Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 45 "Ish bunda nggak teman ya kita sekarang" Setelah puas menggoda putrinya bunda Putri dengan hati hati menyampaikan tujuan awalnya datang ke pesantren "Khm, jadi gini elmara, bunda Dateng kesini mau ngomong sama mara, mara mau nggak bunda jodohkan dengan anak dari sahabat bunda dan papa". Elmara yang mendengar ucapan nyeleneh bundanya tersedak ludahnya sendiri. " Apaan si Bun aneh aneh aja" jawab elmara berusaha tenang walaupun jantungnya berdetak lebih cepat karena antara bingung dan takut dengan omongan bundanya, pasalnya tiba tiba nggak ada angin nggak ada hujan bundanya ngomong mau dijodohkan, apa gue se nggak laku itu sampe mau dijodohkan batin elmara. Papahnya dan juga kyai Akbar hanya memandang diam ketiga perempuan itu, karena mereka yang mempunyai niatan awal untuk menjodohkan keduanya. " Mau kan dek" tanya bundanya sekali lagi " Hih apa si Bun elmara nggak mau, elmara masih umur delapan belas tahun juga segala di jodohin" " Mau ya mara dijodohin" umi laila berusaha membujuk elmara agar mau dijodohkan dengan anaknya
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 46 " Nggak mau umi, elmara nggak mau nikah dulu emang siapa sih yang mau di jodohin sama elmara" tanya elmara kepo. Saat umi laila ingin menjawab tiba tiba dari arah pintu muncul sosok laki laki datang dengan sorban di pundaknya "Assalamualaikum" "Waalaikumsalam" ucap serentak menjawab salam dari Gus Dava, ya laki laki bersorban di pundaknya tadi adalah Gus Dava. Setelah sampai di ruang tamu Gus Dava menyalimi abahnya juga sahabat abahnya. Tapi saat ingin menyalimi uminya di melihat sosok elmara yang duduk di tengah tengah uminya dan sabahat uminya. Umi lalila tersenyum menyambut tangan putranya. Setelah menyalimi uminya Gus Dava duduk di antara Abah dan sabahat dari abahnya itu. "Gimana Gus jawabannya mau nggak di jodohin sama anak sahabat Abah" kyai Akbar bertanya diiringi dengan senyuman " Bismillah Dava menerima perjodohan ini bi" Kyai Akbar dan juga sahabatnya kompak berucap Alhamdulillah dengan kebahagiaan terpancar di wajahnya.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 47 Lain dengan ketiga laki laki tadi kini umi laila juga bunda dari elmara sedang membujuk agar elmara mau menerima perjodoha ini. " Mau ya sayang demi bunda" bunda Putri berucap dengan mimik wajah teduhnya di hadapan elmara. " Kamu tanya kan tadi siapa yang mau di jodohkan sama kamu?" Tanya umi laila kepada elmara " Itu dia sedang berbincang bincang dengan Abah juga papa kamu mara" Elmara spontan menghadap kepada papanya, betapa terkejutnya dia saat melihat jika yang ada di antara papanya juga kyai hakim adalah Gus Dava. " Em jadi elmara mau di jodohin sama Gus Dava bun, mi?" tanya elmara hati hati Umi laila dan bundanya tersenyum mengangguk menanggapi pertanyaan elmara. Elmara menghembuskan nafas pelan jika ia menolak sekalipun akan tetap terjadi perjodohan ini. " Yaudah bun, mi mara mau Nerima perjodohan ini" Bunda juga umi laila berpelukan terharu atas jawaban dari elmara membuat ketiga lelaki tdi menolehkan atensinya ke bunda juga umi laila.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 48 Setelahnya mereka semua berkumpul di meja makan untuk menentukan tanggal pernikahan keduanya. " Jadi gimana setuju nggak pernikahan di adakan Minggu depan" tanya kiyai Akbar membuat Gus Dava juga elmara tersedak makanannya. " Em emang nggak kecepetan ya Abah, kan elmara kan masih mondok" jawab elmara hati hati " Nggak papa nak lebih cepat lebih baik" " Yasudah semua elmara Manut saja yang terbaik" " Kamu sendiri gimana Gus keberatan nggak kalo pernikahannya Minggu depan" tanya kyai halim kepada anaknya " Bismillah Dava siap mi, Bah jika dilaksanakan Minggu depan". Semua orang tua yang ada di meja makan tersebut tersenyum mengucap syukur kepada Alllah. 24 November 2022 hari dimana aku menikah dengan seorang Gus muda dari pesantren tempatku mencari ilmu. Gus Dava seorang yang dingin juga cuek, manik blacknya yang mengkilap juga sleepy eyes yang menambah kesan garang pada wajah laki laki itu. Pernikahan yang tidak ku sangka sangka terjadi atas kehendak Allah SWT.Aku yang fakir ilmu dijodohkan
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 49 dengan seorang Gus muda yang tidak dapat diremehkan tentang ilmu agamanya. Jantungku berdetak dua kali lipat dari biasanya saat papa mengucapkan kalimat "ANKAHTUKA WA ZAWWAJTUKA MAKHTUBATAKA BINTI ELMARA MAHESWARA ALAL MAHRI DUA PULUH EMPAT JUTA SERATUS DUA BELAS RIBU DUA PULUH DUA RUPIAH HALLAN” Setelah papa melafalkan kalimat sakral itu di Jawab oleh Gus Dava dengan QOBILTU NIKAHAHA WA TAZWIJAHA BIL MAHRIL MADZKUR HALLAN semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut mengucapkan kata SAH dan juga mereka menangis bahagia atas pernikahanku dengan Gus Dava. Inilah secuil kisah tentang ku ELMARA MAHESWARA sekian terimakasih.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 50 BAB 7 HANYA SEBATAS TEMAN (by: Novalita Allaysha Ayyana Putri) Hari ini adalah hari Senin, dimana dimulainya kegiatan yang sangat melelahkan, pagi ini para siswasiswi SMA Wisma Mahardika melaksanakan upacara bendera di lapangan sekolah, para siswa berbaris secara rapi dan menyesuaikan peletonnya masingmasing. Dengan di pimpin salah seorang murid yang sangat terkenal di sekolah itu, upacara pun selesai pada pukul 07:30 para siswa telah di bubarkan dan kembali ke kelasnya masing-masing. "Ehh bray Senin lusa kita giliran ya barisnya. Soalnya gua gak kuat, udah kepanasan baris paling depan lagi" Kata Saka, sembari merangkul pundak Shofar. "Lohhh bukannya enak di depan sendiri kan bisa jadi sorotan ciwi-ciwi, lagipula lo tuh kan lakik masak sama sinar matahari aja takut kayak perempuan aja dehh gak usah sok lemah!!" "Bray, gua ini gak lemah ya!! Enak aja loo bilang kayak gitu. Gua itu cuman pengen ngerasain baris belakang, jangan mentang-mentang gua tinggi gua di taruh paling depan ya" Jawab Saka sembari masuk ke dalam kelas.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 51 Saka memang tinggi, bahkan tingginya 180cm. Tubuhnya juga sangat proporsional. Benar-benar idaman. "Hah!? Kamu mikir gak sihh Kamu itu tinggi, di taruh di barisan belakang apa gak kayak pohon di anatara bunga-bunga!!" Dan kali ini jawaban Shofar membuat Saka jengkel, bagaimana tidak dia berbicara dengan nada yang cukup tinggi. "Dan bisa gak sihh, lo kalau ngomong tu gak usah kayak gitu!! Nyentek banget dah" Kali ini permintaan Saka tak bisa di bantah. "Pokoknya gua besok pas upacara baris di belakang elo giliran di depan. Lo kan juga tinggi!! Keputusan gua ini gak boleh di ubah. Paham gak sih loo!!" "Terserah!! Ngobrol sama lotu kayak ngobrol sama batu tau gak!!" Jawaban pasrah yang terlontarkan dari mulut seorang Shofar Agraham. Tak disangka ternyata teman-teman sekelas mereka menyaksikan perdebatan di anatara keduanya, yang membuat mereka semua bak menyaksikan adegan pertengkaran dua sibga. "Udahlah shof iyain aja gitu kenapa seeh!! Ribetbat dah, setiap hari kalau gak ribut apa gak afdol kalian ini?! Heran deh gue" Sambat Cemal seorang laki-laki yang dingin, dan akan meleleh pada orang yang tepat.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 52 Akhirnya shofar mendengarkan perkataan seorang Cemal. "Oke okey!! Besok Senin giliran gua yang di depan, gitu aja kok di ribet" Huhff memang ya dua sejoli ini jika tak bertengkar tak nikmat, nikmat ?? "Nahhh gitu dong dari tadi kan gak usah ada drama kayak gini, ngabis-ngabisin tenaga aja" Saut Saka. Akhirnya mereka semua kembali ke tempat duduknya masing-masing, karena guru mapel sudah memasuki kelas. Hari ini adalah jadwal Pak Uno mengajar di kelas meraka dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebagai kejutan kali ini Pak Uno memberikan challenge kepada anak didik untuk berbicara secara Baku, di karenakan anak jaman sekarang terlalu frontal jika berbicara. "Selamat pagi anak-anak, semoga sehat selalu di manapun kalian berada" Sambut Pak Uno dengan senyum sumringah. Tak lama kemudian seseorang menjawab dengan ketus. "Tapi saya gak sehat Pak, gara-gara ni orang" Sahut Saka sambil menunjuk Shofar yang tengah menguap. Seseorang yang di tuju pun tak menggubris perkataan itu. Hanya membalas dengan lirikan mata.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 53 "Hadehhh... Mulai deh mulai!! Saka kamu nanti lamalama saya pindahin ke ruang BK loh mau kamu!?" "Gak apa-apa Pak sumpah gak apa-apa, Saya malah pingin banget masuk BK Pak. Biar bisa ketemu Bu Nuri hehehe" Memang dasar Saka di ancam apapun itu juga tidak mempan, Saka kan Ultramen. Shofar yang mendengar itupun langsung naik pitam. "Gak ada ya!! Gak ada ketemu ketemuan apaan cobak dihh!!" "Apaan sih!! Emangnya kenapa, salah?? Enggak kan. Cinta itu murni coii, ya terserah gua mau yang lebih tua kek yang muda kek yang penting bukan Lo!!" Dengan PD Shofar menjawabnya. "Ya ngapain juga lo suka sama gua!! Gak usah repotrepot masih banyak yang ngantri, MAKASIH!!" Pak Uno yang mendengar itu benar-benar sangat pusing, entah harus diapakan biar dua manusia ini terdiam. "SUDAH SUDAH!! Kalian pilih diam atau Saya jemur di lapangan SEKARANG!!" Shofar lantas menjawabnya dengan raut wajah yang malang, namun itu hanya gimik, awokawok.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 54 "Maaf Pak maaf, mungkin kalau Saka gak mulai duluan saya gak akan kepancing Pak. Orang dia duluan yang mulai" Saka yang mendengar itupun rasanya ingin menjambak rambut Shofar. "Masih mau lanjut?? Hem, masih mau lanjut!! Kalian ini lohh duduk satu bangku kok masih bisa-bisanya berantem. Bingung saya sama isi pikiran kalian, bingung Saya. Pokoknya saya itu bingung!! Kalau sampek diantara kalian berdua ada bicara lagiii!!! Saya pastikan hukuman kalian lebih berat, yaitu bersihin toilet yang ada di sekolahan ini SEMUANYA!! Tanpa pengecualian. Paham!!" Ucap mereka berdua serentak secara terbata-bata. "Pa-paham Pak" "APA!? Coba sekali lagi" "SIAP PAHAM" "Mantap Saya suka jawaban kalian, ya sudah kalau begitu saya lanjut menjelaskan ya" "Untuk materinya kali ini cukup mudah yaitu, berbicara secara Baku antar sesama teman. Karna saya rasa anak jaman sekarang benar-benar sangat frontal jika berbicara. Sanggup kalian semua??"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 55 Dengan entengnya Saka menjawab, wihhh sepertinya tak ada beban. "Sanggup dong pak, bisa dimulai sekarang??" "Heleeh sombong amat!! Emang loo kira ngomong pakek bahasa baku itu mudah" Saut Shofar dengan raut wajah sinis. "Yaelah kan cuman ngomong doang apa susahnya cobak, yaa kan pak?" Akhirnya Pak Uno membuka suara. "Belum ada 1 menit Sakaaa!! Udah berulah lagi kamu. Sampai kamu ngomong satu patah kata lagi, saya gak segan-segan hukum kamu!!" "Syukurin taurasa kan" Ledek Shofar pada Saka, dan hanya di balas dengan dengusan tajam. "Ya sudah itu saja yang saya sampaikan kepada kalian, saya ada urusan dengan seseorang jadi saya tinggal sebentar. Tolong jangan ramai, mengerti??" Seisi kelas menjawab. "Mengerti Pak" "Satu lagi. Dan untuk kalian berdua Saka Shofar, saya minta jangan membuat kegaduhan lagi. Kasian saya liat teman-teman kamu, kok bisa-bisanya betah satu kelas dengan manusia seperti kalian. Huhff jika saya
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 56 lama-lama disini mungkin saya ikut terbawa aura hitam kalian, ya sudah saya permisi" Pamit Pak Uno pada mereka semua dan meninggalkan kelas, entah urusan apa yang membuat Pak Uno meninggalkan kelas tidak seperti biasanya. Pak Uno tipikal orang yang tidak pernah meninggalkan kelas di saat jam pelajarannya, apakah ada sesuatu yanggg~~ "Aura hitam?? Cek. Hitam dari mana cobak orang putih kayak gini di bilang hitam!!" "Shutt bisa diem gak sih, lemes bat dahh mulutnya" "Maksud” Dengan sigap Shofar langsung membungkam mulut Saka, dan berbisik. "Hustt, udah ya gak usah banyak bicara. Kasian gw liat mulut lo ngomong mulu. Oh ya satu kali lagi, ini masih pakek tangan loh yah bukan..." Di saat Pak Uno meninggalkan kelas mereka hanya sibuk dengan urusannya masing-masing, yang lain sibuk dengan handphone berbeda dengan 2 manusia ini Saka dan Shofar. Entahlah apa yang mereka lakukan, bukannya menjalankan tugas yang di berikan Pak Uno mereka malah sibuk tak karuan, ya tak apalah yang terpenting mereka tidak membuat kegaduhan lagi.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 57 Hari ini kebetulan Saka membawa bekal dari rumah. Shofar yang melihat Saka melahap makanannya dgn nikmat, seaakan perutnya ikut merasakan kelaparan. Sebenarnya mereka ini apa?? (Ya manusia lah, masak monkey) "Ka bagi dong makanannya, gua juga ikut laper nihh, gua lupa bawa bekal" Pinta Shofar pada Saka. Saka yang mendengar pun bertanya. "Yahh terus gua harus gimana?? Kenapa gak order aja atau beli di kantin cobak kan banyak tinggal milih, kenapa harus minta ke gua? Tadi pagi kan udah gua bilangin, kamu gak masak buat bekal. Malah sibuk HP an, ya sukurin" "Yaa elah Ka gua cuman minta dikiiit doang, masak gitu aja gak boleh. Lagian nanti gua beli sendiri kok sesuap aja udah buat ganjel perut niih pliss" Pinta Shofar memelas di hadapan Saka, sembari menampakkan mata comelnya. Saka yang masih memiliki hati nurani, akhirnya membagi makannya dengan Shofar "Dihh elah kagak usah melas-melas kek gitu deh. Iya iya!! Gua kasih sesuap kan?!" Dengan senang hati Shofar membuka mulutnya selebar mungkin, kayak kudanil ya awokawok.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 58 "JANGAN LEBAR-LEBAR KAU BUKA MULUT!!" Kata Saka sambil menyuapkan nasi kedalam mulut Shofar. Seisi kelas bersorak tak karuan, meneriaki dua ingsan itu yang seakan. Dunia milik berdua "Gila ini mahh asin banget sumpah!! Siapa sih yang masak?" Tanya Shofar pada Saka sambil membuang makanan yang di dalam mulutnya kedalam bak sampah. "Pliss dehh kebangetan lo udah minta dikatain lagi!! Bener-bener gak punya rasa terimakasih gak punya ati tau gak lo" Balas Saka dgn tegas, bagaimana ia tidak marah. Makanan yang ia buat dengan penuh perasaan, dikatakan asin di depan dirinya. Namun seenggaknya katakanlah itu diluar agar sang pemilik tak sakit hati. "Bukan begitu, ini memang bener makanannya asin banget kalau lo gak percaya coba aja deh sendiri" Tawar Shofar pada Saka agar mencicipi makanannya sendiri. Saka yang dengar akan perkataan Shofar langsung mencoba makanannya, apakah benar jika makannya sangat asin. "Buset asin banget, persaan gua tadi masak gak kayak gini dahh" Saka tak percaya akan hasil masakannya sendiri.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 59 "Gilak Ka lo kayaknya ngebet pengen nikah deh. Bayangin, masak makanan aja sampek asin semua gini hahahaha" "Iya bener" / "iya betul tuhh" Sorak teman-teman sekelas mereka "Apaan sihh kalian ini kalau ngomong selalu gak di filter, langsung nyeplos aja!!" Ya tentu saja Saka tak terima akan perkataan mereka. Saka yang masih duduk di bangku SMA tak ingin terburu-buru menikah, lagi pula jika Saka cepat-cepat menikah akan makan apa bininya nanti. "Udah-udah kok pada ribut sihh, lagian cuman perkara makanan aja sampek bisa berspekulasi bahwa masak makanan yang asin pertanda mau nikah. Jodoh itu udah ada yang ngatur jadi gak ada yang tau" Kata Shofar secara terperinci pada semuanya, membuat seisi kelas semakin beesorak sekencang mungkin. "Udah pada gila kah kalian ini!! Orang di jelasin kok malah tambah heboh. Dasar anak-anak bahlol" Sahut Saka dengan nada sewot. Mereka semua yang sibuk mempermasalahkan makanan yang asin pertanda akan menikah, tak menyangka bahwa Pak Uno sedari tadi menunggu di depan pintu untuk di persilahkan masuk ke kelas. Sedangkan mereka tidak menyadari kehadiran Pak Uno yang seolah mereka anggap sebagai sebuah patung.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 60 "Heloww~~ permisi apakah saya boleh masuk?" Izin Pak Uno untuk memasuki kelas. "Yaa ampun pak maaf kami tidak tahu kalau bapak sedari tadi berada disitu, silahakan masuk pak" Jawab Saka dengan rasa terkejut lantaran tugas yang di berikan Pak Uno samasekali tidak di gubris oleh mereka. Sedangkan Pak Uno juga tidak mempermasalahkan tentang tugas yang tadi. "Maaf sebelumnya anak-anak saya minta kepada kalian semua untuk duduk di bangkunya masingmasing dan jangan ada yang berbicara sendiri, karena saya akan menyampaikan kabar gembira untuk kalain semua. Sebelumnya kalian pernah bilang kepada saya jika kalau ada anak baru laki-laki ataupun perempuan kalian ingin anak itu masuk di kelas ini bukan ?? Nahh sekarang keberuntungan itu sedang memihak pada kelas ini, di sekolah kita sekarang kedatangan murid baru dan bertepatan kepala sekolah menempatkan mereka di kelas kita. Jadi saya mohon kepada kalian semua agar menyambut nya dengan sumringah, paham kalian semua ??" "Paham pak" / "Paham pak" Jawab serentak mereka semua secara kompak yang ingin menyambut kedatangan teman baru di kelas mereka. Kemudian Pak Uno keluar dan membawa murid baru itu ke kelas, murid baru itu berjumlah dua orang. Mereka semua yang melihat dua anak baru itu hanya
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 61 bisa bersorak, karena mereka tak hanya cantik tapi juga menawan, membuat anak laki-laki di kelas itu seakan di suguhi dengan pemandangan indah dengan cara gratis dan akan menikmatinya setiap hari tanpa bosan. "Anak-anak saya meminta kalian agar menyambutnya dengan sopan dan sumringah, bukan malah bersorak tidak karuan seperti ini, seperti gerombolan ayam yang akan di beri jatah makan saja" "Sebenarnya mereka itu ayam Pak, cuman nyamar jadi manusia aja" Sahut Saka. Saka?? Iya Saka anak itu lagi-lagi ingin bermasalah dengan Pak Uno. Memang rada bahlol, orang enggak di suruh ngomong malah ngomong. "Saka!! Kamu ini ya. Apa tidak puas saya marahin tadi HA!! Lagi-lagi kamu lagi-lagi kamu, lama-lama kepala saya pecah dengerin kamu ngoceh" Dan akhirnya Pak Uno meminta bantuan pada Shofar untuk membuat Saka terdiam. "Shofar Saya minta sama kamu ya bikin diem temen kamu itu. Udah terserah mau kamu apain kek TERSERAH!! Pusing saya" "Emm, iya Pak" "Saka, kamu itu kalau gak di suruh ngomong jangan ikut ngomong!! Hadehhh. Bikin pusing orang aje lu, lo
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 62 tu LAKIK diem dikit kek mulutnya jan lemes-lemes amat" "Yaa dasar Saka, di ajak bicara palingan juga masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Sebenarnya yang dia takutin tu sape sihh?? Heran gue" Batin seorang Shofar Agraham "Ya sudah Saya lanjutkan. Anak-anak tolong diam sebentar ya karena teman kalain akan memperkenalkan namanya kepada kalian semua, jadi dengarkan dengan baik, tidak boleh ada yang bicara sendiri. Silahakan perkenalkan namanya satu-persatu di mulai dari yang samping kiri" Pinta Pak Uno, mempersilahkan mereka berdua memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Arumi Zavier biasa di panggil Rumi" "Dan perkenalkan nama saya Silviana Bachilia biasa di panggil Nana" Satu persatu murid baru itu memperkenalkan diri mereka masing-masing. Dan tak di sangka, anak paling cool dan jarang sekali berbicara di kelas itu akhirnya angkat suara. "Gilak!! Nama kalian bagus bangetzz. Kek ada unsur luar negerinya gitu looh, btw bapak kalain orang luar ya??" Ini Cemal. yaaa seperti yang di awal, dia bakal
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 63 bicara pada orang yang tepat. Dia itu kalau liat yang bening-bening dikit langsung satset. Nana menjawab dengan anggun nan elegan. "Hehe iya bapak kami dari luar. Luar Jawa" "Hahaha kalian ini gokil ya, kocak geming" "Baik anak-anak pasti kalian masih inget kan sama nama-nama teman baru kalian ini, kalau begitu untuk kalain berdua silahkan duduk di bangkunya masingmasing unt-" "Duduk?? Pak. Saya lo belum mendapatkan kursi, mau duduk dimana!?" Ternyata ada kembarannya Saka guys. Iya si Rumi tiba-tiba nyeletuk gitu aja, padahal kan Pak Uno belum selesai ngomong. Hadehhh yang sabar aja ya Pak, kemungkinan Saka ke-2 telah muncul. Nana yang disampingnya pun ikut merasa malu, bagaimana tidak mereka murid baru disini. Masak Rumi udah ngeluarin sifat aslinya, alon-alon ae lah Rum seng penting kelakon. "Emm sepertinya Saya belum selesai ngomong ya? Ya sudah Saya lanjutkan. Untuk nak Rumi silahkan duduk di sebelah Saka bangku depan no2 dan untuk nak Nana silahakan duduk dengan Shofar di bangku depan no1"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 64 "Lohh pak kok di geser sih pak, kan saya duduknya sama Shofar kenapa di pindah di belakang" Saut Saka kepada Pak Uno mempermasalahkan kenapa sekarang tempat duduk mereka di pisah, sedangkan Shofar yang hanya mengikuti apa yang di perintah oleh sang guru sekaligus WALAS dikelas mereka mahh fine fine aja. Enjoy aja brady "Begini, jika kalian tetap duduk bersama, nanti akan semakin tidak karuan. Mumpung di belakang meja kalian itu kosong, alias gak ada yang nempatin maka dari itu lebih baik kalian duduknya di pisah. Paham!!" "Keputusan saya ini tidak ada yang bisa merubah, dan untuk kamu Saka kenapa mempermasalahkan perihal tempat duduk?? Saya hanya mengatur tempat duduk di kelas ini dengan laki-laki dan perempuan di satu meja, bukan laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan, sebenarnya saya tidak terlalu mempersalahkan nya. Tetapi sekarang kita ketambahan murid baru jadi saya merubahnya lagi, tak masalahkan bukan. Jadi untuk kalain berdua silahkan menempati tempat duduk kalian, dan untuk Saka di terima saja apa adanya ya (awokawok) dalam hati Pak Uno" Perkataan Pak Uno agak membuat Saka kesal karena ia dan Shofar yang dulu duduk bersama sekarang harus di pisah. Tapi dengan segala permasalahan yang ada Saka tetap happy kiyowo, karena tetap mendapatkan timbal balik nya. Yaitu duduk dengan
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 65 teman barunya yang cantik nan mempesona, pasti tak akan rugi jika ia duduk dengannya. "Permisi bolehkah saya duduk di samping kamu" Pinta Rumi meminta izin pada Saka untuk duduk di sebelahnya. "Ia silahakan duduk saja" "Buset lemah lembut kek Putri Solo" (Dalam hati Saka) Akhirnya kedamaian muncul di kelas meraka dan bisa melanjutkan materi pelajaran dengan baik dan tentram, sampai akhirnya pelajaran terhenti dengan iringan bunyi bel tanda waktu istirahat. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar tak karuan segera ingin mendapatkan tempat yang nyaman dan mendapatkan antrian no1 untuk memesan makanan. "Ka ikut gua yuk ke kantin, gua traktir makanan" Ajak Shofar. "Brayy loo emangnya cuman ngajak gua gitu ke kantin, di kelas ini kan yang tersisa cuman kita berempat masa cuman ngajak gua doang. Ajak juga tuhh sii anak baru kasian di lihat-lihat dari raut wajahnya kayak orang kelaperan" Perkataan Saka seakan mengejek teman barunya itu, benar-benar Saka ingin memulai pertengkaran kembali. "Iya sihh boleh juga tapi kan gak gitu juga kalik, masa anak orang di bilang kayak gitu. Bentar gua tawarin dulu mereka"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 66 Shofar berjalan menghampiri keduanya. "Heyy maaf ganggu, apa kalian mau ke kantin bereng sama kita sambil gua tunjukin tempat-tempat di sekolah ini, mau ya pliss. Plusnya nanti gua traktir kok" Ajak Shofar pada Nana dan Rumi "Wihhh mantap nihhh, seumur-umur jadi anak baru di sekolah langsung di traktir, ya gimana gak mau cobak sok sok atuhh ayukk gass, ya kan naa" Rumi kalau tentang makanan mah gaspol. "Hehehe iya aku apa kata kamu aja Rum, makasih ya udah di traktir" Jawab Nana dengan nada yang yang sangat shoft, membuat Shofar hampir tak bisa berkedip gara-gara suara lembut nya. "Ya udah kalau gitu ayok kita ke kantin udah di tungguin sama Saka di depan" Ajak Shofar pada mereka berdua dan di dijawab dengan anggukan, dan mereka berjalan mengekori Shofar dan Saka menyusuri koridor sekolah. "Kalian tunggu disini dulu yaa, aku mau kesana sebentar" Pinta Shofar pada mereka bertiga yaitu Rumi, Nana, dan Saka. Untuk menunggu nya, karena dia akan memesan beberapa makanan. "Ohh yah kalian ini sebelumnya udah satu sekolah yahh, kok udah akrab aja nempel terus kayak perangko" Tanya Saka pada mereka berdua, di salah satu pertanyaan dari Saka membuat Rumi agak geram.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 67 Padahal Saka kan tanyanya santai ya. Dengan spontan Rumi menjawab. "Kamu gak bawa kaca yaa?? gak mau ngaca dulu gitu sebelum ngomong. Orang situ juga kayak perangko tempat duduk di pisah aja di masalahin kayak anak kecil banget sumpah. Masih mending gua perempuan sama perempuan, lah situ lakii sama laki kan anehhh" Jawab Rumi sewot, Rumi di lawan papale papale. Rumi kok mikir gitu sihh apa Rumi Fu.. ya?? ㅠ _ㅠ "Rumii ya ampun kamu ini yaaa, sopan dikit gitu kenapa sihhh, kita masih baru lohh disini. Jangan kayak gitu gak sopan!!" Bisik Nana "Eh buset, gw kira temen lo tu kalem ya taunya kayak reog tau gak, salah sangka ternyata gua" Sahut Saka tak mau kalah. "Maaf ya akan perkataan sahabat saya. Iya memang benar kami berdua sebelumnya dari sekolah yang sama, dan memutuskan untuk pindah ke sini, kami memang dari kecil selalu bersama jadi apa-apa gitu kayak harus sama-sama ㅋㅋㅋ" / "Ohhhh seperti itu" "Shofar tadi kemana sihh kok lama banget, janganjangan dia udah makan duluan lagi, wahhhh gak bisa di biarin ini" Gerutu Saka.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 68 "Makannya sana di susulin, bukan malah gerutu disini yaa percuma orangnya juga gak kedengaran tauu, anehh!!" Sahut Rumi. "Ya ampun bener-bener ya ni anak, namanya doang yang soft and cute tapi aslinya kok kayak reog" Batin Saka dengan rasa kesal yang sangat luar biasa, baru pertama kali ia bertemu dan memiliki teman dengan sikap yang seperti ini, coba saja jika Saka berkata langsung di depan Rumi sudah tak terduga pasti akan terjadi adu mulut diantara dua kubu. Tak lama kemudian orang yang di tunggu-tunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya, dengan membawa beberapa makanan yang telah ia pesan. "Hey maaf ya kalau lama, tadi aku disana nunggu dulu soalnya blm matang, so biar lebih enak aku tungguin aja dehh ibunya biar cepet kelar. Ya udh gihhh di makan, ini makanan ter favorit lohh di sini coba dulu dehh siapa tau ketagihan" Shofar kemudian memberikan maknanya kepada mereka. "Ya ampun makasih banget yaa, gak tau lagi dehh mau bilang gimana ini udh di traktir lagi" Jawab Nana mengucapkan terimakasih kepada Shofar yang memperlakukan mereka berdua dengan baik sebagai anak baru. "Iyuhh sumpah muaksih buangut" Jawab Rumi dengan mulut penuh sesak makanan.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 69 "Kalau makan tuhh di habisin dulu baru ngomong, orang ngomong kok kayak orang stroke" Jawab Saka julid. Astaghfirullah Saka kamu berdosa bangetzz!! Anak orang dikata stroke :) "Udahlah jagan pada berantem, ini teman baru lohh Saka yang sopan gitu kenapa sihhh" Bales Shofar dengan ramah. "Iya tuhhh dari tadi aku ngelerai mereka yang berantem trs, sampek pusing aku liatnya" Sepertinya Nana dan Shofar agak kualahan akan tingkah dua bocah ini yang selalu bertengkar tak tau tempat. "Ohh pusing ya?? minum paramex Mbk. Bukannya ngeluh ke temen saya" Lemes nya keluar guys. "Oh iya. Lain kali Saya nanti beli Paramex buat jagajaga kalau ngadepin kalain, makasih banget loh ya" Jawab Rumi dengan halus dan lembut. Setelah mereka berempat selesai menikmati makanan di kantin mereka kembali ke kelas, karena bel telah berbunyi dan bersiap-siap untuk pelajaran 1 mapel lagi dan kemudian pulang. Para siswa-siswi sudah berhamburan keluar untuk pulang. Dan empat manusia ini masih tetap bersama, paham lah ya siapa yang di maksud.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 70 "Ohh ya kalian berdua gimana pulangnya? Kalian bawa sepeda motor kah, kalau enggak dan kalau mau. Kita bisa enterin kok satu sama Saka satunya sama aku gimana??" Tanya Shofar menawarkan tumpangan, sambil berjalan menuju parkiran. "Kebetulan kita tadi di anter sama bokap pekek mobil and paling juga bokap gak tau kalau pulangnya cepet, jadi yaa blm di jemput dehh. Kalau kalian gak keberatan kita mau kok di anter sama kalian, yakan naa" Jawab Rumi "Ya di telfon dulu atuhh Neng geulis!! Ya mana bakal tau Bokap kalian kalau pulang jam segini" Ketus Saka "Saka...!! Diem aja sebentar bisa gak" "Gak apa-apa kok, enggak ngerepotin juga"Shofar keknya lagi kasmaran deh makannya kayak gini :) "Hah heheeh iyh kalau gak ngrepotin gapapa kok, aku juga mau" / "Tuhh kan ya udah lah yukk gas" "Tunggu-tunggu!! Ini kan ada dua sepeda motor nihh, kalian pakek aja berdua biar gua sama Shofar" Agaknya Saka tidak mau di pisahkan lagi dengan Shofar. "Yaa janganlah, kok suruh bawa sepeda sendiri nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana siapa yang mau tanggung jawab!? Udh paling bener tuhh Rumi sama Kamu and Nana sama Aku, yakan Naa" Modus modus dasar Shofar tukang ngardus.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 71 "Hah?? AKU TERSERAH KALIAN AJA DEHH, AKU TUHH ORANGNYA ENAKAN!!" Dan akhirnya Nana mengeluarkan jawaban tegas, yahh gimana orang dari tadi ia cuman ngangguk-ngangguk doang. Nana apa gak punya pendirian ya, masa dari tadi nurut aja sihh. "Ya udah kalau gitu, ni helm nya jangan sampai lupa yaa, nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana" Pinta Shofar sembari memberikan helm pada Nana. "HILIH!!" Jawab Saka dan Rumi secara berbarengan, yang melihat Shofar dan Nana yang agaknya sudah mulai PDKT. Sepeda Shofar sudah berjalan dan sampai di depan gerbang sedangkan Saka dan Rumi hanya sibuk berdebat siapa yang akan membonceng. Dan di antara mereka memutuskan untuk Rumi saja yang membawa sepeda dan membonceng. "Kok kita gak berangkat-berangkat sihh? Jadi cowok tu yang cekatan gitu loh!!" Tegas Rumi "Ini siapa yang mbonceng??" Dengan polosnya Saka menjawab. "Yaa kamu lahh Saka ya ampun!!! Kamu kan LAKIK masa masih nanyak siapa yang mbonceng OH TUHAN" Rum kamu kalau gak sanggup angkat tangan boleh kok.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 72 "Gak mau ahh kamu aja yang mbonceng gua lagi bete" "Ya ampun bukannya dari tadi kek bilangnya. Ya udah gihh sini kuncinya!! Biar gua tubrukin di tukang bakso tuhh biar tau rasa, status LAKIK tapi kok sifat sama kelakuan kayak bukan LAKIK apa jangan-jangan diaa...." Sebelum mereka pergi, Saka bertanya apakah si Rumi bisa naik motor kopling. Biasanya kan perempuan jarang yg bisa. "Tapi loh bisa gak ngendarain motor kopling??" "Lo ngeraguin gw!? Dihh gw ini perempuan bukan sembarang perempuan ngerti kagak Lo!! Udahlah Jan banyak basa-basi cepet naik GPL" Dengan letih lesuh Saka naik ke atas motor. Ya... Saka hanya pasrah jika nasibnya nyungsep garagara Rumi, ini juga udah takdir mau bagaimana lagi. Tapi ya gak pasrah pasrah amat lah Ka :) Di perjalanan pulang tiba-tiba Saka mendapatkan telfon dari seseorang yaitu, Shofar. "Ehh Rum pelan-pelan aja gua mau angkat telfon ini" / "Okey aman" -Call for Shofar- “Ya kenapa Shof ??
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 73 Ini gua lagi di rumahnya Nana, soalnya tadi pas nganterin Nana pulang sama Bundanya disuruh makan dulu jadi yaa gua masih di sini, so kalau lo nyariin gw, gw ada di rumahnya Nana. Gw gak lama kok bentar lagi jg pulang, dan juga bilangin sama Rumi suruh disitu dulu sampek gw pulang okeyy kamu paham!!? Iya paham Okey ya udh, kamu masihh di perjalanan ya kok kayak ada suara kendaraan? Iya masih di jalan bentar lagi juga nyampek kok Ya udh hati-hati! -Tut Tut TutKok pakek paham-paham an sih, Saka kan udah besar :) "Ehh kenapa? Shofar ada di rumahnya Nana yaa??" Tanya Rumi pada Balint " Hah apa??" "Shofar ada di rumahnya Nana??" "HAH KAMU NGOMONG APA SIHH, GAK JELAS TAU GAK"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 74 "DAHLAH BERASA NGOMONG SAMA ORANG TULI" Rum kamu sadar gak sihh, yg kamu gonceng ini mulutnya lemes lohh. "APA. KAMU NGOMONG APA ?!! AKU TULI. JANGAN SEMBARANGAN YAA, AKU CUMAN GAK DENGER GARA-GARA DI JALAN BUKAN BUDEG !!" Setelah perjalanan yang cukup menyebalkan, akhirnya mereka sampai di kos-kosan Saka dan Shofar, ya meskipun banyak drama yang mereka lewati, mulai dari ada perdebatan siapa yang ingin membonceng, gak kedengaran gara-gara di jalan, di tuduh TULI. Dasar dua manusia ini jika disatukan akan MOBAL, kayak sarang tawon di usik saja. "Heyy dah sampek, malah molor lagi. bangun!!" "Ya ya sabar kalik" Jawab Saka sembari turun dari motor dan meninggalkan Rumi yang masih ada di depan dan tidak di persilahkan masuk. "Udh di boncengin gak bilang makasih, gak di suruh mampir kek di kasih minum kek atau apa kek. Malah nyelonong gitu aja dasar ya ni anak, besok gua panggilin tukang sembelih biar di jadiin korban lo!!" Panjang lebar Rumi berbicara, dan Saka hanya acuh tak acuh. "HEH GUA GAK DI SURUH MASUK NII, GUA PULANG LOHHH GUA CULIK YA NI MOTOR NYA!?"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 75 "Ya masuk aja kali bawel banget dah!! Gua capek tau gak laper pen makan, gak ada makanan lagi" Celetuk Saka Di sela-sela Saka yang merasa lapar, Rumi punya ini siatif untuk mengajak Saka keluar untuk makan di luar. "Gimana kalau kita makan di luar, gua traktir dehh" Kata Rumi menjanjikan "Emangnya lo punya uang HAA!!" "EHH ni anak ya! Lama-lama lotuu ngelunjak taugak. Ya punyak lah gua baru aja di transfer ini sama bokap gua, udah ah ayoh gak usah basa-basi, keburu Shofar pulang nanti" "Ya udh bentar gua ganti baju dulu" "Okey gua tunggu di depan cepetan!!" Teriak Rumi Setelah beberapa menit "Yok berangkat, biar gua aja yang mbonceng, mana kuncinya" Pinta Saka sambil menyodorkan tangan dan di jawab dgn anggukkan oleh Rumi sambil memberikan kunci motor padanya. "Buset lo kalau pakai baju santai, cakep banget ya!! Gilak. Gak nyangka gue" Puji Rumi melihat ketampanan Saka. Hahaha Saka baru di akui kalau dia
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 76 tampan, padahal mahh dia dari dulu juga udah tampan. Di sisi lain dan di tempat yang berbeda yaitu Shofar yang sedang makan bersama di rumah keluarga Nana, tengah asyik sambil membicarakan masa depan mereka setelah lulus dari SMA. Di sela-sela suapan terakhir, Shofar tak sengaja tersedak hingga membuat Nana dan sang Mama terkejut, dgn sigap Nana memberikan segelas air putih kepada Shofar. "Lo kenapa sih?? Pelan-pelan aja kali kalau makan, suapan terakhir aja sampek keselek-selek gitu. Udah ni minum dulu biar rada lega" Kata Nana memberikan segelas air putih. "Ohh iya makasih, maaf kalau rada kurang sopan" Kata Shofar sembari mengambil gelas berisi air. "Iya santai aja gpp kok" Jawab Nana dgn senyuman yang manis. "Kayaknya ini udah lumayan sore ya, kalau gitu saya pamit dulu. Makasih ya tante atas jamuan nya, makasih juga buat Nana" Kata Shofar selangkah meninggalkan meja makan. "Kok buru-buru banget sih, gak mau ngobrol-ngobrol dulu gitu??" Jawab ibu Rumi "Eh iya tante makasih lain waktu saya kesini lagi, ya sudah saya pamit permisi" Pamit Shofar meninggalkan kediaman Nana.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 77 "Iya, hati-hati di jalan Shof" Kata Nana memberikan sedikit perhatian. "Iya makasih Na" Balas Shofar dengan senyuman” •Back to Saka and Rumi• "Kita sebenarnya mau makan dimana??" Tanya Saka pada Rumi. "Gua juga kagak tau. Terserah dehh lo mau makan dimana gua ikut aja" "Beneran??" "Iya beneran, terserah lo mau makan apa kek, mau makan dimana kek. Gua yang bayarin" Waw Rumi si tajir. Angkat gw jadi bestie lo Rum "Wahh Gilak ya lo" Perkataan Saka hampir membuat Rumi naik pitam. "HAH GILAK!! Maksud Lo?" Sentak Rumi sambil menonyor kepala Saka. "Enggak ma-maksud gua, lo tu ternyata baik di lain sisi. Dan di satu sisi lo tuh nyebelin susah bangetzz di ajak ngomong huff" Unek-unek Saka mulai terluapkan. "Ohh gitu" Balas Rumi membuat Saka seakan salah berbicara.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 78 "Kenapa? Lo marah ya sama gw karena perkataan gua tadi?! Maaf ya sorry bukan maksud buat kayak gitu" Kata Saka perasaannya semakin canggung. "Santai aja, gpp kok gw juga gak masukin hati. Udah biasa" "Kita makan disini aja ya?!" Kata Saka mengusulkan tempat makan. "Boleh, ya udah ayuk" Setelah sampai mereka memesan beberapa makanan, menikmati makanannya, bercanda gurau dan menghabiskan waktu hingga menjelang malam. Hingga akhirnya suapan terakhir datang dan menyudahi semua ini. Tak lama kemudian bunyi telepon terdengar dan itu berasal dari telepon Rumi. "Siapa yang nelfon?? Diangkat dulu siapa tau penting" Ternyata telefon itu dari Shofar. Sesegera mungkin Rumi mengangkat nya. "Dari Shofar, ngapain ya dia telfon gua?? Bentar ya, gw tinggal angkat telfon dulu" "Okey" -Call Rumi-ShofarHallo knp Shof??
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 79 Itu Saka sama kamu Rum?? Soalnya tadi di kos gak ada dia Ohh iya, ini anaknya ada di sini. Mau bicara sama Saka?? Boleh Okey bentar "Saka Shofar nyariin lo tuhh, nii" Kata Rumi memberikan Handphone nya pada Saka, untuk berbicara dengan Shofar. Hallo kenapa Shof?? Lagi dimana sihh?! Orang dicariin malah ngilang, di kos gak ada. Di WA juga gak di bales kenapa cobak? Ya sorry, paket data nya abiiiis. Gini aja deh Kamu kesini ketempat makan yang bisanya kita makan. Soalnya aku sekarang ada disini sama Rumi. Ohh ya udah gw kesan. Okey bay -TuutYa ampun Shof Shof, telfon cuman buat nyariin orang. Duhh gw juga pingin kalik dikit-dikit di cariin "Nih Hp nya makasih ya"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 80 "Pasti lagi nyariin kamu kan sekarang" "Kok tau, kamu dengerin pembicaraan kita ya?" "Ohh enggak, tenang aja gw gak denger apa-apa kok" "Hehe iya gw tau. Duduk lagi gihh sambil nunggu Shofar" Pinta Saka "Oh enggak usah, gw langsung pamit aja ya soalnya ada perlu juga sama Nana" Kata Rumi sambil membereskan barang-barangnya. "Secepat itu?? Gak mau nunggu Shofar dulu..., ini udah lumayan sore lohh" Jawab Saka. "Enggak kok gpp gak masalah, udah ya kalau masih ngobrol mulu gw kapan pulangnya cobak!!" "Beneran lo!!" Perkataan Saka seakan tak ingin kawannya pergi meninggalkannya. "Kenapa sihh!!. Ini gw pulang loo, pulang ke rumah!! Bukan pulang ke Rahmatullah ngerti?? Harus ngerti dong gak usah di jelasin" "Iya ya gw ngerti kok, gw paham!! Ya udah sana gihh pulang, tapi lo pulang bawa motor gw" "NGAPAIN!! Gw bisa pulang sendiri pekek angkutan umum, gak usah repot-repot MAKASIH!!"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 81 "Enggak!! gak boleh gw maksa lo buat pulang naik motor gw oke. Tanpa penolakan, sekarang ini kuncinya lo pegang dah sekarang lo boleh pulang. Hati-hati" Kata Saka sembari membelai lembut rambut Rumi. Tak disangka ternyata Rumi salting akan perlakuan Saka padanya. "Ehh buset gilak. Saka giniin gw??" Dalam hatinya bertanya-tanya "Ya bisa mleyott gw lama-lama, okey tenang Rumi kamu gak boleh gini. Kamu harus tetep cool, iya harus!!" Batin Rumi Ternyata Rumi gengsi jika ia menampakkan kesaltinga nya. Ya ampun, manusiawi kalik kalo lo salting, salting lo kekmana sih Rum?? Apa kek reog hahah canda Dengan senang hati, akhirnya Rumi mengambil kunci motor dari tangan Saka. "Okey gw bawa motornya, kalau gitu gw pamit. Titip salam aja kalau Shofar dah datang" Kata Rumi berjalan keluar, sambil menepuk-nepuk pundak Saka. "Iya pasti. Hati-hati jangan ngebut, udah sore soalnya pasti banyak orang-orang pada pulang kerja" "Pasti. Ya udah bay" Dengan laju mengendarai motor sembari melambaikan tangan kepada Saka.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 82 Keberadaan Rumi sekarang tak terlihat lagi lantaran sudahh tertutup beberapa pengendara lainnya. Bahkan sosok Rumi kini telah tergantikan oleh Shofar yang berjalan menuju kedai itu, suasana hari ini sangatlah mendukung. Bagaimana tidak, hembusan angin sore yang mengenai paras tampan seorang Shofar Agraham. Membuat para wanita yang melihat itupun langsung terpesona, dan melupakan pasangan mereka masingmasing yang berada disampingnya. "Beb ihh jangan lama-lama lahh kalau liat, dia masih kalah cakep kalau sama aku. Liat nihh liat" Kata salah satu pengunjung yg berada di situ. Bahkah perkataannya pun tidak di gubris oleh sang pacar. "Mas mas yang sabar ya, lebih baik Masnya tanya dehh pakek pelet apa tu orang. Biar ceweknya lebih lengket :) dari pada Masnya mikir keras kasian saya liatnya. Mungkin kalau saya jadi cewek, saya paling juga terpesona dan pasti milih dia mas hehehe. Sayangnya saya lakik" Kata salah satu pengunjung disana. "Duh mas mas!! Sebenarnya anda ini ngasih motivasi buat saya apa mau bikin saya overtingking??" "Heheeee maaf mas, ya sudah saya permisi" "Ya udah sana pergi. Gak guna!!" Sembari memegang kepalanya yang pusing. Duhh kasin bingiiitzzzz
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 83 Wahh gimana parasnya Shofar ya?? Udah tampan kena angin sore lagi, behhhh damage nyaa nembus ke ulu hati Tak lama kemudian Shofar menghampiri Saka yang tengah duduk sendirian. Rupanya Shofar juga berfikir, tadi katanya sama Rumi kok sekarang sendirian. Ahh sudahlah Shofar tak mau berfikir keras seperti mas nas tadi, ia tak mau pusing. "Haii nunggu lama ya?? Maaf ya tadi agak macet" Kata Shofar seraya menarik kursi. Udah jangan pada tanya "kok dia tau Saka duduk disitu" udah langganan nder biasalah. Bahkan makannya aja mereka tau satu sama lain. Behhh kok nyesek ya, orang sekitar gw kagak ada yang tau makanan fav gw apa Makanan aja kagak tau apalagi tgl lahir gw. "Ohh hai. Iya gak apa-apalah santai aja. Udah gw pesenin makann kok, tinggal nunggu aja" "Okey makasih" "Sama-sama" "Oh ya, tadi katanya sama Rumi. Terus sekarang dia kemana??"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 84 "Ooo dia udah pulang duluan, katanya ada yang mau di kerjakan sama Nana. Tadi sihh udah aku suruh tunggu bentar sampai kamu dateng, tapi gak mau, ya udah" "Terus pulang naik apa??" Shofar kembali bertanya. "Naik motor aku. Tadi aku suruh pakek motor aku, sebenarnya dia gak mau tapi aku paksa" "Kok kamu kasih!!" Tiba-tiba Shofar terkejut dengan jawaban Saka. "Kenapa?? Ada yang salah" "Ya iya lah, udah bener-bener dia pulang mau pesen taksi online atau gojek. Kok malah kamu suruh bawa motor sendiri, ya ampun Sakaaaa!! Nanti kalau ada apa-apa gimana di jalan. Biasanya itu laki-laki itu mesenin taksi kek buat ceweknya pulang, lah ini malah di suruh pulang sendiri pakek motor kopling lagi, apa bisa dia??" Pertanyaan Shofar terlalu banyak, membuat Saka bosan menanggapi nya. Tapi jika tidak segera di jawab dia akan terus bertanya. "Gini-gini dengerin ya. Rumi itu bukan wanita biasa" "HAH!! Maksudnya Rumi wanita super gitu??" Jawaban Saka sedikit membuat Shofar salah paham, lantaran mengapa juga Saka bilang kalau Rumi bukan wanita biasa.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 85 "Gini lohh makannya dengerin dulu!! Jadi Rumi itu bisa pakek motor kopling dan dia juga tadi yang mbonceng aku sampek kos-kosan. Aman semuanya terkendali" Akhirnya Saka meluruskan perkataannya, ya gimana ya Shofar terlalu sering membaca Novel fiksi yang bergenre magic -magic seperti itu. Makannya saja dia langsung mengira kalau Rumi memiliki kekuatan super. Tak lama kemudian makanannya tiba, pelayanan memberikan beberapa pesanan yang telah Saka pesan. Bahkan sang pelayan paham, pesanan ini untuk siapa, wahh sebegitu sering mereka makan disini. "Ya udah lah gak usah di pikir makan aja dulu" Kata Saka seraya memberikan minuman untuk Shofar "Kamu gak makan??" "Enggak aku dah makan tadi sama Rumi" "Ohh ya udah" Kata Shofar sembari malahap makannya. Bukannya Shofar sudah makan ya tadi di rumahnya Nana?? Ya memang, tapi Shofar ini sama seperti Rumi ditawari makan meskipun sudah makan juga di santap. Rumi yang sekarang sudah berada di rumah Nana, setelah perjalanan yang cukup panjang membuatnya sangat penat. Lantas Ia langsung masuk
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 86 dan ingin membaringkan tubuhnya di atas kasur, Nana yang melihat Rumi dari ambang pintu tengah terbaring di kasurnya, merasa kasian dan membawakan secangkir teh hangat. "Rum ini aku buatin teh, kamu minum dulu gihh. Kayaknya lagi pusing banget ya?? Mikirin apa sih?!" “Sebenarnya sih lagi gak mikirin apa-apa, cuman tadi pas dijalan maceeet banget. Jadi ya, gitu dehh" "Oh ya, kamu pasti belum mandi kan!? Mandi dulu gihh sana!! Bau matahari" Ucap Nana seraya menarik tubuh Rumi masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersikan tubuhnya. "Tapi gw mager. Lo yang mandiin gw aja gimana??" Perkataan yang terlontar dari mulut Rumi pun membuat Nana terkejut. Bagaimana tidak Rumi memintanya untuk memandikannya, hemmm. "HAH!! Kamu habis minum ya?? Iya?? Jawab Rum jawab, kamu habis minum?!" Ucap Nana sembari menepuk-nepuk wajah Rumi agar sedikit sadar. "Minum?? Gw gak minum kalik. Gw cuman lelahhhh, emang mulut gw bau kayak orang yang habis minum gitu??" Kata Rumi memberikan hembusan nafas didepan wajah Nana. "Enggak sihh. Tapi ya gak gini juga kalik, udah ah cepetan mandi!! kalau udah selesai kamu ke bawah
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 87 buat makan malem. Aku tungguin" Ucap Nana meninggalkan Rumi sendiri di kamar "Siap!!" Suara Rumi yang terdengar menggema, lantaran ia sedang berada di dalam kamar mandi. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Rumi turun dan segera bergabung dengan keluarga Nana untuk makan malam bersama. "Nak Rum sini sini" Ucap Ibu Nana memberikan kursi. "Iya tante makasih. Hari ini masakannya banyak banget, emang ada tamu ya??" Tanya Rumi pada Ibu Nana. "Tidak ada tamu sayang. Makanan semua ini, sebanyak ini itu untuk kita semua, karena ayahnya Nana hari ini baru mendapatkan tender proyek yang luar biasa. Maka dari itu tante masak banyak buat ngerayain, dari pada kita makan di luar lebih baik makan masakan sendiri. Yakan?!" "Iya tante, selamat juga buat Om karena menang tender proyek nya" Ucap Rumi memberikan selamat untuk ayah Nana. "Makasih ya Rumi. Ya sudah kalau begitu kita makan, kasian makannya cuman dilihatin doang. Ya ampun" Yaa. Rumi sejak memasuki SMA ia tinggal di rumah Nana, lantaran sang ayah yang berprofesi sebagai seorang Abdi Negara harus bertugas di luar
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 88 pulau. Bahkan hanya pulang 6 Bulan sekali kalaupun itu ada cuti, dan sang Ibu yang selalu pergi keluar kota untuk mengurusi pekerjaannya. Dan jarang sekali pulang ke rumah. Kedua orang tua Rumi sudah berpisah sejak Rumi berumur 7th saat ia baru menginjak kls 1 sekolah dasar. Tapi ia sangat bersyukur karena mendapatkan teman yang sekaligus keluarga kedua baginya. Keluarga yang benar-benar hangat, yang sangat ia dambakan sejak lama. Meskipun ia tak mendapatkan itu dari kedua orang tuanya langsung. Setelah menyelesaikan makan malam bersama, mereka lanjut menonton film bersama di ruang tamu. "Ini kita mau nonton apa??" Tanya ayah Nana pada semua. Nana menjawab dgn lantang, sembari membawakan beberapa cemilan yang akan di makan saat menonton nanti. "Keluarga Cemara aja Yah!! Bagus lohh ratingnya juga banyak" Mungkin Nana blm sadar apa yang ia katakan membuat Rumi seketika terdiam. "Nana...." "Kenapa Ma?? Ada yang salah ya?!" Dgn polosnya Nana bertanya
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 89 "Kita jangan nonton itu ya, yang lain aja kan masih banyak" Ucap sang Ayah "Tapi ken-" Tiba-tiba perkataan Nana terpotong oleh Rumi "Enggak apa-apa kok, kita nonton itu aja Keluarga Cemara. Katanya kan ratingnya bagus, pasti filmnya juga bagus" Sahut Rumi dengan nada yang agak sendu. "Nah kan. Rumi aja mau loh Bun, kenapa ayah sama mama gak mau" "Ya ampun Nana kamu ini bener-bener polos ya" Ucap sang ibu. "Hahahaha. Ya sudah mari kita menonton" Ujar ayah Nana. Di tengah-tengah film Rumi tiba-tiba meninggalkan mereka yang tengah asik menonton. Dengan cepat Ibu Nana yang melihat Rumi memasuki kamar menyuruh sang anak untuk menyusulnya. Ia tak mau terjadi apa-apa pada Rumi. Bener-bener baek bet ya family nya Nana "Kenapa bun?? Orang lagi asyik-asyiknya nonton kok iiih" Dengan nada bete Nana menjawab "Ituh liat Rumi enggak ada kan, dia sekarang ada di kamarnya. Kamu samperin gih!! Udah cepet sana"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 90 "Tapi-" "Udahlah jangan banyak bicara kamu" "Ya ya" Kemudian Nana berjalan menuju kamar Rumi, di tengah-tengah jalan Nana mendengar ada Isakan yang membuatnya merinding. "Perasaan tadi nonton Keluarga Cemara, kenapa malah ada yang nangis. Mana suaranya deket lagi!! Ya masak sihh rumah gw ada dedemit nya, iiiih ogah-ogah mungkin ini cuman halusinasi" Dengan acuh tak acuh Nana tak menggubris suara itu, tapi semakin ia lari menuju kamar Rumi suara itu semakin terdengar sangat jelas. Membuatnya lari tak karuan. "Gw harus lari sekenceng-kencengnya. Tapi kenapa suaranya malah tambah deket huaaaaaaa Rumi!!" Brak Suara pintu terbuka dengan keras, yang menampakkan seorang yang tengah menangis di atas kasur. "GILAK!! Ha-hantu!! Plis plis jangan makan gw pliss, daging gw tipis jangan makan gw!!" Ucap Nana berteriak mengkerut ketakutan. "Kamu kenapa Na??" Tanya Rumi penasaran akan tingkah temannya ini.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 91 "Hah?? Ternyata kamu Rum. Aku kira kamu... Hantu, ya gimana orang dari tadi aku denger orang nangis mau gua tinggalin malah tambah kenceng. Ternyata kamu yang nangis, kamu kenapa?? Gak apa-apa kan?!" Ujar Nana ikut duduk disamping Rumi. "Enggak apa-apa" "Yang beneer??" "Iya bener, emangnya aku keliatan kek orang nangis ya??" "Banget!! Kamu kalau ada masalah cerita sama kita, gak apa-apa gak masalah. Kamu juga anggota keluarga ini juga Rumi" "Iya makasih Na, tapi aku beneran kok gak apa-apa" "Ya udahlah" Setelah hening beberapa saat, akhirnya Nana memiliki ide untuk mengajak Rumi keluar, menikmati malam dengan udara yang sejuk. "Gimana kalau kita ke keluar. Kepasar malem kek atau kemana gitu, biar enggak suntuk di rumah terus" "Boleh, tapi sama siapa?? Masa cuman sama kamu" "Aku punya ide. Gimana kalau kita ajak Shofar sama Saka juga pasti seru. Ya kan!! Gak kebayang sumpah gak sabar akuuuu!!" Ucap Nana dengan gembira.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 92 "Terserah kamu, aku ngikut aja" "Kalau gitu aku ke kamar dulu, kamu siap-siap" "Okey" A few minutes later TOK TOK TOK "Kamu dah siap Rum" "IYA BENTAR LAGI!!" "Buset teriak coyy, hmmm. Gw tunggu di bawah" "IYA" Kemudian Nana turun ke bawah dan menghampiri sang Bunda untuk meminta izin. "Bun Bun!! Buset Bunda!!" Seketika Nana berteriak agar sang Bunda, menoleh ke arahnya. "Apa sih Na...!!" Bunda menoleh kearah dengan datang nya suara, dan terkejut dgn pakaian yg di kenakan sang Anak. "WHAT!! Kamu mau ke mana??" "Mau ke Sudirman bun ke Citayem fashion week" Jawab Nana dengan gurau.
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 93 WHAT?? Nana mau ke Sudirman. Mungkin Nana mau ketemu sama Jeje Bonge "Enggaklah Bun, aku sama Rumi mau jalan-jalan aja gitu mampir ke pasar malem, boleh kan??" Lanjutnya dengan memasang wajah sok imut. "Boleh. Asalkan tau jam pulang ya!!" "Siap Ibu negara!!" "Rumi nya mana?? Kok belum keluar" "Gak tau tuh Bun lama banget kalau dandan" "Introspeksi dirilah wahai anakku. Kamu juga kalau mau di ajak pergi, dandannya juga lama" Skakmat, Nana tak bisa berkutik. Kepribadian Nana itu berada 180 derajat dengan yang di sekolah. Saat di sekolah ia lemah lembut sedangkan di rumah, yaaaa 11 12 sama dengan Rumi. "Udah siap, yok berangkat" Ucap Rumi yang tiba-tiba berada belakang Nana. "Emmwoh!! Ngagetin aja kamu" Jawab Nana terkejut. "Ya sudah bun kalau gitu Nana sama Rumi berangkat dulu ya" "Iya hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut"
Antologi Cerpen Class Ten Six Pride l 94 "kalau gitu Rumi berangkat ya tante om" Kata Rumi sembari meninggal keduanya. "Iya hati-hati sayang di jalan" Ucap kedua orang tua Nana. "Ya udah ayok pah di lanjutin, yang tadiii" "Oookey" Ngelanjutin apa ini?? Ohhh mungkin ngelanjutin nobarnya. Positif thinking aja dulu. "Oh iya Rum kita pergi naik apa!!" "Iya naik motor lah Na..." "Naik motor Rum?? tapi ini motor siapa ini motor laki. lu nyuri ya?!" "Gue gak tau lagi sama jalan pikir lo Na, perasaan dari tadi sore kamu itu berpikiran aneh-aneh tentang Aku. Yang aku mabok lah yang aku nyuri pedah lah, kenapa sih!! Heran Aku lama-lama sama kamu" "Iya maaf, kan Aku nggak pernah lihat kamu naik motor apalagi motor laki" "Gini gini gue jelasin, kan tadi sepulang sekolah aku kan boncengan tuh sama Saka, setelah sampai di kosan Saka aku ngajak Saka buat makan siang karena Saka laper, terus pas aku mau pulang Saka nyuruh aku buat pakek motornya. Aku sih mikirnya bisa naik