The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kimia Hijau untuk kelas X

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by SRI PAMILUYATI, 2023-07-11 22:40:27

KIMIA HIJAU

Kimia Hijau untuk kelas X

19 3 B 1 Persamaan reaksi pembakaran butana, C4H10 : 2C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O Perbandingan koefisien C4H10 : O2 : CO2 : H2O berturutturut adalah 2 : 13 : 8 : 10 4 B 1 Persamaan reaksi fotosintesis : 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 Koefisien CO2, H2O, C6H12O6, dan O2 berturut-turut adalah 6, 6, 1, 6 5 E 1 Persamaan reaksi : a. C + O2 → CO2 (Setara) b. 2H2O → 2H2 + O2 (Setara) c. H2 + Cl2 → 2HCl (Setara) d. 2S + 3O2 → 2SO3 (Setara) e. NO2 → N2 + O2 (Belum Setara) 6 A 1 Persamaan reaksi antara logam magnesium dengan asam sulfat : Mg (s) + H2SO4 (aq) → MgSO4 (aq) + H2 (g) Koefisien reaksi Mg, H2SO4, MgSO4, dan H2 berturutturut adalah 1, 1, 1, 1 7 D 1 Persamaan reaksi untuk setiap opsi : a. 2HCl (aq) + Na2CO3 (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g) b. 2NH4Cl (aq) + Na2CO3 (aq) → (NH4)2CO3 (aq) + 2NaCl (aq) c. 2NH4Cl (aq) + H2SO4 (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + 2HCl (aq) d. NH4Cl (aq) + AgNO3 (aq) → AgCl (s) + NH4NO3 (aq) e. HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l) Persamaan reaksi yang membentuk endapan terdapat pada option d. 8 C 1 Reaksi dimana senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau menjadi unsur-unsurnya adalah reaksi Penguraian. 9 A 1 Reaksi pertukaran adalah reaksi pertukaran kation dan anion antara senyawa yang bereaksi.


20 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 10 B 1 Persamaan reaksi antara larutan NaOH dengan larutan H2SO4 : NaOH (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (l) Reaksi di atas adalah termasuk reaksi Netralisasi. Skor Total = 10 Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


21 E. PENGANTARHUKUM DASARKIMIA DI SEKITAR KITA Indonesia kaya akan hamparan sawah yang terlihat hijau meneduhkan mata. Sawah ditanami padi sebagai salah satu upaya ketahanan pangan nasional dan dunia. Nah salah satu lahan yang dijadikan sawah itu ternyata merupakan daerah rawa pasang surut. Gambar 2. Tanah Rawa Disulap Menjadi Hamparan Padi (http://balittra.litbang.pertanian.go.id/images/berita2019/Geliat-Bangkit-Rawa-11-Okt-2019--Final_R1--1.jpeg ) Percayakah Kalian ? Salah satu media massa menyebutkan bahwa pada tahun 2018 Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya Kabupaten Barito Kuala, Kecamatan Jejangkit, Desa Jejangkit Muara, mengubah lahan rawa pasang surut menjadi lahan padi. Lahan rawa ini sudah 15 tahun dibiarkan terlantar. Semak belukar menutupi tanah yang becek, lembab, warna air kecoklatan, dan keasaman tanah mencapai pH 2 – 3. Langkah yang dilakukan agar lahan rawa menjadi produktif adalah menebas semak-semaknya, meratakan tanahnya dengan traktor, membuat tanggul, saluran dan pintu air lalu menetralkan keasaman tanah dengan kapur dolomit. Rumus kimia kapur dolomit yaitu MgCO3. CaCO3. Petani yang tadinya tidak berminat menanam padi akhirnya bersemangat untuk menjadikan lahan barunya menjadi produktif. Keunikan panen padi di lahan bekas rawa umumnya berlangsung pada musim kemarau sehingga menjadi ketahanan pangan justru di masa paceklik. Ketahanan pangan adalah salah satu agenda pembangunan berkelanjutan (sustainability development goals) PBB hingga tahun 2030 yaitu agenda nomor dua. Sumber : http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/2330-bangkitnya-lahan-rawa


22 Berdasarkan artikel tersebut mengapa tanah rawa yang sangat asam akhirnya bisa ditanami padi ? Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ? Berapa banyak kapur dolomit yang dapat ditambahkan ? Bagaimana cara menghitungnya ? Pertanyaan apa lagi yang ingin Kalian ajukan terkait artikel ini ? F. CIRI-CIRI, JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA A) CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia ? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur. Marilah kita lihat bagaimana cara menyatakan suatu reaksi dengan menggunakan lambang. Perhatikan reaksi merkuri oksida yang menghasilkan merkuri dan oksigen berikut. HgO → Hg + O2 Ahli kimia akan menerjemahkan lambang-lambang di atas sebagai berikut : “Molekul HgO yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg) ditambah satu atom oksigen (O), menghasilkan (→) satu molekul yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg) ditambah satu molekul yang terdiri dari dua atom oksigen (O2)”. Gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia dinamakan persamaan kimia. Zat yang bereaksi di sebelah kiri anak panah disebut pereaksi sedangkan zat di sebelah kanan anak panah disebut hasil reaksi. Jadi, HgO pada persamaan kimia di atas adalah pereaksi. Hg dan O2 adalah hasil reaksi. Hukum konservasi materi menyatakan bahwa dalam reaksi kimia biasa tidak ada materi yang hilang meskipun mungkin berubah. Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap sama dengan yang dihasilkan, betapa pun atom-atom itu berubah untuk membentuk pola molekul yang baru. Apabila suatu persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan persamaan itu setimbang. Bagaimana dengan persamaan HgO → Hg + O2 ? Untuk mengimbangkan persamaan, kita tambahkan angka 2 sebelum HgO dan angka 2 lagi sebelum Hg. 2HgO berarti dua molekul yang masing-masing terdiri dari satu atom merkuri dan satu atom oksigen. Persamaan itu sekarang menjadi : 2HgO → 2Hg + O2 Dengan kata lain, dua molekul merkuri oksida (HgO) yang masing-masing terdiri dari satu atom merkuri dan satu atom oksigen menghasilkan dua molekul merkuri yang masingmasing terdiri dari satu atom merkuri ditambah satu molekul oksigen, yang terdiri dari dua atom oksigen. Persamaan ini sekarang telah setimbang, di sebelah kiri ada dua atom merkuri dan dua atom oksigen, demikian juga di sebelah kanan. Perhatikan bahwa dalam hasil


23 reaksi ditulis 2 Hg, bukan Hg2. Hal ini karena molekul merkuri hanya terdiri dari satu atom merkuri. Kalau angka 2 kita tuliskan di bawah, berarti kita mengatakan bahwa molekul itu mengandung dua atom dan ini keliru. Ingat bahwa dalam menyeimbangkan persamaan kita tidak boleh mengganti molekul. Kita hanya boleh mengubah jumlah molekul. Sekarang marilah kita lihat persamaan reaksi pembakaran fosfor. P4 (s) + O2 (g) → P2O5 (g) Persamaan reaksi kimia pembakaran fosfor tersebut belumlah setara karena jumlah atomatom sejenis di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda panah tidak sama. Atom P di sebelah kiri tanda panah berjumlah empat, sedangkan di sebelah kanan berjumlah dua. Atom O di sebelah kiri tanda panah ada dua sedangkan di sebelah kanan ada lima. Tidak sama bukan? Bila akan menuliskan persamaan reaksi setara, pastikan jumlah atom-atom sebelum dan sesudah reaksi sama. Untuk itu kita dapat memberi koefisien reaksi yaitu angka yang terletak di depan setiap zat. Yang boleh kita ubah adalah koeisien reaksi, sedangkan rumus molekul tidak boleh berubah. Manakah koefisien reaksi? Perhatikan persamaan reaksi berikut. Setelah menambahkan koefisien reaksi, maka jumlah atom P baik di sebelah kiri maupun di sebelah kanan ada empat sedangkan jumlah atom O sebanyak sepuluh. Inilah yang disebut persamaan reaksi kimia setara yang sudah pernah dibahas pada Bab 3 terdahulu. Wujud/fase zat dapat disertakan dalam suatu persamaan reaksi. Terdapat 4 wujud zat yang ditulis sebagai subskrip (huruf miring) yaitu : Tabel 1. Penulisan wujud/fase zat dalam persamaan reaksi Wujud/Fase Subskrip Padat atau solid s Cair atau liquid l Gas atau gas g Larut dalam air atau aqueous aq B) CIRI-CIRI REAKSI KIMIA Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati. Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut :


24 1) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna Sebagai contoh kita dapat mengamati bahwa warna ungu pada larutan kalium permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat (H2C2O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium permanganat berubah menjadi senyawa mangan (II) sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna. 2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) → (warna ungu) K2SO4 (aq) + 2MnSO4 (aq) + 10CO2 (g) + 8H2O (l) (tidak berwarna) Demikian juga dengan tembaga (II) karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga (II) oksida (CuO) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan. CuCO3 (s) → CuO (s) + CO2 (g) Gambar 3. Pemanasan pada CuCO3 (https://s3.amazonaws.com/de-files-production/Explainers/Figures/583130924069/2.svg ) 2) Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan Ketika barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl (larutan) (larutan) (padatan) (larutan) Banyak zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain adalah larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).


25 AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3 (larutan) (larutan) (padatan) (larutan) Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat), terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Misal pemisahan ion timbal dari perak dan merkuri (I) dapat dicapai dengan mengendapkan ketiga ion itu mula-mula sebagai klorida, diteruskan dengan menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal (II) klorida (PbCl2) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan ditemukan dalam filtrat. 3) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu Kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu. Pada percobaan mereaksikan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH) terjadi kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia yang menghasilkan kenaikan suhu dinamakan reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin pada kendaraan bermotor. Pada percobaan kedua, saat kamu mereaksikan campuran barium hidroksida, Ba(OH)2 dan amonium klorida, NH4Cl, larutan tersebut akan menyerap panas di sekitarnya sehingga terjadi penurunan suhu. Reaksi kimia yang menyerap panas di sekitarnya dinamakan reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak makanan. 4) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas Pernahkah kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent) ke dalam segelas air ? Ketika kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi ke dalam segelas air, kamu akan melihat gelembung-gelembung gas muncul dari dalam larutan. Hal ini membuktikan bahwa dalam peristiwa reaksi kimia dapat menimbulkan gas. Selain contoh di atas, kamu juga dapat mengamati reaksi kimia yang menghasilkan gas pada saat kamu membuka kaleng minuman berkarbonasi. C) JENIS-JENIS REAKSI KIMIA Dalam laboratorium kimia, reaksi kimia dapat diamati dengan mudah, karena perubahan kimia selalu menghasilkan zat baru. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa endapan,


26 gas, perubahan warna dan juga terjadi perubahan suhu. Beberapa contoh reaksi kimia yang dapat dilihat dengan indera mata kita. Jenis-jenis reaksi kimia digolongkan berdasarkan dua cabang ilmu kimia yang berbeda yaitu kimia anorganik dan organik. Jenis reaksi kimia anorganik adalah semua kejadian dan proses kimia yang melibatkan senyawa anorganik dan unsur kimia. Jenis reaksi kimia anorganik dapat kita golongkan menjadi reaksi pembentukan, penguraian, pengendapan, pertukaran, netralisasi, pembakaran atau oksidasi, dan reduksi. 1) REAKSI KIMIA ANORGANIK 1.1 Reaksi Pembentukan Reaksi pembentukan merupakan penggabungan atom-atom dari beberapa unsur membentuk senyawa baru. Contoh untuk reaksi ini adalah : 2H2 + O2 → 2H2O N2 + 3H2 → 2NH3 2C + 3H2 → C2H6 Dari contoh diatas bahwa senyawa H2O (air), NH3 amonia dan C2H6, (etana) dibentuk dari unsur-unsur yaitu hidrogen dan oksigen untuk air, nitrogen dan hidrogen untuk ammonia, dan karbon dan hidrogen untuk gas etana. Gambar 4. Reaksi Pembentukan NH3 (https://useruploads.socratic.org/KsfLGQcvRKSvBf8WeJQv_limrgtpic.jpg ) 1.2 Reaksi Penguraian Reaksi penguraian merupakan reaksi kebalikan dari reaksi pembentukan. Pada reaksi penguraian, senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau menjadi unsur-unsurnya. Reaksi penguraian dapat kita cermati, reaksi penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya, seperti : 2NH3 → N2 + 3H2 C2H6 → 2C + 3H2


27 Sedangkan penguraian dari senyawa menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti : H2CO3 → H2O + CO2 CaCO3 → CaO + CO2 Umumnya reaksi penguraian tidak berlangsung secara spontan, namun memerlukan energi dari luar, misalnya listrik, panas atau dengan bantuan cahaya matahari. Air → Hidrogen + Oksigen Gambar 5. Reaksi Penguraian Air (https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f1/Electrolysis_of_Water.png ) 1.3 Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion. Dibawah ini disajikan beberapa reaksi pengendapan, sebagai tanda bahwa zat yang terjadi adalah endapan perhatikan tanda (s) solid, setelah indeks dari rumus kimianya. AgNO3 (aq) + HCl (aq) → AgCl (s) + HNO3 (aq) Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl. Pb(CH3COO)2 (aq) + H2S (g) → PbS (s) + 2CH3COOH (aq) Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan yang berwarna hitam dari PbS. Reaksi pembentukan endapan di dalam larutan didasarkan pada fakta bahwa salah satu produk biasanya tidak larut dalam air. Senyawa seperti natrium klorida dan kalsium klorida mudah larut di dalam air. Senyawa seperti kalsium karbonat dan barium karbonat memiliki kelarutan di dalam air sangat terbatas, sehingga dikatakan tidak larut. Misalnya reaksi berikut ini.


28 4 4 4 CaCl2 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Ca3(PO4)2 (s) + 6NaCl (aq) Natrium klorida larut dalam air sedangkan kalsium fosfat tidak larut dalam air (mengendap). Untuk memperoleh persamaan ion lengkap, pertama kita tuliskan persamaan ionnya dan ion spektator diabaikan. 3Ca2+ (aq) + 6Cl− (aq) + 6Na+ (aq) + 2PO3− (aq) → Ca3(PO4)2 (s) + 6Na+ (aq) + 6Cl− (aq) Persamaan ion lengkap adalah : 3Ca2+ (aq) + 2PO3− (aq) → Ca3(PO4)2 (s) Persamaan ini menyatakan reaksi penting yang terjadi, yaitu ion-ion Ca2+ dan PO3− dalam larutan bereaksi membentuk padatan kalsium fosfat. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (koloid) + NaNO3 (aq) Gambar 6. Reaksi Pengendapan AgCl (https://useruploads.socratic.org/olZ5CWFQQSt4C3DxQPtt_averillfwk-fig03_x031.jpg ) (https://cpanhd.sitehost.iu.edu/C101webnotes/chemical%20reactions/images/agcl.jpg ) 1.4 Reaksi Pertukaran Jenis reaksi ini adalah jenis pertukaran antara kation-kation ataupun pertukaran antar anion, dalam istilah lainnya disebut dengan ion exchange. Pada peristiwa reaksi pertukaran maka salah satu produk dapat berupa endapan atau bentuk gas sehingga zat terpisahkan. BaCl2 (aq) + Na2SO4 (s) → 2NaCl (s) + BaSO4 (s) (endapan putih)


29 Dalam reaksi ini atom Ba berpindah pasangan dengan atom Cl, membentuk endapan putih BaSO4. Contoh lain adalah resin penukar kation. divinilbenzena sulfonat mengikat ion Na+ dan melepaskan ion H+ Reaksi Umum Pertukaran Ion : A – B + C – D → A – D + C – B 1.5 Reaksi Netralisasi Reaksi netralisasi merupakan reaksi penetralan asam oleh basa dan menghasilkan air. Air merupakan produk dari reaksi antara ion H+ pembawa sifat asam dengan ion hidroksida (OH- ) pembawa sifat basa, reaksi : H + + OH− → H2O Reaksi : HCl + NaOH → NaCl + H2O Reaksi ion : H + Cl− + Na+ OH− → Na+ Cl− + H + OH− Reaksi netralisasi yang lain ditunjukan oleh reaksi antara asam sulfat H2SO4 dengan kalsium hidroksida Ca(OH)2, seperti dibawah ini : Reaksi : H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2H2O Reaksi asam dan basa yang menghasilkan garam, juga dianggap sebagai reaksi metatesis. Jika pereaksi merupakan senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran dikatakan sebagai kation dan anion dari senyawa.


30 Gambar 7. Reaksi Netralisasi (https://i1.wp.com/dewwool.com/wpcontent/uploads/2021/05/Acid_base_neutralization_reaction2 .jpg?resize=696%2C392&is-pending-load=1#038;ssl=1 ) 1.6 Reaksi Pembakaran Reaksi pembakaran dengan definisi yang paling sederhana adalah reaksi dari unsur maupun senyawa dengan oksigen. Reaksi pembakaran ini ditunjukkan pada persamaan reaksi pembakaran logam besi : 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 Dari persamaan tampak bahwa reaksi pembakaran ditunjukkan dengan adanya gas oksigen. Contoh lain dari reaksi ini adalah pembakaran dari salah satu campuran bahan bakar : C7H16 + 11 O2 → 7CO2 + 8H2O Reaksi diatas juga mengindikasikan adanya gas oksigen. Reaksi pembakaran sering juga disebut dengan reaksi oksidasi, dan akan kita bahas secara terpisah. Jika senyawa karbon dibakar sempurna dalam oksigen atau udara akan terbentuk karbondioksida dan uap air. Tetapi jika pembakaran kurang sempurna (kekurangan oksigen), akan terbentuk gas karbonmonoksida atau boleh jadi terbentuk karbon yang berwarna hitam (jelaga). Beberapa contoh reaksi pembakaran senyawa karbon sebagai berikut : CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g) 2CH3OH (l) + 3O2 (g) → 2CO2 (g) + 4H2O (g) 2C4H10 (g) + 13O2 (g) → 8CO2 (g) + 10H2O (g)


31 Gambar 8. Reaksi Pembakaran (https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Combustion_methane.svg/570pxCombustion_methane.svg.png ) Beberapa contoh reaksi pembakaran senyawa karbon sebagai berikut : CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g) 2CH3OH (l) + 3O2 (g) → 2CO2 (g) + 4H2O (g) 2C4H10 (g) + 13O2 (g) → 8CO2 (g) + 10H2O (g) 1.7 Reaksi Oksidasi dan Reduksi Gambar 9. Reaksi Oksidasi dan Reduksi (https://image.shutterstock.com/image-vector/oxidation-reduction-loss-gain-electrons-600w1263276619.jpg ) Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan “reaksi redoks”, hal ini dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi


32 merupakan perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan elektron, bersamaan itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom menerima atau menangkap elektron. Perhatikan contoh berikut yang menggambarkan peristiwa atau reaksi oksidasi. Fe → Fe2+ + 2 e Elektron dilambangkan dengan (e) yang dituliskan pada sebelah kanan tanda panah dari persamaan reaksi, jumlah elektron yang dilepaskan setara dengan jumlah muatan pada kedua belah persamaan. Dari reaksi diatas 2e, menyetarakan muatan Fe2+ . Untuk reaksi reduksi dicontohkan oleh persitiwa reaksi dibawah ini : Cl2 + 2e → 2Cl− Reaksi ini menunjukan adanya penarikan atau penangkapan elektron (e) molekul unsur Cl2 dan menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi anion Cl- . Untuk mempermudah pengertian, kita dapat sederhanakan makna Cl- , sebagai Cl kelebihan elektron karena menangkap elektron dari luar. Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan menjadi cirri khas bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diterima atau di tangkap pada peristiwa reduksi, perhatikan contoh : Reaksi Oksidasi : Fe → Fe2+ + 2e Reaksi Reduksi : Cl2 + 2e → 2ClReaksi Redoks : Fe + Cl2 → FeCl2 Total reaksi diatas mengindikasikan bahwa muatan dari besi dan klor sudah netral, demikian pula dengan jumlah elektron yang sama dan dapat kita coret pada persamaan reaksi redoksnya. Peristiwa reaksi redoks selalu melibatkan muatan, untuk hal tersebut sebelum kita lanjutkan dengan persamaan reaksi redoks, lebih dulu kita bahas tentang tingkat atau keadaan oksidasi suatu zat.


33 2) REAKSI KIMIA ORGANIK Reaksi kimia organik dapat diklasifikasikan menjadi : 2.1 Reaksi Samping (Adisi) a. Reaksi Adisi Bromin b. Reaksi Adisi Hidrogen Sianida Sebuah atom atau sekelompok atom ditambahkan ke molekul. Reaksi ini kebanyakan melibatkan senyawa tak jenuh (senyawa yang mengandung ikatan ganda atau ikatan rangkap tiga antara atom) seperti alkena, alkuna atau keton. Reaksi samping juga disebut reaksi jenuh karena atom karbon jenuh terpasang dengan jumlah maksimum kelompok. Hal ini dilakukan dengan memecah ikatan dua atau tiga di antara atom untuk mengakomodasi atom tambahan atau kelompok atom dalam molekul. Sebagai contoh, bromin menambah etilen untuk membentuk 1,2-dibromoetana. Demikian pula, hidrogen sianida menambah etanal untuk membentuk 2-hidroksipropannitril. 2.2 Reaksi Penghapusan (Eliminasi) a. Reaksi Dehidrasi b. Reaksi Dehidrohalogenasi


34 Reaksi eliminasi melibatkan penghapusan atom atau kelompok atom dari molekul. Ini adalah proses di mana senyawa jenuh akan dikonversi ke senyawa tak jenuh. Hal ini dilakukan biasanya melalui aksi asam, basa, logam atau panas. Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Mereka dikenal dengan atom atau kelompok atom yang meninggalkan molekul. Dehidrohalogenasi : – penghapusan hidrogen dan halogen Dehidrasi : – meninggalkan molekul air Dehidrogenasi : – penghapusan hidrogen Contoh pertama adalah dehidrasi dimana air dihilangkan dari sikloheksanol untuk membentuk sikloheksena dengan bantuan asam kuat, H2SO4. Reaksi lainnya adalah contoh dehidrohalogenasi bromoetana untuk membentuk etilen. 2.3 Reaksi Pergantian (Subtitusi) a. Reaksi Subtitusi Amino b. Reaksi Subtitusi Klorin Ini adalah kelas reaksi kimia di mana atom, ion atau kelompok atom/ion diganti dengan kelompok ion lain, atom atau kelompok fungsional. Misalnya, gugus amino (NH2) pengganti klorin dari asetil klorida untuk membentuk asetamida. Klorin pengganti hidrogen dalam metana untuk membentuk klorometana. 2.4 Isomerasi atau Reaksi Penataan Ulang a. Penataan Ulang Siklopropana


35 b. Siklopropana Isomerasi Ini adalah proses kimia dimana senyawa menata kembali menjadi bentuk isomernya. Isomer adalah senyawa dengan berat molekul dan komposisi yang sama tetapi berbeda dalam struktur dan konfigurasi mereka. Di sini, siklopropana ditata kembali menjadi propena. 2-butena adalah alkena dengan empat atom C yang ada sebagai dua isomer geometri masing- masing trans-2- butena dan cis-2-butena. Karena perbedaan ini, sifat kimia dan fisika berubah. Reaksi perisiklik juga merupakan jenis reaksi penataan ulang. 2.5 Reaksi Fotokimia Reaksi fotokimia dimulai ketika atom dan molekul dengan penyerapan energi, dalam bentuk cahaya, dan melepaskan energi dengan memecah ikatan kimia. 3O2 + sinar matahari → 2O3 6CO2 + 6H2O + Energi Cahaya → C6H12O6 + 6O2 Fotokimia terlibat dalam banyak proses hidup yang penting seperti fotosintesis, pembentukan vitamin D di kulit, konversi oksigen ke ozon di atmosfer. Reaksi yang disebutkan di atas berlangsung selama pembentukan ozon dari oksigen dan produksi glukosa dan oksigen dalam tanaman selama fotosintesis dengan adanya sinar matahari. Reaksi biokimia yang mengatur dan mengatur proses metabolisme kita juga merupakan jenis reaksi kimia. Ada yang panjang, reaksi perubahan kimia yang tidak pernah berakhir yang terjadi setiap detik. Mereka hadir di mana-mana dan oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis reaksi kimia. Hal ini menyenangkan untuk dipelajari dan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ilmu kimia. D) PENGANTAR AWAL KONSEP MOL 1) PENGERTIAN MOL Anda telah mengetahui bahwa partikel materi (atom, molekul atau ion) mempunyai ukuran yang sangat kecil. Oleh karena itu,sekecil apapun jumlah zat yang kita ambil akan mengandung sejumlah besar partikel. Misalnya dalam setetes air terdiri dari sekitar 1,67 x 1021 molekul (= 1,67 miliar triliun). Untuk mengatasi penggunaan bilangan yang sangat besar, maka ahli kimia memberlakukan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Mol merupakan satuan jumlah zat, sama seperti lusin dan gross, hanya saja mol menyatakan jumlah yang


36 L = 6,02 x 1023 x = n . 6,02 x 1023 jauh lebih besar. 1 mol = 6,02 x 1023 (= 602 miliar triliun) Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan Avogadro (untuk menghormati Amadeo Avogadro, seorang ilmuwan Italia) dan dinyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J. Loschmidt, orang pertama yang menghitung jumlah molekul suatu zat). 2) HUBUNGAN MOL DENGAN JUMLAH PARTIKEL Seperti halnya 1 lusin untuk setiap barang yang jumlahnya adalah 12, atau gross yang jumlah satuannya adalah 144, begitu juga dengan mol, apapun zatnya, jumlah partikelnya adalah 6,02 x 1023 . (1) Satu mol air (H2O) mengandung 6,02 x 1023 molekul air (2) Satu mol besi (Fe) mengandung 6,02 x 1023 atom besi (3) Satu mol oksigen (O2) mengandung 6,02 x 1023 molekul oksigen Hubungan jumlah zat (n) dengan jumlah partikel (x) dapat dirumuskan sebagai berikut. Contoh Menghitung Jumlah Partikel Tentukan jumlah partikel (atom atau molekul) yang terdapat dalam : a. 1 mol Ca b. 2 mol NH3 Jawaban a. Jumlah atom dalam 1 mol kalsium : = . 6,02 x 1023 atom b. Jumlah molekul dalam 1 mol NH3 : = . 6,02 x 1023 molekul = 1 mol . mol = 1 mol . mol = 6,02 x 1023 atom = 6,02 x 1023 molekul Contoh Menghitung Jumlah Partikel Nyatakan dalam mol dari : a. 3,01 x 1022 atom besi b. 1,204 x 1023 molekul air Kata mol berasal dari Bahasa latin moles yang artinya sejumlah massa. Istilah molekul merupakan bentuk lain dari kata moles yang artinya sejumlah kecil massa.


37 Jawaban a. Jumlah mol dari 3,01 x 1022 atom besi : = . = 3,01 x 1022 atom b. Jumlah mol dari 1,204 x 1023 molekul air : = . = 1,024 x 1023 molekul = 6,02 x 1023 atom mol = 6,02 x 1023 molekul mol = 0,05 mol = 0,17 mol Contoh Menghitung Jumlah Partikel Tentukan jumlah atom hidrogen yang terdapat dalam 0,2 mol air (H2O). Jawaban Tiap molekul air terdiri dari 2 atom hidrogen. Oleh karena itu, dalam 0,2 mol air terdapat : 2 . 0,2 mol = 0,4 mol atom hidrogen Jumlah atom hidrogen = 0,4 mol . 6,02 x 1023 atom mol Jumlah atom hidrogen = 2,408 x 1023 atom


38 G. GLOSARIUM Atom : Satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral. Bilangan Oksidasi : Banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom dalam ikatan kimia. Endapan : Zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Ion : Atom atau molekul yang bermuatan lsitrik. Koloid : Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Molekul : Kelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Oksidator : Zat yang berperan sebagai pengoksidasi atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Persamaan Kimia : Penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien dan wujud masingmasing. Reaksi Endoterm : Reaksi yang berlangsung dengan menyerap/membutuhkan kalor dari lingkungan ke sistem. Reaksi Eksoterm : Reaksi yang berlangsung dengan melepaskan/menghasilakan kalor dari sistem ke lingkungan. Reduktor : Zat yang berperan sebagai pereduksi atau zat yang menyebabkan zat lain mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sentrifugasi : Proses yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi campuran dengan menggunakan mesin sentrifuga atau pemusing. H. DAFTAR PUSTAKA Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hartono, Hadi. (2018). Reaksi Kimia. [Online]. Diakses : https://docplayer.info/30765574-1-ciriciri-reaksi-kimia.html [18 September 2021] Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga Putri, Profillia. Rahadi, B. Amin. (2016). Guru Pembelajar : Modul Paket Keahlian Kimia Kesehatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


39 EMPAT HUKUM DASAR KIMIA 1. INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL Nama Guru : Sri Pamiluyati, S.Pd. Jenjang Sekolah : SMA Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sokaraja Tahun Ajaran : 2022/2023 Kelas : 10 Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit Pertemuan ke : 7, 8, 9, dan 10 B. KOMPETENSI AWAL Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik telah : memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsep hubungan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah partikel (bilangan Avogadro). C. PPP Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis. D. SARANA PRASARANA ➢ HP / Komputer / Laptop ➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar E. TARGET PESERTA DIDIK Peserta didik yang menjadi target yaitu : ➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. ➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya. ➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin. F. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk moda Pembelajaran Jarak Jauh (blended learning).


40 2. KOMPONEN INTI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu menghitung konsep empat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac) melalui beberapa tabel data pengamatan. B. PEMAHAMAN BERMAKNA Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat mengetahui dan menghitung keempat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac). C. PERTANYAAN PEMANTIK Bagaimana cara menerapkan konsep hukum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari ? D. KEGIATAN PEMBEJARAN PERTEMUAN KE-7 Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar. KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit) Daring via e-Learning 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning 2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran ? pada pertemuan ini kita akan membahas hal apa saja yang berperan dalam reaksi atau proses pembakaran. 5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar. KEGIATAN INTI (70 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 2 MENIT Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar reaksi pembakaran yang terdapat pada LKPD. (Mengamati) Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran 3 MENIT Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) : 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran. 2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ? Membimbing penyelidikan 15 MENIT (Mengumpulkan Informasi) :


41 mandiri dan kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran. 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh. 4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 40 MENIT Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara (Menalar) : 1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD. 2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja. 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi pembakaran (Terlampir pada LKPD). 4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 MENIT (Mengkomunikasikan) 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan dievaluasi kembali. 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan akhir. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston, Hukum Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom. 3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup


42 PERTEMUAN KE-8 Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom maupun nomor massa suatu atom. KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit) Daring via e-Learning 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning 2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran pada pertemuan sebelumnya ? pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai kegagalan Teori Flogiston dalam menjelaskan reaksi pembakaran dan lahirnya hukum kekekalan massa. 5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar. KEGIATAN INTI (70 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 2 MENIT Peserta didik memusatkan perhatian pada intisari mengenai reaksi pembakaran menurut teori Flogiston yang terdapat pada buku cetak halaman 86 - 87. (Mengamati) Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran 3 MENIT Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) : 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ? 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ? 3. Apa yang dimaksud dengan calx ? 4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ? Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok 15 MENIT (Mengumpulkan Informasi) : 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier. 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang telah diperoleh.


43 4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 40 MENIT Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara (Menalar) : 1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD. 2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja. 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum kekekalan massa (Terlampir pada LKPD). 4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 MENIT (Mengkomunikasikan) 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan dievaluasi kembali. 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan akhir. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar) ; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap. 3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup PERTEMUAN KE-9 Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar ) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa molar (mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.


44 KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit) Daring via e-Learning 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning 2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai teori atom ? pada pertemuan ini kita akan membahas cara menentukan massa suatu atom dan molekul serta mengenal hukum perbandingan tetap. 5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar. KEGIATAN INTI (70 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 2 MENIT Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel massa molar () beberapa atom dan molekul yang terdapat pada LKPD. (Mengamati) Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran 3 MENIT Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) : 1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ? 2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar () suatu atom atau molekul ? Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok 15 MENIT (Mengumpulkan Informasi) : 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr). 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai massa atom relatif (Ar ), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang telah diperoleh. 4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru terkait dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 40 MENIT Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara (Menalar) :


45 Daring via e-Learning 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning 2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian hukum perbandingan tetap ? pada pertemuan ini kita akan membahas hukum perbandingan berganda yang merupakan pengembangan dari KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit) 1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD. 2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja. 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD). 4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 MENIT (Mengkomunikasikan) 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan dievaluasi kembali. 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan akhir. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum Perbandingan Volume. 3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup PERTEMUAN KE-10 Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan volume.


46 hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan volume dan hipotesis Avogadro. 5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar. KEGIATAN INTI (70 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 2 MENIT Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum Perbandingan Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati) Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran 3 MENIT Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) : 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa 2 ? 2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air pada persamaan reaksi diatas ? Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok 15 MENIT (Mengumpulkan Informasi) : 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro. 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang telah diperoleh. 4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 40 MENIT Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara (Menalar) : 1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD. 2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja.


47 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro (Terlampir pada LKPD). 4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 MENIT (Mengkomunikasikan) 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan dievaluasi kembali. 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan akhir. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari. 3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup E. ASESMEN Bentuk asesmen : Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda) F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran. Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.


48 Literasi SIKAP • Mandiri • Kreatif • Kerja sama • Bernalar Kritis HOTS • Analisis • Evaluasi PERTANYAAN 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran. 2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ? 3. LAMPIRAN A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1) PERTEMUAN KE-7 Aktivitas 4.2 A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH Amatilah gambar berikut. Gambar 1. Reaksi Pembakaran pada Kayu (https://pixabay.com/photos/fire-flame-burn-warmth-hot-6605983/?download ) B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Berdasarkan gambar diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.


49 JAWABAN PERTANYAAN 1. 2. REAKSI PEMBAKARAN LOGAM Tujuan Percobaan Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam Alat dan Bahan 1) Timbangan 2) Lilin dan korek api 3) Mangkok untuk menampung hasil pembakaran 4) Penjepit kayu 5) Pita magnesium sepanjang 6 cm – 8 cm Cara Kerja 1) Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung, dan sarung tangan. 2) Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya. 3) Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah hasilnya. 4) Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu. 5) Bakarlah di atas nyala lilin. 6) Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan sampai ada yang tercecer). C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini. D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


50 Jawablah beberapa pertanyaan berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ? 2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium. 3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam magnesium ? Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Reaksi Pembakaran Logam Massa pita Mg = a* Massa mangkuk = x* Massa mangkuk + abu hasil pembakaran = y* Massa abu hasil pembakaran = y - x* Massa pita Mg sebelum dibakar = a* Dari manakah pertambahan massa setelah pembakaran Tanda * : Satuan massa dalam gram, g E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda. F) SOAL LATIHAN 7) Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah hasilnya. 8) Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya. 9) Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian. 10) Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.


51 PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ? 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ? 3. Apa yang dimaksud dengan calx ? 4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ? JAWABAN PERTANYAAN 1. 2) PERTEMUAN KE-8 A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87). B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Berdasarkan intisari mengenai Teori Flogiston, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini. C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini. JAWABAN PERTANYAAN 1. 2. 3.


52 JAWABAN PERTANYAAN 1) 2) _ D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Kekekalan Massa, Nomor Atom dan Nomor Massa yang terdapat pada buku cetak (hal. 88 – 90) dan bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut. 1) Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar. Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ? 2) Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ? 3) Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi tabel berikut. Unsur Lambang unsur Jumlah proton, p Jumlah elektron, e Jumlah neutron, n Nomor massa A = p + n Notasi Argon Ar 18 …. …. 40 …. Kalsium Ca …. 20 20 …. …. Radium Ra …. …. 138 …. ….Ra 88 Aluminium Al …. …. …. …. 27 13Al JAWABAN PERTANYAAN 2. 3. 4.


53 PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ? 2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar () suatu atom atau molekul ? JAWABAN PERTANYAAN 1. 4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda. 3) PERTEMUAN KE-9 A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH Amati tabel data berikut. Unsur / Molekul Massa Molar, (g mol-1 ) Jumlah zat () Ca 40 1 mol Mg 24 0,5 mol Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol H2SO4 98 2 mol B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini. C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.


54 D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah materi Massa Atom Relatif (Ar), massa molekul realtif (Mr), massa molar (), dan teori Hukum Perbandingan Tetap yang terdapat pada buku cetak (hal. 90 – 93) dan bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut. 1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2 a. Berapakah massa molar () urea ? b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ? ( C = 12 g mol ; O = 16 g mol ; N = 14 g mol ; H = 1 g ) mol 2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang bereaksi ? JAWABAN PERTANYAAN 1. a. b. 2. JAWABAN PERTANYAAN 2.


55 E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda. 4) PERTEMUAN KE-10 A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH Amati tabel data berikut. Senyawa Nama Senyawa Massa N (g) Massa O (g) m N : m O 1 Gas Tertawa 2,62 1,50 2,62 : 1,50 2 Senyawa Polutan 0,655 1,50 0,655 : 1,50 m N dalam senyawa 1 : m N dalam senyawa 2 m O dalam senyawa 1 : m O dalam senyawa 2 2,62 : 0,655 1,50 : 1,50 4 : 1 1 : 1 C3H8 (g) + 5 O2 (g) ⟶ 3 CO2 (g) + 4 H2O (l) 2 L ? ? ? B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.


56 JAWABAN PERTANYAAN 1. 2. C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini. D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum Perbandingan Volume yang terdapat pada buku cetak (hal. 93 – 96). Bacalah juga hipotesis Avogadro yang terdapat pada bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut. 1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO, N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ? 2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang diberikan. a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ? b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ? JAWABAN PERTANYAAN 1. SENYAWA PERBANDINGAN MASSA N : O = N : O = N : O = PERTANYAAN 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa 2 ? 2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?


57 N : O = N : O = 2. a. b. E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.


58 B. PENILAIAN RANAH SIKAP 1) LEMBAR OBSERVASI No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument 1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi 4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi No. Nama Peserta Didik Aspek Sikap yang dinilai Jumlah Skor Skor Sikap Kode Kreatif Nilai Kerja sama Mandiri Bernalar Kritis 1 Richardus Ngabut 2 3 RUBRIK PENILAIAN SIKAP ASPEK INDIKATOR NILAI Kreatif Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25 Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25 Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25 Peserta didik tidak mudah putus asa 25 TOTAL 100 Kerja sama Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25 Peserta didik bersedia melaksanakan tugassesuai kesepakatan 25 Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan 25 Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25 TOTAL 100 Mandiri Peserta didik mampu memecahkan masalah 25 Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25 Peserta didik mampu mengambil keputusan 25 Peserta didik bertanggung jawab 25 Bernalar Kritis Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25 Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah 25 Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat 25 Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas (kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh. 25 TOTAL 100 SKOR TOTAL 400


59 CATATAN : Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Selama diskusi, saya ikut serta 100 mengusulkan ide / gagasan. 2 Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB untuk berbicara. 3 Saya ikut serta dalam membuat 50 kesimpulan hasil diskusi kelompok. CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Nama teman yang diamati : Pengamat : =


60 No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Mau menerima pendapat teman. 100 350 87,5 SB 2 Memberikan solusi terhadap permasalahan. 100 3 Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. 50 4 Marah saat diberi kritik. 100 CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) = 350 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA ASPEK INDIKATOR NILAI Kesesuaian respon dengan pertanyaan Penggunaan tata bahasa baik dan benar Jawaban yang relevan dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari Aktifitas diskusi Keterlibatan anggota kelompok Aktif bertanya dan menanggapi Mencatat hasil diskusi dengan sistematis Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi Kemampuan Presentasi Dipresentasikan dengan percaya diri Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik Manajemen waktu presentasi dengan baik Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi Kerjasama dalam kelompok Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan Terlibat aktif dalam bekerja kelompok


61 SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500 KRITERIA PENILAIAN (SKOR) 100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN A) ASESMEN DIAGNOSTIK 1. ASESMEN NON-KOGNITIF 1) Apa kabar semuanya pada hari ini? 2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ? 3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ? 2. ASESMEN KOGNITIF Jenis Soal : Essay 1) Tuliskan persamaan reaksi setara : a) Pembakaran gas etena (C2H6) b) Pembentukan gas amoniak (NH3) 2) Hitunglah jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 PEMBAHASAN DAN SKOR 1) a) C2H4 (g) + 3 O2 (g) ⟶ 2 CO2(g) + 2 H2O (l) (Skor 4) b) N2 (g) + 3 H2 (g) ⟶ 2 NH3 (g) (Skor 4) 2) NH3 = NH3 12,04 x 1023 molekul NH3 = 6,02 x 1023 molekul mol NH3 = 2 mol Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu sebanyak 2 mol. (Skor 4) Skor Total = 12 =


62 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali = 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang B) ASESMEN FORMATIF 1) PERTEMUAN KE-7 Jenis Soal : Essay 1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ? 2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium. 3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam magnesium ? PEMBAHASAN DAN SKOR 1. Reaksi pembakaran adalah kombinasi secara kimiawi dari unsur oksigen dengan unsur lainnya (reaksi oksidasi) yang berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan tekanan tertentu. (Skor 3) 2. Persamaan Reaksi Pembakaran Logam Magnesium : 2 Mg (g) + O2 (g) ⟶ 2 MgO (s) (Skor 2) 3. Jumlah Atom Mg dalam 0,1 mol Mg : Mg = Mg . Mg = 0,1 mol . 6,02 x 1023 atom mol Mg = 6,02 x 1022 atom Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom. (Skor 4) Skor Total = 9 Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


63 2) PERTEMUAN KE-8 Jenis Soal : Essay 1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar. Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ? 2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ? 3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi tabel berikut. Unsur Lambang unsur Jumlah proton, p Jumlah elektron, e Jumlah neutron, n Nomor massa A = p + n Notasi Argon Ar 18 …. …. 40 …. Kalsium Ca …. 20 20 …. …. Radium Ra …. …. 138 …. ….Ra 88 Aluminium Al …. …. …. …. 27 13Al PEMBAHASAN DAN SKOR 1. Hukum kekekalan massa tidak berlaku pada pembakaran kertas karena 2 hal berikut : a. Massa abu hasil pembakaran kertas memiliki massa yang lebih kecil dibanding massa kertas mula-mula oleh karena gas karbon monoksida dan uap air yang dihasilkan bereaksi dengan udara sekitar. (Skor 2) b. Reaksi pembakaran terjadi pada sistem terbuka. (Skor 2) 2. Reaksi pembakaran besi : 2 Fe (s) + 3 O (g) ⟶ Fe O (s) (Skor 2) 2 2 2 3 Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul relatif besi (III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4) 3. Tabel yang telah dilengkapi : Unsur Lambang unsur Jumlah proton, p Jumlah elektron, e Jumlah neutron, n Nomor massa A = p + n Notasi Skor Argon Ar 18 18 40 – 18 = 22 40 3 Kalsium Ca 20 20 20 20 + 20 = 40 3 Radium Ra 88 88 138 88 + 138 = 226 88Ra 3 Aluminium Al 13 13 27 – 13 = 14 27 27Al 13 4


64 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 Skor Total = 23 Rumus Penilaian : 3) PERTEMUAN KE-9 Jenis Soal : Essay 1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2 a. Berapakah massa molar () urea ? b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ? ( C = 12 g mol ; O = 16 g mol ; N = 14 g mol ; H = 1 g ) mol 2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang bereaksi ? PEMBAHASAN DAN SKOR 1. a. CO(NH2)2 = {(1 . C) + (1 . O) + (2 . N) + (4 . H)} g CO(NH2)2 = {(1 . 12) + (1 . 16) + (2 . 14) + (4 . 1)} mol 60 g CO(NH2)2 = mol Jadi, massa molar urea sebesar 60 g mol-1 . (Skor 4) b. urea urea = massa urea mm urea 1000 g (30 kg . 1 kg ) 60 g mol (Skor 1) (Skor 2) urea = 500 mol (Skor 1) Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol. 2. C + O2 → CO2 (Skor 1) 3 ? 8 ? 11 55 g (Skor 1) (Skor 1) KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : = 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


65 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 Menentukan Massa Karbon massa C = 3 3+8 . massa CO2 (Skor 1) massa C = 3 11 . 55 g (Skor 1) massa C = 15 g (Skor 1) Menentukan Massa Oksigen massa O = 8 3+8 . massa CO2 (Skor 1) massa O = 8 11 . 55 g (Skor 1) massa O = 40 g (Skor 1) Skor Total = 17 Rumus Penilaian : 4) PERTEMUAN KE-10 Jenis Soal : Essay 1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO, N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ? 2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang diberikan. a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ? b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ? PEMBAHASAN DAN SKOR 1. KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : SENYAWA PERBANDINGAN MASSA N : O = 28 : 16 = 7 : 4 (Skor 1) N : O = 14 : 16 = 7 : 8 (Skor 1) N : O = 28 : 48 = 7 : 12 (Skor 1) N : O = 14 : 32 = 7 : 16 (Skor 1) N : O = 28 : 80 = 7 : 20 (Skor 1) 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


66 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 2. a. Jumlah molekul H2O = Volume H2O Volume H2 . Jumlah molekul H2 Jumlah molekul H2 8 L O = 2 L . 2,5 x 1022 molekul Jumlah molekul H2O = 4 . 2,5 x 1022 molekul = (Skor 4) b. Volume NH3 = Jumlah molekul NH3 Jumlah molekul H2 . Volume H2 7,5 x 1023 molekul Volume NH3 = 2,5 x 1022 molekul . 2 L = (Skor 4) Skor Total = 13 Rumus Penilaian : C) ASESMEN SUMATIF Jenis Soal : Essay 1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton. Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2 a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ? b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ? c. Apakah peristiwa tersebut sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa ? ( CaCO = 100 g ; CaO = 56 g ; CO = 44 g ) 3 mol mol 2 mol 2. Diketahui massa molar ( ) N = 14 g mol dan O = 16 g mol a. Berapa jumlah zat (n) yang terdapat dalam 8 gram oskigen ? b. Berapa molekul terdapat dalam 8 gram oksigen ? KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


67 3. a. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8. berapa massa karbon dioksida jika 8 gram karbon direaksikan dengan 16 gram oksigen ? b. Zat apa yang tersisa dan berapa massanya ? 4. Fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Tunjukkanlah bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton. 5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk 2 liter gas X, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukanlah rumus molekul gas X tersebut. JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. a. Menentukan Jumlah Batu Gamping () CaCO3 = CaCO3 CaCO3 10 ton . 1000 kg . 1000g (Skor 1) (Skor 2) CaCO3 = 1 ton 100 g mol 1 kg (Skor 1) CaCO3 = 1 x 105 mol Menentukan Jumlah gas Persamaan reaksi : CaCO3 () ⟶ CaO () + CO2 () 1 CO2 = 1 . CaCO3 CO2 = 1 x 105 mol Menentukan Massa gas yang dihasilkan CO2 = CO2 . CO2 (Skor 1) (Skor 2) (Skor 2) CO2 CO2 = 1 x 105 mol . 44 g mol = 44 x 105 g . 1 kg 1000 g 1 ton . 1000 kg (Skor 2) CO2 = 4,4 ton Jadi, massa gas CO2 yang dihasilkan sebanyak 4,4 ton b. Reaksi pembakaran hanya dapat terjadi karena adanya kalor dan adanya oksigen. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Reaksi pembakaran tidak dapat terjadi jika hanya terdapat kalor saja tanpa adanya oksigen. (Skor 1) (Skor 5)


68 (2 . ) Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor. c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan massa kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan. CaCO3 = 1 x 105 mol Persamaan reaksi : CaCO3 () ⟶ CaO () + CO2 () Menentukan Jumlah CaO yang dihasilkan 1 CaO = . CaCO3 1 CaO = 1 x 105 mol Menentukan Massa CaO yang dihasilkan CaO = CaO . CaO CaO = 1 x 105 mol . 56 g mol (Skor 1) (Skor 1) (Skor 1) (Skor 2) (Skor 2) CaO = 56 x 105 g . 1 kg 1000 g 1 ton . 1000 kg (Skor 2) (Skor 1) CaO = 5,6 ton CaCO3 () ⟶ CaO () + CO2 () 10 ton 5,6 ton 4,4 ton Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa CaCO3. Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2 = (5,6 + 4,4) ton = 10 ton Massa zat sebelum bereaksi SAMA DENGAN massa zat sesudah bereaksi, sehingga reaksi pembakaran batu gamping SESUAI dengan Hukum Kekekalan Massa. (Skor 2) (Skor 1) (Skor 3) (Skor 1) 2. a. O2 O2 = O2 O2 = O2 2 . O 8 (Skor 1) (Skor 1) O2 = 16 (Skor 1)


Click to View FlipBook Version