The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by AL EL BAPER (Almari Elektronik Badan Perencanaan), 2024-06-13 22:08:47

BUKU

BUKU

226 oto Objek Deskripsi Potensi Warisan - Ditemukan fosil-fosil bersejarah dengan nilai yang tinggi, belum lama ini juga ditemukan jejak peradaban megalitikum (batu besar). Peradaban itu berupa sembilan makam dari batu di Gunung Plontang - Temuan manusia purba Homo Erectus situs Ngandong yang digali bersamaan ribuan fosil vertebrata non-hominin.


No Nama Objek Keragaman Budaya (Culturediversity) Lokasi Koordinat F10 Situs Jigar Dusun Jigar X= -7.255 Y= 111.45


227 oto Objek Deskripsi Potensi Warisan - Merupakan situs paleontologi dan manusia purba - Ditemukan sejumlah fragmen fosil tulang, tanduk dan gading vertebrata di dalam endapan teras Bengawan Solo. Fosil vertebrata yang ditemukan dari jenis hewan gajah, rusa, kura-kura, sapi, dan kerbau. Selain itu beberapa fragmen tulang di antara yang ditemukan diduga merupakan tulang manusia.


228 6.5 Kesimpulan Berdasarkan data-data yang didapatkan di lapangan, studi literatur, interpretasi dan pengolahan data melalui analisa studio dan laboratorium, maka inventarisasi keragaman geologi (geodiversity) Kabupaten Blora sebagai dasar pengusulan geosite untuk menjadi geoheritage, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Stratigrafi Kabupaten Blora dari tua ke muda tersusun atas Formasi Tawun, Formasi Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, Formasi Mundu, Formasi Paciran, dan Formasi Lidah. 2. Struktur geologi yang berkembang berupa antiklin-antiklin yang pada umumnya berorientasi barat-timur. 3. Periodisasi sejarah geologi terbagi menjadi 2 fase yakni, Fase Regangan Zaman Paleogen (Eosen – Oligosen) dan Fase Kompresi Zaman Neogen (Miosen – Pliosen) 4. Inventarisasi keragaman geologi (geodiversity) disusun dengan menonjolkan keunikan geologi berupa litologi, struktur geologi, morfologi dan genesa serta arti pentingnya. Inventarisasi menghasilkan 17 geosite yang diusulkan menjadi geoheritage, yaitu: 1) Bukit Pencu 2) Sabrangan Forest Park 3) Bukit Kunci 4) Gunung Manggir 5) Gua Kidang 6) Gua Terawang 7) Gua Sentono 8) Singkapan Batuan Fm. Selorejo 9) Singkapan Batuan Fm. Ngrayong 10) Singkapan Batuan Fm. Ledok 11) Singkapan Batuan Fm. Mundu 12) Oro-Oro Kesongo 13) Kracakan Ngloram 14) Situs Ngandong


229 15) Situs Fosil Gajah Purba 16) Banyu Geni 17) Sungai Braholo 5. Inventarisasi keragaman budaya (culturediversity) disusun dengan menonjolkan keunikan budayanya. Inventarisasi menghasilkan 10 culturediversity: 1) Kesenian Barong 2) Seni Tayub 3) Makam Sunan Pojok 4) Situs Sunggun 5) Makam K.H Abdul Kohar (Sunan Ampel) 6) Situs Getas Kedungtuban 7) Makam Gedong Ageng Jipan 8) Situs Bleboh 9) Situs Ngandong 10) Situs Jigar 6. Inventarisasi keragaman budaya (biodiversity) disusun dengan menonjolkan keunikan flora dan fauna endemik. Inventarisasi menghasilkan 7 biodiversity: 1) Pohon Jati 2) Pohon Mahoni 3) Burung Betet (Psittacula alexandri) 4) Ayam Hutan 5) Burung Merak 6) Jelarang (Musang) 7) Cangak Merah 7. Geoheritage Kabupaten Blora memiliki keunikan berupa keterdapatan lokasi-lokasi pengamatan singkapan batuan yang memiliki peranan penting dalam sistem minyakbumi (petroleum system) Cekungan Jawa Timur Utara yang selama ini terbukti prolifik menghasilkan migas.


230 DAFTAR PUSTAKA Bates, R. L., & Jackson, J. A. (1987). Glossary of geology. Elsevier Science Pub. Co. Inc., New York, NY. Blow, W. H. (1969). Late Middle Eocene to Recent planktonic foraminiferal biostratigraphy. International Conference Planktonic Microfossils, 1st Edition, Genova, Proc. Leiden E. J. Bull., I, 199–422. Briguglio, A., Kinoshita, S., Wolfgring, E., Hohenegger, J., & Electronica, P. (2016). Morphological variations in Cycloclypeus carpenteri: multiple embryos and multiple equatorial layers. Palaeontologia Electronica, 19, 1–22. Burhannudinnur, M. (2013). Pengaruh tektonik dan laju sedimentasi dalam pembentukan gunung lumpur (Mud Volcano) di Zona Kendeng dan Rembang Cekungan Jawa Timur. In Desertasi. Institut Teknologi Bandung. Datun, M., Sukandarrumidi, Hermanto, B., & Suwarna, N. (1996). Peta Geologi Lembar Ngawi, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Dhamayanti, E., Raharjanti, A. N., & Hartanti, M. I. (2016). Dinamika Sedimentasi Singkapan Formasi Ngrayong Dengan Analogi Lingkungan Pengendapan Modern, Studi Kasus Singkapan Polaman Dan Braholo Dengan Analogi Pesisir Pantai Utara Jawa. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-9 Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 725–735. Djuhaeni, & Martodjojo, S. (1990). Studi Batupasir Selorejo di Daerah Cepu, Jawa Tengah. Proceedings of 19th Indonesian Association Geologists (IAGI) Convention, 216–229. Etiope, G. (2015). Natural gas seepage: The Earth’s hydrocarbon degassing. Natural Gas Seepage: The Earth’s Hydrocarbon Degassing, 1–199. https://doi.org/10.1007/978-3-319-14601-0 Etiope, G., Drobniak, A., & Schimmelmann, A. (2013). Natural seepage of shale gas and the origin of “eternal flames” in the Northern Appalachian Basin, USA. Marine and Petroleum Geology, 43, 178–186. Gheerbrant, E., & Tassy, P. (2009). L’origine et l’évolution des éléphants. Comptes Rendus Palevol, 8(2–3), 281–294. Herman, D. Z. (2011). Tinjauan hubungan formasi batuan sedimen dengan iklim


231 Contoh kasus: endapan teras Bengawan Solo dan red beds di Cekungan Sumatra Tengah. Jurnal Lingkungan Dan Bencana Geologi, 2(2), 125–140. Hidayatullah, G. (2017). Tulang Fauna Vertebrata Di Situs Gua Kidang, Blora, Jawa Tengah. Purbawidya, 7(2), 182–198. https://doi.org/10.17510/paradigma.v7i2.170 Huffman, O., Vos, J. De, & Berkhout, A. (2010). Provenience reassessment of the 1931–1933 Ngandong Homo erectus (Java), confirmation of the bone-bed origin reported by the discoverers. PaleoAnthropology, 1–60. https://doi.org/10.4207/pa.2010.art34 Husein, S., Kakda, K., & Aditya, H. F. N. (2015). Mekanisme Perlipatan EnEchelon di Antiklinorium Rembang Utara. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-8 Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, GEO41, 224–234. Husein, S., & Nukman, M. (2015). Rekonstruksi tektonik mikrokontinen Pegunungan Selatan Jawa Timur: Sebuah hipotesis berdasarkan analisis kemagnetan purba. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-8 Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, GEO42, 235–248. Husein, Salahuddin. (2015). Buku Panduan Fieldtrip Geologi Cekungan Jawa Timur Utara. PT. Geodwipa Teknika Nusantara. Kadar, D., & Sudijono. (1993). Peta Geologi Lembar Rembang, Jawa. In Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Koesoemadinata, R. P. (1978). Geologi Minyak Bumi. Penerbit ITB, Bandung. Link, W. K. (1952). Significance of oil and gas seeps in world oil exploration. AAPG Bulletin, 36(8), 1505–1540. Magoon, L. B., & Dow, W. G. (1994). The Petroleum System—From Source to Trap. AAPG Memoir, 60(January 1994). https://doi.org/10.1306/M60585 Marshak, S. (2019). Earth: Portrait of a Planet (5th ed.). WW Norton. Morley, R. J. (2012). A review of the Cenozoic palaeoclimate history of Southeast Asia. In D. Gower, K. Johnson, J. Richardson, B. Rosen, L. Rüber, & S. Williams (Eds.), Biotic evolution and environmental change in Southeast Asia (pp. 79–114). Cambridge University Press.


232 Musliki, S. (1990). The Pliocene Selorejo Formation and its Hydrocarbon Prospects in Cepu and Surrounding Areas. Proceedings 19th Indonesian Association of Geologist (IAGI) Convention, Bandung. Noor, D. (2014). Geomorfologi. Penerbit Deepublish. Nurani, I. A. (2005). Pola okupasi gua-gua kawasan pegunungan utara Jawa. Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak terbit. Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2009). LPA Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora Tahap III. Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak terbit. Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2012). Occupational Pattern Of Kidang Cave, Exploration Of Space And Time: A Hypothesis. Berkala Arkeologi, 32(2). Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2015). Gua Kidang, Hunian Gua Kala Holosen Di DAS Solo. Kalpataru Berkala Arkeologi, 24(1), 13–24. Nurani, I. A., Hascaryo, A. T., & Koesbardiati, T. (2011). LPA Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora Tahap V. Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak terbit. Nurani, I. A., Hascaryo, A. T., & Koesbardiati, T. (2013). LPA Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora. Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak terbit. Nurani, I. A., & Murti, D. B. (2017). Temuan tiga rangka Homo sapiens di situs Gua Kidang: Identifikasi dan kajian paleoantropologigeoarkeologi. Purbawidya, 6(2), 71–90. Prasetyadi, C. (2007). Evolusi tektonik Paleogen Jawa bagian timur. In Desertasi. Institut Teknologi Bandung. Pringgoprawiro, H. (1983). Biostratigrafi dan Paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara Suatu Pendekatan Baru. Desertasi, Program Doktor Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung. Pringgoprawiro, H., & Sukido. (1992). Peta Geologi Lembar Bojonegoro, Jawa. In Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung. Reading, H. G. (2009). Sedimentary environments: processes, facies and stratigraphy (3rd ed.). John Wiley & Sons. Rizal, Y., Westaway, K., & Zaim, Y. (2020). Last appearance of Homo erectus at Ngandong, Java, 117,000–108,000 years ago. Nature, 577, 381–385.


233 https://doi.org/https://doi.org/10.1038/s41586-019-1863-2 Saegusa, H. (2001). Comparisons of stegodon and elephantid abundances in the Late Pleistocene of southern China. The World of Elephants. Proceedings of the First International Congress, Rome, 345–349. Saegusa, H., Thasod, Y., & Ratanasthien, B. (2005). Notes on Asian stegodontids. Quaternary International, 126, 31–48. Sanyoto, S. (2009). Biostratigrafi dan Biodatum Foraminifera Planktonik Sumur95 di Daerah Cepu, Kabupten Blora, Jawa Tengah. Jurnal Teknologi Technoscientia, 1(2), 238–246. https://doi.org/10.34151/technoscientia.v1i2.402 Schiller, D., Seubert, B., Musliki, S., & Abdullah, M. (1994). The reservoir potential of globigerinid sands in Indonesia. Proceedings of IPA 23h Annual Convention, 189–212. Secord, R., Bloch, J. I., Chester, S. G. B., Boyer, D. M., Wood, A. R., Wing, S. L., Kraus, M. J., McInerney, F. A., & Krigbaum, J. (2012). Evolution of the earliest horses driven by climate change in the Paleocene-Eocene Thermal Maximum. Science, 335(6071), 959–962. Selley, R. (2000). Applied sedimentology. Elsevier. Shoshani, J., & Tassy, P. (1996). The Proboscidea. Evolution and Palaeoecology of Elephants and Their Relatives. Shoshani, J., & Tassy, P. (2005). Advances in proboscidean taxonomy & classification, anatomy & physiology, and ecology & behavior. Quaternary International, 126, 5–20. Simanjuntak, T., Handini, R., & Prasetyo, B. (2004). Prasejarah Gunung Sewu. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. Situmorang, R. L., Smit, R., & Van Vessem, E. J. (1992). Peta Geologi Lembar Jatirogo, Jawa. In Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Smyth, H., Hall, R., Hamilton, J., & Kinny, P. (2005). East Java: Cenozoic basins, volcanoes and ancient basement. Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, 30th Annual Convention, 1, 251–266. Sribudiyani, N. M., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B., Asikin, S., Harsolumakso, A. H., & Yulianto, I. (2003). The collision of the


234 East Java Microplate and its implication for hydrocarbon occurrences in the East Java Basin. Proceedings of IPA 29th Annual Convention, 1, 335–346. Sutadiwiria, G., & Prasetyo, H. (2006, September 11). Uncertainty in GeophysicGeology-Reservoir Modelling for Globigerinid Sand Carbonate in NE-Java Basin, Indonesia; Case Study: Planning vs. Actual of Fields Development at Madura Strait, Indonesia. Presented at SPE Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition. https://doi.org/10.2118/100957-MS Sutarso, B., & Suyitno, P. (1976). The Diapiric Structures and its Relation to the Occurrence of Hydrocarbon in North-East Java Basin. Indonesian Association of Geologists Meeting, Yogyakarta. Syawal, R., Maliki, J., Chrishartantyo, G. A., & Guzman, D. (2012). Karakteristik Endapan Batugamping Formasi Bulu pada Daerah Sukolilo dan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Proceedings of The 41st PIT IAGI Annual Convention and Exhibition. van Bemmelen, R. W. (1949). The geology of Indonesia (1st ed., Vols. 1-A). The Hague, Govt Printing. https://doi.org/10.1080/17512780701768576 van den Bergh, G., Setiyabudi, E., & Hayes, S. (2014). Evolutionary History of the Proboscidea/Sejarah Evolusi Keluarga Gajah. In G. van den Bergh (Ed.), Penemuan Ajaib Fosil Gajah Blora: The Remarkable Discovery of the Blora Elephant Fossil Elephas hysudrindicus (1st ed., pp. 59–88). Van Zuidam, R. A. (1985). Aereal photo-interpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. Netherlands. Printed Smith Publishers. van Zuidam, R. A., & van Zuidam-Cancelado, F. I. (1986). Aerial photointerpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. The Hague : Smits Publishers. https://doi.org/10.2307/634926 Zaim, Y. (2014). Laporan Gearkeologi Tinjau (Report On Reconnaissance Geoarcheology). Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak terbit. Zaim, Y. (2016). Geomorfologi Gua Kidang dan Sekitarnya serta Perkembangan Morfologi Undak Daerah Aliran Sungai Lusi dan Sekitarnya untuk Jelajah dan Hunian Manusia pada Kala Holosen. Balai Arkeologi Yogyakarta. Tidak Terbit. Zeitoun, V., Détroit, F., Grimaud-Hervé, D., & Widianto, H. (2010). Solo man in


235 question: Convergent views to split Indonesian Homo erectus in two categories. Quaternary International, 223, 281–292.


Click to View FlipBook Version