Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi
Karya Tugas Ngoyong Copyright © Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi, 2022 Penulis: Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi Penyunting: Faizatul 'Ulya Penata letak: Santy Eva Desain sampul: Alif Diterbitkan Oleh: ISBN: 978-623-5754-17-8 Halaman 161 13 x 19 cm Cetakan 1, September 2022 Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip, memperbanyak maupun mengedarkan buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit dan penulis
i Kata Pengantar Syukur puji saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan buku solo saya yang kedua ini dengan judul: Karya Tugas Ngoyong. Semoga dengan terbitnya buku saya ini, apa yang saya harapkan dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Penulis Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi
ii Daftar Isi Kata Pengantar .................................................. i Daftar Isi ............................................................ ii Surat 1 .................................................................1 Karya Dalam Diam ...........................................1 Kelahiran Prima.................................................3 Surat 2 ...............................................................10 Meski dalam Diam..........................................10 Konflik di Balik Nama....................................12 Surat 3 ...............................................................16 Meski Hanya Hayalan....................................16 Prima Tidak Mengetahui Umurnya? ...........18 Surat 4 ...............................................................22 Sesak Rindu Ini................................................22 Sumiana Menjadi Temperamen....................24 Surat 5 ...............................................................26 Teruntukmu.....................................................26
iii Prima Menjadi Disabilitas ............................. 28 Surat 6............................................................... 30 Janjiku............................................................... 30 Julukan si Gadis Pisau ................................... 32 Rumah sengsara.............................................. 34 Surat 7............................................................... 39 Pejuang Samudra Hindia .............................. 39 Prima Menjadi Korban .................................. 41 Surat 8............................................................... 44 Doa dan Harapan ........................................... 44 Lika-liku Perpindahan................................... 46 Surat 9............................................................... 52 Saat-Saat Spesial Kami................................... 52 Prima Mengorbankan Cita-citanya.............. 54 Surat 10............................................................. 57 Obat Rindu ...................................................... 57 Memberi Semangat ........................................ 58 Surat 11............................................................. 64 Pengorbananmu ............................................. 64 Air Susu Dibalas Air Tuba ............................ 66
iv Surat 12 .............................................................70 Terima Kasih Mama........................................70 Suami Pertama Kristin....................................72 Surat 13 .............................................................77 Sajak Permohonan...........................................77 Pengorbanan Kristin.......................................79 Surat 14 .............................................................85 Perasaanku .......................................................85 Sahabat Senasibku...........................................87 Surat 15 .............................................................90 Keikhlasanmu..................................................90 Sahabat Senasib Prima....................................92 Surat 16 .............................................................95 Kuat dan Ikhlas................................................95 Keputusan Kristin ...........................................96 Surat 17 .............................................................99 Wanita Terhebat di Dunia..............................99 Cita-Cita Prima..............................................100 Surat 18 ...........................................................103 Dear, Para Lelaki Misterius .........................103
v Keluarga Sriwer Temperamen ................... 104 Surat 19........................................................... 107 Dear, Si Ikhlas Bagai Lilin ........................... 107 Silsilah Keluarga Sriwer .............................. 108 Surat 20.......................................................... 110 Dear, Ayah Sambungku .............................. 110 Kompiyang Menipu Kristin........................ 112 Sumiana Berselingkuh Lagi ........................ 118 Lanjut Dituduh ............................................. 124 Sahabat Sejati................................................. 127 Sumiana Meninggal Dunia ......................... 130 Suhartatik dan Yuyun Pulang .................... 137 Prima Pertama Kali Pentas.......................... 139 Saran Semangat............................................. 142 Tentang Penulis ............................................ 152
vi
1 Surat 1 Karya Dalam Diam Oh, Mama .... Aku tahu .... Selama dirumahkan, aku hanya bisa berdiam diri di rumah saja. Aku sadar, aku ini hanya seorang penyandang disabilitas saja. Sebenarnya aku ingin berjuang seperti orangorang di luar sana, tetapi aku paham akan kekhawatiranmu padaku. Karena saat aku meminta izin untuk mencoba bisnis kerajinan tangan berbahan stik es krim, engkau pun merasa khawatir padaku. Padahal engkau sendiri tahu, bahwa sejak aku tinggal di asrama bersamamu, aku sudah memiliki cita-cita membuka bisnis kerajinan tangan berbahan stik es krim.
2 Namun mengapa sekarang engkau tak mengizinkan aku untuk mewujudkannya? Akankah engkau tidak percaya dengan kemampuanku saat ini? Jika iya, akan kucoba mencari kegiatan baru yang tak membuatmu khawatir lagi. Walau bagi orang, ini pekerjaan yang sepele, tetapi melalui pekerjaan ini aku ingin mengungkap teka-teki kelahiranku. Anak angkat ataukah anak tiri? Anak asuh ataukah anak adopsi? Kuakan selalu berkarya walau dalam diam. Kuakan selalu membuatmu bangga walau disabilitas. Kuakan tepis omongan orang yang berkata, “Disabilitas bisa apa sih?" Denpasar, 26-03-202
3 Kelahiran Prima Pada suatu hari, saat Prima dan Kristin sedang melakukan rutinitasnya setiap hari. Tiba-tiba Tari tetangga paman Prima datang memberi kabar bahwa nenek sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Pak Tut (sapaan untuk paman Prima) meminta Tari untuk menjemput Prima dan Kristin ke rumah seorang pendeta, tempat Kristin bekerja sebagai asisten rumah tangga. Setelah meminta izin kepada tuan rumah, Prima dan Kristin pun segera menuju ke rumah sakit yang dimaksud. Sesampainya di rumah sakit, Kristin meminta Prima menemui paman terlebih dahulu karena ia akan pergi ke administrasi.
4 "Nak, temuilah Pak Tut lebih dulu, Mama mau ke administrasi dahulu," kata Kristin kepada Prima. "Oke. Baiklah Ma," jawab Prima seraya berjalan mencari keberadaan Pak Tut. Tiba-tiba Prima melihat Pak Tut sedang bercakap-cakap dengan seorang bapak-bapak yang sedang kebingungan. Karena takut mengganggu, akhirnya Prima duduk di kursi dengan pembatas sebuah tembok. Di sanalah Prima dengar percakapan tentang dirinya. *** "Sebenarnya Prima bukan anak kandung kakak saya, tetapi anak angkat," sahut Pak Tut seraya menceritakan kisah hidup Prima.
5 Menurut kisah yang Prima dengar, Kristin pernah menikah hingga 2 kali. Pernikahan pertamanya memiliki 3 orang anak, tetapi salah seorang anaknya meninggal dunia karena suatu penyakit dan terlambat membawanya ke rumah sakit. Lalu, setelah beberapa bulan sang anak meninggal dunia, pemerintah mengadakan program KB (Keluarga Berencana). Karena pikirnya, Jangan-jangan aku punya anak lagi, lalu saat sakit tak mampu mengajaknya berobat karena ekonomi yang begini-begini saja. Namun sayang, setelah pemasangan KB itu terlaksana, ada masalah dalam rumah tangga Kristin hingga harus bercerai. Beberapa saat kemudian setelah bercerai, Kristin bertemu dengan seorang laki-laki tampan yang berasal dari Bali, dia
6 seorang sopir truk. Beberapa saat setelah kenal lebih dalam, akhirnya mereka pun menikah. Namun sayang ... setelah beberapa tahun menikah, mereka belum dikaruniai momongan. Kemungkinan karena pengaruh KB tersebut. Kristin pun dengan berani menceritakan hal tersebut kepada Sumiana suaminya. Namun sayang, sang suami malah marah lalu pergi dari rumah. Ternyata sang suami pergi ke kafe lalu menghamili seorang wanita. Sumiana mau bertanggung jawab dengan menikahinya. Namun sayang, keluarga tak mengizinkan Sumiana memiliki 2 istri. Akhirnya, hanya Prima yang dirawat hingga besar. Bahkan sampai papanya meninggal dunia pada 11-11-2011 silam. ***
7 Pada suatu hari, Prima pun sakit demam berdarah dan dirawat di rumah sakit. Saat itu ekonomi keluarga yang baru saja ditinggal oleh sang Papa tercinta untuk selamanya ini, sedang susah. Bahkan Kristin sudah berusaha mencari pinjaman ke sana-ke mari namun tak membuahkan hasil. Pada hari Minggu, Kristin pun memutuskan untuk sembahyang di sebuah gereja terdekat. Saat Kristin mengucapkan doa-doa tersebut, ternyata didengar oleh sepasang suami istri. Akhirnya, suami istri tersebut memutuskan mengikuti Kristin hingga pintu ruang rawat tempat Prima dirawat. Lalu setelah melihat keadaan Prima yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit, mereka pun pergi ke administrasi lalu
8 membayarnya lunas dan kembali menemui Kristin. *** Setelah tahu ada yang bersedia membayar lunas biaya rumah sakit, Kristin pun mengucapkan terima kasih seraya menceritakan tentang kelahiran Prima. Menurut cerita yang Prima dengar adalah, setelah Sumiana mendengar cerita tersebut, ia berinisiatif menghiburnya dengan mengajaknya ke sebuah warung makan di daerah Ubung. Di warung tersebut, mereka bertemu seorang wanita muda sedang menggendong seorang bayi. Setelah ditelusuri, ternyata ibu tersebut mengalami suatu masalah dan tak sanggup merawat bayi tersebut. Akhirnya, Kristin dan Sumiana memutuskan mengadopsi bayi tersebut.
9 Cerita lain mengatakan bahwa saat papa Prima bekerja sebagai sopir pribadi Gubernur, Sumiana menemukan seorang bayi di bawah pohon rindang. Lalu memutuskan untuk membawa bayi tersebut pulang dan berunding dengan Kristin perihal rencana mengasuh bayi tersebut. Syukur puji Tuhan, Kristin bersedia merawat bayi tersebut.
10 Surat 2 Meski dalam Diam Oh, Mama .... Aku sadar .... Meskipun aku tak datang dari rahimmu, tetapi engkau menyayangiku seperti Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun. Bahkan engkau rela tak bertemu mereka demi diriku ini. Meski di mata orang aku hanya bisa berdiam diri saja seperti orang yang malas, tetapi sesungguhnya aku berjuang menulis bait demi bait puisi, senandika, cerpen, dan surat-surat yang menceritakan tentang isi hati ini. Baik itu kisah hidupku, surat untuk sahabatku, atau untuk Mbak Suhartatik, Mbak Yuyun atau Ibu Eka Harimiati. Engkau telah tahu bahwa aku telah mempunyai buku yang bercerita tentang
11 kisah hidupku. Buku tersebut berjudul Kisah Bajang Prima. Aku juga telah memiliki buku yang berisi kumpulan surat-surat dariku untuk sahabatku di Cahaya Silver berjudul Warang Titiang di Cahaya Silver. Aku akan tetap berkarya meski dalam diam. Aku akan tetap membuatmu bangga meski terlihat mustahil, terlebih aku ini seorang disabilitas. Aku tahu engkau sering khawatir kepadaku, walau hanya sekadar membuat kerajinan tangan berbahan stik es krim. Denpasar, 27-03-2022
12 Konflik di Balik Nama Bayi itupun diajak pulang ke rumah oleh Sumiana dan Kristin. Sesampainya di rumah, Sri mertua dari Kristin pun meminta agar bayi itu diberi nama Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi. Karena ia percaya bahwa meskipun masa lalunya kelam, ia kelak akan menjadi anak yang sukses bahkan terkenal. Setelah Nasa mendengar bahwa anak perempuan Sumiana namanya mirip seperti anaknya, akhirnya Nasa pun datang ke rumah Sumiana dan Kristin. "Sumiana, Kristin, keluar kamu!" bentak Nasa seraya marah-marah.
13 "Ada apa, Na?" tanya Sumiana. "Aku tak terima jika nama anak tidak jelas itu mirip seperti nama anakku. Pokoknya ganti!" bentak Nasa. "Maafkan Ibu, Nak. Ibulah yang menyuruh memberi nama itu kepada kakakmu,” sahut Sri. Namun jawab Nasa, "Diam kamu! Jangan ikut campur," Seraya mendorong sang Ibu. "Jika kamu tak mengubah nama anak itu, akan kubunuh dia!" Ancaman dari Nasa. Karena nama tersebut sudah tertulis di identitas keluarga, akhirnya Sumiana dan Kristin pun memutuskan menyapa Prima dengan nama Putri karena takut apa yang
14 dikatakan Nasa akan terjadi dan Prima akan dicelakai olehnya. *** Beberapa tahun berlalu setelah kejadian konflik antara Nasa dan Sumiana terjadi. Akhirnya, tibalah saatnya Prima untuk bersekolah. Namun saat sekolah, kedua orang tua anak yang tak tahu apa-apa ini kembali terjadi konflik. Sugiarti istri Nada tak setuju bila Prama satu sekolah bahkan satu kelas dengan Prima, karena ia benci kepada Prima dan ibunya. Terlebih setelah ada Prima, Sri lebih sering menginap di rumah Sumiana dan Kristin.
15 "Pokoknya aku tak sudi anakku satu sekolah bahkan satu kelas dengan anak kurang ajar itu!" kata Sugiarti kepada Nasa. "Iya, Ma. Besok Ayah ngomong ke sekolah," jawab Nasa. Namun sayang, aturan di desanya tak diperbolehkan untuk sekolah di luar desa kecuali karena suatu alasan dan sudah ada persetujuan antar kepala sekolah atau kepala desa. Akhirnya, dengan terpaksa Sugiarti menerima bahwa Prama dan Prima satu sekolah bahkan satu kelas. Sugiarti memperingatkan Prama agar tidak dekat-dekat dengan Prima karena dianggap tidak jelas asal-usulnya. Bahkan di sekolah, Pramalah yang paling sering mengejek Prima.
16 Surat 3 Meski Hanya Hayalan Ketahuilah, duhai Mama .... Meskipun engkau tak mengizinkan aku untuk membuat kerajinan tangan berbahan stik es krim. Aku tetap mengharapkan suatu saat engkau berubah pikiran dan mengizinkanku untuk bisnis kerajinan tangan stik es krim ini karena inilah cita-citaku sejak di asrama. Doaku .... Semoga engkau tak lagi meragukan kemampuanku ini. Kekawatiranmu sangat besar terhadapku, walau aku ini bukanlah anak kandungmu. Engkau rela tak bertemu Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun demiku, seorang anak yang ayahnya telah meninggal dunia dan ibu kandungnya yang entah pergi ke mana, hilang tanpa kabar.
17 Harapanku .... Semoga kelak aku bertemu dengan Ibu Eka Harimiati, ayah sambung dan adik sambungku. Engkau bertemu dengan anak, menantu dan cucu-cucumu yang telah lama tak pernah bertemu oleh karena engkau menjagaku. Duhai Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun .... Kumohon janganlah marah terhadapku oleh karena ini. Semua kejadian telah kutulis di buku Kisah Bajang Prima. Engkau bisa baca sendiri dan merenungkannya. Sehingga engkau tak menyalahkan ibumu yang sebenarnya merindukanmu juga. Denpasar, 28-03-20
18 Prima Tidak Mengetahui Umurnya? Suatu hari, Prama sepupu Prima pun menikah. Prima dan Kristin pun diundang dalam acara pernikahannya tersebut. Prima dan Kristin sengaja pulang lebih awal karena Kristin ingin membantu persiapan untuk sang pengantin. Prima pun ingin membantu juga. Yah, meskipun hanya sekadar memotong sayuran atau daging di dapur. Namun sayang, Prima tak diizinkan oleh paman dan tantenya. "Saya bantu ya, Tante?" tanya Prima. "Gak usah Prima, biar Tante saja," sahut Tante Sugiarti.
19 "Iya, lebih baik temanin tu adikadikmu," sahut Paman Nasa. Karena melihat keponakan sedang asyik menonton Youtube. Akhirnya, Prima pun memutuskan untuk menghampiri Mbok Kayan yang sedang menggoreng, lalu duduk di kursi yang kebetulan kosong. "Masak apa, Mbok?" tanya Prima. "Menggoreng ayam, Prima," sahut Mbok Kayan. Prima pun melanjutkan perkataannya, "Mbok, tanggal 9 Oktober ulang tahun saya lho," kata Prima. "Ulang tahun yang ke berapa, Prima?" tanya Mbok Kayan.
20 "Yang ke-22 tahun, Mbok," sahut Prima. "Lho ... bukannya yang ke-26 tahun, Prima," kata Mbok Kayan seraya menceritakan kisah kelahiran Prima. Prima pun duduk termenung mengingat kejadian dahulu saat Prima mengalami sakit demam berdarah. Kristin berkata kepada administrasi bahwa dia lahir pada 1 januari 2000. Yang berarti saat ini Prima berumur 21 tahun. Tetapi Prima mengabaikannya saja mengingat ibunya tak bisa membaca dan menulis. Walaupun di identitas keluarga Prima tercatat lahir tahun 1999, tetapi Prima merasa umurnya ini sebuah teka-teki yang hanya bisa diungkap oleh Ibu Eka Harimiati saja. Terlebih papanya telah meninggal dunia dan
21 semua identitas telah dibakar oleh papanya. Kini yang ada di pikiran Prima hanya; "Mau saya lahir tahun 2000, 1999 atau 1996 sekalipun, akan kuungkap.”
22 Surat 4 Sesak Rindu Ini Prima saat ini hanya bisa berkata, "Oh, Ibu Eka Harimiati ... tidakkah engkau rindu padaku? Anak kandungmu yang lahir dari rahimmu. Sesungguhnya aku rindu padamu, terlebih aku tak pernah melihat wajahmu sebelumnya. Engkau telah meninggalkan aku sejak aku baru lahir. Bersyukur ada Ibu Ni Putu Supaintan Kristin yang bersedia merawatku, bahkan rela tak bertemu dengan Suhartatik dan Yuyun kedua anak kandungnya demiku." Dan kristin saat ini hanya bisa berkata, “Duhai Suhartatik dan Yuyun, kedua anakku yang terkasih. Ibu mohon, janganlah engkau membenci Ibu oleh karena Ibu yang tak pernah menjengukmu, bahkan hingga kamu telah menikah dan melahirkan cucu untukku. Ketahuilah, bahwa di sini ada yang lebih
23 membutuhkan Ibu. Dia adalah Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi. Ia adalah seorang anak yatim piatu dan disabilitas. Ayahnya telah meninggal dunia sejak 11-11-2011 dan Eka Harimiati, ibu kandungnya tak pernah menjenguknya dari sejak lahir hingga kini." Prima dan Kristin berharap ... semoga kelak mereka bertemu dengan keluarga tercintanya. Sudah sejak lama mereka menahan rasa rindu ini di dalam lubuk hati mereka. Denpasar, 29-03-2022
24 Sumiana Menjadi Temperamen Sejak kejadian itulah, akhirnya Sumiana menjadi sangat temperamen. Iya, sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga kepada Kristin. Pulang larut malam, bahkan terkadang jarang pulang. Kristin sudah berusaha menasehatinya, tetapi tetap saja gagal. Suatu hari, tiba-tiba Sumiana mengambil Prima dan mengendongnya sambil berlari ke arah jurang. Spontan Kristin pun ikut mengejarnya. "Aku akan melempar bayi ini," kata Sumiana seraya mengarahkan Prima ke jurang. Lalu dengan sigap Kristin mengambil Prima.
25 "Jika kamu mau bunuh anak ini, bunuh aku juga. Ayok, doronglah aku!" kata Kristin seraya memegang tangan Sumiana. Namun karena Sumiana mencintai Kristin, akhirnya ia berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Walaupun masalah silih berganti menimpa rumah tangga mereka. Mereka akan tetap setia satu sama lainnya dan tidak akan memandang masa lalu.
26 Surat 5 Teruntukmu Duhai, Mama .... Kukan berjuang demi mempertemukanmu dengan Mbak Suhartatik dan Yuyun, kedua anak kandungmu yang telah lama engkau rindukan itu. Harapanku ... semoga kelak Mbak Suhartatik, suami dan anaknya juga Mbak Yuyun, suami dan anaknya menerima aku apa adanya. Walaupun kami bukanlah saudara serahim. Duhai Ibu Eka Harimiati, meskipun engkau tak pernah menjengukku ke Bali, kukan berjuang demi bertemu dengan engkau ibu kandungku yang tak pernah kujumpai dari sejak lahir hingga sekarang. Aku hanya mendengar namamu dari orang, tetapi tak pernah bertemu. Harapanku ... semoga kelak ayah sambung dan adikku bisa
27 menerima aku apa adanya. Walaupun aku hanya seorang disabilitas. Kutuliskan surat ini dari 2 sejoli yang lama menahan rindu. Kurangkai kata-kata ini teruntuk Ibu Eka Harimiati, Mbak Suhartatik dan Yuyun, dengan harapan semoga kalian mau menerima kami apa adanya. Kami rindu berkumpul dengan kalian semua, duhai ibu dan kakak-kakakku yang terhormat. Aku mengucap syukur kepada Tuhanku setiap kali aku mengingat kalian semua dalam doa-doaku di saat yang teduh. Denpasar, 30-03-2022
28 Prima Menjadi Disabilitas Singkat cerita, Sumiana pun memutuskan untuk menerima lamaran kerja menjadi sopir pribadi Gubenur. Oleh karena alasan gaji yang lebih tinggi dari pekerjaannya yang sebelumnya sebagai sopir truk. Namun sayang, karena pekerjaannya itu akhirnya Sumiana sering meninggalkan anak dan istrinya di kampung. Karena Sumiana sering mendapat tugas ke luar kota, berhari-hari Prima dan Kristin hanya tinggal berdua saja di rumah. Suatu hari, tiba-tiba Prima mengalami sakit demam terlalu tinggi. Kristin sangat panik. Namun sayang, Kristin tak bisa mengendarai motor/mobil. Kristin memu-
29 tuskan mengajak Prima ke rumah sakit terdekat dengan menaiki angkot. Sesampainya di rumah sakit, Prima pun diajak ke ruang rawat. Namun sayang, dokter salah menyuntikkan obat, hingga sedikit demi sedikit kaki dan tangan kiri Prima lemas. Kini tangan Prima tak mampu mengambil barang yang berat-berat. Kakinya pun bengkok dan harus berjalan menggunakan tongkat.
30 Surat 6 Janjiku Duhai mamaku .... Aku berjanji akan senantiasa meneladani berbuatan baik alm. papa yang baik hati kepada setiap orang. Aku ingat, dahulu papalah yang membelikan sepeda untuk Bli Gede Open yang merengek minta dibelikan sepeda, namun kedua kedua orang tuanya belum sanggup untuk mewujudkannya. Aku juga ingat, dahulu Papa pernah membiayai upacara kelahiran Kadek Prama Dana hingga tuntas. Meskipun alm. pernah berlaku KDRT kepadamu, tetapi kumohon maafkanlah beliau agar beliau tenang di alam sana. Aku berjanji duhai papaku, aku akan berusaha mengungkap teka-teki kelahiran ini, meski identitasku telah engkau hapus.
31 Ketahuilah duhai papa, aku telah perjuang semaksimal mungkin. Aku telah memasukkan nama Mbak Suhartatik dan Yuyun, bahkan Ibu Eka Harimiati di setiap karya tulisku. Dengan harapan, semoga tekateki kelahiranku segera terungkap dan kami bisa berkumpul bersama mereka. Prima berjanji akan menyampaikan permohonan maaf darimu teruntuk Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun, bahkan Ibu Eka Harimiati. Aku sedih tatkala mengingat perkataan terakhirmu, "Kembalikanlah Prima kepada ibu kandungnya, jikalau engkau tak kuat mengurusnya lagi." Aku berterima kasih kepadamu duhai Mama Supaintan, karena engkau masih merawatku hingga saat ini, bahkan engkau rela tak bertemu dengan kedua anak kandungmu demiku. Denpasar, 31-03-2022
32 Julukan si Gadis Pisau Suatu hari sekolah kami mendapat kunjungan dari kota, untuk wawancara dengan kepala sekolahnya. Saat jam istirahat saya memutuskan keluar kelas untuk melihat teman-teman yang berlalu lalang. Ada yang bermain, pergi ke kantin dan ke perpustakaan. Tiba-tiba salah satu orang yang mewawancarai kepala sekolah menghampiri saya dan bercakap-cakap dengan saya. Prama yang penasaran pun menghampiri kami dan saya pun memperkenalkan Prama sebagai sepupu saya yang setia menemani hari-hari saya.
33 Semua siswa-siswi pun terheran-heran karena mereka tahunya kalau Prama sering mengejek saya, bahkan ibunya sempat menolak kalau anaknya satu sekolah, bahkan satu kelas dengan saya. Semenjak itulah, saya di sekolah diberi julukan si Gadis Pisau oleh semua siswa-siswi SD NEGERI NO.1 BATUNGSEL KELOT.
34 Rumah sengsara Kini Papa telah beberapa tahun bekerja menjadi sopir pribadi gubernur, akhirnya Sumiana memutuskan untuk membangun rumah yang lebih besar. Karena rumah kami sebelumnya hanya batako dan kamar pun hanya satu, jadi kami masih tidur bersama. Namun sayang, Kristin melarangnya dan berkata, "Jangan. Anak kita perempuan lho, di saat sudah menikah pasti ditinggal nih rumah." Kristin berkata seperti itu karena mengingat ekonomi saat itu yang jika dihitung-hitung bakalan habis untuk pembangunan saja, masa depan Prima akan terluntang-lantung. Namun sayang ... Sumiana malah membentak Kristin dan berkata, "Diam
35 mulutmu! Ini untuk anak kita. Aku yang lebih tahu yang terbaik." Kristin pun berusaha menjelaskan maksudnya tersebut. Namun sayang, mulut Kristin malah dibakar oleh rokok yang masih menyala, Kristin pun teriak kesakitan. *** Suatu hari, tukang bangunan yang membangun rumah kami pun ceroboh dan salah satu gentengnya rusak. Bukannya Sumiana yang memperbaikinya atau mencari tukang, tetapi Sumiana malah menyuruh Kristin untuk memperbaikinya. Saat kristin menolak, Sumiana malah membentaknya. Akhirnya Kristin pun mau memperbaikinya. Namun saat dilihat bahwa cara Kristin memperbaiki genteng salah,
36 Sumiana pun menggoyang-goyangkan tangga yang Kristin gunakan seraya berkata, "Dasar bodoh!" Beruntung Kristin tak jatuh dari tangga tersebut. Kristin tetap bersabar walaupun setiap hari hanya kekerasan yang ia rasakan dari sang suami. Kristin takut nantinya Prima tidak akan merasakan kasih sayang seorang ayah lagi. *** Suatu siang saat jam pulang sekolah tiba, Kristin pun bergegas untuk menjemput Prima. Walaupun saat itu ia sangat kelelahan karena Sumiana mencari tukang bangunan sangatlah sedikit. Akhirnya mau gak mau kristin juga harus turun tangan membantu para tukang tersebut. Jika tidak, maka siksaanlah yang didapatkan.
37 Saat sudah memasuki gerbang sekolah dan akan mencari Prima di dalam kelas, tiba-tiba Kristin terjatuh tak sadarkan diri. Para orang tua yang sedang menjemput anak-anaknya pun berbondong-bondong mengajaknya untuk pergi ke Puskesmas, yang kebetulan dekat dengan sekolah. Hanya berjarak beberapa meter saja. Kata dokter yang menangani kristin, "Beruntung Ibu Kristin segera dibawa ke puskesmas ini. Jika terlambat sedikit saja, maka sangatlah fatal akibatnya. Nyawa Ibu tidak akan tertolong lagi." Namun Sumiana pun menganggap Kristin pura-pura, agar tak disuruh-suruh lagi dengan berpura-pura sakit. Bukan hanya Sumiana, tetapi Nasa, Kompiang dan Sari pun ikut-ikutan menyalahkan Kristin.
38 Saat Prima mendengar hal tersebut pun, ikut merasa kesal dan sedih. Namun tak dapat berbuat apa-apa, selain menangis di pelukan Kristin seraya berkata, "Papa jahat."
39 Surat 7 Pejuang Samudra Hindia Aku sadar duhai mamaku, engkaulah perempuan terhebat di dalam hidupku. Engkau sanggup menyayangiku seperti menyayangi anak kandungmu. Bahkan engkau rela berkorban demiku, agar aku tak menjadi anak terlantar setelah Papa meninggalkan kita untuk selamanya. Semoga dengan tertulisnya setiap bait demi bait, kata demi kata yang aku luapkan menjadi karya tulis ini, dibaca oleh keluarga kita. Baik itu di Kalibaru ataupun Surabaya, bahkan Banyuwangi sekalipun. Aku berharap, tulisan ini kelak menjadi sejarah untuk generasi selanjutnya. Sama sepertiku yang berjuang agar buku Kisah Bajang Prima & Warang Titiang di Cahaya Silver, juga buku antologi yang lainnya agar segera terbit. Aku juga akan
40 berjuang demi mengungkap teka-teki kelahiranku ini. Demi rinduku kepada Ibu Eka Harimiati, adikku juga ayah sambungku dan rindumu kepada Mbak Suhartatik dan Yuyun juga menantu dan cucu-cucumu. Doaku ... semoga harapan kita tercapai duhai mamaku, sang perempuan hebat penakluk ombak di Samudra Hindia yang perjuang sendiri demiku yang bukan darah dagingmu sendiri. Engkau rela berjuang siang malam demiku. Denpasar, 01-04-2022