 1 : terlihat pada gambar 5.87, yang
menunjukkan hubungan antara
336 336 jarak rol dengan ketidakrataan
dari hasil slivernya.
= = 1,382

336 93 243

Daerah peregangan 2 :

243 243

= = 1,62

243 93 150

Daerah peregangan 3 :

150 150

= = 2,633

150 93 57

Bukti = 1,382 x 1,62 x 2,633 Gambar 5.87
= 5,89 Pengaruh Jarak antar Rol
dengan Ketidakrataan dari
Dibandingkan dengan
Sliver yang dihasilkan

pelaksanaannya, mungkin

regangan didaerah peregangan Karena serat kapas mempunyai

depan sedikit lebih besar, variasi panjang yang tidak tetap,

namun sebagai pedoman dapat maka kemungkinan untuk dapat

dicoba. menentukan jarak antar rol pada

masing-masing daerah

5.14.2.7 Penyetelan Jarak peregangan sangatlah sulit.
antar Pasangan Rol
Peregang Walaupun demikian Shirley

Institute, telah mengembangkan

suatu rumus empiris, yang

Penyetelan jarak yang paling dapat dipakai sebagai pedoman
penting pada mesin Drawing
lainnya. Penyetelan hanya penyetelan rol, sehingga untuk
dilakukan terhadap rol bawah
(bottom-roll). Hal ini dilakukan mendapatkan jarak antar rol
karena rol bawah adalah
berputar aktif dan langsung yang tepat, masih perlu
berhubungan dengan roda-roda
gigi yang berhubungan dengan diadakan sedikit penyesuaian.
sumber gerakan. Sedangkan rol
atas hanya berputar karena Penyetelan yang sangat penting
gesekan dari rol bawah.
Penyetelan jarak yang terlalu sebenarnya didaerah
dekat maupun terlalu jauh akan
meningkatkan ketidakrataan peregangan depan (front zone)

dimana regangan yang

dikenakan ialah yang terbesar,

sedang didaerah lainnya

regangannya kecil, sehingga

ketelitian jarak antar rol kurang

dirasakan.

148

Berikut ini diberikan pedoman Dalam praktik cara untuk
mengukur jarak permukaan rol
penyetelan oleh Shirley Institute (roller gauge) digunakan alat
pengukur jarak (setting gauge)
untuk pengolahan serat kapas, yang diletakkan diantara kedua
permukaan rol pada bagian
yang didasarkan antar titik jepit yang dilalui serat.
Hubungan antara besarnya nilai
pasangan rol. jarak permukaan rol (roller
gauge) dengan jarak titik jepit
Daerah peregangan depan = diperlihatkan seperti rumus
sebagai berikut :
Effective Length (panjang

31

efektif) + s/d inch.

16 4

Daerah peregangan tengah =

Effective Length + 3 s/d 7
8 16

inch.

Daerah peregangan belakang =

5 11

Effective Length + s/d ”

8 16

Dengan diketahuinya diameter

rol, maka kita dapat

menentukan jarak antar rol Gambar 5.88
Roller Gauge
dengan mudah.

J.C. Boel memberikan pedoman

penyetelan rol sebagai berikut : dimana :
e=
Daerah peregangan depan L= jarak permukaan rol
jarak titik tengah rol
= Effective length + 3 mm d1 . d2 = diameter masing-

Daerah peregangan tengah masing rol

= Effective length + 6 mm

Daerah peregangan belakang

= Effective length + 9 mm

Penyetelan tersebut Contoh :

dimaksudkan untuk

mendapatkan jarak permukaan Diketahui : Diameter rol depan

rol (roller gauge) antara dua 1

pasangan rol untuk setiap jarak = 1 inch

titik jepit yang ditentukan. Jarak 4

titik jepit adalah jarak antara Diameter rol ke-2 = 1 inch

garis singgung dua pasangan Ditanyakan :

rol dimana serat-serat tepat Besarnya jarak permukaan

terpegang oleh titik jepitan. (gauge) yang diperlukan untuk

Biasanya jarak ini merupakan setting 1 5 inch
16

jarak antara titik tengah rol-rol Jawab :

yang bersangkutan. e = L - d1 d2
2

149

= 1 5 - ( 1 5 1 ) jarak antar rol penarik
16 14 dilaksanakan sedemikian rupa,
sehingga tidak terlalu sempit
2 atau terlalu longgar. Jika
penyetelan terlalu sempit akan
= 3 inch terjadi banyak serat putus atau
16 keriting (cracking fiber) dan jika
terlalu lebar akan terjadi banyak
5.14.2.8 Faktor-Faktor yang serat yang mengambang
Mempengaruhi diantara dua pasangan rol
Penyetelan Jarak (floating fibers) sehingga
antar Rol Peregang menimbulkan ketidakrataan
hasil slivernya.
Faktor-faktor yang Gambar 5.89 menunjukkan
kemungkinan kedudukan serat-
mempengaruhi penyetelan jarak serat pada saat melalui dua
pasangan rol penarik.
susunan rol peregang adalah
Gambar 5.89
sebagai berikut : Kedudukan Serat antara Dua

x Panjang Serat yang diolah Pasangan Rol Penarik

Sebagaimana diketahui serat Va = kecepatan permukaan
rol A
yang terdapat pada bal-bal
Vb = kecepatan permukaan
kapas yang diolah memiliki rol B

variasi panjang yang berbeda. Keterangan :
- Serat a yang dijepit oleh
Serat-serat pendek biasanya
pasangan rol A akan
dipisahkan pada proses Carding bergerak dengan kecepatan
Va
dan Combing, sedangkan serat- - Serat b yang dijepit oleh
pasangan rol B akan
serat panjang diteruskan dalam

proses selanjutnya.

Biasanya serat-serat pada saat

sampai mesin drawing

panjangnya berkurang 5 – 10

persen dari pada panjang serat

kapas aslinya sebelum diolah.

Hal ini disebabkan oleh proses-

proses sebelumnya dimana

serat-serat mengalami

permukulan (misalnya pada

cleaning point) sehigga

menimbulkan banyak serat

putus.

Pada proses mesin drawing,

untuk menghindari

kemungkinan terjadinya banyak

serat-serat putus atau jatuh

diantara pasangan rol

peregang, maka penyetelan

150

bergerak dengan kecepatan Bila sliver yang melalui

Vb pasangan rol, diameternya lebih

- Serat c yang mengambang besar, maka rol atas

diantara kedua pasangan mempunyai kecenderungan

rol A dan rol B kemungkinan untuk bergeser naik atau lebih

akan jatuh diantaranya. renggang terhadap rol

- Serat d ujung belakang bawahnya. Ini berarti bahwa

bergerak lambat, ujung tekanan pembebanan terhadap

depannya bergerak lebih serat bertambah besar serta titik

cepat, akibatnya depan atau garis jepitnya bertambah

putus apabila jepitannya lebar pula.

cukup kuat atau rusak kalau Gambar 5.90 menunjukkan

tercabut dengan paksa. bahwa makin tebal slivernya,

makin panjang daerah

x Tebal Tipisnya Sliver yang jepitannya, sehingga kalau

diolah penyetelan jarak antar rolnya

tetap, maka sebenarnya relatif

akan lebih pendek.

Gambar 5.90
Sliver yang melalui Rol dengan Ukuran yang Berbeda

Jadi untuk sliver yang lebih x Proses Sebelumnya
berat atau diameternya besar
diperlukan penyetelan rol yang Meskipun serat-serat pada
lebih lebar. Hal ini untuk sliver Carding sedikit banyak
menghindari serat-serat terjepit sudah mengalami pelurusan,
oleh dua buah pasangan rol. namun belum dapat dikatakan
Karena itu penyetelan jarak rol lurus sebagaimana serat-serat
pada bagian penyuapan atau rol pada sliver Combing. Karena itu
belakang dengan rol ke-3 dibuat penyetelan rol pada mesin
longgar, rol ke-3 dengan ke-2 Drawing untuk pengolahan
sedang, rol ke-2 dengan rol sliver Carding lebih sempit dari
depan sempit. Ini diakibatkan pada untuk pengolahan sliver
adanya pengurangan berat combing.
karena terjadinya proses
peregangan.

151

x Sifat Serat yang diolah

Serat yang kasar dan kaku lebih
sulit terkontrolnya pada saat
terjadinya penarikan dari pada
serat-serat halus. Karena itu
untuk serat yang kasar
penyetelan lebih sempit.

x Jenis Rol Peregang Gambar 5.91
Pelat Penampung Sliver
Rol logam memerlukan
penyetelan yang lebih lebar dari 5.14.3.2 Terompet
pada rol biasa karena titik
jepitnya bertambah lebar. Terompet ini dibuat dari besi
tuang (cast iron) atau bronce,
5.14.3 Bagian Penampungan letaknya diantara rol depan dan
rol penggilas. Panjangnya
Bagian penampungan dari 1” – 1,5”, diameter atasnya kira-
mesin Drawing terdiri dari : kira 1,5 inch dan bawahnya kira-
- pelat penampung kira 0,25”. Ukuran diameter
- terompet lubang terompet tergantung
- rol penggilas pada jenis dan ukuran sliver
- coiler yang diolah. Dibawah ini adalah
- can penampung sliver rumus yang biasa digunakan
untuk menentukan diameter
5.14.3.1 Pelat Penampung lubang terompet untuk jenis
sliver yang diolah seperti terlihat
Pelat penampung dibuat dari pada gambar 5.91.
pelat besi yang membentuk
seperti trapesium dengan *) pada bagian ini mengecilnya
bagian yang kecil menuju ke sedikit sekali
terompet. Permukaan dari pelat
ini biasanya dipolis licin sekali
sehigga berfungsi sebagai
pengantar sliver yang keluar
dari rol depan seperti terlihat
pada gambar 5.91.

Gambar 5.92
Penampang Terompet

152

Diameter terompet (inch) = k x
berat sliver dalam grain/yard
dimana k adalah suatu angka
tetapan.
Untuk drawing passage pertama
k = 0,0172
Untuk drawing passage kedua
k = 0,0156
Untuk Combed drawing
k = 0,0141

Gambar 5.93 Coiler

5.14.3.3 Rol Penggilas

Fungsi dari rol penggilas ialah Ujung atas dari tabung langsung
berada diatas titik pusat pelat
untuk menggilas dan menarik bergigi, kira-kira 4 inch
diatasnya dan 0,5 inch dibawah
sliver yang keluar dari rol depan rol penggilas.

melalui terompet menjadi

sebuah sliver dan

meneruskannya ke dalam coiler. 5.14.3.5 Can Penampung

Sliver

5.14.3.4 Coiler

Fungsi dari coiler ialah untuk Can penampung dibuat dari
bahan sintetik seperti karton
meletakkan sliver kedalam can yang keras dan kuat atau dari
pelat logam dengan diameter
dengan teratur, sehingga berkisar antara 10 sampai
dengan 40 inch dan tingginya ±
memudahkan penarikan 36 inch seperti halnya can pada
mesin carding, di dalamnya
kembali dari dalam can pada terdapat alas yang ditahan oleh
per. Can ini diletakkan diatas
proses selanjutnya tanpa landasan besi bundar bergigi
(turn table) yang berputar
mengalami perpanjangan atau sangat lambat melalui susunan
roda-roda gigi. Perlu
sering putus. Coiler ialah pelat diperhatikan disini bahwa titik
pusat coiler tidak terletak pada
bergigi yang cukup besar dan satu garis vertikal dengan titik
pusat dari landasan can.
biasanya disebut tube gear, Dengan demikian maka
letaknya sliver dalam can dapat
letaknya datar tepat dibawah rol tersusun rapi seperti terlihat
pada gambar 5.94.
penggilas. Permukaan

bawahnya licin dan bagian

atasnya merupakan tabung

dengan diameter lubangnya 1,5

inch membuat sudut tertentu

terlihat pada gambar 5.93.

153

Pengawasan terhadap mutu
sliver hasil mesin Drawing
meliputi :
- pengujian Nomor Sliver

Drawing kerataan Sliver
- pengujian

Drawing

5.14.4.1 Pengujian Nomor
Sliver Drawing

Gambar 5.94 Pengujian nomor dilakukan
Letak Sliver Dalam Can dengan cara :
- menyiapkan alat pengukur
5.14.3.6 Pemeliharaan mesin
Drawing panjang sliver yang disebut
Wrap Block
Pemeliharaan pada mesin - menyiapkan alat pengukur
Drawing meliputi berat yang disebut Neraca
1. Pembersihan mesin Drawing Analitik
- mengukur sliver sepanjang 6
secara rutin setiap 1 bulan. yard atau 6 meter sebanyak
2. Pelumasan bearing top roll, 4 kali atau bisa lebih
- menimbang sliver yang telah
bottom roll setiap 1 minggu. diukur panjangnya
3. Pelumasan top roll setiap 1 - menghitung nomor sliver
dengan cara penomoran
bulan. tertentu.
4. Pelumasan sub gear box,
5.14.4.2 Pengujian Kerataan
gear box setiap 3 bulan. Sliver Drawing
5. Setting bottom roll setiap 4
- menyiapkan alat pengukur
bulan.
6. Pencucian top roll setiap 1 kerataan sliver yang disebut

minggu Uster evenes tester, lengkap
7. Penggerindaan top roll
dengan condensator
setiap 2 bulan.
pengukur
5.14.4 Pengujian Mutu Hasil
- recorder, alat untuk
Mutu sliver hasil mesin Drawing
merupakan kunci dari mutu mencatat grafik
benang yang akan dihasilkan,
mengingat pada proses ketidakrataan bahan (sliver
selanjutnya tidak lagi proses
perbaikan mutu bahan terutama carding)
dalam perbaikan mutu kerataan
bahan. - integrator, alat yang

mencatat langsung harga

ketidakrataan u% dan cv%

154

- spectograph dan sliver. Karena putaran dari coiler
yang mengatur penampungan
recordernya, alat yang sliver pada can, maka pada
sliver ini terdapat antihan yang
mencatat periodisity dari tidak besar tapi dapat
memberikan kekuatan yang
bahan yang diuji (sliver cukup pada sliver. Regangan
untuk membuka antihan ini
Carding) disebut Break Draft.
Dengan mengalikan nilai-nilai
- menyiapkan sliver sebanyak regangan yang terdapat pada
tiap-tiap daerah regangan
benang lebih ditengah can jumlah (total draft).

- memasang sliver pada 5.14.5.1 Putaran Rol Penyuap

Condensator dengan Puli motor A memutarkan puli B
dengan perantaraan belt.
melewatkan ujung sliver Satu poros dengan B terdapat
roda gigi R 15 yang berhubungan
pada slot.
dengan roda gigi R 14 . Satu
- melewatkan sliver pada alat poros dengan R 14 terdapat roda
gigi R 13 yang berhubungan
pemegang dan pengantar
dengan R 12 . Seporos dengan
bahan R 12 tedapat roda gigi R 6 yang
berhubungan dengan roda gigi
- menjalankan Condensator R 4 melalui roda gigi perantara
R5.
selama waktu yang
Seporos dengan R 4 terdapat
ditentukan roda gigi R 3 yang berhubungan

- hasil ketidakrataan dapat dengan roda gigi R 1 melalui
roda gigi perantara R 2 . Pada
dibaca langsung pada poros roda gigi R1 terdapat rol
penyuap.
Integrator

5.14.5 Perhitungan Regangan

Perhitungan regangan

berdasarkan susunan roda gigi

mesin Drawing dapat dilakukan

dengan membandingkan

kecepatan permukaan dari rol

penggilas (Callender) dengan

kecepatan permukaan dari rol

penyuap. Hasil perhitungan ini

disebut regangan jumlah (total

draft). Pada mesin Drawing

biasanya diperlukan

perhitungan-perhitungan dari

tiap-tiap daerah regangan (draft

zone). Misalnya daerah

regangan antara rol belakang

(rol I) dan rol II. Daerah ini

adalah daerah regangan yang

diperlukan untuk membuka

antihan yang terdapat pada

155

Gambar 5.95
Susunan Roda Gigi Mesin Drawing

156

Keterangan : roda gigi R 5 ; roda gigi R 3 ; roda
A = puli Ø 112 mm
B = puli Ø 340 mm gigi R 2 ; roda gigi R 1 ; rol
penyuap.
Roda gigi R 1 = 58 gigi
Roda gigi R 2 = 30 gigi 5.14.5.2 Putaran Rol-rol
Roda gigi R 3 = 47 gigi Peregang
Roda gigi R 4 = 20 gigi
Roda gigi R 5 = 43 gigi Puli motor A berhubungan
Roda gigi R 6 = 25 gigi dengan puli B. Satu poros
Roda gigi R 7 = 50 gigi dengan B terdapat roda gigi
Roda gigi R 8 = 20 gigi R 15 , R 16 dan rol peregang IV
Roda gigi R 9 = 49 gigi yang merupakan rol depan dari
Roda gigi R 10 = 40 gigi rol-rol peregang. Roda gigi R 15
Roda gigi R 11 = 20 gigi berhubungan dengan roda gigi
Roda gigi R 12 = 50 gigi R 14 . Seporos dengan roda gigi
Roda gigi R 13 = 40-60 (RPR)gigi R 14 terdapat roda gigi R 13 yang
Roda gigi R 14 = 120 gigi berhubungan dengan roda gigi
Roda gigi R 15 = 30 gigi R 12 . Satu poros dengan R 12
Roda gigi R 16 = 27 gigi terdapat R 9 , R 6 dan rol
Roda gigi R 17 = 70 gigi peregang I yang merupakan rol
Roda gigi R 18 = 53 gigi peregang belakang dari rol-rol
Roda gigi R 19 = 25 gigi peregang. Roda gigi R 6 ,
Roda gigi R 20 = 25 gigi berhubungan dengan roda gigi
Roda gigi R 21 = 35 gigi R 8 melalui roda gigi perantara
Roda gigi R 22 = 38 gigi
Roda gigi R 23 = 24 gigi R 7 . Pada poros R 8 terdapat rol

Secara singkat, gerakan dari peregang II. Roda gigi R 9
sumber gerakan ke rol penyuap berhubungan dengan roda gigi
dapat diikuti sebagai berikut : R 11 melalui roda gigi perantara
R 10 . Pada poros R 11 terdapat
rol peregang III.
Secara singkat, hubungan dari
sumber gerakan ke rol-rol
peregangan dapat diikuti
sebagai berikut :

Puli motor A puli B, roda gigi Puli A; Puli B; rol peregang IV
R 14 ; roda gigi R 13 ; roda gigi (rol depan). Roda gigi R 15 ; roda
R 12 ; roda gigi R 6 ; roda gigi R 5 ;

157

gigi R 14 ; roda gigi R 13 ; roda gigi penggilas II melalui roda gigi
R 12 rol peregang I. Roda gigi R 19 dan R 20 .
R 6 ; roda gigi R 7 ; roda gigi R 8 ; Secara singkat, hubungan
rol peregang II. Roda gigi R 9 ; sumber gerakan ke rol
roda gigi R 10 ; roda gigi R 11 ; rol penggilas dapat diikuti sebagai
peregang III. berikut :

5.14.5.3 Putaran Rol Puli A; puli B; roda gigi R 17 ,
Penggilas (Calender) roda gigi R 18 ; rol penggilas.

Puli motor A berhubungan 5.14.5.4 Tetapan Regangan
dengan puli B satu poros
dengan B terdapat roda gigi R 16 Seperti pada mesin-mesin
yang berhubungan dengan roda sebelum mesin Drawing, maka
gigi R 18 terdapat rol penggilas I tetapan regangan dapat dihitung
yang berhubungan dengan rol dari perhitungan regangan
mekanik dengan memisalkan
roda gigi Pengganti Regangan
= 1.

Kecepatan permukaan rol penggilas

RM =

Kecepatan permukaan rol penyuap

Dimisalkan rol penyuap berputar 1 kali, maka rol penggilas akan
berputar.

= 1 · R1 · R2 · R4 · R5 · R12 · R14 · R16 · R17
R2 R3 R5 R6 R13 R15 R27 R18

= 1 · 58 · 30 · 20 · 43 · 50 · 120 · 27 · 70 putaran
30 47 43 25 RPR 30 70 53

1 · 58 · 30 · 20 · 43 · 50 · 120 · 27 · 70 · S · 75

RM =

30 · 47 · 43 · 25 · RPR · 30 · 70 · 53 · S · 30

271,56 Tetapan regangan = 271,56

=

RPR

5.14.5.5 Regangan Mekanik permukaan rol penggilas
dengan kecepatan permukaan
Regangan mekanik dapat dari rol penyuap. Hasil
perhitungan disini adalah
dihitung dengan

membandingkan kecepatan

158

merupakan regangan jumlah c) Regangan antara rol II dan

dari mesin Drawing. rol III

Menurut perhitungan di atas, Kec. permk rol III
didapat :
RM =
271,56
Kec. permk rol II
RM =
1 . 20 . 49 . 3,14. 25
RPR = 25 20
1 . 3,14. 30 1,63
Bila RPR yang digunakan,
mempunyai gigi sebanyak 45, d) Regangan antara rol III dan
maka : rol IV

RM = 271,56 = 6,034 Kec. permk rol IV

45 RM =

Regangan jumlah dapat pula Kec. permk rol III
1. 20 . 50 . 120. 3,14. 30
dihitung dari hasil perkalian dari = 49 45 30

regangan masing-masing 1. 3,14. 25
= 2,18
bagian dari daerah Regangan.

a) Regangan antara rol e) Regangan antara rol IV dan
penyuap dan rol I. rol penggilas

Kec. permk rol I Kec. permk rol penggilas
RM =
RM =
Kec. permk rol IV
Kec. permk rol penyuap

1 · 58 · 20 · · 30 1 . 27 . 3,14. 75
= 47 25
= 53 1,27
1 · · 30 1 . 3,14. 30

= 0,987

b) Regangan antara rol I dan Regangan jumlah antara rol
rol II penyuap dan rol penggilas

Kec. permk rol II = 0,987 x 1,25 x 1,63 x 2,18 x
1,27
RM =
= 5,57
Kec. permk rol I

1 . 25 . 3,14 . 30
= 20
1 . 3,14 . 30 1,25

159

5.14.5.6 Regangan Nyata RM = (100 2) · RN

Regangan nyata dapat dihitung 100

dengan membandingkan berat 98

bahan masuk persatuan = · 6,16

100

panjang tertentu dan berat = 6,037

bahan keluar persatuan panjang

tertentu. Atau dapat pula 5.14.6 Perhitungan Produksi

membandingkan antara nomor

bahan keluar dengan nomor Produksi mesin Drawing, pada
umumnya dinyatakan dalam
bahan masuk untuk sistem satuan berat per satuan waktu
tertentu.
nomor Ne 1 . Drawing
Misalkan mesin

mengolah sliver Carding yang 5.14.6.1 Produksi Teoritis

mempunyai Ne 1 0,149 dan Berdasarkan gambar susunan
disuapkan dengan 6 rangkapan. roda gigi mesin Drawing
(gambar 5.95) kecepatan
Sedangkan hasilnya berupa permukaan dari rol penggilas
terlebih dahulu.
sliver yang mempunyai nomor

Ne 1 0,145. Maka regangan
nyata dapat dihitung sebagai

berikut :

RN = Rangkpn · No. keluar Kecepatan permukaan rol
Nomor masuk penggilas

6 x 0,149 RPM motor · A · R16 · R17 ·
B R17 R18
= = 6,16
22
0,145
· 75 mm/menit
Bila limbah yang dihasilkan
selama proses pada mesin 7
Drawing adalah sebesar 2%,
maka : Bila mesin Drawing
menghasilkan sliver dengan

nomor Ne 1 0,135 dan mesin ini
mempunyai 5 delivery, efisiensi
mesin = 90%, maka
produksi/jam/5 delivery :

= 0,9 · 990 · 112 · 27 · 22 · 75 · 5 · 60 mm
340 53 7

0,9 · 990 · 112 · 27 · 22 · 75 · 5 · 60

=

340 · 53 · 7 · 1000

N m = 1,693 · 0,135 = 0,229

160

Produksi/Jam/5 delivery

0,9 · 990 · 112 · 27 · 22 · 75 · 5 · 60

= kg

340 · 53 · 7 · 1000 · 0,229 · 1000

= 46,17 kg

Produksi/Jam/del = 46,17 = 9,23 kg

5

5.14.6.2 Produksi Nyata 5.14.6.3 Efisiensi

Produksi nyata mesin Drawing Perhitungan efisiensi mesin
dapat dilihat dari hasil pencatat
panjang sliver (hank-meter) Drawing dapat dilakukan
pada mesin tersebut. Hasil
pencatatan ini biasanya dengan membandingkan
dikumpulkan untuk suatu
periode tertentu misalnya satu produksi teoritis dan produksi
minggu.
Misalnya dalam satu minggu nyata yang dinyatakan dalam
tercatat dari hasil pengumpulan
data-data, menunjukkan = 330,6 proses.
hank/delivery.
Menurut jadwal produksi untuk Menurut perhitungan di atas
minggu ini, mesin harus berjalan
selama = 155,5 jam. Jumlah produksi teoritis/jam/delivey
mesin berhenti = 21,75 jam.
Jumlah jam mesin berjalan = 9,23 kg. Sedangkan produksi
efektif = 133,75 jam.
Produksi yang dicapai selama nyata rata-rata per jam
satu minggu/delivery = 330,6
hank. = 8,29 kg maka efesiensi mesin

Nomor sliver = N m 0,229 Drawing

8,29

x 100% = 90%

9,23

5.14.7 Penggantian Roda Gigi

Produksi/minggu/delivery Roda gigi yang terdapat pada
mesin Drawing, tidak semuanya
330,6 x 768 1 mengalami penggantian atau
= x kg perubahan jumlah gigi. Bila
0,229 1000 akan dibuat perubahan macam-
macam produksi dalam
pembuatan benang, roda gigi
yang mengalami perubahan
adalah :

= 1.108,74 kg 5.14.7.1 Roda Gigi Pengganti
Regangan
Jadi produksi nyata rata-rata
Bila akan diadakan perubahan
1.108,74 nilai regangan pada mesin

= per jam/del =

133,75

= 8,29 kg

161

Drawing, maka diadakan RPM motor = A · R16 · R17
penggantian roda gigi. B R17 R18
Roda gigi ini adalah Roda gigi
Pengganti Regangan (RPP). RPM motor = A · R16
Pada perhitungan di muka, B R18
didapat :
Dalam hal ini, RPM motor, Puli
271,56
A, R 16 dan R 18 adalah tetap.
RM =
Maka bila B diperkecil, akan
RPR didapat RPM rol penggilas
menjadi besar, yang berarti
RPR = 271,56 produksi akan menjadi besar
RM pula. Sebaliknya bila puli B
diperbesar, maka RPM rol
Misalnya mesin Drawing penggilas akan menjadi kecil
diperlukan untuk memproses dan produksi akan kecil pula.
sliver yang memerlukan
regangan = 5,73. 5.15 Persiapan Combing
Maka RPR yang diperlukan
adalah yang mempunyai jumlah Tujuan dari proses persiapan
gigi :
combing adalah untuk
271,56 = 47,2
5,73 meluruskan serat, memperbaiki

Karena jumlah gigi tidak ada kerataan berat persatuan
pecahan, maka dibulatkan
menjadi 48. panjang dan dan mengubah

sliver carding menjadi lap kecil

yang sesuai untuk penyuapan

mesin combing.

5.14.7.2 Roda Gigi Pengganti Pada mesin-mesin persiapan
Produksi (RPP) combing model lama, beberapa
sliver carding disuapkan berjajar
Pada mesin Drawing, bila akan satu sama lain pada mesin
mengubah jumlah Produksi, sliver lap dan hasilnya berupa
diadakan penggantian diameter lap kecil yang digulung pada
puli produksi. Puli ini disebut bobin.
puli pengganti produksi (PPP), Beberapa lap kecil tersebut
sedangkan untuk memperbesar kemudian disuapkan ke mesin
produksi, maka putaran rol ribbon lap dan hasilnya berupa
penggilas harus diperbesar lap kecil yang lebih rata dan
pula. Menurut gambar 5.95 lebih lurus serat-seratnya.
susunan gigi mesin Drawing, Karena penggulungan lap kecil
RPM rol penggilas = pada bobin di mesin sliver lap

162

tidak dapat memuat banyak, Secara singkat urutan proses
maka bobin lekas penuh dan persiapan combing dapat
segera harus dilakukan doffing digambarkan sebagai berikut :
sehingga efisiensi mesin
menjadi rendah. Model Lama Model Baru

Apabila lap kecil pada mesin Carding Carding
ribbon lap, maka gulungan lap Sliver lap
kecil pada bobin juga cepat Ribbon lap pre Drawing
habis, penggantian lap kecil
yang disuapkan harus sering Combing lap former
dilakukan, sehingga memer (super lap)
lukan perhatian dan pelayanan
yang lebih banyak. Combing

Untuk meningkatkan efisiensi Gambar 5.96
mesin-mesin persiapan combing Urutan Proses Persiapan
maka pada mesin model baru,
beberapa sliver carding yang Combing
disuapkan dan telah mengalami
peregangan tidak digulung Kalau kita perhatikan perkem
dalam bentuk lap kecil bangan proses persiapan
melainkan dikumpulkan menjadi combing seperti terlihat pada
satu melalui terompet dan kedua urutan proses tersebut
ditampung dalam can besar. diatas, pada hakekatnya tidak
Karena mesin tersebut tidak ada penyingkatan proses, kecu
menghasilkan lap kecil, maka ali peningkatan efisiensi. Hal ini
sesuai dengan tujuan mesin disebabkan karena apabila satu
tersebut, lazim disebut mesin proses dihilangkan maka seba
pre drawing. Beberapa sliver gian besar dari serat-serat yang
hasil mesin pre drawing mempunyai tekukan akan
kemudian disuapkan ke mesin disuapkan dalam arah yang
lap former (super lap) dan salah sehingga hasil pelurusan
hasilnya berupa lap kecil yang serat selama penyisiran kurang
sesuai untuk penyuapan mesin efektif.
combing. Karena sliver yang Menurut teori Prof. Morton yang
disuapkan tersedia cukup didasarkan atas beberapa hasil
banyak dalam can, maka penyelidikannya, menunjukkan
penyuapan tidak cepat habis, bahwa serat-serat didalam sliver
sehingga tidak banyak hasil mesin carding sebagian
memerlukan perhatian dan besar mempunyai ujung yang
pelayanan. tertekuk dibagian belakangnya.
Dengan adanya tekukan serat,
maka pelurusan dan penjajaran
serat pada mesin drawing tidak


Click to View FlipBook Version