1
“Sky & Waktunya”
1. PROLOG
2. BAGIAN 1. “TAHUN BARU”
3. BAGIAN 2. “FESTIVAL”
4. BAGIAN 3. “KESEMPATAN”
5. BAGIAN 4. “SKY!!!”
6. BAGIAN 5. “DIA BERBEDA”
7. BAGIAN 6. “MAAF KENZIE,
KESEMPATANKU SUDAH HABIS”
8. BAGIAN 7. “THE MOON IS BEAUTIFUL,
ISN’T IT?”
2
PROLOG
“Selamat tahun baru Om Alex, Luna. Semoga di tahun yang
baru ini Om sama Luna sehat-sehat ya, dikasih kemudahan
dalam setiap pekerjaan nya, Om Alex doain Kenzie sama Luna
juga ya supaya kita bisa belajar dengan baik di sekolah, supaya
lulus dengan nilai yang bagus” kata Kenzie.
Malam itu adalah malam tahun baru, Kenzie merayakan tahun
barunya bersama dengan dua orang yang paling Ia sayangi, Om
Alex dan Luna sepupunya. Semenjak Kenzie menjadi yatim
piatu, Om Alex yang mengambil alih dalam mengurus Kenzie
sampai sebesar ini. Kenzie pun menganggap Om Alex dan
Luna sudah seperti ayah dan saudara kandung nya sendiri.
Tahun baru di malam itu menurut Kenzie sama dengan tahun-
tahun sebelumnya, tidak ada hal baru yang Kenzie lihat selain
kembang api, pemanggang daging, dan makanan-makanan
yang ada di atas meja. Tetapi Kenzie teringat bahwa ada satu
hal yang terkecuali, Sky Sevandra, pacarnya. Kehidupan
Kenzie sedikit berubah dikarenakan biasanya Ia hanya bisa
mengucapkan tahun baru kepada Om Alex dan Luna, tetapi
sekarang, Ia menambah ucapannya untuk satu orang.
3
“Zie, lo ga coba telepon Sky? lo ga inget ya sekarang tanggal
berapa?” tanya Luna.
“Sekarang tanggal 1 Jan.... astaga...gue lupa lun. Hari ini
anniversary gue sama sky yang ke-2” sahut Kenzie.
“Hampir aja lupa kan, untung gue ingetin” dengan bangga
Luna menjawab.
Setelah sempat kaget dengan apa yang Luna ingatkan, Kenzie
dengan cepat mencoba untuk menghubungi Sky. setelah dua
kali Klayn mencoba menghubungi Sky, tiba-tiba panggilan
tersebut dijawab.
“H-halo...sky...?” tanya Kenzie dengan nada yang ragu
“Iya, kenapa?” Sky bertanya balik dengan nada yang santai
Kenzie yang mendengar Sky bertanya lagi pun bingung, tidak
biasanya Sky lupa akan hari penting bagi mereka.
“Kok kenapa? kamu ga inget ya hari ini hari apa?”
“Inget. hari minggu kan?” jawab Sky dengan nada sedikit
tertawa
“Ya jelas aku inget lah, Happy Anniversary yang ke-2 zie...”
Sky melanjuti omongan nya.
4
Mendengar jawab yang dilontarkan oleh Sky, Kenzie pun
terdiam dan merasa sedikit kesal ketika Sky mencoba untuk
membuat nya malu.
“Kamu ngerjain aku ya.. galucu deh” sahut Kenzie dengan
nada yang sedikit kesal.
“Sebenernya sih engga ngerjain, aku inget kok hari ini hari apa,
cuma aku pengen tau aja kamu inget apa engga. ternyata... ga
inget ya”
“Maaf ya.. aku hampir lupa, untung ada Luna yang ingetin..”
ucap Kenzie dengan pelan.
Walaupun Sky tahu bahwa Kenzie hampir lupa dengan
tanggal penting mereka, Sky tetap merasa bahagia karena ini
adalah tahun ke dua mereka menjalani hubungan. Sky berharap
bahwa di tahun ini apa yang ingin Ia capai dapat terwujud, Ia
juga berharap bahwa hubungan yang Ia jalani dengan Kenzie
akan tetap seperti ini, walaupun Ia tahu akan ada masalah yang
mungkin datang kedepannya.
“Harapan kamu apa zie?” tanya Sky dengan tenang.
“Umm.... harapan aku bisa ketemu kamu besok di sekolah”
Kenzie menjawab dengan polos.
5
“Hmm.. ada-ada aja kamu zie. yaudah besok kita ketemu di
sekolah ya”
Sky menutup telfon nya tanpa mengucapkan apa-apa selain
kalimat itu, setelah Sky menutup telepon Kenzie pun menuju
ke kamar, bersiap-siap untuk tidur agar Ia tidak telat pergi ke
sekolah.
*
BAGIAN 1.
“Tahun Baru“
6
Pagi itu Kenzie bangun dari tidurnya dengan hati yang
senang. Ia menyiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah dan
tidak lupa setiap pagi Ia harus turun ke meja makan untuk
sarapan bersama dengan Om Alex & Luna.
“Pagi Om Alex” sahut Kenzie dengan penuh semangat.
“Pagi Kenzie, ada apa nih? kayaknya kamu semangat banget”
tanya Om Alex
Tiba-tiba terdengar suara Luna yang berjalan turun dari
tangga.
“Masa om gatau sih, hari ini kan anniversary nya Kenzie sama
Sky, itu lho pacarnya Kenzie yang pernah kerumah” Luna
menjawab sambil memberikan lirikan untuk Kenzie.
“Owalah.. Sky nih yang bikin kamu udah senyum pagi-pagi?
yaudah Om berdoa semoga kamu sama Sky langgeng ya” Om
Alex tersenyum.
Harapan yang dilontarkan Om Alex untuk Kenzie
membuatnya merasa sedikit malu. Tetapi dalam hari Kenzi, Ia
berharap bahwa harapan yang dikatakan oleh Om Alex adalah
hal yang baik.
7
Setelah Kenzie & Luna menyelesaikan sarapan nya, mereka
berdua pun bergegas untuk berangkat ke sekolah.
“Udah selesai sarapannya?” tanya Om Alex
“Udah nih pa, oh iya, pulang sekolah aku sama Kenzie ijin mau
pergi sebentar ya, jadi papa gausah suruh supir buat jemput”
jelas Luna.
Tanpa bertanya lagi, Om Alex menganggukkan kepalanya
sambil tersenyum. Ia menyuruh Kenzie dan Luna untuk segera
pergi ke sekolah. Kenzie dan Luna pun bergegas masuk ke
dalam mobil.
Sesampainya di sekolah, Kenzie & Luna bergegas untuk
masuk ke dalam gedung sekolah. Dengan rasa semangat yang
ada dalam dirinya, Kenzie mencoba untuk mencari Sky.
Setelah beberapa menit mencari, Kenzie sadar bahwa
sepertinya Sky belum ada di sekolah tersebut. Ia memberitahu
Luna untuk masuk ke kelas lebih dulu.
“Lun, lo pergi ke kelas duluan ya? gue mau nunggu Sky
sebentar disini”
“Yaudah, tapi jangan lama-lama ya zie, gue takut nti ada guru
masuk ke kelas terus lo telat lagi” kata Luna
8
“Iya iya, tenang aja gue cuma bentar kok”
Setelah Luna masuk ke dalam kelas, Kenzie menunggu Sky
untuk beberapa saat, dengan perasaan semangat Ia hanya
menunjukkan wajah tersenyum nya kepada semua orang. Tak
lama, orang yang Ia tunggu pun datang. Sky, hari itu Ia datang
menggunakan mobil warna hitam, Ia turun dari mobil tersebut
dengan pakaian sekolah yang rapih, postur badan yang tinggi,
kulit putih bersih, rambut hitam yang terlihat lembut dan
sedikit menutup mata nya, bibir berwarna merah muda dengan
senyuman yang manis terarah pada Kenzie.
“Kenzie” Sky tersenyum.
“Sky! tumben lama, biasanya kamu udah di sekolah duluan
sebelum aku dateng”
“Ya... hari ini aku telat karna isi bensin dulu tadi, sorry ya”
“Yaudah gapapa, kalo gitu aku masuk ke kelas dulu ya, nanti
pulang sekolah kita ketemu di kantin”
Kenzie bergegas masuk kelas karena jam sudah menunjukkan
pukul 8. Sambil melihat Kenzie yang menuju ruang kelas, Sky
tersenyum tipis mengingat bahwa manis dan lugunya Kenzie.
Dengan cepat Sky berlari menuju ruang kelas, yang sangat Ia
9
sayangkan Ia telat masuk jam pertama. Sky mengetuk pintu
kelas dengan hati-hati sambil menundukkan kepala nya. Hari
itu kelas yang diajar oleh Pak Remon terasa tegang karena sifat
Pak Remon yang tegas dan mementingkan kedisiplinan untuk
setiap siswa yang ada di sekolah itu.
“Sky. lihat jam berapa sekarang?” tanya Pak Remon dengan
nada yang sedikit tinggi.
“Maaf pak, tadi saya harus isi bensin dulu makanya saya telat.
tapi.. ini baru telat semenit pak” kata Sky.
“Telat semenit? semenit saja bagi saya berguna Sky. saya tidak
suka jika ada anak murid yang tidak disiplin dan mencari
alasan yang seharus nya sudah bisa diatur. kenapa kamu ga isi
bensin dari kemarin kalo memang mau dipakai hari ini?” tegas
Pak Remon.
Sky adalah orang yang tidak suka jika ada seseorang yang
membersarkan masalah yang seharus nya tidak menjadi
masalah yang besar. Dengan mendengar perkataan Pak Remon
yang cukup panjang membuatnya merasa sedikit risih. Baginya
kesalahan yang Ia lakukan seharus nya dimaafkan bukan malah
diperpanjang. Dengan cepat Sky meminta maaf dipikirnya agar
Pak Remon bisa berhenti bicara.
10
“Saya minta maaf pak, besok-besok saya gaakan telat” Sky
pergi menuju meja nya.
“Yasudah, tapi kalau besok kamu masih telat, saya akan kasih
hukuman supaya kamu ga kebiasaan. ini berlaku ga cuma
untuk Sky tapi untuk murid-murid yang lainnya, jadi tolong
semua murid yang ada di kelas ini didengar apa yang bapak
bilang”
“Baik pak” semua murid di kelas itu menjawab Pak Remon.
(Pulang Sekolah)
Ketua OSIS datang ke setiap kelas dan meminta para murid
dan juga guru untuk segera kumpul di lapangan. Guru-guru
ikut mengatur seluruh siswa untuk berbaris di lapangan
sembari ketua osis menyiapakan keperluan yang mereka
butuhnya di lapangan itu. Setelah beberapa menit menyiapkan
mikrofon dan panggung kecil yang ditaruh di tengah-tengah
lapangan tersebut, Ketua OSIS mulai memberikan
pengumuman.
“Selamat siang Bapak & Ibu guru dan teman-teman. Saya,
Owen selaku ketua OSIS dan juga para anggota OSIS
mengumpulkan para guru dan juga murid untuk memberikan
pengumuman”
11
Owen. tidak memiliki nama panjang atau nama panggilan
khusus, hanya Owen. Owen adalah salah satu murid yang
menjadi pemenang sebagai ketua OSIS. Dan fakta menarik
lainnya adalah, Owen merupakan sepupu dari Kenzie yang
berasal dari keluarga Ibu nya. Alasan Kenzie lebih memilih
untuk tinggal bersama Om Alex dan Luna dikarenakan rumah
Owen terletak cukup jauh dari sekolah, sehingga pikir Kenzie
Ia tidak mau menghabiskan waktu dengan jarak rumah Owen
dan sekolah yang jauh.
“Alasan saya dan anggota saya mengumpulkan para guru dan
juga murid, saya ingin mengumumkan bahwa sebentar lagi
sekolah kita akan mengadakan festival tahun baru, tahun-tahun
sebelum nya sekolah kita memang sudah beberapa kali
mengadakan acara ini, tetapi tahun ini kita akan membuat yang
lebih berbeda”
“Owen, bisakah kamu jelaskan kepada teman-teman apa yang
membuat acara festival tahun baru ini berbeda?” ujar kepala
sekolah.
“Festival tahun baru ini disebut berbeda karena tahun ini kita
akan meminta beberapa murid untuk menampilkan keahlian
mereka, selain itu kami juga akan menyediakan berbagai tenda
12
yang akan diisi oleh makanan, merchandise, dan hal lain yang
mungkin akan kalian temui” jelas Owen.
Mendengar penjelas dari ketua OSIS tersebut, para murid
seketika bersemangat, dan lapangan itu mulai dipenuhi oleh
perbincangan antar murid yang membuat keadaan mulai sedikit
rusuh.
“Teman-teman, satu pengumuman lagi. Acara ini akan
dilaksanakan selama seminggu. Jika kalian ada yang tertarik
untuk mengisi acara kalian bisa mengisi formulir yang akan
kami sediakan di ruang perpustakaan” Owen sekali lagi
menjelaskan.
Kenzie yang juga mendengar hal itu tidak merasa senang
ataupun bersemangat. Baginya acara-acara yang bersifat
‘meramaikan’ bukanlah gaya nya. Ia lebih suka ketenangan.
Berbeda dengan Luna, Kenzie mengingat bahwa Luna akan
suka dengan acara sekolah ataupun acara-acara yang
melibatkan keramaian. Tiba-tiba suara lembut memanggil
nama Kenzie. Kenzie melihat ke belakang dan Ia melihat Sky
sedang menuju kearah nya. Mungkin acara keramaian tidak
disukai oleh Kenzie, tapi tidak dengan Sky, walaupun
terkadang Sky memiliki sifat yang penuh kegaduhan dan
13
sedikit berisik, tapi menurut Kenzie itu malah membawa
ketenangan dalam hatinya. Sky telah berhasil membuat hati
Kenzie yang dulunya penuh kegelisahan menjadi tenang.
“Kenzie...” panggil Sky.
“Eh sky, kamu udah denger pengumuman nya?”
“Ya gitu... mungkin aku bakal ikut buat isi acara”
“Hah? kamu ikut apa?” tanya Kenzie
“Sebenernya aku juga belum yakin, tapi mungkin aku bakal
ikut nyanyi” sahut Sky dengan ragu.
Dari kecil Sky suka bermain musik dan juga bernyanyi. Bakat
itu Ia dapatkan dari Ayah nya. Walaupun ayah nya memiliki
sifat yang tegas dan selalu ingin agar anaknya memiliki
prestasi yang bagus, Ia merupakan salah satu penyanyi yang
cukup terkenal. Ketika masih kecil Ayah nya suka mencuri
waktu Sky untuk mengajari nya bermain musik dan juga
bernyanyi, hal itu membuat Sky merasa percaya diri dan
akhirnya beberapa kali mengambil kesempatan untuk ikut
berlomba. Tetapi semenjak Ayah nya mendapat pekerjaan di
luar negeri, Sky jarang dan mungkin hampir tidak pernah
membagi waktunya untuk bermain musik dan juga bernyayi.
14
Setelah mendengar pengumuman bahwa sekolah nya akan
mengadakan Festival tahun baru, Sky berfikir bahwa ini
merupakan kesempatan untuk nya menunjukkan salah satu
kemampuannya. Seketika pikiran tersentak ketika Klaryn
memanggil nama nya lagi.
“Sky? kamu jadi ikut isi acara?” tanya Kenzie.
Sebenarnya Sky masih merasa ragu dan sedikit takut karena
sudah lama sekali Ia tidak bernyanyi & juga bermain musik. Ia
takut jika nanti Ia tidak bisa menampilkan bakatnya secara
maksimal.
“Umm... sebenernya aku masih ragu ryn. dulu memang aku
pernah beberapa kali isi acara, tapi sekarang... mungkin aku ga
terbiasa lagi”
Mendengar hal itu Kenzie berfikir bahwa Ia harus membuat
nya merasa percaya diri. Kenzie memikirkan cara yang tepat
untuk membuat Sky yakin untuk mengisi acara di Festival
sekolah tahun ini.
“Sky. gimana kalo kamu ke rumah aja? aku pengen tunjukkin
sesuatu” ucap Kenzie.
“Sesuatu apa?” tanya Sky.
15
“Kalo aku kasih tau sekarang. nanti ga jadi surprise dong.
Nanti sore kalo kamu bisa kamu ke rumah aja”
Setelah pengumuman selesai, mereka berdua sama-sama
berpamitan untuk pulang. Sky menepuk kepala Kenzie dengan
lembut sambil berkata “Hati-hati ya ryn...”. melihat apa yang
dilakukan Sky perasaan malu tidak bisa Kenzie sembunyikan,
pipi nya memerah dan kepala nya pun menunduk. Sky pergi
dengan menaruh senyum tipis di bibir nya. Luna pun datang
dan langsung menarik tangan Kenzie karena mereka harus
pergi. Sesampainya di taxi yang sudah Luna pesan, Luna
menyadari bahwa pipi Klaryn memerah.
“Ryn. pipi lo merah, lo abis baper ya.. cieee” gurau Luna.
“Ih apasih, engga jangan sok tau deh, pipi gue kan emang
gampang merah kalo kena panas” Klaryn menjawab sambil
sedikit menundukkan kepalanya.
“Ya terserah deh lo mau alesan apa. Tapi ryn, gue pikir lo
beruntung deh bisa pacaran sama Sky. Semenjak lo sama dia,
lo keliatan lebih percaya diri dan pikiran lo juga jadi positif”
sambil melirik Kenzie.
Seketika itu beberapa hal terlintas di pikiran Kenzie. Ia sadar
semenjak orang tua nya meniggal, Ia menjadi orang yang
16
murung, seperti tidak ada kehidupan di hati nya. Ia juga merasa
kesepian. Ia memang bersyukur ketika Om Alex dan Luna ada
di hidupnya, tapi tidak ada satu pun yang berubah, seringkali
Kenzie masih menangis mengingat muka Ayah dan Ibu nya.
Setiap malam ketika Ia sudah berada di temoat tidur, Ia
seringkali berbalik pada sambil berbisik “Kenzie kangen Pa,
Ma...”. Tetapi kesedihan yang terus Ia alami berubah sesaat
ketika Ia bertemu Sky. Entah kenapa Ia merasa tenang jika Ia
berbicara dengan Sky, seketika Ia lupa dengan kesedihan yang
masih membekas di ingatannya. Walaupun kesedihan itu masih
beberapa kali Ia rasakan, setidak nya Ia merasa jauh lebih baik.
Tiba-tiba pikiran nya tersentak ketika Luna memegang
pundak nya sambil berkata “Lo lagi mikirin apa zie? kita udah
sampe ditempatnya.”
“Eh iya Lun, sorry sorry gue lagi gafokus. Yaudah yuk turun”
Kenzie menjawab sambil sedikit kaget.
Kenzie dan Luna telah sampai di tempat yang mereka janji
untuk kunjungi setelah pulan sekolah, tempat itu adalah sebuah
toko yang dipenuhi lukisan-lukisan yang terpajang, selain itu
banyak alat-alat lukis yang tersedia di toko itu. Kenzie dan
Luna tidak bisa menyembunyikan perasaan nya ketika
17
memasuki toko itu. Melukis, adalah hobi yang tidak bisa lepas
dari diri mereka. Ketika mereka melukis, pikiran nya terasa
ringan, mereka tidak perlu memikirkan hal-hal lainnya.
“Udah lama ya zie kita ga kesini, terakhir kali kita kesini satu
tahun lalu” ucap Luna.
“Iya lun, ga banyak yang berubah sih dari toko ini, paling cuma
lukisan-lukisan di depan aja yang diganti”
Seseorang menghampiri mereka, orang tersebut adalah
pemiliki toko lukisan tersebut yang sudah lama dikenal oleh
Kenzie dan Luna. Pemilik toko tersebut mengajak mereka
untuk melihat lukisan-lukisan baru yang ingin segera di
pamerkan. Sementara itu Kenzie mendapat telepon dari Sky
sehingga Ia harus keluar dari toko tersebut agar tidak
mengganggu customer yang lainnya. Kenzie berjalan menuju
pintu depan toko tersebut dan mengangkat telfon dari Sky.
“Halo Sky? kenapa?”
“Gapapa si, aku cuman mau kasih tau hari ini aku gabisa
dateng ke rumah”
“Kenapa sky?” tanya Kenzie lagi.
18
“Aku ada urusan sebentar, aku gabisa kasih tau kamu sekarang
karna aku buru-buru, udah dulu ya zie, kamu hati-hati ya” Sky
menghela napas.
Sky mematikan panggilan tersebut dan menurut Kenzie, Sky
memang terlihat terburu-buru saat di telepon. Pikir Kenzie
mungkin Sky memiliki hal penting yang tidak bisa Ia tunda.
Kenzie hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. Sembari
tersenyum tipis dan menghela napas nya, Kenzie masuk
kembali ke dalam toko lukisan tersebut dan membeli beberapa
alat lukis yang Ia butuhkan. Setelah Sky menutup telepon nya,
Ia menghela napas sembari masuk ke dalam rumah. Ia duduk
tempat di samping kolam renang di rumah nya, kolam renang
itu membawa banyak sekali kenangan untuk Sky. Pertama,
Ayah nya selalu mengajarinya bernyanyi dan bermain musik di
samping kolam itu. Kedua, Ia selalu mengerjakan hampir
semua pekerjaan nya di tempat itu. Terdengar suara perempuan
paruh baya menghampiri Sky. Perempuan itu adalah orang
yang membantu orang tua Sky untuk mengurus nya setelah
ayah Sky mengetahui bahwa jabatan nya sebagai direktur di
sebuah perusahaan minuman dipindahkan keluar negeri, Ia
menitipkan Sky kepada perempuan yang bernama Lidia atau
biasa dipanggil Bi Lidia.
19
Bi Lidia menghampiri Sky dan menaruh nampan yang berisi
satu gelas susu dan dua buah roti tawar berisi cokelat. Bi Lidia
melihat Sky sambil tersenyum dan berkata “Ini den Sky, bibi
udah bikinin makanan sama minuman, jangan lupa dihabisin ya
biar ga mubazir”. Sky yang menyukai roti tawar berisi cokelat
serta segelas susu memberikan Bi Lidia senyum lebar dan
mengucapkan terimakasih. Sebelum Bi Lidia pamit, Ia
bertanya kepada Sky untuk rencananya hari ini.
“Den, den Sky jadi pergi ke dokter?” tanya Bi Lidia dengan
suara lembut.
“Jadi Bi, bentar lagi saya mau ke sana”
“Oh iya den, jangan lama-lama diluar ya, saya taku nanti aden
kecapean” Bi Lidia tersenyum.
“Iya Bi, tenang aja”
Sky bergegas masuk ke dalam kamar nya untuk mengganti
baju sekolah yang sedang Ia pakai. Entah apa yang di pikirkan
Sky, raut wajah nya menjadi serius, Ia juga terlihat gelisah. Ia
bergegas menuju mobil nya, Ia menyuruh satpam rumah nya
untuk membuka gerbang rumah. Dalam perjalanan ia hanya
duduk terdiam menatap ke layar handphone dan sesekali
melihat ke kaca mobil. Ia memikirkan sesuatu yang membuat
20
nya gelisah. Sky adalah tipe orang yang tidak mudah
menyampaikan isi pikiran nya kepada orang lain, Ia seringkali
menyimpan pikiran nya dan membiarkan pikiran nya larut
dengan sendirinya.
Beberapa menit dalam perjalanan, Sky sampai di Rumah
Sakit Severance. Rumah Sakit Severance adalah salah satu
rumah sakit yang terbaik di Seoul, banyak sekali orang-orang
mulai dari anak kecil sampai dewasa pergi kesana. Sky masuk
ke dalam rumah sakit tersebut, Ia menghampiri seorang suster
yang sedang sibuk mengurus data-data pasien di meja
resepsionis.
“Halo, siang suster, saya Sky Sevandra, apa Dokter Marcel ada
praktek hari ini?” tanya Sky dengan sopan.
“Selamat siang, Dokter Marcel baru saja membuka prakteknya,
kalau mau ketemu bisa langsung ke lantai tiga ya” jelas Suster
rumah sakit itu.
“Baik sus, Terima Kasih”
Sky bergegas masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai 3.
Sesampai nya di lantai 3 Ia melihat banyak sekali pasien yang
membawa anak-anaknya, mereka memamg terlihat sakit dan
menyimpan berbagai kecemasan yang terlihat pada wajah
21
mereka, tetapi yang Sky bingung mengapa mereka masih
memberikan senyuman untuk anak-anak mereka. Sky
mengingat kembali ayah nya, Ia membayangkan jika ayah nya
masih ada di korea dan tidak pindah ke Amerika pasti Ia
merasa sangat senang. Sky mengeluarkan handphone nya dan
mencoba untuk menelepon ayah nya. Dengan sedikit keraguan,
Ia menunggu ayah nya menjawab panggilannya.
“Halo? dengan siapa ini?”
Suara seseorang yang terdengar serius mengangkat telepon
itu. Ayah Sky yang bernama Sevan adalah orang yang sangat
berwibawa, Ia merupakan orang besar yang banyak dikenal
oleh direktur perusahaan ternama. Pencapaian nya pun tidak
mudah, Ia harus berjuang keras untuk menjadi orang yang
sukses. Seiring berjalan nya waktu, hidup yang Ia jalani
semakin membaik apalagi ketika Ia bertemu istri dan
mempunyai anak yang melengkapi hidupnya. Tetapi semenjak
istrinya meninggal karena kecelakaan, Ia menjadi pribadi yang
berbeda, seringkali Ia terlihat murung sembari melihat ke arah
laptop nya, Ia juga menjadi sedikit lebih tempramen dari
biasanya, memang Ia memiliki sikap yang tegas terhadap
semua orang, tetapi semenjak istrinya meninggal sikap tegas
yang Ia miliki menjadi negatif.
22
“Halo? dengan siapa ini?” tanya ayah Sky.
“Papa... ini Sky..” dengan ragu Sky memanggil ayahnya.
“Hey, ada apa Sky?”
“Umm.. Papa ada rencana mau balik ke korea?”
“Hmm... belum ada Sky, disini terlalu banyak pekerjaan yang
harus papa selesaikan”
“Papa ga kangen sama Sky? udah bertahun-tahun papa
gapernah pulang ke korea, Sky cuma butuh Papa disini, Sky
udah terlalu banyak ngerepotin Bi Siti”
“Sky. denger Papa... Papa bukannya gamau balik ke korea
tapi...”
“Tapi apa pa?” tegas Sky.
“Sky, papa harus lanjut kerja, masih banyak laporan-laporan
yang harus papa urus. Kamu jaga diri kamu Sky, Bye..”
Seketika panggilan itu diakhiri dengan cepat oleh Ayah Sky.
Sky hanya bisa menurunkan tangan nya yang menggenggam
handphone, Ketika itu Sky tidak mengeluarkan sepatah kata
apapun setelah Ayahnya berbicara. Ia hanya kecewa. Pikirnya,
sesibuk apapun orang tua untuk bekerja, setidaknya mereka
23
meluangkan sedikit waktu untuk anaknya. Tidak semua hal
yang diinginkan anak adalah materi, uang, atau yang lain.
Terkadang yang anak butuhkan adalah kasih sayang orang tua
yang sudah lama mereka cari. Seketika Sky tersadar Ia tidak
memiliki banyak waktu unutk memikirkan Ayahnya, Ia harus
segera menemui Dokter Marcel.
Sky tahu Dokter Marcel tidak memiliki pasien sebelumnya
dan menjadikan Sky adalah pasien pertama hari itu. Sky
mengetuk pintu ruang praktek Dokter Marcel dengan pelan.
Sky melihat Dokter Marcel tengah duduk di kursi nya sambil
menuliskan beberapa resep yang ingin Ia berikan kepada pasien
yang sudah memesan obat-obatan. Dokter Marcel tersenyum
melihat kedatangan Sky, Ia menyuruh Sky untuk duduk
sembari menunggu untuk beberapa saat sampai Ia selesai
menuliskan resep obat.
“Apa Kabar Sky?” tanya Dokter Marcel dengan santai.
“Baik dok” Sky tersenyum tipis.
Dokter Marcel melihat wajah Sky yang sedikit pucat dengan
sikap yang gelisah dan bingung. Sky dan Dokter Marcel sudah
kenal sejak Sky masih berada di bangku SMP. Bisa dibilang
Dokter Marcel adalah teman baik dari Ayah Sky. Mereka
24
bersekolah di sekolah yang sama, berkuliah di universitas yang
sama, dan hampir setengah hidup mereka jalani bersama
sebagai teman dekat. Mereka sudah mengganggap satu sama
lain sebagai keluarga. Pertama kali Ia bertemu Sky, Ia sudah
beranggapan bahwa Sky adalah anaknya sendiri.
“Baiklah, kita cek dulu kondisi kamu ya Sky”
Setelah pemeriksaan selesai, raut wajah Dokter Marcel
berubah. Sky yang menyadari hal tersebut bertanya dan dokter
pun masih melihat hasil yang Ia dapat dari pemeriksaan itu.
Ketika itu Sky mulai merasa panik . Memang beberapa minggu
belakangan ini perut nya sering terasa sakit, Ia terkadang
memiliki kondisi tubuh yang mudah lelah. Memang aktivitas
yang Ia lakukan beberapa minggu belakangan ini sangat
banyak, tapi baru kali ini Ia merasakan kelelahan yang
berlebihan. Dokter Marcel pun duduk di kursinya. Ia menatap
Sky dengan tatapan gelisah.
“Sky... setelah saya periksa..” Dokter Marcel menghela napas.
“Kenapa dok? beberapa minggu ini saya rasanya cape banget.
saya udah coba untuk minum vitamin tapi..” Sky terdiam.
25
“Saya tahu Sky, seminggu yang lalu kamu kan sudah kesini
dan hasil nya baik-baik saja. tapi hari ini...” Dokter Marcel
menghela napas untuk kedua kalinya.
Sebuah kertas hasil pemeriksaan yang ada di tangan Dokter
Marcel diberikan kepada Sky. Dengan pelan dan ragu, Sky
memegang kertas itu. Ia membuka lipatan kertas tersebut. Ia
membaca seluruh hasil yang Dokter Marcel berikan. Hasil
tersebut seketika membuat Sky kaget, kedua matanya menjadi
besar, seakan apa yang baru saja Ia baca adalah sesuatu yang
sangat buruk. Ia terdiam sejenak sembari memandangi kertas
itu. Ia mengarahkan tatapan nya pada Dokter Marcel dengan
pelan. Melainkan dokter Marcel melihat mata Sky berkaca-
kaca. Sky menatap Dokter Marcel dengan pandangan yang
sedih seakan Ia tidak percaya apa yang baru saja dibacanya.
“Dok...i-ini.. gamungkin kan?” Sky bertanya dengan suara
yang sedikit bergetar.
“Iya, maaf Sky. tapi memang ini yang terjadi, saya juga
ganyangkan. ini jarang loh Sky, cuma 7% dari 100% yang
ngalamin hal ini” jelas Dokter Marcel.
26
Waktu itu pikirannya kacau, Sky merasa sangat gelisah, Ia
tidak tahu apa yang harus Ia lakukan kedepannya. Ia bingung.
Kini semua hal berubah pikirnya.
“Dok saya boleh minta tolong?”
“Apa itu Sky?”
“Tolong jangan kasih tau ini ke siapa-siapa. Saya juga akan
jaga rahasia ini. Saya mau cukup dokter yang bantu saya” Sky
melihat Dokter Marcel dengan tatapan pasrah.
“Kamu yakin Sky mau nutupin ini?”
Dalam pikiran Sky, sebenarnya Ia tidak yakin dengan apa
yang menjadi pilihan nya. Tapi apa boleh buat, Ia berpikir
bahwa ini adalah jalan terbaik yang harus Ia lakukan. Ia hanya
bisa menghela napas. Ia menundukkan kepalanya sekali lagi
sambil mengeluarkan setetes air mata. Ia memang memiliki
gengsi yang tinggi, tapi untuk hal ini, Ia tidak bisa menahan
kesedihannya.
“Saya gapunya pilihan lain dok” sahut Sky dengan nada yang
pasrah.
Dokter Marcel awalnya tidak menyetujui apa yang Sky
lakukan tapi, Ia harus menjaga kepercayaan Sky. Ia adalah
27
satu-satu nya orang yang dipercaya oleh Sky. Ia berjanji pada
diri nya sendiri bahwa Ia akan melakukan apa yang terbaik
untuk Sky. Dokter Marcel bangun dari kursi nya, Ia mendekati
Sky dan langsung memeluknya dengan erat.
“Gaperlu khawatir ya Sky” Dokter Marcel tersenyum tipis.
Sky tidak mengeluarkan kata apapun dari mulutnya selain
senyuman tipis. Dokter Marcel melepaskan pelukannya, Ia
menyuruh Sky untuk pulang dan beristirahat. Dengan langkah
yang pelan Sky menuju pintu keluar. Sepanjang jalan menuju
mobil Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Saat Sky jalan
menuju mobilnya, tiba-tiba handphone nya berbunyi. Ia
melihat nama kontak yang bertuliskan “Kenzie :)”. Dengan
ragu Ia mengangkat telepon dari Kenzi. Suara lembut Kenzie
terdengar di panggilan itu. Pikiran Sky yang kacau seketika
menjadi sedikit tenang karena terdengarnya suara Kenzie.
“Halo Sky? Halo? are you there?”
“Eh sorry sorry, umm, iya zie kenapa?”
“Kamu dimana Sky?”
Sky menertawakan diri nya sendiri sembari berbicara dalam
hati “Sky, lo harus fokus”. Di satu sisi Sky masih merasa kaget
28
dan sedih karena membaca hasil yang Dokter Marcel berikan,
tapi di sisi lain Ia juga harus tetap tersenyum di hadapan orang-
orang terutama Kenzie. Selama ini Sky selalu berusaha untuk
membuat Kenzie tersenyum, selama Ia bersama Kenzie, Ia
hampir tidak pernah melihat Kenzie mengeluarkan satu tetes
air mata karena nya.
“Aku di.... dirumah. iya aku lagi di rumah zie. kenapa?”
“Bukannya tadi siang kamu bilang kamu ada urusan penting?”
“Ah itu.. iya aku lagi bantuin Bi Siti beres-beres di rumah, aku
gabisa ke rumah kamu karna aku harus pisahin barang-barang
yang penting, takut nanti kebuang juga”
“Ohh, yaudah Sky. tapi kamu baik-baik aja kan? apa ada yang
bisa dibantu?”
Sky tertawa tipis “Enggak zie, everything is fine”
“Yaudah kalo gitu, kamu jaga diri aja ya” Kenzie menutup
panggilan nya.
Setelah panggilan tersebut mati, Sky memasukkan handphone
nya. Ia melihat kearah depan sembari menarik napas. Ia harus
melanjutkan apa yang bisa Ia kerjakan. Ia hanya sakit, tidak
ada yang perlu dikhawatirkan. Sky mengetahui bahwa Dokter
29
Marcel ahli dalam bidangnya. Sky yakin Dokter Marcel bisa
membantunya. Sky bergegas masuk ke dalam mobil, Ia
menyalakan mobilnya dan pergi dari rumah sakit itu.
Sementara di rumah Kenzie, ketika Kenzie menutup
panggilan itu Ia merasa bahwa ada sesuatu yang janggal. Ia
merasa tak biasanya Sky terdengar gugup dan tidk fokus.
Kenzie bukanlah orang yang mudah untuk berpikir negatif
terhadap orang lain, Ia selalu memberikan pikiran-pikiran
positif untuk dirinya sendiri. Tapi kali ini, ada sesuatu yang
Sky sembunyikan. Tapi apa boleh buat pikirnya, Kenzie yakin
pasti Sky akan cerita tentang apa yang terjadi padanya suatu
hari nanti. Kenzie juga tidak ingin memaksa Sky untuk
bercerita, karna bagi nya privasi adalah sesuatu yang harus
dijaga. Tiba-tiba Luna duduk di samping Kenzie sambil
melihat nya dengan kebingungan.
“Zie. lo pasti lagi mikirin sesuatu kan?” tanya Luna dengan
yakin.
“Ya... gapapa sih lun, gue cuma penasaran aja”
“Penasaran tentang apa?”
“Sky lun, tadi pas gue telepon, suara dia kek gelisah dan
bingung gitu, gue rasa ada something deh”
30
“Kenzie, lo liat gue, denger apa yang gue bilang. ga semua
hidup lo itu tentang Sky zie. lo juga punya kehidupan sendiri.
gue tau emang Sky itu banyak bikin lu berubah ke hal-hal yang
positif, tapi bukan berarti dia jadi prioritas utama lo. kita sama-
sama udah gede zie, kita tau yang mana yang baik yang mana
yang enggak. gue yakin kok Sky bisa jaga diri dia sendiri, kalo
ada apa-apa gue juga yakin dia pasti kasih tau lo. jadi lo tenang
aja zie...” tegas Luna.
Kenzie terdiam mendengar apa yang Luna katakan. Selama
ini dia sudah banyak menghabiskan waktunya dengan Sky.
Memang tidak salah, tapi Kenzie juga harus bisa membagi
waktunya. Kenzie juga harus fokus terhadap dirinya sendiri,
masih banyak hal-hal yang harus diprioritaskan. Sky memang
penting dalam hidupnya, tapi ada beberapa hal yang harus Ia
dahulukan. Setelah terdiam sebentar, Kenzie pergi ke
kamarnya, Ia memberitahu Luna bahwa Ia harus mengerjakan
tugas-tugas yang akan dikumpul besok. Luna yang melihat
Kenzie menuju ke kamar seketika berfikir. Luna berharap
bahwa saran yang Ia berikan kepada Kenzie adalah cara satu-
satu nya. Luna hanya bisa berharap apa yang Ia katakan tidak
salah melainkan demi kebaikan Kenzie.
31
Sesampainya di kamar, Kenzie langsung terbaring di tempat
tidur sembari memutar musik dari handphone nya. Kenzie
menyukai ketenangan karena itu Ia bisa menghabiskan
setengah waktunya berada di kamar. Mungkin menurut orang-
orang, anak remaja yang menghabiskan waktunya di kamar
adalah seorang pemalas, tapi bagi Kenzie, justru Ia bisa
melakukan banyak hal seperti membaca buku, mendengarkan
lagu, melukis, mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, ataupun
tidur. Ketika itu sebuah lagu terdengar dari handphone nya.
“I’ll spend forever wondering if you knew”
“I was enchanted to meet you”
Sepotong lirik itu membuat Kenzie tertidur lelap seakan Ia
merasa sangat tenang.
*
BAGIAN 2.
“FESTIVAL”
Pagi itu di hari Senin, Yongsan Internasional School sudah
dipenuhi oleh murid-murid, panitia, guru-guru dan orang-orang
yang menjaga bazaar. Hari itu adalah hari pertama Festival
32
Tahun Baru diadakan. Owen sang ketua OSIS memang benar-
benar ahli. Acara Festival Tahun Baru dibuatnya sangat
berbeda dibanding dengan Festival tahun-tahun sebelumnya.
Dekorasi yang telah dihias sepanjang lorong, lapangan dan
lobby sekolah sangatlah meriah, dipenuhi dengan warna-warna
yang serasi dengan banyaknya lampu berwarna kuning dan
putih yang indah. Tak lama setelah itu Kenzie, Luna dan satu
orang teman mereka yang bernama Casey sampai di sekolah
itu. Luna dan Casey seketika berhenti sejenak melihat dekorasi
di lobby sekolah itu. Mereka berdua seakan kaget dengan apa
yang mereka lihat.
“Casey, lo liat kan lobby sekolah jadi secantik ini. gue
ganyangka ternyata ketua OSIS kita berbakat juga”
“Iya Lun, gue ganyangka ternyata idenya Owen bagus juga
bisa bikin festival tahun ini jadi lebih meriah dibanding tahun
sebelumnya”
Luna melirik Casey dengan tatapan curiga dan sekaligus
sedikit mengejek
“Ciee... lo kagum ya sama Owen. nanti gue kenalin deh” ejek
Luna.
“Dih males banget. gue kan cuma lanjutin omongan lo”
33
“Yakin gamau? Owen sepupu gue casey, gampang kalo cuma
kenalin lo sama dia” Luna mengedipkan matanya.
“Ya... mungkin?” Casey tertunduk sedikit malu.
Luna yang mengetahui ada hal yang tidak biasanya, Ia pun
memegang tangan Casey dan mengajak nya ke lapangan
sekolah, Luna dan Casey membalikkan badannya ke arah
Kenzie. Mereka berdua melihat wajah Kenzie dipenuhi dengan
kegelisahan. Kenzie terlihat seperti menunggu seseorang
datang.
“Zie, lo lagi nunggu Sky ya?” tanya Casey.
“I-iya”
Luna yang menatap Kenzie memikirkan omongan yang Ia
lontarkan kepada Kenzie kemarin. Luna berpikir bahwa apa
yang Ia katakan kemarin sedikit menekan Kenzie.
“Yaudah zie gapapa. kalo lo mau nunggu Sky disini gue sama
Casey ke lapangan duluan ya. Tapi inget zie jangan kelamaan
acaranya udah mau mulai” Luna tersenyum.
“Iya Lun nanti gue nyusul ya”
34
Luna dan Casey bergegas menuju lapangan sekolah untuk
melihat acara Festival yang akan segera dimulai. Sedangkan
Kenzie yang memilih untuk tetap menunggu Sky di lobby
sekolah duduk di kursi lobby. Walapun kemarin Luna
menasehatinya, Kenzie tetap merasa gelisah jika Ia tidak
melihat Sky dengan matanya sendiri. Beberapa menit telah
dihabiskan oleh Kenzie yang menunggu Sky datang ke
sekolah. Tiba-tiba Sky muncul dari samping lobby itu. Sky
melihat Kenzie yang sedang menunggu nya di kursi. Sebelum
Ia menghampiri Kenzie, Ia menarik napas nya dalam-dalam
dan menghela napas sambil tersenyum tipis. Hasil yang
kemarin Ia bacalah bukanlah apa-apa pikirnya. Ia hanya perlu
berpikir tenang. Masih banyak hal-hal yang ingin Ia lakukan.
Hasil kemarin bukanlah sesuatu yang penting. Dengan perlahan
Sky memegang pundak Kenzie dan berharap Kenzie
menyambutnya dengan senyuman.
“Kenzie..” dengan lembut Sky memanggil namanya.
Kenzie yang merasa khawatir terhadap Sky, seketika terkejut
“Sky! astaga... kamu bikin aku kaget”
35
“Sorry..sorry.. kayaknya aku pegang pundak kamu juga pelan,
kenapa kamu bisa sekaget itu” jawab Sky sambil sedikit
tertawa.
“Ya gimana aku ga kaget, kamu dateng-datang pegang pundak
aku tanpa ada suara apapun”
“Iya iya sorry udah ngagetin” Sky tertawa.
Kenzie tersadar tentang apa yang Ia pikirkan dari kemarin.
Terlintas dipikirannya untuk menanyakan hal tersebut kepada
Sky, tetapi Kenzie bertanya kepada Sky, Ia takut Sky akan
marah karna berpikir Kenzie memaksanya untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Kenzie menundukkan kepalanya dengan
perlahan. Sky yang daritadi menatap Kenzie pun bingung
dengan sikap Kenzie pagi itu.
“Kenzie.. kamu gapapa?” tanya Sky dengan bingung.
“Hah? e-enggak, aku gapapa kok” Kenzie membalas
pertanyaan Sky dengan senyuman yang ragu.
Mendengar jawaban Kenzie, Sky tersenyum dan mengajak
Kenzie untuk pergi ke lapangan sekolah. Sky berkata kepada
Kenzie untuk tidak menghiraukan pikiran-pikiran negatif yang
ada di kepalanya. Dihari itu Sky ingin Kenzie untuk melupakan
36
hal negatif dan menikmati Festival yang diadakan di sekolah.
Ia menarik tangan Kenzie dengan perlahan sambil menatap
matanya. Kenzie yang memikirkan Sky tentang kemarin
seketika berubah pikiran. Kenzie menjadi bahagia ketika Sky
menarik tangannya. Mereka berdua pun segera pergi ke
lapangan sekolah.
Di lapangan sekolah yang luas, mereka melihat banyak sekali
dekorasi-dekorasi menarik dan juga bazaar-bazaar yang telah
disediakan. Lapangan sekolah semakin ramai karena acara
sudah hampir dimulai. Para guru dan juga anggota-anggota
OSIS lainnya mengatur murid-murid untuk berbaris di
lapangan. Ketika semua murid sudah berkumpul dan berbaris,
Owen selaku ketua OSIS naik keatas panggung kecil yang ada
di tengah lapangan, Ia mengambil mic yang ada di samping
panggung itu.
“Selamat pagi Bapak Ibu guru dan juga teman-teman. Pagi ini
seperti yang kita semua bisa lihat, sekolah kita akan
mengadakan Festival Tahun Baru. Terima Kasih karena para
guru dan juga teman-teman sudah tepat waktu datang ke
sekolah ini. Saya dan anggota OSIS berharap acara ini dapat
berjalan dengan baik dan lancar, sekian terima kasih.”
37
Owen memberi sambutan dengan penuh percaya diri dan
tampak dari wajahnya, Ia bangga dengan apa yang Ia kerjakan.
Setelah sambutan yang diberikan oleh Owen selesai, giliran
Kepala Sekolah yang memberikan kata sambutan dan juga
peresmian agar Festival ini bisa segera dibuka.
“Selamat pagi rekan guru dan juga para murid, Saya selaku
Kepala Sekolah sangat bangga terhadap murid-murid yang
sudah ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam acara
Festival ini, Festival ini diadakan selama seminggu. Saya
berharap acara ini menjadi acara yang bermanfaat. Untuk anak-
anak yang ikut berpartisipasi dalam mengisi Festival ini dihari
terakhir, semoga kalian bisa menampilkan yang terbaik.
Terima Kasih”
Semua kata sambutan sudah di sampaikan, waktunya acara
Festival tersebut dibuka. Para murid terlihat senang, sedangkan
Kenzie dan Sky memilih untuk berdiri dipinggir lapangan
sekolah. Sky bisa melihat dari wajah Kenzie ketika Ia merasa
tidak nyaman. Sky tahu bahwa acara seperti ini bukanlah acara
yang Kenzie sukai. Kenzie bukanlah orang yang tertutup atau
tidak memiliki banyak teman namun, Ia menyukai ketenangan.
Saat Ia berada dikeramaian, Ia seakan merasa tidak nyaman
dengan sekitarnya. S
38
Tiba-tiba beberapa teman Sky datang menghampirinya. 4
orang teman Sky yang bernama Aiden, Ethan, Leo dan Caleb
merupakan sahabat baik Sky. Mereka berlima sudah berteman
sejak duduk di bangku SD sampai SMA. Mereka juga selalu
berada di satu sekolah yang sama. Saat SMP, mereka
memutuskan untuk membentuk tim basket mereka sendiri,
mereka meminta guru yang ada di sekolah mereka untuk
membantu mereka masuk kedalam setiap perlombaan basket
yang diadakan di sekolah. Sejak saat itu, sampai mereka berada
di SMA, mereka tetap bersikeras untuk mengikuti lomba
basket bersama. Tetapi, sejak diadakannya Festival Tahun Baru
dari tahun-tahun sebelumnya, Kepala Sekolah Yongsan
Internasional School memutuskan untuk membubarkan tim
basket di sekolah itu dikarenakan Festival Tahun Baru lebih
penting dan bisa menjadi perantara untuk berinteraksi dengan
sekolah-sekolah di dalam maupun di luar kota. Walaupun tim
basket yang diketuai oleh Sky terpaksa dibubarkan, Sky,
Aiden, Ethan, Leo dan Caleb memiliki hubungan persahabatan
yang jauh lebih erat dari sebelumnya. Mereka berlima dijuliki
sebagai “The Visuals” karena masing-masing dari mereka
memiliki wajah yang tampan dan postur tubuh tinggi yang
menjadikan mereka terlihat seperti pangeran.
39
“Sky, ngapain lo berdiri disini?” ujar Leo.
“Lo gimana si le, lo galiat disamping Sky siapa?” Aiden
menyenggol pundak Leo.
“Oh...pantesan lo ga nyamperin kita tadi”
Kenzie mengerti bahwa Sky juga harus membagi waktu
dengan sahabat-sahabatnya. Ia berpikir lebih baik Ia
meninggalkan Sky dengan sahabat-sahabatnya lalu Ia pergi
mencari Luna dan Casey.
“Yaudah kalo gitu gue pergi duluan ya, gue mau cari Luna
sama Casey dulu”
“Gausah buruh-buru dari tadi aku ga liat Luna sama Casey
kok” Sky menahan Kenzie untuk pergi.
“Yaelah Sky, lo kira Kenzie anak lo, gausah terlalu khawatir
lah santai aja bro” ujar Ethan.
“Iya gapapa” Kenzie langsung pergi untuk mencari Luna dan
Casey.
Sky yang melihat Kenzie pergi menaruh tatapan yang sedikit
khawatir. Sky mengajak teman-teman nya ke lobby. Ia berkata
kepada teman-teman nya bahwa Ia harus memberitahu mereka
40
sesuatu yang penting. Ketika Sky dan teman-temannya pergi ke
arah lobby sekolah, Kenzie melihat Luna dan Casey berada di
bazaar makanan. Kenzie melirik mereka dengan pasrah. Kenzie
sudah tahu bahwa kedua temannya itu tidak bisa menahan rasa
laparnya ketika melihat makanan. Dengan segera Kenzie
menghampiri mereka berdua.
“Udah gue tebak kalian pasti di sini”
Luna dan Casey membalikkan badan mereka
“Hehe.....ya beginilah kita zie maklumin aja ya” kata Casey.
“Kenzie, bukannya tadi lo bareng Sky ya?” tanya Luna.
“Iya tadi emang bareng Sky tapi, teman-teman Sky dateng jadi
yaudah daripada gue diem aja mending gue cari lo berdua”
jelas Kenzie
Luna dan Casey mengajak Kenzie untuk mencari makanan
yang ada di bazaar tersebut sedangkan Sky, Aiden, Leo, Ethan,
dan Caleb menuju lobby untuk membicarakan hal yang
menurut Sky penting. Sesampainya di lobby sekolah, Sky
meminta teman-teman nya untuk duduk berdampingan
sementara Sky berdiri di hadapan mereka. Aiden, Leo, Ethan,
dan Caleb mulai bingung serta curiga dengan gerak-gerik Sky
41
yang menurut mereka tidak biasa. Sky menghela napas nya
dalam-dalam dan menggigit bibirnya.
“Jadi menurut gue ini penting. tapi.. gue cuma mau kalian
doang yang tau, oke?” Sky mencoba meyakinkan mereka untuk
tidak membocorkan hal yang menurut nya penting ke siapapun.
“Tunggu..tunggu. gue bingung sama lo Sky, kenapa lo harus
ngajak kita ke tempat sepi kek gini, lo kan bisa ngasih tau kita
pas tadi di lapangan kan?” tanya Leo.
“Le! Sky bilang kan ini privasi dan penting kenapa lo tanya
lagi aneh deh” Ethan memutar bola matanya ke arah Leo.
Sky melerai perdebatan mereka yang menurut nya tidak
penting. Sky tidak mau ada orang lain selain mereka yang
mendengar percakapan itu sehingga Ia memutuskan untuk
berbicara menggunakan suara pelan dan kecil. Ketika mereka
tengah duduk di lobby sekolah dengan berbisik satu dengan
yang lainnya, satpam yang menjaga lingkungan sekolah itu
melihat mereka sedang berkumpul di lobby. Satpam tersebut
terheran-heran dengan apa yang sedang dilihatnya. Satpam
tersebut berpikir apa yang sedang dibicarakan Sky dan teman-
temannya sehingga mereka harus berbisik. Setelah
memperhatikan dengan waktu yang singkat, satpam tersebut
42
memutuskan untuk menghiraukan apa yang Ia lihat, Ia hanya
menggelengkan kepala nya dan pergi begitu saja.
“Hah?? lo ga bercanda kan Sky?” Aiden meninggikan
suaranya.
“Ssssttt!! jangan gede-gede Aiden!” Caleb menegur Aiden
dengan memukul tangannya.
Hal penting yang diberitahu Sky kepada teman-temannya
membuat mereka kaget dan saling menatap satu dengan yang
lainnya. Muka mereka sama-sama memberikan rasa gelisah.
Sky yang sudah memberitahu sesuatu yang menurut nya
penting pun melihat keempat wajah temannya. Sky bisa
melihat masing-masing dari mereka seakan tidak percaya
dengan apa yang telah dikatakannya. Sky sekali lagi menghela
napas dan menundukkan kepala nya. Ketika Sky mencoba
untuk melanjutkan kata-katanya, Ethan langsung menyela.
“Kenapa lo kasih tau kita tentang ini Sky?”
“Gue...g-gatau...gua cuman percaya sama kalian. kalian udah
ada sejak gue masih kecil, that’s why gue mutusin untuk kasih
tau ini ke kalian”
“Kenzie tau tentang ini?” tanya Aiden dengan suara kecil.
43
“Gak. Kenzie gaboleh tau tentang ini, gue minta lo semua
jangan pernah ada yang ngasih tau Kenzie tentang ini sampe
kapanpun” tegas Sky.
“Tapi Sky.. itu gamungkin, cepat atau lambat Kenzie pasti tau”
sahut Caleb.
“Gue udah punya rencana, kalian tenang aja” Sky melirik
teman-teman nya.
Mendengar jawab Sky yang begitu yakin, mereka berempat
saling menatap satu sama lain dengan tatapan kebingungan.
Ketika itu Aiden, Leo, Ethan, dan Caleb merasa khawatir dan
sangat gelisah, tapi disisi lain mereka tahu bahwa Sky benar-
benar mempercayai mereka, tidak mungkin mereka
membocorkan hal sebesar ini. Sky mengajak mereka kembali
ke lapangan sekolah untuk menikmati Festival tersebut.
Seketika apa yang dibicarakan mereka berlima telah dilupakan
dengan adanya makanan, beberapa penampilan dari tamu asing
yang ikut berpartisipasi dalam Festival Tahun Baru itu.
Walaupun mereka sempat khawatir dan tidak tenang, mereka
juga sangat cepat beradaptasi dengan suasana baru yang
menghampiri mereka.
44
Ada beberapa hal-hal menarik dari mereka. Selain mereka
berlima sudah berteman sejak kecil dan berada di tim basket
yang sama, mereka juga memiliki hobi yang lain. Mereka
sering bermain musik dan berencana untuk membentuk sebuah
band sendiri. Saat jam istirahat mereka sering pergi menuju
ruang musik di sekolah sekedar untuk bermain musik bersama.
Mereka juga menjadikan ruang musik di sekolah tersebut
sebagai tempat untuk menyelesaikan tugas bersama. Jika
mereka diberi kesempatan untuk menampilkan penampilan
bermain musik di atas panggung sekolah, dengan senang hati
mereka akan menerima dan mempersiapkan penampilan
mereka tersebut. Mereka berharap Festival Tahun Baru yang
diadakan oleh Yongsan Internasional School memberikan
mereka kesempatan untuk menampilkan permainan musik
mereka.
Di hari itu semua murid menikmati apa yang sudah
disediakan oleh Sekolah Yongsan. Owen yang berdiri di
balkon lantai 3 melihat kebawah dengan tatapan bangga. Ia
bangga terhadap dirinya sendiri karena apa yang Ia
perjuangkan selama ini akhirnya tercapai. Ia ingin apa yang Ia
kerjakan untuk Sekolah ini kedepannya akan menjadi lebih
baik. Beberapa menit Ia menatap ke arah lapangan,
45
pandangannya tersentak dengan suara seseorang yang berasal
dari speaker sekolah memanggil namanya
“Panggilan kepada Ketua OSIS, Owen silahkan pergi ke ruang
Kepala Sekolah”
Panggilan itu membuatnya harus segera pergi ke ruang
Kepala Sekolah, Ia memang perlu beberapa saat untuk
menikmati suasana Festival itu, tetapi Ia juga teringat bahwa
tugas-tugas yang harus Ia kerjakan sebagai seorang Ketua
OSIS.
*
BAGIAN 3.
“KESEMPATAN”
Hari ini adalah hari ketiga sejak Festival Tahun Baru Yongsan
Internasional School diadakan. Pagi itu Owen terlihat sangat
lelah. Pagi ini Owen mendapat telepon dari Om Alex. Om Alex
46
meminta tolong Owen untuk menjemput Kenzie dan Luna.
Ketika Owen menanyakan alasan mengapa Om Alex
menyuruhnya, Om Alex berkata “Om ada pekerjaan penting
yang harus ditangani di luar kota, jadi Om gada waktu”.
Mendengar alasan yang dilontarkan Om Alex, Owen terpaksa
menurutinya walaupun menurut Owen Ia seperti menjaga dua
anak ayam yang terlepas dari induknya.
Dalam perjalanan menuju rumah Kenzie dan Luna, Owen
memikirkan satu hal. Semenjak orang tua Kenzie meninggal,
Kenzie tidak memiliki siapa-siapa kecuali Luna, Om Alex dan
mungkin dirinya. Alasan mengapa Owen tidak menyuruh
Kenzie untuk tinggal di rumahnya bukan karena Ia tidak
peduli, melainkan Owen adalah orang yang tidak bisa melihat
orang bersedih sampai menangis, Ia tidak bisa memberikan
solusi yang baik. Owen merasa kasihan dan turut prihatin
dengan keadaan Kenzie, Terkadang Ia kagum melihat Kenzie
yang terlihat begitu kuat walaupun Ia yakin masih banyak hal-
hal yang disimpan oleh Kenzie di dalam hatinya. Tanpa Owen
sadari, Ia sudah tepat berada di depan ruman Kenzie dan Luna,
Ia menekan klakson mobilnya beberapa kali sampai Kenzie dan
Luna terlihat di depan pintu. Kenzie dan Luna membuka pintu
mobil Owen sambil berkata “Klakson cuma sekali aja kita udah
47
denger kok”. Owen yang mendengar hal itu memutar kedua
matanya sambil berkata “Yaudah cepet masuk telat nih kita”.
Mereka Bertiga pergi ke sekolah dengan mobil Owen yang
melaju cukup cepat. Sampai akhirnya mobil yang Owen
kendarai terjebak di tengah kemacetan yang panjang. Dengan
nada sedikit kesal Owen bergumam
“Ah! gimana sih”
Kenzie dan Luna saling menatap satu sama lain.
“Lo kenapa sih daritadi marah-marah terus” ujar Kenzie.
“Lo galiat ini jalanan macet, harusnya ga macet karna jemput
kalian nih”
“EH..EH sembarangan aja kalo ngomong” sahut Luna dengan
nada kesal.
“Udah-udah gausah diperpanjang, yang penting kita sampe di
sekolah kan, toh juga bukan hari biasa yang harus belajar, ini
kan acara Festival” kata Kenzie.
“Gue juga punya banyak hak yang harus diurus zie. gak cuma
kalian doang”
48
Seketika semua menjadi hening setelah kalimat terakhir yang
diucapkan oleh Owen. Kenzie melirik Luna yang duduk di
samping nya. Kenzie dan Luna sama-sama menggangukkan
kepala mereka seakan mereka setuju tentang suatu hal. Setelah
dipikir-pikir mungkin Kenzie dan Luna sudah menjadi beban.
Sebagai Ketua OSIS Owen memiliki aktivitas yang tidak
biasanya, Ia mengorbankan sebagian waktu, tenaga, dan juga
mengubah prioritasnya setelah menjadi Ketua OSIS. Kenzie
dan Luna sangat paham bagaimana perasaan mereka jika
berada di posisi seperti Owen yang harus menanggung beban
pekerjaan yang sangat banyak.
Owen yang fokus dengan jalan depan pun melihat ke arah
belakang lewat kaca spion tengah yang ada di mobilnya. Ia
melihat Kenzie dan Luna yang tiba-tiba terdiam. Owen sadar
mungkin perkataan yang sempat Ia lontarkan tadi membuat
Kenzie dan Luna kaget dan akhirnya terdiam. Owen menghela
napasnya dan memulai percakapan agar suasana di dalam
mobil itu tidak terasa canggung.
“Kenzie, gimana lo sama Sky?” tanyanya.
Kenzie yang mendengar pertanyaan itu terlihat sedikit kaget.
Owen tidak pernah menanyakan hal ini sebelumnya.
49
“Umm fine aja kok” Kenzie mencoba menjawab sambil
tersenyum.
“Okay. by the way tolong bilang ke Sky hari terakhir Festival
Tahun Baru di sekolah, gue mau dia sama temen-temen nya isi
acara buat nge-band, jangan lupa lo kasih tau”
“Hah? nge-band?” sahut Luna.
“Gaperlu gue ulang, lo denger gue”
***
Sesampainya di sekolah, Owen memarkirkan mobilnya di
sudut lapangan. Owen, Kenzie, dan Luna pun turun dari mobil
tersebut. Ketika mereka turun beberapa anak kelas 10 berbisik
satu dengan yang lainnya. Bisikan mereka sampai menarik
perhatian Owen, Kenzie dan Luna. Owen melirik murid-murid
kelas 10 tersebut dengan tatapan yang sinis dan
menghiraukannya.
“Mereka kenapa ngeliatin kita kayak begitu sih?” tanya Luna
heran.
“Gatau tuh, tapi biarin ajalah Lun, gapenting juga kan” kata
Kenzie.
50