41 Prima Menjadi Korban Kristin merasa bangga kepada Prima karena sedari kecil ia sudah mulai bisa mandiri dalam hal pelajaran sekolah. Sebenarnya Kristin mau membantu Prima untuk belajar, misal buat PR. Namun sayang, Kristin tak bisa membaca dan menulis. Suatu hari, Prima mendapat PR agama yang sangat susah, ia tak mengerti. Pikirnya, "Jika aku tanya kepada Mama ga mungkin, ia kan tidak bisa membaca dan menulis." Akhirnya, dengan berani ia menghampiri papanya untuk meminta tolong kepadanya. Namun sayang, Sumiana malah marah-marah kepada Prima dan membentaknya. Kristin yang saat itu sedang emosi, lalu melempar Sumiana dengan sebuah
42 sepeda seraya berkata, "Jika kamu pusing, jangan kamu melampiaskannya kepada Prima." Sumiana pun segera bangun dan menampar Kristin. Prima sangat sedih melihat pertengkaran tersebut. Terlebih pertengkaran tersebut terjadi oleh karena Prima. Namun apa daya, lagi-lagi Prima tak dapat berbuat sesuatu selain menangis. Akhirnya, dengan langkah pelan seraya memegang apa pun yang bisa digapai dengan tangan mungilnya. Ia berjalan ke sebuah selokan dan mencemplungkan diri ke selokan tersebut seraya menangis tersedu-sedu dan berkata, "Papa jahat." Akhirnya, ibu dari salah satu teman Prima pun melihat Prima dan mengajaknya naik. Setelah mengetahui
43 permasalahan yang terjadi akhirnya Prima pun diajak ke rumah ibu tersebut.
44 Surat 8 Doa dan Harapan Sungguh aku hanya bisa berkata mengucap syukur dalam segala hal. Sebab itulah yang dikehendaki Tuhan bagi kita umat-umat Tuhan yang beriman kepadaNya. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Hanya itu saja yang dapat kutuliskan. Semoga suatu hari saat waktunya Tuhan tiba, semua yang kita harapkan terkabul dan apa yang bagi kita mustahil, sangat mungkin bagi Tuhan Sang Pencipta Langit dan Bumi ini. Kumohon harap, bersabarlah akan setiap ujian yang silih berganti. Ingat, tetaplah berdoa, janganlah padamkan roh semangatmu di dalam Tuhan.
45 Aku hanya bisa berkata, "Doa buat damai di Surabaya, doa buat damai di Surabaya, Surabaya penuh damai. Shallom shallom, Surabaya penuh damai. Doa buat damai di Banyuwangi, doa buat damai di Banyuwangi, Banyuwangi penuh damai. Shallom shallom, Banyuwangi penuh damai. Doa buat damai di Kalibaru, doa buat damai di Kalibaru, Kalibaru penuh damai. Shallom shallom, Kalibaru penuh damai." Di mana pun kalian berada saat ini, kami hanya bisa memberi doa terbaik untuk kalian semua, duhai kakak-kakakku dan ibuku yang terhormat. Engkau di sana kami di sini, hanya takdir yang dapat mempersatukan kita. Denpasar, 02-04-202
46 Lika-liku Perpindahan Dua tahun kemudian setelah rumah tersebut jadi, tiba-tiba Sumiana mengalami suatu penyakit yang mengakibatkan harus bolakbalik rumah sakit untuk kontrol perkembangan kesehatannya. Kristin dengan sabar setia menemai sang Sumiana bolakbalik rumah sakit. Kini semenjak sang suami sakit, Kristinlah yang berjuang mencari nafkah untuk suami dan anaknya. Segala pekerjaan telah ia lakukan, mulai dari menjadi buruh cuci gosok sampai penjaga warung/toko klontong. Namun takdir berkata lain. Setelah Sumiana 6 bulan mengalami sakit, akhirnya Tuhan memanggilnya pulang ke surga untuk
47 selamanya. Kini Prima dan Kristin pun hanya hidup berdua saja. *** Keluarga papanya Prima melarang Prima untuk ikut sembahyang ke Pura. Karena alasannya, Prima tidak jelas asalusulnya dan Prima adalah seorang disabilitas. "Kamu jangan ajak anak tidak jelas itu ke Pura ya," kata salah satu Penatua Pura. "Tapi kenapa, Pak?" tanya kristin. "Pokoknya selama aku masih hidup, tidak boleh ada anak tidak jelas dan cacat masuk Pura!" bentak penatua tersebut. Akhirnya, 1 tahun setelah kepergian Sumiana, Kristin memutuskan untuk pindah keyakinan dari Hindu ke Kristen, dan tinggal
48 di rumah keluarga Pendeta untuk belajar agama kepada keluarga tersebut. Dan bukan hanya berguru, tetapi Kristin juga bekerja menjadi pembantu rumah tangga di keluarga tersebut. Suatu hari, Kristin dan Prima harus segera pulang kampung untuk menghadiri upacara Pengabenan 1 masal sang Papa tercinta. Prima dan Kristin harus tinggal lama di kampung. "Nak Nino, saya izin pulang kampung untuk menghadiri upacara Pengabenan papa Prima," ijin Kristin kepada sang majikan. "Oke, baiklah. Selama berapa hari?" tanya Nino, Kristin pun menjelaskannya. 1 Upacara pembakaran mayat/jenazah.
49 Namun sayang, setelah dijelaskan, sang majikan tak mengijinkannya untuk mengambil cuti dalam jangka waktu yang lama. Sayang, Kristin memaksa untuk mengambil cuti dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya, Kristin pun dipecat dan harus meninggalkan rumah sang majikan selamanya. Setelah upacara Pengabenan selesai, Kristin pun menceritakan kejadian tersebut kepada Nasa dan berkata, "Bolehkah kami tinggal di sini kembali? Meskipun surat domisili telah kupindahkan ke luar kota, tetapi kan kuurus lagi agar kami dapat berdomisili di desa ini kembali." Namun sayang, Nasa tidak setuju lalu marah dan mengusir mereka dari rumah.
50 “Tapi kan Dek, aku mengajak anak lho," sahut kristin. "Tidak boleh! Kamu sudah berbeda dengan kami, pergi kamu!" Seraya mengusir Kristin dan Prima. Kristin sudah berusaha memohon, tetapi tidak diberi izin oleh Nasa. Akhirnya Prima memutuskan untuk menelepon Suko guru agamanya di gereja, dengan maksud meminta penguatan dengan sedikit ceramah dan dukungan doa. Setelah Suko mendengar cerita tersebut, akhirnya ia berunding dengan sang istri dan memutuskan akan menampung mereka di rumahnya selama mereka belum memiliki tempat tinggal dan pekerjaan.
51 Mereka sangat senang bisa tinggal di rumah keluarga Suko. Suko bahkan yang membantu Prima mencarikan sebuah Yayasan untuk Prima agar Prima bisa mandiri dari segi ekonomi.
52 Surat 9 Saat-Saat Spesial Kami Seperti hari Jumat, Sabtu dan Minggu yang adalah hari spesial. begitu pula engkau duhai Ibu Eka Harimiati, Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun. Engkau sangat spesial karena engkau adalah keluarga kami satusatunya di dunia ini. Terlebih Papa sudah meninggalkan Prima dan Mama Kristin untuk selamanya. Aku ingin melihat Mama Kristin berkumpul dengan anak, menantu dan cucucucunya di hari tuanya. Aku ingin menghabiskan masa lajangku bersama ayah sambung, ibu dan juga adikku. Apakah salah pengharapan kami ini sebagai keluarga? Aku adalah anak kandung Ibu Eka Harimiati. Kristin adalah ibu kandung Suhartatik dan Yuyun.
53 Semoga sebelum ajal menjemput Kristin, Kristin sudah merasakan nikmatnya berkumpul dengan anak, menantu dan cucucucunya. Semoga sebelum jodoh menjemputku, aku sudah merasakan nikmatnya berkumpul dengan ayah sambung, ibu dan adik kandungku. Hanya ini saja harapan kami sebagai keluarga yang tak pernah berjumpa. Bahkan kami tak mengetahui tindakan selanjutnya yang kalian ambil setelah mengetahui kisah hidup yang kami alami ini. Kumohon saat bertemu, janganlah engkau membenci, baik kepadaku maupun kepada Kristin. Inilah suratan takdir yang patut disyukuri. Denpasar, 03-04-2022
54 Prima Mengorbankan Citacitanya Singkat cerita 3,5 tahun telah berlalu. Tibatiba seluruh dunia ditimpa wabah Covid-19 dan akhirnya Prima dan Kristin juga sebagian anak-anak panti pun harus dirumahkan agar bisa mengikuti progres. Saat itu kristin sangatlah merasa bingung karena harus mencari tempat tinggal yang baru sesegera mungkin. "Aku dan Prima tak boleh merepotkan keluarga Suko lagi. Kami harus mandiri, apa pun situasinya," pikir Kristin seraya mendengarkan ketua yang sedang berbicara. Kristin sudah berusaha mencari kost atau kontrakan terdekat, tetapi belum juga
55 mendapatkannya. Akhirnya Kristin bernazar, "Siapa pun yang sanggup membantu aku dan Prima mencarikan kost dan membayar uang muka sampai aku mendapatkan gaji. Aku sanggup melakukan apa pun itu, walaupun jasaku tidak diberi upah." Seraya meneteskan air mata. Akhirnya, ada sebuah keluarga yang bersedia mencarikan kost untuk Kristin dan Prima. Bahkan bersedia membantu membayar uang Dp masuk kontrakan tersebut. Kristin pun menepati janjinya dan ia mengabdi kepada keluarga tersebut. Namun sayang, saat Prima punya rencana membuat bisnis kerajinan tangan berbahan dari stik es krim, Ezra melarangnya dan berkata, "Jangan, nanti kamu menyusahkan ibumu." Dengan berat hati,
56 akhirnya Prima pun membatalkan rencananya. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya, Prima sangatlah ingin mencoba bisnis tersebut. Namun apa daya, karena sang Mama tercinta mengabdi kepada sebuah keluarga yang berarti ia juga harus menuruti setiap perintahnya. Walau ia sendiri tahu bahwa ia dapat mandiri dan tak menyusahkan sang Mama.
57 Surat 10 Obat Rindu Aku tak peduli mau aku lahir tahun 1999, 2000 atau 1996 sekalipun. Yang aku mau hanyalah teka-teki kelahiran dan keberadaan ibu dan kakak-kakakku terdeteksi dan kami dapat menjangkaunya. Kami tak sanggup lagi menyimpan rindu ini di dada, sekalipun kami berusaha melupakannya. Karena Ibu Eka Harimiati adalah tetap ibu kandungku, Suhartatik dan Yuyun adalah tetap anak kandung kristin. Kalian semua adalah darah daging kami. Semoga kelak kalian tak menaruh benci kepada kami ibu dan adikmu ini, kami selalu rindu kepadamu. Semoga suatu hari, Tuhan meringankan setiap perasaan rindu yang membuat sesak di dada ini. Setiap tetesan air mata yang terjatuh saat berdoa, dan setiap goresan yang kutulis di atas kertas putih dan pena lembut ini. Denpasar, 04-04-2022
58 Memberi Semangat Tak terasa, Prima pun saat ini duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Itu berarti, dalam waktu dekat ini Prima akan segera berpisah dengan teman-temannya. Prima merasa khawatir, sedih namun juga senang. Senang karena tak ada lagi sepupu yang jahil dan suka mengejek seperti Prama. Sedih karena harus berpisah dengan temantemannya dan khawatir karena takut tak dapat beradaptasi dengan pelajaran di sekolah barunya, yang pasti akan lebih ketat dari sekolah lamanya. Namun karena masalah yang bertubitubi menimpa sang Mama tercinta, mau tak mau Prima harus menurutinya. Dengan harapan, di sekolahnya yang baru ia
59 mendapat teman-teman yang baik seperti di sekolahnya saat ini. Prima merasa nyaman bersekolah di tempat ini, karena teman-temannya mau menerima Prima dengan kekurangan fisiknya tersebut. Mungkin karena sebagian teman sekelasnya mengalami hal yang sama dengannya. Salah satunya Kadek Ari yang menjadi ketua kelas. Sang Ayah telah lama meninggal karena diseruduk oleh sapi ternak miliknya sendiri, dan kini ia hanya hidup berdua dengan sang ibunda yang bekerja menjadi guru di sebuah sekolah SMP yang berada tak jauh dari sekolahnya. Kadek Mini salah satu siswa kelas 5A yang ibundanya sudah lama meninggal dunia, dan kini ia hanya hidup berdua dengan sang Ayah yang adalah seorang
60 disabilitas. Beruntung sang Ayah adalah disabilitas tampa alat bantu, jadi meringankan pikiran Mini saat harus ditinggal sekolah. Sebenarnya Mini mempunyai seorang kakak, namun kakaknya tak lama ini telah pergi untuk merantau ke luar kota. Karena perasaan merasa senasiblah yang membuat anak-anak kelas 5 SD NEGERI NO. 1 BATUNGSEL KELOT tidak pernah saling mengejek satu sama lainnya. Walaupun demikian, berbeda dengan temanteman Prama, sering kali mengejek Prima. Pernah suatu hari, di kelas hanya tinggal Prama dan Prima berdua. "Aduh! Ingin buang air kecil ke toilet nih," gumam Prima, lalu Prima pun berusaha pergi ke toilet dengan perpegangan pada
61 meja, kursi atau apa pun yang dapat diraihnya dengan tangannya. Namun saat Prima telah kembali dari toilet, Prima melihat botol minumnya kotor penuh lumpur. "Ah! Kok kotor gini, kalau Mama datang pasti menungguku," gumam Prima. Akhirnya Prima pun bertanya kepada Prama, "Kamu tahu, kenapa botol minumku penuh lumpur, Prama?" Namun sayang, Prama malah marah dan membentakku seraya memukul meja. "Jangan sembarangan menuduhku!" Seraya menunduk, Prima menyahut, "Tapiii ..."
62 Belum selesai berbicara, Prama telah pergi meninggalkan Prima. *** Singkat cerita, ternyata apa yang dikawatirkan Prima pun terjadi. Di sekolah barunya, Prima tak dapat beradaptasi dengan pelajarannya. Akhirnya, Prima sering sakitsakitan dan itu menyebabkan nilai raport hasil belajar Prima menurun dan Prima dinyatakan tak naik kelas. Prima pun menjadi semakin sedih, karena itu berarti ia telah membuat kedua orang tuanya kecewa, karena sudah 2× mengalami tidak naik kelas. Pertama, saat kenaikan kelas dari TK ke kelas 1 SD, Prima tertinggal karena sakit demam terlalu tinggi dan kini hal itu pun terulang lagi.
63 Beruntung selalu ada Kristin di sisi Prima yang senantiasa memberi semangat dan membujuknya untuk mau bersekolah lagi. Walaupun pada akhirnya, Prima memutuskan hanya menamatkan jenjang SD saja.
64 Surat 11 Pengorbananmu Duhai Mama .... Aku tahu sekarang ... Oleh karena akulah, sikap Papa sering menyakitkan hatimu. Maafkanlah aku duhai Mama, karena akulah engkau tak dapat bertemu dengan kedua anakmu, padahal engkau telah lama merindukannya. Aku sadar Mama, engkau sudah berusaha menyembunyikan perasaanmu itu dari padaku karena engkau takut jikalau engkau bertemu dengan Mbak Suhartatik dan Yuyun dan mereka mengetahui keadaan engkau saat ini, mereka tidak akan mengizinkan engkau merawatku. Aku akan menjadi anak telantar di sini sendiri.
65 Terima kasih Mama, telah banyak berkorban untukku. Bahkan engkau rela tak bertemu dengan anak, menantu dan cucumu hanya demiku. Kini saatnya aku membalasnya dengan menulis lembaran demi lembaran surat untuk Ibu Eka Harimiati, Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun. Bahkan aku akan menuliskan kisah kelahiranku ini dengan harapan Ibu Eka Harimiati membacanya dan akan menemuiku. Denpasar, 05-04-2022
66 Air Susu Dibalas Air Tuba Suatu hari, terdengarlah kabar bahwa Ibu Tendang (sapaan untuk istri Kompiyang) sedang mengandung anak pertamanya yaitu Gede Gusmawan. Namun sayang, rumah Kompiyang sangatlah kecil. Terlebih Sari kakak perempuan satu-satunya dan kedua orang tuanya ikut tinggal di rumah tersebut. Karena rumah yang dihuni Sumiana, Prima dan Kristin lebih besar daripada rumah yang dihuni oleh Kompiyang. Akhirnya, Sumiana dan Kompiyang pun memutuskan untuk saling bertukar rumah bahkan sertifikat. Kedua rumah akan dibalik nama sesuai nama pemilik barunya. Sumiana rela harus tinggal di rumah Batako demi kebahagiaan adik bungsunya
67 tersebut. Beruntung Kristin menerima baik keputusan sang suami tercinta tersebut, walaupun di rumah lama terdapat banyak kenangan yang tak dapat dilupakan. Tetapi, ia bangga kepada Sumiana atas pengorbanan tersebut. Namun sayang, sebidang tanah peninggalan Sumiana yang berada persis di seberang rumah Kompiyang di sebelah TPU (tempat pemakaman umum), telah dijual oleh I Ketut Kompiang adik bungsunya, ia sangat licik sekali. Ceritanya adalah .... Empat hari setelah Papa meninggal, Kristin pun membereskan semua file-file yang ada di ruang kerja Papa, karena Prima dan Gusmawan masih kecil. Kristin tak mengizinkan mereka ikut membantu.
68 Akhirnya Kristin dan Kompiyanglah yang membereskan file-file tersebut. Namun sayang, Kompiyang sangatlah licik. Ia berkata, "Sepertinya ini file majikan kakak yang tertinggal. Mungkin beliau mau mengembalikannya, tetapi keburu sakit dan sekarang file ini tidak berlaku lagi, patut dibuang nih." Kristin pun termenung dan berkata di dalam hati, Seorang Gubenur itu sangatlah sibuk, jadi mungkin file ini tertinggal, tetapi mengapa Papa gak bilang sebelumnya, ya?" Kristin bertanya-tanya, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk tetap membuangnya agar rumah menjadi sedikit lebih bersih dan rapi, walau hanya tinggal berdua. Setelah rumah sepi, Kompiyang pun mengambil sertifikat tanah yang telah
69 terbuang tersebut dan menjualnya. Bahkan hasil penjualan tanah tersebut ia gunakan untuk membeli sebuah motor dan menghadiahkannya kepada Gusmawan anak pertamanya.
70 Surat 12 Terima Kasih Mama Terima kasih Mama Kristin, telah mengorbankan banyak hal untukku. Aku tak dapat membalasnya lagi, selain dengan doa. Semoga engkau dipertemukan dengan anak, menantu dan cucumu yang telah lama engkau rindukan itu. Harapanku ... semoga di saat engkau bertemu dengan mereka, engkau tak melupakan aku. Walaupun aku bukanlah anak kandungmu, tetapi aku akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu bangga. Hanya itu saja yang dapat kuberikan kepadamu, duhai Mama. Aku tak dapat berkata apa-apa lagi selain kata, "I love you Mama, semoga harapan engkau dan aku segera dikabulkan Tuhan. Walaupun itu mustahil bagi kita, tetapi tak mustahil bagi Tuhan." Kutuliskan
71 harapan ini di atas kertas putih dengan pena hitam pekat. Maafkan aku Mama, aku tak dapat membuatkanmu ìstana besar. Tak dapat membiayaimu pergi bertemu Mbak Suhartatik dan Yuyun, juga cucu dan menantumu. Denpasar, 06-04-2022
72 Suami Pertama Kristin Kini umur Kristin pun telah cukup untuk menikah. Kristin berdoa kepada Tuhan agar segera dipertemukan dengan jodohnya, seorang imam yang dapat menuntunnya menuju jalan Tuhan. Singkat cerita, Kristin pun bertemu dengan seorang laki-laki tampan yang berasal dari luar desa. Laki-laki tersebut bernama Musahhar. Ia sangat romantis kepada Kristin. Setiap hari bila ada waktu, Kristin dan Musahhar pun saling bertemu dan mereka saling mencintai. Setelah sekian lama saling kenal, mereka pun akhirnya menikah dan memiliki 3 orang anak bernama Suhartatik, Yuyun dan Mus. Awalnya rumah tangga mereka baik-
73 baik, bahkan keluarga ini memiliki sepetak sawah peninggalan almarhum orang tuanya. Sawah tersebut berada persis di seberang rumahnya. Suatu hari, Musahhar memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak lagi untuk keluarga tercinta, dan bertanya kepada teman sekelasnya saat sekolah dahulu. Temannya berada di luar desa jauh dari tempat tinggalnya. Oleh karena itu ia membawa bekal makanan, minuman dan uang secukupnya. Namun sayang, setelah sampai di rumah temannya tersebut, temannya mengajak Musahhar ke suatu tempat sabu ayam dan berkata, "Temanku ... inilah pekerjaanku, apakah kamu mau?"
74 Musahhar pun menjawab, “Ia, mau." Dan, Musahhar pun mencobanya berulang kali sampai ia bisa. Akhirnya, Musahhar pulang dengan tidak membawa sepeser uang pun, dan malahan sesampainya di rumah ia menjual tanah sawah yang sepetak itu tanpa sepengetahuan Kristin. Kristin mencoba menghalanginya namun tak bisa, beruntung celengan Kristin tidak dilihat oleh Musahhar. Setelah menjual sawah, Musahhar pun kembali kepada temannya. Ia memakai uang itu sampai habis dan pulang membawa kekalahan. Terkadang, Musahhar marahmarah tidak jelas kepada anak dan istrinya. Bahkan, menyuruh Kristin meminjam uang kepada tetangganya. Jika tidak mendapat
75 pinjaman, maka pukulanlah yang didapatkan Kristin. Meskipun begitu, Kristin tetap bersabar dan mengingatkan agar ketiga anaknya tetap menghormati ayahnya. Suatu malam, tiba-tiba Mus anak bungsu Kristin sakit demam, namun tidak bisa membawanya untuk berobat ke rumah sakit. Kristin tidak mempunyai uang yang tersisa. Lima bulan kemudian setelah anak bungsunya meninggal, terdengarlah kabar bahwa pemerintah mengadakan program baru, yaitu KB (keluarga berencana). Akhirnya Kristin pun mengikuti program tersebut, karena pikirnya, "Jangan-jangan nantinya aku akan hamil lagi. Aku tak mau kejadian seperti anak bungsuku." Kristin pun meneteskan air mata.
76 Karena perbuatan Musahhar kepada Kristin semakin menjadi-jadi, akhirnya Kristin pun memutuskan untuk bercerai kepada Musahhar. Namun sayang, hak asuh anak jatuh kepada Musahhar.
77 Surat 13 Sajak Permohonan Duhai Suhartatik dan Yuyun, kumohon ke sinilah. Temuilah ibu kalian, ibu yang telah melahirkan kalian dan merawat kalian hingga besar seperti ini. Aku sungguh merasakan ketulusannya dalam merawatku, walaupun aku bukanlah anak kandungnya. Terlebih kepada kalian yang adalah anakanaknya yang telah lahir dari rahimnya sendiri. Kristin telah rindu kepada cucucucunya, menantunya bahkan kalian berdua. Ingatlah untuk berbakti kepada ibumu ini. Daku saja sampai saat ini tak bertemu dengan Ibu Eka Harimiati ibu kandungku dan aku pun merindukannya baik ibu, ayah sambung ataupun adikku. Kumohon ... ingatlah anak kandungmu ini, duhai Ibu Eka Harimiati. Akulah anak kandungmu yang lahir dari
78 rahimmu. Sudah dari sejak lama aku tak pernah melihat wajahmu, bertemu pun tak pernah. Masak engkau tega membiarkan aku menahan rindu ini lebih lama lagi. Denpasar, 07-04-2022
79 Pengorbanan Kristin Akhirnya ... kristin pun genap berusia 23 tahun. Kristin pun memutuskan untuk belajar mandiri dengan merantau ke luar kota. "Aku harus belajar mandiri, aku akan mengadu nasib ke kota Surabaya saja, semoga nasib keluargaku berubah," gumam Kristin seraya menunggu sang ibunda di teras depan rumahnya. Setelah mendapat restu dari kedua orang tuanya, Kristin pun berangkat dengan bekal uang yang pas-pasan. Bahkan setelah dipakai selama beberapa hari, uang itu pun habis dan akhirnya Kristin pun berpuasa selama 2 hari.
80 Hampir semua tempat yang menerima lowongan telah ia masuki, tetapi tak kunjung mendapatkan hasil. Kristin pun pasrah dan akhirnya memutuskan pulang ke kontrakan untuk hanya sekadar menganjal lapar dengan segelas air putih. Tiba-tiba di perjalanan, Kristin pun bertemu dengan ibu-ibu yang berusia kurang lebih 50 tahun sedang memulung botol plastik. Ibu tersebut sangat ramah bahkan dari kejauhan ia menyapa Kristin, "Mau ke mana, Neng? Neng dari mana? Kelihatan lemas nih, Neng." Kristin pun segera menghampiri ibuibu tersebut dan berkata, "Saya mau melamar pekerjaan Bu, saya berasal dari Kalibaru. Saya belum makan selama 2 hari Bu, makanya lemas.” Kristin menceritakan tujuannya.
81 Ibu itu pun merasa kasihan dan mengajaknya pulang. Pikirnya, "Ah, aku tak memulung dululah, aku akan menolong anak muda ini." Sesampainya di rumah, ibu tersebut menyuruh mandi dan setelah itu makan bersama. Semenjak saat itulah, Kristin sering membantu ibu tersebut memulung botol plastik seraya mencari lowongan kerja. "Kasihan Ibu Supaidah, suami sudah meninggal dan anak-anaknya telah berkeluarga. Aku akan menemaninya, setidaknya sampai aku mendapat pekerjaan, " pikir Kristin. Singkat cerita ... setelah tabungan Kristin cukup, akhirnya Kristin pun
82 mengajak Ibu Supaidah pulang ke Kalibaru dan memperkenalkannya kepada kedua orang tuanya. Karena pengalaman inilah, akhirnya Kristin bisa seperti saat ini rela berkorban demi Prima agar tidak menjadi anak telantar. *** Suatu hari, Kristin bekerja di sebuah pabrik minyak kelapa sawit. Bahkan Kristin dan Prima pun diperbolehkan untuk tinggal di rumah juragan pabrik minyak kelapa sawit tersebut. Suatu siang, tiba-tiba Kristin dihampiri oleh seorang laki-laki beranak 3 bahkan sudah memiliki cucu. Laki-laki tersebut sering di sapa Sulas.
83 "Kamu karyawan baru ya, di pabrik ini?" tanya sulas. "Iya, Bapak. Baru beberapa bulan ini, " sahut kristin. "Oh ... kamu tinggal di mana?" tanya Sulas kembali. "Saya tinggal di rumah juragan, Bapak,” sahut Kristin. Setelah bertemu beberapa kali, Sulas pun jatuh cinta kepada Kristin, hingga ia pun melamar Kristin. Dengan membawa sertifikat rumah dan bunga, Sulas pun datang dan melamar Kristin. "Maukah engkau menikah denganku?" tanya Sulas.
84 Namun kristin menolaknya dan berkata, "Maaf, aku tak ingin menikah hingga 3 kali. Aku malu kepada keluargaku, terlebih kedua anak kandungku tak mengetahui semua yang terjadi kepadaku saat ini." Kristin pun meneteskan air mata dan Sulas pun pulang dengan membawa rasa kecewa. Kristin tak mau menikah lagi karena takut akan menambah masalah baru lagi. Terlebih jika membayangkan saat kedua anaknya mengetahui semua yang terjadi kepadanya tersebut.
85 Surat 14 Perasaanku Ada 3 hari yang spesial untukku yaitu hari Sabat, hari Keluarga dan hari Komsel. Ada 3 orang yang spesial di hatiku yaitu Ibu Eka Harimiati, Suhartatik dan Yuyun, kakakkakakku dan ibu kandungku yang jauh di sana. Yang kurindukan selama ini, yang kubawa dalam doa-doaku di waktu yang teduh. "Semoga kita semua segera bertemu dan saling melepas rindu walau hanya sekejap saja." Oh, hari minggu hari sabatku, hari di mana umat manusia memuji dan memuliakanmu dengan beribadah di Gereja. Terima kasih setelah selama 6 hari Engkau menciptakan alam semesta beserta isinya dan pada hari ke-7 engkau sediakan spesial untuk Tuhan dan umatnya. Oh, hari Sabtu, terima kasih karena engkau adalah hari spesial
86 untuk kami. Sesama manusia saling bersilaturahmi, menyapa satu sama lainnya. Oh, hari Komsel, walau setiap gereja mengambil hari yang berbeda-beda, tetapi engkau tetap hari yang spesial bagi kami, karena saat hari inilah sesama umat saling bersharing tentang firman dan mendukung dalam doa setiap pergumulan sesama umat. Seperti hari komsel yang setiap keluarga berbeda-beda, seperti itulah aku. Walau aku, Mbak Suhartatik dan Mbak Yuyun tidak lahir dari rahim yang sama, tetapi kasihku kepada kalian tetap sama layaknya saudara kandungku. Denpasar, 08-04-2022
87 Sahabat Senasibku Suatu hari, Prima pun melihat Kristin sedang melamun. Akhirnya Prima pun menghampirinya dan bertanya, "Mengapa Mama melamun nih?" “Tidak. Mama hanya ingat kepada sahabat Mama yang nasibnya hampir mirip seperti Mama,” jawab Kristin. Kristin pun menceritakan ibu Bima (sapaan untuk sahabatnya), yang tak lama ini Sudirman sang suami telah meninggal dunia. Ia hanya hidup berdua dengan Bima anak laki-laki satu-satunya. Sebenarnya, Bima dan ibunya memiliki ipar yang tinggal bersebelahan. Namun sayang, semenjak ke-2 anak
88 perempuannya menikah, sang istri menjadi kesepian dan akhirnya sakit-sakitan. Paman Bima pun menjadi bingung antara bekerja dan mengurus sang istri. Dalam kebingungan tersebut akhirnya ia pun berpikir jahat. Ia ingin mencari ilmu hitam agar dapat mengguna-gunai Bima. Dan benar saja. Akhirnya Bima mengusir ibu kandungnya sendiri dari rumah, bahkan ia tega membalik nama sertifikat rumahnya atas nama sang paman. Awalnya ibu Bima sedih, tetapi karena kedua orang tuanya memintanya bangkit dan menikah lagi, akhirnya ibu Bima pun menurut dan ia menikah dengan seorang pemuda yang baru lulusan SMA.
89 Namun sayang, beberapa lama setelah menikah ternyata sikap suaminya berubah. Ia sering kasar kepada istrinya sendiri. Setelah diselidiki, rupanya sang suami masih tak menerima karena mantan pacarnya memutuskannya secara sepihak. Ibu Bima pun sedih dan berkata, "Apa mungkin suamiku menjadi stress karena tak sanggup menerima kenyataan kalau si Surni memutuskannya." Ibu Bima pun meneteskan air mata Kristin merasa kasihan kepada ibu Bima, namun bingung apa yang harus ia lakukan untuk menolong sahabatnya. Akhirnya, Prima pun berinisiatif untuk menulis kisahnya di buku solo yang sedang ia garap saat ini.
90 Surat 15 Keikhlasanmu Aku sangatlah sedih duhai Mama, setiap kali aku mengingat kisah engkau yang sungguh tragis ini. Sudah 2 kali engkau menikah, 2 kali juga engkau mengalami sengsara yang teramat berat bagiku. Engkau telah rela menahan rindumu untuk Suhartatik dan Yuyun hanya demiku. Engkau telah rela tak melihat kampung masa mudamu hanya demi kebahagiaanku semata, bahkan saat suka dan duka engkau tetap bersamaku. Terima kasih Mama, atas kebaikanmu kepadaku ini. Walaupun aku bukanlah anak kandungmu, tetapi engkau telah banyak berkorban untukku ini. Engkau rela bangun pagi demi mencari nafkah untukku.