The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-05-13 03:02:14

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 4

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Keywords: Psikologi

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sudah menyelesaikan seluruh Unit 6 Di Zi Gui, dan kini kita akan masuk ke unit 7, unit terakhir Di

Zi Gui.

【 不   力   行。 但   学    问。  长   浮   华 , 成   何   人 

Bu Li  Xing  Dan Xue Wen. Zhang Fu Hua , Cheng He Ren ,

    但   力   行 。 不   学   问 。  任   己   见 。 昧   理   真 
  Dan Li  Xing,   Bu Xue Wen. Ren Ji Jian      Mei Li  Zhen 】

Barangsiapa ingin Pengetahuannya tumbuh, haruslah ia “Mengamalkan Ilmu Pengetahuan
yang telah dikuasai”. Ia juga harus terus belajar untuk menambah Ilmu Pengetahuan yang
dikuasainya. Inilah yang disebut “ 解  行  相  应- Jie Xing Xiang Ying - Pengetahuan dan Pengamalan
Bergandengan Tangan”. Hal ini amat penting untuk diperhatikan! “ 解 Jie – Pemahaman,
Pengetahuan” dan “ 行- Xing - Pengamalan” bagaikan dua buah Roda Kereta Dorong, Kereta dengan
hanya satu roda tentu tidak akan bisa bergerak! Kereta memerlukan dua roda yang berkoordinasi
bergerak bersama-sama dan berbarengan. Dengan demikian kereta dapat bergerak. Walaupun
ada dua roda, tetapi hanya satu yang berputar, sementara roda kedua rusak sehingga tidak bisa
berputar, apa yang akan terjadi? Yang akan terjadi adalah apa yang dituturkan melalui kalimat Di
Zi Gui di atas: 不 力 行 - bu li xing: Ilmu Pengetahuan yang anda kuasai tidak anda amalkan; anda
hanya rajin membaca dan menghapal. Akibatnya, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah “ 长 浮
华 - zhang fu hua: Hanya menumbuhkan watak dangkal dan tak realistis!

Pada suatu peristiwa, Guru Cai akan segera memulai sebuah kelas Di Zi Gui dengan
anak didik berusia 7 - 8 tahun. Pada Saat itu Guru Cai pun berkata, “Anak-anak, pagi 
ini kita akan mulai dengan Pelajaran Di Zi Gui Bab pertama. Tiba-tiba seorang anak mengacungkan
tangan dan berkata lantang, “Kami sudah belajar bahkan masih bisa menghapal Di Zi Gui! Jadi
anak itu menolak duduk di kelas Di Zi Gui, dengan alasan ia sudah bisa menghapal Di Zi Gui. Nah,
dari pengalaman tersebut, para guru Di Zi Gui asuhan Guru Cai, setiap kali akan memulai kelas
baru mengatakan, “Ilmu pengetahuan harus engkau pelajari dan kuasai, namun apa yang engkau
kuasai harus engkau amalkan! Bila tidak, engkau hanya akan menumbuhkan watak dangkal dan
tidak realistis!

Pernah ada sebuah Artikel disebuah Media Perguruan Tinggi yang berbunyi, “Banyak
lulusan paling cemerlang dari Perguruan Tinggi justru kemampuan mereka dalam menjalani
kehidupan sangat rendah!” Mengapa riwayat pendidikannya begitu bagus, buku-buku ilmu

132

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

pengetahuan yang pernah ia baca begitu banyak, namun setelah terjun ke masyarakat,
ia tidak menguasai bagaimana menjadi “Manusia seutuhnya”. Sebab, semua ilmu yang ia
pelajari dan buku yang ia baca hanya untuk mengikuti ujian, sama sekali TERLEPAS dari
kehidupan sehari-hari! Menurut catatan Statistik, Persentase perceraian di masyarakat
cukup tinggi terjadi di kalangan Sarjana S1, S2 bahkan S3! Mengapa tingkat akademik yang
semakin tinggi tidak membuat seseorang “lebih toleran”, “lebih pemaaf”, “lebih mengasihi 
Sesamanya”? Apa akar masalahnya? Ternyata buku-buku yang dibaca, dan ilmu yang diraih
malah membuat orang “berwatak dangkal dan tidak realistis!” Ia merasa ia telah berhasil
meraih gelar kesarjanaan begini Tinggi, dan orang lain termasuk pasangan hidupnya
harus menuruti apa yang ia utarakan! Kesimpulannya: Apa yang telah anda pelajari
harus anda amalkan. Bila tidak, anda akan berakhir menjadi manusia berwatak dangkal 
dan tidak membumi!

Kalimat berikutnya: “ 但 力 行 , 不 学 文 - Dan Li Xing,
Bu Xue Wen “Seseorang sangat bersungguh-sungguh, apa saja yang ia baca dan pelajari langsung
ia amalkan! Tetapi selama proses ini, ia tidak terus menerus belajar atau meng- update ilmu yang
pernah ia pelajari. Maka yang terjadi adalah: “ 任 己 见 ,昧 理 真 - Ren Ji Jian, Mei Li Zhen”.
Ia menjadi orang yang ngotot mempertahankan prasangkanya sendiri, berwawasan sempit, dan
mengingkari kebenaran.

Jadi, penguasaan ilmu pengetahuan yang benar adalah untuk sungguh-sungguh diamalkan,
sambil terus-menerus menimba ilmu pengetahuan baru! Pengetahuan dan pengamalan
bergandengan. Sebab, bila pengamalan anda semakin tuntas, anda akan memahami pengetahuan
anda lebih mendalam. Dan bila pemahaman anda semakin dalam, pengamalan anda juga akan
semakin Tepat Sasaran. Jadi dalam Lingkup “Pemahaman dan Pengamalan”, “Pengamalan” adalah
POROS Atau Posisi Kunci. Melalui pengamalan, Anda menjadi makin SADAR.

Jadi tepat kiranya mengatakan: Belajar satu kalimat, amalkan satu kalimat tersebut!
Kawan-kawan sekalian, coba anda ambil Buku “Di Zi Gui”, lalu anda pilih 10 kalimat
di dalamnya. Dan  buatlah Resolusi bahwa dalam setengah tahun ini anda bertekad
mengamalkan 10 kalimat itu! Waktu anda benar-benar telah mengamalkan ke 10 kalimat
tersebut dalam setengah tahun, anda tiba-tiba akan sadar bahwa anda juga telah
mengamalkan kalimat-kalimat selain 10 kalimat itu. Sebab semua pengamalan yang anda

133

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

lakukan telah “membuka” dan “membangkitkan” kesadaran anda. Misalnya, pada Unit 3 
yang berjudul: “Cermat & Hati Hati”, Bab 15: “Ketika akan memasuki kamar, membuka Tirai
jendela, atau membuka daun pintu, lakukan dengan ringan dan perlahan agar tak menimbulkan
bunyi keras”. Mari kita simak: perbuatan sekecil ini telah menumbuhkan Rasa Peduli terhadap
perasaan orang lain! Jika anda lakukan perbuatan ini dengan tuntas dan berulang, maka perbuatan
ini pun melebur dan tertanam kuat  dalam Hati & Pikiran anda! Anda menjadi terbiasa Peduli
terhadap orang lain! Nah, sebuah kalimat tersebut diatas yang anda amalkan kini berkembang
menjadi beberapa kalimat Di Zi Gui yang ikut Anda amalkan! Mari kita simak kalimat berikut dalam
Di Zi Gui yang berbunyi: “Menghadapi orang yang sedang sibuk, jangan anda mengganggunya.
Tatkala menghadapi orang yang sedang galau dan gundah, jangan anda berceloteh mengganggu
dia. Kelakuan anda hanya menambah kegundahannya.” Bila anda benar-benar mengamalkan
kalimat ini, maka Karakter anda yang penuh Rasa Simpati & Hormat terhadap orang lain akan
semakin meningkat! Jadi kesimpulannya: Asalkan anda sudah memahami satu kalimat Di Zi Gui
dan segera mengamalkannya, anda berhasil mendalami pemahaman anda. Jadi Pemahaman
dan Pengamalan saling berkaitan! Mari kita lanjutkan dengan kalimat berikutnya dalam Unit
Terakhir ini:

【 读 书 法, 有 三 到。 心 眼 口。 信 皆 要 。
Du Shu Fa, You San Dao. Xin Yan Kou, Xin Jie Yao.

方   读 此, 勿    慕    彼, 此    未 终,  彼    勿    起  。
Fang Du Ci Wu Mu Bi, Ci Wei Zhong Bi Wu Qi. 

宽  为  限 , 紧  用  功 , 工  夫   到  , 滞   塞   通  。
Kuan Wei Xian Jin Yong Gong, Gong Fu Dao, Zhi Se Tong . 

心   有   疑 ,随   札   记 , 就   人   问 , 求 确 义
Xin You Yi, Sui Zha ji , Jiu Ren Wen, qiu que yi.】

“ 读  书  法  ,有  三  到 , 心  眼  口 , 信  皆  要 -  Du Shu Fa, You San Dao, Xin
Yan Kou, Xin Jie Yao” Kalimat ini sangat penting. Saat membaca Kitab Suci, orang harus sungguh-
sungguh fokus. Hanya dengan perhatian penuh, orang bisa memperoleh hasil. Ketika memulai
jam pelajaran pertama Di Zi Gui, Guru Cai akan mengharuskan anak-anak didik duduk tegak, buku
terletak rapi dan lurus di atas meja. Dan dengan hati penuh khidmat serta hormat para murid

134

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

mulai belajar. Penegakan disiplin seperti ini sejak jam pelajaran pertama pasti membawa hasil,
yaitu pada jam-jam pelajaran berikutnya akan tertanam kebiasaan berdisiplin seperti itu. Dengan
demikian, manfaat sepenuhnya dari pembelajaran Di Zi Gui dapat diperoleh.

Guru Cai akan memulai jam pelajaran pertama Di Zi Gui dengan menceriterakan: asal usul
dari Buku Di Zi Gui: bahwa Di Zi Gui bersumber dan berdasarkan Ajaran Confucius, bahwa adalah
seorang Cendikiawan dan Pendidik terkenal di Jaman Dinasti QING bernama LI YU XIU ( 李 毓 秀)
yang dengan penuh Pengabdian mencuplik ayat-ayat dalam Ajaran Confucius yang bersentuhan
dengan aspek kehidupan masyarakat sehari-hari dan menyusunnya menjadi sebuah Buku “Norma
Budi pekerti Anak dan Pelajar” yang bernama Di Zi Gui! Disamping peran dan kontribusi dari Para
Bijak jaman dulu, masih ada seorang lain, yaitu Guru Yang Shu Fen ( 杨 淑 芬 老 师). Ia menyusun
ulang Buku Di Zi Gui Klasik ke dalam format Buku Pelajaran yang sistimatis. Guru Cai mengajak
para murid menyayangi dan menjaga Buku Di Zi Gui ini dengan baik sebagai bentuk penghormatan
terhadap para penulis dan penyusunnya! Dan  para Guru Pendidik harus senantiasa memberi
bimbingan dan keteladanan kepada para siswa.

Setelah para siswa duduk rapi, dan Guru Cai selesai menceritakan Riwayat Di Zi Gui, beliau
pertama-tama akan mengingatkan para siswa bahwa: “Pengetahuan hanya dapat diraih melalui
sebuah proses pembelajaran yang serius dan terus menerus.” Seperti kata pepatah: “Air yang
menitik jatuh dari ketinggian dapat menembus sebuah batu”. Kita yang dalam proses menimba ilmu
dapat diibaratkan “Tetesan Air Menembus Batu”; huruf demi huruf dan kalimat demi kalimat Di Zi
Gui kita pelajari dengan serius, dan terus kita tumpuk hingga suatu waktu Huruf-huruf dan Kalimat-
kalimat menyatu menjadi Ilmu yang berkekuatan menembus batu! Jadi dalam pembelajaran Di Zi
Gui, Guru Cai beserta Tim Gurunya senantiasa membimbing para muridnya agar: Mata fokus ke
Buku, kedua tangan memegang Buku dengan erat, Mulut mengikuti Guru membaca, dam Hati &
Pikiran dipusatkan kepada Buku. Singkat kata: Hati ( 心 - xin), Mata (眼- yan), Mulut (口- kou) dan
Tangan, semuanya terfokus dan digunakan!

Mari kita berpindah ke kalimat kedua: “ 方 读 此, 勿 慕 彼; 此 未 终 , 彼 勿 起 - Fang
Du Ci, Wu Mu Bi; Ci Wei Zhong, Bi Wu Qi”. Jaman sekarang terdapat suatu Taboo (pantangan)
dalam mengejar Ilmu: Orang cenderung serakah, ingin menguasai lebih, seakan-akan sesuatu
yang  “lebih” pasti lebih baik. Padahal belum tentu demikian, sebab “banyak” bisa membawa
kekacauan atau kekalutan. Maka dalam Kitab Suci < 礼 记 。学 记 - Li Ji . Xue Ji> terdapat Ajaran

135

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

yang berbunyi: “ 杂 施 而 不 孙 ,则 坏 乱 而 不 修 - Za Shi Er Bu Sun, Ze Huai Luan Er Bu Xiu”.
Sekali anda membiarkan seseorang mempelajari setumpuk Buku sekaligus, tanpa peduli apakah
ia sanggup “mencernanya”, satu ilmu pun tidak akan ia kuasai pada akhirnya! Bahkan orang ini
menjadi muak dan tak lagi ingin belajar apapun juga. Coba anda perhatikan, di jaman sekarang
banyak orangtua memaksakan anaknya belajar 2-3 jenis alat musik sekaligus! Pada akhirnya apa
yang terjadi? Anak mogok belajar! Jadi, belajarlah keterampilan atau ilmu apa saja, tetapi yang
penting fokus pada satu jenis keterampilan atau ilmu saja. Jangan berbagai ketrampilan atau lmu
dipelajari sekaligus!

Mari kita simak bagaimana Guru Yang Shu Fen tekun belajar selama 41 tahun untuk benar-
benar menguasai  Kaligrafi China! Dan kini, sejak beliau menekuni profesi  sebagai pengajar
kaligrafi, teknik Kaligrafi yang  dipakai untuk mengajar adalah tetap Teknik “永 字 八 法-  Yong
Zi Ba Fa”. Untuk 1 (satu) goresan dalam 1 karakter Chinese dari Teknik Kaligrafi ini, Guru Yang
Shu Fen akan meminta muridnya mengulang goresan tersebut 1000 titik sebelum boleh maju ke
goresan berikutnya! Jadi Teknik Kaligrafi yang murni sejatinya adalah melatih kesabaran, mental
dan karakter! Teknik ini disebut juga Metode Hati!

Jadi, dalam pembelajaran Ilmu Seni, Sang Guru berkewajiban membimbing muridnya dengan
benar. Dalam pembelajaran Seni Kaligrafi, ketika menulis 1  goresan dalam 1 karakter China,
murid diharuskan mengulang-ulang sampai ratusan kali. Dalam proses ini, kesabaran sang murid
digembleng! Tekad sang murid semakin dikembangkan! Kemampuan Dasar murid tertanam
semakin dalam dan kokoh! Dan apabila Kemampuan Dasar seseorang telah tertanam kokoh,
maka untuk mengejar pengembangan berikutnya ia tak mungkin gagal! Sebaliknya, Kemampuan
Dasar yang tidak tertanam kokoh akan sangat menyulitkan murid dalam meraih perkembangan
berikutnya!

Guru Yang, dalam proses mempelajari Kaligrafi China sangat paham bahwa setiap karakter
memiliki struktur tersendiri! Dan bagaimana membuat Struktur Karakter itu terlihat begitu rapi
merupakan hal yang mengesankan! Sikap seperti ini selalu melekat pada diri beliau saat beliau
sedang mengurus sesuatu! Beliau akan melakukannya dengan sangat sistimatis, berurutan, rapi
dan tidak kacau! Jadi Tujuan Akhir dari Pembelajaran Seni adalah meningkatkan Pelatihan Mental.
Selain itu, penguasaan Beliau akan Seni Kaligrafi yang demikian mendalam membuatnya memiliki
kepekaan yang sangat tinggi ketika menghadapi seni-seni lainnya. Karena itu, mempelajari Ilmu

136

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

dam Seni lain menjadi relatif lebih mudah dan cepat!

“ 方 读 此, 勿 慕 彼 - Fang Du Ci, Wu Mu Bi.” Di atas telah diutarakan: Belajar Seni harus fokus
dan sabar; Membaca Buku dan mempelajari suatu Ilmu juga harus bersikap demikian! Sebuah
Buku harus dibaca habis sebelum membaca Buku lain. Alkisah, di jaman Dinasti SONG, Pembantu
Kaisar bernama 赵 普(Zhao Pu) berkata kepada Kaisar 宋 太 祖(Song Tai Zu) bahwa ia
menggunakan hanya setengah jilid Kitab Suci < 论 语 - ANALECT> dan berhasil membantu Kaisar
merebut Negeri dan mendirikan Dinasti SONG. Jadi di sini kita lihat bahwa Buku tidak perlu
banyak! Sudah cukup anda kuasai betul satu buku yang anda baca dan menangkap intisari buku
itu dan bisa mengamalkannya! Di belakang hari, Zhao Pu berkata lagi kepada Kaisar SONG:
“Dengan setengah jilid berikutnya dari Kitab “Lun Yu - ANALECT”, saya akan mampu membantu
Kaisar menegakkan Kerajaan dan mengelola Negeri kita dengan bijak! Jadi jangan belajar apa saja
karena tamak dan ingin menguasai banyak. Jangan pula tamak dan ingin mengusai ilmu dengan cepat.
Ketamakan membuat anda bertindak gegabah, hati dan pikiran anda melayang-layang, tidak fokus. 
Hal ini tidak sejalan dengan Pola Belajar yang benar! Maka, Cendikiawan dan Menteri
ternama di jaman Dinasti QING - 曾 国 藩 - Zeng Guo Fan, pernah berkata: “Dalam Hati dan
Pikiranmu tidak boleh tidak ada Buku. Tetapi di atas meja  tulismu tidak layak terdapat banyak
buku.” Di atas meja tulis cukup terdapat 1 Buku yang sedang anda tekuni! Dan Anda perlu
menekuninya sampai halaman terakhir sebelum anda menekuni buku lain! Seperti bunyi kalimat
Di Zi Gui berikut: “ 此 未 终, 彼 勿 起 - Ci Wei Zhong, Bi Wu Qi”. Buku satu belum anda selesai
baca, jangan anda beralih ke buku lain.

Mari kita lanjutkan pembahasan kita ke kalimat berikut: “ 宽 为 限 ,紧 用 功,工 夫 到 ,
滞 塞 通 - Kuan Wei Xian, Jin Yong Gong, Gong Fu Dao, Zhi Se Tong.” Bila ingin belajar suatu ilmu,
Anda harus menyusun rencana. Tetapi rencana jangan disusun terlampau padat, supaya tidak
terjadi tekanan yang berat bagi anda! Sekali Rencana telah disusun, berupayalah belajar dengan
rajin dan tekun. Dengan demikian, rencana yang disusun dapat terwujud! Dengan berjalannya
waktu, ketekunan anda membuahkan  penguasaan Ilmu yang mumpuni, yang disertai dengan
pola “Pemahaman dan Pengamalan saling berkaitan”. Maka masalah-masalah yang sebelumnya
terkesan sulit, dapat dengan mudah menemukan penyelesaian. Dengan anda menjadi semakin
bijaksana, anda tidak gentar menghadapi segala tantangan.

137

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Mari kita lanjutkan ke kalimat terakhir: “心 有 疑, 
随 札 记, 就 人 问, 求 确 义 - Xin You Yi, Sui Zha Ji, Jiu Ren
Wen, Qiu Que Yi”. Dalam proses belajar, apabila anda menemukan hal-hal yang tidak jelas,
segeralah mencatatnya! Begitu ada kesempatan bertemu dengan Guru atau Teman yang
lebih pandai, segeralah menghampirinya dan bertanya untuk memperoleh jawaban yang tepat.
Untuk bertanya, anda juga harus paham bagaimana cara bertanya yang benar! Dan anda hanya
bertanya kepada Orang Yang Layak Ditanya, yakni orang yang memang menguasai hal-hal yang
mau ditanyakan!
Maka untuk bertanya, bertanyalah kepada orang yang mampu memberi jawaban yang benar.
Jangan anda justru bertanya kepada orang yang hanya memberikan jawaban yang “menyenangkan
hatimu”, bukan jawaban yang memberi Jalan  Keluar yang terasa pahit! Ingat Peribahasa:
“Obat manjur terasa pahit di lidah tapi menyembuhkan. Nasihat jujur menyakiti  telinga tetapi
bermanfaat bagi Perilakumu kelak”. Dalam bertanya anda perlu berlapang dada, siap mendengar
dan menerima jawaban yang mungkin menyakitkan telinga, tetapi memberi pencerahan  bagi
anda! Anda akan menjadi semakin bijaksana!

138

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

CATATAN PENUTUP

RESEP MUJARAB MEMBANGUN KEHIDUPAN HARMONIS

Sampai saat ini, tidak jarang saat menyinggung 【弟子规 – Di Zi Gui】banyak orang masih
menganggap bahwa ajaran ini diperuntukan bagi anak-anak. Apakah ada gunanya bagi orang
dewasa yang mempelajarinya? Pernahkah Anda dengar pepatah yang berbunyi, “Daripada
membaca 10.000 jilid buku, masih lebih baik menapaki 10.000 kilometer jalan. Daripada menapak
10.000 kilometer jalan, masih lebih baik mendapat nasihat dari orang banyak. Mendapat nasihat
dari orang banyak, masih lebih baik mendapat petunjuk jalan dari para malaikat.” Siapakah
malaikat itu? Malaikat itu adalah Mahaguru Confucius beserta murid-muridnya dan Para Bijak
lainnya!

Bangsa Tionghoa memiliki kebudayaan yang telah berusia 5.000 tahun lamanya. Kebudayaan
Tionghoa merupakan endapan pengalaman 5.000 tahun lamanya dan hasil-hasil pemikiran orang-
orang bijak selama tidak kurang dari 5.000 tahun lamanya. Kebudayaan berusia 5.000 tahun itu
dapat kita ibaratkan seorang Tua Maha Bijak yang mewariskan ajaran-ajarannya kepada kita semua
untuk kita pelajari dan amalkan, tanpa kita pernah mendengar suaranya dan lihat wajahnya!
Nah, kalau kita simak Kitab Suci << ANALECT >> , kita segera akan terbawa kepada Mahaguru
Mahasuci Confucius dan bersentuhan dengannya! Coba kita simak buku Di Zi Gui, maka kita akan
berkesempatan mendapat siraman moral etika dan budi pekerti dari para Bijak Confusianis.

Tidak heran, seorang berusia paruh baya, setelah mengikuti pelajaran Di Zi Gui dengan
terbuka berkata, “Pengalaman hidup yang aku jelajahi lebih dari 10 tahun lamanya, di dalam Di Zi
Gui hanya diutarakan dalam satu sampai dua patah kata saja!” Guru Cai juga berkata, “Setelah saya
pelajari Di Zi Gui, saya baru sadar bahwa saya telah menjalani begitu banyak jalan kehidupan yang
salah yang menimbulkan penyesalan. Sebab ketika masih anak-anak, tidak seorang pun mendidik
saya bagaimana menjadi manusia seutuhnya! Hari ini saya berkesempatan memperoleh ajaran
para Mahabijak, dan ini adalah keberuntungan saya! Saya ingin berbagi keuntungan ini dengan
orang-orang di sekeliling saya. Kita tidak boleh lagi membiarkan generasi setelah saya mengulang
lagi jalan melingkar yang salah yang pernah saya lalui sebelumnya!”

139

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Di Zi Gui telah memberi pencerahan kepada kita, bahwa sumber dari kebahagiaan sejati
terletak pada: dengan hati yang penuh hormat dan tata krama, dan dengan hati yang penuh
pelayanan kita memperlakukan orang lain! Anda cukup membantu orang menggarap sawahnya,
tanpa mengharap imbalan dari hasil panennya. Dengan suasana hati seperti ini, bahtera
kehidupan Anda pasti dapat Anda bawa menuju tepian kebahagiaan! Bila Anda saat ini bahagia,
maka Anda dapat berbagi kebahagiaan Anda dengan orang-orang sekeliling Anda. Anda membagi
kebahagiaan Anda dengan putera puteri Anda! Seperti kata pepatah, “Sebelum Anda mendidik
putera dan puterimu, didiklah dirimu terlebih dahulu.”

Jadi, Di Zi Gui tidak minta orang mempelajarinya, juga tidak minta anakmu mempelajarinya. Di
Zi Gui mengharuskan kita sebagai orangtua dan sebagai pendidik mempelajarinya terlebih dahulu.
Mari kita tumbuhkan dan tanamkan rasa tanggung jawab kita sebagai orangtua sekaligus pendidik
bagi anak-anak kita! Dengan demikian, kita telah dengan tulus hati membina keluarga yang
bahagia. Sekumpulan orang-orang yang berbahagia! Sebab, keharmonisan merupakan kebutuhan
kehidupan setiap individu. Sedangkan sebuah keluarga terdiri dari atas sekumpulan beberapa
kehidupan individu, dan kestabilan serta keharmonisan suatu masyarakat sangat bergantung
pada kestabilan dan keharmonisan keluarga yang membentuk masyarakat tersebut. Hal ini karena
keluarga adalah sel-sel yang membentuk suatu masyarakat. Maka, bila kita setiap individu ingin
memiliki kehidupan bahagia dan hari depan yang cerah, kita perlu menangani diri kita sendiri. Kita
perlu menangani apa yang terjadi saat ini! Kita tidak perlu meminta-minta dan mencari-cari di luar
diri Anda. Kebahagiaan ada dalam diri kita, bukan di luar diri kita! Keharmonisan terdapat dalam
diri kita, bukan di luar diri kita!

Bila kehidupan keluarga kita bersama sudah mulai mapan, kita perlu merenung: Siapa yang
melahirkan kita ke dunia? Siapa yang telah bersusah payah merawat dan membesarkan kita?
Pernahkah kita benar-benar menghayati kasih sayang dan kepedulian yang diberikan kedua
orangtua? Jika kasih sayang dan kepedulian orangtua tidak pernah kita hayati, bagaimana mungkin
kita sebagai anggota masyarakat menumbuhkan rasa berhutang budi kepada anggota masyarakat
lain yang telah banyak membantu kita?

Banyak dari kita yang mengejar kebahagiaan sampai pontang panting kesana kemari.
Sebenarnya tidak jelas benar kita sedang mengejar apa. Hati dan pikiran kita penuh dengan
kekhawatiran akan keuntungan atau kerugian materi yang akan terjadi. Dan kasih sayang kedua

140

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

orangtua kita sering terlupakan! Sementara tidak henti-hentinya sebuah suara bertanya, “Dimana
letak kebahagiaan yang aku cari?”

Kehidupan manusia bagaikan mimpi, maka silahkan bermimpi indah! Kehidupan manusia
bagaikan sebuah sandiwara, maka silahkan memainkan peran yang baik. Sebab kehidupan
bahagia berada di telapak tanganmu, pada senyum yang Anda berikan kepada orangtuamu, pada
sapaan mesra, dan ucapan mesra kepada pasangan hidupmu serta anakmu. Kebahagiaan itu
berada persis di sampingmu. Kebahagian tidak berhubungan langsung degan rumah, mobil, uang,
kedudukan, dan ketenaran nama.

Kadangkala kita harus melakukan mawas diri, introspeksi diri. Bertanyalah kepada diri Anda,
“Apakah Anda telah berbakti kepada orangtua? Anda sayang dan bertanggungjawab penuh
terhadap keluarga? Anda menghormati kakak dan mengayomi adik Anda? Anda berdisiplin dan
tunduk pada peraturan perusahaan? Ada saling percaya dengan mitra kerja dan teman? Dalam
memperlakukan orang-orang dan benda-benda di sekitar kita, apakah kita bersikap ‘apa yang
Anda tidak inginkan janganlah Anda kenakan kepada orang lain?’” Bila demikian halnya, maka kita
senantiasa memperlakuan orang lain dengan hati penuh kasih, hati yang ingin membahagiakan
orang lain.

Tahukah Anda, untuk memerankan suatu sandiwara yang baik dibutuhkan suatu kebijaksanaan
(wisdom). Kebijaksanaan hanya bisa diperoleh dan ditumbuhkan melalui studi terus menerus! Di
Zi Gui mengatakan: ” <Di Zi Gui> mengatakan: “凡是人,皆须爱 - fan shi ren, jie xu ai” Antara
sesama umat manusia, tidak pandang ras, bangsa, suku, dan agamanya, harus saling sayang
menyayangi. Hanya manusia dengan hati dipenuhi terima kasih baru orang semacam inilah yang
memiliki hati penuh kasih sayang! Orang dengan hati dipenuhi rasa berhutang budi, baru dapat
melakukan tindakan membalas budi. Maka, belajarlah memiliki hati penuh rasa berhutang budi,
belajarlah mengasihi sesama, dari waktu ke waktu hidup di dunia penuh rasa berhutang budi,
barulah Anda bisa menikmati rasa bahagia!

Di Zi Gui mengajar kita tentang bakti kepada orangtua, hormati kakakmu dan mengayomi
adikmu, cermat dan hati-hati, dan kepercayaan. Ia mendidik kita bagaimana menjadi seorang
ayah, ibu, pemimpin, bawahan, anak yang baik. Juga mendidik kita bagaimana menjadi manusia
yang bermoral dan berprilaku luhur, bersyukur, gembira, dan bahagia. Dan bagaimana menjadi

141

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

manusia yang menikmati norma-norma keilahian, namun bersamaan dengan itu mampu
membangun atmosfir damai dan harmonis.
Guru Cai Li Xu berkata, “Di mana terdapat kasih, di situ ada keluarga. Di mana terdapat rasa
berhutang budi, di situ ada keluarga.” Maka kemana pun kita membawa kasih dan rasa hutang
budi, maka disitulah terdapat keluarga!
“Desa planet bumi, orang planet bumi”. Kata-kata tersebut dari waktu ke waktu mengingatkan
kita bahwa sesungguhnya kita satu keluarga! Semoga kita dapat memanfaatkan Di Zi Gui,
bergandengan tangan bersama membangun suatu keluarga harmonis dan bahagia.
Belajar menjadi orang yang merasa berhutang budi, belajar mengasihi sesama, maka keharmonisan
berada di sisimu.

142

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

PROFIL PENULIS

Mr. Cai Li Xu first served as a primary school teacher in Taiwan
before he went on to become a senior lecturer for the Lujiang
Chinese Culture Education Centre in China. He sincerely believes
that human beings are innately good and everyone can be taught
to become a good person. Mr. Cai expounds the moral and ethical
values of Confucianism to solve social and personal problems. He
has lectured in the education and business sectors and inspired
positive changes to the Hainan prison system.
As a passionate student of Confucianism, Mr. Cai’s journey began
in 2005. Mr. Cai’s work continued as an invited speaker to various countries including China,
Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapore, Indonesia, Australia, London as well as the UNESCO
Headquarters in Paris, France. In total, Mr Cai has given more that 1000 lectures on traditional
Chinese culture and how it can be applied in modern daily life today. In Malaysia, Mr. Cai
has conducted training workshop for more than 2,000 teachers from local Chinese schools.
His lectures are closely connected to ordinary person as it illustrates how the ‘Five Moral
Relationships’ and the ‘Eight Virtues’ of Confucianism are used by real people in education,
civil service, prisons, corporations and governments. Mr. Cai’s lectures are sincere, humorous,
engaging, deeply moving and thought provoking.

143

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

PROFIL PENYADUR

Suryono Limputra. Lahir pada di Jakarta pada tanggal 13
November 1940. Pendidikan Sekolah Dasar PAHOA/THHK
tahun 1952. Sekolah Menengah Pertama PAHOA/THHK tahun
1955. Sekolah Menegah Atas PAHOA/THHK tahun 1958. Tahun
1958-1959 kuliah di tingkat 1: Akademi Pimpinan Perusahaan,
Departemen Perindutriaan. Tahun 1959 – 1964 memperoleh
beasiswa dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI untuk
melanjutkan studi di Tian Jin University China dibidang Power/
electrical Engineering dan lulus Cum Laude dengan Gelar Master
of Engineering (ME) tahun 1964.

Karir beliau dimulai dengan menjalani ikatan dinas pada Kementrian Perindustrian Dasar pada
1964- 1970, menjadi dosen tidak tetap tahun 1964 – 1978 di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Elektro, Universitas Trisakti , Jakarta serta mendirikan Biro Instalatir Listrik & Mekanical PT
First Pura Djaja Tehnika.

Kewirausahaan beliau dimulai pada tahun 1973 dengan mendirikan PT PURA MAYUNGAN
yang bergerak dibidang Keagenan Tunggal Peralatan Listrik ex Eropa dan di bidang manufaktur
Panel-panel Listrik dan komponen-komponennya . Menyusul kemudian di tahun-tahun 1978
dan 1980, beliau berturut-turut mendirikan PT DUTA FUJI ELECTRIC yang bergerak di bidang
Keagenan Tunggal Produk-produk FUJI ELECTRIC JAPAN untuk wilayah Indonesia, dan PT DUTA
LISTRIK GRAHA PRIMA yang bergerak di bidang Keagenan Tunggal Produk-produk LUCKY
GOLDSTAR KOREA untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 1981, mendirikan PT TRAFOINDO
PRIMA PERKASA yang bergerak di bidang Full Manufacturing Trafo Distribusi 20 KV & MV
Instrument Transformers. Pada tahun 2006, mendirikan PT. POWERINDO PRIMA PERKASA,
yang bergerak dibidang Pembuatan “ Peralatan Switchgear & Proteksi pada Jaringan Tegangan
Menengah PLN”. Sejak tahun 2008, jabatan-jabatan Eksekutif pada Perusahaan-perusahaan

144

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

tersebut di atas telah diserahkan kepada putera-putera beliau dan professional-professional
muda, dan beliau hanya menjabat sebagai Dewan Komisaris saja.
Kegiatan sosial juga tak luput dari perhatiannya. Tahun 1984 – 1998 menjadi anggota Badan
Pengawas Perkumpulan Pancaran Hidup (Ikatan Alumni Pahoa) dan dilanjutkan menjadi ketua
umum pada tahun 1998 – 2005. Tahun 2007- sekarang beliau konsentrasi di dunia Pendidikan
dengan menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan & Pengajaran Pahoa, dan tahun
2011-2016 menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Yayasan Pendidikan & Pengajaran Pahoa.
Beliau juga amat peduli dengan pendidikan moral dan etika, sehingga berkenan meluangkan
energinya untuk menterjemahkan dan menyadur buku-buku dari bahasa Tionghoa ke
dalam bahasa Indonesia. Buku-buku yang telah disadur antara lain: Seminar Hidup Bahagia
Pembahasan Rinci Di Zi Gui jilid 1-3, Norma Budi Pekerti Anak dan Pelajar jilid 1-6 (buku
pelajaran kelas 1 sampai kelas 6).

145




Click to View FlipBook Version