Alur
MERDEKA
M - Mulai dari diri
E - Eksplorasi Konsep
R - Ruang kolaborasi
D - Demonstrasi kontekstual
E - Elaborasi pembahaman
K - Koneksi antar materi
A - Aksi Nyata
2022
Jurnal refleksi saya kali ini
menggunakan model 4F
merupakan model refleksi
yang dikembangkan oleh
Dr. Roger Greenaway
MODEL REFLEKSI
(4F)
PERISTIWA
PERASAAN
PEMBELAJARAN
PENERAPAN
[email protected]
Facts
(Peristiwa)
CGP SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
MEMODELKAN, BELAJAR, DAN BERKOLABORASI
UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN PENUH YANG
DILANDASI PERHATIAN YANG BERKUALITAS, RASA
INGIN TAHU, KEPEDULIAN, DAN WELAS ASIH
SEBAGAI DASAR DALAM MEMPEROLEH DAN
MENERAPKAN KOMPETENSI SOSIAL DAN
EMOSIONALNYA (KSE) BAGI DIRINYA DAN SELURUH
INDIVIDU DI DALAM EKOSISTEM SEKOLAH, UNTUK
TERWUJUDNYA LINGKUNGAN BELAJAR YANG AMAN,
NYAMAN, DAN DAPAT MENDORONG PENINGKATAN
KOMPETENSI AKADEMIK DAN WELL-BEING.
[email protected]
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
ADALAH PEMBELAJARAN YANG
DILAKUKAN SECARA KOLABORATIF OLEH
SELURUH KOMUNITAS SEKOLAH. PROSES
KOLABORASI INI MEMUNGKINKAN ANAK
DAN ORANG DEWASA DI SEKOLAH
MEMPEROLEH DAN MENERAPKAN
PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN
SIKAP POSITIF MENGENAI ASPEK
SOSIAL DAN EMOSIONAL.
Pembelajaran Sosial
Emosional
Bertujuan:
MEMBERIKAN PEMAHAMAN,
PENGHAYATAN DAN KEMAMPUAN
UNTUK MENGELOLA EMOSI
(KESADARAN DIRI)
MENETAPKAN DAN MENCAPAI TUJUAN
POSITIF (MANAJEMEN DIRI)
MERASAKAN DAN MENUNJUKKAN
EMPATI KEPADA ORANG LAIN
(KESADARAN SOSIAL)
MEMBANGUN DAN MEMPERTAHANKAN
HUBUNGAN YANG POSITIF
(KETRAMPILAN MEMBANGUN RELASI)
MEMBUAT KEPUTUSAN YANG
BERTANGGUNG JAWAB
(PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG
BERTANGGUNG JAWAB).
Implementasi PSE dapat
dilakukan dengan 4 Cara:
1.Mengajarkan kompetensi sosial
emosional (KSE) secara spesifik dan
eksplisit.
2.Mengintegrasikan KSE kedalam
praktik mengajar guru dan gaya
interaksi dengan murid.
3.Mengubah kebijakan dan ekspektasi
sekolah terhadap murid.
4.Mempengaruhi pola pikir murid
tentang persepsi diri, orang lain dan
lingkungan.
FEELINGS
(PERASAAN)
Ketika mengetahui ada pembelajaran sosial
emosional, saya merasa penasaran dengan
bagaiamana materi pembelajaran yang akan
disampaikan dan seberapa besar materi
tersebut dapat bermanfaat untuk saya dalam
menjalani profesi sebagai pendidik. Selama
saya menjadi pendidik banyak emosi yang
telah saya keluarkan dan rasakan, terkadang
emosi tersebut mampu dikendalikan namun
juga terkadang sulit dikendalikan. Dengan
adanya materi pembelajaran sosial
emosional ini sangat membantu saya dalam
mengelola emosi, perasaan, menimbulkan
kesadaran terhadap diri sendiri dan murid.
[email protected]
findings
(Pembelajaran)
MINDFULNESS
Akhirnya saya mengetahui ada tahapan
STOP untuk melatih MINDFULNESS agar
terhindar dari stress dan tetap berada
pada kesadaran diri, dan mampu
mengelola emosi.
Pengenalan emosi dapat membantu baik
guru maupun murid untuk dapat
merespon terhadap kondisinya sendiri
secara lebih tepat. Itu sebabnya penting
untuk menerapkan berkesadaran penuh
sambil mengembangkan kompetensi
kesadaran diri (Self Awareness)
Mindfulness memberikan kesempatan bagi setiap
orang untuk menikmati setiap momen dan
memberikan rasa ketenangan, terlepas dari
kenyataan bahwa kita hidup di lingkungan yang
begitu padat. Sebagai seorang pendidik kita harus
menyelesaiakan banyak sekali pekerjaan dan
persoalan. Dengan tumpukan tugas berat ini kita
sangat perlu menyisihkan waktu untuk perhatian
pada apa yang kita kerjakan. Ketika kita dalam
kondisi berkesadaran penuh, kita akan fokus belajar
dan mengingat, mengurangi stress, dan
memunculkan perasaan tenang dan stabil.
Kesadaran penuh dapat dilatih dan ditumbuhkan
melalui berbagai kegiatan.
[email protected]
Teknik STOP adalah latihan
berkesadaran penuh mindfulness
dengan mengelola kesadaran diri
membantu pendidik dan peserta
didik dapat merespon kondisi saat
kesal, cemas, takut, marah ataupun
lelah. STOP dilakukan dengan
menghentikan aktivitas, take a breath
tarik nafas dalam-dalam kemudian
lepaskan, observe amati sekeliling
dan proceed lanjutkan.
PFeUnTerUaRpaEn
Saya akan menerapkan PSE kepada diri
saya dan murid saya agar tidak hanya
saya yang merasakan, tetapi murid juga
dapat memiliki tingkat well-being yang
optimal, memiliki kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mencapai prestasi
akademik yang baik, memiliki
ketangguhan (daya lenting/ resiliensi)
dalam menghadapi stress dan terlibat
dalam perilaku sosial yang lebih
bertanggung jawab.
[email protected]
Saya ingin menerapkan pembelajaran sosial di kelas
dengan berbagai teknik pembelajaran kompetensi sosial
emosional. Salah satunya adalah Latihan bernafas dengan
kesadaran penuh (Mindfulness Breathing) dengan teknik
STOP sebagai Ice Breaking saat pembelajaran di kelas.
Dengan latihan ini saya mengharapkan murid menjadi lebih
fokus pada pembelajaran, mengurangi tingkat stres dan
kepenatan atas materi yang didapat, dan lebih
menyenangkan.
Modul 2.3
Coaching Untuk Supervisi
Akademik
Modul Coaching untuk Supervisi Akademik memberikan
ruang bagi CGP untuk berlatih membangun komunikasi
yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin
Pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam membuat
perubahan strategis yang mampu menggerakan
komunitas sekolah pada ekosistem belajar CGP.
Perubahan strategis yang sejalan semangat Merdeka
Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar
isi-standar proses-standar penilaian) yang bermakna
dan kualitas sumber daya guru dan tenaga
kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang
berpihak pada murid pada Satuan Pendidikan di
sekolah dan daerah CGP.
Guru Bergerak, Indonesia Maju
Mari memajukan pendidikan Indonesia dengan
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid
dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih
baik melalui Program Guru Penggerak.
#GuruPenggerak
Alif Alfian
alur
merdeka
M - MULAI DARI DIRI
E - EKSPLORASI KONSEP
R - RUANG KOLABORASI
D - DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
E - ELABORASI PEMBAHAMAN
K - KONEKSI ANTAR MATERI
A - AKSI NYATA
Mulai dari Diri
By Alif Alfian
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang
berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis,
dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan
pribadi dari coachee (Grant, 1999]. Coaching lebih mengarah
pada kepada membantu seseorang untuk belajar daripada
mengajarinya. Proses coaching memberikan ruang bagi coach
untuk menggali semua potensi yang ada pada diri coachee
sehingga coachee dapat berkembang dari berpikir pada saat ini
ke arah pemikiran masa depan.
Coaching merupakan suatu proses percakapan yang
memberdayakan, maka dalam proses coaching seorang coach
harus mampu mengajukan pertanyaan – pertanyaan berbobot
yang berpeluang pada coachee untuk mengemukakan
jawaban-jawaban yang menantang dari dirinya sendiri karena
pada dasarnya cochee sendirilah yang lebih tahu masalahnya
dari pada coach. Sejalan dengan hal tersebut dalam proses
coaching diperlukan ketrampilan bertanya dari coach dalam
rangka menggali, dan menuntun coachee untuk menemukan
solusi dari masalahnya, melaksanakan dan merasakan
dampaknya sendiri.
Dalam konteks pendidikan coaching merupakan suatu proses
sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid,
murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan
dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi
tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid
tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa
membahayakan dirinya. Guru selaku seorang coach mampu
mengembangkan coachee dengan maksimal. Proses coaching
yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan
coachee untuk mengembangkan diri secara
berkesinambungan.
Eksplorasi Konsep
By Alif Alfian
Dalam proses coaching perlu terjalin rasa aman dan
nyaman dari kedua belah pihak, coach harus mampu
menjalin kemitraan dengan cochee sehingga akan terjadi
suatu proses percakapan kreatif yang dapat menggugah
pemikiran cochee memaksimalkan semua potensi yang
ada dirinya. Coach juga perlu memiliki kompetensi yang
mendukung proses coaching, yaitu; kehadiran penuh,
mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan
berbobot.
Proses coaching akan mengalir dengan lancar dan akan
menghasilkan pengembangan yang maksimal apabila
dalam percakapannya menggunakan alur TIRTA. Alur
TIRTA merupakan akronim dari langkah-langkah
percakapan coaching yang terdiri dari Tujuan,Identifikasi,
Rencana Aksi dan Tanggung jawab. Proses caoaching
dengan menggunakan alur TIRTA dapat memberikan
arahan pada coach dalam menfasilitasi murid maupun
teman sejawat agar dapat belajar dari situasi yang
dihadapi dan membuat keputusan dari
permasalahannya dengan bijaksana. Hal ini yang
membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan
keterampilan coaching. Karena dengan memiliki ketiga
hal tersebut maka dapat mengantarkan teman sejawat
maupun murid mengembangkan potensinya.
Ruang Kolaborasi
By Alif Alfian
Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan
bagi CGP untuk berkolaborasi sesama CGP dalam
menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah
asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat
untuk menebalkan laku murid dan menuntun
kekuatan kodrat murid yang dapat diimplementasikan
pada konteks lokal (budaya) daerah asal CGP. Hasil
kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur
kearifan budaya menjadi dasar pengetahuan dan
pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid.
SKENARIO COACHING MODEL TIRTA
Tujuan Utama
COACH (Pak Alif) COACHEE (Pak Irkham)
Assalamualaikum Pak Irkham Waalaikumussalam Pak Alif.
Kemarin Bapak bilang ada hal yang ingin bapak Iya pak, ada yang mau saya ceritakan sama bapak.
diskusikan dengan saya ya?
Iya, ini anak-anak sudah pulang kan, berarti kita Iya pak, kerjaan saya juga kebetulan udah selesai,
bisa ngobrol sekarang, bapak sibuk nggak? terimakasih waktunya ya pak.
Oke pak santai saja, nggak masalah, sebenarnya Ini pak, kemaren kan saya di supervisi oleh Kepala
apa yang ingin bapak bicarakan dengan saya? Sekolah saat saya mengajar. Terus kayaknya ada
yang salah dalam proses mengajar.
O begitu, berkaitan dengan masalah itu apa yang Ya saya inginnya ketidaknyamanan dihati saya
bapak harapkan dari diskusi kita hari ini? tentang masalah saya kemaren ada solusinya pak,
jadi saya berharap Pak Alif bisa kasih saya masukan
begitu.
Identifikasi Masalah
Memang permasalahannya bagaimana pak? Itu lo pak, kemaren saya di supervisi oleh Kepala
Sehingga sepertinya Bapak benar-benar gelisah Sekolah saat saya mengajar, dan kebetulan saat
dan merasa tidak nyaman? itu saya mengajarnya tidak menggunakan buku
teks tapi saya menggunakan media yang lain.
Terus bagaimana respon Kepala Sekolah? Nah itu yang jadi masalahnya pak, beliau
menginginkan guru mengajar harus pakai buku
teks.
o..begitu, kalau saya boleh tau mengapa bapak Ya saya kan sudah buat PPT pak, saya mengajar
mengajarnya tidak menggunakan buku teks? juga udah pakai LCD proyektor, alat peraga juga
saya siapkan, saya juga mengajarnya tetap
mengacu pada kurikulum, kenapa saya masih
harus pakai buku teks?
Iya…ya, bapak sudah jelaskan alasan itu sama Sudah pak, tapi sepertinya beliau tersinggung dan
bapak Kepala Sekolah? tidak menerima penjelasan saya. Saya jadi
bingung nih kog beliau ekspresinya langsung
begitu? Saya kan jadi merasa tidak enak begitu
pak. Menurut pak Alif apa saya salah?
Oke, menurut saya sebenarnya bapak tidak Mungkin juga ya pak…
bersalah, PPT kan rangkuman materi dari buku
teks juga bahkan ada animasinya, tapi mungkin
pemahaman Bapak Kepala Sekolah tentang hal ini
tidak sama dengan cara berfikir kita. Sehingga
beliau maunya apapun media dan bahan ajar yang
kita pakai, buku teks tetap menjadi acuan,
mungkin seperti itu ya, pemikiran Bapak Kepala
Sekolah.
Rencana Aksi
Terus kira-kira solusi apa yang bapak fikirkan untuk Ya… karena Bapak Kepala Sekolah menghendaki
masalah ini? seperti itu, saya akan menjelaskan ke beliau
tentang pembelajaran IPA diperlukan media
berbasis animasi agar anak tidak sekedar
berimajinasi.
Apakah bapak punya gambaran solusi lain, Bagaimana ya pak? Apa saya harus meminta maaf
sekiranya alasan itu nanti tidak diterima oleh pada beliau dan membuat perlengkapan mengajar
Kepala sekolah? sesuai yang beliau inginkan?
Nah itu maksud saya pak, bapak harus siapkan Iya pak, tapi saya tetap akan pada rencana
solusi alternative sekiranya alasan pertama tidak pertama dulu, sekiranya itu tidak berhasil dan
diterima dan bisa jadi malah memperuncing tidak menyelesaikan masalah yang ada diantara
suasana ya? saya dan bapak kepala sekolah tidak terima, maka
saya akan pakai cara yang kedua, begitu saja ya
pak?
Tepat sekali pak, sebab menurut saya ini memang Iya pak, saya juga tidak ingin masalah ini berlarut
harus diselesaikan, sehingga bapak bisa kembali larut dan membebani saya.
merasa nyaman dalam bekerja
Tanggung Jawab
Nah, sekarang, kita susun komitmen nih, kira kira Saya nunggu dipanggil Kepala Sekolah pak
kapan bapak akan menindaklanjuti masalah ini?
Menurut saya sebaiknya bapak tidak usah Iya sih, berarti baiknya saya menghadap ke Kepala
menunggu dipanggil Kepala Sekolah supaya Sekolah saja ya pak nggak usah nunggu dipanggil
ketidaknyamanan bapak tidak berlarut-larut.
Mungkin sebaiknya begitu pak Berarti saya akan menghadap Kepala Sekolah,
menjelaskan ke beliau tentang pembelajaran IPA
diperlukan media berbasis animasi agar anak tidak
sekedar berimajinasi sesuai buku teks.
Nanti kalau bapak Kepala Sekolah masih tidak
menerima alasan saya dan menilai yang saya
lakukan memang salah ya… artinya saya yang
harus meminta maaf dan merubah gaya mengajar
saya, karena kalau Kepala Sekolah menganggap ini
sebagai satu kesalahan mungkin saya memang
salah jadi saya yang harus memperbaiki diri.
iya betul sekali pak, terkadang memang suatu yang Kapan ya menurut Pak Alif?
menurut kita tepat belum tentu baik menurut
ukuran orang lain. Bapak bijaksana sekali, jadi
kapan bapak akan menghadap Kepala Sekolah?
Secepatnya pak, supaya bapak segera tenang dan Iya pak, mungkin sebaiknya memang demikian,
masalah terselesaikan. besok selesai mengajar saya akan menghadap
Kepala Sekolah untuk menyelesaikan masalah ini.
Terimakasih sarannya ya pak.
Iya pak, sama-sama, semoga masalah ini segera Oke pak, kalau begitu saya permisi pulang dulu..
terselesaikan dan bapak kembali nyaman bekerja.
Iya pak, sukses selalu untuk bapak.
Demonstrasi Kontekstual
By Alif Alfian
Pada tahapan demonstrasi kontekstual
ini, setiap CGP mendesain strategi
dalam mewujudkan pemikiran KHD -
'Pendidikan yang Berpihak pada Murid'
- sesuai dengan Konteks Diri Murid dan
Sosial Budaya di daerah asal (karya
demonstrasi kontekstual dalam video,
atau infografis atau puisi atau lagu, dll).
Alif Alfian,
CGP Angkatan 5 Kabup
S.Pd.Si.,M.Pd.
paten Blora, Jawa Tengah
Alif Alfian,
CGP Angkatan 5 Kabup
S.Pd.Si.,M.Pd.
paten Blora, Jawa Tengah
Video
Seba
Dalam video ini saya berperan sebagai coach
coachee rekan CGP yaitu bapak Irkham yang
memiliki masalah dengan kepala sekolah
disupervisi karena tidak menggunakan buk
o pertama
agai coach
h dengan
g sedang
saat
ku teks.
Video K
Sebagai
Dalam video ini saya berp
CGP yaitu Pak Deny. Top
memiliki masalah tentan
berdifer
Get Started
Kedua
Coachee
peran sebagai coachee dari rekan
pik dari video kedua ini coachee
ng implementasi pembelajaran
rensiasi di kelas.
V
Sebag
Dala
observ
Pak I
Video Ketiga
gai Observer
m video ini saya berperan sebagai
ver pada praktik coaching antara
rkham sebagai coach dan Bu Amin
sebagai coachee.
Elaborasi Pemahaman
By Alif Alfian
Pada Pembelajaran kali ini, CGP akan
berlatih membangun kerangka berpikir dan
menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan
pemahaman dan internalisasi konsep
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam
ruang diskusi virtual. Diskusi di forum diskusi
virtual, Instruktur memberikan penguatan
pemahaman konsep pemikiran filosofis KHD
untuk melatih CGP untuk lebih saksama
memaknai dan menghayati pemikiran KHD
dan bagaimana penerapannya pada konteks
lokal sosial budaya di daerah CGP. Selanjutnya,
CGP mampu memberikan perspektif refleksi
kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki
Hadjar Dewantara dalam Elaborasi
Pemahaman dengan berdialog bersama
Instruktur.
Koneksi Antar Materi
By Alif Alfian
Pada fase ini CGP diajak untuk
meninjau ulang keseluruhan materi dari
Pembelajaran 1 hingga Pembelajaran 6 dan
membuat sebuah koneksi antar materi
yang sudah CGP pelajari. Hal ini bertujuan
agar CGP mampu membuat kesimpulan
dan refleksi pengetahuan dan pengalaman
baru yang dipelajari dari pemikiran Ki
Hadjar Dewantara.
Koneks
M
C
Alif A
Calon Guru
Kabupat
si Antar Materi
Modul 2.3
Coaching
Afian, S.Pd.Si.,M.Pd.
u Penggerak Angkatan 5
ten Blora - Jawa Tengah
Tujuan
Pendidikan
Pendidikan memberi tuntu
(menuntun) terhadap seg
kekuatan kodrat yang dim
anak agar ia mampu menc
keselamatan dan kebahag
yang setinggi-tingginya b
sebagai seorang manus
maupun sebagai anggot
masyarakat.
unan
gala
miliki
capai
giaan
baik
sia
ta
Sebuah proses kolaborasi yang be
solusi, berorientasi pada hasil dan
dimana coach memfasilitasi penin
performa kerja, pengalaman hidup,
diri, dan pertumbuhan pribadi da
erfokus pada
n sistematis,
ngkatan atas
pembelajaran
ari coachee
Keterampilan yang D
KOMUNIKASI
BERTANYA
MENDENGAR
UMPAN BALIK
Diperlukan Coach
K
Sistem Among
Sistem among memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada kemandirian murid.
Murid didorong untuk mengembangkan
disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman,
pemahaman, dan upayanya sendiri. Yang
terpenting adalah menjaga agar
kesempatan ini tidak membahayakan si
anak atau mengancam keselamatan orang
lain. Dalam sistem among, guru memiliki
tiga fungsi utama. Di depan, ia menjadi
teladan atau contoh yang baik bagi para
murid. Di tengah, menjadi pendorong atau
pemberi semangat. Dan, di belakang
mengamati kemajuan para murid.
K
K
Pen
d
de
kod
me
m
ses
ca
Kodrat Alam dan
Kodrat Zaman
ndidikan anak sejatinya melihat kodrat
diri anak dengan selalu berhubungan
engan kodrat zaman. Bila melihat dari
drat zaman saat ini, pendidikan global
enekankan pada kemampuan anak untuk
memiliki Keterampilan Abad 21 dengan
melihat kodrat anak Indonesia
sungguhnya. Didiklah anak-anak dengan
ara yang sesuai dengan tuntutan alam
dan zamannya sendiri.