The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

By Guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by GENIUS LIBRARY, 2022-03-31 21:30:52

Antologi Puisi Himne Senja

By Guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal

Keywords: By ,Antologi Puisi Himne Senja,Pendidikan Agama Islam

BALAI BAHASA JAWA TENGAH
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019

Antologi Puisi
Himne Senja

Penulis:
Guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal

Penanggung jawab
Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah

Penyunting:
Drs. Suryo Handono, M.Pd.

Desain Sampul:
Wazirul

Penerbit:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN BAHASA DAN PERBUKUAN
BALAI BAHASA JAWA TENGAH
Jalan Elang Raya No. 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Telepon 024-76744357, Faksimile 024-76744358
Pos-el: [email protected]
Laman: www.balaibahasajateng.kemdikbud.go.id

Katalog dalam Terbitan (KDT)
Antologi Puisi HIMNE SENJA. Guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten
Kendal. Semarang: Balai Bahasa Jawa Tengah, 2019.
xii + 192 hlm., 14,5 x 21 cm.
Cetakan Pertama, Oktober 2019
ISBN 978-623-7358-13-8

Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi buku
ini dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit.

Isi tulisan (karangan) menjadi tanggung jawab penulis.

KATA PENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA JAWA TENGAH

Hasil survei lembaga internasional yang mendata persoalan
minat baca masyarakat di berbagai negara di dunia menunjukkan
bahwa minat baca masyarakat Indonesia pada 2016 hanya 0,01
persen. Hal itu berarti, jika dibandingkan dengan jumlah keseluruh­
an penduduk Indonesia, dari sepuluh ribu orang hanya satu orang
yang berminat baca tinggi. Percaya atau tidak, tetapi hasil penelitian
Perpustakaan Nasional RI pada 2017 membuktikan bahwa minat
baca orang Indonesia memang rendah. Dari hasil penelitian itu
terbukti bahwa rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku tiga
sampai empat kali per minggu dengan durasi waktu membaca per
hari rata-rata 30—59 menit. Sementara, jumlah buku yang dibaca
sampai tamat rata-rata per tahun hanya 5—9 buku.

Jika benar minat baca masyarakat Indonesia masih sangat
rendah, kita berani mengatakan dengan tegas bahwa di dalam
sistem yang berkaitan dengan upaya pencerdasan bangsa yang
dilakukan selama ini pasti ada yang salah, walaupun kita maklum—
dan pada akhirnya tidak menuding itu salah siapa—akibat pelik­
nya persoalan social, ekonomi, budaya, politik, geografi, dan
sebagai­nya. Hanya saja, dalam memandang persoalan ini, kita
tentu tidak boleh bersikap pesimis, apalagi apatis. Sebagai warga
bangsa Indonesia yang masih dan akan mencintai bangsa ini, kita
dituntut terus berupaya keras agar bangsa ini menjadi bangsa yang
cerdas dan bermartabat di mata bangsa-bangsa lain.

Sebagai sebuah lembaga pemerintah yang ditugasi mengelola
bahasa dan sastra di Provinsi Jawa Tengah, Balai Bahasa Jawa
Tengah, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementeri­

Himne Senja iii

an Pendidikan dan Kebudayaan, mencoba melakukan serangkaian
kegiatan yang diharapkan mampu memberikan andil positif dalam
upaya mengatasi kenyataan minat baca masyarakat yang rendah.
Dari serangkaian kegiatan itu, salah satunya adalah penyusunan
dan penerbitan buku kebahasaan dan atau kesastraan. Buku-buku
semacam itu akan sangat penting artinya jika memang benar bahwa
salah satu faktor penyebab rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia adalah keterbatasan dan kesulitan akses bahan bacaan
(buku).

Buku berjudul Antologi Puisi HIMNE SENJA karya Guru Bahasa
Indonesia SMK Kabupaten Kendal ini merupakan salah satu wujud
nyata upaya Balai Bahasa Jawa Tengah menyediakan bahan bacaan
bagi masyarakat. Buku yang kehadirannya digagas oleh forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMK
Kabupaten Kendal dan diberi prakata oleh Drs. Suwardi, Penasihat
MGMP Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal, ini memuat
sejumlah puisi karya guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal
yang mengangkat tentang pen­didikan yang bersumber dari pikiran,
perasaan, curhatan, kegelisaha­n, dan harapan mereka terhadap
dunia pendidikan di Indonesia.

Kami, atas nama Balai Bahasa Jawa Tengah, menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada berbagai pihak,
terutama kepada penggagas, penulis (kontributor), penyunting,
dan pencetak sehingga buku ini dapat hadir menemani pembaca
(masyarakat). Semua orang yakin bahwa tiada gading yang tak
retak, dan retak-retaknya gading, demikian juga buku ini, dapat
diperbaiki dan diselamatkan dengan cara yang arif dan bijaksana.
Akan menjadi lebih arif lagi jika kita dapat menempatkan dan
memanfaatkan buku ini dengan baik. Terakhir, semoga buku ini
memeroleh tempat yang layak di hati dan pikiran pembaca.

Semarang, April 2019
Dr. Tirto Suwondo, M.Hum.

iv Antologi Puisi

PRAKATA

Guru Berkarya Sepanjang Masa
Karya Guru Tak Lekang oleh Waktu

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Indonesia: kiblat pengetahuan dunia.

“Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai.
Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi.”

(Jalaluddin Rumi)

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
(Pramoedya Ananta Toer)

Rasa syukur marilah kita sampaikan ke hadirat Tuhan, Sang
Penyemai Pengetahuan bagi segenap insan, atas anugerah kekuatan
imajinasi dalam pikiran. Kata pengantar ini saya buka dengan
ungkapan dari dua tokoh ternama, Jalaluddin Rumi (penyair
sufi dunia) dan Pramoedya Ananta Toer (sastrawan Indonesia).
Dua ungkapan tersebut menjadi penyemangat seseorang dalam
menciptakan tulisan. Jika kita ingin keabadian maka menulislah
sepanjang zaman. Dua ungkapan itu juga seakan-akan menjadi
oasis dalam kegersangan karya. Kegersangan ini harus diatasi,
di antaranya melalui tulisan kata-kata indah dalam bentuk Buku
Kumpulan Puisi.

Buku antologi puisi berjudul Himne Senja merupakan karya
para pendidik yang tergabung dalam forum Musyawarah Guru

Himne Senja v

Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMK Kabupaten
Kendal. Buku tersebut berisi kumpulan puisi tentang pendidikan
yang bersumber dari pikiran, perasaan, curhatan, kegelisahan, dan
harapan mereka terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Penyusunan antologi puisi ini bertujuan untuk memupuk
semangat para guru dalam menciptakan sebuah karya yang
bermakna. Hal itu sangat penting karena guru adalah garda
terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, buku
ini dapat memantik pembaca untuk bersama-sama melakukan
upaya demi kemajuan pendidikan Indonesia. Semoga buku ini
bermanfaat bagi semua.

Senyumlah...........
Selama huruf-huruf masih tetap hidup
Selama kata-kata masih dapat berbicara
Selama kalimat masih menyimpan semangat
Selama tinta masih tersenyum dan menyapa dunia

Salam Indonesia: kiblat pengetahuan dunia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kendal, Mei 2019

Penasihat MGMP Bahasa Indonesia

SMK Kabupaten Kendal
Drs. Suwardi

vi Antologi Puisi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA
BALAI BAHASA JAWA TENGAH.................................................. iii
PRAKATA............................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................... vii

Abdul Muid ............................................................................................ 1
IRONI PPDB............................................................................................ 2
UJIAN YANG BELUM PUNYA RUH NASIONAL.......................... 3

Abi Sufar Muklis................................................................................... 5
CATATAN UJUNG PENA.................................................................... 6
GORESAN HATI.................................................................................... 7

Achit Abdul Rochman.......................................................................... 8
CELAH KEHIDUPAN........................................................................... 9
JALAN SEMESTINYA......................................................................... 11
MENULIS BEBAS................................................................................. 13
SENJA DI PAGI HARI......................................................................... 15

Ananto Eko Saputro............................................................................ 17
SERENADE SENJA .............................................................................. 18
SERUAN BAGI GURU......................................................................... 19
SUATU KETIKA, ................................................................................. 20
SAAT SENJA DI PELABUHAN ATHENA ..................................... 20
(PADA SEORANG WANITA) UNTUK KARTINI ......................... 21
PELUKIS MALAM ............................................................................... 22

Anik Atonah.......................................................................................... 23
APA LAGI INI....................................................................................... 24

Himne Senja vii

PURNAMA JATUH.............................................................................. 25
RINDU MERADANG.......................................................................... 26
SAJAK DAN GERIMIS DI HARI PERTAMA................................... 27
SATU MUHARAM............................................................................... 28

Cornado Setyo Sakti............................................................................ 29
ANAK KECIL........................................................................................ 30
DALAM HUJAN................................................................................... 31

Desi Wiramurti..................................................................................... 32
CAHAYA PENGABDIAN................................................................... 33
KARENA KASIHMU .......................................................................... 34
LANGKAH TANPA HENTI .............................................................. 35
MELANGKAH DAN BERHENTILAH ............................................ 36

Dhiyah Endarwati................................................................................ 37
AKU DAN WAKTU SERATUS DUA PULUH MENIT.................. 38
MENGEJA HARMONI TAPAL BATAS............................................ 39
PENDIDIKAN UNTUK SIAPA?........................................................ 40
TUJUAN DAN CELAH....................................................................... 41

Diah Puspitasari................................................................................... 42
BAPAK.................................................................................................... 43
TAK TAU! ............................................................................................. 44
UANG..................................................................................................... 45

Didik Hendarto.................................................................................... 46
DI NEGERI PARA GURU.................................................................... 47
SECANGKIR KOPI .............................................................................. 48

Dini Lestari............................................................................................ 49
MENCARI MIMPI................................................................................ 50
METAMORFOSIS................................................................................. 51
NILAI RAPOT YANG TAK SEMPURNA ....................................... 52
PUISI BAGIKU...................................................................................... 54
TERBANG TANPA SAYAP................................................................ 55

viii Antologi Puisi

Diyahning Susilawati......................................................................... 56
BUMI YANG MERATAP..................................................................... 57
IMPIAN ANAK NEGERI.................................................................... 59

Endang Nuraini.................................................................................... 60
BURUNG KECIL................................................................................... 61
HUJAN MALAM INI........................................................................... 62
KUPENUHI PANGGILAN-MU......................................................... 63
MUSALA KECIL SAMPING RUMAHKU........................................ 65

Evika Abidin......................................................................................... 67
ELEGI SENJA........................................................................................ 68
JALAN.................................................................................................... 70
PUNCAK................................................................................................ 71
SELAMAT PAGI, HARI....................................................................... 72
UNTUKMU ANAKKU........................................................................ 73

Indika Dwimukti................................................................................. 75
GORESAN PENA................................................................................. 76
KELASKU.............................................................................................. 77
SEMUT HITAM..................................................................................... 78
TWITERKU MALANG ....................................................................... 79

Indrati Wardani.................................................................................... 80
BERPULANG........................................................................................ 81
KERINDUAN DALAM SEBUAH PERTEMUAN .......................... 83
PAGIKU.................................................................................................. 84
UNIKNYA ANAKKU ......................................................................... 86

Komsatun............................................................................................... 88
CIKAL CENDEKIA.............................................................................. 89
DRAMA DUNIA................................................................................... 90
RINDU MENYATU.............................................................................. 91
SUDUT PANDANG............................................................................. 92

Himne Senja ix

Lerry Alfayanti..................................................................................... 93
CINTA LUKA........................................................................................ 94
DAG DIG DUG UJIAN ....................................................................... 95
PETANG DATANG.............................................................................. 97
SENDU IBU............................................................................................ 98
TANYA KUKIRA.................................................................................. 99

Mufli Khairul Hida............................................................................ 100
AMANAH INI..................................................................................... 101
SAWAH TELAH BERUBAH............................................................. 102
SEBUAH POHON PISANG.............................................................. 103

Muhamad Yahya Mauliddin............................................................ 104
B A N G K I T ’19................................................................................. 105
PERHATIKAN!................................................................................... 107
SAJAK ANGKA.................................................................................. 108
SAJAK SEMBILAN NEGERI IMPIAN............................................ 110
UJIAN................................................................................................... 113

Nasirin.................................................................................................. 115
GERIMIS DAN KELAHIRAN........................................................... 116
GERIMIS TELAH SAMPAI DI PELATARAN INGATAN........... 117
PEREMPUAN NELAYAN................................................................ 118
TEMA PENDIDIKAN........................................................................ 119

Nofita Kurniawati.............................................................................. 120
BANGKU SEKOLAH......................................................................... 121
GADIS KECIL BERKERUDUNG BIRU........................................... 122
PAMIT.................................................................................................. 123
PARADE KOPI.................................................................................... 124
RITME GERIMIS SORE ITU.............................................................. 125

Putri Ika Lestari.................................................................................. 126
KAU...................................................................................................... 127
TAMAN ILMU DI TENGAH SAWAH........................................... 128
TOKOH................................................................................................. 129

x Antologi Puisi

Naura_Anaba...................................................................................... 130
BISIKAN HATI ................................................................................... 131
BUKU.................................................................................................... 133
GURUKU.............................................................................................. 135
TARIAN PENA................................................................................... 137
UJIAN................................................................................................... 138

Riska Ningsih..................................................................................... 139
PUTIH ABU......................................................................................... 140
TINTA................................................................................................... 141

Rokhimatul Aminin.......................................................................... 142
PUTRIKU, CAHAYAKU................................................................... 143
SOAL oh SOAL................................................................................... 144

Sinta Nofia Sari................................................................................... 145
KOSONG.............................................................................................. 146
SENJA DEWATA................................................................................ 147

Siti Aminatun..................................................................................... 148
HARAPAN.......................................................................................... 149
JASAMU............................................................................................... 150
MANIS PADA AKHIRNYA.............................................................. 151
NUANSA WARNA............................................................................ 152
PETUAH BIDADARI......................................................................... 153

Sri Harjati S......................................................................................... 154
HAMPA NYATA................................................................................ 155
HATI BUTA BUKAN MATA............................................................ 156
PROSES KURTILASKU..................................................................... 157

Urip Susilowati................................................................................... 159
DENGAN APA.................................................................................... 160
TENTANG RINDU............................................................................. 161

Himne Senja xi

Utari Tri Hartati.................................................................................. 162
BUNGA SAHAJA............................................................................... 163
DOA TIADA BERMAKNA............................................................... 165
KEANGKUHAN CINTA................................................................... 166
MENANTI DI UJUNG WAKTU....................................................... 168
PERMATAKU..................................................................................... 169
SENANDUNG BINTANG................................................................. 170
RENUNGAN....................................................................................... 171

Wahyu Retnoningsih......................................................................... 172
BARISAN ANGKA............................................................................. 173
EMAK PENJAGA CINTA................................................................. 174
JADI HENING..................................................................................... 175
SAYANG BUMI.................................................................................. 176

Wahyu Wiji Sayekti........................................................................... 177
NAK….................................................................................................. 178
TEH HANGAT DAN HUJAN......................................................... 179

Wiku Noviardi.................................................................................... 180
AKU INGIN......................................................................................... 181
HEMBUSAN BAYU............................................................................ 182
KAULAH MIMPI ITU........................................................................ 183
MENCARIMU..................................................................................... 184
SANG GURU....................................................................................... 185
SERAUT WAJAH................................................................................ 186
SUDUT RUANG TUNGGU.............................................................. 187

Yuliyanti.............................................................................................. 188
PRESTASI............................................................................................. 189
RAKYAT KECIL.................................................................................. 190

xii Antologi Puisi

Abdul Muid

Abdul Muid, lahir di Jepara pada 18 Juni 1974. Tinggal di Lanji,
Patebon, Kendal. Dari tahun 2012 sampai sekarang mengajar di
SMK Al Musyaffa Kendal



Himne Senja 1

IRONI PPDB

Abdul Muid

Ada saatnya aku bak barang dagangan
Dijual, dibeli, dihargai dengan rupiah tak berarti
Demi mencari seperti aku yang dikira masih banyak
Ada masanya aku seperti barang mainan
Dilempar ke sana karena tidak layak di sini
Ditangkap dengan seribu tangan yang penuh cinta kasih
Dipapah ke sini dan disambut dengan tergopoh-gopoh
Karena ayahku punya palu kuasa
Ada waktunya aku laksana anak emas
Dimanja, digendong, disuapi, diputarkan musik dangdut
semalam suntuk
Dikira aku boneka
Aku adalah manusia wahai manusia
Lanji, 10 April 2019

2 Antologi Puisi

UJIAN YANG BELUM PUNYA
RUH NASIONAL

Abdul Muid

Nilaimu sudah tidak lagi bermakna
Posisimu sudah tidak lagi tinggi
Tampangmu sudah tidak lagi sangar dan mengerikan
Oh, ujian yang belum punya ruh nasional
Kini nilaimu kalah rating dengan sinetron yang diputar di tv-tv
menjelang magrib sampai setelah isya’
Jangankan anak-anak, emak-emak pun tak kuasa berpaling dari
adegan tangis cengeng di layar kaca
Kini posisimu tersaingi oleh tayangan dangdut, sepakbola, dan
tayangan tinju bebas berdarah-darah
Jangankan menapak lebih tinggi, kaki mencengkeram saja hanya
dengan dua kuku yang satu patah ujungnya.
Kini tampangmu manis semanis kembang gula yang dijual saat
ada keramaian di kampung
Yang hanya digigit sekali di ujung stelah itu dibuang dicecer di
jalan
Jangankan berebut mengambil, diinjak malah lebih asyik dan
terasa basah kaki berjingkrak
Oh, ujian yang belum punya ruh nasional
Bagaimana cara aku menghargaimu lagi
Sedangkan ayahmu hanya menyisakan satu digit angka saja
Bagaimana cara aku memosisikanmu lagi
Jika siswa, guru, dinas pendidikan, kementerian meninggalkanmu
dalam keadaan koma
Bagaimana cara aku menjaga wibawamu
Sementara kau membuat cacat dirimu dengan soal tidak standar
Oh, ujian yang belum punya ruh nasional

Himne Senja 3

Aku sendiri lelah
Maafkanlah
Lanji, 1 April 2019

4 Antologi Puisi

Abi Sufar Muklis

Abi Sufar Muklis, lebih dikenal dengan sapaan Abi lahir di
Demak 30 Agustus 1987. Pendidikan SD 3 Bandungrejo, SMP N
1 Mijen, SMA N 1 Mijen, dan IKIP PGRI Semarang. Alamat Desa
Wirosari RT 008, RW 002, Kec. Patean, Kab. Kendal. Aktif mengajar
di SMK Darul Amanah Sukorejo.

Himne Senja 5

CATATAN UJUNG PENA

Abi Sufar Muklis

Pagi itu
Kulihat langkahmu menjauh
Meninggalkan sudut takdirmu yang perih
Melepas kenangan berkabut
Meninggalkan jarak membentang
Membekas kenangan suram
Berbekal deretan angka-angka
Membawa gumpalan logaritma
Rengkuh asamu
Tabur citamu
Semai mimpimu
Terbanglah mengangkasa
Ukirlah bintang-bintang
Tertawa dengan purnama
(Abi, 26 Maret 2019)

6 Antologi Puisi

GORESAN HATI

Abi Sufar Muklis

Batinku mendidih terbakar alunan syairmu
Menyayat sekujur badan
Bagai halilintar menghujam badan
Perih, merintih
Aku tertatih

Dirimu di pelupuk mata terasa jauh
Dirinya terbentang cakrawala terasa dekat
Hidupku penuh peluh
Memikul bait syairmu yang berkarat

Aku tak sempurna bagai nirwana
Disinggahi dia yang taat
Aku berlumur dosa
Hambamu yang mengais taat

(Abi, 23 Maret 2019)

Himne Senja 7

Achit Abdul Rochman

Achit Abdul Rochman,tinggal di dataran tinggi Dieng, Batur.
Banjarnegara. Seorang pengajar di SMK NU 01 Kendal. Selain
mengajar, waktunya dihabiskan sebagai penjaga toko di daerah
pedalaman.

8 Antologi Puisi

CELAH KEHIDUPAN

Achit Abdul Rochman

Sinar pagi yang cerah
Membuat aku bergegas untuk berangkat sekolah
Sungguh senang hari ini
Demi mendapat ilmu
Dengan semangat membara

Kukayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kusandarkan di pagar tua
Untuk meraih suksesku
Mimpi yang indah terkubur begitu dalam

Begitu dalam sampai tak bisa tergali
Ingin kukeluarkan mimpi-mimpi itu sekarang
Tapi itu tidaklah mudah….
Butuh sejuta berlian untuk menggali mimpi itu
Itulah mahalnya pendidikan
Begitu mahal sampai harus mengubur mimpi ini
Sungguh kubutuh sejuta berlian itu
Apalah daya, mengisi perut keroncongan pun sulit
Apakah hanya mimpi seorang anak pejabat yang bisa tumbuh?
Apakah niat tidaklah cukup tanpa sepeti berlian?
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu

Himne Senja 9

Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Kendal, Maret 2019

10 Antologi Puisi

JALAN SEMESTINYA 11

Achit Abdul Rochman

Setiap jalan yang terlewat bisa kau ingat
Setiap detik waktu kau sadar
Maka semua tidak ada yang buruk

Mengingat waktu dan jasanya memang perlu waktu
Energi pun akan terkuras habis akan pikunnya ego

Wahai pahlawanku
Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
Tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Sadarilah semua karena jalannya
Tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca

Kukumpulkan segudang ilmu
Kugunakan otakku sebagai ruang alam pikiran
Perbaiki jalan pikiran yang buntu
Sadarkan pikiran dan hati yang kosong
Ayo satukan seluruh warna!
Kokohkan yang tlah satu

Himne Senja

Jangan bilang tak bisa sebelum mencoba
Jangan lemah tak berdaya setelah jatuh
Bangkit dan bergerak!
Tunjukkan pada dunia bahwa kita bisa!
Karena itu jalan yang semestinya
Kendal, April 2019

12 Antologi Puisi

MENULIS BEBAS

Achit Abdul Rochman

Langkah kaki menapaki jalan
Tak tahu arah tujuan
Bagai hidup tak berpedoman
Seperti hidup dilanda kebodohan
Senja ini semburat merah mewarna langit yang abu
Anganku terbang pada masa belajar mengeja
Kala itu, aku tersenyum mendengar dongeng pelajar nusantara
Sang penakluk bukit, penyisir pinggiran sungai yang handal
Para pengejar ilmu, penggerak peradaban
Hidup tanpa ilmu
Bagai rumah tak berlampu
Gelap bagai abu
Seperti bayangan yang semu
Teruntuk pencinta ilmu
Membaca adalah pedoman informasi yang hakiki
Gelap terangnya sudah tertera dalam tulisannya
Yang semuanya harus dieja dan dipahami
Memaksa mata terkunci dengan baris dan baitnya
Lantas waktu bertransformasi jadi anak panah berkecepatan tak
hingga
Dunia memang tak menjadi milikku, tapi aku mencipta duniaku
sendiri
Aku ingin berkata lewat aksara, goresan pena
Merapal doa dan nasihat untuk maslahat
Diam untuk memulis, berkata untuk bercerita
Sebab menulis tak melulu tentang seni, tapi juga keinginan
berbagi
Coretan emas tak selalu salah
Dia hanya bisa dipahami dari orang yang mau
Orang yang peduli

Himne Senja 13

Ya peduli terhadap sekitar angan kehidupan
Putih hitamnya
Getir pahitnya
Semua tidak bisa dipajaki
Hanya bisa dinikmati oleh penikmat kehidupan
Kendal, Maret 2019

14 Antologi Puisi

SENJA DI PAGI HARI

Achit Abdul Rochman

Kulihat kau berbuat
Kudengar kau berbicara
Kurasakan kau merasakan
Mata binar tak khayal menjadi panutan

Secercah harapan kecilpun terbenak dalam besitku
Sembari aku berpikir, apakah benar getir masa depan kehidupan?

Aku berjalan menyusuri jalan setapak
Pada sebuah pemukiman
Tempat sejumlah anak bangsa
Kehidupan yang sederhana, jauh perkiraanku

Kulihat generasi bangsa
Dengan seragam kumuh yang dikenakan
Tanpa alas kaki yang melindungi
Membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
Tetapi semangatnya menuntut ilmu
Seperti api yang menyala-nyala
Takkan pernah padam

Senyum getir dalam hatipun terkecamuk
Ketika kumulai menyusuri perkampungan
Sesaat kudengar rintihan generasi bangsa
“Ibu, Bapak, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya
impian, harapan dan masa depan,” rintihnya.
Tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa
Sepagi itu harapan anak-anak bangsa menjadi lusuh
Di mana pemimpinku

Himne Senja 15

Di mana pemerintahku
Negeri yang kaya raya gemah ripah loh jinawi
Hanya sebuah semboyan belaka

Wahai petinggi negeri
Apa kalian tak melihat?
Kesusahan menyelimuti anak bangsa
Apa kalian juga tak mendengar?
Rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
Apa mungkin kalian terlalu sibuk?
Terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian

Atau mungkin kalian lupa?
Tiap kali janji manis kau ucapkan
Di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan
Tak sadarkah?
Rakyat telah pertaruhkan segalanya
Dari impian, harapan, hingga masa depan
Tapi apa balasan dari tiap “satu” suara dan “satu” kepercayaan
yang rakyat pertaruhkan?
Hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak “mustahil”
jadi kenyataan

Jangan jadikan senja di pagi hari
Jangan gadaikan masa depan kami
Jangan habiskan harapan kami

Kami hanya berharap
Suatu saat, negeri ini
Negeri yang kini padam
Kan kembali terang benderang
Bak surga harapan nyata

Kendal, maret 2019 Antologi Puisi

16

Ananto Eko Saputro

Ananto Eko Saputro. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di
SMK Muhammadiyah 1 Weleri ini adalah alumnus Universitas
PGRI Semarang yang berasal dari Kota Weleri, Kabupaten Kendal.
Lahir di Semarang, 20 Desember 1994.

Himne Senja 17

SERENADE SENJA

Ananto Eko Saputro

Apa kau tahu apa itu senja?
Senja itu bagiku seperti lilin yang menyala di kala malam tiba
Lain halnya denganku, senja merupakan dekorasi alam yang
teramat indah bung.
Aku tidak bisa menuangkan dengan kata-kata tentang senja,
karena senja tak akan bisa kita nikmati hanya dengan sebuah kata
Heran. Semua orang di warung kopi itu sangat menyukai senja
dibanding ikan yang melimpah hasil tangkapan mereka melaut
malam lalu.
Seolah-olah melaut hanya sekedar hobi mereka saja, dan senja
itu menjadi sarapan yang harus mereka santap saat matahari tak
memagut sinarnya lagi.
Aku memejamkan mataku. Berharap senja itu bisa kuambil dan
kuletakkan dalam sudut kamarku.
Mungkin setiap sore aku tak kan pergi ke warung kopi di tepian
pantai ini hanya untuk menikmati senja saja. Karena aku kan
selalu menikmatinya hanya dengan berbaring di atas kasurku
yang beralaskan dipan tersebut, dan sejuk angin laut yang masuk
dari ventilasi kamarku, tak lupa suara gemuruh kapal laut yang
hanya lewat tuk menyapaku dengan cerobong asapnya yang
menggumpal. Itu menandakan senja kan segera tiba.

18 Antologi Puisi

SERUAN BAGI GURU

Ananto Eko Saputro

Tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku
Seringkali engkau datang
Dengan penuh tekad
Demi mencerdaskan tunas bangsa
Setiap kali kau masuk singgahmu
Kau selalu membawa hal baru
Satu saku penuh asa
dalam hidupmu!
Penuh kesungguhan
Namun tak hilangkan canda
Bodohnya diriku
Yang tak mengakui perjuanganmu
Kaulah pelita bangsa
Sang pahlawan
Tanpa tanda jasa

Himne Senja 19

SUATU KETIKA,
SAAT SENJA DI PELABUHAN ATHENA

Ananto Eko Saputro

Di kota tak jauh ini
Mengabarkan rangkaian peristiwa
Ku dengar alunan nyanyian tak bertuan
Yang terkadang sumbang
Disambut gemuruh riak ombak dari tengah segara
Menantang karang-karang

Di dermaga tak berpenghuni
Di sini ku duduk seorang diri
Seiring alunan kepakan sayap merpati
Ku nanti kau kan kembali

Dengan ditemani bising angin timur
Mahligai Debur ombak
Dan cahaya keemasan dari ujung laut bermuara
Untuk apa semua ini kunikmati?
Tatkala kau tak menyaksikan sendiri?

Ingin kukirimkan senja ini hanya untukmu
Di penghujung kalbu
Kumasukan dalam sebilah pengharapan
Biarpun akan terbuang

Ku tatap senja itu
Masih selalu begitu
Barangkali itu bekas siluet dari hadirmu
Seperti menjajikan suatu perpisahan yang sendu

Athena, April 2019 Antologi Puisi

20

(PADA SEORANG WANITA) UNTUK KARTINI

Ananto Eko Saputro

Saat ku lemah tak berdaya
Asapun tak kuasa
Aku terbuang
Aku tersiksa
Aku merana
Rintik air mata kian bercucuran
Membasuh lesung nan indah itu
Para wanita tak lagi bersuara
Tak ada lagi demokrasi
Luka-luka perih
Membanjiri tubuh mungil kami
Dan semua itu kini tiada
Kau hapuskan pemberontak itu
Kau tunjukkan pada bedebah itu
Bahwa kaum wanita
Berhak mendapatkan suara
Hadirmu menyemangati kami
Bahwa habis gelap terbitlah terang

Himne Senja 21

PELUKIS MALAM

Ananto Eko Saputro

Saat senja menutup mata
Kau seringkali hadir di tengah kota, Wajah keriput bersaku pena
Hidup dari asa gemerlap, Bersemayam sepanjang trotoar
Raut setengah pucat bertengadah, Menyawang sunyi malam
Dia datang untuk kalian
Yang ego akan kesenian
Orang-orang kembali mendatanginya Sambil menyelipkan
sekeping rupiah
Yang perlahan masuk dalam kaleng kecil nan rapuh
Di hadapannya,
Mungkinkah?
Kalau kau tiada
Wahai orang tua bersaku pena
Bulan di atas kota penyesalan itu
Tak akan kembali lagi memancarkan sinarnya
Seakan kota itu kan senyap
Dan lebih lagi tak dapat membagi seiris dukamu
Wahai pelukis malam

AES, YOGYA

22 Antologi Puisi

Anik Atonah

Anik Atonah, lahir 26 Februari 1978 di sebuah wilayah pantura,
tepatnya di Rembang. Ia menyelesaikan pendidikan SD s.d. SMA
di Rembang dan menyelesaikan pendidikan sarjana di IKIP
PGRI Semarang. Kini ia menjadi guru di SMK NU 05 Kaliwungu
Selatan. Tulisan yang pernah dibuat salah satunya adalah “gerimis
merintik”.

Himne Senja 23

APA LAGI INI

Anik Atonah

wajah-wajah lugu itu menarikan duka
luka-luka di negeri yang penuh bunga
bibir mereka penuh tanya yang tak terucap
menunduk pada keadaan
tak bisa menghindar, tak bisa bersuara
apalagi harus berteriak
terbolak balik, tersusun, perlahan rapi
kemudian membingungkan lagi,
lihat wajah-wajah yang merindukan kepastian
wajah-wajah yang enggan berdebat dan berargumentasi
bukan tidak mau berdebat dan berargumentasi
tapi kesia-kesiaan bila muncul perubahan lagi
berubah adalah sesuatu yang pasti,
tapi ini sebuah harga diri
seperti wajah-wajah itu
tak akan tersenyum bila terluka
tak akan cemberut bila bahagia
aku tulis ini dengan entah, entah dan entah
apa yang berkecamuk dalam otakku
menyapamu dan berharap jawabmu

24 Antologi Puisi

PURNAMA JATUH

Anik Atonah

Senja mengering dalam keremangan
jalan tak lagi rata, terjal t’lah jatuhkanmu

langit tak lagi seindah dulu, hanya cerita tentang
purnama kemarau jatuh di kota rapuh
kering dan panas menghiba pada lara tanpa suara

akankah senja kembali catat keluh ini, tuk
kembali hadirkan parasmu,
kembali lelapkan malam-malamku

entahlah, seperti senja yang lalu
senyum itu sekilas dan bias kala gerimis
tusukkan belati ditubuhku

kurindukan paras sempurnamu
seperti saat purnama bertengger di pundakmu

Himne Senja 25

RINDU MERADANG

Anik Atonah

Tetes bening pada ujung daun perlahan bergelayut
terngiang gemulai kata,
wangi makna dan harum menelusup pahatkan cerita
kuhidangkan semangkok sajak
pada perhelatan suatu saat nanti
berharap tetes bening pada ujung daun
kembali sejukkan
rindu yang meradang

26 Antologi Puisi

SAJAK DAN GERIMIS DI HARI PERTAMA

Anik Atonah

Akan kutulis berlembar-lembar halaman 
geliat itu tlah bangkitkan aku 
sapa itu membuka segala
tentang asa, makna, dan rasa yang entah apa ini

bukanlah cinta atau percintaan 
tapi kerinduan meletupletup tanpa tertahan

akan kutulis berlembar-lembar halaman
seperti gerimis di hari pertama tahun ini
begitulah ku ingin
beratus hujaman kata kan kutulis untukmu
beratus makna semoga kau mengerti
bahwa ada sajak yang tak pernah usai untukmu

Himne Senja 27

SATU MUHARAM

Anik Atonah

Senja tlah beranjak tinggalkan detik berlalu begitu cepat
Almanak lusuh menggantung bisu
Tlah berlalu langkah diri
Sambut malam tuk sapa hari baru
Basuh diri dalam percik suci
Tetes membasah
Singkap debu pendarkan hasrat
Pada-Mu Ya Rabbi kutinggalkan catatan,
Buka lembaran baru dalam restu-Mu

28 Antologi Puisi

Cornado Setyo Sakti

Cornado Setyo Sakti merupakan nama lengkap dari pria
kelahiran Kendal, 6 Mei 1990. Ia mendapatkan gelar S1 Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP PGRI Semarang. Saat ini ia
aktif mengajar di SMK Negeri 3 Kendal.

Himne Senja 29

ANAK KECIL

Cornado Setyo Sakti

Anak kecil, memakai tas kecil
Menata buku, dalam tas mungil
Berjalan dengan senyum kecil
Terselip doa, dan harapan secuwil
Anak kecil, dengan langkah mungil
Menata bunga berwarna
Menggeja hinggal hapal
Meneteskan keringat bulir permata
Anak kecil, bekal secuwil
Makan tak kenal apa
Semua rasa jadi tak terasa
Supaya nyaman di hari senja

30 Antologi Puisi

DALAM HUJAN

Cornado Setyo Sakti

Ada rindu, mengharu biru
Ada kata, terselip dalam tanya
Ada resah, berubah jadi gelisah
Ada sedih, terasa pedih
Ada gembira, diujung cerita

Jika tanya, menjadi mengapa
Jika rasa, menjadi duka
Jika pilu, menjadi kelambu
Jika sangkaan, sebatas gurauan
Jika harapan, sebatas impian

Dalam hujan….
Izinkan aku menjadi kekasihmu
Menunggu tanpa tahu
Pelangi di ujung waktu

Himne Senja 31

Desi Wiramurti

Desi Wiramurti, lahir di Kendal tanggal 30 Desember 1982.
Tinggal di Desa Purwokerto, Patebon, Kendal. Menempuh pendidikan
di SDN 2 Purwokerto, SMPN 3 Patebon, SMAN 2 Kendal, dan
Unnes. Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK
Bina Utama Kendal.

32 Antologi Puisi

CAHAYA PENGABDIAN

Desi Wiramurti

Angin tak jua henti menyapa dedaunan
Cahaya siang pun bak anak panah
yang melesat dari busurnya
Hening
Namun sang surya tak sedikit pun
menyurutkan cahayanya
Cahaya yang terang
Seterang asa di padang harapan
Seterang mata yang berkobar dalam pengabdian
Pengabdian sebagai insan dalam pendidikan
Mengantarkan tunas-tunas kemenangan
Kemenangan mengarungi hamparan masa depan

Kendal, 2019

Himne Senja 33

KARENA KASIHMU

Desi Wiramurti

Ada kata yang mungkin tak terucap
Ada harapan yang mungkin tak sanggup terwujud
Ada pinta yang mungkin tak terbaca
Namun tanganmu teguh merengkuhku
Suaramu merdu melenakanku
Setiap hembusan napasmu berirama doa
Tangan rapuhmu tak henti menuntunku
Tangan rapuh termakan oleh usia
Wanita tangguh yang tak henti mengasihi
Adaku karenamu
Karena kasihmu yang tak pernah berlalu
Kendal, 2019

34 Antologi Puisi

LANGKAH TANPA HENTI

Desi Wiramurti

Setiap tanya tak harus terjawab
Siang pun tak selalu tersinari sang mentari
Namun malam itu pasti
Layaknya waktu yang terus berlalu
Menggoreskan jejak-jejak cerita
Ada asa di setiap hela nafas
Asa tuk meniti jalan tiada ujung
Walau gelap senantiasa menyapa
Laju waktu takkan pernah surut
Langkah kaki pun tak jua terhenti
Terus menapaki jalan
yang kadang tersenyum muram
Tak lelah
Sampai waktu menuntun tuk kembali

Kendal, 2019

Himne Senja 35

MELANGKAH DAN BERHENTILAH

Desi Wiramurti

Melangkahlah
Hingga angin tak kuasa mengusikmu
Berjalanlah
Seakan waktu tak mampu menghentikanmu
Melompatlah
Agar kerikil tajam tak bisa menghalangimu
Berlarilah
Sampai tak seorangpun sanggup mengejarmu
Namun, berhentilah
Saat seruan-Nya memanggilmu
Dan, menunduklah
Ketika kau lafalkan asma-Nya
Karena di sana ada pengharapan
Layaknya air yang terpaut ke muara
Ketenangan bersemayam
Setenang malam memagari alam
Kendal, 2019

36 Antologi Puisi

Dhiyah Endarwati

Dhiyah Endarwati, lahir di Kendal, 19 Agustus 1990. Saat ini ia
tercatat sebagai GTT di SMK N 7 Kendal. Karyanya tergabung dalam
Antologi Puisi Sapaku Kata (TBJT, 2018), Himne Hujan (Tonggak
Pustaka, 2018), Tuna Asmara (Jarak Dekat Art Production, 2018),
dll.

Himne Senja 37


Click to View FlipBook Version