The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

"Sebagai Tugas UAS Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Syariah dengan Dosen Pengampu Dr. H. Syaeful Bahri, S.Ag, MM".

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2021-12-25 12:55:47

Manajemen Pemasaran Syariah

"Sebagai Tugas UAS Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Syariah dengan Dosen Pengampu Dr. H. Syaeful Bahri, S.Ag, MM".

Keywords: Manajemen Pemasaran Syariah

BAB I
KONSEP DASAR, TUJUAN, DEFINISI,
DAN PRINSIP PEMASARAN DALAM

ISLAM

A. Konsep dasar pemasaran Islam

Berdasarkan pada pandangan bahwa tugas marketing adalah menentukan kebutuhan
konsumen, kekurangan dan minat segmen pasar, maka untuk dapat memenuhi kepuasan atau
keinginan secara efektif dan secara efisien dibanding pesaing maka harus dilakukan dengan
cara memelihara hubungan yang baik dan intens dengan konsumen. 1

Konsep pemasaran syariah yaitu menekankan bahwa perlunya menerapkan manajemen
profesional, artinya dengan melakukan kegiatan tersebut maka semua produk atau jasa yang
dihasilkan pasti dapat memiliki positioning tersendiri. Kompetitor bukanlah merupakan suatu
penghalang yang harus ditakuti atau dimusuhi.2

Kompetitor dapat dijadikan sebagai sumber motivasi untuk dapat memperbaiki kinerja
marketing. Pesaing dapat mendorong pihak perusahaan dalam hal ini adalah marketers untuk
dapat bekerja lebih kretif dalam memasarkan produk berupa barang maupun jasa.

Hal inilah yang dapat membedakan antara marketing bisnis perusahaan konvensional
dengan marketing bisnis yang menerapkan prinsip syariah yang memberikan keputusan kepada
konsumen dan stakeholders tidak hanya pada tataran keputusan duniawi, akan tetapi juga
berpengaruh kepada keputusan ukhrawi.3 Karena terdapat ridha Allah SWT yang menjadi
tujuannya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tujuan etika berdasarkan kepada entitas
nilai-nilai islam sebagai penciptaan kepuasan duniawi dan ukhrawi bagi para stakeholders di
perusahaan.
Marketer syariah harus dapat membangun karakteristik humanistik agar memiliki keseimbangan atau
balancing hubungan antara sesama manusia. Dalam kerja seorang

1 Ahmad Miftah, “mengenal marketing dan marketers syariah”, islamiconomic, vol 6 no
2, 2015, h.17.
2 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pekalongan, Ekonomi Syariah (konsep, praktek
&penguatan kelembagaan), Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.

1

3 Ahmad Miftah, “mengenal marketing dan marketers syariah”, islamiconomic, vol 6 no
2, 2015, h.18.

2

marketers pun aspek humanistic tersebut harus dapat diimplementasikan dalam penghargaan
untuk memuliakan manusia, bukan hanya saja menpelajari karakteristik manusia untuk dapat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan perilaku konsumen yang tidak normati serta
reaistis.

B. Tujuan pemasaran islam

1. Memudahkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan secara berulang-
ulang.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan.

3. Memaksimumkan pilihan (diversifikasi produk) dalam arti perusahaan
menyediakan berbagai jenis produk sehingga konsumen memiliki beragam pilihan.

4. Memaksimalkan kualitas dengan memberikan berbagai kemudahan kepada
konsumen.

C. Definisi Pemasaran Islam

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu
dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang
dan jasa, faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran,
dan konsumsi. Pemasaran menjadi mediator antara kegiatan prosuduksi dan konsumsi.4

Pemasaran menurut Kotler adalah suatu proses dan manajerial yang di
dalamnya, setiap individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
di inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dengan
pihak lain. Sedangkan pemasaran menurut Santon adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang di tujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan,
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Secara umum, pemasaran

4 H. Fauzan, Manajemen Pemasaran Syariah Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
CV BILDUNG NUSANTARA, 2019), Hal. 25

3

adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang dilakukan oleh sebuah
organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir
permintaan pasar dengan cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan harga,
menyampaikan dan saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra,
dan masyarkat umum.

Pemasaran syariah atau marketing syariah adalah suatu strategi bisnis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahaan value dari suatu inisiator
kepada stakeholders, yang dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip syariah. Hal
ini berarti setiap proses baik proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value tidak
boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip islam. Selama
akad dan prinsip-prinsip islam di pegang pada suatu bisnis, maka bisnis tersebut di
perbolehkan.

D. Prinsip Pemasaran Islam

Seorang marketer agar mengerti dan paham tentang marketing syariah maka
seorang marketer harus mengetahui tentang proinsip pemasaran islam/prinsip-prinsip
marketing syariah. Prinsip-prinsip marketing syariah ada 17 sebagai berikut:5
1. Information technology allows us to be transparent (change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti terjadi. Maka perubahan harus
disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan memiliki 5 unsur: perubahan
teknologi, perubahan politik, perubahan social culture, perubahan ekonomi, dan
perubahan pasar. Dalam hal ini, lebih menekankan pada dampak perubahan
teknologi karena akar terjadinya perubahan ialah adanya inovasi terus-menerus di
bidang teknologi. Dengan perkembangan teknologi harus dimanfaatkan oleh
marketer untuk memudahkan dalam bekerja.
2. Be respectful to your competitors (competitor)

5 H. Fauzan, Manajemen Pemasaran Syariah Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
CV BILDUNG NUSANTARA, 2019), Hal. 30

4

Dalam menjalankan marketing syariah, seorang marketer harus
memperhatikan cara mereka mengahadapi persaingan usaha serba-dinamis. Jadi
ketika persaingan yang terjadi bersifat kotor dan ketat, maka seorang marketer harus
memiliki kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh permainan bisnis seperti itu.
Para marketer harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dalam melakukan
pemasaran.

3. The emergence of customers global paradox (customer)

Di era globalisasi ini, masyarakat menjalani kehidupannya secara paradox.
Di zaman globalisasi ini para marketer syariah harus cepat beradaptasi dengan
lingkungan. Di era Globalisasi ini banyak budaya-budaya baru.
4. Develop a spiritual-based organizatition (Company)

Dengan menerapkan spiritual-based organizatition, diharapkan para
marketer selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam melaksanakan
pemasaran sehingga terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama.
5. View market universally (segmention)

Segmentasi adalah pengidentifikasian serta memanfaatkan peluang-peluang
yang muncul di pasar. Dengan segmentasi, memungkinkan perusahaan akan lebih
fokus dalam mengalokasikan sumber daya.
6. Target custome’s heart and soul (targeting)

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara
efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Tanpa adanya targeting, para
karyawan akan bekerja semaunya sendiri, padahal mereka memiliki potensi yang
besar untuk menghasilkan suatu barang yang berkualitas.
7. Build a belief system (positioning)

Positioning adalah strategi untuk merebut posisi di hati para konsumen,
sehingga strategi ini berhubungan dengan kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi
bagi pelanggan.

5

8. Differ yourself with a good package of content and context (differentiation)

Diferensiasi adalah suatu tindakan merancang seperangkat perbedaan yang
bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa content (dimensi
pelanggan), dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda menawarkan
produk)

9. Be honest with your 4 ps (Marketing-mix)

Marketing-mix memiliki elemen-elemen yaitu produk, price, place, and
promotion. Produk dan price adalah komponen dari tawaran. Sedangkan place dan
promotion adalah komponen dari akses.

10. Practice A Relationship-based selling (selling)

Selling yang dimaksud ialah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan
sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan
pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-
fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan
bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.

11. Use a spiritual brand character (Brand)

Perusahaan yang menerapkan marketing syariah, brand harus
mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah atau nilai-nilai spiritual. Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk
menunjukkan nilai spiritual ini digambarkan dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan,
kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.

12. Service should have the ability to transform (service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar, perusahaan berbasis marketing
syariah harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasaan
stakeholders.

13. Practice a reliable business process (process)

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery. Proses dalam
konteks kualitas ialah bagaimana menciptakan proses yang memiliki nilai untuk

6

konsumen. Proses dalam konteks cost adalah bagaimana proses yang efesien yang
tidak membutuhkan Biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan proses
pengiriman konteks delivery adalah bagaimana produk atau servis yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen.
14. Create a balanced value to your stakeholder (score card)

Prinsip syariah marketing adalah menciptakan value bagi stakeholders. Tiga
stakeholders utama dari perusahaan ialah pelanggan, karyawan, dan pemegang
saham. Dalam menjaga keseimbangan, perusahaan harus menciptakan value yang
unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran bobot yang sama.
15. Create a noble cause (Inspiration)

Inspirasi adalah impian yang hendak di capai yang akan membimbing
perusahaan sepanjang perjalanannya untuk menciptakan goals perusahaan.
Perusahaan berbasisi marketing syariah, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas
dari makna syariah dan tujuan akhir yang ingin di capai harus bersifat mulia.
16. Develop an ethical corporate culture (culture)

Budaya perusahaan berbasis syariah ialah mengucapkan salam, murah hati,
bersikap murah hati, berbusana nuansa syariah, dan lingkungan bersih
17. Measurement must be clear and transparents (Institution)

Prinsip terakhir ialah bagaimana membangun organisasi atau institusi
dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus
memiliki sistem umpan balik yang bersifat transparan. Transparansi maksudnya
ialah ketiga stakeholders mendapatkan informasi yang jelas dan jujur.

E. Karakteristik Pemasaran Islam
Ada empat karakteristik Marketing Syariah yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar,
yaitu :

1. Teistis (Robbaniyah)

7

salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius
(Diniyah). Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke
dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah
marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat
ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras
dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan,
dan menyebarluaskan kemaslahatan.6

2. Etis (akhlaqiyyah)

adalah suatu jiwa pemasar islam yang sangat mengutamakan dan
mengedepankan masalah akhlak yaitu moral dan etika dalam semua proses
pemasarannya, mulai dari pencarian bahan baku, prosesnya sampai menjual
kepada konsumen haruslah dengan etika islam. Artinya dalam melakukan
pemasaran haruslah menggunakan aturan/etika yang baik dan tentu tidak akan
merugikan pihak lain. Pemasar haruslah bertanggung jawab secara moral atas
apa yang mereka jual mulai dari pemilihan dan pencarian barang dagangan yang
baik kemudian bagi barang yang harus merubah value membutuhkan
pemrosesan yang bertanggung jawab kebersihan dan kehalalannya hingga
produk/barang tersebut dijual harus menggunakan aturan sesuai kaidah islam.7

3. Realistis (al-waqi’yyah)

syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti
modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang
fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang
melandasinya. Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus
berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap

6 H. Fauzan, M,Si, Manajemen Pemasaran Syariah Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
CV BILDUNG NUSANTARA, 2019 ), hal. 28
7 Dhika Amalia Kurniawan dan Muhammad Zaenal Abidin, Pengantar Pemasaran Islam,
(Jawa Timur: Lembaga Penerbitan Universitas Darussalam Gontor, 2018), hal 70

8

merupakan simbol masyarakat barat. Misalnya syariah marketer adalah para
pemasar profesional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apa
pun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan
profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan
kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.8

4. Humanistis (al-insaniyyah)

artinya bahwa pemasaran dalam Islam bersifat humanistis universal,
tanpa membedakan ras, warna kulit, kebangsaan dan status sosial. Dalam
prinsip humanistis ini, syariat Islam diciptakan untuk memberikan derajat bagi
pelakunya dengan sifat kemanusiaan yang terjaga dan terpelihara sesuai ajaran
Islam. Sehingga penjual Islam dengan memiliki nilai humanistis akan menjadi
manusia yang terkontrol, seimbang dan tidak serakah yang bisa menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dengan prinsip ini
tujuan berdagang adalah saling membantu sesama manusia dengan mengharap
ridha Allah, menjalin ukhuwah islamiyah (persaudaraan antar manusia),
mengambil laba tanpa berlebihan dan melakukan segala proses sesuai aturan
Islam.9

F. Keunggulan Pemasaran Islam

Secara umum konsep pemasaran syariah secara epistemologi bersifat sharia-
driven (digerakkan oleh syariah sebagai sumber hukum) yang berorientasi guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen serta menciptakan value bagi mereka selama tidak
bertentangan dengan sumber utama di dalam Islam, yakni Alquran dan Hadis. Konsep
aksiologi dalam pemasaran syariah pun jelas, di mana standar moralitas (benar atau salah dan
baik atau buruk) yang digunakan, semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis yang bersifat

8 H. Fauzan, M,Si, Manajemen Pemasaran Syariah Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
CV BILDUNG NUSANTARA, 2019 ), hal. 29
9 Dhika Amalia Kurniawan dan Muhammad Zaenal Abidin, Pengantar Pemasaran Islam,
(Jawa Timur: Lembaga Penerbitan Universitas Darussalam Gontor, 2018), hal 71

9

qouli (ucapan), fi’li (perbuatan), maupun taqriri (persetujuan atas perbuatan para sahabat
Rasul). Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT seperti berikut:

“jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.”
(QS. An-Nisa:59)

Adapun keunggulan dalam pemasaran syariah yaitu sebagai berikut :10
1. Etika Pemasar
Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan
pemasaran kepada calon konsumennya. Ia sangat menghindari memberikan janji
bohong, ataupun terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Pemasar
syariah akan secara jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang
ditawarkannya.
Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung
bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala macam cara demi
untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh
syariat. Dalam pemasaran konvensional, seorang pemasar dapat saja melakukan
kebohongan dengan terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan, hal ini dapat
menimbulkan kekecewaan dari konsumen setelah ia mengonsumsinya karena
kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan.
2. Pendekatan Terhadap Konsumen
Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar,
dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai
pembeli produk berada pada posisi yang sama. Perusahaan tidak menganggap

10 Hesunida, “ Perbedaan Pemasaran Syariah dan Konvensional “
(http://hes.unida.gontor.ac.id/perbedaan-pemasaran-syariah-dan-konvensional/,
Diakses pada 9 September 2021, 1:43)

10

konsumen sebagai sapi perah untuk membeli produknya, namun perusahaan akan
menjadikan konsumen sebagai mitra dalam pengembangan perusahaan. Seorang
pemasar syariah akan selalu berupaya menciptakan nilai produk yang positif bagi
konsumennya termasuk dengan meminta umpan balik dari konsumen. Nilai
kekeluargaan sangat terasa dalam pemasaran syariah karena konsep mitra sudah
menganggap konsumen sebagai saudaranya sendiri yang akan dibantu dan tidak
akan dirugikan.

Dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek untuk
target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena janji dan realitas sering
kali berbeda. Perusahaan setelah mendapat target penjualan, akan tidak
memperdulikan konsumen yang telah membeli produknya tanpa memikir
kekecewaan atas janji produk. Nilai kekeluargaan tidak terasa karena perusahaan
menganggap konsumen sebagai sapi perah untuk mencapai target penjualannya.

3. Cara Pandang Terhadap Pesaing

Dalam industri syariah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang harus
dikalahkan atau bahkan dimatikan. Konsep persaingan dalam pemasaran syariah
agar setiap perusahaan mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa
harus menjatuhkan pesaingnya. Pesaing merupakan mitra yang turut menyukseskan
aplikasi ekonomi syariah di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus
dimatikan.

Sedangkan perusahaan konvensional menganggap pesaing sebagai pihak
lawan yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan
dapat semakin maju. Konsep ini mengakibatkan pesaing setelah dikalahkan,
akhirnya daya inovasi perusahaan menurun karena tidak ada motivasi dan pesaing.

4. Budaya Kerja dalam Pemasaran Syariah

Marketer syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari
perbankan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat
sebagai nilai tambah di pandangan masyarakat. Budaya kerja yang harus
ditanamkan pada setiap sumber daya insani yang bekerja di dalam pemasaran
syariah haruslah budaya kerja yang meneladani sifat Rasulullah SAW.

11

Adapun dalam memasarkan barang, seorang muslim dilarang menggunakan
sumpah palsu sebagaimana dalam hadist berikut:

Nabi bersabda: “ sumpah palsu (bombastis sehingga menjadikan laku
barang yang dijual) mendatangkan keluasan tetapi menghilangkan pekerjaan.” Ibnu
fajar berkata: ”menghapus keberkahan”.

Dari Hadits tersebut dapat dipahami bahwa dalam mempromosikan produk,
seorang muslim tidak boleh berlebihan dengan sumpah palsu, bombastis, tetapi
harus realitas. Karena, jika dilakukan dengan penuh bombastis, dapat menyesatkan
dan mengecoh konsumen. Jika suatu saat konsumen itu menyadari akan
kebohongan suatu produk, maka secara pasti mereka akan meninggalkannya.
Akibatnya, produksi akan mengalami penurunan, tentu saja keuntungan semakin
kecil.

12

HASIL DISKUSI
KELOMPOK 1
Konsep Pemasaran Syariah
Sarah Yuliniar Fadmanagara 191410124
Ahmad Baehaki 191410134
Riska Maulana 191410137

5 Pertanyaan Terpilih :
Nama : Sa’diah
Nim : 191410127
Pertanyaan ke-1
Tolong jelaskan bagaimana konsep pemasaran islam (marketing syari'ah) yang sesuai dengan
anjuran Nabi Muhammad SAW?
Jawaban Kelompok

Menurut anjuran Nabi Muhammad SAW pemasaran syari'ah, seluruh proses baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai tidak boleh ada yang
bertentangan sengan prinsip-prinsip syari'at.

Rasulullah adalah pelopor bisnis yang menggunakan prinsip kejujuran serta transaksi
bisnis yang adil. Beliau juga tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam
bentuk edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya

Empat hal yang menjadi kunci kesuksesan dalam mengelola bisnis yang merupakan
sifat-sifat Rasulullah antara lain
1. Shiddiq
Shiddiq (benar dan jujur) harus tercermin dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan
dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan
mitra bisnisnya. Rasulullah senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan
dan jujur dalam menjelaskan keunggulan produkproduk yang dimiliki. Nilai dasarnya adalah
integritas, nilai-nilai dalam bisnisnya berupa jujur, ikhlas, terjamin, dan keseimbangan
emosional. Rasulullah jujur terhadap semua pelanggannya saat memasarkan barang, Beliau
menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk, kejujuran adalah brandnya.

2. Amanah

13

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel. Amanah bisa juga
bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Konsekuen amanah
adalah mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya, baik sedikit ataupun banyak daripada
yang dimiliki, dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa hasil penjualan, fee, jasa atau
upah. Nabi Muhammad selalu berusaha memenuhi janji.
3. Fathanah
Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdasan atau kebijaksanaan. Dalam bisnis,
implikasi sifat fathanah adalah bahwa segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan
harus dengan kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk
mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab tidak cukup dalam
mengelola bisnis secara profesional. Para pelaku bisnis syariah juga harus memiliki sifat
fathanah, yaitu sifat cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar usahanya bisa lebih efektif dan efisien
serta mampu menganalisis situasi persaingan dan perubahan-perubahan di masa yang akan
datang. Nilai dasarnya adalah memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam bisnis jalah
memiliki visi, pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar berkelanjutan.
4. Tabligh
Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentitatif, seorang pemasar harus mampu
menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya dengan jujur dan tidak harus berbohong
dan menipu pelanggan. Dia harus menjadi seorang komunikator yang baik yang bisa berbicara
benar dan bisa al-hikmah (bijaksana dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya. Nilai dasarnya
adalah komunikatif dan nilai bisnisnya ialah supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas,
delegasi wewenang, kerja tim, koordinasi, mempunyai kendali dan supervisi.
Nur Halimah Saadah 191410151 (Menambahkan)

Semasa berdagang, Nabi Muhammad memberitahu modalnya dengan jujur ketika
ditanya pembeli. Sebab, cara berdagang Rasulullah tidak hanya semata untuk materi, tapi juga
untuk mendapat berkah Allah SWT.

Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan
akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki
keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat .” (QS. Asy-Syuraa: 20)
Herman 191410123 (Menambahkan)

14

Pemasaran adalah suatu aktivitas yang selalu dikaitkan dengan perdagangan. Jika
meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat melakukan perdagangan, maka
beliau sangat mengedepankan adab dan etika dagang yang luar biasa.

Etika dan adab perdagangan inilah yang dapat disebut sebagai strategi dalam
berdagang. Oleh karena itu, Syekh Sayyid Nada membeberkan sejumlah adab yang harus
dijunjung pedagang Muslim dalam menjalankan aktivitas jual-beli, berdasarkan hadis-hadis
RasulullahShallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagai berikut.

Tidak menjual sesuatu yang haram. Umat Islam dilarang menjual sesuatu yang haram
seperti minuman keras dan memabukkan, narkotika dan barang-barang yang diharamkan
Allah. “Hasil penjualan barang-barang itu hukumnya haram dan kotor”.

Tidak melakukan sistem perdagangan terlarang. Contohnya menjual yang tidak
dimiliki. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jangan kamu menjual sesuatu yang
tidak engkau miliki.” (HR Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i). Selain itu Islam juga melarang
umatnya menjual buah-buahan yang belum jelas hasilnya serta sistem perdagangan terlarang
lainnya.
Ahmad Lutfi Harir 191410152 (Menambahkan)
strategi marketing yang dilakukan oleh Rasulullah SAW:
Menjadikan jujur sebagai brand bisnis.

Sikap jujur ini beliau tunjukan kepada pemasok dan juga pembeli dagangan beliau.
Yaitu dengan menjelaskan kelebihan dan kekurangan barang yang dijual oleh beliau kepada
pealnggan nya.
Menyayangi pelanggan

Pelanggan atau pembali adalah raja,demikianlah prinsip dalam berbisnis. Nabi
Muhammad memberikan contoh bahwa keuntungan dari barang yang kita jual hanyalah
sekedar hadiah dari upaya kita. Nabi selalu melayani pembeli dengan ikhlas, dan beliau tidak
rela pembelinya tertipu saat membeli barang nya. Letakkan kepuasan pelanggan ditingkat yang
paling tinggi, itulah pesan dari Nabi Muhammad SAW mengenai pelanggan atau pembeli.

Bedakan jenis produk
Rasulullah SAW juga memberikan contoh kepada kita agar memisahkan antara barang
yang mempunyai kualitas baik dan yang mempunyai kualitas kurang baik. Selain itu beliau
juga membedakan harga sesuai dengan kualitas produknya.

Dalil al qur’an yang berkaitan dengan pemasaran syariah ini adalah surat An-Nisa ayat 29

15

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS.An-Nisa:29)
Alifiya Azmi Fitri Arrahmi 191410154 (Tanggapan/Pendapat)

Selain Dengan kejujuran Rasulullah juga melakukan nya dengan Ikhlas & Profesional.
Kejujuran yang diiringi dengan konsep Ikhlas akan membentuk pribadi seorang marketer atau
sebuah perusahaan tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Lebih open minded
terhadap semua keuntungan, baik bersifat materi maupun nonmateri. Juga, terbuka dalam
menghadapi sebuah kegagalan.

Profesional dengan sifat Jujur dan Ikhlas merupakan dua sisi yang saling
menyeimbangkan. Muhammad memberikan contoh bahwa seorang yang profesional
mempunyai sikap yang selalu berusaha maksimal dalam mengerjakan sesuatu atau dalam
menghadapi masalah. Tidak mudah menyerah atau berputus asa dan bukan juga seorang
pengecut yang menghindar dari sebuah risiko.
Sa’diah 191410127 (Menanggapi)
Baik Sarah, lalu apakah contoh nya?
Sarah Yuliniar Fadmanagara (Menanggapi)

Contohnya dari sifat shiddiq, yang berarti benar jadi harus selalu jujur tak pernah
semisal menyembunyikan barang dagangannya yg cacat dan jangan mengurangi timbangan
ataupun takaran kalo bisa ya dilebihin.
Solahudin 191410146 (Menambahkan)

Rasulullah juga adalah orang yg bijak dan jujur dalam memaparkan modal asal, artinya
itu ialah Rasulullah orang yg benar-benar jujur dlm Semua sudut dlm dunia bisnis
Nama : Aulia Rachmadani
NIM : 191410122
Pertanyaan ke-2
Izin bertanya, apa perbedaan konsep pemasaran syariah dengan pemasaran lain pada
umumnya? Jawaban Kelompok

Sebenarnya jawaban sebelum sudah mewakili pertanyaan Aulia, hanya saja Baehaki
akan mempokuskan jawaban yah perbedaan pemasaran syariah dengan pemasaran lainnya
ialah marketing syariah dalam menjalankan pemasaran produk ke konsumen di melakukan

16

gharar/tipu menipu, adil dan jujur serta tidak mencari keuntungan sebagai tujuan akhir tetapi
Ridha Allah SWT yang menjadi tujuan akhir dan keberkahan Sedangkan pemasaran
konvensional dalam menjalankan pemasaran itu tidak etika yang mendasarinya sehingga dalam
mencari keuntungan itu setinggi tinggi sebodo kalo ada pihak yang di rugikan
Nida Maulidiah (Menambahkan)

Izin menambahkan, Perbedaan utama antara pemasaran syariah dan pemasaran lainnya
itu terlatak pada nilai-nilai yang dianut oleh marketernya, Marketer lain lebih mengutamakan
target dan keuntungan besar bagi perusahaan sedang marketer syariah tidak hanya keuntungan
yang dikejar tetapi juga nilai kejujuran dan keadilannya.
Aulia Rachmadani 191410122 (Menanggapi)

Mmm izin bertanya lagi yaa kii, kalau diperhatikan dari praktik yang ada setiap
marketing jugakan pasti yang diutamakan itu kejujuran yaa, karena kalau kita jujur pasti
konsumen pun bakal seneng. Nah tapi apasih pembedanya yang bener-bener keliatan gitu
antara yang pakai konsep syariat islam sama yang tidak.
Ahmad Baehaki 191410134 (Menanggapi)

Izin menjawab yah Aulia, menurut Baehaki yah perbedaan sangat terlihat mungkin dari
mencari keuntungan nya. Syariah itu tidak mencari keuntungan sebesar besarnya yang penting
berkah saja sedangkan kalo konvensional itu mencari keuntungan dengan sebesar-besarnya
sehingga apa pun akan di lakukan
Hofifatuttarwiyah 191410135 (Menanggapi)

Izin menanggapi ya baehaki, maksudnya apa buktinya jika dalam pemasaran
konvensional itu tidak menerapkan etika sehingga dapat merugikan beberapa pihak?
Shofwatunnida El Tsani 191410147 (Menambahkan)

Izin menjawab ya syifa, kalo di pemasaran konvensional kan biasa nya ada aja yg
asal²an promosi dgn cara apapun asal dapet konsumen, kyk misal jualan baju trus bilang
katanya bahan nya adem dan nyaman, tp kenyataan nya ga gitu ga sesuai sama kenyataan gitu,
nah itu kan bisa mengecewakan konsumen.
Adrian Bayu Rosandy 191410148 (Menambahkan)

Izin menjawab yah, iya sifa karena dalam pemasaran konvensional itu hanya mencari
untung sebesar besarnya seperti contohnya mengurangi timbangan kan otomatis konsumen
akan merugi dari kurangnya timbangan itu.
Juria Mumtajah 191410120 (Menambahkan)

17

Jadi jika seseorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan
pemasaran kepada calon konsumennya. Ia sangat menghindari memberikan janji bohong,
ataupun terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Pemasar syariah akan secara jujur
menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkannya.

Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai
sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala macam cara demi untuk mendapatkan
konsumen bahkan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dalam pemasaran
konvensional, seorang pemasar dapatsaja melakukan kebohongan dengan terlalu melebih-
lebihkan produk yang ditawarkan, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan dari konsumen
setelah ia mengkonsumsinya karena kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan.
Siti Kurniasih 191410125 (Menambahkan)

Izin menambahkan 191410125 pertanyaan aulia. Benar kata baehaki pastinya di dalam
konep pemasaran syariah itu terdapat hal2 yang mengangkat nilai2 islam serta kemaslahatan
umat sedangkan pemasaran yang lainnya hanya mengangkat dengan keuntungan di dunia
semata.
Ade Fathul Pikri 191410119 (Menambahkan)

Izin menambahkan, Pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang
ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran syariah saja, tetapi lebih
jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam pemasaran. Pemasaran
berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja
dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat
menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu
pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga
diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi
saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu
values kepada para stakeholders sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan
laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang berkelanjutan beriringan karena tidak ada pihak
yang dirugikan.
Bagus Imam Utomo 191410156 (Menambahkan)

izin menambah kan di kala salah atau tidaknya boleh nanti di luruskan oleh temen
temen, jadi Dalam pemasaran syariah, seorang harus merasakan bahwasanya dalam setiap
aktivitas pemasarannya ia selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia pun akan sangat berhati-
hati dalam memasarkan produk yang dijualnya. Seorang pemasar syariah tidak akan

18

memberikan janji yang kosong belaka yang bertujuan hanya untuk mencari nasabah. Seorang
pemasar syariah tidak akan mau memberi sesuatu yang menyesatkan bagi nasabahnya sebab
iaselalu merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya dan akan meminta
pertanggungjawaban di hari kiamat.

Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai
sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala macam cara demi untuk mendapatkan
konsumen bahkan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dalam pemasaran
konvensional, seorang pemasar dapatsaja melakukan kebohongan dengan terlalu melebih-
lebihkan produk yang ditawarkan, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan dari konsumen
setelah ia mengkonsumsinya karena kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan.
M. Rustam Nawawi 191410143 (Menanggapi)

Perbedaannya klo marketing syariah bersifat syaria-driven ( digerakkan oleh syariah
sebagai sumber hukum) yang berorientasi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
serta menciptakan value bagi mereka selama tidak bertentangan dengan sumber utama di dalam
Islam, yakni Alquran dan Hadis.

Nah, kalo marketing umum atau konvensional
bersifat market-driven (didorong oleh keinginan pasar) yang berorientasi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara menciptakan value bagi mereka. Konsekuensi
dari pemasaran konvensional adalah untuk mendorong volume penjualan sebanyak-banyaknya
dan pada akhirnya guna memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya.

Nama : Intan Sri Hartati
Nim : 191410153
Pertanyaan ke-3

Izin bertanya, kan di makalah hanya disebutkan keunggulan pemasaran syariah saja,
tapi sebenernya ada ga sih kekurangan pemasaran syariah ini? Apalagi jika dibandingkan
dengan pemasaran konvensional.
Jawaban Kelompok
Izin menjawab pertanyaan dari intan

Tidak ada karena dalam Islam diatur dengan syariat apabila dibandingkan dengan
pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas
menggunakan segala macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan cara-
cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. seperti melebih-lebihkan kualitas barang dagang nya.

19

Nasukhah Kurniasih 191410145 (Menanggapi)
Izin menjawab ya, menurut saya kekurangan pemasaran syariah itu dalam mendapatkan
keuntungan nya lebih sedikit (hanya boleh secukupnya saja) sedangkan konvensional bisa
sebanyak banyaknya.
Sarah Yuliniar Fadmanagara 191410124 (Menanggapi)

Izin menambahkan, ya memang benar tidak mendapatkan keuntungan yang besar tetapi
dalam islam berdagang tidak semata2 untuk mencari keuntungan saja melainkan juga ridha
Allah...bagi orang2 konvensional itu mungkin dianggap kekurangannya.

Teguh Fadelsyah 191410132 (Menambahkan)
Izin menambahkan, menurut saya secara teori konsep pemasaran syariah ini tidak ada

kekurangannya karena dirumuskan langsung dan diturunkan langsung oleh allah melalui
syariat Islam namun yang menjadi kekurangannya terkadang muncul pada pengaplikasiannya
atau implementasinya karena kita manusia tidak seperti nabi tentu akan melakukan kesalahan
Tini Afriyani 191410140 (Menanggapi)

Izin menanggapi yaa, kalau ditanya kekurangannya, menurut sepengatahuan tini mah
ga ada yaa, soalnya konsep pemasaran Syariah yang saat ini kita gunakan itu mencontoh
pemasaran yang dilakukan oleh nabi Muhammad, nahh kita semua kan sudah tau sejarah,
bahwasanya praktek pemasaran nabi itu adalah pemasaran yang paling baik dan berhasil
dalam prakteknya.

Fahruroji 191410129 (Menanggapi)
Menurut saya konsep pemasaran syariah itu tidak ada kekurangannya karena aktivitas

pemasarannya ia selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia pun akan sangat berhati-hati
dalam memasarkan produk yang dijualnya. Seorang pemasar syariah tidak akan memberikan
janji yang kosong belaka yang bertujuan hanya untuk mencari nasabah. Seorang pemasar
syariah tidak akan mau memberi sesuatu yang menyesatkan bagi nasabahnya sebab iaselalu
merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya dan akan meminta pertanggungjawaban di
hari kiamat.
Nur Halimah Saadah 191410151 (Menanggapi)

Izin mnambahkan, tidak ada kekurangannya.Islam mengatur semua kegiatan manusia
termasuk dalam melakukan muamalah dengan memberikan batasan apa saja yang boleh
dilakukan dan apa saja yang tidak diperbolehkan. Dalam pemasaran syariah, hal hal yang

20

dilakukan harus berlandaskan sesuai syaria·ah. Semua hukum dan aturan yang ada dilakukan
untuk menjaga pebisnis agar mendapatkan rejeki yang halal dan di ridhai oleh Allah SWT serta
terwujudnya kesejahteraan distribusi yang merata. Maka etika atau aturan tentang bisnis
syariah memiliki peran yang penting juga dalam bisnis berbasis syari·ah. Hakikat dari
pemasaran atau bisnis dalam agama Islam selain mencari keuntungan materi juga mencari
keuntungan yang bersifat immaterial. Keuntungan yang bersifat immaterial yang dimaksud
adalah keuntungan dan kebahagiaan ukhrawi. Dalam konteks inilah al-Qur·an menawarkan
keuntungan dengan suatu bisnis yang tidak pernah mengenal kerugian yang oleh al-Qur·an
Karena walaupun seandainya secara material pelaku bisnis Muslim merugi, tetapi pada
hakikatnya ia tetap beruntung karena mendapatkan pahala atas komitmenya dalam
menjalankan bisnis yang sesuai dengan syariah
Nama : Silmi Kaffah
Nim : 191410133
Pertanyaan ke-4

Misalkan kita sebagai bos diperusahaan dagang, tentu kita menggunakan konsep
pemasaran Syariah, tetapi ada karyawan kita melenceng, dia tidak menggunakan cara yang
terdapat diperusahaan kita, otomatis dia bakal menjadi boomerang bagi kita, tetapi cara
kerjanya selalu sukses mencapai target gitu, tentu kita tidak mau kehilangan pekerja yang smart
dong.
Kesalahannya cuma 1, dia tidak memakai konsep pemasaran islam. Nah bagaimana tuh
solusinya? Satu sisi dia melanggar aturan, sisi lain dia mensukseskan perusahaan kita

Jawaban Kelompok
Kita nasehatin karyawan tersebut agar menggunakan prinsip syariah dalam segala

pemasaran agar mendapat kan keberkahan dan jika memang penyebab ada tekanan agar sampai
target, ingatkan bahwa yang terpenting usaha karyawan tersebut dalam mencapai target
tersebut walaupun nantinya ga sampai targetnya. Jika memang masih begitu kita peringatkan
kalo meninggalkan pemasaran yang tidak menggunakan prinsip syariah akan di pecat begitu.
Jamaludin Akmal 191410138 (Menyanggah)
Izin nambahin. kalo kasusnya seperti itu mah labil menurutku, kalo prinsip dari sibosnya
nerapin konsep sariah yah harus komitmen sama prinsipnya, kalopun tidak sesuai ya harus ada
konsekuensinya. Jadi ga sepakat kalo harus nasehatin² terus, kan sebelum ada hasil ada proses
yg harus ditempuh dan ada komintmen yg dibangun

21

Intan Sri Hartati 191410153 (Menyanggah)
Seharusnya si karyawan itu udah ngerti sih kalo perusahaan yang dia jalanin ini pake konsep
syariah, karena kan dari awal pasti udah ada kontrak, dijelasin peraturan² nya, jadi seharusnya
gaada alasan buat si karyawan ini melenceng begitu
Herman 191410123 (Menanggapi)

karena kan dalam konteks nya perusahaan tersebut menggunakan prinsip syariah yang
tidak hanya mementingkan keuntungan duniawi saja jadi betul kata baehaki.
Sarah Yuliniar Fadmanagara 191410124 (Menanggapi)

yaa benar...mungkin bisa dinasehati terlebih dahulu dan jika tidak digubris bisa
mengambil langkah yang tegas...karena balik lagi seperti yang tadi didiskusikan bagi
pemasar/marketer syariahh target atau untung saja bukan jadi tujuan utama melainkan ridha
dan berkahnya juga...
Shofwatunnida El Tsani 191410147 (Menanggapi)

Iya silmi, tapi menurut saya mah harus ada pengertian dari bos nya juga, Misal jd jgn
minta target banyak kalo lagi kondisi pandemi gini, jd kan karyawan nya juga ngga
menghalalkan segala cara untuk dpt target.
Siti Kurniasih 191410125 (Menanggapi)

Izin menambahkan ya, iya betul kata baehaki ,,karena pada dasarnya semua keputusan
yang di perusahaaan terletak pada pemimpinnya walaupun ada karyawan yang melenceng dari
peraturan berarti harus di nasehati di beri pemahaman tentang syariah,,kalau dibiarkan
karyawan seperti itu maka akan berdampak pula pada nama baik perusahaan yang besistem
syariah tersebut,,jadi seharusnya tugas seorang pemimpin itu harus tegas dan bijaksana dlam
menanggapi kasus2 karyawan seperti tadi.
Teguh Fadelsyah 191410132
Izin menambahkan, kalau menurut saya hal seperti ini tidak akan terdeteksi jika belum ada
feedback dari costumer atau konsumen. Jika terjadi kecurangan sehingga konsumen merasa
dirugikan maka kita tentunya harus evaluasi. Jika masalahmua seperti yang silmi sebutkan
maka itu yang harus ditekankan perbaiki bagaimana caranya agar semua sistem pemasaran bisa
sesuai dengan syariah.
Nama : Fitrotul Attiyah
NIM : 191410126
Pertanyaan ke-5

22

Coba pemateri jelaskan indikator keberhasilan dari pelaksanaan pelatihan dan pengembangan
SDM?
Jawaban Kelompok

Walaupun produk halal tapi cara memasarkan nya tidak Syariah yah mungkin dengan
cara intimidasi dan ada tipu menipu maka itu tidak di lakukan secara Syariah
Sarah Yuliniar Fadmanagara 191410124 (Menanggapi)

Izin menambahkan, ya benar sekarang banyak oknum yang menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan keuntungan sekalipun itu produk halal, menggunakan basis syariah
padahal masih ada unsur2 yang dilarang seperti gharar...banyak bank2 ataupun pengusaha
penjualan perumahan menggunakan basis syariah tetapi dalam prakteknya tidak ada

Faisal Fikri 191410131 (Menanggapi)
Walaupun produk nya halal akan tetapi caranya yg salah, ya tetap masih dilarang,

karena tidak boleh mencampur aduk yg bathil dengan yg haq, itu menurut Al Quran.
Siti Kurniasih 191410125 (Menanggapi)

Menurut saya , jika terjadi kasus seperti itu maka yang harus di lakukan oleh yang
mempunyai produk halal tersebut harus mengintropeksi diri sendiri karena sayang sekali gitu
produknya sudah halal tapi cara pemasarannya tidak sesuai dengan ajaran islam.
Aulia Rachmadani 191410122 (Menanggapi)

Sebaiknya produk halal dipasarkan sesuai dengan syariat islam, misal ketika kita ingin
menggunakan brand ambasador seorang aktor yang sedang naik daun, tetapi ia tidak
memasarkan produk nya sesuai syariat islam lebih baik mencari aktor lain yang memang
benarbenar menggunakan syariat islam dalam memasarkan produknya.
Fitrotul Attiyah 191410126 (Menanggapi)
Tapi jika konteksnya si brand ambassadornya ini tidak menutup aurat gimana ki?
Soalnya di penjelasan vn kiki membahas mengenai yg tidak menutup aurat
Ahmad Baehaki 191410134 (Menanggapi)

Nah itu dia masalah di zaman sekarang yah fitrotul atiyah , banyak brand ambassador
yang karakter nya kurang mencerminkan kepribadian syariah. Inget prinsip syariah itu tidak
hanya ingin mendapatkan keuntungan tapi agar produk dapat menumbuhkan rasa keimanan
terhadap Allah, jadinya ada efek positif nya. Nah brand ambassador sekarang itu malahan
membuat yang ngeliat rusak moralnya.

23

Jamaludin Akmal 191410138 (Menanggapi)
Tidak semua pemasaran yg tidak sesuai dengan syariat haram siii, pemasaran

konvensional juga ada yg dibolehinkan? Banyak yg mubah dari pemasaran konvensional juga
Aulia Rachmadani 191410122 (Menanggapi)

Iya memang mungkin itu demi menarik perhatian masyarakat untuk lebih tertarik
kepada brand tersebut. Apalagi pada jaman skrg ini, iklan akan lebih menarik jika yg mengiklan
kan nya itu seseorang yang sedang naik daun. Padahal seharusnya kita bisa menilai itu sesuai
syariah atau tidak.

KESIMPULAN DISKUSI

1. Pemasaran syariah ialah strategi bisnis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders dengan
menggunakan prinsip syariah

2. Dalam pemasaran syariah tidak memiliki kekurangan dalam hal melakukanpemasaran
produk. Karena dalam pemasaran syariah itu menerapkan pemasaran ala rasulullah
Saw.

3. Perbedaan terbesar dalam pemasaran syariah dengan pemasaran konvensional ialah
dalam pemasaran syariah dalam mencari keuntungan tidak besar. Tetapi pemasaran
syariah mencari keberkahan, serta produk yang dihasilkan semoga dapat
menumbuhkan keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan pemasaran konvensional
mencari keuntungan sebesar-besarnya bagaimana caranya.

24

Quote
“1. Uang Berkata; "MIliki Aku, Lupakan Segalanya".
2. Waktu Berkata: " Ikuti Aku, Lupakan Segalanya".
3. Masa Depan Berkata: "Berjuanglah utk ku, Lupakan segalanya".
4. Alloh Berfirman: " Ingatlah AKU, AKU Persembahkan segalanya"”

Dr. H. Syaeful Bahri

25

BAB 2

Sifat-Sifat Dasar Marketer, Etika Dalam Pemasaran
Islam Dan Etika Perilaku Produsen Dan Konsumen

A. Sifat-Sifat Dasar Seorang Marketer

Sifat merupakan karakteristik yang melekat pada manusia yang diberikan
oleh allah SWT. dan berbeda-beda dari manusia satu maupun manusia lainnya.
Bagi seorang marketer sudah sepatutnya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
ajaran islam. Akan sangat berbahaya bila seorang markerer memiliki sifat atau
karakter yang buruk, karena akan banyak praktik pemasaran yang mengandung
penipuan ataupun manipulasi, dan jika hal tersebut terjadi maka akan merusak
dunia marketing.11

Dalam islam karakter ataupun sifat yang melekat pada seseorang biasanya
disebut dengan akhlak. Seorang marketer islam terkenal dengan tiga ciri utama,
yaitu karakter, akhlak dan islam. Apabila ketiga sifat tersebut sudah ada dan
diamalkan pada diri seorang marketer maka seseorang tersebut bisa disebut
sebagai seorang marketer yang memiliki sifat dan perilaku sesuai dengan ajaran
islam.

B. Pola Pikir Marketer Muslim

Berfikir adalah aktivitas yang dimulai dari mendapatkan informasi
atau sebuah fakta melalui panca indra, baik membaca, melihat,
mengingat, kemudian menghubungkan dengan informasi yang telah
disimpan sebelumny. Kemudian dikeluarkan melalui tindakan berpikir
keras secara rasional. Bagi seorang mereter pola pikir merupakan aspek
penting karena pola pikir akan menentukan bentuk perilaku dan
perkataannya.

1. Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)

26

Takwa terlahir dari kata “waqa-yaqi-wiqoyah” yang artinya
memelihara, taqwa secara devinitif berarti memelihara diri dari

siksaan Allah dan mengikuti segala
11 Asnawi, nur dkk, Pemasara syariah teori, filosofi dan isu-isu
kontemporer, Depok:Rajawali per, 2017, hal.199

27

perintahnya serta menjauhi segala larangannya, Allah telah menjelaskan taqwa
dalam Surah Al Hujurat ayat 13.

2. Berkepribadian baik dan simpatik (Shiddiq)

Shiddiq berasal dari kata “shadaqa” yang berarti benar, jujur, dapat dipercaya
sesuai apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Ikhlas, tulus, keutamaan,
kebaikan dan kesungguhan. Shiddiq dalam pengertian istilah para ulama
bersepakat memaknai pada satu titik yakni jujur, dapat dipercaya dan memiliki
integritas.

3. Berlaku Adil (Al'Adl)

Allah SWT menyebutkan untuk berlaku adil dalam Surah Al Hujurat Ayat 9
menjelaskan untuk selalu bersikap adil, tidak memihak kecuali kepada
kebenaran, bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa
ataupun agama. Dalam Surah Al-Maidah Ayat 18 Allah menegaskan bahwa
kebencian terhadap suatu golongan atau individu janganlah menjadi acuan
untuk bertindak tidak adil.

4. Melayani Dengan Rendah Hati (Khidmah)

Khidmah merupakan sarana melatih mental agar dapat memiliki dedikasi yang
tinggi ketika berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan Khidmah pelaku
pemasaran akan memiliki sifat rendah hati dan tidak egois. karena egoisme
menutupi pandangan secara objektif dalam menyelesaikan suatu masalah.

5. Selalu Menepati Janji (Taklif)

Allah swt memerintahkan agar setiap muslim dapat menunaikan janji yang
pernah ia ucapkan. sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nahl Ayat 9.
Dalam islam janji merupakan akad atau ikatan yang wajib dipenuhi dan ditepati
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang mengadakan janj tersebut
baik mengenai waktu maupun objek yang dijanjikan.

6. Jujur Dan Terpercaya (Amanah)

Amanah adalah sesuatu yang diserahkan kepada seorang untuk dijaga disimpan
dan dipelihara baik berupa harta rahasia pekerjaan ataupun sebagainya.

28

7. Tidak Berburuk Sangka (Su'udzon)
Secara bahasa Su'udzon artinya semua yang buruk atau kebalikan dari yang
bagus, semua yang menjadikan manusia takut baik dari urusan dunia maupun
urusan akhirat. Su’uzan menurut istilah adalah prasangka yang membuat
seseorang menilai sifat orang lain dengan sifat yang tidak disukai tanpa sebuah
kepastian.

8. Tidak Menjelek-jelekan (Ghibah)
Ghibah merupakan kegiatan membicarakan kejelekan serta kekurangan orang
lain dengan tujuan mencari kesalahan baik dari segi rohani maupun jasmani
yang dimaksudkan untuk menghina

9. Tidak Melakukan Suap (Rusywah)
Islam menolak keras perbuatan suap, karena suap menyebabkan terjadinya
pemasaran yang tidak sehat sehingga potensi berkembangnya pengusaha kecil
akan sulit, suap juga akan meruntuhkan sendi-sendi pemasaran dan merusak
etika dalam berbisnis

C. Sifat Yang Harus Dimiliki Marketer Muslim12
1. Inquisitive thinking (Berpikir Karena Ingin Tahu)
Sifat ini berlandaskan Al Qur'an surah Yunus ayat 24 yang menjelaskan supaya
kritis dan berfikir tentang wujud yang di ciptakan dan keesaan Allah. Dengan
menjalankan konsep ini diharapkan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
hari esok harus lebih baik daripada hari ini

12 Asnawi, nur dkk, Pemasara syariah teori, filosofi dan isu-isu kontemporer,
Depok:Rajawali per, 2017, hal.205

29

2. Objective Thinking (Berfikir Secara Objektif)

Berlandaskan kepada Al Qur'an surah Al-baqarah ayat 111 menyatakan bahwa
seorang pun bisnis harus berfikir dengan cara objektif agar bisa membantu
memaksimalkan asimetris informasi dalam menanggapi suatu masalah.

3. Positive Thinking (Berfikir Positif)

Seorang marketer harus selalu berfikir positif dan optimis. Allah mengajarkan kita
untuk tidak mudah berputus asa dan selalu berharap kepada Allah subhanahu wa
ta'ala.

4. Intuitive Thinking (Berpikir Berdasarkan Insting)

Setiap manusia dianugerahi cara berpikir yang intuitis, yaitu mampu memahami
sesuatumelalui penalaran rasional dan intelektual, dengan adanya anugrah ini sudah
seharusnya seorang marketer muslim memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

5. Rational Thinking (Berpikir Secara Rasional)

Dalam Al Quran dijelaskan bahwa Allah telah memberikan pelajaran tentang pola
berpikir secara nasional, yaitu adanya hukum sebab akibat, sehingga manusia harus
berfikir secara logis dan argumentiv. hal ini terkandung dalam surah Al-Hujurat
Ayat 43

6. Conceptual Thinking (Berpikir Dengan Konsep)

Seorang pembisnis harus memiliki konsep dalam cara berpikirnya, sehingga
diharapkan akan mampu memadukan berbagai konsep untuk kemudian dijadikan
inovasi baru yang pada akhirnya dapat memunculkan produk atau jasa yang lebih
variatif

7. Analogical Thinking (Berpikir Secara Analogi)

Dengan adanya konsep berfikir secara rasional diharapkan marketer mampu
menerjemahkan konsep yang telah ditulis dalam Al-Qur'an untuk kemudian
dipraktekkan dalam pemasaran. Contohnya konsep halal dan haram yang mampu
diaplikasikan oleh seorang marketer, sehingga pemasaran yang dilakukan termasuk
dalam pemasaran yang islami.

30

8. Perceptual Thinking (Berpikir Dengan Persepsi)

Cara berfikir dengan persepsi akan sangat bermanfaat bagi seorang marketer dalam
menyikapi lingkungan alam, sehingga mampu mengeluarkan gagasan-gagasan
yang bisa menjaga lingkungan sekitar dan juga bisa memakmuran masyarakat.

D. Sifat Marketer yang Disukai Allah Swt. Menurut Al-Qur’an13
1. Al- Muhsisnin
Al Muhsinin adalah perintah melakukan kegiatan positif, seakan-akan Allah
melihat atau merasa diawasi oleh Allah Swt. Oleh sebab itu maka pada diri manusia
akan muncul kesadaran untuk berbuat sebaik mungkin dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Dalam Al- Qur’an kata al muhsisnin disebutkan sebanyak lima kali yaitu
Q.S Al-Baqarah ayat 95, Q.S Ali Imran ayat 134 &148, Q.S Al- Maidah ayat 13 &
93
2. Al- Muttaqin
Al Muttaqin menurut bahasa artinya menghindar. Seseorang dikatakan takwa
apabila berusaha menghindari siksaan atau ancaman Allah dengan jalan
melaksanakan seluruh perintah-Nya. Menjunjung tinggi prinsip kejujuran,
ksungguhan dalam melaksanakan program pemasaran, merealisasikan strategi
secara adil dan terbuka, serta terbuka pada mekanisme pasar dan informasi,
merupakan pengaplikasian sifat taqwa oleh seorang marketer islam. Dalam Al
Qur’an Allah Swt mengemukakan Al Muttaqin sebanyak dua kali, yaitu Q.S Ali-
Imran ayat 76, Q.S At Taubah ayat 4&7.
3. Al- Muqsithin
Al- Muqsithin berasal dari kata aqasatha yang berarti berlaku adil. Dalam
praktek pemasaran implementasi sifat Al Muqsithin adalah terjadi taransaksi kedua
belah pihak (produsen dan konsumen) untuk memperoleh nilai dari apa yang
ditransaksikan hingga tercipta kondisi saling rela (sepakat) diantara kedua belah
pihak. Allah meyeutkan Al-Muqsithin dalam Alqur’an sebanyak tiga kali, yaitu:
Q.S Al-Maidah ayat 42, Q.S Al-Hujurat ayat 9, Q.S Al Mumtahanah ayat 8.

13 Asnawi, nur dkk, Pemasara syariah teori, filosofi dan isu-isu kontemporer,
Depok:Rajawali per, 2017, hal.211

31

4. Al- Mutathahhirin
Kata Al Mutathahhirin berasal dari kata tathahhar yang artinya kesucian atau

terhindar dari noda baik secara lahir maupun batin. Seoranng marketer muslim
harusnya selalu tertanam dalam jiwanya sifat Al Mutathahhirin baik pada hati,
pikiran, dan bukti fisiknya, karena dengan pribadi yang suci akan dapat menentukan
kualitas keimanan seseorang. Dalam Al Qur’an sifat ini disebutkan sebanyak dua
kali, yaitu Q.S Al- Baqarah ayat 222 dan Q.S At Taubah ayat 108.
5. Ash- Shabirin

Kata Ash- Shabirin berasal dari kata Shabr (sabar). Seorang marketer harus
memiliki jiwa yang sabar merupakan syarat mutlak untuk menurunkan kualitas
keimanan kepada Allah Swt. persaingan, godaan, praktek kotor, hambatan
merupakan suatu fenomena yang ada dan selalu dihadapi. Sifat sabar ini termaktub
dalam surah Al- Imran ayat 146.
6. Kerja sama dan Networking

Ciri khas ajaran islam sangat mengutamakan pada sifat dan prilaku tersebut,
baik dalam hal ibadah ritual maupun bermuamalah. Networking dan koordinasi
dalam bisnis memegang peranan penting sehingga menurut ajaran agama upaya
terseebut merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam berbisnis. Berjuang
bersama dalam satu barisan yang kokoh juga dikemukakan dalam Al-Qur’an surat
Ash-Shaff ayat 4.
7. Akhlak mulia

Salah satu ciri khas islam adalah perhatian dan penekanan prilaku setiap
marketer untuk selalu memperhatikan akhlak, terutama harus diwarnai dengan
akhlak yang mulia. Q.S Al- Maidaha ayat 54 menyebbutkan bahwa terdapat sifat
khusus yaitu; 1) bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mukmin. 2) mulai
dan memiliki harga diri dan bersikap tegas terhadap orang kafir. 3) berjihad dijalan
Allah Swt. 4) tidak takut celaan dari orang lain.
8. Al Ittiba’

Al Ittiba’ dalam konteks bisnis adalah adanya upaya manusia untuk meneladani
apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sebagai suri tauladan yang sempurna.

32

E. Etika Dalam Pemasaran Islam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengertian Pemasaran adalah

proses, cara, atau perbuatan memasarkan suatu barang dagangan.14 Pengertian
pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.Pemasaran adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka merencanakan, mengorganisasikan,
mempromosikan, dan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian etika pemasaran adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dilakukan sebuah
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan prinsip keadilan dan
kejujuran.

Etika pemasaran Islam didasarkan pada maksimalisasi nilai yang memerlukan
empati terhadap orang lain dan menghargai ciptaan-ciptaan Allah, yang menyiratkan
menahan diri dari perilaku merugikan orang lain dan mencegah merebaknya praktik-
praktik pemasaran yang tidak etis. Kepatuhan terhadap kerangka etika Islam yang
didasarkan pada kejujuran dan keadilan menjamin martabat dan kebebasan baik
manusia (konsumen maupun produsen), pikiran, hati nurani mereka dari semua jenis
perbudakan.

Pemasaran dengan penerapan etika bisnis Islam merupakan strategi bisnis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value (nilai) dari tenaga
pemasar sebagai inisiator kepada stakeholders yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai prinsip-prinsip etika pemasaran dalam Islam. Untuk memahami lebih jauh
bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam pemasaran, terlebih dahulu perlu
dipaparkan bahwa etika bisnis merupakan bagian dari etika profesi.

Pada umumnya, ada beberapa nilai-nilai Islam yang termuat dalam prinsip dasar
etika bisnis yang perlu diperhatikan dalam bisnis khususnya oleh para pelaku bisnis,
yaitu:15

14 Pagut Lubis, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama,2012), h. 1027.
15 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami..., hlm. 101-112

33

1. Melakukan aktivitas bisnis berdasarkan pada ketentuan Allah Swt (tauhid),
sebagaimana yang terdapat dalam ketentuan dalam syari’at Islam (al-Qur’an dan
as-Sunnah);

2. Jujur dalam takaran. Dengan sikap jujur, kepercayaan pembeli kepada penjual akan
tercipta dengan sendirinya;

3. Menjual barang yang baik mutunya, dalam hal ini adanya transparansi dalam
menjalankan bisnis, tidak ada unsur tipuan di dalamnya;

4. Tidak menggunakan sumpah, dalam artian menjual suatu barang memakai sumpah
dengan harapan untuk melariskan dagangan;

5. Longgar dan bermurah hati, dalam artian terjadi kontak antara penjual dan pembeli,
sikap ramah tamah dalam jual beli, dalam konteks modern yaitu layanan purna jual
(after sales/sales service)

6. Tertib administrasi, maksudnya adalah di dalam dunia bisnis biasa terjadi praktik
hutang piutang, oleh karena itu Islam mengajarkan perlunya administrasi hutang
piutang, seperti pencatatan transaksi, menghadirkan saksi, memberikan jaminan,
dan sebagainya;

7. Menetapkan harga yang jelas, atau transparan, untuk menghindari adanya penipuan.
Menetapkan harga secara terbuka dan wajar, dan tidak seenaknya.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etis Dalam Islam

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku etis dalam islam, antara lain:

1. Interpretasi hukum dalam masyarakat sekuler

Interpretasi hukum didasarkan pada nilai-nilai dan standar kontemporer yang
seringkali berbeda-beda. Sementara dalam masyarakat islam, nilai-nilai dan standar
minimum oleh ajaran syariah.

2. Faktor-faktor organisasional

Organisasi juga dapat memberikan pengaruh terhadap cara berperilaku
anggotanya.Salah satu aspek kunci pengaruh organisasional adalah tingkat
komitmen pemimpin organisasi terhadap nilai-nilai etis.

34

3. Faktor-faktor individu

Setiap individu masuk ke dunia kerja dengan membawa nilai-nilai yang
berbeda-beda.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis seseorang adalah:

a. Tahap perkembangan moral

Rasulullah Saw menyatakan bahwa setiap orang setidaknya menjalani
dua tahap perkembangan moral: tahap moral atau pra-pubertas dan tahap
kedewasaan. Dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, menyatakan
bahwa : Rasulullah Saw) berkata: “ Terdapat tiga orang yang tindakannya tidak
akan dicatat: seseorang yang tertidur sampai ia bangun, seorang bodoh sampai
ia dapat berpikir, dan seorang anak sampai ia mencapai kedewasaan”.

b. Rujukan nilai dan moral pribadi

Nilai-nilai dan moralitas individu juga akan mempengaruhi standar etika
seseorang. Seseorang yang menekankan sifat jujur akan berperilaku sangat
berbeda dari orang yang tidak menghargai hak milik orang lain.

c. Tahap pengaruh keluarga

Individu mulai membentuk nilai-nilai etis ketika masih kanak-
kanak.Rasulullah Saw menekankan pentingnya peranan pengasuhan keluarga.
Anak-anak cenderung untuk mengembangkan standar etis yang tinggi jika
mereka melihat anggota keluarga lainnya secara konsisten berusaha
menerapkan standar etis yang tinggi pula.

d. Pengaruh teman sebaya

Ketika anak-anak bertumbuh dan mulai masuk sekolah, mereka
dipengaruhi oleh teman-teman sebaya yang menjadi teman bermainnya setiap
hari. Maka Dari itu jika teman-teman seorang anak terlibat dalam tindakan
buruk, maka anak itu mungkin akan meniru mereka.

e. Pengalaman hidup

35

Baik positif atau negatif, peristiwa-peristiwa penting akan mempengaruhi
kehidupan seseorang individu serta membentuk keyakinan dan perilaku etisnya.

G. Panduan Dalam Mempraktekkan Etika Islam

Dalam pandangan Islam khususnya ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang
sebagai dua hal yang saling bertentangan. Bisnis merupakan simbol dari urusan duniawi namun
juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Di dalam
Alquran terdapat sekitar 370 ayat yang menunjukkan kepada kita khususnya umat Islam jalan
untuk melakukan bisnis dengan pijakan moral, serta larangan yang dengan jelas melarang kita
untuk melakukan kesalahan tertentu. Selain kajian Etika bisnis yang berdasarkan pada al-
Qur’an. Pelajaran dari etika bisnis itu sendiri bisa diambil dari Perilaku atau keseharian Nabi
Muhammad Saw, karena Sunnah juga merupakan sumber hukum dalam Islam selain Alquran.

Salah satu aspek terpenting dalam bisnis adalah bagaimana mengkomunikasikan bisnis
atau produk kepada target pasar. Karenanya disamping mengatur aturan aktivitas bisnis, Islam
juga memberikan panduan bagaimana komunikasi pemasaran dilakukan. yaitu:

1. Kejujuran. "Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang
mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya," (H.R. Al-Quzwani). "Siapa yang
menipu kami, maka dia bukan kelompok kami" (H.R. Muslim).

2. Tidak boleh menipu. "Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi" (QS 83:112).

3. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi
Muhammad SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan
maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain," (H.R. Muttafaq
„alaih).

4. Menolong atau memberi manfaat kepada orang lain. Al-Qur‟an Surat Al-Maidah
ayat 2 berbunyi: "Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya".

5. Bisnis dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan. Firman Allah, "Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang

36

batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di antara
kamu," (QS. 4:29).
6. Kegiatan bisnis hanya dilakukan untuk menjual produk yang halal.
7. Islam melarang monopoli dan penimbunan sehingga menimbulkan kerusakan bagi
kepentingan masyarkat luas.
8. Komunikasi pemasaran yang mengeksploitasi kelompok tertentu untuk
kepentingan bisnis dan penjualan produknya

H. Etika Perilaku Produsen Dan Konsumen

Produksi atau manufacturing adalah proses yang dilakukan oleh produsen sebagai
aktivitas fungsional yang mesti dilakukan oleh setiap perusahaan. Fungsi produsen adalah
bekerja menciptakan barang atau jasa yang bertujuan untuk membentuk nilai tambah (value
added). Secara ekonomi, aktivitas produksi tersebut meliputi beberapa hal seperti produk apa
yang dibuat, mengapa dibuat, kapan dibuat, untuk apa dibuat, bagaimana berproduksi, dan
berapa jumlah yang dibuat.16 Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen akan
menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan harga atas suatu permintaan barang
atau jasa yang diperlukan. Konsumen menempati posisi fundamental yang hakiki dalam bisnis
modem. Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya konsumen yang menggunakan produk atau
jasa yang ditawarkan oleh produsen.17

Meskipun begitu, suatu komoditas jika akan diproduksi haruslah mempertimbangkan
alasan sosial kemanusiaan, bahkan sosial-kultural, yakni selain alasan dibutuhkan oleh
masyarakat juga perlu dipertanyakan implikasi positif yang ditimbulkannya sebagai akibat
diproduksinya suatu komoditas tersebut.18 Disamping itu, produsen juga mempunyai
kewajiban untuk menyediakan produk yang aman bagi konsumen, dan hams bertanggung
jawab penuh jika terdapat suatu komoditas yang jelek, berkualitas rendah dan merugikan
konsumen. Hubungan antara produsen dan konsumen bukanlah hubungan yang tidak seimbang
produsen mempunyai kebebasan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya yang dapat

16 Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substantif dan Fungsional, (Yogyakarta: Ekonomia
Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 1998),hal 49.
17 K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal 227.
18 Muslich, Etika, hal. 51.

37

merugikan konsumen. Sebaliknya hubungan keduanya harus berada dalam keseimbangan,
dalam arti demi menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam genggaman
produsen semata. Islam secara jelas tidak membenarkan upaya-upaya dan praktek penumpukan
sumber daya ekonomi pada segelintir kelompok saja.

Al-Qaradawi menegaskan bahwa Islam mengajarkan sistem pasar bebas, akan tetapi
Islam tidak mentolerir penimbunan barang, manipulasi atau memainkan harga. Meskipun
begitu, Islam memperbolehkan mengontrol harga dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat luas serta mencegah praktik-praktik keserakahan.19Produsen tidak akari berlaku
serakah, karena pada hakikatnya harta yang dimilikinya merupakan amanah, dan konsumen
pun demikian, tidak serta merta menginginkan kepemilikan yang lebih dari kebutuhannya,
sehingga merugikan konsumen lainnya Tanggung jawab lain yang harus dimiliki oleh produsen
adalah menjamin adanya kualitas produk-produknya pada satu sisi dan harga yang adil serta
kebenaran iklan sebagai media informasi utama pada sisi lainnya. Kualitas produk
sesungguhnya bukan hanya merupakan tuntutan etis tetapi juga untuk mencapai kesuksesan
dalam bisnis.20

Hubungan produsen dengan konsumen yang meliputi kualitas dan keamanan
komoditas, serta keadilan harga merupakan proses bisnis yang berkesinambungan yang tidak
boleh lepas dari nilai-nilai etika. Penerapan etika bisnis Islam dalam hal ini bukan hanya terkait
dengan tanggung jawab produsen kepada Allah, akan tetapi hal ini juga menyangkut
kepercayaan konsumen atas komoditas yang diproduksinya. Tentu secara umum menyangkut
eksistensi produsen atau perusahaan untuk tetap bisa bertahan di dunia perbisnisan.

19 Choirul Fuad Yusuf "Etika Bisnis Islam: Sebuah Perspektif Lingkungan Global", Ulumul Qur'an. No.
3, Voli. VllI, Tahun 1997, haL 18.
20 Ibid,hal.240.

38

HASIL DISKUSI
Kelompok 2

Tini Afriyani 191410140
Muhammad Rustam Nawawi 191410143

Muhamad Hari 191410144

3 PERTANYAAN TERPILIH :

PERTANYAAN PERTAMA

Siti kurniasih 191410125
Bagaimana cara menanamkan sifat-sifat dasar marketer Islam kepada seorang marketer,
sedangkan yang kita ketahui banyak sekali orang muslim yang masih belum menanamkan sifat-
sifat dasar itu bahkan masih sering terjadi seorang marketer yang suka ghibah, tidak jujur,
bahkan sampai gharar, berikan solusinya?

JAWABAN KELOMPOK
Sifat sifat tersebut merupakan pedoman dalam praktik pemasaran bagi seorang muslim, namun
apabila masih banyak yang tidak menerapkan sifat sifat tersebut dalam diri seorang marketer
maka ia tidak bisa disebut sebagai marketer syariah. Jadi tergantung orangnya mau menerapkan
atau tidak prinsip² tersebut. Untuk solusinya kembali kepada pribadi marketer itu sendiri, dia
mau atau tidak menerapkan sifat-sifat yang telah disebutkan. Karena sebagai umat muslim
seharusnya kita harus memakai sistem sesuai dengan syariat muslim.

39

Fitrotul Atiyah 191410126 ( menambahkan )
Tentunya ketika kita menjumpai marketer yang memiliki sifat ghibah, kita sebagai partner
marketernya harus mengingatkan atau memcoba untuk membahas obrolan lain guna
mengalihkan si marketer yg suka ghibah ini.

Sarah Yuliniar Fadmanagara 191410124 ( menambahkan )
Menurut saya harus adanya kesadaran dari diri sendiri, soalnya kalo orang yang udah terbiasa
seperti itu susah istilahnya orang "ndableg" kalo mau menanamkan sifat-sifat keislaman karena
yang dia pikirkan hanyalah keuntungan semata mau baik buruk urusan belakangan yg penting
untung gede, mereka harus tersadarkan terlebih dahulu supaya marketer ini merenungkan
bahwa yang dilakukan dia adalah suatu hal yang salah, dari diri si marketer itu sendiri harus
menyadari bahwa di dunia ini hakikatnya bukan hanya keuntungan,cuan,atau duit yan dicari
dalam berdagang melainkan juga keberkahan, kalo mau diomongin nyarii dunia gaakan ada
habisnya sebelum kita mati, dan juga harus bercermin pada orang non islam seperti orang
keturunan chinesee terkadang mereka lebih memliki nilai pemasaran islam daripada kita yg
islam sehsrusnya kita malu, dan juga harus ada sanksi moral, orang-orang yg tau kalo sudah
didzolimi oleh suatu pedagang maka di akan meneruskan lagi dari mulut ke mulut bahwa
pedagang ini dzolim,culas,dan curang nanti imbasnya dagangannya sepii dan tidak lakuu dari
situ mungkin dia bisa tersadar mengapa dagangannya tidak laku.

Ahmad Baehaki 191410134 ( menambahkan )
Kesadaran diri seseorang mungkin solusinya karena tanpa adanya kesadaran diri seseorang
percuma orang tersebut memahami sifat marketer syariah tanpa ada kesadaran diri soalnya
nanti bakal tidak akan di lakukan sifat marketer syariah.

Herman 191410123 ( menambahkan )
Yang pertama kali harus di lakukan adalah dengan menanamkan pandangan dan kesadaran
yang kuat dalam diri marketer tersebut bahwa sifat sifat yang tidak sesuai tidak boleh di

40

lakukan. Karena kita semua di awasi oleh Allah SWT dan ketika merasa di awasi maka kita
tidak akan untuk melakukan sifat tercela.

Sholahudin 191410146 (menambahkan)
Gunanya ekonomi syari'ah berarti kita terjun didalam perekonomian harus berlandaskan
syari'at islam yang mana tentu Aqidah harus diperkuat karena dg Aqidah kita akan melakukan
interaksi dlm pasar sudah mempunyai ukuran/patokan. Intinya benar walaupun tahu syari'at
islam tergantung dari diri sendiri dlm melaksanakan syari'at Islam tersebut

PERTANYAAN KEDUA

Aulia Rachmadani 191410122
Apa yang dimaksud faktor Interpretasi hukum dalam masyarakat sekuler?

JAWABAN KELOMPOK.
Interpretasi hukum dalam masyarakat sekuler disini merupakan pendekatan pada penemuan
hukum dalam hal peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwanya
dalam sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan manusia dari kehidupan
akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Contohnya, Kaya Indonesia negara
sekular yang moderat, di mana agama (Islam) dalam konstitusi negara tidak dijadikan sebagai
landasan dasar negara, namun nilai-nilai agama masih tetap dipertahankan dan dijadikan
sebagai landasan etik dalam kehidupan bermasyarakat.

Juria mumtajah 191410120 ( menambahkan )

41

beberapa contoh sekularisme dalam kehidupan sehari-hari: Pelarangan penggunaan jilbab pada
sektor kerja swasta. Pergaulan bebas yang sudah dianggap lazim di kalangan pergaulan remaja.
Undang-undang yang tidak memihak pada agama.

Nur Halimah Sa'adah 191410151 (menambahkan)
Sekulerisme, merupakan hal yang menunjukan sesuatu yang bersifat keduniawian, sesuatu
yang dilawankan dengan selain dunia atau spiritual, dengan kata lainsekuler berartipemisahan
antara dunia dan agama, masalah dunia tetap dijadikan masalah dunia dan masalah spiritual
(agama) tetap dijadikan masalah agama. Dengan demikian sekuler adalah sifat melepaskan
dunia ini dari agama. Untuk itu diperlukan suatu proses, dan proses ini disebut sekulerisasi.
Indonesia sebagai negara yang pluralistik, pada satu sisi memiliki penduduk muslim yang
mayoritas meskipun agama lain tumbuh dan berkembang secara dinamis di bumi nusantara ini.

PERTANYAAN KETIGA

Faisal Fikri 191410131
Izin bertanya terkait penjelasan saudara Muhammad Hari, pada bab Etika perilaku produsen
dan konsumen. Kan disitu kata saudara Hari harus menjual barang yg halal dan dilarang
menjual barang yg haram, nah bgaimana jika menjual barang bentuknya halal akan tetapi
modal bisnisnya dari hasil Judi, apakah tetap sah pemasaran tersebut?

JAWABAN KELOMPOK
Baik temen temen lanjut pada pertanyaan ini yah kami kira sudah memperhatikan mengenai
pertanyaan kedua ini cukup lama dan menarik yah. melalui transaksi yang haram semisal
menjual barang yang haram diperdagangkan atau modalbjsnis yang haram semisal seperti awal
disampaikan tentu tidak boleh dilakukan. Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika seorang itu

42

mengadakan transaksi komersil yang haram dengan orang lain dan dia mendapatkan harta yang
haram karenanya semisal harta yang didapatkan oleh pelacur, penyanyi, penjual khamr, saksi
palsu dan semisalnya lantas orang tersebut. Karena pada hakikatnya tidak boleh mencampur
adukkan haq dengan bathil

Alifiya Azmi Fitri Arrahmi 191410154 (menambahkan)
Izin menambahkan, Jadi menurut hukum Islam sendiri itu tidak diperbolehkan dan hukumnya
haram karena modal itu harus didapatkan dengan cara yang halal dan mempunyai hak miliknya.
Dan pemasaran itu bisa dianggap tidak sah jika modalnya sendiri bukan dari hasil yang halal.

Adrian Bayu Rosandy 191410148 (menambahkan)
izin menambahkan, jika brangnya halal tetapi modalnya yang dia dapat dari hasil yang haram
maka itu belum bisa dikatakan pemasaran sayriah, karena dalam pemasaran syariah semua
aspek yang terlibat harus halal semua dari produksi distribusi hingga sampai kepada konsumen
bahkan modal pun harus halal

Muhammad Teguh Fadelsyah 191410132 (menambahkan)
Izin menjawab, mungkin secarad akad pemasarannya atau jual belinya bisa sah sah saja tetapi
karena modalnya dari judi maka pasti tidak ada keberkahan dari penjualan barang tersebut
Uang hasil judi nya haram tetapi kan jual belinya mah ngga karena barang halal.

43

KESIMPULAN DISKUSI

1. Solusi dalam meyikapi masalah jika seorang marketer tidak menjalan kan sifat-sifat
dasar marter islam ialah kembali kepada pribadi marketer itu sendiri, dia mau atau
tidak menerapkan sifat-sifat yang telah disebutkan. Karena sebagai umat muslim
seharusnya kita harus memakai sistem sesuai dengan syariat muslim. Dan kita sebagai
partner marketernya harus mengingatkan atau memcoba untuk membahas obrolan lain
guna mengalihkan si marketer yg suka ghibah ini.

2. Sekularisme adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan
manusia dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia.
Contohnya, Kaya Indonesia negara sekular yang moderat, di mana agama (Islam)
dalam konstitusi negara tidak dijadikan sebagai landasan dasar negara, namun nilai-
nilai agama masih tetap dipertahankan dan dijadikan sebagai landasan etik dalam
kehidupan bermasyarakat.

3. transaksi yang haram semisal menjual barang yang haram diperdagangkan atau
modalbjsnis yang haram semisal seperti awal disampaikan tentu tidak boleh dilakukan.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika seorang itu mengadakan transaksi komersil yang
haram dengan orang lain dan dia mendapatkan harta yang haram karenanya semisal
harta yang didapatkan oleh pelacur, penyanyi, penjual khamr, saksi palsu dan
semisalnya lantas orang tersebut. Karena pada hakikatnya tidak boleh mencampur
adukkan haq dengan bathil.

44

Quote
“Satu kata yg terpenting adalah " *change !"; Dua kata Terindah di hati

Manusia, Terima Kasih .; Tiga Kata yg Menghimpit di hati, Aku Sulit
Berubah .; Empat kata yg Membunuh, aku TIDAK BISA berubah ; Lima kata

yg memanggil; Kalau Bukan Aku Lalu Siapa? .
Enam kata yg Menggugah; Binatang saja BELAJAR apalagi Kita

MANUSIA !!”
Dr. H. Syaeful Bahri

45

BAB 3

Informasi Pemasaran serta Perencanan Pemasaran

A. Informasi pemasaran

Informasi secara garis besar kita artikan sebagai pengolaan data, pengumpulan data,
pengambilan data, dan pemberitahuan data secara akurat. Menurut para ahli Raymond Mc Leod
“data yang telah diolah menjadi suatu bentuk dan memiliki arti bagi penerima dan bermanfaat
untuk mengambil keputusan saat ini maupun yang akan datang. Menurut George H Bodnar “
Sekumpulan data-data yang melalui sebuah proses menjadi dasar pengambilan
keputusan”.Pemasaran menurut penjelasan para ahli tentang pemasaran Wiliam J Staton “suatu
keseluruhan dari kegiatan bisnis untuk merencanakan, menentukan harga, mendistribusikan
dan mempromosikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli yang ada dan
pembeli potensial”. Dan Menurut Philip Kotler “ pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial ketika seseorang atau kelompok memperoleh suatu kebutuhan dan keinginan
melalui produksi (penciptan) atau dengan pertukaran produk dan nilai”21Sistem Informasi
Pemasaran yaitu seperangkat prosedur dan metode untuk pengumpulan data, analisis, dan
penyajian informasi yang teratur dan terencana yang digunakan dalam pengambilan keputusan
pemasaran.22
Menurut P.Kotler “ jenis informasi pemasaran dibagi 3 “

a) Pemasaran merupakan sebuah Sistem mekanisme yang hanya mengalir dari lingkungan
sekitar perusahaan saja.

b) Informasi pemasaran intern merupakan sebuah Sistem Informasi komunikasi di dalam
perusahaan itu sendiri.

c) Komunikasi pemasaran merupakan Sistem Informasi komunikasi dari perusahaan
kelingkungan sekitar.23 Sistem informasi pemasaran merupakan subset dari sistem
informasi managemen yang menyediakan informasi untuk memecahkan masalah
pemasaran perusahaan24

21 Haryantini, Agra Sadya,SISTEM INFORMASI PEMASARAN,(Tangerang Selatan:UNPAM
PRESS,2019),hal.6.
22 Unknown,"SIP (Sistem Informasi Pemasaran)",(http://pertiasia-
tugasakelompok8.blogspot.com/2015/01/sip.html?m=1,Sabtu, 10 Januari
2015)
23 Haryantini, Agra Sadya,SISTEM INFORMASI PEMASARAN,(Tangerang
Selatan:UPAM PRESS,2019),hal.6.
24 http://digilib.uinsby.ac.id, BAB II PERANAN, SISTEM INFORMASI PEMASARAN,
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

46

B. Peranan Informasi Pemasaran

Definisi Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia
menjalankan suatu peranan. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal, yaitu:

 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-
peraturan. Yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

 Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.

 Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.

Peranan SIP adalah untuk memperkirakan kebutuhan informasi manajer, menghasilkan
informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu kepada
para manajer pemasaran. Informasi yang dibutuhkan dihasilkan melalui catatan internal
perusahaan, aktivitas intelejensi pemasaran, riset pemasaran, dan analisis pendukung
keputusan pemasaran (marketing decision support analysis)25

C. Ruang Lingkup Informasi Pemasaran

Ruang Lingkup Sistem Informasi Pemasaran Pada usaha-usaha yang masih kecil kita
dapat langsung berhubungan dan memperoleh informasi langsung dari tangan pertama yaitu
para pembeli dan distributor. Sehingga kita dapat langsung mengikuti perkembangan pasar dari
dekat. Apabila usaha yang dijalankan sudah mulai meluas maka hubungan langsung dengan
para pembeli dan distributor. Hubungan ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi
yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk kegiatan-kegiatan pemasaran.
Oleh karena itu informasi begitu penting dari berbagai pihak dan dari berbagai bentuk.

Pada umumnya perusahaan saat ini lebih banyak terlibat dalam berbagai macam
produk, sedangkan para pesaing mampu menetapkan strategi pemasaran yang baru secara cepat
dan tepat dalam menggunakan kesempatan memasarkan dari perubahan factor-faktor
lingkungan seperti pasar, teknologi, ekonomi, kebudayaan, dan kebijaksanaan pemerintah.
Begitu besar peranan informasi pemasaran makin bertambah penting terutama dalam
pengambilan keputusan di bidang pemasaran.

Permasalahan kali ini bagaimana menyediakan informasi yang tepat sehingga
bermanfaat bagi masyarakat untuk memasarkan barang/jasa. Data atau fakta dasar pada banyak
perusahaan belum dapat disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang intensif untuk
pemasaran yang efektif dalam perkembangan ekonomi modern sekarang ini.

25 Kotler, P., Ang, S. H., Leong, S. M. & Tan, C. T. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif
Asia (Buku 1). Yogyakarta: ANDI and Pearson Education Asia ISBN 979-533-626-8

47

Hal yang menyebabkan informasi pemasaran menjadi kebutuhan yang lebih besar dari
waktu-waktu sebelumnya:

a) Terdapat perubahan dari pasar lokal ke pasar nasional dan internasional.
b) Adanya transaksi dari pemenuhan kebutuhan pembeli ke pemenuhan keinginan

pembeli.
c) Adanya transaksi dari persaingan yang semata-mata tidak pada harga.26
D. Komponen yang Terdapat dalam Sistem Informasi
Komponen-Komponen Dasar Sistem Informasi Pemasaran terdiri atas 5 hal berikut ini:

1. Lingkungan internal (internal environment)
 Manajer-manajer yang menggunakan sistem tersebut
 Jenis-jenis keputusan yang harus dibuat
 Sasaran perusahaan yang seharusnya menjadi pedoman dalam proses pengambilan
keputusan secara keseluruhan
 Faktor sosial-budaya, dan politik internal yang mempengaruhi aktivitas organisasi
dalam pengambilan keputusan

2. Perangkat pengguna (user interfaces)
Komponen dasar SIP yang kedua adalah perangkat/peralatan yang berhadapan langsung
dengan pemakai, yaitu proses-proses dan peralatan yang akan dipakai oleh manajer-manajer
pemasaran pengguna SIP, meliputi:
 Jenis-jenis komputer yang diharapkan oleh pengguna.
 Jalur dimana informasi ditampilkan pada kertas atau layar komputer.
 Jenis-jenis pengetahuan yang mungkin diperlukan dalam penggunaan sistem

Printer dan bentuk-bentuk teknologi lainnya di mana laporan-laporan dibuat untuk
mendokumentasikan analisis yang mendasari sebuah keputusan.
3. Basis data (database)
26 RISET DAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN, Fiqh Mu'amalah
http://adityasubagja.wordpress.com/2014/04/14/riset-dan-sistem-informasi-pemasaran/
Dikutip dari Unknown,"SIP (Sistem Informasi Pemasaran)",(http://pertiasia-tugasa-
kelompok8.blogspot.com/2015/01/sip.html?m=1,Sabtu, 10 Januari 2015)

48

Karena pengambilan keputusan yang baik memerlukan data yang tersedia, maka komponen
dasar SIP yang ketiga adalah database. Database adalah kumpulan file data yang tersusun
dengan baik dan dapat digunakan untuk saling menghubungkan satu dengan yang lainnya.

4. Sofware / perangkat lunak aplikasi (applications software)

Sofware aplikasi adalah komponen keempat dari sebuah SIP. Ini adalah programprogram yang
digunakan oleh manajer pemasaran untuk mengakses data dalam sistem database dan untuk
menganalisis data dalam menyediakan informasi untuk memberi arah keputusan pemasaran.

5. Dukungan adminitratif (administrative supports)

Dukungan administrasi menyediakan arah, proses, prosedur, dan kebutuhan personel untuk
memelihara integritas sistem dan untuk mendukung para manajer menggunakan sistem. Jika
sistem SIP sedang berjalan dan efektif dalam pembuatan keputusan pemasaran, harus ada
arahan yang jelas / formal untuk proses dan prosedur memerintah/mengatur masukan data
dalam sistem dan mengakses data.27

E. Perencanaan Pemasaran

Pengertian Perencanaan

Menurut Porter, strategi merupakan alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing28. Sedangkan menurut Chandler, strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber
daya. Dan menurut Stephani K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuanjangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.29

Selain itu definisi yang lebih khusus, menurut Hamel dan Prahalad strategi merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai
dari “apa yang ”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan30

Menurut Learned, Christenses, Andrews, dan Guth merumuskan bahwa strategi adalah alat
untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah
memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.31

Pengertian Pemasaran

27 Sistem Informasi Pemasaran.pdf-Direktori file UPI
PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA.pdf

28 MichaelPorter, Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Erlangga :Jakarta, 1997, h. 12

29 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, Jakarta Rajawali pers 2001 h, 16

30 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, Jakarta: Gramedia,1997, h. 4
31 Erwin Suryatama, Lebih Memahami Analisis SWOT Dalam Bisnis, Kata Pena :Surabaya 2014, h. 68

49


Click to View FlipBook Version