The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

22-06-44-EBOOK-ASUHAN_KEPERAWATAN_GANGGUAN_KESEIMBANGAN_CAIRAN_TUBUH_DEWIRACHMAWATI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by shunnarirescue, 2022-11-16 03:14:07

22-06-44-EBOOK-ASUHAN_KEPERAWATAN_GANGGUAN_KESEIMBANGAN_CAIRAN_TUBUH_DEWIRACHMAWATI

22-06-44-EBOOK-ASUHAN_KEPERAWATAN_GANGGUAN_KESEIMBANGAN_CAIRAN_TUBUH_DEWIRACHMAWATI

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Ns. Dewi Rachmawati, M., Kep

PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA

i

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN TUBUH

Penulis : Ns. Dewi Rachmawati, M., Kep

Desain Sampul : Eri Setiawan

Tata Letak : Abdina Khaeru Sabila

ISBN : 978-623-487-034-3

Diterbitkan oleh : EUREKA MEDIA AKSARA, JUNI 2022
ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH
NO. 225/JTE/2021

Redaksi:
Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari

Kabupaten Purbalingga Telp. 0858-5343-1992

Surel : eurekamediaaksara@gmail.com

Cetakan Pertama : 2022
Perpustakaan Nasional RI: Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

All right reserved

Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara
apapun, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik
perekaman lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan
buku ini. Penulisan buku merupakan buah karya dari pemikiran
penulis yang diberi judul “Asuhan Keperawatan Gangguan
Keseimbangan Cairan Tubuh”. Saya menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan karya ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan buku ini. Sehingga buku ini bisa hadir di
hadapan pembaca.

Buku ini memuat pembahasan tentang konsep dasar cairan
pada tubuh, konsep gangguan keseimbangan cairan tubuh, asuhan
keperawatan pada pasien gangguan keseimbangan cairan tubuh
dan keterampilan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan.

Peran dan kompetensi perawat dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia pada klien mutlak diperlukan, karena
perawatlah satu-satunya tenaga kesehatan yang 24 jam
mendampingi klien. Dengan tindakan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia secara benar dan tepat, maka risiko akibat
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dapat dicegah
atau diatasi secara cepat dan tepat.

Tujuan pembuatan dari buku ini adalah memberikan
kesempatan mahasiswa mempelajari materi pembelajaran
pemenuhan kebutuhan cairan secara tuntas, karena keterbatasan
waktu yang dan tidak sebanding dengan bahan kajian yang harus
dikuasai oleh mahasiswa. Materi belajar dikemas ke dalam satu
kesatuan yang utuh, sehingga memudahkan mahasiswa dalam
memahami serta mencapai capaian pembelajaran yang sudah
ditetapkan yaitu mampu menerapkan konsep pemenuhan
kebutuhan cairan dalam praktik keperawatan professional.

Selanjutnya, sesuai bahan kajian buku tersebut dikemas
dalam bentuk materi yang sekuen sehingga mudah untuk
dipahami. Metode pembelajaran yang dilakukan adalah dengan
pendekatan student center learning (SCL), dimana proses
pembelajaran dilakukan melalui belajar mandiri, mahasiswa dapat
mengatur waktu dan tempat belajar, belajar sesuai dengan gaya,

iii

kecepatan, dan kemampuan yang dimiliki serta mahasiswa dapat
mengembangkan kemampuan menjadi pebelajar mandiri.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan guna penyempurnaan buku ini. Akhir kata
saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga buku ini
akan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Blitar, Desember 2021
Penulis

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah, SWT, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulisan buku Asuhan
Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh ini dapat
diselesaikan. Buku ini disusun semata-mata untuk memfasilitasi
mahasiswa agar mampu menguasai teori dan melakukan asuhan
keperawatan pada pasien Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh.

Peran dan kompetensi perawat dalam pemenuhan

kebutuhan dasar manusia pada klien mutlak diperlukan, karena

perawatlah satu-satunya tenaga kesehatan yang 24 jam

mendampingi klien. Dengan tindakan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia secara benar dan tepat, maka risiko akibat

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dapat dicegah

atau diatasi secara cepat dan tepat. Untuk itu mari kita pelajari

bersama tentang konsep Keperawatan Dasar II terutama

Asuhan Keperawatan pasien dengan Gangguan

Keseimbangan Cairan Tubuh.

Buku ini adalah bagian dari bahan ajar mata kuliah
Keperawatan Dasar yang dikemas secara utuh dan sistematis.
Dalam buku ini akan memuat seluruh materi asuhan keperawatan
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan yang
meliputi konsep anatomi dan fisiologi cairan tubuh, keseimbangan
cairan, gangguan keseimbangan cairan (meliputi kekurangan,
kelebihan, dehidrasi, overhidrasi), asuhan keperawatan gangguan
keseimbangan cairan, standar operasional prosedur pemenuhan
kebutuhan cairan.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima-kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian buku penerapan ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyelesaian buku ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat
berharap adanya kritik dan saran sebagai bahan perbaikan demi
kesempurnaan buku ini dimasa yang akan datang.

v

Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan mahasiswa calon tenaga kesehatan sebagai pengguna buku
ini.
Blitar, Desember 2021
Penulis

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................vii
ASUHAN.............................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................... 2
TUJUAN PEMBELAJARAN.............................................................. 7

BAB 1 KONSEP DASAR CAIRAN TUBUH ................................. 10
TOPIK 1 ......................................................................................... 12
Latihan........................................................................................... 19
Ringkasan ...................................................................................... 19
Tes 1 ............................................................................................... 20
TOPIK 2 ......................................................................................... 22
Latihan........................................................................................... 40
Ringkasan ...................................................................................... 41
Tes 2 ............................................................................................... 42
KUNCI JAWABAN ...................................................................... 45
GLOSARIUM ................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 47

BAB 2 KONSEP GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
TUBUH .............................................................................................. 48

TOPIK 1 ......................................................................................... 51
Latihan........................................................................................... 62
Ringkasan ...................................................................................... 63
Tes 1 ............................................................................................... 63
TOPIK 2 ......................................................................................... 66
Latihan........................................................................................... 75
Ringkasan ...................................................................................... 75
Tes 2 ............................................................................................... 76
KUNCI JAWABAN ...................................................................... 79
GLOSARIUM ................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 81

vii

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN .................................82

TOPIK 1..........................................................................................84
Latihan ...........................................................................................98
Ringkasan ......................................................................................98
Tes 1................................................................................................99
TOPIK 2........................................................................................101
Latihan .........................................................................................111
Ringkasan ....................................................................................112
Tes 2..............................................................................................112
KUNCI JAWABAN.....................................................................114
GLOSARIUM ..............................................................................115
DAFTAR PUSTAKA...................................................................116

BAB 4 KETERAMPILAN PROSEDUR PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN.................................................................117

TOPIK 1........................................................................................119
Latihan .........................................................................................123
Ringkasan ....................................................................................124
Tes 1..............................................................................................124
TOPIK 2........................................................................................126
Latihan 2 ......................................................................................135
Ringkasan ....................................................................................140
Tes 2..............................................................................................140
TOPIK 3........................................................................................142
Latihan 3 ......................................................................................148
Ringkasan ....................................................................................154
Tes 3..............................................................................................154
KUNCI JAWABAN.....................................................................156
GLOSARIUM ..............................................................................157
DAFTAR PUSTAKA...................................................................158

viii

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

UNIT KOMPETENSI : 01
STANDAR : Melaksanakan Asuhan
KOMPETENSI
Keperawatan Pasien dengan
Gangguan Keseimbangan Cairan
Tubuh

KOMPETENSI DASAR:
1. Mengetahui konsep anatomi dan fisiologi cairan tubuh
2. Mengetahui konsep keseimbangan cairan tubuh
3. Mengetahui konsep gangguan keseimbangan cairan:

kekurangan, kelebihan, dehidrasi, overhidrasi
4. Melaksanakan pengkajian pasien dengan gangguan

keseimbangan cairan
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan

keseimbangan cairan
6. Menentukan intervensi keperawatan pasien dengan gangguan

keseimbangan cairan
7. Melakukan tindakan keperawatan pemasangan infus dan

transfusi darah
8. Melakukan tindakan keperawatan menghitung tetesan infus
9. Melakukan tindakan keperawatan menghitung balance cairan
10. Melakukan tindakan keperawatan mengganti larutan dan

selang infus
11. Melakukan tindakan keperawatan merawat dan mengganti

balutan infus

1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
1. Deskripsi Modul
Apa kabar? salam jumpa, apakah Anda pernah
mendengar istilah “Keperawatan Dasar” yang merupakan
materi dasar keperawatan yang berisi tentang pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dengan memberikan asuhan
keperawatan baik pada individu, keluarga dan masyarakat
yang meliputi bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Keperawatan dasar yang akan kita pelajari pada buku ini
adalah konsep Keperawatan Dasar II.
Peran dan kompetensi perawat dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia pada klien mutlak diperlukan,
karena perawatlah satu-satunya tenaga kesehatan yang 24
jam mendampingi klien. Dengan tindakan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia secara benar dan tepat, maka
risiko akibat gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dapat dicegah atau diatasi secara cepat dan tepat.
Untuk itu mari kita pelajari bersama tentang konsep
Keperawatan Dasar II terutama asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Buku ini adalah bagian dari bahan ajar mata kuliah
Keperawatan Dasar yang dikemas secara utuh dan
sistematis. Dalam buku ini akan memuat seluruh materi
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan yang meliputi konsep anatomi dan
fisiologi cairan tubuh, keseimbangan cairan, gangguan
keseimbangan cairan (meliputi kekurangan, kelebihan),
asuhan keperawatan gangguan keseimbangan cairan,
standar operasional prosedur pemenuhan kebutuhan
cairan.
Tujuan pembuatan dari buku ini adalah memberikan
kesempatan mahasiswa mempelajari materi pembelajaran
pemenuhan kebutuhan cairan secara tuntas, karena
keterbatasan waktu yang ada tidak sebanding dengan

2

bahan kajian yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Materi
belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh, sehingga
memudahkan mahasiswa dalam memahami serta mencapai
capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu mampu
menerapkan konsep pemenuhan kebutuhan cairan dalam
praktik keperawatan professional.

Selanjutnya, sesuai bahan kajian buku tersebut
dikemas dalam bentuk materi yang sekuen sehingga mudah
untuk dipahami. Metode pembelajaran yang dilakukan
adalah dengan pendekatan student center learning (SCL),
dimana proses pembelajaran dilakukan melalui belajar
mandiri, mahasiswa dapat mengatur waktu dan tempat
belajar, belajar sesuai dengan gaya, kecepatan, dan
kemampuan yang dimiliki serta mahasiswa dapat
mengembangkan kemampuan menjadi pebelajar mandiri.

Agar Anda dapat memahami buku asuhan ini dengan
mudah maka buku ini akan terbagi dalam empat (4) bab,
yaitu
a. BAB 1 Konsep Dasar Cairan Tubuh
b. BAB 2 Konsep Gangguan Keseimbangan Cairan
c. BAB 3 Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan

Keseimbangan Cairan
d. BAB 4 Keterampilan Prosedur Pemenuhan Kebutuhan

Cairan Tubuh
Untuk memahami materi tersebut, pelajarilah buku

ini mulai dari bab 1 sampai bab 4. Pada setiap bab akan
terbagi dalam beberapa topik yang dilengkapi dengan
ringkasan, latihan soal dan tes formatif. Untuk itu pada
setiap topik, Anda diharuskan mengerjakan latihan dan
test formatif. Untuk menilai kemajuan belajar Anda,
sebaiknya Anda tidak melihat kunci jawaban terlebih
dahulu sebelum selesai mengerjakan latihan dan tes
formatif.

Saya yakin Anda dapat memahami buku ini dengan
baik!
Selamat belajar …………… Semoga berhasil!

3

2. Target Waktu
Waktu untuk menyelesaikan ini adalah satu semester.

Mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar mandiri
terkait tentang konsep anatomi dan fisiologi cairan tubuh,
keseimbangan cairan, gangguan keseimbangan cairan
(meliputi kekurangan, kelebihan), asuhan keperawatan
gangguan keseimbangan cairan dan standar operasional
prosedur pemenuhan kebutuhan cairan.

Setelah selesai baru mahasiswa mengerjakan latihan
dan tes formatif yang hasilnya diberikan ke dosen
pengampu mata kuliah tersebut. Kami berharap gunakan
waktu dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan belajar
buku ini. Anda dinyatakan berhasil apabila memperoleh
nilai ≥ 80 atau 80 % dapat menyelesaikan pertanyaan atau
tugas yang diberikan.

B. Petunjuk Belajar
Dalam mempelajari materi buku ini diharapkan mahasiswa
mengikuti saran-saran sebagai berikut:

1. Sebelum pembelajaran
Bacalah terlebih dahulu standar kompetensi yang

telah ditetapkan dan bahan kajian secara keseluruhan untuk
mata kuliah Keperawatan dasar yang dijelaskan dalam
Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dalam RPS diuraikan
tentang Capaian pembelajaran, kemampuan akhir yang
diinginkan setiap tahapan belajar (CPK), bahan kajian,
metode atau strategi pembelajaran, waktu yang disediakan
untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam
deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa
selama satu semester; kriteria penilaian, indikator, dan
bobot penilaian; dan daftar referensi yang digunakan,
sebagai pedoman bagi pengguna buku ini untuk mencapai
arah dan tujuan pembelajaran. Dengan demikian mahasiswa

4

wajib membaca secara keseluruhan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) yang ada.

Buku ini disiapkan untuk pembelajaran mandiri bagi
mahasiswa dengan demikian mahasiswa diwajibkan
membaca dengan seksama materi buku ini secara
keseluruhan mulai dari awal hingga akhir agar memiliki
pemahaman yang utuh dari bahan kajian yang sudah
ditetapkan dalam buku ini.

2. Selama pembelajaran
a. Mempelajari materi yang ada dalam buku secara
mendalam dan pengembangan materi dengan membaca
dari referensi lain yang terkait dengan buku ini.
b. Setelah mempelajari disarankan untuk mencatat, dan
bertanya mengenai materi yang belum dipahami dan
dikonsultasikan kepada dosen pengampu atau fasilitator
c. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk
memudahkan anda mengingat.
d. Pengawasan kegiatan hasil belajar dilakukan dengan
mengumpulkan jawaban pada soal yang telah disiapkan
pada akhir pembelajaran serta melakukan evaluasi
sumatif
e. Kerjakan latihan-latihan/tugas-tugas terkait dengan
materi yang dibahas dan diskusikan dengan
fasilitator/tutor pada saat kegiatan tatap muka.
f. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap
materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan
kunci yang disediakan pada akhir setiap bab.
g. Nilailah kemampuan anda dan berikan skor untuk
pencapaian kompetensi anda.

3. Setelah pembelajaran
Menerima keputusan dosen untuk meneruskan belajar pada
materi buku ini selanjutnya atau tetap mempelajari materi
buku yang sama.

5

C. Petunjuk bagi Dosen Pengajar/Fasilitator
1. Membaca standar kompetensi, materi pembelajaran yang
ada pada buku
2. Membagi mahasiswa dan memfasilitasi dalam diskusi-
diskusi kelompok tentang materi yang sulit untuk dipelajari
sendiri
3. Memotivasi mahasiswa untuk membuat ringkasan dari
materi yang telah didiskusikan
4. Memotivasi mahasiswa untuk mengerjakan tugas, latihan
soal dan tes formatif setiap kali menyelesaian satu bab atau
pokok bahasan
5. Mengidentifikasi kesulitan yang dialami mahasiswa dalam
mempelajari buku terutama tentang materi yang dianggap
penting
6. Menilai kemampuan dan keaktifan mahasiswa saat diskusi
maupun demonstrasi keterampilan yang diajarkan

6

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN UMUM
Seteleh menyelesaikan buku ini diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
keseimbangan cairan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Untuk mencapai capaian pembelajaran umum tersebut,
diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan konsep anatomi dan fisiologi cairan tubuh
2. Menjelaskan konsep keseimbangan cairan tubuh
3. Menjelaskan konsep gangguan keseimbangan cairan:
kekurangan, kelebihan
4. Melaksanakan pengkajian pasien dengan gangguan
keseimbangan cairan
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan
gangguan keseimbangan cairan
6. Menentukan intervensi keperawatan pasien dengan
gangguan keseimbangan cairan
7. Melakukan tindakan keperawatan pemasangan infus dan
transfusi darah
8. Melakukan tindakan keperawatan menghitung tetesan
infus
9. Melakukan tindakan keperawatan menghitung balance
cairan
10. Melakukan tindakan keperawatan mengganti larutan dan
selang infus
11. Melakukan tindakan keperawatan merawat dan mengganti
balutan infus

C. INDIKATOR
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar
cairan tubuh
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya gangguan
keseimbangan cairan tubuh
3. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pasien dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh yang
meliputi:

7

a. Mampu melakukan pengkajian atau assessment status
cairan tubuh meliputi data subjektif (riwayat penyakit
dan data psikososial), dan pemeriksaan fisik antara lain
pemeriksaan head to toe, tanda-tanda vital, MAP dan
menghitung keseimbangan cairan

b. Melakukan persiapan pasien dengan pemeriksaan
penunjang seperti darah lengkap, analisa gas darah,
serum elektrolit, analisa urine

c. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
tubuh

d. Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat pada
klien gangguan pemenuhan kebutuhan cairan yang
meliputi:
1) Melakukan tindakan keperawatan pemasangan infus
dan transfusi darah
2) Melakukan tindakan keperawatan menghitung
tetesan infus
3) Melakukan tindakan keperawatan menghitung
balance cairan
4) Melakukan tindakan keperawatan mengganti larutan
dan selang infus
5) Melakukan tindakan merawat dan monitor luka infus
6) Melakukan pengambilan darah arteri

e. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan tubuh

f. Melakukan evaluasi keperawatan pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh

D. REFERENSI
1. Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Konsep,
proses, dan praktik. Alih bahasa: Renata Komalasari,
Jakarta: EGC
2. Snyder & Berman. 2012. Kozier & Erb’s Fundamental of
Nursing: Conceps, Process and Practice. New Jersey:
Pearson Education
3. Lynn, Pamela. 2011. Taylor’s Clinical Skills: a Nursing
Process Approach. Lippincott: Williams & Wilkins

8

4. Doenges, Marilynn; Moorhouse, M.F; Murr, A. C. 2010.
Nursing Diagnosis Manual: Planning, Individualizing and
Documenting Client Care. Philadelphia: Davis Company

5. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

6. Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

7. Tim Pokja SLKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

8. Lynn, Pamela. 2015. Taylor’s handbooks of clinical nursing
skills. Lippincott: Wolters Kluwer Health

9

BAB KONSEP DASAR
CAIRAN TUBUH
1

PENDAHULUAN
Pernahkah Anda mendengar tentang cairan tubuh? Berapa

persentase tubuh kita yang terdiri dari air? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut maka marilah kita belajar tentang konsep
dasar cairan tubuh manusia. Cairan sangat diperlukan dalam
rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Cairan masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman dan
cairan intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Untuk mempertahankan
kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan didalam tubuh.
Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan
haluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen
tersebut oleh sistem ginjal dan paru-paru. Keseimbangan cairan
berarti adanya distribusi yang normal dari air total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Dengan mengetahui tentang
konsep dasar cairan secara benar dan tepat maka dapat mencegah
adanya gangguan pemenuhan kebutuhan cairan secara tepat dan
tepat. Untuk itu mari kita pelajari bersama tentang konsep dasar
cairan tubuh manusia.

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu
menjelaskan konsep dasar cairan tubuh manusia yang meliputi
1. Mampu menjelaskan anatomi tubuh yang berkaitan dengan

cairan
2. Mampu menjelaskan fisiologi cairan tubuh manusia

10

3. Mampu menjelaskan keseimbangan cairan tubuh yang
meliputi distribusi, komposisi, transportasi, regulator dan
faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan.

Agar Anda dapat memahami bab ini dengan mudah, maka
bab ini dibagi menjadi dua (2) topik, yaitu:
1. Topik 1

Membahas konsep dasar anatomi dan fisiologi cairan tubuh
yang meliputi: anatomi cairan tubuh, fisiologi cairan tubuh
(fungsi cairan, distribusi cairan tubuh, total body water (TBW)
dan kompartemen cairan tubuh).
2. Topik 2
Membahas konsep keseimbangan cairan yang meliputi
transportasi cairan tubuh, regulator keseimbangan cairan
tubuh, kebutuhan cairan perhari, faktor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dan cara pengeluaran
cairan.

Untuk memahami materi tersebut, pelajarilah bab ini mulai
dari Topik 1 sampai 2. Pada setiap topik, Anda diharuskan
mengerjakan latihan dan tes formatif. Untuk menilai kemajuan
belajar Anda, sebaiknya Anda tidak melihat kunci jawaban
terlebih dahulu sebelum selesai mengerjakan latihan dan tes
formatif.

Waktu untuk menyelesaikan bab ini adalah satu kali
pertemuan. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Anda
dinyatakan berhasil apabila memperoleh nilai ≥ 80 atau 80 % dapat
menyelesaikan pertanyaan atau tugas yang diberikan.
Saya yakin Anda dapat memahami bab ini dengan baik!
Selamat belajar …………… Semoga berhasil!

11

TOPIK 1
ANATOMI DAN FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Agar Anda lebih memahami bahasan tentang konsep dasar
cairan tubuh maka pelajarilah uraian materi berikut ini!
A. Anatomi Cairan Tubuh

Cairan tubuh adalah cairan yang terdapat didalam
tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di
dalamnya. Air (H2O) merupakan komponen utama yang
paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60%
dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun
bergantung kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di
dalam tubuh, nilai persentase ini bervariasi antara 50-70%
dari total berat badan orang dewasa. Seseorang dapat
bertahan hidup tanpa makanan dalam waktu beberapa hari,
tetapi tanpa air hanya mampu bertahan 3 hari saja. Cairan
tubuh selain terdiri dari air (zat pelarut) juga mengandung
solute (zat terlarut) yaitu elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit adalah substansi yang berdisosiasi (terpisah) di
dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
Sedangkan non-elektrolit adalah substansi seperti glukosa
dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan.

Persentase cairan dalam organ tubuh manusia bervariasi
didalam darah diketahui bahwa 83% dari darah adalah air,
pada jantung 75% dari jantung adalah air, pada paru-paru
86% adalah air, pada hati 83% adalah air, pada ginjal 83%
adalah air, pada otot 75 % adalah air dan pada tulang 22%
adalah air. Sedangkan berdasarkan letaknya cairan tubuh
manusia dibagi atas:
1. Cairan interstitial

Merupakan cairan yang terletak diantara ruang antar sel,
99% berupa gel. Sering disebut juga cairan getah bening
atau limfe
2. Cairan plasma (cairan intravaskuler)
Cairan yang terletak diantara sel-sel darah atau disebut
juga bagian bening dari komponen darah. Cairan plasma

12

berhubungan dengan cairan interstitial melalui pori-pori
kapiler
3. Cairan serebrospinal
Merupakan cairan yang terletak di dalam ventrikel otak
dan ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan
medulla spinalis
4. Cairan dalam ruang potensial
Terletak didalam ruang potensial, misalnya ruang antara
pleura visceral dan parietal, ruang peritoneal, ruang
pericardial dan ruang sendi. Cairan ini ada dalam jumlah
sedikit dalam ruang potensial, tetapi dalam keadaan
abnormal cairan ini dapat sangat berlebihan.
5. Cairan gastrointestinal
Cairan ini terletak di dalam saluran pencernaan dalam
jumlah yang relatif tidak terlalu banyak
6. Cairan intraokuler
Cairan di dalam rongga mata, yang menjaga keutuhan
struktur mata

B. Fisiologi Cairan Tubuh
1. Fungsi Cairan
Cairan merupakan kebutuhan dasar yang vital bagi
manusia. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan. Pentingnya air di dalam tubuh sehingga
keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu
dan konsentrasi yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh
berfungsi secara optimal. Di dalam tubuh cairan
mempunyai fungsi yang penting, yaitu:
a. Sebagai media transportasi bagi zat makanan dan
oksigen menuju sel dan sisa metabolisme sel ke organ
eliminasi,
b. Mengantarkan hormon dari organ penghasil menuju
sel/organ target, enzim dan sel darah

13

c. Memudahkan proses metabolisme dan proses kimiawi
di dalam sel

d. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit,
e. Sebagai homestasis untuk menjaga keseimbangan asam-

basa dan elektrolit
f. Membantu dalam mempertahankan suhu tubuh
g. Memudahkan pencernaan dan eliminasi
h. Sebagai pelumas jaringan, dan pelembab jaringan-

jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung
i. Sebagai pembentuk struktur tubuh.
j. Sebagai fungsi sekresi yaitu mengeluarkan buangan-

buangan (produk hasil metabolisme) sel seperti karbon
dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat
k. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem
kardiovaskuler

Sedangkan masing-masing kompartemen cairan
mempunyai fungsi khusus sendiri-sendiri antara lain
a. Cairan intraseluler

Berfungsi untuk pemeliharaan kesejahteraan sel dan
perpindahan cairan beserta kandungannya ke semua
bagian sel.
b. Cairan interstitial
Berfungsi memindahkan cairan dan kandungannya dari
satu sel ke sel tubuh yang lain dan dari sel ke pembuluh
darah.
c. Cairan intravaskuler (serum dan plasma)
Berfungsi memindahkan sel darah dan cairan beserta
kandungannya dari satu bagian ke bagian yang lain

2. Distribusi Cairan Dalam Tubuh
Semua cairan tubuh manusia didistribusikan di

antara dua kompartemen utama, yaitu ekstraseluler dan
intraseluler. Cairan ekstraseluler di kelompokkan lagi
menjadi dua bentuk, cairan yaitu cairan interstisial dan
cairan intravaskuler. Selain dua kelompok utama diatas, ada

14

juga sejumlah kompartemen kecil cairan yang lain disebut
sebagai cairan transeluler. Cairan transeluler merupakan
cairan yang disekresikan dalam tubuh terpisah dari plasma
oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak terlalu berarti
dalam keseimbangan cairan tubuh, akan tetapi pada
beberapa keadaan dimana terjadi pengeluaran jumlah cairan
transeluler secara berlebihan maka akan tetap
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Kompartemen ini meliputi cairan dalam rongga
sinovial, peritoneum, perikardium, dan intraokular serta
cairan serebrospinal. Cairan tersebut biasanya dianggap
sebagai jenis cairan ekstrasel khusus, walaupun dalam
beberapa kasus, komposisinya sangat berbeda dengan
komposisi plasma atau cairan interstitial. Secara umum,
volume cairan transeluler seluruhnya sekitar 1 sampai 2
liter.

Tabel. 1 Distribusi Cairan dalam Tubuh

Bayi Usia

Jenis Baru 3 Dewasa Lansia
27%
Lahir Bulan

Cairan 40 % 40% 40%

intraseluler

Cairan Plasma 5% 5% 5% 7%
ekstraseluler 25% 15% 18%
Cairan 35%

interstisial

Total cairan 18% 70% 60% 52%

3. Total Body Water
Air merupakan komponen utama dalam tubuh rata-

rata orang dengan berat badan 70 kilogram, memiliki total
cairan tubuh sekitar 60% dari berat badan atau sekitar 42
liter. Persentase ini dapat berubah bergantung pada umur,
jenis kelamin, dan derajat obesitas. Seiring dengan

15

pertumbuhan seseorang, persentase total cairan tubuh (total
body water) terhadap berat badan akan berangsur-angsur
turun. Hal tersebut adalah sebagian akibat dari penuaan
yang biasanya berhubungan dengan peningkatan persentase
lemak tubuh sehingga mengurangi persentase cairan dalam
tubuh. Karena wanita pada normalnya mempunyai lemak
tubuh lebih banyak dari pria, wanita mempunyai lebih
sedikit cairan daripada pria dengan berat badan yang
sebanding. Sedangkan pada neonatus total cairan tubuh
lebih tinggi yaitu sekitar 70-80% berat badan. Untuk
obesitas juga menurunkan jumlah kandungan total air
tubuh. Jadi bila kita membahas kompatemen cairan tubuh
rata-rata maka harus menyadari adanya variasi tergantung
pada usia, jenis kelamin dan persentase lemak tubuh.

4. Kompartemen Cairan Tubuh
a. Kompartemen cairan intraseluler
Sekitar 28 liter dari 42 liter cairan tubuh ada dalam
75 triliun sel dan secara keseluruhan disebut cairan
intrasel. Jadi cairan intrasel merupakan 40 persen dari
berat badan total pada orang rata-rata. Cairan masing-
masing sel mengandung campurannya tersendiri dengan
berbagai zat, namun konsentrasi zat-zat ini mirip antara
satu sel dengan sel lainnya. Sebenarnya komposisi cairan
sel sangat mirip, bahkan pada hewan yang berbeda,
mulai dari mikroorganisme paling primitif sampai
manusia. Oleh sebab itu, cairan intrasel dari seluruh sel
yang berbeda-beda dianggap sebagai satu kompartemen
cairan yang besar
b. Kompartemen cairan ekstraseluler
Seluruh cairan di luar sel secara keseluruhan
disebut sebagai cairan ektraseluler. Cairan ini mengisi
20% dari berat badan tubuh atau mengisi 1/3 dari jumlah
total cairan tubuh yaitu sekitar 14 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70 kilogram. Dua
kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah cairan

16

interstisial dan plasma. Cairan interstitial yang berjumlah
lebih dari tiga perempat bagian cairan ekstrasel dan
plasma berjumlah hampir seperempat cairan ekstrasel
atau sekitar 3 liter. Plasma adalah bagian darah yang
tidak mengandung sel, plasma terus-menerus menukar
dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran
kapiler. Plasma ini adalah bagian darah nonseluler dan
terus-menerus berhubungan dengan cairan interstitial
melalui celah-celah membran kapiler. Pori-pori ini
bersifat sangat permiabel untuk hampir semua zat
terlarut dalam cairan ekstrasel, kecuali protein. Oleh
karena itu cairan ekstrasel secara konstan terus
tercampur, sehingga plasma dan cairan interstitial
mempunyai komposisi yang hampir sama kecuali untuk
protein, yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam
plasma. Komponen terbesar ekstraseluler adalah
1) Cairan interstitial

Normalnya sebagian kecil cairan interstisial
dalam bentuk cairan bebas. Sebagian besar air
interstisial secara kimia berhubungan dengan
proteoglikan ekstraselular membentuk gel. Pada
umumnya tekanan cairan interstisial adalah negatif
(kira-kira-5 mmHg). Bila terjadi peningkatan volume
cairan interstisial maka tekanan interstisial juga akan
meningkat dan kadang-kadang menjadi positif. Pada
saat hal ini terjadi, cairan bebas dalam gel akan
meningkat secara cepat dan secara klinis akan
menimbulkan edema. Hanya sebagian kecil dari
plasma protein yang dapat melewati celah kapiler,
oleh karena itu kadar protein dalam cairan interstisial
relatif rendah (2 g/dl). Protein yang memasuki ruang
interstisial akan dikembalikan ke dalam sistem
vaskular melalui sistim limfatik
2) Cairan intravaskuler

Cairan intravaskular terbentuk sebagai plasma
yang dipertahankan dalam ruangan intravaskuler

17

oleh endotel vaskular. Sebagian besar elektrolit dapat
dengan bebas keluar masuk melalui plasma dan
interstisial yang menyebabkan komposisi elektrolit
keduanya yang tidak jauh berbeda. Bagaimanapun
juga, ikatan antar sel endotel yang kuat akan
mencegah keluarnya protein dari ruang intravaskular.
Akibatnya plasma protein (terutama albumin)
merupakan satu-satunya zat terlarut secara osmotik
aktif dalam pertukaran cairan antara plasma dan
cairan interstisial. Peningkatan volume ekstraselular
normalnya juga merefleksikan volume intravaskular
dan interstisial. Bila tekanan interstisial berubah
menjadi positif maka akan diikuti dengan
peningkatan cairan ekstrasel yang akan menghasilkan
ekspansi hanya pada kompartemen cairan interstisial.
Pada keadaan ini kompartemen interstisial akan
berperan sebagai reservoir dari kompartemen
intravaskular. Hal ini dapat dilihat secara klinis
sebagai edema jaringan.

Darah mengandung cairan ekstrasel (cairan
dalam plasma) dan cairan intrasel (cairan dalam sel
darah merah). Akan tetapi, darah dianggap sebagai
kompartemen cairan terpisah karena darah
terkandung dalam ruangannya sendiri yaitu sistem
sirkulasi. Volume darah khususnya penting untuk
mengatur dinamika sistem kardiovaskuler.

Rata-rata volume darah orang dewasa adalah
sekitar 7 persen dari berat badan, atau sekitar 5 liter.
Sekitar 60 persen darah berupa plasma dan 40
persennya berupa sel darah merah, namun presentase
ini dapat bervariasi pada masing-masing orang,
bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan
faktor lainnya.

Hematokrit (Packed Red Cell Volume) adalah
fraksi darah yang terdiri atas sel darah merah, yang
ditentukan melalui sentrifugasi darah dalam tabung

18

hematokrit sampai sel-sel ini menjadi benar-benar
mampat dibagian bawah tabung. Nilai hematokrit
yang sebenarnya hanya sekitar 96 persen dari nilai
hematokrit yang terukur, pada pria nilai hematokrit
yang terukur normalnya sekitar 0,4 dan pada wanita
kira-kira 0,36. Ada anemia berat nilai hematokrit
dapat turun sampai 0.1 yaitu suatu nilai yang hampir
tidak cukup untuk mempertahankan hidup.
Sebaliknya ada beberapa kondisi yang
mengakibatkan terjadinya produksi yang sel darah
merah yang berlebihan yaitu polisitemia. Pada
kondisi tersebut nilai hematokrit dapat meningkat
sampai 0.65.

Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan cairan tubuh?
2. Berapakah persentase cairan dalam tubuh manusia?
3. Sebutkan persentase distribusi cairan tubuh pada orang

dewasa?
4. Sebutkan dan jelaskan letak cairan tubuh manusia!
5. Sebutkan dan jelaskan kompartemen cairan tubuh!

Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, Anda dapat
mempelajari kembali materi yang membahas tentang: konsep
anatomi dan fisiologi cairan tubuh

Ringkasan
Silakan Anda membaca rangkuman ini untuk meyakinkan bahwa
Anda telah memahami materi Topik 1 tentang konsep anatomi dan
fisiologi cairan tubuh:

Cairan tubuh adalah cairan yang terdapat didalam tubuh,
terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. Air
(H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang

19

dewasa terdiri dari air. Berdasarkan letaknya cairan terdiri dari
cairan interstitial, cairan plasma (cairan intravaskuler), cairan
serebrospinal, cairan dalam ruang potensial, cairan
gastrointestinal, cairan intraokuler. Cairan dalam tubuh itu
berfungsi sebagai media transportasi bagi zat makanan dan
oksigen menuju sel dan sisa metabolisme sel ke organ eliminasi,
mengantarkan hormon dari organ penghasil menuju sel/organ
target, enzim dan sel darah, memudahkan proses metabolisme dan
proses kimiawi di dalam sel, sebagai pelarut elektrolit dan non
elektrolit, membantu dalam mempertahankan suhu tubuh,
memudahkan pencernaan dan eliminasi, sebagai pelumas
jaringan, dan pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,
mulut dan hidung, sebagai pembentuk struktur tubuh, sebagai
fungsi sekresi yaitu mengeluarkan buangan-buangan (produk
hasil metabolisme) sel seperti karbon dioksida (CO2) dan juga
senyawa nitrat, mempertahankan tekanan hidrostatik dalam
sistem kardiovaskuler. Cairan ini terdistribusi dalam
kompartemen intrasel, ekstraseluler dan transeluler

Tes 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban paling
benar!
1. Berapakah persentase cairan pada otak manusia?

a. 75%
b. 83%
c. 86%
d. 70%
e. 65%
2. Disebut apakah cairan yang terletak pada sel darah atau
disebut juga sebagai bagian bening komponen darah?
a. Cairan interstitial
b. Cairan intravaskuler
c. Cairan serebrospinal
d. Cairan gastrointestinal
e. Cairan intraokuler

20

3. Sebutkan fungsi cairan didalam tubuh manusia?
a. Mengantarkan hormon dari organ penghasil menuju
sel/organ target, enzim dan sel darah
b. Memudahkan proses metabolisme dan proses kimiawi di
dalam sel
c. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
d. Membantu dalam mempertahankan suhu tubuh,
e. Semua benar

4. Berapakah total body water orang dewasa dengan berat badan 70
kilogram?
a. 42 liter
b. 12 liter
c. 15 liter
d. 25 liter
e. 35 liter

5. Cairan yang hanya sebagian kecil didalam tubuh manusia
dalam bentuk cairan bebas disebut?
a. Cairan intravaskuler
b. Cairan intrasel
c. Cairan ekstrasel
d. Cairan transeluler
e. Cairan interstitial

21

TOPIK 2
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Agar Anda lebih memahami bahasan tentang konsep dasar
keseimbangan cairan tubuh, maka pelajarilah uraian materi
berikut!

A. Pengertian Keseimbangan Cairan tubuh
Keseimbangan cairan merupakan bagian dari kontrol tubuh

untuk mempertahankan homeostasis. Mempertahankan
volume cairan tubuh agar relatif konstan dan komposisinya
stabil penting untuk homeostasis. Homeostasis cairan dapat
dipertahankan oleh tubuh dengan cara mengatur cairan
ekstraselular, yang selanjutnya akan mempengaruhi cairan
intraselular. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak dan
memiliki orientasi yang baik biasanya dapat mempertahankan
keseimbangan cairan karena mekanisme adaptif tubuh. Agar
tubuh dapat mencapai keseimbangan cairan yang dibutuhkan
maka tubuh harus mengatur agar input cairan sama dengan
output cairan (balance concept).

Tubuh juga dapat mengalami perubahan keseimbangan
cairan, yaitu keseimbangan positif (input lebih banyak daripada
ouput) atau keseimbangan negatif (output lebih banyak
daripada input). Terdapat dua faktor yang diatur tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan, yaitu volume dan
osmolaritas cairan ekstraselular. Volume cairan ekstraselular
penting dipertahankan keseimbangannya karena dapat
mempengaruhi tekanan darah sedangkan osmolaritas cairan
ekstraselular penting dipertahankan untuk mencegah sel
mengerut ataupun membengkak. Tubuh dapat
mempertahankan volume cairan ekstraselular dengan cara
mengatur garam (natrium), dan dapat mempertahankan
osmolaritas cairan ekstraselular dengan cara mengatur air di
dalam tubuh. Kestabilan cairan tubuh relatif sangat
mengagumkan karena adanya pertukaran cairan dan zat

22

terlarut yang terus-menerus dengan lingkungan eksternal dan
dalam berbagai kompartemen tubuh lannya.

B. Transportasi/perpindahan Cairan dalam Tubuh
Cairan tubuh tidak statis. Cairan tubuh dan elektrolit

berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain untuk
memfasilitasi proses-proses yang terjadi didalam tubuh, seperti
oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit, keseimbangan
asam-basa dan respon terhadap terapi obat. Perpindahan cairan
tersebut bergantung pada permiabilitas membran sel atau
kemampuan membran untuk ditembus cairan dan elektrolit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan cairan antara
lain
1. Membran

Setiap kompartemen dipisahkan oleh membran permiabel
selektif yang memungkinkan gerakan air dan beberapa zat
terlarut. Secara umum ada tiga membran yaitu membran
sel (memisahkan cairan intrasel dari cairan interstitial dan
terdiri dari lipid dan protein), membran kapiler
(memisahkan cairan intravaskuler dari cairan interstitial),
membran epithelial (memisahkan cairan interstitial dan
cairan intravaskuler dari cairan transeluler, contoh
epitelium mukosa dari lambung dan usus).
2. Zat terlarut (solut)
Merupakan zat yang terlarut dalam cairan. Zat terlarut ini
terbagi menjadi dua yaitu kristaloid (molekul kecil yang
menembus membran kapiler dengan mudah, mirip dengan
cairan ekstraseluler), koloid (molekul protein besar yang
tidak dapat menembus membran tetapi merupakan
pengganti volume intravaskuler)
3. Tekanan osmotik
Merupakan tekanan untuk menarik air melewati membran
semipermiabel. Sedangkan tekanan osmotik koloid adalah
tekanan osmotik darah yang dipengaruhi oleh protein
plasma (menjaga cairan tetap di intravaskuler)

23

Secara umum, proses perpindahan (transpor) cairan dari
satu kompartemen ke kompartemen lainnya dilakukan dalam
enam cara yaitu
1. Difusi

Merupakan perpindahan partikel melewati membran
permeabel dan sehingga kedua kompartemen larutan atau
gas menjadi setimbang. Difusi juga disebut proses dimana
partikel berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke
daerah berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel
dalam cairan merata atau melewati membran sel yang
permiabel terhadap substansi tersebut. Cara lain untuk
menjelaskan difusi adalah substansi berdifusi ke cairan
dengan konsentrasi lebih rendah. Partikel listrik juga dapat
berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik
menarik. Contoh difusi: gerakan oksigen dari alveoli paru ke
darah kapiler pulmoner.

Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus
dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi
oleh:
a. Ukuran molekul (molekul kecil lebih cepat berdifusi dari

molekul besar)
b. Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)
c. Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan

kecepatan difusi)
d. Permiabilitas zat terhadap membran
e. Perbedaan tekanan antara masing-masing sisi karena

tekanan akan memberikan energi kinetik yang lebih
besar
f. Potensial listrik yang menyeberangi membran akan
memberi muatan pada zat tersebut
g. Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
h. Penurunan jarak lintas dimana massa partikel harus
berdifusi
Difusi antara cairan interstisial dan cairan intraselular dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme:

24

a. Secara langsung melewati lapisan lemak bilayer pada
membran sel

b. Melewati protein chanel dalam membran,
c. Melalui ikatan dengan protein carier yang reversibel

yang dapat melewati membran (difusi yang difasilitasi).
2. Osmosis

Adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui
membran semipermiabel yang berpindah dari larutan yang
memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi solute lebih tinggi. Membran tersebut permiabel
terhadap zat pelarut tetapi tidak permiabel terhadap solute
(zat terlarut), yang berupa materi partikel. Karena membran
sel relatif impermiabel terhadap kebanyakan zat terlarut tapi
sangat permiabel terhadap air (permiabel selektif), maka
bila pada salah satu sisi membran sel konsentrasi
zat terlarutnya lebih tinggi, air akan berdifusi melintasi
membran menuju daerah dengan konsentrasi zat terlarut
yang lebih tinggi. Jadi jika natrium klorida ditambahkan ke
dalam cairan ekstrasel, air dengan cepat berdifusi dari sel
melalui membran sel ke dalam cairan ekstrasel sampai
konsentrasi air kedua sisi membran sama. Kecepatan difusi
air ini disebut kecepatan osmosis. Kecepatan osmosis
bergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu
larutan, muatan listrik larutan dan perbedaan tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan. Konsentrasi larutan
diukur dalam osmol, yang mencerminkan jumlah substansi
dalam larutan yang terbentuk molekul, ion atau keduanya.

Tekanan osmotik merupakan tekanan dengan
kekuatan untuk menarik air dan kekuatan ini bergantung
pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan osmotik
adalah besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah
osmosis. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan
berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang
selektif. Tekanan osmotik darah dipengaruhi oleh protein
plasma khususnya albumin suatu protein serum yang
diproduksi secara alami oleh tubuh. Albumin menghasilkan

25

tekanan osmotik koloid atau tekanan onkotik yang
cenderung menjaga cairan tetap berada di dalam
kompartemen intravaskuler.

Suatu larutan dengan konsentrasi solute yang tinggi
memiliki tekanan osmotik yang tinggi sehingga air akan
tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. Tekanan osmotik
diberikan melalui membran semipermiabel dan tekanan ini
bergantung pada aktivitas solute yang dipisahkan oleh
membran. Apabila konsentrasi solute pada salah satu sisi
membran semipermiabel lebih besar maka laju osmosis akan
lebih cepat sehingga terjadi percepatan transfer zat pelarut
menembus membran semipermiabel. Hal ini akan berlanjut
terus sampai tercapai keseimbangan. Tekanan osmotik
larutan disebut osmolalitas, yang dicerminkan dalam satuan
osmol atau miliosmol per kilogram (mOsm/kg) larutan
yang berarti jumlah cairan tubuh dalam kilogram air.
Osmolalitas serum normal adalah 280-295 mOsm/kg.
Larutan terbagi menjadi 3 yaitu
a. Larutan isotonik

Merupakan larutan dengan konsentrasi sama dengan
plasma darah. Pemberian larutan isotonik melalui
intravena akan mencegah perpindahan cairan dan
elektrolit dari kompartemen intrasel. Larutan ini tidak
menimbulkan pengerutan maupun pembengkakan
karena konsentrasi air dalam cairan intrasel dan ekstrasel
adalah sama dan zat terlarut tidak dapat masuk atau
keluar dari sel. Contoh: saline normal 0.9% atau ringer
laktat. Larutan ini penting untuk pengobatan klinis
karena dapat diinfuskan kedalam darah tanpa adanya
bahaya yang mengancam keseimbangan osmotik antara
cairan intrasel dan ekstrasel.
b. Larutan hipotonik
Merupakan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih
rendah dari plasma darah. Pemberian larutan ini akan
membuat air berpindah atau berdifusi ke dalam sel dan
menyebabkan sel membengkak, air akan terus berdifusi

26

ke dalam sel, yang akan mengencerkan cairan intrasel
dan juga memekatkan cairan ekstrasel sampai kedua
larutan mempunyai osmolalitas yang sama. Contoh: salin
0.45%, salin 0.33%, dextrose 2,5% yang dapat
menyebabkan pembengkakan sel.
c. Larutan hipertonik
Merupakan larutan yang mempunyai konsentrasi solute
lebih besar daripada konsentrasi plasma darah.
Pemberian larutan ini akan membuat air keluar dari
dalam sel (difusi) ke dalam cairan ekstrasel. Dalam hal
ini sel akan mengkerut sampai kedua konsentrasi
menjadi sama. Contoh: dextrose 5% di dalam salin 0.45%,
dextrose 5% di dalam salin normal, dextrose 5% di dalam
ringer laktat, salin 3%.
3. Transport Aktif

Berbeda dengan difusi dan osmosis, transport aktif
memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi
untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus
membran sel. Proses pemindahan molekul atau ion yang
memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi
rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi yang
memerlukan molekul ATP untuk melintasi membran sel.
Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih
besar dari sel tersebut, selain itu sel dapat menerima atau
memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah
ke daerah berkonsentrasi tinggi. Contoh transport aktif
adalah pompa natrium kalium. Natrium dipompa keluar
dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel, melawan
gradien konsentrasi.

Transpor aktif ditingkatkan oleh molekul pembawa
yang berada di antara sel, yang akan mengikat diri mereka
sendiri dengan molekul yang masuk ke dalam sel. Misalnya,
glukosa mampu memasuki sel setelah glukosa berikatan
dengan insulin, yang merupakan alat transpornya. Transpor
aktif merupakan suatu mekanisme mengenai sel-sel yang

27

mengabsorbsi glukosa dan substansi-substansi lain untuk
melakukan aktivitas metabolik.
4. Filtrasi

Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi
yang dapat larut secara bersamaan sebagai respons terhadap
adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif didalam
bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau
gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit dan
substansi terlarut lain yang berada diantara cairan kapiler
dan interstitial.

Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik
arteri dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang intertisial.
Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari
tempat yang tinggi tekanan hidrostatiknya ke tempat yang
lebih rendah tekanan hidrostatiknya. Tekanan Hidrostatik
adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di dalam
sebuah ruangan atau gaya dari tekanan zat cair untuk
melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan
hidrostatik berada diantara arteri dan vena (kapiler)
sehingga larutan berpindah dari kapiler ke intertisial.
Tekanan hidrostatik ditentukan oleh kekuatan pompa
jantung, kecepatan aliran darah, tekanan darah arteri,
tekanan darah vena. Darah dan cairan arteri akan memasuki
kapiler jika tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan
interstitial, sehingga cairan dan solute akan berpindah dari
kapiler menuju sel. Pada ujung bantalan vena kapiler, cairan
dan produk-produk sisa metabolisme berpindah dari sel
menuju kapiler karena tekanan hidrostatiknya lebih kecil
dari tekanan interstitial.

C. Regulator Keseimbangan Cairan Tubuh
Mempertahankan volume cairan tubuh agar relatif

konstan dan komposisinya tetap stabil, penting untuk
homestasis. Homeostasis adalah keseimbangan yang dinamis
dari air, elektrolit dan keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang

28

mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk

sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan

endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat

penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan,

tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit,

sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya

ditujukan untuk mempertahankan adaptasi.

Semua organisme hidup berusaha untuk homeostasis.

Ketika homeostasis terganggu (misalnya sebagai respon

terhadap stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya

dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari

mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik seperti

berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh sederhana

dari homeostasis, tubuh manusia menggunakan beberapa

proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang

optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu

tubuh mencerminkan ketidakmampuan untuk

mempertahankan homeostasis, dan masalah terkait. Stres berat

atau lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan parah

pada keseimbangan ini. Hal ini dapat menyebabkan tidak

hanya tekanan psikologis tetapi juga gangguan psikosomatis.

Seara umum fungsi homeostasis antara lain untuk:

1. Menstabilkan cairan disekitar sel-sel organisme multi sel

atau cairan extrasel (CES).

2. Untuk kelangsungan hidup sel

3. Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan

luar yang mempunyai jumlah dan habitat yang lebih luas.

4. Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam

badan organisme) yang stabil supaya sel-sel dapat

menjalankan hidup dengan efisien.

5. Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien

pada saat tertentu.

6. Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya

dengan optimum

29

Beberapa masalah paling umum dan terpenting dalam
pengobatan klinis, timbul akibat abnormalitas dalam sistem
pengaturan yang mempertahankan kestabilan cairan dalam
tubuh. Organ yang terlibat dalam pengaturan cairan tubuh
adalah

1. Ginjal

Ginjal merupakan organ vital dalam pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini

dilakukan bersama-sama dengan hormon aldosteron dan

anti diuretik hormon. Ginjal akan menahan cairan tubuh jika

tubuh mengalami dehidrasi. Ginjal ini terutama berfungsi

untuk membersihkan tubuh dari bahan-bahan sisa hasil
metabolisme, memelihara kestabilan lingkungan sel,

mengatur volume cairan dan osmolalitas cairan ekstrasel

melalui retensi dan ekskresi cairan, pengaturan

kesimbangan asam-basa dan sekresi, metabolisme dan

ekskresi hormon. Saat cairan ekstraseluler mengalami
peningkatan dan osmolalitas plasma menurun

(berhubungan dengan penurunan kadar natrium), maka

ginjal akan mengatur konsentrasi urine menjadi lebih encer

dengan mengurangi absorpsi air di tubulus. Hal ini terjadi

karena penurunan osmolalitas plasma akan merepresi
hipofise posterior untuk tidak mensekresi ADH yang

mengakibatkan penurunan absorpsi air di tubulus ginjal.

Demikian juga saat cairan tubuh menurun.

Penurunan volume cairan menyebabkan perfusi ginjal
menurun yang akan merangsang mekanisme renin

angiotensin yang akan menstimulasi sekresi aldosteron dari

korteks adrenal. Peningkatan aldosteron akan menimbulkan
perasaan haus sehingga intake cairan meningkat dan

meningkatkan absorpsi natrium dan air di ginjal.

Peningkatan natrium plasma akan menyebabkan

peningkatan osmolalitas cairan ekstraseluler menyebabkan

perangsangan hipofisis posterior untuk meningkatkan
sekresi ADH, ADH akan merubah permeabilitas tubulus

30

dan duktus kontortus terhadap air sehingga absorpsi air

meningkat.

Sebaliknya saat volume plasma menurun, tekanan

darah turun, dan akan merangsang baroreseptor di sinus

karotis dan reseptor regang diatrium menyebabkan

perangsangan aktivitas simpatis yang menyebabkan

vasokontriksi arteriole afferent sehingga filtrasi di glomerulus

menurun. Keadaan ini akan merangsang pengeluaran enzim

renin ke dalam darah dan merubah angiotensinogen yang

dibentuk di hati menjadi angiotensin I. Angiotensin I

dirubah di paru menjadi angiotensin II. Angiotensin II

mempunyai dua efek yaitu: a) Menimbulkan vasokontriksi

sehingga tekanan perifer meningkat yang akhirnya

meningkatkan tekanan darah dan b) Merangsang korteks

adrenal untuk mensekresikan aldosteron. Aldosteron

meningkatkan absorpsi natrium dan air, volume plasma

meningkat, tekanan darah meningkat dan produksi urine

menjadi turun.
2. Kulit

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan

yang terkait dengan proses pengaturan panas.

3. Paru-paru

Paru-paru juga termasuk organ vital dalam

mempertahankan homeostasis, Organ paru-paru berperan

dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible

water loss ± 400ml/hari.

4. Jantung dan pembuluh darah

Jantung berfungsi memompakan darah untuk bersirkulasi

ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, dan sekitar 20%

dari curah jantung bersirkulasi ke ginjal untuk membentuk

urine.

5. Hormon

Merupakan pengaturan neuroendokrin untuk

mempertahankan keseimbangan cairan. Hormon yang

berperan mempengaruhi keseimbangan cairan antara lain

a. Antidiuretik hormon (ADH)

31

ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan
dalam neurohipofisis dari hipofisis posterior. Pelepasan
ADH dikontrol oleh reflek-reflek kardiovaskuler yang
berespons terhadap penurunan tekanan darah atau
volume, meliputi reflek baroreseptor atrial dan reflek
kardiopulmonal. Jalur ini berasal dari daerah sirkulasi
bertekanan tinggi seperti arkus aorta dan sinus karotikus,
dan dari daerah bertekanan rendah, terutama di atrium
jantung. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada
duktus koligentes dengan demikian dapat menghemat
air.

Stimuli utama sekresi ADH adalah peningkatan
osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Keadaan
kekurangan air akan meningkatkan osmolalitas darah
dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis
dengan melepaskan ADH. Antidiuretik hormon akan
menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan
reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama periode
kekurangan cairan seperti yang terjadi pada muntah dan
diare atau perdarahan, jumlah ADH di dalam darah
meningkat akibatnya reabsorpsi air oleh tubulus ginjal
meningkat dan air akan dikembalikan ke dalam volume
darah sirkulasi sehingga haluaran urine akan berkurang
sebagai respon terhadap kerja ADH.
b. Renin-angiotensin aldosteron

Merupakan salah satu neuroendokrin yang juga
menjaga keseimbangan cairan. Adanya penurunan
perfusi ginjal akan menstibulasi renin-angiotensi
aldosteron. Ketika aliran darah atau tekanan di ginjal
menurun maka ginjal akan mengeluarkan renin. Renin
akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I,
kemudian angiotensin I oleh angiotensin converting
enzyme diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
akan mempengaruhi nefron di ginjal untuk meretensi
natrium dan air. Selain itu angiotensin II juga akan
menstimulasi pengeluaran hormon aldosteron oleh

32

kortex ginjal yang juga berfungsi mempengaruhi retensi
natrium dan air di ginjal. Pada akhirnya retensi natrium
dan air akan meningkatkan volume darah dan tekanan
darah.
c. Atrial natriuretic factor

Atrial natriuretic factor ini dilepaskan dari sel
atrium jantung sebagai respon terhadap kelebihan
volume cairan dan perengangan dinding atrium. ANF ini
berperan sebagai diuretik untuk membuang natrium
melalui ginjal sehingga menurunkan volume darah. ANF
juga berfungsi menghambat respon haus sehingga
menurunkan asupan cairan.
d. Glukokortikoid

Hormon ini juga mempengaruhi keseimbangan
cairan dan elektrolit. Pada sekresi normal tidak
menimbulkan suatu masalah atau gangguan, pada
sekresi kelebihan hormon glukokortikoid dalam sirkulasi
dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air
yang berlebihan yang namanya sindrom Cushing.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
Tubuh
Status cairan bukan berada dalam keadaan statis atau
dalam kesatuan fisiologis yang tunggal. Banyak variabel dapat
mengubah distribusi cairan maupun menyebabkan perubahan
nyata volume cairan intrasel dan ekstrasel seperti meminum
air, dehidrasi, infus intravena berbagai jenis larutan, kehilangan
sejumlah besar cairan dari traktus gastrointestinal, kehilangan
cairan melalui ginjal atau melalui keringat. Perubahan volume
cairan ekstrasel dan intrasel serta jenis terapi yang harus
diberikan, jika prinsip-prinsip dasar berikut ini harus diketahui:
1. Air bergerak cepat melintasi membran sel
Karenanya osmolaritas cairan intrasel dan ekstrasel tetap
hampir sama satu sama lain, kecuali pada beberapa menit
setelah perubahan salah satu kompartemen

33

2. Membran sel hampir sepenuhnya tidak permiabel terhadap
banyak zat terlarut
Karenanya jumlah osmol dalam cairan ekstrasel atau
intrasel umumnya tetap konstan, kecuali jika zat terlarut
ditambahkan atau dikurangi dari kompartemen ekstrasel

Dengan prinsip dasar ini dapat dianalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh antara lain

1. Usia

Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan

elektrolit. Kebutuhan intake cairan bervariasi bergantung

dari usia, karena usia kan berpengaruh pada luas

permukaan tubuh, metabolisme dan berat badan.

Ditemukan perbedaan yang besar pada bayi dan lansia dari

hasil observasi perubahan cairan terjadi secara normal

seiring dengan perubahan perkembangan seseorang.

Namun jika disertai suatu penyakit, klien mungkin tidak

mampu untuk beradaptasi secara adekuat terhadap

perubahan tersebut. Bayi mempunyai total proporsi air

dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air

dalam tubuh anak usia sekolah, remaja atau orang dewasa.

Namun walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih

besar, mereka tidak terlindung dari kehilangan cairan

(misal: akibat diare) karena mereka setiap hari

mengkonsumsi dan mengekskresi volume air dalam jumlah

yang relatif lebih besar daripada orang dewasa. Pada

anak-anak respon pengaturan dan kompensasi terhadap

ketidakseimbangan menjadi kurang stabil dan dalam

perubahan keseimbangan yang besar, anak-anak cenderung

berespon dalam rentang yang lebih sempit dengan

toleransi yang rendah. Perubahan keseimbangan cairan

pada remaja lebih besar karena adanya perubahan hormonal

sedangkan pada lansia risiko mengalami

ketidakseimbangan cairan berhubungan dekat dengan

penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan untuk

mengkonsentrasikan urine.

34

2. Jenis kelamin dan ukuran tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada

jumlah total air dalam tubuh. Lemak tidak mengandung air,
karena itu klien yang gemuk (obesitas) memiliki proporsi air
tubuh yang lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak
cadangan lemak di dalam payudara dan paha lebih banyak
daripada pria. Akibatnya jumlah total air tubuh pada wanita
lebih kecil daripada pria walaupun usianya sama.
3. Temperatur lingkungan

Orang yang sakit dan beraktivitas berat mempunyai
risiko terjadi ketidakseimbangan cairan yang lebih tinggi
apabila tinggal di daerah yang panas. Peningkatan
kehilangan cairan tersebut dapat melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai 5 liter per hari.
4. Gaya hidup

Faktor gaya hidup seperti diet, latihan/olahraga,
stress dan minum-minuman beralkohol juga berpengaruh
terhadap keseimbangan cairan. Diet seseorang berpengaruh
terhadap intake cairan dan keseimbangan cairan. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan. Stress dapat
meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat
meningkatkan retensi natrium dan air sehingga bila stress
terjadi berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
dan tekanan darah. Minum-minuman yang mengandung
alkohol dapat meningkatkan risiko penurunan kadar
kalsium, magnesium dan phospat. Orang yang minum
minuman yang mengandung banyak alkohol berisiko terjadi
asidosis akibat dari pemecahan lemak (asam lemak dan
gliserol).

35

5. Olahraga
Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air

kasat mata melalui keringat. Klien yang melakukan olahraga
dapat berespon terhadap mekanisme rasa haus dan
membantu mempertahankan keseimbangan cairan dengan
meningkatkan asupan cairan.

E. Pengaturan Cairan Tubuh
Di dalam tubuh seseorang yang sehat volume cairan

tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada
dalam kondisi dan batas yang normal. Dalam kondisi normal
intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang
terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan. Untuk mempertahankan volume cairan
tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara
air yang keluar dan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini terjadi
karena adanya pertukaran cairan antar kompartemen dan
antara tubuh dengan lingkungan luarnya. Keseimbangan cairan
ditentukan oleh intake (masukan) cairan dan output
(pengeluaran) cairan. Contohnya adanya asupan cairan yang
sangat bervariasi yang harus disesuaikan dengan pengeluaran
yang sebanding dari tubuh untuk mencegah penurunan atau
peningkatan volume cairan tubuh.
1. Asupan Cairan

Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme
rasa haus. Salah satu yang terpenting adalah peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi
intrasel di pusat rasa haus, yang merangsang sensasi rasa
haus. Kegunaan respon ini jelas membantu mengencerkan
cairan ekstrasel dan mengembalikan osmolaritas ke keadaan
normal. Pusat pengendali rasa haus berada didalam
hipotalamus di otak. Stimulus fisiologis utama terhadap
pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi plasma dan
penurunan volume darah. Sel-sel reseptor yang disebut
osmoreseptor secara terus-menerus memantau osmolalitas.

36

Apabila kehilangan cairan terlalu banyak,

osmoreseptor akan mendeteksi kehilangan tersebut dan

mengaktifkan pusat rasa haus. Akibatnya seseorang akan

merasa haus kemudian mencari air. Penurunan volume

cairan ekstrasel dan tekanan arteri juga merangsang rasa

haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur

yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi

kehilangan volume darah melalui perdarahan akan

merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi

perubahan osmolaritas plasma. Faktor lain yang

mempengaruhi pusat rasa haus adalah keringnya

membrane mukosa faring dan mulut, angiotensin II,

kehilangan kalium dan faktor-faktor psikologis.

Tabel 1. Pengaturan Rasa Haus

Peningkatan Rasa Haus Pengurangan Rasa Haus

Osmolaritas Osmolaritas

Volume darah Volume darah

Tekanan darah Tekanan darah

Angiotensin Angiotensin II

Kekeringan mulut Distensi lambung

Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber yaitu
berasal dari:
a. External fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan

lingkungan luar. Berasal dari air atau cairan dalam
makanan dan minuman yang normalnya menambah
cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari atau 2200 ml. jumlah
kebutuhan cairan pada setiap orang berbeda-beda
tergantung dari usia, BB, suhu tubuh, lingkungan dan
aktivitas seseorang. Pada usia <9 bulan jumlah cairan
yang dibutuhkan adalah 1100-1250 ml/24 jam dengan
jumlah cairan 125-145 ml/kgBB, sedangkan pada usia
>18 tahun jumlah cairan yang dibutuhkan adalah 2.200-
2.700 ml/24 jam dengan jumlah cairan 40-50 ml/kgBB.

37

b. Internal fluid exchange

Berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi

karbohidrat walaupun jumlahnya kurang bermakna.

Cairan ini merupakan sisa hasil metabolisme di dalam

sel, di samping CO2 dan energi yang jumlahnya

diperkirakan 10 ml dari setiap 100 kalori zat makanan

yang dibakar. Jadi pada orang dewasa sekitar 200 atau

250 ml.

Tabel 2. Rata-rata Kebutuhan Cairan pada Orang Dewasa

Setiap Hari

Sumber Jumlah (mL)

Cairan oral 1.200-1.500

Cairan dalam makanan 1.000

Air hasil sisa metabolisme makanan 200

Total 2.400-2.700

2. Haluaran Cairan

Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran

gastrointestinal. Untuk cairan yang keluar dari tubuh

melalui ginjal dalam bentuk urine, melalui sistem

pencernaan dalam bentuk feses, dari kulit melalui

penguapan dan dalam bentuk keringat, serta melalui paru-

paru saat bernafas dalam bentuk uap air. Pengeluaran cairan

melalui paru dan penguapan dari kulit disebut insensible

water loss atau kehilangan air secara tidak disadari.

Tabel 3. Rata-rata Output Cairan pada Orang Dewasa

Setiap Hari

Pengeluaran Jumlah (mL)

Urine 1.400-1.500

Insensible losses

Paru-paru 350-400

Kulit 350-400

Keringat 100

Feses 100-200

Total 2.300-2.600

38

a. Kehilangan air melalui ginjal
Adalah lewat urine yang disekresikan oleh ginjal. Pada
orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125
ml plasma untuk disaring dan memproduksi urine
sekitar 60 ml (40-80 ml) dalam setiap jam atau totalnya
sekitar 1,5 liter dalam satu hari atau sekitar 1.400-1.500
ml dalam 24 jam. Ada berbagai mekanisme yang
mengatur kecepatan ekskresi urine. Bahkan yang
terpenting dilakukan oleh tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran
cairan serta keseimbangan antara asupan dan keluaran
sebagian besar elektrolit di tubuh adalah dengan
mengatur kecepatan ekskresi zat-zat tersebut dari ginjal.
Misalnya volume urine dapat berkurang sampai 0.5
liter/hari pada orang yang mengalami dehidrasi atau
bisa sebanyak 20 liter/hari pada orang yang meminum
sejumlah besar air.

b. Kehilangan air melalui feses
Secara normal hanya sejumlah kecil cairan yang
dikeluarkan melalui feses (100ml/hari). Jumlah ini dapat
meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien
diare berat. Oleh karena itu, diare yang berat dapat
membahayakan jiwa jika tidak ditangani dalam beberapa
hari.

c. Kehilangan air yang tidak dirasakan (insensible water loss)
Adalah kehilangan air terus-menerus dan tidak dapat
dirasakan oleh individu. Kehilangan ini bisa melalui
evaporasi traktus respiratorius dan difusi melalui kulit
yang totalnya sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal.
Insensible water loss yang terjadi melalui kulit tidak
bergantung pada keringat, dan bahkan tetap terjadi pada
orang yang lahir tanpa kelenjar keringat. Jumlah rata-
rata kehilangan air dengan cara difusi melalui kulit ±300-
400 ml/hari. Kehilangan ini diminimalkan oleh lapisan
korneum yang mengandung kolesterol, jika lapisan ini
hilang maka evaporasi dapat meningkat sampai 10 kali

39

lipat yaitu 3-5 liter/hari (oleh karena itu pasien luka
bakar harus diberi cairan dalam jumlah besar). Insensible
water loss melalui traktus respiratorius rata-rata berkisar
300-400 ml/hari. Pada cuaca dingin, tekanan uap
atmosfer turun mendekati 0, menyebabkan kehilangan
air bahkan lebih besar dari paru-paru bersamaan dengan
turunnya suhu tubuh. Hal ini menjelaskan perasaan
kering pada saluran nafas saat cuaca dingin.
d. Kehilangan air melalui keringat
Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh sistem
saraf simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat.
Stimulasi kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
olahraga otot, peningkatan suhu lingkungan dan
peningkatan aktivitas metabolik seperti yang terjadi pada
saat seseorang mengalami demam (febris). Jumlah air
yang hilang melalui keringat sangat bervariasi,
bergantung pada aktivitas fisik dan suhu lingkungan.
Volume keringat normal kira-kira 100ml/hari, tapi pada
cuaca yang sangat panas atau selama aktivitas berat bisa
meningkat sampai 1-2 liter/hari. Hal tersebut akan
dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh jia
asupan tidak ditingkatkan dengan mengaktivasi
mekanisme haus.

Latihan
1. Apakah yang dimaksud keseimbangan cairan tubuh?
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
perpindahan cairan?
3. Sebutkan dan jelaskan enam proses perpindahan cairan dan
berikan contohnya?
4. Sebutkan regulator yang mengatur keseimbangan cairan
tubuh?
5. Sebutkan hormon yang berperan mempengaruhi
keseimbangan cairan tubuh?

40


Click to View FlipBook Version