Coaching Model
TUJUAN
IDENTIFIKASI
RENCANA AKSI
TANGGUNG JAW
l TIRTA
WAB
PEMB
BERD
Pembel
karakte
kegiata
dilakuka
tetapi s
belajar
BELAJARAN
DIFERENSIASI
lajaran yang mengakomodir
eristik peserta didik dalam
an belajar. Pembelajaran tidak
an sebagai keseragaman,
sesuai dengan kebutuhan
murid.
Pembelajaran Sos
Pembelajaran kolaboratif yang melibatkan selur
kemampuan peserta didik agar dapat memaham
dan emosional pada diri peserta didik agar suk
seperti belajar, membangun hubungan, menye
terhadap berbagai macam tuntutan perubahan da
sial dan Emosional
ruh pihak terkait yang bertujuan untuk melatih
mi, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial
kses melakukan berbagai macam aktifitas hidup
elesaikan masalah sehari-hari, dan beradaptasi
an perkembangan.
Terwuj
Profil Pelaja
Beriman, bertakwa ke
berakhlak mulia, Berkebi
royong, Mandiri, Berna
judnya
ar Pancasila
epada Tuhan YME, dan
nekaan global, Bergotong
alar kritis, dan Kreatif
R
Me
p
se
pot
op
m
Pa
me
seh
REFLEKSI MODUL 2.3
elalui pembelajaran berdiferensiasi,
pembelajaran sosial dan emosional,
erta coaching, maka pengembangan
tensi murid dapat dilakukan dengan
ptimal sehingga kebutuhan belajar
murid terpenuhi. Murid akan tumbuh
menjadi anak yang cerdas dan
berkarakter, sesuai Profil Pelajar
ancasila. Pada akhirnya, murid siap
enjalani kehidupan dengan mandiri
hingga menjadi pribadi selamat dan
bahagia.
AKSI NYATA
By Alif Alfian
Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran
MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi CGP
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
satu rangkaian modul. Aksi Nyata dimaksudkan
sebagai proses pengembangan profesionalisme
berkelanjutan, di mana ia dilihat sebagai kesatuan
antara proses pembelajaran dan implementasi. Dengan
demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus
menerus, bahkan hingga Program Pendidikan Guru
Penggerak telah CGP selesaikan. Dalam modul ini, Aksi
Nyata CGP merupakan perwujudan dari perubahan
konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan
pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di
daerah CGP. Untuk mendukung pengembangan
berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini CGP
dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan
menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang ditulis secara
rutin merupakan media untuk mendokumentasikan
perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik
yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi
nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di
kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan
karakter.
Jurnal Dwi Mingguan
Modul 2.3
COACHING
Nama : ALIF ALFIAN, S.Pd.Si.,M.Pd.
Angkatan : Calon Guru Penggerak Angkatan 5
Asal : Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Catatanku
Date: 26 September 2022 s/d 6 September 2022
Pada minggu ini, CGP dimulai dengan materi
baru pada modul 2.3 yaitu tentang Modul
Coaching untuk Supervisi Akademik. Modul ini
mencakup beberapa materi konsep yang
menguatkan paradigma berpikir Among,
prinsip coaching, kompetensi inti coaching, alur
percakapan TIRTA dan supervisi akademik
dengan paradigma berpikir coaching.
Harapannya melalui coaching ini, dapat
menguatkan perjalanan menjadi pemimpin
pembelajaran. Sistem pembelajaran
menggunakan LMS dengan alur MERDEKA
belajar.
alur
merdeka
M - Mulai dari diri
E - Eksplorasi Konsep
R - Ruang kolaborasi
D - Demonstrasi kontekstual
E - Elaborasi pembahaman
K - Koneksi antar materi
A - Aksi Nyata
Jurnal refleksi saya kali ini
menggunakan model Driscoll.
Model ini diadaptasi dari refleksi
yang digunakan pada praktik klinis
(Driscoll & The, 2001)
Model Refleksi
Driscoll:
> What
> So What
> Now What
What
Pembelajaran modul 2.3 yaitu coaching untuk
supervisi akademik memberikan ruang bagi CGP untuk
berlatih membangun komunikasi yang empatik dan
memberdayakan sebagai pemimpin pembelajaran dan
kepala sekolah dalam membuat perubahan strategis yang
mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem
belajar CGP. Perubahan strategis yang sejalan semangat
Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum
(standar isi, standar proses, dan standar penilaian) yang
bermakna dan kualitas sumber daya guru dan tenaga
kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak
pada murid pada Satuan Pendidikan di sekolah dan daerah
asal CGP. Pada tahap Demonstrasi Kontekstual, saya
melakukan praktik coaching dengan rekan sejawat. Praktik
berlangsung secara daring melalui G-meet untuk menggali
potensi rekan sejawat sebagai coachee dalam menentukan
komitmen diri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada
demonstrasi kontekstual kali ini semua CGP praktik
coaching dengan berperan sebagai coach, sebagai
coachee, dan sebagai observer.
lanjutan...
Pada tahap akhir modul ini, ada sesi elaborasi
yang semakin menguatkan pemahaman saya terkait
praktik coaching di sekolah kepada guru dan murid.
Pada tahap elaborasi oleh instruktur, Warih Wijayanti,
saya mendapat tambahan wawasan terkait coaching.
Beberapa di antaranya, yaitu Tut Wuri Handayani
mindset. Mindset ini menempatkan murid sebagai mitra
belajar, mengandung kasih dan persaudaraan,
bersifat emansipatif, dan merupakan ruang
perjumpaan pribadi. Selain itu juga, mendapat
wawasan tentang paradigma pendampingan
coaching sistem AMONG. Paradigma tersebut meliputi
apresiasi, rencana, tulus, dan inkuiri.
SO WHAT
Ada perasaan bahagia ketika akhirnya bisa
melakukan praktik coaching dengan rekan sejawat.
Namun, juga ada perasaan khawatir apabila ternyata
hasil praktik coaching yang saya lakukan menurut
orang lain masih membutuhkan banyak perbaikan.
Selain itu, kekhawatiran juga terkait dengan belum
bisanya hasil praktik memotivasi diri meningkatkan
kompetensi ke depannya. Karena memang masih
dalam tahap latihan. Meskipun demikian, saya
melakukannya dengan serius dan persiapan matang.
Terlepas dari kekhawatiran itu, setidaknya saya
sudah berusaha melakukan praktik coaching dengan
sebaik-baiknya. Ada keyakinan perasaan seperti itu
pada akhirnya akan perlahan menghilang setelah
melalui latihan.
lanjutan...
Hasil pengamatan pada diri sendiri sebenarnya
saya cenderung memiliki prinsip yang penting sudah
dilakukan sebaik-baiknya. Perkara bagaimana
hasilnya, itu urusan belakang. Saya cenderung seperti
ini saat latihan pertama. Saya selalu berpikir bahwa
akan ada kesempatan bagi yang mau melakukan
perbaikan. Dari latihan praktik coaching tersebut, ada
hal yang berubah. Terutama menyangkut pemahaman
tentang coaching. Pada awal mempelajari materi
sepertinya coaching akan berat dilakukan. Namun,
setelah dipraktikkan ternyata bisa. Ke depannya saya
menjadi lebih yakin akan lebih mudah karena sudah
sering latihan. Harapannya setelah mempelajari dan
mempraktekkan beberapa latihan percakapan
berbasis coaching dapat menguatkan perjalanan
pembelajaran saya menjadi seorang pemimpin
pembelajaran.
SENYUM ANAK
INDONESIA
NOW WHAT
Melakukan hal baru membutuhkan kekuatan dan
kemampuan. Tidak terkecuali praktik coaching dalam
komunitas sekolah. Beruntung saat sesi praktik
coaching di sekolah, teman yang berperan sebagai
coachee sangat kooperatif. Oleh karena itu, agar lebih
untuk itu saya harus belajar. Sesi elaborasi dengan
instruktur adalah saat yang tepat untuk menambah
pemahaman. Saya meyakini tambahan informasi dari
instruktur akan sangat membantu saya nantinya saat
harus melakukan coaching kepada murid. Hal baru
adalah terkait penerapan coaching sebagai mindset
dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya coaching
sudah dilakukan, sehingga dengan perubahan mindset
dapat menjadikan coaching sebagai pembiasaan.
lanjutan...
Pelaksanaan coaching dalam komunitas di
sekolah tentu tidak bisa sendiri. Sebagai kegiatan yang
kolaboratif, praktik coaching membutuhkan dukungan
dari banyak pihak terkait. Bentuk dukungan yang saya
harapkan adalah adanya masukan terhadap praktik
coaching yang saya lakukan. Selain itu, dukungan
berupa komitmen dari rekan sejawat untuk terus
terlibat dalam kegiatan coaching. Baik itu sebagai
coachee maupun coach. Ini merupakan dukungan
utama agar praktik coaching menjadi budaya positif
dalam komunitas di sekolah. Dukungan dari pihak
sekolah juga sangat dibutuhkan dalam bentuk izin
menyelenggarakan coaching maupun penguatan
terhadap komunitas yang ada. Selain itu, dukungan dari
orang tua berupa peran aktif memberikan laporan
terkait permasalahan anaknya selama belajar di rumah.
lanjutan...
Rencana terdekat adalah melakukan latihan
coaching lagi dengan murid sebagai coachee. Hal ini
saya lakukan agar setelah selesai mengikuti program ini
akan mampu memiliki kompetensi coaching murid yang
lebih baik. Sedangkan hal baik yang bisa saya bagi
kepada rekan sejawat di sekolah adalah bahwa praktik
coaching ini sangat membantu guru dan murid dalam
menyelesaikan masalah oleh dirinya sendiri
berdasarkan potensi yang dimiliki. Selain itu, dengan
adanya jadwal berbagi dalam komunitas praktisi akan
membuat praktik coaching ini sebagai budaya positif di
sekolah.