The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-05-13 03:02:14

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 4

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Keywords: Psikologi

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dari kisah di atas dapat kita simak betapa kepekaan moral dan ketulusan hati seseorang
sungguh mampu membangunkan sisi baik dari hati nurani orang lain. Kita saksikan di atas betapa
kepekaan moral Xun Ju Bo menjauhkan begitu banyak penduduk desa dari penderitaan dan
menyelamatkan mereka.

Dua tiga dasawarsa terakhir ini apakah kita masih dapat menemukan kisah-kisah
kepahlawanan penegak moral dan akhlak di masyarakat? Ya, memang masih ada. Tetapi makin
sedikit dan jarang. Mengapa? sebab ajaran para Bijak telah terputus selama satu sampai dua
generasi. Pepatah mengatakan, “人不学,不知道,不知义 - ren bu xue, bu zhi Dao, bu zhi Yi”.
Orang yang tidak pernah belajar tidak akan pernah paham apa itu Moral dan Etika. Tidak akan
pernah paham apa itu Kebenaran dan Keadilan. Coba kita simak hidup kaum bijak zaman dahulu.
Mereka senantiasa memikirkan kepentingan orang lain. Tetapi manusia modern lebih banyak
berpikir tentang dirinya sendiri, egois, dan semakin sempit jalan hidupnya. Ingat, “Mereka yang
kehilangan kepekaan moral akan jarang atau sulit mendapat bantuan. Sebaliknya, mereka yang
memiliki kepekaan moral, pasti dilimpahi bantuan dan pertolongan”. Jadi, didiklah anak-anak
anda menjadi manusia yang penuh welas asih. Dengan demikian jalan hidupnya akan terbuka
makin lebar. Kini kita paham bahwa sifat mudah bosan pada hal-hal lama dan hanya menyukai
hal-hal baru merupakan watak buruk manusia. Watak tersebut mencerminkan “melupakan yang
lama” atau “kacang melupakan kulitnya, Melupakan budi bahkan tidak membalas budi orang”.
Bagaimana watak buruk itu dapat dicabut dari akarnya? Untuk memperbaiki Watak Buruk
tersebut, kita harus mulai dengan menangani akar atau fondasinya. Dan apakah akar atau fondasi
dari budi pekerti dan watak manusia? Tidak lain adalah 孝 (Xiao) - Berbakti kepada orangtua!
Jika seseorang tidak memiliki bakti kepada orangtua, ia pasti orang yang “Melupakan Budi Baik”
dan “Kacang yang lupa akan kulitnya”. Orang seperti ini tidak memiliki kebajikan, tidak memiliki
kepekaan moral. Ia juga tidak mempunyai rasa syukur - rasa berhutang budi”. Coba bayangkan,
orangtua adalah manusia yang paling banyak memberi tanpa pamrih, paling banyak memberi kasih
sayang dan kepedulian, paling banyak berkorban untuk anak-anaknya. Jika terhadap orangtua
yang demikian mulia seseorang tidak menunjukkan bakti dan kasih sayangnya, melupakan sama
sekali budi baik orangtuanya, dapatkah kita berharap ia akan berbuat sebaliknya terhadap teman-
temannya? Terhadap pacar atau istrinya? Kesimpulannya: Seseorang yang tidak berbakti kepada
orangtuanya, orang ini pasti berwatak buruk. Ia melupakan yang lama, menyukai yang baru. Ia
adalah pribadi yang lupa akan budi baik orang bahkan tidak pernah membalas budi baik orang.
Jadi, dalam pergaulan antarmanusia, jika tidak terbangun kebajikan dan rasa berterima kasih,

82

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

maka yang akan terbangun pada dirinya adalah sikap hidup bernama “hanya kepentingan pribadi
masing-masing”.

Kawan-kawan sekalian, sekarang kita sudah mendapat jawaban atas pertanyaan “Mengapa
hubungan dan pergaulan antar manusia sekarang ini sering didera ketidakstabilan dan sangat tidak
kokoh? Sekarang ini hubungan dan pergaulan antarmanusia banyak dibangun di atas kepentingan
kedua pihak. Coba perhatikan, ada hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun, namun
kedua pihak belum merasakan suatu keakraban yang mendalam. Seringkali kita melihat bahwa
sepasang muda-mudi yang telah berpacaran bertahun-tahun namun tetap tidak berani memasuki
bahtera pernikahan. Alasannya, kedua pihak merasa belum mantap betul karena kepentingan
salah satu pihak belum sepenuhnya terpenuhi.

Jadi, mari kita lihat sebuah pernikahan yang hanya didasari pada kepentingan dan tidak
dilandasi atas nilai moral akan mudah mengalami perbuatan-perbuatan amoral. Sekali hal
ini terjadi, tragedi pernikahan akan meletup, dan angka perceraian pun meningkat. Dan sekali
angka perceraian meningkat, anak-anak menjadi korban pertama. Mereka kehilangan kasih
sayang utuh dari orangtua. Pada gilirannya, angka kejahatan anak pun meningkat. Sebagai salah
satu komponen dalam struktur masyarakat, sekali keluarga goyah, komponen-komponen lain
dalam struktur masyarakat juga akan goyah. Sepasang suami-istri adalah satu sel penting dalam
keseluruhan masyarakat! Hubungan suami Istri yang tidak kokoh akan berdampak pada kacau-
balaunya seluruh masyarakat, antara lain dalam wujud angka kriminalitas di masyarakat yang
meningkat.

Dalam mendidik anggota masyarakat perlu ditanamkan moral etika tinggi; Jangan lupa kepada
yang lama, jangan menyukai hanya yang baru; Pendidikan harus dimulai dari akarnya. Akarnya
adalah anak-anak. Anak-anak harus menjadi prioritas untuk dididik sejak dari bangku sekolah
dasar. Bagaimana dengan orang dewasa? Orang dewasa pun perlu dididik, namun mendidik
orang dewasa harus dilakukan melalui keteladanan. Harus dengan teladan perilaku moral dan
etika orang dewasa dapat dipengaruhi. Dengan cara itu, pelan-pelan ia sadar dan kembali ke jalan
yang benar.

Seseorang yang berwatak “tidak melupakan yang lama, tidak hanya menyukai yang baru”
bermoral dan berakhlak mulia tidak hanya terhadap manusia, tetapi juga terhadap benda mati

83

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sekalipun. Misalnya, ia sangat menyayangi baju hasil jahitan ibundanya yang diberikan kepadanya.
Ia memakainya dengan sangat hati-hati karena kasih sayang dan baktinya kepada orangtuanya.
Jadi, sikap menyayangi dan menghargai suatu benda pemberian seseorang didasari oleh kasih
sayang dan penghargaan terhadap sesama manusia.

Mari kita simak ayat berikut: 
【人 不 闲 ,勿 事 搅。人 不 安 ,勿 话 扰】

ren bu xian, wu shi jiao. ren bu an, wu hua rao

Menghadapi orang yang sedang sibuk, jangan anda mengganggunya. Tatkala menghadapi
orang yang sedang kesal atau galau, atau suasana hatinya sedang gundah, jangan anda berceloteh
mengganggunya. Kelakuan anda akan membuatnya makin gundah.

Misalnya anda ingin menelepon seorang teman. Begitu telepon diangkat, jangan sekali-kali
anda langsung berceloteh tanpa henti. Ini tidak pantas! Anda harus terlebih dahulu bertanya,
“apakah anda bebas berbicara di telepon?” Mendengar kata-kata anda, lawan bicara anda akan
merasa sangat  nyaman. Bahkan, bila benar ia sedang sibuk, ia akan dengan ramah menjawab,
“Maaf, saya sedang sibuk saat ini. Bisakah anda menelepon saya satu jam lagi?” Jadi, tata karma
memang perlu diwujudkan pada setiap sisi kehidupan manusia, termasuk tata krama dalam
menelepon. Dengan bertata karma, tidak mudah timbul gesekan. Di samping bertanya dahulu
sebelum memulai pembicaraan, sebaiknya anda juga tidak menelepon pada jam-jam santap siang
atau malam. Juga kalau sudah larut malam ketika orang sudah atau sedang istirahat. Telepon anda
akan mengganggu istirahat lawan bicara anda.

Selain itu, apabila anda akan mendatangi seseorang untuk membahas sesuatu hal, periksa
atau amatilah terlebih dahulu apakah orang tersebut sedang sibuk atau tidak? Kalau kedapatan
ia sedang sibuk, tundalah sampai ia bebas dari kesibukannya. Jadi kuncinya adalah periksa dulu
sebelum mendatanginya. Bukan cuma orang dewasa, anak kecil pun sering dihinggapi kebiasaan
buruk ini. Kita melihat tingkah laku anak kecil di rumah. Bila menginginkan sesuatu, mereka tidak
peduli ayah atau ibunya sedang sibuk memasak. Mereka langsung menarik baju ibunya sambil
berceloteh manyampaikan keinginannya. Anak-anak pun perlu dididik tata karma menyampaikan
keinginannya kepada orangtua. Orang-orang dewasa dalam hal tata karma seperti ini pun harus
saling mengingatkan. Sebab, orang-orang dewasa pun sering lupa bertata karma.

84

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

“人不安,勿话扰 - ren bu an, wu hua rao”. Tatkala suasana hati seseorang sedang galau,
orang itu pasti ingin menyendiri. Ia tidak mau diganggu. Nah, janganlah anda mengganggu dia
dengan celotehan anda yang membuatnya makin galau. Kita harus pandai-pandai memeriksa dan
mengamati raut muka dan wajah orang yangakan anda ajak bicara!

Tetapi, kita tentu tidak bisa tinggal diam apabila kasus tersebut terjadi pada sanak keluarga
kita. Bahkan ketika suasana hatinya berada pada titik paling rendah sehingga ia mungkin akan
mengambil jalan pintas. Maka kita tentu tidak bisa tinggal diam! Sebab, seringkali terjadi seseorang
bertindak nekat hanya karena pikirannya sudah buntu dan tiada sanak keluarga atau teman yang
mendengar tumpahan isi hatinya. Dalam hal ini, anda sebagai anggota keluarga wajib bertindak
mencegah agar tindakan nekat jangan sampai terjadi. Anda bisa melakukan hal ini. Anda mengisi
secangkir teh hangat lalu membawanya ke kamarnya. Anda tidak perlu menatap matanya. Letakkan
cangkir teh tersebut di atas meja dan pelan-pelan tinggalkan kamarnya. Biarlah ia merasa masih
ada sanak keluarga yang mempedulikannya. Nah, apabila ia merasa membutuhkan seseorang
untuk menumpahkan isi hatinya, andalah orang yang dicarinya. Selama seseorang masih merasa
ada orang yang menaruh perhatian dan peduli padanya, orang itu pasti tidak akan mengambil
jalan nekat.

Jadi, ayat “Bila orang sedang galau, jangan anda ganggu dia dengan celotehmu” harus
diterapkan dengan bijak namun tidak kaku.

Selanjutnya mari kita masuk ke Kalimat Di Zi Gui sebagai berikut:
【人 有 短,切 莫 揭 ,人 有 私 ,切 莫 说

ren you duan, qie mo jie, ren you si, qie mo shuo 

道 人 善 ,即 是 善 ,人 知 之 ,愈 思 勉
dao ren shan, ji shi shan, ren zhi zhi, yu si mian】 

Dalam setiap percakapan dengan teman-teman, jangan anda gunjingkan kekurangan orang
lain. Terhadap rahasia pribadi seseorang, janganlah anda buka dan sebarluaskan.

Memuji perilaku mulia dan luhur seseorang merupakan perilaku bajik. Mendengar pujian
dan penghargaan anda, orang itu akan semakin terdorong berperilaku mulia dan luhur.

85

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

【扬 人 恶, 即 是 恶,疾 之 甚, 祸 且 作 
yang ren e, ji shi e, ji zhi shen, huo qie zuo ,
善 相 劝,德 皆 建 , 过 不 规,道 两 亏 

shan xiang quan, de jie jian, guo bu gui , dao liang kui 】 

Menyebarluaskan kesalahan atau kekurangan orang adalah perbuatan buruk.  Mengkritik
atau menuduh seseorang secara berlebihan akan mengundang malapetaka bagi dirimu. Dalam
pergaulan antar teman, mereka harus saling menasihati. Bersama-sama mereka membangun
karakter luhur. Sebaliknya, jika ditemukan kesalahan pada diri teman namun tak dapat saling
menasihati, maka sesungguhnya moral kedua teman itu penuh cacat!

Empat baris kalimat Di Zi Gui di atas seluruhnya menuntut bagaimana kebajikan seseorang
diimplementasikan dalam percakapan manusia sehari-hari. Jadi, ajaran Di Zi Gui bukan cuma
menuntun orang dalam perilaku moralnya, tetapi juga dalam norma-norma percakapan sehari-
hari. Jadi dalam Di Zi Gui, bukan hanya sikap dan perilaku kebajikan tetapi juga norma-norma
percakapan yang bajik perlu dipelajari kanak-kanak hingga usia dewasa.

Berbicara tentang ayat satu “Kekurangan seseorang tak perlu digunjingkan, rahasia pribadi
seseorang jangan pula dibuka dan disebarluaskan”; Sejatinya, tidak ada manusia di muka bumi ini
yang senang kekurangannya digunjingkan orang lain. Siapapun tidak senang rahasia pribadinya
dibuka dan disebarluaskan. Sebuah sabda Maha Guru Confucius yang terkenal berbunyi,
“Janganlah engkau perbuat terhadap orang lain hal yang engkau sendiri  tidak suka orang lain
perbuat terhadapmu!” 

Masih ada sebuah ayat dalam Di Zi Gui yang telah disinggung di bab sebelumnya tentang
cara bijak menghadapi Kekurangan orang lain. Ayat tersebut berbunyi, “Melihat perilaku buruk
yang dilakukan orang, hendaklah kita mawas diri apakah kita pun berperilaku serupa. Jika ada,
perbaikilah segera dan jika tidak ada, tingkatkan kewaspadaan agar terhindar dari perlaku serupa.
Kesimpulannya, Kekurangan orang jangan dijadikan bahan gunjingan, melainkan gunakanlah
sebagai alasan untuk melakukan  mawas diri. Jangan hanya bisa mengkritik kesalahan orang,
melainkan tunjukkanlah dengan perbuatan dan teladan bagaimana seharusnya memperbaiki
suatu kesalahan. 

86

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pada suatu hari Guru Cai dengan empat guru lain berjalan dekat dengan sekolah tempat
mereka mengajar. Sambil berjalan, mereka memunguti sampah-sampah di jalan. Mereka pun
berpapasan dengan sekelompok siswa SMP yang baru bubar sekolah. Sambil jalan, anak-anak
itu mengunyah kacang dan membuang kulit kacang ke jalan. Berpapasan dengan para guru yang
memunguti sampah itu, mereka tertegun. Salah seorang siswa berseru, “Luar Biasa! Ini jarang
terlihat!” Mendengar komentar ini, seorang guru menghampiri anak-anak siswa tersebut dan
berkata, “Kalau kalian menganggap perbuatan ini luar biasa dan jarang terjadi, mari kita beramai-
ramai memungut sampah. Kalian termasuk orang-orang yang luar biasa!” Maka bergabunglah
rombongan siswa itu ikut memungut sampah di jalan. Jadi kita harus melakukan tindakan nyata
sebagai suri teladan untuk mampu membangunkan kesadaran akan tanggung jawab anggota
masyarakat kepada masyarakatnya dan keluarganya. 

Jadi, melihat kekurangan dan kesalahan seseorang, tidak perlu menyimpannya dalam hati.
Berpikirlah bagaimana memberi teladan baik untuk mempengaruhi orang itu. Terlebih lagi,
janganlah sekali-kali anda mempergunjingkan kesalahannya kemana-mana. Itu sangat tidak
baik! “Kesalahan orang lain ada benarnya juga, kebenaran kita juga ada sisi salahnya.” Mengapa
kesalahan orang lain ada benarnya juga? Sebab orang itu tidak mempelajari Di Zi Gui, maka ia
melakukan kesalahan. Di Zi Gui menunjukkan hal tersebut dalam ayat berbunyi, “Manusia yang
tidak belajar pasti tidak paham, dan bila tidak paham, ia pasti melakukan kesalahan.”

Jadi, orang ini menunjukkan dengan gamblang kebutuhan masyarakat akan pendidikan
Di Zi Gui. Kita harus membantu mereka cepat-cepat memberi teladan bagi mereka! Mengapa
dikatakan, “Kebenaran kita ada salahnya juga”? Anda kadang menepuk dada mengatakan, “Aku
benar, engkau salah!” Anda membuat sekat antara “aku benar” dengan “engkau salah”. Janganlah
anda menekan orang lain dengan kebenaran anda. Cara seperti ini salah! Seharusnya, anda
dengan “kebenaran” anda memberikan pencerahan dengan ramah dan damai. Dengan demikian
orang lain yang bersalah dengan sepenuh hati akan menerima pencerahan anda. Orang itu akan
merasa nyaman hidup berdampingan dan belajar bersama dengan anda. Bab ini berakhir sampai
di sini. 

87

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

88

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXVII

KESALAHAN ORANG HANYA TERSIMPAN DALAM HATI,
KEBAJIKAN ORANG PERLU DISEBARLUASKAN;

YANG TERSIMPAN DALAM HATI HANYA KASIH & HORMAT

Mari kita bersama menyimak Ayat dibawah ini:
【道 人 善,即是 善。  人  知  之,愈思 勉  】 

dao ren shan, ji shi shan. ren zhi zhi, yu si mian.

“道人善,即是善 - dao ren shan, ji shi shan”

“Ketika kita mendengar kabar tentang perbuatan dan keteladanan orang Bajik, maka dalam
hati nurani kita timbul niat untuk mencontohinya. Mengapa? Sebab “人之初,性本善 - semua
manusia lahir dengan watak luhur!”.

Guru Cai yakin bahwa dalam kursus Di Zi Gui beberapa hari ini ada beberapa peserta yang
“termotivasi untuk melakukan Kebajikan”. Dari wajah para siswa jelas terlihat Kebahagiaan
Dharma! Dan Kebahagiaan Dharma ini sama sekali tidak timbul karena mendaraskan ayat-ayat
Kitab Suci”, melainkan karena mewujudkan ayat-ayat itu dalam hidup sehari-hari. Jadi, Memuji
Perilaku Mulia dan Bajik seseorang “adalah perbuatan Mulia! Berbuat demikian membuat banyak
orang memperoleh banyak manfaat. 

Kini nama harum Paman Lu telah tersebar di seluruh pelosok China, dan kenyataan
ini tidak lepas dari upaya Guru Cai mewujudkan Ayat Di Zi Gui yang berbunyi: “Memuji 
Perilaku Bajik seseorang adalah Perbuatan Bajik. Orang yang mendengar pujian itu akan terdorong
untuk makin giat melakukan Kebajikan”. Jadi, kita harus dengan penuh perhatian mengedepankan
Keteladanan Baik dalam pikiran kita agar kita dapat mendorong orang lain memiliki idola bagi
hidupnya.

89

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

【扬  人 恶,即是恶,疾 之  甚, 祸 且 作】
yang ren e, ji shi e, ji zhi shen, huo qie zuo

[Menyebarluaskan Kekurangan Orang adalah Perbuatan buruk apabila Tuduhan dan Kritik
yang dilontarkan secara berlebihan, karena perbuatan demikian akan mengundang Malapetaka
bagi dirimu]

Ketika kita menggembar-gemborkan Kekurangan atau Kesalahan orang lain, maka sangat
mungkin orang itu akan sangat terpukul apabila ia mengetahuinya. Ia akan merasa telah menjadi
korban gunjingan. Kritikan dengan kata-kata tidak pantas bagai sebilah pisau yang menusuk
hingga tulangnya. Bagi yang bersangkutan kritik demikian terasa begitu menyakitkan sehingga ia
menjadi begitu dendam dan bersumpah akan membalasnya! Kedua pihak terbawa perasaan, dan
ini bukanlah suatu situasi yang diinginkan oleh kedua pihak! Maka, janganlah kita menggunjingkan
kesalahan orang, sebab perbuatan demikian hanya menciptakan Musuh Baru! Sepuluh teman
tidak bisa dibilang banyak, tapi satu orang musuh sudah cukup membuat anda pusing dan
galau! Maka kita memang harus bersikap penuh bajik dan menghindari konflik atau benturan
dengan orang lain! Jika kita diam dan tidak memuji orang-orang yang melakukan kebajikan, tetapi
kita menggunjingkan keluar orang lain yang sedikit saja melakukan kesalahan, kita melakukan
perbuatan tercela. Perbuatan seperti itu, tidak hanya telah menanam Karma Buruk bagi dirinya
tapi juga telah mempengaruhi suasana rukun dan Harmonis yang terjalin dalami organisasi
maupun dalam Masyarakat luas!

Mari kita bayangkan, apabila setiap orang dalam masyarakat tidak pernah memuji kebajikan
seseorang, melainkan hanya sibuk menggunjingkan kesalahan orang lain, maka akan timbul suatu
masalah Sosial yang sangat buruk. Akan terjadi benturan-benturan antara anggota masyarakat
tiada henti-hentinya. Kita harus merenungkan dalam-dalam kata-kata dan perbuatan seseorang
agar perbuatan demikian mempengaruhi suasana pergaulan seluruh anggota masyarakat. Maka
orang itu tidak hanya melakukan perbuatan dosa terhadap dirinya sendiri tapi terhadap seluruh
masyarakat.

【善  相  劝,德 皆  建,过  不 规  ,道  两  亏。
shan xiang quan, de jie jian, guo bu gui, dao liang kui】

90

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dalam pergaulan antar teman, orang harus saling menasihati, Bersama-sama membangun
dan membina Karakter Luhur. Sebaliknya, ketika menemukan kesalahan pada diri teman, tetapi
tidak menasihatinya, maka Karakter dan Budi Pekerti kedua teman itu cacat.

“ 善相劝-shan xiang quan”

Pembahasan bab-bab sebelumnya, pernah menyinggung perlunya membedakan antara
“Kebajikan Benar” dan “Kebajikan Palsu”. Kriteria “Kebajikan Benar dan Palsu” banyak
dikupas dalam Buku Suci <了凡四训 - Liao Fan Si Xun >. Setelah anda dapat memastikan 
“kebajikan Benar” barulah anda layak menasihati seorang agar melakukannya! Sebab apabila
anda salah memilah Kebajikan Benar dan Kebajikan Keliru, maka nasihat yang anda berikan
kepada orang lain tidak membawa manfaat apapun baginya! Dalam pergaulan antar teman kita
pun  senantiasa membuka diri terhadap nasihat teman untuk berperlaku bajik! jika kita selalu
menjaga sikap “membuka diri terhadap nasihat-nasihat Kebajikan yang disampaikan teman, maka
secara alamiah tertanam dalam diri kita “Karakter Luhur”.

Di jaman dahulu kala, seorang Pejabat Pemerintah sering di juluki “Bunda Pejabat”.
Mengapa dijuluki “Bunda Pejabat”? Sebab pergaulannya dengan rakyatnya begitu erat! Pejabat
itu pun bertanggung- jawab mendidik rakyatnya dengan baik! Ia mengayomi rakyatnya  dan
Menyayangi mereka bagai anak sendiri”. Karena itu rakyat mejulukinya “Bunda Pejabat”.

Pemimpin Pemerintah Daerah juga menerapkan ajaran: “Menganjurkan rakyat untuk berbuat
bajik sehingga terbangun karakter luhur dikalangan masyarakat luas” Dengan demikian seantero
masyarakat diselimuti suasana yang makin akrab dan rukun.

Di zaman sekarang makin jarang ditemukan Pejabat Pemerintah yang bersikap “Penyayang
rakyat” seperti jaman dahulu. Banyak pejabat zaman sekarang bermental “Utilitarianisme”, yaitu
mental yang mendahulukan “Kepentingan” daripada “Kekariban”. Andaikan para Pejabat itu
berkesempatan “bersentuhan” dengan Di Zi Gui, maka seyogyanya mereka disadarkan tentang
tanggung-jawabnya sebagai Pejabat - pelayan rakyat!

Alkisah, di jaman Dinasti SUI(隋朝),hidup seorang Cendekiawan yang sekaligus pejabat
kerajaan bernama 辛公义 - Xin Gong Yi. Pada suatu saat, ia diberi jabatan sebagai Bupati Kota

91

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

岷州 - Min Zhou. Kebetulan, pada saat itu di daerah sekitar kota Min Zhou terpelihara suatu
Kebiasaan Buruk Masyarakat yakni kebiasaan “mengucilkan”, Apabila di dalam sebuah rumah
tangga terdapat salah seorang anggotanya terjangkit sejenis penyakit kronis, maka si penderita
sakit akan dikucilkan sendiri, sampai ia meninggal.

Sang Bupati Xin segera sadar bahwa kebiasaan masyarakat ini sangat buruk! Kebiasaan
demikian menandakan bahwa Rasa Bhakti kepada Orangtua dan Rasa Persaudaraan antar
anggota keluarga telah sirna! Maka sang bupati pun berikhtiar turun ke jalan, mengumpulkan para
penderita sakit yang ditelantarkan oleh keluarganya lalu menampung mereka di Rumah Dinasnya.
Kemudian memanggil dokter-dokter terbaik di kota untuk mengobati para penderita sakit tersebut,
sampai akhirnya kesehatan mereka pulih. Mereka yang telah pulih ini lalu menyampaikan berita
kesembuhannya kepada sanak keluarganya agar mereka dibawa pulang. Saat sanak keluarga
itu tiba dirumahnya Bupati itu berpesan kepada mereka: “Coba kalian lihat sendiri, aku tinggal
serumah dengan Ayah/Ibu/ saudara kalian sedemikian lama. Coba lihat, aku kan sehat-sehat saja,
tidak tertular penyakit” Sanak keluarga yang datang itu, menyesali perbuatannya!
Ini bukti bahwa Perilaku Bajik sang Bupati telah menyadarkan rakyatnya akan kesalahan yang
mereka perbuat! Para pasien yang telah sembuh itu kemudian dijemput pulang dan dirawat
dengan penuh Bhakti oleh sanak keluarganya. Dengan cepat Suasana penuh Bhakti menyelimuti
seluruh masyarakat! Seluruh anggota masyarakat mengelu-elukan Beliau sebagai Bunda Bupati.

Kita saksikan bersama bahwa Bupati Xin, tidak hanya memulihkan kesehatan sanak keluarga
yang sakit dan telantar, tetapi juga telah memulihkan “Hati Nurani” manusia. Sebab manusia yang
telah kehilangan Hati Nuraninya, bagaikan Mayat berjalan walaupun memiliki nyawa! Karena itu
orang-orang zaman dulu lebih memilih mati daripada menghianati Hati Nurani nya.

Dari cerita di atas, kita menyaksikan bahwa sebelum seseorang menganjurkan orang lain
melakukan kebajikan, maka ia terlebih dahulu harus memulai melakukan Kebajikan itu. Sekaligus
ia memberi teladan bagi orang lain!

“过不规,道两亏 - guo bu gui , dao liang kui “ Menemukan kesalahan pada diri teman,
tetapi tidak mencoba menasihatinya, maka Budi Pekerti kedua orang itu cacat! Ini menunjukkan
bahwa orang itu telah gagal menunaikan Kewajibannya sebagai teman! Kapan nasihat itu harus
diberikan? Manakah cara yang tepat memberi nasihat? Jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan ini

92

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sudah banyak kita bahas pada Bab-Bab terdahulu. Di sini kita tidak mengulangnya lagi.

Apabila kita semua dapat bersikap dan berperilaku seperti bunyi ayat-ayat di bawah ini,
suasana damai akan tercipta antara teman. Inilah ayat-ayat tersebut “Kekurangan-kekurangan
seseorang jangan anda gunjingkan; Rahasia pribadi seseorang jangan anda buka dan sebarluaskan.”
Jika ayat-ayat di atas dilaksanakan maka terciptalah suasana Damai antara teman! Selanjutnya
sebuah ayat lain berbunyi: “Memuji Perilaku Mulia seorang teman merupakan Perilaku Bajik.

Apabila yang bersangkutan mendengarnya, maka ia pun akan terdorong untuk lebih banyak
lagi berperilaku Mulia dengan mewujudkan ajaran ini: Jika kedua ayat ini diterapkan, maka
terciptalah Kerukunan, Kedamaian dan Persatuan dalam sebuah Organisasi. Dan Organisasi ini
akan semakin Jaya dan berkembang! Bila kita hidup ditengah-tengah komunitas/masyarakat, kita
harus selalu berpegang pada prinsip hidup: “ Kerukunan harus dijunjung tinggi!” Dan “Memuji
Kebajikan orang” dan “Menasihati Kekurangan orang” harus dilakukan pada Ruang dan Waktu
yang tepat! Inilah aturan main yang perlu diterapkan: “Memuji Kebajikan seseorang dapat
dilakukan terang benderang dihadapan orang banyak.
Tetapi menasihati atau mengkritik kekurangan seseorang, sangat bijaksana dilakukan empat mata
saja. “Harus dijaga agar yang dikritik tidak kehilangan muka! Mari kita lanjutkan ke Ayat-ayat
berikut dalam bagian” Fan Ai Zong “

【凡  取  与,贵  分  晓。  与  宜  多,取  宜  少
fan qu  yu,   gui fen xiao.   yu  yi  duo,  qu yi  shao.

将  加  人,  先  问  己。  己  不  欲,即  速  已
jiang jia ren    xian wen ji.      ji   bu  yu ,    ji    su  yi

恩  欲  报,怨  欲  忘,  报  怨 短, 报  恩  长
en yu bao,  yuan yu wang, bao yuan duan, bao en zhang】

Ayat pertama: “fan qu yu, gui fen xiao”. Dalam hal pembagian Harta dalam keluarga,
dimana kita terlibat, hendaklah kita dengan penuh bijak memperhatikan anggota keluarga yang
keadaan ekonominya lemah dan lebih membutuhkan. Kita layak “memberi” lebih dan “mengambil
kurang.” Apabila Umat manusia mampu menjaga Sikap dan Watak “Mengalah” seperti ini maka

93

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

dapat dipastikan bahwa hubungan kekeluargaan akan penuh dengan suasana “saling memaklumi
dan saling mengalah.”Keluarga tidak akan terjerumus dalam situasi” gontok-gontokan, saling
berebut harta”. Keluarga yang hidup penuh rukun dan damai seperti di atas dapat dipastikan akan
berkembang semakin Jaya!

Pembagian harta yang tidak adil dalam keluarga memicu “saling memperebutkan harta”
antar anggota keluarga. Keadaan seperti ini akan berujung pada pengaduan ke Pengadilan. Dan
kemungkinan besar vonis pengadilan tidak juga membawa “Ending” yang baik bagi pihak-pihak
yang bertikai! Satu hal pasti Sengketa dalam keluarga yang berujung di Pengadilan meninggalkan
Noda Hitam bagi anak cucu. Akan tiba waktunya harta warisan yang melimpah pada keluarga itu,
akan ludes dalam waktu singkat. Jadi, sekali lagi Guru Cai menekankan agar sedapat mungkin
mengalah.

Sebuah Contoh Klasik: Alkisah Kaisar pendiri Dinasti ZHOU, 泰伯跟仲雍 - Tai Bo Gen Zhong
Yong, menyerahkan Tahta Kerajaan kepada adik dan keponakannya secara sukarela. Maka Dinasti
ZHOU dapat berlangsung jaya hingga 800 tahun lamanya! Dinasti ini telah mampu menginspirasi
seluruh rakyat untuk serentak bangun dan mencontoh semangat “Xiao Ti - Berbakti dan mengasihi
saudara-saudaramu” seperti yang ditunjukkan sang Kaisar!

Memang manusia pada umumnya sangat alergi terhadap sikap mengalah! Manusia
merasa bahwa mengalah akan membuat miliknya berkurang atau habis! Sejatinya manusia
tidak boleh hanya memperhatikan kepentingan di depan matanya, kepentingan sesaat! Ketika
anda “Mengalah”, anda membangun “Perilaku Moral & Bajik” anda, anda membangun suasana
keluarga yang Rukun Damai. Dengan Mengalah anda menabur dan menanam Benih Karma Baik
Suatu hari kelak anda akan menuai Balasan melimpah!

Pepatah mengatakan : “ 天道无亲,常与善人 - tian dao wu qing, chang yu shan ren “ yang
artinya adalah: “Hukum Alam tidak mengenal kerabat, tetapi Hukum Alam senantiasa bersama
dengan Orang Bajik”. Ini adalah Hukum Klasik yang tidak akan pernah berubah! Maka dalam
menghadapi dan menangani suatu masalah, manusia jangan hanya mengikuti Hawa Nafsu
Keinginan dan “Kebiasaan Hidup,” tetapi benar-benar harus mengikuti Hukum Alam! Ikutilah Hati
Nuranimu!

94

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jadi dalam hal: “Dalam menentukan apakah akan “Memberi lebih dan Menerima kurang”
Manusia harus betul-betul mempertimbangkan keadaan pihak-pihak yang terlibat, rela memberi
lebih banyak, dan mengambil lebih sedikit!”.

Ayat berikut: “将加人,先问己,己不欲,即速已 - jiang jia ren, xian wen ji, ji bu yu, ji su yi,
yang berarti: “Jika kita tidak ingin orang lain menggunjingkan kita, menghina dan bahkan melukai
kita, pendek kata apapun yang tidak kita sukai orang lain melakukannya kepada kita, maka dengan
perasaan yang sama, dengan hati dan pikiran yang sama, jangan kita lakukan kepada orang lain! “
Singkat kata, sebelum mengucapkan atau bertindak sesuatu, bertanyalah terlebih dahulu kepada
dirimu, apa engkau sendiri suka atau tidak dengan ucapan atau tindakan yang akan engkau ambil?

Pada masa Kaisar Qian Long dari Dinasty QING, pada dinding Istana Kerajaan terpampang
sepasang Puisi yang berbunyi: “ 愿天下 姑舍三分爱女之情而爱媳” ,“望世间人予以七分
顺妻之意而 顺亲” 。Sepasang Puisi ini mengandung filosofi yang dalam tentang kehidupan.
Barangsiapa menyimaknya tercenung dalam!

Mari kita simak kalimat pertama yang mengandung arti: “Semoga Ibu Mertua seluruh
dunia menyisihkan 30% dari Kasih Sayangnya kepada putri kandungnya untuk diberikan kepada
Menantu perempuannya!” Sebab sejak dahulu kala ada “Konflik” tersamar antara ibu mertua
dengan menantu perempuan! Bagaimanapun juga menantu bukan putri kandung sendiri! Maka
coba bagikan cukup 30% dari kasih ibu kepada putrinya untuk sang menantu. Maka yakinlah tidak
akan timbul jarak antara Mertua dan Menantu.

Tentang Mertua dan Menantu berlaku juga ayat Di Zi Gui di atas: “Sebelum bertindak sesuatu
terhadap orang lain bertanyalah terlebih dahulu kepada dirimu, apakah anda senang diperlakukan
demikian?”. Apabila sang Mertua bersikap sesuai pesan ayat tersebut di atas, maka hubungan
antara mertua dengan menantu pasti akan penuh dengan kasih sayang.

Mari kita simak kalimat kedua dari Puisi: “Semoga Laki- laki seluruh dunia menggunakan
70% dari Kasih Sayang kepada istrinya, untuk menyayangi Bundanya”. Puisi ini mengingatkan para
suami bahwa tidaklah salah mengasihi istri. Namun adalah suatu kesalahan besar apabila sang
suami karena “hasutan” sang istri lalu “menjauhi” orangtuanya sendiri!

95

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dalam keluarga bertindaklah bijaksana. Bersamaan dengan mengasihi pasangan hidupmu, sedetik
pun tak boleh melalaikan Bhakti anda kepada orangtua! Jika anda melanggar pesan ini, maka
Hukum Karma akan berlaku. Anak-anak anda yang tidak pernah dididik tentang Bakti kepada
orangtua, dan tidak melihat Teladan Bakti yang ditunjukan akan, tiba waktunya mentelantarkan
orangtuanya! Anak-anak yang tidak Berbakti, sekeras apapun mereka berusaha, akan jauh dari
Sukses!

Mari kita bahas istilah popular yang dipakai untuk mengukur Tingkat Perkembangan/
Pencapaian Pikiran dan Emosi (Perasaan) manusia. TIngkat Kecerdasan/Rasionalitas Manusia
dinyatakan dengan Intelligent Quotient yang disingkat IQ. Tingkat Kematangan Emosi manusia
dinyatakan dengan Emotional Quotient yang disingkat EQ.

Seorang dengan IQ tinggi, tingkat Rasionalitasnya tinggi. Ia akan memanfaatkan kelebihan
IQnya untuk berwiraswasta dengan rajin, agar cepat  menyejahterakan diri dan keluarganya. Ia
sedemikian sibuk dengan usaha bisnisnya, dan tidak punya waktu untuk menemani anak-anaknya.
Malam hari pun ia tidur di kantor! Ia telah kehilangan “Emosi”.

Ada cerita lain tentang seseorang dengan EQ tinggi, seorang yang kaya dengan Emosi Ia
luar biasa sayang pada anaknya, sampai-sampai tidak mengijinkannya mengerjakan semua
pekerjaan rumah. Ini EQ yang kebablasan! Kasih sayangnya yang berlebihan kepada anaknya
malah mencelakainya. Anaknya tumbuh menjadi pribadi yang manja dan tidak mandiri! Orangtua
seperti ini pantas disebut sebagai orang yang “Punya Emosi tapi tak punya rationalitas”.

Di masyarakat seringkali kita menjumpai orang yang sangat sukses dalam usaha bisnisnya,
tetapi istri dan anak-anaknya pergi meninggalkan dia! Jadi “rational/Intelligent” dan “Emotion”
tidak terpisah! Dapat dipastikan bahwa seseorang dengan “True Emotion”memiliki juga “True
Intelligent/rational”. Demikian pula seorang dengan “True Intelligent/ rational dapat dipastikan
memiliki juga “True Emotion”. Seorang dengan “True Emotion” pasti memiliki kedua-duanya.
Demikian pula seseorang dengan “True Rational”pasti juga memiliki kedua-duanya.

Guru Cai berkisah tentang pembimbingnya yang bernama Paman LU. Sesibuk apapun Paman
Lu tetap menyempatkan diri kumpul dan makan bersama dengan seluruh anak-cucunya setiap
akhir minggu! Kisah ini menunjukan bahwa Paman Lu memiliki “True Intelligent” sekaligus

96

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

“True Emotion”. Memiliki keduanya membuatnya mampu menyingkirkan semua kendala dalam
mengelola rumah tangganya.

Maka selama ini Ajaran-ajaran Mahaguru Confucius yang kita pelajari, termasuk Di Zi Gui
yang mendidik kita dalam hal Sikap dan Perilaku hidup sehari-hari, berujung pada ditanamkan
pada diri kita: True Emotion, True Wisdom dan True Righteousness dalam menjalankan kehidupan
kita sehari-hari.

Ayat berikut ini mengatakan: “Sebelum anda melakukan sesuatu terhadap orang lain,
bertanyalah terlebih dahulu kepada dirimu, apa yang anda tidak suka orang lain lakukan
terhadapmu. Ayat ini mengajak kita bersikap bIjaksana untuk memaklumi Perasaan orang lain!
Dengan demikian terhindarlah kita dari tindakan “Memaksakan perlakuan kita terhadap orang
lain.

Mari kita lanjutkan dengan Kalimat berikutnya: “恩欲报,怨欲忘 - en yu bao, yuan yu
wang”. “恩欲报 - en yu bao”. Terhadap orang-orang yang telah menanamkam Budi Baik kepada
kita, kita wajib senantiasa ingat untuk membalas Budi Baik orang itu! Sesungguhnya orang yang
tidak pernah melupakan Budi Baik orang lain, tidak pernah melupakan Budi kedua orangtuanya,
tidak pernah melupakan Budi para guru dan seniornya kehidupan Rohaniah orang ini pasti sangat
kaya.

Orang yang dapat senantiasa ingat akan Budi baik orang lain, dan hati nuraninya dipenuhi
keinginan membalas Budi Baik orang lain, ketika tiba saatnya ia dapat mewujudkan cita-citanya
membalas Budi orang, ia merasa sangat berbahagia. Guru Cai bercerita tentang dirinya sendiri
sebelum menulis buku ini beliau telah menghabiskan lebih dari satu tahun mengunjungi
banyak daerah di Tiongkok untuk memberi pelayanan Di Zi Gui! Guru Cai merasa hidupnya
sangat beruntung, ia telah berkesempatan mengikuti langkah Guru Yang dan Paman LU - kedua
mentornya.

Guru Cai berkesempatan menerima Ajaran-Ajaran Mahaguru Confucius! Semuanya telah
merubah secara total Sikap dan Prinsip hidupnya! Maka Guru Cai bertekad untuk suatu hari
membalas Budi Baik para mentornya itu!  Kini, tekadnya mulai terwujud. Setahun terakhir ini,
walau terkesan sangat sibuk dengan tugas pelayanannya, seluruh suasana hati dan Rohani Guru

97

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Cai justru terasa semakin ringan dan bahagia. Memang hidup dalam kondisi sedang menjalani
“Balas Budi” terasa sungguh berbeda! Hati Guru Cai terasa demikian plong!

Bagaimana cara terbaik membalas Budi Baik para mentornya itu ? Mengirim bingkisan hadiah
tanda mata kepada Paman Lu? Paman Lu pasti tidak menginginkan itu!

Bagi Paman Lu yang terpenting adalah beliau dapat melihat Guru Cai dan murid-muridnya
yang lain, memahami dan menghayati betul-betul ajaran-ajarannya dan mengamalkannya dengan
penuh pengabdian! Hal ini akan membawa hiburan terbesar bagi Paman Lu.

Kita sekarang hidup di zaman milenial, masyarakat milenial super modern! Apa yang paling
dirasakan KURANG  pada masyarakat sekarang ini? Kasih Sayang dan Kepedulian! Ketika kita
mengikuti jejak langkah Para Bijak dan mengamalkan ajaran-ajarannya, yakinlah kita pun akan
mampu menjalani Kehidupan penuh Bajik! Jadi, tidak dapat disangkal, Para Bijak tersebut telah
menerangi lika-liku hati kita semua dan menginginkan kita bangkit dan mengikuti jejak langkah
mereka.

Mari kita kembali ke ayat yang berbunyi: “ 恩欲报 怨欲忘 - en yu bao , yuan yu wang”. Budi
Baik orang wajib kita balas, dan sebaliknya, Dendam Kesumat jangan berlama- lama disimpan
dalam hati. Dalam pergaulan antar manusia, tidak terhindar terjadi bercekcokan atau benturan.
Akan tetapi, Bab 2 menyinggung bahwa: “sejahat apapun seseorang, pasti terdapat sisi hidup
yang membuat kita mengasihani orang itu!” Orang itu mungkin semasa hidupnya tidak pernah
mencicipi pendidikan Moral & Budi Pekerti baik di tengah keluarga maupun di sekolahnya, karena
itu ia terlibat dalam benturan dengan kita! Maka sebaiknya kita mawas diri. Jika kita yakin kita
tidak bersalah, maka alangkah baiknya kita bukakan pintu maaf dalam hati kita! Jangan sampai kita
menyimpan “kesalahan” orang itu di dalam hati kita. Itu sama saja dengan menyimpan “sampah
terkotor orang itu” di dalam “Hati Nurani kita yang bersih. Dan tentu saja ini adalah tindakan kita
paling bodoh! Jadi, ketika kita memaafkan orang lain, sesungguhnya kita menyelamatkan diri kita
sendiri!

Coba bayangkan bila setiap hari anda menyimpan “Dosa” orang dalam hati anda, Perilaku
anda yang demikian sungguh menyiksa anda dan membuat anda menderita! Jadi anda betul-
betul harus melakukan hal ini: “Dendam Lama tidak perlu diingat dan jangan membenci orang

98

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

yang bersalah.” Sekali lagi, cekcok atau benturan yang telah terjadi jangan kita simpan di dalam
hati! Sebab lawan anda akan merasa dendam di hati anda. Dendam di hati anda tercermin pada
“sorot mata” anda dan pada “paras wajah” anda! Jadi, ketika dendam tidak dapat dihapus anda
dan lawan anda akan makin menjauh! Hal ini tentu tidak bagus! Bagaimanapun kalian berdua
mungkin sekantor dan saling bertemu di kantor. Jika anda berdua tidak bisa “bekerjasama”
maka suasana demikian akan mempengaruhi suasana rukun dan damai seisi perusahaan atau
organisasi. Sungguh akan membawa dampak negatif bagi banyak orang.

Guru Cai berkisah ia mempunyai seorang teman yang usianya tergolong senior. Teman
senior ini sangat cerdas dan pandai. Karena itu banyak tugas penting di perusahaan diserahkan
kepadanya. Ia pun mendapat banyak pujian dan bonus dari pimpinan perusahaan. Hal ini
menimbulkan iri hati di kalangan rekan kerjanya! Namun, si teman senior ini menanggap situasi
itu dengan berkata: “Menjadi sasaran Iri hati merupakan hal yang membanggakan. Hanya orang
pandai yang dijadikan sasaran Iri hati. Maka tidak perlu marah!” Katanya lagi: “Seorang rekan
kerja mengkritik saya dengan kasar dan tanpa alasan yang benar. Tetapi saya tidak menyimpannya
dalam hati. Pada suatu hari rekan kerja ini menemui kesulitan dalam menyelesaikan tugas
kantor dan tidak seorang pun bersedia membantunya! Kebetulan saya sangat menguasai tugas
tersebut, maka saya langsung membantunya menyelesaikan tugasnya.” Alhasil, karena tindakan
bantuan tersebut maka si rekan kerja merasa sangat malu dan menyesal atas fitnah yang telah
dilakukannya! Mereka berdua. Sejak kasus itu, keduanya menjadi kawan akrab!

Dalam pergaulan antar manusia, apa yang mendorong seseorang gemar mengkritik orang
lain? Tidak lain dari hatinya yang galau, tidak tenang dan seimbang! Mengapa pula hati orang itu
tidak tenang seimbang? Sebabnya bisa bermacam-macam. Mungkin ada masalah dalam rumah
tangganya atau bisa juga orang itu sedang dirundung berbagai masalah lain yang belum tertangani
dengan baik! Dalam situasi demikian untung teman senior Guru Cai tidak terbawa emosi saat
dikritik.

Malah sebaliknya ia aktif menolong orang yang sedang mengalami kesulitan itu! Sikap Bajik
teman senior ini telah mencairkan hubungan yang beku. Lalu dalam hubungan yang lebih akrab,
si teman senior ini terus membimbing orang itu agar konsep kerohaniannya semakin matang dan
bijaksana.

99

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Maka, dalam hubungan antar manusia, walau terpisah ribuan kilometer, hanya Jodoh yang
dapat mempertemukan manusia. Tidak peduli apakah Jodoh Buruk atau Jodoh Baik. Asalkan kita
mempertahankan Hati Nurani kita tetap Seimbang dan Penuh Kasih, maka yakinlah Jodoh Buruk
pun dapat berubah menjadi Jodoh Baik! Jadi kita harus mengupayakan “Hati Tetap Seimbang
menghadapi Benci/ Dendam dan Kasih/Kedekatan” sehingga kita dapat menggugah kekaguman
orang-orang sekitar kita! Untuk tetap menjaga Hati Seimbang menghadapi Dendam dan Kasih,
kita perlu memiliki “Hati yang Lapang”. “Budi wajib diingat dan dibalas, dendam wajib segera
dilupakan.”

Sebenarnya, orang orang yang suka menyimpan dendam dapat berubah menjadi orang yang
bijaksana apabila mereka bisa berpikir sebaliknya sifat mereka yang kaku dan keras bisa berubah!
Jadi kadang-kadang kita harus berterima kasih kepada orang yang “melukai dan merugikan” kita
sebab mereka melatih “Kebijaksanaan hati & pikiran” kita! Kita juga perlu berterima kasih kepada
orang yang “menipu” kita, sebab orang memperkaya Pengetahuan Umum dan Pengalaman kita!

Mari kita renungkan bersama, kapan kita  bisa memperoleh Kemajuan Terbanyak dalam
hidup kita? Tidak lain saat-saat situasi yang sulit! Saat Situasi Sulit dimana kita “dilukai/dirugikan”
orang lain atau, “ditipu” orang lain. Saat-saat itulah yang dapat membangun “Kebijaksanaan Hati
& Pikiran “ kita dan memperkaya pengalaman serta dan pengetahuan kita!

Peribahasa mengatakan: “不经一事,不长一智 - Bila anda tidak mengalami sendiri sebuah
peristiwa, Kebijaksanaan anda tidak akan tumbuh”. Maka berterimakasihlah kepada orang yang
ingin menjatuhkan kita sebab mereka telah memperkuat kemampuan kita! Berterimakasihlah
kepada orang-orang yang “meninggalkan” kita, sebab mereka melatih kita “Mandiri”.

Tidak mungkin manusia dari muda sampai tua selalu mengandalkan orang lain, tergantung
kepada orang lain? Semakin tua usia kita, Kebijaksanaan kita pun harus semakin matang! Untuk
hidup sebagai seorang dewasa, yang terpenting adalah mengandalkan Kebijaksanaan (wisdom)
sendiri.

Pada Unit 1, pelajaran ke 2 Di Zi Gui dikatakan: “Bila orangtuamu mengajarkan sesuatu
kepadamu, anda wajib menyimaknya dengan hormat. Bila orangtuamu menegur dan
menasihatimu, Anda wajib dengan rendah hati menerimanya”.

100

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Di sini yang dimaksud bukan hanya Orangtua kita yang menegur dan menasihati kita, lalu kita
wajib dengan rendah hati membuka telinga kita untuk mendengarnya baik-baik. Apabila hal ini
dapat anda lakukan, maka Kebijaksanaan Anda dapat segera ditingkatkan.

Sekali lagi Guru Cai menekankan, Saat seseorang yang semula bersikeras menyimpan
dendam, kemudian dapat berubah pikiran, maka seluruh kegalauannya segera berubah menjadi
Kebijaksanaan”. Dan ia segera menjadi seorang Pemaaf! Semua orang yang melontarkan Cacian,
Fitnah, Tipuan, termasuk mereka yang ingin menjatuhkan anda, akan tercengang melihat sikap
bijak anda, dan kemudian mengagumi anda! Bahkan orang akan bertanya-tanya dan berkata
Hebat benar orang ini.

Ketika dicaci maki, difitnah, ditipu dan dijatuhkan orang lain, ia tetap tegak dan memaafkan
kesalahannya! Dari mana ia medapatkan Pelatihan dan Pendidikan Moral & Mental Luar Biasa itu?
Tibalah kesempatan bagi anda untuk memasyarakatkan Di Zi Gui.

Jika anda, sebagai Siswa Di Zi Gui, tetap tidak dapat “melepaskan” dendam anda, anda tidak
berbeda dengan  orang-orang yang mencaci maki, menfitnah dan,menipu anda! Tentu saja ini
bukan propaganda yang baik bagi Di Zi Gui.

Mari kita bahas kalimat berikutnya: “报怨短,报恩长-bao yuan duan, bao en zhang”. “Bao
Yuan Duan”secara harfiah berarti: Membalas Dendam dengan pendek! Arti sesungguhnya adalah:
Tidak sungguh-sungguh “membalas” yang berarti keinginan membalas dendam harus segera
dibuang jauh-jauh!

“Bao En Zhang” artinya Mengingat dan Membalas Budi orang harus selama-lamanya! Coba
bayangkan apakah Budi orangtua dapat dibalas habis? Adakah Budi seorang kakak seperguruan
dapat dibalas tuntas?

Terhadap Budi yang ditanam oleh Orangtua maupun Kakak Seperguruan, kita senantiasa harus
bersikap: “鞠躬尽瘁,死而后己 - ju Gong Jin Cui, si er hou ji” yang berarti: “Mempertaruhkan
segalanya, tenaga dan pikiran, hingga akhir hayat dikandung badan”.

101

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Manusia yang hidup di dunia ini mengalami apa yang disebut “Jodoh”. Persentuhan/
Perkenalan kita dengan orang-orang Suci adalah juga karena ada “Tali Jodoh” antara kita dengan
Orang Suci tersebut! Orang-orang Suci tersebut, baik melalui Sabda-sabdanya, Tulisan Kitab
Suci maupun melalu Kisah Perbuatan Nyata mereka telah memberi pencerahan bagi kita! Kita
memang wajib mencontohi dengan baik teladan-teladan yang diberikan. Maka dikatakan: Kita
harus membalas Budi yang ditanamkan Orang Suci sepanjang hayat dikandung badan! Karena
berkat Budi Baik para Orang Suci ini, kita mampu mengarahkan Hidup kita menuju hidup yang
penuh keceriaan dan kebahagiaan! Tanpa Budi Baik Orang-orang Suci, mustahil kita bisa mencapai
kebijaksanaan seperti yang kita alami saat ini.

Dengan Sikap seperti ini, kita akan senantiasa berusaha sekuat tenaga dan Sepenuh Hati
melaksanakan Kewajiban Moral kita. Dan dengan demikian kita sedang menunaikan Balas Budi
kita kepada Orang-orang Suci tersebut! Dan, mereka juga sangat sukacita melihat betapa kita
berkembang menjadi lebih Bajik dalam hidup kita ini.
Mari kita masuk ke Ayat pada Unit V Di Zi Gui yakni “ FAN AI ZHONG “, Ayat itu berbunyi

【待  婢  仆, 身  贵  端  。虽  贵  端, 慈  而  宽
dai  bi  pu,  shen gui duan. sui gui duan, ci er kuan,
势  服  人  ,心  不  然。   理  服  人  ,  方  无  言
shi  fu  ren ,   xin bu  ran.      li   fu  ren ,    fang wu yan  】

” 待  婢  仆  ,身  贵  端  -

Terhadap Pembantu di rumah,  Anda harus menitikberatkan Sikap yang tepat dan Teladan
Diri. Para Pembantu Rumah tangga memberi Jasa Pelayanan kepada majikan melalui Kerja
fisik! Sebagai  majikan kita juga harus menghargai pelayanan mereka! Jadi, apabila anda
memperkerjakan seorang pembantu di rumah anda, anda harus mendidik putra-putri anda
agar memperlakukan pembantu sebagai Orang Yang Dituakan! Jangan biarkan mereka bersikap
sombong dan memandang rendah pembantu rumah tangga sehingga tidak ada pada diri mereka
Rasa Peri-kemanusiaan dan Rasa Hormat. Jadi, sebagai orangtua, kita benar-benar harus berhati-
hati dalam mendidik anak. Terhadap sopir keluarga anak-anak harus memanggilnya Kakak, Mas,
atau Paman dengan penuh hormat!

102

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Para pembantu rumah tangga itu sudah menjadi bagian dari rumah tangga atau keluarga!
Dan Tali Jodoh pula yang mempertemukan Pembantu dengan anggota keluarga dimana ia
bekerja. Jadi kita sebagai sesama anggota keluarga harus “Saling Memahami” dan “Saling Peduli”.
Jika anda sebagai majikan menunjukan empati besar kepada pembantu rumah tangga, maka ia
akan merasakan empati dan kasih sayang anda kepadanya. Maka sebaliknya ia pun akan sayang
pada anda. “Barangsiapa yang mengasihi orang lain, maka orang itu pun akan mengasihi anda.
Barangsiapa menghormati orang lain, orang itu pun akan menghormatimu sebagai balasan”.
Sejatinya, manusia dengan manusia, dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Apakah sulit? Tidak sulit, asalkan kita masing-masing tidak ngotot dengan pendapat kita dan
bersedia mengalah! Disamping itu kita senantiasa memikirkan kepentingan orang lain, bukan
kepentingan diri sendiri. Maka Hidup berdampingan rukun dan damai dengan sesama manusia
tidak sulit dicapai! Apalagi kepada orang memperlakukan anda dengan begitu baik, andapun tidak
lupa berterimakasih. Dan setiap ada kesempatan, anda tidak lupa, memuji kebaikan orang itu di
depan orang banyak! Dan orang yang mendengar pujian terhadapnya, akan bertambah girang!
Jadi pergaulan antar manusia yang dipenuhi dengan kata-kata manis, membuat suasana
makin rukun dan menyenangkan. Bab 37 ini kita akhiri sampai di sini.

103

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

104

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXVIII

PERLAKUKAN SESAMA DENGAN HATI LAPANG
TUGAS DAN KEWAJIBAN GURU/PENDIDIK

Persentuhan antarmanusia dalam masyarakat adalah hal yang lumrah. Apabila kita dapat
menahan diri dan mengalah dalam persentuhan itu, banyak sekali gesekan dan bentrokan akan
dapat dihindarkan. “Menahan diri dan mengalah” mampu mengikis hawa amarah dalam diri kita.
Pepatah mengatakan “Menahan diri sesaat dapat menenangkan ombak dan topan, mengalah
selangkah membuat hatimu lapang bagai lautan dan langit luas.” Sesungguhnya, dalam “menahan
diri”, orang membuka kelapangan hatinya! Dan orang tersebut dapat melaksanakan” 理服人,方
无言” – Perintah-perintah yang anda berikan kepada bawahan anda, disertai dengan penjelasan-
penjelasan yang disampaikan dengan sabar dan bijak, membuat bawahan anda dengan tulus dan
rela mematuhi perintah anda. Bila sebelumnya bawahan anda tersebut emosional, maka sikap
anda yang bijak akan menggugah penyesalannya. Jadi, hanya dengan suatu sikap “menahan
diri”, anda telah memperlihatkan perilaku bijak dan bajik, sekaligus telah membangkitkan rasa
penyesalan bawahan yang emosional itu. Bahkan, dengan demikian anda berhasil menjaga
suasana yang tetap besahabat, rukun, dan akrab. Hal ini berlaku pula bagi para anggota keluarga
atau teman. Perjodohan dan pertemanan yang terjalin puluhan tahun lamanya jangan sampai
bubar begitu saja gara-gara sebuah ucapan yang menyakitkan hati! Ini sungguh tidak elok! Maka,
setiap saat dalam kehidupan ini, kita harus senantiasa ingat:
“言语忍,忿自泯” – yan yu ren, fen zi min. Menahan diri dalam setiap ucapan kita akan membuat
amarah sirna dengan sendirinya. Jadi, Menahan diri dalam ucapan berujung pada menahan emosi
dan amarah.

Dalam pergaulan antarmanusia, dibutuhkan 3 jenis让 – mengalah. Yang pertama adalah礼让
– mengalah karena tata krama, kedua adalah忍让 – mengalah karena menahan diri, yang ketiga
adalah 谦让 – mengalah karena kerendahan hati. Apabila kita dalam pergaulan antarmanusia
sentantiasa menjaga sikap rendah hati dan mengalah, maka teman-teman sepergaulan kita akan
merasa bagai diguyur angin musim semi yang menyegarkan! Sebaliknya, apabila kita merasa

105

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

punya banyak uang, punya banyak talenta, dan karenanya bersikap tinggi hati dan sombong,
maka sikapmu ini akan menyebabkan teman-teman di sekelilingmu merasa tidak nyaman. Pada
saat teman-teman di sekelilingmu sedang dalam kondisi “kehilangan sesuatu”, Anda hadir dengan
membual akan kehebatanmu. Ini tentu akan mengakibatkan teman-temanmu semakin down
dan tak berdaya! Sikap tinggi hati dan congkak Anda benar-benar telah memberi tekanan besar
pada teman-temanmu dan akan sangat melukai hubungan baik yang telah terjalin selama ini
antara Anda dengan mereka. Jadi, sikap “mengalah karena rendah hati” sangatlah penting dalam
pergaulan manusia.

Sikap “mengalah karena rendah hati” adalah suatu sikap yang tidak menyudutkan orang,
melainkan menyediakan ruang untuk orang lain. Sikap yang tidak membiarkan orang berada dalam
posisi tidak nyaman. Apabila kita senantiasa bersikap rendah hati, kita tidak hanya membuat
orang-orang di sekitar kita merasa sangat nyaman, tetapi juga akan mengundang dukungan dan
bimbingan dari para senior atau kakak-kakak. Jadi, sikap rendah hati sungguh membawa banyak
manfaat dalam hidup! Sikap rendah hati yang senantiasa “menyediakan ruang untuk orang lain”
pelan-pelan akan membangun sikap senantiasa memikirkan kepentingan orang lain.

Bila sebagai orangtua kita sudah mendidik anak-anak kita sejak kecil untuk “mengalah
demi tata krama” maka anak-anak kita akan berkembang menjadi orang yang tahu diri. Dengan
mendidik anak-anak kita bersikap “mengalah demi menahan diri”, dapat dipastikan anak-anak
kita akan tumbuh menjadi anak yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan. Mereka akan
pandai menjaga keharmonisan dalam pergaulan! Dengan demikian, mereka terhindar dari
bentrokan-bentrokan yang tidak perlu. Mendidik anak-anak kita untuk bersikap “mengalah karena
rendah hati”, anak yang rendah hati senantiasa memikirkan orang lain dan tidak akan terbiasa
memperebutkan sesuatu. Memperebutkan sesuatu sering berujung pada perkelahian! Singkat
kata, sikap mengalah akan mendatangkan dan memenangkan persahabatan. Perebutan hanya
menciptakan musuh! Dan, apabila hidup orang yang dipenuhi dengan musuh menghabiskan
sebagian waktu dan tenaganya untuk berjaga-jaga menyongsong serangan musuh yang akan
mengganggunya. Apakah orang seperti itu bisa bahagia?

Sekarang kita memasuki unit ke-6 Di Zi Gui: 亲仁Qin Ren – MERAPAT DAN BELAJAR DARI
ORANG-ORANG BIJAK. Seseorang yang ingin maju dan berhasil dalam pembelajarannya perlu tahu
bahwa ada dua unsur yang menentukan. Unsur pertama adalah guru yang baik dan unsur kedua

106

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

adalah sahabat baik! Guru yang baik membantu kita dengan menunjuk jalan dan mengajarkan
kita ajaran-ajaran yang penting. Sedangkan kita dan sahabat baik akan dapat saling mendukung
dan membimbing; saling mengingatkan, senantiasa menjalin sikap “pergaulan antarteman
perlu saling menasihati dan mengkritik, dan bersama-sama membangun karakter luhur”. Para
sahabat seperti itu menegakkan sikap “mendengar pujian-pujian teman, orang yang dipuji akan
bersikap mawas diri dan terus memperbaiki dirinya. Mendengar kritikan teman, orang itu akan
menerimanya dengan gembira”. Dengan sikap-sikap seperti itu, teman-teman yang bijak, tulus,
dan terpercaya lambat laun akan selain mendekati kita. Jadi, kita bersama-sama menyimak bahwa
semua masalah dalam kehidupan manusia mempunyai jawaban dan solusi dalam buku Di Zi Gui.
Jika pada suatu hari seorang teman menemui Anda dan bertanya tentang masalah kehidupan
manusia, Anda tidak perlu tegang! Buku Di Zi Gui sudah mampu memjawab semua pertanyaan
teman Anda. Yakinlah!

Pada suatu hari, seseorang datang kepada Guru Cai dan bertanya, “Jika sepasang suami isteri
tidak bisa hidup berdampingan dengan baik, apa solusinya?” Kalimat dalam Di Zi Gui cocok untuk
menjawab pertanyaan ini. Kalimat itu berbunyi, “恩欲报,怨欲忘 – En Yu Bao Yuan Yu Wang –
Budi baik wajib diingat dan dibalas, dendam wajib dilupakan”. Artinya, apabila yang selalu diingat
oleh pasangan hidup adalah dendam dan benci, maka yang timbul pada masing-masing pribadi
dari pasangan itu adalah hati dan pikiran murung. Tetapi apabila yang masing-masing selalu
mengenang “pengorbanan dan pemberian” yang diberikan pasangan hidup, maka kemurungan
hati dan pikiran akan terkikis habis! Kalimat kedua dalam Di Zi Gui yang cocok adalah, 将加
人,先问己– Jiang Jia Ren Xian Wen Ji – Sebelum Anda melakukan sesuatu kepada seseorang,
berkatalah terlebih dahulu kepada dirimu”. Janganlah Anda terus menerus menuntut sesuatu dari
seseorang, dan bertanyalah berapa banyak hal yang telah Anda lakukan pada pasangan Anda.
Kalimat ketiga dalam Di Zi Gui juga cocok, 言语忍,忿自泯 ;亲有过,谏使更,怡吾色 – Yan
Yu Ren, Fen Zi Min; Qing You Guo, Jian Shi Geng, Yi Wu Se – Apabila menahan diri dalam kata dan
ucapan, kemarahan akan padam dengan sendirinya. Bila orang di dekatmu melakukan kesalahan,
nasihatilah dia dengan hati-hati, dengan tulus, ramah, dan penuh senyum. Nah, apabila pasangan
suami isteri mencamkan ketiga kalimat Di Zi Gui di atas dan bersedia mawas diri sejenak, maka
pelan tetapi pasti persoalan pelik yang dihadapi akan mendapatkan penyelesaian. Jadi, prinsip-
prinsip yang menjadi pedoman kehidupan manusia ada dalam Kitab Di Zi Gui. Asalkan kita
memperdalam pemahaman kita akan Di Zi Gui dan memilih kalimat/ayat yang cocok degan
keadaan yang dihadapi, maka kebijaksanaan kita akan terbuka!

107

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Tentang hubungan antara guru dan murid, dan antara sesama murid, kita harus memegang
teguh “dalam pergaulan antarteman harus saling menasihati dan sama-sama membangun
karakter luhur”. Bagaimana sepatutnya sikap seorang murid saat sedang belajar dengan gurunya?
Gunakanlah kalimat Di Zi Gui: 父母呼,应勿缓,父母命,应勿懒 – Fu Mu Hu, Ying Wu Huan, Fu
Mu Ming, Ying Wu Lan – Bila kedua orangtuamu memanggilmu, segeralah menjawab. Bila kedua
orangtuamu memerintahkan Anda melakukan sesuatu, lakukanlah dengan cekatan dan segera!
Apa yang diperintahkan guru untuk Anda lakukan, lakukan dengan segera tanpa mengulur-ulur
waktu! Bila Anda patuh menjalankan tugas yang diberikan guru, maka guru pun akan mengajar
dengan sepenuh hati! Bila sebagai murid kita memperlakukan guru dengan hati penuh bakti, dan
penuh hormat, maka kepribadian luhur kita dan kebijaksanaan kita akan terbangun dan terwujud
dengan cepat.

Di Tiongkok terdapat dua aliran/kumpulan semangat yang terpenting yakni: Semangat “bakti
kepada orangtua - 孝道Xiao Dao” dan “hormat pada guru - 师道Shi Dao”. “Shi Dao” terbangun di
atas fondasi “Xiao Dao”, seperti kata pepatah, “Bakti kepada orangtua adalah dasar dari semua
kebajikan moral”. Dasar dan akar dari moral dan budi pekerti adalah bakti kepada orangtua.
Barang siapa yang berbakti kepada orangtuanya dapat dipastikan akan berhasil dalam perjalanan
hidupnya, dan dapat dipastikan ia juga sangat menghormati guru-gurunya. Pada bab-bab yang
lalu, disinggung bahwa kerja sama yang baik antara orangtua dengan guru akan mampu mendidik
seseorang dengan sangat baik. Di zaman sekarang, di sekolah-sekolah makin sering ditemukan
kasus kerja sama orangtua dengan guru yang kurang harmonis. Sebagian karena orangtua
sangat kurang memahami pentingnya pendidikan keluarga! Keadaan ini ditambah lagi dengan
kesalahpahaman bahwa pendidikan anak sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru semata-
mata. Sikap memanjakan anak secara berlebihan memperburuk keadaan. Tidak jarang terjadi
di sekolah seorang anak didik ditegur agak keras atau dihukum berdiri di muka kelas. Setibanya
di rumah, pengalaman yang dialaminya di kelas tadi diceritakan kepada orangtuanya dengan
“bumbu” di sana sini. Tanpa meneliti kebenaran cerita sang anak, orangtuanya segera berangkat
ke sekolah. Mereka tidak mendatangi sang guru, melainkan langsung menemui kepala sekolah.
Setelah menerima pengaduan si orangtua, kepala sekolah tentu akan memanggil sang guru ke
kantornya dan menginterogasinya. Walaupun kasus akhirnya dapat diselesaikan, kasus ini tentu
akan meninggalkan suatu trauma bagi sang guru dan memepengaruhi suasana hati sang guru. Sang
guru mempunyai niat baik mendidik anakmu. Ia berharap teguran-tegurannya bisa memperbaiki
sikap dan perilaku anak didiknya. Sayang, niat tulus sang guru berakhir dengan diperiksanya dia

108

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

oleh kepala sekolah! Lebih celaka lagi, anak didik itu makin kurang ajar terhadap gurunya! Ia
semakin tidak menghormati guru, dan karena trauma, sang guru tidak berani mendidik sang anak.
Nah, siapa yang dirugikan dalam hal ini? Tidak lain si anak didik! Anak itu kehilangan kesempatan
mendapat pendidikan moral yang baik. Pada akhirnya, tidak ada dalam diri anak sikap berbakti
kepada orangtua! Inilah wujud karma buruk yang ditanam si anak dan orangtuanya.

Tentu saja kita sebagai guru juga wajib mawas diri, introspeksi diri. Sangat tidak layak kita
mendatangi orangtua murid, meminta mereka menghormati kita sebagai guru. Sekarang bukan
zamannya memohon-mohon sesuatu! Tidak bisa dipungkiri juga bahwa zaman sekarang, nilai
profesi guru mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. Guru Cai mengambil contoh dirinya. Ketika
beliau lulus dari Institut Keguruan dan Pendidikan, dan mendapat pekerjaan pertama sebagai
guru Sekolah Dasar, ia tidak mendapat ucapan selamat, padahal Han Yu – seorang cendekiawan
terkenal di Tiongkok bersabda, “tugas suci seorang guru menyebarkan jalan pencerahan,
memberikan orang tugas belajar, dan mencarikan solusi bagi ketidaktahuan seseorang!” Guru
Cai mendapat pertanyaan, “Berapa gaji yang akan engkau terima sebagai guru?” Padahal sebagai
guru kita tidak boleh berhenti belajar. Belajar menjadi seorang guru yang baik adalah belajar
bagaimana mengembangkan kebijaksanaan kita! Guru harus penuh dengan motivasi diri dalam
mendidik! Sekali-kali tidak boleh kendur dalam semangat! Jika kita sebagai guru bisa menunjukkan
sikap dan perilaku seperti tersebut di atas, maka “Shi Dao – hormat kepada guru”, baik oleh anak
didik maupun oleh orangtua murid, akan dapat kita peroleh dengan sendirinya, bukan dengan
menuntut.

Guru Cai menceritakan kisah bagaimana ia mendidik dan mengamalkan Di Zi Gui di kota Hai
Kou. Ibu seorang murid menulis kesan-kesannya pada buku pesan dan kesan terhadap kinerja
guru Di Zi Gui. Ibu itu menulis hanya tiga kalimat pendek, “Sangat terima kasih, sangat terima
kasih, sangat terima kasih.” Ayah seorang murid lain memboyong anaknya terbang ke desa
asalnya menjelang Tahun Baru Imlek. Dari bandara, secara khusus ia menelepon guru Di Zi Gui
yang mengajar anaknya, “Guru Liu, saya ucapkan banyak terima kasih terhadap Guru atas semua
ajaran moral yang telah Guru tanamkan pada diri anakku. Dan saya mohon pamit pulang ke desa
untuk merayakan Imlek.” Di sini terlihat betapa sikap hormat sang ayah itu kepada guru. Dan
hormat kepada guru adalah sebuah akibat. Sebabnya adalah pengorbanan/pengamalan yang
tulus dari seorang guru. Pengorbanan tulus ini benar-benar dirasakan oleh orangtua murid.

109

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pengamalan “Shi Dao – hormat kepada guru” memang harus mengandalkan pendidikan
orangtua kepada anaknya. Tetapi juga sangat tergantung pada keteladanan seorang guru, yaitu
guru yang benar-benar membuat orang menghormatinya! Di zaman dahulu, profesi guru sangat
terhormat di tengah masyarakat. Sosok guru yang walau tidak bergelimang harta, namun hidup
bahagia. Mereka dihormati masyarakat. Para orangtua pun sungguh-sungguh memanfaatkan
kesempatan ini untuk mendidik anak-anaknya menghormati guru. Maka di Tiongkok zaman
dahulu, berlaku tradisi “menghormati guru”: Tatkala seorang memasuki usia sekolah, sang ayah
akan membawa si anak berusia 5-7 tahun ke sekolah langsung ke kelas dimana si anak akan duduk
belajar. Sang Ayah berjalan di muka dan anak mengikutinya dari belakang. Pertama-tama, ayah
dan anak itu akan mendatangi altar Maha Guru Confucius dan menjalankan ritual penghormatan
“tiga kali berlutut, sembilan kali menundukkan kepala”! Mengapa? Sebab semua ajaran moral
dan budi pekerti berasal dari beliau. Confucius-lah yang mengumpulkan dan menyusun norma
ajaran moral yang lengkap. Maka, orang Tionghoa memujanya sebagai Maha Guru atau Guru dari
para guru. Maka, penghormatan wajib diberikan kepada Confucius terlebih dahulu. Lalu ayah dan
anak itu mendatangi guru kelas sang anak. Sekali lagi sang ayah memimpin ritual penghormatan
“tiga kali berlutut dan sembilan kali menundukkan kepala” di hadapan guru kelas. Kita tahu, siapa
yang paling dihormati si anak. Tidak lain sang ayah! Nah, di depan matanya ia melihat sang ayah
menaruh hormat begitu mendalam kepada guru. Maka, di hati sanubari anak itu tertanam sebuah
kesan yang tak terlupakan, yaitu bahwa ia harus lebih hormat kepada gurunya.

Walaupun “tiga kali berlutut, sembilan kali menundukan kepala” hanyalah sebuah ritual
tradisional, ternyata ritual tersebut telah menanamkan akar moral yang mendalam pada diri
anak. Guru Cai kemudian teringat akan tradisi ritual mengangkat guru yang dilakukan di zaman
dahulu kala. Tatkala sang ayah beserta anaknya melakukan ritual “tiga kali berlutut dan sembilan
kali menundukan kepala” di hadapan sang guru, bagaimana perasaan guru tersebut? Tidak lain
rasa tanggung jawab! Coba, sang ayah telah menitipkan anaknya padaku. Jika saya tidak berhasil
mendidik anak itu dengan baik, bagaimana tanggung jawabku kepada orangtuanya? Guru merasa
seperti ada “batu besar” yang menekan hatinya! Baru setelah anak didiknya menyelesaikan
studinya dengan gemilang, baru terasa “batu besar” tanggung jawab tersebut lepas dari hatinya.
Seorang guru bukan hanya merasa bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan sang
anak, tetapi juga bertanggungjawab terhadap orangtua dan keluarga anak itu. Bahkan, bagi
seorang guru Di Zi Gui, adapula tanggung jawab yang tak kalah penting yakni melestarikan budaya
dan ajaran Di Zi Gui!

110

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Budaya Tiongkok sangat menekankan peranan guru. Apakah yang dimaksud dengan peranan
atau tanggung jawab guru? Kita patut memahami hal ini dengan jelas. Guru Cai mengisahkan
perjalanan pencerahan gurunya: 释净空教授Shi Jing Kong yang datang ke Tai Zhong untuk belajar
kepada Guru 李炳南– Li Bing Nan. Guru Li tegas mengatakan kepada Shi Jing Kong, “Bila engkau
hendak berguru kepadaku, engkau harus memenuhi tiga syarat! Syarat pertama, engkau harus
menyerahkan diri. Bila engkau telah sepenuhnya tunduk dan menyerahkan diri, baru aku dapat
mendidik engkau. Engkau hanya mendengar/belajar dari satu orang guru! Syarat kedua, buku
yang hendak kau baca atau barang apapun yang akan kau sentuh, harus seizin guru! Syarat ketiga
adalah apa yang pernah engkau pelajari sebelum bertemu aku, semuanya harus kau tanggalkan.”

Mari kita bersama meneliti ketiga syarat tersebut yang wajib dipenuhi seorang calon murid.
Jangan kita terpaku hanya pada “keketatan” yang terdapat pada ketiga ketentuan tersebut! Yang
harus kita simak adalah pengaruh serta manfaat dari ketiga ketentuan tersebut untuk kehidupan di
masa yang akan datang. Apabila manfaat tersebut sudah jelas barulah kita dapat dengan sepenuh
hati mematuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Ketentuan pertama: Mengapa hanya boleh
mendengar dari guru seorang saja? Sebab, saat kita belum mencerna pengetahuan atau ilmu yang
sejati, sangat besar kemungkinan di tengah pembelajaran perhatian kita akan berbelok kepada
ilmu pengetahuan dari sumber lain. Pada saat yang bersamaan, Anda besentuhan dengan begitu
banyak ilmu pengetahuan yang akhirnya membuat Anda bingung. Seorang guru menunjukkan
Anda satu jalan, dua guru menunjukkan Anda dua arah jalan, tiga guru tiga jalan, empat guru
empat jalan atau perempatan! Nah, jalan mana yang akan dilalui? Kawan-kawanku sekalian, mari
kita amati bersama-sama: Di sekeliling kita ada banyak teman yang gemar membaca buku. Tetapi
setelah melahap buku-buku dari berbagai penulis selama 3-5 tahun, Anda mungkin mendapat
kesan teman Anda itu mempunyai jalan pikiran yang “ngawur” dan sesungguhnya, teman Anda
itu tidak menguasai prinsip pedoman dari ajaran moral etika.

Sesungguhnya, pepatah mengatakan, “教之道,贵以专, Jiao Zhi Dao, Gui Yi Zhuan”, artinya:
Arah tujuan akhir dari pembelajaran adalah pencapaian keahlian khusus atau profesionalitas.
Apabila pada saat bersamaan Anda belajar dari beberapa orang guru dan lebih dari satu ilmu
dalam kurun waktu 3-5 tahun, maka Anda tidak menguasai semua ilmu yang Anda pelajari. Dan
kemudian Anda menyesal dan ingin memulainya dari awal lagi dengan satu ilmu satu guru! Maka
akan sangat sulit bagi Anda. Anda perlu “membersihkan” terlebih dahulu semua ilmu keliru yang
tersimpan dalam pikiran Anda. Dan ini akan makan waktu lama. Karena itu, memilih guru tidak

111

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

boleh serampangan! Memilih guru harus dilakukan dengan cermat! Guru Cai mengajukan pertanyaan
ini kepada para muridnya di kelas, “dalam beberapa hari pembelajaran di kelas, apakah kalian merasakan
pentingnya kalian belajar? Apakah kalian di awal pembelajaran ‘kebijaksanaan’ yang Anda peroleh
selama pembelajaran beberapa beberapa hari di kelas ini akan dapat membantu Anda menuntun
anak-anak Anda dalam bersikap ‘cermat di awal’?” Kebijaksanaan Anda-lah yang akan menjaga agar
keputusan awal yang Anda ambil tidak menimbulkan penyelewengan di awal pembelajaran.

Syarat atau ketentuan kedua: Buku-buku yang akan Anda sentuh atau baca harus seizin guru.
Ketentuan ini bertujuan melindungi sang murid agar hati dan pikiran murid terfokus dan tidak kacau.
Sebab hanya dengan sikap fokus, hati dan pikirannya akan mantap. Dan dengan kemantapan hati dan
pikiran, terbukalah kebijaksanaan.

Ketentuan ketiga: Semua ilmu yang Anda pelajari sebelumnya harus ditanggalkan, sebab tidak lagi
dapat diakui. Apa yang dimaksud dengan ketentuan ini? Mengisi ilmu ke dalam hati dan pikiran yang
sudah terlebih dahulu diisi dengan ilmu-ilmu lain akan sangat sulit. Kasus ini tidak dapat disamakan
dengan mengisi air ke dalam botol yang sudah separuh terisi air. Jadi, guru akan meminta agar semua
ilmu yang sebelumnya pernah dipelajari murid, ditanggalkan. Dan dengan hati dan pikiran kosong dan
dengan kerendahan hati ia menerima pelajaran dari guru. Dengan demikian, ia akan dapat menyerap
ilmu sang guru dengan cepat! Jadi, ketiga syarat dan ketentuan tersebut di atas memang mengandung
arti yang sangat dalam!

Profesor Shi Jing Kong dengan mantap menyanggupi ketiga syarat tersebut. Tiga bulan kemudian,
dengan sangat gembira Shi Jing Kong mendatangi guru Li dan berkata, “Pak Guru, setelah menjalani
tiga bulan pembelajaran, saya merasa dengan mendalam bahwa setelah menepati tiga syarat yang
ditetapkan, hati dan pikiranku terasa semakin bersih dan bening”. Dan hanya dengan hati yang bersih
dan bening orang menumbuhkan kebijaksanaan dan pencerahan.

Shi Jing Kong melanjutkan, “Saya tidak hanya berjanji akan memenuhi ketiga syarat tersebut
selama lima tahun saja, tetapi bahkan akan menambah satu kali lipat, yakni sepuluh tahun!”

Demikian juga apabila kita sudah bertekad akan mengikuti jejak para Maha Suci dan Maha Bijak
yang mempelajari semua ajaran moral etika Di Zi Gui, maka kita juga wajib menjalani ketiga syarat dan
ketentuan tersebut di atas. Tekun dan fokus dan menapak hanya pada jalan Di Zi Gui.

112

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Di atas dikatakan bahwa kita bertekad akan mengikuti jejak para Maha Suci dan Maha Bijak
dan belajar dari mereka. Mengikuti tidak diartikan secara fisik. Mengikuti berarti “hati dan pikiran
kita mengikuti!” Guru mengajar satu kalimat maka kita pun segera mengamalkan satu kalimat itu!
Guru Cai pada akhirnya menyimpulkan: Apakah kita dapat mengikuti jejak Para Maha Bijak dan
belajar dengan baik? Hal yang terpenting adalah: Mari kita terus menerus meningkatkan harkat
diri kita. Kita tingkatkan kemauan belajar, hati penuh hormat kepada guru dalam menekuni Kitab-
kitab Klasik, dalam berbagi dengan teman-teman, dalam menghadapi ajaran bijak. Dengan ini kita
mengakhiri bab 38. Terima kasih.

113

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

114

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXIX

KEWAJIBAN MORAL SEORANG GURU:  «BIJAK ;  AKRAB ;  MENDIDIK»

Mari kita masuk ke Unit ke 6 DI ZI GUI yakni: “亲仁 – Qin Ren - Berupaya Mendekati Orang-
Orang Bajik”. Pada bab-bab terdahulu kita membahas karakter “仁 - ren”. Aksara 仁 terdiri atas
dua subkata yaitu: 人 - ren yang berarti Manusia dan 二 - er yang berarti dua! Jadi kata 仁 secara
harfiah berarti dua Manusia! walau arti sejatinya adalah “Bajik”, yakni dua orang yang memikirkan
kepentingan diri dan sekaligus kepentingan orang lain!

Pesan ini sejalan dengan Pepatah terkenal: “己所不欲,勿施于人 – ji suo bu yu, wu shi yu
ren - Apa yang engkau sendiri tidak suka, jangan engkau lakukan itu terhadap orang lain” : 己欲
立而立人己欲达而达人 - ji yu li er li ren, ji yu da er da ren - Bila engkau berniat membangun,
engkau pun juga ingin agar orang lain ikut membangun; Bila engkau mencapai sesuatu, engkau
pun ingin agar orang lain juga dapat mencapai sesuatu”. Sikap seperti tersebut di atas adalah -
sikap yang senantiasa memikirkan orang lain.

Apakah seseorang tergolong Orang Yang Bajik, kita dapat menyimaknya dari berbagai
sudut yang pertama adalah Ber- Hati & Pikiran Bajik yaitu senantiasa bersikap Rendah Hati dan
menjadikan Diri sebagai Suri Teladan!

Pada suatu ketika Guru Cai menyelenggarakan suatu Kelas Di Zi Gui di kota Beijing. Saat itu
Mentor Guru Cai – yakni Guru YANG, baru tiba di Beijing setelah perjalanan 9 jam dari Provinsi
Shan Dong. Tanpa berpikir untuk beristirahat, Guru Yang langsung masuk kelas Di Zi Gui yang
dipimpin Guru Cai. Beliau langsung menyapa para murid dan membuka dialog dengan mereka.
Guru Yang bertanya, apakah guru-guru dapat membawakan materi pelajaran dengan baik?
Apabila ada kekurangan, Guru Yang meminta supaya para murid jangan segan-segan menunjukkan
kekurangan guru. Hal kedua, beliau menanyakan apakah menu makanan yang murid-murid dapat
cukup dan bermutu? Apakah para murid dapat beristirahat dan tidur dengan baik? Bila ada yang
kurang, jangan segan menyampaikannya kepada beliau untuk diperbaiki! Hal ketiga, Guru Yang

115

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

berkata bahwa para murid yang telah belajar sepanjang hari tentu sangat melelahkan. Maka para
murid harus beristirahat cukup untuk memulihkan semangat belajar besok.

Nah, dari kisah di atas dapat kita simak bahwa Guru Yang ini senantiasa memikirkan orang
lain! Ada sebuah peristiwa. Tatkala dalam perjalanan darat Guru Cai dengan Guru Yang melihat
seorang nenek tua mendorong kereta berisi buah-buahan untuk dijajakan di tepi jalan. Guru Yang
memberhentikan mobil lalu dan menghampiri sang nenek. Ia pun membeli beberapa buah pisang
yang tampaknya sudah hampir busuk! Guru Cai terusik lalu bertanya kepada guru Yang, “Guru
Yang, kok anda memilih pisang yang sudah terlihat hampir busuk?” Guru Yang menjawab, “Pisang
yang hampir busuk ini, bila hari ini tidak ada orang yang membelinya, pasti akan segera busuk. Kita
membeli pisang ini dan akan segera memakannya. Maka kita pantas membelinya.” Jadi di sini dapat
kita simak bahwa Guru yang sesungguhnya tidak berencana membeli buah. Tetapi melihat seorang
nenek tua menjual buah, beliau tergerak untuk membelinya! Guru Yang juga melihat dan merasa
sayang bila pisang yang hampir busuk tidak terjual! Nah, dari setiap tindak tanduk seseorang dapat
kita nilai Karakter Bajiknya!

Mari kita simak Butir kedua dari seorang Bajik, yakni sikap RENDAH HATI! Kita maklum bahwa
Padi yang semakin Matang, akan semakin “Menunduk”. Kita juga maklum bahwa Lautan menampung
aliran air dari ratusan sungai. Laut dapat menampung Aliran Air dari ratusan sungai, karena ia
menempatkan diri DI BAWAH sungai-sungai itu! Sang Mahaguru dan Mahabijak CONFUCIUS semasa
hidupnya telah memberi Pencerahan bagi jutaan manusia. Namun beliau senantiasa Rendah Hati.
Beliau berkata: “Semua Ajaran yang saya tuturkan adalah Hasil Buah Pikiran dan Ciptaan dari Para
Bijak Pendahulu saya, seperti Almarhum Kaisar 尧 (Yao); Kaisar 舜 (Sun);Kaisar 禹 (Yu); Kaisar 汤
(Tang) ; dan Kaisar 周(Zhou). Saya hanya meneruskan ajaran-ajaran mereka! Sebuah Sikap yang
sangat Rendah Hati! Dan hanya Sikap RENDAH HATI yang dapat bertautan dengan MORALITAS!

Sikap Rendah Hati pada diri orang yang yang bermoral sangat tinggi, sering dialami Guru Cai ketika
beliau belajar di Australia. Di Negeri itu Guru Cai berkenalan dengan Paman LU, seorang cendekiawan
dengan Moralitas dan Kebajikan sangat tinggi. Perkenalan mereka kemudian berkembang menjadi
hubungan Mentor dengan Murid. Guru Cai kemudian memperoleh pengetahuan berharga bahwa
seseorang yang ber-Moral Tinggi senantiasa ber-Penampilan sangat Sederhana, bahkan tidak
ubahnya dengan orang awam biasa. Orang itu sangat Rendah Hati! Ini sebuah pelajaran Hidup yang
sangat berharga.

116

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Bila pada suatu hari anda memasuki pergaulan baru dengan komunitas baru, anda akan
mendengar obrolan-obrolan yang berisi berbagai bualan dari sebagian anggota komunitas atau
organisasi. Mereka berbicara tentang “Kedekatan Hubungan dengan Para Elite Negara”, tentang
“Asset nya yang tidak terhitung”. Janganlah anda “tersesat” oleh bualan-bualan yang menyesatkan
sebab sikap Rendah Hati hanya muncul dari orang dengan Kebajikan Tinggi!

Mari kita simak butir ketiga dari sikap seorang Bajik yaitu Menjadikan diri Suri Teladan. Apa
yang diucapkan dan dijanjikan pasti dilaksanakan! Bahkan kadang-kadang setelah melakukan baru
ia ucapkan. Jadi, orang yang melakukan lalu mengatakannya disebut orang Suci. Sedangkan orang
yang dapat melaksanakan apa yang diucapkannya disebut orang yang Berbudi Luhur. Apabila
mengucapkan kemudian tidak melaksanakannya, orang seperti itu adalah Penipu! Sudah jelas,
kita hanya memilih menjadi Orang Suci atau Orang Berbudi Luhur! kita tidak mau menjadi Penipu!
Jadi kita harus senantiasa mengingatkan diri kita agar kita tetap menjadi suri teladan! Kita harus
mampu membangun diri sebagai suri teladan dengan “Pelatihan Diri”. Guru Cai mengambil Kisah
Hidup Mahaguru Li Bing Nan (李炳南老师) sebagai contoh Hidup Sangat Sederhana yaitu
Pakaiannya sering dipakainya hingga belasan tahun. Ia merasa tidak harus nenggantinya dengan
yang baru! Ini bukan tanda tanda bahwa beliau kikir, melainkan karena beliau begitu menyayangi
barang yang beliau pakai. Barangnya dipakainya dengan hati-hati dan cermat. Maka setelah lewat
10 tahun, pakaiannya masih terlihat bersih dan rapi!

Murid murid Mahaguru Li sangat banyak! Dan tidak kurang pula yang memberi hadiah baju
kepada Guru Li. Tetapi semua hadiah-hadiah yang diterimanya itu disumbangkannya kepada orang
lain yang lebih membutuhkan! Ini lagi-lagi menunjukan Kepedulian Beliau kepada kebutuhan
orang lain!

Mahaguru Li hidup hingga usia 97 tahun! Menjelang ajalnya beliau masih Mengajar! Muridnya
merasa iba dan berkata, “Guru Li, Guru telah mendidik begitu banyak murid, berapa murid senior
Guru Li sudah layak menggantikan bapak mengajar! Ijinkanlah kami menggantikanmu mengajar!
Bapak sungguh tidak perlu sedemikian lelah!” Guru Li dengan tenang menjawab, “Selama
khalayak ramai masih menginginkan aku mengajar, dan hayat masih dikandung badan, aku pasti
akan tetap mengajar!” Dengan sikap seperti inilah beliau menegakkan Keteladanan! Mahaguru Li
meninggalkan sebuah puisi yang tersohor hingga saat ini. Puisi itu berbunyi sbb: “未改心肠热,
全怜暗路人;但能光照远,不惜自烧身 - Setiap saat tidak melupakan Hati yang senantiasa

117

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

ingin menolong orang. Mempunyai Empati terhadap orang-orang dalam kegelapan; orang-orang
yang tidak menemukan Jalan Terang dalam hidupnya; orang-orang yang pikirannya buntu. Asalkan
Aku dapat memberikan Penerangan di hadapan mata orang-orang itu, aku tidak menyesal apabila
api penerangan itu membakar diriku.” Di sini kita dapat menyimak Semangat Berkorban dan
Berdedikasi yang diteladankan oeh seorang Mahaguru Li.

Salah seorang murid Guru Li - Prof Yi Jing Kong (釋净空教授)juga menganggap bahwa
“Tekad dan cita-cita Guru Li adalah juga tekad dan cita-citaku”. Prof Yi Jing Kong yang adalah
Guru dari Guru Cai Li Xu, kini sudah berusia lebih dari 80 tahun. Namun beliau masih berkeliling
mengunjungi berbagai tempat di dunia demi penyatuan berbagai Agama Dunia, dan demi untuk
Perdamaian Dunia. Beliau tidak pernah berhenti berkelana! Dalam sebuah ceramahnya di
depan murid-muridnya, beliau berkata, “Wahai murid-muridku yang masih muda kalian harus
memancarkan Hati Penuh Dedikasi bagi Kepentingan Orang Banyak! Aku sendiri sudah berusia
sangat lanjut, namun masih tetap berkelana ke segala pelosok dunia. Saya tantang kalian, Adakah
diantara kalian yang bersedia melakukan sesuatu bagi Masyarakat, Negara dan Dunia? Bagi yang
bersedia, saya, orang tua ini siap bertekuk lutut dan memberi hormat kepadanya!” Mendengar
ucapan Guru Yi Jing Kong, kami semua para muridnya sangat terharu! Dan bersyukur telah
mendapat bimbingan dari seorang Guru yang luar biasa.

Menjadikan “Tekad dan cita-cita Guru” sebagai “Tekad dan cita-citaku sendiri”. Walaupun
Kemampuanku tidak sebanding kemampuan Guru, tetapi aku tetap berupaya Mengamalkan apa
yang diajarkan. Dalam diriku telah tertanam sebuah Tekad, bahwa aku akan membantu Guru Yi
Jing Kong dengan mengerjakan tugas-tugasku sebanyak mungkin. Tidak lama setelah itu, Aku
(Guru Cai) mendapat Undangan dari Kota Shen Zhen untuk memberikan Ceramah Di Zi Gui.

Jadi sesungguhnya dengan Tekad kuat, cita-citamu akan tercapai dan engkau akan sampai
pada situasi dan kondisi sesuai cita-cita anda. Maka sejak bulan Maret tahun itu saya berkeliling
ke berbagai kota dan daerah untuk menularkan pendidikan Di Zi Gui saya! Sesungguhnya pada
masyarakat jaman sekarang, begitu banyak masalah yang memerlukan dedikasi tulus dari kami.
Di rumah tangga, di banyak sekali organisasi dan di banyak negara ada begitu banyak problem
yang harus segera ditangani! Dan agar semua masalah tersebut dapat ditangani dengan mulus,
dedikasi dan pengorbanan sangat diperlukan. Namun yakinlah bahwa “Barang siapa memiliki
Niat berbuat Bajik, Tuhan pasti akan mendukung dan merestuinya”. Dengan begitu banyak para

118

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Tetua Bijak yang mendidik dan membimbing kami, kami pun disatu pihak merasa sangat bangga
dan bersyukur. Namun di pihak lain, kami merasa bahwa kami harus sangat “berhati- hati dan
was-was”. Kami harus menjaga agar jangan sampai kegagalan kami menjalani tugas kami,akan
menyia-nyiakan seluruh pendidikan dan bimbingan yang telah diberikan oleh para Tetua bijak dan
para Guru.

Guru Cai juga sangat menghargai setiap kesempatan yang membuatnya bisa mendekati
atau berdekatan dengan orang-orang yang penuh Kebajikan! Setelah Paman LU meninggalkan
Australia dan tinggal di Taiwan, maka sangat jarang Guru Cai bertemu dengan beliau! Maka bila
Guru Cai pulang ke Taiwan, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menghampiri beliau! Ia
pun mendengarkan wejangan-wejangan paman Lu bahkan hingga tengah malam! walaupun suara
beliau terdengar parau, tetapi beliau masih segar dan penuh semangat. Maka, sesungguhnya
orang Bajik senantiasa menjadi Suri Teladan bagi orang lain! Orang Bajik seperti Paman Lu tidah
hanya menjadi Suri Teladan bagi Pembelajaran yang baik, tetapi juga layak menjadi Teman
Seperjuangan.

【同 是 人 ,类 不 齐,流 俗 众, 仁 者 希
tong shi ren , lei bu ji, liu su zhong, ren zhe xi ,

果 仁 者, 人 多 畏 , 言 不 讳 , 色 不 媒 ,
guo ren zhe, ren duo wei,  yan bu hui,   se  bu  mei,

能    亲  人  ,无  限  好, 德  日  进 ,过 日 少  ,
neng qin ren,  wu xian hao , de ri  jin , guo ri shao ,

不  亲  人  ,  无  限  害  ,  小  人  进  ,百  事  坏  ,
bu qin ren ,  wu xian hai ,  xiao ren jin,  bai shi huai , 】

Mari kita simak kalimat pertama: “同是人,类不齐,流俗众,仁者希 - tong shi ren, lei bu
ji, liu su zhong, ren zhe xi”. Artinya, Diantara sesama manusia terdapat berbagai jenis watak dan
perilaku yang berbeda. Banyak orang terpapar oleh arus pengaruh masyarakat yang merosot,
karena itu, Manusia yang berakhlak dan berkarakter luhur sangatlah jarang!

119

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Kawan-kawanku sekalian, apakah kalian berada dalam Kondisi Sosial seperti yang digambarkan
kalimat di atas? Ya, sesungguhnya demikian! Tetapi kondisi “mereka yang terpapar oleh pengaruh
masyarakat yang merosot sangat banyak, sedang mereka yang Bajik sangatlah jarang! “adalah
suatu AKIBAT! Mengeluh tidak ada gunanya! Yang penting adalah mencari PENYEBAB nya!
Penyebabnya tidak lain adalah Gagalnya Pendidikan! Tidak hadirnya Pendidikan Moral, Etika
dan Budi Pekerti. Keadaan ini berakibat pada Langkanya Pemahaman Manusia akan “Baik” dan
“Buruk”, “Benar” dan “Salah”.

Jadi mereka yang tergolong mayoritas yang terpapar pengaruh kemerosotan, sesungguhnya
adalah korban! Seperti kata pepatah, “Karena generasi sebelum kita tidak Bajik maka generasi
berikutnya tidak mengenal Budi Pekerti. Maka bila kita bila berjumpa dengan orang yang tidak
berbudi pekerti, jangan cepat-cepat menyalahkannya”. Jadi siapa yang mau anda salahkan?
Mau menyalahkan generasi sebelum kita? Mereka juga bisa membela diri dengan berkata: Aku
juga tidak diajarkan Budi Pekerti! Jadi berhentilah menyalahkan  generasi generasi sebelum
kita. Mari kita memulai dari generasi kita sekarang. Mari kita bertekad untuk tidak membiarkan
Ajaran-Ajaran Para Bijak terpendam! Mari kita menghidupkan kembali Ajaran-Ajaran Mahaguru
Confucius, untuk menerangi seluruh umat manusia!

Jadi karena sebagian besar umat manusia kehilangan atau tidak tersentuh oleh Ajaran-Ajaran
Moral, ditambah dengan tingkat kemerosotan Moral di masyarakat yang semakin parah, maka di
dalam diri banyak orang memang tidak ada lagi fondasi Moral. Dengan pengaruh dekadensi moral
masyarakat yang cukup besar, ibarat dikepung dari dalam dan luar. Sudah pasti sulit membendung
dan melawannya! Jadi tidak perlu kita menghakimi seseorang dengan berkata bahwa ia telah
terbawa arus kemerosotan masyarakat. Lebih baik kita melihat diri sendiri terlebih dahulu, apakah
“fondasi” moral pada diri kita sudah cukup kokoh? Apakah kita sudah dapat memastikan dan
menjamin bahwa  kita sendiri tidak akan bisa terseret arus kemerosotan masyarakat? Mungkin
akan tiba saatnya fondasi Moral anda menjadi kokoh dan kedua tangan anda mampu “menarik”
orang-orang yang tersesat. Bahkan tiba saatnya anda mampu membopong orang-orang yang
membutuhkan pertolongan.

Setelah “Kemampuan” kita pelan-pelan dapat kita perkuat, maka “kemampuan untuk
mempengaruhi” dapat kita kembangkan. Kita memulainya dengan “Membenahi Keluarga”.
kemudian berlanjut ke “Mendamaikan dan merukunkan Masyarakat”. Kemudian berlanjut

120

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

lagi menuju “Mengelola Negara dengan baik”, dan terakhir “mewujudkan Perdamaian dan
kesejahteraan Dunia”.

Kita semua harus memiliki Kepercayaan Diri yang kuat dengan menanamkan dengan kokoh
Ajaran Para Bijak dalam Hati dan Pikiran kita. Maka tidak mungkin kita dapat terseret dan terpapar
Arus kemerosotan Masyarakat! Malahan sebaliknya, Ia akan mampu “mengubah” seseorang,
kemudian ia pun akan mampu “mengubah dan membenahi” keluarga. Ia pun akan mampu
“membenahi” suatu Organisasi, dan terakhir suatu Masyarakat! Kita perlu memiliki Kepercayaan
Diri kuat dalam hal ini!

Ketika tiba pada pokok bahasan “Sebagian besar manusia terpapar arus kemerosotan
masyarakat, hanya sebagian kecil saja yang bersikap dan berperlaku Bajik” Guru cai akan berkata
kepada anak-anak didiknya, “Dalam kehidupanmu sehari-hari, kalian jangan membuang sampah
sembarangan walaupun orang-orang di sekitarmu banyak yang masih melakukannya!” Jadi sejak
kecil anak-anak dididik memiliki Sikap: “Belajar menjadi layaknya seorang Guru, Bertindak dan
Berperilaku sebagai Suri Teladan bagi orang banyak. “Selain itu perlu ditanamkan Kebiasaan
bahwa dari Senin sampai Jumat Ajaran Di Zi Gui diajarkan di kelas. Dan hari Sabtu-Minggu dipakai
untuk mengulang di rumah apa-apa yang telah diajarkan selama lima hari di kelas. Dan sekaligus
mengamalkan ajaran-ajaran Moral tersebut di rumah dan di lingkungannya. Dengan demikian
terjamin bahwa pembelajaran anak-anak itu maju pesat!

Mari kita masuk ke Kalimat kedua: “果仁者,人多畏;言不讳,色不媒 - Guo Ren Zhe, Ren
Duo Wei; Yan bu Hui, Se bu Mei”. Barangsiapa melihat seorang bajik timbul dalam hatinya rasa
segan dan hormat.

Dalam Kitab “ANALECT” dilukiskan bahwa, Murid Confucius yang bertemu muka dengan sang
Mahaguru, melihat beliau begitu Anggun Berwibawa. Timbul dalam hati murid itu rasa Segan dan
Hormat! Namun ketika benar-benar berada dekat Mahaguru membahas Ilmu Pengetahuan, murid
tersebut merasakan Kehangatan dalam diri Mahaguru! Sebab, memang Mahaguru Confucius
adalah Makhluk Maha Bajik dan senantiasa sangat peduli terhadap orang lain! Setiap kata
yang keluar dari mulutNya semata-mata bertujuan membukakan Hati dan Kebijaksanaan pada
diri pendengarnya! Tentu saja para pendengarNya merasakan Kedekatan dan KehangatanNya.
Disamping itu, Kata dan Ucapan yang keluar dari mulutNya semata-mata merupakan Kebenaran

121

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

dan Adil. Kata-katanya tanpa Ego, tidak ada yang “ditutup-tutupi”, tanpa pamrih dan tanpa
kepentingan apapun! Singkat kata, seorang yang penuh Bajik sama sekali tidak mengejar
Keharuman Nama dan kepentingan. Maka apapun yang diucapkan adalah sesuatu yang lurus,
terus terang, penuh dengan kebenaran, tanpa Ego yang semata-mata bertujuan mengarahkan,
membimbing dan mencerahkan kita! Kata-kata terakhir dari kalimat kedua ini adalah : “色不
媒 - Se Bu Mei” yang artinya: Kata-kata Sang Mahaguru Confucius tidak bermaksud sekadar”
mengambil Hati” seseorang!

Kalimat ketiga berbunyi: “能亲仁,无限好;德日进,过日少 - Neng Qing Ren, wu xian
hao; De Ri Jin, guo ri shao”. Adalah suatu keberuntungan bila kita dapat berada dekat atau
berdekatan dengan orang-orang Bajik sebab mereka dapat membuat Budi Pekerti kita semakin
baik hari demi hari! “Dekat dengan orang-orang Bajik”, apakah hal ini dilakukan hanya sekali
dalam sebulan atau dua bulan? Tidak! Hal itu harus dilakukan setiap saat, setiap ada kesempatan!
Kemudian, apa Definisi/ Pengertian “Dekat dengan Orang-Orang Bajik”? Kebudayaan Tionghoa
meringkasnya menjadi tiga Kata: “君,亲,师 - Jun , Qing , Shi “. Diantara Bumi dan Langit,
Watak/Karakter Manusia yang Paripurna dan paling Ideal adalah “Jun, Qing & Shi”.

Manusia yang memiliki kombinasi ketiga Karakter di atas adalah Manusia yang bukan saja
Pengelola Rumah Tangga yang sempurna, tetapi juga warga masyarakat yang penuh dedikasi!
Manusia yang “Bersikap sebagai Gentleman; Bertindak penuh Kasih, dan Berperilaku bagai
seorang Guru”,Maka Manusia seperti ini layak disebut sebagai orang yang senantiasa berada
di JALAN ILAHI! Bersikap sebagai Gentleman tidak berarti orang itu harus seorang Pengusaha.

JUN mengandung makna ber-Moral dan ber-Integritas Tinggi, seorang Gentleman orang
dengan tindakan Benar dan menjadi Panutan orang itu bertindak penuh Kasih dan penuh
Intimasi. Intimasi disini berarti: Peduli dan Kasih Sayang. Orang-orang dikasihinya bagai keluarga
sendiri. Berperilaku bagai seorang Guru berarti orang bijak yang senantiasa bersedia berbagi
Ilmu Pengetahuan yang dimilikinya dengan orang lain, orang itu senantiasa meraih sebanyak
mungkin kesempatan untuk dapat mendidik dan mencerahkan orang lain. Dengan demikian
ketiga Sikap dan Perilaku Luhur “JUN, QING & SHI - Gentleman, Kasih dan Pendidik” akan mampu
menyelesaikan semua masalah dalam hubungan antar Manusia!

Tatkala hubungan antar Manusia telah terselesaikan, apakah masalah-masalah hubungan

122

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

antar Manusia dengan Masyarakat pun dapat terselesaikan? Ya, seluruh bangunan Masyarakat
terdiri atas kumpulan manusia-manusia! Jadi asalkan manusia-manusia dalam Masyarakat telah
berhubungan dengan harmonis satu sama lain, maka selesailah sudah masalah hubungan antara
manusia dengan masyarakat! Hubungan antara Manusia dengan Alam pun sudah pasti akan
rukun. Sebab MENCIUS - salah seorang Murid Confucius yang Brilian pernah memberi wejangan
kepada kita semua: “亲亲而任民 - Qin Qin Er Ren Min” yang berarti: “Mulai dengan mengasihi
Keluarga, berlanjut dengan Mengasihi sesama, mengasihi orang banyak” ; “仁民而爱物- Ren
Min Er Ai Wu” yang berarti: “Kasih kepada sesama mencakup juga kasih kepada semua makhluk
dan benda di Dunia”. Maka, asalkan hubungan antar manusia dapat terjalin dan terbina dengan
baik damailah bumi kita ini! Jadi, kita yang selama hidup tidak pernah terlepas dari hubungan
antar manusia, harus senantiasa MENGINGATKAN DIRI KITA, untuk tetap menjaga ketiga Sikap
Luhur; Integritas, Kasih, dan Jiwa Pendidik. Dengan demikian kita dapat meningkatkan Budi &
Ahlak kita terus menerus.

Akhir akhir ini begitu sering para orangtua berkisah kepada kita bahwa anak-anaknya susah
diatur! Guru Sekolah mengeluh para muridnya sulit dididik dan diajar! Para majikan mengeluh
karyawan dan buruhnya sulit diatur! Ini semua adalah Akibat! Penyebabnya dimana? Dalam
Ajaran Confucius terdapat sebuah Hukum Hati Nurani yang berbunyi: “行有不得,反求诸己 -
Xing You Bu De , Fan Qiu zhu ji” , Ayat ini sangat bermakna dalam dan dikutip dari Kitab Suci “中
庸 - Zhong Yong - JALAN TENGAH”, Di dalam Kitab Suci ini Nabi Confucius mengangkat sebuah
kisah tentang seorang pemanah yang sedang membidikkan Busur Panahnya kearah sasarannya.
Busur ditarik dan anak panah melesat menuju sasaran, namun meleset! Siapa yang harus
disalahkan? Harus menyalahkan diri sendiri yang Teknik Memanahnya belum mumpuni! Namun,
dalam kebanyakan peristiwa, sang pemanah yang anak panahnya gagal mencapai sasaran
mengeluh dan menggerutu, pemanah itu berkata anak panah yang dipakainya bukan buatan
pabrik A! Atau busur dengan merek B ini, tidak bermutu! Ia akan berputar-putar menyalahkan
semua orang dan semua alatnya kecuali dirinya sendiri. Jadi, kasus anak yang tidak bisa diatur
orangtua, murid yang sulit diajar, atau Karyawan yang sulit diatur, semua kesalahan itu jatuh
kepada orang lain, bukan kepada dirinya!

Mari kita simak bersama, mengapa orangtua jaman sekarang mengeluh anak-anaknya sulit
diajar? Penyebabnya tidak lain karena Orangtua tidak sungguh-sungguh menjalankan prinsip
“Integritas ; Kasih & Berjiwa Pendidik”. Mari kita simak Sikap & Perilaku yang pertama yaitu

123

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Berintegritas - Gentleman”. Sudahkah orangtua “membangun Keteladanan” bagi anaknya?
Memang ada kemungkinan orangtua tersebut mengajarkan ayat-ayat “Di Zi Gui” kepada anaknya
seperti Berbakti kepada Orangtua! Tetapi, cara anak berbicara kepada orangtuanya terkesan
sangat kasar! Nah, sang anak sebelumnya sudah melihat bagaimana ayahnya memperlakukan
kakeknya. Lalu bagaimana? Anak itu dengan sendirinya meniru sikap dan perilaku ayahnya!
Pepatah mengatakan, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari!”

Guru Cai memaparkan sebuah kisah nyata. Di suatu daerah yang sangat terpencil, berlaku
sebuah Tradisi yang sangat buruk, yaitu apabila dalam suatu keluarga terdapat ayah atau ibu
yang telah mencapai usia tertentu, maka sang anak akan menandu ayah atau ibunya itu ke
puncak gunung berhutan. Di sana sang anak meletakkan orangtuanya lalu pulang kerumahnya.
Ketika sang cucu melihat bahwa kakeknya akan dibawa oleh ayahnya untuk ditinggalkan
sendirian di puncak gunung, maka ia pun memohon agar ayahnya tidak melakukan itu. Karena
sang Ayah tidak menggubrisnya maka sang cucu pun mengikuti sang ayah menandu kakeknya
ke atas gunung! Setelah mereka meletakkan sang kakek di tengah hutan dan bersiap-siap turun
gunung, si cucu segera mengumpulkan bambu-bambu bekas tandu. Sang Ayah menegurnya,
“Bambu-bambu bekas tandu itu ditinggalkan saja disitu, tak perlu dibawa!” Sang cucu dengan
lantang menjawab, “Aku perlu bawa pulang tandu ini agar kelak bisa aku pakai untuk menandu
Ayah ke sini!” Mendengar ucapan anaknya, sang ayah terkejut dan terdiam! Akhirnya, ia
memutuskan membawa ayahnya pulang! Sang cucu ini memang cerdas. Dengan kata-katanya
ia berhasil membangunkan kembali Rasa Bakti sang Ayah terhadap kakeknya! Sang Ayah sadar
kembali bahwa bila ia tidak berbakti kepada orangtuanya maka anaknya pun akan menirunya!

Jadi, sebagai orangtua, apabila kita tidak membangun keteladanan yang baik bagi anak-
anak kita, tidak mungkin sang anak bisa menjadi baik dengan sendirinya Ibarat Balok Atas
sebuah bangunan yang tidak LURUS, Balok Bawah bangunan pun akan turut Tidak Lurus! Banyak
peristiwa di masyarakat membuktikan bahwa Pendidikan keluarga sungguh amat penting bagi
pertumbuhan seorang anak.

Mari kita bahas Sikap & Perilaku yang kedua : “Kasih”. Banyak orangtua berkata: Sikap dan
Perilaku KASIH sudah aku lakukan setiap hari terhadap anak-anakku. Setiap hari aku membanting
tulang mencari uang dan aku guyurkan uang itu kepada anakku untuk berfoya-foya. Apakah ini
yang dinamakan “Kasih Sayang”? Ini bentuk “Kasih Sayang” yang tidak bijaksana! Bahkan “Kasih”

124

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

yang dapat mencelakai sang anak! Ini bukan “Kasih” melainkan perbuatan “Memanjakan” Anak
secara berlebihan sehingga merusak!

Di Propinsi Hok Kian (Fu Jian) beredar luas Peribahasa populer yang berbunyi: “Bila anda
memanjakan babi piaraanmu, babi itu akan merusak dapurmu; anak yang anda manjakan tidak
akan berbakti kepada orangtuanya; istri yang anda manjakan, menjadi istri yang cerewet dan
mengganggu; suami yang anda manjakan akan berakhir dengan sang istri menangis sedih di
tengah malam; anak gadismu yang anda manjakan akan sulit memasuki keluarga Mertuanya”.
Ini sebuah Peribahasa yang mengandung Kebijaksanaan Hidup yang sangat dalam!

Mari kita simak kalimat pertama dari Peribahasa tersebut: “Manjakan babi piaraanmu,
maka sang babi akan merusak dapurmu”. Babi yang dimanjakan tersebut akan memasuki
dapurmu dan membuatnya porak poranda! Sama halnya memanjakan anjing piaraanmu. Ia
akan masuk ke kamar tidurmu dan melompat ke atas tempat tidurmu dengan kakinya yang
kotor! Anda memerintahkan sang anjing turun dari ranjang, tetap ia tidak akan menurut.

Sama halnya, dalam mendidik anakmu, anda harus memegang teguh Prinsip pendidikan
anak! Bila anda tidak memegang Prinsip yang tegas, dan memanjakan anak secara berlebihan,
maka sang anak sudah paham betul Sikap anda terhadapnya. Maka anda tidak akan bisa
mengendalikan anak anda! Jadi Memanjakan anak akan membuat anakmu tidak akan berbhakti
kepadamu! Jadi, Mendidik dan mengasihi anak harus berdasarkan “Moral Etika dan Kebajikan”.
Dan inilah wujud Kasih Sayang Orangtua yang benar!

Mari kita simak kalimat kedua dan ketiga dari Peribahasa: “Anak yang anda manjakan
berakhir dengan si anak tidak berbakti kepada orangtua; Istri yang anda manjakan, menjadi
cerewet dan mengganggu”. Jadi, istri pun tidak boleh dimanja. Terlampau memanjakannya
akan membuatnya mudah menangis, ribut dan mengancam perilakunya tidak saja mengganggu
Usaha sang suami tetapi juga Ketenteraman dan Keharmonisan Keluarga! Jadi menikahilah
dengan wanita yang berbudi luhur!

Bab Pertama Kitab Klasik Confucius [诗经 - Shi Jing] langsung membahas Hubungan Suami
Istri! Dikatakan bahwa suami-istri harus mencontoh dua ekor burung yang berpasangan hidup.
Mereka tidak akan pernah berganti pasangan hidup sampai di akhir hayat! Jadi kesimpulan

125

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

yang ditarik dari [诗经- Shi Jing] adalah : Seorang  Istri harus berbudi luhur. Ia tidak akan
pernah minta dimanjakan oleh suaminya. Sebaliknya sang suami pun harus mengikuti jejak
sepasang burung yang, tak akan pernah meninggalkan dan mengganti pasangan hidupnya! Di
Tiongkok ada kepercayaan rakyat bahwa: “Menikahi seorang Istri yang ber Budi Luhur akan
membawa Kejayaan Keluarga sampai tiga generasi berturut-turut. Tetapi menikahi wanita yang
tak berBudi akan membuat Arwah Leluhur di Alam Baka menangis selama tiga generasi. Jadi
menikah merupakan suatu peristiwa penting dalam hidup manusia! Karena itu Pernikahan di
Tiongkok berlangsung demikian khidmat dan sakral. Jadi Istri tidak boleh dimanja, dan suami
pun tidak boleh dimanja. Memanjakan Suami, akan membuat istri bangun di tengah malam dan
menangis!”, Suami yang dimanja oleh istrinya akan keluyuran di luar rumah pada malam hari dan
lupa pulang, sedangkan sang istri di kamar meratapi nasibnya dan menangis berkepanjangan.

Kalimat terakhir dalam peribahasa tersebut diatas berbunyi “Anak gadismu juga tidak boleh
anda manjakan”. Anak gadismu yang “rusak” karena dimanja, setelah menikah dan “masuk”
keluarga suaminya, ia bisa membuat gaduh dan menggangu keteteraman dalam keluarga itu.
Jadi mendidik anak gadis kita dengan benar merupakan tugas maha penting!

Banyak kisah tragis terjadi akhir-akhir ini. Pasangan muda yang baru beberapa hari
menempuh hidup baru pada keluarga pengantin pria terlibat dalam cekcok mulut. Pengantin
Wanita “ngambek” dan dengan lantang berkata, “Aku mau pulang ke rumahku!” Sesampainya di
rumahnya, kedua orangtuanya malah menghiburnya, “Tidak masalah, engkau telah diperlakukan
tidak sepatutnya di keluarga mertuamu. Pulanglah kepada kami. Engkau tetap berada di bawah
perlindungan kami!” Nah, mari kita simak. Apakah perilaku kedua orangtua gadis itu cermin dari
kasih yang benar dari orangtua? Bukan! Anak yang sudah menikah itu sudah berstatus Nyonya,
dan segera akan menyandang status “Ibu”. Maka ia harus belajar menahan diri, belajar bersabar
dan belajar menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru setelah berada dalam keluarga
sang suami! Jika sudah menyerah saat pertama kali menjumpai tantangan dan ujian, maka ia
gagal mendapat pelajaran menjadi “Nyonya” dan “ibu” untuk seluruh hidupnya. Maka dari itu,
jangan pernah memanjakan anak gadis anda! Cara- cara orangtua mengasihi anak harus benar
dan orangtua harus menyikapi dan menerapkan KASIH dengan benar.

Sikap & Perilaku Bajik ketiga adalah: Bersikap dan berperlaku bagaikan seorang Pendidik!
Kita harus senantiasa memanfaatkan setiap ada kesempatan “Mendidik”. Di jaman sekarang ini

126

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

banyak orangtua memiliki “kepekaan” mendidik yang sangat rendah, dalam arti kata: “Saat saat
yang TEPAT untuk “Mendidik”, malah mereka lewatkan”. Lama kelamaan terbentuk kebiasaan
buruk dalam diri sang anak. Maka terlambatlah sudah bila kemudian anda baru berpikir akan
mulai mendidik anak anda!

Orangtua yang mengeluh susah mengendalikan dan mendidik anaknya adalah orangtua
yang tidak menggunakan “Integritas, Kasih dan Pendidikan” sebagai Pedoman dalam mendidik.
Sama halnya seorang pengusaha mengeluh anak buahnya sulit diatur. Kemungkinan besar
kita sebagai Direktur Utama atau Direktur sama sekali tidak membangun sikap dan tindakan
Keteladanan. Apakah bawahan kita bisa menerima Kepemimpinan kita seperti ini? Sulit sekali!
Disamping itu, sebagai pemimpin perusahaan, bagaimana kita memperlakukan bawahan kita?
Apakah kita memperlakukan mereka bagai “Keluarga” kita sendiri? Jika tidak, maka suasana
kerja yang tercipta tidak akan mendukung kemajuan perusahaan Apabila anda sebagai
pemimpin perusahaan menyediakan waktu untuk berkumpul dengan bawahan, bawahan akan
merasa bahwa pemimpin mereka senantiasa memikirkan kepentingan mereka. Jika demikian
tercipta suasana “Keluarga Besar” di perusahaan. Pimpinan perusahaan telah melakukan dua
Kebajikan, yakni sebagai Pemimpin yang berintegritas dan Pemimpin yang mengasihi.

Yang terakhir, seorang Pemimpin harus berjiwa Pendidik, terutama bagi karyawan-karyawan
baru. Tentu banyak hal yang tidak dipahami para karyawan, maka Pemimpin Perusahaan,
mengulurkan tangan membantu, membimbing dan mendidik mereka. Dan apabila anda telah
benar-benar menerapkan “Integritas, Kasih, Mendidik “ sekaligus, maka yakinlah karyawan
anda akan sangat bangga, hormat dan patuh kepada anda.

Terakhir, Guru Cai menghimbau kepada para guru bahwa Seorang Pendidik, disamping
wajib mendidik dengan baik para peserta didik, juga harus membangun Keteladanan
yang  baik bagi murid-muridnya. Ini berarti melaksanakan “JUN – penuh Integritas”, dan juga
harus memperlakukan murid-muridnya dengan penuh KASIH, bagaikan terhadap anak-anak
kandungnya sendiri. Singkatnya melaksanakan “QING - KASIH”. Terakhir pada saat mengajar
dan membimbing anak-anak didik, lakukanlah dengan penuh dedikasi dan laksanakanlah “SHI -
berjiwa Pendidik”.

127

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Nah, apabila anda telah menerapkan “JUN - Integritas, QING -  Kasih, dan SHI - berjiwa
pendidik”, yakinlah anda sebagai Guru pasti dapat mendidik para murid anda dengan baik.
Sebagai majikan anda pasti dapat mengelola karyawanmu dengan baik, dan sebagai orangtua
anda pasti dapat mendidik dan membesarkan anakmu dengan baik. Juga bagi kita semua,
apabila kita senantiasa menggunakan “JUN; QING; SHI” sebagai pedoman hidup kita yakinlah
Tingkat Moralitas dan Kebajikan kita akan meningkat dari waktu kewaktu!
Bab 39 ini ditutup sampai disini.

128

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XL 

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN BERJALAN SEIRING
TEKADKU MENEKUNI AJARAN PARA BIJAK DAN SUCI

Mari kita lanjutkan dengan kalimat berikut dari Unit ke 6 Di Zi Gui - Qing Ren, yang berbunyi:
【 能  亲  仁 , 无  限  好 - Neng Qing Ren, Wu Xian Hao 】
Anda berada dekat orang-orang Bajik. “Arti Orang Bajik” di sini diperluas karena mencakup
Ajaran-ajaran Para Bijak dan Suci. “Berdekatan” di sini tidak berarti sekali-sekali, melainkan
berkesinambungan dan mendalam. Alangkah baiknya anda yang mempunyai Kedekatan” dengan
ajaran-ajaran Para Bijak & Suci senantiasa ingat untuk menerapkan Sikap dan Perilaku “Integrasi,
Kasih, Pendidik” sebagai Pedoman Hidup anda, yakinlah jika Anda melakukan hal ini maka:
【 德  日  进 , 过  日  少 -  De Ri Jin, Guo Ri Shao 】 Budi Pekerti Anda akan semakin baik
hari demi hari. Kesalahan yang anda perbuat pun akan terus berkurang hari demi hari. Seluruh
Umat Manusia di dunia pasti akan berkembang menuju Tatanan Baru yang semakin baik. Pada
BAB terdahulu kita berkata bahwa para pengusaha dan majikan, para ayah dan ibu, dan para
pendidik, perlu menerapkan Sikap & Perilaku “Jun- Integritas; Qing- Kasih; Shi- Mendidik”.

Sikap dan Perilaku demikian akan menjadikan para karyawan, anak-anak dan murid-
murid pribadi-pribadi terdidik. Demikian pula, hai rekan-rekanku sekalian, dapatkah
kalian menerapkan “Jun, Qing, Shi” dalam Sikap dan Tindakanmu sehari-hari? Tentu bisa!
Di antara rekan-rekan, kita bisa disiplin mematuhi Peraturan Perusahaan dan memberi
Teladan bagi rekan-rekan lainnya. Ini berarti anda telah menerapkan “JUN - ber-integritas
tinggi”. Di samping itu, Anda dan rekan-rekan anda, bisa saling peduli, saling Asih dan saling 
berbagi makanan kecil bagaikan keluarga sendiri. Maka Anda telah menerapkan “Qing - Kasih”.

Bila seorang rekan anda menemui kesulitan dalam tugasnya di perusahaan dan kebetulan
anda ahli dan berpengalaman, maka dengan lapang hati bimbinglah rekan anda itu. Ini berarti
Anda menerapkan “Shi-Mendidik”. Jadi di antara sesama rekan kerja, bisa terjalin hubungan
kekeluargaan yang akrab, asal anda dan rekan-rekan anda dapat menerapkan “Jun, Qing, Shi”
sebagai Pedoman Hidup.

129

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Terhadap orangtua kita, bisakah kita menerapkan “Jun, Qing, Shi”? Bisa saja. Ajaran
Confucius  bersifat universal sehingga cocok untuk diterapkan di empat penjuru dunia!
Orangtua kita yang mulai uzur, karena kurang mengenal Ajaran Para Bijak dan Suci, bisa
menjadi semakin Egosentris.

Confucius berkata, “Manusia usia lanjut kadang-kadang ingin mempertahankan apa yang
telah ia peroleh.” Mereka kadang sering khawatir akan kehilangan harta pribadinya! Maka
pada saat-saat seperti inilah mereka membutuhkan bimbingan dan nasihat dari anak anaknya.
Mereka harus rela melepaskan keterikatannya kepada harta. Hanya dengan melepaskan diri dari
keterikatan pada Harta duniawi mereka bisa memperoleh kegembiraan secara rohani dan batiniah.
Jadi menilai apakah seorang lansia hidup bahagia atau tidak jangan hanya melihat apakah mereka
masih dapat makan dengan lahap tetapi apakah ia mengalami peningkatan hidup rohani dan
batiniah. Jika kita ingin menjadi Guru Spiritual bagi orangtua kita, kita sendiri harus membangun
keteladanan dalam diri kita! Jika tidak, orangtua kita akan mencibir dan berkata, “Ah kamu kan tidak
ada bedanya dengan aku. Mengapa kamu masih mau coba-coba memberi nasihat?” Disamping
itu sang anak harus benar-benar menunjukkan Baktinya kepada orangtuanya, agar kepercayaan
orangtua kepada anak semakin tebal. Dan tatkala orangtua sudah demikian yakin pada Anda,
mulut siapa yang akan mereka dengar? Tidak lain mulut anda sang anak! Dengan demikian pada
waktu yang cocok Anda pun dapat masuk untuk memberi nasihat dan bimbingan. Ini berarti anda
telah menerapkan “Shi - Mendidik”. “Jun, Qing Shi” akan senantiasa menjadi Pedoman bagi kata-
kata yang diucapkan, Perbuatan yang dilakukan, dan bagi Niat Hati serta Pikiran kita. Maka dapat
dikatakan bahwa Anda telah “Dekat dengan Budi dan Kebajikan” dan “Dekat dengan Ajaran Para
Bijak dan Suci”. Maka terciptalah kondisi “Yang Luar Biasa Baik. Hari-hari Budi pun bertambah dan
Hari-hari kesalahan pun berkurang!”.

Mari kita lanjutkan pembahasan dengan kalimat berikut dalam Unit ke-6 
Di Zi Gui, sbb: [不  亲  仁 ,无  限  害 。 小  人  进  , 百  事  坏 
Bu Qing Ren, Wu Xian Hai. Xiao Ren Jin, Bai shi Huai]
Jika anda menjauhi orang-orang Bajik, anda akan mengalami musibah besar! Sebab orang-orang
dengan Akhlak buruk akan menyusup kedalam kehidupan anda dan seluruh hidup anda akan
rusak.

130

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jika anda menjauhi orang orang Bajik dan sebaliknya mendekati orang-orang yang bermoral
buruk, maka sangat mungkin anda akan terpapar kepada pengaruh buruk. Ingat akan Pepatah
yang berbunyi: “Bila anda menyentuh Gincu, bagian yang tersentuh menjadi Merah. Bila anda
menyentuh Tinta China, bagian yang tersentuh akan berwarna Hitam”. Maka memilih lingkungan
sekeliling sangatlah penting! Teman-temanku sekalian, coba jawab, apakah anak-anak kalian
mampu memilih teman yang berbudi luhur? Untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam
memilih dan memilah teman, anak anda harus mendalami dan menguasai Di Zi Gui. Di Zi Gui ibarat
Cermin Penyorot Siluman dan cermin dimana orang suci menampakkan diri. Maka dengan Di Zi
Gui sebagai Alat, anda bisa membedakan dengan segera mana yang baik dan mana yang buruk!
Dengan Di Zi Gui sebagai “Alat Timbangan” ketepatan mengukur baik-buruknya seorang kawan
dapat mencapai 60 %! Jadi, bila tingkat kematangan Moral dan Kebajikan anda belum benar-
benar mantap dan kokoh, kemudian anda kebetulan berjumpa dan berkenalan dengan seorang
teman baru yang berakhlak buruk sebaiknya dengan sopan anda segera menjauhinya. Anda juga
tidak perlu menasihati atau menegurnya.

Menghindari “orang yang bermoral bejat” yang datang dari luar diri kita relatif lebih
mudah! Tetapi mencegah “ 小 人 - Xiao Ren: Manusia bermoral bejat” di dalam diri kita 
sendiri jauh lebih sulit! Apa saja ciri-ciri bahwa “ 小 人 - xiao ren” ada di dalam
diri kita? Mereka adalah Watak dan Kebiasaan Buruk yang telah mengendap dalam diri
kita puluhan tahun lamanya, seperti: Watak suka marah, Galau, Tamak, Benci, Malas,
Kikir, Asosial dan Berpikiran Negatif. Mencegah atau mengikis watak-watak tersebut di
atas tidaklah mudah. Seringkali kita sudah bertekad “mengendalikan amarah”, tetapi
amarah tetap datang! Sering kita sudah bertekad “tidak akan tamak lagi” tetapi “tamak” itu
datang lagi! Karena “xiao ren” sudah bermukim dalam diri kita puluhan tahun lamanya, seringkali
kita tidak merasakan “kebusukan” “xiao Ren”.

Kita baru sadar setelah orang-orang di sekeliling kita mengingatkan kita. 
Satu-satunya jalan memerangi “xiao ren” dalam diri kita tidak lain: “Kita harus
meningkatkan kewaspadaan Batin kita”. Apabila “MATA BATIN” kita menemukan tanda-
tanda akan munculnya salah satu watak “Xiao Ren” misalnya “Tamak”, maka kita perlu
segera memperbaiki diri sehingga berubah menjadi senang “Berbagi”. Jika kita konsisten
dengan kewaspadaan Batin kita dan tidak pernah membiarkan “xiao ren” itu muncul,
maka pelan-pelan kita akan dapat secara tuntas mengusir “xiao ren” keluar dari diri kita! Kita

131


Click to View FlipBook Version