The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kimia Hijau untuk kelas X

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by SRI PAMILUYATI, 2023-07-11 22:40:27

KIMIA HIJAU

Kimia Hijau untuk kelas X

91 B. PENILAIAN RANAH SIKAP 1) LEMBAR OBSERVASI No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument 1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi No. Nama Peserta Didik Aspek Sikap yang dinilai Jumlah Skor Skor Sikap Kode Kreatif Nilai Kerja sama Mandiri 1 Richardus Ngabut 2 3 RUBRIK PENILAIAN SIKAP ASPEK INDIKATOR NILAI Kreatif Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25 Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25 Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25 Peserta didik tidak mudah putus asa 25 TOTAL 100 Kerja sama Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25 Peserta didik bersedia melaksanakan tugassesuai kesepakatan 25 Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan 25 Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25 TOTAL 100 Mandiri Peserta didik mampu memecahkan masalah 25 Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25 Peserta didik mampu mengambil keputusan 25 Peserta didik bertanggung jawab 25 TOTAL 100 SKOR TOTAL 300 CATATAN : Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) =


92 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Selama diskusi, saya ikut serta 100 mengusulkan ide / gagasan. 2 Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB untuk berbicara. 3 Saya ikut serta dalam membuat 50 kesimpulan hasil diskusi kelompok. CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Nama teman yang diamati : Pengamat : No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Mau menerima pendapat teman. 100 350 87,5 SB 2 Memberikan solusi terhadap permasalahan. 100 3 Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. 50 4 Marah saat diberi kritik. 100


93 CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) = 350 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) C.PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500 KRITERIA PENILAIAN (SKOR) 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) = ASPEK INDIKATOR NILAI Kesesuaian respon dengan pertanyaan Penggunaan tata bahasa baik dan benar Jawaban yang relevan dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari Aktifitas diskusi Keterlibatan anggota kelompok Aktif bertanya dan menanggapi Mencatat hasil diskusi dengan sistematis Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi Kemampuan Presentasi Dipresentasikan dengan percaya diri Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik Manajemen waktu presentasi dengan baik Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi Kerjasama dalam kelompok Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan Terlibat aktif dalam bekerja kelompok


94 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Sangat Baik 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang Nilai = Point yang diperoleh Point total x 100 RUBRIK PENILAIAN PROYEK No. Aspek Skor Terpenuhi Skala Point 1 Point (K) 2 (C) 3 (B) 4 (SB) 1 Perencanaan Mengumpulkan sumber informasi Rancangan jadwal proses pelaksanaan proyek Pemilihan media komunikasi (kampanye) 2 Proses Pelaksanaan Proyek Menganalisis sumber informasi untuk menjawab tiga buah pertanyaan Analisis sumber informasi untuk mengemukakan ide lainnya terkait sumber energi terbarukan Kejasama kelompok 3 Hasil Produk Media Komunikasi (Kampanye) Daya Tarik media (mempunyai nilai seni) Kebenaran isi media sesuai konten Kemudahan memahami media 4 Presentasi Penggunaan Bahasa yang baik dan benar Penyampaian mudah dipahami Daya Tarik media yang digunakan Kekompakkan POINT TOTAL 52 Rumus Penilaian : D.PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN A) ASESMEN DIAGNOSTIK 1. ASESMEN NON-KOGNITIF 1) Apa kabar semuanya pada hari ini? 2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ? 3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?


95 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 2. ASESMEN KOGNITIF Jenis Soal : Essay 1) Tuliskan reaksi pembentukan alkohol melalui proses fermentasi. Jawaban C6H12O6 (s) → 2 C2H5OH (l) + 2 CO2 (g) + energi (2 ATP) (Skor 2) 2) Tuliskan reaksi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Jawaban 6 CO2 (g) + 6 H2O (l) uv → C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) (Skor 2) 3) Jelaskan 1 contoh reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau. Jawaban Reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau yaitu reaksi pembakaran. C3H8 (g) + 5 O2 (g) → 3 CO2 (g) + 4 H2O (l) Gas CO2 yang dihasilkan dari reaksi pembakaran akan naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi, sehingga panas dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya bumi menjadi sangat panas yang dikenal sebagai global warming. Gas CO2 bereaksi dengan air di udara akan menyebabkan hujan asam yang dapat merusak permukaan benda dan menyebabkan kematian biota air. CO2 (g) + H2O (l) → H2CO3 (aq) As. Karbonat (Skor 5) Skor Total = 9 Rumus Penilaian : B) ASESMEN FORMATIF Jenis Soal : Essay 1. Bagaimana biosolar B30 dibuat ? Jawaban Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


96 (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut : Gambar 2. Skema Proses Produksi Biodiesel (https://ebtke.esdm.go.id/images/b137390f28aa52ce34db7962d7ffd097_p.png ) Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan dengan konversi enzimatis. (Sumber : https://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/19/2434/faq.program.mandatori.biodiesel.30.b30 ) (Skor 5) 2. Bagaimana perbandingannya dengan sumber energi nonbio ? Jawaban Bahan bakar minyak atau minyak bumi seperti solar, bensin, dan avtur adalah salah satu sumber daya vital bagi umat manusia. Akan tetapi, minyak bumi sayangnya bukanlah sebuah sumber daya yang dapat diperbarui. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari bahan bakar alternatif seperti biosolar. Perbedaan solar dan biosolar terletak pada bahan pembuatannya, di mana solar berasal dari fosil sedangkan biosolar berasal dari tanaman. Perbedaan lainnya yaitu terletak pada kandungan energi, kadar sulfur, dan kekuatan proses oksidasi. (Sumber : https://www.gardaoto.com/blog/apa-itu-biosolar-apa-perbedaan-solar-dan-biosolar ) (Skor 5) 3. Apakah biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau? Jawaban Biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau yaitu pada prinsip kimia hijau ke – 7 : Menggunakan bahan baku terbarukan. (Skor 2)


97 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 Skor Total = 12 Rumus Penilaian : C) ASESMEN SUMATIF Jenis Soal : Essay 1. Gambar 3. Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia dari Tahun ke Tahun Analisis grafik pada Gambar 3 di atas, lalu jawablah pertanyaan berikut : a. Prinsip kimia hijau yang manakah yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan gas rumah kaca di Indonesia dari tahun ke tahun ? Jawaban Prinsip kimia hijau yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan gas rumah kaca di Indonesia dari tahun ke tahun adalah prinsip nomer 1 (mencegah limbah). (Skor 2) b. Sarankan upaya apa saja yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada Gambar tersebut. Jawaban Upaya yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada gambar tersebut adalah : a. Kebakaran gambut serta penggunaan hutan dan lahan lain b. Menghindari metode pembakaran untuk keperluan replanting (peremajaan lahan)


98 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 c. Pertanian : menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan d. Limbah : 1) Mengolah limbah organik menjadi pupuk organik dan biogas 2) Mengolah limbah plastik menjadi biofuel dan bahan beton atau pengeras jalan e. Industri : menggunakan syn-gas (gasifikasi batubara) sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca. f. Energi : menggunakan sumber energi alternatif nonfosil. (Skor 7) 2. Nyatakan Benar atau Salah Pernyataan - pernyataan berikut beserta alasan kenapa Kalian menjawab demikian. a. Tidak semua reaksi kimia menghasilkan zat-zat yang berbahaya. Contohnya adalah penggunaan soda kue dalam proses memanggang adonan roti. Gas karbondioksida yang dihasilkan akan membuat roti menjadi empuk dan enak disantap. Jawaban Pernyataan diatas BENAR karena banyak reaksi kimia di sekitar kita yang mampu menjaga kelestarian lingkungan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan seperti membuat kue. (Skor 2) b. Reaksi kimia pembakaran tak sempurna misalnya membakar sampah di udara terbuka tidak akan mencemari lingkungan karena menghasilkan gas karbon monoksida yang aman bagi makhluk hidup. Jawaban Pernyataan diatas SALAH karena gas karbon monoksida bersifat racun yang dapat membahayakan makhluk hidup. (Skor 2) c. Biosolar B-30 adalah salah satu upaya pemerintah untuk menerapkan prinsip kimia hijau yaitu menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Jawaban Pernyataan diatas BENAR karena Biosolar B-30 merupakan salah satu upaya dalam mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan prinsip kimia hijau ke-7 yakni Penggunaan Sumber Energi yang dapat diperbarui. (Skor 2) Skor Total = 15 Rumus Penilaian :


99 Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai. D) SOAL PENGAYAAN Jenis Soal : Essay Gambar 4. Penerapan Prinsip Kimia Hijau pada Ekosistem Laut Pelajari infograis pada Gambar 4 yang memuat hal - hal terkait konservasi laut dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan 2030. Lakukan analisis infografis pada gambar 4. Lalu jawablah pertanyaan di bawah ini. 1. Hal - hal manakah yang paling berkaitan dengan prinsip - prinsip kimia hijau ? Jawaban Hal-hal yang paling berkaitan dengan prinsip kimia hijau adalah saat laut menjadi asam karena dapat mengancam ekosistem laut. Keasaman laut disebabkan oleh pencemaran laut, misalnya adanya hujan asam atau tumpahnya bahan bakar minyak bumi dari area pengeboran lepas pantai. Hal lainnya adalah saat area keragaman laut hayati tidak


100 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 terlindungi karena ancaman limbah plastik yang hanyut ke laut. Demikian juga aktivitas manusia di lautan yang melanggar hukum misalnya saat eksploitasi ikan, udang, cumicumi menggunakan bahan kimia. (Skor 5) 2. Apa akibatnya bila hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau tersebut dibiarkan terus terjadi ? Jawaban Jika dibiarkan terus-menerus, maka ekosistem laut akan terancam termasuk punahnya keragaman laut hayati secara global. (Skor 2) 3. Jelaskan akibat terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial. Jawaban Akibatnya terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial adalah menurunnya pendapatan nelayan sehingga ikut mempengaruhi berkurangnya pendapatan nasional bruto dari sektor kelautan, merusak citra laut Indonesia sebagai bagian dari promosi pariwisata laut yang akan menurunkan angka kunjungan wisatawan. Hal ini akan memengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat karena penduduk usia muda akan pindah ke kota dan menambah angka pengangguran dan kejahatan di kota besar. (Skor 5) Skor Total = 12 Rumus Penilaian : E) SOAL REMEDIAL JENIS SOAL SOAL PG 1. Berikut ini merupakan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang dicanangkan oleh PBB : 1) Menghapus Kemiskinan 2) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan 3) Konsumsi air jernih 4) Memperbarui bahan bakar fosil 5) Mengurangi Ketimpangan Agenda yang sesuai dengan rencana PBB terdapat pada nomor : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


101 A. 1) dan 2) D. 1), 2), dan 5) B. 1), 2), dan 3) E. 1), 2), dan 4) C. 3) dan 4) 2. Perhatikan gambar agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB berikut : Berdasarkan 17 agenda diatas, agenda nomor berapakah yang terintegrasi dengan prinsip kimia hijau ? A. 3, 6, 7, 14, 15, dan 16 D. 1, 2, 3, 5, 7, dan 10 B. 3, 6, 7, 13, 14, dan 15 E. 3, 6, 7, 11, dan 13 C. 1, 2, 3, 10, 11, dan 13 3. Penerapan konsep kimia hijau dengan keamanan pangan dimulai pada……… A. Pertanian D. Persawahan B. Perkebunan E. Semua benar C. Perikanan 4. Berikut ini upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi dampak pemanasan global : 1) Biopark 2) Ecosan 3) Waste water garden 4) Environmental chemistry 5) Sanita 6) Green technology Yang bukan merupakan upaya mitigasi dan adaptasi terdapat pada nomor…. A. 1) dan 2) D. 6) B. 1), 2), dan 3) E. 1), 2), dan 4) C. 4)


102 PEMBAHASAN DAN SKOR Nomor Soal Option Jawaban Skor Pembahasan 1 D 1 Berikut ini 17 agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang dicanangkan oleh PBB : 1) Menghapus kemiskinan 2) Mengakhiri kelaparan 3) Kesehatan yang baik dan kesejahteraan 4) Pendidikan bermutu 5) Kesetaraan gender 6) Akses air bersih dan sanitasi 7) Energi bersih dan terjangkau 8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi 9) Infrastruktur industri dan inovasi 10) Mengurangi ketimpangan 11) Kota dan komunitas yang berkelanjutan 12) Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab 13) Penanganan perubahan iklim 14) Menjaga ekosistem laut 15) Menjaga ekosistem darat 16) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat 17) Kemitraan untuk mencapai tujuan 2 B 1 Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam enam agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. 3 E 1 Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan sejak dari persawahan / perladangan / perkebunan / pertanian / perikanan sampai dengan pengolahan dan pengemasan bahan pangan. 5. Apa yang dimaksud dengan biodiesel ? A. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang diterapkan pada mesin kendaraan B. Biodiesel merupakan bahan bakar berasal dari bahan alam yang diterapkan pada mesin kendaraan C. Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi D. Biodiesel merupakan bahan bakar fosil yang dapat diperbarui E. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewani melalui proses esterifikasi.


103 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 4 C 1 Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). 5 E 1 Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/ transesterifikasi. Skor Total = 5 Rumus Penilaian :


104 Gambar 5. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB E. MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PRINSIP KIMIA HIJAU Salah satu peran kimia hijau adalah mendukung 17 agenda pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030 yang dicanangkan PBB. Ke-17 agenda tersebut dapat Kalian simak pada Gambar 5. (https://www.sdg2030indonesia.org/an-component/media/upload-gambar-news/B.jpg ) Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam enam agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. Hidup sehat dan sejahtera bagi semua manusia di bumi tentu karena lingkungan yang aman dan bebas bahanbahan berbahaya. Prinsip nomor 7 dari kimia hijau adalah penggunaan sumber energi yang dapat diperbaharui. Indonesia telah berupaya untuk menerapkan prinsip ini yaitu dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo mengakselerasi penerapan Biosolar 30 (B30) yang dimulai pada penghujung tahun 2019. Kini pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengimplementasi B30 di Indonesia. Biosolar B30 sebagai bahan bakar nabati untuk mesin atau motor disel adalah lanjutan dari Biosolar 20. Mari lakukan aktivitas kerja ilmiah berikut sebagai contoh penerapan prinsip kimia hijau di sekitar Kalian. Gambar 6. Biosolar B30 Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X.


105 Contoh Penerapan Kimia Hijau pada Agenda Pembangunan Berkelanjutan A) Pendekatan Kimia Hijau untuk Mencegah Pencemaran Zat Kimia dalam Makanan (Agenda ke-3) Ilmu dan teknologi kimia berperan besar dalam peningkatan mutu kehidupan, karena berdampak pada perkembangan industri obat-obatan, peningkatan penyediaan pangan dunia yang ditunjang oleh pemanfaatan pupuk dan pestisida, serta penemuan zat-zat kimia untuk memperbaiki mutu kehidupan seperti, zat warna, kosmetik, plastik, dan membran untuk penyaringan cairan (World Bank Group, 2012). Namun kemajuan itu dibarengi pula dengan dampak buruk produk-produk kimia di samping limbah kimia terhadap lingkungan termasuk kehidupan manusia, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mencegah dampak buruk inilah muncul konsep “Kimia Hijau” yang didefinisikan sebagai kimia yang ramah lingkungan (environmentally benign chemistry) (Anastas & Warner, 1998). Pendekatan kimia hijau memandu berbagai penemuan dan penerapan pendekatan sintesis zat-zat kimia dengan menggunakan sumber-sumber terbarukan, kondisi-kondisi reaksi yang ramah lingkungan, meminimalkan energi dan merancang zat-zat kimia yang tidak beracun dan jauh lebih aman (Dhage, 2013). Selanjutnya proses kimia yang digunakan diusahakan agar seminimal mungkin dalam menimbulkan polusi pada lingkungan, dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Clark, 2005). Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan sejak dari persawahan/perladangan/perkebunan/pertanian/ perikanan sampai dengan pengolahan dan pengemasan bahan pangan. Bekerja sama dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk lingkungan pertanian, baik pada tanah, flora, fauna, dan badan air di sekitar daerah pertanian, juga pada kesehatan petani, yang menggunakannya dan masyarakat yang mengkonsumsi bahan makanan yang dihasilkan pertanian. Menurut laporan United National Environment Program (UNEP) dan World Health Organization (WHO) sekitar 3 juta orang mengalami keracunan pestisida akut dan sekitar 10–20 ribu orang meninggal karena hal ini setiap tahun di negara-negara berkembang. Para ahli di Amerika Serikat memperkirakan bahwa sampai dengan 20 ribu orang Amerika mungkin akan meninggal karena kanker akibat adanya residu pestisida pada tingkat yang rendah pada makanan yang berasal dari nabati maupun hewani (Sinha, Herat, Valani, & Chauhan, 2009). Untuk mengatasi hal ini, konsep pertanian berkelanjutan mengusulkan membudidayakan bahan pangan yang bergizi dan dapat melindungi kesehatan manusia dengan bantuan pupuk dan pestisida dari bahan-bahan organik yang berbasis zat-zat biologis (Sinha et al., 2009). Sejauh mungkin, sistem pertanian organik bergantung pada rotasi tanaman, pemanfaatan residu tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan, dan pupuk hijau demi menjaga produktivitas dan kesuburan tanah untuk memasok nutrisi tanaman. Ini menekankan pada metode pencegahan dan kuratif pengendalian hama seperti penggunaan kultivar yang tahan hama, agen biokontrol, dan metode budaya pengendalian hama (Sinha et al., 2009). Vermicompost (produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah organik)


106 terbukti sebagai 'pupuk organik' yang sangat bergizi dan 'promotor pertumbuhan ajaib' yang kaya nitrogen, kalium, dan fosfor (NKP) dengan komposisi nitrogen 2-3%, kalium 1,85- 2,25% dan fosfor 1,55-2,25%, mikronutrien, mikroba tanah yang menguntungkan dan juga mengandung 'hormon pertumbuhan dan enzim (Sinha et al., 2009). Bukti-bukti terakumulasi di seluruh dunia termasuk studi oleh Sinha et al. (2009), bahwa cacing tanah dan vermikompost dapat melakukan keajaiban, karena dapat 'membangun tanah', 'memulihkan kesuburan tanah', 'mempertahankan produksi pertanian' dan juga menyediakan 'makanan aman' bagi kemajuan peradaban. Sistem pertanian berkelanjutan juga telah dipraktikkan di Indonesia antara lain, di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang menerapkan pola budidaya pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan kompos, jerami dan sisa tanaman yang dibenamkan di sawah, juga penggunaan mikroorganisme lokal, yang terbukti menghasilkan pendapatan bersih 1,5 kali lebih banyak daripada yang menerapkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Usaha-usaha pertanian berkelanjutan ini juga sudah merambah ke Karawang, ke Jawa Tengah seperti Kabupaten Sukoharjo, Sragen, dan Bulungan (Sudjana, 2013). Semangat penerapan pertanian berkelanjutan juga semakin besar dengan banyaknya permintaan akan beras organik terutama di kota besar seperti Jakarta dengan permintaan sampai dengan 23 ton per minggu (Sudjana, 2013). Peranan aktif pelaksana industri dalam menerapkan kimia hijau untuk menunjang sektor industri kimia pertanian telah dilakukan di India, yaitu kerja sama antara beberapa industri kimia pertanian dan obat-obatan (FICCI, 2014). Pendekatan dilakukan dengan menciptakan proses-proses industri yang bertujuan mereduksi tingkat chemical oxygen demand (COD) pada air limbah hasil industri dan mengembangkan kolaborasi sehingga dapat saling bertukar praktik baik antar berbagai industri kimia. Kerja sama tersebut berhasil mengembangkan teknologi untuk pendekatan zero discharge solution, yaitu teknologi pengolahan air limbah, yang memungkinkan untuk recycle, recover, dan reuse air hasil olahan. Dengan demikian hanya sedikit sekali air yang dibuang ke lingkungan. Selain mengembalikan 90 – 95% air yang digunakan, juga mendaur ulang produk samping dari limbah itu dapat menghemat biaya operasi. Demikian juga perlakuan untuk mengurangi COD dengan cara memanfaatkan H2O2, perlakuan seperti subcritical water oxidation, thermalliquid phase oxidation, isolated bacteri, dan pemanfaatan adsorbent seperti karbon aktif. Kerja sama untuk berbagi ilmu dan keahlian dalam penerapan kimia hijau akan menghasilkan pengembangan proses dan produk secara efisien dalam pendanaan. Selanjutnya ada penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk (World Bank Group/WBG, 2012). Pelarut-pelarut yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi (FICCI, 2014). Pelarut lain adalah ethyllactate yang dapat menggantikan pelarut tradisional seperti toluen, aseton, dan xylene (FICCI, 2014). Pelarut-pelarut ramah lingkungan ini mudah terurai secara biologis


107 (biodegradable), mudah di daur ulang, menghasilkan emisi yang tidak berbahaya, bersifat non-korosif, dan non-carcinogenik (FICCI, 2014). Pencegahan cemaran kimia dalam bahan pangan dengan menerapkan pendekatan kimia hijau juga dilakukan dengan menerapkan regulasi yang ketat pada berbagai industri yang berisiko mencemari lingkungan seperti memastikan bahwa limbah cair dan padat diolah dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (Mustafa, 2016). Selain penerapan prinsip-prinsip kimia hijau seperti siklus tertutup pada industri bahan makanan, juga dapat diadvokasi upaya memperbaiki sikap hidup masyarakat agar mau menerapkan pengendalian limbah rumah tangga dan industri, memanfaatkan limbah industri pertanian dan peternakan untuk dijadikan sumber daya dan energi terbarukan, serta usaha menggunakan bahan-bahan kimia yang ramah lingkungan seperti cat dan bahan-bahan bangunan (Mustafa, 2016). Industri bahan pengemasan pangan juga sudah memperhatikan bahan-bahan kemasan pangan yang aman bagi pangan dan mudah didaur ulang atau bersifat biodegradable terutama bahan pengemas dari plastik, laminating logam dengan plastik atau kertas dengan plastik (Marsh & Bugushu, 2007; Raheem, 2012). Sosialisasi gaya hidup yang sehat berkenaan dengan penyediaan dan konsumsi makanan yang aman juga telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain pemberdayaan masyarakat pertanian alami perkotaan (Huda & Harijati, 2016; Susilo & Wijanarko, 2016), serta peraturan mengenai jajan sehat untuk anak sekolah. Berdasarkan Laporan Akhir Hasil Monitoring Dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa 98,9% anak jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak pernah jajan (BPOM, 2013). PJAS ini menyumbang 31,06% energi dan 27,44% protein dari konsumsi pangan harian (BPOM, 2013). PJAS selain berfungsi sebagai sumber pangan jajanan juga dapat berfungsi sebagai sumber pangan sarapan. Dengan mempertimbangkan keadaan ini Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM-RI, telah menerbitkan buku Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang, untuk orangtua, guru, dan pengelola kantin guna mengarahkan pemenuhan gizi dari pangan jajanan aman dan sehat bagi anak sekolah yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa bekal (BPOM, 2013). Pada 2011 sampai dengan 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan analisis terhadap pangan jajanan anak sekolah SD/MI (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2015). Setiap tahun diambil sampel pangan jajan dari 4500 sekolah, dan dilakukan pembinaan terhadap sekolah yang telah disampel mulai tahun 2012. Hasil pengujian terhadap 10.429 sampel menunjukkan 76,18% memenuhi syarat dan 28,82% tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Penyebab tidak memenuhi syarat karena pencemaran oleh mikroba, BTP (bahan tambahan pangan) yang berlebihan, dan penggunaan bahan berbahaya. Jajanan yang diuji adalah bakso sebelum diseduh, jeli/agar-agar dan produk gelatin lain, minuman es, mie yang siap dikonsumsi, minuman berwarna dan sirup, kudapan (gorengan seperti: bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, batagor, empek-empek), lontong, dan lain-lain, makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi, dan sejenisnya). Hasil pemeriksaan yang paling tidak memenuhi syarat adalah berturut-turut dari yang paling tinggi, minuman berwarna/sirup, minuman es, jeli/agar-agar, dan bakso. Penyebab tidak memenuhi syarat


108 keamanan pangan adalah karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan yaitu BTP yang melebihi batas minimal, cemaran logam berat yang melebih batas minimal, dan kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat. Departemen Kesehatan kemudian mengadakan pengawasan, pembinaan dan pengawalan terhadap 16.990 SD/MI sejak 2012–2014. Berdasarkan uraian pada artikel ini dapat dikatakan bahwa Indonesia telah menerapkan berbagai peraturan untuk menjamin keamanan pangan from the farm to the table dengan koordinasi antar kementerian terkait (Pertanian, Kesehatan, Perindustrian, dan Perdagangan). Pemerintah juga sudah melakukan berbagai pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tersebut. Tetapi karena luasnya wilayah Indonesia, dan terdapat banyak penyedia bahan pangan mentah ataupun olahan yang kurang pengetahuan atau tidak peduli pada keamanan pangan, maka sering terjadi keadaan luar biasa keracunan makanan yang datanya dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8. Gambar 7. Profil Jenis Pangan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia 2011-2013 Gambar 8. Zat Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia pada 2011 – 2013 Sumber : Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan


109 Meskipun pemerintah telah menetapkan berbagai aturan yang menjamin keamanan pangan dan pengawasan pelaksanaannya, namun peran aktif masyarakat masih diperlukan antara lain dengan memperhatikan jajanan di sekitar tempat kerja, sekolah dan perumahan, serta melaporkan kepada pihak terkait, jika ada kecurigaan pangan yang tidak aman. Dengan demikian masih diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian bagi pelaku penyedia bahan pangan agar menerapkan keamanan pangan. B) Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air (Agenda ke-6) Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah dirasakan dampaknya dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dilakukan upaya pencegahan, dampak pemanasan global di masa yang akan datang merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan upayaupaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan pengolahan air limbah telah tersedia untuk diterapkan dalam pembangunan. C) Mengenal Lebih Dekat Biodiesel B30 (Agenda ke-7) Apa itu BBN? Apa sih Biodiesel itu? Program B30? Mungkin masih banyak yang bertanya dan belum paham terkait program ini. Simak ulasan berikut, segala informasi dan penjelasan mengenai Program Mandatori Biodiesel B30 akan dikupas tuntas disini. 1) Apa itu Bahan Bakar Nabati ? Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain. 2) Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati ? Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni. 3) Apa itu biodiesel ? Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi. 4) Apa bahan baku biodiesel ? Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.


110 5) Bagaimana proses pembuatan biodiesel ? Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut : Gambar 9. Skema Proses Produksi Biodiesel (https://ebtke.esdm.go.id/images/b137390f28aa52ce34db7962d7ffd097_p.png ) Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan dengan konversi enzimatis. 6) Apa kegunaan Biodiesel ? Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20. 7) Bagaimana perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel ? Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Program Mandatori B20 berjalan baik dengan pemberian insentif dari BPDPKS untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018 pemberian insentif diperluas ke sektor non-PSO.


111 Gambar 10. Program Mandatori Biodiesel (https://ebtke.esdm.go.id/images/4bd99457b4bbc21a81960006cc5d868d_p.png ) 8) Apakah landasan hukum penerapan Program Mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN) ? Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian ESDM menggalakkan Program Mandatori BBN melalui Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015. 9) Apakah tujuan implementasi Program Mandatori BBN ? Tujuan implementasi Program Mandatori BBN sebagai berikut : Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari BAU pada 2030; Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi; Stabilisasi harga CPO; Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit; Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025; Mengurangi konsumsi dan impor BBM; Mengurangi emisi GRK; dan Memperbaiki defisit neraca perdagangan. 10) Apa yang dimaksud dengan program B20 ? Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar. 11) Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20 ? Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan


112 Bakar Lain. Dalam peraturan ini ditetapkan target pentahapan pencampuran biodiesel untuk semua sektor terkait. Gambar 11. Pencampuran Biodiesel untuk Semua Sektor Terkait (https://ebtke.esdm.go.id/images/6243e5ce425fd659f314ca446bc11d86_p.png ) 12) Sejak kapan program B20 ini diberlakukan ? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016. Pada saat diimplementasikan, pemerintah memberikan insentif dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menutup selisih antara HIP Biodiesel dan HIP Solar untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018 pemberian insentif tersebut diperluas ke sektor non-PSO. 13) Pada sektor apa saja program B20 diterapkan ? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015, jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri dan komersial. Namun, program tersebut yang sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan Presiden RI, terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di semua sektor. Pada pelaksanaan penerapan ini Pemerintah melakukan perluasan insentif dana pembiayaan biodiesel ke seluruh sektor termasuk Non PSO, sehingga realisasi pemanfaatan biodiesel meningkat.


113 14) Bagaimana hasil penerapan program B20 ? Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik dengan adanya dukungan kapasitas produksi yang cukup, uji kinerja/uji jalan, pemantauan secara berkala atas kualitas dan kuantitas oleh tim independen, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat ini terdapat 25 BU BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar 12,06 juta KL/tahun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2. 15) Bagaimana realisasi implementasi program B20 ? Realisasi implementasi program B20 sampai bulan Oktober 2019 adalah sebagai berikut : Gambar 12. Realisasi Implementasi Biodiesel (https://ebtke.esdm.go.id/images/3e104695314fb6898bacaea6fe5ff927_p.png ) 16) Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa ? Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril. 17) Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar ? Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih. Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada


114 mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai solvent/pelarut. 18) Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor? Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut. Kerusakan yang terjadi pada injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut. 19) Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan lama ? Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul. 20) Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan ? Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut : i. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna. ii. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan. 21) Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20 ? Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit. Negara yang telah berhasil mengimplementasikan B20 adalah Minnesota, Amerika Serikat mulai Mei 2018. Adapun Kolombia baru pada tahap B10 dari tahun 2011 dan Malaysia baru pada tahap B10 pada tahun 2019. 22) Apa yang dimaksud dengan program B30 ? Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar.


115 23) Mengapa Pemerintah melaksanakan Program Mandatori B30 ? Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras dengan target pencampuran biodiesel yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM sehingga meningkatkan devisa negara. 24) Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program Mandatori B30 ? Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain: melakukan Revisi SNI Biodiesel; melakukan uji jalan/fungsi B30; memastikan kesiapan produsen biodiesel; memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat; memastikan kesiapan infrastruktur; dan melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat. 25) Bagaimana pelaksanaan uji jalan/fungsi B30 ? Uji Jalan (Road Test) untuk kendaraan dengan kapasitas < 3,5 ton dan > 3,5 ton dilaksanakan selama bulan Mei – November 2019 dengan melibatkan Kementerian ESDM, BPDPKS, BPPT, PT Pertamina (Persero), APROBI, GAIKINDO, dan IKABI. Gambar 13. Rute dan Kendaraan Road Test B30 (https://ebtke.esdm.go.id/images/15958634b70cf5af844271b2192b5fa1_p.png )


116 26) Bagaimana hasil Uji Jalan B30 ? Pada tanggal 28 November 2019 telah dipaparkan hasil dari Road Test B30, dimana secara umum dinyatakan sebagai berikut : Pemanfaatan B30 memberikan peningkatan daya mesin; Menurunkan emisi; dan Tidak memberikan dampak negatif pada mesin. 27) Apa rekomendasi dari pelaksanaan Uji Jalan B30 ? Beberapa rekomendasi dari pelaksanaan Road Test B30 sebagai berikut: ▪ Untuk menjaga kualitas B30, selama proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu dilakukan tindakan penanganan terkontrol dan termonitor secara berkala; ▪ Biodiesel (B100) sebaiknya disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0; ▪ Biodiesel (B100) yang digunakan pada campuran B30, diusulkan memiliki kadar monogliserida (MG) maksimum sebesar 0,55 % massa, dan kadar air maksimum sebesar 350 ppm; ▪ Direkomendasikan kepada APM untuk memberikan informasi kepada konsumen yang menggunakan kendaraan baru bahwa diawal pemakaian dapat terjadi penggantian filter yang lebih cepat. 28) Bagaimana persiapan teknis, administrasi dan infrastruktur guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30 ? Beberapa persiapan baik teknis, administrasi dan infrastruktur juga terus dilakukan, diantara lain: • Telah ditetapkan spesifikasi (B100) untuk pencampuran 30% (B30) berdasarkan Kepdirjen EBTKE No. 197 K/10/DJE/2019 tentang Spesifikasi BBN Jenis Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri. • Telah ditetapkan alokasi biodiesel tahun 2020 sebesar 9.590.131 KL (untuk 18 BU BBM dan 18 BU BBN). • Telah diterbitkan Daftar BU BBN Biodiesel untuk Titik Serah atau Depot Tujuan Periode 2020 (28 Pertamina, 37 BU BBM lainnya). • Melaksanakan trial B30 di 8 Titik Serah milik PT Pertamina (Persero). • Penandatanganan kontrak BU BBM dan BU BBN telah dilakukan sejak awal Desember 2019 (untuk kontrak PT Pertamina dengan BU BBN ditanda tangan pada tanggal 16 Desember 2019). 29) Bagaimana persiapan proses distribusi guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30 ? o Untuk memastikan sistem logistik dan handling yang handal serta meminimalisir naiknya kandungan air selama proses distribusi, maka diusulkan untuk melakukan trial B30 di titik-titik yang sudah siap untuk penyaluran B30. Adapun titik yang sudah


117 siap dan BU BBN yang sanggup menyuplai B30 adalah 8 (delapan) titik serah milik PT Pertamina (Persero). Trial dimulai pada 25 November 2019. o Saat ini penyaluran B100 untuk pencampuran B30 telah dilakukan dengan menggunakan moda kapal, truk, dan pipa di 8 TBBM Pertamina. Saat ini kualitas biodiesel yang telah disalurkan untuk trial B30 berdasarkan COA dari Pabrik Biodiesel masih memenui spesifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan untuk tahun 2020, untuk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengambilan sampel di titik serah dan akan diuji untuk kualitas B100 maupun B30. 30) Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi dan sosial? Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai berikut : Tabel 1. Manfaat Pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 MANFAAT NILAI MANFAAT PROGRAM B20 TAHUN 2018 B20 TAHUN 2019 B30 TAHUN 2020 Volume yang digunakan 3,75 juta KL = 23,59 juta barel/tahun = 64,62 barel/hari 6,62 juta KL = 41,68 juta barel/tahun = 114,21 ribu barel/hari 9,59 juta KL = 60,31 juta barel/tahun = 165,24 ribu barel/hari Penghematan devisa USD 1,89 milyar = Rp26,67 triliun USD 3,54 milyar = Rp43,81 triliun USD 5,13 milyar = Rp63,39 triliun Peningkatan nilai tambah (CPO menjadi biodiesel) Rp5,78 triliun Rp9,68 triliun Rp13,82 triliun Mempertahankan tenaga kerja (petani sawit) On farm : 478.325 orang Off farm : 3.609 orang On farm : 828.488 orang Off farm : 6.252 orang On farm : 1,2 juta orang Off farm : 9.055 orang Pengurangan emisi GRK dan peningkatan kualitas lingkungan 5,61 juta ton CO2 ~ 20.317 bus kecil 9,91 juta ton CO2 ~ 35.908 bus kecil 14,25 juta ton CO2 ~ 52.010 bus kecil


118 F. GLOSARIUM Biodegradable : Mudah terurai secara biologis Biodiesel : Bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi untuk ditrapkan pada mesin/motor diesel Biopark : Teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi Biosolar : Campuran biodiesel dan minyak solar dengan perbandingan tertentu. Misalnya Biosolar B20 yang merupakan campuran 20% biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis solar. Ecosan : Teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological sanitation Enzim : Biokatalisator yang mengatur laju reaksi biokimia dalam tubuh tanpa mengubah kesetimbangan reaksi tersebut. Enzim terbentuk dari senyawa protein hasil anabolisme Esterifikasi : Reaksi antara trigliserida dan akohol dengan katalis asam pada pembuatan biodiesel Karsinogen : Zat berracun yang dapat menyebabkan kelainan pada tubuh. Korosi : Kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Dua Jenis bahan kimia yang bersifat korosif, yaitu : a. Bahan korosif padatan, misalnya : kaustik soda, NaOH ; kalium hidroksida, KOH ; kalsium hidroksida, Ca(OH)2 b. Bahan korosif cairan, misalnya : asam sulfat, H2SO4 ; asam cuka, CH3COOH ; asam klorida, HCl ; asam nitrat, HNO3 Vermicompost : Produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah organik Waste water garden : Taman bunga air limbah G.DAFTAR PUSTAKA Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan. Jakarta : Seminar Nasional Universitas Terbuka. Nefilinda (2014). “Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air”. Jurnal Spasial : Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi. 1, (2), 18-28. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2019). Program Mandatori Biodiesel 30% (B30). Jakarta : EBTKE.


▪ ALOKASI WAKTU : 14 x 45 MENIT 7 KALI PERTEMUAN Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menuliskan reaksi kimia dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia. Kata Kunci ▪ Rawa pasang surut ▪ Ciri-ciri reaksi kimia ▪ Jenis reaksi kimia ▪ Persamaan reaksi kimia ▪ Koefisien reaksi ▪ Jumlah zat(mol) ▪ Bilangan Avogadro ▪ Reaksi pembakaran ▪ Teori Flogiston ▪ Hukum Lavoisier ▪ Lambang Unsur ▪ Nomor atom ▪ Nomor massa ▪ Massa molekul relatif ▪ Massa molar ▪ Hukum Proust ▪ Hukum Dalton ▪ Hukum Gay Lussac ▪ Lahan pasang surut ▪ pH MODUL AJAR BAB 4 SEKOLAH PENGGERAK “Hukum Dasar Kimia di Sekitar Kita”


i DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. i CIRI-CIRI, JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA........................................................1 1. INFORMASI UMUM .......................................................................................................................1 A. IDENTITAS MODUL ....................................................................................................................1 B. KOMPETENSI AWAL ..................................................................................................................1 C. PPP..................................................................................................................................................1 D. SARANA PRASARANA ...............................................................................................................1 E. TARGET PESERTA DIDIK ..........................................................................................................1 F. MODEL PEMBELAJARAN..........................................................................................................1 2. KOMPONEN INTI.............................................................................................................................2 A. TUJUAN PEMBELAJARAN.........................................................................................................2 B. PEMAHAMAN BERMAKNA.......................................................................................................2 C. PERTANYAAN PEMANTIK........................................................................................................2 D. KEGIATAN PEMBEJARAN.........................................................................................................2 E. ASESMEN......................................................................................................................................4 F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL.................................................................................................4 3. LAMPIRAN .......................................................................................................................................4 A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK...........................................................................................4 B. PENILAIAN RANAH SIKAP........................................................................................................8 1) LEMBAR OBSERVASI .............................................................................................................8 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI.....................................................................................................9 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA..............................................................................9 C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN ..................................................................................10 D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN ...................................................................................11 A) ASESMEN DIAGNOSTIK.......................................................................................................11 B) ASESMEN FORMATIF ...........................................................................................................12 C) ASESMEN SUMATIF.............................................................................................................12 D) SOAL PENGAYAAN...............................................................................................................15 E) SOAL REMEDIAL...................................................................................................................17 E. PENGANTAR HUKUM DASAR KIMIA DI SEKITAR KITA......................................................... 21 F. CIRI-CIRI,JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA.................................................. 22 A) CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA ................................................................................22 B) CIRI-CIRI REAKSI KIMIA .....................................................................................................23 C) JENIS-JENIS REAKSI KIMIA ................................................................................................25 D) PENGANTAR AWAL KONSEP MOL....................................................................................35 G. GLOSARIUM...............................................................................................................................38 H. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................38 EMPAT HUKUM DASAR KIMIA.........................................................................................................39 1. INFORMASI UMUM .....................................................................................................................39


ii A. IDENTITAS MODUL ..................................................................................................................39 B. KOMPETENSI AWAL ................................................................................................................39 C. PPP................................................................................................................................................39 D. SARANA PRASARANA.............................................................................................................39 E. TARGET PESERTA DIDIK ........................................................................................................39 F. MODEL PEMBELAJARAN........................................................................................................39 2. KOMPONEN INTI...........................................................................................................................40 A. TUJUAN PEMBELAJARAN.......................................................................................................40 B. PEMAHAMAN BERMAKNA.....................................................................................................40 C. PERTANYAAN PEMANTIK......................................................................................................40 D. KEGIATAN PEMBEJARAN.......................................................................................................40 PERTEMUAN KE-7 ........................................................................................................................40 PERTEMUAN KE-8 ........................................................................................................................42 PERTEMUAN KE-9 ........................................................................................................................43 PERTEMUAN KE-10 ......................................................................................................................45 E. ASESMEN....................................................................................................................................47 F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL...............................................................................................47 3. LAMPIRAN .....................................................................................................................................48 A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ........................................................................................48 1) PERTEMUAN KE-7.................................................................................................................48 2) PERTEMUAN KE-8.................................................................................................................51 3) PERTEMUAN KE-9.................................................................................................................53 4) PERTEMUAN KE-10...............................................................................................................55 B. PENILAIAN RANAH SIKAP......................................................................................................58 1) LEMBAR OBSERVASI ...........................................................................................................58 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI...................................................................................................59 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA............................................................................59 C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN..................................................................................60 D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN ...................................................................................61 A) ASESMEN DIAGNOSTIK.......................................................................................................61 B) ASESMEN FORMATIF ...........................................................................................................62 C) ASESMEN SUMATIF..............................................................................................................66 D) SOAL PENGAYAAN...............................................................................................................71 E) SOAL REMEDIAL...................................................................................................................74 E. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK ..................................................................78 A) PERTEMUAN KE-7.................................................................................................................78 B) PERTEMUAN KE-8.................................................................................................................80 C) PERTEMUAN KE-9.................................................................................................................86 D) PERTEMUAN KE-10...............................................................................................................92 F. GLOSARIUM...............................................................................................................................98 G. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................98 HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


iii HARI........................................................................................................................................................99 1. INFORMASI UMUM .....................................................................................................................99 A. IDENTITAS MODUL ..................................................................................................................99 B. KOMPETENSI AWAL ................................................................................................................99 C. PPP................................................................................................................................................99 D. SARANA PRASARANA .............................................................................................................99 E. TARGET PESERTA DIDIK ........................................................................................................99 F. MODEL PEMBELAJARAN........................................................................................................99 2. KOMPONEN INTI.........................................................................................................................100 A. TUJUAN PEMBELAJARAN.....................................................................................................100 B. PEMAHAMAN BERMAKNA...................................................................................................100 C. PERTANYAAN PEMANTIK....................................................................................................100 D. KEGIATAN PEMBEJARAN.....................................................................................................100 E. ASESMEN..................................................................................................................................102 F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL.............................................................................................102 3. LAMPIRAN ...................................................................................................................................102 A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK.......................................................................................102 B. PENILAIAN RANAH SIKAP....................................................................................................107 1) LEMBAR OBSERVASI .........................................................................................................107 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI.................................................................................................108 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA..........................................................................108 C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN ................................................................................109 D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN .................................................................................111 A) ASESMEN DIAGNOSTIK.....................................................................................................111 B) ASESMEN FORMATIF .........................................................................................................112 C) ASESMEN SUMATIF...........................................................................................................112 D) SOAL PENGAYAAN.............................................................................................................114 E) SOAL REMEDIAL.................................................................................................................117 E. HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ..................................................................................................................................119 F. GLOSARIUM.............................................................................................................................121 G. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................121


1 CIRI-CIRI, JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA 1. INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL Nama Guru : Sri Pamiluyati, S.Pd. Jenjang Sekolah : SMA Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 SokarajaTahun Ajaran : 2022/2023 Kelas : 10 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke : 6 B. KOMPETENSI AWAL Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik telah : memahami materi Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030 dengan baik dan memahami penulisan persamaan reaksi kimia yang setara. C. PPP Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis. D. SARANA PRASARANA ➢ HP / Komputer / Laptop ➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar E. TARGET PESERTA DIDIK Peserta didik yang menjadi target yaitu : ➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. ➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya. ➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin. F. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk moda Pembelajaran Jarak Jauh (blended learning).


2 2. KOMPONEN INTI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu menuliskan ciri-ciri dan jenis reaksi kimia, serta menuliskan persamaan reaksi kimia melalui infografis reaksi kimia. B. PEMAHAMAN BERMAKNA Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui ciri-ciri reaksi kimia dan mengetahui jenis-jenis reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar. C. PERTANYAAN PEMANTIK Bagaimana cara mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ? D. KEGIATAN PEMBEJARAN KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit) Daring via e-Learning 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning 2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai proses kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ? 5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar. KEGIATAN INTI (70 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 2 MENIT Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar mengenai reaksi pembakaran yang terdapat pada LKPD. (Mengamati) Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran 3 MENIT Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) : 1. Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ? 2. Apakah Kalian pernah melakukan kegiatan seperti pada gambar ? 3. Reaksi kimia apakah yang timbul pada gambar itu ? Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok 15 MENIT (Mengumpulkan Informasi) : 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia.


3 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia yang telah diperoleh. 4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru terkait dengan Ciri-Ciri, Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 40 MENIT Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara (Menalar) : 1. Berdiskusi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia melalui aktivitas 4.1 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD. 2. Mengolah informasi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenisjenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja. 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Ciri-Ciri, Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia (Terlampir pada LKPD). 4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 MENIT (Mengkomunikasikan) 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan dievaluasi kembali. 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan akhir. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Reaksi Pembakaran 3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup


4 SIKAP • Mandiri • Kreatif • Kerja sama • Bernalar Kritis HOTS • Analisis • Evaluasi Literasi E. ASESMEN Bentuk asesmen : Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda) F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran. Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran. 3. LAMPIRAN A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Aktivitas 4.1 A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH Amatilah gambar berikut. Gambar 1. Pembakaran pada Kayu (https://pixabay.com/photos/fire-flame-burn-warmth-hot-6605983/?download )


5 PERTANYAAN 1. Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ? 2. Apakah Kalian pernah melakukan kegiatan seperti pada gambar ? 3. Reaksi kimia apakah yang timbul pada gambar itu ? JAWABAN PERTANYAAN 1. 2. 3. Keterampilan Berpikir Ilmiah : ▪ Observasi ▪ Mengorganisasi ▪ Membandingkan ▪ Menyimpulkan CIRI-CIRI REAKSI KIMIA 1. Lakukan pendataan terkait kegiatan/kejadian yang pernah diamati/berita yang pernah dibaca/dilihat pada setiap topik reaksi kimia berikut. 2. Bandingkan fakta dan apa yang tertulis dari sumber informasi. Tulislah pada kolom yang tersedia. B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini. C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini. D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


6 1 Reaksi Pembakaran 4 Reaksi Pengendapan Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita yang pernah diamati terkait reaksi ini : Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita yang pernah diamati terkait reaksi ini : Hasil Pengamatan : Hasil Pengamatan : 2 Reaksi Perkaratan 5 Reaksi Pembusukan Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita yang pernah diamati terkait reaksi ini : Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita yang pernah diamati terkait reaksi ini : Hasil Pengamatan : Hasil Pengamatan : 3 Reaksi Fermentasi Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita yang pernah diamati terkait reaksi ini : Hasil Pengamatan :


7 Jawablah beberapa pertanyaan berikut. 1. Tuliskan 4 ciri-ciri terjadinya reaksi kimia 2. Tuliskan 2 jenis reaksi kimia selain pada aktivitas 4.1 yang kalian ketahui LEMBAR JAWABAN 1. 2. E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda. F) SOAL LATIHAN


8 B. PENILAIAN RANAH SIKAP 1) LEMBAR OBSERVASI No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument 1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi 3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi 4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi No. Nama Peserta Didik Aspek Sikap yang dinilai Jumlah Skor Skor Sikap Kode Kreatif Nilai Kerja sama Mandiri Bernalar Kritis 1 Richardus Ngabut 2 3 RUBRIK PENILAIAN SIKAP ASPEK INDIKATOR NILAI Kreatif Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25 Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25 Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25 Peserta didik tidak mudah putus asa 25 TOTAL 100 Kerja sama Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25 Peserta didik bersedia melaksanakan tugassesuai kesepakatan 25 Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan 25 Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25 TOTAL 100 Mandiri Peserta didik mampu memecahkan masalah 25 Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25 Peserta didik mampu mengambil keputusan 25 Peserta didik bertanggung jawab 25 Bernalar Kritis Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25 Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah 25 Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat 25 Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas (kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh. 25 TOTAL 100 SKOR TOTAL 400


9 CATATAN : Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 2) LEMBAR PENILAIAN DIRI Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Selama diskusi, saya ikut serta 100 mengusulkan ide / gagasan. 2 Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB untuk berbicara. 3 Saya ikut serta dalam membuat 50 kesimpulan hasil diskusi kelompok. CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Nama teman yang diamati : Pengamat : =


10 No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Mau menerima pendapat teman. 100 350 87,5 SB 2 Memberikan solusi terhadap permasalahan. 100 3 Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. 50 4 Marah saat diberi kritik. 100 CATATAN : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) = 350 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA ASPEK INDIKATOR NILAI Kesesuaian respon dengan pertanyaan Penggunaan tata bahasa baik dan benar Jawaban yang relevan dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari Aktifitas diskusi Keterlibatan anggota kelompok Aktif bertanya dan menanggapi Mencatat hasil diskusi dengan sistematis Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi Kemampuan Presentasi Dipresentasikan dengan percaya diri Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik Manajemen waktu presentasi dengan baik Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi Kerjasama dalam kelompok Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan Terlibat aktif dalam bekerja kelompok


11 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang = SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500 KRITERIA PENILAIAN (SKOR) 100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN A) ASESMEN DIAGNOSTIK 1. ASESMEN NON-KOGNITIF 1) Apa kabar semuanya pada hari ini? 2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ? 3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ? 2. ASESMEN KOGNITIF Jenis Soal : Essay Setarakanlah persamaan reaksi berikut. 1) C (s) + O2 (g) → CO (g) 2) Al (s) + O2 (g) → Al2O3 (s) 3) Mg (s) + HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g) 4) NH3 (g) + O2 (g) → NO (g) + H2O (g) JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1) 2C (s) + O2 (g) → 2CO (g) (Skor 2) 2) 4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s) (Skor 3) 3) Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g) (Skor 1) 4) 4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g) (Skor 4) Skor Total = 10 =


12 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 B) ASESMEN FORMATIF Jenis Soal : Essay 1. Tuliskan 4 ciri-ciri terjadinya reaksi kimia 2. Tuliskan 2 jenis reaksi kimia selain pada aktivitas 4.1 yang kalian ketahui Jawaban 1. Empat ciri-ciri terjadinya reaksi kimia : a. Terjadi Perubahan Warna (Skor 1) b. Terbentuk Endapan (Skor 1) c. Terbentuk Gas (Skor 1) d. Terjadi Perubahan Suhu (Skor 1) 2. Jenis Reaksi Kimia : a. Reaksi Pembentukan b. Reaksi Penguraian c. Reaksi Netralisasi d. Reaksi Metatesis (Pertukaran Ion) e. Reaksi Reduksi dan Oksidasi f. Reaksi Adisi g. Reaksi Eliminasi h. Reaksi Subtitusi i. Reaksi Penataan Ulang j. Reaksi Fotokimia (Skor 2) Skor Total = 6 Rumus Penilaian : C) ASESMEN SUMATIF JENIS SOAL SOAL PG 1. Asam sianida jika direaksikan dengan kalsium hidroksida akan menghasilkan kalsium sianida dan air. Persamaan reaksi yang tepat adalah…… a. HCN (aq) + CaOH (aq) → CaCN (aq) + H2O (l) b. HCN (aq) + Ca2OH (aq) → Ca2CN (aq) + H2O (l) c. 2HCN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → Ca(CN)2 (aq) + 2H2O (l) d. H2CN (aq) + 2CaOH (aq) → Ca2CN (aq) + 2H2O (l) e. H2CN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → CaCN (aq) + 2H2O (l) 2. Pada reaksi aZn + bHCl → cZnCl2 + dH2, maka koefisien a, b, c, dan d KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


13 berturut-turut adalah….. a. 1, 2, 2, dan 1 c. 1, 2, 1, dan 1 e. 2, 2, 1, dan 2 b. 1, 1, 2, dan 1 d. 1, 2, 1, dan 2 3. Diketahui persamaan reaksi : Na2B4O7 () + x H2O () + 2HCl () ⟶ 4H3BO3() + y NaCl () Perbandingan x dan y adalah…… a. 5 : 2 c. 1 : 3 e. 10 : 3 b. 2 : 5 d. 3 : 4 4. Persamaan reaksi berikut ini yang sudah setara koefisiennya adalah… a. Fe + 3O2 → 2Fe2O3 d. CU4 + O2 → CO2 + H2O b. 2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O e. P4 + 5O2 → P2O5 c. NO2 + H2O → HNO3 + N2O3 5. Pada persamaan reaksi : 2SO2 + O2 → 2SO3 adalah… a. dihasilkan 4 molekul d. Jumlah molekul ruas kiri dan kanan b. dihasilkan 5 molekul sama c. dihasilkan 8 molekul e. Jumlah atom ruas kiri dan kanan sama 6. Reaksi dari unsur-unsur membentuk senyawa baru disebut dengan reaksi…. a. Reaksi Pembentukan d. Reaksi Oksidasi b. Reaksi Penguraian e. Reaksi Netralisasi c. Reaksi Pertukaran 7. Contoh reaksi penguraian yang benar adalah ……….. a. MnO4+ → Mn2+ + 4H2O d. CaCO3 → CaO + CO2 b. NO3 → NO2 + O2 e. HBr + KOH → KBr + H2O c. 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 8. Dibawah ini merupakan reaksi netralisasi, kecuali ……. a. HCl + NaOH → NaCl + H2O b. H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2H2O c. 4HNO3 + Cu → Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O d. HBr + KOH → KBr + H2O e. HCl + KOH → KCl + H2O 9. Pada reaksi pembakaran sempurna gas etana menghasilkan gas CO2 dan H2O ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut ini : C2H6 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (l) Pada persamaan ini, perbandingan koefisien CO2 (g) terhadap H2O (l) adalah…… a. 1 : 1 d. 3 : 1 b. 2 : 3 e. 1 : 3 c. 3 : 2 10. Diantara reaksi-reaksi berikut yang menghasilkan gas adalah……..


14 a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) d. NaOH (aq) + H2SO4 (aq) b. HCl (aq) + K2SO4 (aq) e. NaOH (aq) + BaCl2 (aq) c. HCl (aq) + CaCO3 (s) JAWABAN DAN PEMBAHASAN Nomor Soal Option Jawaban Skor Pembahasan 1 C 1 Persamaan reaksi setara antara larutan asam sianida dengan larutan kalsium hidroksida : 2HCN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → Ca(CN)2 (aq) + 2H2O (l) 2 C 1 Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2 3 A 1 Na2B4O7 (s) + 5H2O (l) + 2HCl (aq) → 4H3BO3 (aq) + 2NaCl (aq) 4 B 1 a. Fe + 3O2 → 2Fe2O3 (belum setara) b. 2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O (sudah setara) c. NO2 + H2O → HNO3 + N2O3 (belum setara) d. CU4 + O2 → CO2 + H2O (belum setara) e. P4 + 5O2 → P2O5 (belum setara) 5 E 1 Pada persamaan reaksi : 2SO2 + O2 → 2SO3 adalah… a. dihasilkan 2 molekul SO3 b. diperlukan 2 molekul SO2 dan 1 molekul O2 c. Jumlah molekul ruas kiri sebanyak 3 dan jumlah molekul di ruas kanan sebanyak 2 d. Jumlah atom ruas kiri dan kanan sama 6 A 1 Reaksi dari unsur-unsur membentuk senyawa baru disebut dengan reaksi pembentukan. 7 D 1 Reaksi penguraian yang sesuai : CaCO3 → CaO + CO2 8 C 1 a. HCl + NaOH → NaCl + H2O (Reaksi Netralisasi) b. H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2H2O (Reaksi Netralisasi) c. 4HNO3 + Cu → Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O (Reaksi Redoks) d. HBr + KOH → KBr + H2O (Reaksi Netralisasi) e. HCl + KOH → KCl + H2O (Reaksi Netralisasi) 9 B 1 Persamaan reaksi setara : 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (l) Perbandingan koefisien CO2 (g) terhadap H2O (l) adalah 4 : 6


15 Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 atau 2 : 3 10 C 1 a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) ↛ b. 2HCl (aq) + K2SO4 (aq) → H2SO4 (aq) + 2KCl (aq) c. 2HCl (aq) + CaCO3 (s) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g) d. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) e. 2NaOH (aq) + BaCl2 (aq) → Ba(OH)2 (aq) + 2NaCl (aq) Skor Total = 10 Rumus Penilaian : Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai. D) SOAL PENGAYAAN Jenis Soal : Essay 1. Berikut adalah persamaan reaksi yang belum setara antara hidrogen dengan oksigen membentuk air. H2 (g) + O2 (g) → H2O (l) Apakah reaksi tersebut dapat disetarakan dengan mengubah indeks oksigen di ruas kanan menjadi 2 (mengubah H2O menjadi H2O2) ? Jelaskan. 2. Tulislah persamaan reaksi setara untuk reaksi berikut : a. Logam besi dengan larutan asam klorida menghasilkan besi (II) klorida terlarut dan gas hidrogen b. Larutan natrium karbonat dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium sulfat, gas karbon dioksida, dan air. 3. Padatan CaCO3 dilarutkan ke dalam Larutan HCl menghasilkan gas. Gas tersebut dialirkan ke dalam larutan air barit, Ba(OH)2 sehingga menyebabkan keruh. a. Tuliskan persamaan reaksi lengkap antara padatan CaCO3 dan larutan HCl. b. Tuliskan rumus kimia gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dengan larutan HCl. KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang


16 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN : 90 - 100% = Baik Sekali 80 - 89% = Baik 70 - 79% = Cukup < 70% = Kurang Nilai = Skor yang diperoleh Skor total x 100 c. Jika dianggap gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dengan larutan HCl sebagai gas X, tuliskan persamaan reaksi lengkap antara gas X dengan air barit, Ba(OH)2. d. Tuliskan rumus kimia endapan yang terbentuk pada reaksi antara gas X dengan air barit, Ba(OH)2. PEMBAHASAN DAN SKOR No. Pembahasan Skor 1 Tidak karena dengan menambah indeks oksigen pada hasil reaksi akan mengubah senyawa yang diminta pada soal yaitu air (H2O) menjadi hidrogen peroksida (H2O2). Kedua senyawa ini memiliki sifat yang berbeda. 3 2 a. Persamaan reaksi logam besi dengan larutan asam klorida : Fe (s) + 2HCl (aq) → FeCl2 (aq) + H2 (g) b. Persamaan reaksi larutan natrium karbonat dengan larutan asam sulfat : Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + CO2 (g) + H2O (l) 2 2 3 a. Persamaan reaksi antara padatan CaCO3 dengan larutan HCl : CaCO3 (s) + HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g) b. Gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dan larutan HCl adalah gas CO2 (karbon dioksida). c. Persamaan reaksi antara gas CO2 dengan air barit, Ba(OH)2 : Ba(OH)2 (aq) + CO2 (g) → BaCO3 (s) + H2O (l) d. Endapan yang terbentuk pada reaksi antara gas CO2 dan air barit, Ba(OH)2 adalah endapan BaCO3 (barium karbonat). 2 1 2 1 Skor Total 13 Rumus Penilaian :


17 E) SOAL REMEDIAL JENIS SOAL SOAL PG 1. Jika logam barium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, gas yang dihasilkan adalah…. a. Cl2 b. O2 c. HCl d. H2 e. H2O 2. Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) adalah.... a. Jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3 b. Jumlah atom yang dihasilkan adalah 2 c. Jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan d. Jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan e. Molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6 3. Pada reaksi pembakaran : C4H10 + O2 → CO2 + H2O, perbandingan koefisien C4H10 : O2 : CO2 : H2O berturut-turut adalah…….. a. 1 : 6 : 4 : 5 c. 3 : 6 : 4 : 10 e. 2 : 13 : 8 : 5 b. 2 : 13 : 8 : 10 d. 2 : 6 : 8 : 10 4. Pada reaksi aCO2 + bH2O → cC6H12O6 + dO2. Maka harga a, b, c, dan d berturut-turut adalah……… a. 6, 6, 6, 1 c. 3, 5, 2, 6 e. 6, 5, 1, 6 b. 6, 6, 1, 6 d. 6, 6, 1, 9 5. Persamaan reaksi yang belum setara adalah…… a. C + O2 → CO2 d. 2S + 3O2 → 2SO3 b. 2H2O → 2H2 + O2 e. NO2 → N2 + O2 c. H2 + Cl2 → 2HCl 6. Koefisien reaksi untuk reaksi berikut : Magnesium + Asam Sulfat → Hidrogen + Larutan Magnesium Sulfat berturut-turut adalah…… a. 1, 1, 1, 1 c. 2, 1, 1, 1 e. 2, 2, 1, 2 b. 1, 2, 1, 2 d. 1, 1, 2, 2 7. Jika di laboratorium terdapat larutan : 1) HCl 3) H2SO4 5) Na2CO3 2) NH4Cl 4) NaOH 6) AgNO3 Pasangan larutan yang dapat bereaksi dan membentuk suatu endapan adalah…….. a. 1) dan 5) c. 2) dan 3) e. 1) dan 4) b. 2) dan 5) d. 2) dan 6) 8. Reaksi dimana senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau menjadi unsur-unsurnya adalah reaksi……


18 a. Pembentukan c. Penguraian e. Pertukaran b. Netralisasi d. Pengendapan 9. Reaksi pertukaran adalah reaksi…… a. Pertukaran kation dan anion antara senyawa yang bereaksi b. Pertukaran wujud dari pereaksi-pereaksinya c. Pertukaran senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks d. Pertukaran pereaksi dengan produk-produknya e. Pertukaran senyawa kompleks menjadi lebih sederhana 10. Perhatikan reaksi di bawah ini : NaOH (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (l) Reaksi di atas adalah termasuk reaksi……. a. Pembentukan c. Penguraian e. Pembakaran b. Netralisasi d. Pengendapan JAWABAN DAN PEMBAHASAN Nomor Soal Option Jawaban Skor Pembahasan 1 D 1 Persamaan reaksi logam barium dengan larutan asam klorida : Ba (s) + HCl (aq) → BaCl2 (aq) + H2 (g) Gas yang dihasilkan adalah gas hidrogen (H2) 2 D 1 Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) adalah.... a. Jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3 (pernyataan SALAH, seharusnya dihasilkan 2 molekul) b. Jumlah atom yang dihasilkan adalah 2 (pernyataan SALAH, seharusnya dihasilkan 1 atom N dan 3 atom H) c. Jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan (pernyataan SALAH, seharusnya Jumlah molekul ruas kiri sebanyak 4 dan Jumlah molekul ruas kanan sebanyak 2, sehingga jumlah molekul di kedua ruas tidak sama) d. Jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan (pernyataan BENAR karena persamaan reaksi telah setara) e. Molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6 (pernyataan SALAH, seharusnya molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 3)


Click to View FlipBook Version