The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini berisi mengenai kumpulan Esai bertemakan "Aktivisme Digital" yang ditulis oleh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember Angkatan 2021 Kelas A. Buku ini merupakan bentuk Tugas Akhir dari Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi yang ditempuh saat Semester 3. Setiap judul esai akan berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis mahasiswa.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi Kelas A, yaitu Rully Putri Nurmala Puji, S.Pd., M.Ed., dan Robit Nurul Jamil S.Pd, M.Pd serta teman - teman kelas A yang sudah membuat Esai ini dengan tepat waktu.
Semoga Buku Antologi Esai ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan Buku ini, baik tulisan maupun ejaan bahasa yang kurang baku. Karena kesempurnaan hanya Milik-Nya.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kharismalutfiyatul, 2022-12-14 02:31:49

Antologi Esai: Aktivisme Digital

Buku ini berisi mengenai kumpulan Esai bertemakan "Aktivisme Digital" yang ditulis oleh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember Angkatan 2021 Kelas A. Buku ini merupakan bentuk Tugas Akhir dari Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi yang ditempuh saat Semester 3. Setiap judul esai akan berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis mahasiswa.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi Kelas A, yaitu Rully Putri Nurmala Puji, S.Pd., M.Ed., dan Robit Nurul Jamil S.Pd, M.Pd serta teman - teman kelas A yang sudah membuat Esai ini dengan tepat waktu.
Semoga Buku Antologi Esai ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan Buku ini, baik tulisan maupun ejaan bahasa yang kurang baku. Karena kesempurnaan hanya Milik-Nya.

Keywords: Aktivisme Digital,Digitalisasi,Teknologi,Era Digital

PROFIL PENULIS

Nama : Desy Kusuma Putri
NIM : 210210302009
TTL : Banyuwangi, 4 Desember 2003
Motto : Jangan lupa Bahagia, bersyukur.

37


Pengaruh Podcast sebagai Kampanye Digital
by Ike Nurrohmah

Dalam ruang lingkup pendidikan dan pembelajaran, media
digunakan sebagai perantara yang dapat memberikan fasilitas
komunikasi dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun
yang sedang dilaksanakan, sehingga pesan dan materi yang disampaikan
oleh guru dapat diterima baik oleh peserta didik (Wijayanto, Setiawan,
and Firmansyah, 2020 dalam Puadah & Ela, 2022). Dengan begitu maka
pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik
peserta didik sebagai pengguna utama dari media pembelajaran yang
diciptakan sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pengalaman
belajar peserta didik yang baru serta bervariatif. Kriteria yang harus
diperhatikan ketika memilih media pembelajaran meliputi: 1) capaian
tujuan, 2) karakter peserta didik, 3) stimulus belajar yang digunakan, 4)
keadaan lingkungan, 5) kondisi setempat dan 6) luasnya jangkauan.
Selain itu, media pembelajaran juga dapat diterjemahkan secara meluas
dan sempit; pertama, secara luas adalah media merupakan beberapa
individu, materi atau kejadian yang memberikan jalan ke peserta didik
untuk memperoleh ilmu, keahlian dan kepribadian. Kedua, secara
sempit; media merupakan alat-alat yang menjadi jembatan antara
peserta didik dan materi pembelajaran seperti contohnya laptop, televisi
dan media yang mendukung pembelajaran lainnya (Asmi, 2019 dalam
Puadah & Ela, 2022).

Fokus dalam tulisan ini adalah mengkaji mengenai
pengembangan media pembelajaran podcast yang dapat dijadikan
sebagai ranah kampanye digital dalam konteks interaksi secara online di
bidang pendidikan ataupun dalam bidang lainnya.

Pengertian dari podcast itu sendiri adalah sebuah media yang
dapat digunakan dengan cara mendengarkan audio yang telah di upload
melalui komputer, laptop, smartphone, tablet dan media lainnya yang
mendukung secara internet. Media audio podcast dipilih menjadi solusi
karena media ini dapat digunakan sebagai alat pengajaran yang berguna
bagi guru dan dapat membantu siswa dalam proses kegiatan belajar baik
di dalam kelas maupun di luar kelas (Ananda et al. 2022 dalam Puadah &
Ela, 2022). Media audio podcast ini bisa merekam suara yang telah dibuat
skenarionya yang dapat membawa seakan-akan pendengar terbawa ke
dalam keadaan sebenarnya. Podcast diartikan sebagai materi audio atau

38


video yang biasa tersedia di internet serta dapat secara mudah di akses
baik gratis maupun platform yang berlangganan.

Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan aplikasi-aplikasi
baru berbasis sosial media dari berbagai sumber, baik itu dari internet,
televisi streaming dan lain sebagainya. Dan trend aplikasi saat ini adalah
aplikasi podcast. Podcast adalah rangkaian episodik dari file audio digital
kata yang diucapkan yang dapat diunduh pengguna ke dalam perangkat
pribadi agar mudah didengarkan. Podcast dalam bahasa Indonesia
disebut siniar yaitu file audio yang diunggah di internet dengan tujuan
untuk didengarkan oleh banyak orang.

Meskipun podcast merupakan sebuah program dalam bentuk
digital (audio/video) yang bisa diunduh dari internet dan diputar pada
alat pemutar maupun perangkat komputer individu yang dapat
menyajikan banyak topik, namun umumnya topik yang didiskusikan
hanya ditayangkan pada satu episode saja. Tidak hanya dalam bidang
komunikasi, podcast kini telah dikaji manfaatnya dalam bidang
pendidikan. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa sebuah podcast dalam
dunia pendidikan dapat di implementasikan ke berbagai konteks dan
tujuan pembelajaran tentunya dengan memperhatikan format dan jenis
podcast itu sendiri. Di samping itu, podcast juga berfungsi dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi, motivasi belajar, dan
kepercayaan diri siswa.

Analisis SWOT terhadap Podcast sebagai Kampanye Digital
SWOT analisis ialah dari akronim empat kata berbahasa inggris

yakni secara berurutan memiliki makna Streght (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Oppornuty (peluang), dan Threats (ancaman). Kekuatan
dimaknai sebagai energi, sumber daya, keunggulan, dan potensi dalam
upaya mencapai tujuan. Kelemahan adalah kekurangan, keterbatasan,
dan ketidak-berdayaan, dan penghambat dalam upaya mencapai tujuan.
Peluang diartikan sebagai kesempatan, probabilitas (kemungkinan), dan
suatu keadaan yang mendukung dalam proses mencapai tujuan.
Sedangkan ancaman ialah tentangan dari peluang di mana hadirnya
unsur ekternal yang menghambat proses mencapai tujuan (Abdullah,
2012 dalam Ariyanto, 2021).

Dapat dikatakan dalam konteks kajian mengenai analisis SWOT
ialah upaya mengetahui kondisi objektif podcast untuk kepentingan
langkah memahami peluang podcast dalam pemanfaatannya sebagai
media kampanye digital. SWOT mengamati situasi internal maupun

39


eksternal podcast. SWOT juga dapat dijadikan formula dalam

menyelaraskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Keselarasan tersebut dapat menghasilkan pemahaman terkait langkah

strategis apa yang diperlukan podcast dalam operasinya sebagai media

kampanye digital.

Berikut ini tabel analisis SWOT terhadap podcast sebagai media

kampanye digital yang bersumber dari analisis penelitian terdahulu,

yakni :

Strenght Berdasarkan temuan Adhitia dkk, podcast dalam

pengembangan-nya sebagai media edukasi

memberikan kemudahan dalam proses

pembelajaran (Asmi, Dhita, & Supriyanto, 2019

dalam Ariyanto, 2021). Pengguna dapat

memanfaatkan fleksibilitas waktu dan fasilitas

pengulangan dalam menggunakan podcast. Podcast

juga secara mudah dibagikan melalui platform sosial

media sehingga proses transfer ilmu dapat

berlangsung cepat. Menguatkan temuan Adhitia dkk,

penelitian Peny memberikan pemahaman bahwa

podcast hadir sebagai suplemen dalam belajar.

Proses pedagogik mendengarkan yang didukung

oleh aksesibilitas dan fleksibilitas podcast

memberikan ruang pembelajar memperoleh

pengalaman lebih dalam proses belajar (Hutabarat,

2020 dalam Ariyanto, 2021). Podcast hadir tanpa

pemancar, aturan, dan satelit. Podcast dapat

memproduksi konten dengan tema universal sesuai

kebutuhan manusia sehingga dapat dinikmati

khalayak luas terlebih kekuatan komunikasi dan

pilihannya terletak di tangan individu.

Weakness Podcast cenderung minim dalam penggalian potensi

bisnis sehingga kehadirannya belum berimbas pada

keuntungan signifikan. Podcast masih lemah dalam

tujuan monetasi bisnis informasi. Dalam

pemerolehan iklan podcast masih terbilang

kesusahan dan memerlukan kerja keras.

Opportunity Karakteristik podcast yang berbasis on demand

(sesuai kebutuhan) berpeluang menjadi alasan

pesatnya perkembangan podcast sebagai alternatif

40


penyebarluasan informasi (Meisyani & Kencana,

2020 dalam Ariyanto, 2021). Pangsa pasar podcast

ialah pasar kaum auditori sekiranya berjumlah 30%

dari total populasi. Lebih spesifik komunitas

komuter menjadi segmen potensial podcast karena

individu komuter akan lebih memilih konten audio

sebagai teman dalam merintang waktu dan

perjalanan. Pembatasan fisik imbas pandemi juga

menjadi peluang podcast memperluas pendengar

melalui konten-konten terkait sesuai kebutuhan

pendengar.

Threats Masifnya penggunaan sosial media lain, seperti

Instagram, Youtube, Facebook dengan fitur yang

lebih berwarna dan variatif menjadi ancaman bagi

eksistensi podcast sebagai media penyedia

informasi.

Tabel 1. Analisis SWOT terhadap Podcast sebagai Kampanye Digital

(Ariyanto, 2021)

Produk Media Podcast
Pembuatan dan penggunaan audio berbasis podcast sendiri

yaitu dengan cara disimpan di Handphone, di Laptop, kemudian bisa di
upload di situs website, aplikasi Spotify, bahkan juga dapat
disebarluaskan di media sosial lainnya seperti YouTube, maupun TikTok
yang sekarang sedang marak-maraknya di gandrungi oleh semua
kalangan. Cara efektif untuk penggunaanya lebih baik disimpan di
Handphone sehingga siapapun dapat mendengarkannya dimanapun dan
kapanpun, untuk lebih baiknya lagi bisa menggunakan earphone
sehingga suara sangat jelas.

41


Produk media

digital berbasis podcast ini

dapat digunakan berulang-

ulang dimana dan kapan

pun pun, baik dirumah,

maupun di tempat yang

diinginkan dan waktu yang

diinginkan sehingga

siapapun dapat memahami

materi lebih baik lagi,

bahwa terjadinya

pengulangan dalam

mendengarkan materi

melalui audio dapat

melatih daya hafal dan

ingatan sehingga materi

yang disampaikan oleh

audio dapat dipahami

dengan sangat baik. Secara

keseluruhan, media digital

berbasis podcast ini layak

Gambar 12. Contoh Podcast di Spotify dan efektif digunakan

dalam proses pembelajaran.

Dari pemaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kelebihan dari podcast yang telah dikembangkan menjadi media

pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan dalam belajar, karena

mudah diakses dan fleksibilitas, memiliki banyak pilihan, bisa digunakan

dan didengarkan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun, dibagikan di

media sosial manapun termasuk aplikasi chatting berupa WhatsApp,

serta dapat diupload pada situs website.

Daftar Pustaka
Ariyanto, P. P. (2021). Podcast Sebagai Media Dakwah Era Pandemi.

Academic Journal of Da’wa and Communication, 2(1), 105–120.
https://doi.org/10.22515/ajdc.v1i1.3286

42


Fadilah, E., Yudhapramesti, P., & Aristi, N. (2017). Podcast sebagai
Alternatif Distribusi Konten Audio. Jurnal Kajian Jurnalisme,
1(1), 90–104. https://doi.org/10.24198/kj.v1i1.10562

Puadah, U. S., & Ela, N. (2022). Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Volume 11 Nomor 4 Agustus 2022 Podcast Sebagai Media
Digital Pada Materi Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya
Podcasts As Digital Media on the Material of Human Interaction
With the Environment Primary : Ju. 11(4), 1063–1071.

43


PROFIL PENULIS

Nama : Ike Nurrohmah
NIM : 210210302010
TTL : Jember, 14 November 2003
Motto : Hidup itu pilihan. Memilih untuk berada
di sisi baik atau tidak, semua ada
resikonya.

44


Internet of Things : Mudahin Atau Mudah Saja?
by Abriyanti Nazwa Sabila

Pada era revolusi industri 4.0 saat ini sudah tidak asing lagi dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus terjadi dalam berbagai bidang kehidupan manusia (Prihatmoko,
2016:567). Salah satu perkembangannya yaitu internet yang merupakan
salah satu perkembangan yang sangat digemari dan banyak di
manfaatkan oleh manusia dalam kehidupan serta memberikan manfaat
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat mulai dalam bidang
pekerjaan, transportasi, kebutuhan hidup, belanja, kuliner, pendidikan
dan lain-lain. Dengan memberikan banyak manfaat serta kemudahan
dari berbagai bidang kehidupan inilah membuat penggunaan internet di
masa ini menjadi suatu hal yang banyak diminati dan digunakan oleh
masyarakat luas, tidak hanya orang dewasa melainkan orang tua dan
bahkan anak-anak pun juga sudah menggunakan internet. Namun
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus terjadi ini
juga dapat mengancam keberadaan manusia, karena sudah dapat dilihat
dan dirasakan saat ini teknologi mulai mendominasi pekerjaan manusia
dan juga bisa menyaingi kemampuan manusia, karena perkembangan
teknologi saat ini tidak lagi membutuhkan tenaga manusia dalam
menggerakkannya melainkan ada suatu sistem yang menggerakkannya
maupun mesin. Penggunaan teknologi ini pun dirasa sangat efisien
karena dapat menghemat waktu, tenaga serta biaya (Yudhanto & Aziz,
2019:5).

Gambar 13. Fase perkembangan revolusi industri 1.0-4.0

Perubahan yang terjadi dalam era ini pun sudah tidak bisa dipungkiri
lagi keberadaannya. Maka dari itu hal tersebut tidak dapat dihindari oleh

45


siapa pun yang hidup di era ini, sehingga hal ini pun dibutuhkan sumber
daya manusia (SDM) yang memadai agar dapat menyesuaikan dan
mampu bersaing dalam skala global, adapun salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini ialah melalui bidang
pendidikan yang mana pendidik mulai mempersiapkan pembelajaran
sesuai dengan perkembangan zaman serta bisa membentuk generasi
yang kreatif, inovatif serta kompetitif. Pada hal tersebut juga pendidik
dituntut untuk bisa menguasai keahlian serta kemampuan beradaptasi
dengan teknologi baru dan tantangan global, karena dalam dunia
pendidikan, pendidik harus bisa mengintegrasikan teknologi-teknologi
yang berkembang dalam pembelajaran yang diharapkan dengan
penggunaan teknologi ini dalam pembelajaran mampu menghasilkan
lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu menghadapi
perkembangan zaman (Lase, 2019:29).

Dalam dunia pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini pun sudah bisa di pungkiri lagi. Sudah banyak teknologi-
teknologi yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan pun banyak memberikan manfaat yang positif untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas proses belajar mengajar , hal tersebut
dikarenakan dengan penggunaan teknologi dalam suatu proses
pembelajaran dapat membuat suatu proses pembelajaran berjalan
dengan dinamis, interaktif serta dalam penyajian konten pun menjadi
lebih menarik (Bakri, 2016:20). Dengan beberapa dampak yang
dihasilkan itu pun dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif serta
termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga minat belajar pun
menjadi meningkat. Selain itu, dengan penggunaan teknologi dalam
proses pembelajaran dapat membuat peserta didik memperkaya dan
memperdalam skill. Tentunya dalam penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran ini harus didukung dengan pendidik yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan dan mengaplikasikan teknologi-
teknologi tersebut dalam sebuah pembelajaran.

Adapun salah satu teknologi yang digunakan dalam saat ini yang
mana teknologi ini merupakan salah satu teknologi yang di kembangkan
dalam era revolusi 4.0 saat ini dan juga dapat digunakan dalam
membantu proses pembelajaran yaitu Internet of Things. Internet of
Things atau biasa di ringkas dengan IoT. Istilah dari Internet of Thing
atau IoT ini di perkenalkan oleh seorang tokoh bernama Kevin Ashton
di tahun 1999 dalam sebuah presentasinya. Internet of Things

46


merupakan sebuah konsep yang

mana objek tertentu memiliki

kemampuan untuk mentransfer data

melalui jaringan wifi, yang mana

dalam proses ini tidak memerlukan

interaksi dari manusia ke manusia

ataupun manusia dengan komputer

(Yudhanto & Aziz, 2019:17). Dalam

penggunaan Internet of Things akan

bekerja sebagai perangkat kontrol

dari jarak jauh dengan internet.

Internet of Things mempunyai

kemampuan untuk

menyambungkan dan memudahkan

proses komunikasi antara mesin,

perangkat, sensor dan manusia

melalui jaringan internet yang mana

dapat dilakukan dimana saja dan Gambar 14. Kevin Ashton

kapan saja dengan syarat hanya

perlu terhubung dengan internet (Yudhanto & Aziz, 2019:7). Contoh

yang mudah saja yaitu pada saat menggunakan atm, pada saat kita ingin

mentransfer uang , sekarang kita tidak perlu lagi menunggu untuk waktu

ke Bank, melainkan dengan menggunakan aplikasi serta terhubung

dengan internet kita sudah bisa mentransfer uang tersebut dimana saja

dan kapan saja tanpa perlu pergi ke bank, selain itu dengan Internet of

Things kita juga bisa melakukan transaksi online yang mana kita bisa

membayar melalui aplikasi yang terhubung dengan internet. Lalu

pertanyaannya sekarang bagaimana penggunaan Internet of Things

dalam pembelajaran? Apakah hal tersebut memudahkan atau

hanya mudah saja? Untuk penjelasannya akan di bahas di bawah ini.

47


Gambar 15. Ilustrasi Internet of Things

Penggunaan Internet of Things dalam dunia pendidikan khususnya
pada proses pembelajaran merupakan suatu tantangan bagi dunia
pendidikan khususnya bagi pendidik. Internet of Things merupakan
suatu sistem yang terdiri dari smart device yang termasuk sensor,
akuator, mikrokontroler yang memungkin untuk bertukar informasi dan
komunikasi secara otomatis. Adapun Internet of Things dalam dunia
pendidikan bisa digunakan untuk suatu media yang bisa menunjang
suatu proses pembelajaran sehingga pembelajaran diharapkan akan
menjadi lebih efektif yang manadalam penggunaan Internet of Things ini
bisa memberikan peningkatan pengalaman kepada peserta didik dan
juga dapat meningkatkan semangat belajarnya(Hardyanto, 2017: 89).
Dalam bidang pendidikan Internet of Things mempunyai peran dalam
membantu organisasi untuk memantau serta mengontrol aktivitas
pendidikan, contohnya dalam mengontrol kehadiran, akses
perpustakaan, serta memantau pembelajaran.

Salah satu contoh dalam web E-Learning yaitu sebuah website yang
mana didalamnya terkandung komponen-komponen yang digunakan
dalam suatu proses pembelajaran. Dalam E-Learning terdapat sebuah
absensi yang mana dalam absensi tersebut peserta didik bisa melakukan
absen secara online dengan syarat terhubung internet, dalam
penggunaan absensi online melalui E-Learning ini membuat suatu proses
pembelajaran tidak menjadi memakan waktu yang lama karena sebuah
pengecekan kehadiran oleh pendidik, karena dengan melalui E-Learning
ini sudah dapat dilihat bagaimana kehadiran siswa. Selain menggunakan
absen melalui E-Learning sebenarnya juga bisa menggunakan absen sidik
jari yang mana saat siswa datang ke sekolah terlebih dahulu untuk
melakukan absen sidik jari untuk mendeteksi kehadiran. Adapun fungsi
dari E-Learning dalam proses pembelajaran ialah pada E-Learning

48


pendidik dapat mengupload materi pembelajaran yang mana materi
tersebut dapat diakses oleh peserta didik tidak hanya saat proses
pembelajaran berlangsung melainkan dapat diakses di mana saja dan
kapan saja bisa di akses dan pelajari sendiri dengan syaratnya peserta
didik dapat terhubung dengan internet.

Selain itu melalui E-Learning guru juga dapat melakukan sebuah
evalusi, dengan membuat suatu soal-soal yang kemudian diupload di E-
Learning kemudian peserta didik mengakses dan mengerjakan soal-soal
tersebut. Dalam hal ini juga dapat membantu guru untuk memperoleh
nilai peserta didik secara otomatis tanpa susah payah untuk
mengoreksinya satu, karena dengan sistem tersebut ketika peserta didik
menyelesaikan soal-soal maka nanti nilai dari pengerjaannya tersebut
bisa langsung terinput . dalam hal ini memudahkan pendidik karena
melalui E-Learning dengan sambungan internet pendidik bisa langsung
memperoleh nilai hasil pekerjaan peserta didik nya serta tidak perlu
untuk buang-buang tenaga dalam mengoreksinya. Selain itu dengan
mengadakan sebuah evalusi pembelajaran dapat menghemat kertas dan
tinta karena dengan melalui E-Learning soal akan tersedia secara online
dalam handphone atau laptop dan komputer masing-masing peserta
didik yang telah tersambung dengan internet. Pemanfaatan Internet of
Things ini juga sangat membantu pembelajaran daring (dalam jaringan)
di era pandemi COVID 19 ini guna memutus penularan virus. Dengan
menggunakan Internet of Things dengan melalui aplikasi serta website-
website online, maka kegiatan pembelajaran pun akan tetap bisa
dilakukan meskipun peserta didik dan pendidik tidak berada di tempat
yang sama dengan cara hanya perlu tersambung dengan internet.

Terkait hal mengenai Internet of Things ini memudahkan atau mudah
saja dalam proses pembelajaran, menurut saja memudahkan karena
dengan Internet of Things suatu proses pembelajaran dapat dilaksanakan
dimana saja dan kapan saja, serta meskipun pendidik dan peserta didik
tidak dalam tempat yang sama, proses pembelajaran akan tetap
terlaksana. Selain itu dengan Internet of Things juga dapat menghemat
waktu serta biaya, seperti dilihat dengan menerapkan Internet of Things
saat pembelajaran akan mengurangi pemakaian kertas yang
membutuhkan biaya. Namun bagi pendidik-pendidik yang masih belum
menguasai teknologi, mungkin merasa penggunaan Internet of Things
dalam pembelajaran akan mengalami kesulitan saat
mengaplikasikannya. Tapi hal tersebut dapat diatasi dengan memulai
untuk mempelajarinya. Karena penggunaan Internet of Things dalam

49


dunia pendidikan ini sudah haru diterapkan mengingat zaman yang terus
berkembang pada saat ini.

Daftar Pustaka

Yudhanto, Y. dan A. Aziz. 2019. Pengantar Teknologi Internet of Things

(IoT). Surakarta : Penerbit dan Percetakan UNS (UNS PRESS).

Lase, Delipiter. 2019. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal

Sunderman. 1(1):28-43.

https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18

Bakri, Muhammad Amin. 2016. Studi Awal Implementasi Internet of

Things Pada Bidang Pendidikan. Journal of Electrical and

Electronics. 4(1) : 18-23.

Prihatmoko, D. 2016. Penerapan Internet of Things (IoT) Dalam

Pembelajaran di UNISU Jepara. Jurnal SIMETRIS. 7(2) : 567-574.

ISSN: 2252-4983

Sumber Gambar

Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0 (diakses pada
tanggal 10 Desember 2022)

BINUS University
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/07/implementasi-
internet-of things-iot-dalam-bisnis (diakses pada tanggal 10
Desember 2022).

Wikipedia https://accounting.binus.ac.id/2020/07/07/implementasi-

internet-of-things-iot dalam-bisnis (diakses pada

tanggal 10 Desember 2022).

50


PROFIL PENULIS

Nama : Abriyanti Nazwa Sabila
NIM : 210210302011
TTL : Blitar, 5 Oktober 2002
Motto : Semangat, semangat, semangat demi
harapan orang tua.

51


Pemuda : Individualisme Kekinian
by Ricca Mailatul Mauliyah

Manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan
satu sama lain. Maka dari itu manusia saling berinteraksi dan
berkomunikasi entah itu mulai dari hanya sekeder untuk saling sapa
maupun berbincang satu sama lain dengan tujuan tertentu secara
langsung. Akibat dari adanya globalisasi, teknologi semakin maju dan
canggih mengikuti perkembangan zaman mempengaruhi perubahan
pola interaksi manusia yang serba modern.

Manusia tak lagi harus bertemu satu sama lain untuk saling
berkomunikasi tetapi hanya dengan melalui sebuah pesan maupun
berbincang secara virtual menggunakan alat komunikasi elektronik salah
satunya handphone, mereka sudah bisa melakukan komunikasi jarak
jauh tanpa bertemu. Hal ini tentunya sangat mempermudah dan
menghemat waktu maupun biaya. Tak hanya itu di bidang pendidikan
banyak inovasi-inovasi terbaru dalam proses pembelajaran yang
memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satunya yaitu media
pembelajaran online. Dalam hal ini perkembangan teknologi yang
semakin maju turut mempengaruhi berbagai aktivitas keseharian
masyarakat dunia (Elfiana dkk, 2021).

Sikap manusia yang serba mengandalkan teknologi
mengakibatkan berkurangnya interaksi langsung sehingga munculah
sikap individualisme. Individulisme adalah satu sikap yang menonjol dari
kebebasan personal, sedangkan individuality adalah segala sesuatu yang
membedakan individu dari individu lainya Chaplin 2009: 244 (Dalam
Idris, 2013).

Dalam bidang pendidikan pengaruh kemajuan teknologi sangat
nampak. Perkembangan media turut ambil bagian dalam penyebaran
informasi. Media online menjadi salah satu media mainstream yang kini
menjadi sebuah alat untuk mendapatkan informasi. Kehadiran media
online mempermudah orang lain untuk mendapatkan informasi yang dia
inginkan, bahkan informasi yang berada sangat jauh dari diri mereka.
Kecepatan dan kemudahan menjadikan media online sebagai primadona
pada zaman ini. Dalam dunia pendidikan setiap tenaga pendidik memiliki
kesadaran dan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi yang ada di dalam dirinya baik dari segi spiritual, keagamaan,

52


pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
leterampilan yang ada di dalam dirinya.

Penggunaan teknologi sebagai alat untuk pembelajaran di
sekolah saat ini bukanlah menjadi sesuatu yang baru, pada dasarnya
siswa telah diperkenankan dalam menggunakan media online dalam
pembelajaran tujuannya adalah agar memudahkan peserta didik
maupun guru dalam proses mengajar berlangsung. Media pembelajaran
online saat ini sedang marak dilakukan karena dengan mudah mencari
materi pelajaran dan menambah ilmu pengetahuannya sendiri dengan
menggunakan media online. (Elfiana dkk, 2021).

Dalam (Adiarsi et al., 2015) “Melaporkan pengguna smartphone
di Indonesia dengan penggunaan paling tinggi ada pada komunikasi
melalui internet, yakni sekitar 81,90 persen, dibawahnya ada web
browsing dan bermain game. Sisanya untuk streaming video, music atau
radio paling rendah menggunakan aplikasi pengolahan dokumen hanya
13,12 persen”. Data tersebut menunjukkan bahwa ada kenaikan yang
signifikan terhadap penggunaan komunikasi melalui internet dan
menjadi pilihan dalam kebutuhan informasi berita,baik dalam
penggunaan komunikasi melalui internet begitupun dalam aplikasi lain.
(Elfina dkk, 2021).

Dari adanya media online ini pesrta didik akan lebih fokus
mencari sumber belajar yang lebih luas melalui internet dsb. Sehingga
jika mereka merasa kesulitan mereka akan langsung mencarinya melalui
internet sebagai media pembelajaran online. Hal ini menyebabkan
kurangnya interaksi langsung antar peserta didik dalam proses
pembelajaran karena mereka merasa apa yang mereka butuhkan untuk
pembelajaran sudah terdapat pada internet. Secara tidak langsung
mereka mulai memiliki sikap individualisme.

53


Individulisme pada anak muda kekinian seperti peserta didik saat ini
sudah menjadi hal yang lumrah, mereka mulai lebih banyak berinteraksi
secara virtual. Bahkan dalam suatu tempat yang sama mereka sibuk
dengan handphone-nya masing-masing. Namun tak sedikit para pemuda
dapat menghasilkan sebuah prestasi melalui media pembelajaran online,
menurut mereka menyendiri atau bersikap individual lebih
mempermudah mereka dalam mengembangkan potensi bakat melalui
media pembelajaran online yang tidak berinterkasi langsung dengan
manusia. kebanyakan dari mereka yang merasa seperti itu memiliki
kepribadian tertutup atau biasa disebut dengan Introvert.

Daftar Pustaka
Arif. 2015. Individualisme Global Di Indonesia. Kediri : STAIN Kediri Press
Elfiana.(2021). Dampak Penggunaan Media Online Dalam Pembelajaran

Sosiologi Di SMA NEGERI 4 Maros. Pinisi Journal Of Sociology
Education Review; Vol. 1; No. 3.
https://blog.kejarcita.id/benarkah-pjj-membentuk-anak-
yangindividualis/
https://www.kompasiana.com/inyomanbramastrayana3966/634cac57
a65da81cf743dd02/perkembangan-teknologi-menyebabkan-
sifat-individualisme-dalam-masyarakat
https://www.researchgate.net/publication/337718384_INDIVIDUALIS
ME_ERA_MODERN_DIKAITKAN_DENGAN_TEORI_SOEKARNO_D
AN_ARISTOTELES
Idris. (2013). Hubungan Antara Gaya Hidup Modern Dan Prinsip
Individualisme Terhadap Perilaku Belajar Fisika Sma Negeri 17
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar. Vol 1. No. 2

54


PROFIL PENULIS

Nama : Ricca Mailatul Mauliyah
NIM : 210210302012
TTL : Jember, 21 Maret 2002
Motto : Simple is Special.

55


Kreativitas Teknologi Digital Kaum Milenial
by Eka Febriani Nur Rahmawati

Pendahuluan
Di zaman sekarang generasi milenial ini, telah banyak juga kemajuan dan
perkembangan-perkembangan teknologi. Pada bidang teknologi
komunikasi dan informasi. Komunikasi memang sudah sangat
berpengaruh dari beberapa aspekdi dalam kehidupan masyarakat,
ataupun sebaliknya di dalam semua aspek kehidupan masyarakat yang
menyentuk komunikasi. Komunikasi juga dapat menyampaikan apa yang
ada di dalam pemikiran dan hati nuraninnya kepada orang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Berkomunikasi juga dapat
membantu manusia mengetahui dunia di sekitar yang tidak di
ketahuinnya, dengan berkomunikasi kita dapat berinteraksi dengan
manusia lain secara tidak langsung.

Ada juga banyak media juga yang dapat kita cari di media sosial
contohnya anak-anak muda yang memajang karya-karya kreatif nya di
laman Instagram mereka pribadi. Yah, mereka juga biasa dijuluki
sebagai 'content creator'. Dimana mereka memanfaatkan platform
digital untuk mengekspresikan hasil karya-karya mereka agar bisa
dinikmati oleh masyarakat luas. Tentu hal-hal seperti ini yang
diharapkan ada dalam diri anak-anak muda Indonesia yaitu jiwa yang
kreatif dan inovatif yang mengikuti perkembangan zaman tanpa
meninggalkan norma-norma yang berlaku di daerah mereka masing-
masing.

Bersdasarkan hasil riset We Are Socia, sebuah lembaga riset
media sosial yang berasal dari Inggris bersama Hootsuite yang telah
dirilis Januari 2019 menunjukkan bahwa pengguna media sosial di
Indonesia sudah mencapai sebesar 150 juta orang dari total populasi
sebesar 268,2 juta jiwa. Sementara itu penggunaan media sosial melalui
gadget (handphone) sebesar 130 juta atau sekitar 48 persen dari
populasi (katadata.com, 2019). Data ini menunjukkan betapa besarnya
penggunaan media sosial dikalangan warga masyarakat Indonesia.

Dari data Global Digital tahun 2019 yang dilakukan oleh We Are
Sosial telah disebutkan bahwa terjadinya peningkatan penggunaan
media sosial dibanding 2018 lalu, dan penggunaannya didominasi oleh
kalangan muda di generasi Y dan Z Indonesia yakni usia antara 18-34
tahun. Riset ini dilakukan dalam rentang waktu Januari 2018 hingga
Januari 2019. Dalam riset terlihat bahwa penggunaan media sosial

56


didominasi oleh pria daripada pengguna wanita. Pengguna pria 18-24
tahun mendominasi sebesar 18 persen dibanding wanita sebesar 15
persen. Sementara untuk usia 25-34 tahun, pria tetap mendominasi
dengan 19 persen dan wanita 14 persen dari total pengguna
(kompas.com, 2019).

Pembahasan
Remaja Millenial Pengguna Media Sosial Sebagai Generasi Millenial
Perkembangan teknologi Kehidupan manusia tampaknya mustahil api
Pengembangan teknis, tentu saja membuat perubahan yang begitu besar
terhadap kehidupan manusia di dalamnya di berbagai bidang dan efek
nilai yang begitu besar budaya masyarakat, termasuk gaya hidup dan
pola piker.

Termasuk perangkat yang dimiliki masing-masing kelompok,
khususnya remaja ribuan tahun. Hal ini dikarenakan bentuk perangkat
yang serba guna dan sangat menarik serta memiliki banyak fungsi selain
untuk berkomunikasi, berbagi, berkreasi dan menghibur melalui audio,
video, gambar, tulisan, musik, dll.

Karakteristik inilah yang kemudian menjadikan media baru
dalam komunikasi anak muda milenium menggantikan komunikasi
tradisional tatap muka. Remaja milenial sangat mengandalkan teknologi
smartphone untuk berkomunikasi dengan generasi milenial lainnya.
Ruangan untuk hang out dan chatting menjadi lebih modern dan stylish.
Pecandu teknologi di bidang informasi dan komunikasi sangat mungkin
terjadi mudah dikenali, apalagi kecanduan itu dialami oleh kaum muda
milenial. Sebut saja kecanduan internet di sektor informasi dan
kecanduan ponsel di sektor komunikasi. Kecanduan yang berpotensi
mengubah gaya hidup generasi milenial saat ini. Internet adalah salah
satu teknologi yang banyak mereka gunakan. Riset yang diterbitkan oleh
Majalah Marketeers, dilakukan oleh MarkPlus Insight User Growth Rate.
Daya pikat internet dan media sosial berperan di sini penting untuk
pengembangan keterampilan komunikasi. Pemuda milenial saat ini
sangat peka terhadap perubahan teknologi sosial, mereka mengikuti
perkembangan tersebut dan menguasainya melalui proses pembelajaran
yang berdasarkan trial and error.

Hal di bawah ini merupakan beberapa faktor yang
menyebabkan remaja millenial menggunakan jaringan sosial sebagai
salah satu gaya hidup di masa sekarang :

57


1. Adanya setiap orang perlu diakui, terutama kaum muda
Generasi milenial yang sedang mencari identitas pasti
mebutuhkan lebih banyak pengakuan adanya aktif di media
social, kaum Milenial mudah diperhatikan keberadaannya.

2. Setiap orang membutuhkan perhatian, baik seecara langsung
maupun tidak langsung. Perhatian dapat diberikan melalui
kata- kata atau tindakan. Perhatian paling sederhana dan
termudah adalah melalui Teks. Oleh karena itu, generasi
milenial yang sedang tumbuh menjadi dewasa pasti
membutuhkan perhatian lebih dan mereka ingin segera
menarik perhatian dan tetap memilih menggunakan media
social untuk mendapatkan perhatian.

3. Pendapat, pendapat adalah orang lain tentang sesuatu.
Pendapat itu persepsi seseorang dan dapat setiap orang
mungkin berbeda. Pilih sesuatu atau dapatkan ide-ide positif
unuk menyelesaikan suatu masalah. Akibatnya, generasi
milenial sering merangkul media dan fitur online berdiskusi
untuk bertukar pendapat.

4. Citra yang berkembang. Setiap orang ingin memiliki citra yang
baik. Pertama-tama terbaik. Remaja milenial yang cenderung
tidak konsisten dan ingin dilihat oleh semua orang
menginginkan citra yang baik. Pemuda milenial melalui media
social dapat dengan mudah menunjukkan manfaatnya untuk
didapatkan rendering instan.

Pemanfaatan digita Bagi kaum Milenial Indonesia
Dengan adanya perkembangan zaman yang memajukan teknologi digital
di Indonesia, membuat kaum milenial semakin membara untuk
memanfaatkannya. Teknologi digital sendiri memiliki fungsi dan manfaat
yang bisa dirasakan oleh masyarakat khusunya kaum milenial di
Indonesia. beberapa fungsi dan manfaat diantaranya adalah untuk
membantu pekerjaan dalam membuat, mengubah, menyimpan,
menyampaikan informasi dan menyebarluaskan informasi secara cepat
dan berkualitas serta efisien. Berikut adalah beberapa fungsi dan
manfaat teknologi digital bagi kalangan milenial di Indonesia.

Pada era digital saat ini, kaum milenial di Indonesia
memanfaatkan teknologi digital dalam bebrapa bidang :

1. Bidang telekomunikasi

58


Tercatat melalui riset yang dilansir oleh
wearesocial.sg bahwa pada tahun 2017 terdapat 132 juta
pengguna internet di Indonesia dengan angka pertumbuhan
sebanyak 51% hanya dalam setahun. Pada saat ini semua
masyarakat khususnya kaum milienial di Indonesia
bertelekomunikasi dengan menggunakan alat yang canggih
secara cepat dan mudah. Tidak hanya itu, membuat konten
digital dengan mudah dapat dilakukan oleh kaum milenial di
Indonesia dengan melalui berbagai macam platform digital
seperti website, blog, hingga sosial media dengan menggunakan
berbagai macam alat dari teknologi digital seperti komputer,
laptop, hingga telepon genggam atau Smartphone.
2. Bidang Pendidikan

Dimanfaatkan oleh kaum milenial di Indonesia.
Penggunaan alat canggih seperti Komputer dan Smartphone
sangat membantu kaum milenial dalam mendapatkan sumber
informasi mengenai materi pembelajaran melalui beberapa
aplikasi pendukung yang berhubungan dengan dunia
pendidikan di Indonesia. Tidak hanya itu, kaum milenial juga
bisa mengakses materi pembelajaran dari luar negeri dengan
membuka beberapa website khusus yang ada pada internet.
Kemudian, kaum milenial juga memanfaatkan teknologi digital
ini sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi dan minat
belajar khususnya dalam pendidikan dan teknologi.
3. Bidang Perbankkan

Dimanfaatkan oleh kaum milenial. Dengan adanya
perkembangan zaman yang membuat teknologi digital di
Indonesia semakin canggih, perbankan di Indonesia juga dibuat
semakin canggih. Dengan adanya teknologi mesin ATM, semua
nasabah termasuk kaum milenial bisa dengan mudah menarik
uang tabungan mereka. Tidak hanya itum, perkembangan
teknologi digital juga telah menciptakan teknologi M-Banking
sehingga memudahkan masyarakat khususnya kaum milenial
untuk bertransaksi atau mengatur keuangan mereka pada
bank.
4. Dunia Pekerjaan

Dengan adanya inovasi yang ada pada teknologi
digital, sangat memudahkan pekerjaan masyarakat Indonesia
khususnya kaum milenial. Contohnya pada dunia bisnis yang

59


memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk
atau jasa. Tidak hanya itu, penggunaan E- commerce juga
digunakan oleh masyarakat khususnya kaum milenial untuk
melakukan jual beli secara online dengan mudah dan cepat.

Kesimpulan
Generasi milenial yang sedang mencari identitas pasti

mebutuhkan lebih banyak pengakuan adanya aktif di media social, kaum
Milenial mudah diperhatikan keberadaannya. Oleh karena itu, generasi
milenial yang sedang tumbuh menjadi dewasa pasti membutuhkan
perhatian lebih dan mereka ingin segera menarik perhatian dan tetap
memilih menggunakan media social untuk mendapatkan perhatian. Yang
berkembang. Setiap orang ingin memiliki citra yang baik.

Remaja milenial yang cenderung tidak konsisten dan ingin
dilihat oleh semua orang menginginkan citra yang baik. Dengan adanya
perkembangan zaman yang memajukan teknologi digital di Indonesia,
membuat kaum milenial semakin membara untuk memanfaatkannya.
Teknologi digital sendiri memiliki fungsi dan manfaat yang bisa
dirasakan oleh masyarakat khusunya kaum milenial diIndonesia.

Tercatat melalui riset yang dilansir oleh wearesocial.sg bahwa
pada tahun 2017 terdapat 132 juta pengguna internet di Indonesia
dengan angka pertumbuhan sebanyak 51% hanya dalam setahun. Pada
saat ini semua masyarakat khususnya kaum milienial di Indonesia
bertelekomunikasi dengan menggukan alat yang mudah.

Daftar Pustaka
Ahmad, A. (2020). Media Sosial dan Tantangan Masa Depan Generasi

Milenial.
Ainiyah, N. (2018). Remaja Millenial dan Media Sosial: Media Sosial

Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial. Jurnal
Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 221–236. htt
Avant Garde, 8(2), 134. https://doi.org/10.36080/ag.v8i2.1158
Ekonomi, J., Volume, K. P., Puspita, V., & Triyanto, D. (2020). KEMISKINAN
DI KOTA BENGKULU. 3.
Sinaga, Y. H. (2019). Dampak Penggunaan Gadget Dalam Ibadah Remaja
Di GBI Plaza Pondok Gede Bekasi. 1–6.

60


PROFIL PENULIS

Nama : Eka Febriani Nur Rahmawati
NIM : 210210302014
TTL : Ponorogo, 4 Februari 2003
Motto :-

61


Praktisnya Canva Dalam Media Digital Pembelajaran
by Grey Ardia Anggraini

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan tersebut berdampak pada
kegiatan pengajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran lebih
menyenangkan. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia dalam hal
ini guru yang memiliki kemampuan untuk merespon perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama aplikasinya dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah
suatu keharusan dari penyelenggaraan Pendidikan yang berkualitas di
setiap sekolah. Pendidikan yang berkualitas menjadi bagi sumber daya
manusia yang berkualitas. Salah satu tolak ukurnya adalah bagaimana
dunia pendidikan dilaksanakan secara berkesinambungan pada segala
aspek kehidupan. Pendidikan sebagai mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, yang siap terhadap segala perubahan zaman
Agar terwujudnya sumber daya manusia yang bermoral dan bermartabat
maka Pendidikan berperan penting (Nasrullah 2018). Keberhasilan
proses pembelajaran salah satunya disebabakan oleh kesiapan faktor
guru. Untuk itu dibutuhkan penguasaan IPTEK, stratgei pembelajaran
untuk digunakan dalam kelas (Ramli 2018). Dengan kata lain,
pembelajaran berkualitas dimulai dari pendidik (guru yang berkualitas.
Apabila guru bertambah baik dari hari kehari, maka Pendidikan juga
akan bertambah baik dan berkualitas.

Dididik dengan cara Guru bertanggung jawab atas
pelaksanaannya sistem pembelajaran untuk berhasil diilakukan dengan
sukses sistem pembelajaran kelas tergantung skill dan kemampuan guru
dalam memotivasi siswa. Guru atau instruktur bekerja lebih banyak
sebagai fasilitator pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan pendukung
memiliki kemampuan mengembangkan bahan pelajaran mengajar siswa
untuk memahami. Belajar secara efektif dan menyenangkan adalah
karakter kolaboratif dan berpusat pada peserta didik. Untuk itu, media
digunakan untuk tujuan tersebut mengajar dan membuat siswa merasa
konten yang nyaman dan mudah dipahami literatur. Media pembelajaran
harus memperhatikan efisiensi ilustrasi dapat digunakan untuk
mengirim pesan ke peserta pendidikan. Dengan demikian, media
pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi penghubung
antara guru dan siswa dalam penyampaian meteri pelajaran.

62


Penggunaan teknologi belajar sangat diperlukan merencanakan,
menganalisis, mengevaluasi, mengembangkan dan menerapkan ateri
dalam pembelajaran Pembelajaran yang efektif itu diperbolehkan oleh
proses siswa memperoleh keterampilan Pengetahuan dan sikap tertentu,
ya dapat termotivasi mengajar (Isman, 2011). Jadi pada kesimpulan
bahwa rencana studi merencanakan suatu kegiatan berdasarkan tujuan
yang ditetapkan secara sistematis juga dicapai dengan proses manual
pembelajaran berbasis teknologi menghasilkan secara efektif. teknologi
yang digunakan untuk keperluan. Belajar disebut juga dengan media.
Manfaat dapat merasa besar ketika media digunakan secara optimal.
Adanya audiovisual dalam lingkungan belajar, Eksplorasi, Eksperimen
dan penemuan dan mempromosikan pengembangan siswa untuk
berbicara dan mengungkapkan pikirannya. Keheningan dan suara audio
visual gerakan visual adalah dua jenis media audiovisual (Djamarah &
Zain, 2010). Kelebihan media audiovisual adalah penyampaian pesan
dapat disampaikan secara lisan dan tulisan jelas, di latar belakang ruang
yang tidak memadai, Waktu dan panca indera dapat digunakan untuk
pembelajaran sekolah.

Konten audiovisual adalah bagian dari Penting agar presentasi
menjadi lebih menarik. Untuk membuat konten Audiovisual
membutuhkan keahlian tersendiri khususnya dalam desain komunikasi
pembelajaran yang menarik. Satu dari aplikasi alternatif adalah Canva.
Aplikasi Canva Gratis dan pembayaran online yang mudah penggunaan
termasuk dalam desain komunikasi pembelajaran. kain adalah salah satu
aplikasi online yang kita dapat menggunakannya untuk membuat media
belajar.

Keberhasilan proses belajar adalah salah satu cara komunikasi
menggunakan desain yang menarik sehingga perhatian siswa terpusat
materi yang disajikan. aplikasi Canvas digunakan dalam desain media
pembelajaran sangat akurat, karena berisi template yang dapat
digunakan isi template desain dengan menarik, seperti itu dikembangkan
dalam studi ini. Murid dapat memahami materi dengan baik jika
perlengkapan sekolah yang terbuat dari menarik. Multimedia
Mengintegrasikan indra manusia memfasilitasi perolehan keterampilan
dan pemahaman siswa (Said, 2016).

Desain materi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran adalah faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media yang sesuai
agar siswa merasa nyaman dan mudah memahami materi. Ada banyak

63


template yang tersedia di Canva dapat digunakan untuk infografis, grafis,
poster, presentasi, brosur, logo, CV, pamflet, dokumen A4, poster, kartu,
majalah, komik, sampul majalah, undangan, kolase, kartu bisnis,
wallpaper, laporan, sertifikat, sampul buku, animasi media sosial, iklan,
menu, video, label, lembar kerja, jadwal kelas, kalender, kartu ID, sampul
CD, presentasi rencana, acara, sampul ebook, dan storyboard.

Desain bukan hanya kegiatan menggambar permukaan datar
(dua dimensi) atau membuat gambar bergerak (animasi) menggunakan
perangkat teknologi, yaitu bukan hanya untuk membuat/menghasilkan
formular penampilan/citra. Menggambar atau membuat gambar dalam
bidang desain hanyalah salah satunya. bagian dari keseluruhan rantai
proses desain di mana "gambar desain" dibuat salah satu “hasil” dari
“proses desain”, bukan tujuan utama dari desain. Namun harus diakui
pula bahwa dalam bidang seni rupa (desain dipahami sebagai bagian dari
seni rupa), hasilnya Akhir dari proses desain berupa gambar, tetapi
desainnya produk harus benar-benar solusi global yang mampu
memberikan hanya bisa tercipta dengan melalui proses desain yang
bertahap dan sistematis metode desain yang benar (Said, 2016).

Daftar Pustaka
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta
Isman, A. (2011). "Instructional Design In Education: New Model". TOJET:

The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(1), 136–
142.
Nasrullah, M., Ilmawati, I., Saleh, S., Niswaty, R., & Salam, R. (2018). "Minat
Menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Makassar". Jurnal Ad’ministrare, 5(1), 1–6.
Ramli, A., Rahmatullah, R., Inanna, I., & Dangnga, T. (2018). "Peran Media
Dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar". Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Negeri Makassar, 5–7.
Said, A. A. (2016). "Desain Multimedia Pembelajaran". Seminar Nasional
“Revitalisasi Pendidikan Seni Dan Desain Sebagai Basis
Pengembangan SDM,” 1, 239

64


PROFIL PENULIS

Nama : Grey Ardia Anggraini
NIM : 210210302015
TTL : Sidoarjo, 7 Januari 2003
Motto : Banyak memiliki bakat terpendam, cuma
ya gitu, kependam.

65


Media Sosial dan Kapitalisme, Siapa yang Mengendalikan?
by Muhammad Sandy Wijaya

Abstrak
Perkembangan teknologi pada masa kini semakin menjadi-jadi. Pasalnya,
sebagian besar Generasi Z, atau Gen Z sudah lihai dengan penggunaan
HandPhone. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa
adalah pasar yang besar. Kebebasan berekspresi yang dibatasi oleh
peraturan dan kebijakan pemerintah menuai pro dan kontra di
masyarakat Essay ini menggunakan pembahasan melalui kajian dari
Jurnal, Website, beberapa review melalui media Youtube guna
mengetahui pengalaman pendalaman para kreator Youtube dan
imajinasi penulis kemungkinan bisa memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Pendahuluan
Perkembangan teknologi pada masa kini semakin menjadi-jadi. Pasalnya,
sebagian besar Generasi Z, atau Gen Z sudah lihai dengan penggunaan
HandPhone. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa
adalah pasar yang besar. Pengguna smartphone Indonesia juga
bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di
Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia
akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar
keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. (Rahmayani, 2019)
Media Sosial adalah media online yang sebagai interaksi sosial. Media
Sosial menggunakan teknologi berbasis web dengan mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa jenis situs media sosial
populer saat ini antara lain Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, hingga
Youtube. (Fuji, 2021) Selain, sebagai media interaktif media sosial juga
memiliki fungsi sebagai sarana untuk menyampaikan baik aspirasi
maupun kritik. Misalnya dalam penggunaan aplikasi Tiktok, kita akan
menemukan beberapa video mengenai kritik terhadap kapitalisme
pemerintah baik itu pedas maupun mendukung.

Membahas mengenai kapitalisme, pertama kita harus
memahami dulu asumsi-asumsi dasar media yang melatar belakangi
media massa. Pertama, institusi media menyelenggarakan produksi,
reproduksi, dan distribusi pengetahuan dalam pengertian serangkaian
simbol yang mengandung acuan bermakna tantang peng- alaman dalam

66


kehidupan sosial. Dalam hal ini media massa memiliki posisi yang begitu
penting dalam proses transformasi pengetahuan. Asumsi dasar kedua
ialah media massa memiliki peran mediasi antara realitas sosial yang
objektif dengan pengalaman pribadi. Media massa menyelenggarakan
kegiatannya dalam lingkungan publik. Pada dasarnya media massa dapat
dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara luas. (Nasution,
2012)

Media Sosial dan Kapitalisme Pemilik Modal
Perkembangan media sosial yang cukup melesat membuat masyarakat
bebas mengutarakan ekspresinya, tak jarang mereka sampai lupa akan
batasan kebebasan tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia mempunyai kebijakan dan aturan untuk membatasi
kebebasan masyarakat dalam mengutarakan ekspresinya. Misalnya,
kasus penghinaan Ibu Negara di Twitter oleh seorang Komikus berisial
KJ dari Yogyakarta. (Noorca, 2022)

Kasus penghinaan tersebut sebenernya merupakan hal yang
biasa bagi kalangan masyarakat Indonesia, bahkan kasus sebelumnya,
Presiden Indonesia ketuju pun tak luput dari penghinaan itu. Namun,
apabila hal negatif seperti penghinaan itu dibiarkan, akan menjadi
seperti apa media sosial di negeri ini. Mengutip dari kompas.com,
Microsoft merilis laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang
mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat
berkomunikasi di dunia maya. Dalam riset ini, warganet Indonesia
menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan
di wilayah tersebut. Tingkat kesopanan warganet Indonesia memburuk
delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat
kesopanan semakin buruk. Urutan pertama dihuni oleh netizen
Singapura yang juga menempati peringkat keempat secara global,
dengan total 59 poin. (Pertiwi, 2021)

Kebebasan berekspresi yang dibatasi oleh peraturan dan
kebijakan pemerintah menuai pro dan kontra di masyarakat. Misalnya
pada kasus ancaman pemblokiran Aplikasi yang belum melakukan
pendaftaran PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) kepada Sistem
Kominfo. Mengutip dari kompas.com hPemblokiran layanan dari PSE
Lingkup Privat tersebut setidaknya dilandasi dengan dua aturan.
Pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP 71/2019). Kedua,
Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara

67


Sistem Elektronik Lingkup Privat (Permen Kominfo 5/2020). Untuk lebih
lengkapnya, berikut ulasan mengenai kebijakan PSE. (Hardiansyah,
2022) Sekarang, kita mengerti kominfo memegang kendali atas media
sosial di negeri ini, lembaga intitusi yang dinaungi langsung oleh
pemerintah Indonesia secara tidak langsung bisa saja memusnakan
perkembangan informatika melalui kebijakannya.

Kekuasaan pemilik modal adalah kekuasaan yang dimiliki
pemilik modal atas dua jenis dasar potensi kontrol atas lingkungan
simbolik. Pertama dan yang paling jelas, mereka mampu mengatur
output dari divisi mereka sendiri secara langsung, baik oleh intervensi
dalam operasi sehari-hari. Atau dengan menetapkan tujuan umum dan
pemahaman dan menunjuk staf manajerial dan editorial untuk
melaksanakannya dalam batasan yang ditetapkan dengan alokasi
keseluruhan sumber daya. Kedua, mereka juga mungkin dapat
mempengaruhi strategi perusahaan mereka tidak memiliki dalam peran
mereka sebagai pesaing atau pemasok. (Istarno, 2000)

Konten Media dan Sistem Kapitalisme
Konten Media merupakan isi dari media massa yang tidak pernah bisa
bebas nilai (value free) karena media selalu memiliki kepentingan (value
laden). Konten media merefleksikan realitas sosial dengan sedikit
distorsi atau tanpa distorsi. Konten media juga dipengaruhi oleh
sosialisasi dan sikap pekerja media. Konten media juga dipengaruhi oleh
rutinitas media. Konten media dipengaruhi oleh institusi sosial lain dan
tekanan atau kekuatan lain, Konten media merupakan fungsi dari posisi
ideologis dan pemeliharaan status-quo. Surat kabar atau media massa
secara umum isinya dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar.
Kelompok pertama adalah berita (news), kelompok dua yaitu opini
(views), dan kelompok ketiga adalah iklan (advertising). (Istarno, 2000)

Era reformasi memberikan angin segar bagi kehidupan media
massa di Indonesia. Perubahan sistem politik otoriter menjadi
demokratis, memberikan kebebasan demikian luas dalam pratik media.
Puluhan media massa lahir, sementara yang telah ada semakin
berkembang melebarkan sayap bisnisnya. Kondisi ini tentu
menguntungkan bagi publik, karena konten media kian beragam dan
pilihan informasi tak lagi terbatas. Idealnya begitu. Namun yang terjadi
jauh panggang dari api. Jika di era otoriter media massa dikontrol oleh
negara, maka di era demokrasi media justru tunduk pada hukum pasar.

68


Media di Indonesia masuk pada free market-driven environment.
(Yoedtadi, 2021)

Liberalisasi media cenderung mendorong kepada konsentrasi
kepemilikan media. Terbentuklah kartelisasi kepemilikan media (Tapsel,
2012). Templin (2009) menyebutnya sebagai gejala lahirnya oligopoli
media, yakni penguasaan kepemilikan media hanya oleh segelintir
pengusaha. Akibatnya, terjadi komersialisasi konten. Menurut Fuchs
(2010) komersialisasi menyebabkan konten yang populer dan sesuai
selera pasar mendominasi wajah media arus utama. Kondisi yang lebih
memprihatinkan adalah kian menguatnya pengaruh kepentingan politik
pemilik media dalam kebijakan redaksi. (Yoedtadi, 2021)

Pada kenyataannya kondisi ideal sulit terjadi. Ketika media
tunduk pada hukum pasar, maka yang terjadi adalah kecenderungan
menyingkirkan pelaku pasar yang tidak memiliki kapasitas modal
memadai, dan mendikte media agar menghidari isu-isu yang tak sesuai
dengan kepentingan ekspansi dan akumulasi modal (Hidayat, 2003).
Artinya, ketika media hanya mengejar keuntungan, maka konten media
akan mengabaikan topik-topik yang dinilai tidak memberikan laba.
Terjadilah marginalisasi terhadap tema-tema non- komersial (edukasi,
informasi berkualitas, transformasi nilai luhur, penjaga demokrasi).
Habermass (dalam Fuchs, 2010) menyebut gejala ini sebagai kolonisasi
ruang publik oleh kekuatan pasar (market imperatives). Inilah yang
terjadi saat ini, media dikendalikan oleh ideologi kapitalis (Apuke, 2017)
Dalam sistem media kapitalis, kita dapat membayangkan bagaimana
posisi publik yang hanya ditempatkan sebagai objek dari transaksi bisnis.
Hubungan publik dan media tak lebih sebagai konsumen dan produsen.
Dalam transaksi bisnis, maka konsumen dengan populasi terbesar akan
mendapat perhatian dan layanan terbaik. Pendeknya media hanya
berfokus pada selera konsumen terbesar. Selera konsumen minoritas,
cenderung diabaikan (Syahputra, 2013). Baker (2007) menyoroti bahaya
konsentrasi kepemilikan media pada keragaman isi. Pemusatan
kepemilikan media di tangan segelintir konglomerat, mengakibatkan
menghilangnya keragaman isi media. Media hanya akan melayani agenda
dari sistem ekonomi, politik dan sosial dari kelompok yang memiliki
posisi dominan (Ibrahim dan Akhmad, 2014).

Media Alternatif untuk Melawan Kapitalisme Media Sosial
Dalam konteks kuasa media kapitalis, kita dapat mengambil

konsep hegemoni dari Gramsci. Secara umum hegemoni dapat

69


didefinisikan sebagai pengaruh, kekuasaan, atau dominasi dari sebuah
kelompok sosial terhadap kelompok sosial lain melalui konsensus dan
paksaan (Fontana, 2008). Di bawah sebuah budaya hegemonis, sebagian
mendapat keuntungan sementara yang lainnya merugi. Publik rentan
terhadap pengaruh dari ketidakseimbangan kekuasaan yang sering kali
tidak kentara. Maksudnya, orang cenderung untuk mendukung dengan
patuh ideologi dominan dari sebuah budaya. Hegemoni dapat dipahami
lebih lanjut dengan melihat budaya korporat pada masa kini, dimana –
menggunakan pemikiran Marx – ide-ide untuk menguasai adalah ide-ide
yang dimiliki oleh kelas yang berkuasa. (Yoedtadi, 2021)

Kelompok dominan dengan mudah melakukan hegemoni.
Berpijak pada asumsi Marx bahwa para kapitalis pemilik pabrik yang
menguasai alat produksi akan menguasai produksi material, maka para
konglomerat yang menguasai media akan menguasai produksi
inmaterial, yakni budaya dan intelektual. Namun tak semua elemen
masyarakat menerima hegemoni media kapitalis. Sebagian khalayak
yang selama ini kepentingan dan aspirasinya tak terwadahi media arus
utama, beralih membangun medianya sendiri. Inilah yang dinamakan
media alternatif. Media alternatif adalah media yang menawarkan
demokrasi komunikasi bagi orang- orang yang selama ini dikecualikan
dari produksi media. (Syahputra, 2013)

Dalam konteks kuasa media kapitalis, kita dapat mengambil
konsep hegemoni dari Gramsci. Secara umum hegemoni dapat
didefinisikan sebagai pengaruh, kekuasaan, atau dominasi dari sebuah
kelompok sosial terhadap kelompok sosial lain melalui konsensus dan
paksaan (Fontana, 2008). Di bawah sebuah budaya hegemonis, sebagian
mendapat keuntungan sementara yang lainnya merugi. Publik rentan
terhadap pengaruh dari ketidakseimbangan kekuasaan yang sering kali
tidak kentara. Maksudnya, orang cenderung untuk mendukung dengan
patuh ideologi dominan dari sebuah budaya. Hegemoni dapat dipahami
lebih lanjut dengan melihat budaya korporat pada masa kini, dimana –
menggunakan pemikiran Marx – ide-ide untuk menguasai adalah ide-ide
yang dimiliki oleh kelas yang berkuasa. Kelompok dominan dengan
mudah melakukan hegemoni. Berpijak pada asumsi Marx bahwa para
kapitalis pemilik pabrik yang menguasai alat produksi akan menguasai
produksi material, maka para konglomerat yang menguasai media akan
menguasai produksi inmaterial, yakni budaya dan intelektual. (Fontana,
2008) Kendala yang sering dihadapi oleh media alternatif adalah faktor
modal. Seringkali mereka didirikan dan dikelola tanpa modal memadai.

70


Kesimpulan
Prinsip media alternatif menentang cara media kapitalis

beroperasi justru menggerogoti daya hidupnya. Menarik disimak adalah
media alternatif dengan platform media sosial, antara lain Facebook dan
Twitter. Keduanya selain menjadi media publikasi kelompok marginal,
juga digunakan sebagai instrumen komunikasi para aktivis politik. Dalam
perkembangannya, media sosial tak hanya menarik publik ke dalam
sistem media demokratis, tetapi menarik perhatian para kapitalis untuk
mengeksploitasi keuntungan di dalam pasar media baru (Gehl, 2015).
Facebook, Instagram, Twitter dan berbagai aplikasi berbasis Web 2.0
telah memancing datangnya investor untuk menaikkan valuasi
perusahaan menjadi miliaran dollar. Pada akhirnya, tak jauh berbeda
dengan media arus utama, media sosial menjadi korporasi pencari laba.
Jadi siapa yang mengendalikan Media Sosial dan Kapitalisme? Silahkan
simpulkan sendiri!

Daftar Pustaka

Erdogan, Irfan. (2016). Missing Marx: The Place of Marx in Current

Communication Research and the Place of Communication in Marx

Work. In Christian Fuchs & Vincent Mosco (eds). Marx and the

Political Economy of the Media. Leiden: Koninklijke Brill nv.

Fontana, Benedetto. (2008). Hegemony and Power in Gramsci. In Richard

Howson dan Kylie Smith (eds). Hegemony: Studies Consensus and

Coercion. New York: Routledge.

Fuji, A. (2021). Mengenal Fungsi Media Sosial, Berikut Pengertian dan

Jenisnya. Merdeka.Com.

https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-fungsi-media-

sosial-berikut-pengertian-dan-jenisnya-kln.html

Hardiansyah, Z. (2022). Kenapa WhatsApp, Facebook, Google dkk

Terancam Diblokir Kominfo di Indonesia? Kompas.Com.

https://tekno.kompas.com/read/2022/07/18/11010077/kena

pa-whatsapp- facebook-google-dkk-terancam-diblokir-kominfo-

di-indonesia?page=all

Istarno, R. (2000). KEKUASAAN PEMILIK MODAL DALAM STRUKTUR

KAPITALISME MEDIA (Studi Ekonomi Politik Produksi Konten Surat

Kabar Radar Banten). Jurnal Lontar, 4(2), 1–76.

71


Nasution, Z. (2012). KAPITALISME MEDIA. Komunikasi.Um.

http://komunikasi.um.ac.id/2012/05/kapitalisme-media/

Noorca, D. (2022). Polisi Usut Kasus Dugaan Penghinaan Ibu Negara di

Twitter.

Pertiwi, W. K. (2021). Tingkat Kesopanan Orang Indonesia di Internet

Paling Buruk Se-Asia Tenggara. Kompas.Com.

https://tekno.kompas.com/read/2021/02/25/12022227/tingk

at-kesopanan- orang-indonesia-di-internet-paling-buruk-se-

asia-tenggara?page=all

Rahmayani, I. (2019). Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia.

Kominfo.Go.Id.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-

raksasa- teknologi-digital-asia/0/sorotan_media

Rusadi, Udi. (2015). Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori

dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suarasurabaya.Net.

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/polisi- usut-

kasus-dugaan-penghinaan-ibu-negara-di-twitter/

Tapsell, Ross. (2012). Old Tricks in a New Era: Self-Censorship in

Indonesian Journalism. Asian Studies Review, vol. 36: 227-245.

Yoedtadi, M. G. (2021). Media Alternatif Di Era Digital: Melawan

Kapitalisme Media Baru. Researchgate.Net, January.

https://www.researchgate.net/profile/Moehammad_Yoedtadi/

publication/34

8879580_MEDIA_ALTERNATIF_DI_ERA_DIGITAL_MELAWAN_KA

PITALISME_

MEDIA_BARU/links/60140f0e45851517ef22f2a2/MEDIA-

ALTERNATIF-DI- ERA-DIGITAL-MELAWAN-KAPITALISME-

MEDIA-BARU.pdf

72


PROFIL PENULIS

Nama : Muhammad Sandy Wijaya
NIM : 210210302016
TTL : Jember, 15 Agustus 2003
Motto : Dilakoni, Dilalui, Barkui, Pasti Mari Sing
Penting Ngajeni.

73


Sistem Pembelajaran Melalui Digitalisasi Elektronik
by Indah Pratiwi Mayori Mayangsari

Pada abad modern saat ini, teknologi sangat tidak terbatas.
Segala sesuatu berkembang sangat pesat dengan adanya teknologi.
Muncul rasa keingintahuan manusia terhadap teknologi semakin besar.
Kemajuan teknologi berimbas pada setiap sendi kehidupan. Sehingga
segala kebutuhan manusia, baik sandang, pangan, papan, bahkan
kebirokrasian dapat terpenuhi dan dipermudah oleh teknologi. Adanya
inovasi baru yang muncul dari perkembangan teknologi, menandakan
bahwa manusia telah masuk di era digital. Era digital merupakan suatu
era yang segala aspek kehidupan manusia telah dipermudah oleh
kecanggihan teknologi yang berupa sistem digital.

Salah satu bidang kehidupan yang menggunakan sistem digital
adalah di bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan merupakan sistem
pembelajaran yang medayagunakan teknologi digital dalam setiap
aspeknya, baik dari metode, kurikulum, media, bahkan sistem
administrasi. Digitalisasi pendidikan Indonesia harus dilaksanakan
dengan keterbatasannya selama merebaknya pandemi Covid-19. Adanya
pandemi membatasi aktivitas fisik, termasuk pembelajaran tatap muka,
di semua jenjang pendidikan.

Pendidikan berkembang pesat di era digital saat ini, sebenarnya
semua kalangan bisa menikmati kemajuan teknologi, baik orang dewasa
maupun anak-anak. Dalam dunia pendidikan, teknologi juga
dimanfaatkan dalam interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Teknologi pendidikan memudahkan para guru untuk
mengembangkan sistem pembelajaran yang inovatif dengan
menggunakan berbagai sumber belajar dari Google pun youtube
sehingga hal tersebut membuat pembelajaran lebih menarik dan tidak
membosankan bagi peserta didik.

Padahal, digitalisasi pendidikan memiliki manfaat yang sangat
besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Manfaat digitalisasi
pendidikan antara lain, misalnya 1) Pembelajaran tidak dibatasi waktu;
2) jumlah kapasitas kelas tidak dibatasi; dan 3) proses belajar mengajar
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. 4 Di sisi lain, penggunaan
sistem digital dalam dunia pendidikan juga memiliki dampak negatif,
misalnya. Kesulitan anak dalam memahami materi, menerima instruksi,
kemalasan anak dalam belajar, penyalahgunaan teknologi dalam

74


pembelajaran daring. kurangnya perhatian terhadap anak dan sulitnya
membentuk karakter anak didik.

Kesadaran bahwa dunia pendidikan khususnya guru akan terus
didorong untuk menggunakan perangkat digital termasuk
penyelenggaraan pembelajaran dalam format online harus dilaksanakan
secara terstruktur, sistematis dan masif. Upaya ini merupakan langkah
strategis untuk menjawab fenomena Revolusi Industri 4.0 yang sarat
dengan konten yang digunakan perangkat digital dalam kehidupan
sehari-hari.

Sekolah harus menjadi lembaga pendidikan pertama yang
menanamkan pada setiap siswa pemahaman bahwa mereka harus mahir
dengan perangkat digital. Hal ini diperlukan karena sekolah merupakan
tumpuan berbagai pihak yang mempersiapkan setiap siswa untuk
meraih hasil yang cakap di kehidupan mendatang.

Mencermati beberapa referensi tipologi capaian pendidikan,
ditemukan dua tipologi capaian pendidikan dalam pelaksanaan setiap
program untuk setiap siswa. Pertama, pelatihan khas siswa untuk
menjadi insan knowing. Kedua, tipikal yang melatih siswa untuk menjadi
insan being. Pendidikan dengan tipikal knowing adalah upaya untuk
memperlakukan setiap siswa hanya mengetahui pengetahuan tanpa
lebih menekankan pentingnya dan kegunaan pengetahuan yang dimiliki
setiap siswa. Jika siswa memahami informasi yang diberikan, siswa
dianggap telah menyelesaikan pendidikannya. Pendidikan dengan tipikal
being, memberi perlakuan yang baik . Informasi yang diberikan tidak
hanya informasi siswa, tetapi juga harus diimplementasikan atau
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menerima pengetahuan,
siswa memiliki tanggung jawab untuk dapat menerapkan pengetahuan
itu dalam kehidupan mereka.

Sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan yang menjadi
ujung tombaknya, harus mampu memperlakukan siswanya sedemikian
rupa sehingga menjadi insan being bukan menjadikan insan knowing.
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki setiap siswa berguna dalam
kehidupannya saat ini dan masa depan.

Dalam upaya menjadikan siswa sebagai outcomes yang
bernuansa knowing, salah satu upayanya adalah dengan
memperkenalkan penggunaan perangkat digital dalam pembelajaran.
Memperkenalkan penggunaan perangkat digital dalam pembelajaran
yang dipimpin guru setidaknya membawa dua keuntungan. Pertama,
mempermudah pembelajaran bagi guru dan siswa. Kedua, siswa

75


memiliki kebiasaan dan keterampilan untuk dengan mudah dan cepat

beradaptasi dengan fenomena kehidupan yang dibentuk oleh

penggunaan perangkat digital karena mereka telah memiliki

pengetahuan dasar yang diperlukan.

Salah satu penerapan platform teknologi tersebut adalah

penggunaan perangkat digital dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

para guru di masing-masing sekolah penggerak. Penggunaan perangkat

digital merupakan kegiatan yang tidak dapat dihilangkan atau

dikecualikan. Maka dari itu, guru harus menjadi elemen pedagogis

pertama yang menggunakan perangkat digital untuk membuat

pembelajaran lancar dan mudah. Penggunaan perangkat digital dalam

pembelajaran bertujuan untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan

efisiensi, meningkatkan inspirasi dan mengadopsi pendekatan yang

dipersonalisasi.

Dengan pembelajaran yang diwarnai dengan penggunaan

perangkat digital, tidak menutup kemungkinan setiap siswa tertantang

untuk terus meningkatkan kemampuannya. Dengan menggunakan

kesempatan yang ditawarkannya, setiap siswa akan memperoleh

keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghadapi kehidupan

sekarang dan masa depan. Tentu saja, Anda tidak hanya dapat

mengandalkan guru, tetapi juga semua elemen sistem pendidikan.

Setelah melihat tahapan pelaksanaan program sekolah

penggerak, akhirnya semua sekolah harus menjadi sekolah penggerak

yang tahu bagaimana menggunakan perangkat digital dalam

pembelajaran dan pengelolaan sekolah.

Menyikapi hal tersebut, setiap sekolah khususnya sekolah

penggerak memiliki kewajiban untuk dapat

mengimplementasikannya.Oleh karena itu, sekolah yang tidak terlibat

dalam program ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan

perangkat digital sedini mungkin dalam pembelajaran dan pengelolaan

sekolah. Tulang punggung sekolah ini adalah klaim untuk merespon

fenomena Revolusi Industri 4.0.

Namun di sisi lain dalm penggunaan digitalisasi dalam sistem

pembelajaran tentunya memiliki dampak positif dan negatif, pendidik

harus mampu membimbing, merangku, mengarahkan, dan mengawasi

peserta didik untuk mengambil manfaat positif dari teknologi digital.

Berikut beberapa dampak dari adanya teknologi digital. Dampak positif

teknologi digital antara lain:

76


a. Teknologi digital dapat digunakan sebagai sarana penyampaian
informasi berbagai media, media cetak, elektronik dll.

b. Berkat teknologi digital, jauh lebih mudah untuk menerima
informasi baru, lebih mudah bagi kita untuk meluncur dan
mempelajari banyak informasi baru.

c. Dengan mempermudah komunikasi, kita dapat tetap
berhubungan dengan orang lain meskipun perjalanannya
panjang.

Selain dampak positif, teknologi digital tentunya juga memiliki
dampak negatif diantara yang lain:

a. Anak cenderung individualistis karena tidak bergaul dengan
orang lain seorang anak seusianya nyaman dalam kehidupan
virtual

b. Pesan tanpa tanggung jawab atau biasa dikenal dengan pesan
palsu tanpa fakta dan juga adanya penipuan yang tentunya
sangat merugikan

c. Radiasi yang dapat merusak kesehatan mata
d. Anak sering menjadi sasaran kejahatan seperti pemerkosaan

dan penculikan anak saya Apakah pelanggaran hak cipta atau
yang lebih dikenal dengan hak kekayaan intelektual (HKI)
Dapat disimpulkan bahwa digitalisasi terutama di bidang
pendidikan memberikan manfaat bagi perkembangan kepribadian siswa.
pengetahuan Dengan karakteristik dan bakat siswa, guru dapat lebih
inovatif dan inovatif Kreativitas dalam desain tahapan pembelajaran
digital, memberikan materi, mengembangkan pembelajaran dan tugas
serta memberikan umpan balik kembali. Oleh karena itu, pembelajaran
yang dimediasi secara digital menunjukkan lebih banyak sulit karena
harus diterjemahkan di tempat lain menciptakan suasana belajar yang
tentu saja demikian Bersenang-senang dan sesuai dengan minat dan
kemampuan calon siswanya belajar tanpa beban karena mereka sangat
menikmati setiap pelajaran diberikan oleh guru.

Daftar Pustaka
https://disdikkbb.org/news/digitalisasi-pembelajaran/ diakses pada 1

Desember 2022: 18.16
Ma'rufah, A. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Digitalisasi Pendidikan. Edukasia: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(1), 17-29.

77


Sufyan, Q. A. Y., & Ghofur, A. (2022). PEMANFAATAN DIGITALISASI
PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA
DIDIK. MUBTADI: Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah, 4(1), 62-71.

Tantri, N. N. (2021, May). Memanfaatkan Digitalisasi Pendidikan dalam
Pengembangan Potensi Siswa. In Prosiding Seminar Nasional
IAHN-TP Palangka Raya (No. 3, pp. 225-238).

78


PROFIL PENULIS

Nama : Indah Pratiwi Mayori Mayangsari
NIM : 210210302017
TTL : Lumajang, 19 November 2002
Motto : Jadilah orang yang berguna, tanpa harus
menonjolkan diri.

79


Konteks Revolusi: Jiwa gaming atau sinting
by Hofidatul Wilda

"Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi
manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat
gotong royong."
"Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia
Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan
baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala."

Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali
dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan
17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu
sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan
Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Revolusi di jaman
kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah
dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kini, 70 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya
perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih
harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi
mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.

Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang,
pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal
yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu
berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kenapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting?
Membangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi
juga penting. Namun seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara,
tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, namun
sesungguhnya membangun jiwa bangsa. Ya, dengan kata lain, modal
utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa.

Inilah ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan revolusi
mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah
jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka
disebut Presiden Jokowi sebagai positivisme.

Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa
Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa
yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir
melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.

80


Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi
manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat
gotong royong. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor
untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing
Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor gerakan revolusi mental,
pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi,
membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat
negara.

Gerakan revolusi mental terbukti berdampak positif terhadap
kinerja pemerintahan Jokowi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada
banyak prestasi yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan
gotong royong dari aparat negara dan juga masyarakat.

Pemberantasan ilegal fishing, pengelolaan BBM lebih bersih
dan transparan, pembangunan pembangkit listrik terbesar di Asia
Tenggara, pembangunan tol trans Jawa, trans Sumatera , dan Kalimantan,
adalah sedikit hasil dari kerja keras pemerintah Presiden Jokowi. Ke
depan, gerakan revolusi mental akan semakin digalakkan agar sembilan
agenda prioritas pemerintah yang tertuang dalam Nawa Cita bisa
terwujud.

Daftar Pustaka
Klaus Schwab 2016. The Fourth Industrial Revolutions World Economic

Forum Gartner.
Top 10 Strategic Technology Trends for 2020.

Gartner,com.neswroomTony Wagner (2008) Seven Survival
Skills for 21st Century

81


PROFIL PENULIS

Nama : Hofidatul Wilda
NIM : 210210302018
TTL : Bondowoso, 23 November 2002
Motto : “Sukses adalah berani bertindak dan
punya prinsip”.

82


Teknologi: Digantung atau Ketergantungan
by Putri Riza Febriana Aurellia

Gambar 16. Ilustrasi Era Teknologi Digital

Membahas mengenai teknologi digital era sekarang memiliki
cangkupan yang sangat luas. Jika membicarakan mengenai teknologi
semua akan berkaitan maupun berdampak dalam berbagai aspek.
Memasuki kehidupan yang modern, teknologi mulai menguasai seluruh
aspek dalam kehidupan, Teknologi ini sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia. Akibat dari hal tersebut dunia mengalami
perubahan yang sangat cepat. Semua merasakan dampak akibat dari
perkembangan teknologi, tetapi yang akan dibahas pada tulisan ini lebih
memfokuskan kajian terhadap dampaknya bagi manusia dalam dunia
pendidikan.

Mendengar kata teknologi, hanya satu hal yang terlintas di
pikiran saya yaitu “ketergantungan”. Ketergantungan merupakan kata
yang memiliki arti tidak dapat lepas dari suatu hal karena dibutuhkan
terus menerus. Lantas apakah teknologi membuat manusia
ketergantungan? atau kalimat yang lebih tepat mausia digantung
teknologi?.

Salah satu teknologi digital sekarang adalah internet, jika dilihat
pengguna internet global menurut data dari We Are Social, telah
mencapai angka 4,95 miliar pada awal tahun 2022, dengan penetrasi
internet kini mencapai 62,5 persen dari total populasi dunia. Jumlah
pengguna internet di Indonesia sendiri mencapai 205 juta 2022 pada
bulan Januari. Jadi sekitar 73,7% penduduk Indonesia, hampir semua
masyarakat Indonesia menggunakan internet dan pastinya mereka
memiliki gadget masing-masing.

83


Gambar 17. Jumlah Pengguna Internet di Indonesia tahun 2012-2022

Dari hasil data ini kita bisa menyimpulkan bahwa sangat
penting dan perlu menggunakan teknologi digital mengingat hampir
semua masyarakat Indonesia memiliki alat digital. Oleh karena itu
penulis memaknai teknologi ini sebagai ketergantungan, dapat
dipastikan jika tidak ada internet maupun teknologi digital semua akan
terasa sulit bahkan akan berdampak buruk bagi manusianya.

Ketergantungan bisa menjadi hal yang positif maupun negatif
tergantung cara kita memanfaatkannya. Teknologi digital bisa
berdampak buruk bagi penggunanya dan bisa berdampak positif bagi
penggunanya, dengan adanya teknologi digital mempermudah manusia
dalam segala aspek jika kita memanfaatkannya. Banyak cara dalam
memanfaatkan teknologi digital salah satunya dalam aspek Pendidikan.
Kita bisa memanfaatkannya sebagai suatu media pembelajaran supaya
terkesan lebih praktis dan mudah. Teknologi sebagai media
pembelajaran sudah banyak penerapannya dan terlihat manfaatnya
tergantung kepada kemampuan pendidik dalam melibatkan teknologi ke
dalam suatu proses pembelajaran. Lantas apakah dalam hal ini
Pendidikan juga ketergantungan terhadap teknologi?

Pengaplikasian teknologi digital terhadap suatu pembelajaran
sudah sangat marak bahkan menjadi suatu hal yang wajar karena lebih
memudahkan pendidik maupun peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Internet juga salah satu teknologi digital yang sangat
dibutuhkan oleh pendidik maupun peserta didik, dimana semua akan
lebih mudah dan cepat jika menggunakan internet. Apapun dapat kita

84


akses dalam internet seperti contoh dalam suatu pembelajaran peserta
didik mampu mengakses ataupun mencari materi yang bahkan lebih luas
di internet.

Pendidikan di era perkembangan teknologi digital ini bisa
memudahkan manusianya namun juga bisa menjadi tantangan bagi
manusianya. Dimana dalam proses pembelajaran kita harus melibatkan
pembelajaran terhadap teknologi digital hal itu pastinya menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah serta pendidik. Jika kita tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman akan berdampak kepada peserta didik
ataupun pada generasi selanjutnya. Komponen terpenting dalam
Pendidikan yaitu guru atau pendidik dalam hal ini pendidik harus bisa
menguasai teknologi digital supaya memberikan dampak positif kepada
peserta didik. Pendidik juga haru melibatkan teknologi ke dalam media
pembelajaran untuk membantu proses belajar mengajar yang efektif.

Media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk
memberikan perangsang bagi peserta didik supaya proses belajar terjadi
atau untuk menyampaikan isi materi baik berupa audio, visual maupun
audiovisual (Briggs, 1977). Untuk menentukan media yang akan
digunakan pendidik harus mengetahui kebutuhan peserta didik serta
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu teknologi
digital maupun internet sangat diperlukan di era sekarang untuk
menopang proses belajar mengajar. Dengan menafaatkan internet
sebagai media pembelajaran, akan membuat penyajian materi lebih
menarik bagi peserta didik. Mengingat banyaknya platform serta web
pembelajaran yang tersedia dan dapat digunakan di internet.

Sekolah di Indonesia sudah banyak yang menerapkan
pembelajaran berbasis internet saat ini. Seperti contoh e-learning, web-
learning serta platform lain yang bisa digunakan untuk proses belajar
mengajar. Pembelajaran online pun saat ini merupakan suatu hal yang
lumrah, dapat dikatakan jika pendidikan juga ketergantungan terhadap
teknologi digital. Seperti contoh pembelajaran yang ada di Universitas
Jember, semua data, nilai dapat di akses melalui aplikasi dan juga web
pembelajaran siakad.

Komputer juga merupakan alat yang sangat digunakan dalam
suatu proses pembelajaran, pendidik tidak dapat mengajar jika tidak ada
computer serta peserta didik juga tidak bisa mengerjakan tugas jika tidak
ada computer. Ketergantungan terhadap computer memberikan dampak
positif maupun negatif, dimana dengan adanya computer mempermudah
pekerjaan sebagai pendidik maupun peserta didik. Tetapi disamping itu

85


ada dampak negatifnya juga seperti jika tidak ada computer, seolah-olah
semua isi pikiran itu ada dalam computer. Sangat sering sekali kita
menemukan pendidik yang tidak bisa mengajar ataupun menyampaikan
materi jika laptop mati karena semua media pembelajaran ada pada
laptop dan juga tak jarang menemukan peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas hanya karena laptop mati.

Ketergatungan dunia pendidikan terhadap teknologi saat ini
mempermudah dalam belajar, di internet peserta didik bebas mengakses
e-book dan semacamnya. Pendidik juga dapat melakukan pembelajaran
online serta mengakses nilai dengan mudah dan lebih cepat. Selain itu
juga dalam segi waktu lebih fleksibel karena kita bisa belajar kapan saja
dan dimana saja, disamping itu membiarkan gadget selalu bersama kita
bisa menjadi ketergantungan yang mengancam manusia.

Teknologi mengubah pola hidup, cara kerja serta hubungan
sosial manusia, dimana kita bisa belajar kapan pun dan juga
berkomunikasi dengan sesama tanpa keterbatasan ruang dan waktu.
Terdapat dampak negatif dari ketergantungan teknologi seperti contoh
dengan adanya teknologi mengubah seseorang menjadi individualis,
kurangnya kemampuan berkomunikasi karena kita hanya berbicara
lewat handphone serta hanya berinteraksi dengan handphone masing-
masing. Dampak negative lainnya yaitu seperti malas berpikir karena
semua ada di internet.

Memang dengan adanya internet ini memudahkan segala
pekerjaan termasuk mencari materi belajar peserta didik, tetapi jika
memudahkan seseorang untuk tidak ingin ribet berpikir hal itu akan
menjadi kecanduan yang merugikan. Disini timbullah masalah baru yaitu
kemalasan, kemalasan adalah musuh terbesar diri sendiri karena
kemalasan bisa membunuh manusia dengan membiarkan manusia
tersebut tenggelam dalam kebodohan. Mengikuti perkembangan zaman
itu perlu, tapi kita harus menerima resiko digantung oleh teknologi. Yang
harus kita sadari ketergantungan itu tidak baik, ada dua hal yang saat ini
harus kita pilih yaitu memanfaatkan teknologi dan dimanfaatkan
teknologi.

Daftar Pustaka
Abdullah, F. 2019. Fenomena Digital Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal

Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain. 4(1): 47-58

86


Click to View FlipBook Version