materi dapat memberikan ilustrasi berupa gambar dan video karikatur
untuk menarik dan menarik perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan. Misalnya, YouTube dan TikTok telah berkontribusi secara
langsung dan tidak langsung dalam mendorong kreativitas manusia
sebagai media berbagi video dan tutorial. Jika Anda mencoba mencari
video di YouTube yang digunakan sebagai tutorial atau panduan untuk
memecahkan masalah Anda, langsung saja. Misalnya, jika seseorang
memiliki masalah jamur yang tumbuh di kaca depan mereka, mereka
sengaja mencari cara untuk memperbaiki masalah ini di YouTube. Secara
tidak langsung, jika seseorang menemukan tutorial atau video yang
secara tidak sengaja mendorong mereka untuk melakukannya. Adapun
Kelebihan dan kekurangan penggunaan media video
Kelebihan Media Video menurut Daryanto (2011: 79),
1. Video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran,
video menyajikan gambar bergerak kepada siswa disamping
suara yang menyertainya.
2. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk
dilihat secara nyata. Sedangkan Keterbatasan Media Video
menurut Daryanto (2011: 79), antara lain :
3. Opposition Pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam
menafsirkan gambar yang dilihatnya.
4. Material pendukung Video membutuhkan alat proyeksi untuk
dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya.
5. Budget Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak
sedikit
Kelebihan Video menurut Ronald Anderson (1987: 105) antara lain :
1. Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita
dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu.
2. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik
proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.
3. Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada
waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan
jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan
menempatkan monitor di setiap kelas.
4. Dengan video siswa dapat belajar secara mandiri.
Sedangkan keterbatasan penggunaan media video menurut Ronald
Anderson (1987: 105) antara lain :
137
1. Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang
yang mampu mengerjakannya.
2. Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah
penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi
video diperbanyak.
3. Ketika akan digunakan, peralatan video harus sudah
tersedia di tempat penggunaan.
4. Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
Daftar Pustaka
Bulele,Y,N. & Wibowo,T.(2020). ANALISIS FENOMENA SOSIAL MEDIA
DAN KAUM MILENIAL: STUDI KASUS TIKTOK. Universitas
Internasional Batam, Vol 01(1)
Chandra,E.(2017). YOUTUBE, CITRA MEDIA INFORMASI INTERAKTIF
ATAU MEDIA PENYAMPAIAN ASPIRASI PRIBADI. Jurnal Muara
Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol 01(3)
David,E,R.(2017). Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap
Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi. e-journal “Acta
Diurna”, Vol 06(1)
Setiadi,E,F.(2019). Youtube Sebagai Sumber Belajar Generasi Milenial.
Journal of Civic Education, Vol 02(4)
Sutarti,T.(2021). DAMPAK MEDIA YOUTUBE DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KREATIFITAS BAGI
KAUM MILENIAL. Jurnal Widya Aksara. Klaten Jawa Tengah, Vol
26(1)
Ulandari,R.(2021). YOUTUBE SEBEGAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI
MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Pendidikan Islam. IAIN
Parepare, Vol 19(1)
138
PROFIL PENULIS
Nama : Lailia Ardha Pramesti
NIM : 210210302029
TTL : Banyuwangi, 12 Maret 2003
Motto : “Don’t be trapped in someone else’s
dream”.
139
Abad 21: Teknologi Semakin Kompleks atau Tidak?
by Widuri Nur Aini
Menurut Abad 21 merupakan suatu abad yang didasarkan pada
kalender gregory serta dimulai dari tahun 2001 sampai tahun 2100. Pada
abad ini teknologi berkembang dengan dahsyat (Mohammad Holil,
2019). Perkembangan teknologi yang pesat ini berdampak pada berbagai
bidang yaitu ekonomi, politik sosial dan budaya dan membuat
keterkaitan suatu negara dengan negara lain yang disebut juga
globalisasi .
Perkembangan teknologi ke arah serba online saat ini semakin
kompleks. Pada masa ini, orang-oramg dituntut mempunyai gaya hidup
baru. Hal ini yang tidak dapat dilepaskan dari perangkat yang serba
elektronik. Teknologi menjadi alat yang dapat kegiatan manusia.
Teknologi masa kini telah dapat dipergunakan oleh orang-orang secara
kompleks pemanfaatannya. Era digital telah memabawa peran penting
bagi peradaban manusia (Setiawan, 2017).
Semakin majunya teknologi merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindarkan. Hal ini merupakan tuntutan adanya sebuah revolusi
teknologi pada abad 21 dan saling berlomba-lomba di era yang
mengglobal serta berkembang secara pesat sehingga akan menghasilkan
temuan-temuan baru yang kompleks dengan era ini. Teknologi lagi-lagi
menjadi kebutuhan pokok manusia pada abad ini untuk membuat hidup
menjadi lebih mudah lagi. Hal ini dikarenakan juga adanya persaingan
dunia yang semakin meningkat juga menuntut manusia untuk lebih
melek secara digital.
Saat ini teknologi khususnya Handphone idak hanya digunakan
untuk komunikasi. Namun, dipergunakan untuk menjelajahi seluruh
dunia melewati dunia maya. Hal ini berkaitan dengan adanya sosial
media yang sangat marak dan kompleks penggunaaan nya. Jaringan
media sosial, menurut Castells (dalam Barassi, 2015 dalam Chusna,
2021), menciptakan sebuah ruang yang otonom untuk saling bertukar
informasi dan berbagi ungkapan perasaan tentang kemarahan serta
harapan secara kolektif. Oleh karena itu, teknologi digital dapat menjadi
materi pendukung pada jenis partisipasi politik yang baru, yang
berdasarkan pada jaringan yang bersifat horisontal, otonomi politik, dan
organisasi kepemimpinan. Dimana, dalam sosial media seseorang dapat
melelakukan pertemanan diluar Indonesia yang mana sosial media telah
mendunia, seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Sering
140
kali telah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa masyarakat di
abad ke 21 tidak bisa lepas dari teknologi khususnya ponsel. Mengapa hal
ini bisa terjadi? Mungkin jawaban yang mendasar adalah hanya dengan
adanya ponsel, seluruh masyarakat dari sabang sampai Merauke bahkan
ke sudut duni dengan mudah berkomunikasi, dapat pula menjelajahi
setiap sudut seluruh dunia melalui Internet. Kerapkali telinga kita
mendengar kalimat “Kita harus pandai memanfaatkan teknologi”, namun
nyatanya kita yang sebenarnya dimanfaatkan oleh teknologi. Pada
realitanya, orang-orang di abad ini telah banyak menghabiskan waktu
hanya untuk mengoperasikan benda kecil berlayar tersebut dan
cenderung masuk pada dunia maya sehingga lupa akan dunia yang
sebenarnya. Semua orang cenderung berkutat dan sibuk
mengoperasikan ponselnya masing-masing. Sangat realistis bahwa dunia
media sosial telah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat
modern yang sulit tidak bisa ditinggalkan.
Saat ini semua orang pasti telah menggunakan teknologi
khususnya Handphone yang didalamnya terdapat internet dan sosial
media dalam kehidpan sehari-hari. Hal ini juga perlu kita pikirkan bahwa
terdapat dampak-dampak yang akan dihadapinya. Tidak sampai disitu,
kita juga diwajibkan untuk menimang kembali, apakah kegiatan tersebut
memberikan dampak positif bagi diri kita sendiri.
Pada era digital ini atau tahun 2022 yang telah memasuki era
4.0. Pastinya semua orang menggunakan. Jikalau tidak pasti mengenal
internet atau teknologi yang disebut Handphone. Internet sangat
kompleks menjalani peranan pentingnya. Apagi baru-baru ini seluruh
dunia telah digemparkan dengan adanya Covid-19 bahkan saat ini belum
usai. Adanya covid-19 atau pandemi pastinya orang-orang dilarang
berkumpul bahkan sampai pernah di lockdown selama beberapa minggu
saat itu. Apalagi, masa pandemi waktu itu telah memaksa kita untuk
melakukan segala aktivitas dari rumah seperti bekerja, sekolah, kuliah,
dan lainnya. Hal ini pastinya tanpa sadar membuat kita sangat
bergantung kepada internet dalam kehidupan sehari-hari.
Dominasi penggunaan internet pastinya memang memudahkan
kita untuk menerima informasi dengan cepat. Kita dapat mengakses
sosial media dan melihat trending topic yang cepat sekali berubah. Salah
satunya penggunaan media sosial dapat digunakan untuk aktivisme
digital.
Aktivisme digital adalah penggunaan teknologi informasi
elektronik seperti media sosial, email, podcast untuk berbagai bentuk
141
kegiatan seperti kampanye atau gerakan yang bertujuan untuk
perubahan sosial dan politik (Joyce, 2010, p. vii; Sivitanides & Shah, 2011,
p. 1 dalam Chusna, 2021, p. 125) sehingga memungkinkan komunikasi
yang lebih cepat antar anggota gerakan dan penyebaran informasi untuk
kalangan yang lebih luas (Pathak, 2014, p. 1 dalam Chusna, 2021, p. 125).
Aktivisme digital berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
informasi yang memungkinkan adanya interaksi antar individu secara
luas dan cepat melalui teknologi web 2.0. Karakter many to many
memungkinkan setiap pengguna media digital berkreasi dan
membagikannya dengan pengguna lain secara luas melalui jaringan
individualnya. Karakter ini pulalah yang mempengaruhi maraknya
aktivisme digital saat ini (Chusna, 2021, p. 125).
Menurut Jio (2022) dalam berita Kompas bahwa Fenomena
aktivisme digital sering merujuk pada gerakan-gerakan yang bersifat
sosial politik seperti gerakan Zapatista di Meksiko yang menggunakan
teknologi telepon satelit dan internet untuk menjaring dukungan lokal
dan internasional, kampanye yang dilakukan oleh Barack Obama melalui
jejaring sosial facebook untuk memobilisasi sukarelawan yang
kebanyakan berusia muda, atau perjuangan revolusi yang berhasil
menggulingkan penguasa otoriter di negara-negara Arab yang kemudian
dikenal sebagai Arab Spring. Ketiga fenomena tersebut dijadikan
gambaran keberhasilan dari praktik aktivisme digital.
Di Indonesia sendiri salah satunya adalah adanya hashtag
#PercumaLaporPolisi yang ramai dibicarakan di Twitter. Hashtag
tersebut muncul dikarenakan kasus pemerkosaan tiga anak yang
dilakukan sang ayah dari tahun 2019 tidak ditangani dengan baik hingga
akhirnya viral pada awal Oktober 2021 di Twitter dengan hashtag
#PercumaLaporPolisi tersebut sebagai bukti krisisnya kepercayaan
public terhadap Polri (Jio, 2022).
#PercumaLaporPolisi merupakan aktivisme digital yang sangat
viral di Indonesia pada saat itu. Hal ini dikarenakan kemarahan
masyarakat dengan kinerja polri yang dianggap kurang dalam
menangani kasus. Bahkan setelah itu juga muncul hashtag
#NoViralNoJustice karena masyarakat menganggap bahwa jika ada kasus
yang tidak viral di sosial media, pihak-pihak tersebut tidak
menyelesaikan dan akan di usut jika kasus tersebut viral di sosial media.
Untuk itu banyak sekali hashtag yang muncul di Twitter sebagai bentuk
protes masyarakat kepada Polri.
142
Pada aktivitas digital #PercumaLaporPolisi yang diangkat dari media
sosial Twitter, kita dapat melihat bagaimana reaksi masyarakat melalui
cuitan-cuitan Twitter hingga trendingnya hal tersebut di kolom trending.
Beribu-ribu hingga ratusan tweet sebagai bukti bahwa informasi dapat
disebarluaskan secara luas di sosial media dan terbukti bahwa media
sosial dapat menjadi sebuah alat untuk mencari dukungan kuat dari
masyarakat luas. Adanya aktivisme digital ini sangat besar bagi suatu isu-
isu tertentu karena mempunyai pengaruh kuat. Dengan adanya aktivisme
digital ini tentu kita bisa menyuarakan keadilan-keadilan yang harus di
perjuangkan dengan melalui sosial media.
Kesimpulannya adalah bahwa abad 21 ini adalah era dengan
maraknya teknologi. Dimana, teknologi semakin berkembang pesat dan
kompleks di era 4.0. Semua orang telah menggunakan teknologi
khusunya Handphone. Saat ini teknologi khususnya Handphone tidak
hanya digunakan untuk komunikasi. Namun, dipergunakan untuk
menjelajahi seluruh dunia melewati dunia maya. Hal ini berkaitan
dengan adanya sosial media yang sangat marak dan kompleks
penggunaaan nya. Adanya sosial media dapat membantu masyarakat
untuk menyuarakan keadilan-keadilan yang harus diperjuangkan yaitu
disebut dengan aktivisme digital.
Daftar Pustaka
Chusna, A. (2021). Gerakan #dirumahaja sebagai Aktivisme Digital pada
Akun Media Sosial Najwa Shihab. KAMBOTI: Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 1(2), 124–132.
https://doi.org/10.51135/kambotivol1iss2pp124-132
Jio. (2022, May 10). Seberapa Besar Pengaruh Aktivisme Digital dalam
Media Sosial? - Kompasiana.com. Kompas.Com.
https://www.kompasiana.com/adiyaaprilia6976/627a7100d7e
3733aed2af0b2/seberapa-besar-pengaruh-aktivisme-digital-
dalam-sosial-media
Mohammad Holil. (2019, February 13). Pembelajaran Abad 21 -
Kompasiana.com. Kompas.Com.
https://www.kompasiana.com/holsthea/5c6435d1aeebe17f1a7
5b113/pembelajaran-abad-21
Setiawan, W. (2017). Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional
Pendidikan. Seminar Nasional Pendidikan, 1–9.
143
PROFIL PENULIS
Nama : Widuri Nur Aini
NIM : 210210302030
TTL : Jember, 7 Maret 2003
Motto : Masa depan itu bagaimana nanti, masa
depan itu nanti bagaimana, jadi bingung.
144
Revolusi Digital: Bertransformasi atau Mengglobal
by Anisa Rahmawati
Revolusi digital adalah perubahan dari teknologi mekanik dan
elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980
dan berlanjut sampai hari ini. Pada dasarnya kalian bisa menyebutnya
revolusi, karena perubahan drastis baik dalam ekosistem maupun dalam
gaya hidup dunia. Revolusi itu pada awalnya dipicu oleh sebuah generasi
remaja yang lahir pada tahun 80-an. Digitalisasi tidaklah terlepas dari
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan ini
telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan. Salah satu
perubahan besar masyarakat dunia yang hidup di era revolusi digital
adalah semakin mudahnya komunikasi global berbasis digital, yang
tentunya menawarkan kenyamanan dan keamanan seseorang. Misalnya
masifnya penggunaan media sosial yang menawarkan berbagai fitur
canggih. Tentu saja, ini merupakan perubahan besar dalam dunia
komunikasi manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua
kalangan dapat menikmati koneksi digital dari berbagai penyedia
layanan komunikasi digital.
Selain memudahkan komunikasi itu adanya revolusi digital juga
dapat mempermudah bertukar informasi. Informasi merupakan salah
satu kebutuhan manusia yang paling penting yang tidak dapat
menghindari digitalisasi. Di zaman sekarang ini, kebanyakan orang
mendapatkan informasi melalui berbagai platform digital yang dapat
diakses hanya dengan sapuan jari. Sebuah langkah maju yang besar
dimana kita dapat menikmati akses informasi yang mudah dan efisien.
Informasi yang kita terima tidak hanya berupa teks, tetapi juga dalam
karya visual yang berisi objek seperti gambar dan video. Berkat
digitalisasi, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan penggunaan
tradisional, semuanya bisa dilakukan dengan satu ketukan di
smartphone, yang tentunya merupakan langkah maju yang besar di
bidang birokrasi. Dari perspektif data, ini terjadi sekarang ledakan
informasi yang dapat dengan mudah dan cepat diperoleh melalui
internet dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga
memungkinkan kapan saja, di mana saja. Ketersediaan berbagai layanan
digital membuat hidup lebih mudah bagi orang-orang di seluruh dunia.
Beberapa bidang telah didigitalkan dan akan terus berlanjut hingga
efisiensi dalam kehidupan manusia benar-benar tercipta.
145
Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika menuturkan
dalam sambutan Pembukaan Digital Economy Minesters Meeting
(DEMM), di Hotel Mulia Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (01/09/2022)
bahwa kita semua didorong untuk terbuka dan mempersiapkan
kolaborasi di masa depan dan bergerak menuju tujuan ekosistem digital
yang kredibel dan berkelanjutan. Akan tetapi untuk beradaptasi dengan
perubahan atau transformasi digital ini diperlukan strategi dan kesiapan
yang matang masyarakat yaitu perlunya keamanan data yang biasanya
terdapat terkuaknya atau kebocoran data dan keselarasan pemakaian
dalam masyarakat. Perkembangan teknologi yang hadir di tengah-tengah
kita pun menuntut, baik individu maupun organisasi untuk melakukan
transformasi digital agar memudahkan pekerjaan.
Seiring meningkatnya penggunaan teknologi digital, ada
tantangan yang terkait dengan kesenjangan digital, keamanan digital,
keterampilan dan pengetahuan digital yang tidak memadai, dan
hambatan untuk memanfaatkan ekonomi berbasis informasi. Dunia
digital menawarkan peluang dan manfaat besar bagi masyarakat. Namun,
ia juga menawarkan tantangan bagi semua bidang kehidupan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi. Sayangnya masih terdapat
kesenjangan digital, yaitu masih terdapat kelompok masyarakat yang
belum tersentuh digitalisasi sama sekali, belum bisa menikmati manfaat
teknologi digital yaitu mengakses internet sebagai alat untuk aktivitas
sehari-hari. Kesenjangan digital menunjukkan ketidaksetaraan dalam
akses dan penggunaan TIK, yang tercermin dalam perbedaan menurut
usia, jenis kelamin, wilayah geografis, dan juga tempat kerja. Hal ini
dikarenakan prasarana yang tidak terjangkau oleh teknologi digital dan
SDM yang kurang sehingga tidak dapat menyampaikan ilmunya ke
masyarakat yang belum tersentuh teknologi dan kurangnya
penyampaian dengan bahasa daerah masing-masing. Misalnya di sebuah
Desa menggunakan bahasa daerahnya masing-masing dalam
kesehariannya yang sesuai dengan suku dan adat istiadat mereka. Untuk
itu dibutuhkan skill SDM yang sesuai yaitu SDM yang dapat
menyampaikan menggunakan bahasa daerah tersebut. Perlunya
individu maupun kelompok untuk melakukan transformasi digital
sebagai respon dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Selain itu
juga bisa pemanfaatan perpustakaan sebagai penyedia informasi dan
pengembangan untuk orang-orang yang mengalami kesenjangan digital.
Transformasi digital adalah bagian dari proses teknologi yang lebih
besar. Transformasi digital merupakan perubahan yang berhubungan
146
dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan
masyarakat. Adaptasi perubahan tersebut melahirkan tantangan dan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi era selanjutnya tentunya akan
semakin canggih dan kemudahan mengakses teknologi.
Saat ini teknologi berkembang dengan sangat pesat dan masif,
banyak industri mengalami perubahan yang sangat besar akibat
pergerakan teknologi. Salah satu yang terbesar adalah Wartel (kios
telepon) dan Nettikavila (kafe internet). Keduanya tidak lagi penting
karena kini setiap orang memiliki smartphone yang bisa digunakan
untuk menelepon dan menggunakan internet. Jika ditarik berdasarkan
perkembangan historisnya, inilah sejarah perkembangan teknologi
modern di Indonesia dan dunia.
1. Radio
Gambar 38. Radio
Sejarah radio diawali dengan ditemukannya seorang
ilmuwan bernama Marconi (1896). Radio adalah salah satu alat
komunikasi terpenting dalam sejarah dunia. Radio
didefinisikan sebagai sarana transmisi sinyal melalui radiasi
elektromagnetik dan modulasi. Radio juga disebut sebagai
media komunikasi massa karena kemampuannya menyiarkan
informasi kepada masyarakat luas. Teknologi radio ini awalnya
digunakan oleh para pelaut. Radio ini digunakan untuk
mengirimkan pesan telegraf kode maritim antara daerah
pedesaan dan kapal. Ini terjadi antara Angkatan Laut Jepang
dan Angkatan Laut Rusia selama Perang Tsushima pada tahun
1901. Jepang menggunakan teknologi ini untuk memata-matai
pihak Rusia. Radio digunakan untuk komando dan komunikasi
oleh tentara dan angkatan laut selama Perang Dunia II.
Perkembangan radio di Indonesia tercatat sudah
dimulai pada tahun 1920-an, ketika pemerintah kolonial
147
Belanda membangun beberapa stasiun radio untuk keperluan
internal. Tonggak sejarah teknologi radio di Indonesia terjadi
pada tahun 1945, dimana pemerintah Indonesia berhasil
membangun stasiun radio nasional pertama yang diberi nama
RRI (Radio Republik Indonesia).
Eksistensi radio pada era digital ini sedikit tergeser
adanya podcast, joox, YouTube dan spotify. Persaingan di
industri radio yang menjadi tantangan saat ini adalah
bagaimana membuat konten yang menarik. Teknologi digital
menyebabkan radio harus bertransformasi, menjadi lebih
dekat dengan customer yang dituju oleh masing-masing media
itu sendiri.
2. Satelit Palapa
Gambar 39. Satelit Palapa
Satelit palapa hadir karena ide dan gagasan Presiden
RI ke-2 H.M. Soeharto, yang saat itu sedang memikirkan
bagaimana menyambungkan komunikasi di seluruh wilayah
nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh dari
Sabang sampai Merauke yang merupakan upaya Indonesia
dalam merespon kedaulatan komunikasi serta informasi yang
efektif.
3. Munculnya Internet (1988)
Bermula dari
proyek pembuatan
Internet Protocol (IP)
bernama UI-NETLAB di
Universitas Indonesia,
teknologi internet mulai
berkembang di Indonesia. Gambar 40. Internet
Teknologi internet
148
pertama hasil besutan ISP IndoNet muncul pada tahun 1994
dengan memanfaatkan layanan dial-up. Kemudian sekitar satu
tahun berselang (1995), Departemen Pos Telekomunikasi
menerbitkan izin usaha yang merupakan sinyal lampu hijau
terkait industri jaringan di Tanah Air.
4. Smartphone
Ponsel pintar pertama di dunia ini diluncurkan oleh
perusahaan IBM pada 16 Agustus 1994.
Awalnya Android dikembangkan sebagai sistem
operasi kamera digital namun, beralih pada ponsel agar
mencapai pasar lebih luas. Kemudian dinamai Sooner dengan
desain awalnya mirip
dengan BlackBerry
dengan keyboard
QWERTY tanpa touch
screen. Seiring berjalanya
waktu, Sooner didesain
ulang sehingga menjadi
layar sentuh. Smartphone
Gambar 41. Telephone Genggam dan sendiri berkembang
Smartphone
menjadi lebih canggih
dari masa ke masa.
Sebelum memasuki ke pembahasan selanjutnya, terdapat
pertanyaan mengapa adanya revolusi digital ini masyarakat Indonesia
mengupayakan bertransformasi dan mendapat tantangan dengan
industri teknologi kelas dunia sekaligus menghasilkan teknologi terbaru
dan tercanggih yang juga mampu bersaing dengan negara maju di dunia
internasional. Argumen tersebut pada dasarnya muncul karena melihat
beberapa realitas mutakhir akibat globalisasi dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Pertama, globalisasi ekonomi, yang terwujud dalam
praktik ekonomi pasar bebas. Kedua, globalisasi bidang kebudayaan
berupa masuknya budaya asing ke Indonesia. Ketiga, globalisasi tenaga
kerja sebagai akibat dari praktik pasar bebas. Keempat, globalisasi
pendidikan dengan berdirinya lembaga pendidikan di banyak negara
berkembang dan beasiswa antar negara. Dalam era globalisasi seolah-
olah setiap orang perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
dapat dijadikan sebagai modal untuk memasuki ekonomi pasar bebas
149
yang tujuannya adalah untuk bersaing dan menang dalam persaingan
global.
Untuk itu manakah yang lebih urgent di era revolusi digital ini
bertransformasi dulu atau mengglobal. Revolusi digital merupakan suatu
keniscayaan yang sulit untuk dihindari dan ditolak oleh seluruh umat
manusia di dunia termasuk di Indonesia, beserta seluruh sumber daya
manusia yang harus siap menjalaninya. Dampak globalisasi membuat
negara berkembang (new emerging anddeveloping countries) merasa
harus mengejar ketertinggalan dari negara maju untuk berinovasi
mengejar ketertinggalan global. Dengan kondisi tersebut, dapat
dipahami mengapa manusia di dunia ini perlu bertransformasi terhadap
suatu perubahan besar di bidang teknologi yang menyebabkan
perubahan di bidang lainnya yang dipandang sebagai satu-satunya cara
untuk bertahan dan bersaing di tengah globalisasi. Karena dunia digital
menawarkan peluang dan manfaat besar bagi publik. Kita menyadari
bahwa orientasi pendidikan di Indonesia tidak sama dengan pendidikan
di negara-negara lain, untuk itu perlunya penggalakan sistem teknologi
di setiap sekolah begitupun di sekolah yang berada di wilayah terpencil.
Dengan harapan adanya globalisasi dalam penguasaan teknologi di era
revolusi digital mampu memberi terobosan baru dan mampu bersaing
dengan dunia luar.
Daftar Pustaka
Abdullah, F. (2019). FENOMENA DIGITAL ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa Dan Desain, 4(1), 47–58.
https://doi.org/10.25105/jdd.v4i1.4560
Arisandis, J. (2022). Masifnya Digitalisasi Global dan Manfaatnya Bagi
Masyarakat. https://digitalbisa.id/artikel/masifnya-digitalisasi-
global-dan-manfaatnya-bagi-masyarakat-qIUM3 (Diakses pada
10 Desember 2022)
Ayu, I. W., Zulkarnaen, Z., & Fitriyanto, S. (2022). BUDAYA DIGITAL
DALAM TRANSFORMASI DIGITAL MENGHADAPI ERA SOCIETY
5.0. Jurnal Pengembangan Masyarakat Lokal, 5(1), 20–25.
https://doi.org/10.58406/jpml.v5i1.922
Fadilla, N., Konsentrasi, M., Perpustakaan, I., & Informasi, D. (2020).
Kesenjangan Digital di Era Revolusi Industri 4.0 dan
Hubungannya dengan Perpustakaan sebagai Penyedia Informasi.
150
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2022).
Menkominfo Dorong Kolaborasi untuk Digitalisasi Global dalam
Siaran Pers
No.380/HM/KOMINFO/09/2022.https://www.kominfo.go.id/co
ntent/detail/44069/siaran-pers-no-380hmkominfo092022-
tentang-menkominfo-dorong-kolaborasi-untuk-digitalisasi-
global/0/siaran_pers. (Diakses pada 10 Desember 2022)
Mastuki, H.S. (2015). WORLD CLASS-UNIVERSITY: OBSESI ATAU MIMPI?
https://diktis.kemenag.go.id/v1/artikel/world-class-university-
obsesi-atau-mimpi (Diakses pada 10 Desember 2022)
Media Highlight. (2019). Radio, Masih Mampukah Bertahan di Tengah
Era Digital? https://highlight.id/tantangan-peluang-hambatan-
radio-media-masa-komunikasi-era-teknologi-digital/ (Diakses
pada 10 Desember 2022)
Nugroho, A. (2021). Perkembangan Teknologi di Indonesia Beserta
Dampaknya. https://qwords.com/blog/perkembangan-
teknologi/ (Diakses pada 10 Desember 2022)
Panggabean, A. N. (2018). Memahami dan mengelola transformasi
digital. E-Business Strategi and Implementation, 2018–2020.
Ramadhani, A. (2019). Menelusuri sejarah perkembangan smartphone
dari zaman ke zaman.
https://www.brilio.net/creator/menelusuri-sejarah-
perkembangan-smartphone-dari-zaman-ke-zaman-6a3a2e.html.
(Diakses pada 10 Desember 2022)
151
PROFIL PENULIS
Nama : Anisa Rahmawati
NIM
TTL : 210210302031
Motto
: Bojonegoro, 15 Februari 2004
: ( َخ ْي ُر ال َّنا ِس أَ ْن َفعُ ُه ْم ِلل َّناسSebaik-baik manusia
adalah mereka yang memberikan manfaat
untuk orang lain).
152
5.0 Berkembang Atau Tumbang?
by Sekar Delima Izza Nurrohma
Gambar 42. Perkembangan Teknologi
Seiring berjanlannya waktu informasi, komunikasi, dan
teknologi juga terus berkembang. Revolusi industri merupakan suatu
perubahan besar di bidang teknologi yang menyebabkan perubahan di
bidang lainnya. Revolusi industri dimulai pada tahun 1750 dan biasa
disebut revolusi industri 1.0 ketika ditemukan mesin uap. Revolusi
industri 2.0 dimulai ketika adanya pergantian penggunaan mesin uap ke
mesin yang menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai
ketika proses produksi sudah menggunakan mesin yang mampu
bergerak dan dikontrol, mulai digunakannya robot sederhana, hingga
penggunaan komputer. Kemudian revolusi industri 4.0, di era ini sistem
diarahkan ke bentuk digital dibantu dengan jaringan (Annisa, 2021).
Sekarang kita berada pada Revolusi Industri 5.0, atau yang biasa disebut
dengan society 5.0 Apa sih yang dimaksud Society 5.0?
Era Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep
masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis
teknologi (technology based). Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep
masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis
teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep
ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai
berpotensi mendegradasi peran manusia. Melalui Masyarakat 5.0,
kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big
data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan
(the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan
153
didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka
peluang-peluang bagi kemanusiaan.
Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai
tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai
inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things
(internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan
buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Transformasi ini akan membantu
manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Melalui
Society 5.0, kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan
akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet
pada segala bidang kehidupan. Tentu saja diharapkan, akan menjadi
suatu kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat. Tidak dapat
dipungkiri, transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani
kehidupan yang lebih bermakna. Socicety 5.0 juga berpengaruh terhadap
bidang pendidikan khususnya media pembelajaran. Pada era Socicety 5.0
teknologi menjadi semakin maju. Hal tersebut menyebabkan kegiatan
belajar mengajarkan semakin mudah dan terbantu. Berikut ini merupan
beberapa inovasi media pembelajaran pada era Socicety 5.0 :
1. Guru Robot
Salah satu permasalahan dunia pendidikan adalah rendahnya
kualitas tenaga pengajar. Sebuah inovasi yang mencengangkan
terjadi di sekolah Dasar yang ada kota Tampere, Finlandia.
Mereka menyediakan perangkat pembelajaran sekolah dengan
membuat humanoid machine atau robot yang berperan sebagai
guru pengajar di sekolah. Robot ini telah disiapkan sekolah
untuk uji coba pembelajaran inovatif yang memanfaatkan
teknologi di Era Society 5.0
2. Internet of things (IoT)
Internet of Things adalah bentuk teknologi yang bisa membuat
suatu objek mampu mengirim data lewat koneksi tanpa
bantuan komputer dan manusia. Ada cukup banyak manfaat
dari penerapan IoT ini dalam dunia pendidikan, adapun
beberapa contoh Penerapan Internet of Things di Bidang
Pendidikan, seperti E-Learning. Proses pencatatan stok buku
dan transaksi dalam perpustakaan secara otomatis,
pemanfaatan database sekolah, website sistem pendidikan,
pembayaran spp berbasis aplikasi online dan sebagainya.
3. Virtual and Augmented Reality
154
Augmented Reality adalah bentuk teknologi peningkatan
pengalaman dunia nyata dengan informasi yang dihasilkan
perangkat dan menemukan kemungkinan baru dalam
melakukan berbagai kegiatan didalamnya. Apalagi saat ini
sedang trend Metaverse yang mana menjadi salah satu
teknologi yang masuk didalam AR dan VR Beberapa manfaat
dari teknologi augmented reality dan virtual reality untuk
pendidikan, diantaranya Visualisasi materi pembelajaran
dalam bentuk 3D kepada anak didik Adanya pembelajaran
interaktif yang membantu anak didik dalam mengakses model
yang diperlukan pada perangkat masing masing, melalui
aplikasi AR.
4. Artificial Intelligence (AI)
Dunia pendidikan dalam hal ini sekolah, bisa memanfaatkan AI
untuk mengetahui dan juga melakukan mengidentifikasi
kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Penggunaan AI untuk kebutuhan di sekolah formal maupun
informal dinilai cukup penting untuk menjawab tantangan
dunia pendidikan yang semakin kompleks. Contoh penerapan
AI di bidang pendidikan seperti penerapan sistem yang dapat
mempersonalisasi pembelajaran untuk setiap orang atau murid
di sekolah, adanya Voice Assistant di dalam kelas, membantu
menyelesaikan tugas administratif secara online dan
sebagainya.
5. Ebook Mata Pelajaran Sekolah
Penggunaan electronic book sebagai pengganti buku kertas
memang sudah mulai dilakukan di berbagai sekolah, namun
belum maksimal. Ebook dinilai lebih efektif dan efisien dalam
pembelajaran saat ini. Selain itu ebook juga mengurangi
ketergantungan terhadap penggunaan kertas yang didapat dari
penebangan pohon.
Meskipun penggunaan media pembelajaran pada era Socicety 5.0
memiliki banyak manfaat atau dampak positif. Namun, terdapat
kekurangan atau dampak negatif dari penggunaan media pembelajaran
di era Socicety 5.0 dintaranya :
1. Pembelajaran Dalam Konteks Dunia Yang Tidak Nyata
Menggunakan Media Pembelajaran berarti peserta didik
menggunakan Perangkat secara mandiri dan dalam dunia maya
(aplikasi atau media interaktif). Dimana hal itu berbenturan
155
dengan Filosofis pendidikan yang menyatakan bahwa
pendidikan harus bersifat aktif, kolaboratif dan terkondisi
dalam konteks Dunia yang nyata.
2. Ketergantungan Sistem
Dengan menggunakan Media pembelajaran maka akan
menimbulkan ketergantungan pada sistem. Maksudnya dalam
pembuatan sistem atau aplikasi media pembelajaran harus
mencakup semua materi pembelajaran secara keseluruhan. jadi
ketika sistem tidak sesuai dengan pembelajaran yang
seharusnya, maka hal itu akan menjadi beban
kedepannya. Ketika Sistem Media pembelajaran tidak sesuai,
maka peserta didik akan kesulitan untuk memahami dan
mempelajari materi yang diberikan. Hal itu dikarnakan
susahnya interaksi antara Murid dan guru.
3. Desain Media Interaktif
Hal ini mengacu pada pengembang aplikasi media
pembelajaran interaktif, Desain yang digunakan harus memiliki
kesan "Nyata" dan "Jelas" sehingga peserta didik mampu
memahaminya dengan baik. Antara Desain dan Materi
pembelajaran harus saling melengkapi dan terpadu dengan
baik sehingga hasilnya akan sempurna sebagai media
pembelajaran interaktif. Sebaliknya, Ketika desain tidak sesuai
dengan pembelajaran yang di bahas maka media pembelajaran
tersebut akan gagal dan sulit di pahami oleh peserta didik.
4. Umpan Balik
Dalam menggunakan Media Pembelajaran ada celah dimana
peserta didik tidak bisa menanyakan langsung kepada Guru
(Jika belajar secara mandiri). Sistem hanya menyediakan
beberapa Logika seperti pilihan ketika pengguna mengKlik
petunjuk dan kemudian pengguna harus memecahkan
masalahnya sendiri tanpa diberi tau oleh siapapun. Hal itu akan
menghambat bagi pengguna yang tidak sepenuhnya paham
akan teknologi atau bahkan kurang paham dalam mempelajari
materinya.
5. Kurangnya Sifat Sosial dalam Pembelajaran
Penggunaan Media pembelajaran berarti pembelajaran yang
dilakukan bersifat Isolatif. Hal itu bertentangan dengan tujuan
dari bentuk Sosial dari sekolah. Jadi Seolah-olah peserta didik
156
di arahkan untuk menjadi Pribadi yang Individualis dan kontak
sosial dengan teman-temannya menjadi hal yang "Asing".
Itulah tadi dampak dari penggunaan media pembelajaran di era
Socicrty 5.0. Dari dampak positif yang dapat membuat pendidikan
semakin berkembang dan dampak negative yang dapat menumbangkan
pendidikan.
Daftar Pustaka
Handayani, N. N. L., & Muliastrini, N. K. E. (2020). Pembelajaran Era
Disruptif Menuju Era Society 5.0 (Telaah Perspektif Pendidikan
Dasar). Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP Palangka Raya.
https://prosiding.iahntp.ac.id
Rahayu, K. N. S. (2021). Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan
Indonesia Di Era Society 5.0. EdukasI: Jurnal Pendidikan Dasar,
2(1), 87–100.
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi
Umro, J. (2020). Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Al-Makrifat, 5(1), 79–95.
157
PROFIL PENULIS
Nama : Sekar Delima Izza Nurrohma
NIM : 210210302032
TTL : Jombang, 27 Maret 2003
Motto : Just Try and Do It.
158
Teknologi Era Society 5.0 Berpengaruh Dalam Pendidikan,
Pendidik Dan Media Pembelejaran
by Nur Ummi Taslimah
Gambar 43. Era Society 5.0
Pendidikan adalah bagian terpenting dalam hidup dan harus
mengikuti perkembangan zaman. Jika melihat situasi saat ini, dengan
perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang terus menerus,
zaman terus berubah. Oleh karena itu, dalam kondisi seperti itu, sistem
pendidikan pendidikan harus mengalami reformasi yang lebih baik
untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dalam menghadapi
tantangan yang terus berubah. Perkembangan teknologi yang meningkat
secara signifikan, termasuk aplikasi robotika yang semakin berkembang
di kalangan masyarakat diyakini dapat menurunkan atau mengurangi
peran semberdaya manusia yang ada. Permasalahan inilah yang menjadi
latar belang lahirnya era society 5.0 atau revolusi industry 5.0. Negara
yang pertama kali memperkenalkan society 5.0 adalah jepang. Konsep ini
tidak jauh berbeda dengan era industri 4.0, hanya saja pada era society
5.0 lebih memperdayakan peran sumber daya manusia. Suatu bangsa
perlu mempersiapkan diri untuk mengahadapi era society 5.0 salah
satunya yaitu melalui dunia pendidikan. Dalam pendidikan tentunya
tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
pendidik, dimana kegiatan pembelajaran tersebut bertujuan untuk
membentuk tahapan berpikir menjadi lebih baik atau kritis sehingga
terbentuk perubahan perilaku perilaku ke arah yang lebih positif.
159
Seorang pendidik memiliki peranan yang sangat crucial dalam
menentukan masa depan suatu bangsa.
Karena seorang pendidik harus dapat membantu peserta didik
untuk menemukan selusi dari permasalahan yang ada serta membuat
inovasi-inovasi dari sember permasalahan tersebut. Hal tersebut
bertujuan agar peserta didik dapat terus berinovasi dan semakin kreatif
dalam kehidupan nyata. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mempersiapkan peserta didik yang kreatif, inovatif dan berintegritas
salah satunya yaitu dengan menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan melalui pemanfaatan perkembangan teknologi.
Kemajuan Teknologi Era Society 5.0 adalah era yang sudah tidak asing
lagi di dengar. Era Society 5.0 dimana masyarakat dapat menyelesaikan
berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan
berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 seperti Internet on
Things (internet untuk segala hal), Artificial Intelligence (kecerdasan
buatan), Big Data (data besar yang disimpan di internet), dan robot untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Jika pada revolusi industri 4.0
memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di
internet. Society 5.0 adalah era dimana semua teknologi adalah bagian
dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sekadar untuk berbagi
informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Society 5.0 merupakan sebuah inovasi dalam dunia teknologi
yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul pada
era industri 4.0. Dimana teknologi yang terus berkembang dengan pesat,
termasuk aplikasi robotika yang dikawatirkan akan mengurangi peran
manusia, maka melaui Society 5.0 diharapkan peran manusia akan
meningkat atau memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga
dapat mengatasi dan mengantisipasi terhadap tren global yang muncul
pada industy 4.0. Dalam mewujudkan hal tersebut, tentunya diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak, salah satunya yaitu dalam dunia
pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan pada saat ini sedang
mengahadapi masa yang sangat penting, tidak hanya dalam upaya
memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan optimal tetapi
juga dalam perkembangan teknologi. Tantangan dunia pendidikan
semakin komplek dan menuntut persiapan dan pemikiran yang sangat
serius. Hal ini sebagai dampak dari kemajuan teknologi dalam hampir
semua bidang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
160
kekuatan psiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa
dan negara (UU No.20, 2003). Selain itu, menurut Kunandar (2007),
pendidikan merupaka jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta
eksistensi suatu negara. Berdasarkan dua pendapat tersebut,dapat
dikatakan bahwa dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting untuk melahirkan para generasi penerus bangsa yang
berkualitas, memiliki kemampuan yang handal dalam menghadapi
tantangan serta mampu melakukan inovasi ke arah yang lebih baik.
Kaitannya dengan era Society 5.0, dunia pendidikan dengan melibatkan
seluruh stakeholder tentunya perlu melakukan persiapan agar apa yang
menjadi tujuan dari society 5.0 dapat tercapai dengan maksimal. Dimana
hal tersebut tidak terlepas dari hadirnya kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan bagi peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, penulis
akan membahas mengenai bagaimana menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan di era Society 5.0.
Dengan lahirnya Society 5.0 diharapkan dapat membuat
teknologi di bidang pendidikan yang tidak merubah peran pendidik
dalam mengajarkan pendidikan moral dan keteladanan bagi para peserta
didik. Untuk menghindari resiko yang akan muncul dalam masalah sosial,
maka ada beberapa komponen untuk diterapkan dalam pendidikan,
dimana anak tidak hanya sebatas memahami atau diberikan sebuah teori
saja. Melainkan harus dibiasakan untuk bepikir secara kritis, kontruktif,
dan inovatif. Pada 2 Maret 2020, virus corona akhirnya menyebar ke
Indonesia. Akibat penyebaran virus corona, WHO secara resmi
menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Terlihat jelas bahwa per 30
Maret 2020 terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh
dunia. Situasi ini mengharuskan negara untuk memberikan metode dan
langkah yang benar untuk menangani pandemi COVID-19. Penanganan
pemerintah terhadap wabah virus korona telah memicu berbagai
masalah baru lainnya. Masalah baru dibidang pendidikan akibat wabah
virus corona adalah salah satu hal krusial yang harus diperhatikan.
Dimana dengan adanya kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring), adanya kemajuan
teknologi berperan besar dalam pembelajaran daring. Atas kebijakan
tersebut, pihak-pihak terkait belum bisa secara efektif beradaptasi
dengan kondisi pembelajaran jarak jauh. Hal ini menjadikan hak
pendidikan warga negara Indonesia belum dapat terpenuhi secara
merata. Hak pendidikan yang tidak terpenuhi, menjadikan pemerintah
untuk menetapkan kebijakan Kurikulum Darurat. Kurikulum Darurat
161
merupakan rancangan kurikulum dengan menyederhanakan Kurikulum
Nasional yang diperkirakan dapat memenuhi hak pendidikan dalam
situasi pandemi COVID-19. Penyederhanaan tersebut terletak pada
pengurangan kompetensi dasar bagi setiap mata pelajaran.
Dunia Pendidikan Dalam Revolusi Indsutri 5.0 menggunkan
Konsep revolusi industri 5.0 merupakan konsep yang secara
fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan
satu dengan yang lain. Pada era 5.0, industri mulai menyentuh dunia
virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah
ada di mana-mana, dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT).
Industri 5.0 telah memperkenalkan teknologi produksi massal yang
fleksibel, mesin akan beroperasi secara independen atau berkoordinasi
dengan manusia, mengontrol proses produksi dengan melakukan
sinkronisasi waktu dengan melakukan penyatuan dan penyesuaian
produksi. Salah satu karakteristik unik dari industri 5.0 adalah
pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Berkembangnya era revolusi industri 5.0 tentunya berdampak
dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri 5.0 telah mengubah cara
berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang dibuat bukan hanya cara
mengajar, namun yang terpenting adalah perubahan dalam perspektif
konsep pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum untuk saat ini dan masa depan harus melengkapi kemampuan
siswa dalam dimensi pedagogik, keterampilan hidup, kemampuan untuk
hidup bersama (kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif.
Mengembangkan soft skill dan transversal skill, serta keterampilan tidak
terlihat yang berguna dalam banyak situasi kerja seperti keterampilan
interpersonal, hidup bersama, kemampuan menjadi warga negara yang
berpikiran global, serta literasi media dan informasi. Revolusi industri
5.0 dalam dunia pendidikan menekankan pada pendidikan karakter,
moral, dan keteladanan. Hal ini dikarenakan ilmu yang dimiliki dapat
digantikan oleh teknologi sedangkan penerapan soft skill maupun hard
skill yang dimiliki tiap peserta didik tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan
berbasis kompetensi, pemahaman dan pemanfaatan IoT (Internet of
Things), pemanfaatan virtual atau augmented reality dan penggunaan
serta pemanfaatan AI (Artifical Intelligence). Pengembangan kurikulum
juga merupakan salah satu hal yang mampu mengarahkan dan
membentuk karakter peserta didik agar siap menghadapi revolusi
industri 5.0. Untuk memastikan kurikulum berjalan secara optimal, guru
162
harus memiliki kompetensi yaitu educational competence, competence for
technological commercialization, competence in globalization, competence
in future strategies serta counselor competence. Guru juga perlu memiliki
sikap yang bersahabat dengan teknologi, kolaboratif, kreatif dan
mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, serta mengajar
secara menyeluruh (holistik).
Pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered
learning), dengan kolaborasi pembelajaran (collaborative learning), serta
terintegrasi dengan masyarakat adalah hal yang perlu dipertimbangkan
oleh sekolah dan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
yang mampu mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik. Cara-
cara seperti (1) flipped classroom, (2) mengintegrasikan media sosial, (3)
Khan Academy, (4) project-based learning, (5) moodle, dan (6)
schoology, ataupun yang berbasis teknologi lainnya dapat diintegrasikan
ke dalam proses pembelajaran tersebut sehingga peserta didik dekat
dengan teknologi dan dapat turut serta mempelajari dan mengimbangi
revolusi industri 5.0 pada bidang teknologi. Selain peran peserta didik
dan teknologi, tenaga pendidik yang professional dan berkompeten juga
akan sangat berpengaruh untuk masa depan dunia kependidikan di era
revolusi industri 5.0. Tenaga pendidik di era society 5.0 harus memiliki
keterampilan yang baik dibidang digital dan juga berpikir kreatif.
Seorang guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar
di kelas. Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik
di era society 5.0 seperti yang telah dijelaskan diatas diantaranya Internet
of Things pada dunia pendidikan (IoT), Virtual/Augmented Reality dalam
dunia pendidikan, Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) yang bisa
digunakan untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran
yang dibutuhkan oleh tenaga pelajar dan peserta didik tentunya.
Selain hal tersebut tenaga pendidik juga harus memiliki
kecakapan dan memiliki kemampuan leadership, digital literacy,
communication, entrepreneurship, dan problem solving. Karena zaman
yang semakin maju ditambah lagi di era revolusi industri 5.0 disemua
sektor akan menjadi lebih maju. Jika dunia Pendidikan tidak
dipersiapkan dan mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat,
maka pendidikan di Indonesia akan sangat tertinggal jauh. Tenaga
pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang
mengutamakan murid, inisiatif untuk melakukan perubahan terutama
untuk peserta didik, mengambil tindakan tanpa ada yang menyuruh, dan
terus berinovasi serta keberpihakan kepada peserta didik. Pada era 5.0,
163
industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas
manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana, dikenal
dengan istilah Internet of Things (IoT). Industri 5.0 telah
memperkenalkan teknologi produksi massal yang fleksibel, mesin akan
beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan manusia,
mengontrol proses produksi dengan melakukan sinkronisasi waktu
dengan melakukan penyatuan dan penyesuaian produksi. Salah satu
karakteristik unik dari industri 5.0 adalah pengaplikasian kecerdasan
buatan atau artificial intelligence (AI).
Berkembangnya era revolusi industri 5.0 tentunya berdampak
dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri 5.0 telah mengubah cara
berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang dibuat bukan hanya cara
mengajar, namun yang terpenting adalah perubahan dalam perspektif
konsep pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum untuk saat ini dan masa depan harus melengkapi kemampuan
siswa dalam dimensi pedagogik, keterampilan hidup, kemampuan untuk
hidup bersama (kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif.
Mengembangkan soft skill dan transversal skill, serta keterampilan tidak
terlihat yang berguna dalam banyak situasi kerja seperti keterampilan
interpersonal, hidup bersama, kemampuan menjadi warga negara yang
berpikiran global, serta literasi media dan informasi. Tetapi sebenarnya
Revolusi Industri 5.0 bukanlah hal baru. Karena merupakan antithesis
dari Revolusi Industri 4.0, era yang kembali pada masa industri.
Kolaborasi manusia dan teknologi dan digital semakin nyata. Banyak
robot yang sudah mulai diarahkan untuk berkolaborasi dan bersentuhan
langsung dengan manusia. Dapat dibayangkan dibidang pendidikan
manusia dan robot akan berkolaborasi dalam proses pembelajaran, baik
dalam ruang kelas nyata maupun virtual seperti sekarang ini. Peserta
didik bisa saja berhadapan dengan robot yang dikendalikan pendidik.
Tetapi, dengan adanya sistem yang baru di era ini peran guru tidak akan
terganti oleh teknologi. Karena disini terdapat peran guru yang tidak
akan pernah bisa digantikan oleh teknologi, diantaranya adalah interaksi
secara langsung di kelas, ikatan emosional antara guru dan siswa, dan
juga penanaman karakter dan teladan seorang guru.
Di era pandemi virus corona yang sedang melanda bumi
manusia ini, era revolusi industri 5.0 dan segala teknologi yang ada pada
era ini dirasa sangat membantu. Bahkan sekarang, semua bergantung
pada teknologi yang ada. Teknologi bak malaikat dan penolong satu
164
satunya. Dari pembelajaran, belajar dan pemahaman konsep, kemudian
bahan ajar dan hasil belajar semua diperoleh melalui teknologi.
Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era
society 5.0 ini. Termasuk yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan
sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan SDM unggul. Era super
smart society (society 5.0) sendiri diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang
pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi
akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang
kompleks dan ambigu (VUCA). Dikhawatirkan invansi tersebut dapat
menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama
ini. Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan
penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan beberapa
elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi
Masyarakat (Ormas) dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam
menyambut era society 5.0 mendatang.
Untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun
dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Diantaranya
pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider,
pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta
didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan
pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk “Merdeka
Belajar,” papar Dwi Nurani, S.KM, M.Si, Analis Pelaksanaan Kurikulum
Pendidikan Direktorat Sekolah Dasar pada saat mengisi seminar nasional
“Menyiapkan Pendidikan Profesional Di Era Society” pada Rabu, 03
Februari 2021. Dwi Nurani menyampaikan merdeka belajar akan
menciptakan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui peningkatan layanan dan akses pendidikan dasar salah satunya
adalah upaya pemenuhan maupun perbaikan infrastruktur dan platform
teknologi di sekolah dasar. Pendidikan nasional berbasis teknologi dan
infrastruktur yang memadai diharapkan dapat menciptakan sekolah dan
ataupun kelas masa depan. Merdeka belajar juga dapat dimaknai dengan
kebijakan strategis baik pemerintah maupun swasta dalam mendukung
implementasi merdeka belajar, prosedur akreditasi yang dapat
beradaptasi, sesuai kebutuhan oraganisasi/lembaga/sekolah, serta
pendanaan pendidikan yang efektif dan akuntabel salahsatunya ditandai
dengan otonomi satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Selain itu dalam melaksanakan merdeka belajar diperlukan
manajemen tata kelola dari semua unsur, baik pemerintah daerah,
swasta (industri dll), kepala sekolah, guru dan masyarakat. Melalui
165
manajemen berbasis sekolah diperlukan jiwa kepemimpinan seorang
kepala sekolah yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya. Untuk
peningkatan sumber daya manusia, baik guru maupun kepala sekolah,
diperlukan pembinaan baik lokal maupun internasional yang
berkelanjutan sehingga mampu menjawab tantangan dunia industry atau
menghadapi era revolusi industry 4.0 dan society 5.0,” ujarnya. Dalam
menghadapi era society ada dua hal yang harus dilakukan yaitu adaptasi
dan kompetensi. Beradaptasi dengan Society 5.0, Dwi Nurani
menegaskan kita perlu mengetahui perkembangan generasi (mengenal
generasi). Istilah baby boomers yang dimaksud adalah tinggi tingkat
kelahiran dari beberapa generasi mulai dari generasi x sampai dengan
generasi ⍺ dimana terjadi transformasi peradaban manusia. “Untuk
menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia
pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal
dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication,
Collaboration). Diharapkan guru menjadi pribadi yang kreatif, mampu
mengajar, mendidik, menginspirasi serta menjadi suri teladan,” imbuh
Dwi Nurani.
Sementara itu di abad 21 kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh siswa ini adalah memiliki kemampuan 6 Literasi Dasar (literasi
numerasi, literasi sains, literasi informasi, literasi finansial, literasi
budaya dan kewarganegaraan). Tidak hanya literasi dasar namun juga
memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar,
kretatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki kemampuan problem
solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku (karakter) yang
mencerminkan profil pelajar pancasila seperti rasa ingin tahu, inisiatif,
kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki
kepedulian sosial dan budaya. Menghasilkan SDM unggul dengan
beradaptasi di era society 5.0. Dwi Nurani mengingatkan, peserta diidk
harus diimbangi dengan penguatan profil pelajar pancasila. Dimana
penguatan nilai pancasila terhadap peserta didik ini dapat dilakukan
melalui kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko kurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan lingkungan sekolah, pemberdayaan budaya
masyarakat. Pendidik Profesional Era Society 5.0 adalah masyarakat yang
dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial
dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi
industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu),
Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah
166
besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society
5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang
berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.
Terjadi perubahan pendidikan di abad 20 dan 21. Pada 20th
Century Education pendidikan fokus pada anak informasi yang
bersumber dari buku. Serta cenderung berfokus pada wilayah lokal dan
nasional. Sementara era 21th Century Education, fokus pada segala usia,
setiap anak merupakan di komunitas pembelajar, pembelajaran
diperoleh dari berbagai macam sumber bukan hanya dari buku saja,
tetapi bias dari internet, bernagai macam platform teknologi & informasi
serta perkembangan kurikulum secara global, Di indonesia dimaknai
dengan merdeka belajar. “Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan
kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk
membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia
digital. Kemudian literasi teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi
teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, engineering
principles, biotech). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu
humanities, komunikasi, & desain,” kata Dwi Nurani. Beberapa
keuntungan dari penerapan society 5.0 menurut Fukuyama
(2018) sebagai berikut:
a. Penyedia Layanan Kesehatan secara online, dengan
menghubungkan dan berbagi data medis yang sekarang
tersebar di berbagai rumah sakit, perawatan medis yang efektif
berdasarkan data akan diberikan. Perawatan medis jarak jauh
memungkinkan orang lanjut usia tidak perlu lagi sering
mengunjungi rumah sakit. Selain itu, Anda dapat mengukur dan
mengelola data kesehatan seperti detak jantung saat di rumah,
sehingga dimungkinkan untuk memperpanjang usia harapan
hidup orang yang sehat.
b. Mobilitas, untuk orang-orang di daerah yang mengalami
kesulitan dalam transfortasi umum akan merasa lebih terbantu
mulai dari kendaraan, drone pengiriman yang memungkinan
setiap orang untuk melakukan transaksi jual beli secara online.
c. Infrastruktur, peningkatan baik itu dari segi keselamatan dan
produktifitas semakin membaik atau meningkat karena dengan
adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
segala dampak negatif yang kemungkinan muncul dapat
dikurangi atau dideteksi sehingga kemungkinan dapat
memperbaiki dari awal.
167
d. Teknologi keuangan, pada masanya sistem pengiriman uang ke
luar negeri memberatkan beberapa pihak selian dari segi waktu
juga harus mengeluarkan biaya atministrasi. Teknologi
Blockchain yang telah dikembangkan akan mengurangi waktu
dan biaya dengan tetap memastikan keamanannya.
Penerapan era society 5.0 mengciptakan beberapa literasi baru,
yaitu:
1. Literasi data, yaitu sebuah kemampuan untuk membaca,
menganalisis dan memanfaatkan atau menggunakan big data di
dunia digital.
2. Literasi teknologi, yaitu sebuah pemahaman terhadap kerja
mesin dan aplikasi teknologi.
3. Literasi manusia, yaitu yang berkaitan dengan komunikasi dan
desain. Dari beberapa literasi di atas, kemudian dilakukan
penggabungan yang menuntut setiap orang untuk terus belajar
dan berkembang.
Peran Pendidik Era Society 5.0 sebagai Pendidik di era society
5.0, para guru harus memiliki keterampilan dibidang digital dan berpikir
kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly
Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat 5.0
(society 5.0) guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam
mengajar di kelas (Alimuddin, 2019). Oleh karena itu ada tiga hal yang
harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0. diantaranya Internet of
things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam
dunia pendidikan, Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia
pendidikan untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar. “Pendidik juga harus
memiliki kecakapan hidup abad 21 yaitu memiliki kemampuan
leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence,
entrepreneurship, global citizenship, team working dan problem solving.
Fokus keahlian bidang pendidikan abad 21 saat ini dikenal dengan 4C
(Risdianto, 2019) yang meliputi creativity, critical thinking,
communication dan collaboration,” tambahnya. Tenaga pendidik di abad
society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang mengutamakan murid
dibandingkan dirinya, inisiatif untuk melakukan perubahan pada
muridnya, mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta
keberpihakan kepada murid.
Society 5.0 adalah era dimana masyarakat akan berusaha
mengimbangi kehadiran atau kemajuan teknologi. Hal ini bertujuan
168
untuk mengatasi kesenjangan sosial yang ada ditengah masyarakat.
Dalam rangka mempersiapkan masyarakat untuk mengahadapi Society
5.0 tentunya tidak lepas dari peran dunia pendidik. Hal ini karena
pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting atau dapat
dikatakan sebagai cikal bakal perubahan dalam tatanan masyarakat.
Dunia pendidikan di era society 5.0 diharapkan mampu menghadirkan
kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna dengan menciptakan
pembelajara menyenangkan. dalam kegiatan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu pendidik dan peserta didik. Perilaku
pendidik adalah mengajar dan perilaku peserta didik adalah belajar.
Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut tidak terlepas dari bahan
pelajaran. Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya adalah
kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang
agar dapat belajar dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran ini
bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu bagaimana orang melakukan
tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan
bagaimana orang melakukan tindakan penyempaian ilmu pengetahuan
melalui kegiatan mengajar. Oleh karena itu, makna pembelajaran
merupakan tindakan eksternal dari belajar, sedangkan belajar adalah
tindakan internal dari pembelajaran.
Daftar Pustaka
(https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/inex.php/Prosidingpps/article
/ wnload/3941/3666, diunduh Senin 30 November 2020).
Empy Effendi, Hartono Zuang .2005. E-learning Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-Centered
Society. Japan Spotlight Journal, 47, 47–50. Retrieved
from https://www.jef.or.jp/journal/.
Gunawijaya, I. W. T. 2021. E-Learning Menjadi Platform Pembelajaran Era
Society 5.0. Jurnal Hasil PenelitianVolume 1, No. 1, Tahun
2021
Ria, Desi Rosa. (2020). Guru Kreatif di Era Society
Rohmah, L., 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga
Pendidikan Islam. An-Nur, 3(2).
Santoso,K.A.(2019, Maret11). Pendidikan Untuk Menyambut Society 5.0.
Retrieved from Tekno Tempo dan MySQL. Jakarta: Penerbit PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
169
PROFIL PENULIS
Nama : Nur Ummi Taslimah
NIM : 210210302033
TTL : Mojokerto, 19 Juli 2002
Motto : Hidup sederhana, bersyukur, dan Selalu
mengingat Tuhan Yang Maha Esa.
170
Meta: Sebuah Kegagalan Dunia Virtual
by Sidiq Wicaksono
Gambar 44. Dunia Meta
Abstrak
Metaverse merupakan kepanjangan dari Meta yang sebelumnya bernama
Facebook. Hal ini mengakibatkan meta memiliki pandangan dunia yang
lebih maju daripada Facebook yang hanya memiliki berbagai impian
yang sudah tercapai pada saat ini. Oleh karena itu Meta memiliki
pandangan tentang membuat dunia yang virtual namun menuai
kegagalan karena berbagai human error yang ada. Namun diperlukan
beberapa pembahasan mengenai hal tersebut.
Pendahuluan
Facebook atau meta merupakan sebuah korporasi yang mampu
menyaingi Microsoft dan Amazon. Hal iniditambah dengan semangant
intuk menvirtualkan dunia. Namun karena kegagalan menyebabkan
kangkraknya program tersebut. Hal ini menyebabkan virtual harus
dipinggirkan terlebih dahulu agar mampu beristirahat.
Namun hal tersebut tidak mempengaruhi meta yang tetap
menjalankan berbagai aplikasi dibawahnya seperti Facebook yang
menjadi awal semuanya, Instagram, hingga Whatsapp yang baru dibeli
tidak lama ini. Namun jika dilihat tetap saja hal ini menjadi penyebab
gagalnya program miliki Meta terkait dunia Virtual yang akan dibahas
kemudian
171
Pembahasan
Facebook dan berbagai media menjadi berbagai cara untuk menampilkan
berbagai kemajuan dalam melakukan aktobat yang membosankan atau
memang ibenci oleh bangsa berkulit takut. Sebelum membahas berbagai
kemajuan pada masa ini sampai pertama berdirinya John. Pada tahun
sebelumnya Facebook dibuat oleh Mark Zuckeberg pada bahian belakang
hingga membuatnya tertawa terbahak bahang hingga dianggap teman-
temannya dia menjadi Gila. Hingga pada 4 Februaru 2004
diluncurkannya facebook baru dengan nama TheFacebook. Hingga tak
berselang lama, 1 Maret 2004 Facebook diuaskan cakupannya.
Pada 1 Juni 2004, Mark memiliki strategi dalam menghindari
publik dengan memindahkan kantor mereka dari Harvard ke Palo Alto,
Calivornia. Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut. Facebook pun
berkembang dan mulai ditambahkannya TheFacebookWall yang
berfungsi sebagai papan pesan agar bisa dilihat oleh teman tenam
mereka sehingga belum mencapai satu tahun, 1 Desember 2004
Facebook telah memiliki basis pengguna aktif hingga 1000000 orang.
Pada 1 Meri 2005, Facebook sudah mulai menjadi media yang luas hingga
telah digunakan oleh sekitar 800 perguruan tinggi di wilayah Amerika
hingga mereka mulai menargentkan sekolah menengah sebagai target
selanjutnya. Hingga 20 September 2005, thefacebook.com berubah
menjadi facebook.com yang kita kenal selama ini.
Pada awalnya facebook hanya digunakan untuk ajang mencari
teman serta memhubungkan teman dan keluarga yang berjauhan dengan
tambahan membuat berbagai komunitas secara online tanpa terbatas
pada tempat. Dengan kata "perjalanan ini baru 1 %" menunjukkan bahwa
perkembangan Facebook hingga saat ini menjadi Meta telah berjalan
lama hingga bisa menjadi sebesar ini.
Karena Facebook merupakan sebuah Platform media sosial, facebook
memiliki berbagai macam fitur dalam mengakses dan mengedit profil
para pengunanya demi mempermudah para pemakai. Berbagai fitur
tersebut adalah:
1. Profil
Profil adalah tempat di mana kamu dapat mengekpresikan
siapa diri kamu dan apa yang sedang terjadi dalam hidup kamu.
Kamu dapat memilih apa saja yang ingin kamu bagikan di profil
milik kamu, seperti ketertarikan, foto dan video, dan informasi
pribadi seperti tempat tinggal saat ini dan kampung halaman
2. Pembaharuan Berita
172
Pembaharuan Berita (News Feed) merupakan fitur yang secara
rutin memberikan daftar pembaharuan cerita dari teman,
halaman koneksi lainnya seperti grup dan kegiatan. Orang-
orang dapat menyukai atau berkomentar terhadap apa yang
mereka lihat.
3. Pesan Facebook (Masangger)
Messenger adalah sebuah aplikasi pesan yang membiarkan
kamu menghubungi orang secara instan dari telepon mereka.
Dengan Pesan Facebook kamu dapat mengirim pesan pribadi
dan stiker, mengobrol bersama grup dan membuat telepon
gratis bahkan kepada orang yang berada di negara berbeda.
Kamu juga dapat mengetahui siapa yang tersedia dalam Pesan
Facebook dan siapa yang aktif di Facebook
4. Grup
Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia menggunakan Grup
Facebook setiap bulan. Grup memberikan orang-orang sebuah
ruang pribadi untuk berbagi bersama kelompok kecil seperti
keluarga, teman sekelas atau teman sepermainan. Pengaturan
privasi dapat diubah untuk setiap grup. Bersamaan dalam
sebuah grup, anggota dapat meletakkan pembaharuan, berbagi
foto dan dokumen serta menyelenggarakan kegiatan
5. Kegiatan (Event)
Dengan Kegiatan Facebook (Facebook Events), orang-orang
dapat menyelenggarakan perkumpulan, mengatur undangan
dan mengirim pemberitahuan serta pengingat kepada teman
mereka. Orang-orang dapat menggunakan Kegiatan mengajak
teman mereka untuk beragam hal mulai dari pesta makan
malam hingga komunitas penggalangan. Lebih dari 550 juta
orang menggunakan Kegiatan setiap bulan.
6. Vidio
Apakah tayangan berita terkini, langkah pertama seorang bayi
atau menjalankan tantangan teman untuk amal, video adalah
satu dari cara yang paling menawan dan mengasyikan untuk
memberitahu cerita kamu. Banyak orang bahkan berbagi,
menemukan dan menyenangkan dengan video yang mereka
perhatikan dalam Pembaharuan Berita (News Feed).
7. Foto
Dengan lebih dari 350 juta foto yang diunggah setiap hari,
Facebook adalah tempat yang paling populer untuk berbagi
173
foto. Orang-orang dapat mengunggah sebanyak mungkin dari
foto yang memiliki resolusi tinggi, membuat album dan memilih
audiens mereka. Semuanya sangat mudah untuk menambahkan
detil seperti keterangan dan lokasi. Labelkan orangorang yang
terindentifikasi sebagai teman dalam foto kamu dan secara
otomatis dibagikan bersama mereka.
8. Pencarian (Search)
Cari (Search) informasi silang yang telah dibagikan bersama
kamu di Facebook. Temukan beragam publikasi dan foto yang
telah teman kamu bagi bersama kamu. Hidupkan kembali
memori yang paling berkesan dan jelajahi dunia karena kamu
telah berteman. Temukan dan berhubungan dengan orang,
apakah mereka teman lama atau teman baru.
9. Halaman (Pages)
Halaman adalah profil umum dari artis, orang terkenal, pelaku
bisnis, merek, organisasi dan yang bukan untuk tujuan
keuntungan menciptakan kehadiran di Facebook dan
berhubungan bersama komunitas Facebook. Ketika seseorang
menyukai halaman, mereka dapat memulai melihat
pembaharuan dari halaman itu dalam News Feed. Ketika
seseorang menyukai atau berkomentar pada publikasi
halaman, aktifitas itu dapat dibagikan bersama teman mereka,
meningkatkan ekspos dan jangkauan dari halaman tersebut.
10. Instagram
Instagram membuat kamu lebih mudah untuk mengabadikan
apa yang sedang terjadi dalam dunia kamu dan berbagi momen
dengan instan bersama teman dan keluarga, apakah itu video
langkah pertama bayi kamu, sebuah pemandangan matahari
terbenam yang indah atau sebuah foto teman kamu yang
menyelesaikan garis akhir.
11. Free Basic by Facebook
Free Basics by Facebook menyediakan layanan dasar gratis
dalam pangsa pasar di mana akses internet kurang terjangkau.
Layanan ini menyediakan kepada orang-orang untuk mencari
tahu beberapa pilihan
12. Facebook Lite
Facebook Lite adalah sebuah versi dari Facebook untuk
Android yang menggunakan data lebih sedikit dan dapat
berjalan baik dalam berbagai kondisi jaringan. Lebih dari satu
174
juta orang di seluruh dunia mengakses Facebook dari lingkup
perangkat telepon bermacam-macam jaringan. Di banyak
wilayah, jaringan dapat berjalan lambat dan tidak dapat
mendukung semua fungsi yang ada pada Facebook untuk
Android. Facebook Lite telah dibuat untuk situasi tersebut.
Jika melihat berbagai macam perkembangan dan fiturnya pada
masa ini, kita bisa melihat bahwa Facebook yang berubah menjadi Meta
telah menjadi sebuah korporasi besar hingga mampu melingkupi
berbagai kehidupan manusia. Namun kenapa Meta bisa dianggap Gagal?
Hal tersebut bisa dikatakan sebagai kekurangan yang bisa saja
ada di mana-mana, terlebih di sebuah korporasi yang mulai bisa
mengejar Mocrosoft dan Amazon. Namun berbagai macam Human Error
menyebabkan berbagai macam gangguan sehingga meta mengalami
berbagai kerugian. Terlebih ketiga platform utama meta, Facebook,
Instagram, hingga Whatsapp mengalami server down hingga hilangnya
jumlah pengikut dalam instagram dan hilangnya berbagai akun
Instagram. Termasih akun penulis. Hal ini mengakibatkan proyek meta
lainnya, dunia virtual yang berusaha menyaingi aplikasi VRChat menjadi
harus pupus karena selain menjadi terganggu, terbukti program VR milik
Facebook seperti Oculus hanya memenuhi pangsa pasar secara sedikit
meskipun mencapai target. Oleh karena itu, Meta merupak kegagalan
dalam dunia Virtual.
Daftar Pustaka
https://about.meta.com/company-
info?utm_source=about.facebook.com&utm_medium=redirect
(diakses pada 2 Desember 2022)
https://about.meta.com/metaverse/ (diakses pada 2022)
https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/tekno/pr-702900984/sejarah-
facebook-yang-ganti-nama-jadi-meta-ini-deretan-aplikasi-yang-
dikuasai-mark-zuckerberg-ig-hingga-wa?page=2 (diakses pada 2
Desember 2022)
https://repository.uin-
suska.ac.id/16679/9/9.%20BAB%20IV_2018397KOM.pdf
(diakses pada 2 Desember 2022)
https://tekno.kompas.com/read/2021/10/30/08040097/mengenal-
meta-perusahaan-baru-facebook-instagram-dan-
whatsapp?page=all (diakses pada 2 Desember 2022)
175
PROFIL PENULIS
Nama : Sidiq Wicaksono
NIM : 210210302034
TTL : Lamongan, 27 Agustus 2003
Motto : Semua orang adalah aset bagi keluarga,
namun beberapa merupakan aset yang
tidak berguna.
176
Keterampilan : Kecanduan dan Perilaku
by Ahmad Nadzar Azhari
Di era revolusi industry 4.0,tentunya generasi muda tidak akan
mengalami kesulitan ketika mengakses teknologi digital dan mereka pun
diharapkan menjadi masyarakat yang melek dan paham segala hal
tentang ruang digital. Menjadi seorang literasi digital tentunya dituntut
dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan
berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Hal ini
tentunya harus terus diasah dan diarahkan. Karena, arus informasi yang
akan diperoleh lewat aktivitas digital sangat lah cepat. Selain itu,
Perkembangan media sosial yang mengalami kemajuan bisa juga
dimanfaatkan untuk membuat suatu keterampilan/Konten yang positif
dan kreatif.17
Generasi muda tentunya harus bisa memanfaatkan dengan
benar, perkembangan media sosial. Karena, mereka juga bisa
menghasilkan pundi-pundi uang tentunya dengan membuat
keterampilan yang menarik dan positif yang mampu dimanfaatkan orang
yang melihat. Terkadang ada juga orang yang membuat konten yang
kurang bermanfaat contohnya di Aplikasi Tik-tok mereka melakukan live
selama24 Jam untuk mandi lumpur, Hal ini Tentunya mengandung
banyak perdebat dikalangan anak muda bahkan orang dewasa. Tak lain
dan tak bukan mereka melakukan hal tersebut karena ingin
mendapatkan uang lewat saweran dari orang yang menonton.18
Seharusnya aktivitas digital harus mampu sebagai
ilustrasi,sumber-sumber digital sebagai sumber manfaat, sementara itu
dalam dunia pendidikan aktivitas digital tentunya sebagai sarana yang
sangat kaya dengan informasi dan dapat meningkatkan kualitas belajar.
Pemanfaatan positif aktivitas digital dipendidikan juga ditunjukkan oleh
Cbyer Kartini, yang menurut Anwar (2018:73) merupakan Istilah yang
ditujukan pada perempuan Indonesia yang menggunakan media sosial
untuk hal-hal yang bermanfaat contohnya berdagang, menulis, mengajar,
menapilkan hasil karya, atau sekedar berbincang untuk berbagi
pengalaman. situasi ini tentunya membuktikan bahwa aktivitas digital
17 Goziyah; Yusuf Goziyah, “Bahasa Gaul (Prokem) Generasi Milenial Dalam Media
Sosial,” Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra, no. December (2019):
120–125.
18 Ibid.
177
merupakan sarana untuk menghubungkan manusia dan bertujuan untuk
mencapai kualitas hidup yang lebih baik, sebagaimana diargumentasikan
oleh Turkle (2011:13).
Selain memiliki manfaat yang besar, ternyata aktivitas digital
juga bisa menimbulkan kecanduan untuk disalah gunakan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab seperti penelitian yang dilakukan oleh
Majorsy,dkk.(2017:91) menemukan bahwa aktivitas digital mampu
menimbulkan kecanduan,karena.memuat dimensi petualanagan,dimensi
pelarian diri,dan dimensi cinta. Selain itu, aktivitas digital dapat
dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab
seperti mempraktikan kekerasan, Pencemaran nama, Penipuan.dll.Selain
itu, Kurangya kemampuan membaca dalam memahami pesan dan
misinterpretasi berita dapat menjadi alasan berkembangnya berbagai
macam berita bohong atau hoaks (Widiyanti,2020:79).
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian yang besar bagi
pemerintah untuk bisa mencegah perilaku yang merugikan banyak
orang,Literasi digital pun harus dilakukan agar masyarakat yang belum
mengerti/paham dapat menyaring hal-hal yang meragukan.
Erika (2019:38),mendefinisikan Literasi Digital sebagai keterampilan
yang tepat dalam menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan.
Keterampilan literasi digital meliputi pengetahuan dan kemampuan
seoutar atribut teknologi digital yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan potensi belajar, kehidupan, dan pekerjaan mereka di era
digital. Herlina,dkk menjelaskan melalui Erika (2019:39) bahwa melalui
aktivitas digital ditentukan oleh berbagai factor yakni terpaan teknologi
digital, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.
Hobbs (2010) menjelaskan bahwa ada lima kompetensi dalam
literasi digital. Pertama, Kompetensi akses yang berarti Individu tampil
dalam memanfaatkan platform dalam media sosial dan berbagai
informasi yang relevan dengan orang lain. Kedua, Kompetensi analisis
dan evaluasi yang berarti individu dapat memahami pesan dan kritik
dalam menilai serta menganalisis kualitas pesan dilihat dari kebenaran,
kredibilitas, dan sudut pandang pembuat pesan, serta mampu
memahami efek dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh pesan. Ketiga,
Kompetensi Produksi yang mencakup kemampuan individu dalam
menulis dan menghasilkan konten dengan menggunakan kreativitas dan
mampu memproduksinya dengan teknik yang sesuai dengan platform
media sosial sesuai dengan pesan, audiens ,dan tujuannya. Keempat,
Kompetensi repleksi, produksi dan distribusi yang berarti individu
178
memiliki pemahaman tentang etika dan culture (budaya) yang berlaku
serta bertanggung jawa secara sosial.Kelima,Kompetensi kolaborasi
yakni individu mampu bekerjasama dan ikut serta dalam lingkungan
keluarga,sosial,dan komunitas untuk berbagai pengetahuan dan
memecahkan masalah pada tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional.
Kelima kompetensi yang diajukan Hobbs tersebut menjadi
penting untuk dimiliki. Karena, Literasi digital juga berkaitan dengan
cara individu memanfaatkan media sosial yang dimiliki.Media sosial
sendiri menurut Sholikhatin, dkk (2020:254),merupakan alat yang
efektif untuk meningkatkan branding diri, baik secara individu maupun
organisasi sehingga memiliki daya saing dan popularitas yang menjadi
modal yang optimal. Dengan adanya literasi digital tentunya diharapkan
adannya perubahan baik dalam aktivitas digital, sehinga. tidak ada lagi
yang merasa dirugikan atau tertipu.
Manfaat Literasi Digital
Dilansir dari manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor
Pendidikan Karya Eti sumiati dan Wijonarko,Literasi memiliki manfaat
bagi kehidupan,sebagai berikut
1. Kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah
wawasan individu
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam
berpikir serta memahami informasi
3. Dapat menambah penguasaan “Kosa kata” individu,dari
berbagai informasi yang dibaca
4. Meningkatkan kemampuan verbal individu
5. Literasi digital dapat meningkatkan daya fokuss erta
konsentrasi individu
6. Menambah kemampuan individu dalam membaca,merangkai
kalimat serta menulis informasi.
Adapun Tantangan kedepan yang harus dihadapi dari literasi
digital,setidaknya ada dua tantangan yang harus dihadapi.Tantangan ini
bisa diatasi dengan melakukan literasi digital dalam setiap penggunaan
teknologi informasi dan komunikaasi,berikut penjelasannya.
• Arus informasi yang banyak
Tantangan yang paling kuat dari literasi digital yakni arus
informasi yang banyak.Artinya masyarakat terlalu banyak
menerima sumber informasi di saat yang bersaman.Dalam hal inilah
179
peran literasi digital digunakan untuk mencari.menemukan,memilih
serta memahami informai yang benard an tepat,sehingga bisa
terhindar dari berita bohong/hoax.
• Konten Negatif
Konten negative yang biasanya berkembang dan menjadi
tantangan di era literasi digital misalnya konten pornografi,isu sara
dan lainnya. Kemampuan individu dalam mengakses
internat,khususnya teknologi informasi dan komunikasi harus
dibarengi dengan literasi digital. Sehingga seorang individu bisa
mengetahui,mana konten yang positif dan mana yang bermanfaat
serta mana yang konten negatif.
• Dampak Positif dan Negatif aktivitas digital
Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak yang
dirasakan dalam era digital ini,baik dampak positif maupun dampak
negativenya,Dampak positif era digital antara lain:
a) Informasi yang dibutuhka dapat lebih cepat dan lebih mudah
dalam mengaksesnya.
b) Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi
pada teknologi
• Dampak Negatif
a) Ancaman pelanggaran Hak kekayaan intelektual (HKI)
b) Ancaman terjadinya pikiran pintas/Pendek19
Aktivitas digital juga dapat mempengaruhi perilaku individu
Seiring dengan perkembangan media sosial, penggunaan media sosial
telah mermbah hampir semua lapisan dan golongan,baik pejabat
pemerintahan, pengusaha, pedagang, mahasiswa, dll.
Penggunaan media sosial telah membawa perubahan perilaku
contohnya kita sedang jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar,
dan yang paling memprihatinkan yakni dampak media sosial terhada
perilaku anak-anak yang masih remaja, mereka berubah menjadi apatis
dan cuek dengan lingkungannya, orang tua juga semakin sulit untuk bisa
berkomunikasi dengan anak-anaknya. Aktivitasl digital menjadikan
individu semakin malas dan susah diatur, karena hampir semua
waktunya dihabiskan untuk mengolah informasi ,baik disekolah,diluar
sekolah ataupun dirumah.Anak-anak lebih memilih untuk mencurahkan
unek-uneknya lewat aktivitas digital dari pada orang tuanya.dan yang
19 W. Setiawan, “Era Digital Dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan,”
Seminar Nasional Pendidikan (2017): 1–9.
180
paling parah yakni semua persoalan yang sedang dihadapi dia sampaikan
lewat aktivitas digital.termasuk hal-hal yang ranahnya bersifat pribadi
sehingga semua orang dapat tau/melihat,Padahal semestinya hal
tersebut tidak layak diketahui orang lain.
Ketidaktahuan mereka bahwa semua tidak semuanya bisa
dipublikasi ke public dan hal tersebut sudah sulit untuk ditarik
kembali.Karena,sudah dilihat banyak orang. Permasalahan ini tentunya
tidak bisa dibiarkan begitu saja, sehingga perlu adanya solusi mengingat
anak-anak merupakan harapan untuk melanjutkan estafet
kepemimpinan di masa yang datang.
Daftar Pustaka
Goziyah, Goziyah; Yusuf. “Bahasa Gaul (Prokem) Generasi Milenial Dalam
Media Sosial.” Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra,
no. December (2019): 120–125.
Setiawan, W. “Era Digital Dan Tantangannya. Seminar Nasional
Pendidikan.” Seminar Nasional Pendidikan (2017): 1–9.
Pengaruh Media Sosial Perilaku
Masyarakat,https://sulselprov.go.id/welcome/post/pengaruh-
media-sosial-terhadap-perilaku-masyarakat (diakses pada
22/12/22)
181
PROFIL PENULIS
Nama : Ahmad Nadzar Azhari
NIM : 210210302035
TTL : Lamongan, 11 Desember 2002
Motto : Makan Gak Makan Yang Penting Kumpul.
182
Digitalisasi Pembelajaran : Apakah Ribet?
by Tahta Mutiara Kunanti
Gambar 45. Digitalisasi Pembelajaran
Digitalisasi pembelajaran di era modern ini sudah tidak asing
bagi masyarakat masa kini,perubahan pembelajaran dari yang
konvensional atau pembelajaran tradisional berubah menjadi
pembelajaran yang modern dan berbasis digital menggunakan sentuhan
teknologi. Tidak heran,perubahan mendasar dibidang teknologi
mempengaruhi bidang pendidikan dan pembeajaran.
Sebelumnya kita akan membahas,apa sih Digitalisasi
Pembejaran itu? Dan bagaimana keterkaitan dengan proses
pembelajaran masa kini? Nah,digitalisasi pembelajaran merupakan
proses belajar mengajar yang ditunjang dengan alat alat digital yang
dilakukan tanpa mengurangi esensi dari penyampaian materi. Sebelum
melakukan digitalisasi pembelajaran,hendaknya semua aspek
pendidikan siap,baik siap belajar maupun siap menggunakan
materi,bahan ajar,media belajar dan sumber belajar. Kesiapan pendidik
maupun peserta didik dalam belajar mentukan efektivitas belajar dimana
Menurut Daryanto (2013:87) kondisi kesiapan belajar mencakup kondisi
183
fisik, mental, kebutuhan-kebutuhan, motif, tujuan, keterampilan,
pengetahuan, dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
Sebelum era digitalisasi di era modern, pembelajaran yang
umum dilakukam adalah pembelajaran tradisional. Pembelajaran
tradisional adalah pembelajaran yang pada umumnya menggunakan
metode tunggal yaitu ekspositori dengan delivery method, menempatkan
guru sebagai pusat pembelajaran dan siswa sebagai objek pembelajaran.
Di sini guru berfungsi sebagai orang yang serba bisa dan sebagai sumber
belajar. Pembelajaran tradisional ini disebut pembelajaran tindakan.
Dan biasanya pembelajaran tradisional menggunakan media
tradisional dimana memainkan peran penting dalam masyarakat karena
tidak hanya mampu menyampaikan pesan secara memadai, tetapi juga
media pendidik, alat kontrol sosial, dan secara langsung menyampaikan
nilai-nilai budaya dalam bentuk media lokal dalam komunitas budaya.
Keberadaan media tersebut telah lama digunakan oleh komunitas
budaya untuk menjalin interaksi dan komunikasi antar anggota
komunitas tersebut, sebelum adanya media massa modern.
Penggunaan teknologi tradisional dalam pembelajaran pada
mulanya dianggap efektif dalam penyampaian materi belajar dan tanpa
mengurangi esensi belajar. Dimana perkembangan teknologi belajar
belum sepesat era modern seperti sekarang. Seiring berjalannya waktu
pembelajaran berkembang menjadi pembelajaran modern yang modern.
Di sisi lain, metode pembelajaran modern lebih menekankan konsep
baru dan menggunakan media yang lebih modern. Dalam metode ini,
siswa sendiri berperan aktif, karena metode ini tidak hanya
mengandalkan guru itu sendiri, tetapi lebih mendorong kreativitas dan
pemikiran kritis.
Pembelajaran modern identik dengan penggunaan teknologi
yang serba maju,dimana pembelajaran tidak hanya dilakukan secara
konvensional,akan tetapi menggunakan alat alat modern yang terhibung
melalui internet. dekade ini merupakan era masuknya teknologi,
Pembelajaran Modern harus mampu masuk berpangkal bermacam aspek
dan mengsintesakannya dan lewat meraciknya bekerja esa estimasi baru
yang powerful.Penggunaan media daring ini sering disebut sebagai
metode belajar modern melalui e-learning.
Penggunaan metode belajar modern ini bisa dilakukan didalam
kelas,dimana para peserta didik menjadi pusat pembelajaran sedangkam
guru menjadi fasilitator pembelajaran. Pembelajaran modern ini
didukung dengan adanya digitalisasi pembelajaran dimana peran
184
teknologi digital sangat penting sehingga semua elemen dituntut bisa
mengoprasikan alat pembelajaran digital. Selain pembelajaran di
kelas,dapat juga dilakukan diluar kelas seperti pelengkap ketika siswa
tidak dapat mengikuti pelajaran. Tentunya saat belajar online, siswa
hanya perlu mengulang konten pembelajaran yang tersimpan di sistem.
Atau, jika ujian sudah dekat tetapi tidak bisa datang ke sekolah atau
kampus, siswa dapat mengandalkan sistem pembelajaran daring ini
untuk mengikuti ujian.
Digitalisasi Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan COVID-19 sebagai
pandemi yang telah menyebar ke seluruh negara di dunia. Ini
memengaruhi aktivitas interaktif terbatas dan pertemuan kelompok
sosial. Dunia pendidikan terkena dampak langsung dari kebijakan yang
membatasi interaksi fisik di masyarakat sehingga proses pembelajaran
sepenuhnya berubah menjadi pembelajaran daring. Akibat adanya kasus
kesulitan belajar yang dialami siswa selama pandemi Covid-19, siswa
kurang memahami materi yang diajarkan guru.
Kesulitan digitalisasi disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
1. Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan
siswa Situasi guru di Indonesia adalah mereka tidak mengerti
bagaimana menggunakan teknologi, dan ini terlihat pada guru
yang lahir sebelum tahun 1980-an. Pembatasan teknologi
informasi membatasi penggunaan media online. begitulah
penggunaan teknologi dengan siswa yang hampir identik
dengan guru.
2. Fasilitas dan peralatan yang tidak memadai untuk mendukung
teknologi infrastruktur jelas mahal. Banyak bagian Guru
Indonesia yang masih berada dalam situasi ekonomi yang
memprihatinkan. Manfaat guru dan siswa yang mencegah kita
untuk sepenuhnya membatasi sarana dan prasarana teknologi
informasi yang sangat dibutuhkan akibat bencana Covid-19
3. Akses Internet Terbatas Jaringan internet belum merata di
seluruh tanah air. Tidak semua lembaga pendidikan baik SD
maupun SMP memiliki akses internet. Bahkan dengan jaringan
internet, Anda tidak bisa meliput media online.
4. Keengganan memberikan dana juga menjadi kendala karena
aspek kesejahteraan guru dan siswa masih jauh dari yang
diharapkan. Jika Anda menggunakan kuota internet untuk
185
memenuhi kebutuhan media online Anda, jelas Anda tidak
mampu membelinya. Ada dilema dalam menggunakan media
online ketika sekretaris pendidikan mendorong produktivitas,
tetapi keterampilan dan kemampuan keuangan guru dan siswa
tidak berkembang ke arah yang sama. Negara tidak cukup hadir
untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang dinyatakan.
Gambar 46. Pembelajaran Audio Visual
Media pembelajaran yang populer digunakan dalam media
pendidikan adalah power point,media audio book,video
pembelajaran,media audio,perangkat google seperti google
clasroom,google book,google meet,zoom,media microsoft,media audio
visual dan lain sebagainya. Penggunaan media ini melalui perangkat
komputet,handphone android atau ios,
Kendala dalam digitalisasi ini adalah,tidak semua pihak siap
dalam menerima digitalisasi pembrlajaran,contohnya di sekolah tidak
semua guru melek akan teknologi,biasanya guru yang lebih muda lebih
cakap penggunaan teknologi dibandingkan guru yang lebih tua dan
cenderumg menggunakan media konvensional. Di pihak siswa,tidak
semua siswa memiliki perangkat yang memadahi dalam pembelajaran
berbasis digital,selain itu dari pihak orang tua tidak semua orang tua
melek teknologi dalam mendampimgi anak anak mereka selama
pembelajaran berbasis digital.
Mengutip dari Kompas.com
1. Sebanyak 56 persen orang tua yang jadi responden mengaku
kurang sabar dan jenuh menangani kemampuan dan
186