The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-05-13 03:02:14

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 4

Hidup adalah suatu perjuangan. Untuk memenanginya diperlukan kecerdasan dalam memilih jalan hidup itu sendiri, ke mana muaranya. Kompasnya adalah budi pekerti luhur dan moral kebajikan yang didapatkan dari pendidikan para orangtuanya bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut tidak dihafal, melainkan membiasakan anak-anak mempraktikkannya. Inilah warisan sejati sumber dari puncak kebahagiaan hidup yang menebarkan senyum dan tawa. Demikian antara lain Guru Cai Li Xu mengajak para orangtua dalam mendidik anak-anaknya berlandaskan DI ZI GUI - Standar Budi Pekerti Seorang Anak dan Pelajar yang merupakan isi penting dari buku ini dan wajib dibaca oleh siapa pun untuk membentuk generasi unggul.

Naning Pranoto
Sastrawati dan Perintis Pendidikan Creative Writing di Indonesia.


Di zaman sekarang nilai-nilai kebaikan mulai dilupakan. Itu sebabnya setiap orang perlu diingatkan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yang terwujud dalam tingkah laku yang luhur. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang sebagai bagian dari keluarga, masyarakat, dan negara. Buku-buku yang bermuatan budi pekerti seperti ini adalah salah satu sumber pengetahuan yang kita butuhkan.
Seandainya PESAN dalam buku-buku ini bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tumbuh pribadi-pribadi yang unggul, yang disiplin, mandiri punya daya juang tinggi, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengasihi dan peduli pada sesama.

Renny Yanior
Penulis 148 buku cerita anak, pernah menjadi wartawan dan pemimpin redaksi di Grup Majalah Kompas Gramedia.

Keywords: Psikologi

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Aku telah merogoh setengah gajiku untuk beli baju mewah ini, kok tega-teganya kalian tidak
acuh! Kebahagiaan orang itu diukur hanya dari berapa yang didapat, dan berapa yang lepas dari
miliknya! Kebahagiaan seperti ini lebih tepat disebut “penderitaan buruk”. Kegembiraan sekejap
yang disusul dengan penderitaan berkepanjangan! Kebahagiaan Materi yang dikejar orang itu
adalah kebahagiaan Palsu dan Kosong dan tidak nyata! 
Kebahagiaan semacam apa yang benar benar membuat seseorang bahagia secara nyata dan
bermakna? Tidak lain, Melakukan kebaikan, dan Kebajikan adalah suatu Kebahagiaan nyata.
Masih terdapat satu Kebahagiaan Nyata yakni, seperti Sabda Mahaguru Confucius: “学而时
习之,不亦说乎 - Belajar dan sering mengulang dan mempraktekkannya. Bukankah ini hal yang
membahagiakan?” Kegembiraan muncul karena anda telah tumbuh cerdas dengan terus belajar
dan mengamalkannya. Kebahagiaan semacam ini akan terus mengiringi anda sepanjang hidup
anda.

32

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXIII

MENDIDIK ANAK HARUS DIMULAI DENGAN
“BUDI PEKERTI” SEBAGAI DASAR

Kawan-kawanku sekalian, materi pelajaran selama beberapa hari ini seringkali mengangkat
Tema “Cermat & Berhati-hati dengan Ucapan dan Perilaku”. Ini berarti ketika berhadapan dengan
hal-hal yang sangat rinci yang menyangkut “Hubungan antar Manusia”, kita senantiasa harus
menjaga sikap yang sangat cermat dan hati-hati, dan juga sikap saling menghormati!

Di Tiongkok ada pepatah yang berbunyi: “Integritas seseorang pada hari terang-benderang
mulai terlatih sejak saat ia berada sendirian, pada saat tidak seorang pun menyaksikan atau hadir
di tempat! Kemampuan seseorang bertahan melawan segala godaan dan tantangan ditempa
melalui sikapnya menghadapi manusia lain dan segala makluk dunia yaitu sikap cermat, hati-hati
dan penuh hormat”.

Dengan kebiasaan cermat dan hati-hati, maka orang mampu menghadapi dan menangani
perkara-perkara besar. Kitab Klasik <朱子治家格言 – Motto Pengelolaan Rumah Tangga oleh ZHU
ZI berkata: “ 屈志老成,急则可相依” mengajarkan bahwa seseorang yang dalam hal-hal kecil
dan rinci sehari-hari senantiasa mampu bersikap sangat cermat dan hati-hati, akan mampu pula
menangani dengan baik hal-hal besar dan penting yang dihadapinya! Apabila hal-hal kecil dalam
hidupnya tidak ditangani dengan baik, maka sangat mungkin dalam menangani suatu perkara
besar ia menemukan berbagai situasi yang mengganggu! Bahkan, mungkin penanganan persoalan
yang dihadapi mengacaukan awal dan akhir suatu perkara.

Maka, sejak anak-anak kita masih kecil, kita harus mendidik mereka menghadapi dan
menangani perkara sekecil apapun dengan cermat dan hati-hati. Juga, kita didik anak-anak kita
supaya senantiasa waspada dan mawas diri sehingga mereka bisa segera memperbaiki diri setelah
sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan kekhilafan.

33

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Mari kita kembali kepada Tema yang kita bahas dalam Bab 32 yang lalu.  [Hanya dalam hal
Kebajikan dan penguasaan ilmu pengetahuan, apabila anda tidak sebaik orang lain, maka anda harus
bertekad untuk lebih bersemangat belajar dan mengejar ketertinggalan anda. Apabila pakaian yang
anda kenakan atau makanan yang anda santap tidak semewah orang lain, anda tak perlu gelisah dan
rendah diri].

Di jaman sekarang ini Moral Sosial dipenuhi dengan Kehampaan dan Kepalsuan!
Masyarakat zaman ini adalah masyarakat pemuja Kenikmatan Materi! Banyak orang
berasal dari keluarga sangat miskin, dimana untuk makan sehari-hari pun sangat
sulit! Tetapi, ketika berbelanja pakaian, orang akan memilih pakaian yang mewah dan mahal, hanya
untuk diperlihatkan kepada teman-temannya! Sementara, di rumah anak dan istrinya mengikat
pinggang menahan lapar! Orang seperti ini ibarat pepatah: “Memukuli wajahnya sendiri hingga
bengkak, agar terlihat gemuk”. Sesungguhnya orang seperti ini suka akan kepalsuan dan pandai
berpura-pura!

Seseorang yang benar-benar menghormati anda dari kedalaman hatinya, sikapnya itu pasti
tidak disebabkan oleh kantungmu yang penuh uang! Bila orang menghormatimu karena uang yang
anda miliki, sebenarnya orang itu menghormati uangmu saja! Tunggu saja sampai uangmu itu habis,
maka sikap hormatnya terhadapmu akan berubah total.

Sebuah pepatah mengatakan, “Pergaulan antar manusia bijak tipis dan ringan bagai air!
Pergaulan antar manusia culas manis bagai madu”. Mengapa pergaulan antar manusia culas manis
bagai madu? Sebab mereka memendam tujuan tertentu dalam pergaulan, dan demi tujuannya itu
mereka akan berupaya sedapat mungkin “menjilat” anda dan merayu anda sedemikian rupa hingga
anda merasa seakan-akan memang dipuja dan dihormati mereka. Akhirnya anda jatuh kedalam
jerat tipu muslihat mereka!

Mengapa pergaulan antar manusia bijak tipis dan ringan bagai air? Karena anda dan mereka
adalah manusia-manusia bijak yang bergaul dengan temannya semata-mata dengan sikap dan
perilaku Bajik! Maka pergaulan mereka, tipis dan ringan penuh pengertian satu sama lain! Mereka
misalnya tidak akan pernah, tanpa alasan, berlama-lama bercengkerama dengan anda karena anda
dan mereka saling memahami bahwa semua mempunyai kewajiban terhadap anak yang perlu
dipenuhi, kewajiban terhadap atasan masing-masing dan kewajiban sebagai suami atau istri.

34

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jadi masing-masing dari kita semua mempunyai begitu banyak kewajiban yang harus
dipenuhi! Bagaimana mungkin anda begitu saja menghabiskan waktu anda dengan kawan-kawan
anda! Sebagai manusia bijak anda akan berkata, “Hei sudah jam 8 malam nih! Anda sebaiknya
segera pulang menemani putramu sambil bercerita tentang Di Zi Gui!” Maka pergaulan manusia
bijak menjadi demikian cair, penuh dengan rasa “Saling Peduli”, “Saling mengingatkan” dan
“penuh pengertian”.

Jadi sesungguhnya kekayaan materi yang melimpah pun tidak dapat memenangkan hormat
orang lain terhadapmu! Bahkan, demi mengejar Materi, mungkin anda akan terperosok kedalam
sumur tanpa dasar. Peribahasa mengatakan, “ Nafsu bagaikan sumur tanpa dasar!”.

Pada Bab 32 kita mengangkat sebuah kisah tentang Seorang dengan gaji pas-pasan
menghamburkan gajinya untuk membeli pakaian mewah dan mahal. Ia sempat bergembira selama
tiga hari! Tetapi Ia menderita berapa lama? Satu bulan lamanya! Dengan sisa gajinya yang tidak
seberapa, ia terpaksa menyantap mi instan setiap hari, selama satu bulan! Gizinya terganggu,
maka kesehatannya pun terganggu! 

Sebuah kisah lain: Seorang pria muda karyawan sebuah perusahaan dagang,
terus iri melihat rekan-rekan senior telah memiliki mobil pribadi! Tanpa pikir panjang
ia pun membeli dengan mencicil sebuah mobil sport mewah dan mahal. Cicilan menghabiskan
sepertiga dari gajinya! Bulan-bulan pertama memiliki mobil baru, ia sangat bergembira! Dan
dalam kegembiraannya itu, perhatiannya kepada istrinya berkurang karena mobil baru menjadi
“istri muda” nya. Ia memoles mobilnya dua kali dalam sehari!

Memasuki bulan ketiga, ia mulai merasakan beratnya mencicil kredit mobil! Pada hal
pencicilan berlangsung selama tiga tahun! Dan selama itu ia dan keluarganya harus hidup
prihatin dan hemat! Dan terjadilah hal yang biasa menimpa manusia pemuja barang-barang
mewah bermerek. Pria ini menggunakan mobil mewahnya itu baru sekitar satu tahun. Tiba-tiba
ia melihat model terbaru dari merek mobil yang ia miliki. Dan ia melihat rekan-rekannya sekantor
sudah mulai memakainya! Wah hatinya mulai terusik, mulai galau. Kok rekan-rekan kerjanya bisa
melebihi dia! Ia pun tergerak memiliki mobil keluaran terbaru dengan cara tukar tambah. Nah,
kredit lamanya belum lunas, kini bertambah lagi dengan nilai kredit yang semakin menggunung!

35

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Maka jadilah ia Budak dari Materi! Dan bukan cuma ia sendiri yang menjadi budak materi, seluruh
keluarganya pun terseret kedalam sumur tanpa dasar!

Banyak orang masih percaya bahwa memiliki sebuah Villa mewah akan meningkatkan status
sosial seseorang! Tapi mari kita ingat akan peringatan Nenek Moyang kita bahwasanya” 万贯家
财,日食三餐 - Walau Harta Keluarga Melimpah, namun bersantap cukup 3 kali sehari.”

Buat apa anda bersusah payah mengejar Harta yang sesungguhnya fana, kosong dan palsu,
kalau kemudian yang anda makan hanya tiga kali sehari “Walau Hartamu Melimpah, sehari anda
hanya bersantap tiga kali; walau anda memiliki dua rumah dengan ribuan kamar, tetap yang
anda tiduri hanya sebuah ranjang berukuran 3 x 6 kaki.” Dari sini kita melihat bahwa sesungguhnya
kebutuhan manusia akan materi sangatlah sedikit! Sungguh tepat Pepatah yang berbunyi: “ Orang
yang paham akan ‘cukup’ berbahagialah ia selalu”.

Bila anda paham arti “cukup” maka kehidupan akan terasa demikian ringan atau
demikian sederhana. Sungguh pola hidup yang sangat sehat baik jasmani maupun rohani!
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat banyak contoh orang-orang yang mempunyai hobi
menyantap hidangan mewah! Menjelang Tahun Baru Imlek, orang-orang ini menerima begitu
banyak undangan makan malam sehingga hampir setiap malam mereka harus memenuhi 
undangan makan malam di restoran-restoran mewah. Pada hari ketiga, mereka mulai merasa
muak dengan makanan mewah yang penuh lemak itu! Mereka mulai rindu akan masakan istri di
rumah yang ringan, tidak berlemak dan berserat banyak.

Mari kita renungkan bersama, sejatinya Kehidupan seperti apa yang benar-benar akan
membawa perkembangan sehat bagi tubuh, hati dan pikiran kita? Dan apa yang mempunyai 
Daya penyeimbang yang baik bagi diri kita? Tiada lain adalah Kehidupan yang lepas dari pengabdian
buta terhadap kehampaan dan kepalsuan Materi. 

“唯德学,唯才艺;不如人,当自砺” “Hanya bila dalam hal Moral dan Etika, dan dalam
hal Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan, anda tertinggal dari orang lain, maka
kekurangan anda ini layak memacu anda untuk mengejar ketertinggalan anda.

36

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Di Tiongkok ada sebuah Peribahasa yang berbunyi, “Kebajikan dan Kepandaian melengkapi
dirinya”! “Kebajikan di muka, yang disusul oleh “Kepandaian”. Peribahasa ini mengisyaratkan
bahwa: “Kebajikan” lebih penting daripada “Kepandaian!”

Di Era Modern ini ada ahli Kaligrafi terkenal bernama Lin San Zhi (林散之. Banyak orang Jepang
sangat mengagumi Kaligrafinya. Banyak ahli Kaligrafi Jepang datang ke Tiongkok, berkunjung ke
rumahnya untuk memberi hormat kepadanya! Mereka mengagumi karyanya dan juga dirinya! Tuan
Lin San Zhi pernah berkata, “Ada Kebajikan, ada Kepandaian, baru dapat menyukai Kepandaian;
Tidak ada Kebajikan, ada Kepandaian, hanya dengki dan sirik terhadap kepandaian orang lain; Ada
Kebajikan, tak ada Kepandaian, tetap dapat menggunakan Kepandaian; Tak ada Kebajikan, ada
Kepandaian, Kepandaian akan hancur.”

Maka ketika kita merekrut karyawan, bagaimana kita menyeleksinya? Yang terbaik adalah
memilih: Yang Berbudi dan yang Pandai! Paling tidak, kita harus memilih yang berbudi walau
tidak pandai! Sebab bila seseorang mempunyai Kebajikan, ia pasti pribadi yang toleran. Ia bisa
menghargai Kepandaian orang lain; ia paham betul bahwa “Melihat Kearifan dan Kebajikan orang,
ia akan tergerak untuk belajar dan mencontoh orang itu”. Ia akan paham untuk menghargai
Kepandaian orang lain! Tetapi, bila seseorang tidak berbudi, walaupun memiliki Kepandaian,
orang ini pasti senantiasa dengki terhadap orang lain. Apabila ia tak berbudi dan tak pandai,
maka yang dilakukan orang ini adalah menghancurkan Kepandaian! Maka pada jaman “春秋战
国 - Spring Autumn War States ”,Negara 秦国 QIN mempunyai Perdana Menteri bernama Li Si.
Ia tidak berbudi tetapi pandai. Ketika melihat orang lain sama pandai atau lebih pandai dari dia,
ia langsung iri dan dengki. Karena itu ia pun sangat iri dan dengki terhadap adik seperguruannya -
Han Fei Zi 韩非子. Maka Li Si pun dengan keji membunuh adik seperguruannya itu! Ia bukan saja
telah mencelakai Han Fei Zi, tapi juga telah melakukan “ pembersihan” terhadap sangat banyak
cendikiawan di jamannya!

Adalah Li Si yang membujuk Kaisar 秦始皇 QIN SHI HUANG untuk menyita semua Buku Klasik
Ajaran Confucius yang beredar di masyarakat dan membakarnya! Sungguh perbuatan yang sangat
biadab! Ternyata di kemudian hari, Li Si menerima ganjaran yang setimpal. Ia dan anak-anaknya
dihukum pancung! Inilah contoh di mana orang pandai namun tak ber-BUDI menghancurkan
karya-karya kaum Cerdik Pandai!

37

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Maka dalam mendidik anak-anak, kita senantiasa harus mengutamakan Penanaman BUDI! Jika
kita tidak melakukan hal ini, setinggi apa pun Ilmu dan Kepandaian yang kita tanamkan ke dalam
diri anak-anak kita, kehidupan mereka kelak pasti tidak bahagia. Sebab menaruh dengki dan iri-
hati terhadap orang lain pasti membuat orang lain itu sangat menderita dalam batinnya! Lagi pula,
menaruh dengki dan sirik terhadap orang lain, pasti akan menuai banyak kendala dan rintangan
dalam hidup orang itu, sebaliknya orang lain pun dapat juga dengki dan iri terhadap anak-anak kita! 

Alkisah Guru CAI mengenal seorang ahli Kaligrafi kesohor bernama 李传军 Li Zhuan Jun. Pada
suatu hari, Li Zhuan Jun diangkat menjadi Ketua Juri Penilai sebuah Perlombaan Kaligrafi. Beliau
menemukan sebuah Hasil Karya salah seorang peserta lomba yang ternyata merupakan hasil ciptaan
orang lain. Maka tanpa ragu Li Zhuan Jun menggugurkan peserta curang tersebut! Jika benar bahwa
perbuatan curang itu dilakukan oleh peserta lomba tersebut dengan sepengetahuan orangtuanya,
maka jelas orangtua peserta itu tidak “Mendidik” anaknya. Mereka justru menjerumuskan anaknya!
Si anak serta orangtuanya beranggapan bahwa, demi “mencapai Nilai tinggi”, mereka boleh saja
melanggar aturan dan menghalalkan segala cara! Orangtua anak itu telah menanamkan Bibit Moral
Buruk ke dalam sanubari sang anak! Kelak anak tersebut menjadi pribadi yang terbiasa melanggar
hukum, dan hidupnya berakhir di dalam penjara! Maka hancurlah masa depan anak itu.

Menanamkan BUDI ke dalam diri anak ibarat menanamkan FONDASI KOKOH bagi pohon
Kehidupan sang anak! Jika Fondasi tidak terpancang dengan kokoh, maka ibarat sebatang pohon
dengan Fondasikeropos bertumbuh makin tinggi, dengan dahan-dahan dan ranting-ranting serta
daun-daun yang semakin lebat. Karena fondasinya keropos, cepat atau lambat, tatkala angin keras
menerpa, pohon itu akan tercabut akarnya dan rebah ke tanah! Keadaan seperti ini banyak kita
temui di masyarakat ! Seringkali kita melihat orang melakukan banyak pelanggaran ketika ia tengah
meraih kejayaan. Karena Fondasi Budi Budi dalam dirinya tidak kuat, orang itu terperosok kedalam
perbuatan-perbuatan yang melawan hukum.

Guru Li Zhuan Jun pernah bercerita kepada Guru CAI bahwa ketika ia masih dalam
tahap belajar Kaligrafi, ia mengunjungi banyak sekali Guru Kaligrafi. Ia menghabiskan banyak
uang untuk menuntut Ilmu Kaligrafi Sejati. Namun ia tidak berhasil! Uang di koceknya pun sudah mulai
susut. Tetapi berkat kegigihannya mengejar Misi Hidupnya untuk melestarikan Budaya Tradisional
Tiongkok, akhirnya Yang Maha Kuasa mempertemukan dia dengan seorang Mahaguru Kaligrafi.

38

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Sang Mahaguru ini bukan saja tidak menerima bayaran, tetapi bahkan mempersilahkan Guru Li
tinggal di rumahnya sambil belajar. Hal ini menunjukkan betapa si mahaguru ini tidak hanya pandai
tetapi juga sangat ber-BUDI! 

Apabila seseorang tidak memiliki Budi, tetapi pandai, maka ilmu dan seni Kaligrafi yang ia miliki
pasti mentok dan mandek, tidak tidak bisa berkembang lebih lanjut! Sebab SENI adalah perwujudan
Karakter seseorang! Sebuah Karya SENI sangat erat hubungannya dengan Kondisi Sanubari dan Budi
Kebajikan sang Seniman.

Semasa belajar pada mahaguru Kaligrafi ini, banyak sekali Ilmu dan Seni Kaligrafi yang mendalam
yang diturunkan kepada Li Zhuan Jun. Ketika seluruh program pendidikan selesai, si Mahaguru
berkata kepadanya: “Jika engkau tidak memiliki BUDI, maka semua Ilmu dan Kepandaian yang aku
turunkan kepadamu akan membahayakan dirimu seumur hidup! Sebab dengan Kepandaian yang
kini engkau miliki, Pamor dan Harta mungkin akan menghampiri engkau dalam waktu singkat!
Pada saat seperti itu akan muncul keadaan yang membahayakan dirimu! Bila di saat-saat seperti
itu engkau tidak bersikap “Rendah Hati”, engkau akan mengundang banyak sekali Dengki dan Iri
terhadap dirimu.

Di tengah gelimangan harta dan ketenaran, engkau pun melupakan cara hidup hemat
dan terbiasa bermewah-mewah dan boros! Karena itu kita sering menyaksikan banyak orang
dari kalangan dunia Seni yang walaupun di masa mudanya mengalami ketenaran sesaat,
tetapi di hari tuanya mereka hidup menderita. Wejangan si Mahaguru meresap jauh ke dalam
sanubari Guru Li. Sampai di hari tuanya Guru Li tetap mempertahankan sikap “Rendah Hati”.
Dalam usianya yang sangat belia (33 tahun), Guru Li memperoleh banyak Piagam Penghargaan.
Beliau sering memenuhi undangan mengajar Kaligrafi sebagai Bakti Sosial, tanpa upah!

Guru Cai pernah mengundang beliau ke Pusat Kursus Di Zi Gui di Kota Hai Kou untuk memberi
pelatihan Kaligrafi kepada siswa-siswanya. Guru Li tidak hanya menolak menerima pembayaran,
tetapi bahkan merogoh koceknya dan memberikan uangnya kepada para guru! Sekali lagi Perilaku
Penuh BUDI adalah teramat penting! Perilaku BUDI adalah Dasar dari segala rejeki! Rejeki yang
mantap dan Stabil!
 

39

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Simak pula kisah ini. Nabi LAO ZI (老子)pada suatu saat bertemu dengan seorang pejabat
tinggi. Pejabat ini bertanya kepada Lao Zi, “Aku punya dua orang putera. Aku tidak tahu kelak aku
dapat mengandalkan yang mana?” Lao Zi mengambil segepok uang dan meletakkannya di atas
meja. Kemudian memanggil kedua anak itu. Kepada putera sulungnya beliau berkata, “Jika anda
mau memukul ayahmu sekali saja, maka uang di meja menjadi milikmu!” Sambil menundukkan
kepala putra sulung itu berkata, “Mana boleh! Tidak mungkin aku memukul Ayahku. Sampai mati
pun tak sudi aku memukulnya”. Lalu Lao Zi memanggil putera bungsu. Putera bungsu ini memang
jauh lebih cerdas dan lincah, dan pada umumnya orangtua cenderung lebih menyukai kepada
anak yang cerdik lincah, bahkan mereka lebih sering membangga-banggakan anak itu di depan
teman-teman sang ayah!

Lao Zi memberi pertanyaan yang sama kepada anak bungsu, “Jika kamu bersedia pelan-
pelan pukul ayahmu sekali saja, maka uang ini menjadi milikmu!” Si putera bungsu tanpa ragu
sedikit pun memukul ayahnya lalu dengan cepat meraup uang di atas meja dan memasukkannya
ke kantongnya!” Lao Zi dengan tenang berkata kepada sang Ayah, “Sekarang anda maklum, di
hari tuamu anda bisa mengandalkan putera yang mana”. Kenyataannya, tiada lain adalah putera
sulungnya yang merawat ayahnya di hari tuanya sampai akhirnya meninggal dunia dengan tenang.
Si bungsu tidak pernah datang ke rumah orangtuanya. Ia sibuk berkelana untuk berdagang, sampai-
sampai saat kabar wafat sang Ayah sampai ke telinganya ia berkata dengan acuh tak acuh “Wah,
pulang, tentu akan makan waktu panjang. Aku bisa kehilangan kesempatan meraih keuntungan
lebih besar!” Akhirnya ia memutuskan tidak pulang melayat kematian ayahnya.

Nabi Lao Zi sungguh sangat bijak. Beliau dapat menyimpulkan watak dan karakter orang lain
dengan melihat perilakunya. Sebab Peribahasa berkata, “Mereka yang mementingkan Keuntungan
diri pasti akan mengabaikan Kebajikan”. Ketika terjadi benturan kepentingan, orang yang berwatak
Egois pasti akan mendahulukan kepentingannya sendiri. Kebajikan ditaruhnya di belakang!
Sebuah kisah lain, Seorang ibu dari kelas menengah di Taiwan melahirkan tiga anak. Anak sulung
dan anak kedua dikirimnya ke Amerika untuk belajar di Universitas di sana. Selesai kuliah di
Amerika, mereka tidak berpikir untuk pulang agar bisa merawat kedua orangtuanya. Kedua anak
itu memutuskan tetap tinggal di Amerika dan berumah tangga di sana. Akhir cerita, si anak bungsu
yang hanya tamat SMA dan menetap di Taiwan merawat kedua orangtuanya di hari tua mereka.
Memang, seorang anak yang watak, perilaku dan budinya tidak terbina dengan baik sungguh
sangat menyakitkan hati orangtua. Anak yang demikian membahayakan Keutuhan Keluarga dan

40

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Masyarakat! Kesimpulannya adalah dalam mendidik anak kita harus berpandangan jauh, kita
harus menjadikan BUDI sebagai hal pokok!

[闻过怒,闻誉乐,损友来,益友却。wen guo nu, wen yu le . sun you lai. yi you que. 

Jika seseorang marah mendengar orang lain membicarakan kekurangannya, dan bergembira
mendengar orang lain memuji-mujinya, maka teman-teman dengan itikad buruk akan
mendekatinya, sedangkan teman-teman sejati lambat laun akan menjauhinya.]

[闻誉恐,闻过欣,直谅士,渐相亲。wen yu kong, wen guo xin . zhi liang shi , jian xiang
qing.

Seseorang yang mendengar pujian-pujian terhadapnya malah mawas diri dan merasa belum
layak menerima pujian. Tatkala mendengar kritik orang lain terhadap kekurangannya, ia dengan
gembira menerima kritik-kritik tersebut. Maka teman-teman yang bijak, tulus dan terpercaya
lambat laun akan makin dekat pada orang itu .]

Kita mulai dengan bait pertama: [闻过怒,闻誉乐] Jika kita marah mendengar orang lain
membicarakan kekurangan kita, dan menjadi sangat tersanjung mendengar orang memuji-
muji kita, sikap seperti ini akan membuat kita sulit mendapat kepercayaan teman-teman
sejati! Sebaliknya akan berakibat: [损友来,益友却] Teman-teman dengan itikad buruk akan
menghampiri kita! Sebab, mereka sangat paham bahwa asalkan menyampaikan kepada kita
kata-kata manis, kita akan mabuk kepayangan! Pada saat itu kesempatan terbuka bagi mereka
untuk menarik “keuntungan” dari kita! Jadi, teman-teman beritikad buruk menghampiri kita dan
sebaliknya teman-teman sejati akan menjauhi kita! 

Mengapa teman-teman sejati menjauh? Sebab mereka berbudi luhur dan sadar bahwa
kewajiban moril seorang teman sejati adalah berbicara lurus dan tidak palsu! Bila menemukan
kekurangan pada diri anda, mereka akan langsung dan tanpa tedeng aling-aling mengemukakannya!
Tatkala anda tidak bersedia menerima nasihat mereka, mereka memilih menyingkir jauh sebab
apabila tidak menyingkir, anda akan merasa terganggu oleh kehadiran mereka.

Manusia umumnya lebih senang mendengar kata-kata “Manis” daripada kata-kata “Lurus dan
Benar”. Kebiasaan ini sudah tertanam pada manusia sejak kecil! Maka Tim Guru guru Di Zi Gui di

41

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pusat Pelatihan Di Zi Gui yang dipimpin Guru Cai, ketika membahas tema ini, sering mengingatkan
para siswa:,”Hari ini bila ada temanmu yang menunjukan kekurangan yang ada pada dirimu, itu
ibarat ia melihat setitik kotoran menempel di pipimu, dan berharap anda akan membersihkannya!
Tentu saja anda harus berterima kasih kepadanya!” Jadi di dalam kelas, dalam pergaulan antara
siswa terbangun suatu tradisi mulia yaitu apabila seorang siswa menunjukkan kekurangan siswa
lainnya, maka kita akan menyaksikan siswa yang kekurangannya ditunjuk itu membungkuk
memberi salam sambil berkata, “Terima kasih! Anda telah menunjukkan kekuranganku!”. Dan
ketika siswa itu menunjukkan upaya memperbaiki  kekurangannya, maka Guru wali kelas tidak
segan-segan memujinya dan mendorongnya sambil mengutip pepatah yang berbunyi, “过能改,
归于无 - Kekurangan yang segera diperbaiki akan lenyap seakan-akan tak pernah ada.” Maka
siswa itu akan makin bergairah memperbaiki kesalahannya. Nah, jika sikap luhur seperti ini sudah
ditanamkan pada anak maka hal itu akan memberi manfaat besar sepanjang hidupnya.

Mari kita simak bait berikutnya: [Tatkala mendengar puji-pujian orang terhadap diri seseorang,
ia merasa perlu mawas diri, dan merasa tak layak menerima pujian; Tatkala mendengar kritik
orang terhadapnya, ia dengan gembira menerima kritik tersebut sehingga teman-teman bijak,
tulus dan terpercaya akan makin mendekatinya].

Kita semua mengamati apa yang terjadi, ketika seorang Kaisar berlapang dada untuk
senantiasa bersedia menerima berbagai saran dari para menterinya. Sikap kaisar yang bijak ini
mendorong para menterinya dengan jujur dan berani menunjukkan kekurangan sang kaisar!
Dengan demikian, semua kebijakan yang diambil kaisar akan benar-benar menguntungkan
rakyat banyak! Demikian pula, kita sebagai orangtua atau guru, ketika anak kita atau murid kita
menunjukkan kekurangan kita, kita harus dengan rendah hati menerimanya! 

Banyak warga senior beranggapan, pamor atau wibawanya akan jatuh bila menerima saran
dari anak atau murid! Padahal justru sebaliknya! Apabila seorang guru, di hadapan murid-
muridnya mengakui kesalahannya dan berjanji akan memperbaikinya, maka dengan rendah hati
ia akan berkata bahwa guru adalah sama dengan murid-muridnya karena baik guru maupun murid
sama-sama masih belajar. Dan tatkala guru mengatakan hal itu kepada para muridnya, apakah
wibawa dan pamor sang guru akan jatuh? Tidak. Sebaliknya perbuatan guru itu akan semakin
membangkitkan rasa hormat murid terhadapnya! Maka, ketika seorang mengaku “Salah”,
sebenarnya ia sedang berperilaku Bajik!

42

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Peribahasa mengatakan, “Manusia bukanlah Malaikat. Mana mungkin manusia tidak
melakukan kesalahan? Membuat kesalahan namun mampu mengoreksinya, sama dengan
melakukan kebaikan”. Jadi, tatkala orang yang lebih tua rela dan aktif memperbaiki diri, perilakunya
itu akan mendorong semua anggota organisasi untuk berani mengaku salah atau khilaf.

Ketika kita dikelilingi oleh begitu banyak teman yang mampu dan secara aktif memberi
kita nasihat, perjalanan hidup kita bagai diterangi oleh berpuluh pasang mata yang membantu
menerangi jalan bagi kita! Karena kita hanya memiliki sepasang mata, kadang kala saat kita
melihat ke depan, kita tidak bisa melihat ke kiri dan ke kanan juga tidak bisa melihat ke belakang!
Ketika kita memiliki kerendahan hati menerima saran dan nasihat orang, secara alamiah akan
dating banyak teman sejati yang membantu kita!

Para nenek moyang kita di jaman dahulu kala tidak hanya belajar dari para Bijak di jamannya.
Mereka juga belajar dari alam dan tumbuhan sekitar, seperti Pohon atau Batang Bambu! Pohon
bambu tampil bagai orang dengan karakter mulia (君子 - jun zi) dan berperilaku Bajik!

Apa yang dapat anda amati dan pelajari dari sepucuk Bambu?
Pertama, Bagian tengah penampang Bambu adalah kosong atau bolong! Karena itu bambu dapat
“menerima” apa saja! Ini ibarat Manusia yang “Rendah Hati” dan “Berlapang Dada”. Manusia
seperti ini bisa menerima saran nasihat, dan kritik dari teman-temannya yang beritikad baik.

Kedua, Bambu tak pernah tumbuh menyendiri! Bambu senantiasa tumbuh berkelompok dan
karena itu setiap batang bambu tumbuh tegak! Ini mengibaratkan diri anda. Bila sekeliling anda
hanya ada manusia-manusia yang LURUS maka percayalah bahwa keinginan anda untuk bertindak
TAK LURUS pasti sulit terwujud!

Di sini terlihat pentingnya LINGKUNGAN! Alkisah, ibunda Nabi Mensius (孟子 Meng Zi) tiga
kali pindah rumah tinggal, karena sangat ingin puteranya -Mensius- hidup dalam Lingkungan
Pergaulan yang terbaik! Sebab Pendidikan Keluarga yang baik tetap memerlukan lingkungan
pergaulan yang mendukung pembinaan Karakter sang putera!

Keunggulan ketiga dari sebuah Bambu, mari kita simak tampak luar dari sebatang bambu.
Dari bagian paling bawah sampai bagian paling atas, bambu terdiri atas suku demi suku. Ini

43

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

menunjukkan bahwa jalan hidup manusia tidak selalu mulus.

Dari waktu ke waktu manusia menemui berbagai tantangan. Saat menghadapi tantangan,
bagaimana kita harus bersikap? Harus dengan penuh keberanian maju terus dan melakukan
Terobosan! 

Seperti bambu yang terdiri dari suku demi suku, manusia pun memerlukan Sikap Berani
dan Ulet dalam menghadapi kehidupan! Salah seorang murid Guru Cai malah menambahkan,
“Pak Guru, bambu pun ternyata mempunyai semangat mengabdi rakyat jelata! Sebab anak
bambu (rebung) dapat disantap manusia, dan bambu dapat dipakai untuk membangun rumah!
Daun bambu dapat dipakai untuk membungkus bacang! Jadi semua bagian bambu tidak luput
bermanfaat bagi manusia!”

Mendengar semua keunggulan dan sumbangsih bambu, kita sebagai manusia perlu merenung
sejenak apakah kita dapat menandingi semangat berkorban dan sumbangsih sebatang bambu?
Jadi, sebagai manusia, kita harus menunjukkan sikap hormat dan rendah hati terhadap Manusia,
Alam dan Tumbuhan di sekeliling kita.

Kita harus bersedia menerima nasihat, saran dan kritik yang diberikan orang lain, kita pun harus
belajar dari mereka. Dengan demikian, kita akan memperoleh banyak bantuan dalam perjalanan
hidup kita! Jadi dengan mempertahankan sikap-sikap terpuji seperti ketika: “Mendengar pujian-
pujian orang, kita mawas diri, Mendengar kritik orang terhadap kekurangan kita, kita bersyukur!
Maka teman-teman yang tulus dan bijak akan semakin dekat dengan kita.” Apabila anda bersikap
demikian, maka rumput dan kayu pun akan tersenyum kepada anda.

闻誉恐 - wen yu kong”, Mengapa mendengar pujian-pujian orang terhadap kita, kita perlu
bersikap “Rendah Hati”? Sebab kepandaian yang kita miliki, bahkan keberhasilan yang kita raih,
sama sekali bukan hasil kerja satu orang! Contoh: Seluruh proses pertumbuhan kita adalah berkat
perawatan dan pendidikan yang diberikan orangtua. Melalui bimbingan-bimbingan para tetua
dan para guru, terpupuklah semua kemampuan yang kita miliki sekarang. Maka saat kita merasa
telah meraih keberhasilan tertentu, hal pertama yang harus kita ingat adalah bahwa keberhasilan
kita tersebut adalah berkat jasa mereka semua!  Dengan berpikiran demikian kita tak pantas
merasa tinggi hati dan merasa jumawa! Contoh, hasil gemilang yang kita raih dalam sebuah mata

44

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

pelajaran tertentu, tidak terlepas dari jasa atau bantuan banyak orang! Dimulai dari rencana
pengajaran yang dipersiapkan guru hingga larut malam! Jasa orangtua yang bangun pagi buta
untuk mempersiapkan sarapan bergizi untuk kita. Jadi mari kita camkan ini: Hasil gemilang dari
suatu usaha yang kita raih sesungguhnya merupakan hasil sumbangsih dan pengorbanan banyak
pihak! Jadi sepantasnyalah kita berterima kasih kepada mereka semua!

Apabila kita memiliki kemuliaan hati seperti ini, maka setiap kali kita mendengar pujian-
pujian orang kepada kita, kita tidak serta merta tinggi hati. Sebaliknya, kita malah merasa rikuh
dan rendah hati, lalu berupaya sekuat tenaga membalas budi semua pihak yang telah mendukung
keberhasilan kita.

Mari kita masuk ke bait berikutnya yang berbunyi: [无心非,名为错。有心非,名为
恶。wu xin fei, ming wei cuo. you xin fei, ming wei e . 

Kesalahan yang tidak disengaja, dinamai Kelalaian, Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja,
dinamai Kejahatan.

过能改,归于无。倘掩饰,增一辜。 guo neng gai, gui yu wu. tang yan shi, zeng yi gu.

Jika setelah melakukan kesalahan, anda segera memperbaikinya, kesalahan akan berkurang
dan sirna secara alamiah! Menutupi kesalahan yang diperbuat akan berakibat kesalahanmu
bertambah!]

“Kesalahan yang tidak disengaja namanya “kelalaian”. Ingat Pepatah yang mengatakan:
“Kesalahan yang dilakukan karena Ketidaktahuan bukanlah Kejahatan!” Maka, ketika seseorang
melakukan kesalahan bukan karena kesengajaan, kita harus toleran, harus memaafkan! Bila tidak,
orang tersebut akan sangat menderita! Terhadap diri kita sendiri, kita perlu senantiasa waspada
terhadap ucapan dan perilaku kita sendiri! Sebab sebagai manusia kita kadang lalai dan tidak
sadar bahwa ucapan dan perilaku kita telah menyusahkan orang lain!

Contoh, kita sering melihat di jalan raya, dua sampai empat orang berboncengan pada satu
motor sambil mengobrol dan menutupi lebih dari separuh jalan. Perbuatan mereka menghalangi
kendaraan di belakang mereka! Contoh lain, bila menelepon teman, jangan anda berbicara tiada

45

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

henti. Teman anda mungkin sedang di tengah rapat penting! Jadi bila anda akan menelepon,
anda harus memulai dengan pertanyaan,”Apakah anda bebas berbicara di telepon?” Singkat kata,
senantiasa memikirkan kepentingan orang lain!

Pepatah mengatakan, “Malu bertanya, sesat di jalan!” Mahaguru Confucius suatu hari
mengunjungi sebuah Vihara Dao. Setiap kali menemukan hal yang asing, beliau menyempatkan
diri untuk bertanya! Ini membuat heran murid-murid yang mengiringi beliau. Mereka beranggapan
Mahaguru semestinya sudah paham, sehingga tidak perlu banyak bertanya?
Mahaguru Confucius pun menjelaskan kepada para muridnya itu: “Bertanya tentang sesuatu
hal, menunjukkan kita menghargai hal tersebut! Bila kita berkunjung ke sebuah lingkungan
baru, lingkungan baru itu mungkin mempunyai aturan-aturan yang tidak kita pahami. Kita harus
berupaya memahami liku-liku lingkungan baru itu agar kita tidak melanggar hal-hal yang tabu.
Juga agar kita tidak sampai melakukan “Kelalaian yang tidak disengaja karena ketidaktahuan kita!”

Kalimat berikutnya adalah, “Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja, namanya Kejahatan!”
Artinya, jelas-jelas anda telah maklum bahwa suatu perbuatan adalah salah. Tetapi anda tetap
melakukannya. Ini namanya Kejahatan! Ini harus benar-benar kita jauhi! Gejala seperti ini apakah
terjadi di-mana mana? Banyak kali terjadi!

Contoh, di bawah sebuah plakat bertuliskan: “Dilarang Merokok!” seseorang tanpa merasa
bersalah merokok! Dimana penyebabnya? Orang itu tidak pernah membaca “Di Zi Gui”, sebuah
jawaban klise! Salah didik! Orang itu tidak pernah mendapat kesempatan belajar bagaimana
menjadi manusia seutuhnya! Mungkin tidak pernah ada Guru yang mendidiknya, dan orangtuanya
juga tidak mendidik, membimbing dan memberi teladan! Bab ini berakhir sampai disini.

46

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXIV

“KEKHILAFAN” DAN “KEJAHATAN”, HANYA BERBEDA DALAM MOTIF

Kesalahan yang dilakukan tidak dengan sengaja disebut Kekhilafan atau Kelalaian. Walaupun
yang anda lakukan hanya sebuah kelalaian karena tidak sengaja anda lakukan, kelalaian anda
telah menggangu atau merugikan orang lain! Jadi, kita harus sering berhati-hati mengucapkan
kata-kata dan melakukan sesuatu agar orang lain tidak dirugikan atau terganggu.

Ingat Pepatah: “得意会忘形 - De Yi Hui Wang Xing: Kelewat Gembira membuat seseorang
Lupa Daratan” [Anda paham suatu tindakan salah, tetapi anda tetap melakukannya, ini disebut
Kejahatan!] 

Jika anda sudah maklum bahwa suatu tindakan salah, tapi anda tetap melakukannya, maka
perbuatan anda disebut: Kejahatan! Mari kita amati gejala-gejala di masyarakat saat ini. Banyak
hal yang kita semua maklum tidak pantas dilakukan tetapi toh masih dilakukan orang! Contoh
nyata, Larangan Merokok. Merokok dapat membunuhmu! Tetapi orang tetap merokok! Atau di
bawah Plakat “Tanda Dilarang Membuang Sampah” tetap saja ada orang membuang sampah.

Semua gejala ini termasuk dalam “Moral Sosial”! Siapa yang harus bertanggung jawab atas
Moral Sosial? Setiap unsur masyarakat harus bertanggung jawab. Jika suatu masyarakat tidak
memiliki Standar Moral, maka ketika seseorang melakukan sebuah pelanggaran atau kejahatan,
tidak ada anggota masyarakat yang berani menegur dan memperbaiki sikap orang itu. Maka
kemungkinan telah tercipta sebuah ruang di mana perilaku para pelanggar atau pelaku kejahatan
makin menjadi-jadi. Misalnya, ketika anda sedang berada dalam antrean rapi, tiba-tiba seseorang
menyalip masuk antrian. Setiap orang dalam antrian wajib menegurnya secara baik-baik, dengan
tulus dan dengan suara lembut! Cara menegur demikian dimaksudkan untuk menghindarkan
percekcokan yang tidak perlu.

Mengapa banyak hal di masyarakat jelas-jelas salah namun orang masih melakukannya?
Mengapa? Sebab dalam hati kecil mereka, orang-orang seperti itu beralasan bahwa orang lain

47

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

juga melakukan hal yang sama! Sesungguhnya ini hanya alibi yang dicari-cari. Tetapi, alasan
yang diberikan memang masuk akal. Sebab kenyataan, teladan baik memang sulit didapatkan di
masyarakat.

Banyak orang terlanjur menganggap “Melakukan Kejahatan” merupakan hal yang lumrah!
Maka marilah kita lakukan MISI SOSIAL kita.
Setiap kali menemukan suatu kesalahan di masyarakat, kita harus berani menegur dengan halus
orang yang melakukan kesalahan itu. Dengan demikian kita memberi teladan bagi anggota
masyarakat yang lain agar tidak membiarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Misalnya, Anda menemukan seseorang yang tidak
paham akan “Membalas Budi Baik” orang lain. Maka anda harus coba memperbaiki sikap orang
itu dengan halus karena setiap orang wajib “Meresapi Budi Baik Orang -知恩” dan “Membalas
Budi Baik Orang - 报恩”. Demikian pula, ketika anda menemukan seseorang yang tidak punya
Tata Krama, anda harus coba memperbaiki sikap orang itu dengan halus agar ia berperilaku penuh
Tata Krama, menyesali perbuatannya!

Dewasa ini kita menemukan banyak kasus di mana barang-barang milik umum dipakai
anggota masyarakat untuk kepentingan sendiri. Mereka sebenarnya telah “berhutang” kepada
orang banyak! Dan pengembalian hutang tersebut jauh lebih sulit!
Sesungguhnya kita perlu memahami orang-orang ini secara mendalam, karena mereka tidak
paham ajaran Di Zi Gui yang berbunyi: “Sebuah barang walaupun kecil dan tidak bernilai, jangan
engkau kuasai bila itu bukan milikmu”. Demikian pula didalam suatu Organisasi, kita harus
bersikap dan bertindak Jujur dan Bersih! Aset milik organisasi, sepeser pun nilainya tak boleh
engkau ambil! Apabila anda memperlihatkan perilaku seperti ini dalam suatu organisasi, anda
membawa dampak positif dalam organisasi anda.

Bercermin pada perilaku anda, sebagian besar anggota organisasi akan “menahan diri” dan
melawan perbuatan yang tak layak. Jadi, jangan anda anggap remeh. Dampak Positif yang dapat
anda bawa dalam Rumah Tangga atau Organisasi. Asalkan anda berperilaku Jujur Bersih dan Bijak,
maka orang-orang sekitar akan segan melakukan hal yang “berbeda”. Jadi kita benar-benar harus
menjadi Suri Teladan.

48

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

“Kesalahan yang engkau lakukan dengan sengaja, disebut sebagai Kejahatan”. Sangat
banyak orang yang paham dengan sangat mendalam suatu tindakan sangat salah, tetapi mereka
melakukannya karena tidak dapat mengendalikan emosinya! Misalnya, kita semua paham
bahwa “bentrok” dengan seseorang adalah salah! Tetapi begitu emosi kita naik, sangat sulit kita
“menekannya”! Jadi, harus dicari jalan untuk mengatasi masalah “Emosi” yang tak terkendali.

Mari kita simak kisah tentang sepasang suami-istri muda. Pada suatu hari sang suami
pulang ke rumah larut malam. Sang istri tidak terima sang suami pulang rumah larut malam, maka
ia pun “membalas” perbuatan sang suami. Ia pulang larut malam juga! Siapa yang paling dirugikan
dengan perbuatan kedua orangtua itu? Putra-putri mereka yang kehilangan perhatian dan kasih
sayang orangtua! Jadi, tidak penting orang lain berbuat Benar atau Tidak Benar! Yang penting
adalah: Apakah yang aku lakukan benar atau tidak benar! Ini yang senantiasa harus kita ingat!
Apabila kita telah melakukan perbuatan-perbuatan benar, maka kita layak menilai orang lain.
Apabila kita telah melakukan perbuatan yang benar, tingkat kepercayaan kita dimata orang lain
naik secara berarti. Maka, untuk dapat menyelesaikan sebuah kasus secara utuh, kita harus
mengendalikan Emosi kita. Pengendalian Diri dimulai dari diri sendiri dengan Perilaku yang Bajik.

Guru Cai memberi pesan di bawah ini kepada para siswanya: Usai mata pelajaran ini, dan
kalian pulang kerumah masing-masing, jangan engkau tuntut anggota keluargamu untuk mulai
melakukan sesuatu. Sebaliknya, engkaulah yang harus memulainya. Engkau harus memberi
contoh! Jadi, seluruh Perubahan Pola Hidup Manusia, langkah pertama harus dimulai dari dirimu
sendiri.

Mari kita lanjutkan ke Bait berikutnya:
[过能改,归于无。倘掩饰,增一辜。guo neng gai, gui yu wu. tang yan shi, zeng yi gu, 
Kesalahan bila segera diperbaiki, Kesalahan akan sirna. Bila Kesalahan ditutupi, Kesalahan semakin
berat]

Menyesali dan memperbaiki Kesalahan yang telah dibuat, sesungguhnya sangat penting bagi
kehidupan manusia. Kata pepatah: “Manusia bukanlah Malaikat atau Nabi, tak mungkin tidak
melakukan kesalahan”. Di dalam ribuan tahun sejarah kemanusiaan, apakah mungkin mencari
orang yang sejak lahir sampai mati tidak pernah sekalipun berbuat salah? Pasti tidak mungkin!
Sebaliknya, mungkinkah menemukan manusia yang sejak lahir sampai mati hanya melakukan

49

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

perbuatan salah? Pasti juga tidak mungkin. Jadi hidup manusia pasti berisikan perbuatan baik dan
buruk.

Nah, di tengah kehidupan yang penuh dengan perbuatan Baik dan Buruk ini, bila kita
senantiasa paham akan pesan “mengingatkan diri”, dan segera “memperbaiki diri” , maka lambat
laun akan tercipta “ Semakin banyak hari penuh Kebajikan, semakin berkurang hari-hari yang
ternoda oleh kesalahan”.

Mahaguru Confucius mempersembahkan tiga buah “Jurus Sakti Pelatihan Diri”. Jurus
Pertama: “Belajar dengan giat dan tekun; dan semakin mendekatkan orang kepada kebijaksanaan
(Wisdom)” Belajar harus terus maju tiada henti sebab belajar bagaikan “Mendayung melawan
Arus”. Bila engkau berhenti maju, maka engkau akan mundur.

Dalam Kursus 5 hari Di Zi Gui yang diselenggarakan oleh Guru Cai di Tiongkok, beliau
menyaksikan selama kursus suasana kelas yang begitu baik dan tenang. Kemurnian, Kebersihan
dan Kebaikan mengisi sanubari setiap peserta kursus. Begitu kursus selesai para peserta didik
pulang ke rumah masing-masing dan melakukan kegiatan-kegiatan lamanya. Pencerahan yang
diterima selama kursus perlahan-lahan pudar! Ini semakin membuktikan bahwa “belajar bagaikan
mengayuh melawan arus, bila tidak mengayuh maju engkau akan mundur”. Maka adalah
penting setelah selesai kursus, 3 sampai 5 siswa yang tinggal berdekatan dapat terus berkumpul
secara berkala untuk mengulang dan melakukan pendalaman Materi Di Zi Gui serta cara-cara
pengamalannya di masyarakat! Maka belajar dan menggali ilmu tidak bisa dengan mengandalkan
orang lain. Yang terpenting adalah mengandalkan semangat proaktif dalam dirimu sendiri!

Kesimpulannya adalah: Hanya Belajar dengan Giat dan Tekun dapat mendekatkan seseorang
ke Tingkat Kebijaksanaan (wisdom).

Jurus kedua: “Hanya dengan Mengamalkan Ajaran Para Bijak secara Benar, engkau dapat
meningkatkan Kebajikan dan Hati penuh Welas Asih terus menerus”. Dengan demikian akan terang
terlihat kebutuhan putra-putrimu, kebutuhan rumah tanggamu dan kebutuhan masyarakat. Juga
akan terlihat dengan jelas tanggung jawabmu terhadap keluarga dan masyarakat! 

50

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jurus ketiga: “Semakin seorang ‘Tahu Malu’ semakin ia dekat pada Keberanian Hakiki”. Yang
dimaksud dengan “Keberanian Hakiki” adalah: Keberanian Bijak yaitu Keberanian menaklukkan
“Kebiasaan Buruk Diri Sendiri” dan “Praktek-praktek Buruk Diri Sendiri”. Mereka yang memiliki
“Keberanian Hakiki” tersebut layak disebut Pemberani Hakiki!

Sebuah Pepatah mengatakan: “Menaklukkan orang lain seribu kali tidak dapat disamakan
dengan Menaklukkan Dirimu satu kali”. Keberanian Hakiki terletak pada Kemampuan
menaklukkan Kebiasaan Buruk Dirimu, dan kemudian mengubah dan memperbaikinya.

Apabila Keberanian Hakiki ini dapat anda pertahankan selama dua sampai tiga
tahun lambat laun semua Kebiasaan Buruk dan Praktek-praktek Burukmu akan hilang. 
Maka dijamin Kehidupan Masa Depanmu akan penuh dengan Kebahagiaan.

Alkisah di jaman “War States” dahulu kala, hidup seorang Menteri Bijak bernama YAN YING.
Ia membangun banyak Keteladanan yang mengagumkan banyak orang, termasuk Mahaguru
Confucius yang sangat dikaguminya. Salah satu Keteladanan yang dibangun Beliau adalah
Kesederhanaan Hidup! Yan Ying mengenakan Jubah Mantelnya selama 30 tahun dan tidak pernah
menggantinya. Mantel itu tetap terlihat rapi karena ia menyayangi dan merawat nya dengan baik.
Pepatah mengatakan, “Bila engkau menyayangi suatu Benda, Benda itu akan menyayangimu.”

Sikap dan Perilaku sederhana Menteri Yan Ying tidak hanya memberi pengaruh positif kepada
keluarganya tetapi juga kepada para menteri istana dan bahkan kepada seluruh rakyat negerinya.
Maka, apabila seorang Menteri Besar bersikap dan berperilaku sedemikian Jujur dan Bersih maka
Sebuah iklim Jujur dan Bersih akan terbangun di seluruh Negeri.

Diceritakan bahwa Menteri Yan Ying mempekerjakan seorang kusir kereta kuda.
Setiap hari sang kusir menghantar dan menjemput Menteri Yan Ying ke dan dari Istana.
Merasa “Hebat” menjadi kusir seorang menteri besar, ia pun menjadi sombong!  Istri sang
kusir tidak menyukai perangai suaminya. Maka ia pun menggugat sang suami, “Aku mau
berpisah dari kamu, aku akan meninggalkanmu!” Sang kusir terkejut mendengar ucapan 
istrinya dan dengan nada tegang bertanya: “Apa salahku sehingga engkau akan meninggalkan
aku?” Dengan gemas sang istri menjawab, “Warga di seantero negeri menghormati Perilaku
Bajik pak Menteri Besar sedangkan kamu tidak memiliki sedikit pun Perilaku  Bajik seperti pak

51

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Menteri Yan Ying. Pak Menteri Yan Ying sendiri bersikap begitu Rendah Hati. Kamu malah bersikap
demikian congkak! Maka saya tidak ingin bersuamikan orang seperti kamu, maka aku akan
meninggalkanmu” Mendengar teguran sang istri, sang kusir langsung menyesali sikap dan tingkah
lakunya. Kepada sang istri ia pun berkata: “Aku berjanji akan mengubah dan memperbaiki sikap
serta perilaku saya! Jangan tinggalkan aku!”

Dari cerita di atas dapat kita simak betapa istri sang kusir sungguh memiliki Prinsip Hidup yang
Tegar dan sangat paham cara memberi nasihat yang disertai ancaman jitu! Dan tentu saja kita juga
melihat betapa sang suami memiliki keberanian untuk menerima nasihat sang istri. Akhir cerita
sang kusir benar benar menyesali sikap dan perbuatannya. Ia pun mulai belajar dengan tekun.
Di kemudian hari, Menteri Yan Ying terkesan oleh kemajuan pesat sang kusir dalam berperilaku
Bajik. Maka ia menganugerahi sang kusir jabatan Da Fu.

Di sini dapat kita simak bahwa asalkan orang bersedia memperbaiki kesalahannya, tetap
terbuka Masa Depan yang gemilang baginya. Seperti kata pepatah: “Melakukan kesalahan, namun
menyesali dan memperbaikinya merupakan tindakan yang tak ternilai kemuliaannya”.

Alkisah, di jaman “War States” di Tiongkok hidup seorang Perdana Menteri Bijak dan 
terkenal dari Negeri Zhao yang bernama LIN XIANG RU (蔺相如). Berkat kecerdikannya dalam
berdiplomasi, Negeri ZHAO sangat disegani oleh negara negara tetangga. Berapa kali ia dengan
kecerdikannya menyelamatkan Negeri ZHAO dari ancaman negara tetangga. Karena prestasinya
yang luar biasa itu Kaisar ZHAO menganugerahi Menteri LIN jabatan Menteri Besar! di Negeri
ZHAO juga terdapat Panglima Angkatan Perang yang bernama Jenderal LIAN PO (廉颇). Ia
seorang jenderal senior lapangan yang telah berkali-kali memenangkan pertempuran. Karena itu
ia memandang rendah menteri-menteri Sipil. Jenderal Lian Po sering mengejek mereka dengan
berkata, “Kalian hanya mengandalkan Mulut Diplomasi kalian, sedangkan saya sering kali harus
mempertaruhkan nyawaku dalam membela negeri ZHAO!”

Singkat kata, Jenderal Lian sangat iri terhadap Menteri Besar Lin yang mendapat banyak
pujian dari Kaisar! Alhasil, beberapa kali di jalan raya sang Jenderal sengaja menyulut bentrokan
dengan Menteri Lin. Tetapi Menteri Lin selalu menghindari percekcokan dengan Sang Jenderal.
Pembantu-pembantu dekat Menteri Lin, termasuk anggota keluarganya, sangat tidak puas
terhadap sikap “Mengalah” Menteri Lin. Mereka berkata Menteri Lin terlalu takut untuk meladeni

52

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

tantangan Jenderal Lian. Namun  simaklah jawaban Menteri Lin, “Hari ini, Negeri QIN negara
terbesar dan tetangga kita yang agresif itu tidak berani menyerang negeri kita. Mengapa? Karena
negeri kita mempunyai Jenderal Lian dan aku! Masalah martabatku yang dihina dan masalah saya
dipermalukan, itu semua sangat kecil dan tak berarti. Jika timbul percekcokan antara aku dengan
Jenderal Lian, sehingga membahayakan Keamanan Negara kita dan membuat MALU Negara
Zhao, maka sungguh sulit bagiku mempertanggungjawabkan perbuatanku kepada Negara!. Dan
bagaimana Sejarah akan menilai aku? Jadi, aku memang “menelan saja” semua hinaan itu demi
Negara kita.”

Penjelasan Menteri Lin kepada para pembantu dan anggota keluarganya itu sampai ke
telinga Jenderal Lian. Walaupun berperilaku kasar, jenderal Lian adalah orang terpelajar dan
cukup rasional! Kata-kata Menteri Lin yang didengarnya sangat menyentuh hatinya sehingga ia
merasa sangat menyesal! Ia berkata, “Saya sungguh terbakar oleh emosi Ego saya. Menteri Lin
benar-benar lebih mengutamakan kepentingan Negara. Saya sungguh malu!” Sang Jenderal yang
usianya tidak muda lagi segera melepaskan bajunya. Sambil memikul sebatang kayu berduri, ia
mendatangi rumah Menteri Lin untuk minta maaf.

Memikul sebatang kayu berduri adalah simbol memohon maaf setulus-tulusnya! Mendengar
kedatangan Jenderal Lian, Menteri Lin segera berlari keluar rumah. Melihat Jenderal Lian berlutut
dan sujud di depan pintu rumahnya, Menteri Lin segera dengan kedua tangannya mengangkat
Jenderal Lian berdiri dan memeluknya erat-erat. Sejak itu, kedua orang ini menjalin hubungan
pertemanan yang sangat akrab.

Dari kisah di atas, sikap Jenderal Lian layak kita puji. Kita memuji dan menghormati sikap
“segera sadar akan kesalahan yang diperbuat, dan bisa segera memperbaikinya”. Sikap segera
menyadari bahwa Kepentingan Negara adalah di atas segalanya. Dan tentu saja yang juga layak
mendapat pujian dan hormat adalah sikap berbesar hati dan lapang dada dan berpandangan jauh
dari Menteri Lin.

Maka, saat kita sadar dan paham akan kesalahan kita, tidak boleh sama sekali kita menutup-
nutupinya. Sebab, sekali kita “menutupi” kesalahan kita “dosa kita menjadi berlipat”. Sebagai
manusia, kehidupan yang kita jalani berpuluh-puluh tahun harus kita pertanggungjawabkan
kepada diri kita sendiri! Sejarah yang telah kita jalani tidak dapat ditulis ulang! Jadi, setiap kali

53

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

terjadi suatu kesalahan, sekecil apa pun, pada diri kita, kita harus segera memperbaikinya! Jangan
menunda. Dengan berbuat demikian kita meninggalkan nama harum dan suri teladan bagi anak
cucu kita.

Masalahnya, agar mampu memperbaiki kesalahan, kita perlu terlebih dahulu “Menyesali”
kesalahan kita itu. Dan untuk “Menyesali” Kesalahan, kita perlu terlebih dahulu “Memahami dan
Menyadari” Kesalahan kita! Kita harus mampu “membedakan” antara perbuatan yang “Benar”
dan perbuatan yang “Salah”. Untuk itu kita dituntut memahami “Ajaran Moral Etika yang Benar”
agar kita mampu memutuskan mana yang benar dan mana yang salah!

Di jaman milenial ini, hal yang kurang pada kaum muda adalah “Standar Perilaku Benar dan
Salah”. Yang sekarang kita pelajari dari “Di Zi Gui” sesungguhnya adalah suatu “Standar Perilaku
Benar dan Salah” bagi seorang Manusia. Buku 《Di Zi Gui》 ini harus anda bawa pulang ke rumah
dan anda jadikan <HOUSE RULE - ATURAN KELUARGA> di rumah anda.

Sebagaimana di dalam Kelas Belajar kita mempunyai “CLASS RULE - ATURAN KELAS”, di
dalam perusahaan, kita mengenal “COMPANY’S RULES - PERATURAN PERUSAHAAN”, di rumah
pun perlu kita tegakkan sebuah House Rule - Aturan Keluarga! Apa yang akan terjadi bila suatu
keluarga mempunyai “Aturan Ayah” yang dibuat Ayah, “Aturan Ibu” yang dibuat Ibu, dan “Aturan
Anak”? Keluarga itu akan kacau balau. Maka sebuah keluarga hanya membutuhkan satu “House
Rule” yang didasarkan pada Ajaran Di Zi Gui dan kitab suci agama yang dianut keluarga! Dengan
demikian keluarga itu memiliki suatu “Standar Perilaku Benar dan Salah”. Dengan demikian kita
dan semua anggota keluarga kita mampu “Memahami dan Menyadari Kesalahan”, kemudian
mampu “Menyesali Kesalahan” dan terakhir mampu “berubah dan memperbaiki Kesalahan”.
Dengan “berubah dan memperbaiki kesalahan”, kita baru bisa MAJU!

Jika kita tidak melakukan hal ini hati sanubari kita akan dihinggapi perasaan kuatir
dan stres. Kita kuatir suatu hari kesalahan kita terbongkar. Dan kalau sampai terbongkar,
harga diri kita akan jatuh dan menjadi bahan ejekan masyarakat. Dan kita pun tidak akan
lagi dipercayai orang lain. Lagi pula, tindakan menutupi kesalahan hanya akan melipat
gandakan kesalahan! Jadi, kita harus BERANI mengakui kesalahan yang kita perbuat sehingga
hidup kita dapat kita jalani dengan lapang dan lancar!

54

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Selanjutnya mari kita memasuki Jurus ke 5: “泛爱众 - Fan Ai Zhong “.

Fan di sini berarti “Meluas”, Fan Ai Zhong berarti: “Seluas-luasnya menyayangi Semua
Makhluk Manusia dan Benda”. Semua Makhluk tidak hanya berarti Makhluk Manusia, melainkan
Makhluk Manusia dan semua Makhluk lain yang hidup di dunia yang patut kita sayangi!
“Sayang 愛” di sini berarti harus sejalan dengan Karakter 愛, Karakter Ai 愛 mengandung dua
unsur: yakni “xin 心” yang berarti “Hati”, dan “shou 受 ” yang berarti “Menerima/Merasakan”.
Gabungan dari kedua unsur ini berarti “Dengan HATI, Merasakan/ Menerima Kebutuhan pihak
yang disayangi”. Jadi “Sayang” tidak bermakna mengendalikan pihak lain untuk mengikuti
keinginan kita. Jadi kita harus jelas betul: jika kita memaksakan pihak lain mengikuti keinginan
kita, maka terjadi “Pengendalian”. Dan Pengendalian adalah wujud dari “hawa nafsu” dan bukan
ungkapan “kasih sayang”.

Kita sebagai orangtua harus mendidik anak-anak kita agar mempunyai Hati Penuh Kasih
Sayang! Pertama-tama harus dididik untuk menyayangi siapa? Tentu saja harus dimulai dengan
menyayangi Ayah-Ibu sebagai orang-orang terdekat! Apabila anak-anak sudah paham betul bahwa
mereka harus menyayangi orangtuanya, maka mereka akan mampu memperluas Kasih Sayangnya
keluar rumah.

Mahaguru Mensius pernah menfatwakan sebuah Ajaran Moral yang maha penting:
“ 亲亲而仁民 - qin qin er ren min 仁民而愛物 - ren min er ai wu”, yang artinya: 
“Dimulai dengan Menyayangi Kedua Orangtua terkasih, selanjutnya menyayangi Orangtua orang
lain dan anak-anak lain dan juga menyayangi seluruh umat manusia. Lalu dari Menyayangi Umat
Manusia, kasih Sayang dikembangkan kepada Menyayangi seluruh makhluk bumi, termasuk
Makhluk Binatang, Tumbuhan, Bahan Tambang. Inilah yang disebut Menyayangi seluruh makhluk
bumi! Jika kita mengikuti Petuah dari Mensius, maka Hati penuh kasih sayang seorang anak akan
terus menerus berkembang luas!

Bagaimana mendidik anak agar BERBAKTI dan SAYANG pada orangtuanya? Tentu harus
dimulai dari pengajaran Ayat-ayat Di Zi Gui Bab Pertama: “入则孝 - Ru Ze Xiao – Dimulai dengan
Berbakti kepada Orangtua”. Kemudian pendidikan anak tersebut harus berjalan melalui kerjasama
antara orangtua dengan Guru anak tersebut! Kerjasama orangtua dengan Guru sangat penting!
Pusat Pendidikan Di Zi Gui yang dikelola Guru Cai menampung sangat banyak anak peserta didik.

55

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Setiap kali mereka masuk kelas, selalu diciptakan hadirnya suasana “Saling Memperhatikan antar
anak, sehingga terbentuklah Budi Baik yang merata di dalam kelas”.

Metode “Saling memperhatikan dan saling belajar satu sama lain” merupakan metode
pendidikan yang sangat efektif. Metode ini dikenal sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok, dan kini
diterapkan secara meluas pada Ilmu Pendidikan Modern!

Guru Cai menerapkan metode ini di kelas-kelas Di Zi Gui. Anak didik yang hadir di kelas akan
diminta maju ke depan kelas satu persatu, dan Guru meminta mereka menceriterakan perbuatan-
perbuatan Berbakti kepada orangtua selama seminggu terakhir. Semua anak didik dalam kelas
mendapat giliran bercerita dengan Gaya Tutur sejalan dengan ajaran Di Zi Gui yakni “jangan
tergesa-gesa dan bertuturlah dengan jelas!”

Ada seorang anak yang hadir pertama kali pada kelas Di Zi Gui, merasa begitu terkesan oleh
Kisah-kisah Berbakti yang dituturkan kakak-kakak kelasnya sehingga ia bertekad akan melakukan
perbuatan Berbakti kepada orangtuanya sepulang dari sekolah. Di kelas Di Zi Gui anak itu
mendengar seorang kakak kelasnya berkisah bagaimana ia membasuh kaki ibunya dengan air
hangat! Maka ketika tiba di rumah ia langsung berlari menuju kamar mandi, mengambil sebuah
baskom dan mencoba mengisinya dengan air! Ibunya yang melihat apa yang dilakukan sang anak
langsung merebut baskom dari tangan anak itu. Sang ibu pun melarangnya mengisi air ke dalam
baskom! Mengapa? karena anak itu baru berusia tiga tahun. Ditangannya baskom itu bisa miring
dan airnya tumpah!

Keesokan hari sang ibu mendatangi sekolah dan menceritakan kekhawatirannya
kepada Guru Cai. Dengan tenang Guru Cai berkata, “Airnya tumpah malah bagus!”. Ibu
itu terheran-heran, loh kok air tumpah malah bagus? Guru Cai berkata lagi, “ Air memang
tumpah dari baskom.Tetapi apabila anda tidak melarangnya mengisi air ke dalam baskom 
berarti anda telah menghargai perbuatan berbaktinya! Jika anda melarangnya, bagaimana anda
dapat menumbuhkan sikap Berbaktinya kepada orangtua? Lagipula, dengan tumpahnya air, si
anak akan sadar bagaimana mengisi dan membawa baskom berisi air dengan benar! Bukankah
ini kesempatan baik mendidiknya bekerja mandiri? Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan anda
akan melatihnya untuk bekerja secara mandiri ? Apakah anda ingin “melindunginya” terus sampai
ia menikah?” Akhirnya sang ibu bisa menerima pencerahan dari Guru Cai tersebut!

56

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jadi dalam hal pendidikan “Berbakti Kepada Orangtua”, mutlak perlu kerjasama orangtua
dengan Guru! Guru mendidik baik di depan kelas maupun di lingkungan sekolah. sedangkan di
rumah orangtua perlu mendorong anak menerapkan sikap dan perilaku Berbakti! Jadi mutlak
Kewajiban mendidik anak tidak bisa diserahkan hanya kepada Guru.

Apakah masih ada metode lain mendidik anak untuk Berbakti? Ada, yaitu “以身作则 - Yi
Shen Zuo Ze, menjadikan dirimu sebagai teladan”. Dalam hal ini kerjasama antara suami dan istri!
Di hadapan anak sang istri memuji tinggi peran dan kontribusi sang suami/ayah! Sebaliknya suami
juga memuji kerja keras istri dalam merawat rumah tangga! Dengan demikian dalam hati sanubari
anak tertanam kesadaran akan jerih payah kedua orangtuanya merawat dan membesarkan anak!
Karena itu baktinya kepada orangtua bertambah dalam. Tatkala Sikap Bakti kepada orangtua
telah tertanam dalam diri anak, maka selanjutnya dalam diri anak tertanam Rasa Sayang dan
Hormat kepada para Senior, para orang tua atau yang dituakan! Dalam diri anak juga tertanam
Sikap Sayang kepada teman-teman sebayanya! Anak diajarkan untuk tidak mem-bully teman-
temannya, sebab jika melukai anak lain, sesungguhnya sama dengan melukai hati kedua orangtua
anak yang berbuat kasar itu!

Selanjutnya, anak perlu dibimbing dan diarahkan agar menaruh hormat kepada para senior
dari berbagai bidang profesi! Sebab di dalam masyarakat, semua bidang profesi saling mengisi,
mendukung dan saling membutuhkan! Pemahaman ini sangat penting! Sebab di dalam sebuah
masyarakat yang semakin materialistis, nilai-nilai sosial kemasyarakatan diukur dengan UANG,
dan tidak lagi dengan JASA yang disumbangkan kepada masyarakat! Hati nurani manusia mulai
berubah! Jadi perlu ditanamkan kepada anak anak kita sikap menghargai jasa yang disumbangkan
orang-orang dari berbagai bidang profesi! Semua profesi dalam masyarakat sama penting. Tidak
ada istilah “profesi tinggi” dan “profesi rendah”.

Alkisah, pada suatu pagi, Guru Cai berkendaraan menuju sekolah. Tiba- tiba ia sadar bahwa
jalan yang ia lalui sedemikian bersih. Ternyata para pekerja dari Dinas Kebersihan Kota telah
menyapu jalan-jalan tersebut sebelum matahari terbit! Maka setiba di sekolah Guru Cai berkata
kepada para muridnya: “Hari ini kita semua dapat menikmati lingkungan yang demikian bersih,
sehingga dengan hati gembira kita datang ke tempat kerja kita masing-masing, baik kantor maupun
sekolah untuk bekerja dan belajar. Ini tidak lain karena pengorbanan para petugas kebersihan.

57

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Jadi sikap kita menghadapi para pekerja dari berbagai profesi adalah “Berterima kasih”
kepada mereka. Jika di dalam diri anak-anak kita tertanam Sikap Menghargai seperti tersebut di
atas, maka dimana pun anak-anak bertemu dengan Pekerja Kebersihan, mereka akan memberi
salam hormat kepada mereka. Dan para pekerja itu akan merasa dihargai dan membalas salam
hormat anak-anak dengan senyuman bahagia!

Ingat peribahasa yang berbunyi: “敬人者,人恒敬之 - Barangsiapa yang menghargai /
menghormati orang, maka orang pun senantiasa menghargai/menghormatinya”. Semua orang di
sekeliling kita adalah ibarat cermin dengan satu muka. Bila kita dengan senyum memandanginya,
maka ia pun akan membalas tersenyum kepada kita. Jadi, kalau kita menghargai semua kontribusi
dari berbagai profesi, maka masyarakat akan damai dan harmonis.

Selanjutnya, kita perlu memberi “bantuan” agak lebih kepada kelompok masyarakat yang tidak
memperoleh Perhatian dan Kepedulian dari sanak keluarga mereka. Siapa saja mereka? Mereka
adalah para gelandangan dan kaum Yatim Piatu. Mereka adalah golongan masyarakat yang sangat
lemah! Mahaguru Confucius menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak berhenti
dengan hanya menyayangi orangtua sendiri. Mereka juga dapat menyayangi Orangtua orang lain.

Orang tidak berhenti hanya dengan menyayangi anak sendiri, mereka harus juga bersedia
menyayangi anak orang lain. Dengan begitu “Yang tua renta dapat mengakhiri hidupnya dengan
baik; Yang muda dan kuat dapat memanfaatkan kemampuannya sebaik-baiknya; Yang masih kecil
mampu mengembangkan dirinya dengan baik! Terakhir, kepedulian dan perhatian kepada agar
golongan masyarakat yang sangat lemah tadi bisa diberikan dengan mendirikan Panti Yatim Piatu,
Panti Werdha dan lain-lain.

Bila kita mempunyai  waktu senggang, kita pun bisa membantu meringankan penderitaan
mereka dengan menjadi “pekerja Relawan” yang memberikan jasa pelayanan kepada mereka.
Tetapi bila kita sungguh tidak mempunyai waktu senggang, kita dapat juga membantu  dengan
memberikan Dana Sumbangan. Singkat kata, ada uang  sumbang uang, ada tenaga sumbang
tenaga.

58

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXV

“SEJUTA MAKHLUK DUNIA, SATU JUA TUBUHNYA,
SATU SAMA LAIN, WAJIB SALING MENYAYANGI”

Mari kita memasuki UNIT ke 4 (empat) dari Di Zi Gui, yakni: “泛愛众 - FAN AI ZHONG” yang
berarti : “Kasihilah Semua Umat Manusia secara Adil dan Merata”.

Bab ini juga akan mengangkat: Hati penuh kasih seorang anak biasanya dapat dimulai dari
baktinya kepada orangtua yang kemudian dapat berkembang hingga bakti kepada orangtua dan
keluarga seluruh umat manusia! Kemudian, hati penuh kasih ini terentang sampai penghormatan
terhadap segala bidang profesi di masyarakat. Menghormati sumbangan dan jerih payah mereka!
Selanjutnya, menyayangi dan mengasihi kelompok masyarakat yang lemah dan tak berdaya.
Dengan demikian terwujud cita-cita luhur bahwa “Para lansia tanpa keluarga, para yatim piatu
dan para penyandang cacat tubuh, semuanya dapat memperoleh pemeliharaan yang pantas”.

Dewasa ini kita menyaksikan dimana-mana perbuatan amal kebajikan yang menyumbang
terhadap terwujudnya cita-cita luhur tersebut semakin marak. Perbuatan amal inilah yang perlu
kita syukuri dan kita pupuk terus.

Dan pada saat kita melakukan perbuatan amal kebajikan, akibat pertama yang terjadi
pada diri kita adalah peningkatan hati penuh  kasih kita sendiri. Kedua, kita paham akan
banyak hal dalam masyarakat yang tidak kita ketahui sebelumnya. Dan apabila dalam melakukan
perbuatan amal kita mengajak serta anak-anak kita. Perbuatan itu juga menumbuhkan rasa/hati
penuh kasih sayang pada diri mereka.

Satu prasyarat yang harus kita penuhi sebelum keluar rumah melakukan perbuatan amal
kebajikan adalah keluarga kita harus ditata dan kelola dengan baik terlebih dahulu. Jangan keluar
melakukan perbuatan amal sebelum mengurus rumah tangga dengan baik! Mengabaikan rumah
tangga akan menimbulkan efek samping! Jadi, kesimpulannya adalah terlebih dahulu lakukan

59

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

pelatihan dan pembekalan diri, kemudian mengelola dan menata rumah tangga. Setelah rumah
tangga terkelola dengan baik, baru keluar melakukan amal kebajikan dengan membantu mengatasi
atau mengurangi masalah-masalah sosial kemasyarakatan.

Di samping kelompok masyarakat yang lemah dan memerlukan perhatian dan bantuan,
apakah orang jahat juga perlu mendapat kasih? Alkisah, di Tiongkok beberapa tahun yang lalu,
terjadi pembunuhan beruntun di sebuah sekolah. Pembunuhnya adalah seorang siswa bernama
Ma Jia Jiao yang berasal dari keluarga sangat miskin. Berbulan-bulan ia mengalami pelecehan dan
penghinaan oleh teman-teman sekolahnya. Di dalam dirinya tumbuh dendam kesumat terhadap
teman-teman sekolahnya. Pada suatu pagi, Ma datang ke sekolah lalu mengamuk melukai
siswa-siswa yang melukai hatinya. Tiba-tiba ia berpapasan dengan seorang siswa yang pernah
menolongnya mengambil piring nasi dan mengisinya dengan lauk pauk lalu menyerahkannya
kepadanya. Siswa ini satu-satunya siswa yang tidak dilukai Ma. Nah, peristiwa ini menunjukan
bahwa orang yang berbuat baik hanya akan memperoleh kebaikan pula sebagai balasan.

Seberapa pun kejam dan jahatnya seseorang, asalkan kita berhati penuh kasih dan berperilaku
bajik, kita pasti mampu pelan-pelan membangkitkan nurani luhurnya. Sebaliknya, jika kita
“menyerang” dia, kita dan orang itu mungkin akan terluka atau dirugikan! Ingat akan ayat dalam
Di Zi Gui yang berbunyi, “Menyebarkan kekurangan atau kejahatan seseorang adalah perbuatan
buruk. Bahkan,  menuduh dan mengkritik seseorang secara berlebihan akan mengundang
malapetaka bagi dirimu sendiri.”

Maka mari kita renungkan, “Mengapa seseorang bisa terjerumus dalam jalan sesat?”
Mengapa? Tidak lain karena orang itu tidak memperoleh pendidikan keluarga yang baik. Orang
itu juga tidak sempat memperoleh pendidikan sekolah yang baik. Dengan kata lain, seseorang
yang memasuki jalan sesat adalah karena dalam perjalanan hidupnya orang itu tidak pernah
menjumpai sesama yang sungguh-sungguh menyayangi dan memperhatikannya. Jadi, orang-
orang yang tersesat menjadi orang jahat itu perlu dikasihani. Kita memang perlu menunjukkan
empati kepada mereka!

Pada suatu ketika, di kota Hai Kou, Guru Cai bertemu dengan seorang pegawai tinggi kota praja
yang bertugas sebagai kepala penjara kota itu. Pejabat ini mengungkapkan isi hatinya kepada Guru
Cai. Ia mencita-citakan dibukanya sebuah Sekolah Pendidikan Moral Di Zi Gui di penjara bagi para

60

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

narapidana. Mendengar itu, Guru Cai sungguh terharu. Sesungguhnya, bila seorang pemimpin
pemerintahan memiliki hati mulia dan melakukan kebajikan, maka akan sangat banyak manusia
yang dapat memetik manfaat dari sikap dan perbuatan seperti itu.

Seluruh guru di Pusat Pendidikan Di Zi Gui pimpinan Guru Cai melihat begitu kuat tekad Si
Kepala Penjara. Maka mereka pun sepakat untuk mendukungnya, bahkan sampai menyediakan
buku teks. Tidak salah pepatah yang mengatakan, “Asalkan anda berniat melakukan kebajikan,
pasti akan muncul orang yang membantumu!” Tidak lama kemudian, cita-cita Sang Kepala Penjara
terwujud sudah. Sebuah Sekolah Pendidikan Moral Di Zi Gui dibangun di dalam penjara kota Hai
Kou.

Dalam menghadapi orang jahat, sebagai orangtua kita perlu membimbing anak-anak kita
untuk tetap bersikap bijak dan baik. Pelan-pelan, anak-anak akan dapat mempengaruhi orang
jahat tersebut. Anak yang dibimbing untuk bersikap demikian akan senantiasa menjaga sikap bajik
terhadap semua orang. Ia menghindari bentrokan dengan orang lain.

Selain sikap saling mengasihi sesama makhluk manusia, apakah kita juga perlu menyayangi
binatang? Jawabannya, ya! Binatang pun juga perlu disayangi. Sebab, binatang sama dengan
manusia. Mereka memiliki roh dan perasaan. Binatang pun bisa merasa sakit, bersedih, dan
gundah.

Alkisah, di Tibet hidup seorang pemburu Yak (kambing hutan Tibet). Pada suatu hari ia pergi
berburu. Dari jauh ia melihat seekor yak. Ia pun mengangkat senapan dan membidik binatang
buruannya. Tetapi, tiba-tiba muncul pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Pemburu itu terkejut. Yak buruannya itu tidak melarikan diri, melainkan matanya menatap sang
pemburu. Kemudian binatang itu menekukkan kedua kakinya dan berlutut ke arah pemburu.
Walau terheran-heran melihat kelakuan yak buruannya, Si Pemburu tetap menembak mati
binatang itu. Ia membawa pulang buruannya. Keesokan harinya, Si Pemburu membedah lambung
yak tersebut, dan menemukan seekor bayi yak dalam perutnya. Sang Pemburu tertegun dan sadar
akan alasan Ibu Yak berlutut di hadapannya. Sangat jelas bahwa Sang Ibu Yak memohon kepada
pemburu mengampuni jiwa sang bayi. Sang pemburu yang mempunyai dua anak, menyaksikan
sendiri betapa seekor Ibu Yak melakukan perbuatan yang sangat menyentuh perasaan untuk
melindungi bayinya. Si Pemburu terharu dan menyesal. Ia pun sadar sepenuhnya bahwa binatang

61

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

pun memiliki ikatan darah (dengan sanak keluarganya) yang demikian kuat. Mulai saat itu, Si
Pemburu menyimpan senapan burunya dan menanggalkan profesi berburunya!

Ada kisah seorang pemburu lain. Sehari-hari ia memasang perangkap luwak. Pada suatu hari
ia mendatangi perangkap yang ia pasang. Dari jauh terlihat seekor luwak telah terjebak. Namun
ketika ia dekati, yang tertinggal di jebakan hanya kulit luwak, sedangkan tubuh luwak telah hilang
tak nampak! Sang Pemburu pun mengikuti jejak darah yang tercecer dari tubuh sang luwak sampai
tiba di sebuah sarang. Ia mengintip ke dalam sarang dan terlihat seekor ibu luwak tanpa kulit sama
sekali sedang menyusui bayi luwak. Rupanya ketika terjebak, ibu luwak sekuat tenaga meronta
untuk melepaskan diri dari jebakan walaupun kulit di sekujur tubuhnya terkelupas semua! Setelah
berhasil, ia pun lari secepatnya kembali ke sarangnya, menjumpai bayinya, dan menyusuinya.
Sebenarnya, saat si pemburu tiba di sarang luwak, ibu luwak telah mati kehabisan darah. Namun
si bayi luwak masih asyik menghisap susu ibunya.

Di kisah ini kita bisa simak betapa seekor ibu luwak dalam situasi nyawanya di ujung tanduk
sekalipun, yang ada dalam hati dan pikirannya adalah bayinya. Dapat dikatakan bahwa “Kasih
Ibunda” yang dimilikinya tidak kalah dengan “Kasih Ibunda” seorang manusia! Setelah melihat
pemandangan yang mengenaskan ini, pemburu itu bersumpah tidak akan melakukan berburu
lagi.

Pujangga terkenal Tiongkok bernama 白居易 - Bai Ju Yi, menulis sebuah puisi berbunyi: “
莫道群生性命微,Jangan anda katakan, kaum binatang berjiwa sangatlah kecil, 一般骨肉一般
皮,mereka memiliki tulang dan daging yang sama, kulit yang sama, 劝君莫打枝头鸟,子在巢
中望母归,Janganlah anda melukai seekor burung betina, di dalam sarangnya, anaknya sedang
menantikan kepulangan ibunya.” Karena itu kita manusia harus berbagi perasaan dengan binatang.
Mutlak jangan kita mengumbar hobi sesat dan dengan kejamnya memporakporandakan keluarga
sang binatang.

Tidak cuma binatang membutuhkan kepedulian kita. Tumbuhan pun tergolong satu tubuh
dengan kita manusia! Tumbuhan berada dalam satu tubuh kehidupan bersama di planet bumi ini.
Guru Cai pernah menyaksikan seorang anak memanjat sebuah pohon. Sambil berdiri pada dahan
besar pohon itu, ia tidak henti-hentinya menggoyang-goyangkan ranting-ranting halus pohon
tersebut sampai terputus. Ia pun merasa puas. Jika seorang anak sejak kecil dibiarkan melakukan

62

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

apa saja yang ia sukai seperti mengganggu dan merusak tumbuhan, kelak ia juga dapat melukai
binatang. Dan pada usia remaja, bila ia merasa suka, ia juga bisa memukul manusia!

Jadi, sebagai orangtua, kita jangan lengah terhadap anak-anak kita. Kita perlu
memperhatikan apakah menghadapi baik tumbuhan maupun binatang dan segala makhluk
dunia anak-anak kita senantiasa tidak menghargai mereka. Apakah di kemudian hari, anak itu
bisa menghargai manusia? Misalnya, seorang anak diberi hidangan makanan di rumah oleh
orangtuanya. Dengan cueknya anak bilang “Aku tidak makan!” Ia sama sekali tidak menghargai 
hidangan orangtuanya. Sudah pasti anak itu tidak menghormati orangtuanya! Pepatah
mengatakan “一真一切真, yi zhen, yi qie zhen” yang artinya: “Apabila sikap menghormati atau
menghargai, dan sikap jujur dan tulus seseorang benar-benar telah melebur menyatu dengan
hati serta pikirannya, maka perilaku yang tercetus keluar adalah perilaku penuh hormat dan tulus
terhadap segala makhluk dunia, termasuk manusia.” Sebaliknya, apabila tidak ada rasa hormat
dan ketulusan terhadap segala makhluk dunia, maka hati dan pikirannya tidak mempunyai unsur
menghargai lagi. Mungkinkah orang seperti ini, ketika berhadapan dengan manusia, tiba-tiba
berbalik menjadi pribadi yang menghargai manusia? Pasti tidak mungkin! Kembali kepada kisah
anak yang tidak menghargai makanan yang dihidangkan ibunya tadi, jangan lupa semua pakaian
yang dipakai anak, makanan yang dihidangkan orangtuanya merupakan wujud nyata kasih sayang
dan pengorbanan mereka. Bila seorang anak menghargai semua benda-benda tersebut, maka
berarti ia telah menghargai pengorbanan orangtua.

Maka tatkala menyaksikan seorang anak mengganggu dan merusak tumbuhan, Guru Cai
tidak segera secara langsung menegurnya. Ia menunggu hingga kelas selesai, barulah ia berbicara
kepada anak di kelas. Guru Cai melontarkan sebuah pertanyaan: “Coba jawab, benda apa yang
paling dibutuhkan manusia setiap saat dalam hidupnya, sehingga apabila ia kekurangan suplai
benda ini lima menit saja, ia akan segera mati? Benda apakah itu? Oksigen! Kalian hari ini
tidak makan sama sekali, kalian akan bisa bertahan hidup 8-10 hari. Apabila tidak minum sama
sekali hari ini, kalian akan bisa bertahan hidup 2-3 hari! Tetapi, apabila kalian tidak menghirup
oksigen selama 5 menit, kalian pasti akan mati! Nah, dari mana oksigenmu datang? Tidak lain
dari tumbuhan! Jadi, tumbuhan adalah makhluk terpenting yang dibutuhkan hidup kalian! Jika
tidak ada tumbuhan, kalian tidak akan bertahan hidup lebih dari 5 menit! Jadi, tumbuhan adalah
tuan penolong kalian. Ia telah mempersembahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidup
ini. Nah, dengan apa kalian membalas kebaikan tumbuhan? Maka, kita manusia memang harus

63

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

menyayangi dan melindungi tumbuhan. Ternyata, selain oksigen, masih banyak lagi bantuan
yang diberikan tumbuhan kepada manusia.” Pada kesempatan yang sama, Guru Cai juga dengan
panjang lebar menjelaskan pentingnya peranan tumbuhan bagi kehidupan manusia. Sungguh luar
biasa sumbangsih tumbuhan terhadap kehidupan! Dan tumbuhan memberi sumbangsih tersebut
tanpa pamrih Inilah yang mengharuskan kita lebih menghormati tumbuhan.

Mari kita simak akibat manusia tidak menghormati tumbuhan, yaitu timbulnya begitu
banyak masalah di dunia ini. Contoh paling kasat mata adalah pada zaman sekarang setiap
kali turun hujan lebat selalu terjadi tanah longsor dari bukit-bukit. Lima puluh tahun yang lalu
musibah longsor tidak banyak terdengar. Mengapa tiba-tiba belasan tahun terakhir muncul 
begitu banyak bencana tanah longsor? Penyebabnya tidak lain pembabatan liar hutan dan
tumbuhan. Sebuah pohon besar dengan akarnya yang dalam dan meluas dapat mencengkeram
tanah dengan kuat. Pohon besar itu anda babat. Maka yang terjadi adalah: Tanah sekitar pohon
tersebut tidak ada lagi yang mengikat dan menahan. Tanah menjadi goyah sehingga ketika hujan
deras turun, air hujan dari ketinggian bukit akan mengalir turun sambil membawa serta tanah dan
batu-batuan yang dikenal dengan nama ‘longsor tanah dan batu-batuan’. Manusia menamakan
bencana longsor ini sebagai bencana alam. Padahal, bila kita kaji dengan lebih seksama, yang
terjadi adalah bencana yang ditimbulkan oleh manusia.

Di samping menghasilkan oksigen, pepohonan juga memberi manfaat lain untuk manusia.
Pohon tinggi besar dengan dedaunan rindang dapat mengatur suhu udara. Sebuah kota
dengan banyak pepohonan mempunyai suhu udara yang lebih stabil. Jika pepohonan di
kota itu dibabat  habis, matahari akan langsung menyorot ke bumi, dan anda akan merasakan
suhu udara sangat tinggi. Manusia yang tinggal dalam lingkungan yang demikian gersang
akan merasa sangat tidak nyaman, bahkan timbul berbagai penyakit pada tubuh kita.
Pepohonan dengan daun-daun rindang mencegah sinar matahari menyorot langsung ke
bumi. Karena itu, pepohonan mampu mengatur suhu udara dengan baik. Di samping itu,
sehari-hari penduduk kota membuang ke udara gas-gas seperti karbon monoksida, karbon dioksida,
dan gas-gas buangan lainnya. Gas-gas ini dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Kini, dengan
dibabatnya pepohonan, maka gas-gas buangan menumpuk di udara bebas dan menciptakan
“glasshouse effect”. Jadi kita perhatikan bahwa suhu udara yang tinggi tidak dapat disalurkan
atau dibuang, sehingga suhu semakin meninggi. Dan terjadilah apa yang dikenal dengan “global
warming – pemanasan global” dan “anomali iklim”. Kita saksikan, misalnya baru-baru ini di daerah

64

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

tropis turun salju! Apakah semua ini bencana alam? Bukan! Ini adalah bencana yang dibuat oleh
manusia.

Mari, kita sebagai manusia merenungkan dalam-dalam. Manusia, alam semesta, dan seluruh
isinya diciptakan dan ditakdirkan untuk hidup bersama, berada bersama. Bila kita manusia
dapat melindungi alam dan isinya, maka kita dapat berada bersama dan makmur bersama alam.
Sebaliknya, bila melukai alam, manusia dan alam akan menderita kerugian dan kerusakan besar.

Para Bijak Tiongkok sejak dahulu kala senantiasa mengharapkan kita manusia memiliki tiga
sifat mulia dari LANGIT (天),BUMI (地),MANUSIA (人).

Sebuah data statistik menyebutkan bahwa: Pada 10.000 tahun yang lalu, setiap 1 abad terjadi
1 jenis mahkluk dunia yang punah. Seribu tahun lalu, setiap sepuluh tahun, satu jenis mahkluk
dunia musnah. Seabad lalu, setiap tahun terjadi satu jenis mahkluk dunia punah. Dua-puluh
tahun lalu, setiap tahun terdapat 500 jenis mahkluk dunia yang musnah! Lima tahun lalu, setiap
tahun terdapat 10.000 jenis mahkluk dunia yang musnah! Coba kita simak, apakah angka di atas
tidak mencengangkan dan memprihatinkan? Dalam kurun waktu hanya berapa belas tahun saja,
begitu banyak mahkluk dunia menghadapi kepunahan dan kemusnahan! Perbuatan siapakah ini?
Manusia!

Peran manusia di dalam dunia dapat diibaratkan sel kanker planet dunia! Coba Anda simak.
Bukankah sel kanker dalam tubuh berkembang biak begitu cepat untuk menekan sel-sel tubuh
lainnya? Sel itu berkembang biak sedemikian pesat dan kemudian menganggap dirinya makin
perkasa! Sampai tiba pada suatu hari, tubuh pun luluh lantak dan mati. Apa nasib sel kanker dalam
tubuh? Ikut mati! Sel kanker walau tiada henti berkembang biak setelah seluruh tubuh manusia
luluh dan mati, sel kanker itu pun turut mati! Demikian halnya dengan manusia. Secara sewenang-
wenang manusia merampas hak hidup begitu banyak binatang dan tumbuhan, dan kemudian
merasa dirinya makin perkasa! Benarkah demikian? Tunggulah hingga seluruh ekosistem planet
bumi ini rusak dan tidak memungkinkan lagi manusia dapat bertahan hidup.

Karena itu, manusia sekali-kali tidak boleh berpandangan sempit dan memusatkan perhatian
pada kepentingan di depan matanya saja. Manusia tidak hanya wajib menyayangi sesama
manusia, tetapi juga harus mengembangkan kasih sayang dan penghargaannya kepada segala

65

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

jenis mahkluk dunia. Dan karena sadar dan paham akan perlunya menghargai segala jenis mahkluk
dunia, kita pun tidak akan lupa mendidik anak-anak kita agar paham dan menghargai jiwa segala
mahkluk dunia. Sekaligus kita menumbuhkan hati penuh kasih sang anak. Ketika anak cucu kita
telah mempunyai hati penuh kasih, siapa yang paling diuntungkan? Tentu saja kedua orangtua
dan keluarganya. Jadi, sekali lagi mari kita ingat bahwa manusia dalam hidupnya harus berpikir
dan bertindak bijaksana. Apabila tidak bertindak bijaksana, manusia dapat melakukan hal-hal
yang dapat membuatnya menyesal seumur hidup! Jadi, kasihilah seluruh mahkluk dunia dengan
adil dan merata.

Mari kita mulai dari bagian pertama yang berbunyi: 
【凡是人,皆须愛。天同覆,地同载 。fan shi ren, jie xu ai. tian tong fu, di tong zai】

[Sesama manusia, sebagai mahkluk yang sama, harus saling menyayangi. Langit sama
dijunjung, Bumi sama dipijak!]

Kita sesama manusia yang bermukim dan hidup pada planet bumi yang sama. Kita hidup
bersama di antara satu langit dan satu bumi. Maka sudah seharusnya kita berbagi suka dan duka.
Seorang rekan Guru Cai berkata kepadanya, “Mampu menyayangi dan melindungi semua mahkluk
dunia sejatinya itu berarti Anda telah menjalankan Jalan Xiao dan Ti (Xiao adalah berbakti kepada
orangtua; Ti adalah menyayangi kakak adik). Langit adalah ayah dan bumi adalah ibu. Setiap orang
adalah anak dari bumi, dirawat dan dibesarkan oleh bumi. Jika hari ini tidak ada bumi, apa yang
akan kita makan? Bumilah yang merawat dan membesarkan kita, maka sedetik pun tak boleh kita
melupakan jasanya! Kalau kita mengakui bumi sebagai bunda kita, maka semua mahkluk bumi
yang dirawat dan dibesarkan oleh Bunda Bumi kita selayaknya menjadi saudara-saudara kita yang
harus kita kasihi.” Dengan demikian, kita sungguh tidak boleh melukai binatang! Melukai binatang
berarti kita tidak menjalankan unit pertama Di Zi Gui yakni Xiao Ti! Dan Guru Cai menjelaskan
pengertian Xiao Ti yaitu: Berbakti kepada orangtua; menghormati kakak dan mangayomi adik
yang diperluas sehingga tidak menjangkau umat manusia saja tetapi juga seluruh mahkluk bumi.

Di zaman perang dahulu kala, hidup seorang menteri yang sangat ternama dan berakhlak
mulia bernama 孙叔敖 - Sun Shu Ao. Pada suatu hari, ia melakukan kunjungan kerja ke luar kota.
Di sana ia berjumpa dengan seekor ular berkepala dua. Di negeri Menteri Sun ada kepercayaan
rakyat bahwa orang yang berjumpa dengan ular berkepala dua pasti akan menemui ajal atau

66

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

bernasib naas. Karena itu, sang menteri tidak ragu mengambil sebatang kayu dan membunuh
ular tersebut. Setelah membunuhnya, ular itu pun dikuburnya baik-baik. Kemudian Menteri Sun
menemui ibundanya dan dengan sedih berkata, “Saya tidak lagi mampu merawat ibu, karena saya
berjumpa dengan ular berkepala dua. Ajalku sudah dekat!” Nah, moral dari cerita ini adalah saat
bertemu dengan ular berkepala dua, yang pertama terlintas dalam pikiran orang adalah cepat
bunuh ular itu agar orang lain tidak sempat melihatnya lalu kehilangan jiwanya. Hal lain yang
membuat Menteri Sun bersedih hati adalah bahwa ia tak mungkin dapat merawat ibundanya
lagi karena yakin ia tak dapat hidup lebih lama setelah berjumpa dengan ular berkepala dua.
Sang ibu sangat terharu mendengar kata-kata puteranya. Ia pun menghibur Menteri Sun, “Nak,
jangan takut. Engkau memiliki hati yang demikian mulia. Kelak kamu pasti memperoleh karma
baik!” Ternyata, di kemudian hari karir Menteri Sun semakin menanjak. Ia diangkat menjadi
Perdana Menteri Negeri Chu. Disini terbukiti kebenaran hukum karma: “Setiap perbuatan baik
akan terbalas dengan kebaikan pula”.

Mari kita lanjutkan ke bagian ke-2, sebagai berikut:【行高者,名自高,人所重,非貌
高。才大者,望自大,人所服,非言大。
Orang yang berbudi luhur, keharuman namanya akan membubung tinggi. Yang dihormati orang
adalah keluhuran budinya, bukan paras luarnya. Barangsiapa yang berbakat dan berkemampuan
tinggi, maka ketenaran namanya akan menonjol. Yang dikagumi orang terhadapnya adalah bakat
dan kemampuannya, bukan bualannya!

Seseorang yang berbudi luhur keharuman namanya akan beredar dan tersebar luas. Ia
tidak perlu menggembar-gemborkannya sebab angin keharuman namanya akan bertiup keluar
dengan gencarnya. Mahaguru Confucius dalam Kitab Analect pernah mengatakan, “Sekali angin
keluhuran budi bertiup, maka rakyat jelata dan anggota masyarakat lain akan tertular, terdidik, dan
mereka akan ikut belajar dan meniru. Tentu saja, penting bagi orang yang berbudi luhur memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang moral dan etika. Dengan demikian, multiplier effect yang
ditimbulkan akan semakin kentara. Karena itu, ketika Mahaguru Confucius berkeliling Tiongkok
untuk bercermah tentang ajaran-ajaran moral dan etika, maka pengajarannya tersebar demikian
pesat. Pelajar-pelajar dari seluruh pelosok Tiongkok datang untuk belajar langsung dari Mahaguru
Confucius.

67

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pertanyaan yang sangat menggelitik kita selama ini adalah, “Hal-hal apa saja yang
menjadi bahan pemikiran dan renungan Mahaguru Confucius setiap saat dari hari ke
hari?” Sebab kita semua paham bahwa “Tindakan adalah buah dari hati dan pikiran”.
Confucius dalam Kitab Analect-nya menyinggung bahwa ada empat hal yang selalu menjadi
keprihatinannya, yakni : “德之不修,学之不讲,闻义不能徙,不善不能改,是吾忧也”.
Mahaguru setiap hari senantiasa aktif terlibat dalam pelatihan serta pemeliharaan perilaku bajik-Nya.
Beliau tak ingin satu hari terlewat tanpa pelatihan moral dan mental.

Kedua, beliau tak ingin satu hari terlewat tanpa mewariskan ilmunya kepada anak didiknya.
Ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya harus diceramahkan, agar masyarakat luas memperoleh
manfaatnya dan agar semakin banyak orang meresapkan kebijaksanaan.

Ketiga, begitu mendengar sesuatu peristiwa “Kebenaran dan Keadilan”, beliau akan berupaya
membuat peristiwa tersebut langgeng dalam ingatan banyak orang.

Keempat: Mahaguru setiap saat senantiasa mawas diri, apakah pada dirinya masih terdapat
kekurangan yang perlu segera diperbaiki? Dia tidak boleh lengah sama sekali dan tidak boleh
menunda-nunda. 

Karena hati dan pikiran Confucius senantiasa dipenuhi dengan keempat hal tersebut, maka
keluhuran budinya dan sumbangsihnya kepada kemanusiaan menjadi semakin terpancar luas, dan
dengan sendirinya beliau memenangkan hormat dan kasih sayang banyak orang kepadanya. Ini juga
membuktikan bahwa, “Yang dihormati orang adalah keluhuran budi, dan bukan paras luarnya.”

Kalimat berikutnya, “Barangsiapa berbakat dan berkemampuan tinggi, ketenaran namanya
semakin menonjol. Yang dikagumi orang bukan bualannya!” Seseorang yang betul-betul berbakat
dan berkemampuan tinggi, ketenarannya dengan sendirinya akan semakin tersebar luas. Orang itu
tidak membual dan berkoar-koar, sebab hanya bakat dan kemampuannya yang membuat orang
kagum. Bakat serta kemampuannya mutlak hanya dikembangkan di atas sebuah fondasi yang tidak
lain adalah keluhuran budi.

Dapatkah bakat dan kemampuan tinggi tanpa budi yang luhur menimbulkan kekaguman orang?
Tidak! Maka, kalimat ini harus didahului dengan kalimat di atas yang berbunyi, “Seseorang yang

68

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

berbudi luhur, keharuman namanya akan membubung tinggi.” Hanya seseorang yang berbudi luhur
dapat membuat bakat dan kemampuan yang dimilikinya terarah kepada satu tujuan yang mulia, yakni
memberi manfaat sebesar-besarnya bagi orang banyak, keluarga, dan masyarakat. Apabila ini terjadi
maka bakat dan kemampuannya dapat menimbulkan kekaguman dan hormat dalam masyarakat.
Sebaliknya, bila bakat dan kemampuan seorang hanya terarah kepada kepentingan dirinya sendiri,
tak mungkin orang banyak menaruh hormat padanya. Seringkali kita menyaksikan banyak orang
berkemampuan tinggi membuat kita kagum pada mereka. Anak-anak kita juga sering berkhayal
ketika menyaksikan seseorang berkemampuan demikian hebat. Mereka penasaran, apa sih kiatnya?
Apa sih rahasianya?

Sebagai orangtua kita harus membimbing anak kita untuk tidak berhenti pada rasa kagum. Anak-
anak perlu terus menyimak latar belakang mengapa orang lain bisa memiliki kemampuan setinggi itu.
Kemampuan demikian pasti tidak diraih dalam sekejap, tetapi setelah menempuh kiat ini: Gosoklah
batang besi menjadi sebuah jarum”. Semua ilmu dan kemampuan yang diraih tidak jatuh dari langit.
Sikap jitu seperti inilah yang perlu ditanamkan pada diri anak. Sikap gigih dan tekad yang kuat adalah
modal pokok seseorang meraih keberhasilan! 

Guru Cai membeberkan kisah sukses rekan gurunya yang bernama Yang Shu Fen. Guru Yang
adalah pakar penulisan kaligrafi ternama. Tulisan kaligrafinya sangat indah sehingga mengundang
decak kagum para guru lain. Berapa lamakah Guru Yang berlatih menulis? Tidak kurang dari 41 tahun!
Pada usia 5 tahun ia mulai berlatih menulis kaligrafi berlembar-lembar setiap hari. Karena itu, guru
Yang berhasil mencapai kemampuan kaligrafi seperti yang dimilikinya sekarang. Kesimpulannya,
sesungguhnya diperlukan kegigihan, pengorbanan, kebulatan tekad, dan juga hati yang penuh
pengabdian kepada masyarakat untuk terus mengasah kemampuan seseorang dengan terobosan-
terobosan.

Mari kita beralih ke bagian berikutnya yang berbunyi:
【 己 有 能,勿 自 私,人 所 能, 勿 轻 訾 。

ji you neng, wu zi si , ren suo neng, wu qing zi
勿  谄  福 ,勿  骄  贫 ,勿 厌  故 ,勿  喜  新 。
wu chan fu,   wu jiao pin,   wu yan gu,   wu xi xin  
人 不 闲,勿 事 搅,人 不 安,勿话扰
ren bu xian, wu shi jiao, ren bu an,  wu hua rao】

69

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Mari kita simak bait pertama: dengan bakat dan kemampuan yang 
kita miliki, jangan kita egois dan jangan menolak menolong orang lain. Tatkala seseorang
menggunakan bakat dan kemampuannya menolong orang, sesungguhnya ia telah melaksanakan
tiga jenis perbuatan amal. Kita yang hidup antara langit dan bumi, asalkan kita mampu
menanamkan karma yang baik, kita pasti akan mendapat balasan yang baik pula. Terdapat
tiga macam perbuatan amal yang dapat membuahkan tiga jenis karma yang berbeda pula.
Jika seseorang bumi ini bercita-cita ingin menjadi orang yang pintar dan bijaksana (wise),
karma apa yang harus ia tebarkan? Ia perlu menebar Karma Fa (法布施). Bila seseorang ingin
memperoleh kesehatan dan panjang umur, maka karma yang perlu ia tebar adalah Karma 
Wu Wei 无畏布施, yaitu suatu karma yang diwujudkan dengan perbuatan sebagai berikut: Setiap
saat berupaya meringankan penderitaan orang lain, setidaknya mengurangi satu jenis penderitaan
dari umat manusia. Setiap saat berupaya peduli terhadap penderitaan orang akan membuahkan
Karma berupa kesehatan dan panjang umur. 

Apabila seseorang berbagi Ilmu yang dimilikinya dengan orang lain, dengan jalan mengajar/
mendidikdanberbagipengalamanyangdimilikinyadenganoranglain,makaorangini sesungguhnya
telah melaksanakan 内财布施 (Inner Wealth Donation). Dan, karena ia juga membimbing orang
lain, ia telah membuat orang bertambah cerdas dan bijaksana, maka ia juga telah melaksanakan
法布施 (Legal Donation).

Di samping itu, ilmu dan pengetahuan yang diajarkan/dibagikan kepada orang lain membuat
orang itu bertambah ilmu pengetahuannya. Dengan demikian, dengan ilmu dan pengalaman
yang bertambah, orang itu bisa memperoleh pekerjaan/profesi yang lebih baik dan karena
itu pendapatannya lebih besar. Pada gilirannya, keluarganya akan semakin sejahtera. Jadi, ini
termasuk amal yang menolong mengurangi penderitaan orang lain. Amal seperti ini disebut 无畏
布施 (No Worry Donation).

Jadi, orang yang berbagi/mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain sesungguhnya
telah mencerdaskan orang lain. Amal yang ia lakukan adalah 法布施(Legal/Law Donation).
Namun secara bersamaan ia juga melaksanakan tiga jenis amal sekaligus, yakni 法布施 (Legal/
Law Donation),内财布施 (Inner Wealth Donation), 无畏布施 (Fearless Donation). Dari ketiga
jenis amal tersebut, maka 法布施adalah amal yang secara mendasar menyelesaikan persoalan
hidup manusia. Mengapa demikian? Pepatah mengatakan, “Menolong memenuhi kebutuhan

70

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sesaat seseorang tidak mengentaskan kemiskinan orang itu”. Anda dapat menolong kebutuhan
sesaat seseorang, tapi bila mindset ketergantungannya tidak berubah, kemungkinan besar
semakin anda membantu, semakin ia tergantung kepada anda. Ini adalah efek samping dari suatu
pertolongan. Pertolongan kepada seseorang yang paling hakiki adalah memberi kesempatan bagi
dia untuk menerima pendidikan tepat guna. Mindset orang itu juga perlu diubah. Maka, problem
hidup orang itu akan secara mendasar terselesaikan. Jadi, sebagai orangtua, kita tidak boleh lalai
menasihati anak-anak kita, “Kemampuan yang engkau miliki harus engkau bagikan dengan orang
lain. Jangan egois!” Dengan demikian anda menanamkan karma baik.

Kita lanjutkan, “人所能,勿轻訾 - ren suo neng, wu qing zi “. Apabila kita melihat orang lain
berbakat dan berkemampuan lebih, mutlak kita tidak boleh dengki, cemburu, dan memfitnahnya!
Sikap seperti ini akan berdampak buruk bagi diri kita. Ketika dalam diri seseorang timbul rasa iri ,
maka dengan sendirinya sikap dan perilaku bajiknya akan menurun! Ketika rasa iri dan cemburu
menguasai batin seseorang, maka sikap dan akhlak luhurnya dikendalikan oleh sikap buruknya itu.
Hati yang penuh cemburu akan membuat orang itu murung dan galau!

Mari kita berlapang dada dan melakukan “Memuji perilaku bajik seseorang adalah perilaku
bajik! Ketika orang itu mendengar pujian anda, maka ia akan semakin terdorong melakukan
lebih banyak lagi kebaikan.” Maka, di zaman dahulu , Kaum Cendekiawan senantiasa menjaga
sikap “Sesama cendekiawan saling menyayangi dan memuji!” Sebab sungguh tidak mudah
mendapatkan seorang cendikiawan yang muncul dan memberi manfaat besar bagi masyarakat.
Dan kita semua paham bahwa melaksanakan suatu tugas amal bakti sosial sungguh tidak mudah!

Kita sungguh wajib memberi pujian kepada para cendekiawan sekaligus dermawan atas
sumbangsih mereka bagi masyarakat. Kita wajib membantu orang-orang seperti ini sekuat tenaga,
agar bersama sama menunaikan tugas-tugas mulia tersebut.

Maka ketika kita berkarya/bertugas di tengah sebuah organisasi massa, jika kita tidak
melaksanakan tugas kita dengan baik, maka yang kena dampaknya bukan satu orang, bukan satu
keluarga , melainkan seluruh anggota organisasi tersebut! Oleh karena itu , bila kita berkesempatan
berkarya untuk orang banyak, mutlak tidak boleh ada rasa iri dan dengki. Sebab, rasa iri dan
dengki ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi kemungkinan besar menggagalkan seluruh
tugas organisasi. Maka, kita para pelaksana tugas organisasi harus memegang teguh sikap: “Tidak

71

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

mengemis-ngemis pahala, tetapi berupaya agar tidak melakukan kesalahan!” Lalu, di tengah-
tengah organisasi kita ikut bergembira menyaksikan perikaku bajik orang lain. Kita juga memuji
kebajikan orang lain. Dengan sikap dan hati seperti ini, prestasi moral kita tidak berbeda dengan
orang itu.

Mari kita lanjutkan dengan kalimat berikut, “勿谄富,勿骄贫 - wu chan fu , wu jiao pin”
Jangan anda bermanis muka dan menjilat orang-orang kaya, dan jangan pula anda bersikap
sombong di hadapan orang miskin, memandang rendah mereka.

子路 - Zi Lu, salah seorang murid andal dari Confucius bertanya kepada Mahaguru Confucius:
“Orang yang miskin tidak bermanis muka dan menjilat orang kaya, orang yang kaya tidak
memegahkan diri di depan orang miskin “ Apa ini dapat dianggap berbudi luhur?

Mahaguru Confucius menjawab, “Ya, betul, tapi perlu ditambah dengan satu bait lagi, yakni
: “贫而乐,富而好礼 - pin er le, fu er hao li” , meskipun dirinya miskin, namun ia tidak perlu
menjilat orang kaya. Ia sangat paham mengapa ia sekarang dalam kondisi miskin, bahwa untuk
mengubah nasib buruknya ia harus menanamkan karma baik, bahwa ia harus terus-menerus
melakukan amal kebaikan. Kelak, karma baik yang ia petik membuat ia menjadi tuan dari nasibnya!

Para cendekiawan yang bijaksana paham betul akan hukum karma ini. Walau dalam keadaan
miskin ia tetap bahagia. Bahagia karena menjadi orang yang berbudi luhur. Sebaliknya, seseorang
yang walaupun sangat kaya namun tetap rendah hati dan penuh tata karma. Kepribadiannya tidak
akan berubah 180 derajat hanya kerena ia tiba-tiba menjadi orang kaya. Selain itu , ia juga sadar
untuk menggunakan kekayaannya untuk menolong orang miskin!

Singkat kata, tidak peduli apakah kita hidup dalam kondisi kaya atau miskin, kita akan tetap
menjalani kehidupan dengan tenang damai dan bahagia.

Dalam Kitab Suci [朱子治家格言 - Norma Norma Mengelola Rumah Tangga : oleh Zhu Zi],
terdapat sebuah pepatah yang berbunyi : “见富贵而生谄容者,最可耻 – jian fu gui er sheng
chan rong zhe, zui ke chi”. Orang yang pasang muka manis bila bertemu dengan orang kaya, paling
memalukan, paling menjijikan!

72

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pepatah di atas selanjutnya berbunyi : “遇贫穷,而作骄态的,贱莫甚 - yu pin qiong, er zuo
jiao tai shen”. Saat bertemu orang miskin, langsung memasang lagak seperti seorang bermartabat
tinggi dan bersikap menghina. Ini adalah sikap yang paling hina. Walaupun ia seorang kaya, tapi
martabatnya sangat hina.

73

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

74

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XXXVI

KASIH SAYANG: MERASAKAN DENGAN HATI KEBUTUHAN YANG DIKASIHI

Kawan-kawanku sekalian, Pelajaran Di Zi Gui telah memasuki unit ke-5 yakni, “Fan Ai Zhong
— Kasihi seluruh umat secara adil dan merata”. “Umat” berarti: “Umat Manusia”, “semua benda
yang ada di muka bumi”, “umat makhluk Tuhan yaitu tumbuhan dan binatang!” Tentu saja,
“Kasih” di sini mengandung arti menggunakan HATI merasakan kebutuhan lawan dan dengan hati
memahami perasaan lawan. Dengan demikian, pergaulan antarmanusia akan semakin RUKUN,
penuh rasa gembira dan bahagia, dan sama sekali bebas dari bentrokan dan gesekan antara
teman.

Mahaguru Mensius pernah berkata, “天时不如地利,地利不如人和 — Waktu yang tepat
tidak sebagus keadaan tanah/bumi yang subur; Bumi/tanah yang subur tidaklah sebaik kerukunan
umat manusia”. Jadi antara 天时 — Waktu yang tepat, 地利—Bumi yang subur,dan人和 –
Kerukunan umat manusia, mana yang lebih penting? Yang lebih penting adalah kerukunan umat
manusia. Untuk meraih kerukunan umat manusia, perlu sikap toleran, yaitu suatu sikap dapat
hidup berdampingan damai dan harmonis dengan sesama manusia. Bagaimana konkritnya meraih
kerukunan antar umat? Tidak lain dalam kehidupan sehari-hari, dalam penanganan masalah,
dalam memperlakukan sesama umat, dan dalam berhadapan dengan segala makhluk, kita harus
menerapkan ajaran Di Zi Gui, khususnya penerapan pasal yang berbunyi, “Apabila anda mempunyai
bakat dan kemampuan tertentu, janganlah engkau bersikap egois, tidak berbagi dengan yang
membutuhkan. Jika  anda menerapkan ajaran ini, pasti anda akan memperoleh  kerukunan dan
kedamaian antar umat.

Mahaguru Mensius bersabda lagi, “Mereka yang bermoral mulia akan mampu menuai banyak
bantuan. Mereka yang tidak bermoral akan sedikit sekali memperoleh bantuan orang! Kawan-
kawanku sekalian, di sini apa yang dimaksudkan dengan moral? Dalam kitab《中庸:JALAN
TENGAH 》dikatakan, “Latih dirimu dengan jalan moral, latihlah moralmu dengan welas asih.” Jadi,
moral di sini telah mewakili “hati penuh welas asih”. Apabila seseorang senantiasa memikirkan
kepentingan orang lain, sebenarnya ia telah berada di tengah-tengah kearifan moral! Orang yang

75

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

bermoral mulia mempunyai hati penuh welas asih. Sedangkan, seseorang yang tidak bermoral
adalah orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri! Apa yang engkau tebar, itu pula
yang engkau tuai! Orang bermoral mulia yang senang membantu orang lain pasti juga akan
memperoleh banyak bantuan! Sedangkan yang tidak bermoral sulit mendapat bantuan. Bahkan,
sanak keluarganya pun akan menjauhinya! Bagi mereka yang bermoral mulia, karena kapan
saja dan dimana saja senantiasa memikirkan kepentingan orang dan senantiasa penuh dengan
kebajikan, maka orang-orang di sekitarnya akan merasakan getaran welas asihnya. Dan mereka
rela bergabung dengannya untuk bersama-sama berjuang menggapai hidup yang bahagia!

Dikisahkan, di zaman Dinasti Zhou, bagaimana Kaisar Zhou Wen Wang (周文王)dengan
hati penuh welas asih memenangkan hati rakyat! Suatu ketika serombongan pekerja proyek yang
sedang menggali menemukan sejumlah tulang belulang manusia dan meletakannya di tepi galian.
Kaisar Zhou Wen Wang yang kebetulan sedang melakukan inspeksi pada proyek tersebut melihat
tumpukan tulang belulang tersebut. Kaisar pun segera memberi perintah agar tulang belulang
tersebut dimakamkan dengan pantas dalam upacara keagamaan yang khidmat. Masyarakat yang
menyaksikan pemandangan ini sangat terharu dan berkomentar: “Coba tengok, terhadap jasad
orang pun Kaisar Wen Wang memberi perhatian yang begitu besar, apalagi terhadap manusia
yang masih hidup. Pasti lebih besar lagi kepedulian beliau, seperti kepedulian terhadap anak
kandungnya!

Dengan bekal hati penuh welas asih, Dinasti Zhou dengan cepat berhasil mempersatukan
seluruh wilayah Tiongkok. Kaisar Zhou bahkan bisa menjadikan Dinasti Zhou dinasti terlama dalam
sejarah Tiongkok. Dinasti Zhou bisa bertahan tidak kurang dari 800 tahun lamanya!

Unit ke-5 dari Di Zi Gui yang berbunyi: “Fan Ai Zhong - Kasihilah sesamamu dengan adil dan
merata” berisi ajaran yang berpusat pada “WELAS ASIH”. Mari kita simak bersama:

【己所能,勿自私 – ji suo neng, wu zi si】
Dengan kemampuan yang anda miliki, dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga, bantulah dan
beri pelayanan kepada sesama. Simaklah kisah dari zaman Dinasti Song (宋朝 dengan Perdana
Menteri Fan Zhong Yan (范仲淹). Di masa kecilnya, Fan Zhong Yan pernah bertemu dengan seorang
peramal nasib. Fan Zhong Yan kecil menghampiri tukang ramal itu dan bertanya, “Tolong Tuan
bantu lihat nasib saya, apakah saya bisa jadi Perdana Menteri kelak?” Mendengar pertanyaan ini,

76

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Si Peramal terkejut dan dengan spontan berkata, “Anak dengan usia sekecil ini ambisinya besar
sekali!” Mendengar kata-kata tukang ramal ini, ia merasa malu. Sambil menunduk , Fan Zhong Yan
berkata lagi, “Kalau tidak, ya coba lihat apakah saya bisa menjadi dokter?” Si Peramal terheran-
heran.

Semula cita-citanya mau jadi Perdana Menteri, kini cita-citanya turun hingga jadi dokter. Si
Peramal lalu bertanya kepada Fan Zhong Yan, “Mengapa cita-citamu yang pertama berbeda begitu
jauh dengan yang kedua?” Fan Zhong Yan menjawab, “Sebab di masyarakat hanya ada dua profesi
yang dapat menolong manusia, yakni seorang perdana menteri yang bijak dan seorang tabib yang
bajik. Sebab seorang perdana menteri bijak dengan kebijakan pengelolaan negeri yang ditangani
dengan baik akan dapat mensejahterakan jutaan rakyat negeri. Sedangkan seorang tabib yang
pandai dan peduli kepada pasiennya dapat menolong rakyat yang menderita sakit. Mendengar
penjelasan Fan Zhong Yan, Si Peramal menjadi sangat terkesan. Pada usia demikian kecil, ia
telah bercita-cita tidak memikirkan dirinya sendiri melainkan untuk membantu orang banyak! Si
Peramal terharu dan berkata, “Engkau memiliki hati yang demikian mulia. Kelak, engkau pasti
dapat menjadi perdana menteri, sebab engkau telah memiliki hati seorang perdana menteri.
 
Kawan-kawanku, bukan suatu kebetulan Fan Zhong Yan berhasil menggapai cita-citanya
menjadi seorang perdana menteri. Sejak kecil ia tekun mempelajari Kitab Suci Mahaguru
Confucius: “四书 – Si Shu” dan “五经 – Wu Jing”. Pada saat belajar Wu Jing, Fan Zhong Yan fokus
kepada ayat tentang bagaimana mengelola negeri dan mendamaikan seluruh penjuru Dunia!
Jadi kawan kawanku sekalian, sebagai orangtua anda harus mendorong anakmu sejak kecil
untuk bercita-cita! Sekali sasaran hidup telah ditanamkan dalam diri anak, ia berjuang sekuat
tenaga untuk meraihnya! Apalagi bila cita-citanya kelak akan mensejahterakan masyarakat, maka
kemungkinan besar dalam proses pertumbuhannya, anak itu akan mendapat banyak bantuan dari
para dermawan!

Fan Zhong Yan, ketika menjabat sebagai perdana menteri membeli banyak sekali lahan kosong
dan mengubahnya menjadi sawah ladang! Sawah ladang ini dibagi-bagikan dengan cuma-cuma
kepada sekitar 300 keluarga maupun orang-orang lain yang membutuhkan. Mereka menanam
tumbuh-tumbuhan pangan pada tanah itu sehingga mereka terhindar dari kekurangan pangan.
Kedermawanannya juga terlihat melalui peristiwa-peristiwa lain. Bila melihat ada anggota keluarga
dan teman mengalami kesulitan hidup, beliau tidak segan merogoh kocek untuk menolong

77

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

mereka. “Apa yang engkau tebar, itu pula yang engkau tuai”. Apa yang dituai Fan Zhong Yan dalam
hidupnya? Ternyata Kesuksesan Fan Zhong Yan hanya berada setingkat di bawah Confucius! Jika
ketenaran nama Confucius tetap berjaya selama lebih dari 2000 tahun, maka keharuman nama
Fan Zhong Yan tetap bertahan selama lebih dari 800 tahun lamanya. Mereka berdua telah berjasa
memberikan pelayanan tulus ikhlas kepada masyarakat luas.

Disamping memberi bantuan keuangan kepada sanak keluarga dan kawan yang
membutuhkan pertolongan, Fan Zhong Yan juga membangun dan mendanai sebuah sekolah
dimana makin banyak siswa dapat menimba ilmu dan memperoleh pengajaran tentang ajaran-
ajaran Confucius, dan kelak setelah lulus para siswa dapat mengabdi kepada negerinya. Sekolah
yang dibangun Fan Zhong Yan tersebut terus hidup hingga Dinasti Qing dan berhasil meluluskan
ratusan sarjana unggulan (状元)yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Dan kini,
di atas lahan tersebut masih berdiri sebuah sekolah menengah negeri unggulan ternama. Jadi,
sesungguhnya perilaku mulia Fan Zhong Yan hingga kini masih meninggalkan jejak. Dalam
kenyataannya, perilaku mulia Fan Zhong Yan juga telah mewariskan karma baik kepada anak
cucu keturunannya. Dalam Kitab Suci 《易经 - Yi Jing dikatakan, “Keluarga yang dipenuhi dengan
kebajikan pasti akan meninggalkan Kebahagiaan bagi keturunannya”. Ayat berikut [人所能,勿
轻訾 - ren suo neng, wu qing zi] Saat kita melihat orang lain memiliki kemampuan lebih, kita serta
merta iri dan mengkritiknya. Perbuatan ini akan menciptakan suasana yang tidak mendukung
kerjasama kelompok, bahkan suasana demikian mengganggu dan menggagalkan hal-hal baik yang
dihasilkan kelompok! Apabila perkaranya menyangkut kepentingan orang banyak, maka dosa kita
akan semakin besar. Karena itu kita harus berhati lapang untuk turut gembira atas kemampuan
orang yang lebih dari kita. Dengan demikian kita bisa bersama-sama merampungkan tugas-tugas
kelompok. Memang, merampungkan sebuah tugas sosial dengan berhasil tidak mudah. Usaha itu
membutuhkan kerjasama kelompok yang kompak. Tidak boleh ada saling dengki, iri, dan fitnah
diantara anggota kelompok.

Ayat berikut [勿谄富,勿骄贫 - wu chan fu, wu jiao pin]
Seseorang dengan hati yang penuh kebajikan akan tidak sembarang memandang rendah
orang lain, dan sudah pasti juga tidak bisa “menjilat” orang kaya! Ia tidak memandang orang dari
kekayaannya.

78

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Ketika pergaulan antar manusia hanya didasarkan pada uang, apakah persahabatan yang
terjalin bisa langgeng? Kita bisa melihat bagaimana sebuah perusahaan yang menarik orang
dengan iming-iming uang. Tidak lama kemudian, orang itu akan dengan mudahnya ditarik keluar
dengan uang pula! Jadi yang terpenting adalah: gunakan “Moral Sense” dan “Trust Sense” dalam
menjalin pergaulan dan persahabatan! Dan jangan lakukan itu dengan uang!

Mari kita simak kisah ini. Di zaman dahulu kala di Tiongkok, mengundang kaum cerdik pandai
dan para jenderal dari dua perang ternama agar mengabdi di kerajaan tidak dilakukan dengan
iming-iming uang. Ada kisah tentang revolusi pertama dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok, dimana
商汤 (Shang Tang) menggerakan revolusi menggulingkan Kaisar 夏桀(Xia Jie). Pada awalnya, Shang
Tang adalah seorang perdana menteri di bawah Kerajaan Xia. Beliau mendengar kabar tentang
seorang cendekiawan bijak tersohor bernama 伊尹 (Yi Yin). Ia berniat mengundang Tuan Yi
turun gunung dan bekerja untuk Kerajaan Xia. Maka perdana Menteri Shang Tang pun membawa
berbatang-batang emas dan pakaian mewah untuk menarik Tuan Yi memenuhi undangannya.
Namun Tuan Yi menanggapi undangan dan hadiah-hadiah itu tersebut dengan sikap acuh tak
acuh. Ia menjawab dengan sinis, “Saya bukan jenis manusia yang tergerak melihat hadiah
melimpah ini!” Shang Tang merasa malu mendengar jawaban sinis Tuan Yi. Ia meminta maaf
atas keteledorannya. Namun Sang Perdana Menteri tidak patah hati. Ia terus dengan hati tulus
membujuk Tuan Yi untuk membantunya. Tuan Yi akhirnya tergugah oleh ketulusan hati Menteri
Shang. Ia dapat memahami bahwa Menteri Shang sesungguhnya memang ingin menyelamatkan
negara! Akhirnya setelah sembilan kali berkunjung ke rumah Tuan Yi, Menteri Shang berhasil
membawa Tuan Yi ke istana untuk diperkenalkan kepada Kaisar Xia Jie. Namun Kaisar Xia sudah
terlanjur terbenam dalam kubangan rayuan wanita dan alkohol sehingga menelantarkan Negara.
Nasihat-nasihat yang diberikan penasihat kerajaan (Tuan Yi) tidak didengarnya lagi.

Menteri Shang Tang yang melihat Kaisar Xia Jie dalam kondisi mabuk kepayang dan tidak
lagi peduli akan kondisi rakyat yang semakin sengsara memutuskan mengambil tindakan. Dengan
sangat terpaksa Shang Tang berikrar di depan altar Tuhan, demi menegakkan keadilan bagi rakyat
jelata yang sengsara, ia akan menggerakkan pemberontakan Rakyat melawan Kerajaan Xia. Berkat
dukungan penuh rakyat jelata, Kerajaan Xia segera bisa ditumbangkan. Namun, walaupun telah
menumbangkan Kerajaan Xia, semua sanak keluarga Kaisar Xia tetap dilindungi dan ditempatkan
di sebuah lahan desa. Di sini dapat kita saksikan bahwa di zaman dahulu, seorang raja bijak tidak
sembarang menggerakkan perang, kecuali untuk kepentingan rakyat banyak. Dan sesudah musuh

79

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

utama dikalahkan, ia sama sekali tidak boleh lagi mengganggu nyawa rakyat yang tak berdosa.
Mari kita juga melihat kasus Tuan Yi. Sesungguhnya, ketulusan hati untuk mengundang seorang
bijak seperti Yi Yin mutlak perlu. Dan bahwa akhirnya Yi Yin memenuhi undangan Shang Tang,
apakah semata-mata karena diundang Menteri Shang Tang? Tidak. Ia datang demi menolong
rakyat banyak. Jadi, kesimpulan ayat ini adalah seorang penguasa mutlak harus mempunyai
“Moral Sense” tentang rakyat. Peribahasa mengatakan, “Pemimpin yang memenangkan hati
rakyat akan menguasai seluruh negeri. “Memang mutlak tidak bisa menggunakan uang untuk
menjalin hubungan baik dengan seseorang!

“勿骄贫 - Wu Jiao Pin” Jangan anda bersombong diri di hadapan orang miskin, atau
memandang rendah mereka. Kehidupan manusia senantiasa penuh dengan pasang surut.
Janganlah kita, dalam menghadapi seseorang yang sedang mengalami masa sulit dan susah, lebih
mempersulit mereka. Ini menunjukkan anda bertindak tidak bajik! Kelak anda akan mengalami
nasib “Barangsiapa yang kehilangan moral etika pasti akan jauh dari pertolongan orang! Bahkan
sanak keluarga juga akan menjauhi dan menolak menolong anda”. Hidup manusia jangan sampai
terperosok ke dalam nasib tragis seperti ini dan kemudian menyesalinya! Sekali lagi, jangan anda
menyombongkan diri di hadapan orang yang lebih susah. Sebaliknya, kita harus mengambil
prakarsa mendukung dan membantunya.
“勿厌故,勿喜新 - wu yan gu, wu xi xin” Jangan bosan pada yang lama dan menyenangi
yang baru. Saat kita bertemu dengan orang yang berwatak “Bosan dengan yang lama, senang
dengan yang baru”, kita pun teringat akan pepatah yang mengatakan, “Di zaman modern sekarang
ini, watak manusia tidak lagi sebaik zaman dulu.”

Sungguh tepat peribahasa yang mengatakan, “Teman lama lebih baik dari teman baru!” Sebab
pertemanan yang lama dan teruji oleh waktu berisikan banyak sumbangsih dan pengorbanan dari
kedua pihak. Yang terjalin antara keduanya adalah “恩义 - Budi Baik”, “情义- Welas Asih”, dan “
道义- Kepekaan Moral”. Guru Cai ingin mengajak kita mengenang kembali bab sebelumnya, yang
berkisah tentang seorang menteri di zaman Dinasti Han bernama 宋弘 - Song Hong. Kaisar Han Wu
Di (汉光武帝)menawarkan agar ia menikahi kakak perempuan kaisar. Song Hong menampik
dengan halus tawaran kaisar. Ia membisikkan dua kalimat ke telinga kaisar, “Pertemanan yang
dijalin pada masa susah tidak boleh dilupakan. Istri yang dinikahi saat kedua mempelai masih
dalam keadaan sulit tidak pantas diceraikan!”

80

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Para bijak di zaman dahulu kala sungguh menjunjung tinggi kepercayaan dan kepekaan
moral melebihi nyawanya sendiri! Sekalipun diancam dengan golok di lehernya untuk memaksa
mereka mengkhianati kepekaan moral, mereka lebih memilih mati. Mari kita simak kisah seorang
pahlawan zaman dahulu bernama 温天祥 - Wen Tian Xiang. Ketika tertangkap musuhnya dan
dijebloskan ke dalam penjara musuh, Wen Tian Xiang tetap tenang dan siap mati sebagai martir.
Di penjara ia menulis, “Saya menghadapi alat penyiksa bagai menikmati permen”. Karena jiwa
agung yang ditunjukkan beliau maka kepahlawanan beliau tetap dikenang masyarakat ratusan
tahun setelah kepergiannya. Dengan mengenang kepahlawanan Wen Tian Xiang kita teringat akan
suatu peribahasa yang berbunyi, “Dari dahulu  hingga kini, manusia tidak dapat terhindar dari
kematian. Tetapi suatu kematian bermakna meninggalkan nama harum yang dikenang masyarakat
selamanya”.

Alkisah di zaman Dinasti Han hidup seorang cendekiawan bernama 荀巨伯 - Xun Ju Bo.
Mendengar seorang teman baiknya sakit parah, ia pun pergi ke rumah temannya itu jauh di luar
kota. Setelah menempuh perjalanan beberapa hari, tibalah ia di rumah temannya. Dengan telaten
ia merawat temannya. Tiba-tiba, segerombolan perampok menyerbu masuk ke desa temannya
itu. Mereka merampok dan membunuh penduduk desa. Penduduk desa berhamburan ke luar
rumah mencari tempat yang aman. Si teman yang sedang sakit itu maklum bahwa dengan kondisi
fisiknya saat itu, ia tidak dapat melarikan diri. Maka ia mendesak teman yang merawatnya itu
agar segera meninggalkannya dan lari meluputkan diri dari para perampok. Akan tetapi, Xun Ju Bo
malah menjawab, “Jika aku pergi meninggalkan kamu berarti aku tidak bermoral sama sekali. Jadi
aku rela mati daripada harus meninggalkan kamu!” Tidak lama kemudian, gerombolan perampok
itu tiba di rumah teman tersebut. Xun Ju Bo keluar menemui mereka dan dengan lantang berkata,
“Temanku pemilik rumah ini sedang sakit berat. Kalian janganlah mengganggu dia! Jika kalian
tetap akan membunuhnya, bunuhlah aku! Mendengar ini, gerombolan perampok tersebut
tertegun terheran-heran. Saat semua penduduk desa panik berlarian meninggalkan desa, di
hadapan mereka seorang pria menantang maut untuk melindungi temannya dari gangguan
mereka. Gerombolan perampok itu terharu dan pemimpin gerombolan berseru kepada para
anggotanya, “Kita semua adalah gerombolan manusia yang tidak bermoral. Mana mungkin kita
berani merampok rumah yang dihuni orang-orang bermoral mulia seperti ini?” Maka mereka pun
pergi.

81


Click to View FlipBook Version