The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Di dalam modul ini, CGP akan mengeksplorasi bagaimana sesungguhnya kita dapat mendorong praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Terdapat 3 sub modul yaitu 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, 2.2 KSE, 2.3 coaching untuk supervisi akademik

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alifalfianmuntahir, 2022-12-19 00:57:39

Portofolio Modul 2 Guru Penggerak

Di dalam modul ini, CGP akan mengeksplorasi bagaimana sesungguhnya kita dapat mendorong praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Terdapat 3 sub modul yaitu 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, 2.2 KSE, 2.3 coaching untuk supervisi akademik

Keywords: portofolio modul 2,portofolio guru penggerak,portofolio pembelajaran berdiferensiasi

menyebabkan feses keras atau kering, dan akan sulit dikeluarkan. Upaya
mencegah konstipasi antara lain tidak sering menahan buang air besar, banyak
makan makanan yang berserat, seperti sayur dan buah, menghindari konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan gula, dan minum cukup banyak air. Banyak minum
air dan makan makanan berserat akan membantu pergerakan feses dan
membantu feses lebih lunak untuk dikeluarkan. Peningkatan aktivitas fisik juga
dapat membantu mengatasi konstipasi.
8. Gastritis (Mag)
Sakit mag atau istilah medisnya gastritis merupakan penyakit yang disebabkan
karena adanya iritasi atau peradangan pada dinding lambung. Mag dapat
diakibatkan karena meningkatnya asam lambung, infeksi bakteri Helicobacter
pylori, kondisi stress, makan tidak teratur, dan konsumsi makanan terlalu pedas
atau asam. Mag dapat dicegah dengan cara makan yang teratur, makan
secukupnya, mencuci tangan sebelum makan, dan menghidari makanan yang
memicu produksi asam lambung berlebih, seperti makanan asam, makanan pedas,
dan kopi. Menghindari stres juga dapat membantu mencegah terjadinya mag.
Apabila mag disebabkan oleh bakteri, maka dapat diobati dengan mengonsumsi
antibiotik, seperti amoksilin dan tetrasiklin dengan resep dari dokter.
9. Radang pada Dinding Lambung
Radang dinding lambung mengganggu bagian mukus yang melapisi bagian luar
lambung. Jika sudah parah, feses akan berwarna hitam karena bercampur
dengan darah dinding lambung yang mengalami luka. Radang pada dinding
lambung tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bakteri, obat-
obatan, alkohol, juga karena alergi terhadap jenis makanan tertentu.
10. Tukak Lambung

Tukak lambung disebabkan karena adanya kerusakan pada selaput lendir di
lambung, yang biasanya disebabkan oleh gangguan psikis seperti stres, khawatir,
sedih, dan juga kelelahan. Kondisi psikis yang memburuk akan menyebabkan
produksi asam lambung meningkat dan jika jumlahnya berlebih akan
menyebabkan selaput lendir mengalami kerusakan.
11. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan suatu kondisi yang digunakan untuk menggambarkan
kondisi kekurangan gizi. Malnutrisi disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi
tertentu ke dalam tubuh. Akibatnya pembentukan enzim-enzim akan mengalami
gangguan.
Berikut beberapa upaya untuk mencegah gangguan pada pencernaan, antara lain:
➢ Mengatur Pola Makan
➢ Memperhatikan Asupan
➢ Mengunyah Makanan dengan Baik
➢ Makanlah Secukupnya
➢ Jangan Berbaring Setelah Makan
➢ Perbanyak Konsumsi Makanan Tinggi Serat
➢ Jangan Makan Sambil Minum
➢ Mengonsumsi Suplemen Prebiotik
➢ Kurangi Konsumsi Makanan yang Menimbulkan Gas
➢ Hindari Bumbu Masakan yang Terlalu Kuat
➢ Mengurangi Makanan Pembentuk Asam
➢ Tingkatkan Konsumsi Sayuran Hijau
➢ Minum Air Hangat
➢ Kurangi Makanan yang Menimbulkan Alergi

Kegiatan

A. Langkah Kerja
1. Lakukan telaah referensi tentang kelainan/penyakit pada sistem pencernaan
manusia.
2. Diskusikan pertanyaan bahan diskusi, selanjutnya rumuskan kesimpulan.
3. Tanyakan pada kelompok lain atau pada guru jika ada hal yang belum
dipahami.

B. Bahan Diskusi
1. Isilah tabel dibawah ini

No Nama Penyakit Gangguan pada Penyebab
1. Diare
2. Gastritis
3. Kolera
4. Konstipasi
5. Apendisitis
6. Disentri

2. Apa sajakah penyebab terjadinya gangguan sistem pencernaan?

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

3. Jelaskan bagaimana cara/upaya kita agar organ-organ pencernaan tidak
mengalami gangguang?
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA

Triyono, Agus, dkk. 2013. IPA Terpadu Jilid 2 Kelas VIII SMP/MTs.
Jakarta: Erlangga.

Zubaidah, Siti,dkk. 2017. Ilmu Pengatahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1 (Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Elaborasi Pemahaman

By Alif Alfian

Pada Pembelajaran kali ini, CGP akan
berlatih membangun kerangka berpikir dan
menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan
pemahaman dan internalisasi konsep
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam
ruang diskusi virtual. Diskusi di forum diskusi
virtual, Instruktur memberikan penguatan
pemahaman konsep pemikiran filosofis KHD
untuk melatih CGP untuk lebih saksama
memaknai dan menghayati pemikiran KHD
dan bagaimana penerapannya pada konteks
lokal sosial budaya di daerah CGP. Selanjutnya,
CGP mampu memberikan perspektif refleksi
kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki
Hadjar Dewantara dalam Elaborasi
Pemahaman dengan berdialog bersama
Instruktur.

Koneksi Antar Materi

By Alif Alfian

Pada fase ini CGP diajak untuk
meninjau ulang keseluruhan materi dari
Pembelajaran 1 hingga Pembelajaran 6 dan
membuat sebuah koneksi antar materi
yang sudah CGP pelajari. Hal ini bertujuan
agar CGP mampu membuat kesimpulan
dan refleksi pengetahuan dan pengalaman
baru yang dipelajari dari pemikiran Ki
Hadjar Dewantara.

KONEKSI ANTAR M

MEMENUHI KEBUTUH
MELALUI PEMBELAJAR

ALIF A
CGP ANG
KABUPATEN BLOR

MATERI MODUL 2.1

HAN BELAJAR MURID
RAN BERDIFERENSIASI

ALFIAN
GKATAN 5
RA, JAWA TENGAH

"Pendidikan adalah segala usaha dari orang K
tua terhadap anak-anak dengan maksud
menyokong kemajuan hidupnya". PENDIDI
ALAM DA
TIDAK
SEORAN
⟮POTEN
BERBED
DIHARAP
BISA TU
MEREKA
MENYEN
ANAK,
ZAMAN,
MAMPU
MANDIR

KODRAT ALAM DAN

KODRAT ZAMAN

IKAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN KODRAT
AN KODRAT ZAMAN KARENA KEDUA HAL INI
DAPAT DIPISAHKAN DALAM DIRI ANAK.
NG ANAK TELAH MEMILIKI KODRAT ALAM
SI, BAKAT, KEMAMPUAN) YANG UNIK,
A-BEDA SATU SAMA LAIN SEHINGGA GURU
PKAN MAMPU MEMFASILITASI MEREKA AGAR
UMBUH MAKSIMAL SESUAI JENJANG USIA
A. PEMBELAJARAN AKAN MENJADI
NANGKAN JIKA DILAKUKAN SESUAI KODRAT

YAITU BERMAIN. SEMENTARA KODRAT
BAGAIMANA KODRAT SEORANG GURU
MEMBIMBING ANAK AGAR SIAP HIDUP

I DALAM ZAMAN YANG TERUS BERUBAH.

kebutuhan
belajar
siswa

KESIAPAN BELAJAR
MINAT
PROFIL BELAJAR



BAGAIMANA MEMETAKAN
KEBUTUHAN BELAJAR SI

Mengamati p
Mendiagnosi
Mereview da
Mendiskusika
walimurid,
Melakukan s
Menggunaka
(Diagnostic

N
ISWA

perilaku siswa,
is pengetahuan awal siswa,
an merefleksi praktik pembelajaran
an kebutuhan siswa denga orang tua/

survey
an penilaian kemampuan awal

Assessment)

PEMBELA
BERDIFER

Pembelajaran yang meng
peserta didik dalam

memfasilitasi pembelajara
potensi peserta didik. Pem

sebagai keseragaman,
kebutuhan dan ca

AJARAN
RENSIASI

gakomodasi karakteristik
pembelajaran. Guru
an dengan memperhatikan
mbelajaran tidak dilakukan
, tetapi sesuai dengan
ara belajar murid.

STRATEGI D

dbeepnregdmaiPbfneeemrmlaeebjnreasulraimaajusanisrkydaaialnannkgtuujkjeauln

DIFERENSIASI

n

uan DIFERENSIASI

las

KONTEN PROSES PRODUK

MERDEKA

Suatu pendekatan yang d
supaya peserta didik bisa
pelajaran yang diminati. H
dilakukan supaya para pe
didik bisa mengoptimalkan
bakatnya dan bisa membe
sumbangan yang paling ba
berkarya bagi bangsa.

A BELAJAR

dilakukan
a memilih
Hal ini
eserta
n
erikan
aik dalam

PROFIL PELAJA

Peserta didik mampu
kondisi, lingkungan ma
sehingga mencermink
Pancasila. Dampak y
mencerminkan pelaja

bertakwa kepada T
berakhlak mulia, berk
gotong royong, mandi

dan krea

AR PANCASILA

beradaptasi baik
aupun perbedaan
kan profil pelajar
yang diharapkan
ar yang beriman,
Tuhan YME dan
kebinekaan global,
iri, bernalar kritis
atif.

Dengan melaksanakan difere
produk yang sesuai dengan

didik, guru telah memban
mengembangkan potensi yan

Asesmen yang dilaksanaka
memungkinkan guru memantau
belajar peserta didik, sekalig
mencapai tujuan yang direnca
berdiferensiasi, aktivitas bela

dan hasil belajar pesert

REFLEKSI PEMBELAJA

ensiasi konten, proses, dan
kebutuhan belajar peserta
ntu peserta didik untuk
ng dimilikinya secara optimal.
an secara berkelanjutan
u perkembangan dan kemajuan
gus memotivasi peserta didik
anakan. Melalui pembelajaran
ajar peserta didik meningkat
ta didik juga meningkat.

RAN PADA MODUL 2.1

AKSI NYATA

By Alif Alfian

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran
MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi CGP
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
satu rangkaian modul. Aksi Nyata dimaksudkan
sebagai proses pengembangan profesionalisme
berkelanjutan, di mana ia dilihat sebagai kesatuan
antara proses pembelajaran dan implementasi. Dengan
demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus
menerus, bahkan hingga Program Pendidikan Guru
Penggerak telah CGP selesaikan. Dalam modul ini, Aksi
Nyata CGP merupakan perwujudan dari perubahan
konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan
pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di
daerah CGP. Untuk mendukung pengembangan
berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini CGP
dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan
menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang ditulis secara
rutin merupakan media untuk mendokumentasikan
perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik
yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi
nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di
kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan
karakter.

Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi

JURNAL DWI MINGGUAN

Alif Alfian, S.Pd.Si., M.Pd.

Calon Guru Penggerak
Angkatan 5

Kabupaten Blora, Jawa Tengah

MODEL SIX
THINKING HATS

MODEL TEKNIK 6 TOPI

JURNAL
REFLEKSI

Six Thinking Hats

6 Topi tersebut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah:

Topi Putih (Facts) : Informasi berupa fakta sebanyak-banyaknya terkait
pengalaman yang terjadi,
Topi Merah (Feelings) : Gambaran perasaan terkait topik yang sedang dibahas,
Topi Kuning (Benefits) : Hal-hal positif terkait dengan topik tersebut,
Topi Hitam (Cautions) ; Kendala/ hambatan/ resiko dari tindakan/ peristiwa yang
sedang dibahas,
Topi Hijau (Creativity) : Ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut,
Topi Biru (Process) : Tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi

Topi Putih (Facts)

bmdKpPrKmap(KbetaDopepebedabpehledtdeoSMkDaegnneameameeamvarrnmeealarkaeeagmeamlOmulaninjanpaanurakeiksaliabbliDaymmgubejbukbhsehldaadnoDaCeamUabitrauaeaneailarrntlsimakGLneaalnrasatilAmmaknamyiaasil.jPtm2lsnanuiaasajuja2nsamtaSaaiseteymnR,aurr.linmtoaane1nar)mranakaPausnaai.dgr,y.inagnyPm.ipnmtPrdtennnauameasiiuDlkEned,ian,pS,gaSlyealnoaknMsasdaymeeeeaedpgphnytnetagal2iBmlrarealanaaaeguaabeaaayty,kmEnrmgnajnlakskneahpnepaaisLig;adesemnnApjleearjboknkuuumidpasrhsayiknJtaapmsag,atmretieuaaeaagAnn,gtunneersspnlnipyrananauRayynnkanynamuauaaternaoAanmgahyybtgudyrenrnmasblsNaieaunakeiatkdamdeesmeuk,ty.ardpaabdhkmiipnimablmmsarUapnaaeddeiedeeafneseN-lnlejsunlaanekidmvireaeaey-dnrmatirTealmlgimilrnaesrijaaeastaiUayueraaneufkkgibnahhpapioKrkerdnmaaainabaaisa,gareednuaanmniiuadnybnaaanlnEMt-aknnaidmaraapkemstmagiltudCbkEjCeeusnnsairuaprmeeMadepnGreairugsGdkldrekkrililriiglkaoEnrntiPkaoafioimPdiisuaeNmdakDmamdaglnnmriikdnronnjfaUdbannnnetuueeetopigen-gpsHaemmyregsnrmkdpiroPnmgisealperIireaseaeeiiuokes,anmnebamimklKejaeKkmlmnaapbhskdmatugkonuEbsbasoiedserreeanaaabBbnaeiaoktubeldm.arcraynstUreesennsdntAlaeCumniaiae,sleTllsbdtsiallaslLGdsanuajapUisiedeaaMibtnjnjkltigrna,jaPpa,sHanpraarpayuetSiegabrdnarKAiegeanrrassnmnsa.abadnetoasNiraaattDtannlearanniyeaknauanymfidaanbleaketmndnksubaaBtBegilduepplrbneaieaggamoEeleniekuaratinernegvnLmasglmrdnrsknomalnAlmindadirga,antraysisddmsfuoyJpikliteienaheiEfpufabaueiAaaeaneeoflalmyrsaaahaealkybRsarelrkaakl,mesbenaraubirpnudueRhepduinn.bormoMestnanusdena,roaussreirsaMlotaallsaasaAmUaayilailaahuesaeaaysairnsaunlsRjnasahaklriuheasaspmuyiogitiliI.srniatDirsaraui.uiii.

Topi Merah
(Feelings)

Jujur ketika saya mendapat modul baru, saya merasa seperti sedang main
game yang makin lama makin menantang level permainannya. Ketika saya
mendapatkan penjelasan materi pembelajaran berdiferensiasi baik dari
modul, hasil diskusi dengan rekan CGP, fasilitator, serta instruktur membuat
saya tersadar ternyata saya belum menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dengan tepat di kelas. Saya masih sering menyeragamkan
tugas dengan dalih efektivitas waktu. Dalam pembelajaran berdiferensiasi
ada 3 strategi, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Pada awal
membacanya, saya merasa berat sekali karena apakah harus langsung
menerapkan ketiga-tiganya dalam pembelajaran. Namun, penjelasan dari
instruktur bahwa tidak harus ketiganya langsung bersamaan diterapkan.
Yang terpenting adalah memulai langkah kecil untuk perubahan dan
konsisten. Perasaan saya lainnya adalah dalam modul ini, fasilitator
mengubah kelompok kecil kami agar sesuai dengan jenjang. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri karena selama ini sudah terbiasa belajardengan
kelompok lama, saya harus beradaptasi lagi dengan kelompok baru dari
jenjang SD. Alhamdulillah kami dapat segera beradptasi dan berkolaborasi
dengan baik, salah satunya adalah dengan terlaksananya ruang kolaborasi
kami dengan sangat baik. Dengan mempelajari modul pembelajaran
berdiferensiasi ini, saya menjadi terpacu untuk menjadi guru yang lebih baik
lagi dalam merancang pembelajaran yang berpihak pada murid.

TOPI
KUNING

BENEFITS

Banyak hal positif yang saya peroleh dari modul 2.1
ini. Saya menjadi lebih sadar dan fokus lagi
mengenai perwujudan pembelajaran yang berpihak
pada murid dan merdeka belajar. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi ini, saya diajak untuk
memetakan terlebih dahulu kebutuhan belajar
siswa, yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar murid. Guru dapat melakukan asesmen
diagnostik dalam bentuk wawancara, survey,
angket, observasi, dan sebagainya untuk
mengidentifikasi ketiga aspek tersebut. Berdasarkan
pemetaan, barulah guru merancang pembelajaran
berdiferensiasi dengan menerapkan 3 strategi, yaitu
diferensiasi konten, proses, dan produk. Meskipun
konten, proses, dan produk yang dihasilkan
beragam, namun guru punya acuan penilaian yang
seragam. Acuan penilaian dalam pembelajaran ini
meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap
tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras siswa.
Penilaian pengetahuan tergambar dari cara siswa
menjelaskan proses menghasilkan suatu produk
sedangkan penilaian keterampilan tergambar dari
proses dalam menghasilkan produk siswa.

Topi Hitam

(Cautions)

Tantangan yang saya hadapi ketika mempelajari modul ini
adalah kurangnya waktu karena di sekolah sedang
persiapan PTS dan saya merupakan pengawas PTS,
sehingga banyak sekali persiapan yang harus saya
lakukan dan saya juga sempat kelelahan selama
beberapa hari. Selain itu, tantangan materi yang menurut
saya semakin sulit dan semakin membutuhkan
pemahaman penuh ketika mempelajarinya, Begitu pun
dengan instruksi-instruksi tugas/pertanyaan diskusi di LMS
yang cukup panjang dan membutuhkan pemahaman.
Terkait dengan materi modul, tantangan yang dihadapi
adalah dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
secara nyata di sekolah. Perubahan paradigma dari
pembelajaran yang "seragam" menuju ke diferensiasi
tidaklah mudah dan instan, tidaklah instan melainkan
membutuhkan waktu yang cukup lama dan berkelanjutan.
Perubahan ini pun tidaklah bisa dilakukan sendiri, perlu
komitmen dan kolaborasi seluruh komponen sekolah
merupakan tantangan bagi saya. Bagi saya sendiri pun, ini
merupakan tantangan karena jujur saja, saya harus keluar
dari zona nyaman dalam menjalankan perubahan
pembelajaran ini. Namun saya sadar, bahwa bagi guru,
kebutuhan murid adalah yang utama, kita harus mampu
menyiapakn lingkungan belajar sebaik-baiknya dalam
menuntun siswa agar berhasil dan sukses sesuai dengan
kebutuhan belajarnya.

topi hijau

CREATIVITY

dkwjksdisidamkpetpekaradimadaabnefioleDecstnlaseeyibmaeShueksanlamaeeesaarmstehaaknurugeeiptnrblvoduburaarsgaanyplanruaakguadumlaosaaamnahauossltlekguikarkuypykiannnelsaeaunylaabraiohaaamgirmualsnaas-biean2oa,tsnr-aiieiktinsedr.oaitsmnnersu1uajnearpuguipkaernnescpkasklognadpyasaentenlakatgrsadrraseenonntormgmuranhikpaunmeainneikgdakaolgaktetddapb,.gneCsbueaadnlkdrOaeaiaepmaaiKknaGaenrpteaknpbliteeltnertaannsaenePeupguatmorrdtyjkhh.gmlitbigiiamaiffbtrkPaiiao,aktaeaCsatranaTkbatkanedaarenalnsimasaSoamaikegrgnakninraj/.h,sjarnaknel.laepautnedamaaausutnSakbmkTlerniasjatnyakahta.akneaueieraihapafyceriddnbntyrgrrnnnlkaaaaaadndakbayaaaiasastsansnrtaoiamujpkctufn,dnaiuiyrieklnjltataeauunPniydauaabsrapbsmnthGekgyasysdahaaaekeesyeaunaakPaelahmanrpyinriiuasnim,sdninnttankaktmnsiaieemdgidiabgeadfnanatrneaassscuieanmiigbiythesrytreiipiulnkenmsaaieyefanaearedp,skLakwanltdmmnlMukenueaieepajtmlnsaueyedamkgmpnssnaSeigga,dlmaaiieafeaej.amdnoegbamislskmignllisgnuakmarlaiueaosbaT;eueaaseydnttkemartlenasinermemasauennkduoinayrataimnyshhild.kukksagaaaplninataapSuaa,tidkmueihkskidkesiskienndiuniaktnmtsitintauhtmirsuueael,sankiukasyrtikbeagskrunrtdlueasn.gbnaaunaheioenkausgfekynayJesgmraplrbngialseagbnal,nuaeilisemksate,ekngaaksyjondabeusrssjnsanaddaaardlabaaenpiaierPauahynyainriapnshsTyyaaianitiSaaan.

Topi Biru

(PROCESS)

Modul pembelajaran berdiferensiasi ini memberikan banyak
pengalaman yang bermakna yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi berorientasi
kepada kebutuhan murid. yang beragam. Hal ini selaras dengan
filosofi KHD. Guru dapat mengakomodasi kebutuhan belajar murid
berdasarkan pemetaan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid melalui penerapan 3 strategi diferensiasi, yaitu diferensiasi
konten, proses, dan produk. Sejalan dengan filosofi KHD, muaranya
adalah terciptanya pembelajaran yang berpihak pada murid dalam
mewujudkan merdeka belajar. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari
bahwa setiap murid adalah unik dan memiliki kodratnya masing-
masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan
belajar yang memungkinkan setiap murid untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-
masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, murid tersebut
merasa selamat dan bahagia. Setiap murid adalah individu yang unik
dan memiliki keragaman. Salah satu cara yang dapat kita lakukan
untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah
dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Modul 2.2

Pembelajaran Sosial dan
Emosional

Dalam modul 2.2 ini, CGP belajar bagaimana menciptakan
pengalaman dan lingkungan belajar yang memperhatikan
kebutuhan sosial dan emosional murid. Pembelajaran yang
mampu menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk
menumbuhkan dan melatih lima Kompetensi Sosial dan
Emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab. Dalam modul ini, kita
mengeksplorasi PSE melalui empat indikator yaitu,
pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar
guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan
budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) melalui keteladanan, proses belajar,
dan kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah. Melalui
pembelajaran dalam modul 2.2 ini, CGP berharap semakin
memahami konsep dan implementasi PSE yang lebih
sistematik, holistik, kolaboratif dalam ekosistem sekolah.

Alif Alfian

alur
merdeka

M - MULAI DARI DIRI
E - EKSPLORASI KONSEP
R - RUANG KOLABORASI

D - DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

E - ELABORASI PEMBAHAMAN
K - KONEKSI ANTAR MATERI
A - AKSI NYATA

Mulai dari Diri

By Alif Alfian

Pembelajaran Sosial Emosional dapat diartikan sebagai
pembelajaran kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak
terkait yang bertujuan untuk melatih kemampuan peserta
didik agar dapat memahami, mengolah, dan
mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri
peserta didik agar sukses melakukan dalam melakukan
berbagai macam aktifitas hidup seperti belajar, membangun
hubungan, menyelesaikan masalah sehari-hari, dan
beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan perubahan
dan perkembangan.
PSE merupakan proses autentik yang membutuhkan
keterlibatan dan kerjasama sekolah, orang tua, dan
masyarakat dalam membangun lingkungan dan ekosistem
belajar yang dapat memberikan pengalaman autentik bagi
peserta didik dalam melatih kemampuan sosial
emosionalnya. PSE bukanlah pembelajaran tambahan di
sekolah, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses
pendidikan di sekolah. Pembelajaran akademik yang
sebelumnya mendominasi ruang-ruang belajar siswa
dianggap tidak cukup untuk membekali peserta didik untuk
sukses dan bahagia dalam hidupnya. Diperlukan kemampuan
sosial emosional yang baik pada peserta didik untuk
mengimbangi kompetensi akademik agar peserta didik
dapat hidup dengan lebih baik. Pembelajaran Sosial
Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen
yaitu: Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri (Self
Management), Kesadaran Sosial (Social Awareness),
Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible
Decision-Making).

Eksplorasi Konsep

By Alif Alfian

Pembelajaran Sosial Emosional di Indonesia belum
diterapkan secara menyeluruh. Praktek PSE di Indonesia
dapat dikatakan masih bersifat sporadis. Hal ini terjadi
diakibatkan karena berbagai faktor seperti kompetensi
akademik yang masih mendominasi yang ditunjukkan
melalui konten kurikulum, praktek pengajaran, hingga
assesmen dan evaluasi. Faktor lainnya juga yaitu kurangnya
pembahasan tentang pembelajaran sosial emosional di
perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru. Padahal,
penerapan PSE sangat signifikan dan relevan dalam konteks
pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara adalah ‘menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat’. Tujuan ini selaras
dengan tujuan PSE yaitu agar peserta didik mampu
mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup
dengan keseimbangan antara kompetensi akademik dan
sosial emosional.
Penerapan PSE juga dapat menjadi strategi sekolah dalam
memastikan well-being peserta didik sehingga proses belajar
yang dialami di sekolah dan di luar sekolah menjadi sebuah
proses konstruktif dan menyenangkan. PSE dapat
mengurangi stress dan tekanan yang dialami dalam proses
belajar sehingga membantu peserta didik menjadi individu
yang memiliki sikap positif baik terhadap diri maupun
terhadap orang lain dalam berkehidupan sosial.

Ruang Kolaborasi

By Alif Alfian

Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan
bagi CGP untuk berkolaborasi sesama CGP dalam
menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah
asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat
untuk menebalkan laku murid dan menuntun
kekuatan kodrat murid yang dapat diimplementasikan
pada konteks lokal (budaya) daerah asal CGP. Hasil
kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur
kearifan budaya menjadi dasar pengetahuan dan
pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid.

RUANG KOLA
MODUL 2

PEMBELAJARAN SOSIA

ABORASI
2.2

AL EMOSIONAL

Tabel 3.1 Ide Implementasi Pembe
Murid

KSE yang dikembangkan Bentuk Implementasi
Kesadaran Diri (Pengajaran Eksplisit/Integ

Praktek Mengajar Guru da
Kurikulum

Akademik/Penciptaan Ikli
Kelas dan Budaya Sekolah
Melakukan ice breaking di
tengah pembelajaran untuk
mengembalikan fokus siswa

elajaran Sosial dan Emosional untuk

Skenario Penerapan Deskripsi tambahan:

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

grasi (apa yang dilakukan dan dikatakan Siapa yang terlibat,
an guru) di mana, waktu dan

durasi, dan

kebutuhan/perlengka
im pan
h)

Ketika guru sedang melakukan kegiatan Yang terlibat adalah

k pembelajaran, guru mengamati guru dan siswa di

a sebagian siswa sudah mulai menurun ruang kelas Ketika

konsentrasinya, kemudian guru pembelajaran

mengajak siswa untuk melakukan ice berlangsung. Durasi

breaking. “Mari anak-anak, kita waktu sekitar 5

melakukan permainan sambung kata. menit.

Nanti Ibu akan menyebutkan 1 kata,

kemudian anak-anak melanjutkan

dengan menyebutkan kata yang

berkaitan dengan kata sebelumnya.”

KSE yang dikembangkan Bentuk Implementasi
Manajemen Diri (Pengajaran Eksplisit/Integras

Praktek Mengajar Guru dan
Kurikulum Akademik/Penciptaa
Iklim Kelas dan Budaya Sekolah

Kegiatan Sarapan Pagi dan
kegiatan manajemen stress
dengan cara mengungkapkan
perasaan melalui emotikon yang
disediakan guru.

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Deskripsi tambahan:

si (apa yang dilakukan dan dikatakan guru) Siapa yang terlibat, di

mana, waktu dan
an durasi, dan
h ) kebutuhan/perlengkapa

n

Sebelum pembelajaran dimulai setiap anak Yang terlibat adalah

diminta mengambil soal misteri yang guru dan siswa di

disediakan guru, kemudian menjawab ruang kelas, pada

g pertanyaan yang sudah didapatkan dengan waktu pagi hari

lembar jawab yang sudah disediakan. sebelum pembelajaran

“Anak-anak kita sudah memiliki dimulai. Perlengkapan

kesepakatan kelas untuk melakukan yang dibutuhkan

kegiatan Sarapan Pagi. Pada kegiatan adalah Kotak Misteri,

tersebut anak-anak bisa mengambil soal Kartu Soal, Lembar

pada kotak misteri, kemudian mengerjakan Jawaban, Stiker

di lembar yang disediakan dan Emotikon.

mengumpulkan di kotak jawaban. Besok

pagi ketika masuk kelas silahkan ambil

pertanyaan yang ada di kotak misteri. Bagi

anak-anak yang tidak kebagian soal, bisa

datang lebih awal ya? Setelah Sarapan

Pagi silahkan ungkapkan perasaan kalian

KSE yang dikembangkan Bentuk Implementasi
Kesadaran Sosial (Pengajaran Eksplisit/Integrasi

Praktek Mengajar Guru dan
Kurikulum Akademik/Penciptaan
Iklim Kelas dan Budaya Sekolah )

Kegiatan Infaq Jumat.

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Deskripsi tambahan:
(apa yang dilakukan dan dikatakan guru) Siapa yang terlibat, di
mana, waktu dan durasi,

dan
kebutuhan/perlengkapan

Setiap hari Jumat anak-anak menyisihkan Yang terlibat semuga

sebagian uang jajannya untuk kegiatan warga sekolah terdiri

Jumat Berkah. Kegiatan ini bersifat sukarela dari: siswa, guru,

tanpa paksaan yang bertujuan untuk melatih kepala sekolah,

empati, kepedulian, dan rasa syukur siswa. penjaga, dan kantin

“Anak-anak ingat besok hari jumat. Sesuai sekolah. Dilaksanakan

kesepakatan kita melaksanakan kegiatan setiap Hari Jumat

Jumat berkah. Kegiatan ini bersifat sukarela dengan durasi sekitar

dan seikhlasnya. Semoga apa yang kalian 15 menit. Perlengkapan

kumpulkan ini bermanfaat bagi orang lain dan yang diperlukan adalah

menjadi amal kebaikan untuk kalian.” kotak amal.

KSE yang dikembangkan Bentuk Implementasi
Keterampilan Relasi (Pengajaran Eksplisit/Integrasi

Praktek Mengajar Guru dan
Kurikulum Akademik/Penciptaan
Iklim Kelas dan Budaya Sekolah )

Pembelajaran Kooperatif dimana

siswa dikelompokkan secara

heterogen berdasarkan gender

tingkat kecerdasan dll

Pembelajaran ini dilakukan dengan

tujuan untuk melatih

kepemimpinan, Kerjasama tim, dan

pemecahan masalah.

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Deskripsi tambahan:
(apa yang dilakukan dan dikatakan guru) Siapa yang terlibat, di
mana, waktu dan durasi,

dan
kebutuhan/perlengkapan

a Dalam kegiatan pembelajaran guru Yang terlibat guru dan
a membentuk kelas secara berkelompok. siswa di dalam kelas,
r, “Anak-anak Ibu akan membentuk kelas saat pembelajaran
l. secara berkelompok. Masing-masing berlangsung. Durasi
n kelompok terdiri atas 5 siswa.” waktu sesuai dengan
h mata pelajaran.
n Perlengkapan yang
digunakan adalah
bahan diskusi
kelompok.


Click to View FlipBook Version