The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by oktavianis231082, 2021-08-09 02:29:02

Buku Askeb Kehamilan Komprehensif

Buku Askeb

34 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Gambar 3.3: Sprema
Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti
sel nya dan mengalami mitosis (pembelahan reduksi dan pertukaran bahan
genetik) satu spermatosit akan menghasilkan 2 sel anak yaitu spermatosit
sekunder. Spermatosit sekunder adalah sel-sel sekunder yang haploid
mengalami pembelahan kedua untuk menyusun kembali bahan genetik.
Pengaruh LH sangat diperlukan untuk perkembangan berikutnya. Spermatid
adalah sel yang dihasilkan dengan pembelahan ke 2. Bagian yang terbesar
pada spermatid yang mengandung inti (nukleus) menjadi kepala (caput).
Spermatozoa yang masak terdiri dari:
1. Kepala, tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom

dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutupi oleh akrosom enzim
hialorudinase yang mempermudah fertilisasi ovum
2. Leher (erviks) yang menghubungkan kepala dengan badan.
3. Ekor (cauda) yang geraknya mendorong spermatozoa masuk kedalam
fasdeferens dan ductus ejakulatorius. Jumlah rata-rat pada ejakulasi
3,5 ml, tapi kisaran normalnya 2-6 ml. Kepadatan rata-rata 60-
150.000.000 spermatozoa /ml. Cairan semen dari jumlah ini 75 %

Bab 3 Fertilisasi 35

dapat bergerak dan 20-25 % sedikit banyak mengalami kecacatan
(mal formasi). Kecepatan gerak bervariasi, rata-rata kecepatan
geraknya 2-3 mm/menit, tapi dapat lambat 0,5 mm/menit pada
sekresi vagina yang asam. Jalannya spermatozoa dari Tubulus
seminiferus masuk ke epididimis sehingga membentuk duktus
ejakulatorius masuk ke prostat dan ejakulasi masuk ke vagina dan
berjalan ke cerviks dan uterus lalu ke tuba vallopii dan terjadi
fertilisasi.

Inseminasi. Inseminasi yaitu ekspulsi semen dari uretra pria ke vagima wanita.
Dengan bantuan ekornya dan bantuan kontraksi muskular yang
mengelilinginya. Sperma bergerak ke uterus dan tuba vallopii dengan
kecepatan 1 kaki/jam. Pertama kali koitus sperma mengeluarkan 3 cc semen
yang mengandung 100-120 juta tiap cc semen. Hanya sekitar 50 juta sperma
membutuhkan cukup sekret enzim hialorudinase untuk menembus korona
radiata. Hanya 1000-3000 sperma yang berhasil melintasi tuba mendekati
ovum (Sutanto and Fitriana 2015; Tresnawati 2013; Walyani 2015).

3.3 Fertilisasi dan Implantasi

3.3.1 Fertilisasi

Penyatuan ovum dan sperma saat ferilisasi merupakan salah satu proses
terpenting dan paling menarik dalm biologi. Peristiwa ovulasi akan
membebaskan oosit sekunder dan sel-sel adheren kompleks kumulus- oosit
dari ovarium. Meskipun secara teknis masa sel ini dilepaskan ke dalam rongga
peritonium, oosit segera diambil oleh infundibulum tuba uterina. Pemindahan
oosit melalui tuba uterina selanjutnya dilakukan oleh pergerakan silia ke satu
arah dan peristalsis tuba. Fertilisasi umumnya terjadi di tuba uterina, dan sudah
disepakati banyak ahli bahwa fertilisasi harus terjadi dalam beberapa jam dan
tidak lebih dari satu hari pasca ovulasi.

Karena window of opportunity terjadinya fertilisasi sempit, spermatozoa harus
telah berada dalam tuba saat oosit tiba. Hampir semua kehamilan terjadi bila
hubungan intim dilakukan dalam 2 hari sebelum atau saat hari terjadinya

36 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

ovulasi. Karena itu perkembangan pascafertilisasi adalah sama dengan usia
pascaovulasi.

Tahap-tahap fertilisasi sangat kompleks. Mekanisme molekular membuat
spermatozoa dapat melewati sel-sel folikular, membuat spermatozoa dapat
melewati sel-sel folikular, menembus zona pelusida, dan masuk ke sitiplasma
oosit untuk membentuk zigot. Saat terjadinya peristiwa perkembangan dini
manusia dinyatakan dalam hari atau minggu pasca fertilisasi, yaitu pasca
konsepsi. Sebaliknya, dalam sebagian besar penghitungan kehamilan klinis
dilakukan dari mulainya periode menstruasi terakhir. Sebab, panjang siklus
fase folikular lebih bervariasi dibandingkan fase luteal. Karena itu satu minggu
pasca fertilisasi setara dengan sekitar 3 minggu sejak periode menstruasi
terakhir dengan siklus teratur 28 hari.

Setelah fertilisasi dalam tuba uterina, ovum yang matang akan menjadi zigot-
sel diploid dengan 46 kromosom yang kemudian mengalami pembelahan
menjadi blastomer. Pada zigot yang terdiri atas dua sel, blastomer dan badan
polar terletak bebas dalam cairan perivitelina dan dikelilingi oleh zona pelusida
yang tebal. Zigot menjalani pembelahan perlahan selama 3 hari saat masih
berada dalam tuba uterina. Seiring dengan terus membelahnya blastomer, bola
sel solid yang menyerupai mulberry-morula akan terbentuk. Morula akan
memasuki rongga rahim sekitar 3 hari pascafertilisasi. Akumulasi cairan
bertahap di antara sel-sel morula menyebabkan terbentuknya blastokista dini.

Blastokista terdiri atas 107 sel berukuran tidak lebih besar dari stadium
pembelahan dini, meskipun mengandung banyak cairan. Blastokista ini
memiliki diameter 0, 155 mm sama dengan ukuran zigot awal pascafertilisasi.
Pada stadium ini, kedelapan sel formatif pembentuk embrio dikelilingi oleh 99
sel trofoblastik. Blastokista dilepaskan dari zona pelusida pada stadium ini,
akibat sekresi protease khusus dari kelenjar endometrium fase sekretorik
(Sutanto and Fitriana 2015; Tresnawati 2013; Walyani 2015).

3.3.2 Implantasi

Implantasi embrio ke dalam dinding rahim merupakan gambaran umum yang
ditemukan pada semua mamalia. Pada wanita, implantasi terjadi 6 atau 7 hari
pascafertilisasi. Proses ini dapat dibagi menjadi tiga fase: 1) Aposisi- pelekatan
dini blastokista ke dinding uetri; 2) Adhesi- meningkatnya kontak antara
blastokista dengan epitel uterus; 3) invasi-penetrasi dan invasi sinsitiotrofoblas

Bab 3 Fertilisasi 37

ke dalam endometrium, sepertiga bagian ke dalam miometrium, dan pembuluh
darah uterus.

Gambar 3.4: Implantasi

Untuk mencapai keberhasilan implantasi, diperlukan endometrium yang
reseptif yang telah disensitisati estrogen dan progesteron. Penerimaan uterus
terhadap blastokista dibatasi hingga hari ke 20-24 siklus. Keterlekatan
blastokista ke epitel di mediasi oleh reseptor dipermukaan sel ditempat
implantasi yang berinteraksi dengan reseptor pada balstokista. Perkembangan
epitel reseptif disebabkan oleh produksi estrogen dan progesteron pascaovulasi
oleh korpus luteum. Jika blastokista mendekati endometrium setelah hari ke 24
siklus, potensi untuk terjadinya adhesi telah sangat berkurang karena adanya
sintesis glikoprotein anti-pelekatan yang mencegah interaksi reseptor.

Pada saat berinteraksi dengan endometrium, blastokista terdiri atas 100-250
sel. Blastokista melekat secara longgar ke epitel endometrium melalui aposisi.
Aposisi paling sering terjadi di dinding uterus bagian posterior atas. Pada
wanita sinsitiotrofoblas belum dapat dibedakan sebelum implantasi. Perlekatan
trofektoderm blastokista ke permukaan endometrium melalui aposisi dan
adhesi tampaknya dikendalikan secara ketat oleh interaksi prakrin antara kedua
jaringan ini.

Keberhasilan pelekatan blastokista dengan endometrium melibatkan
modifikasi ekspresi molekul adhesi seluler (Celluler Adhesion Molekule –
CAM). Integrin–satu dari empat famili CAM- merupakan reseptor pada
permukaan sel ke protein matriks ekstraseluler. Banyhaknya variasi berbeda
dimungkinkan oleh regulasi deferensial reseptor integrin. Integrin

38 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

endometrium diatur secara hormonal dan kelompok integrin khusus di
ekspresikan saat implantasi.

Energi pembelahan diperoleh dari vitellus. Setelah bergulir ke uterus, zona
pellusida blastula terlepas kemudian bersiap untuk nidasi di endometrium.
Dinding balstula (tropoblas) menghancurkan sebagian endometrium dengan
enzim proteolitik untuk menanamkan diri dan memberi makan ovum. Bila
ovum telah implantasi, endometrium tidak lagi mengalami degenerasi dan
tidak dikeluarkan dengan menstruasi. Sehingga gantinya terjadi perubahan
hormonal secepatnya yang menyebabkan sekresi progesteron tetap tinggi.
Nidasi terjadi dalam selaput lendir yang ada dalam sekresi, biasanya normal di
fundus uteri posterior. Karena pengaruh hormon dari trofoblas, endometrium
menjadi tebal, selnya menjadi besar dan pembuluh darah melebar.
Endometrium berubah menjadi desidua (Mandriwati 2012; Sutanto and
Fitriana 2015; Tresnawati 2013; Walyani 2015).

Bab 4

Pertumbuhan dan
Perkembangan Hasil Konsepsi

4.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Embrio

4.1.1 Minggu 0,1,2

Pertumbuhan dan perkembangan embrio dimulai dari saat terjadinya fertilisasi
serta penggabungan pronuklei sel sperma dan ovum. Fungsi ini menghasilkan
zygote. Jenis kelamin ditentukan oleh gamet laki-laki. Dengan fusi tersebut,
kombinasi XX akan berkembang menjadi jenis kelamin perempuan.
Kombinasi XY akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki.
Zygote akan membelah diri dalam kelipatan 2,4,6,8,......dst yang disebut
morula. Dalam morula akan terbentuk suatu rongga yang disebut exocelloom,
sehingga morola terbagi dalam 2 jenis yaitu sel yang terletak disebelah luar
disebut trofoblast, berfungsi mencari makanan untuk telur dan sel yang terletak
disebelah dalam disebut nodus embrionale sebagai cikal bakal bayi kelak. Pada
tingkat ini telur disebut blastocyt yang akan menanamkan diri ke
endometrium.

40 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Gambar 4.1: Perkembangan embrio 0, 1 dan 2 minggu

4.1.2 Minggu ke 3, 4, 5

Steak primitif yang timbul dari cakram embrionale akan lenyap. Akhir dari
minggu ini ke 3 ini akan terbentuk kerangka kepala, tubuh, muskulatur serta
sebagian kulit. Jantung biasanya berdetak pada permulaan minggu ke 4. Akhir
minggu ke 4 telah terbentuk bakal telinga (otic pit), lengan (tunas lengan), kaki
(tunas kaki), struktur wajah dan leher (empat lengkung brachial pertama).
Ukuran emrio kurang dari 0,64 cm. Pertumbuhan otak yang cepat
menyebabkan ukuran kepala jauh lebih besar dalam perbandingannya dengan
bagian-bagian lain. Mata mulai berkembang dengan vesicle lensa, cangkioptik
dan pigmen retina.

Gambar 4.2: Pertumbuhan embrio 3,4 dan 5 minggu

Bab 4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 41

4.1.3 Minggu ke 6,7

Terjadi pertumbuhan hidung, mulut serta langit-langit mulut. Lengan dan kaki
akan mengalami perkembangan. Bagian tungkai akan terlihat jelas yaitu
pergelangan, siku dan dengkul yang bertambah panjang serta jari tangan dan
jari kaki sudah jelas terbentuk. Abdomen sudah menonjol dan perkembangan
urogenital sudah dimulai. Daun telingan sudah terlihat jelas. Pada akhir
minggu ke 7 embrio sudah memiliki karakteristik manusia yang jelas. Pada
akhir minggu ke 7 ini juga merupakan akhir masa embrionik.

4.1.4 Minggu ke 12

Usus sudah sepenuhnya berada dalam abdomen. Genitalia sudah menunjukkan
karakteristik jenis kelamin. Anus sudah terbentuk, karakteristik wajah sudah
menyerupai manusia. Janin sudah dapat menelan, membuat gerakan bernapas,
kencing, menggerakkan bagian tertentu dari tangannya, memicingkan mata
dan mengerutkan dahi. Ukuran kepala ⅓ kali ukuran panjang kepala-bokong
yaitu 56-61 mm.

4.1.5 Minggu ke 13-16

Panjang badan janin 16 cm, berat lebih kurang 120 gr. Pertumbuhan kepala
melambat, kelopak mata sudah menyatu, telinga naik keposisi yang lebih
tinggi pada sisi kepala dan dagu sudah lebih jelas. Jenis kelamin juga sudah
terlihat sangat jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke 16 tulang
berkembang dengan cepat.

4.1.6 Minggu ke 17-20

Panjang janin 18-27 cm, berat janin 280-300 gr. Kaki sudah mencapai ukuran
penuh. Kuku kaki sudah mulai tumbuh. Kelopak mata tetap menyatu, janin
dapat bergerak bebas dalam uterus. Ibu sudah dapat merasakan percepatan
pertumbuhan janin. Pada akhir minggu ke 20 denyut jantung janin sudah dapat
didengar.

4.1.7 Minggu ke 21-24

Panjang janin 28-34 cm, berat janin 600 gr. Janin sudah sepenuhnya tertutup
oleh lanugo. Alis, bulu mata dan rambut kepala sudah ada. Perbandingan

42 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

kepala lebih besar dari bagian lainnya. Kulit berkerut, bening, berwarna merah
tua sehingga memberikan kesan tua.

Gambar 4.3: Perkembangan embrio minggu ke 24

4.1.8 Minggu ke 25-28

Panjang janin 35-38 cm, berat janin 600 gr. Rambut kepala bertambah
panjang, gerakan menghisap bertambah kuat, mata mulai membuka dan
menutup. Kuku jari tangan sudah mulai tampak.

4.1.9 Minggu ke 29-32

Panjang janin 42,5 cm dan berat janin 1800 gr. Lemak bawah kulit mulai ada,
sehingga tubuh terlihat lebih berisi. Vernic Caseosa masih tetap menyelimuti
bayi. Rambut lanugo pada bagian wajah mulai menghilang.

4.1.10 Minggu ke 33-36

Panjang janin 46 cm dan berat 2500 gr. Pada akhir bulan ini kulit sudah rata,
lemak dibawah kulit sudah lebih tebal. Rambut sudah lebih panjang, kuku kaki
sudah mencapai ujung kaki dan testis sudah turun ke dalam scrotum. Janin
sudah cukup bulan (matur, aterm)

Bab 4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 43

4.1.11 Minggu ke 37-40

Panjang janin 50-55 cm dan berat janin 3000 gr. Tumbuh kembang penuh
sudah tercapai. Kedua testis sudah turun ke scrotum, rambut lanugo sudah
hilang, kulit bewarna kemerahan, putih atau kebiruan.

Gambar 4.4: Perkembangan Janin 1-9 bulan

4.2 Struktur dan Fungsi Amnion

Selaput janin terdiri atas lapisan desidua, khorion dan amnion. Selaput janin
turut dalam pembentukan air ketuban pada waktu persalinan tebentuk kantong
ketuban yang berisi air ketuban dan berdinding selaput janin. Kantong air
ketuban memegang peran besar dalam melancarkan permukaan servik. Selaput
janin merupakan pertahanan terhadap kuman penyakit yang dapat masuk dari
luar kerongga rahim.

Kelainan selaput janin, kadang-kadang tipis sehingga mudah robek. Pada
waktu hamil muda, keadaan demikian menyebabkan air ketuban terus
mengalir keluar (hidroamniotika) sehingga rongga rahim menjadi sempit.
pertumbuhannya dapat terganggu sehingga mengakibatkan cacat pada anggota
badannya. Selaput janin yang robek pada hamil lanjut dapat mengakibatkan
persalinan premature, dengan robeknya selaput janin timbul bahaya infeksi.

44 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Ruangan yang dilapisi selaput janin (amnion dan khorion) berisi air ketuban
(liquar amnii).

4.2.1 Struktur

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc. Ciri-
ciri air ketuban adalah berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis dan berasa
manis. Reaksi agak alkalis/netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas
98% air, sisanya albumin, urea asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut
lanugo, vernik caseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2.6% gr
per liter, terutama sebagai albumin dijumpai lecitin sphingomilin dalam air
ketuban yang berguna untuk pemeriksaan kematangan paru-paru janin.

4.2.2 Fungsi air ketuban

Fungsi air ketuban adalah sebagai proteksi bagi bayi dari benturan, mencegah
tali pusat terjepit, menjaga pergerakan janin, menghindari nyeri pada ibu,
mencegah perlekatan selaput amnion dengan janin, mempertahankan suhu
janin, mencegah infeksi, meratakan tekanan keseluruh uterus, membantu
dalam pembukaan dan membersihkan jalan lahir saat persalinan. Asal iquor
amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari kencing janin (fetal urine),
transudasi dari darah ibu, sekresi dari epitel amnion dan asal asal campuran
(mixed origin). Cara mengenali air ketuban adalah dengan menggunakan
kertas lakmus, makroskopis (bau amis, adanya lanugo, rambut dan vernik
caseosa, bercampur mekoneum), mikroskopis (lanugo dan rambut), dan
dengan laboratorium melihat kadar urea rendah dibanding dengan air kemih.

4.3 Struktur Fungsi dan Sirkulasi Tali
Pusat

4.3.1 Anatomi Tali Pusat

Tali pusat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta yang merupakan
suatu tali yang menghubungkan janin dan uri, tebalnya kira-kira sebesar jari,
dengan diameter 1-1,5 cm, panjang kira-kira 50cm, bewarna putih kuning dan
tampaknya berpilin dan tidak semua tempat sama tebalnya, tali pusat diliputi

Bab 4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 45

oleh amnion yang sangat erat melekat. Di dalam tali pusat terdapat tiga
pembuluh darah yaitu 1 vena umbikalis yang membawa zat makanan dan
oksigen keseluruh tubuh janin dan 2 arteri umbikalis yang membawa zat
buangan dan CO2 ke plasenta. Selain itu terdapat jaringan pengikat seperti
agar-agar yang disebut selai wharton atau wharton jelly.

4.3.2 Fungsi Tali Pusat

Merupakan alat penghubung antara ibu dan janin. Pembuluh darah baik tali
pusat mengalir darah yang mengandung makanan dan zat asam dari uri
kejanin. Pembuluh nadi tali pusat mengalirkan darah yang mengandung
sampah pertukaran zat. Insersi tali pusat:

1. Insersi sentralis, ditengah plasenta
2. Insersi lateralis/parasentralis
3. Insersi marginalis, tertanam di pinggir plasenta secara klinis tidak

menimbulkan kesulitan
4. Insersi velamentosa, tali pusat tidak tertanam pada uri, tetapi dalam

selaput janin. Secara klinis bila kebetulan bagian selaput janin yang
mengandung pembuluh darah berada dikutub bawah maka pada
waktu ketuban pecah kemungkinan ada pembuluh darah putus
menyebabkan pendarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan
menghilang.

Kelainan tali pusat

1. Terlalu panjang, panjangnya lebih dari 50 cm. Dapat menyebabkan
lilitan tali pusat pada leher janin yang dapat mengakibatkan asfiksia.

2. Terlalu pendek, panjangnya kurang 50 cm, pada saat persalinan tali
pusat dapat begitu teregang sehingga pengaliran darah dalam
pembuluh darah terganggu dan menyebabkan asfiksia pada janin.
Bila penarikan pada tali pusat terlalu kuat dapat terjadi pelepasan uri
dengan segala akibatnya (abrubsio plasenta)

3. Simpul tali pusat, bila tarikan pada tali pusat kuat maka dapat
mengganggu pengaliran darah dalam pembuluh darah dan
menimbulkan asfiksia pada janin.

46 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

4. Terlampau halus, apabila pergerakan anak terlalu keras maka tali
pusat dapat robek.

4.4 Struktur dan Fungsi Plasenta

Plasenta merupakan alat penghubung ibu dan janin. Plasenta berbentuk bundar
dengan diameter 16-20 cm dengan berat pada akhir kehamilan ± 500 gr (1/6
berat badan bayi) dan tebalnya 2-3 cm. Terdiri dari 2 sisi yaitu sisi fetal
menghadap ke janin dan sisi maternal menghadap ke dinding uterus.
Permukaan maternal berwarna merah tua, kasar, dan beralur-alur yang seolah
terbagi dalam beberapa belahan yang disebut cotiledon dengan jumlah 16-20
buah. Permukaan maternal pada tiap-tiap persalinan harus diselidiki dengan
seksama untuk menentukan apakah ada sisi uri yang tertinggal yang dapat
menimbulkan perdarahan.

Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap kearah janin. Tampak
licin dan berwarna putih bening. Permukaan diliputi oleh amnion. Amnion ini
tipis dan agak bening, sehingga kelihatan terbayang dibawahnya pembuluh-
pembuluh darah yang bercabang. Pada permukaan janin tertanam tali pusat.
Rongga antar villus terisi oleh darah ibu dan merupakan zat antara janin dan
ibu.

4.5 Peredaran Darah dalam Plasenta

Di dalam plasenta mengalir darah dari ibu dan darah dari janin. Darah ibu
mengalir dalam rongga antar villus dan darah janin mengalir dalam pembuluh-
pembuluh darah kapiler jonjot-jonjot korion. Jonjot-jonjot khorion terendam
dalam darah ibu. Dengan demikian di dalam plasenta darah ibu dan janin
terpisah dan tidak ada pencampuran. Dalam rongga antar villus bermuara
pembuluh-pembuluh nadi ibu yang memancarkan darah dalam ruangan. Darah
antar villus mengalir kembali ke peredaran darah ibu melalui pembuluh-
pembuluh darah balik dan deciduas basalis dan melalui ruangan luas yang
berada dipinggir plasenta yaitu sinus marginalis. Dalam tali pusat darah janin
mengalir ke plasenta melalui dua arteri (arteri umbilikalis) dan mengalir
kembali melalui satu pembuluh balik (vena umbilikalis). Di dalam uri, arteri

Bab 4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 47

dan vena umbilikalis bercabang dan membentuk susunan kapiler jonjot-jonjot
khorion.

4.5.1 Fungsi Plasenta

1. Sebagai alat pernafasan adalah plasenta meneruskan zat asam dari
darah ibu ke darah janin dan sebaliknya meneruskan zat asam arang
dari darah janin ke darah ibu.

2. Sebagai alt nutrisi adalah plasenta meneruskan zat-zat makanan dari
darah ibu kedarah janin dan sebaliknya meneruskan sampah
pertukaran zat makanan dari darah janin kedarah ibu. Sebagai alat
pembentuk zat-zat hormon. Pertukaran zat ini semua berlangsung
melalui darah ibu dalam ruangan antar villus dan darah janin dalam
susunan kapiler jonjot-jonjot khorion.

3. Sebagai alat pertahanan adalah plasenta merupakan alat pertahanan
dengan menghambat/mencegah masuknya kuman-kuman penyakit
dari tubuh janin. Melalui plasenta, janin memperoleh zat penangkis
dari ibu sehingga janin dalam kandungan dan bayi beberapa bulan
setelah lahir menunjukkan kekebalan terhadap beberapa penyakit,
seperti cacar, tetanus, difteri dll. Plasenta tidak mencegah masuknya
obat-obat dari darah ibu ke tubuh janin dan praktis semua obat yang
diminum oleh ibu akan sampai pula pada tubuh janin.

4.5.2 Tipe plasenta dapat dilihat dari bentuk dan
implantasinya

Menurut bentuknya plasenta dibagi atas:

1. Plasenta normal
2. Plasenta membranasea (tipis): plasenta tipis dan lebar, kadang-

kadang menutupi seluruh ruangan kavum uteri.
3. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah) satu lobus terpisah dan

dihubungkan dengan pembuluh darah
4. Plasenta spuria sama dengan plasenta suksenturiata tetapi tidak

ditemukan pembuluh darah antara plasenta tersebut.
5. Plasenta bilobus (2 lobus)

48 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

6. Plasenta trilobus (3 lobus)

Menurut tempat implantasinya adalah

1. Plasenta adhesiva (melekat): melekat pada dinding depan atau
belakang

2. Plasenta akreta: jonjot menembus desidua sampai berhubungan
dengan miometrium.

3. Plasenta inkreta: jonjot sampai ke dalam lapisan miometrium.
4. Plasenta prekreta: jonjot menembus miometrium dan mencapai

perimetrium.

Hormon yang dihasilkan plasenta adalah hormon Chorionic Gonadotropin
(HCG), Chorionic Somata-Mamotropin, estrogen, Progesteron, Chorinic
Thyrotropin dan relaxin dan hormon-hormon lainnya.

4.6 Sirkulasi Darah Fetus

Pada janin terdapat fungsi sebagai berikut

1. Foramen Ovale: lubang sementara antara atrium kanan dan atrium
kiri

2. Ductus Arteriosus Botali: memanjang dari percabangan 2 arteri
pulmonal ke oarta

3. Arteri Umbilikalis: berada di tali, sebagai pembawa zat buangan
tubuh.

4. Ductus Venosus Arantii: saluran dari vena umbilikalis ke vena cava
inferior.

Peredaran darah janin berlangsung mula-mula darah yang kaya nutrisi dan O2
yang berasal dari plasenta dialirkan melalui vena umbilikalis, masuk kedalam
tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui vena duktus venosus
Arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra
sebagian besar darah ini mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra. Dari
atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian
dipompakan ke oarta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir

Bab 4 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 49

dari ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava
superior, karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,
sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya mengalir
melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra
melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh
untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagiannya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteri umbilikalis. Seterusnya
diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali
melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya, siklus janin ini
berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

4.7 Menentukan Usia Kehamilan

Lama kehamilan adalah ± 40 minggu atau 280 hari atau 9 bulan 10 hari. Untuk
menentukan usia kehamilan dapat digunakan beberapa cara berikut ini yaitu
metode Spielgeberg adalah mengukur TFU dari fundus uteri ke sympisis pubis
yang hasilnya dapat menentukan usia kehamilan.

Hasilnya sebagai berikut

Tabel 4.1: Menentukan Usia Kehamilan

22-28 minggu: 24-25 cm diatas 12 mg: 3 jari diatas simpisis
simpisis
16 mg: Pertengahan sympisis-pusat
28 minggu: 26,5 cm diatas simpisis
20 mg: 3 jari bawah pusat
30 minggu: 29,5-30 cm diatas
simpisis 24 mg: Setinggi pusat

32 minggu: 29,5-30 cm diatas 28 mg: 3 jari diatas pusat
simpisis
32 mg: Pertengahan prosesus
34 minggu: 31 cm diatas simpisis xipoideus-pusat

36 minggu: 32 cm diatas simpisis 36 mg: 3 jari bawah prosesus
xipoideus
38 minggu: 33 cm diatas simpisis
40 mg: Pertengahan prosesus
40 minggu: 37,7 cm diatas simpisis xipoideus-pusat

50 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Bab 5

Perubahan Anatomi dan
Fisiologi Pada Ibu Hamil
Trimester 1, 2 dan 3

5.1 Sistem Reproduksi

Uterus. Pada wanita tidak hamil, uterus normal memiliki berat sekitar 70 gram
dan rongga berukuran 10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus berubah
menjadi organ muscular dengan dinding relatif tipis yang mampu menampung
janin, plasenta dan cairan amnion. Pada akhir kehamilan, uterus telah
mencapai kapasistas 500-1000 kali lebih besar daripada keadaan tidak hamil.
Ukuran, bentuk dan posisi uterus. selama beberapa minggu pertama, uterus
mempertahankan bentuknya yang mirip dengan buah pir, tetapi seiring dengan
kemajuan kehamilan, korpus dan fundus mengambil bentuk lebih membulat.
Pada akhir minggu ke 12, uterus menjadi terlalu besar untuk seluruhnya tetap
berada dalam panggul. Uterus yang terus membesar ini kemudian berkontak
dengan dinding anterior abdomen, menggeser usus ke lateral dan superior, dan
terus tumbuh hingga akhirnya sampai mencapai hati. Sewaktu muncul dari
panggul, uterus biasanya mengalami rotasi ke kanan. Dektrotorasi ini
kemungkinan besar disebabkan oleh adanya reksosimoid di sisis kiri panggul

52 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

seiring dengan naiknya uterus, sehingga tegangan pada ligamentum latum dan
rotundum juga meningkat.

Bila wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus setara dengan perluasan,
sumbu operture pelvis superior. Dalam keadaan terlentang, uterus kembali
jatuh bertumpu pada kolumna vertebra dan pembuluh-pembuluh besar sekitar,
terutama vena kafa inferior dan aorta.

Kontraktilitas. Sejak awal kehamilan, uterus sudah mengalami kontraksi
ireguler yang secara normal tidak menyebabkan nyeri. Selama trimester kedua,
kontraksi dapat di deteksi dengan pemeriksaan bimanujal. Karena fenomena
ini pertama kali diungkapkan oleh J Braxton Hicks pada tahun 1872, maka
kontraksi ini dinamai kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini muncul tganpa
dapat diduga dan secara sporadis serta biasanya tidak berirama. Intgensitasnya
bervariasi antara 5-25mmHg. Sampai beberapa minggu menjelang kehamilan,
kontraksi ini jarang terjadi, tetapi meningkat selama satu atau dua minggu
terakhir kehamilan. Pada saat ini kontraksi dapat berlangsung setiap 10-20
menit. Pada akhir kehamilan, kontraksi-kontraksi ini dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman dan menjadi penyebab tanda persalinan palsu (false labor)

Serviks. Pada satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai mengalami
pelunakan dan sianosis yang signifikan. Perubahan-perubahan ini terjadi
karena peningkatan vaskularitas dan eudema serviks keseluruhan, disertai oleh
hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks. Meskipun serviks mengandung
sejumlah kecil otot polos, namun komponen utamanya adalah jaringan ikat.
Penataan ulang jaringan ikat kaya kolagen ini diperlakukan agar serviks
mampu mempertahankan kehamilan hingga aterm, berdilatasi untuk
memudahkan proses persalinan dan memperbaiki diri setelah persalinan,
sehingga dapat terjadi kehamilan berikutnya.

Ovarium. selama kehamilan, ovulasi berhenti dan pematangan folikel-folikel
baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita
hamil. Struktur ini berfungsi maksimal selama 6-7 minggu pertama kehamilan,
4-5 minggu pasca ovulasi dan setelah itu tidak banyak berkontribusi dalam
produksi progesteron.

Tuba uterina. Otot-otot tuba uterina hanya sedikit mengalami hipertrofi
selama kehamilan. Namun, epitel mukosa tuba menjadi agak mendatar. Di
stroma endosalping mungkin terbentuk sel-sel desidua, tetapi tidak terbentuk
membran desidua yang kontinu. Meskipun sangat jarang, peningkatan uterus

Bab 5 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3 53

yang hamil, terutama jika terdapat kista paratuba atau ovarium dapat
menyebabkan risiko tube uterina.

Vagina dan Perineum. Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas
dan hiperemia di kulit dan otot perineum dan vulva, disertai pelunakan
jaringan ikat di bawahnya. Meningkatnya vaskularitas sangat memengaruhi
vagina dan menyebabkan warnanya menjadi keunguan. Dinding vagina
mengalami perubahan mencolok sebagai persiapan untuk meregang saat
persalinan dan kelahiran. Perubahan-perubahan ini mencakup peningkatan
bermakna mukosa, melonggarnya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.
Papila epitel vagina mengalami hipertrofi, sehingga terbentuk gambaran
berpaku-paku halus.

Sekresi srviks ke dalam vagina selama kehamilan sangat meningkat dan
berupa cairan putih agak kental. PH cairan ini asam berkisar dari 3,5-6. Hal itu
disebabkan oleh peningkatan produksi asam laktat dari glikogen di epitel
vagina oleh kelenjar lactobacillus acidophilus (Mandriwati 2012; Walyani
2015).

5.2 Payudara

Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering merasakan parestesia dan
nyeri payudara. Setelah bulan kedua, payudara membesar dan memperlihatkan
vena-vena halus dibawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, berwarna
lebih gelap dan lebih tegak. Setelah beberapa bulan pertama, pemijatan lembut
pada puting sering mengakibatkan keluarnya cairan kental kekuning-kuningan.
Selama bulan-bulan tersebut areola menjadi lebih lebar dan lebih gelap, serta
munculnya sejumlah tonjolan kecil kelenjar mongomerry yaitu kelenjar
sebasea hipertrofik (Sutanto and Fitriana 2015).

5.3 Sistem Endokrin

Aliran darah ke kulit. Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan
berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena
meningkatnya metabolisme. Dinding abdomen. Pada pertengahan kehamilan
sering terbentuk alur-alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen,

54 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

serta kadang di kulit payudara dan paha. Ini disebut striae gravidarum atau
strech marks. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan akibat kehamilan
yang sedang di kandung, sering tampak garis-garis putih keperakan berkilap
yang mencerminkan sikatriks dari striae lama. Kadang dinding otot abdomen
tidak dapat menahan tegangan yang mengenalinya.

Hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi terjadi hampir 90% wanita.
Hiperpigmentasi biasanya lebih mencolok pada mereka yang berkulit gelap.
Garis tengah kulit abdomen (linea alba) mengalami pigmentasi, sehingga
warnanya berubah menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang muncul
bercak-bercak kecoklatan irreguler dengan berbagai ukuran di wajah dan leher,
menimbulkan kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan/ mask of
pregnancy).

Perubahan vaskuler. Angioma yang disebut vaskular spider terbentuk pada
sekitar dua pertiga wanita kulit putih dan sekitar 10% wanita kulit hitam.
Angioma ini bermanifestasi sebagai tonjolan-tonjolan kecil merah di kulit,
terutama di wajah, leher, dada atas, dan lengan, disertai jari-jari menjulur
keluar dari bagian tengah lesi. Keadaan ini sering disebut sebagai nevus,
angioma atau telangiekstasia. Eritema palmaris ditemukan selama kehamilan
pada sekitar dua pertiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit hitam.
Kedua keadaan ini tidak memiliki makna klinis dan hilang pada sebagian besar
wanita segera setelah persalinan. Perubahan vaskuler ini kemungkinan besar
merupakan konsekuensi hiper-setrogenemia (Mandriwati 2012; Sutanto and
Fitriana 2015; Tresnawati 2013; Walyani 2015).

5.4 Sistem Perkemihan

Ginjal. Pada sistem kemih ditemukan sejumlah perubahan nyata akibat
kehamilan. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dan aliran plasma ginjal meningkat
pada awal kehamilan. LFG meningkat hingga 25% pada minggu kedua setelah
konsepsi dan 50% pada awal trimester kedua. Aliran plasma ginjal bahkan
meningkat lebih besar. Peningkatan filtrasi glomerulus menetap sampai aterm,
meskipun aliran plasma ginjal berkurang selama kehamilan tahap akhir.
Sekitar 60% wanita mengalami peningkatan berkemih selama kehamilan,
terutama akibat meningkatnya LFG.

Bab 5 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3 55

Ureter. Setelah keluar dari panggul, uterus bertumpu pada ureter,
menggesernya ke lateral dan menekannya di tepi panggul. Hal ini
menyebabkan tonus intraureter meningkat. Ureter dapat sangat melebar dan
perbesaran ini lebih nyata di sisi kanan pada 86 persen wanita. Dilatasi tak
setara ini dapat disebabkan oleh efek bantalan yang dihasilkan oleh kolon
sigmoid bagi ureter kiri dan mungkin karena penekanan ureter kanan yang
lebih besar akibat dekstrorotasi uterus. Kompleks vena ovarium kanan yang
sangat melebar selama kehamilan, terletak oblik di atas ureter kanan dan
mungkin berperan besar menyebabkan dilatasi ureter kanan.

Kandung kemih. Terjadi sedikit perubahan anatomis di kandung kemih
sebelum 12 minggu. Mulai pada waktu ini dengan bertambahnya tekanan
uterus, terjadi hiperemia yang mengenai semua organ panggul, dan tumbuhnya
hiperplasia otot dan jaringan ikat kandung kemih, maka trigonum vesika
terangkat dan tepi posterior atau intraureternya menebal. Berlanjutnya proses
ini hingga akhir kehamilan menyebabkan trigonum menjadi lebih dalam dan
lebar. Tidak terjadi perubahan mukosa selain peningkatan ukuran dan liku-liku
pembuluh darahnya (Sutanto and Fitriana 2015; Walyani 2015).

5.5 Sistem Pencernaan

Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh
uterus yang terus membesar. Karena Itu temuan-temuan fisik pada penyakit
tertentu mengalami perubahan. Apendiks, misalnya dapat bergeser ke atas dan
agak lateral akibat uterus yang membesar. Kadang-kadang apendiks dapat
mencapai pinggang kanan. Pirosis (heartburn) sering dijumpai pada kehamilan
dan kemungkinan besar disebabkan oleh refluks sekresi asam ke esofagus
bawah. Meskipun perubahan posisi lambung mungkin ikut berperan
menyebabkan tingginya frekuensi pirosis namun tonus sfingter esofagus
bawah juga berkurang. Selain itu pada wanita hamil tekanan intraesofagus
berkurang dan tekanan intra lambung meningkat. Pada saat yang sama,
peristalsis esofagus memperlihatkan penurunan kecepatan gelombang dan
amplitudo.

Gusi mungkin mengalami hiperemia sehingga melunak selama kehamilan dan
dapat berdarah setelah trauma ringan, misalnya akibat sikat gigi. Kadang
terbentuk pembengkakan lokal yang sangat vaskular di gusi (epulis kehamilan)

56 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

yang biasanya mengecil spontan setelah melahirkan. Bukti yang ada umumnya
memperlihatkan bahwa kehamilan tidak mendorong pembusukan gigi.
Hemoroid cukup sering terjadi selama kehamilan. Kelainan ini terutama
disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan vena-vena di bawah
uterus yang membesar (Mandriwati 2012; Sutanto and Fitriana 2015;
Tresnawati 2013).

5.6 Sistem Musculoskeletal

Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal. Lordosis sebagai
kompensasi posisi anterior uterus yang membesar, menggeser pusat gravitasi
kembali ke ekstremitas bawah.

Selama kehamilan, sendi sakroiliaka, sakrokoksigeus, dan pubis mengalami
peningkatan mobilitas. Peningkatan kelenturan sendi selama kehamilan tidak
berkaitan dengan peningkatan kadar estradiol, progesteron dan relaksin serum
ibu. Mobilitas sendi mungkin berperan dalam perubahan postur ibu dan
sebaliknya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bawah. Hal ini
terutama mengganggu pada kehamilan tahap lanjut, saat wanita hamil kadang
merasa pegal, baal, dan lemah di ekstremitas atasnya. Hal ini dapat terjadi
akibat lordosia hebat disertai fleksi leher anterior dan melorotnya gelang bahu,
yang menimbulkan tarikan pada saraf ulnaris dan medianus (Sutanto and
Fitriana 2015).

5.7 Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami adaptasi
fisiologis yang besar. Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8
minggu pertama kehamilan. Curah jantung meningkat bahkan sejak minggu
kelima dan mencerminkan berkurangnya resistensi vaskular sistemik dan
meningkatnya kecepatan jantung.

Kecepatan nadi meningkat sekitar 10 denyut/menit selama kehamilan. Antara
minggu ke 10 dan 20, volume plasma mulai bertambah dan preload
meningkat. Kinerja ventrikel selama hamil dipengaruhi oleh penurunan
resistensi vaskular sistemik dan perubahan aliran denyut darah arteri. Jantung.

Bab 5 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3 57

Seiring dengan semakin terangkatnya diafragma, jantung juga tergeser ke kiri
dan ke atas agak memutar mengelilingi sumbu panjangnya. Akibatnya, apeks
agak bergeser ke lateral dari posisi yang lazim, menyebabkan siluet jantung
pada radiografi toraks membesar. Selain itu wanita hamil secara normal,
sedikit banyak mengalami efusi perikardium yang mungkin memperbesar
siluet jantung. Variabilitas faktor-faktor ini menyebabkan pemeriksaan
radiografik biasanya sulit mengidentifikasi kardiomegali derajat sedang.
Kehamilan normal tidak menyebabkan perubahan khas pada elektrokardiografi
selain deviasi ringan, sumbu kiri akibat berubahnya posisi jantung.

Curah jantung. Selama kehamilan normal, tekanan arteri rerata dan resistensi
vaskular menurun., sementara volume darah dan laju metabolik basal
meningkat. Akibatnya, pada awal kehamilan curah jantung pada saat istirahat
juga diukur dalam posisi berbaring lateral, meningkat secara bermakna. Curah
terus meningkat dan tetap meninggi selama sisa kehamilan (Mandriwati 2012;
Sutanto and Fitriana 2015; Walyani 2015).

5.8 Sistem Integumen

Warna kulit biasanya sama dengan rasanya. Jika terjadi perubahan warna kulit,
misalnya pucat hal itu menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan
striae. Sementara itu, penampang kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler baik (Sutanto and Fitriana 2015).

5.9 Perubahan Metabolik

Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan janin dan plasenta yang
tumbuh pesat, wanita hamil mengalami perubahan-perubahan metabolik yang
besar dan intens. Pada trimester ketiga, laju metabolik basal ibu meningkat 10-
persen dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Hal ini meningkat lagi
sebanyak 10 persen pada wanita dengan gestasi kembar. Penambahan berat
badan. Sebagian besar dari penambahan berat selama kehamilan disebabkan
oleh uterus dan isinya, payudara, serta peningkatan volume darah serta cairan
ekstrasel ekstravaskuler. Sebagian kecil dari peningkatan ini, dihasilkan oleh

58 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

perubahan metabolik yang menyebabkan peningkatan air sel dan pengendapan
lemak dan protein atau yang disebut sebagai cadangan ibu (maternal reserves).
Penambahan berat selama kehamilan rata-rata 12,5 kg atau 27 lb.

Metabolisme air. Meningkatnya resistensi air adalah perubahan normal
fisiologis pada kehamilan. Retensi ini diperantarai paling tidak sebagian oleh
penurunan osmolalitas plasma sekitar 10 mOsm/kg yang dipicu oleh
perubahan ambang osmotik untuk sekresi vasopresin. Fenomena ini berfungsi
sejak awal kehamilan.

Pada aterm, kandungan air janin, plasenta, dan cairan amnion mendekati 3,5L.
Sebanyak 3,0 L lainnya terakumulasi akibat meningkatnya volume darah ibu
serta ukuran uterus dan payudara. Karena itu, jumlah minimal air tambahan
yang rata-rata diperoleh oleh wanita selama kehamilan normal adalah 6,5L.
Eudema pitting jelas terlihat di pergelangan kaki dan tungkai pada sebagian
besar wanita hamil, khususnya saat sore hari. Penimbangan cairan ini yang
dapat berjumlah sekitar 1L disebabkan oleh meningkatnya tekanan vena
dibawah uterus akibat sumbatan parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik
koloid interstisium akibat kehamilan normal juga berperan menyebabkan
eudema pada kehamilan tahap lanjut.

Metabolisme protein. Pada kehamilan aterm, janin dan plasenta memiliki berat
4 kg dan mengandung sekitar 500 g protein atau sekitar separuh dari
peningkatan total selama kehamilan. Sebanyak 500 g sisanya ditambahkan ke
uterus sebagai tambahan protein kontraktil, ke payudara terutama di
kelenjarnya, dan ke dalam darah tubuh ibu sebagai hemoglobin dan protein
plasma. Konsentrasi asam amino lebih tinggi di kompartemen janin dari pada
kompartemen ibu. Peningkatan konsentrasi ini kemungkinan diatur oleh
plasenta, yang tidak saja memekatkan asam amino ke dalam sirkulasi janin,
tetapi juga berperan dalam sintesis protein, oksidasi dan transmisi sebagian
dari asam amino esensial.

Metabolisme karbohidrat. Kehamilan normal ditandai oleh hipoglikemia
puasa, hiperglikemia pasca makan, dan hiperinsulinemia ringan. Peningkatan
kadar basal insulin plasma pada kehamilan normal ini, berkaitan dengan
beberapa respons khas terhadap ingesti glukosa. Misalnya, setelah asupan
glukosa melalui makan, wanita hamil memperlihatkan hiperglikemia dan
hiperinsulinemia yang berkepanjangan serta penekanan glukagon yang lebih
besar. Respon ini konsisten dengan keadaan resistensi insulin perifer yang
dipicu oleh kehamilan, yang tujuannya memastikan ketersediaan glukosa bagi

Bab 5 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3 59

janin pasca makan. Sensitivitas insulin pada kehamilan normal tahap lanjut
adalah 45-70 persen lebih rendah daripada wanita tidak hamil.

Metabolisme lemak. Selama kehamilan, konsentrasi lemak, lipoprotein dan
alipoprotein dalam plasma meningkat pesat. Penyimpanan lemak terutama
berlangsung pada pertengahan kehamilan. Lemak ini terutama diendapkan di
bagian tengah dan bahkan perifer tubuh. Lemak ini mulai tersedia untuk
disalurkan melalui plasenta selama trimester terakhir ketika laju pertumbuhan
janin maksimal bersama dengan kebutuhan asam lemak esensial.

Metabolisme elektrolit dan mineral. Selama kehamilan normal, terjadi retensi
natrium hampir sebesar 1000mEq. Meskipun filtrasi glomerulus terhadap
natrium dan kalium meningkat, namun eksresi elektrolit-elektrolit ini tidak
berubah selama kehamilan akibat meningkatnya resorpsi tubulus. Meskipun
terjadi peningkatan akumulasi total natrium dan kalium, konsentrasi keduanya
dalam serum sedikit menurun, akibat bertambahnya volume plasma. Namun
keduanya tetap berada dalam kisaran normal untuk wanita tidak hamil
(Sutanto and Fitriana 2015; Walyani 2015).

5.10 Berat badan dan Tinggi Tubuh

Setiap wanita hamil mengalami penambahan berat badan yang berarti janin
juga tumbuh dan berkembang.

Tabel 5.1: Perkebangan Kehamilan

Kehamilan bulan ke- Persentase penambahan berat
badan

0-3 10%

3-5 25%

5-7 45%

7-9 20%

60 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Untuk menghitung berapa berat badan yang tepat saat hamil, dapat dihitung
berdasarkan kategori berat badan ibu sebelum hamil (Body Mass Index/ BMI)
seperti berikut.

Tabel 5.2: Pertubuhan Berat Badan (Mandriwati 2012; Sutanto and Fitriana
2015; Tresnawati 2013; Walyani 2015)

Klasifikasi Berat Badan BMI Penambahan Berat
(BB) Badan

Berat Badan Kurang ≤18,50 ± 12-15

Berat Badan Normal 18,50-24,99 9-12

Berat Badan Lebih ≥25,00 6-9

Preobes (sedikit gemuk) 25,00-29,99 ± 6 kg

Obesitas ≥30,00 ± 6 kg

5.11 Limfa

Menjelang akhir kehamilan normal, daerah limpa membesar hingga 50 persen
dibandingkan dengan selama tri semester pertama (Sutanto and Fitriana 2015;
Tresnawati 2013).

5.12 Darah dan Pembekuan Darah

Perubahan hematologis. Setelah 32-34 minggu kehamilan, hipervolemia yang
telah lama diketahui besarnya rata-rata 40-45 persen di atas volume darah
wanita yang tidak hamil. Pada masing-masing wanita, penambahan ini cukup
bervariasi. Pada sebagian hanya terjadi peningkatan ringan, sementara pada

Bab 5 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3 61

yang lain volume fibrinogen dan globulin plasma. Selain itu faktor komplemen
C3 dan C4 juga meningkat secara bermakna selama tri semester kedua dan
ketiga.

Trombosit. Kehamilan normal juga menyebabkan perubahan pada trombosit.
Dalam sebuah penelitian terhadap 7000 wanita dengan kehamilan aterm
(boehlen dkk, 2000) mendapatkan bahwa jumlah trombosit rata-rata sedikit
berkurang selama kehamilan menjadi 213.000/µL dibandingkan dengan
250.000/ µL pada wanita tidak hamil. Penurunan konsentrasi trombosit
sebagian disebabkan oleh efek hemodilusi. Namun konsentrasi tersebut juga
mencerminkan peningkatan konsumsi trombosit muda yang lebih besar.
Sirkulasi dan tekanan darah. Perubahan pada postur memengaruhi tekanan
darah arteri. Tekanan arteri brakialis saat duduk lebih rendah daripada posisi
berbaring lateral. Tekanan arteri biasanya menurun pada usia kehamilan 24-26
minggu dan kemudian meningkat kembali.

5.13 Sistem Pernapasan

Selama kehamilan, diafragma terangkat sekitar 4 cm. Sudut subkosta melebar
secara bermakna karena diameter melintang sangkar toraks meningkat sekitar
2cm. Lingkar toraks sekitar 6 cm, tetapi tidak cukup untuk mencegah
pengurangan volume paru residual yang terjadi akibat naiknya diafragma.
Fungsi paru. Kecepatan napas sebenarnya tidak berubah, tetapi volume tidal
(tidal volume) dan resting minute ventilation, meningkat secara bermakna
seiring dengan perkembangan kehamilan. Jumlah oksigen yang disampaikan
ke paru oleh volume tidal yang meningkat jelas melebihi kebutuhan oksigen
yang ditimbulkan oleh kehamilan. Selain itu masa hemoglobin total pada
gilirannya kapasitas darah mengangkut oksigen total, meningkat secara
bermakna selama kehamilan normal, demikian juga curah jantung. Karena itu
perbedaan oksigen arteriovena ibu berkurang (Mandriwati 2012; Sutanto and
Fitriana 2015; Tresnawati 2013).

62 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Bab 6

Perubahan Psikologi Dalam
Kehamilan

6.1 Pendahuluan

Kehamilan merupakan suatu keadaan yang dinantikan oleh setiap wanita
normal yang telah berumah tangga. Kehadiran calon bayi sebagai pelengkap
kesempurnaan menjadi seorang wanita. Masa kehamilan merupakan proses
fisiologis yang akan dialami oleh setiap wanita subur. Proses kehamilan akan
membawa banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis yang
disebabkan oleh perubahan hormon yang dialami. Proses kehamilan dimulai
dengan bertemunya sel ovum dan sperma yang melalui masa konsepsi dan
tumbuh menjadi zigot hingga nantinya menjadi janin yang akan tumbuh
kembang di dalam rahim wanita selama 40 minggu. Hal ini tentunya akan
membawa banyak perubahan dalam diri seorang wanita. Hal ini memerlukan
adaptasi untuk menyesuaikan perubahan pola hidup dengan kehamilan yang
terjadi.
Selama masa kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Ada wanita yang melalui dengan perasaan bahagia namun ada
juga yang melaluinya dengan perasaan khawatir dan cemas. Dukungan secara
fisiologis dan perhatian akan berdampak pada kehidupan sosial wanita hamil.

64 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

6.2 Kehamilan dan Perubahan Psikologis

Selama masa kehamilan banyak perubahan yang terjadi pada diri seorang
wanita. Perubahan yang terjadi pada wanita hamil disebabkan adanya tekanan
biologis, sosial dan psikologis. Tekanan biologis timbul akibat berbagai
perubahan fisik, misalnya perubahan bentuk tubuh (perut yang semakin
membesar). Perubahan citra tubuh ini dapat menimbulkan ketakutan dalam diri
ibu. Tekanan sosial dirasakan ibu ketika kehamilan membatasinya untuk
melakukan kegiatan sosial lainnya, sedangkan tekanan psikologis muncul
akibat faktor hormon dan faktor lainnya (Irianti and Herlina, 2010).

Kondisi psikologis pada wanita hamil dipengaruhi juga oleh pengalaman
hidup dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Indah Irianti & Nina Herlina,
2010 mengatakan ada hal-hal penting selama kehamilan yang dapat
memengaruhi kondisi psikologis wanita hamil antara lain:

1. Hubungan wanita hamil dengan ibunya. Hubungan tersebut akan
memberi warna dalam setiap permasalahan psikologisnya dan
seringkali menjadi pusat permasalahan pada fungsi reproduktif.

2. Identifikasi wanita hamil dengan ibunya dan derajat kebebasan dari
ketergantungan psikologis terhadap sang ibu akan sangat menentukan
gradasi fungsi keibuan.

Dalam pembagian kehamilan dibagi atas tiga periode trimester. Periode
pertama disebut dengan periode dengan risiko tinggi, sebab sering kali terjadi
keguguran maupun kematian alami embrio atau janin. Pada trimester kedua
perkembangan janin, janin sudah dapat dimonitor dan didiagnosa. Sementara
pada trimester ketiga menandakan awal viabilitas, hal ini berarti janin dapat
tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan (Dale
and Dale, 2019).

6.2.1 Perubahan Psikologis Trimester I

Memasuki awal kehamilan terjadi banyak perubahan dalam tubuh wanita.
Pada saat setelah konsepsi terjadi peningkatan kadar hormon progesteron dan
estrogen yang akan menimbulkan mual dan muntah, rasa lemah dan lelah serta
payudara yang membesar. Sebagian besar wanita hamil akan membenci
perubahan yang terjadi pada dirinya karena menimbulkan perasaan tidak
nyaman. Banyak wanita yang kecewa, terjadi penolakan, kecemasan dan

Bab 6 Perubahan Psikologi Dalam Kehamilan 65

kesedihan. Seringkali pada awal kehamilan banyak wanita yang
mengharapkan tidak hamil. Hampir 80% wanita menolak, gelisah,depresi dan
murung.

Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester awal didasari teori
Revarubin. Teori ini menekankan pencapaian peran sebagai ibu, di mana untuk
mencapai peran tersebut memerlukan proses belajar melalui serangkaian
aktivitas. Trimester awal kehamilan ini sering disebut dengan masa penentuan.
Penentuan bahwa wanita yang menjadi istri kini sedang hamil. Trimester awal
ini juga menjadi masa kehamilan yang mengkhawatirkan dari penantian
(Nirwana, 2011). Selama masa trimester pertama ini keinginan seksual pada
wanita mulai menurun disebabkan karena ketakutan akan keguguran, sehingga
mendorong kedua pasangan untuk menghindari aktivitas seksual. Pada
umumnya meskipun bervariasi, pada trimester pertama kehamilan membuat
penurunan libido. Hal ini digunakan suami untuk mencurahkan kasih sayang
yang besar tanpa seks.

6.2.2 Stres Pada Kehamilan Trimester I

Stres pada masa kehamilan ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stres
intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi wanita, di mana ia akan berusaha
untuk membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadi dan sosialnya. Stres
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti, sakit, kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi. Stres pada wanita hamil berasal dari dalam diri
berkenaan dengan perasaan gelisah untuk bisa beradaptasi dengan kondisi
kehamilannya. Pada intinya, banyaknya perubahan yang terjadi dalam diri
wanita hamil membuatnya merasa tidak sehat, benci akan kehamilannya,
selalu memperhatikan setiap perubahan dalam tubuhnya, selalu berusaha
mencari tanda bahwa ia memang benar-benar hamil, khawatir akan kehilangan
penampilan tubuh, butuh sikap penerimaan terhadap kehamilan, dan adanya
ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

6.2.3 Perubahan Psikologis Trimester II

memasuki minggu ke-16 masa kehamilan mulai terlihat perubahan bentuk
tubuh pada wanita hamil. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh hormon
estrogen dan progesteron. Beberapa bagian tubuh mulai terlihat adanya
perubahan seperti pigmentasi kulit, sebagian kulit berubah warna menjadi
gelap, terutama wajah,leher, ketiak selangkangan payudara dan garis

66 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

kehitaman sekitar perut. Hal ini bisa menimbulkan konflik psikologis bagi
wanita yang tidak siap terhadap perubahan ini.

Secara garis besar perubahan psikologis trimester II terbagi dalam 2 fase, yaitu

1. Fase prequeckening
Disebut juga dengan fase sebelum adanya pergerakan janin. Pada fase
ini wanita hamil akan mengevaluasi kembali hubungan dengan ibu
kandungnya. Wanita hamil akan meniru peran ibunya. Hal ini sebagai
dasar untuk mengembangkan interaksis sosial dengan bayi yang akan
dilahirkannya (Mansur, 2009).
Proses dalam masa pengevaluasian ini adalah dari penerima kasih
sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan
menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas
bagi wanita hamil untuk mempersiapkan dirinya memberikan kasih
sayang bagi anaknya yang akan dilahirkannya. Pada trimester kedua
perubahan psikologis pada wanita hamil tampak mulai tenang dan
beradaptasi. Umumnya pada trimester kedua wanita hamil mulai
lepas dari ketidaknyamanan kehamilan.

2. Fase post Quickening
Pada fase ini diartikan sebagai fase setelah adanya pergerakan janin
dirasakan oleh wanita hamil. Fase ini akan memperjelas identitas
keibuan wanita hamil. Calon ibu akan fokus pada kehamilannya dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang
ibu. Namun perubahan ini juga dapat menyebabkan kesedihan bagi si
ibu disebabkan karena akan meninggalkan peran lamanya sebelum
masa kehamilan, terutama bagi wanita yang baru pertama kali hamil
dan wanita karir. Bagi wanita multigravida, peran baru
menggambarkan bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan
anaknya yang lain. Dan bagaimana ia harus meninggalkan rumah
untuk sementara waktu. Pergerakan bayi membantu ibu membangun
konsep bahwa bayinya adalah makhluk hidup yang terpisah dari
dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya.
Peningkatan libido yang terjadi pada trimester kedua ini dapat juga
memicu emosional pada wanita hamil. Hal ini disebabkan

Bab 6 Perubahan Psikologi Dalam Kehamilan 67

peningkatan hormon estrogen pada dirinya sehingga membuat ibu
lebih mudah terangsang secara seksual. Namun terkadang banyak
pasangan wanita hamil takut untuk melakukan aktivitas seksual
karena takut terjadi keguguran.

Reaksi psikologis pada wanita hamil trimester kedua adalah:

1. Rasa khawatir, perasaan khawatir jika bayinya lahir sewaktu-waktu.
Khawatir jika bayi lahir tidak normal. Takut terhadap rasa sakit saat
melahirkan.

2. Perubahan emosional, dengan adanya pergerakan dari janin wanita
hamil mulai memikirkan apakah bayinya akan lahir dengan normal
atau cacat.

3. Keinginan untuk berhubungan seksual, disebabkan adanya
peningkatan hormon sehingga meningkatkan libido pada wanita
hamil. Sebagian pasangan khawatir jika hubungan seksual selama
hamil dapat membahayakan janinnya.

4. Rasa tidak nyaman

6.2.4 Perubahan Psikologis Trimester III

Perubahan psikologis pada wanita hamil trimester ketiga ini terkesan menjadi
lebih kompleks. Kondisi kehamilan ibu yang semakin membesar dan gerakan
pada janin yang semakin kuat. satu sisi ada perasaan sedih pada wanita hamil
saat akan berpisah dari janinnya dan kehilangan perhatian khusus selama
hamil. Pada masa ini dibutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

Beberapa reaksi psikologis pada trimester ketiga:

1. Rasa tidak nyaman, adanya perasaan sedih saat harus berpisah
dengan bayinya.

2. Perasaan emosional, adanya rasa gembira bercampur takut karena
kehamilan telah mendekati persalinan.

Trimester ketiga ini disebut juga dengan periode menunggu atau waspada.
Masa persiapan kelahiran dan peran sebagai orangtua yang berpusat pada
bayinya.

68 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

6.3 Gangguan Psikologis Dalam Masa
Kehamilan

1. Depresi
Depresi adalah gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita
yang sedang hamil. Dini Kasdu, dkk (2009) mengatakan hampir 10%
wanita hamil mengalami depresi berat dan ringan. Depresi biasanya
terjadi pada Trimester pertama. Depresi pada wanita hamil
disebabkan karena kurangnya dukungan suami/pasangan (Janiwarty
and Pieter, 2013). Depresi akan berdampak pada kelahiran prematur,
berat badan bayi lebih rendah dan akibat buruk lainnya berimbas
kepada kehidupan anak nantinya. Dampak buruk dari depresi dapat
menimbulkan adanya gangguan perkembangan dan pertumbuhan
janin dan gangguan kesehatan mental anak nantinya. Anak yang
dilahirkan dari ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan
akan memiliki kadar hormon stres yang tinggi, aktivitas otak yang
peka pada depresi, menunjukan sedikit ekspresi, mengalami gejala
depresi lain seperti sulit makan dan tidur.
Jika gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak
berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit berjalan,
berat badan kurang, tidak responsif terhadap orang lain.

2. Stres
Stres selama hamil dapat memengaruhi perkembangan fisiologis dan
psikologis bayi yang dikandung. Pemikiran negatif dan perasaan
takut menjadi akar penyebab terjadinya reaksi stres. Dampak dari
stres saat kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat
badan dibawah rata-rata, hiperaktif dan mudah marah.

3. Insomnia
Gangguan tidur yang terjadi wanita hamil disebabkan karena masalah
psikis, seperti rasa khawatir. Sulit tidur terjadi pada ibu hamil
pertama atau kekhawatiran menjelang persalinan. Gejala insomnia
dapat dilihat dari sulit tidur, tidak dapat memejamkan mata dan selalu
terbangun pada dini hari. Insomnia disebabkan karena stres,

Bab 6 Perubahan Psikologi Dalam Kehamilan 69

perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi dan lingkungan
rumah yang ramai.
4. Perasaan tidak berarti
perasaan tidak berarti pada wanita hamil dicirikan dengan adanya
sikap sinisme, keinginan untuk mengakhiri hidup, mempertanyakan
penderitaannya, perasaan tidak berguna dan gangguan aktivitas
seksual serta keinginan merusak diri sendiri. Hal ini disebabkan oleh
adanya rasa kesepian, perasaan tidak berdaya, meragukan
kredibilitas, keraguan atas keimanan pada tuhan, sulit menerima
bantuan dari orang lain dan perasaan ditolak oleh kelompoknya.
5. Perasaan malu
Perasaan malu pada wanita hamil disebabkan karena adanya
keinginan wanita hamil untuk menghapus peristiwa yang pernah
terjadi dan berusaha mengulang kembali masa lalu. Adapun ciri-
cirinya: (a) Sulit mengampuni diri sendiri, (b) memandang perubahan
fisik dan bentuk tubuh sebagai bentuk hukuman tuhan, (c) Sikap
meremehkan orang lain. (d) Lekas marah, sedih, gelisah atau cemas,
dll.
6. Perasaan Kecewa
Perasaan kecewa pada ibu hamil disebabkan karena:
• Sikap, baik itu tindakan suami atau keluarga yang dianggap

kurang menyenangkan
• Tindakan suami yang dinilai kasar

• Sikap suami yang temperamental
• Tindak kekerasan dalam rumah tangga

• Hilangnya kepercayaan kepada suami, misal akibat perbuatan
selingkuh suami

• Tidak menginginkan kehadiran anak

• Kehilangan kepercayaan kepada tuhan
7. Tekanan Batin

Tekanan batin pada wanita hamil dapat berasal dari perasaan terpisah
dengan pasangan atau orangtuanya, adanya tantangan (konflik)

70 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

terhadap kebutuhannya, perasaan tidak berarti, tidak ada tujuan
hidup, dan lain-lain.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada
wanita hamil antara lain:

1. Melakukan persiapan untuk menghadapi kecemasan dengan
mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin dihadapi,
pendidikan sesuai masalah yang dihadapi, pendidikan sesuai masalah
yang dihadapi, peningkatan pengetahuan, dan strategi pemecahan
sesuai permasalahan.

2. Menurunkan tingkat kecemasan wanita hamil dengan memberikan
dukungan psikologis, informasi, dan penyuluhan tentang masalah
yang terkait dengan perubahan fisik selama kehamilan.

3. Mengontrol kecemasan dengan membuat strategi pengulangan sesuai
dengan masalah yang dihadapi dan melakukan pendekatan
psikologis.

4. Menjauhi stres.
5. Menjauhkan persepsi dan anggapan.

Menurut Janiwarty (2013), ada beberapa Faktor Psikologis yang memengaruhi
masa kehamilan:

1. Dukungan suami, bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh suami
kepada istri yang hamil lebih mengedepankan sikap untuk saling
berkomunikasi yang jujur dan terbuka dan sudah dimulainya sejak
awal kehamilan istrinya dan menempatkan nilai penting dalam
keluarga untuk mempersiapkan diri jadi orangtua.

2. Dukungan keluarga, sifat ketergantungan wanita hamil lebih banyak
dipengaruhi oleh rasa aman, terutama yang menyangkut keamanan
dan keselamatan saat melahirkan. Sangat dibutuhkan adanya
dukungan anggota keluarga besar baik dari keluarga istri atau
keluarga suami.

3. Tingkat kesiapan personal ibu, beberapa kesiapan personal ibu yang
berkaitan pada masa kehamilannya adalah kemampuannya untuk
menyeimbangkan perubahan atas kondisi psikologisnya. Beban fisik

Bab 6 Perubahan Psikologi Dalam Kehamilan 71

dan mental atas kondisi adalah hal yang normal dialami ibu hamil,
seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang labil.
4. Pengalaman traumatis ibu, trauma hamil bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti ibu yang suka menonton film horor, adegan
yang menyeramkan yang berujung pada pembentuk emosi traumatis,
seperti takut ke kamar mandi sendirian dan lain-lain. Beban traumatis
yang paling berat dialami wanita hamil korban perkosaan. Bila beban
trauma ini terus berlanjut, dampaknya akan berbekas pada janin.
Terlebih jika ibu mengalami stres. Pola pikir emosinya akan sulit
dikendalikan dan cenderung jadi labil dan putus asa. Dampak
buruknya adalah emosi yang meledak-ledak dapat memengaruhi
tekanan darah, detak jantung, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar
keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma stres ini dapat
dirasakan oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukan reaksi pada
stimulasi dari luar tubuh. Masa paling berat bagi beban psikis ibu
hamil terjadi di trimester pertama, yakni ketika perubahan aktivitas
hormon ibu yang meningkat. Perubahan inilah yang dapat dengan
mudah memengaruhi stabilitas emosi ibu, selain menyebabkan
keluhan mual-muntah, terutama di pagi hari selama dua bulan
pertama. Akibatnya, beban psikologis semakin bertambah. Oleh
sebab itu wajar bila diusia kehamilan ini banyak ibu rentan terhadap
trauma.

72 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

Bab 7

Tanda-Tanda Kehamilan dan
Pemeriksaan Diagnostik

7.1 Tanda-Tanda Kehamilan

7.1.1 Tanda Dugaan Hamil

a. Amenorea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terbentuknya folikel de
graaf dan ovulasi, untuk menentukan perkiraan persalinan dapat
diketahui dari tanggal haid terakhir dan menghitungnya dengan
rumus Neagle

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
• Pengeluaran asam lambung dapat terjadi karena pengaruh
estrogen dan progesteron
• Morning sickness
• Nafsu makan berkurang.

74 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu yang
dikenal dengan istilah ngidam

d. Sinkope atau pingsan
• Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan syaraf dan menimbulkan
sinkope
• Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu

e. Payudara Tegang
• Pengaruh estrogen - progesteron dan hormon
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara
• Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama.

f. Sering miksi
• Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
penuh dan sering miksi
• Pada trimester kedua biasanya keluhan sering miksi sudah
menghilang.

g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat/ memperlambat
peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk BAB.

h. Pigmentasi kulit
• Sekitar pipi: kloasma gravidarum
• Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
menyebabkan pigmentasi pada kulit
• Dinding perut
Ø Striae lividae
Ø Striae nigra
Ø Linea alba makin hitam
• Sekitar payudara
Ø Hiperpigmentasi areola mammae

Bab 7 Tanda-Tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik 75

Ø Puting makin menonjol
Ø Kelenjar montgomeri menonjol
Ø Pembuluh darah manifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertropi pada gusi
j. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
• Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat
• Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara
• Penampakan pembuluh darah ini hilang setelah persalinan

7.1.2 Tanda Tidak Pasti Hamil

1. Rahim membesar sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan.
2. Pada pemeriksan dalam dijumpai:

• Tanda Hegar
• Tanda Chadwicks
• Tanda Piscaseck
• Kontraksi Braxton Hicks
• Teraba Ballottement
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

7.1.3 Tanda Pasti Hamil

1. Gerakan janin dalam rahim.
• Terlihat/teraba gerakan janin
• Teraba bagian – bagian janin.

2. Denyut jantung janin.
• Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi alat
Doppler
• Dilihat dengan USG

76 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

• Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin (pada kasus tertentu)

7.2 Pemeriksaan Diagnosa Kehamilan

1. Hamil atau tidak
• Tanda dugaan hamil
• Tanda mungkin hamil
• Tanda pasti hamil

2. Primigravida atau multigravida
3. Tua kehamilan

• Lamanya amenorrhea (dihitung dari hari pertama haid terakhir ).
• Ditambahkan 4,5 bulan dari ibu merasa janin hidup feeling life

(quickening)
• Menurut Spiegelberg, dengan jalan mengukur TFU dari simfisis:

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

22-28 mg 24-25 cm di atas simfisis
28 mg 26,7 cm di atas simfisis
30 mg 29,5-30 cm di atas simfisis
32 mg 29,5-30 cm di atas simfisis
34 mg 31 cm di atas simfisis
36 mg 32 cm di atas simfisis
38 mg 33 cm di atas simfisis
40 mg 37,7 cm di atas simfisis

Bab 7 Tanda-Tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik 77

• Menurut Mac Donald adalah modifikasi Spielberg yaitu: Jarak
Fundus ke simfisis = Usia kehamilan dalam bulan x 3,5

• Menurut Ahlfeld:
• Ukuran kepala-bokong = 0,5 panjang anak sebenarnya
• Bila diukur jarak kepala-bokong janin adalah 20 cm, maka

tuanya kehamilan adalah 8 bulan.
• Rumus Johnson-Tausak: BB = (mD – 12) x 155
• mD = jarak simfisis ke fundus uteri
• USG, dari besarnya anak terutama besarnya kepala anak.
• Dari saat mulainya terasa pergerakan janin; primigravida (sejak

UK 18 minggu), multigravida (sejak UK 16 minggu).
• Dari saat mulainya terasa pergerakan anak dengan menggunakan

Doppler ( UK 12 minggu), dengan Laenec (UK 18-20 minggu)
• Dari masuk atau tidaknya kepala ke dalam rongga panggul;

Primigravida (36 minggu), multigravida (dari 38 minggu sampai
permulaan partus) (Cunningham et al., 2012).
4. Tanda-tanda kematian anak dalam rahim:
• DJJ tidak terdengar lagi
• Gerakan anak tidak terasa lagi
• Rahim tidak membesar, TFU menurun
• Reaksi biologis menjadi (-) setelah anak mati kira-kira 10 hari
• Hasil rontgen, tanda spalding, tulang punggung sangat
melengkung, adanya gelembung-gelembung gas dalam janin.
5. Anak tunggal atau kembar

Tanda-tanda hamil kembar:

• TFU > UK
• Teraba 3 bagian besar atau lebih
• Meraba 2 bagian besar berdampingan
• Meraba banyak bagian-bagian kecil
• DDJ terdengar di dua tempat dengan perbedaan frekuensi 10

denyut atau lebih dalam 1 menit

78 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

• USG; ditemukan 2 bayangan janin
• Foto rontgen ada 2 kerangka janin.
6. Letak janin dalam rahim
• Situs/letak; sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu
• Habitus/sikap; bagian anak yang satu terhadap yang lain
• Positio/posisi; satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding

perut atau jalan lahir
• Presentatio/presentasi; apa yang menjadi bagian terendah.
7. Letak intrauterine atau ekstra uterin

Tanda-tanda bahwa anak di dalam rahim:

• Waktu meraba anak uterus berkontraksi
• Kadang-kadang ligamentum rotundum teraba kiri dan kanan dari

tumor yang mengandung anak.

Tanda-tanda bahwa anak (yang sudah agak besar) tumbuh di luar rahim:

• Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu
• Anak lebih mudah diraba dari luar
• Tumor yang mengandung anak tidak pernah mengeras (kontraksi

Braxton Hicks)
• Disamping anak teraba tumor adalah uterus yang membesar
• Pada foto rontgen; bagian rendah anak tinggi letaknya dan anak

dalam letak paksa.
• Tidak ada kemajuan persalinan pembukaan tetap 1 cm, kavum

uteri kosong.
• Keadaan jalan lahir, jalan lahir lunak dan keras
• Keadaan umum ibu , TD, N, RR, S dan pemeriksaan fisik lainnya

Bab 7 Tanda-Tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik 79

7.3 Diagnosis Kebidanan

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
Standar nomenklatur kebidanan sebagai berikut:

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Diagnosis

Contoh rumusan diagnosis:

Diagnosis: G2P1A0 hamil, uji kehamilan

Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis

Contoh rumusan masalah:

Masalah: wanita tidak menginginkan kehamilannya

Dasar: wanita mengatakan belum ingin hamil
Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
mengidentifikasikan dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data.

Contoh kebutuhan:

Ibu suka memelihara kucing maka kebutuhan ibu di antaranya adalah
penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan, pemeriksaan TORCH

Dasar: ibu mengatakan bahwa ibu memelihara banyak kucing

80 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

7.4 Pemeriksaan Penunjang Yang
Diperlukan Untuk Ibu Hamil

7.4.1 Gerakan janin

Gerakan janin dipengaruhi banyak hal, termasuk kapan dalam sehari gerakan
muncul, usia kandungan, kadar glukosa, stimulus suara, status perilaku janin,
kebiasaan merokok ibu dan penggunaan obat-obatan tertentu, serta hipoksia
dan asidemia.

Perhitungan gerakan janin sejauh ini merupakan teknik paling mudah di antara
berbagai teknik pengkajian janin dan pemantauan kesejahteraan janin. Teknik
ini dapat diterapkan pada sejumlah kelompok besar wanita. Jumlah total
gerakan yang dilakukan janin dapat cukup beragam. Hal yang paling penting
adalah bahwa penurunan gerakan yang mencolok dari pola lazim janin
merupakan masalah dan berhentinya gerakan janin berkaitan erat dengan
kematian janin yang menjelang.

Aktivitas janin pasif tanpa rangsangan sudah dimulai sejak minggu ke 7 dan
menjadi lebih canggih dan terkoordinasi pada akhir kehamilan. Antara minggu
ke 20 sampai ke 30, gerakan tubuh umum menjadi lebih teratur dan janin
mulai memperlihatkan siklus istirahat-aktivitas. Pada trimester ke 3,
pematangan gerakan janin terus berlanjut sampai sekitar 36 minggu, pada saat
ini, 80 persen janin normal sudah dapat diketahui keadaan perilakunya.

Metode perhitungan gerakan janin, menghitung sampai 10:

1. Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari.
2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali

gerakan.
4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan dalam 10 jam.
5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan

waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak
terasa dalam 10 jam, hubungi tenaga kesehatan.

Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kandungan 34 hingga 36
minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami insufisiensi

Bab 7 Tanda-Tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik 81

uteroplasenta. Bagi mereka yang faktor risikonya sudah diketahui, usia
kandungan 28 minggu merupakan waktu yang tepat untuk memulai
perhitungan gerakan janin yang normal.

7.4.2 Tes Nontres

Pengertian:

Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat
hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.

Fungsi:

1. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam
hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin

2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara
normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen

3. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (DJJ) dalam
hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Sebaliknya, bila
janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi denyut jantung janin.

Cara melakukan:

Persiapan tes tanpa kontraksi:

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak
boleh diberikan sedatif.

Prosedur pelaksanaan:

1. Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45˚ miring ke kiri.
2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3. Dipasang kardio dan tokodinamometer.
4. Frekuensi jantung janin dicatat
5. Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit.
7. Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30

menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan

82 Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif

dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya
pemeriksaan dilakukan di pagi hari setelah 2 jam sarapan).

Indikasi:

Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta.

Interpretasi Kriteria

Reaktif • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

• Gerakan janin terutama gerakan multiple dan
berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit

• Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pada
“omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam
keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu
kemudian.

Tidak reaktif • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung kurang dari 6 atau lebih per

menit
• Gerakan janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan

dalam 20 menit

• Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun
diberikan rangsangan dari luar antara hasil yang reaktif
dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang
reaktif.

Meragukan Grafik DJJ tidak dapat diintrepetasi karena

grafik EFM tidak muncul atau terlihat grafik yang bukan
DJJ dasar (umumnya terjadi pada janin yang sangat aktif).

NST reaktif dianggap indikator yang sangat baik untuk mengetahui
kesejahteraan janin pada trimester ketiga karena janin pasti menerima suplai
oksigen yang adekuat dan nutrient lain melalui plasenta dan secara neurologis
tidak mengalami depresi agar terjadi akselerasi DJJ yang dikaitkan erat dengan
gerakan janin. Reaktivitas DJJ merupakan tahap perkembangan janin yang
sangat penting, yang biasanya terjadi pada usia kandungan antara 28 dan 32
minggu.

Bab 7 Tanda-Tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik 83

Biasanya janin mempunyai pola DJJ yang memiliki akselerasi dan deselerasi
multiple beragam, yang membuat interprestasi kesejahteraan janin menjadi
sangat sulit. Deselerasi mulitiple yang beragam ini secara umum diyakini
menunjukkan kompresi tali pusat yang intermitten, dan tampaknya sering
terjadi ketika pergerakan janin dalam kondisi oligohidramnion. Jika variabel
deselarasi ringan, singkat (kurang dari 30 detik), dan tidak berulang, maka
deselerasi ini tidak dikaitkan dengan hasil akhir kehamilan yang buruk. Jika
ternyata frekuensi deselarasi lebih dari 3 kali dalam 20 menit atau durasi lebih
dari 1 menit, maka terjadi peningkatan risiko persalinan seksaria atau kematian
janin.

7.4.3 Chorionic Villus Sampling (CVS)

Pada trimester awal kehamilan, pengambilan sampel vilus korionik (chorionic
villus sampling) digunakan untuk mengidentifikasi penyakit genetik yang
memengaruhi janin.

1. Teknik:
Dengan menggunakan bimbingan ultrasound untuk memasukkan
kateter ke dalam plasenta, baik melalui serviks (transcervikal),
melalui vagina (transvaginal) atau melalui jarum yang disuntikkan ke
dalam perut (transabdominal). Kateter digunakan untuk mendapatkan
sebuah biopsy (contoh) dari sebuah villi, jaringan yang meliputi
embrio yang merupakan awal plasenta. Villi ini cocok secara genetis
dengan jaringan bayi itu sendiri.

2. Efek Samping
Sedikit kejang-kejang/kram timbul sedikit pendarahan setelah
prosedur adalah normal. Bila perdarahan berlanjut harus dilakukan
penanganan.

3. Keuntungan:
CVS mempunyai lebih banyak keuntungan daripada amniosintesis,
antara lain dapat dilakukan lebih awal (pada 3 bulan pertama) dan
hasilnya bisa didapatkan lebih cepat (5 sampai 7 hari untuk hasil
preliminary).


Click to View FlipBook Version