91 Engkau sungguh ikhlas merawatku seperti anakmu sendiri. Bahkan kasih sayang engkau kepadaku melebihi kasih sayang ibu kandungku yang entah ke mana. Denpasar, 09-04-2022
92 Sahabat Senasib Prima Suatu hari, Prima pun menelepon sepupunya yang bernama Mbok Kayan. Prima, Kristin dan Mbok Kayan pun sangat asyik bercakapcakap. Terlebih Prima dan Kristin yang jarang pulang ke kampung halamannya setelah kejadian Nasa mengusir Prima dan Kristin. Di tengah percakapan, tiba-tiba Mbok Kayan berkata, "Aku kasihan dengan si Bima, ia dipenjara karena kasus pencurian di sebuah toko emas." Kristin pun kaget dan bertanya, "Kok bisa? Gimana kejadiannya?" Mbok Kayan pun menceritakannya. Suatu hari Bima sangat membutuhkan uang untuk kuliahnya, ia sudah berusaha
93 meminjam uang ke mana-mana, bahkan sudah meminta kepada sang paman. Namun sayang, pamannya juga tidak bisa memberi uang tersebut. Suatu siang ia sedang berjalan-jalan di pasar sendiri, tibatiba ia melihat toko emas. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mencuri di toko tersebut. Sudah beberapa hari ini Bima hilang kabar, rupanya Bima bersembunyi di kebun milik pamannya sendiri. Setelah polisi menemukan keberadaan Bima, akhirnya ia pun membawanya ke kantor polisi untuk dimintakan pertanggungjawaban. "Bu Bima ... Bu Bima. Anakmu masuk penjara," kata salah satu tetangga yang menonton berita tersebut.
94 "Apaaa, anakku.” Ibu Bima pun syok dan pingsan. Setelah ibu Bima menyadarkan diri, ia pun bergegas berangkat ke kantor polisi. Sesampainya di kantor polisi, ia melihat Bima dan sang ipar menangis. Akhirnya Bima pun bersujud memohon maaf kepada ibunya dan sang paman pun mengakui perbuatannya tersebut. Ibu Bima memaafkan mereka berdua dan meskipun sekarang ibu Bima telah menikah lagi, tetapi ia tetap mengunjungi Bima dan iparnya tersebut. Walau kadang kala saat ketahuan pergi dari rumah, ia sering mendapat pukulan dari sang suami.
95 Surat 16 Kuat dan Ikhlas Aku sungguh bangga kepadamu duhai mamaku. Engkau berada di tengahtengah lingkungan yang temperamen, tetapi engkau kuat. Engkau sering disakiti, tetapi engkau tak membalas. Engkau rindu, tetapi menahan. Sungguh beruntung aku memiliki mama sepertimu yang sangat mengispirasi. Semoga kelak saat aku berkeluarga bisa sekuat engkau, karena aku ingin mewarisi itu. Aku mohon ... maafkanlah aku, bila saat ini aku belum sempat membahagiakanmu. Bahkan mempertemukanmu dengan kedua anak kandungmu pun aku belum bisa. Aku pula berharap ibu kandungku menemui aku, karena aku pun menahan rasa rindu ini. Denpasar, 10-04-2022
96 Keputusan Kristin Suatu sore, Kristin pun menyuruh Prima untuk menelepon Mbok Kayan. "Prima, tolong telpon Mbok Kayan, Mama kangen nih." Prima pun mau menurutinya. Kring ... kring Telepon Mbok Kayan pun berdering. Setelah telepon diangkat, Prima pun pergi meninggalkan Kristin sendiri dalam kamar kost, agar Kristin dapat bercakap-cakap dengan Mbok Kayan. Singkat cerita, Kristin pun ke luar lalu melamun. Akhirnya, Serlyn pun menyapa kristin, "Kenapa Bu, melamun?" tanya Serlyn. "Ibu cuma ingat dengan keponakan saja." Seraya menceritakan tentang apa yang
97 telah dicurhatkan oleh Mbok Kayan kepadanya. "Ibu jadi ingat sama cerita dahulu sebelum Ibu diusir dari rumah," kata Kristin sambil meneteskan air mata. Ternyata dahulu sebelum Prima dan Kristin diusir secara blakblakan, Nasa sempat memberikan suatu pilihan kepada Kristin. "Kamu akan kuberikan kesempatan untuk tinggal di rumah ini, asal kamu berikan Prima kepadaku," kata Nasa. "Aku takkan berikan Prima kepadamu, lebih baik aku tak tinggal di rumah ini," sahut Kristin. "Oke, baiklah. Tetapi ingat, bahwa hak asuh Prima ada di tangan saya sebagai pamannya," sahut Nasa.
98 Kristin tak mau menyerahkan Prima kepada keluarga Nasa karena Kristin takut Prima akan ditelantarkan. Terlebih Kristin sempat mendengar percakapan Nasa dan istrinya bahwa Prima akan dijadikan pengemis demi meraup keuntungan, terlebih Prima adalah seorang disabilitas.
99 Surat 17 Wanita Terhebat di Dunia Mamaku tercinta .... Terima kasih telah merawat aku selama ini. Meski kau bukan ibu kandungku, tetapi cintamu seluas samudera dan sayangmu seluas angkasa. Mama .... Engkau telah rela menahan rindu untuk Suhartatik dan Yuyun, oleh karena engkau tak ingin aku sengsara. Aku belum bertemu ibu kandungku, adik dan ayah sambungku. Mereka entah pergi ke mana, walaupun aku tahu konon mereka berada di daerah Surabaya. " Tetapi mungkinkah mereka masih di sana?” gumamku. Denpasar, 11-4-2022
100 Cita-Cita Prima Suatu hari, Prima pun melamar kerja sebagai administrasi sebuah yayasan. Mengingat pengalamannya yang pernah bekerja di toko yang berada di daerah Legian. Walaupun jurusannya berbeda, Prima dengan yakin mengambil pekerjaan ini. "Ah, dulu aku kerja di Bemparkotan, masak hanya pekerjaan ini saja tidak bisa," gumam Prima. Prima sangat rajin bekerja, bahkan ia kadang kala sangat kreatif. Suatu hari ada seorang klien yang berkunjung ke yayasan tersebut, meninggalkan sebuah buku yang menceritakan seorang tuna netra yang sukses menjadi seorang penulis terkenal. Prima membaca buku tersebut hingga berkali-kali.
101 Setelah selesai melakukan aktivitasnya, Prima dan Kristin pun mandi, makan serta beristirahat sambil menonton TV. Tiba-tiba ia menonton sebuah sinetron yang menceritakan seorang tuna netra yang sukses menjadi penulis. Prima pun naik ke atas tempat tidur, lalu memejamkan matanya bersiap untuk tidur. Namun di benaknya masih terbayang sinetron tersebut. "Kalau seorang tuna netra saja bisa menjadi penulis, terlebih aku. Aku ini kan memiliki motivasi untuk bertemu Ibu Eka Harimiati dan mempertemukan Mama dengan Mbak Suhartatik dan Yuyun." *** Suatu hari, saat Prima melihat medsos, tiba-tiba Prima pun melihat Fina sepupunya memposting suatu event. Akhirnya Prima
102 chat dengan Fina, ternyata Fina mengikuti event tersebut karena ia sebelumnya pernah menulis dan membaca puisi mewakili yayasan tempat ia tinggal. Di akhir chat Fina berkata, "Kakak kan, pernah menulis dan membaca puisi juga, Kak." Sejenak Prima berpikir lalu membalas, "Iya, ya. Coba Kakak daftar ahh ...." Karena saat itu Prima dan Kristin masih dirumahkan dan Prima memiliki motivasi tersebut. Di setiap karya tulis Prima pasti menyebut nama Ibu Eka Harimiati, Suhartatik dan Yuyun baik itu dalam cerpen, senandika bahkan puisi dengan harapan teka-teki kelahirannya terungkap.
103 Surat 18 Dear, Para Lelaki Misterius Teruntuk ayah dan papaku Oh, ayahku .... Meskipun engkau hanyalah ayah sambungku, dan aku pun tak pernah bertemu denganmu dan adik, tetapi engkaulah sosok laki-laki yang telah dipilih oleh Ibu Eka Harimiati, ibu kandungku yang saat ini bersama kalian. Oh, Papa Sumiana .... Aku tahu maksud engkau menghapus semua identitasku adalah; agar aku tak pergi meninggalkanmu. Tetapi takdir berkata lain, engkau telah lebih dahulu meninggalkan kami. Meskipun Papa Sumiana telah meninggalkanku untuk selamanya, dan keberadaanmu oh, ayah sambungku masih mistrius, tetapi aku mengasihi kalian semua. Kalian adalah lelaki hebat bagiku. Denpasar, 12-04-2022
104 Keluarga Sriwer Temperamen Suatu hari, Gusmawan disuruh oleh Kompiyang untuk berbelanja jajanan pasar dan diberi uang dalam jumlah besar oleh Kompiyang. Gusmawan pun menurutinya dan membeli jajanan pasar yang diminta ayahnya. Singkat cerita, Gusmawan pun memberikan jajanan pasar tersebut kepada Kompiyang. Namun setelah jajanan tersebut dicicipi oleh Kompiyang, ternyata Kompiyang tidak puas dengan rasanya dan Gusmawan pun dimarahi karena dianggap tidak becus belanja. Malahan Kompiyang tega memukul Gusmawan.
105 "Hiks ... hiks ... hiks. Ampun Ayah," teriak Gusmawan seraya menangis. "Dasar kamu, berbelanja saja tidak becus!" bentak sang Ayah, lalu Kristin pun menghampiri keributan tersebut. "Ada apa ini Kompiyang, kamu tega memukul anakmu sendiri hanya karena salah berbelanja. Aku kecewa sama kamu. Gak kakak, gak adik, sama saja." Lalu Kristin pun mengajak Gusmawan ke dapur dan menenangkannya. "Semoga Ayah cepat mati. Hiks ... hiks," kata Gusmawan sambil menangis. Kristin pun berusaha menenangkan keponakannya tersebut. Pikirnya, "Kenapa kami harus memiliki pasangan temperamen seperti ini?".
106 Namun sayang, para istri keluarga Sriwer tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis dan menangis. Meratapi nasib mereka yang sedang diberi ujian yang berat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
107 Surat 19 Dear, Si Ikhlas Bagai Lilin Teruntuk diriku sendiri .... Engkau harus ingat, akan mamamu yang telah berkorban demimu. Ia rela menahan rindu di dada, agar engkau tak sengsara di tangan orang yang salah. Duhai diriku, doakanlah mamamu tersebut. Doakanlah juga keberadaan ibu, adik dan ayahmu, juga kakak-kakakmu dan keluarganya yang masih misterius itu. Suatu saat, jika takdir mempertemukan engkau, belajarlah untuk beradaptasi. Duhai diriku, jagalah doa syafa’atmu untuk kakak, ipar, dan keponakanmu, meskipun mereka tak serahim denganmu. Seperti engkau juga yang telah menjaga doa syafa’atmu untuk ibu, adik dan ayah sambungmu, bukankah mereka sama-sama misterius? sama-sama belum pernah berjumpa. Denpasar, 13-04-2022
108 Silsilah Keluarga Sriwer Pasangan suami istri Ketut Sriwer dan Ni Wayan Sri Rejeki memiliki empat orang anak. Anak pertamanya bernama I Wayan Sumiana, anak kedua bernama I Made Nasa, anak ketiga bernama Ni Nyoman Sari dan anak keempat bernama I Ketut Kompiyang Ada. I Wayan Sumiana menikah dengan Ni Putu Supaintan Kristin, I Made Nasa menikah dengan Ni Ketut Sugiarti. I Ketut Kompiyang Ada menikah dengan seorang wanita yang sering disapa Tendang. Ni Nyoman Sari belum menikah dan tinggal bersama I Ketut Kompiyang Ada, Tendang dan kedua orang tuanya.
109 Namun sayang, tiga laki-laki ini sering memperlakukan anak dan istrinya dengan tidak baik. Kristin pernah diperlakukan dengan tidak baik semenjak masalah rumah tangga bertubi-tubi menimpa mereka. Gusmawan pernah dipukul oleh ayahnya karena salah belanja. Prima merasa bangga kepada sang Mama karena ia kuat bertahan. Terlebih ia dikelilingi oleh para istri-istri yang diperlakukan dengan tidak baik oleh suami mereka.
110 Surat 20 Dear, Ayah Sambungku Ayah .... Kumohon jagalah ibu dan adikku. Janganlah engkau menyakiti hati mereka, karena mereka adalah anak dan istrimu. Kuberharap engkau menepati janjimu saat di pelaminan. Walau aku tak pernah bertemu dengan ayah, ibu bahkan adik, tetapi aku mengasihi kalian. Bahkan aku sangatlah merindukan kalian. Namun aku sadar, di sini ada sosok wanita hebat yang rela berkorban demiku. Ia adalah Mama Ni Putu Supaintan Kristin, yang rela tak bertemu dengan anak, menantu dan cucu-cucunya hanya demiku. Yang ia harapkan hanyalah satu, yaitu tak ingin aku terlantar, karena kasihnyalah aku kuat.
111 Aku berharap, ia pun bisa segera bertemu Suhartatik dan Yuyun, juga menantu-menantunya bahkan cucu-cucunya, yang sejak lama ia rindukan itu. Denpasar, 12-04-2022
112 Kompiyang Menipu Kristin Suatu hari, Sumiana mengambil beberapa hari untuk cuti. Saat cuti, Sumiana pun mengajak Prama dan Prima untuk berkunjung ke rumah adik bungsunya yaitu I ketut Kompiyang Ada. Singkat cerita, Prama, Sumiana dan Prima pun sampai di rumah Kompiyang. Baru duduk beberapa menit, tiba-tiba Sumiana menerima telepon dari teman. "Hallo Sumiana, bisa bertemu sebentar? Aku tunggu di jalan Bubung," kata teman sumiana. "Oke, baiklah. Saya pergi sekarang. Tunggu beberapa menit, saya ada di rumah
113 adik yang beralamat di jalan Bubung juga," kata Sumiana. Beberapa menit setelah Sumiana pergi, tiba-tiba Kompiyang memanggil Prima. "Om-mu si Sumiana mana?" tanya Kompiyang. "Om Sumiana diajak pertemuan sama temannya di jalan Bubung, Om Tut," jawab Prama. Kompiyang pun menyuruhnya pergi menemui Sumiana dengan pesan, "tanya Om Sumiana, apakah TV Om Tut sudah selesai?" Sumiana sudah menyuruhnya kembali dengan pesan, "Jangan kamu bawa anak-anak dalam urusan kita." Namun Prama disuruh kembali dengan pesan, "Tolong cepat datang." Sumiana sebenarnya sudah berpesan agar
114 Kompiyang bersabar menanti, karena urusan pekerjaan dengan temannya belum selesai. Prama pun kembali dengan menyampaikan pesan dari Sumiana. Namun tiba-tiba Kompiyang geram dengan Sumiana yang tak kunjung datang. Lalu diambilnyalah sebuah radio lalu dilemparnya radio tersebut ke arah Prima. Beruntung Prama menyelamatkannya, "Awas Primaaa ...!” Seraya mendorong Prima. Prima pun kaget, lalu dengan spontan berusaha berjalan menuju gerbang dan berteriak, "Papa, tolong aku. Om Tut jahat." Seketika rumah Kompiyang pun dipenuhi oleh keluarga. ***
115 Suatu saat, Prima pun merengek meminta dibelikan televisi kepada Kristin. Karena saat itu Kristin hanya bekerja serabutan saja, akhirnya Kristin pun memutuskan kredit televisi. Namun sayang, Kristin tak tahu cara mengurus kredit televisi. Akhirnya Kristin pun meminta tolong kepada Kompiyang, "Tut, tolong bantu saya mengurus kredit televisi. Saya gak ngerti, Prima merengek nih." Karena Kompiyang masih dendam dengan kejadian beberapa tahun yang lalu saat rumahnya ramai oleh warga karena teriakan Prima, akhirnya timbullah pikiran licik. Hmmmm, ini kesempatan bagus, karena anak ini aku jadi malu kepada tetangga. Aku akan
116 kredit televisi yang mahal, biar tahu rasa nih orang, pikir Kompiyang saat menerima uang dari Kristin. Dan benar saja, yang datang ke rumah Kristin malah televisi terbaru yang harganya mahal, karena hal itulah yang mempengaruhi harga kredit per-bulannya. Akhirnya, Kristin pun mencari Kompiyang dan berkata, "Tut, kenapa kamu kredit televisi yang mahal?" Namun jawab Kompiyang, "Biar puas anakmu menonton televisi." Kristin pun menjawab, "Tetapi Tut, saya ingin mengajarkan Prima untuk belajar bersyukur dari barang yang murah." Namun jawab Kompiyang, "Sudah, diam. Syukur-syukur aku bantu kamu."
117 Dengan perasaan sedih, Kristin pun meninggalkan Kompiyang. Di benaknya, hanya ada, "Aku harus bekerja lebih keras lagi, demi membayar kredit televisi ini." Kristin meneteskan air mata.
118 Sumiana Berselingkuh Lagi Hari ini Sumiana masih cuti, ia pun mengajak Prima ke rumah salah satu tetangganya. "Prima, kita berkunjung ke rumah Om Sanggut, yuk," aajak Sumiana seraya mengendong Prima di pundaknya. "Horee ...! Ayuk Pa," teriak Prima saking senangnya. Sesampainya di rumah Sanggut (sapaan untuk tetangganya), Sumiana pun menyuruh Prima untuk masuk ke ruang tamu terlebih dahulu. Rupanya Sumiana membisikkan rencana untuk mengajak ia dan Prima ke rumah simpanan Sumiana.
119 Setelah Sumiana dan Sanggut selesai bercakap-cakap, Sumiana pun memanggil Prima, "Nak. Yuk, berangkat ke Tabanan." Prima pun dengan girang berjalan menuju papanya, "Ia, Om juga ikut lho," kata Om Sanggut. "Asiiik ... Om juga ikut." Singkat cerita ... Prima, Sumiana dan Sanggut pun tiba di sebuah rumah besar dengan halaman hijau dihias oleh bebatuan sungai. Sumiana pun meninggalkan Prima dan Sanggut di halaman. "Kamu diam sama Om Sanggut dulu ya, Papa ada urusan." Prima pun berkata, " Iya Pa." Namun tiba-tiba ... beberapa jam kemudian, Prima melihat papanya mengajak
120 seorang wanita keluar dari dalam rumah besar tersebut. Bahkan Prima dan Sanggut belum sempat memasuki rumah besar tersebut. "Yuk, Prima. Kita jalan-jalan sama Om Sanggut dan Tante cantik ini." Prima pun hanya terdiam saja, tetapi di dalam benaknya ia berpikir, siapakah tante ini? Kami pun berangkat dengan sebuah mobil dan tiba di sebuah taman. Saat Sanggut hendak mengendong Prima untuk diajak ke Taman bermain anak, tiba-tiba Prima bertemu dengan Ibu Wartita. "Eh, Prima ada di sini juga. Sama siapa ke sini?" tanya Ibu Wartita "Sama Om Sanggut, Papa dan tante cantik itu Bu,” jawab Prima seraya menunjuk
121 ke arah Sumiana dan seorang wanita berpakaian seksi. "Oh ya, ini Ibu kasih kamu uang jajan. Simpan ya." Ibu Wartita pun memberi jajan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sanggut pun mengajak Prima untuk menemui Sumiana. Prima pun menceritakan pertemuannya dengan Ibu Wartita. Tiba-tiba perempuan yang bersama ayah Prima itu berkata, "Yang ... aku haus, belikan aku minum gih." Sumiana pun segera menurutinya. Saat Sumiana sedang membelikan minum untuknya, Sanggut pun ingin pergi buang air kecil ke toilet. Akhirnya Sanggut pun menitipkan Prima kepada perempuan tersebut. Tiba-tiba perempuan tersebut meminta uang yang diberikan oleh Ibu
122 Wartita dengan paksaan. Akhirnya Prima pun menangis. Sanggut segera menghampiri Prima dan menenangkannya. Saat sampai di rumah, tiba-tiba Prima melihat Sumiana mengeluarkan beberapa poto bersama perempuan yang mengambil uangnya tersebut. Sumiana pun bergumam, " Lebih baik kusembunyikan poto-poto ini di loteng, agar istriku tak melihatnya." Sumiana pun bergegas menuju loteng dan menyembunyikan poto-poto tersebut. Prima pun segera mencari Kristin dan menceritakan semua yang telah terjadi kepadanya. Dengan perasaan marah, akhirnya Kristin pun pergi ke loteng dan benar saja, dilihatnya Sumiana berpoto mesra dengan wanita cantik. Ia pun meneteskan air mata.
123 Namun sayang, Kristin tak bisa berbuat apa-apa selain menangis dan menangis, karena sudah dua kali berturutturut Sumiana bermain gila dengan perempuan, meskipun ia tak tahu apakah dengan perempuan yang ada di poto tersebut Sumiana memiliki anak atau tidak.
124 Lanjut Dituduh Suatu hari, Ibu Sri dan Sari anak perempuan satu-satunya dari empat bersaudara, bekerja di sebuah perkebunan cengkeh yang sedang panen. Singkat cerita ... setelah beberapa hari, ketika Sri dan Sari bekerja di perkebunan tersebut, datanglah seorang laki-laki yang sering disapa Lanjut oleh penduduk sekitar. Lanjut adalah seorang duda beranak dua, yang bercerai dengan istrinya karena suatu masalah rumah tangga yang menimpa mereka. Kedua anaknya tersebut, tinggal bersama Lanjut karena hak asuh ada di tangan ayahnya. Setelah Lanjut dan Sari saling bertemu selama beberapa hari, akhirnya mereka pun saling jatuh cinta. Namun sayang,
125 Kompiyang tidak merestui hubungan mereka karena alasan Lanjut adalah seorang duda beranak dua. Karena hubungan mereka tidak direstui, akhirnya mereka pun menikah secara diam-diam. Karena Kompiyang mengetahui mereka menikah dengan diamdiam, akhirnya Lanjut pun dilaporkan ke kantor polisi karena tuduhan penculikan. Karena sang Ayah di penjara, akhirnya hubungan Sari dan kedua anak sambungnya pun kurang harmonis. Kedua anak sambungnya sering menyalahkan Sari atas semua yang terjadi kepada sang ayah tercinta. Beberapa tahun kemudian, salah satu anak sambungnya menikah. Setelah beberapa lama, akhirnya sang menantu pun hamil. Namun itu tak berlangsung lama, sang
126 menantu pun keguguran. Seperti suaminya yang sering menyalahkan Sari, akhirnya sang menantu pun ikut-ikutan menyalahkan Sari. "Pasti Ibu memberiku makanan beracun, ya. Gara-gara Ibu bayiku meninggal." tangis sang menantu. "Tapi Nak, Ibu membaca dan menulis saja tidak bisa, gimana caranya membeli racun," kata Sari sambil bersujud. Ternyata, anak dan menantunya tak mempercayainya. Ia pun sedih dan berkata di dalam hati, "Mungkin ini balasan untukku yang sering menyinyir kakak Kristin." Sari pun meneteskan air mata lalu berteriak dan berkata, "Maafkanlah aku Kakak Kristin.”
127 Sahabat Sejati Karena efek pandemi covid-19 yang merajalela di seluruh dunia bahkan Indonesia, sebagian penghuni asrama pun diundi karena adanya pengurangan penghuni asrama sebesar 2% dari total keseluruhan. Penghuni harus dirumahkan. Prima dan Kristin adalah salah satu di antaranya yang kena undi. Akhirnya Prima dan Kristin pun harus segera mencari kost atau kontrakan yang paling dekat asrama, agar pulang pergi tidak memakan biaya lebih banyak lagi, terlebih Prima belum dapat mengendarai motor disabilitas. Singkat cerita ....
128 Pada tanggal 4 April 2020 Prima dan Kristin akhirnya mendapatkan sebuah kost yang jaraknya tak jauh dari asrama. bahkan kost tersebut berseberangan dengan rumah Bapak Gembala. Di kost tersebut, Kristin dan Prima bertemu dengan sepasang suami bernama Kornelius dan Serlyn. Saat pertama kali Prima dan Kristin bertemu dengan Serlyn dan Kornelius, masih malu-malu. Bahkan, saat Kristin mengecek kamar kost yang akan ditempati oleh Prima dan Kristin, Kristin cenderung cuek dan jarang berbicara. Namun setelah beberapa tahun kemudian ... setelah lama saling kenal, mereka saling curhat satu sama lainnya, saling berbagi satu sama lainnya.
129 Suatu hari, Serlyn pun curhat kepada Kristin tentang masalah keluarganya. Saat Kristin mendengar curhatan tersebut, ia pun hanya berkata, "Apa yang kamu alami, seperti yang Ibu alami juga." Seraya menceritakan saat Prima dan Kristin diusir dari rumahnya sendiri oleh Nasa paman Prima. Prima yang mengetahui kisah hidup Serlyn mirip seperti kisahnya dan mamanya, Apakah ini yang namanya sahabat sejati? Hal itu mengganggu pikirannya karena ia teringat dengan kisah Ibu Bima sahabat Kristin, yang di dalam waktu singkat setelah sang suami meninggal harus mengalami diusir dari rumah sendiri oleh Bima dan iparnya.
130 Sumiana Meninggal Dunia Kristin dan Prima pun diajak pergi refresing ke Denpasar oleh Sumiana. Meskipun saat itu Sumiana dalam keadaan sakit, tetapi ia tetap ingat membahagiakan anak istrinya. Mungkin karena ingat dengan kesalahankesalahannya di masa lalu. Singkat cerita .... Sumiana pun menyempatkan diri untuk mengunjungi temannya yang menjadi polisi dan bertugas di sebuah polsek yang berada di daerah Kesiman. Awalnya, Prima dan Kristin pun diajak menunggu teman Sumiana di tempat parkir. Namun sayang, Prima takut dengan
131 polisi dan menanggis. Akhirnya Kristin dan Prima pun menunggu di pinggir jalan. "Ya, ya, ya. Yuk keluar," kata Kristin menenangkan Prima seraya berjalan. Tibatiba Kristin menabrak seorang bapak-bapak. "Aduuh ... maaf Pak. Ini anak saya takut melihat polisi,” kata Kristin. "Iya, tidak apa-apa Bu. Oh ya, umur berapa anaknya, kok masih digendong saja?" tanya orang tersebut. Kristin pun menceritakan saat Prima terkena demam. Bapak-bapak tersebut pun menawarkan untuk koordinasi di Yayasan yang berada tepat di polsek tersebut. Namun Kristin menolak dengan ramah. "Maaf, saya akan menyampaikannya terlebih dahulu kepada suami saya."
132 Sesampainya di rumah, Kristin pun menceritakan pertemuan ia dan bapak-bapak tersebut. Sumiana pun setuju, dan keesokan harinya mereka pun berangkat menuju Yayasan tersebut. Ayah Prima dulu sakit diabetes dan harus dirawat di rumah sakit. Namun sayang, satu hari sebelum Prima dioperasi, tiba-tiba Sumiana meminta pulang. "Ma. Yuk pulang,” kata Sumiana. "Tapi Pa, bentar lagi Prima mau dioperasi lho," jawab Kristin. "Umurku sudah tak lama lagi. Aku takut meninggal di sini dan merepotkan kamu," sahut Sumiana. Akhirnya, mereka pun pulang dan Prima gagal dioperasi. Sesampainya di rumah ....
133 “Ma, mai kejep.” Sumiana gaukin Kristin. (“Ma, ke sini dulu.” Sumiana memanggil Kristin "Ada apa seh Bli?" Saut Kristin. (“Ada apa sih Kak?” tanya Kristin. "Nah mai gen malu," pesaut Sumiana. (“Ya ke sini saja dulu,” kata Sumiana. "Prima getget oo, kema gidu malu di cangkep paonne." Kristin gongkon Prima. ("Prima kedinginan kan? Sana menghangatkan diri dulu di tungku api yang ada di dapur.” Kristin menyuruh Prima. ) "Nah Ma.” Prima ngangguk (“Iya Ma.” Prima mengangguk.) Tiba-tiba terdengarlah percakapan Ayah dan Ibu dari kamar yang berada persis di samping dapur. "Yen Mama kenyel gajak
134 Prima uliang sik Eka Harimiati nah, lantas ragane kema buin mulih ke umah somahe ane pidan alih Suhartatik teken Yuyun" (Kalau Mama lelah ngurus Prima, kembalikanlah Prima kepada Eka Harimiati, lalu pulanglah ke rumah suami pertamamu. Rujuklah dengannya, lalu carilah Suhartatik dan Yuyun." Sumiana menambahkan, "Maaf, identitas telah kumusnahkan." Kristin tekejut lantas gomong, "Bli ene sube buduh ooo? Bli ento gelem onyang urus Bli, engkenan sing engal senger? Prima ento urusan titiang Bli (Kakak ini stress ya? Kakak itu sakit, semua Bli pikirkan, pantas gak sembuh-sembuh. Prima itu urusan saya, Kakak)."
135 Semenjak saat itulah, Prima bertekad untuk bertemu Ibu Eka Harimiati dan mempertemukan Suhartatik dan Yuyun dengan Kristin. Setelah bercakap-cakap dengan Kristin, Sumiana pun memanggil Prima. "Prima, mai kejep2," panggilnya. "Ada apa Pak? Titiang nu gidu sambil nunu jagung ne3," pesaut4 Prima. "Nah, mai gen malu5," pesaut kristin. "Nah, Ma." Prima mejalan ke kamar. "Prima luung-luung nah ajak Mama, ede ganin Mama geling. Bapak tekan Mama 2 Prima, mai kejep = Prima, ke sini sebentar 3 Titiang nu gidu sambil nunu jagung ne = Aku masih menghangatkan diri sambil bakar jagung nih 4 pesaut = kata 5 Nah, mai gen malu = Ya ke sini dulu
136 gelapang goyong di kamar ene apang yen Prima sampun bani sirep pedidi, Prima sirep di kamar anek paek di samping bale bengog ento nah,”6 pesan Sumiana. "Oke, baiklah Bapak.” Setelah berpesan itu Sumiana pun menghembuskan napas terakhirnya. Prima dan Kristin sangat merasa kehilangan, meskipun Sumiana berulang kali menyakiti perasaannya, tetapi Kristin tetap tidak sanggup akan kehilangan tersebut. Berhari-hari ia menangis, tetapi akhirnya bangkit. Aku harus bangkit demi Prima, pikirnya. 6 Prima baik-baik ya, sama Mama, jangan buat mamamu sedih. Bapak dan Mama memang sengaja diam di kamar ini, agar jika Prima sudah berani tidur sendiri, Prima menempati kamar yang berada persis di samping ruang tamu itu ya
137 Suhartatik dan Yuyun Pulang Setelah pertukaran rumah selesai ... Sumiana, Kristin, Suhartatik dan Yuyun pun tinggal di rumah barunya tersebut. Ternyata rumah tua tersebut sudah bocor di sana-sini, bahkan di dapur kerusakannya lebih banyak dari yang lain. Sumiana pun membuka semua celengan, dan menarik tabungan di Bank, namun tak cukup. Akhirnya Suhartatik dan Yuyun pun memutuskan menjual perhiasan mereka yang diberikan oleh Musahhar ayah mereka, agar Mama Kristin dan Ayah Sumiana bisa memperbaiki rumah tersebut. Mengingat rumah tersebut yang sebenarnya sudah tak layak ditempati.
138 Namun beberapa hari setelah kejadian tersebut, tiba-tiba Suhartatik dan Yuyun merengek minta pulang tanpa alasan yang jelas kepada Kristin. “Hiks ... hiks ... pokoknya kami mau pulang.” Akhirnya Kristin pun mau menurutinya dan mengantar mereka ke Kalibaru.
139 Prima Pertama Kali Pentas Tak terasa kini prima dan kristin sudah kurang lebih 3 bulan berada di Rumah bpk bdt teguh muliana untuk memberdalam ilmu agama, terlebih mereka adalah pengikut baru jadi perlu banyak di bimbing. "Prima tolong kesini dulu" panggil nino "Iya ce" jawab prima seraya mengambil tongkat dan menghampiri nino yang sedang membersiapkan sekernario drama buah kebaikan dan kejahatan "prima kamu mau menjadi pemeran buah kedamaian?" Tanya nino "saya mau ce" jawab prima seraya menoleh kepada kristin.
140 "Ok baiklah kalau bengitu hari kamis kita latihan ya" kata nino prima pun menjawab "ok baiklah ce" seraya menjabat tangan nino lalu pergi membantu kristin di dapur memasak untuk makan malam keluarga teguh. Akhirnya hari yang di nanti-nantikan pun tiba prima berhias dengan sedemikian Rupa,terdengar suara piano dan alunan lagu buah Roh mengawali pentas,setelah selesai prima dan teman-temannya pun menaiki panggug. awalnya prima gugup tetapi semangatnya bangkit setelah melihat kristin dan keluarga teguh muliana di bangku penonton. Di banggug kristin pun melihat prima dengan memakai baju bergambar buah