The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini berisi mengenai kumpulan Esai bertemakan "Aktivisme Digital" yang ditulis oleh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember Angkatan 2021 Kelas A. Buku ini merupakan bentuk Tugas Akhir dari Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi yang ditempuh saat Semester 3. Setiap judul esai akan berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis mahasiswa.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi Kelas A, yaitu Rully Putri Nurmala Puji, S.Pd., M.Ed., dan Robit Nurul Jamil S.Pd, M.Pd serta teman - teman kelas A yang sudah membuat Esai ini dengan tepat waktu.
Semoga Buku Antologi Esai ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan Buku ini, baik tulisan maupun ejaan bahasa yang kurang baku. Karena kesempurnaan hanya Milik-Nya.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kharismalutfiyatul, 2022-12-14 02:31:49

Antologi Esai: Aktivisme Digital

Buku ini berisi mengenai kumpulan Esai bertemakan "Aktivisme Digital" yang ditulis oleh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember Angkatan 2021 Kelas A. Buku ini merupakan bentuk Tugas Akhir dari Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi yang ditempuh saat Semester 3. Setiap judul esai akan berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis mahasiswa.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi Kelas A, yaitu Rully Putri Nurmala Puji, S.Pd., M.Ed., dan Robit Nurul Jamil S.Pd, M.Pd serta teman - teman kelas A yang sudah membuat Esai ini dengan tepat waktu.
Semoga Buku Antologi Esai ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan Buku ini, baik tulisan maupun ejaan bahasa yang kurang baku. Karena kesempurnaan hanya Milik-Nya.

Keywords: Aktivisme Digital,Digitalisasi,Teknologi,Era Digital

Lestari, s. 2018. Peran Teknologi Dalam Pendidikan Di Era Globalisasi.
Edureligia. 2(2): 94-100.

Rahmawan, D., dkk. 2020. Strategi aktivisme digital di Indonesia:
aksesibilitas, visibilitas, popularitas dan ekosistem aktivisme.
Jurnal Manajemen Komunikasi. 4(2): 123-144.

We Are Social. 2022. Digital 2022: Another Year Of Bumper Growth.
diakses pada 2022, 11 Desember.
https://wearesocial.com/uk/blog/2022/01/digital-2022-
another-year-of-bumper-growth-2/

87


PROFIL PENULIS

Nama : Putri Riza Febriana Aurellia
NIM : 210210302020
TTL : Jember, 9 Februari 2003
Motto : Stay focus and complete the journey.

88


Aktivisme Digital Sebagai Pergerakan Transnasional
by Erna Paramitha

Informasi dan komunikasi sebagai bagian dari teknologi juga
sedang berkembang sangat pesat, mempengaruhi berbagai kehidupan
dan memberikan perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia
sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengalami
perkembangan yang sangat pesat pula, diantaranya dengan adanya
pembelajaran digital (digital learning). Dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu, pendidikan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan tidak antipati
atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam
pengembangannya.

Van de Monk menyebutkan bahwa ‘protes adalah aksi politik
dari golongan yang tidak berdaya’, dan pada taraf tertentu, aktivisme
merupakan salah satu cara untuk menyalurkan protes politik dan
aspirasi masyarakat. Hal ini meningkatkan aspirasi warga negara dan
memperkecil hirarki sosial tradisional antara golongan atas dan
kelompok pemrotes. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan
ruang tidak hanya untuk partisipasi politik warga negara, namun juga
memberikan ruang bagi diskusi politik, mengingat interaksi yang
komunikatif adalah sangat penting dalam masyarakat demokratis. Oleh
karena itu, aktivisme digital telah memberikan ruang untuk demokrasi
yang meningkat tinggi lebih dari sebelumnya.

Pada abad 21, kecenderungan manusia dalam meggunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang sangat pesat.
Informasi dan komunikasi mempengaruhi berbagai kehidupan serta
memberi perubahan tentang cara hidup dan kegiatan manusia sehari-
hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Minat membaca masyarakat
yang juga meningkat berdampak pada pemenuhan kebutuhan yang
mudah dan cepat diakses.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan
bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Salah satu perhatian
pendidikan yang menjadi perioritas untuk ditingkatkan adalah kualitas
pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Upaya yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut adalah
dengan mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada
pembelajar.

89


Pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar dapat dilakukan
dengan membangun sistem pembelajaran dimana sistem ini
memungkinkan pembelajar untuk mempunyai kemampuan belajar
peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui
pemanfaatan teknologi tersebut dalam suatu sistem yang dikenal dengan
pembelajaran digital.

Digital learning atau pembelajaran digital berkembang sebagai
upaya dalam mewujudkan sistem pendidikan terpadu dengan
membangun konektivitas antar komponen dalam bidang pendidikan
sehingga pendidikan akan lebih fleksibel dan dinamis. Pembelajaran
digital memberi kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar
mengajar (Shearer, 2003). Dahulu, sebagian besar pembelajaran
dilaksanakan dengan tatap muka langsung (pembelajaran konvensional)
dengan pembelajar. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan
teknologi, informasi, komunikasi yang semakin pesat dan canggih trend
juga berubah. Ruang lingkup kompetensi bagi seorang pendidik dalam
pembelajaran digital meliputi perencanaan serta pengorganisasian
pembelajaran, keterampilan penyajian baik verbal maupun non verbal,
team work, keahlian dalam penguasaan materi pembelajaran,
melibatkan pembelajar dalam pembelajaran serta koordinasi aktivitas
lainnya, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan tentang
pembelajaran digital, pengetahuan tentang perencanaan pembelajaran,
dan penguasaan media pembelajaran.

Saat ini para pendidik sedang menghadapi pembelajar yang
disebut sebagai generasi Milenial. Dimana pembelajar yang disebut
sebagai generasi milenial ini fasih teknologi, mereka adalah generasi
digital yang mahir teknologi informasi serta berbagai aplikasi komputer.
Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan
dengan cepat dan mudah, baik untuk kepentingan pendidikannya
maupun kepentingan hidup kesehariannya. Salah satu pengaplikasian
pembelajaran digital pada abad ke-21 saat ini adalah melalui
pembelajaran berbasis mobile (mobile learning). Mobile learning disebut
juga M-learning, didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan
(didukung) teknologi mobile (Traxler, 2007). Berdasarkan kondisi di
lapangan bahwa generasi Milenial fasih teknologi, tech-savvy, web-savvy,
appfriendly generation mereka disebut sebagai generasi digital yang
gandrung akan teknologi infromasi.

Perkembangan Aktivisme Digital

90


Perkembangan penggunaan teknologi informasi melalui beberapa tahap,
yaitu tahap pertama, adalah penggunaan Audio Visual Aid (AVA).
Penggunaan AVA yaitu alat bantu berbentuk audio (memanfaatkan
pendengaran) dan Visual (memanfaatkan penglihatan) di kelas untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu juga agar pembelajar
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Tahap kedua, penggunaan
komputer dalam pendidikan. Peningkatan produktivitas pendidikan
dapat dicapai melalui penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi
telah mengubah masyarakat dari industri menjadi informasi, ditandai
dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat berpendidikan yang
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, seperti adanya komputer,
baik dari segi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras
(hardware). Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem
yang baru menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan teknologi informasi
dan komunikasi berbasis komputer memiliki beberapa tahapan dari
mulai sistem itu direncanakan sampai dengan diterapkan, dioperasikan
dan dipelihara.

Dalam konteks yang lebih luas, teknologi informasi dan
komunikasi merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin
(komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk
menangkap (mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi,
mengantarkan dan mempersembah suatu bentuk informasi yang besar.
Komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi
memainkan peranan yang penting. Pengumpulan, pemprosesan,
penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks dan nomor
oleh gabungan pengkomputeran dan telekomunikasi yang berasaskan
mikroelektronik. Teknologi informasi dan komunikasi menggabungkan
bidang teknologi seperti pengkomputeran, telekomunikasi dan
elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses.

Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi prioritas untuk
ditingkatkan adalah berkaitan dengan kualitas pendidikan, khususnya
kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya
yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas tersebut adalah
mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar.
Pembelajaran digital memerlukan pembelajar dan pengajar
berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya,
handphone dengan berbagai aplikasinya, video, telepon atau fax.

91


Pemanfaatan media ini bergantung pada struktur materi pembelajaran
dan tipe-tipe komunikasi yang diperlukan. Transkrip percakapan,
contoh-contoh informasi, dan dokumen-dokumen tertulis yang
terhubung secara digital atau pembelajaran melalui Web yang
menunjukkan contoh-contoh penuh teks, adalah cara-cara tipikal bahwa
pentingnya materi pembelajaran didokumentasi secara digital.
Komunikasi yang lebih banyak visual meliputi gambaran papan tulis,
kadang-kadang digabungkan dengan sesi percakapan, dan konferensi
video, yang memperbolehkan pembelajar yang suka menggunakan
media yang berbeda untuk bekerja dengan pesan-pesan yang tidak
dicetak.

Pembelajaran abad 21 sekarang ini hendaknya disesuaikan
dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Begitu halnya dengan kurikulum
yang dikembangkan saat ini oleh sekolah dituntut untuk merubah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru/pendidik (teacher
centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa/peserta didik (student-centered learning). Hal ini sesuai
dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan
berpikir dan belajar (thinking and learning skils).

Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical
thinking), kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan
ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila pendidik mampu
mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan
yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk bekerja sama
dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran
yang dibuatnya.

Banyak fakta menunjukkan bahwa peserta didik lebih
termotivasi untuk belajar dengan metode belajar yang menggunakan
fasilitas multimedia daripada metode belajar konvensional. Terkait
dengan meningkatnya jumlah pengguna perangkat bergerak (mobile
devices) yang banyak di Indonesia, mobile learning dapat dijadikan
sebagai suatu alternative untuk memecahkan permasalahan pada dunia
pendidikan. Tujuan mobile learning adalah untuk mempermudah belajar
bagi peserta didik dimana dan kapanpun berada sehingga tidak terbatas
pada ruang, waktu dan tempat.Dengan memiliki karakteristik yang
praktis dan dapat dibawa kemanapun, sehingga mobile learning memiliki
karakteristik tersendiri.

92


Daftar Pustaka
Kaun, A & Uldam, J. (2017). Digital Activism: A-er the Hype. New Media &

Society, 00(0), hal.1–8.
Mitu, B & Vega, D. O. C. (2014) Digital Activism: A Contemporary Overview.

Revista de Stiinte Politice, 44, hal.103–112.
Van de Donk, W, Loader, B. D, Nixon, P. G & Rucht, D. (2004).

Cyberprotest: New Media, Citizens and Social Movements.
Routledge: London.
Van Laer, J & Van Aeist, P. (2010

93


PROFIL PENULIS

Nama : Erna Paramitha
NIM : 210210302021
TTL : Banyuwangi, 22 Mei 2003
Motto : Kalau orang lain bisa, yaudah si biarin.

94


Digitalisasi Masa: Ilmu yang ga lu pelajari di Sekolah
by Pramudito Widiono

Gambar 18. Social Media
Era 4.0 adalah suatu era yang memandang teknologi informasi
menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Perkembangan
internet dan teknologi digital masih menjadi alat yang sangat dibutuhkan
pada era ini. Era ini juga akan mengubah aktivitas manusia, termasuk
dalam bidang pengetahuan, seni, khusunya bidang pendidikan. Hal ini
berakibat langsung pada kemampuan kaum muda di era ini, kaum muda
yang sedari dini sudah tidak asing dengan teknologi memiliki
kemampuan yang cepat dalam beradaptasi terhadap perubahan yang
ada.
Perkembangan teknologi merubah pola kehidupan manusia.
Perubahan ini di dasari atas keinginan manusia untuk mempermudah
hidupnya di segala bidang kebutuhannya termasuk dalam komunikasi.
manusia yang dahulunya perlu bertemu secara langsung untuk
melakukan komunikasi lambat laun berubah, mereka menciptakan
teknologi teknologi untuk saling bertukar pesan secara jauh mulai dari
surat dan telegram, berubah ke radio, berubah ke handophne, berubah
ke smartphone dan seterusnya.
Nah di era sekarang ini perubahan yang terjadi sudah semakin
pesat Perkembangan media sosial saat ini memberikan kemudahan
untuk masyarakat dalam melihat dan mengetahui informasi secara
online mereka tinggal mencari informasi apa yang mereka inginkan di

95


google atau browser lainnya dan dalam hitungan detik informasi yang
mereka inginkan sudah tersedia di layar mereka.

Pada tahun 2021 sendiri misalnya terdapat 170 juta orang /
61,8% dari 274,9 juta orang sebagai total populasi rakyat Indonesia aktif
menggunakan sosial media. Oleh karena itu akan terlihat aneh kalau kita
tidak tahu atau tidak paham atas sesuatu yang terjadi sekitar kita atau
istilah zaman sekarangnya kudet.

Di dunia pendidikan formal, media sosial menjadi salah satu
media pembelajaran untuk mahasiswa/siswa yang mampu
memudahkan melakukan apapun dalam berbagai hal, baik dimanapun
dan kapanpun. Dengan menggunakan media sosial, mahasiswa juga
mampu mandiri dan lebih aktif dalam dunia pendidikan karena dapat
dengan mudah mencari sumber-sumber yang terpercaya untuk
memperdalam materi pelajaran mereka. Mahasiswa/siswa jadi dapat
berpikir lebih dalam lagi mengenai referensi yang dicari dengan
mengaitkan materi yang sudah diberikan oleh dosen/ guru saat
pembelajaran berlangsung. Hal seperti ini dapat menjadi dampak positif
untuk mahasiswa/siswa untuk membantu berpikir lebih kritis lagi dan
tidak hanya berpatokan pada satu sumber.

Adapun berbagai media yg biasanya digunakan antara lain :
1. Instagram

Instagram merupakan media yang populer dan banyak
digemari oleh kalangan remaja hingga dewasa pada zaman
sekarang. Instagram dapat digunakan dan diakses di
handphone, laptop, computer, dan lain-lain. Dengan kata lain,
Instagram dapat dengan mudah diakses di mana pun dan kapan
pun. Instagram dapat digunakan dalam penyebaran informasi
kepada banyak orang dengan hanya mengirim sebuah post
yang berupa foto atau pun video.

Instagram sebagai media informasi merupakan
fenomena dalam penggunaan media sosial. Bahkan, media
sosial terus berkembang dan sudah biasa di kalangan anak
muda sekarang ini. Pengguna Instagram pada Oktober 2021
menurut Napoleon Cat berjumlah 91,01 juta pengguna; jumlah
yang dikatakan turun dibandingkan pada Agustus 2021 yang
berjumlah 98,06 juta pengguna (Annur, 2021) dan mayoritas
usia pengguna Instagram adalah 18-24 tahun. Usia ini adalah
usia pelajar, terutama mahasiswa. (Keifer & Effenberger,
1967)(Ambarsari, 2020)

96


Instagram atau yang biasa di singkat IG ini selain
sebagai media sharing foto atau video kegiatan sehari hari juga
ternyata memiliki dampak positif di berbagai bidang bagi
generasi muda terutama pelajar. Di sini mereka bisa belajar
membuat contend dan menjadi contend creator. dari konten
konten ini mereka belajar banyak hal mulai dari public
speaking, marketing, vidiographi, menari, bernyanyi, bermain
peran,membangun relasi dan lain sebagainya.

Mereka bisa menggunakan berbagai kemampuan
mereka agar menarik berbagai view dan apabila mereka sudah
memiliki banyak follower dan konten mereka sering FYP maka
kemungkinan besar mereka akan menjadi artis sosmed dan bisa
mendapatkan penghasilan melalui media ini
2. Twitter
Tidak jauh berbeda dengan Instagram, Twitter merupakan
salah satu aplikasi yang sangat terkenal di kalangan anak muda.
Penggunaan Twitter dapat dibagi dalam kutipan atau konten
dengan berbagai topik seperti motivasi, ayat-ayat, sampai
pembelajaran. Twitter juga banyak digunakan di berbagi
negara.

Twitter dengan mudah mencuri perhatian
masyarakat, khususnya kalangan anak muda. Mahasiswa
memiliki peran dalam mengembangkan media sosial agar dapat
memberikan dampak yang positif untuk banyak orang yang
memakai media sosial. Selain menjadi tempat berkomunikasi
dengan banyak orang, Twitter juga banyak digunakan sebagai
media pembelajaran dengan alasan Twitter mudah digunakan.
Jangkauan orangorang yang dapat dicari juga tidak berbatas.
Penggunaan media sosial dapat mendatangkan nilai positif jika
para pengguna menggunakan media tersebut untuk hal-hal
yang positif seperti untuk pembelajaran, komunikasi dengan
orang yang jauh, dan dapat juga sebagai media promosi untuk
melariskan sebuah dagangan (Subarkah, 2018)

Di twiter biasanya anak anak mudah mengasah
kemampuannya dalam menyampaikan opini dalam bentuk
tulisan di dalam comment section, membuat cerita di
postingannya entah itu berupa karangan atau sekedar cuitan
curhat. Warga twiter juga terkenal dengan kemampuan mereka
mencari dan memilah informasi dengan menulusuri jejak jejak

97


digital terkait berita yang akan mereka teliti hal ini secara tidak
langsung membuat mereka dapat berpikir secara kritis dan
meningkatkan kemampuan verifikasi sumber mereka agar
terhindar dari hoax
3. Tiktok
Aplikasi Tik Tok adalah sebuah jaringan sosial dan platform
video musik Tiongkok yang dluncurkan pada September 2016.
Aplikasi tersebut membolehkan para pemakai untuk membuat
video musik pendek mereka sendiri. Sepanjang kuartal pertama
(Q1) 2018, TikTok mengukuhkan diri sebagai aplikasi paling
banyak diunduh yakni 45,8 juta kali. Jumlah itu mengalahkan
aplikasi populer lain semacam YouTube, WhatsApp, Facebook
Messenger, dan Instagram (Fatimah Kartini Bohang, 2018).
Menurut tekno.kompas.com ada sekitar 10 juta pengguna aktif
aplikasi Tik Tok di Indonesia. Mayoritas dari pengguna aplikasi
Tik Tok di Indonesia sendiri adalah anak milenial, usia sekolah,
atau biasa dikenal dengan generasi Z.

Aplikasi Tik Tok pernah di blokir pada 3 Juli 2018, Tik
Tok mulai diblokir di Indonesia. Kemenkominfo telah
melakukan pemantauan mengenai aplikasi ini selama sebulan
dan mendapati akan banyak sekali masuknya laporan yang
mengeluh tentang aplikasi ini. Terhitung sampai 3 Juli tersebut,
laporan yang masuk mencapai 2.853 laporan. Menurut menteri
Rudiantara, banyak sekali konten negatif terutama sekali untuk
anak-anak. Namun dengan berbagai pertimbangan dan regulasi
baru maka pada Agustus 2018 aplikasi Tik Tok ini dapat
kembali di unduh. Salah satu regulasi yang ditengarai adalah
batas usia pengguna, yaitu usia 11 tahun.

Tiktok tak jauh berbeda dengan instagram aplikasi
yang berfokus pada video graphi ini juga mengajari berbagai hal
di pelajar. Konten konten edukasi yang di bawakan secara asik
dan menarik membuat banyak pelajar tertarik dan juga
kontennya yang biasanya tak lebih dari 30 detik membuat
konten ini harus simple dan to the point dalam menyampaikan
pesannya. Hal ini membuat kalangan muda yang biasanya tidak
suka dengan sesuatu yang bertele tele menjadi suka dengan
aplikasi ini. bagi pembuat konten mereka juga pasti harus bisa
public speaking, time managing dan skill editing untuk
membuat konten tang menarik.

98


Dari sini kita dapat mengetahui bahwa media sosial ini bukan
hanya sebagai media hiburan atau media saling bertukar informasi saja.
Sebagai pelajar, media ini bisa di gunakan sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan soft skill dan minat bakat kita, yang dimana hal ini
biasanya sering di lupakan dalam pembelajaran formal. Dengan bantuan
media sosial ini juga kita bisa mencari relasi dan membranding diri kita
sesuai yang apa kita inginkan dengan cara menunjukkan kary- karya kita
secara umum.

99


PROFIL PENULIS

Nama : Pramudito Widiono
NIM : 210210302022
TTL : Jember, 28 Januari 2003
Motto : Semua perjuangan akan berakhir indah,
bila tidak berakhir indah maka
perjuanganmu belum berakhir.

100


Aktivisme digital Platfrom anak muda
by Hemi Fatmawati

Masyarakat pasca-industrial pada saat itu sangat erat dengan
perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang cukup
radikal. Hal ini juga berimplikasi langsung terhadap dinamika kehidupan
masyarakat baik dari aspek sosial, politik, maupun budaya. Media sosial
ini sebagai salah satu hasil dari perkembangannya, yang di masa pandemi
ini bagai menjadi kebutuhan yang krusial bagi keseharian setiap individu
di dalam masyarakat. Media sosial yang awalnya terbatas sebagai wadah
komunikasi dan hiburan pun sudah melebarkan fungsinya menjadi
sebuah wadah kritik yang bernuansa politis atau kontrol sosial bagi suatu
kebijakan publik. Fenomena sosial ini dikenal sebagai aktivisme digital.
aktivisme digital sendiri adalah meluasnya penggunaan teknologi digital
dalam kampanye untuk perubahan sosial dan politik. Dengan percepatan
arus teknologi informasi terutama pada media sosial telah memberikan
sarana yang luas bagi masyarakat untuk mengekspresikan sikap mereka,
baik itu dalam bentuk gerakan sosial baru maupun sebagai pengontrol
terhadap perilaku pejabat atau politisi. Media sosial seperti Instagram,
Twitter, dan Facebook ini menjadi suatu wadah atau platform yang cukup
tinggi yang dapat dilihat dari tingkat penggunaannya pun turut menjadi
wadah bagi aktivisme digital itu sendiri.

Anak muda atau remaja terutama dalam hal ini ialah mahasiswa
yang menjadi salah satu komponen dominan yang terlibat dalam
aktivisme digital. Kecendrungan anak muda untuk berpikir dan
bertindak kritis membuat mereka berpeluang besar untuk menjadi salah
satu aktor intelektual yang aktif menyuarakan berbagai isu berkaitan
dengan kepentingan bersama. Bentuk aktivisme digital yang melibatkan
anak muda di dalamnya ialah di antaranya gerakan berupa kritik dan
tagar di media sosial contohnya #ReformasiDikorupsi di tahun 2019,
#MosiTidakPercaya di tahun 2020, hingga yang baru saja terjadi di tahun
2021 yaitu kritik BEM UI terhadap pemerintah mengenai berbagai isu
aktual lewat infografis di Instagram dan Twitter. Kondisi sosial politik
selama pandemi di Indonesia yang dinilai kacau sebagai akibat
inkompentesi pemerintah dalam mengambil kebijakan menimbulkan
keresahan di dalam masyarakat. Keresahan bersama yang dirasakan oleh
seluruh komponen dalam masyarakat baik masyarakat sipil, mahasiswa,

101


maupun buruh dapat diekspresikan secara lebih leluasa melalui
aktivisme digital.

Media sosial ini sebagai media yang mudah untuk diakses oleh
berbagai kalangan yang bersifat cair dan inklusif yang memberikan
kesempatan yang sama bagi tiap individu untuk berbicara dan
berekspresi tanpa memandang latar apapun. Hal tersebut diperkuat
dengan mengutip dari artikel Remotivi, Bennet, dan Segerberg (2013)
menjelaskan bagaimana aktivisme digital ini dapat bekerja dalam
masyarakat dengan menggagas apa yang disebut sebagai connective
action. Tiga karakteristik utama dalam connective action, yaitu

1. individu tidak harus terikat dengan kelompok terentu untuk
bisa berpartisipasi;

2. partisipasi diwujudkan melalui ekspresi personal; dan
3. absennya hierarki sehingga partisipasi tidak digerakkan oleh

komando tunggal.
Kini aktivisme digital menjadi sebuah strategi atau alternatif yang
cukup dominan, baik sebagai bentuk baru gerakan sosial maupun hal
yang memperkuat atau mewarnai gerakan sosial itu sendiri.
Aktivisme digital di media sosial dapat berpengaruh dalam
membentuk karakter kritis anak muda. Kita dapat meniliknya melalui
fenomena yang ramai dalam beberapa bulan terakhir, ketika BEM UI
melakukan kritik terhadap Presiden Jokowi sebagai “King of Lip Service”
melalui infografis dengan visual yang cukup memantik kontroversi.
Infografis yang dibagikan oleh BEM UI seketika langsung ramai
diperbicangkan oleh warganet, postingan instagram tersebut telah
dikomentari sebanyak 35.000. Banyak warganet yang menyampaikan
keberpihakannya atas kritik yang disampaikan BEM UI kepada
pemerintah karena berhasil mewakilkan banyak suara rakyat yang resah.
Substansi dalam kritik BEM UI tersebut meliputi isu kebebasan berbicara
dan berekspresi yang direpresi, pelemahan KPK, hingga gugatan
terhadap UU Cipta Kerja. Nyatanya, BEM UI berhasil memantik pola atau
bentuk aktivisme digital serupa di kalangan mahasiswa lainnya. BEM
kampus lain seperti UNAND, UNHAS, dan UNSIL juga melakukan aksi
kritik serupa melalui infografis yang dibagikan di media sosial. Hal
tersebut menunjukkan bagaimana keberanian anak muda untuk
berbicara dan berekspresi dalam keresahan terhadap kebijakan publik
melalui aktivisme digital telah menginspirasi anak muda lainnya untuk
turut berpartisipasi.

102


Aktivisme digital melalui kritik dalam infografis yang dilakukan oleh
banyak organisasi mahasiswa juga membuka wadah diskusi dan
penerimaan informasi akan berbagai isu di kalangan masyarakat sipil
dan mahasiswa lainnya. Kelekatan anak muda terhadap media sosial
membuka jalan bagi mereka untuk melek terhadap isu-isu yang berkaitan
dengan kepentingan bermasyarakat. Jadi, aktivisme digital dapat
memberikan solusi terhadap apatisme yang masih eksis di beberapa
kalangan anak muda dengan menggali karakter kritis mereka melalui
literasi informasi.
Daftar Pustaka
Inda Rizky Putri. Aktivisme digital dan pemanfaatan media barusebagai

pendekatan pemberdayaan masyarakat atas isu lingkungan. Vol.
8 No. 2 : http://journal.ubm.ac.id

103


PROFIL PENULIS

Nama : Hemi Fatmawati
NIM : 210210302023
TTL : Jember, 10 September 2002
Motto : Jangan Biarkan Hari Kemaren Merenggut
Banyak Hal Hari Ini.

104


Perkmbangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Android

by Nafisah Andani

Era 4.0 industri ditandai dengan berkembangnya berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ribuan konten digital dan
berbagai jenis aplikasi multi platform membanjiri kehidupan manusia.
Keadaan ini bahkan sudah menjadi suatu hal yang tidak asing lagi bagi
sebagian besar masyarakat, dimana perkembangan teknologi telah
memasuki berbagai lini kehidupan. Suryanti (2018) mengatakan bahwa
dalam era revolusi 4.0 ini teknologi berkembang sangat cepat beriringan
dengan kebutuhan manusia di berbagai bidang kehidupan.

Pesatnya perkembangan teknologi ini tentu menjadi tantangan
bagi para guru agar mampu berperan dan memfasilitasi peserta didik
dalam rangka membangun pengetahuan di era global. Sari, et al. (2021)
menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi sudah tidak dapat
dihindarkan lagi karena memang sudah zamannya, seorang guru dituntut
agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan ini dengan tujuan
mempersiapkan siswa menghadapi perubahan. Salah satu konsekuensi
dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
mengharuskan pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia yang memiliki kompetensi terhadap
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu untuk
mengimbangi dan memanfaatkan dengan baik. Untuk menghadapi era
globalisasi, penguasaan teknologi menjadi sangat penting dimiliki oleh
peserta didik sehingga mampu menghadapi globalisasi dan tidak
ketinggalan jaman (Fauzi, 2020).

Seorang pendidik diharapkan mampu merencanakan
pembelajaran yang menarik dan komunikatif sehingga dapat
mewujudkan harapan pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa.
Dalam upaya mencapai pembelajaran yang optimal, tidak hanya
dipengaruhi oleh komunikasi yang efektif, akan tetapi juga dipengaruhi
oleh media pembelajaran yang dipakai oleh pendidik untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Sebagaimana disebutkan oleh
Yulia (2018) bahwa melalui media pembelajaran akan dapat mendorong
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menjalankan
posisinya, dan meningkatkan terjadinya efektifitas proses pembelajaran.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat perlu dimanfaatkan dengan
baik dalam dunia pendidikan. Salah satu fenomena yang terjadi saat ini

105


adalah begitu dekatnya produk teknologi dalam hal ini perangkat
smartphone atau android dengan kehidupan dan keseharian peserta
didik. Handayani dan Rahayu (2020) menyebutkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran
interaktif android akan mampu menarik minat dan kesenangan murid,
serta meningkatkan motivasi murid untuk belajar yang dapat
disesuaikan dengan tingkat kecepatan pemahaman murid masing-
masing.

Daftar Pustaka
Suryanti, S. 2018. Pengembangan Media Game Edukatif “Lecy Explore”

Berbasis Android Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Siklus Hidup
Hewan Dan Upaya Pelestariannya.
Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. 2014. Model penelitian
pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

106


PROFIL PENULIS

Nama : Nafisah Andani
NIM : 210210302024
TTL : Bondowoso, 16 Juli 2002
Motto : Waktumu terbatas, jangan habiskan
dengan mengurusi hidup orang lain.

107


Kegiatan Siswa dalam Media Sosial
by Anita Kharisma

Gambar 19. Aplikasi Sosial Media
Pada dunia pendidikan remaja kini, proses belajar tidak lagi
terfokus pada penyampaian informasi yang dibatasi dinding-dinding
kelas. Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa jejaring sosial
sangat popular pada perkembangan komunikasi saat ini (Rasmita Kalasi,
2014). Sosial media menciptakan sebuah budaya baru di mana para
pengajar dan para peserta didiknya tidak hanya dapat melakukan proses
belajar di dalam konteks ruangan secara fisik, namun karena munculnya
media sosial memungkinkan proses pendidikan dilakukan dalam ruang
lain secara maya. Penggunaan sosial media secara formal dapat diartikan
sebagai kombinasi antara belajar secara analog maupun secara online.
Komunikasi media sosial yang terintegrasi dengan baik melahirkan
lingkungan belajar yang baru, peran guru perlahan berubah karena
adanya teknologi media yang berkembang. Rasmita Kalasi (2014)
mengungkapkan bahwa peran guru yang awalnya merupakan pemberi
pengetahuan, kini berubah menjadi pihak yang menfasilitasi pembagian
pengetahuan karena informasi dan ilmu yang didapat oleh para peserta
didik tidak lagi hanya didapat dari guru saja.
Penggunaan media sosial sebagai pembangun kualitas
pendidikan mulai digalakkan. Berdasarkan penelitian Rasmita Kalasi
pada tahun 2014, diperoleh hasil bahwa 90 persen peserta didik yang

108


duduk di tingkatan fakultas menggunakan sarana media sosial dalam
belajar dan mengerjakan tugasnya atau menggunakan media sosial untuk
membangun karier di luar dunia kelas formal. Pembangunan pendidikan
remaja lewat media sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu
pada dasarnya butuh berkomunikasi dan terlibat di dalam sebuah
komunitas, terlepas dari apapun bentuk komunitas yang ada (Rasmita
Kalasi, 2014). Setiap siswa remaja maupun mahasiswa yang terdorong
untuk menggunakan media sosial sebagai salah satu media belajar perlu
memiliki pemikiran yang kritis sebelum menggunakannya, serta dapat
menyaring informasi yang diperoleh dalam internet dan media sosial.

Pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi di Indonesia telah
menerapkan sedikit demi sedikit pemanfaatan media sosial dan internet
dalam ruang lingkup didikannya. Kehadiran Media sosial telah menjadi
pelengkap dalam proses penyampaian informasi secara digital, namun
kehadirannya tidak serta merta menggantikan posisi media belajar lain
yang sifatnya analog seperti media cetak. Penggunaannya terbatas pada
kemampuan pengguna yang belum mempuni, seperti jaringan internet
yang masih sulit didapatkan pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.
Peranan media sosial media kian hari semakin meningkat.
Perkembangan media sosial membuat segala pekerjaan jarak jauh
menjadi lebih cepat, tepat, akurat sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kinerja yang dihasilkan. Sosial media adalah sebuah media
untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang
memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang
dan waktu. Dalam dunia pendidikan, peranan media sosial dalam
pembelajaran siswa di era Covid-19 sangat besar dampaknya. Dalam
proses belajar siswa memanfaatkan media sosial untuk sarana belajar
dan mengerjakan tugas tugasnya. Beberapa media sosial yang sering
digunakan pada saat ini adalah Facebook,Twitter, Instagram, Path,
Tumblr, dan media sosial lain.

Dengan media sosial siswa dengan mudah berkomunikasi
tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial bagi siswa tidak
hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga
menjadi kebutuhan penting dalam dunia pendidikan. Saat teknologi
internet dan mobile phone makin maju maka media sosial ikut tumbuh
dengan pesat. Kini untuk mengakses Facebook atau Twitter misalnya,
bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone.

109


Demikian cepatnya orang bisa mengakses sehingga
mempermudah bagi siswa dalam memahami suatu materi pelajaran
tanpa harus bertemu langsung dengan guru mata pelajaran di kelas.
Tugas-tugas pun dapat dengan cepat dikerjakan dan diselesaikan oleh
siswa. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan
berbagai model konten lainnya.

Media sosial dalam dunia pendidikan secara fungsi sebagai
bentuk kolaborasi, kreativitas, dan pembelajaran bagi guru maupun
murid. Kemudahan akses media sosial ini diibaratkan dengan ‘dua mata
pisau’ bagi siswa sebagai pengguna internet. Kebebasan menggunakan
media sosial dapat menentukan sisi mana yang akan digunakan dan
dimanfaatkan, positifkah atau negatifkah? Tinggal bagaimana siswa
mampu memanfaatkan setiap mata pisau secara efektif dan efisien. Inilah
yang dimaksud dua mata pisau dari penggunaan internet. Tatkala
digunakan untuk hal positif, tentunya bermanfaat bagi siswa dan orang
lain. Apabila sebaliknya, penggunaan ke sisi negatif maka sedikitpun
kegunaanya tidak memperoleh makna dan substansi bagi proses belajar.

Pemanfaatan medsos sebagai media pembelajaran menunjang
sebuah teori klasik disebut teori belajar sosial. Teori tersebut
mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus pada bagaimana
seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai subjek
belajarnya (A.Bandura, 2001). Proses belajar telah digantikan dan
didukung oleh medsos seperti bagaimana belajar bahasa Inggris tingkat
dasar dengan melihat YouTube dan mampu mempraktikkan secara
mahir baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, sangat
disayangkan jika siswa memanfaatkan medsos hanya sebatas update
aktivitas sehari-hari dan memberikan tanda lokasi kunjungan sehingga
akhirnya paket data internet terbuang sia-sia tanpa manfaat menambah
pengetahuan siswa dalam belajar dan mengerjakan tugasnya. Secara
umum, memanfaatkan medsos dalam ruang positif sangat
menguntungkan bagi setiap individu, terutama dalam ruang lingkup
pendidikan. Orang tua, guru, dan murid harus menyeluruh memahami
seluk beluk dari medsos. Aplikasi medsos harus dimanfaatkan secara
maksimal dalam lingkup pendidikan. Seperti memanfaatkannya sebagi
sumber belajar, media belajar, dan diskusi secara online.

Sedangkan dalam kacamata pendidikan, efek negatif sangat
memprihatinkan seperti menurunnya motivasi dan dapat menurunnya
prestasi belajar siswa. Motivasi yang berkurang salah satunya

110


diakibatkan oleh mudahnya mengakses internet dengan model dan
modal copy-paste-print maka tugas-tugas yang diberikan akan selesai
dalam jangka waktu yang begitu singkat. Hal ini lah yang membuat murid
tidak mau belajar ekstra hanya mengharapkan tulisan orang lain secara
instan tanpa diketahui kebenaran jawaban yang dituliskan. Pada
akhirnya, perkembangan dan perubahan media benar-benar
dimanfaatkan secara efektif dan efesien. Sebagai orang tua sebaiknya
membimbing anak tanpa langsung melarang tatkala mendapati mereka
lalai dengan medsos. Alangkah lebih baik dimulai dari memberikan
nasihat bahwa “cerdaslah menggunakan medsos.” Semisal sebagai
sarana mengerjakan tugas tugas sekolah atau mempublikasikan tulisan
lewat blog, mempublikasikan video belajar lewat YouTube dan
sebagainya.

Daftar Pustaka

Abdussalam, Huzaifah. 2015. Dampak positif dan negatif media sosial

bagi Pelajar.

http://SOSMED/Abdus%20Salaam_%20Dampak%20Media%20

Sosial%20Bagi%20Pela jar.html, tanggal 12 Desember 2022.

Fitri, Sulidar.2017. Dampak Positif Dan Negatif Sosial Media Terhadap

Perubahan Sosial. Tasikmalaya: Universitas Tasikmalaya

Nugraha, Abrianto. 2012.Manfaat Media Sosial dalam Dunia Pendidikan.

https://abriantonugraha.wordpress.com/, tanggal 12 Desember

2022.

Putra, Jaya. 2012. Pengertian Media sosial peran serta fungsinya.

http://jayaputrasbloq.blogspot.com/2011/02/definisi-atau-

pengertian-istilah-social.html, diakses 7 Desember 2022

Romeltea. 2014. Media Sosial: Pengertian, Karakteristik, dan Jenis.

Melalui http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-

sosial-pengertian-karakteristik.html, Diakses tanggal 7 Desember

2022

Sukmahayati, Linda. 2017. Makalah Penelitian Sosial - Pengaruh Media

Sosial Terhadap Remaja.

http://lindasukmahayati.blogspot.co.id/2017/03/penelitian-

sosial-pengaruhmedia-sosial.html, diakses 12 Desember 2022.

111


Wijaya, Raden. 2013. Skala likert (metode perhitungan, persentase dan
interval). https://www.slideshare.net/wijayaraden/skala-likert-
metode-perhitungan-persentase-daninterval, 10 Desember 2022

112


PROFIL PENULIS

Nama : Anita Kharisma
NIM : 210210302025
TTL : Jember, 12 Juli 2001
Motto : Jangan jatuh karna kritikan, jangan
terbang karena pujian.

113


MBAH GOOGLE
“kunci jawaban pembelajaran modern”

By Siti Husnul Khotimatul Ulum

Gambar 20. Mbah Google
Jember, Jawa Timur
03 Desember 2022
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar dan mengajar yang
dilakukan di sebuah tempat serta terjadi komunikasi antara guru dan
peserta didik. Pembelajaran merupakan sebuah bantuan yang diberikan
guru dalam memperoleh ilmu pengetahuan, pembentukan sikap dan
kepercayaan peserta didik. Dalam pembelajaran memerlukan sebuah
media bantu guna untuk menyampaikan sebuah materi dengan baik.
Media bantu itu dinamakan media pembelajaran. Jadi media
pembelajaran yaitu sebuah perantara yang mempermudah kegiatan
pembelajaran.

Seiring berjalannya waktu dan era globalisasi sudah semakin
maju, maka diperlukan inovasi – inovasi baru terhadap media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan
sangat membantu peserta didik untuk memahami sebuah pembelajaran.
Apalagi di zaman yang semakin mengedepankan teknologi ini, mau tidak
mau sebagai tenaga pendidik harus bisa memanfaatkan teknologi untuk
media pembelajaran. Aktivitas dengan bantuan teknologi sudah tidak

114


asing lagi. Bahkan orang yang tidak terlalu paham teknologi dianggap
kuno.

Media pembelajaran erat kaitannya dengan aktivisme digital.
Jejaring media sosial dalam kalangan remaja merupakan bagian dan
budaya mereka. Maka dari itu perlu pengembangan dalam media
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan teknologi. Media
pembelajaran itu sangat beragam dan aksesnya sudah dianggap mudah.
Tinggal bagaimana kita mencarinya media pembelajaran tersebut.

Berbicara soal mencari, terlintas sejenak mengenai Google.
Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut. Google atau
biasa disebut Mbah Google itu merupakan tempat untuk mencari
jawaban yang kita butuhkan. Baik dari jawaban panjang, singkat, gambar,
bahkan video sudah tersedia di Google.

Mbah Google awalnya dikenal sebagai Backrub. Google mulai
dikembangkan sekitar tahun 1996 oleh Sergey Brin dan Larry Page.
Domain Google kemudian di daftarkan pada tanggal 15 September 1997.
Misi Mbah Google yaitu untuk mengatur informasi dunia dan
membuatnya dapat diakses serta bermanfaat secara umum. Manfaat
Mbah Google yaitu search Box, jawaban, kategori pencarian, Google
auto Complete, Universal. Di dalam Google ada yang namanya Search
Engine. Apa itu Search Engine ?

Search engine merupakan mesin pencari yang pada dasarnya
merupakan program berbasis web yang diperuntukkan untuk mencari
sebuah jawaban atau informasi dengan menyesuaikan dengan kata kunci
yang harus dimasukkan. Proses menghasilkan informasi disebut sebagai
SERP (Search Engine Result Page).
Di dalam Google tidak hanya ada search box saja namun ada beberapa
aplikasi Google yang bisa dimanfaatkan dalam media pembelajaran
modern saat ini dan menjadi jawaban ketika tenaga pendidik atau
peserta didik memerlukan media pembelajaran yang efektif.
Berikut beberapa aplikasi yang ada di Mbah Google :
1. Google Search Book

Gambar 21. Google Books

115


Google search book atau biasa disebut dengan google buku berguna
untuk memudahkan kita dalam mencari berbagai istilah yang kita
butuhkan selama proses pembelajaran. Hal ini untuk menemukan
halaman yang mencakup istilah pencarian dalam sebuah buku. Setelah
kita mendapatkan buku yang sesuai dengan pembelajaran, maka kita bisa
menelusuri halamannya, pencarian lebih lanjut dalam buku tersebut,
menemukan ulasan online, serta belajar di mana saja dan kapan saja
(Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai
Media dalam Pembelajaran di Sekolah).
2. Google Earth

Google earth

berguna untuk

menjelahi seluruh

penjuru dunia. Tampilan

di dalam Google Earth

menggunakan peta

dunia dengan fitur 3

dimensi. Hal ini sangat

Gambar 22. Google Earth membantu bagi peserta

didik untuk menambah

ilmu pengetahuan selain diperoleh dari sekolah dan guru. Google Earth

bisa membantu dalam pembelajaran khususnya pelajaran Geografi atau

ilmu pengetahuan sosial. Jika pembelajaran menggunakan fitur Google

Earth juga dirasa menarik dan peserta didik tidak akan mudah merasa

bosan (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google

sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from

sekolahku).

3. Google Maps

Google maps

mempunyai kegunaan

hampir sama dengan

Google earth. Google maps

mempunyai intuitif untuk

menavigasi sebuah peta

wilayah secara global. Hal

ini sangat membantu kita Gambar 23. Google Maps
dalam mencari dan

mempelajari daerah di mana saja yang ada di Indonesia bahkan di dunia.

116


Kita bebas beralih kemana saja bisa dari satelit, peta, medan dan mode

StreetView untuk mendapatkan perspektif berbagai lokasi di Indonesia.

Google maps merupakan aplikasi online dan kita dapat mengaksesnya

baik itu di Handphone ataupun komputer yang terhubung dengan

internet (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google

sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from

sekolahku).

4. Google News

Google news

merupakan kabar

berita yang bisa kita

dapat dari penjuru

dunia mana saja.

Dengan Google news

kita bisa

Gambar 24. Google News mendapatkan sumber
primer pembelajaran

menjadi lebih mudah. Google news juga berguna untuk membuat

pembelajaran lebih menarik, terencana, dan tentunya efisien

(Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai

Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from sekolahku).

5. igoogle

Igoogle berguna

untuk

mengumpulkan

konten yang

bermanfaat dari

seluruh situs dan Gambar 25. iGoogle

bisa melihat hasil dari pengumpulan situs dalam satu tempat yaitu di

iGoogle. Dari peristiwa terkini yang disediakan oleh penyedia berita

banyak untuk keadaan cuaca lokal dan kalender kegiatan di sekolah.

Berikut beberap fitur yang disediakan di iGoogle antara lain :

a. Jam tanggal dan waktu

b. Kalender kelas yang dapat diakses oleh peserta didik

c. Bookmark

d. Berita dari berbagai situs yang sudah di dapatkan sebelumnya

e. Link blog kelas (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16

Aplikasi Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah.

Retrieved from sekolahku).

117


6. Web Search

Web search

berguna untuk

membantu peserta didik

untuk mencari sumber –

sumber pembelajaran

secara mandiri. Dengan

hal ini peserta didik bisa

berpikir secara kritis

Gambar 26. Web Search (Pangkalpinang, S. N.
2020. Memanfaatkan 16

Aplikasi Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved

from sekolahku).

7. Google Apps Education Edition

Google apps

eduaction edition

berguna untuk guru

dan peserta didik

berbagi sebuah ide

lebih cepat dan

mendapatkan

sesuatu lebih efektif

ketika mereka memiliki akses yang baik dan kuat. Di dalam situs ini

disediakan email, kalender online sharable, alat pesan instan dan bahkan

sebuah website yang diperuntukkan untuk fakultas mahasiswa dan staf

secara gratis (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi

Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from

sekolahku).

8. Google Custom Search Engine

Gambar 28. Google custom search engine Google custom
118 search engine ini
berguna untuk guru.
Pada dasarnya google
custom search engine
ini membantu


membuat mesin pencari sendiri dengan memilih situs yang Google
sediakan (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google
sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from
sekolahku).
9. Blogger

Blogger berguna
untuk guru dan
peserta didik berbagi
kegiatan, catatan kelas
hingga gambar online.
Blogger juga bisa
membantu guru untuk
membuat blog pribadi untuk mata kelas mereka saja (Pangkalpinang, S.
N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai Media dalam
Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from sekolahku).
10. Google Calender

Google calender berguna untuk

mempermudah bagi guru dan peserta didik

untuk berbagi waktu terkait dengan jadwal

pembejaran yang akan diselenggarakan,

tenggat waktu pengumpulan tugas dan libur

sekolah (Pangkalpinang, S. N. 2020.

Memanfaatkan 16 Aplikasi Google

sebagai Media dalam

Pembelajaran di Sekolah.

Retrieved from sekolahku).

11. Google Docs

Google docs

memudahkan untuk

membuat,

menyimpan, dan

berbagi langsung,

berkolaborasi

secara online dan

real time. Di dalam Gambar 31. Google Docs
google docs terdapat

istilah editor processor spreadsheet dan presentasi online

119


(Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai
Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from sekolahku).
12. Google Group

Google group

membantu

seseorang untuk

membuat groupnya

sendiri untuk

Gambar 32. Google Group berkomunikasi dan
berkolaborasi secara

online. Kita dapat menggunakan google group untuk mengirimka sebuah

informasi penting seperti arsip atau data peserta didik (Pangkalpinang,

S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai Media dalam

Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from sekolahku).

13. Google Page Creator

Google page creator memudahkan dan mengefektifkan sebuah
pembelajaran. Misalnya, kita membuat sebuah halaman yang berisi
rincian pelajaran yang sudah di dapat dan kita bisa menambahkan link
ke halaman yang sudah dibuat (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan
16 Aplikasi Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah.
Retrieved from sekolahku).
14. Piccasa

120


Di dalam piccasa, kita

dapat mengatur foto dan

acara khusus serta membuat

CD foto masing – masing

peserta didik. Tenaga

pendidik juga bisa membuat

album web bagi peserta didik

agar bisa diakses dari rumah

dan mengintegrasikan ke Gambar 34. Picasa

dalam program fotografi (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16

Aplikasi Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved

from sekolahku).

15. Google SketchUp

Gambar 35. Google SketchUp
Google sketchup merupakan sebuah program yang mudah digunakan
untuk membuat desain 3 dimensi. Jika sudah membuat desainnya, kita
dapat mengekspor gambar, membuat film ataupun mencetak pandangan
yang sudah dibuat (Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi
Google sebagai Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from
sekolahku).
16. Google Notebook

121


Google notebook

berguna untuk

menyimpan kliping dari

situs dari berbagai web,

membubuhi keterangan

kliping, mengatur

kliping ke dalam

notebook yang berbeda,

menelusuri teks lengkap

dari notebook kita

sendiri maupun

Gambar 36. Google notebook notebook publik,

berbagi informasi dalam

notebook kita dengan orang lain serta mengundang kolaborator khusus

untuk ikut berkontribusi pada notebook yang kita buat (Pangkalpinang,

S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai Media dalam

Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from sekolahku).

Daftar Pustaka

Mulyawan, R. 2022. Memahami Pengertian Google : Apa itu Google ?

Sejarah, Tujuan dan Manfaatnya . Retrieved from

RifqiMulyawan.com:

https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-google/

Pangkalpinang, S. N. 2020. Memanfaatkan 16 Aplikasi Google sebagai

Media dalam Pembelajaran di Sekolah. Retrieved from

sekolahku.web.id:

https://smadapa.sch.id/read/6/memanfaatkan-16-aplikasi-

google-sebagai-media-dalam-pembelajaran-di-sekolah

Setiyani, R. 2010. Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar. Jurnal

Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, 5(2), 117-133.

Umam. 2021. Pengertian Search Engine : Fungsi dan Macam - Macamnya .

Retrieved from Gramedia Blog:

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-search-engine/

Zilly Puella Audacya, H. d. 2022. Pengaruh Pemanfaatan Google Search

sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran Ekonomi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 11(8),

771-778.

122


PROFIL PENULIS

Nama : Siti Husnul Khotimatul Ulum
NIM : 210210302026
TTL : Jember, 2 Februaru 2002
Motto : Merendah, mendengar, membantu.

123


Antara Handphone, Ego, dan Tanggung Jawab
by Fahrudi Mochammad

Handphone merupakan sebuah alat komunikasi yang pertama
kali digunakan secara massal pada 3 April 1973 setelah perusahaan asal
Amerika Serikat memasarkannya, tidak lain merupakan Motorola.
Produk tersebut memiliki kode nama DynaTAC 8000X yang pastinya
akan membuat orang kaget di tahun 2022 ini mendengar spesifikasinya.
Bagaimana tidak, jika melihat bobotnya saja sudah mencapai 2 kg, atau
sekitar 10 kali lipat handphone zaman sekarang. Untuk bisa
menggunakannya sebagai alat komunikasi juga, maka Anda harus
mengisi baterainya selama 10 jam, dan hanya mampu bertahan 30 menit
kedepan (Hardy, 2022). Sebuah hal yang sangat gila jika dibayangkan
begitu pesatnya perkembangan teknologi.

Selang beberapa dekade, tahun 1992 teknologi
GSM dan SMS pertama, muncul sebagai revolusi besar di
dunia handphone. Vendor Nokia menjadi yang pertama
memasarkan ponsel dengan teknologi GSM yakni Nokia
1011. Setelahnya di Inggris, pesan SMS pertama
“Merry Christmass” dikirimkan oleh Neil Papworth
kepada Vodafone. Tahun-tahun berikutnya di masa
1990-an terus mengalami perkembangan sedikit
demi sedikit seperti adanya fitur vibrasi, keyboard
Qwerty, dan penggunaan chipset berjenis ARM yang
mengungguli jenis x86 karena efisiensi dayanya
yang menakjubkan.

Perkembangan handphone yang lebih
canggih kemudian mencapai tahap baru di
tahun 2007, saat pertama kali Steve Jobs
memperkenalkan iPhone/iPhone 2G sebagai
gabungan antara cell phones dan iPod. Hal ini menggemparkan dunia
karena selain hadir dengan desain baru yang memanjakan mata,
handphone pertama ini membawa revolusi spesifikasi dan desain yang
signifikan. Hal inilah yang menjadi awal produk handphone dari Apple
menjadi bahan “kiblat” bagi hampir seluruh merk di seluruh dunia.
Mungkin ada beberapa teknologi yang sudah dipatenkan oleh Apple
sehingga tidak bisa ditiru, namun sisanya sudah seperti di-copy paste
oleh vendor-vendor lain.

124


Ponsel dengan sistem operasi Android sendiri baru terbit satu
tahun setelah Apple merilis iPhone pertamanya, yakni pada tahun 2008
dengan nama produknya ialah T-Mobile G1 dari brand HTC. Sistem
operasi Android pertama kali ini berbasis Linux. Tahun 2009, teknologi
4G LTE (Long-term Evolution) diperkenalkan pertama kali Inggris.
Samsung baru meluncurkan ponsel 4G pertama satu tahun kemudian.
Bersama ponsel 4G pertama ini, Google juga meluncurkan Google
eBookstore yang menjadi platform eBook paling populer saat itu. Selama
setengah dekade lebih, handphone-handphone ini membawa
peningkatan kecil yang tidak begitu signifikan, hingga sekali lagi Apple
membuat gebrakan gila di tahun 2017. Tepat satu dekade setelah iPhone
pertama kali diluncurkan, Apple mengumumkan sebuah iPhone dengan
bentuk futuristik yang dikatakan butuh waktu 10 tahun untuk
mendesainnya. Seri iPhone X yang dilafalkan dengan “Ten” tersebut
membawa desain super mewah dengan teknologi all-screen. Meski
terkesan bahasa marketing karena tidak semua bagian depannya adalah
layer, tapi masih ada sebuah “notch”-nya, tetap saja ini merupakan ponsel
hebat dengan impact luar biasa kepada seluruh vendor dunia, sekali lagi.
Seperti yang bisa ditebak sebelumnya, banyak brand yang ikut-ikutan
menjiplak desain dari Apple ini, dan diterapkan mulai dari handphone
murah sampai seri flagship.

Tahun-tahun antara 2017 hingga 2020 merupakan masa
dimana masyarakat Indonesia mulai banyak menggunakan smartphone
menggantikan handphone jadulnya. Terbukti di tahun 2017 pengguna
internet di Indonesia sudah mencapai 64% atau sekitar 171 juta orang.
Kemudian tahun 2020 semua itu menjadi lebih rumit sekaligus terasa
“pas”. Dunia dilanda sebuah wabah penyakit dengan identifikasi virus
yang belum pernah tercatat sebelumnya di database manapun. Virus
tersebut saat diperbesar dengan mikroskop electron, terlihat seperti
bagian matahari yang Bernama corona, sebab itulah dinamai Virus
Corona. WHO (World Health Organization) mengumumkan status
darurat Kesehatan kepada seluruh dunia bahwa telah terjadi pandemi
Covid-19 (Corona Virus Disseas-19). Pandemi ini menganjurkan semua
negara di dunia membatasi akses dan melakukan social distancing.
Semua sektor kehidupan dunia ini berubah seketika dengan adanya
anjuran ini, tidak terkecuali dunia pendidikan. Pendidikan yang biasanya
diselenggarakan di kelas, harus diselenggarakan secara daring. Memang
pembelajaran daring bukan yang pertama kali diterapkan kala itu,
namun yang membuatnya berbeda ialah skalanya. Semua pembelajaran

125


wajib dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, karena
dikhawatirkan akan terjadi penularan virus di ruangan tertutup seperti
di kelas.

Pendidikan dengan berbasis digital di China sebenarnya
sebelum adanya Covid-19 ini masih mengalami perdebatan. Ada yang
setuju dengan penggunaan handphone sebagai alat belajar tambahan,
namun tidak sedikit juga yag menolak. Wu Hong, seorang peneliti di Dett,
sebuah lembaga pemikir pendidikan yang berbasis di Chongqing, China
Barat Daya, setuju bahwa tidak realistis untuk menyelesaikan masalah
dengan memerintahkan kaum muda untuk berhenti menggunakan
perangkat seluler (Mecy, 2020). "Alih-alih melarangnya, sekolah harus
menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan kemampuan
anak-anak untuk mengatur diri sendiri dengan mengajari mereka
membedakan antara dunia nyata dan dunia maya, antara baik dan
buruk," kata Wu. Namun, arahan kementerian melarang siswa
menggunakan ponsel tampaknya didukung secara luas. Dalam sebuah
survei oleh thecover.cn yang dipublikasikan di Twitter versi China, 54
persen lebih dari 1.900 responden mengatakan mereka percaya bahwa
anak sekolah tidak perlu membawa ponsel ke sekolah, seperempat
responden menginginkan kebijakan yang lebih fleksibel, dengan 20
persen mengatakan ponsel harus diizinkan di kampus. Penggunaan
ponsel di sekolah telah memicu perdebatan tidak hanya di China, pada
tahun 2018, Prancis mengeluarkan undang-undang yang melarang
penggunaan ponsel di sekolah oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun,
dan Yunani melarang penggunaan ponsel di semua taman kanak-kanak,
sekolah dasar, dan sekolah menengah.

Kerugian atau kekurangan penggunaan handphone di proses
belajar yaitu salah satunya para orangtua adalah menjadikan anak malas
dalam belajar karena terfokus akan adanya HP yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar, bisa jadi karena adanya notifikasi pesan
ataupun dari aplikasi game. Beberapa orang beranggapan menggunakan
handphone saat jam pembelajaran membuat siswa tidak konsentrasi
(Sholecah, 2021). Ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran
dan siswa asyik bermain handphone membuat siswa tidak
mendengarkan materi yang disampaikan dan tidak mengerti apa yang
dijelaskan oleh gurunya. Siswa juga menjadi tidak peka terhadap
lingkungan sosial karena sering menggunakan handphone. selanjutnya
adalah masih rawannya tindakan kejahatan di sekitar lingkungan
sekolah. Para orang tua juga beranggapan bahwa penggunaan

126


handphone di saat jam pelajaran atau pembelajaran membuat
pemborosan terhadap kuota yang harusnya uang itu bisa digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari, ternyata harus digunakan untuk kuota
belajar.

Dengan demikian, mungkin handphone memang membuat
kehidupan menjadi lebih mudah, namun semua sisi di dunia tidak ada
yang sempurna. Pelajar kadang lebih mementingkan ego mereka di
dalam handphone daripada tanggung jawabnya untuk menimba ilmu.
Tetapi tidak semua pelajar seperti itu, tentu saja masih ada anak-anak
yang berhasil memanfaatkan potensi penuh dari handphone, dan
merekalah yang bisa menjadi contoh bagi yang lainnya.

Daftar Pustaka
Hardy, J. (2022). The First Cell Phone: A Complete Phone History from

1920 – Present. https://historycooperative.org/first-cell-phone/.
[Diakses 11 Desember 2022].
Mecy, D. A. (2020). Problematika Handphone pada Siswa dalam
Penggunaannya di Sekolah.
https://lombokita.com/problematika-handphone-pada-siswa-
dalam-penggunaannya-di-sekolah/. [Diakses 11 Desember
2022].
Sholecah, R. (2021). Penggunaan Handphone di Kegiatan Belajar
Mengajar.
https://www.kompasiana.com/rofiannurs/6168c2f106310e0b7
2017512/penggunaan-handphone-di-kegiatan-belajar-
mengajar. [Diakses 11 Desember 2022].

127


PROFIL PENULIS

Nama : Fahrudi Mochammad
NIM : 210210302027
TTL : Bojonegoro, 23 Mei 2002
Motto : Finding Growth and Self-Development!.

128


Learning Loss, Kemunduran Proses Pembelajaran Siswa
by Tiara Nandini Nariswari

Pada sistem pembelajaran sekarang, banyak sekali
perkembangan yang dirasa cukup maju di daerah Indonesia. Di dukung
oleh banyaknya akses untuk mengembangkan pembelajaran. Contohnya
saja dengan guru sekarang menggunakan teknologi yang mudah untuk
diakses bagi siswa dan guru seperti Canva atau picsart untuk membuat
suatu design poster pembelajaran. Kita sebagai calon pendidik
mempunyai banyak cara untuk mengembanga suatu media ataupun
suatu alat dalam membantu siswa dalam memahami materi itu dengan
baik. Media yang digunakan harus berhasil karena akan mempergaruhi
mereka dan perkembangan kognitif mereka.

Adanya media pembelajaran ini memudahkan guru untuk
mengajar serta pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Oleh
karena itu, mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi ini menjadi
mata kuliah penting. Selain itu Media Pembelajaran sangat ragam macam,
bukan hanya media visual, media audio dan media video, tapi ada media
e-learning, media situs web bahkan yang terbaru ada media hologram
yang sekarang masih dikembangkan.

Sesuai dengan judul diatas yaitu “Learning Loss. Kemunduran
Proses Pembelajaran Siswa”. Mengapa mengambil judul tersebut?
Karena sebelum pandemi sendiri tidak kemunduran pembelajaran sama
sekali tetapi Covid-19 ini menyebar luas, sehingga banyak sekolah dan
kantor pemerintah lain ditutup agar tidak terjadi penularan secara besar-
besaran. Pembelajaran tatap muka langsung diberhentikan dengan cepat
sehingga memulai pembelajaran secara online atau daring. Adanya
pembelajaran diharapkan siswa itu akan terus belajar meskipun harus
karantina atau berlindung dari Covid-19.

Pembelajaran secara daring ini membuat siswa yang sekarang
bersekolah tatap muka mengalami Learning Loss. Learning Loss menurut
artikel CNN Indonesia, yaitu hilangnya kemampuan akademik
pengetahuan peserta didik atau keterampilan peserta didik. Pada saat
pandemi ini menjadi momok terbesar guru, siswa akan sulit menerima
materi yang dibawakan. Juga siswa akan susah menjelaskan materi yang
akan dijelaskan jika disuruh ke depan teman-temannya.
Disinilah peran guru harus ditekankan, tenaga pendidik dan tujuan
Pendidikan harus jelas. Guru juga mempersiapkan ap aitu pedagogik,
mulai pentingnya belajar, menyiapkan keterampilan dan pengetahuan,

129


fleksibel sesuai dengan kemampuan siswa interaktif, serta memberikan
harapan positif di masa yang akan datang. Guru juga harus
mempersiapkan materi dengan baik, tetapi dengan adaptasi dengan
siswa yang mengalami kesulitan.

Di dalam artikel ini, apakah learning loss menjadi periode di
masa pandemi kemarin? Untuk menjelaskan membutuhkan pemahaman
bagaimana dengan pembelajaran jarak jauh. Apakah ini termasuk dalam
pembelajaran jauh membuat learning loss? Dalam mengkaitan dengan
Pendidikan di masa krisis atau masa pandemic ini, tahulah yang namanya
melihat kondisi atau situasi yang “darurat”. Bukan lagi sebuah konteks
dengan nilai ini penting atau tidak, melainkan apakah dalam belajar
siswa itu paham apa yang mereka pelajari atau tidak?

Jika kita berpikir kritis apa sih menjadi tujuan pembelajaran
atau bagi siswa untuk belajar? Siswa hanya memikirkan bahwa apakah
mereka tidak pergi ke sekolah, apakah mereka sudah mengerjakan
tugas? Dan apakah siswa mau berinteraksi? Dan bertanggung jawab kah
sebagai siswa?

Banyak sekali kebiasaan baru dan mereka harus beradaptasi
dengan baik. Dalam keseharian ini para siswa di masa pandemic ini tahu
kebiasaan baru mereka yaitu menggunakan masker dan pentingnya cuci
tangan juga menjaga jarak. Hal ini merupakan sebuah pembelajaran juga.
Ada yang menyebutkan bahwa learning loss ini merendahkan upaya guru
untuk mengajar di masa pandemic. Padahal guru mengalami kepayahan
dalam memahami konsep pembelajaran jarak jauh. Pendidikan bukan
mengajar sekadar memberikan ilmu atau hanya memberikan materi saja
tetapi memperhatiakan komunikasi antara manusia sesungguhnya yaitu
rasa kasih sayang yang baik kepada siswa dan saling menghormati.

Berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh, ada banyak sekali
media yang dipakai dalam memenuhi pembelajaran jarak jauh, seperti
halnya e-learning atau media komunikasi lain seperti halnya whattshap
hingga zoom. Dalam penggunaan itu harus diberengi dengan komunikasi
dan ketekunan siswa dalam pembelajaran, semisal contoh itu adalah
pembelajaran dengan menggunakan zoom. Dalam zoom banyak sekali
kemudahan yang berikan seperti open mic, turn on off camera hingga
pemaparan dengan fitur share screen. Tetapi tidak dibarengi dengan
kemampuan siswa dalam memahami fitur ini sehingga tidak optimal
pembelajaran. Perlunya adaptasi untuk mencapai semua itu dengan baik,
guru juga seperti itu. Jika guru tidak memahami betul apa di dalam zoom
itu akan sama dengan siswa tidak akan optimal pembelajarannya.

130


Guru menjadikan sebuah contoh baru dalam memahami kecanggihan
teknologi meskipun beberapa guru yang senior harus memahami lagi
tentang teknologi. Peran guru yang masih muda ini harus direaliasisakan,
mengapa demikian? Guru tersebut akan ketinggalkan dan tidak ada
keterbaruan Pendidikan yang sekarang. Jika diteruskan akan mengalami
kemunduran Pendidikan pada guru senior. Oleh karena itu, pemerintah
atau komunitas untuk mengadakan seminar atau MGMP untuk
mengajarkan dengan Pendidikan sekarang. Mungkin ini susah dalam
memahami teknologi untuk guru yang sudah senior tetapi Pendidikan
semakin maju seiring perkembangan zaman. Tetapi dengan berusaha
guru akan menjadi orang yang paham dengan teknologi dan tidak akan
diremehkan.

Media yang selanjutnya digunakan adalah e-learning, media ini
sangatlah booming setelah pandemic ini ada. Pengalaman saya pada saat
e-learning adalah suatu platform yang dimana pembelajaran, penugasan
bahwa pemberian materi ini dilakukan menjadi satu. Banyak sekali
kegunaan e-learning yang saya rasakan yaitu kemudahan satu akses,
guru hanya memberikan tugas lewat e-learning lalu siswa hanya
mengumpulkan disana. Tetapi hal ini sulit untuk siswa yang memahami
teknologi, padahal generasi sekarang sudah memahami yang namanya
teknologi. Lalu pengalaman saya menjadi siswa pada saat itu ialah ada
saja meremehkan tugas yang diberikan guru, dan ini menjadikan
pembelajaran tidak sungguh-sungguh. Ini berujung ketidakpahaman
sebuah materi yang diberikan oleh guru tersebut. Ini menjadi sebuah
evaluasi guru untuk mengatasi bagaimana penggunaan e-learning
dengan baik. Dan ini sangat erat hubungan dengan kemunduran
pembelajaran yang semakin luas pasca pandemic ini, guru dibuat
bingung apakah media yang digunakan baik atau tidak relevan dengan
guru itu.

Kemunduran ini menyebabkan siswa sulit untuk konsentrasi,
belum beradaptasi dengan new normal, masih merasakan comfort home
atau kenyamanan rumah hingga belum siap dengan pembelajaran yang
baru. Untuk mengatasi kemunduran ini atau learning loss yaitu dengan
mengerakkan tokoh penting dan masyarakat untuk melaksanakan pola
Pendidikan yang adaptif pasca pandemic. Sepanjang Covid-19 ini
learning loss terus ada hingga lewat dari kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah untuk menekan learning loss ini dengan para pemangku
kepentingan masyarakat agar mendorong pembelajaran yang bermakna

131


untuk siswa serta siswa tidak akan kehilangan secara akademis. Ini sudah
dirasakan mulai dari pandemic dimuali dan terus hingga new normal.

Untuk langkah yang berikan oleh pemerintah yaitu menekan
kebijakan yang sudah agar siswa bisa beradaptasi hingga penekanan
terhadap tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat ini harus bisa mengatasi
learning loss agar tidak terjadi kemundurun proses pembelajaran.

Daftar Pustaka
Adiputri, R, D. 2022. ”Learning Loss” di Masa Pandemi.

https://www.kompas.id/baca/artikel-
opini/2022/03/20/learning-loss-di-masa-pandemi. [Diakses 10
Desember 2022]
Alangkara, D. 2021. Mengenal Learning Loss, Kondisi yang Ditakutkan
Nadiem
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210922183800-
284-698049/mengenal-learning-loss-kondisi-yang-ditakutkan-
nadiem. [Diakses 10 Desember 2022]
Donnelly, R., & Patrinos, H. A. (2022, October 1). Learning loss during
Covid-19: An early systematic review. Prospects. Springer Science
and Business Media B.V. https://doi.org/10.1007/s11125-021-
09582-6
Setyawati, N. 2021, Learning Loss, Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Mengatasinya
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-
guruku/2021/11/18/learning-loss-apa-mengapa-dan-
bagaimana-mengatasinya/. [Diakses 12 Desember 2022]

132


PROFIL PENULIS

Nama : Tiara Nandini Nariswari
NIM : 210210302028
TTL : Sidoarjo, 9 Maret 2003
Motto : Mencoba hal baru tidak selalu buruk.
Jangan menganggapnya sebagai hal yang
menakutkan, tapi sesuatu yang bisa
membawa hasil baik. From Kang Taehyun
TXT.

133


Jembatan Informasi Melalui Konten Video
by Lailia Ardha Pramesti

Komunikasi merupakan proses yang terjadi dalam setiap
kehidupan sehari-hari manusia antar individu akibat penggunaan media
yang biasa dikenal dengan komunikasi massa. Komunikasi media juga
didasarkan pada teknologi, pola penyebaran, dan bagaimana khalayak
mengakses media, dan kemudian dikenal sebagai media lama dan media
baru. Oleh karena itu, media komunikasi dengan menggunakan media
baru seperti internet dan media sosial mulai mengubah posisi media
lama dalam penyampaian informasi. Media sosial dengan aksesnya yang
ada dimana-mana dan sumber informasi yang tidak terbatas membuat
posisinya semakin dominan. Perkembangan teknologi informasi di era
globalisasi saat ini sangat pesat. Masyarakat sudah terbiasa
menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah
data (Uno, Lamatenggo & Koni, 2011).

Pada awal tahun 2000-an, Internet merupakan media baru yang
dibutuhkan untuk menginformasikan sejumlah kecil kelompok
masyarakat di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, muncul fitur
internet yang dikenal dengan media sosial. Kaplan dan Haenlein (2010)
mendefinisikan media sosial sebagai "sekelompok aplikasi berbasis
Internet yang dibangun di atas dasar filosofis dan teknologi Web 2.0 dan
memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten buatan pengguna." .
Di era Revolusi Industri 4.0, pola kehidupan manusia telah berubah
secara signifikan dari era sebelumnya, terutama dalam penggunaan
media informasi berbasis elektronik dan jaringan global atau internet.
Pergaulan dan informasi yang dulu kita dapatkan dari orang-orang di
sekitar kita sudah berubah, dan sekarang kita bisa mendapatkannya dari
siapa saja, dari arah mana saja, tanpa memandang status sosial atau
kemampuan. Teknologi canggih ini membuat informasi konstruktif dan
destruktif tersedia bagi manusia. Kebijaksanaan dan kemampuan
menyaring segala informasi dari luar agar tidak merugikan diri sendiri
atau terjerumus ke hal-hal buruk sangat diperlukan. Penyaringan
informasi sangat diperlukan di era global ini, dan penyaring yang paling
efektif saat ini adalah penyaring pribadi, penyaring pertama dan terakhir
yang menangani semuanya.

134


Dalam kecanggihannya, smartphone hampir seperti perangkat komputer
yang dapat menginstal program di komputer Anda, seperti Microsoft
Office dan Winamp. Aplikasi media sosial lainnya juga dapat diinstal,
seperti Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, Instagram, Youtube, dan
beberapa program lain yang mempermudah dan merusak kehidupan
manusia (Putra & Patmaningrum, 2018). Munculnya berbagai platform
aplikasi yang menawarkan hal-hal menarik untuk produksi video, dilihat
dari banyaknya konten video yang tersebar di berbagai negara,
menandakan bahwa era digital semakin mendominasi pengguna
smartphone. Fenomena penggunaan YouTube dan Tikok begitu
merajalela hingga merasuk ke berbagai kalangan masyarakat, baik anak
kecil, remaja, dewasa hingga lansia. Terlepas dari sifat duniawi dan
dualistik YouTube, YouTube memiliki dua efek samping. Yang satu
konstruktif dan yang lain destruktif. Konstruktif atau destruktif
tergantung pada pihak, waktu dan tempat penggunaan konten dalam
kehidupan manusia. Menyikapi dualisme efek ini diperlukan kemampuan
manusia untuk bertindak secara bijaksana terhadap media atau alat yang
digunakan yaitu YouTube.

Aplikasi TikTok adalah jejaring sosial Tiongkok dan platform
video musik yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi ini
memungkinkan pengguna untuk membuat video musik pendek.
Sepanjang kuartal pertama 2018 (Q1), TikTok memantapkan dirinya
sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh dengan 45,8 juta unduhan.
Jumlah ini melampaui beberapa aplikasi populer lainnya seperti
YouTube, Whatsapp, Facebook Messenger, dan Instagram. Sebagian
besar pengguna aplikasi TikTok di Indonesia adalah anak-anak milenial
usia sekolah, atau generasi yang dikenal dengan Generasi Z (Handy &
Wijaya, 2020). YouTube, di sisi lain, adalah media sosial berbasis video
yang semakin populer sejak diluncurkan lima tahun lalu pada Mei 2005.
YouTube adalah perusahaan yang dimiliki oleh Google. Menurut statistik
situsnya sendiri, YouTube memiliki lebih dari 1 miliar pengguna, yang
hampir sepertiga dari semua pengguna Internet. Pada Maret 2015,
pembuat konten YouTube telah mengupload 10.000 video. Ini karena
Anda bisa menghasilkan uang dengan membuat akun atau saluran di
YouTube dan mendapatkan pelanggan atau penayangan. Seiring
berjalannya waktu, semakin banyak orang membuat akun YouTube, yang
membuka peluang sebagai pekerjaan.Pengguna YouTube menonton
video ratusan juta jam setiap hari, menghasilkan miliaran penayangan.
meningkat. YouTube menjangkau pemirsa rata-rata antara usia 18-34.

135


YouTube memberi Anda akses ke berbagai konten video termasuk musik,
film, berita dan informasi, olahraga, gaya hidup, game, vlog, dan banyak
lagi.

Media berbasis video seperti youtube dan tiktok juga dapat
digunakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat
yang digunakan guru sebagai bahan ajar. Dalam pembelajaran interaktif,
guru menyampaikan pesan pendidikan kepada siswa dalam bentuk
materi pembelajaran. Media pembelajaran meliputi alat-alat pendidikan
yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, kamera video, video
recorder, film, slide, foto, foto, grafik, televisi, dan komputer. Media yang
digunakan untuk pembelajaran dapat dipilih oleh pendidik untuk
menunjang pembelajaran pada hari itu. Media yang digunakan harus
sesuai dengan materi yang disampaikan agar media dapat berfungsi
dengan baik.3 Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien yaitu
mempermudah interaksi antar siswa sehingga itu menjadi mungkin ...
tetapi media yang lebih detail memiliki beberapa keuntungan. Teknologi
pembelajaran dengan menggunakan media sosial seperti web dan
youtube telah lama dikenal di negara-negara besar di dunia, khususnya
di Amerika Serikat. Meskipun YouTube adalah cara belajar yang sangat
praktis dan mudah dipahami, pencarian literatur saat ini tidak dapat
merujuk pada informasi yang ditemukan di YouTube. Karena YouTube
hanyalah strategi pendidikan dalam pendidikan. Jejaring sosial YouTube
tidak hanya menjadi media berbagi konten dan informasi dalam bentuk
video, namun kini juga gencar digunakan sebagai wahana penyampaian
ide, gagasan, dan kreativitas dari mereka yang ingin berbagi dengan
sesama. . Dalam dunia pendidikan, guru dan pelatih memposting tutorial
tentang keahlian mereka di YouTube sehingga siswa dan pengguna
konten dapat menonton video dan dengan mudah memahami apa yang
ditawarkan video seolah-olah mereka sedang mendengarkan ceramah.
guru kelas. Pemanfaatan media sosial YouTube dalam proses
pembelajaran tidak terlepas dari peran guru sebagai penyedia konten,
siswa sebagai pengguna konten, dan peran YouTube sebagai penyedia
layanan yang menghubungkan keduanya. (Santorianawati, 2012:34).

Selama proses belajar mengajar yang menyampaikan konsep
materi, siswa atau pengguna video dapat melihat dan mendengarkan
video guru dalam ceramah, memberikan contoh pemahaman, atau ketika
siswa mendengarkan langsung pembelajaran di kelas. menyediakan.
Dengan tersedianya video pembelajaran, bahkan guru sebagai pemberi

136


Click to View FlipBook Version