209
5.18.3.4 Trick Box
Gambar 5.161
Batang Penggeser
Pada gambar 5.161 terlihat ((2) sebelah kanan akan
bahwa batang peluncur (2) terbawa bergerak naik turun.
dipasang mati pada kereta Dengan terbawanya stang
(bobin rail), sedang balok bergigi (2) naik turun, maka
peluncur (2a) dapat meluncur batang bersayap (4) akan
dengan bebas ke kiri dan ke bergerak ke kanan dan ke kiri.
kanan pada alur batang Karena pada batang bersayap
peluncur. Balok peluncur (2a) tersebut dipasangkan baut
dihubungkan dengan stang berulir (5a) dan (5b) maka baut
bergeser (2) yang dipegang juga akan turut bergerak turun
oleh batang bersayap (4). naik.
Karena pergerakan kereta naik Sekarang perhatikan gambar
atau turun maka stang bergigi 5.162.
210
Gambar 5.162
Peralatan Trick Box
Karena gerakan dari baut (5a) Dengan demikian maka baut
dan (5b) maka hal ini akan (5a) akan bergerak ke bawah,
mempengaruhi tuil (6a) atau yang pada suatu saat akan
(6b) tertekan turun secara menekan tuil (6a) yang sedang
bergantian. menahan batang pemikul (7)
pada lekukan atas.
Apabila sekarang kereta
bergerak ke atas, maka batang Karena adanya beban G yang
peluncur (1) juga terbawa ke dipasang pada kanan dan kiri
atas, stang bergeser (2) pemikul, hal ini akan membantu
bergerak dan memutarkan melepaskan batang pemikul (7)
batang bersayap (4) secara oleh tuil (6a) karena gaya putar
perlahan-lahan arah ke kanan. ke kanan. Setelah baut (5a)
211
menyentuh tuil (6a) dan gerakan Pada ujung atas dari poros (14)
masih terus berlangsung, lama dipasang rantai (16) yang
kelamaan penahan (6a) yang ujungnya diberi beban (18).
menahan lekukan batang Karena berat beban (18), maka
pemikul (7) akan terlepas. akan menimbukan gaya tarik ke
bawah, sehingga akan menarik
Beban G yang kiri akan rantai ke arah kanan, karena
terangkat oleh batang yang pangkal rantai tersebut
dipasang pada peluncur (1) dibelitkan pada poros (14) maka
pada gambar tidak tampak, akan menimbulkan gaya putar
sedang beban G yang kanan terhadap poros (14) sesuai
tidak terangkat dan akan dengan arah panah.
menarik sayap pemikul (7a) ke
bawah. Dengan tergeraknya Selagi pal (8b) masih menahan
sayap (7a) maka poros pun roda gigi Rachet (11), maka
pada ujung bawah dari batang gaya tersebut tertahan dan
pemikul (7) berputar ke kanan pada saat pal (8b) lepas dari
membawa batang (9) yang penahan terhadap roda gigi
sebelah atas juga ke kanan. Rachet (11). Kesempatan itu
Batang (9) ini berhubungan digunakan oleh gaya putar
dengan pal penahan (8a) dan poros (14) untuk memutarkan
(8b), sehingga pal 8b terlepas poros tersebut dengan melalui
dari roda gigi Rachet (11). perantaraan roda gigi panjang
Untuk seterusnya perhatikan (13) ke kanan (berlawanan
gambar 5.163. jarum jam), yang seterusnya
memutarkan roda gigi panjang
(12) juga ke arah kanan (searah
jarum jam). Roda gigi panjang
(12) ini seporos dengan roda
gigi Rachet (11), yang juga
berputar ke arah kanan sesuai
dengan arah anak panah dan
roda gigi Rachet (11) ini
seporos dengan roda gigi (3)
pada gambar 5.161.
Gambar 5.163 Dengan berputarnya roda gigi
Gaya Putar pada Trick Box (15) karena terbawa oleh
putaran poros (14) maka batang
bergigi (17) akan bergerak ke
kiri sesuai dengan arah anak
panah. Karena kesempatan
berputar dari poros (14) sangat
singkat disebabkan pal (8a)
212
telah menahan roda gigi Rachet Mengenai batang (9) selain
(11) kembali, maka gerakan menggerakkan pal penahan
batang bergigi (17) juga sangat (8b) dan (8a), juga
terbatas. Gerakan batang menggerakkan batang (10) ke
bergigi (17) ini digunakan untuk arah kanan dimana batang (10)
menggeser kedudukan ban ini dihubungkan dengan roda
(belt) dari cone drum, sehingga gigi (19a) dan (19b) yang
putaran dari cone drum bawah giginya berhadapan.
yang berputar pasif menjadi
lebih lambat setiap kali ban
digeser kedudukannya.
Gambar 5.164
Roda Gigi Bauble
5.18.3.5 Kesalahan Bentuk
Gulungan Roving - Kesalahan Bentuk
Gulungan dan Cara
Mengatasinya
x Memperlihatkan bentuk
gulungan roving yang
normal.
x Menunjukkan bentuk
gulungan yang ujung
Gambar 5.165 kerucut atas dan bawahnya
Macam Bentuk Gulungan
Roving pada Bobin
213
bersudut besar dan bawah dari bentuk kerucut
gulungan yang curam.
Bentuk ini sebenarnya bukan sering merosot yang
merupakan suatu kesalahan,
hanya mempunyai beberapa mengakibatkan roving sering
kekurangan antara lain :
- Penggulungan roving pada putus pula pada creel (bobin
bobin cepat penuh,
sehingga sering melakukan houlder) sewaktu disuapkan ke
penggantian (doffing) dan
hal ini menyebabkan mesin mesin ring spinning, sehingga
sering diberhentikan.
- Pemakian bentuk gulungan menambah besarnya limbah.
yang demikian pada mesin
ring spinning akan lebih Cara perbaikannya adalah
cepat pula habisnya.
- Diperlukan persediaan bobin kebalikan dari bentuk B.
kosong yang lebih banyak,
juga roving waste (reused x Bentuk gulungan bagian
waste) menjadi bertambah
banyak. atas datar dan bagian
bawah terlalu curam, untuk
mengatasi gulungan yang
demikian dapat dilakukan
dengan jalan :
- Menyetel kembali
kedudukan kereta, pada
waktu bobin kosong
diusahakan lengan sayap
berada ditengah-tengah
bobin dan kedudukan
Untuk perbaikan bentuk batang bergigi (2) harus
gulungan yang demikian,
dilakukan dengan jalan datar (horizontal).
menggeser lebih ke kiri
kedudukan poros peluncur, Baut berulir (5a) dan (5b)
kalau dengan pengeseran ini
sudut gulungan terlalu kecil disetel demikian rupa
(tumpul) maka dapat ditolong
dengan menurunkan baut sehingga pada waktu kereta
berulir (5)
dijalankan dari bagia tengah
ke atas dan ke bawah
menempuh jarak yang
sama.
5.18.3.6 Mendoffing
x Memperlihatkan bentuk
gulungan roving yang Mendoffing adalah tugas
bagian atas dan bawahnya memungut bobin yang sudah
terlalu tumpul, ini adalah penuh dan menggantinya
kebalikan dari bentuk B. dengan bobin kosong dan start
Adapun kekurangan dari kembali.
bentuk gulungan yang Cara mendoffing adalah
demikian antara lain : sebagai berikut :
- Siapkan bobin kosong
Karena bentuk gulungan yang disebelah spindel.
sangat tumpul, maka bagian
Meletakkan ini hendaknya
214
dilakukan dengan cermat, Ada 4 macam pengetesan mutu
produksi mesin flyer yaitu :
agar tidak tersangkut oleh A. Test nomor roving
B. Test kerataan roving
gulungan roving yang masih C. Test antihan pada roving
berputar.
- Berhentikan mesin dengan
mengendorkan belt, hingga
terjadi roving yang sebagian 5.18.4.1 Pengujian Nomor
Roving
tidak tergulung dan
kemudian tarik roving-roving
tersebut agar tidak Pengujian ini dilakukan dengan
menimbang roving tiap 20 yards
menyumbat pada lubang atau 30 yards. Penimbangan ini
dilakukan dengan gram balance
flyer. dengan satuan berat gram.
- Pegang bobin kosong
dengan tangan kiri, sambil
mengangkat bobin penuh
dengan tangan kanan dan
dan meletakkannya /
menempatkannya pada 5.18.4.2 Pengujian Kerataan
Roving
kereta bobin penuh.
- Masukan bobin kosong pada
kedudukannya (bobin Untuk ini dilakukan dengan alat
Uster Evernness Tester.
pinion). Dengan alat ini kita akan
mendapatkan angka persentase
- Demikian dilakukan dari ketidakrataan dari roving
dengan satuan U%.
spindel yang satu ke spindel
lainnya hingga selesai.
- Naikkan kereta sampai mata
flyer berada tepat ditengah-
tengah bobin kosong. 5.18.4.3 Pengujian Kekuatan
Roving
- Selanjutnya belitkan roving
pada bobin kosong.
- Geser belt cone drum pada Pada perkembangannya
kedudukan awal gulungan pengendalian mutu belakangan
dan atur tegangannya. ini, roving juga dikontrol
- Mesin siap untuk distart kekuatannya. Hal ini dilakukan
kembali. dengan penarikan roving per
helai dengan satuan gram.
5.18.4 Pengendalian Mutu
Hasil dari mesin flyer adalah 5.18.4.4 Pengujian Antihan
roving. Roving ini harus selalu pada Roving
dikontrol mutunya agar tidak
menyimpang dari standar yang Untuk ini dilakukan dengan alat
ditetapkan.
Twist Tester dan jumlah
pengujiannya umumnya
dilakukan 15 kali pengujian.
5.18.5 Perhitungan Peregangan
Susu
215
Gambar 5.166
unan Roda Gigi Mesin Flyer
216
Keterangan : Roda gigi f = 12 – 36 gigi
Puli A = 5 inci Roda gigi g = 44 gigi
Puli B = 8 inci Roda gigi h = 22 gigi
Roda gigi j = 22 gigi
Roda gigi C = 40 gigi Roda gigi k = 18 gigi
Roda gigi D = 44 gigi Roda gigi l = 70 gigi
Roda gigi E = 45 – 104 gigi Roda gigi m = 70 gigi
Roda gigi F = 34 gigi Roda gigi n = 14,16,20 gigi
Roda gigi G = 36 gigi Roda gigi p = 80 gigi
Roda gigi H = 40 gigi Roda gigi q = 13 gigi
Roda gigi I = 22 gigi Roda gigi r = 57 gigi
Roda gigi J = 20 – 70 gigi Roda gigi t = 18 gigi
Roda gigi K = 96 gigi Batang bergigi u = 0,3491 pitch
Roda gigi L = 32,40,48,56 gigi Seperti terlihat pada gambar
Roda gigi M = 30 gigi gearing Diagram (gambar
Roda gigi N = 62 gigi 5.166), rol peregang depan
Roda gigi O = 40 gigi diputar dengan kecepatan yang
Roda gigi P = 80 gigi tetap (konstan) sebesar n
Roda gigi Q = 14 – 36 gigi putaran per menit (RPM).
Roda gigi R = 68 gigi Putaran ini didapat dari putaran
Roda gigi S = 44 gigi poros utama melalui roda gigi J
Roda gigi T = 50 gigi (TJW), roda gigi K, roda gigi L,
Roda gigi U = 59 gigi roda gigi M, roda gigi N, roda
Roda gigi V = 19 gigi gigi O dan akhirnya roda gigi P
Roda gigi W = 34 gigi yang terpasang pada rol depan.
Roda gigi X = 32 gigi
Roda gigi Y = 40 gigi Gambar 5.167 memperlihatkan
Roda gigi Z = 22 gigi susunan roda gigi pada rol
Roda gigi a = 32 gigi peregang yang merupakan
Roda gigi b = 36/36 gigi bagan dari gambar 5.155.
Roda gigi d = 36 gigi
Roda gigi e = 36 gigi
Gambar 5.167
Susunan Roda Gigi dari 3 Pasangan Rol Peregang
217
x Tetapan Regangan atau a · c · d'
Draft Constant (DC)
=
Seperti telah diuraikan pada bab
yang terdahulu, bahwa yang F · RPR · b'
dimaksud dengan draft constant
ialah draft yang didapat dengan 80 52 d '
jalan menghitung besarnya =· ·
Mechanical Draft (MD) dari 20 RPR b'
suatu susunan roda gigi dengan
memasukkan besarnya roda Angka-angka pada persamaan
gigi pengganti regangan (RPR) diatas adalah tetap (konstan)
dimisalkan = 1. kecuali RPR (roda gigi
Sedangkan Mechanical Draft pengganti regangan) yang
ialah besarnya regangan yang sering diganti untuk membuat
dihitung berdasarkan atas perubahan regangan adalah
perbandingan antara kecepatan roda gigi RPR.
permukaan dari rol pengeluaran
dan rol pemasukan. Bila roda gigi pengganti
regangan RPR dimisalkan - 1,
Dengan demikian maka : dan dimasukkan dalam
persamaan diatas, maka
Mechanical Draft (MD) persamaan tersebut akan
menjadi :
KPR depan
52 · 80 · d1
=
MD =
KPR belakang
1 · 20 · b1
Keterangan : 52 · 80 · d1
KPR = Kecepatan permukaan
= misalkan
rol
Kalau : 20 · b1
diameter rol depan = d 1
diameter rol belakang = b 1 = x1
dan putaran rol depan = n Semua angka-angka diatas
putaran per menit, maka : adalah tetap (konstan), maka x 1
diatas disebut angka tetapan
regangan (Draft Constant = DC)
52 · 80 · d1
Jadi DC =
20 · b1
n ·.S · d' x Regangan Mekanik (RM)
atau Mechanical Draft
MD = (MD)
n · F · RPR · S · b' KPR depan
ac
RM =
= n · a · c ·S · d'
n · F · RPR ·S · b' KPR belakang
218
Keterangan : Dari persamaan diatas didapat :
KPR = Kecepatan permukaan DC = MD · RPR
rol DC
Kalau rol depan berputar 1 kali, RPR =
maka rol belakang akan
berputar : MD
20 RPR Pada umumnya diameter rol
1· · putaran depan adalah sama dengan
80 c diameter rol belakang,
sehingga :
Dengan demikian maka : c · 80 · d1
1 · S · d1 DC =
RM = 20 · b1
c · 80
1 · 20 · RPR · S · b1
80 c =
1 · 80 · c · S · d1
20
RM =
Seperti telah diterangkan diatas,
1 · 20 · RPR · S · b1 bahwa roda gigi C jarang
diganti, dan apabila jumlah gigi
Kalau besarnya regangan roda gigi C= 50, maka besarnya
mekanik akan diubah, biasanya Draft Constant adalah :
yang diubah adalah roda gigi
RPR yaitu yang biasanya 50 · 80
disebut Roda gigi pengganti
Draft atau draft change wheel DC =
(DCW). maka :
20
RM = 1 · 80 · c · S · d1
1 · 20 · RPR · S · b1 DC = 200
atau Kalau RPR = 30, maka
besarnya
1 80 · c · S · d1
MD = DC
= RPR
200
RPR 1 · 20 · S · b1
MD =
1 x1
30
=-
MD = 6,67
RPR 1
Kalau RPR = 28, maka
x 1 = Draft Constant besarnya
RM = DC DC DC
atau MD =
RPR RPR MD =
RPR
219
200 diperbesar, maka Mechanical
Draft akan menjadi kecil.
MD = Selain sistem 3 – rol peregang,
ada pula mesin Flyer yang
28 menggunakan sistem 4 – rol
peregang. Gambar 5.168
MD = 7,14 menunjukkan susunan roda gigi
dari 4 pasang rol peregang.
Berdasarkan uraian diatas,
maka kalau RPR diperkecil,
Mechanical Draft menjadi besar
dan sebaliknya bila DCW
Gambar 5.168
Susunan Roda Gigi dari 4 Pasangan Rol Peregang
Regangan yang terjadi antara 21 · C · H
rol belakang dan rol ketiga
adalah sama dengan kecepatan 1· putaran
permukaan rol ketiga dibagi 75 D G
dengan kecepatan permukaan
rol belakang. Dengan demikian maka :
KPR ketiga (R) RM S R = 21 1 · S · r3
75 · C · H ·S
RMs – r = 1· · r4
DG
KPR belakang (S)
= 1 · 75 · D · G · S · r3
Keterangan : 1 · 21 · C · H · S · r4
KPR = Kecepatan permukaan
Regangan yang terjadi antara
rol rol ketiga dan rol kedua sama
dengan kecepatan permukaan
Kalau rol ketiga dimisalkan rol kedua dibagi dengan
berputar 1 putaran maka rol kecepatan permukaan rol
belakang akan berputar ketiga.
sebanyak :
220
KPR kedua (Q) RM q p = 1·S · r1
RM R Q = KPR ketiga (R) 1· 20 · A · E ·S
Keterangan : 80 B F · r2
KPR = Kecepatan permukaan
= 1 · 80· B · F·S ·r1
rol 1 · 20·A · E ·S · r2
Kalau rol kedua dimisalkan Regangan yang terjadi antara
berputar satu putaran, maka rol rol belakang dengan rol depan
ketiga akan berputar sebanyak : adalah sama dengan kecepatan
permukaan rol depan dibagi
F dengan kecepatan rol belakang.
1 · putaran
E
Dengan demikian maka : KPR depan ( p)
RM s p = KPR belakang (s)
1 · S · r2
RM R Q =
F
1· E ·S · r3 Keterangan :
KPR = Kecepatan permukaan
= 1 · E · S · r2
1 · F · S · r3 rol
Regangan yang terjadi antara Kalau rol depan dimisalkan
rol kedua dan rol depan adalah berputar 1 putaran, maka rol
sama dengan kecepatan belakang akan berputar
permukaan rol depan dibagi sebanyak :
kecepatan permukaaan rol
kedua. 1 · 20 · A · 21 · C · H
80 B 75 D G
putaran
KPR depan (P) Dengan demikian maka :
RM q p = KPR kedua (Q)
RM s p =
Keterangan :
KPR = Kecepatan permukaan 1·S · r1
rol 1· 20 · A · 21 · C · H ·S · r4
80 B 75 D G
Kalau rol depan dimisalkan
berputar satu putaran, maka rol = 1· 80· B· 75· D· G ·S · r1
kedua akan berputar sebanyak : 1· 20 · A · 21· C · H ·S · r4
1 · 20 · A · E putaran 80 · B · 75 · D · G · r1 atau
80 B F 20 · A · 21 · C · H · r4
221
RM s p = serat yang menjadi limbah
(Waste).
RM S P · RM r q · RM z p
Betapapun kecilnya, limbah
= 1 · 75 · D · G · 1 · 1 · 80 · B pasti ada dan limbah tersebut
1 · 21 · C · H 1 1 · 20 · A perlu diperhitungkan dalam
mencari besarnya regangan dan
= 75 · D · G · 80 · B · r1 regangan ini disebut Regangan
21 · C · H · 20 · A · r4 Nyata (RN) atau Actual Draft
(AD).
Pada susunan roda gigi
sebagaimana terlihat pada Misalkan limbah yang terjadi
gambar 5.168, terdapat roda selama proses pembuatan
gigi pengganti regangan A. roving adalah sebesar 2%,
Untuk mencari besarnya maka :
tetapan regangan dapat dihitung
dengan memisalkan roda gigi A Regangan Nyata
sama dengan satu.
Dengan demikian angka tetapan = 100 · MD
regangan : (100 2)
75 · D · G · 80 · B · r1 Regangan Nyata dapat pula
21 · C · H · 20 · A · r4 dihitung berdasarkan nomor
bahan yang keluar dibagi
x Regangan Nyata (RN) atau dengan nomor bahan yang
Actual Draft (AD) masuk.
Dalam proses pembuatan Pada sistem penomoran kapas,
benang Roving pada mesin maka regangan nyata dapat
Flyer, karena adanya prosesnya dihitung sebagai berikut :
peregangan maka kemungkinan
terdapat serat yang menempel Regangan Nyata
pada rol pembersih dan rol atas,
atau mungkin juga ada yang nomor Keluar (NK )
jatuh atau beterbangan
walaupun sedikit. =
Dengan demikian, tidak semua nomor Masuk (NM )
sliver yang disuapkan pada
mesin Flyer akan menjadi Kalau Roving yang dihasilkan
Roving, tetapi ada sebagian mesin Flyer nomornya Ne 1 1,83
dan sliver yang disuapkan ke
mesin Flyer nomornya Ne 1
0,15, maka :
222
Regangan Nyata Untuk mengetahui besarnya
antihan, biasanya dinyatakan
nomor Keluar per satuan panjang (inch). Jadi
besarnya antihan dinyatakan
= dalam antihan per inch atau
Twist per Inch (TPI).
nomor Masuk
1,83 KS / menit
RN = TPI =
0,15 KPRPD / menit
RN = 12,2 atau AD = 12,2
Bila limbah yang terjadi selama Keterangan :
proses pada mesin adalah
sebesar 2% maka : KS = Kecepatan spindel
KPRPD = Kecepatan
RM = (100 2) RM permukaan rol
100
peregang depan
RM = 98 · 12,2
100 x Twist Per Inch
RM = 12 Dari susunan roda gigi pada
gambar 5.166 besarnya antihan
5.18.6 Perhitungan Antihan per inch dapat dihitung sebagai
(Twist)
berikut :
Apabila putaran poros utama
Bahan yang keluar dari rol berputar n putaran per menit
peregang depan masih maka :
merupakan jajaran serat-serat - Spindel akan berputar :
yang belum mempunyai FH
kekuatan. n · · putaran/ menit
GI
Agar bahan tadi mempunyai - Rol depan akan berputar :
kekuatan, perlu diberi antihan n · L · M putaran/ menit
JP
(Twist).
Makin besar antihan yang atau kecepatan permukaan
diberikan pada bahan, makin rol depan =
besar pula kekuatan yang L M
J P
didapat. Tetapi biasanya n· · ·S · r 1 inch per
antihan yang diberikan hanya
secukupnya agar bahan menit
mempunyai cukup kekuatan
untuk digulung pada bobin. TPI = KS / menit
KPRPD / menit
Disini akan dibahas mengenai
perhitungan antihan
berdasarkan susunan roda gigi Keterangan :
KS = Kecepatan spindel
mesin Flyer gambar 5.166.
223
KPRPD = Kecepatan Atau TPI = 67,7 atau
permukaan rol RPA
peregang depan TPI = TC
RPA
J = Roda gigi pengganti antihan
atau twist change wheel x Tetapan Antihan (TA) atau
(TCW). Twist Constant (TC)
FH · Tetapan antihan ini perlu dicari
TPI = G I dan gunanya untuk
L M
J · P · S · r1 mempercepat perhitungan
apabila pada suatu ketika
32 · 36 diperlukan untuk mengganti
= 30 14
roda gigi RPA.
RPA · 30 · 22 · 1 3
40 80 7 8 Roda gigi RPA perlu diganti
32 · 36 · 40 · 80 · 7 · 8 apabila diinginkan antihan per
inch pada Roving lebih besar
= atau lebih kecil.
Sebagai contoh misalnya
30 · 14 · TCW · 30 · 22 ·11 apabila antihan per inch pada
Roving = 1, maka besarnya gigi
67 · 7 RPA dapat dihitung sebagai
berikut :
=
RPA
Angka 67,7 adalah angka yan TPI TA
diperoleh darihasil perhitungan RPA
susunan dan gigi dan diameter =
rol depan. Susunan roda gigi
tersebut tidak berubah-ubah, RPA
dan yang bisa diganti-ganti = TA = 67,7 = 67,7
hanya roda, gigi RPA yang
dalam perhitungan diatas RPA TPI 1
tidak digunakan. Begitu juga
diameter rol peregang depan Jumlah gigi tidak ada yang
juga tidak akan berubah. pecahan sehingga angka 67,7
Karena angka tersebut harus dibulatkan menjadi
diperoleh dalam rangka mencari 68 · gigi.
twist, dan nilainya tetap (tidak
berubah) maka angka tersebut Apabila diinginkan TPI = 1,2
merupakan angka tetapan maka besarnya gigi RPA =
antihan (TA) atau twist constant
(TC). Jadi TA pada perhitungan 67,7 = 56,4 dan dibulatkan
diatas = 67,7. 1,2
menjadi 56 gigi.
224
Dari uraian diatas dapat pada roving. Dengan demikian
diperoleh rumus umum sebagai diperlukan adanya kekuatan
berikut : antihan yang cukup pada
roving, sehingga pada waktu
- Twist per inch = terjadi proses penggulungan
pada bobin, roving tidak
Tetapan antihan mengalami regangan palsu
Roda gigi pengganti antihan (false draft), atau roving akan
putus. Bila terjadi regangan
(TPI = TA ) palsu dan roving tidak putus,
maka roving akan menjadi kecil,
RPA roving menjadi kurang rata dan
nomor yang dihasilkan akan
- RPA = TA tidak sesuai dengan nomor
TPI yang direncanakan.
- RPA, TPI = TA Disamping itu roving tersebut
harus mempunyai kekuatan
Dari ketiga uraian diatas dapat yang cukup untuk memutarkan
disimpulkan bahwa : bobin pada crell pda waktu
- Twist per inch berbanding pengerjaan di mesin Ring
Spinning tanpa terjadi regangan
terbalik dengan delivery dari palsu.
front roller, jadi berbanding
terbalik dengan produksi. Sebaliknya kalau antihan pada
- Twist per inch berbanding roving terlalu besar, maka akan
terbalik dengan roda gigi mengalami kesulitan paada
pengganti antihan (RPA). proses peregangan di mesin
- Twist Change Wheel Spinning.
berbanding lurus dengan
produksi. Oleh karena itu pemberian
antihan pada roving tidak boleh
Berdasarkan uraian-uraian terlalu besar dan tidak boleh
terlalu kecil, tetapi secukupnya
diatas, maka untuk saja kira-kira mampu untuk
digulung digulung pada bobin
mendapatkan produksi yang sewaktu proses penggulungan
di mesin Flyer tanpa mengalami
sebesar-besarnya, diusahakan banyak putus.
pemakaian roda gigi pengganti x Koefisien Antihan atau
Twist Koefisien
antihan (RPA) yang sebesar-
besarnya sehingga didapat
antihan yang sekecil-kecilnya.
Tetapi bila antihan terlalu kecil,
harus diingat bahwa
penggulungan roving pada
bobin memerlukan penarikan
225
Besar kecilnya antihan pada Dimana D adalah merupakan
Roving tergantung kepada
panjang serat kapas yang Koefisien antihan.
diolah. Besarnya antihan per Harga dari Koefisien antihan
inch dapat digunakan rumus : tergantung pada jenis serat dan
panjang serat yang akan diolah.
TPI = D Ne1
Tabel dibawah ini menggambarkan Koefisien antihan yang umum
digunakan pada mesin Flyer.
Tabel 5.6
Koefisien Antihan pada Mesin Flyer
KAPAS MESIN KOEFISIEN ANTIHAN
Kapas Mesir Slubbing Frame 0,64
Kapas Mesir Intermediate Frame 0,76
Kapas Mesir Roving Frame 0,9
Kapas Amerika Slubbing Frame 0,95
Kapas Amerika Intermediate Frame 1,05
Kapas Amerika Roving Frame 1,15
Kapas India Slubbing Frame 1,3
Kapas India Intermediate Frame 1,4
Kapas India Roving Frame 1,5
Kapas pendek Slubbing Frame 1,5
Kapas pendek Intermediate Frame 1,8
Kapas pendek Roving Frame 2,0
Dari tabel diatas dapat dilihat Koefesien antihan dan berarti
bahwa makin panjang serat makin kecil pula jumlah
yang diolah, makin kecil antihannya.
226
5.18.7 Perhitungan Produksi Kecepatan spindel per menit
Biasanya produksi suatu mesin v Ne1
pemintalan pada umumnya = N sp
dinyatakan dalam satuan berat
per satuan waktu yang tertentu. v Ne1
Begitu pula untuk mesin Flyer,
produksinya dinyatakan dalam Bila mesin Flyer :
satuan berat (kg) per satuan - mempunyai jumlah spindel
waktu tertentu (jam).
= 132 buah
x Produksi Teoritis
- koefisien antihan ( v ) = 0,9
Produksi Teoritis adalah
produksi yang dihitung - nomor roving yang akan
berdasarkan susunan Roda Gigi
dengan memperhatikan nomor dibuat = Ne 1 · 1
roving yang akan dibuat pada - putaran spindel per menit
mesin Flyer serta jenis kapas
yang diolah. = 900
Produksi per spindel per menit Maka produksi mesin Flyer
adalah : dapat dihitung sebagai berikut :
Produksi per spindel per menit
= N sp inch
v Ne1
Kecepatan Spindel menit Produksi per spindel per jam
Antihan Per Inch
= N sp x 60 inch
Sedangkan TPI = v Ne1 v Ne1
Produksi per spindel per menit :
Kalau efisiensi mesin = 85%, maka produksi per mesin per jam
= 0,85 x 132 x N sp x 60 inch
v Ne1
= 0,85 · 132 · N sp · 60 · 1 yards
v Ne1 36
= 0,85 · 132 · N sp 11
· 60 · · hanks
v Ne1 36 840
227
= 0,85 · 132 · N sp · 60 · 1 · 1 · 1 lbs
v Ne1 36 840 Ne1
= 0,85 · 132 · N sp 11 1
· 60 · · · 453,6 gram
v Ne1 36 840 Ne1
= ,85 · 132 · N sp 1 1 1 453,6 kg
· 60 · · · ·
v Ne1 36 840 Ne1 1000
0 ,85 ·132 · 900 · 60 · 453,6 kg = 101 kg
=
0 ,9 1 · 36 · 840 · 1 ·1000
Bila mesin Flyer yang 656,06 421,7 inch
digunakan mempunyai susunan
roda gigi seperti terlihat pada =
gambar 5.155, dimana :
- Rpm motor = 1200 1,15 1,83
- Nomor roving = Ne 1 · 1,83 Produksi teoritis per spindel per
- Kapas Amerika jenis menit = 421,7 inch
Produksi teoritis per jam per
sedang, v = 1,15 mesin :
Maka untuk menghitung = 60 · 132 · 656,06 · 1 ·
produksi teoritis mesin Flyer 1,15 1,83 36
dapat dilakukan sebagai
berikut : 1 1 453,6 kg
··
840 1,83 1000
= 27,4 kg
Menurut susunan roda gigi Flyer
N sp AC F H Produksi teoritis per spindel per
= Rpm motor · · · ·
I 27,4
BE G jam = = 0,21 kg
N sp 5 40 34 40 132
= 1200 · · ··
8 80 36 22 x Produksi Nyata
= 656,06
TPI = v Ne1 = 1,15 1,83 Produksi nyata adalah hasil
roving dari Flyer, yang didapat
= 1,56 dari hasil penimbangan Roving
dalam satuan waktu tertentu.
Produksi per spindel menit Biasanya untuk mengetahui
jumlah produksi nyata rata-rata
= N sp per jam dari mesin Flyer,
Ne1 diambil data hasil produksi
nyata selama periode waktu
228
tertentu, misalnya satu minggu. peregang depan, rol peregang
Kemudian dihitung jumlah jam tengah dan rol peregang
efektif dari mesin tersebut. belakang.
Jumlah jam efektif didapat dari Untuk dapat digulung pada
jumlah jam kerja dalam bobin benang harus cukup kuat
seminggu dikurangi jumlah jam dan diperlukan pengantihan.
berhenti dari mesin itu. Jadi Kalau pemberian antihan pada
jumlah produksi nyata per jam mesin flyer hanya secukupnya
adalah : jumlah produksi nyata saja, maka pemberian antihan
per minggu dibagi jumlah efektif pada mesin ring spinning
per minggu. didasarkan atas pemakaian
Misalkan dalam satu minggu benang tersebut dan harus
menurut jadwal waktu kerja = cukup kuat untuk diproses lebih
147 jam. Jumlah mesin Flyer lanjut.
yang jalan 5 buah @ 132 Pada mesin flyer sayapnya
spindel menurut pengamatan merupakan pengantar roving
selama satu minggu terdapat : 4 sewaktu dilakukan
mesin yang diservis masing- penggulungan dan sayap ini
masing memerlukan waktu 7 tidak bergerak naik turun,
jam. Menurut laporan ternyata sedang pada mesin ring
jumlah produksi hasil spinning traveller yang dipasang
penimbangan = 18.000 kg. pada Ring merupakan
pengantar benang selama
5.19 Proses Mesin Ring penggulungan benang pada
Spinning
bobin sambil bergerak naik
turun. Pada mesin flyer yang
Mesin Ring Spinning adalah membuat antihan pada roving
kelanjutan daripada mesin adalah putaran sayap, sedang
Flyer, dimana terjadi proses pada mesin ring spinning yang
perubahan Roving menjadi membuat antihan pada benang
benang dengan jalan adalah putaran dari traveller.
peregangan, pengantihan dan Jadi pada mesin Ring Spinning
penggulungan. Proses di mesin kapas yang keluar dari rol
spinning merupakan proses depan masih sejajar, dan
terakhir dalam pembuatan dengan perantaraan pengantar
benang, sedang proses-proses ekor babi (lappet) terus
selanjutnya hanya merupakan melewati traveller ring yang
proses penyempurnaan. Pada terputarkan spindel. Karena
waktu roving dikerjakan di adanya putaran traveller pada
mesin spinning terjadi proses ring mengelilingi spindel,
peregangan oleh pasangan rol terbentuklah antihan pada
peregang. Peregangan terjadi benang dan dengan demikian
karena adanya perbedaan benang mendapat kekuatan.
kecepatan permukaan antara rol
229
Pada umumnya terjadinya Lapisan gulungan roving di
penggulungan di mesin flyer mesin flyer sejajar poros bobin,
karena putaran sayap lebih sedang lapisan gulungan
lambat dari putaran bobin. Pada benang di mesin Ring Spinning
mesin spinning terjadinya arahnya miring terhadap bobin.
penggulungan benang pada Jadi perbedaan mesin Ring
bobin karena traveller berputar Spinning dengan mesin flyer
lebih lambat dari putaran bobin. antara lain :
Tabel 5.7
Perbedaan Mesin Ring Spinning dengan Mesin Flyer
Jenis Mesin Flyer Mesin Ring
Putaran Spindel Spinning
Putaran bobin Aktif Aktif
Aktif dan lebih
Kecepatan putaran lambat dari putaran Aktif dan berputar
bobin bersama dengan
Terjadinya gulungan spindel putaran spindel
Lapisan Gulungan Makin lama makin
Hasil akhir Tetap
lambat
g = N sp - Ntr
g = N sp - N sy
Miring
Tegak sejajar bobin Benang
Roving
Keterangan :
g = gulungan
N sp = putaran spindel per menit
N sy = putaran sayap per menit
Ntr = putaran traveller per menit
230
Prinsip bekerjanya mesin Ring Spinning :
Gambar 5.169
Skema Mesin Ring Spinning
231
Keterangan : peregangan (5) yang diterima
oleh pasangan rol belakang.
1. Rak bobin Dari peregangan rol belakang
roving diteruskan ke pegangan
2. Penggantung (bobin holder) rol tengah dengan kecepatan
permukaan yang lebih besar,
3. Pengantar dan roving diregangkan pelan-
pelan sehingga antihannya
4. Terompet pengantar terbuka kembali, dan serat-
seratnya menjadi sejajar.
(traverse guide) Peregangan yang terjadi antara
pasangan rol peregang
5. Rol peregang belakang dan rol peregang
tengah disebut break draft.
6. Cradle Selanjutnya oleh pasangan rol
tengah diteruskan ke pasangan
7. Penghisap (pneumafil) rol depan yang mempunyai
kecepatan permukaan yang
8. Ekor babi lebih besar daripada rol tengah,
sehingga terjadi proses
9. Pengontrol baloning peregangan yang sebenarnya.
Peregangan yang terjadi di
10. Penyekat (separator) daerah ini disebut mean draft.
Biasanya pada rol pasangan rol
11. Traveller tengah dipasang sepasang
apron, dan fungsinya antara lain
12. Ring sebagai pengantar serat-serat
dan memperkecil jarak titik jepit
13. Spindel terhadap rol depan.
Di atas dan di bawah rol
14. Tin Roller peregang ini dipasang
pembersih (8), sehingga serat
Sebagai bahan penyuap mesin dan debu yang menempel pada
ring spinning adalah roving hasil rol dapat dicegah. Setelah
mesin flyer. Gulungan roving kapas keluar dari rol
pada bobin satu persatu peregangan depan akan
dipasang pada tempat terhisap oleh pengisap (7). Bila
penggantung (2) dan diatur benang sudah disambung maka
supaya isi bobin tidak sama serat yang keluar dari rol depan
sehingga habisnya tidak langsung dilalukan ekor babi (9)
bersamaan. Ujung-ujung roving terus melalui traveller (10) yang
dilakukan pengantar (3) supaya berputar pada ring sehingga
mudah ditarik dan tidak putus. terbentuk antihan pada benang
Pada saat penyuapan roving dan benang telah cukup kuat
sedang berlangsung. Gulungan
roving pada bobin turut berputar
untuk menghindarkan terjadinya
regangan palsu.
Dari pengantar (3) roving
dilalukan pada terompet
pengantar (4) yang bergerak ke
kiri dan ke kanan. Gerakan ini
masih terbatas pada daerah
peregangan dengan maksud
untuk mengarahkan penyuapan
supaya tidak terjadi pengausan
setempat pada rol peregang.
Dari terompet pengantar (4)
roving disuapkan ke daerah
232
untuk digulung pada bobin. suatu peralatan yang disebut
Karena putaran spindel sangat Cam Screw. Setelah
cepat, maka traveller juga pembentukan pangkal gulungan
terbawa berputar dengan cepat selesai, kemudian disusul
pada ring mengelilingi spindel penggulungan yang sebenarnya
yang menimbulkan gaya sehingga gulungan benang
centrifugal yang besar. pada bobin menjadi penuh.
Dibandingkan dengan berat Penggulungan benang pada
benang antara rol depan sampai bobin ini berbeda dengan
bobin, maka gaya centrifugal penggulungan roving. Kalau
dapat mengakibatkan timbulnya pada roving bobin penggulung
bayangan benang berputar bergerak naik turun dan
seperti balon yang biasa disebut sayapnya berputar ditempat,
baloning. sebagai pengantar roving pada
Untuk menjaga kebersihan dari bobin dan gerakan naik
traveller, pada dekat ring turunnya bobin hampir setinggi
biasanya dipasang baja pelat bobinnya dan benang pada
kecil disebut pisau, gunanya bobin, spindel berikutnya
untuk menahan serat-serat yang bobinnya berputar di tempat dan
terbawa dan menyangkut pada traveller pada ring berikut ring
traveller. Bilamana bobin yang rail bergerak naik turun.
digunakan panjang (9”), maka Gerakan naik dari ring rail lebih
baloning yang terjadi sangat lambat daripada gerakan turun,
besar. Untuk mencegah dan dan pada waktu ring rail naik
membatasi besarnya baloning terjadi penggulungan benang
biasa dibantu dengan antinode yang sebenarnya, sedang pada
ring. waktu ring rail turun terjadi
Disamping antinode ring untuk gulungan bersilang sebagai
membersihkan pemisahan pembatas lapisan gulungan
antara baloning pada spindel yang satu terhadap lapisan
satu dengan spindel lainnya gulungan yang berikutnya.
juga diberi penyekat (14), sebab Pada hakikatnya mesin Ring
apabila baloning bergesekan Spinning dapat dibagi menjadi
dengan arah yang berlawanan tiga bagian :
akan menimbulkan bulu benang 1. Bagian penyuapan
atau mungkin akan saling 2. Bagian peregangan
menyangkut dan benang dapat 3. Bagian penggulungan
putus.
Setelah benang diberi antihan 5.19.1. Bagian Penyuapan
benang terus digulung pada
bobin. Pada awal penggulungan Bagian penyuapan terdiri dari
Rak (1) Penggantung (2) Topi
pada pangkal bobin, bentuk penutup (2a) Gulungan roving,
gulungan benangnya harus
khusus dan untuk ini digunakan
233
Pengantar (3) dan Pengantar penguluran roving dari
(traverse guide) (4).
gulungannya dapat lancar.
Besarnya masing-masing
Rak (1) berfungsi untuk gulungan roving yang disuapkan
menempatkan penggantung harus diatur sedemikian rupa
(bobin holder) (2) yang sehingga gulungan roving tidak
jumlahnya sama dengan jumlah habis dalam waktu yang
spindel yang terdapat pada satu bersamaan. Fungsi topi penutup
frame. Pada setiap roving (2a) ialah untuk
penggantung (bobin holder) mencegah menempelnya serat-
dipasang gulungan roving hasil serat yang beterbangan pada
mesin flyer, dan gulungan roving, agar tidak menambah
roving tersebut dapat berputar ketidakrataan pada roving yang
dengan mudah pada disuapkan. Sedang pengantar
penggantungnya pada saat (traverse guide) (4) yang
roving ditarik oleh pasangan rol bergerak ke kanan dan ke kiri
peregang. Setiap roving yang fungsinya untuk mengatur
akan disuapkan ke pasangan rol penyuapan roving agar keausan
peregang belakang harus rol peregang merata.
melalui pengantar (4) agar
Gambar 5.170
Skema Bagian Penyuapan Mesin Ring Spinning
234
Nama-nama peralatan penting Pengantar (3), yang berbentuk
dari bagian penyuapan adalah :
pipa bulat kecil memanjang
5.19.1.1 Rak
gunanya untuk mempermudah
penarikan roving yang
disuapkan.
5.19.1.4 Terompet Pengantar
(Traverse Guide)
Gambar 5.171 Rak
Rak (1), dibuat dari pipa besi
sebagai tempat untk
menyimpan bobin roving
persediaan penyuapan.
5.19.1.2 Penggantung Bobin Gambar 5.174
Terompet Pengantar
Gambar 5.172 Terompet pengantar (traverse
Penggantung Bobin guide) (4), bentuknya seperti
corong kecil dari bahan
(Bobin Holder) semacam ebonite yang
Penggantung bobin (bobin dipasang berangkai pada suatu
holder) (2), dibuat dari silinder batang besi dan dapat bergerak
besi dengan konstruksi yang ke kanan dan ke kiri untuk
dapat diputar pada poros yang menghindarkan terjadinya aus.
terpasang di rak untuk
menggantungkan bobin roving. 5.19.2. Bagian Peregangan
5.19.1.3 Pengantar Bagian peregangan ini terdiri
dari tiga pasangan rol peregang
Gambar 5.173 Pengantar (5) yang diperlengkapi dengan
per penekan yang fungsinya
untuk dapat memberikan
tekanan pada rol peregang atas
terhadap rol peregang bawah,
sehingga dperoleh garis jepit
yang diharapkan. Akibat adanya
tarikan-tarikan pasangan rol
peregang ada sebagian serat
yang putus menjadi serat-serat
pendek maka pada rol atas
dipasang pembersih yang
235
gunanya untuk membersihkan kecepatan permukaan rol
serat-serat yang menempel
pada rol atas. Pada rol tengah. Pada bagian
peregang tengah dipasang
apron (6) yang fungsinya untuk peregangan dilengkapi pula
mengantarkan serat-serat ke
pasangan rol depan. Dengan dengan penghisap (pneumafil)
perantaraan apron tersebut,
maka kecepatan serat yang (7) yang fungsinya untuk
pendek juga selalu mengikuti
menghisap serat yang keluar
dari pasangan rol peregang
depan apabila ada benang yang
putus.
Gambar 5.175
Skema Bagian Peregangan Mesin Ring Spinning
Nama-nama peralatan penting Rol Peregang (5) terdiri dari tiga
dari bagian peregangan adalah : pasang rol atas dan rol bawah.
5.19.2.1 Rol peregang Rol bawah belakang dan rol
bawah depan mempunyai alur
Gambar 5.176 kecil dan halus, mesin model
Rol Peregang lama alurnya lurus ke arah
panjang, sedang untuk model
baru alurnya miring. Khusus rol
tengah alurnya saling miring
dan berpotongan untuk
memutarkan apron. Rol atasnya
dibuat dari besi yang
permukaannya dilapis bahan
sintetis. Rol bawah berputar
aktip dan rol atas berputar
236
secara pasip karena adanya penghisap ini ialah untuk
gesekan dengan rol bawah. menghisap kapas apabila ada
benang yang keluar dari rol
5.19.2.2 Cradle depan putus, dan juga untuk
mempermudah penyambungan
benang yang putus.
5.19.2.4 Penyetelan Jarak
antara Rol Peregang
Salah satu faktor yang
menentukan mutu hasil benang,
Gambar 5.177 terutama yang menimbulkan
Cradle
ketidakrataan adalah
Cradle (6) yaitu suatu batang
yang konstruksinya sedemikian penyetelan jarak masing-masing
rupa untuk memegang rol atas,
dan dilengkapi dengan beban pasangan rol peregang.
penekan rol system per.
Penyetelan jarak antara rol
5.19.2.3 Penghisap
(Pneumafil) pada daerah utama ini
Gambar 5.178 ditentukan oleh ukuran cradle
Penghisap (Pneumafil)
apron atas dan jaraknya tetap.
Penghisap (pneumafil) (7),
dibuat dari pipa aluminium atau Sedangkan penyetelan jarak
besi yang tipis dan pada
tempat-tempat tertentu dimana pada daerah belakang
benang dari rol depan keluar
terdapat lubang penghisap kecil. bervariasi tergantung pada
Penghisap ini dihubungkan
dengan fan melalui pipa, fungsi besarnya nilai regangan
pendahuluan dan bahan baku
yang diolah.
Bila regangan pendahuluan
rendah (low break draft) yaitu
mencapai 1,4 maka tidak
diperlukan untuk menyesuaikan
penyetelan terhadap panjang
staple. Sedangkan bila
regangan pendahuluan tinggi
(high break draft) yaitu lebih dari
2, maka penyetelan daerah
belakang harus disesuaikan
dengan panjang staple.
Berikut ini table penyetelan
yang disarankan oleh pabrik
Suessen WST.
237
Tabel 5.8
Penyetelan Staple Menurut Pabrik Suessen WST
Regangan rendah Regangan tinggi
(sampai 1,4)
Penyetelan (lebih dari 2)
(mm)
Cradle apron atas Untuk panjang staple
sampai
4,5 mm 60 mm 45 mm 60 mm
H 44 67 44 67
H’ 49 73 49 73
V 54 70 L+2 L+2
V’ 52 67 L L
Keterangan : pendahuluan (break draft)
L = panjang stapel + 2 mm mesin ring spinning = 1,33.
Tentukan besarnya jarak antara
Gambar 5.179 Penyetelan Jarak titik jepit pasangan rol peregang
antar Rol Peregang depan dan pasangan rol
peregang belakang mesin Ring
Contoh : Spinning tersebut.
Jawab :
Diketahui panjang serat yang - panjang serat (L) = 28,5 mm +
diproses pada mesinRing 2 mm = 30,2 mm
- besar jarak antara titik jepit
Spinning = 28,5 mm panjang
pasangan rol depan :
cradle apron = 51 mm dan h = panjang cradle apron +
1 mm
= 51 mm + 1 mm
= 52 mm
- besar jarak antara titik jepit
pasangan rol belakang
v = panjang staple (L) +
22,2 mm
= 30,2 mm + 22,2 mm
= 52,4 mm
besarnya regangan
238
5.19.2.5 Pembebanan pada dapat dengan mudah
Rol Atas
dilaksanakan dengan jalan
memutar lubang sekrup ke kiri
Maksud dan tujuan daripada dan ke kanan dengan peralatan
pembebanan sebagaimana kunci yang khusus disediakan
diketahui yaitu untuk untuk keperluan tersebut
mendapatkan tekanan (gambar 5.179)
sepanjang garis jepit dan
mengontrol serta mencegah
terjadinya slip pada saat
peregangan berlangsung.
Dewasa ini pembebanan rol
peregang pada mesin ring
spinning lebih banyak
digunakan sistem per daripada
sistem bandul. Berikut ini adalah
gambar konstruksi peralatan
pembebanan (pendulum
weighting arm)
Gambar 5.181
Kunci Penyetel Pembebanan
pada Rol Atas
Keuntungan-keuntungan
daripada pembebanan system
per, diantaranya adalah :
Konstruksinya sederhana
sehingga memudahkan
pemasangan,
Gambar 5.180 pembongkaran dan
Pembebanan pada Rol Atas
pemeliharaannya.
Peralatan ini pada ujung
depannya diperlengkapi dengan Penyetelan besarnya beban
peralatan penunjuk pengatur
beban. Pengatur beban tersebut dapat disesuaikan dengan
mempunyai tanda warna merah
untuk setiap besarnya beban nomor roving yang
yang digunakan. Dengan
demikian setiap saat dapat disuapkan.
dengan mudah dilihat berapa
beban yang diberikan. miringnya kedudukan rol
Penyetelan besarnya beban
tidak banyak pengaruhnya
terhadap nilai beban.
239
5.19.3. Bagian Penggulungan benang yang dipintal tidak
saling berkaitan dipasang
Bagian penggulungan terdiri penyekat (separator) (10)
bobin yang dipasang pada diantara spindel, di atas spindel
spindel (13), spindel berikut dipasang ekor babi (8) yang
bobin diputarkan oleh tin roller fungsinya agar bentuk balon
(14) dan traveller (11) yang simetris terhadap spindel,
dipasang pada ring dan sehingga benang tidak
fungsinya sebagai pengantar bergesekan dengan ujung
benang, bergerak naik turun spindel.
pada saat penggulungan
benang sedang berlangsung.
Untuk mengurangi tegangan
benang dipasang pengontrol
baloning (9) yang fungsinya
untuk membatasi kemungkinan
membesarnya baloning, agar
240
Gambar 5.182
Skema Bagian Penggulungan Mesin Ring Spinning
Nama-nama peralatan penting Ekor babi (lappet) (8) dibuat dari
dari bagian penggulungan kawat baja yang dibengkokkan
adalah : menyerupai ekor babi dan
dipasang tepat di atas spindel,
5.19.3.1 Ekor Babi (Lappet) gunanya untuk menyalurkan
benang supaya tepat pada
poros spindel.
5.19.3.2 Traveller
Gambar 5.183
Ekor Babi (Lappet)
Gambar 5.184
Traveller
241
Traveller (11) dibuat dari baja 5.19.3.5 Pengontrol Baloning
dan bentuknya seperti huruf C, (Antinode Ring)
fungsinya sebagai pengantar
benang.
5.19.3.3 Ring
Gambar 5.185 Ring Gambar 5.187
Pengontrol Baloning
Ring (12) dibuat dari baja dan
dipasang pada Ring Rail, (Antinode Ring)
dimana traveller ditempatkan Pengontrol baloning (antinode
ring) (9) dibuat dari kawat baja
yang melingkari spindel,
gunanya untuk menjaga agar
baloning tidak teralu besar.
5.19.3.6 Penyekat (separator)
5.19.3.4 Spindel
Gambar 5.186 Gambar 5.188
Spindel Penyekat (Separator)
Spindel (13) dbuat dari baja Penyikat (separator) (10) dibuat
dimana bobin ditempatkan / dari besi pelat, atau aluminium
dipasang. yang tipis, dan dipasang
diantara spindel yang satu
terhadap spindel yang lain dan
gunanya untuk membatasi
baloning tidak saling terkena
satu sama lain, sehingga dapat
mengakibatkan benang putus.
242
5.19.3.7 Tin Roll traveller sebagai pemutar ujung
Gambar 5.189 Tin Roll untaian serat yang keluar dari
Tin rol (14) suatu silinder besi rol peregang depan, sedangkan
sebagai poros utama mesin ring
spinning, dan juga untuk ujung yang lainnya tetap
memutarkan spindel dengan
perantaraan pita (spindel tape) dipegang atau dijepit oleh rol
yang ditegangkan oleh
peregang jocky pulley. peregang depan.
5.19.3.8 Proses Pengantihan Banyaknya antihan yang
(Twisting)
diberikan pada benang
Yang dimaksud proses
pengantihan ialah penyusunan tergantung kepada
serat-serat yang akan dibuat
benang agar menempati perbandingan banyaknya
kedudukan seperti spiral
sedemikian sehingga serat- putaran dari mata pintal dengan
serat tersebut saling mengikat
dan menampung serat-serat panjangnya benang yang
yang masih terlepas satu sama
lainnya yang dalam bentuk pita dikeluarkan dari rol depan untuk
menjadi suatu massa yang
kompak sehingga memberikan waktu yang sama.
kekuatan pada benang yang
dibentuknya. Banyaknya antihan yang
Pemberian antihan ini pada
prinsipnya dilakukan dengan diberikan pada benang
memutar satu ujung dari untaian
serat, sedang ujung yang dirumuskan sebagai berikut :
lainnya tetap diam. Pada proses
pemintalan pemberian antihan TPI = C x Ne1
dilakukan oleh spindel dan
Dimana :
TPI = Twist per inch
C = konstanta antihan atau
twist multiplier
Ne1 = nomor dari benang
untuk sistem tidak
langsung
Hubungan antihan dengan
nomor benang seperti yang
dirumuskan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Apabila suatu untaian dari serat-
serat diputar mengelilingi sumbu
panjangnya, maka serat-serat
komponennya dapat dianggap
akan menempati kedudukan
sebagai spiral sempurna atau
tidak sempurna. Bentuk spiral
yang tidak sempurna tergantung
kepada kesamaan (uniformity)
serta keteraturan (regularity)
dari susunan serat-serat pada
243
untaian serat yang akan diberi yang sedemikian, serat-serat
mudah tergeser satu dengan
twist tersebut. yang lainnya dan untaian serat-
serat tersebut akan putus,
Apabila untaian tersebut akan apabila tarikan yang dikenakan
cukup besar.
mengalami tegangan dan Sebaliknya apabila putaran
yang diberikan pada untaian
perpanjangan (stretching), serat persatuan panjangnya
diperbanyak, maka sudut
seperti halnya kalau suatu per putarannya (spiralnya) akan
membesar, demikian pula
ditarik, sepanjang tidak terjadi tekanan kedalam pada serat-
serat akan meningkat dan
pergeseran atau slip antara gesekan antara serat makin
kuat. Hal ini akan mengurangi
serat. Apabila tegangan ini atau menghentikan pergeseran-
pergeseran antara serat,
menyebabkan adanya sehingga kekuatan benangnya
dapat ditingkatkan sampai
perpanjangan atau mulur, maka mencapai titik kekuatan
maksimumnya (titik kritis).
serat-serat yang menempati Apabila banyaknya putaran
ditambah lagi melebihi titik
kedudukan yang paling luar kritisnya, maka serat-seratnya
akan harus mulur lebih banyak
akan mendesak kedalam, karena adanya tegangan
tersebut, dan kalau batas
sehingga mengakibatkan mulurnya dilampaui, maka serat
akan putus dan mengakibatkan
penampang dari untaian serat benangnya putus pula.
Andaikata serat-seratnya belum
tersebut akan menciut/mengecil. putus, tetapi serat-serat tersebut
sebenarnya telah mengalami
Hal yang demikian berarti tegangan yang cukup berat,
sehingga sisa kekuatan yang
bahwa akibat dari adanya reaksi masih ada pada serat akan
digunakan untuk mengatasi
dari tarikan tersebut, maka beban dari luar, dan sisa
kekuatan ini akan berkurang.
timbul gaya menekan kearah Hal ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
titik pusat untaian tersebut, yang
cenderung untuk mendorong
serat-serat individu makin
berdekatan dan berkelompok
menjadi satu dan bersamaan
dengan ini akan meningkatkan
gesekan antar serat atau daya
kohesinya (daya lekatnya).
Dengan demikian maka
sebenarnya timbul dua macam
gaya sebagai akibat adanya
tarikan tersebut, masing-masing
ialah gaya yang cenderung
untuk memisahkan serat-serat
dan satunya lagi ialah gaya-
gaya yang cenderung untuk
mengikat serat-serat menjadi
satu. Resultante dari gaya-gaya
ini tergantung dari besarnya
sudut dari spiralnya.
Apabila jumlah putaran per
satuan panjang sedikit, maka
sudut spiralnya kecil. Dalam hal
244
5.19.3.9 Proses
Penggulungan
Benang pada Bobin
Proses penggulungan benang
pada ring spinning akan jauh
berbeda bila dibandingkan
dengan proses penggulungan
roving di mesin flyer. Perbedaan
tersebut antara lain ialah :
- Pada mesin ring spinning
Gambar 5.190 pengantar benang naik
Hubungan antara TPI dan
turun, bobin berputar tetap
Kekuatan Benang
Jadi, banyaknya antihan yang pada tempatnya, sedangkan
harus diberikan pada benang
merupakan masalah yang harus pada mesin flyer pengantar
kita pertimbangkan, baik ditinjau
dari segi teknis (operasionil) benangnya tetap pada
maupun ekonomi.
tempatnya dan bobinnya
x Arah Antihan
disamping berputar juga
Arah antihan pada benang ada
dua macam tergantung dari bergerak naik turun.
arah putaran spindelnya. Kedua
arah antihan tersebut disebut - Pada mesin ring spinning
arah Z (kanan) atau S (kiri),
seperti terlihat pada gambar penggulungan terjadi karena
5.191.
adanya perbedaan
Gambar 5.191
Arah Antihan kecepatan antara putaran
spindel (Nsp) dengan
putaran traveller (Ntr)
sehingga jumlah gulungan
benang g = Nsp – Ntr.
Pada mesin flyer
penggulungan terjadi karena
adanya perbedaan
kecepatan antara putaran
bobin (Nb) dengan putaran
spindel, sehingga jumlah
gulungan roving g = Nb – Nsp
- Sistem penggulungan
benang mesin ring spinning
adalah konis, dan
penggulungan roving pada
bobin di mesin flyer adalah
paralel.
- Bentuk gulungan benang
pada bobin di mesin ring
spinning dapat terlihat pada
gambar 5.192a. sedang
bentuk gulungan roving 245
pada bobin di mesin flyer
seperti terlihat pada gambar
5.192b.
Gambar 5.192
Bentuk Gulungan Benang dan Roving pada Bobin
Traveller merupakan pengantar yang bergerak naik turun adalah
benang pada mesin ring bobin bersama-sama dengan
spinning yang dipasang pada keretanya.
ring rail, turut bergerak naik Gerakan naik turun dari ring rail.
turun bersama-sama dengan Peralatan yang mengatur
ring railnya. Sedang pada mesin gerakan naik turunnya ring
flyer, lengan flyer merupakan disebut builder motion, seperti
pengantar roving yang tidak tampak pada gambar di bawah
dapat bergerak naik turun, tetapi ini :
tetap pada tempatnya, sedang
Gambar 5.193
Peralatan Builder Motion
246
Keterangan : (Rachet menempel pada batang (2)
1. Eksentrik berada pada kedudukan teratas.
2. batang penyangga Naik turunnya batang (2) akan
3. Roda gigi Racet selalu mengikuti gerakan
berputarnya eksentrik (1).
Wheel)
4. Pal x Gerakan Naik Turunnya /
5. Pen Ring Rail
A. titik putar
B. Rantai Stang rail (11) dipasang pada
C. Rol C suatu tabung yang mati pada
rangka mesin, sehingga
x Prinsip Bekerjanya Builder gerakan naik turunnya ring rail
Motion dapat stabil. Setiap putaran
eksentrik (1), rail akan bergerak
Gambar di atas memperlihatkan naik dan turun satu kali yang
disebut satu gerakan penuh
peralatan builder motion dengan atau satu traverse. Karena pada
waktu menggulung benang di
batang penyangga (2) yang bobin dikehendaki suatu lapisan
pemisah antara gulungan yang
selalu menempel pada eksentrik satu dengan gulungan
berikutnya, maka gerakan ring
(1) yang berputar secara aktif. rail waktu dan turun
kecepatannya dibuat tidak
Menempelnya batang sama. Pada waktu naik ring rail
bergerak lambat, sehingga
penyangga (2) tersebut terjadi penggulungan yang
sejajar, sedang waktu turun ring
disebabkan oleh rantai (B) yang rail bergerak cepat sehingga
terjadi gulungan pemisah yang
dihubungkan dengan ring rail. tidak sejajar.
Karena berat penyangga (2)
selalu menempel pada eksentrik
(1). Batang penyangga sebelah
kiri mempunyai titik putar (A).
Bila bagian yang tinggi dari
eksentrik menempel pada
batang (2) maka batang
penyangga (2) berada pada
kedudukan yang terendah.
Begitu juga bagian yang rendah
247
Gambar 5.194
Ring Rail
Sebagaimana telah diuraikan 5.194 terlihat rol (c) adalah
dimuka bahwa setiap putaran
dari eksentrik satu kali penggulung dari rantai (B) yang
menyebabkan ring rail bergerak
naik dan turun satu kali, yang terdapat pada ujung batang (2),
disebut satu traverse dan
gerakan ini disebut gerakan sehingga pada waktu eksentrik
printer. Setelah ring rail
bergerak naik dan turun satu berputar batang (2) terbawa
kali, maka kedudukan ring rail
akan naik satu diameter benang naik turun pula. Pen (5)
dan gerakan ini disebut gerakan
sekunder. dipasangkan mati pada rangka
Kalau panjang rantai B tetap,
maka setiap putaran eksentrik mesin, jadi tidak turun karena
(1) akan mengakibatkan
gerakan naik turun dari ring rail gerakan naik turun dari batang
juga tetap. Tetapi apabila rantai
B diturunkan sedikit, maka hal (2).
ini menyebabkan ring rail juga
naik sedikit. Turunnya rantai (B) Pada waktu batang (2) bergerak
sedikit tersebut disebabkan
karena berputarnya rol (C) naik maka pal (4)
sesuai arah anak panah. Rol C
berputar karena diputar oleh kedudukannya tergeser ke
roda gigi rachet (3) seperti pada
gambar 5.193. Pada gambar kanan karena pen (5) diam di
tempat, dan pada waktu batang
(2) turun pal (4) akan
mendorong maju roda gigi
rachet (3).
Banyak sedkitnya gigi rachet
yang didorong akan
mempengaruhi perputaran
rahet, yang juga mempunyai
putaran rol (C) yang
mengggulung rantai (B).
Dengan tergulungnya rantai B
sedikit dari sedikit setiap
gerakan naik turun dari batang
248
(2), maka rantai B akan menjadi pula yang akibatnya (10b)
semakin pendek. Karena bertambah naik yang diikuti
kedudukannya tetap dalam dengan naiknya stang ring rail
batang (2) maka rol (D) akan (11) beserta ring railnya (12).
terputar ke kiri oleh rantai (B) Untuk membentuk gulungan
yang semakin pendek. Dengan benang pada bobin di mesin
demikian rantai (7) juga tertarik ring spnning terbagi dalam
ke kiri oleh rol (B) yang terputar tahap yaitu :
oleh rol (D). Jadi kedudukan 1. Pembentukan gulungan
rantai (7) makin lama makin
bergeser ke kiri, dan peralatan benang pada pangkal bobin
(8) semakin condong ke kiri. Hal 2. Pembentukan gulungan
ini akan menarik batang (9) ke
kiri dan (10a) bergerak ke kiri benang setelah gulungan
pangkal bobin
Gambar 5.195
Cam Screw dan Gulungan Benang pada Pangkal Bobin
x Pembentukan Gulungan rantai (8) juga dipasang melalui
Benang pada Pangkal cam screw terus ke rol C, maka
Bobin pada waktu rol C turun sebesar
a cm, maka rol D tidak akan
Kalau pada gambar 5.195 cam berputar sebesar busur yang
screw tidak dipasang pada rol lebih kecil dari a cm, tetapi
D, maka waktu rol C turun mengulurnya rantai (8) sebesar
sebentar a cm, rol D juga akan a cm, hal ini terjadi karena
berputar oleh rantai (8) sebesar rantai (8) dilalukan cam screw,
busur yang sama dengan a cm. sehingga dengan demikian
Kalau sekarang pada rol D walaupun rol C turun sebesar a
dipasang cam screw (6) dan cm, rol D akan berputar sedikit
249
dan hal ini akan menyebabkan x Pembentukan Gulungan
naiknya ring rail juga sedikit. Benang setelah
Karena rol C selalu menggulung Penggulungan Benang
rantai (8) untuk setiap gerakan pada Pangkal Bobin
batang (2) naik turun, maka
kedudukan cam screw makin Setelah pembentukan gulungan
benang pada pangkal bobin
lama makin ke bawah, sehingga selesai, kemudian diteruskan
dengan penggulungan benang
akhirnya rantai (8) tidak melalui berikutnya. Sebagaimana telah
diuraikan di muka pada waktu
cam screw lagi, tetapi langsung ring rail turun terjadi
penggulungan benang yang
rol D terus ke rol C. Pada saat sejajar dan pada waktu ring rail
turun dengan kecepatan yang
yang demikian ini cam screw lebih besar daripada kecepatan
pada waktu naik, sehingga
tidak menyinggung rantai (8) terjadi penggulungan benang
yang tidak sejajar.
lagi, sehingga pada waktu rol C Gulungan benang yang tidak
sejajar tersebut merupakan
turun sebesar a cm, rol D juga lapisan pemisah antara
gulungan benang yang satu
diputar oleh rantai (8) sebesar terhadap lapisan gulungan
benang yang berikutnya.
busur a cm dan rol E juga Demikian penggulungan benang
berlangsung terus hingga
berputar sebesar busur a cm, gulungan benang pada bobin
penuh seperti terlihat pada
dan hal ini menyebabkan gambar 5.195.
naiknya ring rail sebesar a cm
juga.
Pada saat cam screw tidak
menyinggung rantai (8) lagi,
maka gerakan naik rai ring rail
sudah tidak dipengaruhi lagi
oleh screw, dan dengan
demikian pembentukan
gulungan benang pada pangkal
bobin telah selesai.
250
5.19.3.10 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin
Gambar 5.196
Bentuk Gulungan Benang pada Bobin
Didalam praktik sering terjadi b. Bentuk gulungan benang
bentuk gulungan yang tidak yang tidak normal karena
normal, hal ini mungkin terjadi dalam proses benang sering
kesalahan dala melakukan putus dan
penggulungan benang. penyambungannya sering
Kesalahan tersebut dapat terlambat.
disebabkan oleh pengaruh c. Bentuk gulungan benang
mesin atau kesalahan operator tidak normal, karena bagian
dalam melayani mesin. bawahnya besar.
Kesalahan yang disebabkan d. Bentuk gulungan benang
pengaruh mesin mungkin tidak normal, karena bagian
karena penyetelan yang kurang atasnya besar.
betul, sedangkan kesalahan e. Bentuk gulungan benang
yang disebabkan oleh operator tidak normal, karena terlalu
karena terlambat menyambung. kurus.
Pada gambar 5.196 terlihat f. Bentuk gulungan benang
macam bentuk gulungan tidak normal, karena terlalu
benang pada bobin. gemuk.
a. Bentuk gulungan yang g. Bentuk gulungan benang
normal. Isi gulungan tidak normal, karena bagian
tergantung panjang bobin atas membesar.
dan diameter ring. Gulungan h. Bentuk gulungan benang
tidak mudah rusak dan tidak tidak normal, karena bagian
sulit sewaktu dikelos di bawah membesar.
mesin kelos (winder).
251
i. Bentuk gulungan benang 5.19.4 Pengendalian Mutu
normal, tetapi tidak penuh.
Karena hasil mesin ring
j. Bentuk gulungan benang spinning ini sudah berupa
tidak normal, karena bagian benang, maka control mutu
bawahnya kosong. dilakukan pada semua factor
yang turut menentukan mutu
k. Bentuk gulungan benang benang antara lain :
tidak normal, karena bagian
tengah ada benang yang
tidak tergulung.
5.19.4.1 Nomor benang
5.19.3.11 Proses Doffing
Pengujian nomor benang ini
a. Tentukan mesin yang akan dapat dilakukan dengan dua
di doffing, cara menentukan cara yaitu :
doffing yang baik adalah a. Dengan menimbang benang
berpedoman pada hank sepanjang 1 lea atau 120
meter yang ada pada mesin. yards. Alat yang dipakai
Bila angka yang ditentukan adalah Grain Balance,
sudah dicapai maka saatnya dengan bantuan tabel atau
mesin harus didoffing. perhitungan dapat
b. Siapkan alat-alat doffing ditentukan nomornya.
yaitu kereta doffing lengkap b. Dengan menggunakan
dengan bobin kosong dan Kwadrant Scale, dengan alat
box benang. ini dapat dibaca langsung
c. Pada mesin-mesin yang nomornya, sampel
modern, saat doffing sudah benangnya juga berupa
tertentu dan diatur dengan benangnya sepanjang 1 lea
otomatis, yaitu ring rail akan atau 120 yards.
turun bila saatnya doffing
tiba. Bahkan pada mesin- 5.19.4.2 Kekuatan Benang
mesin yang lebih modern
doffingnyapun telah Untuk menguji kekuatan
benangpun biasa dilakukan
dilakukan secara otomatis dengan dua cara yaitu :
a. Kekuatan benang per
pula.
bundel, alat yang dipakai
Untuk mesin-mesin yang Lea Tester yaitu dengan
menarik benang sepanjang
konvensional doffingnya 1 lea, yang telah dibentuk
bundel yang terdiri dari 80
dilakukan sebagai berikut : rangkap. Kekuatan benang
ini lazim dipakai dengan
- matikan mesin dengan satuan Lbs/Lea.
menekan tombol OFF,
sambil menurunkan ring rail.
252
b. Kekuatan benang per helai, dilengkapi juga dengan IP.1
yang dapat mengetahui jumlah
alat yang dipakai ada bagian-bagian yang mengecil,
menggembung dan neps.
bermacam-macam yang
pada prinsipnya menarik
selembar benang dengan
jarak/panjang tertentu. 5.19.4.5 Putus Benang
Biasanya 50 cm, alat ini
umumnya mempunyai Putus benang selama proses
satuan dalam gram. Alat ini perlu pula diperiksa karena
selain mencatat putus benang selain
kekuatannya juga mencatat mempengaruhi mutu benang
mulurnya dalam persen. juga berpengaruh besar
terhadap effisiensi produksi.
5.19.4.3 Twist per Inch (TPI) Putus benang biasanya
diperiksa untuk tiap 100 spindel
Ini dimaksudkan untuk menguji dalam waktu 1 jam.
jumlah puntiran benang setiap
inchnya, alat yang dipakai 5.19.4.6 Grade Benang
adalah Twist Tester. Pada
prinsipnya alat ini dipakai untuk Hal ini dimaksudkan menguji
melepaskan puntiran benang mutu benang dari segi
dan atau memberikan puntiran kenampakannya. Untuk itu
kembali dengan arah benang disusun pada sebuah
berlawanan. papan dan dibandingkan
Dengan menghitung jumlah dengan standarnya.
putaran tersebut dapat pula Faktor-faktor yang
ditentukan berapa jumlah dipertimbangkan aalah :
puntiran tersebut dapat pula a. warna
ditentukan berapa jumlah b. kebersihan
puntiran untuk panjang 1 inch c. neps
atau twist per inch. Biasanya d. bulu-bulu benang
pengujian ini dilakukan pada e. kerataannya
panjang benang 5 inch atau 10
inch.
5.19.4.4 Ketidakrataan
Benang
Ketidakrataan benang diperiksa
dengan peralatan Uster
Evenness Tester. Dengan alat
ini akan diketahui Persentase
ketidakrataan dalam U % atau
CV %. Alat ini kadang-kadang
5.19.5 Susunan Roda Gigi Mesin Ring Spi
Susunan
253
inning
Gambar 5.197
n Roda Gigi Mesin Ring Spinning
254
Keterangan : L; roda gigi M; roda gigi N; roda
gigi O dan rol peregang tengah.
Puli A = 20 cm Dari roda gigi M; roda gigi P,
roda gigi Q, roda gigi R dan rol
Puli A = 32 cm peregang belakang.
Roda gigi C = 61 gigi x Pergerakan Spindel /
Bobin
Roda gigi D = 160 gigi
Pergerakan spindel / bobin
Roda gigi E = 48 gigi merupakan pergerakan yang
terpendek dibandingkan dengan
Roda gigi F = 170 gigi pergerakan rol-rol peregangan
an pergerakan kereta/ring rail.
Roda gigi G = 84 gigi Gerakan dimulai dari puli motor
A ke puli B, yang langsung
Roda gigi H = 15 gigi memutarkan Tin rol. Gerakan
spindel/bobin didapat dari
Roda gigi I = 135 gigi putaran Tin-Rol, melalui spindel
tape.
Roda gigi K = 30 – 40 gigi
x Pergerakan Kereta / Ring
Roda gigi L = 40 gigi Rail
Roda gigi M = 40 gigi Gerakan kereta/ring rail dimulai
dari puli motor A ke puli B. satu
Roda gigi N = 20 gigi poros dengan puli B terdapat rol
an roda gigi C. Roda gigi C
Roda gigi O = 22 gigi berhubungan dengan roda gigi
D.
Roda gigi P = 44 gigi Seporos dengan D terdapat
roda gigi E yang berhubungan
Roda gigi Q = 56 gigi dengan roda gigi F. seporos
dengan roda gigi F terdapat
Roda gigi R = 30 gigi roda gigi S yang berhubungan
dengan roda gigi U melalui roa
Roda gigi S = 20 gigi gigi perantara T. Seporos
dengan U, terdapat roda gigi V
Roda gigi T = 71 gigi yang berhubungan dengan roda
gigi W. Satu poros dengan roda
Roda gigi U = 24 gigi gigi W terdapat roda gigi payung
X yang berhubungan dengan
Roda gigi V = 63 gigi roda gigi payung Y. Roda
payung Y pada bagian lainnya
Roda gigi W = 38 gigi
Roda gigi X = 20 gigi
Roda gigi Y = 20 gigi
Roda gigi Z = roda gigi cacing
Selain roda gigi M berhubungan
dengan roda gigi P. satu poros
dengan P terdapat roa gigi Q
yang berhubungan dengan roda
gigi R. Pada poros roda gigi R
terdapat rol peregang belakang.
Secara singkat, hubungan dari
sumber gerakan (motor) ke
pasangan rol-rol peregang pada
gambar susunan roda gigi
mesin Ring Spinning dapat
diikuti sebagai berikut :
Motor (puli A); puli B; roda gigi
C; roda gigi D; roda gigi E; roda
gigi F; roda gigi G dan rol
peregang depan, roda gigi R,
roda gigi I; roda gigi K; roda gigi
255
terdapat roda gigi cacing Rc 8. Pelumasan bearing gear
yang berhubungan dengan roda end setia 4 tahun.
gigi Z. Satu poros dengan roda
gigi Z terdapat cam yang 9. Kontrol jockey pulley setiap
berbentuk eksentrik. Karena 2 tahun.
perputaran dari eksentrik
tersebut maka dengan peralatan 10. Kontrol lifting shaft dan rante
yang lain dapat menaikkan an gear end setiap 4 tahun.
menurunkan kereta/ring rail.
Gerakan naik turun ini dilakukan 11. Penggantian rubber cots
oleh peralatan yang dinamakan setiap 4 tahun.
Builder Motion. Secara singkat
pergerakan kereta/ring rail apat 12. Pelumasan dan penggerin
diikuti sebagai berikut : daan top roll setiap 1 tahun.
Motor (puli A); roda gigi C; roda
gigi D; roda gigi E; roda gigi F; 13. Pembersihan apron band
roda gigi S; roda gigi T; roda dan pengobatan top roll
gigi U; roda gigi V; roda gigi W; setiap 6 bulan.
roda gigi X; roda gigi Y; roda
gigi Rc; roda gigi Z (terpasang 5.19.7 Perhitungan Regangan
Cam untuk peralatan Builder
motion) Pada dasarnya cara
5.19.6 Pemeliharaan mesin perhitungan regangan yang
Ring Spinning
terdapat pada mesin ring
Pemeliharaan mesin Ring
Spinning meliputi : spinning adalah sama dengan
1. Pembersihan rutin mesin
mesin sebelumnya yaitu seperti
dan penggantian traveller
setiah hari. pada mesin roving.
2. Pelumasan gear end dan
out end setiap 2 minggu. Perbedaannya hanya terdapat
3. Pelumasan spindel setiap 6
bulan. pada besarnya atau kecilnya
4. Pelumasan bearing tin roll
setiap 6 bulan. regangan. Pada susunan rol-rol
5. Pelumasan bearing bottom
roll setiap 3 bulan. peregang yang menggunakan
6. Centering lappet, antinode
ring dan spidelsetiap 1 sistem 3 pasang rol peregang,
tahun.
7. Setting bottom roll dan top digunakan apron pada rol
roll setiap 1 tahun.
tengah.
Pada susunan roda gigi
(gambar 5.197) menunjukkan
rol-rol peregang dengan
susunan 3 pasang rol peregang.
x Tetapan Regangan (TR)
atau Draft Constant (DC)
Tetapan regangan didapat
dengan jalan menghitung
besarnya Regangan Mekanik
(RM) atau Mechanical Draft
(MD) dari susunan roda gigi
dengan memasukkan besarnya
Roda gigi Pengganti Regangan
256
(RPR) dimisalkan 1 (satu). Keterangan :
KPR = Kecepatan Permukaan
Regangan mekanik ialah
Rol
besarnya regangan yang
Kecepatan permukaan rol
dihitung berdasarkan belakang B
Bila :
perbandingan kecepatan Diameter rol depan = 1 inch
Diameter rol belakang = 1 inch
permukaan dari rol pengeluaran Regangan mekanik = RM
Putaran rol depan
an rol pemasukan. = n putaran per menit
Kecepatan permukaan rol
depan D
Regangan Mekanik
KPR depan D
=
KPR belakang B
Maka
n S 1
RM =
n H K M Q S 1
I LPR
n S 1
RM =
n 15 RPR 20 56 S 1
135 40 44 30
RM = 135 40 44 30
15 RPR 20 56
424,29
RM =
RPR
TR = 424,29
x Regangan Mekanik (RM) n S 1
atau Mechanical Draft
(MD) =
Dari perhitungan di atas n H K M Q S 1
didapat : I LPR
RM RM
nS 1
=
n 15 RPR 20 56 S 1
135 40 44 30