HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
i
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
ii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
iii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
iv
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Daftar Isi Hal
Kata Pengantar............................................................................................................................ vii
Prakata I
Memaknai “Hidup Bahagia”......................................................................................................... xi
Prakata II
Cara Leluhur Tionghoa Mendidik Keturunannya Sejak 4500 Tahun Lalu..................................... xv
BAB XXXI
Janji Wajib Ditepati; Memilah Benar Dan Salah........................................................................... 1
BAB XXXII
Cara Memupuk Kebajikan Dan Memperbaiki Kesalahan/Keburukan.......................................... 17
BAB XXXIII
Mendidik Anak Harus Dimulai Dengan “Budi Pekerti” Sebagai Dasar........................................ 33
BAB XXXIV
“Kekhilafan” Dan “Kejahatan”, Hanya Berbeda Dalam Motif...................................................... 47
BAB XXXV
“Sejuta Makhluk Dunia, Satu Jua Tubuhnya, Satu Sama Lain, Wajib
Saling Menyayangi”..................................................................................................................... 59
BAB XXXVI
Kasih Sayang: Merasakan Dengan Hati Kebutuhan Yang Dikasihi............................................... 75
BAB XXXVII
Kesalahan Orang Hanya Tersimpan Dalam Hati, Kebajikan Orang Perlu Disebarluaskan;
Yang Tersimpan Dalam Hati Hanya Kasih & Hormat.................................................................... 89
BAB XXXVIII
Perlakukan Sesama Dengan Hati Lapang Tugas Dan Kewajiban Guru/Pendidik......................... 105
BAB XXXIX
Kewajiban Moral Seorang Guru: “Bijak; Akrab; Mendidik”..................................................... 115
v
BAB XL
Pemahaman Dan Pengamalan Berjalan Seiring Tekadku Menekuni Ajaran
Para Bijak Dan Suci..................................................................................................................... 129
Catatan Penutup......................................................................................................................... 139
Profil Penulis............................................................................................................................... 143
Profil Penyadur........................................................................................................................... 144
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
KATA PENGANTAR
Kisah penerbitan buku ini bermula dari sebuah pertemuan tiga Alumni PAHOA pada awal
November 2007. Mereka adalah Soeseno Boenarso (Angkatan 1965) dan Soetjipto Nagaria dan
Penyadur buku ini (Angkatan 1958). Kami bertiga dengan serius membahas VISI dan MISI Sekolah
Terpadu PAHOA. Sebelumnya kami sudah bersepakat akan membangun kembali Sekolah Terpadu
PAHOA.
Pembahasan kami tentang VISI dan MISI tersebut berlangsung menjelang Rapat Pengurus
Perkumpulan Pancaran Hidup (PPH), Wadah Tunggal Alumni Sekolah PAHOA, JPP dan SMAN 19
yang dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 24 Nopember 2007. Rapat Pengurus Perkumpulan
itu mempunyai dua tujuan yaitu: mempersiapkan peringatan HUT ke-23 Perkumpulan Pancaran
Hidup, dan menyampaikan kepada semua Alumni wacana membangun/mendirikan kembali
Alma Mater PAHOA. Sekolah itu akan tetap menyandang nama “Sekolah PAHOA” dan tetap
mempertahankan status Sekolah Nasional Plus, lengkap dengan VISI dan MISI-nya.
Kami bertiga mencapai kesepakatan bulat tentang isi dari VISI & MISI PAHOA, dan Penyadur
pun langsung diminta menyusun Draft VISI & MISI Sekolah Terpadu PAHOA. Draft itu akan dibahas
oleh kami bertiga sebelum dipaparkan untuk disepakati para peserta Rapat Badan Pengurus PPH
pada tanggal 24 Nopember 2007 di Hotel Alila. VISI PAHOA yang akhirnya dipaparkan kepada
Rapat Pengurus PPH itu berbunyi sebagai berikut:
VISI
Sekolah Terpadu PAHOA bertekad menjadi Sekolah Nasional Plus Trilingual Unggulan dan
terkemuka yang memiliki:
• Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Guru yang tinggi
• Pengajaran Trilingual - Indonesia, Mandarin dan Inggris yang intensip
• Pendidikan Moral Etika dengan mengacu kepada Ajaran Confucius yang universal
vii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sehingga mampu mendidik siswa-siswa yang Cerdas, Sehat dan Berakhlak Mulia, yang melestarikan
Tata Nilai Budaya dan Falsafah PAHOA pada khususnya, dan mencerdaskan bangsa pada umumnya.
VISI PAHOA ini dengan suara bulat diterima seluruh Alumni peserta rapat. Selanjutnya, dalam
persiapan memulai pendidikan Moral & Etika di Sekolah PAHOA yang akhirnya didirikan kembali di
Gading Serpong, Tangerang, Pengurus Sekolah mengalami kendala. Yaitu tidak tersedia di negeri kita Buku
Pegangan Siswa dan Buku Penuntun Guru tentang Pendidikan BUDI PEKERTI yang bisa menjadi rujukan
bagi Sekolah PAHOA. Karena itu kami menyusun materi Pendidikan BUDI PEKERTI yang berisi 10 butir
Prinsip Moral Confucius. Materi kami kutip dari buku “ANALECT”, karya Maha Guru Confucius, dan dalam
penyusunannya kami dibantu oleh pakar pendidikan Ibu Dra Endang Setiawati. Materi disusun dalam
bentuk Kertas Kerja (WorkSheet), yang mencoba menguraikan satu persatu kesepuluh butir Prinsip Moral
Confucius. Uraian masing-masing Prinsip Moral itu diperkaya dengan kisah-kisah nyata yang terjadi di
dalam masyarakat. Kisah-kisah itu relevan dengan butir-butir Prinsip Moral yang dibahas. Namun, Kertas
Kerja Pendidikan Budi Pekerti karya Tim Penyusun PAHOA bersama dengan Ibu Endang tersebut masih
jauh dari sempurna. Kertas Kerja tersebut tidak dilengkapi dengan “Penuntun Perilaku” bagi kasus-kasus
nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Di suatu hari tahun 2008 kami menerima dari Yayasan Yabumi sebuah Buku Saku berjudul “DI ZI
GUI” yang secara harfiah berarti “STANDAR BUDI PEKERTI SEORANG ANAK & PELAJAR”, karya LI YUE XIU,
seorang pujangga yang hidup di zaman Dinasti Qing pada abad ke-16. Buku ini ditulis dalam bentuk puisi,
dan berisi hanya 1080 karakter Huruf Mandarin. Namun buku ini mengandung 6 (enam) Prinsip Moral
dan Kebajikan yang patut dimiliki seorang anak atau pelajar:
1. Berbakti kepada orangtua
2. Saling menyayangi dan menghormati antara kakak dan adik
3. Senantiasa mawas diri, berhati-hati dalam tutur kata dan perilaku
4. Senantiasa menepati janji dan terpercaya
5. Sayangilah sesama manusia
6. Dekatilah orang-orang bijak dan penuh kebajikan, dan pelajarilah kearifan mereka
7. Setelah keenam kebajikan di atas telah dimiliki, belajarlah dan tuntutlah ilmu setinggi-tingginya.
Timbul sekilas kesan bahwa Buku Saku DI ZI GUI mengandung hanya 6 butir Prinsip Moral & Kebajikan
Ajaran Confucius! Sedangkan kita sama maklum bahwa Ajaran Confucius mengandung 10 butir Prinsip
Moral & Kebajikan. Karena itu kami memutuskan Sekolah PAHOA akan tetap memakai 2 (dua) jenis Buku
viii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Pegangan Siswa yakni: Kertas Kerja Pendidikan Budi Pekerti oleh Tim Penyusun PAHOA, dan Buku Saku
DI ZI GUI, Dua Bahasa, yang diterbitkan oleh Yayasan Yabumi. Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar masih
ada tambahan sebuah buku yakni Buku “CIVIC AND MORAL STUDIES” terbitan Singapura.
Tanggal 09 Juni 2011 kami para pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran PAHOA diundang
berkunjung ke Penang Chung Ling High School di Malaysia. Pada kesempatan itu setiap anggota
rombongan kami dihadiahi sebuah buku berjudul “Pembahasan Rinci DI ZI GUI”, karangan Guru Cai Li XU,
salah seorang pemimpin World Amitabha Buddhist Society. Guru Cai adalah juga seorang pakar, peneliti
dan pendidik senior DI ZI GUI. Setelah sempat menyimak beberapa bab dalam buku “Pembahasan Rinci
DI ZI GUI”, pandangan dan pemahaman kami tentang ajaran DI ZI GUI langsung berubah total! Ternyata DI
ZI GUI tidak mengandung 6 (enam) butir saja Prinsip Moral & Kebajikan Confucius, melainkan mencakup
keseluruhan 10 butir Prinsip Moral Confucius, yakni: REN – Welas Asih/Kasih Sayang; YI – Kebenaran &
Keadilan; LI – Tata Krama/Sopan Santun; ZHI – Kebijaksanaan; XIN – Terpercaya; XIAO – Berbakti kepada
orangtua; TI – Saling menghormati & menyayangi antar saudara; ZHONG – Kesetiaan & Ketulusan; LIAN
– Jujur Bersih; CHI – Perasaan Malu/Harga Diri.
Dalam Buku “Pembahasan Rinci DI ZI GUI”, Guru Cai mengupas isi Ajaran DI ZI GUI tidak sebatas yang
secara harfiah tercantum dalam buku asli DI ZI GUI. Ia “memperluas” kupasannya hingga mencakup juga
Aturan/Pedoman Perilaku Bajik bagi: Hubungan antara atasan dan bawahan; Hubungan antara suami
dan isteri; Hubungan antar teman; dan Hubungan antara yang diperintah (rakyat) dan yang memerintah
(Pemerintah/Pejabat Negara). Bahkan Guru Cai memperkaya pembahasannya dengan menyisipkan
cerita-cerita klasik Tiongkok dan berbagai kisah nyata yang terjadi akhir-akhir ini. Kisah-kisah itu relevan
dengan Topik Pembahasan sehingga uraian Guru Cai menjadi makin menarik dan hidup.
Karena Buku “Pembahasan Rinci DI ZI GUI” ini penting bagi para orangtua murid dan para guru
Sekolah Terpadu PAHOA – baik Guru Pendidikan Budi Pekerti maupun Guru-guru bidang studi lain –
maka buku ini perlu dijadikan Buku Penuntun bagi mereka dalam pendidikan keluarga dan Pendidikan
Budi Pekerti bagi para siswa. Juga, karena sebagian orangtua siswa, Guru-guru Pendidikan Budi Pekerti,
dan Guru-guru bidang studi lain di Sekolah PAHOA tidak menguasai bahasa Mandarin, maka kami
memutuskan menyadur isi Buku “Pembahasan Rinci DI ZI GUI” kedalam bahasa Indonesia. Penulisan
Guru Cai yang bergaya “berwicara” di seminar agak dirubah menjadi bergaya bertutur dan bercerita,
dengan tidak mengurangi sedikitpun esensi buku ini.
ix
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Dalam proses penyaduran buku ini, kami sangat terbantu oleh hasil terjemahan awal buku
ini oleh Ibu Susi dari Yayasan Yabumi sebanyak 20 bab. Bapak Eddy Mulianto, Ketua Yayasan Yabumi
menyerahkan naskah terjemahan kepada kami supaya kami mengoreksi dan sekaligus mengeditnya. Atas
segala kebaikan dan bantuan Bapak Eddy Mulianto kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya dan
penghargaan setinggi-tingginya.
Pekerjaan menyadur buku ini telah memperoleh RESTU dari Master Chin Kung, pendiri Yayasan
Amitabha Dunia; dan juga Guru Cai Li Xu, pengarang buku ini. Kedua tokoh ini dengan tulus hati berharap
bahwa terbitnya saduran “Pembahasan Rinci DI ZI GUI” dalam Bahasa Indonesia akan membawa
kemaslahatan sebesar-besarnya bagi anak-anak dan para pelajar Indonesia pada khususnya, dan
Masyarakat dan Rakyat Indonesia pada umumnya.
Tidak lupa, kami menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada rekan-rekan pembina, pengawas dan pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran
PAHOA, seluruh jajaran Guru dan Karyawan, dan khususnya kepada adik ipar kami Sdri Santirini beserta
keluarganya yang bergotong royong membantu mengetik ulang dan melakukan edit final naskah-naskah
saduran kami.
Kami menyadari keterbatasan pengetahuan kami tentang Ajaran DI ZI GUI, dan juga keterbatasan
penguasaan Bahasa Mandarin kami. Tidak terelakkan terjadi kesalahan dan kekurangan di sana-sini,
untuk mana kami mohon para pembaca yang budiman dapat membukakan pintu maaf yang sebesar-
besarnya.
Harapan kami dan kita semua, semoga semua anak dan pelajar Indonesia menjadi manusia-manusia
berbudi luhur dan berakhlak mulia. Semoga Bangsa dan Negara kita RUKUN, DAMAI dan SEJAHTERA.
Jakarta, 10 September 2014
Penyadur:
(Ir. Suryono Limputra)
x
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
PRAKATA I
MEMAKNAI “HIDUP BAHAGIA”
Para pembaca yang budiman. Apakah Anda hidup bahagia? Apakah kedua orangtua Anda
masih lengkap dan hidup bahagia? Apakah Anda pasangan suami-isteri yang hidup harmonis dan
bahagia? Bagaimana dengan karir Anda, apakah berjalan mulus? Dan akhirnya, apakah putera-
puteri Anda bertumbuh sehat dan penurut?
Hal-hal di atas merupakan alasan yang membuat hidup Anda bahagia. Sungguh beralasan
untuk mengatakan bahwa BAHAGIA memang ada dan bermukim di HATI Anda.
Kita sadar bahwa begitu banyak manusia yang hidup di dunia fana ini bergumul, berkutat dan
berjuang untuk menggapai cita-cita hidupnya, yaitu Hidup Bahagia! Namun, adalah kenyataan
bahwa manusia senantiasa terombang-ambing diantara apa yang telah diperolehnya dan apa
yang tidak berhasil didapatnya. Banyak orang beranggapan bahwa mereka sedang berjuang
mencari Zona Tulus dan Nyaman, yaitu hidup serba berkecukupan. Bagi mereka, Hidup Bahagia
adalah “Hidup serba sempurna dan berkecukupan”.
Melihat kilas balik perjalanan hidup kita selama ini, kita menemukan diri kita yang penuh
dengan kesibukan dan langkah-langkah yang membabi buta, dan bahkan kehilangan arah.
Separoh hidup Anda dijejali dengan kesibukan. Anda begitu sibuk sampai-sampai Anda buta
terhadap kebutuhan-kebutuhan orang-orang-orang yang Anda kasihi! Anda tersesat dan tidak lagi
mampu mengendalikan Hati dan Pikiran Anda. Rasa Aman menguap lenyap dari dalam diri, dan
orang-orang terkasih kehilangan rasa aman. Tidak hanya itu. Orang-orang sekeliling Anda juga ikut
gelisah.
Mengapa manusia yang awalnya bercita-cita menggapai Kebahagiaan pada akhirnya
menemukan kehidupannya demikian pahit? Anda perlu menoleh ke belakangan. Pada titik awal
perjalanan hidup Anda rupa-rupanya Anda bercita-cita menemukan KETULUSAN. Lalu apa yang
xi
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
terjadi? Ternyata Anda akhirnya tidak pernah memberi Ketulusan kepada dunia ini. Sebaliknya,
Anda hanya berharap orang lain akan memberikan Ketulusan kepada Anda. Anda mengejar
Hidup Sempurna dan berkecukupan; Anda ingin orang terkasih selalu ada di sisi Anda, dan Anda
menginginkan semua urusan dan semua benda dalam kondisi sempurna! Nafsu dan keinginan
Anda demikian besar ! Anda terus menerus menuntut ke sekeliling Anda. Sampai akhirnya anda
melupakan fakta ini: Justru DIRI ANDA SENDIRI adalah yang paling tidak sempurna! Maka, yang
paling dulu disempurnakan adalah HATI dan PIKIRAN Anda sendiri.
Di dunia yang kita huni bersama ini terdapat AJARAN-AJARAN yang berisikan begitu banyak
petunjuk mencapai Ketulusan, Kesempurnaan dan Kebajikan. Para nabi agama-agama besar dan
para filsuf dunia meninggalkan dan mempersembahkan ajaran-ajaran itu kepada Umat Manusia.
Para Nabi Agung dan Bijak itu telah tiada, namun Ajaran-Ajaran mereka tetap lestari. Adalah
kewajiban dan tugas manusia di masa kini mewujudkan ajaran-ajaran itu.
Akhir-akhir ini banyak orang berbicara tentang “DAMAI & HARMONIS”. Dari mana datangnya
“Damai dan Harmonis”? Dan harus dimulai dari manakah “Damai dan Harmonis” itu?
Hidup “Damai dan Harmonis” dimulai dari Diri Kita Sendiri ! Kita memulainya dengan Peduli
pada Orang Lain; menghormati dan menghargai Orang Lain; banyak MEMBANTU tanpa diminta;
banyak MEMBERI. Apabila kita melakukan hal-hal ini kita akan merasa bahwa perubahan besar
telah terjadi dalam hidup ini. Jelas, BAHAGIA timbul bukan karena kepemilikanmu yang makin
menumpuk melainkan karena makin berkurangnya KEGALAUAN-mu.
BAHAGIA juga terletak pada Ketekunan dan Loyalitas dalam menjalankan profesi Anda;
Ketulusan dalam menunaikan Kewajiban; Ayah mengayomi anak-anaknya dengan Kasih; Anak
berbakti kepada Orangtua; Suami bersikap Adil & Bijak terhadap isteri; isteri setia dan berbakti
kepada suami; Kakak mengasihi adik dan adik menghormati kakak; Kepala Negara penuh Welas
Asih dan para pejabat setia, jujur dan bersih; dan Kepercayaan antar teman terjaga. Ini semua
adalah perwujudan Bahagia.
Sesungguhnya, betapa mudah kita bisa memperoleh Kebahagiaan. Tangis pertama bayi
membawa Kebahagiaan; saling menghargai antara mertua dan menantu demi kelangsungan
Kebahagiaan Keluarga adalah juga Kebahagiaan. Senyum seorang teman membawa kebahagiaan!
xii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sapaan seorang anak kepada orangtuanya adalah Kebahagiaan. Tubuh sehat yang kita miliki
adalah Kebahagiaan…
Asalkan kita jeli dan paham untuk menjaganya, Kebahagiaan yang mengalir dari berbagai
peristiwa sehari-hari seperti disebut di atas berada di pelupuk mata kita. Maka, tidak ada alasan
untuk tidak Bahagia!
Namun, walaupun kita telah lama menjalani hidup kita, toh kita belum merasakan
Kebahagiaan yang sepenuhnya. Padahal Kebahagiaan sesungguhnya dapat diraih hanya dengan
seuluran tangan. Mengapa hal ini terjadi? Tidak lain karena Jalan Hidup yang kita lalui adalah
jalan yang penuh dengan PERSAINGAN, KEAKUAN, SIKAP EGOSENTRIS dan PERGULATAN, yang
semuanya mengakibatkan Kegalauan Hati, Kebencian & Ketidakpuasan, Konflik dan Benturan.
Pada gilirannya, didalam Keluarga, Masyarakat dan Negara semakin tercipta Ketidak-damaian dan
Ketidak-harmonisan! Tanpa Kedamaian dan Keharmonisan, bagaimana mungkin manusia bisa
merasakan Kebahagiaan?
Anda mungkin berdalih: Biarkan aku kini berjuang, bergulat, menyibukkan diri untuk
beberapa tahun lagi! Nanti, setelah beberapa tahun atau beberpa puluh tahun lagi baru aku
santai menikmati Kebahagiaan. Itu tidak betul. Kerena dengan bersikap demikian, saat ini juga
Anda kehilangan kesempatan menikmati Kebahagiaan. Apakah ada jaminan di suatu hari kelak
Anda akan mendapatkan Kebahagiaan yang Anda impikan? Tidak! Pada saat Anda merasa telah
mencapai sukses materi, saat itu juga Penyakit Degeneratif telah mulai menyerang. Hubungan
Anda dengan keluarga Anda telah menjadi demikian dingin dan sangat renggang. Mungkin Anda
tidak sempat lagi berbakti kepada orangtua Anda. Maka, Kebahagiaan di masa depan dipupuk
dengan kebahagiaan yang dihayati hari demi hari!
Ingatlah. Hari kemarin telah lewat; esok hari adalah hari yang belum diketahui. Sahabat-
sahabatku sekalian, kita semua memiliki SAAT INI. Manfaatkanlah saat ini sebaik-baiknya demi
Kebahagiaan, Kedamaian dan Keharmonisan Keluarga, Masyarakat dan Diri sendiri.
“Damai dan Harmonis” merupakan kebutuhan setiap Manusia Berjiwa. Hanya dengan HATI
penuh Damai dan Harmonis manusia dapat meraih Kebahagiaan sejati. Sedangkan “damai dan
Harmonis” hanya dapat diraih dengan “Menanggalkan Sikap Egosentris; banyak melakukan amal
xiii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
dan derma; banyak Peduli pada sesama; sebanyak mungkin memahami orang lain; Toleran dan
berlapang dada; Penuh Kesabaran dalam menghadapi masalah; Menolong orang lain mencapai
tujuannya; Mengemban Misi dan Tanggung jawab sosial.
Kita sama-sama maklum bahwa tidak satu pun di Bumi ini yang tidak dinaungi Langit; tidak
satu pun di Bumi ini yang tidak dijunjung Bumi. Umat manusia yang hidup ditengah-tengah, yaitu
diantara Bumi dan Langit, wajib meniru Kebajikan Tanpa Ego, seperti yang diperlihatkan oleh
Bumi dan Langit.
Kebahagiaan hanya terdapat dalam Hati dan Pikiran kita. Bila Hati dipenuhi Welas Asih, maka
kebahagiaan hadir pada diri kita. Pepatah mengatakan: “Bila semua orangtua di dunia engkau
anggap sebagai orangtuamu sendiri; bila semua anak di dunia engkau anggap sebagai anakmu
sendiri; maka akan tercipta Dunia yang SATU, dengan Masyarakat yang DAMAI dan HARMONIS”.
Semoga pesan pepatah ini dapat terwujud! (*)
xiv
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
PRAKATA II
CARA LELUHUR TIONGHOA MENDIDIK KETURUNANNYA
SEJAK 4500 TAHUN LALU
Tiongkok mempunyai sejarah lebih dari 5000 tahun. Ribuan tahun lamanya bangsa Tionghoa
dapat bertahan hidup dan tidak terhapus dari muka bumi. Tidak diragukan lagi, hal ini bisa terjadi
karena sebuah kekuatan raksasa yang dibangkitkan oleh Pendidikan Kultur Tradisional Bangsa.
Confucius dalam Kitab (LI JI) yang ditulisnya, berkata dengan jitu: “Membangun Negara dan
Bangsa; Pendidikan adalah Ujung Tombak”.
Namun, sangat disayangkan. Kita menyaksikan bahwa seabad terakhir, karena berbagai
alasan, Pendidikan Kultur Tradisional Tiongkok mengalami perusakan luar biasa. Adalah tugas
suci Bangsa Tionghoa di Negara Tiongkok menyelamatkan dan melestarikan pendidikan kultur
tradisionalnya. Sejarah ribuan tahun telah membuktikan bahwa melalui penerapan Sosial-nya,
Kultur Tradisional Tiongkok menjadi Kekuatan Raksasa yang secara nyata menjaga Kelangsungan
Kedamaian dan Ketenteraman masyarakat. Juga telah terbukti nyata bahwa Kultur Tradisional
Tiongkok sudah menjadi Pondasi bagi Kemakmuran dan Kejayaan Bangsa dan Negara.
Kini kita hidup di tengah Peradaban Materi Modern. Namun ini tidak berarti bahwa sesuatu
yang kuno pasti kadaluwarsa, karena WISDOM (Kebijaksanaan) dan KEBENARAN adalah KEKAL
dan senantiasa TERBARUKAN. Ibarat matahari, walau Matahari adalah benda Kuno, setiap pagi
ia terbarukan. Matahari tidak hanya memberi Kehidupan, tetapi juga membawa PENERANGAN
dan HARAPAN. Ajaran-ajaran para Bijak dan Suci adalah bagaikan Sinar Matahari yang hangat,
menghangatkan seluruh jagad dan membawa Kebahagiaan bagi Umat Manusia!
Pendidikan dan Ajaran para Bijak di Tiongkok Kuno dapat ditelusuri hinga 4500 tahun lalu, yang
diwariskan dari generasi ke generasi sampai ke zaman kita. Pada masa Dinasti HAN, dengan Kaisar
HAN WU DI, Ajaran Confucius resmi ditetapkan menjadi Kebijakan Pendidikan Negara/Kerajaaan.
Kebijakan Pendidikan yang berlandaskan Ajaran dan Falsafah Confucius tetap dipertahankan
hingga paruh pertama Abad ke-20, ketika ajaran ini mulai pelan-pelan ditinggalkan. (Kita sadar
xv
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
bahwa setelah memasuki Era Reformasi yang dipelopori Deng Xiao Ping, Kebijakan Pendidikan
Kultur Tradisional mulai dipulihkan pelan-pelan).
Sebenarnya, PENDIDIKAN dan AJARAN apa yang telah disampaikan oleh Pendidikan Kultur
Tradisional Tiongkok kepada kita? Jawabannya adalah sebagai berikut:
- Mengenal dan Memahami HUKUM PERGERAKAN ALAM yang menembus WAKTU dan
RUANG. Inilah yang disebut DAO (PATH).
- Mendidik dan membimbing Umat Manusia agar PATUH kepada HUKUM ALAM; atau:
Jadilah Manusia yang tidak melanggar HUKUM ALAM. Inilah yang disebut DE (MORAL
KEBAJIKAN).
Dalam pergaulan antar manusia, tidak peduli kaya atau miskin, bangsawan atau rakyat jelata,
secara alamiah akan terbentuk 5 (lima) macam HUBUNGAN sebagai berikut:
Hubungan antara AYAH dan ANAK: Ayah mengasihi Anak, Anak berbakti kepada Ayah-Bunda.
Hubungan antara PENGUASA dan PEJABAT BAWAHAN-nya: Antara Pemimpin dan yang
dipimpin; Pengusaha memperlakukan Bawahannya dengan SOPAN dan ADIL, dan Bawahan
melayani Penguasa dengan LOYAL (SETIA).
Hubungan Suami-Isteri: Antara laki-laki (Suami) dan Perempuan (Isteri) terdapat perbedaan
TUGAS, yaitu Suami bertugas keluar dan Isteri mengurus Rumah Tangga. Suami dan Isteri
menunaikan Tanggung Jawab masing-masing.
Hubungan Kakak-Adik: Antara yang TUA (Kakak) dan yang Muda (Adik) terdapat URUTAN
jelas. Kakak Beradik senantiasa HIDUP RUKUN dan SALING MENGASIHI.
Hubungan antar Sahabat: Pergaulan antarsahabat, saling menjaga KEPERCAYAAN;
mengutamakan KEBENARAN dan KEADILAN.
Inilah Aturan yang patut tentang Hubungan Antar Manusia. Sepanjang hidupnya manusia
tidak akan dapat menghindar dari kelima HUBUNGAN tersebut di atas. Camkanlah! Mematuhi
xvi
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
kelima Aturan Hubungan Antar Manusia adalah PONDASI untuk tumbuh menjadi MANUSIA
UTUH! Melanggar kelima Aturan Hubungan Antar Manusia ini akan membuat Manusia sulit
“eksis” dan menempatkan diri dalam masyarakat. Maka akan terjadi ketidak-harmonisan dalam
keluarga; kekacauan norma-norma masyarakat; krisis moral; dan terancamnya kestabilan dan
ketenteraman dalam Negara.
Hukum Alam yang mengatur kelima Aturan Hubungan Antar Manusia ini adalah KEKAL, tidak
akan pernah berubah. Hukum ini merupakan Pemahaman yang perlu ditanamkan pada setiap
Umat Manusia agar dapat Hidup Tenteram dan Bahagia. Ajaran ini adalah juga Ilmu Pengetahuan
Alam Semesta yang dapat menjamin kelangsungan masyarakat yang AMAN DAN TENTERAM.(*)
xvii
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB XXXI
JANJI WAJIB DITEPATI; MEMILAH BENAR DAN SALAH
Dalam bab ini, Guru Cai membahas unsur ke-4 dari Di Zi Gui, yakni “ Layak Dipercaya -
信” 。Dalam bab-bab terdahulu Guru Cai memaparkan bahwa kelima Aspek Hubungan Antar
Manusia “senantiasa mengandung tiga buah Essensi yakni “Sense Of Trust: Dapat Dipercaya”; “
Sense of Moral Ethics: Bermoral Etika “; dan “ Sense of Gratitude: Senantiasa mengingat Budi Baik
dan tak lupa membalas Budi Baik seseorang”. Ketiga Esensi ini mendorong kita saling Memberi
& Berbagi dan saling Mendukung”. Dengan demikian Hubungan Antar Manusia akan semakin
damai; bahagia dan harmonis!
Tatkala kita mengangkat Isu “Watak Dapat Dipercaya”, pikiran kita langsung melayang ke Dunia
Perdagangan. Apakah berkiprah di dunia Perdagangan juga menuntut “Sikap Dapat Dipercaya?”
Jawabannya: YA! Akan tetapi sudah menjadi Ungkapan di masyarakat luas bahwa “Bila tidak licik
dan tidak menipu, tak bakal jadi pedagang!” Pandangan miring sudah menyebar luas di jaman
sekarang ini. Nah, di mana kita harus menempatkan diri kita? Karena di masyarakat ada pula
Ungkapan yang berbunyi: “Bila manusia sudah tidak mementingkan diri sendiri, kiamatlah dunia
ini.” Siapa yang menciptakan Ungkapan ini? Tidak ada yang tahu!
Mengapa orang menciptakan Ungkapan ini? Sebuah Ungkapan yang melukiskan Sikap
Egosentris! sangat mungkin pencetus Ungkapan tersebut, mencari “Pembenaran” bagi dirinya!
Sangat jelas sikap seperti ini sangat salah. Maka kita harus dapat meyakini bahwa sebuah Ungkapan
yang beredar di masyarakat dapat menciptakan pandangan yang keliru! Kita harus berhati hati baik
dalam “Berucap” maupun dalam “Berperilaku”! Bila kita belum atau tidak yakin akan Kebenaran
kata-kata yang akan kita ucapkan, tidak boleh sama sekali kita sembarang menyebarluaskannya!
Ingat “Berita yang belum kita yakini kebenarannya, jangan mudah kita sebarluaskan”.
Kembali kepada “Usaha Perdagangan”, kami sering bertemu dengan orangtua murid yang
berkata kepada kami, “Kalian telah mendidik putra kami agar berlaku jujur. Setelah nanti mereka
1
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
lulus dan berkiprah di bidang perdagangan, bagaimana dia harus bersikap?” Kepada orangtua
tersebut kami akan berkata dengan tegas, “Dengan kejujurannya, ia pasti mendapat kepercayaan
menduduki jabatan Direktur Utama! Dan jika setiap orang atau perusahaan lain tidak jujur alias
curang maka hanya anak itulah yang jujur! Maka para calon pembeli akan memilih berdagang
dengan yang mana? Tentu saja mereka akan memilih berdagang dengan orang atau perusahaan
yang layak dipercaya!” Jadi Ungkapan yang mengatakan jika tidak licik dan curang tak bakal cocok
jadi Pedagang, merupakan sebuah kekeliruan besar. Orang itu mungkin dapat menipu satu, atau
dua kali, tetapi ia tak mungkin dapat menipu terus menerus!
Pepatah mengatakan: “Dengan berjalannya waktu, hati dan pikiran seseorang dapat
terkuak!” Usaha yang diperoleh dengan cara curang dan tipu daya akan berakibat terpupusnya
rejeki orang itu. Orang itu mungkin merasa hebat karena berhasil meraih keuntungan berlipat
ganda berkat kecurangan dan tipu dayanya. Padahal keuntungan yang diraihnya sudah menjadi
“peruntungannya”. Karena memakai cara yang curang, maka rejeki yang sejak awal telah melekat
pada dirinya terpupuslah sudah! Di sini kita lihat bahwa: Orang yang curang akhirnya dicurangi
oleh dirinya sendiri! Karena itu hubungan antar manusia harus menjunjung “Watak dapat
dipercaya” baik di Pemerintahan dan di dunia Perdagangan, maupun di segala Tatanan Organisasi
dan Pergaulan apapun, menjaga “Watak dapat dipercaya” dalam diri kita adalah Sikap Hidup yang
paling tepat!
[ 事非宜,勿轻诺,
Permohonan atau permintaan yang tidak pantas jangan dengan mudah Anda kabulkan.
苟轻诺,进退难,
Jika Anda dengan mudah mengabulkannya. Anda akan terjerumus pada situasi: Maju kena,
mundurpun kena]
Kami ingin mengangkat isu mengenai “Permintaan seorang anak.” Permintaan yang pantas
layak kita penuhi, tetapi permintaan yang tidak pantas harus kita tolak dengan gigih. Apabila
apapun yang diminta anak anda selalu anda turuti maka anda sebenarnya telah menumbuhkan
Watak Tamak dan Watak Pemboros pada diri anak anda. Dengan demikian dampak buruknya
semakin besar! Jadi, sikap tegas orangtua dalam hal ini sangat penting. Sebaliknya, sebagai
orangtua, apabila kita menemukan gejala “Mudah Mengabulkan” pada diri sang anak, kita wajib
memberinya Bimbingan dan Arahan.
2
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Pada bab yang lalu, pernah disinggung seorang anak mengabulkan permintaan temannya
hal pertama yang harus dipertimbangkan si anak adalah apakah ia mampu memenuhi janjinya.
Perlu juga dipikirkan apakah dengan mengabulkan permintaan temannya, anak itu melanggar
Peraturan Sekolah? Sikap seperti ini perlu ditegakkan pada diri si anak sejak kecil! Hasilnya anak
tidak akan dengan mudah mengumbar janji atau mengabulkan permintaan orang lain!
Sama halnya, orang dewasa juga harus menjaga sikap “tidak mudah mengabulkan.” Misalnya,
seorang teman datang menemui anda dengan masalah darurat. Ia meminta pertolongan anda!
Anda harus tenangkan diri dan dengan tekun mendengar cerita rinci dari teman anda itu.
Teman anda memohon dengan panik dan tergesa-gesa, kepanikannya menyeret emosi sehingga
anda ikut kalut. Dan tanpa pikir panjang anda langsung mengabulkan permintaannya! Dengan
berjalannya waktu, ternyata apa yang terjadi tidak seperti yang anda bayangkan! Rupanya apa
yang diceriterakan teman anda hanya sepihak dan tak menyeluruh! Ia pun menemui kesulitan
menangani masalah yang sebenarnya, Maka apabila teman anda datang dengan panik meminta
pertolongan anda, Tetaplah tenang melayaninya.
Dan sebelum menanggapi permintaannya, anda harus mempertimbangkan masak-masak
hal-hal ini. Pertama, apakah teman anda masih mampu ikut menyelesaikan masalah? Kedua,
apakah anda sendiri cukup mampu untuk membantunya?
Anda harus dapat menyimpulkan apakah anda dan teman anda memang berjodoh dalam
menyelesaikan masalahnya. Jika memang tidak “Berjodoh” dan anda tetap memaksakan diri
mengabulkan permohonannya, waktunya akan tiba anda terjerembab pada situasi serba salah.
Melakukan salah dan tidak melakukan juga salah! Bahkan bisa berakhir dengan kesalahpahaman.
Anda sebenarnya bermaksud baik, namun pertolongan anda tidak memberikan hasil seperti yang
diharapkan. Kemungkinan berakhir tidak sesuai harapan.
Kesimpulannya adalah Kita memiliki Hati yang penuh Welas Asih, namun kita juga memerlukan
“ Kebijaksanaan - Wisdom” untuk membuat keputusan. Selanjutnya mari kita memasuki kalimat
berikut:
[凡道字,重且舒,
Setiap kata yang anda ucapkan, harus jelas dan mantap,
勿急疾,勿模糊。
Jangan tergesa-gesa dan terlebih lagi jangan kabur tak jelas!]
3
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Interaksi dalam perbincangan antar manusia sangat beragam! Apakah kita perlu belajar
Teknik Berbincang-bincang yang baik? Tentu perlu! Demikian pula dengan “Teknik Berbicara di
depan Publik”, Ini pun harus “dilatih” dan “dipraktekkan” terus menerus! Kunci untuk keberhasilan
latihan adalah “Tidak Gentar menghadapi Kesulitan” dan tidak putus-putusnya berlatih! Namun
Berbicara juga harus mengalir dari Nurani Bijak kita! Yang terpenting adalah ISI dari kata-kata yang
dilontarkan. Kata-kata kita harus mampu membawa manfaat bagi banyak orang! Apabila tidak,
lebih baik IRIT bicara daripada banyak bicara.
Guru Cai beserta Tim Guru-nya, member ceramah Di Zi Gui di berbagai tempat di
China. Dalam ceramahnya ia sering meminta anak-anak didiknya untuk naik ke podium
dan berpidato! Tujuannya bukan saja melatih berpidato tetapi juga melatih “sikap dan
pembawaan” saat berpidato! Ini sesuai dengan pelajaran ke 14 Di Zi Gui yang berbunyi,
“Ketika berjalan, langkah anda harus mantap dan pasti. Ketika berdiri, tubuh harus tegak dan
gagah, busungkan dada dan tegakkan kepala penuh semangat. Tubuh tidak boleh membungkuk,
dan kepala tidak boleh tertunduk!” Setelah naik podium, anak diarahkan untuk pertama-tama:
Membungkuk ke arah hadirin, lalu memperkenalkan diri. Selanjutnya anak diarahkan untuk
“menjelaskan kepada hadirin apa saja yang telah ia lakukan di rumah yang menunjukkan “sikap
baktinya” kepada kedua orangtuanya selama satu minggu terakhir. Demikianlah Tim Guru Cai
mendorong anak menceritakan “ Kebajikan” yang telah ia lakukan. Dan mudah-mudahan anak itu
dapat menularkan perbuatannya kepada anak-anak lain!
Seperti bunyi Bab 19 Di Zi Gui : “ Melihat Kebajikan yang dilakukan seseorang, maka orang
akan segera tergerak untuk BELAJAR dan MENCONTOH orang itu”. Jadi, kawan-kawanku sekalian,
ternyata Bab-Bab Di Zi Gui dapat dari waktu ke waktu diterapkan dalam segala aspek kehidupan!
Apabila melihat anak yang pertama kali naik ke podium dan berbicara di depan publik, gugup
dan berbicara agak gagap, terpatah-patah tidak jelas, maka apa yang harus dilakukan Guru? Guru
harus memberi peluang bagi anak tersebut untuk mencoba ulang dan terus berlatih sehingga
keberanian berpidato di depan publik dapat terbentuk dan berkembang!
Mengenai “Sikap dan Cara Berbicara” yang baik, banyak dibahas dalam Di ZI Gui. Ada kalimat-
kalimat Bab 11 yang berbunyi: “ Ketika sedang bercengkerama dengan seorang tua, suara anda
harus lembut dan tidak keras! Namun tidak pantas pula bila volume suara anda terlampau kecil
4
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
dan sulit ditangkap oleh orang tua”. Kalimat berikutnya yang berbunyi: “Apabila orangtua bertanya
kepada anda, anda harus mendengarkannya dengan seksama. Anda jangan melirik ke kiri dan
kekanan. Anda harus fokus menatap muka orang tua itu.”
Maka membimbing anak-anak harus memberi perhatian khusus kepada nada, sikap dan cara
tersebut di atas, dan anak-anak perlu terus berlatih, maka dapat dipastikan bahwa setelah tiga
sampai empat minggu mereka akan terbiasa memperaktekkan semua yang diajarkan itu.
Di kelas Guru Cai terdapat seorang murid perempuan yang introvert. Guru Cai tetap berupaya
melatihnya “berpidato di depan umum”. Setelah beberapa bulan anak itu mengikuti “Lomba
Pidato” dan meraih Trofi! Kedua orangtuanya bergembira dan bangga! Apabila anda mempunyai
anak yang bersifat Introvert, pemalu dan tidak percaya diri berbicara di depan umum, anda pun
dapat melatihnya sendiri di rumah. Ayah dapat memperagakan “berpidato”, lalu meminta anaknya
ikut berlatih. Si anak pasti melakukannya dengan gembira.
Pada umumnya anak ingin ayahnya melakukannya terlebih dahulu, sebelum ia
ikut melakukannya!Iadibuatyakin.DisampingmelatihanakdalamhalNada,SikapdanCara berbicara
yang benar, dalam pergaulan antar manusia, kita sendiri juga harus memperhatikan “ Kecepatan
Berbicara”. Jika kita berbicara terlampau cepat, maka lawan bicara kita akan sulit menangkapnya!
Dalam berbicara dengan orang lain, jangan anda terapkan Standar Kecepatan Berbicara anda
kepada lawan bicara anda! Semestinya anda menerapkan Standar Kecepatan Berbicara yang dapat
diterima lawan bicara anda Jangan lupa tujuan kita berbicara dengan seseorang. Tujuannya adalah
agar lawan bicara kita dapat mendengarnya! Kadang-kadang kita berada pada suatu situasi sulit.
Misalnya atasan anda menelpon anda dan menyampaikan instruksi yang wajib anda kerjakan.
Atasan anda berbicara begitu cepat, sehingga anda tidak bisa menangkapnya lengkap dan jelas!
Dalam situasi seperti ini, janganlah anda sungkan berkata kepadanya. Maaf bos, ijinkan saya
mengulang apa yang baru saja bos sampaikan kepada saya. Dan apabila ternyata memang benar
ada kata-kata bos yang terlewatkan atau salah dimengerti, maka bos anda akan dapat mengulang
kata-katanya! Sebaliknya apabila anda berpura-pura menangkap seluruh instruksi bos, dan
ternyata terjadi kekeliruan di pihak anda maka bos anda tidak akan merasa telah berbicara
terlampau cepat! Ia akan menuduh bahwa anda tidak becus bekerja! Jadi biasakanlah diri anda
apabila menerima pesan dari seseorang untuk dilaksanakan.
5
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sebelum anda menutup telepon, ulangilah pesan orang itu agar tidak ada kalimat atau kata
yang terlewat! Sebab, terlewat satu kata saja, dapat menyebabkan seluruh urusan harus diulang
dari awal! Hal seperti ini memboros waktu.
Mari kita lanjutkan dengan Kalimat berikut dalam Di Zi Gui:
[ 彼所长,此说短。
Ketika seseorang datang dengan gosip tentang “baik-buruk” orang lain, anda cukup
mendengar saja, janganlah terpengaruh dan terlibat dalam gossip orang itu.
不关己,莫闲管。
Urusan yang tidak berkaitan dengan Anda, janganlah Anda ikut campur]
Pepatah mengatakan, “Orang yang bercerita tentang Baik Buruk seseorang di belakang
orang itu, orang itu sendiri pasti bukan orang benar dan bukan orang bijak!” Dalam suatu
kumpulan orang-orang, sering muncul kebiasaan buruk. Seseorang dalam kumpulan tersebut
berupaya mempengaruhi anda agar “berpihak” dengannya! Dalam situasi ini kita harus menjaga
sIkap yang sepatutnya yaitu kita “tidak berpihak ke mana pun”. Inilah makna dari “Bukan urusan
anda, jangan anda ikut campur”. Sebab seseorang yang datang menyebarkan gosip “baik dan
buruk” seseorang, orang itu pasti mempunyai agenda tersembunyi. Pertama, ia ingin menarik
anda agar berpihak atau bergabung dengannya. Kedua, ia ingin membunuh karakter seseorang!
Orang dengan moral buruk seperti ini merugikan dan mengganggu kepentingan orang banyak.
Maka kita sebagai orang bijak wajib mencegah terjadinya gejala tidak sehat seperti itu. Janganlah
kita justru ikut menyebarkan gosip tentang baik-buruknya orang lain. Kita harus mengajak orang-
orang untuk menapak pada jalan yang benar! Kita harus menjaga sikap penuh Kebajikan, Toleran
dan Asih ketika berhadapan dengan siapa pun.
Apabila dalam kumpulan anda tidak memihak maka posisi netral anda menjadi sangat
penting! Pada saat kumpulan mengalami jalan buntu, kelompok-kelompok yang berseteru pasti
akan datang meminta nasihat anda.
Sebagai contoh Guru Cai bercerita tentang apa yang terjadi di sebuah Perkumpulan! Pada
suatu hari, ketua perkumpulan melakukan kesalahan. Kelompok yang tidak menyukainya akan
mengeritiknya dengan keras, sedangkan kelompok yang suka padanya akan “membela” dia mati-
matian! Kedua kelompok itu akan bertengkar tanpa solusi. Pada kondisi seperti ini anda yang
6
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
berada pada posisi netral akan sangat diandalkan dalam menemukan solusi! Kepada kelompok
pembela ketua anda akan berkata, “Bila kalian benar-benar ingin sang Ketua bersikap dan bertindak
lebih baik, maka jangan kalian membelanya secara membabi buta. Bila kalian menemukan hal-
hal pada diri sang ketua yang perlu dikoreksi, maka berikan kepadanya “saran dan kritik” yang
sepadan! Bila kalian sering menunjukkan kekurangan sang Ketua, pelan-pelan ia akan menyadari
kekurangannya, maka ia akan menaruh kepercayaan yang lebih besar pada kalian! Satu hal lagi,
bila satu kali kalian memberi ketua saran dan kritik, dan ia tidak menghiraukannya, jangan putus
asa. Ulangi saran dan ktitik kalian. Yakinlah bahwa pelan-pelan sang ketua akan berubah!
Bagi kelompok yang tidak menyukai sang Ketua berlaku pepatah, “ Menyerang kesalahan
seseorang janganlah terlampau tajam. Janganlah terlampau keras mengkritik orang, coba kalian
bayangkan apakah sang Ketua sanggup menanggung kritik sekeras itu? Bayangkan juga bila kalian
berada pada posisi sang ketua. Mungkin kalian juga melakukan kesalahan yang serupa. Jadi,
berlapangdadalah, dan beranilah memberi maaf!
Jadi sesungguhnya di dalam suatu perkumpulan, janganlah kita tidak terlibat dalam urusan
“baik dan buruk” seseorang. Kita berupaya sepenuhnya untuk melakukan kewajiban kita,
tidak terlibat dalam “percekcokan emosional”. Maka kadang kala kita dapat menjadi kekuatan
penyeimbang dan kekuatan koreksi.
Kata “jangan ikut campur” tidak berlaku bagi urusan maha penting di perusahaan anda. Kita
tentu wajib terlibat aktif dengan harapan kita dapat ikut menyelesaikan urusan penting itu dengan
baik. Anda berdiam diri dan pasif dan kemudian urusan tidak terselesaikan dengan baik.
Lalu anda ribut karena tak puas. Ini tentu bukan sikap yang baik! Jadi, di dalam rapat-rapat
kerja di perusahaan, di mana keputusan strategis akan diambil, anda menemukan “kesalahan”,
Anda wajib secara professional menunjukkan dan mengkoreksi “kesalahan” itu. Anda tidak
boleh mengarahkan kesalahan itu kepada “rekan kerja” tertentu. Dengan demikan setelah rapat
membuat keputusan dan rapat ditutup, hubungan diantara semua rekan tetap terjaga baik. Tidak
ada yang menyimpan rasa tidak senang atau dendam terhadap rekan-rekan tertentu. Kita harus
senantiasa menjaga sikap bijak, asih dan toleran terhadap setiap Orang yang berinteraksi dengan
kita.
7
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Mari kita simak Kalimat berikut dalam Di Zi Gui:
见人善,即思齐,
Melihat perilaku kebajikan dan keadilan yang dilakukan seorang,
kita segera bertekad untuk belajar dan Meneladani orang itu.
縱去远,以渐跻,
Walau dewasa ini kemampuanmu masih tertinggal jauh,
Anda tetap harus membulatkan tekadmu untuk mengejar ketinggalanmu.
见人恶,即内省,
Melihat kekurangan atau perilaku amoral seseorang,
kita harus segera mawas diri, apakah kita juga berperilaku sama.
有则改,无加警,
Jika ternyata ya, segera bertindak merubahnya;
Jika tidak, kita tetap harus waspada, agar kita terhindar dari kesalahan serupa.
Melihat perilaku bajik yang dilakukan orang, kita perlu segera proaktif belajar dari dia, bahkan
proaktif membantunya.
Sebelumnya, kita perlu menetapkan definisi dari “bajik”.
Definisi sederhana dari “kebajikan” adalah suatu perbuatan yang membawa manfaat bagi
orang banyak. Masih ada sebuah tolok ukur kebajikan yang banyak dipakai orang, yakni Di Zi Gui
yang merupakan norma moral dan perilaku manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda akan
segera maklum bahwa tidak satu pun aspek kehidupan yang terlepas dari ajaran Di Zi Gui.
Guru Cai sering memaparkan perumpamaan: Hidup manusia bagaikan sebuah “papan
catur”. Melangkah di papan catur harus mengikuti aturan-aturan tertentu. Demikian pula cara-
cara “Bagaimana membangun nasib perjalanan hidupku, bagaimana aku mengejar rejeki dalam
perjalanan hidupku?” Semua cara tersebut terdapat di dalam buku “Liao Fan Si Xun - Empat
Petuah Liao Fan”.
Maka ketika anda telah benar-benar memahami “aturan langkah-langkah hidup”, yakinlah
perjalanan anda hidup di kemudian hari akan anda jalani dengan langkah-langkah mantap dan
8
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
penuh percaya diri. Hal ini terjadi karena anda telah menguasai “Kebijaksanaan Hidup - The
Wisdom of Life”.
Tidak ada hal yang mutlak dalam mengartikan sebuah perilaku, apakah suatu perilaku baik
atau buruk. Banyak dari kaum intelektual yang bertanya kepada Bhikku Zhong Feng (seorang
Bhikku yang teramat bijak di China), “Memukul orang atau memaki-maki orang apakah
perbuatan buruk?” Bhikku Zhong Feng menjawab, “Belum tentu!” Orang-orang intelektual itu
pun bertanya lagi, “Menghormati seseorang dan sangat santun berinteraksi dengannya, apakah
ini sebuah perbuatan mulia?” Bhikku Zhong Feng menjawab, “Juga belum tentu.” Dalam kondisi
kebingungan, para intelektual itu dengan santun meminta penjelasan atas jawaban Bhikku
tersebut. Bhikku Zhong Feng pun menjelaskan, “Jika orang itu memukul dan memaki orang,
terdorong oleh niatnya untuk mengingatkan dan menyadarkan seseorang dari kesalahannya,
perbuatan memukul dan memaki itu didorong oleh niat hati mulia yang bermanfaat bagi orang
itu. Maka perbuatan tersebut adalah mulia! Tentu saja, dengan memukul dan memaki anda harus
yakin anda mampu menyadarkan orang itu! Bila tidak yakin, sebaiknya anda tidak melakukannya
agar tidak menciptakan permusuhan dengan orang itu.
Selanjutnya, Guru Cai mengisahkan pengalamannya sebagai berikut. Pada suatu hari
seorang kawan baik saya yang sedang menghadapi aneka masalah dalam hidupnya mendatangi
saya. Dengan suasana hati murung ia menuturkan bahwa ia selama ini dengan tekun melakukan
perbuatan bajik. Namun nasibnya tidak pernah membaik! Terus menerus ia dilanda masalah-
masalah hidup. Ia pun mulai kecewa terhadap Tuhan dan mempermasalahkan orang-orang
yang membuatnya susah. Keluh kesahnya disampaikan kepada Guru Cai sekitar dua jam. Setelah
mendengar semuanya, Guru Cai dengan ramah namun tegas memberi tanggapan, “Apabila dalam
melakukan perbuatan bajik kita mengharapkan imbalan atau balasan, maka niat hati kita sudah
tidak lagi murni. Ganjaran berupa rezeki atau peruntungan baik yang kita terima akan relatif
terbatas!” Kemudian, Guru Cai memberikan pencerahan kepada temannya, “Semua nasib buruk
yang engkau alami sekarang adalah karma buruk yang engkau tanam di masa lampau. Buah karma
buruk anda baru sekarang pelan-pelan mewujudkan diri. Baru sekarang dapat engkau alami!
Selama Guru Cai memberi pencerahan, temannya bungkam dengan kepala tertunduk. Selesai
pencerahan oleh Guru Cai, ia pamit pulang.
9
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali sang kawan menelepon Guru Cai. Begitu Guru Cai
mengangkat telepon, kawan ini pun berkata, “Selama aku hidup lebih dari 30 tahun, baru kemarin,
untuk pertama kalinya aku menerima hadiah ulang tahun terindah!” Mendengar ini, Guru Cai
sempat merasa menyesal karena pada hari ulang tahun sang kawan, ia telah mengeritiknya
dengan tajam. Sungguh beliau merasa tidak tega! Tetapi, ternyata kawan ini mengucapkan terima
kasih atas hadiah ulang tahun istimewa berupa pencerahan luhur yang diberikan Guru Cai. Guru
Cai tertegun dan timbul di dalam hatinya penghargaan yang sangat besar terhadap sang kawan.
Sungguh tidak mudah bagi seseorang yang telah menerima kritik yang demikian tajam
dapat segera mawas diri. Ia yakin bahwa dengan sikap seperti ini nasib sang kawan akan segera
berubah menjadi lebih baik. Ternyata, kawan ini kemudian dengan mulus lulus ujian sarjana dan
diterima mengajar di sekolah ternama. Prestasi mengajarnya pun sangat menonjol. Seringkali
di depan kelasnya ia memaparkan pengalaman yang ia peroleh selama mengikuti Kelas Di Zi
Gui yg dipimpin Guru Cai. Begitu banyak pengorbanan dan pelayanan yang diberikan kawan ini
kepada khalayak ramai. Maka ganjaran karma baik mewujudkan diri orang ini dengan cepat.
Nah, di sini yang ingin ditekankan Guru Cai adalah bahwa “tamparan telak” yang telah diberikan
kepada sang kawan sungguh mampu menyadarkannya. Guru Cai yakin bahwa kawan ini sangat
menaruh kepercayaan kepadanya dan sangat yakin bahwa Guru Cai mutlak tidak mungkin akan
menjerumuskannya. Sebaliknya, justru Guru Cai sangat peduli padanya.
Mari kita simak pertanyaan si pelajar kedua, apakah memperlakukan orang lain dengan
hormat dan santun merupakan perbuatan mulia? Bhikkhu Zhong Feng menjawab, “Jika tujuannya
agar diberi kemudahan ‘naik pangkat’ dan ‘menjadi kaya’, maka semua itu semata-mata untuk
memenuhi ‘nafsu dan ketamakan’. Sikap hormat seperti itu palsu, bukan perbuatan mulia!
Dari petuah Bhikkhu Zhong Feng di atas kita dapat membedakan “perbuatan mulia sejati” dari
“perbuatan mulia palsu”. Sedalam apapun sikap hormat, sikap demikian tetap saja buruk apabila
yang dipikirkan hanya kepentingan diri sendiri. Sebaliknya, bila yang dipikirkan adalah kepentingan
orang banyak, maka menempeleng atau memaki orang sekalipun tetap dianggap perbuatan
mulia! Sekali lagi, yang menentukan baik buruk suatu perbuatan adalah niat hatinya.
Yang kedua adalah “Pentingnya melihat pengaruh suatu perbuatan di kemudian hari”. Pada
masa hidupnya, Confucius mempunyai dua murid, masing masing bernama “子贡 - Zi Gong” dan
“子路 - Zi Lu “. Zi Gong adalah seorang saudagar besar yang seringkali melakukan perjalanan ke
10
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
negeri-negeri lain untuk urusan bisnis. Negara tempat Confucius dan murid-muridnya bermukim
adalah Negeri Lu. Negara ini mempunyai hukum yang berbunyi, “Sebagai warga negara Lu yang
yang sedang berkunjung ke negera lain, apabila anda bertemu dengan sesama warga Negara Lu
yang dijual sebagai budak, anda wajib menggunakan uang anda untuk menebus sesama warga
Lu yang malang itu. Sekembalinya anda ke negeri Lu, pemerintah negara Lu akan mengganti uang
anda sepenuhnya.”
Maka, Zi Gong yang sedang berada di luar negeri menemui kasus serupa. Ia pun segera
menebusnya pulang, dan kemudian pemerintah Lu mengganti uang tebusan yang dikeluarkannya.
Tetapi Zi Gong menolak penggantian tersebut! Alhasil berita tentang penolakan Zi Gong
akan penggantian uang tebusan pemerintah menyebar ke semua pelosok negeri. Rakyat pun
berkomentar, “Zi Gong sungguh berwatak mulia! Coba pikir, ditawari uang malah menolak!”
Tetapi ketika berita ini sampai ke telinga Confucius, beliau pun memanggil Zi Gong dan berkata,
“Apa yang telah engkau lakukan itu tidak pantas!” Lho, mengapa sudut pandang Confucius berbeda
dengan orang banyak? Mahaguru Confucius lantas menjelaskan pandangannya kepada Zi Gong
sebagai berikut, “Saat ini, sebagian besar penduduk negeri Lu adalah orang-orang miskin. Yang
kaya segelintir saja. Jika hari ini anda menebus seseorang namun menolak menerima penggantian
oleh pemerintah, maka warga Lu yang melancong ke luar negeri dan bertemu dengan sesama
warga Lu yang perlu ditebus bebas menjadi ragu untuk menebusnya. Mereka berpikir Zi Gong
saja menolak penggantian uang tebusan. Nurani mereka terhalang untuk menerima penggantian,
padahal keluarganya sangat membutuhkan uang tersebut. Alhasil, sangat besar kemungkinan
orang itu urung menebus budak warga Lu. Dan, budak warga Lu yang batal ditebus tersebut sangat
mungkin mempunyai istri dan anak yang ikut menderita. Confucius melanjutkan petuahnya,
“Perbuatan yang engkau lakukan mengandung “cacat” berupa dampak buruk yang ditimbulkan
di kemudian hari. Mungkin akan makin banyak warga Lu yang kehilangan kesempatan pulang ke
negerinya!
Kisah lain adalah tentang murid yang lain bernama Zi Lu. Pada suatu hari, ketika sedang berjalan
di tepi sebuah sungai, Zi Lu tiba-tiba melihat orang terpeleset jatuh ke sungai dan meronta-ronta
melawan maut. Zi Lu yang bijak langsung menceburkan diri kesungai, mengulurkan tangannya
menolong orang itu. Orang yang ditolong itu begitu berterima kasih kepada Zi Lu sehingga
merelakan seekor sapinya kepada Zi Lu. Dengan senang hati Zi Lu menerima pemberian itu.
11
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Pandangan masyarakat umum mengatakan: Zi Gong menolong orang tapi menolak pengembalian
uang tebusan. Perbuatannya sangat mulia! Sedangkan Zi Lu memang telah menolong orang, tetapi
menerima “tanda terima kasih” yang diberikan orang terkesan agak kurang mulia! Akan tetapi,
Confucius berpandangan beda. Beliau malah memuji Zi Lu dan berkata, “Apa yang engkau lakukan
sungguh tepat! Di waktu-waktu yang akan datang, pasti semakin banyak orang yang bila melihat
orang lain membutuhkan pertolongan akan dengan rela menolong!” Hal ini terjadi karena mereka
sadar bahwa setiap perbuatan mulia akan memperoleh ganjaran yang baik pula! Di sini dapat
kita simak bahwa Sang Mahaguru akan senantiasa menyimak dan menilai sesuatu masalah atau
peristiwa dari sudut pandang yang lebih LUAS dan JAUH! Beliau tidak terpaku pada satu TITIK dan
satu SAAT saja! Jadi, suatu peristiwa atau perbuatan, apakah dianggap mulia atau tidak mulia, baik
atau buruk, harus mempertimbangkan dampak di kemudian hari. Suatu perbuatan yang pada SAAT
ITU terkesan baik dan mulia, tetapi ternyata di kemudian hari membawa banyak mudarat, jangan
lakukan itu. Sebaliknya, lakukanlah perbuatan yang pada saat terjadinya mungkin tidak mendapat
pengakuan dari khalayak ramai sebagai perbuatan mulia, namun kelak membawa manfaat bagi
banyak orang.
Tentang Perbuatan LURUS dan TIDAK LURUS, pada zaman kuno di Tiongkok hidup seorang
Perdana Menteri bernama Lu Wen Yi Gong (吕文懿公). Ia tersohor di seluruh negeri karena
prestasi dan kejujurannya, dan karenanya sangat dihormati rakyatnya. Suatu saat, dalam perjalanan
pulang ke kampung halamannya, beliau berpapasan dengan pemabuk yang tergeletak di tengah
jalan. Para pengawalnya ingin memindahkan orang itu ke pinggir jalan, tetapi Perdana Menteri Lu
Wen Yi Gong yang berhati penuh Welas Asih itu mencegah mereka melakukan hal itu. Ia berkata,
“Kita jalan berputar sedikit saja, tidak perlu berurusan dengan orang itu!” Selang beberapa waktu
kemudian, Beliau mendengar berita bahwa pemabuk yang menghalangi perjalanan Perdana
Menteri Lu ternyata dihukum mati akibat perbuatan pidana yang dilakukannya. Mendengar berita
ini, Perdana Menteri Lu menyesal telah “mengalah” kepada pemabuk itu! Sebab Si Pemabuk itu
terang-terangan tahu bahwa yang akan lewat di jalan itu adalah seorang Perdana Menteri dan
nekat menghadangnya!
DanketikamelihatSangPerdanaMenteri“mengalah”kepadanya,perilakunyasemakinmenjadi-
jadi, sampai akhirnya ia melakukan tindakan jahat yang dahsyat yang menyebabkan ia dihukum
mati. Kini Perdana Menteri Lu sadar, kalau saja pada waktu penghadangan itu ia menyerahkan Si
Pemabuk ke kantor polisi setempat untuk diberi hukuman setimpal, mungkin tindakannya akan
12
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
membuat pemabuk itu jera, dan karena itu ia tidak akan sampai melakukan kejahatan yang parah.
Jadi, hati penuh welas asih adalah LURUS / POSITIF, tetapi perbuatan “mengalah” kepada seorang
pemabuk berakibat buruk. Hal seperti ini disebut perbuatan lurus yang berakibat tidak lurus!
Masih tentang kisah perbuatan lurus dan tidak lurus. Di Tiongkok, terjadi pada suatu waktu
bencana kemarau yang parah. Seluruh wilayah mengalami paceklik dan krisis pangan. Penduduk
miskin mulai menjarah bahan pangan di rumah-rumah para saudagar kaya. Para saudagar ini
melaporkan peristiwa penjarahan ini kepada kantor polisi setempat, namun tidak mendapatkan
tanggapan semestinya. Maka para saudagar itu pulang ke rumah masing-masing, lalu mengerahkan
semua pegawai dan pembantu-pembantunya, mempersenjatai mereka dengan palu kayu. Dengan
perkasa mereka menghadapi para penjarah. Para penjarah pun lari tunggang langgang dan
tidak berani lagi melakukan perbuatan jahatnya. Jadi, di sini kita lihat bahwa niat para saudagar
sesungguhnya hanya ingin menyelamatkan harta serta pangan mereka. Tetapi, apa yang mereka
lakukan membuat para penjarah tidak lagi berani berbuat onar. Seluruh wilayah itu damai tenteram
kembali. Peristiwa seperti ini disebut ‘Hal yang tak lurus berakhir dengan hal yang lurus’.
Kebajikan juga dapat digolongkan menjadi “kebajikan penuh” dan “kebajikan setengah”.
Tentang dua kebajikan ini, pada bab yang lalu Guru Cai mengangkat sebuah kisah: Seorang gadis
remaja yang sangat miskin menyumbangkan dua yuan kepada sebuah Vihara. Bhikkhu Kepala
Vihara sendiri turun tangan membacakan Doa Keselamatan sebagai persembahan bagi wanita
itu! Di kemudian hari, gadis itu beruntung karena ia dijadikan selir raja dan mendapat kekayaan
berlimpah! Pada suatu hari gadis itu teringat akan vihara di kampung halamannya. Ia pun merogoh
2.000 yuan dari kantongnya untuk disumbangkan kepada vihara itu. Tetapi kali ini Sang Bhikkhu
Kepala hanya mengutus seorang murid kecilnya untuk membacakan doa bagi si gadis tadi. Sebab,
ia ingat donasi sebesar dua yuan dari wanita remaja miskin yang diberikan dengan sepenuh hati.
Inilah yang disebut kebajikan sempurna! Sekarang, setelah gadis itu menjadi selir kaisar dengan
harta melimpah, ia menyisihkan sebagian kecil saja dari hartanya untuk donasi. Dan niat hatinya
pun tidak setulus dan tidak sepenuh hati seperti yang ia lakukan pertama kalinya. Inilah yang
disebut “kebajikan setengah hati”. Guru Cai pernah membaca pada sebuah media cetak tentang
Sepasang suami istri petani yang sudah uzur menarik seluruh tabungan banknya untuk membeli
sebuah mobil ambulans dan menyumbangkannya kepada rumah sakit. Maka, apa yang dilakukan
sepasang suami istri tua ini sungguh tergolong “kebajikan sempurna”.
13
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
“Kebajikan” pun terdiri atas “kebajikan besar” dan “Kebajikan Kecil”. Pada zaman dahulu di
Tiongkok hidup seorang Perdana Menteri bernama Wei Zhong Da. Pada suatu hari, ketika tertidur
pulas, rohnya dijemput oleh Malaikat Penjaga Neraka dan dibawa ke neraka menemui Raja Neraka.
Sang Raja Neraka pun memerintahkan bawahannya untuk mengambil seluruh catatan baik dan
buruk sepanjang hidup Perdana Menteri Wei, untuk kemudian “ditimbang”! Ketika, tumpukan
catatan tentang perilaku buruknya hamper memenuhi ruang sidang! Sedangkan Catatan Baiknya
sangat sedikit!
Perdana Menteri Wei terkejut oleh kenyataan yang terpapar dihadapannya! Ia pun bertanya
kepada sang Raja Neraka, “Usiaku belum sampai 40 tahun, bagaimana aku bisa punya catatan
buruk sebanyak itu?” Sang Raja Neraka kemudian menjawab: “Setiap kali timbul “Niat Buruk”
dalam hatimu, niat itu langsung tercatat di Neraka sebagai “Keburukan”, walaupun Niat Buruk
tersebut tidak diwujudkan. Apa yang terjadi adalah sering kali timbul “Niat Buruk” dalam dirimu
sehingga catatan burukmu sedemikian banyaknya!
Kemudian, dimulailah proses menimbang! Ternyata, catatan baik Perdana Menteri Wei,
walaupun volumenya relatif lebih kecil, bobotnya jauh melebihi bobot catatan buruknya. Hal ini
lagi-lagi mengejutkan Perdana Menteri Wei! Setelah catatan baik perdana menteri Wei dibuka,
ternyata peristiwa yang terjadi adalah Sang Kaisar pada saat itu ingin mencetuskan sebuah Proyek
Mercu Suar, yang apabila jadi dilaksanakan akan menyengsarakan rakyat banyak! Perdana Menteri
Wei tidak setuju dengan wacana Kaisar tersebut dan berusaha menasihati Kaisar agar membatalkan
proyek Mercu Suar tersebut.
Akhirnya Kaisar mengikuti nasihat Perdana Menteri dan rakyat banyak terhindar dari
malapetaka. Raja Neraka berkata lagi,” Niat Hatimu adalah prihatin terhadap nasib rakyat banyak!
Dan Ini adalah Kebajikan Besar!” Jadi, besar kecilnya suatu Kebajikan ditentukan oleh “Niat
Hati”. Apabila kita benar-benar sudah paham tentang suatu Kebajikan, maka kita akan mampu
menerapkan ajaran: “Melihat seseorang melakukan kebajikan, segeralah tiru dan belajarlah dari
orang itu”.
Pada Kitab Klasik “了凡四 训- Liao Fan Si Xun” disebutkan bahwa Kebajikan mencakup 10
macam Gejala / Peristiwa sebagai berikut:
- Peristiwa Pertama: “Hati yang penuh Kasih sayang & hormat”.
14
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bagaimana mengimplimentasikan “Hati yang penuh Kasih Sayang & Hormat”? Siapa yang
perlu terlebih dahulu dikasihi? Siapa yang perlu perlu dihormati terlebih dahulu? Jawabannya
terdapat di dalam Ayat-ayat Di Zi Gui!
- Peristiwa kedua : “Hormatilah orang yang dituakan”
Di rumah, hormatilah kedua orangtuamu, dan di perusahaan tempat engkau bekerja
hormatilah Atasanmu! Bila anda di sekolah, hormatilah para Guru dan Kepala Sekolah! Sebagai
warganegara yang baik, hormatilah para pemimpin Negara dan Pemerintahan!
- Peristiwa ketiga : “Ringan Tangan.”
Membantu seseorang yang sedang melakukan Kebajikan. Misalnya, saat anda berada di
depan sekolah anda melihat orangtua murid sedang memungut sampah yang tercecer di depan
sekolah! Anda langsung tergerak membantunya! Ini juga suatu Kebajikan!
“Menasihati orang adalah suatu Kebajikan”. Bagaimana cara menasihati yang baik? Pepatah
mengatakan: “Di dunia orang dewasa orang tidak ingin mendengar apa yang dikatakan seseorang!
Orang lebih suka melihat apa yang dikerjakan seseorang! Sebab orang dewasa jalan pikirannya
lebih kritis! “Berceloteh” saja sulit menggerakkan orang! Orang baru dapat dibuat percaya dan
digerakkan setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri! Jika anda hanya mengandalkan
“bicara”, orang akan menyindir: “Kamu dan aku tak banyak berbeda. Jadi anda sesungguhnya
tidak layak menasihatiku!” Jadi, hanya dengan memberi teladan, anda bisa menggerakkan orang
lain untuk melakukan sesuatu!
Di jaman “ Tiga Negeri - 三国” di Tiongkok dahulu kala hidup seorang Bupati ternama yang
bernama GUAN NING. Beliau dikenal sangat bijaksana dan memerintah dengan baik. Beliau
sering turun ke bawah, mengunjungi daerah-daerah dan rakyatnya. Pada suatu hari GUAN NING
memergoki seekor sapi menyeruduk masuk kesebuah rumah penduduk untuk melahap panganan
di dalamnya. Sapi itu lapar, GUAN NING segera menangkap sapi itu, menyeretnya keluar lalu
menambatnya pada sebuah pohon.
15
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Ia menunggu pemilik sapi itu datang menjemput piaraannya. Begitu melihat sapinya tertambat
disebuah pohon dengan Pak Bupati berdiri disampingnya, pemilik sapi itu paham bahwa sang
sapinya telah melakukan keburukan di desa, dan menyatakan penyesalannya serta meminta maaf
kepada Pak Bupati. Walaupun Pak Bupati tidak mengeluarkan sepatah kata teguran, tetapi suatu
tindakan Kebajikan sudah cukup baginya untuk “menaklukkan” pemilik sapi.
Penduduk desa di wilayah sang Bupati mengandalkan satu-satunya sumur di desa itu untuk
keperluan mereka sehari-hari. Karena itu di sekitar sumur sering terjadi keributan antar penduduk
yang memperebutkan air! Pak Bupati tidak mencoba melerai mereka. Diam-diam beliau membeli
cukup banyak gentong kayu. Lalu pagi-pagi beliau pergi ke sumur dan menimba air untuk mengisi
gentong-gentong kayu tersebut. Ia meletakkan gentong-gentong yang penuh terisi air itu di sekitar
sumur! Beberapa waktu kemudian penduduk mulai berdatangan untuk berebut mengambil air.
Mereka melihat bahwa sang Bupati telah membantu mereka menimba dan mengisi gentong-
gentong tersebut. Timbul rasa penyesalan di hati para penduduk. Selanjutnya mereka berjanji
akan mengambil air dengan tertib.
Di sini lagi-lagi kita melihat bahwa memberi nasihat dengan tindakan dan perbuatan
sungguh dapat menggugah Rasa Malu mereka. Jadi memberi seseorang Nasihat sungguh
membutuhkan Kearifan Tinggi! Demikian akhir dari Bab 31.
=========================
16
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB XXXII
CARA MEMUPUK KEBAJIKAN DAN
MEMPERBAIKI KESALAHAN/KEBURUKAN
Kawan-kawanku sekalian, “Menasihati Orang Melakukan Kebajikan” dapat membawa perubahan
apabila yang dinasihati dapat berubah menjadi baik dan membawa perubahan bagi keluarganya.
Maka, bila semakin banyak teman melakukan hal ini, maka kita pun akan merasa sangat berbahagia
karena kita telah menunaikan kewajiban moral kita sebagai kawan! Kita semakin merasakan
hidup kita sungguh bermakna! Tetapi, dalam memberi nasihat kepada seseorang, kita juga perlu
mempertimbangkan derajat penerimaan orang itu terhadap nasihat-nasihat kita! Dengan kata lain,
jangan menasihati dengan sasaran terlampau tinggi. Target yang terlampau tinggi membuat orang
merasa sulit melakukannya!
Mulailah dengan apa yang dapat dilakukan orang itu. Biarkan orang itu secara wajar mulai belajar,
dan setelah belajar, mulai mempraktikkannya! Sekali lagi, jangan anda tetapkan Standar Kebajikan
yang terlampau tinggi! Misalnya dengan mengatakan, “Mulai hari ini anda harus menjalankan
Kehidupan Orang Suci!” Orang itu akan terkejut. Anda misalnya dapat memulai dengan nasihat-
nasihat ringan, seperti: Sering-seringlah membantu adik-adikmu dan juga ibumu, jadilah kakak yang
baik dan anak yang berbakti kepada orangtua!
Pada Pusat Pendidikan Moral Di Zi Gui yang dikelola guru Cai di suatu kota di Tiongkok, ada
pekarangan yang luas. Setiap hari perkarangan dipenuhi daun-daun kering yang berjatuhan dari
pepohonan di sekitarnya. Guru Cai dan seorang murid laki-laki menyapu dan memunguti sampah-
sampah tersebut. Di sekitar pekarangan tinggal beberapa anak kecil. Seorang anak perempuan berdiri
di pinggir pekarangan sambil memperhatikan Guru Cai memunguti sampah. Jika Guru Cai tiba-tiba
memerintah anak itu memungut sampah dengan kuasanya sebagai guru, maka anak kecil itu pasti
tidak akan senang! Maka Guru Cai terus memungut sampah sampai dekat tempat anak perempuan
itu berdiri. Guru Cai lalu berkata, “Adik kecil, kamu bisa bantu Guru ikut memungut sampah?” Melihat
Guru Cai bersama seorang anak laki-laki memungut sampah, dengan senang hati anak perempuan itu
pun ikut memungut sampah! Dan anak-anak lain pun berlomba-lomba memungut sampah.
17
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Jadi, bila anda memberi nasihat kepada seseorang sambil memberi teladan, maka orang itu
akan dengan sukacita melakukannya! Bahkan ia merasa puas dan bangga dengan hasil Kebajikan
yang dilakukannya. Pada saat melihat orang melakukan kebajikan, kita wajib segera memberi
pujian yang setimpal dan dorongan semangat! Jadi, beginilah cara kita menasihati orang melakukan
Kebajikan, dengan mencoba menempat diri pada posisi orang yang dinasihati, perlahan-lahan
menuntun dan membimbing dia melakukan Kebajikan.
Kebajikan ke-5: “Dukunglah dan bantulah seseorang yang sedang melakukan Kebajikan”.
Melakukan Kebajikan bukan hal mudah! Guru Cai bercerita tentang masa sembilan bulan pertama
setelah beliau tiba di Tiongkok Daratan untuk mengemban MISI dari Master Jing Kong, yaitu
menyebarluaskanAjaranDiZiGui.GuruCaimembukapusat-pusatPendidikanDiZiGuipadabeberapa
kota di Tiongkok. Guru Cai menyelenggarakan kursus-kursus dan berbagai ceramah tentang Di Zi Gui
secara cuma-cuma di pusat-pusat Pendidikan tersebut. Bahkan buku-buku Pelajaran pun diberikan
kepadaparasiswacuma-cuma!NamunupayapenyebarluasanAjaranDiZiGuidiTiongkokpadaawalnya
tidak berjalan mulus! Pada masa itu penduduk asli setempat umumnya bersikap “Curiga” dan
“Tidak Percaya” pada penyelenggaraan kursus tanpa biaya dan pemberian buku secara cuma-
cuma. Mereka curiga bahwa ini semua menyimpan agenda tersembunyi! Tetapi Guru Cai dan
Timnya tetap menyambut penduduk yang berkunjung itu dengan tangan terbuka. Semua hal
tentang kursus terbuka bagi mereka. Satu persatu pertanyaan mereka dijawab dengan sabar!
Para pengunjung juga dipersilahkan masuk ke dalam kelas untuk ikut mendengarkan
ceramah-ceramah ajaran Moral yang dibawakan oleh Guru Cai dan Tim Guru! Makin sering
melakukan kontak, makin terjalin saling pengertian satu sama lain. Dengan demikian
berbagai prasangka buruk lambat laun akan terkikis habis! Membangun suatu Kebajikan
bukan pekerjaan mudah! Karena itu, ketika menyaksikan seseorang melakukan Kebajikan,
kita wajib mendukung dan membantunya sekuat tenaga. Walau hanya sepatah kata pujian
dari kita, bagi yang bersangkutan kata pujian kita sungguh menjadi dorongan moril yang
sangat penting! Inilah esensi dari “Dukunglah seseorang yang sedang melakukan Kebajikan”.
Seorang Pujangga Tiongkok terkenal HAN YU pernah berkata: “Menasihati orang
sesaat cukup dengan kata-kata, tetapi nasihat-nasihat yang berlaku beberapa ratus tahun
lamanya dapat menjangkau banyak orang hanya melalui Buku”. Hal ini terlihat pada apa yang
dilakukan oleh Pujangga 袁了凡 Yuan Liao Fan. Beliau menulis Buku “Empat Ajaran Liao Fan”
18
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
yang tidak hanya bermanfaat bagi anak cucu keturunannya, tetapi juga bagi semua yang pernah
menyimak buku tersebut! Namun, untuk dapat melaksanakan “Nasihat berupa Buku yang dapat
bertahan ratusan tahun lamanya”, buku seperti ini tidak sembarang dikarang!
Menulis buku seperti ini harus melalui 3 tahap yang di Tiongkok disebut Tiga Langkah
Yang Tak Lapuk 三不朽” “yakni: “Membangun Kebajikan 立德”; “Membangun Jasa Baik
立 功”; “Membangun Pesan-pesan 立 言”. Urutan ketiga Langkah ini tidak boleh salah. Urutan
yang benar adalah: “Membangun Kebajikan” “Membangun Jasa Baik” dan “Membangun Pesan”.
Membangun pesan/nasihat sebelum membangun kebajikan membuat pesan/nasihat-
menjadi bualan saja tanpa makna. Setelah berhasil membangun Kebajikan, orang pun
harus tanpa henti berlatih dan menggembleng Kebajikannya agar semakin matang dan
bijak! Dan makin banyak melakukan Kebajikan bagi masyarakat luas! Inilah yang disebut
“Membangun Jasa Baik”. Selanjutnya, orang baru pantas menuangkan pengalaman-
pengalamannya membangun Kebajikan menjadi Pesan-pesan tertulis untuk masyarakat luas.
Pada jaman Dinasti QING, Gubernur Jenderal 4 Propinsi – Tuan 曾国藩 Zeng Guo Fan,
tokoh yang sangat bijak, dengan sungguh-sungguh membangun Kebajikan, yang diikuti dengan
pembangunan Jasa Baik bagi masyarakat luas. Karena itu buku-buku beliau benar-benar memberi
manfaat luar biasa bagi masyarakat. Inilah yang kita sebut sebagai “Menasihati Orang Berbuat
Kebajikan” dan sekaligus “Mendukung orang yang sedang melakukan Kebajikan”.
Kebajikan ke 6: “Menolong Orang yang Darurat membutuhkan Pertolongan”. Ketika berada di
jalan raya dan menemukan seseorang terluka parah tergeletak di pinggir jalan, anda harus segera
menelepon bagian Darurat Rumah Sakit untuk mengirim ambulans, atau berupaya agar orang
yang terluka itu segera dibawa ke Rumah sakit! Anda melakukan hal ini dengan segera! Terlambat
satu detik saja, bisa membahayakan nyawanya.
Pada jaman modern ini makin banyak orang menderita penyakit “DEPRESI”. Penyakit ini
sangat berbahaya! Dan yang paling banyak menderita “DEPRESI” ini adalah guru-guru! Sebab
masalah yang dihadapi seorang Guru sangat rumit. Guru dituntut bertanggung jawab atas banyak
hal yang menyangkut murid-muridnya! Guru mengalami tekanan yang sangat besar sehingga ia
akan sangat menderita apabila ia tidak bermental kuat.
19
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sungguh tepat nasihat bahwa orang harus tidak henti-hentinya melatih mental dan belajar
terus. Dengan demikian ia dapat memahami dengan jelas semua masalah seputar kehidupan
siswa. Maka ia dapat dengan tenang menghadapinya. Ia tidak mudah dihinggapi “Depresi”,
“perasaan pesimistis dan murung”. Dan jika dengan nasihat-nasihat kita dapat membuat orang
yang mengalami depresi membuka pintu hatinya untuk mendengarkan nasihat-nasihat kita,
dan tercerahkan oleh nasihat-nasihat yang kita berikan. Perbuatan kita yang demikian termasuk
“Menolong orang yang darurat membutuhkan pertolongan”.
Guru Cai berbagi kisah-kisah yang dialaminya saat memberikan Ceramah Ajaran Moral Di Zi
Gui dari satu kota ke kota lain di Tiongkok. Pada suatu hari setelah menyelesaikan Kursus lima hari
di kota Qin Huang Dao, Guru Cai bersiap-siap berangkat ke Beijing. Ketika mobil mulai bergerak
jalan, seorang wanita setengah baya dengan berdiri mencegatnya di depan mobil. Dan dengan
menahan rasa harunya ia berkata kepada Guru Cai: “Saya sebelumnya sudah memutuskan akan
bunuh diri! Tetapi setelah mengikuti ceramah Guru selama lima hari, pikiran saya mulai terbuka.
Dan saya telah menemukan kembali sebuah sikap menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.
Selanjutnya, saya berjanji akan menjalani kehidupan saya dengan tegar!
Di sini kita dapat merasakan betapa Ajaran & Kebijaksanaan Sang Mahaguru dapat memberikan
dampak seketika kepada orang-orang masa kini. Perasaan demikian makin menyadarkan dan
mendorong Guru Cai untuk makin giat menyebarkan Ajaran-ajaran Moral kepada masyarakat
luas.
Guru Cai melanjutkan kisahnya. Suatu ketika ia memberikan ceramah di Gunung Tian
Mu Shan, yaitu di kota Hang Zhou. Pada hari ketiga berlangsungnya ceramah, saat sudah
makan siang dan sedang keluar dari ruang ceramah, tiba-tiba seorang tua berusia 80 tahun
menghampiri beliau. Orang itu langsung berlutut sambil menyalami Guru Cai. Guru Cai
dengan sigap menangkap kedua lengan pak Tua lalu mengangkatnya berdiri sambil berkata:
Please, bapak tidak perlu berlutut. Cukup berdiri saja dan silahkan berbicara”! Setelah berdiri
kembali, pria itu berkata: “Pak Guru Cai, mohon Bapak dapat memenuhi dua permintaan
saya ini! Permintaan Pertama adalah: Saya berasal dari Propinsi Xin Jiang. Di Xin Jiang,
kami tidak pernah mendengar dan menyimak ajaran-ajaran Di Zi Gui. Saya mohon Guru
Cai menyempatkan diri datang ke Xin Jiang untuk memberikan Ceramah serupa di sana!”
20
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Coba anda bayangkan! Pak Tua ini sudah berusia 80 tahun. Permintaannya kepada Guru
Cai adalah untuk kepentingan siapa? Tidak lain untuk Generasi Muda keturunan mereka, untuk
penduduk Xin Jiang pada umumnya! Sikap dan tindakan yang diambil Pak Tua ini sungguh
membuat terharu para guru di Pusat Pendidikan Di Zi Gui.
Tindakan Pak Tua yang jauh dari sikap ingat diri sungguh layak dicontoh oleh para Guru
tersebut! Pada hari terakhir Kursus di Tian Mu Shan, para guru makin sadar bahwa Misi yang
mereka emban sangatlah berat! Namun Misi mereka tidak terasa berat, sebab mereka telah
menjadi lebih kokoh! Sebab para guru itu yakin bahwa dalam menjalani Misi Mulianya, mereka
mendapat perlindungan dan dukungan dari para Nabi dan Orang-orang Suci. Dan yang terakhir,
para Guru itu juga meyakini kedalaman Petuah Mahaguru Confucius bahwa “Sejak lahir hidup
manusia berawal dengan Sikap dan Watak Bajik”, yaitu bahwa Hati dan Pikiran manusia pasti
dapat disadarkan dan dicerahkan!
Permintaan kedua dari Pak Tua adalah “Guru Cai memberinya rekaman Ceramah lima hari di
Tian Mu Shan ini.” Ini memperlihatkan betapa Pak Tua ini sangat bersemangat menyerap Ajaran
Di Zi Gui yang ia peroleh selama mengikuti Ceramah Guru Cai di Tian Mu Shan.
Guru Cai pun berpesan kepada para Gurunya, “Coba lihat, betapa orang-orang yang mengikuti
ceramah kita, termasuk Pak Tua tadi, yang menaruh hormat dan menunjukan sikap tulus kepada
kita, para guru. Maka kita harus senantiasa mengingatnya dalam hati sanubari kita! Agar tidak
menyia-nyiakan ketulusan hati mereka! Dengan senantiasa mengingatnya dalam hati, aku yakin
kalian tidak akan berbelok hati di tengah jalan! Kalian akan menganggap semua tugas yang
dijalankan sebagai “Kewajiban” kita. Hanya dengan Perilaku Menapak Jalan Moral & Bajik kita
para guru dapat “membalas” semua Kasih, Hormat dan Doa Restu yang kita terima. Ini merupakan
contoh dari “menolong orang yang sedang membutuhkan!”
Kebajikan ke 6: “hal yang berhubungan dengan Manusia.”
Kebajikan ke 7: “Membangun sesuatu Demi kepentingan orang Banyak”.
Kebajikan ke 8: “Menanggalkan Harta Malah Mendatangkan Rejeki”.
Kebajikan ke 9: “Memegang Teguh Kebenaran”.
Terakhir, kebajikan ke 10: “Sayangilah Nyawa Setiap Benda”.
Itulah ke sepuluh butir Kebajikan!
21
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Mari secara khusus kita simak Butir ke 7: “Membangun sesuatu demi Kepentingan Orang
Banyak”. Di jaman dahulu sangat sering orang menyaksikan di desa dan di kota kecil di Tiongkok,
para Dermawan mendanai pembangunan jembatan-jembatan atau jalan-jalan desa, bagi
kesejahteraan penduduk setempat! Di jaman sekarang, kita sangat jarang menyaksikan perbuatan
amal serupa. Sebab membangun jembatan atau jalan adalah Tugas dan kewajiban pemerintah!
Akan tetapi di jaman ini tetap terbuka kesempatan luas untuk kita berbuat baik kepada masyarakat.
Misalnya, di jalan raya yang kita lalui sehari-hari kita temukan sebuah lubang besar.
Para pejalan kaki dan pengendara motor di malam hari pasti akan menjadi korban! Maka kita
pun bisa tergerak hati untuk menelepon Dinas Pekerjaan Umum Kota agar jalan rusak itu segera
diperbaiki. Di sini kita melihat, buah dari petuah “Berbuat sesuatu demi kepentingan orang lain,
Peduli kepada sesamanya”. Hati yang penuh Kebajikan ini sungguh sulit ditemui di jaman sekarang!
Hampir setiap hari kita bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, yang
mengurangi atau menghilangkan bahaya bagi orang lain! Kita tidak perlu pilih-pilih dan melakukan
kebajikan tertentu saja. Setiap hari dalam hidup ini kita menemukan hal-hal yang meminta kita
turun tangan dan membantu! Yakinlah, petuah “助人为乐 – Membantu atau Menolong orang
akan membawa Kebahagiaan” akan menjadi kenyataan dalam Hidup kita.
Mari kita simak butir ke 8 yaitu Kebajikan: “Menanggalkan/Mengorbankan Harta
mendatangkan kebahagiaan - 舍财作福”. Harta di sini tidak dimaknai semata-mata sebagai Harta
Benda Fisik, tetapi juga “Tenaga & Waktu” kita. Sekarang ini banyak kita temui “Relawan Sosial”
yang mengorbankan Waktu dan Tenaganya untuk beramal. Tenaga dan Waktu dinamai juga “Inner
Wealth”, sedangkan “Harta Fisik “dinamakan juga “Outer Wealth”. Pertanyaannya adalah, Lebih
sulit mengorbankan Inner Wealth atau Outer Wealth? Ternyata lebih sulit mengorbankan Inner
Wealth (Tenaga dan Waktu) daripada Outer Wealth! Kenyataannya, lebih banyak orang bersedia
menyumbang dana jutaan rupiah, namun sangat sulit meminta mereka menyisihkan tiga jam dari
waktunya untuk menjadi Relawan Sosial! Jadi perbuatan Bajik memang ada yang mudah dan ada
yang sulit! Apabila kebajikan yang sulit dilakukan tetapi tetap dilakukan maka Pahala Karma yang
diterima orang itu akan makin besar!
Kebajikan ke 9: “Mendukung dan Memproteksi Kebenaran”. Teman-temanku sekalian. Saat
kalian hadir dalam kelas Guru Cai, kalian sejatinya tengah “Mendukung dan Memproteksi
22
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Kebenaran”! Dengan mata penuh kasih kalian memandang Guru Cai. Hal ini memberi inspirasi
yang sangat mendalam bagi Guru Cai. Bahkan ada diantara kalian yang telah merasakan manfaat
dari kelas Di Zi GUI ini lalu mengajak teman-teman kalian untuk ikut hadir dalam kelas ini. Hal
ini merupakan wujud nyata dari “Mendukung Dan Memproteksi Kebenaran”! Juga ada Ibu-Ibu
yang mengajak putra putrinya ikut mendengarkan Ceramah ini! Hal ini tentu membuat sang Ayah
ikut berbahagia! Sebab sang Ayah sangat yakin, bahwa setelah Putra-putrinya belajar tentang
ajaran-ajaran mengenai Kebenaran maka kejayaan akan menyertai keluarganya, generasi demi
generasi. Jadi bila kita melihat pemuda-pemudi di sekitar kita sedang giat mempelajari Di Zi GUI,
kita pun tergerak untuk mendorong mereka belajar lebih giat lagi! Semua ini merupakan wujud
dari Perilaku “Mendukung & Melindungi Kebenaran”. Pahala yang kalian tegakkan sungguh tak
ternilai!
Kebajikan ke 10: “ Sayangilah Nyawa Setiap Makluk”. Semua benda di dunia harus kita sayangi,
seperti kata pepatah: “Sebutir nasi, sebutir beras, coba bayangkan kehadirannya, sungguh tidak
mudah menghasilkannya!”, Jadi sangat tidak layak anda sia-siakan! Demikian pula halnya dengan
Nyawa Makluk Dunia, kita juga wajib menyayanginya.
Mari kita simak apa yang terjadi di Australia. Guru Cai melihat, bila pekerja pelebaran jalan
raya menemukan pohon di pinggir jalan yang harus ditebang dan di pucuk pohon ada sarang
burung dengan penghuninya, maka para pekerja tersebut akan menunda menebang pohon itu.
Mereka menunggu sampai burung-burung meninggalkan sarangnya, lalu menebang pohon itu!
Di sini kita melihat betapa Nyawa Mahluk Tuhan sangat dihargai di Australia! Dan apabila Hati
Manusia demikian penuh Kasih terhadap sesama Mahluk, maka Alam pun akan membalas Kasih
Manusia dengan Berkah yang melimpah! Sejuta makluk dunia pun akan membalas manusia
dengan berkah berlimpah!
Pujangga Tiongkok terkenal: 百居易 Bai Ju Yi pernah menulis sebait Syair untuk membawa
pesan bahwa kita manusia wajib menyayangi binatang! Menyayangi nyawa binatang! Bunyi Syair
tersebut: “莫道群生性命微,Jangan anda bilang Nyawa Binatang tidak berharga . 一般骨肉 一
般皮,Mereka memiliki Tulang dan Daging yang sama (dengan manusia), memiliki kulit yang
sama, 劝君莫打枝头鸟, Jangan membunuh seekor burung, 子在巢中望母归, Sang anak
pada sarangnya sedang menanti kepulangan ibunda sayang”.
23
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Mari kita memakai perasaan hati yang sama untuk menyayangi binatang! Anak-anak pun
sejak kecil sudah diberikan pengertian untuk tidak memakai uangnya untuk membeli burung-
burung peliharaan. Anak-anak harus paham bahwa burung-burung tersebut takkan hidup dalam
kurungan! Lagi pula membeli burung peliharaan berarti memisahkan anak-anak burung dari ibu
bapaknya! Dengan demikian sang anak telah ditanamkan “Kasih Sayang” terhadap sesama makluk
Tuhan!
Demikianlah 10 Kebajikan Hidup yang perlu kita jalankan dalam kehidupan kita sehari-hari!
Sekarang, kita sudah mulai paham bagaimana mengenal dan memahami arti Kebajikan dan
bagaimana berperilaku bajik! Kita kembali ke Ayat Di Zi Gui yang berbunyi: “Melihat Perilaku
Kebajikan orang, kita segera Belajar dan Mencontoh orang itu. Bukan soal bahwa kemampuan
anda masih jauh di bawah kemampuan orang tersebut. Anda harus tetap membulatkan tekad
untuk mengejar ketertinggalan anda!” Dan dalam hal proses berperilaku Bajik, kita harus selalu
ingat bahwa “当仁不让于师 - Perilaku Bajik tidak perlu berarti anda harus mengalah terhadap
Guru. Perilaku Bajik anda jangan tertinggal dibelakang orang lain!” “不让古人是谓有志 - Sikap tak
mau kalah dengan orang-orang dari generasi tua menunjukkan cita-cita Anda yang kuat!” Arti
kalimat di atas adalah: Dalam berperilaku Bajik, kita jadikan Orang-orang dari generasi lalu sebagai
teladan. Tetapi kita tetap berpendirian tidak boleh kalah dengan mereka! Bahkan akan lebih baik
bila anda mampu melewati dan mengalahkan mereka! Ini bukan sikap sombong dan angkuh!
Coba kita renungkan.
Pada suatu hari anda sebagai orangtua melihat anakmu berkata kepadamu, “Papa,
seumur hidup saya, saya tidak akan mungkin mengungguli papa!”. Senangkah anda mendengar
ucapan anakmu ini? Anda tentu akan menjawab, “Anakku, saat papa masih seusiamu, papa
tidak memahami banyak hal. Sedangkan kamu dalam usiamu sekarang, papa mewarisi kamu
kompetensi dan pengalaman papa! Namun ternyata kamu tidak berambisi mengungguli papa?
Alangkah kecewanya papa!” Jadi, sebagai anak, sebagai pelajar, kita semua patut mempunyai
Cita-Cita Luhur. Cita-cita suatu hari nanti kita akan mampu mengungguli orangtua dan guru-guru
kita! Orangtua dan guru-guru kita, tentu akan bergembira dan berbangga mempunyai anak dan
anak didik yang bercita-cita demikian luhur!
Teman temanku sekalian, setelah kalian berkesempatan mempelajari dan menguasai Ajaran
Di Zi Gui, kalian harus bertindak dan berperilaku Di Zi Gui. Jangan tempatkan Target berperilaku
24
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bajik anda di posisi bawah, tetapi bertekadlah mengungguli Guru anda! Bila kita benar-benar
menyerap dan menghayati seluruh isi ceramah Guru Cai, ceramah yang penuh dengan pengalaman-
pengalaman beliau selama puluhan tahun, maka “walau saat ini anda masih terpaut jauh dari
orang-orang bijak, anda dapat dengan cepat mengejar ketertinggalan anda”.
见人恶,即内省,有则改,无加警- Melihat seseorang berperilaku buruk, kita segera
melakukan Mawas Diri apakah kita pun berperilaku serupa? Jika ternyata kita berperilaku
demikian, kita harus segera memperbaikinya. Jika ternyata kita berperilaku baik, kita tetap perlu
meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari perilaku buruk.
Ketika bertemu dengan seseorang yang melakukan hal yang tidak patut, janganlah kita terburu-
buru menghakiminya! Kita harus memeriksa diri terlebih dahulu apakah kita juga melakukan
keburukan yang serupa? Jika demikian secepatnya kita perbaiki diri! jika tidak ada, baik sekali kita
tetap pertahankan perilaku baik kita! Guru Moral ternama Tiongkok - Li Bing Nan pernah memberi
sebuah panduan Bertindak yang sungguh bijak: “Bertemu seseorang melakukan Kebajikan, jangan
anda cemburu”. Sebaliknya, turut berbahagialah bersamanya! Bertemu seseorang melakukan
keburukan, jangan anda mencelanya, sebaliknya nasihatilah dia, atau diam saja! Tatkala bertemu
dengan seseorang melakukan kesalahan, janganlah anda mengkritiknya dengan pedas! Anda
harus membantunya memperbaiki diri! Nah, petuah yang diberikan Guru Li Bing Nan sungguh
mengandung LIFE WISDOM - Kebijaksanaan Hidup yang kaya. Kita dapat memakai kebijakan itu
sebagai penuntun dan Pelita bagi Hati dan pikiran kita! Di atas telah dikatakan, bertemu seorang
melakukan kebajikan, anda harus turut bergembira dan memberikan pujian. Anda tidak boleh
mencemburuinya!
Bertemu dengan seseorang yang berperilaku buruk, jangan anda mengkritiknya, sebab
dengan mengkritiknya anda hanya menciptakan suasana tidak harmonis di dalam komunitasnya.
Sebaliknya, anda patut menasihatinya atau bungkam saja! Mengapa bungkam? Sebab saatnya
belum tepat dan matang! Kepercayaan yang terjalin dengan orang itu belum cukup. Jika kita
memaksakan memberinya nasihat, orang itu bahkan bisa menganggap kita sedang menjatuhkan
nama baiknya dan menfitnahnya! Ini tentu berakibat buruk.
Pada Bab yang lalu disinggung bahwa “Memberi nasihat kepada seseorang
harus dibangun diatas fondasi Kepercayaan” Mahaguru Confucius dalam Buku Suci
25
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
“ANALECT” mengatakan: “君子信而后谏,未信则以为谤己也 - Orang bijak membangun
kepercayaan terlebih dahulu, baru memberi nasihat. Tanpa kepercayaan suatu nasihat akan
berujung kesalahpahaman”.
“Bila melihat seseorang yang melakukan kesalahan atau kekhilafan”, misalnya seorang anak
dengan tidak sengaja menjatuhkan piring yang dipegangnya, Orangtuanya segera naik pitam
dan menghujani si anak dengan caci-maki. Bagaimana dengan si anak? Ia akan menanggung
rasa bersalah (guilty conscience) yang parah! Kalau saja si orangtua dapat lebih tenang dan
mengendalikan diri, dan memaklumi kesalahan anak yang tidak disengaja, maka si anak akan
terkesan dengan sikap orangtuanya yang penuh kearifan! Yang dilakukan ayah yang bijak tadi
adalah membereskan “piring yang berserakan di lantai”. Hati kecil sang anak langsung dipenuhi
rasa terimakasih dan terharu! Langkah berikutnya, si anak diajak berbincang-bincang oleh sang
ayah. Keduanya berbicara bagaimana kekhilafan ini bisa terjadi? Mari kita mawas diri! Nah,
sebuah kekhilafan malah berhasil meningkatkan kesadaran dan pemahaman si anak, dan dengan
demikian meningkatan kemampuannya menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Si
anak bahkan menjadi makin mampu menjadi manusia seutuhnya! Bila kita semua menghadapi
Kekhilafan orang dengan sikap HATI seperti ini, maka relasi antar manusia akan dipenuhi dengan
Keharmonisan.
“Melihat orang melakukan Keburukan” mutlak jangan anda simpan dalam hati! Bila anda
melakukan itu anda telah membiarkan hati anda yang murni dan bersih dipenuhi sampah orang
lain! Ini tentu sebuah tindakan bodoh! Dikisahkan, seorang sahabat Guru Cai berkata kepadanya,
“Tidak bertemu dengan orang yang melakukan Keburukan rasanya kok sulit sekali! Bagaimana
harus menyikapi hal ini?” Orang itu kemudian berkonsultasi dengan Master Shi Jing Kong. Master
memberinya sebuah resep yang sangat manjur! Inilah nasihat bijak yang diberikan Master Shi Jing
Kong, “Jika bertemu dengan seseorang yang melakukan kesalahan atau kekhilafan, Anda cukup
berkata dalam hati: kesalahan itu berawal dari aku juga!” Bagaimana bisa begitu? Misalnya anda
melihat anak anda melakukan kesalahan! Anda cukup berkata: semua ini terjadi karena salahku.
Aku tidak mendidiknya dengan baik selama ini! Maka anda segera bertindak mendidiknya!
Misalnya anda melihat istri anda bertindak kurang etis, anda pun berkata ah, ini salahku, saya
kurang memberi teladan dalam hal etika!
26
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Melihat setiap kasus kesalahan yang dilakukan orang, cobalah kita simak apakah kita ikut
bertanggungjawab atas kesalahan tersebut? Dengan demikian kita tidak tergesa- gesa menuduh
atau mencela orang itu!
Di atas telah disinggung bahwa “Melihat seseorang melakukan keburukan, segeralah mawas
diri apakah kita juga melakukan keburukan serupa? Jika ya, segeralah memperbaiki diri. Jika tidak,
tingkatkan kewaspadaan!”. Ungkapan “Memperbaiki Diri” mengandung makna yang dalam! Dalam
Kitab Klasik “了凡四训 Liao Fan Si Xun - Empat Ajaran Oleh Liao Fan” ada satu bait yang berbunyi:
“未论行善,先需改过 – Sebelum berbicara tentang Perilaku Bajik, anda perlu memperbaiki diri,
bertobat terlebih dahulu”. Jika kita tidak memperbaiki kesalahan kita, itu ibarat hari ini kita tidak
melakukan kebajikan.
Kebajikan ini ibarat air yang kita tuangkan ke dalam gentong. Banyak kesalahan kita yang
belum kita perbaiki, dan kesalahan-kesalahan itu ibarat lubang-lubang di dasar gentong! Walaupun
anda terus menerus menuangkan air ke dalam gentong, namun apa yang terjadi? Air itu bocor
melalui lubang di dasar gentong! Jadi, lubang-lubang di dasar gentong itu perlu ditambal terlebih
dahulu! Dengan demikian Kebajikan dapat terus anda pupuk sehingga menjadi makin tinggi.
Untuk mengoreksi kesalahan, 3 jenis “Sikap Hati” harus ditanam terlebih dahulu: Sikap Hati
Pertama adalah “Rasa Malu” ; yang Kedua adalah “Rasa Segan” dan yang ketiga adalah “Hati Penuh
Keberanian” Mengapa perlu menanamkan “Rasa Malu”? Sebab, sesungguhnya, setiap manusia
memiliki Potensi Diri yang sangat besar! Melalui Pelatihan Rohani orang dapat menjadi bijak dan
suci. Maka tidak kurang dari seorang Mensius yang menginspirasi kita dengan perkataannya,
“Siapakah Shun? Siapakah Yu? Mereka yang bersikap dan berperilaku layak sebagai orang bijak
dan suci akan berakhir menjadi orang bijak dan kudus !”
Terlahir sebagai Manusia di Bumi ini sungguh tidak mudah. Kita semua beruntung terlahir
sebagai Manusia! Maka kita perlu menjalankan peran kita sebagai manusia dengan sebaik-
baiknya! Agar kita tidak menyia-nyiakan harapan Nenek Moyang pada kita! Sebagai Manusia kita
bersikap dan bertindak layaknya Langit, Bumi dan Manusia! Bagaimana Bersikap dan Bertindak
sebagai Langit, Bumi dan Manusia? Apa Sifat dan Kebajikan Bumi? Bumi menghidupkan dan
memelihara semua benda dan makhluk di muka Bumi! Ia tidak pernah memilih-milih. Semua
benda yang dilemparkan kepadanya ditumbuhkannya! Jadi, Bumi memang sangat berlapang
27
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Dada ! Bumi sangat Adil! Coba anda lemparkan benda yang paling busuk dan terpolusi ke Bumi!
Allhasil Bumi tetap mengubahnya menjadi Zat yang bergizi yang dikembalikan kepada kita! Persis
seperti Ibunda kita.
Sebagai balita kita membuang air kecil dan besar dan Ibunda tetap dengan penuh kasih
membersihkannya. Apa yang di “kembalikan” Ibu kepada kita adalah Kasih Sayang serta pengorbanan!
Jadi, Bumi adalah Ibunda dan Langit adalah Ayahanda”. Budi dan Kebajikan Bumi dan Langit dapat
mengalir melalui kita. Kita laksanakan peran kita sebaik-baiknya.
Jadi, sebagai Manusia hidup ini harus bermakna, harus ada sumbangsih yang baik bagi Keluarga
dan Masyarakat! Jangan kita justru menjadi Beban bagi Rumah Tangga dan Masyarakat ! Jika ini yang
yang terjadi, sungguh sangat disesalkan! Maka Mensius berkata “Rasa/ Sikap Malu pada Manusia,
sungguh teramat penting!” Seseorang dengan Sikap dan Rasa Malu berbakat menjadi orang Bijak
dan Kudus! Manusia tanpa Sikap dan Rasa Malu mungkin lahir kembali sebagai Binatang!
Sikap Hati kedua: “Sikap dan Rasa Segan”. Mengapa perlu memiliki “Rasa Takut”? Ingat pepatah
Tiongkok ini: “Engkau mendongak 3 kaki saja, dan terlihat olehmu Malaikat “Jika tidak ingin diketahui
orang, jangan lakukan!”. Kita kadang merasa dan beranggapan bahwa selama ini kita cukup pandai
menutupi kesalahan-kesalahan kita, padahal kita sebenarnya sedang menipu diri kita sendiri! Ingat,
hanya masalah “waktu” saja. Di suatu hari kelak kekurangan atau kesalahan yang anda lakukan pasti
terbongkar! Bila saat itu tiba nama Anda akan jatuh dan tidak bernilai sepeser pun! Jadi, asalkan
anda ingin Bertobat, tidak ada kata “ terlambat “ bagi anda !
Pada zaman dahulu beredar sebuah pepatah yang berbunyi, “Orang yang sepanjang hidupnya
penuh dengan Dosa, menjelang ajalnya menyesali dosa-dosanya lalu bertobat dengan kesungguhan
hati, maka ia akhirnya dapat menutup mata dengan tenang!”. “Dosa yang seberat apapun tidak dapat
menangkis sebuah kata” Penyesalan”. Karena itu, jadilah manusia yang paham akan “ Pertobatan “ dan
paham akan “Berubah menjadi Baik”. Maka kita semua harus bulatkan tekad, mulai hari ini kita menjadi
pelajar yang dengan tekun mempelajari Ajaran Orang-orang Bijak dan Kudus! Yakinlah, seburuk apapun
perbuatan-perbuatan yang anda lakukan di masa lalu, tetap terbuka pintu tobat sehingga anda ber-
ubah menjadi baik dan dapat memperoleh kembali penghargaan dari teman-teman anda. Inilah
makna dari “Sikap Rasa Takut dan segan”.
28
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cai mengajak kita semua untuk ingat akan fakta bahwa: “Tidak ada yang kekal dan
tetap dalam hidup manusia”. Tubuh jasmani kita ini sungguh kita tidak tahu bisa bertahan hidup
berapa lama?”. Maka Bertobat dan Berubah menjadi Baik sungguh tidak bisa ditunda-tunda! Jika
ajal sudah tiba, anda ingin bertobat pun sudah terlambat! Dan Nama Buruk yang anda tinggalkan
harus ditanggung anak-cucu anda!
Sikap Hati ketiga: Sikap Rasa Hati Berani, maksudnya kita harus berani membuang jauh-jauh
kebiasaan buruk kita! Guru Cai teringat akan Petuah Paman Lu ketika beliau masih tinggal di
Australia. Salah satu petuah Paman Lu yang tak akan pernah beliau lupakan adalah: “Terhadap
(keburukan) diri sendiri, harus segera kita basmi sampai keakar-akarnya, tetapi terhadap
(keburukan) orang lain, kita harus Toleran dan Bermurah Hati”. Petuah Paman Lu ini mengingatkan
kita pada Petuah para Bijak & Suci yang berbunyi: “Tegas dan Keras menuntut diri kita sendiri!
tetapi dengan Toleran dan Kemurahan hati memperlakukan orang lain”. Maka, menghadapi
“Kebiasaan-kebiasaan Buruk” kita, kita harus bertekad mengikisnya habis! Tidak boleh Kompromi
atau Menyerah dalam diri kita!
Mengenai Petuah ini, Guru Cai mengambil kisah sejarah sebagai ilustrasi. Kisah terjadi pada
jaman “San Guo – Three Kingdoms”, dengan adegan “赵子龙救阿斗 - Zhao Zi Long (seorang
Jenderal bawahan Kaisar Liu Bei) menolong Ah Dou (putera Liu Bei)”. Alkisah Jenderal Zhao
harus menyelamatkan putera Kaisar Liu Bei - Ah Dou dari kepungan serdadu musuh! Ah Dou
diikatkan ke punggung sang jenderal yang menunggang kuda perangnya, dikepung ribuan serdadu
musuh! Pada saat genting ini, Jenderal Zhao mempunyai satu Tekad yakni menerobos keluar dari
kepungan musuh untuk menyelamatkan Ah Dou! Pada saat yang sangat genting itu tidak boleh
ada Niat Mundur atau Ragu! Sekali Jenderal Zhao ragu, maka upayanya akan berakhir tragis! Kisah
Ah Dou ini adalah suatu perumpamaan: Ah Dou dapat diumpamakan “Kebajikan Asli” dalam diri
kita. Melindungi “Kebajikan Asli” tersebut sehingga “Kebajikan Asli” tersebut benar-benar dapat
berkembang terus, membutuhkan “Keberanian” kita.
Tidak boleh ada kata “Ragu atau Mundur”. Kitab Klasik “了凡四训 - Liao Fan Si Xun” juga
berkata, “Menghadapi Kebiasaan Buruk ibarat menghadapi seekor ular beracun yang menggigit
jari tangan kita.” Pada saat seperti ini, apakah anda masih ragu mengambil tindakan drastis? Jika
ini yang terjadi, upaya penyelamatan sudah terlambat. Racun ular akan segera menjalar sampai ke
hati anda. Nyawa anda tidak akan tertolong! Maka yang harus anda lakukan adalah segera ambil
29
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
pisau tajam dan tebas putus jarimu itu! Jangan berikan setengah detik pun bagi “Racun Kebiasaan
Buruk” itu bercokol dalam dirimu! Segera basmi sampai ke akarnya! Misalnya, anda mempunyai
kebiasaan buruk “Mudah tersulut amarah”.
Jika anda bertekad akan mengikis kebiasan buruk ini, lakukan hal ini: begitu anda akan mulai
“marah”, segera ingat bait kitab suci yang berbunyi: “Amarah membuat anda sulit berpikir jernih”.
Lalu ingat juga bait berikutnya: “Bungkam, jangan ucapkan sepatah katapun, maka Amarah akan
padam dengan sendirinya”.
Sekarang mari kita bahas esensi dan jenis Koreksi Diri. Secara garis besar, Koreksi Diri dapat
dibagi menjadi tiga jenis/kategori:
1) Koreksi yang dilakukan pada permukaan permasalahannya sendiri;
2) Koreksi yang bertolak dari Akal sehat (Rationale);
3) Koreksi diri yang bertolak dari Kedalaman Hati dan Pikiran.
Ibarat sebuah pohon yang kena racun. Jika anda melakukan Koreksi Diri langsung dari kedalaman
Hati anda, maka itu berarti anda langsung membabat akar pohon tersebut! Akar pohon adalah
sumber racun yang mengalir pada tubuh pohon tersebut! Maka orang yang benar-benar telah
mencapai Pencerahan tertentu dalam Samadhi dan Meditasinya, setiap saat ia dapat memeriksa
kecenderungan Hati dan Pikirannya. Setiap Kecenderungan Hati kearah yang Negatif segera dapat ia
rasakan, dan ia pun segera melakukan Koreksi Diri!
Dengan demikian orang itu terhindar dari Keburukan dan kesalahan dalam Tutur Kata! Jadi,
baru pada tahap berpikir Negatif, orang bijak sudah dapat segera mengkoreksi diri. Maka kesalahan
lanjutan seperti kesalahan Tutur Kata dan Perbuatan buruk dapat dicegah secara total.
Mari kita masuk ke Ajaran Di Zi Gui berikut: 唯德学,唯才艺,不如人,当自砺 Perihal Budi
Pekerti dan Ilmu Pengetahuan, dan perihal penguasaan berbagai Keterampilan Hidup. Jika anda
merasa anda tidak sebaik orang lain maka seharusnya perasaan anda itu memicu anda untuk lebih
tekun dan rajin belajar, mengejar ketertinggalan anda. [若衣服,若饮食,不如人,勿生戚 .
Perihal Pakaian yang anda pakai, atau makanan yang anda santap setiap hari, Jika tidak semewah
yang dipakai dan dimakan orang lain, maka hal ini tidak perlu menjadi perhatian dan menggangu
pikiran anda]
30
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bila sebagai orangtua anda menempatkan perilaku Budi Pekerti diatas segalanya, maka
tentu saja anda telah menegakkan Nilai Kehidupan (Life Value) yang sangat tepat guna
bagi anak-anak anda! Sebagai orangtua, anda sangat paham untuk tidak menempatkan
“Hidup manusia diisi hanya dengan Kesenangan duniawi dan materi saja”. Jika Anda
sebagai orangtua menempatkan “Uang” di atas segalanya, maka putera puteri yang anda didik akan
menempatkan apa sebagai nomor satu di dunia? UANG! Mereka akan berwatak” Mementingkan
Harta dan mengabaikan Moral Etika”. Pada suatu saat nanti anak-anak anda akan memperebutkan
Uang, bukan dengan orang lain, tetapi dengan orangtuanya sendiri!
Mari kita renungkan bersama. Apabila seseorang telah terpenuhi semua kebutuhan Sandang,
Pangan bahkan Rumah Tinggalnya, apakah benar-benar terjamin hidupnya akan bahagia? Jika
dalam hidupnya orang hanya mengejar kecukupan materi, dan setelah terpenuhi semua kebutuhan
materinya iapun benar-benar bahagia? Bila demikian adanya, Guru Cai sudah barang tentu akan
turut berbahagia bahkan mendorong orang itu! Akan tetapi, apa yang terjadi justru kebalikannya!
Orang yang benar-benar sepenuh hidupnya hanya mengejar Materi, Batin dan Isi Hati orang itu
sesungguhnya kosong melompong! Ia takkan merasa puas dengan Materi yang telah ia miliki! Ia akan
selalu membanding-bandingkan miliknya dengan apa yang dimiliki orang lain. Dan bila ia melihat
orang lain baru saja membeli mobil baru, hatinya akan sangat pedih! Sifat sirik dan ketamakannya
membuatnya tak pernah puas dengan apa yang telah ia miliki! Ia senantiasa geram dan stres dengan
dirinya! Sungguh penderitaan yang dicarinya sendiri! Guru Cai mengambil sebuah contoh kasus
yang sering terjadi di masyarakat: Seorang karyawan muda sebuah perusahaan dengan gaji yang
pas-pasan, tergiur membeli baju mewah yang cukup mahal untuk ukuran seorang karyawan muda.
Karyawan itu cukup menggesek kartu kreditnya.
Dengan baju barunya yang mewah itu ia akan merasa bahagia. Untuk berapa lama? Ya mungkin
untuk tiga hari lamanya! Tetapi dengan menggesek kartu kreditnya di toko pakaian tadi, gaji
bulanannya terkuras separoh! Hal ini akan membuat dia menderita selama satu bulan!
Keesokan harinya ia pergi ke kantornya dengan baju baru. Ia berharap baju baru yang
dikenakannya akan menarik perhatian rekan-rekan kantornya. Ia berharap mereka akan ramai-ramai
memuji baju mewahnya. Ternyata, tidak seorang pun yang menaruh perhatian pada bajunya itu,
apalagi sampai memuji-muji! Aduh, hatinya bertambah sakit!
31