109
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang sudah Berjalan di
Akademi Kompos (Hasil Analisis Penelitian)
Untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran yang telah dilakukan di
Akademi Kompos, peneliti membuat instrument penelitian pendahuluan, kemudian
instrumen tersebut ditelaah dan divalidasi oleh Validator instrumen, yaitu Dr. Hawa
Liberna, M.Pd. lulusan S3-PEP Universitas Negeri Jakarta, saat ini mengajar di
Universitas Indraprasta PGRI. Dr. Emma Rumahlewang, M.Pd., lulusan S3-PEP
Universitas Negeri Jakarta, saat ini mengajar di Universitas Pattimura, Ambon.
Setelah instrumen dinyatakan valid, kemudian peneliti mengadakan observasi dan
wawancara kepada calon trainer, ketua Akademi Kompos, Penelitian dilakukan mulai
tahun 2018 sampai dengan tahun 2020, dengan menggunakan kegiatan pelatihan yang
telah dilakukan oleh Akademi Kompos dan Yayasan CAMIK Indonesia Center.
Penelitian terhadap proses pelatihan yang sudah berjalan, terbagi menjadi 2
tahap, yaitu:
a. Kondisi model pelatihan yang sudah berjalan di Akademi Kompos dan Yayasan
CAMIK Indonesia Center
Selama ini proses pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga di Akademi
Kompos dan Yayasan CAMIK Indonesia Center kurang efektif karena belum
tersedianya modul pelatihan secara teori maupun secara praktikum terstruktur,
yang digunakan oleh Akademi Kompos dan Yayasan CAMIK Indonesia Center ini
menggunakan materi berupa salindia power point yang dibuat oleh ketua Akademi
Kompos. Permasalahan terjadi karena tidak ada bahan ajar berupa garis besar
program, buku kurikulum, dan modul cetak maupun video pembelajaran yang
menjadi pegangan peserta pelatihan hal ini mengakibatkan model pelatihan
pengelolaan sampah rumah tangga kurang terstruktur dan tujuan diklat hanya
sebatas pemenuhan kewajiban tanpa ada tujuan diklat yang akan dicapai secara
terstruktur. Adapun hasil kuesioner pelatihan yang pernah dilaksanakan oleh
Akademi Kompos Jakarta, sebagai berikut:
109
110
Tabel 4.1
Hasil Kuesioner Pelatihan Akademi Kompos Jakarta Tahun 2018
No Pertanyaan Jawaban
1 Kejelasan rencana diklat 57% jelas
2 Keseuaian rencana diklat dengan 47% sesuai
tujuan diklat
3 Kejelasan materi diklat 48% jelas
4 Durasi waktu tanya jawab/diskusi tiap 41% diskusi
pertemuan
5 Daya serap materi diklat yang telah 54% terserap
disampaikan
6 Terlaksananya pemberian tugas sesuai 44% terlaksana
dengan tujuan diklat
7 Trainer memberikan penilaian dari 48% terlaksana
tugas yang diberikan
8 Strategi pembelajaran dapat 55% semangat
meningkatkan semangat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga
Ketidaksesuaian antara capaian pembelajaran dengan harapan nilai yang diperoleh
dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu
1) Pengetahuan awal peserta pelatihan berbeda
2) Materi yang disampaikan berupa pengetahuan teori pengelolaan sampah rumah
tangga bukan praktik pengelolaan sampah rumah tangga
3) Tidak tersedianya bahan ajar yang menarik/infografis berupa modul, buku
kurikulum, dan video pembelajaran.
4) Jumlah peserta pelatihan tidak banyak
5) Pengisian kuesioner tidak sesuai dengan waktu pengisian, bersifat terburu-buru.
b. Pelatihan dengan Salindia Power Point
c. Model pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan yang telah diketahui oleh para
pelatih namun tidak berdasarkan sebuah kurikulum, modul, dan video
pembelajaran.
Pada waktu melakukan praktik pelatihan, peserta pelatihan merasa kesulitan karena
trainer tidak bersama mereka sehingga praktik dilaksanakan tidak optimum.
111
2. Hasil Wawancara terkait Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Hasil
Penelitian
a. Hasil wawancara dengan Pelatih
Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang pelatih di Akademi Kompos Jakarta,
didapatkan informasi bahwa pelatih belum memiliki dasar keterampilan mengajar
orang dewasa sehingga para pelatih ini mengajar berdasarkan tingkat pemahaman
dan pengetahuannya sendiri yang didapatkan dari pengalaman selama mereka
menjadi pelatih. Para pelatih ini tidak memahami konsep model pelatihan, bahan
ajar, kurikulum. Mereka menggunakan bahan ajar dengan salindia power point
yang telah disediakan oleh Akademi Kompos Jakarta. Selama ini materi diklat
hanya didapat berupa handout pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga.
Masukan dari pelatih yaitu, pembuatan kurikulum yang terpadu dan jelas, modul
cetak, dan video pembelajaran sehingga memudahkan para peserta untuk
mempelajari materi yang telah didapat di ruang pelatihan dan dapat dipelajari di
rumah sambil mengingat dan mengulang materi yang telah didapat.
b. Hasil wawancara dengan Pemilik Akademi Kompos
Masyarakat lebih suka dengan nama yang unik maka dicarilah nama Akademi
Kompos Jakarta, sudah memiliki modul pelatihan namun belum berbntuk
kurikulum pelatihan secara resmi. Modul yang dibuat disesuaikan dengan
kebutuhan dengan melihat intinya kemudian dimodifikasi. Target market awal
adalah mulai dari play group, masyarakat, sampai dengan perguruan tinggi.
Walaupun topiknya sama tapi cara pembawaan materi akan berbeda dilihat dari
peserta pelatihannya. Di setiap kesempatan pelatihan selalu mengandung Why,
What, dan how dalam penyampaian materi pengelolaan sampah rumah tangga.
Pertanyaan akan dimulai dari Why, kenapa kita harus mengelola sampah? What,
sampah itu apa? kompos itu apa? Dan untuk pertanyaan how, cara kerja
pengelolaan sampah itu bagaimana?
Akademi Kompos Jakarta memiliki 5 modul dasar yang diberikan:
1. Modul lingkungan hidup secara komprehensif
2. Modul Pengelolaan Sampah Organik (Pengomposan)
3. Modul Pengelolaan Sampah non organik (Daur Ulang)
4. Modul Biopori
5. Modul Kebun Sayur Organik
112
Setiap Senin dan Jumat banyak relawan di Akademi Kompos Jakarta. Jadi, saat ini
memang Akademi Kompos Jakarta belum memiliki kurikulum pelatihan.
B. Hasil Pelaksanaan Pengembangan Model Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga berbasis Motivasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan kegiatan analisis
kebutuhan yang dilakukan pada penelitian pendahuluan. Langkah-langkah yang
dilakukan pada pengembangan model pelatihan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan menuliskan Tujuan Umum Diklat
Berdasarkan data yang diperoleh pada analisis kebutuhan, salah satu alternatif
yang dapat digunakan untuk memenuhi kekurangan ketersediaan kurikulum dan
modul pelatihan dalam mengintegrasikan pengelolaan sampah rumah tangga. Salah
satu bagian untuk mendukung kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis motivasi diperlukan bahan pelatihan. Dalam rangka mempersiapkan bahan
pelatihan yang akan digunakan dalam pelatihan tersebut maka didesain model
pelatihan yang diintegrasikan ke dalam sebuah bahan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan.
Secara umum tujuan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
motivasi yang dikembangkan adalah jika diberikan tugas untuk mengelola sampah
rumah tangga mulai dari pengumpulan, pemilahan, pewadahan pemilahan,
pengomposan, sampai dengan membuat wadah pengomposa calon trainer akan
mampu melakukan dengan benar paling sedikit 80%.
Selanjutnya tujuan umum pelatihan ini dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tujuan Umum Diklat (TUD)
N Mata Diklat TUD
o
1 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Jika calon trainer diberikan soal
untuk mendeskripsikan pengelolaan
sampah 3R, mengenal jenis dan
karakteristik sampah rumah tangga,
dan membedakan sampah organik
dan an organik maka 80%
kebenarannya
2 Pemilahan Sampah Rumah Tangga Jika calon trainer diberikan soal
untuk menyebutkan kembali
3 Pengomposan Sampah Rumah 113
Tangga
manfaat memilah sampah,
melakukan cara memilah sampah,
dan dapat membuat wadah sampah
maka 80% kebenarannya
Jika calon trainer diberikan soal
untuk mengidentifikasi jenis
pengomposan sampah, identifikasi
tipe-tipe komposter, dan melakukan
tahapan pengomposan maka 80%
kebenarannya
2. Melakukan Analisis Tujuan Pelatihan
Analisis pelatihan merupakan proses penjabaran perilaku umum menjadi perilaku
khusus yang tersusun secara logis dan sistematis yang memiliki tujuan
mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku
umum secara terperinci.
3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Calon Trainer
Berkaitan dengan perilaku dan karakteristik awal calon trainer yang menjadi
subyek penelitian ini sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan yang dimiliki calon trainer mulai dari tamatan SMA hingga S1.
b. Pengalaman menjadi trainer mulai dari 6 bulan hingga 3 tahun
c. Pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan sampah rumah tangga masih
rendah.
4. Menuliskan Tujuan Khusus Diklat
Hasil penjabaran dari Tujuan Umum Diklat menjadi Tujuan Khusus Diklat
menghasilkan jenis kompetensi sebagai berikut, antara lain:
a. Tingkat pendidikan yang dimiliki calon trainer mulai dari tamatan SMA hingga S1.
b. Pengalaman menjadi trainer mulai dari 6 bulan hingga 3 tahun
c. Pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan sampah rumah tangga masih
rendah.
Tabel 4.3
Penjabaran Tujuan Umum Diklat (TUD) menjadi Tujuan Khusus Diklat (TKD)
No Mata Diklat TUD TKD
1 Pengelolaan Sampah Jika calon trainer diberikan 1. Jika diberikan tugas
Rumah Tangga soal untuk mendeskripsikan mendeskripsikan
pengelolaan sampah 3R, pengelolaan sampah 3R
mengenal jenis dan calon trainer dapat
114
karakteristik sampah rumah menjawab 80%
tangga, dan membedakan kebenarannya
sampah organik dan an
organik maka 80% 2. Jika diberikan tugas
kebenarannya mengenal jenis dan
karakteristik sampah
rumah tangga, calon
trainer dapat menjawab
80% kebenarannya.
3. Jika diberikan tugas
membedakan sampah
organik dan non
organik, calon trainer
dapat menjawab 80%
kebenarannya.
2 Pemilahan Sampah Jika calon trainer diberikan 1. Jika diberikan soal
Rumah Tangga soal untuk menyebutkan menyebutkan kembali
kembali manfaat memilah manfaat memilah
sampah, melakukan cara sampah calon trainer
memilah sampah, dan dapat dapat menjawab 80%
membuat wadah sampah kebenarannya.
maka 80% kebenarannya
2. Jika diberikan tugas
memilah sampah calon
trainer dapat menjawab
80% kebenarannya.
3. Jika diberikan tugas
membuat wadah
sampah calon trainer
dapat menjawab 80%
kebenarannya.
3 Pengomposan Sampah Jika calon trainer diberikan 1. Jika diberikan soal
Rumah Tangga soal untuk mengidentifikasi mengidentifikasi jenis
jenis pengomposan sampah, pengomposan sampah
identifikasi tipe-tipe calon trainer dapat
komposter, dan melakukan menjawab 80%
tahapan pengomposan maka kebenarannya.
80% kebenarannya 2. Jika diberikan soal
mengidentifikasi tipe-
tipe komposter calon
trainer dapat menjawab
80% kebenarannya.
3. Jika diberikan tugas
melakukan tahapan
115
komposter calon trainer
dapat menjawab 80%
kebenarannya
5. Menengembangkan Alat Penilaian Hasil Pelatihan
Pada tahapan ini peneliti menyusun alat penilaian berupa intrumen tes yang
bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan setiap calon trainer terhadap perilaku
yang terdapat dalam tujuan khusus diklat (TKD). Adapun tes yang diberikan dalam
bentuk tugas proyek dan tugas produk dalam sebuah rubrik.
6. Mengembangkan Strategi Pelatihan
Pada pengembangan bahan pelatihan, produk yang dikembangkan berupa buku
kurikulum, modul diklat cetak, dan video pembelajaran. Isi bahan pelatihan yang
dikembangkan sesuai dengan urutan Tujuan Umum Diklat (TUD) dan Tujuan Khusus
Diklat (TKD).
7. Mengembangkan Metode ARCS
Model pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis motivasi yang
bernama model pelatihan SPIRIT menggunakan metode ARCS.
a. Attention (Perhatian)
Dalam menumbuhkan perhatian dalam mengikuti pelatihan calon trainer juga
dapat memotivasi dengan sintak berikut:
1) Media Pembelajaran
a) Media presentasi pembelajaran dalam kelas dalam bentuk modul pelatihan
sebagai media pembelajarannya yang dapat dibuka di gawai calon trainer
sehingga memudahkan untuk mendapatkan materi ajar.
b) Buku kurikulum pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sehingga
memiliki lintas pacu pelatihan ke arah yang lebih nyata.
c) Video pembelajaran yang dapat diunduh dan dibuka dimanapun calon trainer
berada
d) Website pembelajaran yang berisi buku elektronik dan modul elektronik
2) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menggambarkan komponen umum dari sistem
pembelajaran materi dan prosedur yang digunakan dengan materi tersebut untuk
memungkinkan penguasaan siswa.
116
Dick et al., (2015:7) menyebutkan komponen strategi pembelajaran
berdasarkan informasi dari lima langkah sebelumnya, seorang desainer
mengidentifikasi strategi berbasis teoritis untuk digunakan dalam pembelajaran
untuk mencapai tujuan untuk mendorong siswa, komponen tersebut meliputi:
a) Kegiatan Pra pembelajaran, seperti merangsang motivasi dan memfokuskan
perhatian
b) Presentasi konten baru dengan contoh dan demonstrasi
c) Merangsah partisipasi pembelajar agar aktif dan berlatih dengan umpan balik
tentang bagaimana mereka melakukannya.
d) Kegiatan tindak lanjut, menilai pembelajar dan berhubungan dengan yang
baru mempelajari keterampilan untuk aplikasi dunia nyata
Strategi tersebut didasarkan pada teori pembelajaran terkini dan hasil
penelitian pembelajaran, karakteristik media yang digunakan untuk melibatkan
pembelajar, konten yang akan diajarkan, dan karakteristik pembelajar yang
berpartisipasi dalam pengajaran. Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Dalam tahap ini peneliti telah melakukan :
a) Penyampaian informasi baik secara permainan, role play, maupun video
pembelajaran
b) Partisipasi siswa dengan diskusi
c) Tes dilakukan untuk mengukur ketercapaian pembelajar pada setiap mata
diktat yang diikutinya. Tes formatif berbentuk tes tidak tertulis yaitu
penugasan membuat proyek dan penugasan membuat produk.
d) Kegiatan lanjutan dilakukan untuk melakukan penilaian dari hasil tes
formatif dengan rubrik yang telah disediakan dan sudah diinformasikan
kepada calon trainer.
3) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan diskusi dan melakukan
Teknik bertanya dengan memberikan pertanyaan kepada calon trainer terlebih
dahulu secara umum di kelas secara jelas baru kemudian menyebutkan nama
calon trainer sehingga calon trainer diberikan kesempatan untuk berpikir tentang
pertanyaan yang telah diberikan.
8. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pelatihan
Pada langkah ini dikembangkan bahan pelatihan berupa modul cetak untuk calon
trainer yang berisi uraian materi sampai dengan penugasan dan juga bahan pelatihan
117
berupa video pembelajaran dalam bentuk QR code yang dapat dibuka kapan dan di
mana saja calon trainer berada.
C. Validasi Kelayakan Model
1. Hasil Validasi Kelayakan Model
Validasi ahli terhadap bahan diklat berbasis motivasi untuk mengetahui
kelayakannya. Untuk instrumen ahli kurikulum, ahli desain pembelajaran, ahli media,
dan ahli materi. Peneliti menggunakan kuesioner dengan skala likert 1-5 dengan
kriteria penilaian sebagai berikut (Widoyoko, 2017:59):
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Rerata Skor
Rerata Skor Klasifikasi
>4,4 Sangat Layak
>4,0 Layak
>3,2 Kurang Layak
>2,8 Tidak Layak
>1,6 Sangat Kurang Layak
Untuk instrumen ujicoba satu satu (face to face tryout) dan ujicoba lapangan
(fieldtrials), peneliti menggunakan bentuk pertanyaan dengan 3 pilihan yaitu: ya,
tidak, dan ragu-ragu. Berikut kriteria penilaian yang digunakan (Widoyoko, 2017:62):
Setelah semua data terkumpul diolah menggunakan statistika sederhana. Untuk
penilaian menggunakan rata-rata dari jumlah nilai-nilainya. Nilai rata-rata tersebut
dijadikan dasar untuk memberikan tingkat penilaian terhadap bahan belajar yang
dikembangkan.
Produk bahan belajar ini divalidasi dan evaluasi oleh para ahli untuk melihat lebih
lanjut kekurangan dan kelemahan yang perlu ditindaklanjuti pada produk yang
dikembangkan sebelum di uji coba kepada peserta didik.
Hasil uji ahli secara keseluruhan terhadap bahan belajar model pelatihan berbasis
motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Penilaian Uji Ahli
No Pakar Rerata Kategori
1 Desain Pembelajaran 4,89 Sangat Layak
118
2 Kurikulum 4,81 Sangat Layak
4,75 Sangat Layak
3 Materi 4,80 Sangat Layak
4 Media Media
Grafik 4.1
Rekapitulasi Uji Pakar
4,95
4,90
4,85
4,80
4,75
4,70
4,65
Desain Kurikulum Materi
a. Hasil Uji Pakar Desain Pembelajaran
Tabel 4.6
Rekapitulasi Pakar Desain Pembelajaran
No Aspek Hasil Pakar
1 Perumusan Tujuan Diklat 5
2 Penyusunan Alat Evaluasi 4,7
3 Penentuan Strategi pembelajaran Diklat 4,9
4 Bahan Pembelajaran 5
Rerata Kelayakan 4,89
Kriteria Sangat Layak
Grafik 4.2
Rekapitulasi Pakar Desain Pembelajaran
5,1
5
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
Perumusan Penyusunan Alat Penentuan Bahan
Tujuan Diklat Evaluasi Strategi Pembelajaran
pembelajaran
Diklat
Hasil uji dari ahli desain pembelajaran, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,89.
Skor ini, jika diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria diatas, maka secara
119
umum desain pembelajaran bahan belajar ini dinilai sangat layak, dapat diartikan
bahwa produk ini sesuai dan layak digunakan. Terdapat 4 aspek yang dievaluasi
yaitu aspek perumusan tujuan diklat, aspek alat evaluasi, aspek penentuan strategi
pembelajaran diklat, dan aspek bahan pembelajaran dengan total keseluruhan
indikator berjumlah 19. Aspek perumusan tujuan diklat mendapatkan skor rata- rata
5,0, aspek alat evaluasi mendapatkan skore rata-rata 4,7, aspek penentuan strategi
pembelajaran diklat mendapatkan skore rata-rata 4,9, aspek bahan pembelajaran
skore rata-rata 5,0.
b. Hasil Uji Pakar Kurikulum
Tabel 4.7
Rekapitulasi Pakar Kurikulum
No Aspek Hasil Pakar
1 Impelementasi Kurikulum 5
2 Relevansi Diklat 5
3 Relevansi Tujuan Diklat 5
4 Ketepatan Perumusan Tujuan Diklat 5
5 Penyusunan Alat Evaluasi 5
6 Penentuan Strategi pembelajaran Diklat 4
7 Bahan Pembelajaran 4,7
Rerata Kelayakan 4,81
Kriteria Sangat Layak
Grafik 4.3
Rekapitulasi Pakar Kurikulum
6
5
4
3
2
1
0
Impelementasi…
RelevaRneslieDviaklnasti
PePKeneyntueesnptuauntaaannn………
Bahan…
120
Hasil uji dari ahli kurikulum, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,81. Skor ini,
jika diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria diatas, maka secara umum
kurikulum model pelatihan “SPIRIT” ini dinilai sangat layak, dapat diartikan bahwa
produk ini sesuai dan layak digunakan. Terdapat 6 aspek yang dievaluasi yaitu aspek
impelementasi kurikulum, aspek relevansi diklat, aspek relevansi tujuan diklat,
ketepatan perumusan tujuan diklat, penyusunan alat evaluasi, penentuan strategi
pembelajaran diklat, dan aspek bahan pembelajaran dengan total keseluruhan
indikator berjumlah 22. Aspek impelementasi kurikulum mendapatkan skor rata-
rata 5,0, aspek relevansi diklat mendapatkan skore rata-rata 5,0, aspek relevansi
tujuan diklat mendapatkan skore rata-rata 5,0 aspek ketepatan perumusan tujuan
diklat, mendapatkan skore rata-rata 5,0 penyusunan alat evaluasi mendapatkan
skore rata-rata 5,0, penentuan strategi pembelajaran diklat, mendapatkan skore rata-
rata 4,0 dan aspek bahan pembelajaran mendapatkan skore rata-rata 4,7.
c. Hasil Uji Pakar Materi
Setelah produk dibuat dalam bentuk draft bahan pelatihan, selanjutnya
diserahkan kepada pakar materi untuk dilakukan uji pakar. Kepada setiap pakar
diberikan pedmoan wawancara yang berisi beberapa pernyataan yang sesuai
dengan produk pengembangan. Hasil penilaian dan tanggapan dari para ahli
tersebut dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan atau revisi bahan pelatihan.
Hasil uji pakar materi ini akan terlihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Rekapitulasi Pakar Materi
No Aspek Penilaian
Pakar A Pakar B
1 Relevansi 4,75 5
2 Tampilan 54
Rerata Kelayakan 4,9 4,6
Kriteria Sangat Layak Sangat Layak
121
5,05 Grafik 4.4 Grafik 4.5
Rekapitulasi Pakar Materi A Rekapitulasi Pakar Materi B
5
4,95
4,9 5,2
5
4,85
4,8
4,8 4,6
4,4
4,75 4,2
4,7 4
3,8
4,65
Relevansi
4,6 Tampilan
Relevansi
Tampilan
Hasil uji dari pakar materi A, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,9. Skor ini,
jika diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria diatas, maka secara umum
materi ini dinilai sangat layak, dapat diartikan bahwa produk ini sesuai dan layak
digunakan. Terdapat 2 aspek yang dievaluasi yaitu aspek relevansi dan tampilan
dengan total keseluruhan indikator berjumlah 6. Aspek relevansi mendapatkan skor
rata- rata 4,75 dan aspek tampilan mendapatkan skore rata-rata 5,0.
Sedajalan dengan itu hasil uji dari pakar materi B, diperoleh skor rata-rata
sebesar 4,6. Skor ini, jika diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria diatas,
maka secara umum materi ini dinilai sangat layak, dapat diartikan bahwa produk ini
sesuai dan layak digunakan. Terdapat 2 aspek yang dievaluasi yaitu aspek relevansi
dan tampilan dengan total keseluruhan indikator berjumlah 6. Aspek relevansi
mendapatkan skor rata- rata 5 dan aspek tampilan mendapatkan skore rata-rata 4.
c. Hasil Uji Pakar Media
Tabel 4.9
Rekapitulasi Pakar Media
No Aspek Hasil Pakar
Modul Diklat
5
1 Ukuran Bahan Belajar 4,7
2 Desain Sampul
3 Desain Isi 122
4 Percetakan 4,6
Buku Kurikulum 4,5
1 Ukuran Bahan Belajar
2 Desain Sampul 5
3 Desain Isi 4
4 Percetakan 4,3
Video Pembelajaran
1 Durasi 5
2 Infografis 4
3 Audia dan Video 4,7
Rerata Kelayakan 4,49
Kriteria Layak
Hasil uji dari ahli media, skor yang diperoleh sebesar 4,4, maka secara umum media
yang digunakan dalam bahan pelatihan ini dinilai layak, dapat diartikan bahwa produk ini
sesuai dan layak digunakan. Terdapat 4 aspek modul, aspek buku kurikulum, dan video
pembelajaran yang dinilai yaitu aspek ukuran bahan belajar, aspek desain sampul, aspek
desain isi dan aspek percetakan. Untuk modul memperoleh rerata skor 4,7, aspek buku
kurikulum 4,45, dan aspek video pembelajaran dengan skor 4,58.
123
Grafik 4.6
Rekapitulasi Uji Pakar Media
6
5
4
3
2
1
0
Ukuran Bahan Belajar
Desain Sampul
Desain Isi
Percetakan
Ukuran Bahan Belajar
Desain Sampul
Desain Isi
Percetakan
Durasi
Infografis
audio dan video
Modul Diklat Buku Kurikulum Video Pembelajaran
2. Revisi Produk Berdasarkan Uji Telaah Pakar
Berikut ini akan dipaparkan saran dari pakar sebagai masukan untuk perbaikan
dari bahan belajar model pelatihan. Berdasarkan saran yaitu dari pakar desain
pembelajaran bahwa secara substansi materi pada bahan belajar ini sudah sesuai dan
mudah dipahami.
Menurut pakar desain pembelajaran, bahan ajar pelatihan berbasis motivasi
layak untuk digunakan dalam pembelajaran namun ada beberapa hal yang perlu
direvisi. Saran dari ahli desain pembelajaran disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 10 Saran Perbaikan dari Pakar Desain
No Saran Perbaikan
1 Perbaiki tujuan diklat dengan Memperbaiki tujuan diklat dengan
menggunakan Kata Kerja Operasional menggunakan Kata Kerja
Operasional
2 Tambahkan Glosarium Menambahkan Glosarium
Menurut pakar kurikulum, bahan diklat berbasis motivasi layak untuk
digunakan dalam pelatihan namun ada beberapa hal yang perlu direvisi. Saran dari
pakar kurikulum disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 11 Saran Perbaikan dari Pakar Kurikulum
No Saran Perbaikan
1 Tambahkan tujuan khusus diklat dengan Menambahkan perumusan tujuan
unsur ABCD khusus diklat dengan unsur ABCD
2 Metode pembelajaran diganti dengan Mengganti kata metode
strategi pembelajaran pembelajaran menjadi strategi
pembelajaran
124
Selanjutnya akan dipaparkan saran dari pakar materi bahwa secara substansi
materi pada bahan belajar ini sudah sesuai dan mudah dipahami.
Tabel 4.12 Saran Perbaikan dari Pakar Materi
No Saran Perbaikan
1 Typo eror perlu diperbaiki Memperbaiki Typo eror
2 Tambahkan materi tentang pengomposan Menambahkan materi tentang
sampah rumah tangga pengomposan sampah rumah
tangga
Menurut pakar media, modul diklat berbasis diklat dan buku kurikulum layak
untuk digunakan dalam pembelajaran namun ada beberapa hal yang perlu direvisi.
Saran dari pakar media disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 10 Saran Perbaikan dari Pakar Media
No Saran Perbaikan
1 Desain sampul buku jangan terlalu ramai Memperbaiki sampul buku
2 Jangan terlalu banyak ilustrasi diisi buku Menghapus ilustrasi yang memiliki
1 fungsi
3. Hasil Uji Satu-satu (one to one)
Uji coba satu-satu dilakukan kepada 3 orang pembelajar dengan latar belakang
kerajinan dan disiplin dalam mengikuti kelas yaitu rajin mengikuti kelas, jarang
mengikuti kelas, dan sangat jarang mengikuti kelas. Uji coba satu-satu ini dilakukan
untuk mengetahui kelayakan produk modul pelatihan berbasis motivasi dilihat dari
aspek desain pembelajaran, aspek kurikulum, aspek kelayakan materi, aspek
kelayakan media, aspek desain sampul, aspek desain isi, dan aspek manfaat dengan
jumlah indikator sebanyak 30.
Proses uji coba satu-satu kepada 3 orang pembelajar untuk melakukan uji coba
bahan diklat. Bahan diklat diserahkan kepada pembelajar untuk dibawah pulang dan
peneliti mengirimkan link goggle forms yang berisi isntrumen untuk di isi oleh
pembelajar. Untuk mengaskses instrumen tersebut menggunakan link berikut:
http://bit.ly/3ssTJPc_yans atau dengan scan QR Code dibawah ini
125
Gambar 4.7 QR Code one to one
Dari instrument hasil uji satu-satu dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan pelatihan
layak digunakan. Instrument yang telah dibagikan dapat di lihat pada link berikut ini:
http://bit.ly/3kOiSRA_hasilujisatu atau dapat di lihat dengan QR Code berikut :
Gambar 4.8 QR Code Hasil uji one to one
4. Hasil Uji Kelompok Kecil (Small Group)
Uji kelompok kecil dilakukan kepada 9 orang pembelajar dengan latar belakang
kerajinan dan disiplin dalam mengikuti kelas yaitu rajin mengikuti kelas, jarang
mengikuti kelas, dan sangat jarang mengikuti kelas. Uji coba kelompok kecil
dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk modul pelatihan berbasis motivasi
dilihat dari aspek desain pembelajaran, aspek kurikulum, aspek kelayakan materi,
aspek kelayakan media, aspek desain sampul, aspek desain isi, dan aspek manfaat
dengan jumlah indikator sebanyak 35.
Proses uji coba satu-satu kepada 9 orang pembelajar untuk melakukan uji coba
bahan diklat. Bahan diklat diserahkan kepada pembelajar untuk dibawah pulang dan
peneliti mengirimkan link google forms yang berisi isntrumen untuk di isi oleh
pelmbelajar. Untuk mengaskses instrumen tersebut menggunakan link berikut:
http://bit.ly/3bDGUKN_yans atau dengan scan QR Code dibawah ini
Gambar 4.9 QR Code Small Group
126
Dari instrument hasil uji kelompok kecil dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan
pelatihan layak digunakan dapat di lihat pada link berikut ini:
http://bit.ly/3sVtH7q_kecil atau dapat di lihat dengan QR Code berikut :
Gambar 4.10 QR Code Kelompok kecil
5. Hasil Uji Lapangan
Uji lapangan dilakukan kepada 13 orang pembelajar dengan latar belakang
kerajinan dan disiplin dalam mengikuti kelas yaitu rajin mengikuti kelas, jarang
mengikuti kelas, dan sangat jarang mengikuti kelas. Uji lapangan dilakukan untuk
mengetahui kelayakan produk modul pelatihan berbasis motivasi dilihat dari aspek
desain pembelajaran, aspek kurikulum, aspek kelayakan materi, aspek kelayakan
media, aspek desain sampul, aspek desain isi, dan aspek manfaat dengan jumlah
indikator sebanyak 35.
Proses uji lapangan kepada 13 orang pembelajar untuk melakukan uji coba bahan
diklat. Bahan diklat diserahkan kepada pembelajar untuk dibawah pulang dan peneliti
mengirimkan link google forms yang berisi isntrumen untuk di isi oleh pelmbelajar.
Untuk mengaskses instrumen tersebut menggunakan link berikut:
http://bit.ly/3bDGUKN_yans atau dengan scan QR Code dibawah ini
Gambar 4.11 QR Code Uji Lapangan
Dari instrumen hasil uji lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan pelatihan
layak digunakan dapat di lihat pada link http://bit.ly/3eb56at_lapangan atau dapat di
lihat dengan QR Code berikut :
Gambar 4.12 QR Code Uji lapangan
127
D. Kelayakan Model Pelatihan berbasis Motivasi
1. Validasi pakar desain bertujuan untuk mengetahui ketertarikan termasuk para
pembaca dalam mempelajari bahan belajar ini, dilihat dari petunjuk, tujuan
pembelajaran, uraian isi bahan belajar, yang terdapat pada setiap kegiatan pelatihan.
Menurut ahli desain, bahan pelatihan berbasis motivasi layak untuk digunakan dalam
pembelajaran namun ada beberapa hal yang perlu direvisi, diantaranya: tujuan diklat
menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO), tujuan pembelajaran menggunakan
KKO dan menambahkan glosarium disetiap pokok bahasan.
2. Penilaian pakar kurikulum, kurikulum sudah sesuai dengan kurikulum pelatihan
memenuhi kriteria lengkap, konsisten, dan mudah dipahami. Saran dari pakar
kurikulum untuk menambahkan tujuan khusus diklat dengan unsur ABCD dan
mengubah kata metode pembelajaran dengan strategi pembelajaran.
3. Penilaian pakar materi telah sesuai dengan materi pelatihan memenuhi kriteria
lengkap, konsisten, dan mudah dipahami. Saran dari pakar materi untuk mengubah
typo error dan menambahkan materi tentang pengomposan.
4. Keempat, validasi ahli media dijaring dengan menggunakan instrumen. Menurut ahli
media, bahan belajar berbasis motivasi layak untuk digunakan dalam pelatihan namun
ada beberapa hal yang perlu direvisi diantaranya: desain sampul harus dirancang agar
gambar memiliki estetika dan proposional, tidak terlalu rame, dan dalam materi
sebaiknya diberikan ilustrasi secukupnya.
Tahap Validasi dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk
menentukan tingkat keterterapan model, apakah model pelatihan yang dikembangkan
benar-benar siap dipakai tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh
peneliti/pengembang model dan menyimpulkan apakah model yang dikembangkan
efektif memberikan dampak terhadap peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran
yang dilakukan sebelum adanya bahan belajar ini. Validasi bahan pelatihan berbasis
motivasi ini dilakukan di Akademi Kompos Jakarta, Pesanggrahan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal model pelatihan yang
dikembangkan dan untuk selanjutnya melakukan beberapa tahapan uji coba, pada uji
coba satu-satu (face to face tryout) dan uji coba lapangan (field trials). Setelah
memperbaiki bahan belajar sesuai permintaan pakar desain, pakar kurikulum, pakar
materi, dan pakar media, maka bahan belajar di uji coba kepada peserta pelatihan.
Dalam penelitian dan pengembangan ini ada tiga tahapan uji coba yang
dikembangkan, yaitu:
128
1. Uji Coba satu-satu (one to one). Uji coba ini dilakukan sesudah data hasil dari pakar
yang telah di revisi tersebut di uji cobakan satu-satu (one to one) untuk menentukan
keterterapan bahan belajar, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Dalam
setiap uji coba yang dilakukan bertujuan untuk menarik kesimpulan dari hasil analisis
data uji coba dalam menjelaskan produk atau model pembelajaran yang dikembangkan
yang di uji cobakan sebagai dasar dala pengambilan keputusan apakah bahan belajar
yang dihasilkan perlu direvisi atau tidak, pengambilan keputusan untuk mengadakan
revisi bahan belajar perlu disertai dengan dukungan pembelajaran bahwa setelah
direvisi model ini akan lebih baik, lebih efektif, efesien dan mempunyai daya tarik
bagi calon calon trainer. Uji coba satu-satu ini yang melibatkan peserta didik/calon
trainer bertujuan untuk mengetahui apakah bahan belajar yang dikembangkan dapat
diterapkan dengan benar oleh peserta didik/calon trainer. Hasil dan uji coba ini
kembali direvisi sehingga bahan belajar berbasis motivasi siap untuk uji coba
kelompok kecil.
2. Uji Kelompok Kecil Uji (Small Group) coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah
bahan belajar telah diterapkan dengan benar dan seberapa efektifkah hasil penerapan
bahan belajar tersebut terhadap pencapaian tujuan penelitian. Uji kelompok kecil ini
dilakukan terhadap 9 orang peserta pelatihan. Penekanan uji coba kelompok kecil pada
tahap ini masih memfokuskan pada efisiensi dan daya tarik bahan belajar dengan
menggunakan hasil perbaikan draft bahan belajar. Hasil dan uji coba ini kembali
direvisi sehingga bahan belajar berbasis motivasi siap untuk uji coba lapangan.
3. Uji coba Lapangan (Field Trials). Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah
bahan belajar telah diterapkan dengan benar dan seberapa efektifkah hasil penerapan
bahan belajar tersebut terhadap pencapaian tujuan penelitian. Uji lapangan dilakukan
terhadap 13 orang peserta didik. Penekanan uji coba lapangan pada tahap ini masih
memfokuskan pada efisiensi dan daya tarik bahan belajar dengan menggunakan hasil
perbaikan draft bahan belajar.
129
E. Efektivitas Model Pelatihan berbasis Motivasi
Proses pelaksanaan uji coba sebagai berikut pertama-tama responden
diperkenalkan bahan belajar berbasis motivasi dengan cara menielaskan langkah-langkah
bagaimana cara menggunakan QR Code, peserta pelatihan kemudian diberikan waktu
untuk membaca bahan belajar. Responden juga diminta untuk mengisi kuesioner yang
telah disiapkan sudah disiapkan melalui bitly dan qr code yang telah disediakan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode ARCS pada model
pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga jumlah rerata didapat 4,91 dengan nilai skala
tertinggi adalah 5, maka hasil penelitian sebesar 98%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model pelatihan berbasis motivasi ini terbukti efektif sebagai sumber
belajar untuk calon trainer. Dapat terlihat dari tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.14 Rekapitulasi Penggunaan ARCS dalam Diklat
No Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Calon Trainer memberikan 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 555
1 informasi tentang pentingnya
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
materi yang akan dipelajari
Calon Trainer mengulang
2 kembali materi yang telah
dipelajari
3 Calon trainer selalu mengaitkan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari
Calon trainer memberikan tanya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 555
4 jawab saat pembelajaran
Calon trainer melakukan 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 555
5 penguatan atas jawaban benar 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 555
peserta pelatihan
Calon trainer melakukan
6 penguatan atas jawaban salah
peserta pelatihan
7 Calon trainer memberikan tujuan 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
umum diklat saat pelatihan
8 Calon trainer memberikan tujuan 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
khusus diklat saat pelatihan
Calon trainer mengaitkan antara
9 materi diklat yang disampaikan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
dengan pengalaman peserta
pelatihan
Calon trainer menyampaikan
10 materi diklat secara jelas dan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
terperinci
Calon trainer menyampaikan
11 materi diklat dengan cara yang 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 555
dapat menarik
130
Calon trainer menyampaikan
materi melalui proses interaktif,
12 seperti menggunakan pendekatan 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 555
problem solving, belajar
kooperatif, atau diskusi kelas dan
lain sebagainya
Calon trainer memberikan
contoh-contoh yang nyata serta
13 ada hubungannya dengan 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
kehidupan sehari-hari peserta
pelatihan
Calon trainer memotivasi dan
mengarahkan peserta pelatihan
14 agar lebih mudah dalam 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
memahami materi diklat yang
disajikan
Calon trainer melakukan
bimbingan bukan memberikan
jawaban kepada peserta pelatihan
15 tetapi bantuan yang diberikan 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 555
melalui pertanyaan-pertanyaan
yang terarah agar peserta
pelatihan dapat menemukan
jawabannya sendiri
Calon trainer memberikan
kesempatan kepada peserta
16 pelatihan untuk bertanya, 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
menanggapi, ataupun
mengerjakan soal mengenai
materi diklat
Calon trainer memberikan umpan
17 balik dari setiap tanggapan 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555
pertanyaan atau jawaban peserta
pelatihan
Calon trainer menyimpulkan
18 materi diklat yang baru saja 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 555
disajikan dengan jelas dan
terperinci
Calon trainer diberikan untuk
membuat kesimpulan tentang
19 materi yang baru mereka pelajari 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri
Jumlah 89 93 93 94 93 94 94 92 95 91 95 95 95
Rerata 4,7 4,9 4,9 4,9 4,9 4,9 4,9 4,8 5 4,8 5 5 5
131
Tabel Uji Efektivitas
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Produk Projek
81,69
Mean 86,62 10,73
13
Variance 5,09
Observations 13
Pooled Variance 7,91
Hypothesized Mean Difference 0
df 24
t Stat 4,46
P(T<=t) one-tail 0,00
t Critical one-tail 1,71
P(T<=t) two-tail 0,00
t Critical two-tail 2,06
Mean merupakan nilai rata-rata nilai tugas produk 86,62 dan nilai rata-rata tugas proyek
81,69. Nilai t hitung 4,46 dan nilai t tabel 1,71. Dari Hasil Analisis Statistik Uji Hipotesis t-
test di atas, kita dapat menyimpulkan sebagai berikut t hitung > t tabel maka tolak H0 (terima
H1) atau p-value (0.00) < alpha (0.05) maka tola H0 (terima H1). Dari hasil analisis statistik
uji hipotesis t-test di atas, peneliti menyimpulkan pemberian tugas produk lebih efektif dari
tugas proyek.
132
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian pengembangan model pelatihan pengelolaan sampah
rumah rumah tangga ini dilakukan dengan tahapan pengembangan, yang akhirnya
menghasilkan 2 produk cetak yaitu buku kurikulum pelatihan pengelolaan sampah rumah
tangga berbasis motivasi dan modul pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
motivasi. Untuk motivasi ini peneliti memunculkan kegiatan dari penggunaan metode
ARCS, yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (nyaman) dalam
mengikuti diklat, dan Satisfaction (kepuasan) setelah mengikuti materi pelatihan.
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan tentang proses penelitian pengembangan,
kelayakan model, efektifitas model, serta pembahasan yang telah diuraikan di bab IV,
maka dapat disimpulkan bahwa model pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis motivasi yang dikembangkan sudah sangat baik dan perlu dipertahankan.
2. Prosedur dari pengembangan model pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis motivasi ini merupakan kombinasi dari model Borg and Gall untuk penelitian
pendahuluan, model Dick and Carey untuk sistem pelatihan, dan model ARCS untuk
meningkatkan motivasi dalam pelatihan. Kombinasi dari 3 model tersebut diberi nama
model pelatihan “SPIRIT”
3. Validasi atau uji pakar dari produk ini dilakukan oleh para pakar di bidang desain
pembelajaran, kurikulum, materi, dan media.
4. Berdasarkan penilaian pakar desain pembelajaran, menilai bahwa bahan pelatihan ini
sudah memenuhi kebutuhan belajar peserta pelatihan dilihat dari tujuan, pemaparan
maupun materi memenuhi kriteria lengkap konsisten, dan jelas. Secara umum materi
bahan pelatihan ini dinilai sangat baik, yang dapat diartikan bahwa produk ini sesuai
dan layak digunakan dalam pelatihan.
5. Pakar kurikulum menilai bahwa bahan pelatihan ini sudah sistematis dan memenuhi
kebutuhan belajar peserta pelatihan dilihat dari cara menuliskan tujuan umum diklat
tujuan khusus diklat, Struktur program dan silabus memenuhi kriteria lengkap
konsisten, dan jelas. Secara umum materi bahan pelatihan ini dinilai sangat baik, yang
dapat diartikan bahwa produk ini sesuai dan layak digunakan dalam pelatihan.
132
133
6. Berdasarkan penilaian ahli materi, materi memenuhi kriteria lengkap konsisten, dan
jelas. Secara umum materi bahan belajar ini dinilai sangat baik, yang dapat diartikan
bahwa produk ini sesuai dan layak digunakan dalam pembelajaran.
7. Ahli media menyebutkan media yang digunakan pada bahan pelatihan ini dinilai baik
meskipun perlu beberapa perbaikan. Secara umum media yang digunakan pada bahan
pelatihan ini dinilai baik, dapat diartikan bahwa produk ini sesuai dan layak
digunakan.
8. Efektivitas model pelatihan diukur dari pemberian tugas produk dan pemberian tugas
proyek, sehingga didapatkan hasil pemberian tugas produk lebih efektif dari tugas
proyek. Nilai mean tugas produk 86,62 dan nilai rata-rata tugas proyek 81,69. Nilai t
hitung 4,46 dan nilai t tabel 1,71 di mana jika t hitung > t tabel maka tolak H0 (terima
H1) atau p-value (0.00) < alpha (0.05) maka tola H0 (terima H1).
`Hasil pelatihan dilihat dari hasil tes berupa penugasan berupa penugasan produk
dan penugasan projek, keduanya menunjukkan nilai rerata baik. Untuk tugas projek
81,69 dan untuk rerata nilai tugas produk adalah 86,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahan pelatihan berbasis motivasi terbukti efektif sebagai sumber belajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar peserta diklat.
Berdasarkan data motivasi calon trainer, presentase memberikan perhatian
(attention), relvansi (relevance), nyaman (confidence), dan kepuasan (satisfaction)
sebesar 98%. Jadi, penggunaan motivasi yang dilakukan dapat disimpulkan dapat
meningkatkan motivasi peserta pelatihan.
B. Implikasi
Secara keseluruhan proses pengembangan model pelatihan pengelolaan sampah
rumah tangga berbasis motivasi ini, dapat berimplikasi pada:
1. Pengembangan bahan pelatihan berbasis motivasi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta pelatihan/calon trainer dan kebutuhan yang sedang dihadapi oleh Akademi
Kompos Jakarta sudah terpenuhi.
2. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada terciptanya model pelatihan yang
berbentuk model pelatihan berbasis motivasi bagi peserta pelatihan/calon trainer, yang
prosedur pengembangannya sudah divalidasi oleh para pakar untuk mendapatkan hasil
kevalidan dan kelayakan dari produk bahan pelatihan tersebut, agar dapat digunakan
oleh peserta pelatihan sebagai bahan belajar.
134
3. Hasil penelitian ini menjadi harapan bagi peneliti agar dapat diimplikasikan bukan saja
pada calon trainer di Jakarta tapi juga bagi calon trainer di seluruh Indonesia bahkan
di seluruh dunia.
C. Rekomendasi
Yang dapat dijadikan rekomendasi dalam pengembangan model pelatihan ini
adalah:
1. Bagi calon trainer ini dapat dijadikan bahan belajar guna menambah wawasan
pengetahuan, dengan harapan ke depan, hendaknya para calon trainer juga termotivasi
untuk mengembangkan bahan pelatihan yang lebih efektif, efisien, dan
menyenangkan.
2. Untuk Akademi Kompos Jakata, sebaiknya model pengembangan ini dapat ditindak
lanjuti dalam upaya menyediakan bahan belajar untuk calon trainer yang sesuai
dengan kebijakan daerah setempat.
3. Bahan ajar ini dapat dijadikan sumbangan keilmuan khususnya dalam bidang
teknologi pendidikan, untuk nantinya dapat mengembangkan media pembelajaran
berbasis motivasi yang lebih menarik, mangkus, dan sangkil.
135
Daftar Pustaka
Abdel-shafy, H. I., & Mansour, M. S. M. (2018). Solid waste issue : Sources , composition
, disposal , recycling , and valorization. Egyptian Journal of Petroleum, 27(4), 1275–
1290. https://doi.org/10.1016/j.ejpe.2018.07.003
Abdel-Shafy, H. I., & Mansour, M. S. M. (2018). Solid waste issue: Sources, composition,
disposal, recycling, and valorization. Egyptian Journal of Petroleum, 27(4), 1275–
1290. https://doi.org/10.1016/j.ejpe.2018.07.003
Abur, B. T., Enomena Oguche, E., & Ayuba Duvuna, G. (2014). Characterization of
municipal solid waste in the Federal Capital Abuja, Nigeria. Global Journal of Science
Frontier Research:H Environment & Earth Science, 14(2), 1–7.
https://globaljournals.org/GJSFR_Volume14/1-Characterization-of-Municipal-
Solid.pdf
Agwu, M. . (2012). Issues and Challenges of Solid Waste Management Practices in Port-
Harcourt City, Nigeria- a behavioural perspective. American Journal of Social and
Management Sciences, 3(2), 83–92. https://doi.org/10.5251/ajsms.2012.3.2.83.92
Ali, L. (2018). The design of curriculum, assessment and evaluation in higher education
with constructive alignment. Journal of Education and E-Learning Research, 5(1), 72–
78. https://doi.org/10.20448/journal.509.2018.51.72.78
Andriani, L. (2014). Pelaksanaan pengembangan kurikulum produktif pendidikan
vokasional Berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Jurnal Kebijakan
Dan Pengembangan Pendidikan, 2(2), 126–129.
Azizha, F. S., Umamah, N., & Sumardi. (2020). The development of Patukangan local sites
Situbondo e-module for history learning by using Dick and Carey model. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 485(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/485/1/012131
Bakhtiar, A. M., & Nugroho, A. S. (2016). Curriculum development of environmental
education based on local wisdom at elementary school. International Journal of
Learning, Teaching and Educational Research, 3, 20–28.
Banga, M. (2011). Household Knowledge , Attitudes and Practices in Solid Waste
Segregation and Recycling : The Case of Urban Kampala. Zambia Social Science
Journal, 2(1), 27–39.
https://pdfs.semanticscholar.org/ff4d/56173c679922dd137096d50a3d5a7932a5d4.pdf
Bartl, A. (2014). Moving from recycling to waste prevention: A review of barriers and
enables. Waste Management and Research, 32, 3–18.
https://doi.org/10.1177/0734242X14541986
Borg, W. R., Gall, M. D., & Bennett, N. (2007). Educational Research: An Introduction. In
British Journal of Educational Studies (Vol. 32, Issue 3, p. 445).
https://doi.org/10.2307/3121583
136
BPS. (2020). Jumlah penduduk tahun 2020.
https://doi.org/https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html
BPS 2017. (2017). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (pp. 335–358).
https://doi.org/10.1055/s-2008-1040325
Büker, G., & Schell-Straub, S. (2017). Global how? linking practice to theory: a competency
model for training global learning facilitators. International Journal of Development
Education and Global Learning, 5, 71–83. https://doi.org/10.18546/IJDEGL.09.2.02
Celik, A., Yaman, H., Turan, S., Kara, A., Kara, F., Zhu, B., Qu, X., Tao, Y., Zhu, Z.,
Dhokia, V., Nassehi, A., Newman, S. T., Zheng, L., Neville, A., Gledhill, A., Johnston,
D., Zhang, H., Xu, J. J., Wang, G., … Dutta, D. (2018). What a waste: solid waste
management in Asia. Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 1–8.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2
016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.
1016/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp:
//dx.doi.o
Chugh, R., Ledger, S., & Shields, R. (2017). Curriculum design for distance education in
the tertiary sector. Turkish Online Journal of Distance Education, 18(2), 4–15.
https://doi.org/10.17718/tojde.306552
Connell, M., & John, H. (2003). How to identify your organization’s training needs.
American Management Association.
Damanhuri, E., & Padmi, T. (2010). Pengelolaan sampah (pp. 1–30). Institut Teknologi
Bandung. https://doi.org/10.1364/josaa.1.000711
Dermawan, Lahming, Ahsan S, M., & Mandra. (2018). Kajian strategi pengelolaan sampah.
UNM Environmental Journals, 1(18), 86–90.
Desiningrum, N., Nuryasana, E., Mustaji, & Mariono, A. (2018). The development of
learning technology based on character building with Dick and Carey model. 212,
133–136. https://doi.org/10.2991/icei-18.2018.29
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2015). The Systematic Design of Instruction (eight).
pearson.
Gagne, R. M. (1970). The conditions learning (second). The Florida State University.
Hannafin, M. J., & Peck, K. L. (1988). The design development and evaluation of
Instructional Software.
Harahap, A. J., Erianto, O., Manurung, H., Kurnia, D. H., Hartono, Abdullah, D., Erliana,
C. I., Hardianto, D., Kundharu, S., Rianita, D., Setiawan, M. I., Budi, Y. S., Rosida, T.
M., S, S., Sinurat, M., Siregar, A., Hutauruk, R. P. S., & Sibaran, N. B. (2003). Sylabus
and Matrials Design for Vocational Student and Its Dissemination Using Website.
Vaccine, June, 14–15. https://doi.org/doi :10.1088/1742-6596/1114/1/012023
137
Harahap, R. D. (2016). Pengaruh Sampah Rumah Tangga Terhadap Pelestarian Lingkungan
Ditinjau Dari Aspek Biologi Di Komplek Perumahan Graha Pertiwi Kel. Urung
Kompas Kec. Rantau Selatan Effect of Household Waste Viewed From the Aspect
Environmental Conservation Biology in Housin. Cahaya Pendidikan, 2(1), 92–104.
https://doi.org/10.33373/chypend.v2i1.609
Haryani, D., & Joko Raharjo, T. (2016). Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga dalam
memotivasi berwirausaha ibu rumah tangga. Journal of Nonformal Education, 2(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/jne.v2i2.6787
Hasibuan, R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap lingkungan
hidup. Jurnal Ilmiah “Advokasi,” 04(01), 42–52. https://doi.org/10.36987/jiad
Iriruaga, E. T. (2012). Solid Waste Management in Nigeria. Waste Management.
Jefrey, Wilhelmina, S. L., Viennie, K., Trisca, V., Afrianty, S., Danat, V., M, V. K., &
Christhomas, J. (2019). Penyediaan tempat pembuangan sampah dan edukasi
klasifikasi jenis-jenis sampah. The First National Conference for Community Service
Project(1stNaCosPro2019)Empowering Society, Driving Change: Social Innovation,
255–260.
Kadir, N. (2018). Bimbingan penyusunan dokumen I kurikulum berbasis formasi
SIBERPRO: upaya mengatasi keterediaan dokumen kurikulum pada madrasah binaan.
Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah, 2(9), 151–163.
https://doi.org/10.5281/zenodo.1419730
Keller, J. M. (2010). Motivational design for learning and performance. Springer Science.
https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1250-3
Kisirkoi, F. K., & Mse, G. (2016). Curriculum implementation: strategies for improved
learning outcomes in Primary Schools in Kenya. Journal of Curriculum and Teaching,
5(1), 19–26. https://doi.org/10.5430/jct.v5n1p19
Kumar, S., Smith, S. R., Fowler, G., Velis, C., Kumar, S. J., Arya, S., Rena, Kumar, R., &
Cheeseman, C. (2017). Challenges and opportunities associated with waste
management in India. Royal Society Open Science, 4(3), 1–11.
https://doi.org/10.1098/rsos.160764
Kurniadi, D. (2007). Prinsip-prinsip dasar manajemen pelatihan. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Marliani, N. (2015). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai
Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 4(2), 124–132. https://doi.org/10.30998/formatif.v4i2.146
Meidiana, C., & Gamse, T. (2010). Development of waste management practices in
Indonesia. European Journal of Scientific Research, 40(2), 199–210.
Meredith D. Borg, Joyce P. Gall, W. R. (2007). Educational Research an Introduction eighth
edition. pearson.
138
Miezah, K., Obiri-Danso, K., Kadar, Z., Fei-Baffoe, B., & Mensah, M. Y. (2015). Municipal
solid waste characterization and quantification as a measure towards effective waste
management in Ghana. Waste Management, 46, 15–27.
https://doi.org/10.1016/j.wasman.2015.09.009
Mukhlasin, A. (2018). Desain pengembangan kurikulum integratif dan implementasinya
dalam pembelajaran. Jurnal Tawadhu, 2(1), 364–380.
Nizar, M., Munir, E., Munawar, E., & Irvan. (2018). Implementation of zero waste concept
in waste management of Banda Aceh City. IOP Conf. Series: Journal of Physics:, 1116,
1–12. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1116/5/052045
Nurdin, S. (2014). Model kurikulum Miller Seller dan pengembangannya dalam instrutional
design. Jurnal Al-Fikrah, Vol. II, No. 1, Januari-Juni 2014, Vol.II,
Nurhajati, W. A., & Sjaiful Bachri, B. (2017). Pengembangan kurikulum pendidikan dan
pelatihan (diklat) berbasis kompetensi dalam membangun profesionalisme pegawai
negeri sipil (PNS). Pendidikan, 2(2), 156–164.
Oghenejoboh, K. M., Babatunde, A. A., & Nwaukwa, C. T. (2007). Effects of air pollution
arising from associated gas flaring on the economic life of the people of oil producing
communities in Nigeria. Journal of Industrial Pollution Control, 23(1), 1–9.
Onyelowe, K. (2017). Solid wastes management (SWM) in Nigeria and their utilization in
the environmental geotechnics as an entrepreneurial service innovation (ESI) for
sustainable development. International Journal of Waste Resources, 07(02).
https://doi.org/10.4172/2252-5211.1000282
Perda Bogor. (2012). Peraturan daerah kota Bogor nomor 9 tahun 2012.
Prastati, T. (2011). Evaluasi program pelatihan Tutor Universitas Terbuka. Jurnal Evaluasi
Pendidikan, 2(2), 206. https://doi.org/10.21009/jep.022.08
Ramon, A., & Afriyanto, A. (2017). Karakteristik Penanganan Sampah Rumah Tangga Di
Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 24.
https://doi.org/10.24893/jkma.10.1.24-31.2015
Republik Indonesia. (2008). Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah (Vol. 53, Issue 9).
Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rizal, Mochammad, Saerang, I., & Jopie, R. (2013). Pelatihan dan pengembangan SDM
dalam rangka meningkatkan kinerja jurnalis media online di detikawanua.com. Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 1133–1141.
https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.16142
Rizal, Mohamad. (2011). Analisis pengelolaan persampahan perkotaan. Smartek, 9(2), 155–
172.
139
Rowntree, D. (1993). Preparing Materials for Open, Distance and Flexible Learning. An
action guide for teachers and trainers. In Open and Distance Learning Series. Kogan
Page.
Sakai, S., Sawell, S. E., Chandler, A. J., Eighmy, T. T., Kosson, D. S., Vehlow, J., Van Der
Sloot, H. A., Hartlén, J., & Hjelmar, O. (1996). World trends in municipal solid waste
management. Waste Management, 16(5–6), 341–350. https://doi.org/10.1016/S0956-
053X(96)00106-7
Santoso, S. B., Margowati, S., Dyah, K., Pujiyanti, U., Prabandaru, Pudyawati, E., &
Prihatiningtyas, S. (2021). Pengelolaan sampah anorganik sebagai upaya
pemberdayaan nasabah bank sampah. Community Empowerment, 6(1), 18–23.
Sari, D. P., & Surya, E. (2017). Development the module of mathematics statistics 1 by
using the model of Dick and Carey design of teaching materials; Dick and Carey model;
module; random variable. International Journal of Sciences: Basic and Applied
Research (IJSBAR) International Journal of Sciences: Basic and Applied Research,
34(1), 237–246. http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied
Sharif, A., & Cho, S. (2015). 21st-Century instructional designers: bridging the perceptual
gaps between identity, practice, impact and professional development. RUSC.
Universities and Knowledge Society Journal, 12(3), 72.
https://doi.org/10.7238/rusc.v12i3.2176
Situmorang, R., Siang, J. L., Ibrahim, N., & Lagunsiang, J. (2019). Development of
collaborative learning materials based on QR code to facilitate learning. International
Journal of Innovation, Creativity and Change, 8(6), 85–98.
Slamet, J. S. (2002). Prinsip dasar kesehatan lingkungan. In Kesehatan lingkungan (Revisi).
Gadjah Mada University Press.
Su, S.-W. (2012). The various concepts of curriculum and the factors involved in curricula-
making. Journal of Language Teaching and Research, 3(1).
https://doi.org/10.4304/jltr.3.1.153-158
Subekti, S. (2009). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. 124-
130Subekti, S. (2009). Pengelolaan Sampah Ruma.
https://doi.org/10.1109/GLOCOM.2009.5426153
Sudrajat, Y., Rusmono, & Khaerudin. (2020). How to design a household waste
management training curriculum. International Journal of Advanced Science and
Technology, 29(4 Special Issue), 1601–1611.
Sugiyanta, L., Sukardjo, M., Khairudin, & Nashir, I. M. (2019). Vocational curriculum
implementation of the three years program of electronics engineering. Jurnal
Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 25(1), 85–96.
https://doi.org/10.21831/jptk.v25i1.18347
Sulistiyorini, N. R., Darwis, R. S., & Gutama, A. S. (2015). Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Di. Share Social Work, 5(1), 71–80.
140
Suparman, M. A. (2014). Desain Instruksional Modern:Panduan para pengajar dan
inovator pendidikan (N. I. Sallama (ed.); 4th ed.). Erlangga.
Thiagarajan, & Sivasailam. (1976). Instructional development for training teachers of
exceptional children: A sourcebook. Journal of School Psychology, 14(1), 75.
https://doi.org/10.1016/0022-4405(76)90066-2
Undang-Undang Nomor 18, 2008. (2008). Undang-undang nomor 18.
Utama, A. A. G. S. (2016). The usage of E-learning model to optimize learning system in
higher education by using Dick and Carey design approach. Journal of Information
Systems Engineering and Business Intelligence, 2(1), 50.
https://doi.org/10.20473/jisebi.2.1.50-56
Wahyuni, S., Rokhimah, A. N., Mawardah, A., & Maulidya, S. (2019). Pelatihan pengolahan
sampah organik skala rumah tangga dengan metode Takakura di Desa Gebung.
Indonesia Journal of Cummunity Empowement, 1161(2657–117), 51–54.
Westomi, J. A., Ibrahim, N., & Sukardjo, M. (2018). Pengembangan paket modul cetak mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) untuk siswa SMA negeri 1 Wangi-wangi
kabupaten Wakatobi. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 20(2), 138–151.
https://doi.org/10.21009/jtp.v20i2.8628
Widawati, E., HarliantoTanudjaja, Iskandar, I., & Budiono, C. (2014). Kajian potensi
pengolahan sampah (studi kasus : kampung Banjarsari ). Jurnal Metris, 15, 119–126.
http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris/article/view/78
Widiarti, I. W. (2012). Pengelolaan sampah berbasis “zero waste” skala rumah tangga secara
mandiri. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 4(2), 101–113.
https://doi.org/10.20885/jstl.vol4.iss2.art4
Widiyanto, A. F., Suratman, Alifah, N., Murniati, T., & Pratiwi, O. C. (2019). Knowledge
and practice in household waste management. Kesmas, 13(3), 112–116.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v13i3.2705
Widiyastuti, U., & Purwana ES., D. (2015). Evaluasi pelatihan (training) level II
berdasarkan teori the four levels Kirkpatrick. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
(JPEB), 3(2), 1. https://doi.org/10.21009/jpeb.003.2.1
Wiliandari, Y. (2014). Rancangan pelatihan dan pengembangan sdm yang efektif. Jurnal
Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, 94–110.
World Bank Group. (2017). Indonesia marine debris hotspot. Marine Pollution and Climate
Change, April, 136–162. https://doi.org/10.1201/9781315119243-6
Xiao, Y., Surasin, J., & Prabjandee, D. (2020). Development of a training module to improve
initial ELT proficiency among student-teachers in multi-ethnic community schools.
Journal of Language and Linguistic Studies, 16(1), 366–389.
https://doi.org/10.17263/JLLS.712849
141
Yustikarini, R., Setyono, P., & Wiryanto. (2017). Evaluasi dan Kajian Penanganan Sampah
dalam Mengurangi Beban Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di TPA Milangasri
Kabupaten Magetan An Evaluation and Study of Trash Treatment in Reducing Loading
of Solid Waste Processing Plant at TPA Milangasri , District of. Proceeding Biology
Education Conference, 14(1), 177–185.
https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/17642
LAMPIRAN 1
Hasil Penelitian Pendahuluan
Daftar Isi:
1. Penelitian Pendahulan kepada Calon Trainer
2. Penelitian Pendahulan kepada Lembaga
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Petunjuk
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
2. Berikan komentar yang sesuai
* Required
1. Nama Lengkap Sesuai KTP *
2. 1. Pernah mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga
sebelumnya *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
3. 2. Memiliki bahan pelatihan berupa kurikulum pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
4. 3. Memiliki bahan pelatihan berupa modul *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit 1/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
5. 4. Memiliki bahan pelatihan berupa handout/buku cetak *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
6. 5. Memiliki bahan pelatihan berupa salindia PPT *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
7. 6. Menyelenggarakan pelatihan untuk calon trainer pelatihan pengelolaan sampah
rumah tangga *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
8. 7. Membutuhkan kurikulum pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
9. 8. Membutuhkan modul pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit 2/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
10. 9. Pernah menggunakan model pelatihan tertentu untuk pelatihan pengelolaan
sampah rumah tangga *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
11. 10. Bahan pelatihan yang dibutuhkan berupa konsep pengelolaan sampah
secara umum, konsep pemilahan sampah, dan konsep pengomposan sampah
rumah tangga *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
This content is neither created nor endorsed by Google.
Forms
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit 3/3
3/12/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
3 responses
Publish analytics
Nama Lengkap Sesuai KTP
3 responses
Rudi Saragih
Reni
Dafit
1. Pernah mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah
tangga sebelumnya
3 responses
Ya
Tidak
100%
2. Memiliki bahan pelatihan berupa kurikulum pelatihan
3 responses
Ya
Tidak
100%
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/viewanalytics 1/4
3/12/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
3. Memiliki bahan pelatihan berupa modul Ya
Tidak
3 responses
66.7%
33.3%
4. Memiliki bahan pelatihan berupa handout/buku cetak
3 responses
Ya
Tidak
100%
5. Memiliki bahan pelatihan berupa salindia PPT Ya
Tidak
3 responses
100%
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/viewanalytics 2/4
3/12/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
6. Menyelenggarakan pelatihan untuk calon trainer pelatihan pengelolaan
sampah rumah tangga
3 responses
Ya
Tidak
100%
7. Membutuhkan kurikulum pelatihan Ya
Tidak
3 responses
100%
8. Membutuhkan modul pelatihan Ya
Tidak
3 responses
100%
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/viewanalytics 3/4
3/12/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
9. Pernah menggunakan model pelatihan tertentu untuk pelatihan
pengelolaan sampah rumah tangga
3 responses
66.7% Ya
Tidak
33.3%
10. Bahan pelatihan yang dibutuhkan berupa konsep pengelolaan sampah
secara umum, konsep pemilahan sampah, dan konsep pengomposan
sampah rumah tangga
3 responses
Ya
Tidak
100%
This content is neither created nor endorsed by Google. Report Abuse - Terms of Service - Privacy Policy
Forms
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/viewanalytics 4/4
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Petunjuk
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
2. Berikan komentar yang sesuai
Nama Lengkap Sesuai KTP *
Rudi Saragih
1. Pernah mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya *
Ya
Tidak
2. Memiliki bahan pelatihan berupa kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
3. Memiliki bahan pelatihan berupa modul *
Ya
Tidak
4. Memiliki bahan pelatihan berupa handout/buku cetak *
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNh-nK7po9bCYa1LH4BuBoaUwuYW-OH… 1/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
5. Memiliki bahan pelatihan berupa salindia PPT *
Ya
Tidak
6. Menyelenggarakan pelatihan untuk calon trainer pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
7. Membutuhkan kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
8. Membutuhkan modul pelatihan *
Ya
Tidak
9. Pernah menggunakan model pelatihan tertentu untuk pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
10. Bahan pelatihan yang dibutuhkan berupa konsep pengelolaan sampah secara umum, konsep pemilahan sampah, dan konsep
pengomposan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
This content is neither created nor endorsed by Google.
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNh-nK7po9bCYa1LH4BuBoaUwuYW-OH… 2/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Forms
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNh-nK7po9bCYa1LH4BuBoaUwuYW-OH… 3/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Petunjuk
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
2. Berikan komentar yang sesuai
Nama Lengkap Sesuai KTP *
Reni
1. Pernah mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya *
Ya
Tidak
2. Memiliki bahan pelatihan berupa kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
3. Memiliki bahan pelatihan berupa modul *
Ya
Tidak
4. Memiliki bahan pelatihan berupa handout/buku cetak *
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNg9ixsAG2CKZqOfWggxmsb_D4bPjCys… 1/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
5. Memiliki bahan pelatihan berupa salindia PPT *
Ya
Tidak
6. Menyelenggarakan pelatihan untuk calon trainer pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
7. Membutuhkan kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
8. Membutuhkan modul pelatihan *
Ya
Tidak
9. Pernah menggunakan model pelatihan tertentu untuk pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
10. Bahan pelatihan yang dibutuhkan berupa konsep pengelolaan sampah secara umum, konsep pemilahan sampah, dan konsep
pengomposan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
This content is neither created nor endorsed by Google.
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNg9ixsAG2CKZqOfWggxmsb_D4bPjCys… 2/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Forms
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNg9ixsAG2CKZqOfWggxmsb_D4bPjCys… 3/3
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
Petunjuk
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
2. Berikan komentar yang sesuai
Nama Lengkap Sesuai KTP *
Dafit
1. Pernah mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya *
Ya
Tidak
2. Memiliki bahan pelatihan berupa kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
3. Memiliki bahan pelatihan berupa modul *
Ya
Tidak
4. Memiliki bahan pelatihan berupa handout/buku cetak *
Ya
Tidak
5. Memiliki bahan pelatihan berupa salindia PPT *
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNieVj7CAPdJuE1oQCz1o3Z7JJIHokjot8B… 1/2
3/11/2021 Penelitian Pendahuluan untuk Lembaga
6. Menyelenggarakan pelatihan untuk calon trainer pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
7. Membutuhkan kurikulum pelatihan *
Ya
Tidak
8. Membutuhkan modul pelatihan *
Ya
Tidak
9. Pernah menggunakan model pelatihan tertentu untuk pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
10. Bahan pelatihan yang dibutuhkan berupa konsep pengelolaan sampah secara umum, konsep pemilahan sampah, dan konsep
pengomposan sampah rumah tangga *
Ya
Tidak
This content is neither created nor endorsed by Google.
Forms
https://docs.google.com/forms/d/1oB21CIqQZ1bq3BXiW7hOKG1Y7r247rT-5rXZ4sLyy7Y/edit#response=ACYDBNieVj7CAPdJuE1oQCz1o3Z7JJIHokjot8B… 2/2
3/12/2021 Penelitian Pendahulun untuk Calon Trainer
Penelitian Pendahulun untuk Calon Trainer
Petunjuk
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
2. Berikan komentar yang sesuai
* Required
1. Nama Lengkap *
2. 1. Pernah mengikuti kegiatan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
3. 2. Memahami tentang pengelolaan sampah rumah tangga *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
4. 3. Saat mengikuti pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga yang sebelumnya, saya memahami tujuan dari program
pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
5. 4. Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya menggunakan modul pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
6. 5. Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebelumnya menggunakan kurikulum pelatihan *
Mark only one oval.
Ya
Tidak
https://docs.google.com/forms/d/1qKe052Ag2rjVY0t-KYAf855tFN539_cVm7OFhsVnh4o/edit 1/3