The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by E_BOOK SMK BATIK 1 SURAKARTA, 2023-02-01 21:48:20

Tata Letak Kamera Jilid 1

Kompetensi Keahlian DKV

Keywords: DKV

134 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN c. Lebih mudah mendapat hasil low light Gambar 5.6 Pengambilan Lowlight Sumber: http://www.infofotografi.com/ Sistem autofokus membutuhkan cahaya dan kontras yang cukup untuk dapat bekerja dengan baik, sehingga sistem autofokus sering kali gagal saat situasi minim cahaya atau kontras yang rendah. Bahkan lensa yang memiliki fitur autofokus cepat dan aperture besar pun tetap akan kesulitan memotret dalam kondisi kurang cahaya. Fitur focus assist lamp yang ada di beberapa kamera terbaru pun kadang tidak membantu terutama saat memotret dalam kondisi yang betul-betul gelap, misal, memotret star trail. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan tentu saja dengan menggunakan manual fokus. Memotret dengan manual fokus dengan mode live view pada DSLR atau electronic viewfinder pada csc, memungkinkan mendapatkan hasil potret yang tajam. d. Lebih mudah mengatur fokus ketika objek terhalang sesuatu Gambar 5.7 Pengambilan Manual Fokus pada Burung dalam Kendang Sumber: Sumber: http://www.infofotografi.com/ Saat ingin memotret objek yang terhalang sesuatu, misal, hewan


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 135 MATERI PEMBELAJARAN di kebun binatang yang terhalang pagar pembatas atau objek di balik kaca, menggunakan mode autofokus nampaknya akan memberikan hasil yang mengecewakan. Karena pada mode autofokus, benda terdepan akan digunakan sebagai titik fokus. Objek utama yang menjadi incaran menjadi tak tertangkap dengan baik sesuai keinginan. Dalam kasus semacam ini lebih baik menggunakan fokus manual dan memutar ring fokus untuk mendapatkan fokus tajam. Dijamin hasilnya akan sangat memuaskan.  e. Lebih mudah mengatur kontras Sensor autofokus kamera bekerja berdasarkan level contrast dari objek. Namun terkadang kita ingin memotret objek yang mempunyai tingkat kekontrasan yang sangat rendah, misalnya, tone, warna, atau tekstur di mana antara foreground dan background hampir sama. Saat berada dalam kondisi seperti itu, sistem autofokus kamera akan kesulitan untuk menentukan fokus yang tepat, sehingga cara termudah adalah dengan menggunakan mode manual fokus. f. Menghindari fokus error saat merekam video Meskipun sistem autofokus pada perekaman video semakin canggih, namun para videografer profesional masih tetap memilih mode manual fokus dengan alasan untuk menghindari fokus eror selama perekaman. Dengan menggunakan manual fokus, perubahan atau perpindahan fokus bisa dilakukan secara lembut di mana videografer mencapainya dengan memutar ring fokus lensa secara perlahan. Keadaan lain yang mengharuskan kita menggunakan fokus manual seperti berikut. 1) Ketika di dalam ruangan yang memiliki cahaya kurang, yang menyebabkan di saat penggunaan fokus otomatis mengalami kesulitan mencari fokus yang sesuai ataupun mengalami kesalahan pengambilan fokus, dan mengharuskan kita menggunakan fokus manual. 2) Ketika objek yang ingin kita abadikan senada dengan background, dan menyebabkan fokus otomatis mengalami kesulitan mengatur posisi fokus. 3) Saat foto dengan bracketing/hdr. Saat menggunakan bracketing atau hdr ini akan memotret 3 frame secara kontinu, saat fokus otomatis di aktifkan maka fokus secara otomatis akan melakukan koreksi tanpa kita inginkan, maka sebaiknya kita awalnya kita menggunakan fokus otomatis dam ketika kita akan mengambil gambar matikan fokus otomatis. 4) Foto landscape tidak membutuhkan pengaturan fokus secara otomatis, karena dalam foto landscape akan membutuhkan bukaan aperture sekecil-kecilnya, yang menyebabkan dari latar depan sampai horison akan mengalami ketajaman secara merata. 5) Objek yang bergerak cepat, panning, hewan liar, dan makro. Saat akan mengambil foto yang bergerak cepat fokus otomatis akan mengalami kesulitan menangkap objek yang diinginkan dan sekali lagi kita membutuhkan fokus manual dalam menangkap objek yang kita ingin


136 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN kan, seperti benda terbang (burung, pesawat), aktifitas olahraga. Pada pemotretan di alam liar biasanya usara mekanis motor lensa akan mengganggu pengambilan foto dan akan mengusik hewan yang akan kita potret. 6) Pengambilan gambar menembus kaca sangat diperlukan menggunakan fokus manual karena terkadang jika menggunakan fokus otomatis fokus akan mengarahkan ke bayangan kaca atau yang menempel pada kaca. 7) Pemotretan dengan waktu atau timer. 3. Single Shot Auto-Fokus (Single Af) Gambar 5.8 Memilih Mode Auto Fokus Sumber: http://www.infofotografi.com/ Single auto-focus atau lebih sering di singkat menjadi single af, pilihan fokus ini mengatur kamera pada fokus ketika shutter diatur pada kecepatan setengah (half-way) dan untuk menjaga agar lensa tetap fokus pada subjek yang dituju hingga gambar diambil dan tombol dilepas. Jika ingin membuat gambar lebih fokus lagi, harus meletakkan jari pada tombol shutter dan tekanlah selama satu detik. Modus single auto-focus bermanfaatuntuk subjek yang statis/tidak bergerak, contohnya, subjek pada fotografi still life dan landskap. Gambar 5.9 Pengambilan Single Shoot Sumber: http://www.infofotografi.com/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 137 MATERI PEMBELAJARAN 4. Continuous Auto-Focus Gambar 5.10 Hasil dari Continous Auto Focus Sumber: http://www.infofotografi.com/ Ketika pilihan fokus pada kamera ini telah dipilih, kamera akan melanjutkan untuk memfokuskan lensa, selama tombol shutter ditekan pada kecepatan setengah atau tombol auto-fokus telah ditekan. Pilihan ini sangat tepat saat memotret subjek yang bergerak, karena kamera akan menyesuaikan jarak fokus sesuai dengan pergerakan subjek. Kamera yang disarankan, yaitu, canon eos 7d dan nikon d-7000 yang memiliki pilihan untuk modus ini, yang memungkinkan untuk memilih secara lebih jelas titik auto-focus mana yang akan dipakai oleh kamera untuk membidik, saat subjek bergerak cepat dalam tampilan gambar. Gambar 5.11 Ring Lensa yang Digunakan dalam Mengatur Focus Sumber: http://www.infofotografi.com/


138 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Continuous af pada pengaturan kamera secara otomatis akan menyesuaikan jarak fokus seiring dengan pergerakan fast moving subject. Modus ini juga memungkinkan untuk memperjelas seberapa cepat kamera dapat merespon perubahan jarak pada subjek, serta untuk menghindari subjek keluar dari fokus ketika berada disuatu stadion, contohnya, subjek dalam foto sesaat menghalangi tampilan pada gambar. Ketika menggunakan continuous af, baik untuk mengawalinya dengan mengatur titik auto-focus secara manual, jadi kamera mengetahui yang mana targetnya sebelum mulai membidiknya. Jika menyukai pemotretan dalam dunia olahraga ataupun subjek dengan gerakan cepat, pastikan memeriksa pilihan continuous af pada kamera yang dipakai. B. Pengukuran Ketepatan Fokus 1. Pilihan Titik Fokus Otomatis Ketika memilih fokus secara otomatis, harus mengaktifkan titik auto-focus pada subjek dalam view-finder untuk hasil yang lebih tajam. Secara meluas, terdapat dua cara untuk memilih titik auto-focus, menggunakan teknik fokus kamera ini. Hal yang paling mudah, yaitu membiarkan kamera untuk memutuskan pilihan Anda, dalam menggunakan pilihan titik otomatis auto-fokus. Pada banyak kejadian, kamera akan menjalankan fungsinya sebaik mungkin dan pilihan ini berguna saat tidak memiliki banyak waktu untuk membidik gambar. Bagaimanapun, kamera yang digunakan akan selalu berusaha untuk fokus sedekat mungkin terhadap objek dalam pusat tampilan gambar, sebenarnya tidak baik jika terlalu mendekati subjek yang lebih kecil atau mendetailnya secara merinci. Untuk alasan tersebut, lebih baik jika mengatur sendiri titik auto-focus. 2. Pilihan Titik Auto-Fokus Manual Mengatur sendiri titik auto-focus memberi level maksimum, terhadap kontrol di mana kamera berfokus. Ini pilihan terbaik untuk foto lanskap, still life dan portrait photography, ketika memiliki waktu untuk mengoperasikan kontrol kamera yang dibutuhkan. Mengatur pilihan fokus kamera ini biasanya dapat dilakukan dengan menekan tombol pilihan titik auto-focus lalu kemudian menggunakan kontrol navigasi untuk memilih titik auto-focus yang diinginkan saat Anda melihat kedalam viewfinder. Ketika telah mencapai titik auto-focus pada subjek, Anda telah siap untuk fokus dan memotret gambar. Dalam beberapa kasus, Anda dapat mengatur kontrol navigasi untuk memilih titik auto-focus secara langsung tanpa harus menekan tombol yang ada ditangan, tapi cara ini dapat mempengaruhi fungsi shortcut yang secara umum terdapat dalam kamera.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 139 MATERI PEMBELAJARAN 3. Auto-Fokus Face Detection Gambar 5.12 Auto Face Detection Sumber: http://www.infofotografi.com/ Pilihan fokus kamera yang populer satu ini adalah salah satu bagian dari pilihan titik auto-focus yang banyak terdapat pada kamera compact system dan beberapa kamera dslr dalam modus live view (ketika gambar tersusun pada layar). Modus ini bekerja dengan menampilkan bentuk wajah pada layar kamera dan memberikan fokus untuk wajah. Sistem fokus kamera ini dilengkapi dengan smile shutter, yang menjalankan fungsi shutter saat kamera mendeteksi subjek yang sedang tersenyum (modus ini tidak bekerja setiap kali subjek tersenyum, akan tetapi sangat efektif). Beberapa kamera juga dapat diatur untuk menampilkan bentuk wajah tertentu di dalam sekumpulan orang dan berfokus pada wajah tersebut. Pilihan modus ini sangat berguna untuk memotret anakanak dalam sebuah pesta atau acara ketika mereka dikelilingi oleh anak lainnya. Ketika auto-fokus face detection telah diaktifkan, maka akan terlihat bentuk kotak-kotak muncul di sekitar wajah orang dan pada layar kamera untuk menunjukkan bahwa wajah mereka tersebut telah di kenali. Memencet tombol shutter pada kecepatan half-way menjadikan wajah lebih fokus dan siap untuk diambil gambarnya. Seperti yang dibayangkan, auto-fokus face detection berguna untuk pemotretan di suatu pesta dan perkumpulan sosial, saat ingin mendapatkan banyak foto dari orang-orang.


140 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 4. Fokus Stacking (Fokus yang Tersusun) Fokus stacking adalah sebuah teknik digital yang terdapat dalam beberapa foto yang dipotret dengan jarak fokus berbeda yang dikombinasikan dalam sebuah gambar yang tajam mulai dari latar depan hingga latar belakang foto. Meskipun teknik fokus ini dapat digunakan pada foto landskap, sebenarnya teknik fokus ini lebih tepat untuk fotografi makro, sebab depth of field yang dimilikinya sangat terbatas saat subjek berada begitu dekat. Saat kamera berada di atas tripod, ambillah gambar pertama dengan bagian terdekat pada tampilan dalam fokus. Lalu, tanpa memindahkan kamera, berfokuslah kembali sedikit lebih jauh kedalam tampilan, kemudian ambillah gambar ke dua sebelum berfokus lebih jauh lagi. Ulangi cara ini hingga mendapatkan potret dengan fokus pada bagian terjauh dalam tampilan. 5. Fokus dan Menyusun Ulang Teknik Meskipun kebanyakan kamera digital menawarkan sekumpulan titik auto-fokus, sehingga dapat memilih salah satunya yang sesuai dengan subjek, tapi tidak selamanya hal tersebut adalah satu-satunya yang dibutuhkan. Dalam beberapa contoh ini, fokus kamera serta menyusun ulang teknik menjadi sangat mudah dan lebih cepat daripada memilih sebuah titik auto-fokus untuk sebuah subjek. Bayangkan saja, contohnya jika pusat dari titik auto-fokus tersebut telah dipilih, tapi subjek tidak fokus pada satu sudut dalam tampilan, yang dibutuhkan, yaitu memindahkan posisi kamera, sehingga titik auto-fokus tersebut mengenai subjek dan tekanlah tombol shutter pada kecepatan setengah, sehingga lensa menjadi fokus. Gambar 5.13 Tombol Pengaturan pada Bagian Kamera Sumber: http://www.infofotografi.com/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 141 MATERI PEMBELAJARAN Untuk hasil fokus terbaik, Anda harus memeriksa dan menyusun kembali teknik dalam pengaturan kamera Anda, Saat tombol shutter Anda masih berada pada kecepatan half-way (setengah jalan), agar tetap fokus, susun ulanglah gambar, sehingga subjek berada pada posisi yang Anda inginkan dalam tampilan, dan tekanlah tombol shutter perlahan untuk mengambil gambar. Teknik ini juga bermanfaat untuk fotografi saat cahaya kurang, ketika titik auto-fokus tidak begitu peka terhadap pusat tampilan dalam gambar. Ketika menggunakan teknik fokus untuk kamera ini, hal terpenting yaitu kamera harus diatur pada modus single af, jika Anda mengaturnya pada modus continuous af, kamera akan berfokus pada lensa, untuk subjek apapun yang berada dalam titik auto-fokus yang di aktifkan saat Anda mengolah gambar. Gambar 5.14 Kualitas Exposure Sumber: http://www.infofotografi.com/ Exsposure (istilah lebih populer dalam fotografi) atau dalam bahasa Indonesia adalah ‘pajanan’. Exsposure atau pajanan ini mengenai proses pengambilan foto ke dalam medium sensor foto yang mengacu pada banyaknya cahaya yang masuk ke dalam medium tersebut. Dalam proses pengambilan gambar yang perlu kita perhatikan adalah mengatur shutter peed, aperture dan iso agar cahaya yang masuk ke dalam medium tidak terlalu terang dan tidak juga kekurangan cahaya. Ada dua jenis pajanan dalam fotografi yang kita sering temui dalam roses pengambilan foto, yaitu overexsposure dan underexsposure. Overexsposure adalah proses pengambilan foto ke dalam medium (sensor foto), akan tetapi cahaya yang masuk lebih banyak dan objek terlihat lebih terang dari pada keadaan sebenarnya. Begitu pun sebaliknya pada under exposure, cahaya yang masuk lebih sedikit dan objek terlihat lebih gelap dari pada keadaan sebelumnya.


142 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Pada fotografi ada yang disebut dengan segitiga emas fotografi, yaitu tabir rana (shutter speed), celah diafragma (aparture), dan iso (international organization for standardization). 1. Tabir Rana (Shuer Speed) Gambar 5.15 Shutter Speed Sumber: http://www.infofotografi.com/ Tabir rana yang lebih dikenal dengan istilah dalam fotografi adalah shutter speed atau kecepatan rana. Kata ‘tabir’ sendiri memiliki arti yaitu ‘tirai’ dan kata ‘rana’ adalah ‘penutup’. Jadi maksud tabir. Rana di sini adalah sebuah tirai penutup kamera yang menutupi sensor foto yang membakar medium penangkap cahaya dalam proses pengambilan foto atau lebih dikenal dengan istilah ‘shutter speed’. Kecepatan rana ini sangat berpengaruh pada proses dalam menggambar cahaya, semakin cepat shutter speed semakin sedikit cahaya yang masuk begitupun sebaliknya. Di dalam kamera, satuan angka yang digunakan untuk kecepatan rana adalah detik (“). Urutan angka pada kecepatan rana pada umumnya 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000, 16000, 32000, 64000, dan bulb. Misalnya angka 2” berarti kecepatan rana dalam proses pengambilan foto adalah 2 detik, sedangkan angka 16000 berarti kecepatan rananya adalah 1/16000 detik. Dalam tabir rana atau “shutter speed” semakin besar angka berarti semakin cepat rana membuka dan menutup yang mengakibatkan semakin sedikit cahaya yang masuk. Namun, apabila semakin sedikit angka rana akan semakin lambat membuka dan menutup yang mengakibatkan cahaya yang masuk semakin banyak. 2. Celah Diafragma (Aperture) Celah diafragma atau aperture ialah bukaan lensa di mana cahaya masuk, celah atau ukuran seberapa besar sebuah bukaan, semakin besar angka bukaan, semakin kecil bukaan celah diafragma, dan semakin kecil angka bukaan semakin besar bukaan selah diafragma. Aperture atau celah diafargma bisa diibaratkan


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 143 MATERI PEMBELAJARAN seperti retina mata manusia pada saat di tempat gelap retina pun membesar, dan ketika disaat tempat yang banyak cahaya retina mengecil, bisa dilihat lebih jelas pada mata kucing. Dalam fotografi yang sering membuat seseorang fotografer pemula itu bingung ialah aperture itu sendiri, karena saat angka bukaan kecil (f/1.4) berarti bukaan celah diafragma besar, ruang ketajamannya menjadi sempit. Namun ketika bukaan angka besar (f/22) bukaan celah diafragma kecil, ruang ketajamannya menjadi lebih luas. Ruang ketajaman/kedalaman ruangan/depth of field (dof). Gambar 5.16 Celah Diafragma/Aperture Sumber: http://www.infofotografi.com/ 3. Kepekaan Media Terhadap Cahaya Gambar 5.17 Temperatur Cahaya Sumber: http://www.infofotografi.com/


144 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Dalam fotografi kepekaan media terhadap cahaya memiliki suatu satuan ukuran. Ada berbagai nama yang dilakukan oleh beberapa negara. Asa (american standard association) satuan yang banyak digunakan di dunia, din (deutch industri norm) banyak digunakan di Jerman dan di Eropa. Iso (international standard organization) merupakan satuan internasional penggabungan dari asa dan din, apabila asa 100 dan din 210 maka iso 100/210. Semakin kecil satuan angka kepekaan media (iso), maka kepekaan media semakin rendah kepekaan terhadap cahaya. Media lebih banyak membutuhkan cahaya, tapi semakin besar satuan angka kepekaan media maka semakin sensitif media, dan semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan. Ketika melakukan pemotretan di luar ruangan iso biasanya digunakan antara 100-400 yang mana tergantung dengan intensitas cahaya matahari, sedangkan pemotretan di dalam ruangan penggunaan iso di atas 400 tergantung berapa banyak cahaya yang tersedia. Semua ini tergantung dengan berapa kuat cahaya yang mana satuannya kelvin semakin rendah suhu (1000 k) semakin merah cahaya yang dihasilkan, semakin tinggi suhu (10000 k) semakin biru cahaya yang dihasilkan. Dalam kamera film kepekaan cahaya terdapat pada film itu sendiri. Dapat kita lihat perbedaannya jika film dengan iso 100 dibandingkan dengan iso 800, maka yang lebih sensitif terhadap cahaya adalah film dengan iso 800, karena adanya perbedaan kerapatan zat kimia yang peka terhadap cahaya, yang mengakibatkan cepatnya respon film terhadap cahaya. 4. Pengukuran Cahaya Kita sering mendengar istilah speedometer, alat pengukur kecepatan kendaraan bermotor. Dalam fotografi sendiri pun ada istilah lightmeter (alat pengukur intensitas cahaya). Lightmeter ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya yang sangat berpengaruh kepada kepekaan media terhadap cahaya, alat ini akan menunjukan f-stop yang dapat memberikan sebuah keadaan yang netral (0). Ada beberapa cara untuk pengukuran cahaya dengan memilih mode metering untuk mendapatkan exsposure optimal. Kesempurnaan mengukur cahaya pencahayaan selalu menjadi perhatian utama agar foto tidak terlihat overexsposure maupun underexsposure. Sistem metering berguna untuk menentukan ketepatan dalam pilihan pencahayaan. Tekniknya didasarkan pada perbedaan kondisi pencahayaan. Sekarang pencahayaan menggunakan sistem metering yang mengukur berdasar luas area tertentu. Sistem metering tersebut berhubungan erat dengan lightmeter sebagai pengukur cahaya yang terintegrasi dalam kamera. Pengukuran matrik (matrix metering) Matrix metering sering kita kenal dengan istilah evaluative metering ini adalah mode di mana untuk mengukur cahaya yang akan direkam oleh kamera diseluruh (95-100%) area frame. Biasanya para fotografer menggunakan evaluative matering ini digunakan untuk menghindari over exsposure dan under exsposure di area frame.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 145 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 5.18 Pengukuran Matrix Sumber: http://www.infofotografi.com/ 5. Pengukuran Titik (Spot Metering) Matrix matering atau evaluative metering mengukur cahaya diseluruh area di frame. Berbeda dengan mode spot metering yang hanya mengukur cahaya yang akan direkam oleh kamera hanya dibagian tengah kecil (5-15%) area frame saja. Dengan mode ini kita dapat mengukur cahaya dengan bebas di mana saja menentukan area mana saja yang akan di ukur. Biasanya para fotografer menggunakan mode spot metering ini untuk membuat foto siluet ataupun foto panggung, dengan cara mengarahkannya ke sumber cahaya. Gambar 5.19 Spot Metering Sumber: http://www.infofotografi.com/


146 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 6. Pengukuran Terpusat (Centered Weight Metering) Centered weight metering ini berbeda dengan evaluative dan spot metering, mode ini mengukur cahaya yang akan direkam oleh kamera hanya di bagian tengah(50-75%) area frame saja dan mengabaikan bagian sisi atau pinggir foto biasanya terjadi sedikit over exsposure atau under exsposure. Mode ini hanya menonjolkan objek dibagian tengahnya saja. Gambar 5.20 Pengukuran Terpusat Sumber: http://www.infofotografi.com/ 7. Lensa Lensa adalah smata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum. Lensa merupakan bagian yang sangat terpenting dalam kamera sebab lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang dapat membakar film (medium), bayangkan jika dalam kamera tidak ada lensa kita tidak dapat melukis atau menggambar cahaya. Lensa terletak di depan kamera. Berdasarkan besar sudut dan panjang titik apinya lensa terbagi menjadi lensa normal, lensa tele, lensa wide, dan lensa makro. Pengukuran cahaya melalui lensa  (through-the-lens, ttl) mengacu pada fitur  kamera  di mana intensitas cahaya yang dipantulkan dari objek diukur melalui lensa, yaitu dibandingkan menggunakan jendela pengukuran terpisah atau pengukuran cahaya eksternal terpisah. Di beberapa kamera, moda pengukuran cahaya melalui lensa kamera dapat dipilih. Informasi ini kemudian digunakan untuk mengatur optimal  film  atau eksposur sensor gambar. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang dipancarkan oleh lampu kilat yang terhubung ke kamera. 8. Focal Length (Jarak Fokus) Jarak fokus atau jarak pumpun adalah ukuran jarak antara elemen lensa dengan permukaan film pada kamera. Lensa dengan panjang fokal besar akan memberikan sudut pandang yang sempit, sehingga sebuah objek pada jarak


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 147 MATERI PEMBELAJARAN jauh akan tampak menjadi lebih besar di dalam foto. Focal length itu jarak dari sensor ke titik api lensa, dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Makin panjang fokalnya, maka lensanya juga akan semakin panjang, dan kita sebut lensa tele. Fokal lensa juga berkaitan dengan angle of view di mana semakin pendek fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa diambil (kita biasa menyebutnya wide angle). Anda tentu masih ingat kalau sudut itu satuannya adalah derajat. Fokal lensa dirancang mengikuti standar sudut gambar, pedomannya mengikuti ilustrasi di bawah ini. Gambar 5.21 Sudut Pengukuran Lensa Sumber: http://www.infofotografi.com/ Jadi, lensa dengan fokal 18mm itu pasti dirancang untuk bisa mencakup sudut 100 derajat, lalu fokal 70 mm itu 34 derajat. Hanya saja acuan ini berlaku untuk kamera film, atau kamera digital dengan sensor full frame. Untuk sensor aps-c biasanya dikali 1,5 dan micro 4/3 harus dikali 2 dulu. Itulah mengapa membuat  lensa wide untuk aps-c  perlu usaha lebih keras, misal Canon harus mengeluarkan lensa 10-18 mm (kalau dikali 1,6 akan setara dengan 16-28mm) untuk pemakai DSLR  aps-c, dan itulah mengapa panasonic sampai harus membuat lensa 7-14mm (kalau dikali 2 akan ekuivalen dengan 14-28mm) untuk kamera micro 4/3-nya. Untuk kebutuhan lebih lebar dari wide angle ada lensa fisheye dan bahkan semua action cam juga pakai lensa dengan sudut ekstra lebar sekitar 125 derajat.


148 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 5.22 Foto Interior Sumber: http://www.infofotografi.com/ Foto interior dengan lensa Zuiko 9 mm di kamera olympus (micro 4/3), sudut yang didapat ekuivalen dengan kamera full frame dengan lensa 18 mm. Untuk foto potret biasanya fokal  50 mm sudah mencukupi.  Tapi banyak juga yang pakai lensa tele untuk foto potret, bebas-bebas saja. Yang pasti sesuaikan jarak antara kita yang memotret dengan subjek yang difoto supaya didapat hasil sesuai keinginan. Gambar 5.23 Fokal Length yang Berbeda-beda Sumber: http://www.infofotografi.com/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 149 MATERI PEMBELAJARAN Berikut beberapa lensa dengan focal length yang paling umum digunakan untuk memahami sudut pengambilan gambar. a. Lensa ultra wide angle 10-15 mm Lensa ini menghasilkan tangkapan pemandangan yang lebih luas dari pada lensa standar. Hal ini membuat objek tampak lebih kecil dibandingkan lensa normal atau lensa bawaan yang ada di kamera digital. Lensa ini juga mempunyai kedalaman fokus yang luar biasa. Sehingga kamu bisa mengambil foto dengan fokus yang lebih luas dari depan ke belakang (background). b. Lensa wide angle 16-28 mm Lensa ini juga menghadirkan tangkapan pemandangan yang luas namun tak seluas lensa ultra wide. Saat Anda menggunakan lensa ini, objek akan tampak lebih kecil dari aslinya. Lensa ini juga berguna untuk memotret sesuatu dari jarak dekat. c. Lensa normal 28-40 mm Lensa ini akan cocok digunakan kala memotret objek manusia. d. Lensa tele pendek 40-60 mm Lensa ini sering disebut lensa potret karena lensa ini memberikan sudut pandang manusia dari kepala dan bahu sehingga cocok untuk memotret foto model hingga produk tertentu. e. Lensa tele medium 60-135 mm Lensa ini sering digunakan untuk pengambilan hambar close up hingga macro photography. Lensa ini dapat digunakan pada jarak yang dekat antara objek dan kamera. f. Lensa tele panjang 135-300 mm Lensa dengan focal length ini akan berguna untuk memperbesar objek yang berjarak jauh dari kamera. Hal ini dilakukan untuk mengisi frame, sehingga foto yang dihasilkan lebih jelas dan detail. Alhasil banyak yang menggunakan lensa ini kala memotret konser musik atau suatu acara olahraga. g. Lensa super tele 300 mm-ke atas Dengan focal length yang sangat panjang, kamera ini sangat berguna untuk memotret objek yang sangat jauh. Kamu bahkan bisa memotret objek yang kecil dari puluhan meter jauhnya. Intinya lensa ini memungkinkan kamu mengambil foto seperti foto jarak dekat meski kamu sedang berada jauh. C. Sudut Pengambilan Gambar Seperti yang dibahas di atas, focal length pada lensa membuat kamu harus belajar memahami sudut pengambilan gambar agar gambar yang dihasilkan memiliki prespektif yang sesuai. Berikut ini beberapa sudut pengambilan gambar yang bisa kamu pelajari.


150 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 1. Bird Eye Gambar 5.24 Sudut Pengambilan dari Atas Sumber: www.cuteoverload.net Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek di bawah atau lebih rendah dari posisi fotografer berdiri. Biasanya sudut pengambilan gambar ini untuk menunjukkan keseluruhan objek dengan lingkungan. 2. High Angle Gambar 5.25 Sudut Pengambilan High Angle Sumber: www.northwestmommy.com


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 151 MATERI PEMBELAJARAN Sudut pengambilan gambar ini biasanya posisi fotografer berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto. 3. Eye Level Gambar 5.26 Pengambilan Gambar Kamera Sejajar dengan Mata Objek Sumnber: www.slrlounge.com Sudut pengambilan gambar ini dilakukan saat objek dan kamera berada posisi sejajar, sama seperti mata memandang. Sudut gambar ini biasanya digunakan untuk menghasilkan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek. 4. Low Angle Gambar 5.27 Angle Kamera dari Bawah Sumber: www.storyboardclass.com


152 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Pemotretan dengan sudut ini dilakukan dari bawah. Sudut pengambilan gambar ini digunakan untuk memotret sebuah bangunan dengan lensa wide angle atau lensa tele. 5. Frog Eye Gambar 5.28 Pengambilan Gambar Frog Eye Sumber: www.i.telegraph.co.uk Sudut pengambilan gambar ini biasanya barada di paling bawah mendekati bahkan sejajar dengan tanah. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret macro atau pemandangan. Dari data di atas, bisa disimpulkan focal length memang mempengaruhi sudut pengambilan gambar. Perlu diingat, semakin pendek focal length yang digunakan, semakin lebar sudut pandang dan semakin lebar perspektif terhadap objek atau dengan kata lain pandangan yang tampak pada foto semakin luas. Sementara itu, semakin panjang focal length, semakin sempit sudut pandang dan semakin sempit perspektif terhadap objek atau pandangan dalam foto menjadi sempit. Kamu harus menggabungkan focal length dan sudut pengambilan gambar, sehingga pembesaran objek pada foto semakin baik dan nampak sesuai. Jadi focal length akan mempengaruhi sudut pengambilan gambar yang nantinya akan mempengaruhi pembesaran. Untuk pembesaran objek sendiri harus menggunakan acuan yang tepat agar foto pas. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan lensa dengan focal length 200 mm untuk pembesaran objek hingga 10x dari ukuran normalnya. Sebagai perbandingan, kamu bisa menggunakan lensa awal 20 mm. Bisa menggunakan lensa 200 mm, maka objek yang berjarak 50 meter akan diperbesar seolah-olah diambil dengan jarak 5 meter saat menggunakan lensa 20 mm. Jadi, pahami focal length yang kamu gunakan dan ambil sudut yang tepat.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 153 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 5.29 Rumus Focal Length Sumber: http://www.infofotografi.com/ Mungkin selama ini kita tidak terlalu perhatian dengan rumus di atas. Tapi rumus di atas menjadi jawaban kenapa lensa yang tele dengan bukaan besar bentuknya besar, seperti termos. Karena semakin tele suatu lensa, maka bentuk lensa semakin mirip terowongan, dan ini membuat cahaya yang masuk semakin sedikit. Solusinya harus di atasi dengan lubang aperture yang harus makin besar untuk memasukkan banyak cahaya. Jadi misalnya lensa f/2.8 dengan fokal 50mm, itu secara rumus hanya perlu lubang aperture sekitar 17,8 mm saja (kurang dari 2 cm), lalu lensa f/2.8 dengan fokal 100 mm lubangnya 35,7 mm (3,5 cm). Nah, ternyata sebuah lensa 500 mm f/5.6 itu lubang aperturnya hampir 9 cm! Jadi bayangkan saja jika lensa 500mm f/2.8. ] Gambar 5.30 Lensa Sigma 200-500 mm f/2.8 Sumber: http://www.infofotografi.com/


154 PRODUKSI FILM TATA KAMERA SEJARAH KAMERA DIGITAL CINEMA RED Bagi yang pernah belajar videografi atau sinematografi, hampir semua pasti pernah mendengar nama  RED. Dibandingkan Sony, Panasonic, atau produsen kamera lain, RED bisa dibilang masih seumur jagung. Ia didirikan di tahun 2005 oleh Jim Jannard, sosok yang juga dikenal sebagai founder Oakley. Namun dalam waktu sesingkat itu, reputasi RED terus melonjak, dan kamera-kamera buatannya memegang andil dalam produksi film-film Hollywood. Yang mungkin menjadi pertanyaan adalah, apa keistimewaan kamera RED? Mengapa ia ias menjadi kepercayaan sutradara-sutradara ternama? Dan mengapa harganya ias begitu mahal? Gambar 5.31 Bodi RED Weapon 8K S35 Tanpa Aksesori Sama Sekali/RED Sumber: https://dailysocial.id/post/apa-itu-red-camera-dan-apa-saja-keistimewaannya Untuk menjawabnya, ada baiknya kita membahas sedikit mengenai sejarah RED. Di tahun 2007, RED merilis kamera pertamanya, RED One, yang sanggup merekam video 4K 60 fps. Seperti yang kita tahu, video full-HD saja masih tergolong langka pada saat itu, dan istilah 4K mungkin belum pernah kita dengar sama sekali. Sebelum perilisannya, sutradara trilogi Lord of The Rings, Peter Jackson, sempat menjajal prototipe Red One untuk merekam sebuah film pendek. Sutradara lain, yakni Steven Soderbergh yang dikenal lewat Ocean’s Trilogy (Ocean’s Eleven, Ocean’s Twelve, dan Ocean’s Thirteen), terkagum melihat hasilnya, dan memutuskan untuk ikut mencobanya. Gambar 5.32 Setelah Dipasangi Sederet Modul Aksesori, RED Weapon 8K S35 jadi Kelihatan Seperti Kamera Film 35 mm/RED Sumber: https://dailysocial.id/post/apa-itu-red-camera-dan-apa-saja-keistimewaannya CAKRAWALA


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 155 CAKRAWALA Lompat ke tahun 2016, RED sudah punya sejumlah model sekaligus. Kamera termahalnya, RED Weapon 8K S35 yang dibanderol mulai $49.500, mengusung sensor APS-H 35,4  megapixel  yang sanggup merekam video berformat RAW dalam resolusi 8K (8192 x 4320 pixel) 60 fps, dengan data rate maksimum hingga 300 MB per detik. Kamera-kamera besutan RED sederhananya bisa kita anggap sebagai komputer bersensor gambar. Ukurannya lebih besar dibandingkan DSLR kelas atas sekalipun, bahkan media penyimpanannya saja mengandalkan SSD-salah satu alasan mengapa kita bisa menyebutnya sebagai komputer bersensor gambar, sekaligus menjelaskan mengapa harga kamera RED sangat mahal. Gambar 5.33 Sensor Helium 8K meraih skor tertinggi dalam pengujian DxOMark/RED Kualitas rekamannya sudah tidak perlu diragukan lagi, bahkan situs DxOMark yang kerap dijadikan referensi menobatkan sensor milik kamera tersebut sebagai yang terbaik sejauh ini, dengan skor tertinggi yakni 108. Mulai dari dynamic range, akurasi warna sampai performa low-light, sensor terbaru buatan RED ini berhasil menjuarai semuanya. Anda masih ragu sebagus apa video yang bisa dihasilkan kamera RED? Coba kunjungi channelYouTubeMKBHD atau Devin Supertramp pada link nanti pada bagian jelajah internet. JELAJAH INTERNET Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai pengukuran fokus, para siswa sekalian dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi mengenai pengukuran ketetapan fokus. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian mengenai materi pada Bab V adalah sebagai berikut. 1. https://bit.ly/3aUtpp8 2. https://www.youtube.com/ user/shotonred/videos


156 PRODUKSI FILM TATA KAMERA RANGKUMAN Panjang fokus, atau rentang panjang fokus jika dikaitkan dengan zoom, biasanya merupakan pertimbangan utama ketika memilih lensa untuk foto tertentu atau jenis fotografi tertentu. Panjang fokus sebuah lensa menentukan dua karakteristik yang sangat penting bagi fokus yang lebih panjang berhubungan dengan pembesaran lebih tinggi dan sebaliknya. Lensa sudut lebar dengan fokus pendek mempunyai pembesaran rendah, yang berarti Anda harus mendekat secara fisik ke subjek berukuran rata-rata untuk mengisi bingkai. Tetapi, ini juga berarti bahwa Anda dapat memasukkan subjek berukuran besar tanpa harus membidik dari jauh. Lensa telefoto dengan fokus panjang mempunyai pembesaran tinggi, jadi Anda dapat mengisi bingkai dengan subjek yang jauh dari kamera. Panjang fokus sebuah lensa diartikan sebagai jarak dari titik utama sekunder ke titik fokus belakang ketika fokus ditetapkan ke tak terhingga. Titik utama sekunder adalah satu dari “titik kardinal” yang digunakan sebagai titik acuan pada lensa optik (titik fokus depan dan belakang, titik nodal primer dan sekunder, dan titik utama primer dan sekunder). Tidak ada lokasi yang telah ditetapkan untuk titik utama sekunder pada lensa compound bisa di salah satu tempat pada laras lensa atau titik tertentu di luar laras, tergantung desain lensa, jadi tidak ada cara mudah untuk mengukur sendiri panjang fokus sebuah lensa secara akurat. Sudut pandang menggambarkan seberapa banyak bagian dari adegan di depan kamera yang akan ditangkap oleh sensor kamera. Dalam istilah yang agak teknis, sudut pandang adalah jangkauan angular adegan yang ditangkap pada sensor, diukur secara diagonal. Penting untuk diingat bahwa sudut pandang sepenuhnya ditentukan oleh panjang fokus lensa dan format sensor kamera, jadi sudut pandang yang Anda dapatkan dari lensa tertentu akan berbeda pada kamera format full-frame 35 mm dan APS-C. Lensa yang berbeda dengan panjang fokus yang sama akan selalu mempunyai sudut pandang yang sama jika digunakan dengan sensor yang berukuran sama. Perbandingan “panjang fokus vs sudut pandang” menggambarkan hubungan ini untuk kamera format full-frame 35 mm dan APS-C. Dengan fokus yang panjang, objek latar depan dan latar belakang sering terlihat lebih dekat di dalam gambar akhir. Efek ini kadang-kadang disebut “kompresi telefoto”, meski hal ini tidak benar-benar disebabkan oleh lensa itu sendiri. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa ketika menggunakan lensa tele, Anda harus menjauh dari subjek. Jadi, terkait dengan jarak dari kamera ke subjek latar depan dan latar belakang, keduanya sebenarnya lebih berdekatan. Cara lain untuk menyatakannya adalah bahwa karena objek latar depan dan latar belakang sama-sama berada pada jarak yang cukup jauh dari kamera, ukuran relatif keduanya dalam gambar akhir akan lebih dekat daripada yang sebenarnya. Ketika mengambil gambar dengan lensa sudut lebar, biasanya Anda perlu mendekat ke subjek latar depan agar subjek terlihat cukup besar di dalam bingkai, ini lah yang membuat objek yang jauh terlihat lebih kecil. Perbedaan dalam perspektif nyata biasanya merupakan akibat dari jarak Anda dengan subjek.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 157 Setiap siswa mampu menjelaskan masing-masing jenis pengukuran ketetapan fokus dalam pengambilan gambar dan mempraktekannya. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu! TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari bab V ini, siswa tentu menjadi paham tentang mengukur ketepatan focus lensa. Dari semua materi yang sudah dijabarkan pada bab V ini menurut Anda mana yang paling sulit untuk dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun dengan guru, karena materi ini akan berkaitan dengan materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya! REFLEKSI Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan pengertian tata cahaya! 2. Sebutkan fungsi tata cahaya! 3. Sebutkan 10 fungsi pencahayaan dalam bidang sinematografi! 4. Sebutkan tiga karakteristik tata cahaya? 5. Pencahayaan yang menggunakan suasana di pagi hari disebut dengan pencahayaan…… 6. Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek disebut…. 7. Cahaya yang dibuat sebagai aksen di luar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditunjukan pada background disebut…. 8. Apa yang dimaksud dengan colour temperature? 9. Apa yang dimaksud dengan atmosfir dalam tata cahaya? PENILAIAN AKHIR BAB


158 PRODUKSI FILM TATA KAMERA BAB VI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENATA KAMERA DAN ASISTEN PENATA KAMERA PETA KONSEP KATA KUNCI TUJUAN PEMBELAJARAN D.O.P, praproduksi, produksi, paskaproduksi, film, video, angle. Setelah mempelajari materi tentang tata kamera, peserta dididk dapat memahami dan mengidentifikasi tugas serta tanggung jawab seorang penata kamera di dalam sebuah produksi film. bab vi TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENATA KAMERA DAN ASISTEN PENATA KAMERA Pendahuluan Penata Kamera Tugas dan Tanggungjawab 1. Pada saat Pra Produksi 2. Pada saat Produksi 3. Pada saaat Pasca Produksi Pengertian Asisten Penata Kamera


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 159 PENDAHULUAN Gambar.6.1 Poster Film Indonesia Sumber. https://www.alagraph.com/berita/detail/darah-dan-doa-dan-hari-film-nasional Setiap kali kita menonton film di bioskop, televisi, atau media online lainnya kita disuguhkan dengan gambar-gambar yang luar biasa menarik perhatian kita sebagai penonton yang terkagum-kagum saat melihatnya. Penasaran bagaimana orang tersebut bisa meembuat gambar yang membuat kita terkagum-kagum. Bisa kita sadari, bahwa sebelum gambar tersebut diproduksi ada seseorang di balik layar yang merancang dan menyuguhkan gambar tersebut, yaitu seorang D.O.P (director of photograpy)/penata kamera. Banyak dari kita selalu beranggapan, bahwa DOP (Director of photography) adalah seorang kameraman, padahal anggapan itu salah. DOP atau biasa juga disebut sinematografer, adalah orang yang bertanggung jawab atas semua aspek visual dalam pembuatan sebuah film. Sinematografer juga bertugas untuk menyusun daftar perangkat kamera yang dibutuhkan seperti, filter, lensa, jenis film, tata lampu, dan tata kamera. Director of photography harus mendukung visi dari sutradara dan skenario, karena yang disampaikan ke pada penonton adalah semua informasi dalam bentuk visual yang sesuai dengan visi sutradara dan skenario. Walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa mengubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang merupakan gaya sutradara tersebut. Sinematografer yang baik harus juga mengenal dengan baik atau memahami alat yang akan dipakai dalam pembuatan sebuah film. Kamera atau peralatan yang lain hanyalah “alat bantu” atau tools saja, Director of photography yang memindahkan semua ilmu dan pengetahuan kita lewat kamera tersebut.


160 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN A. Penata Kamera Gambar.6.2 Seorang D.O.P Sedang Mengamati Angel Pengambilan Gambar Sumber. Https://www.createvideo.ca/how-do-i-become-a-cinematographer/ Sebelum kita mengenal bagaimana pengambilan gambar dalam sebuah film, maka ada baiknya untuk kita mengetahui apa yang dimaksud dengan penata kamera dan bagaimana bentuk tugas dan tanggung jawab seorang penata kamera berserta asisten penata kamera. Karena pada dasarnya tonggak dalam sebuah film juga berada di gambar. Di sinilah perlunya bagi siswa SMK untuk mengetahui tugas seorang penata kamera. Penata kamera biasanya disebut juga sebagai d.o.p atau director of photograpy adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya, setiap kameraman harus bisa dan familiar dengan komposisi serta semua aspek teknik berikut dari segi sudut pengambilan gambar, ukuran gambar hingga pergerakan gambar. Begitu juga dengan pengendalian kamera untuk menyelesaikan permasalahan teknis dan berkoordinasi dengan sutradara yang muncul selama perekaman gambar. B. Konsep Seorang Penata Kamera Untuk menjadi seorang penata kamera, ia harus memiliki skil dan konsep dalam pengambilan gambar, sehingga pada saat pengambilan gambar pada saat produksi film, penata kamera memiliki patokan dalam pengambilan gambar. a. Konsep Bicara sebuah konsep, konsep yang akan diciptakan dalam pembuatan film, seorang penata kamera akan lebih menekankan kepada hal yang bersifat  natural  dengan  look  dan  mood  yang wajar “tak ada hal yang berlebihan” dari segi pengambilan gambar, teknis,  angle camera, komposisi gambar, warna, movement camera, hingga pencahayaan “lighting”. Hal ini tentunya tak lepas dari sebuah procedure serta kerja sama tim dalam menciptakan sebuah


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 161 MATERI PEMBELAJARAN konsep yang telah dibuat dari sebuah naskah menjadi bentuk audio visual serta layak untuk dinikmati. Karena tanpa adanya konsep dalam sebuah karya, apa yang telah dibuat akan terasa hambar “tanpa makna”. Dalam tahap pembuatan konsep seorang kamerawan juga mempunyai tugas 3 proses dalam pembuatan film, di antaranya, yaitu pra produksi, produksi, dan pascaproduksi. Dari ketiga tersebut harus dilakukan sesuai dengan description yang dia pegang. b. Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang D.O.P Tugas dan tanggung jawab seorang D.O.P adalah sebagai berikut. Pada saat pra produksi. Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi, persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dan lain-lain.). Mempelajari semua naskah yang sudah di setujui oleh produser. Mengimplementasikan naskah ke dalam sebuah bentuk dan gerak serta tata letak kamera melalui floor plan kamera. Menguasai macammacam segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan dipakai untuk proses produksi. Berdiskusi tentang ilustrasi yang akan diambil dalam segi floor plan dengan sang sutradara.


162 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar.6.3 Storyboard Sumber. https://studioantelope.com/apa-itu-storyboard/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 163 MATERI PEMBELAJARAN Pada saat produksi Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting, pada tahap ini kamerawan diberikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual yang akan dibuat. Secara sistematis rencana ini dibuat ke dalam breakdown script . Dengan breakdown script memudahkan semua element kru dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan shot-shot seperti apakah yang harus dibuat. Mengoperasikan kamera untuk shooting live atau taping program, baik di dalam maupun di luar studio. Memberikan saran ke director untuk pengambilan gambar terbaik. Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap siap operasi. Bertanggung jawab terhadap kualitas gambar, komposisi, dan lensa. Selalu menggunakan istilah teknik dalam operasional produksi. Bekerja sama dengan baik bersama semua kru produksi. Mengikuti instruksi director atau pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai dengan script. Gambar 6.4 Suasana Pengambilan Gambar pada Proses Syuting Film Roll’em di Jeddah, Arab Saudi Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1184953/sutradara-arab-saudi-produksi-film-rollem-100-persen-lokal/ full&view=ok Pada saat Paskaproduksi Tidak banyak hal yang dilakukan oleh kamerawan pada tahap ini. Untuk produksi drama televisi, kamerawan terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor, namun biasanya hal ini bisa ditangani oleh sutradara atau produser. Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah pengambilan gambar, kamerawan membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan camera report lengkap dengan time code atau keterangan waktu.


164 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 6.5 Studio Pascaproduksi Film Sumber: https://hirespace.com/Spaces/London/173191/Panchroma-studios/Video-Editing-Suite/Other Dalam produksi, kamera adalah alat yan paling utama yang dioperasikan oleh cameraman/juru kamera, dibantu oleh asistennya. First cameraman sering disebut sebagai penata fotografi (director of photography) atau kepala kamerawan, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, penata fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya. Second cameraman sering disebut sebagai asisten kamerawan atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kamerawan utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting. First assistant cameraman sering disebut kepala asisten untuk pada operator kamera. Sering kali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film). Second assistant cameraman, menjadi asisten operator kamera. C. Asisten Kameraman Seorang penata kamera tentu tidak bekerja sendiri, ia pun memiliki asisten untuk membantunya dalam mengerjakan tugas yang lain, yang disebut asisten penata kamera atau asisten cameraman yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan perawatan kamera, serta mereka juga dapat melakukan tugas loader atau penarik fokus. Berikut tugas dan tanggung jawab seorang asisten penata kamera. 1. Mengamati, bahwa kamera selalu dalam kondisi fokus objek yang sesuai ketika merekam gambar dalam setiap adegan. 2. Bertugas mengoprasikan clapperboard pada permulaan setiap adegan dan mencatatnya sebagai stok shot di sela-sela pengambilan gambar. Ia juga bertugas cek dan ricek setiap stok shot dalam catatannya ketika mengirim dan menerima film diproses di laboraturium (jika menggunakan film seluloid). Ia juga mengatur dan mengawasi peralatan kamera dan urusan transportasi camera di lokasi shoting.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 165 CAKRAWALA SANG PENEMU PRINSIP OPTIK KAMERA Gambar 6.6 Ilmuan Muslim Penemu Optik Sumber: https://republika.co.id/berita/prrda3313/mengenal-ibnu-alhaytham-sang-penemu-prinsip-optik-kamera Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, namun pernahkah kita berpikir siapa penemu-penemu alat yang dapat kita gunakan saat ini? Tak banyak yang mengetahui sejarah awal mula suatu alat tercipta hingga sedemikian rupa canggihnya. Tak banyak pula yang tahu bagaimana peran penemu muslim dalam perkembangan teknologi di dunia saat ini. Salah satu Ilmuwan muslim berpengaruh adalah Al-Haytham, yang dikenal di Eropa dengan nama Alhazen. Beliau adalah orang pertama yang menemukan ilmu optik. Beliau menulis buku ilmu Al-manazir atau dalam bahasa Latin dikenal dengan Opticae Theasaurus. Buku tersebut menjadi salah satu rujukan utama dalam perkembangan awal ilmu optika di Barat. Dalam teorinya, Al Haytham menemukan, bahwa penglihatan terjadi akibat adanya seberkas cahaya pada objek benda yang dilihat ke mata, sehingga berpengaruh padanya. Kemudian beliau menjelaskan bagaimana susunan tingkatan sinar, pemantulan cahaya, serta perbandingan antara kekuatan dan jarak yang mampu ditempuh oleh sinar (cahaya). Beliau merupakan penemu kamera pertama, yaitu kamera obscura. Di era digital, foto merupakan sesuatu yang sering dilakukan. Mulai dari sekedar selfie, hobi, hingga jadi profesi.


166 PRODUKSI FILM TATA KAMERA Dalam sebuah produksi, kamera merupakan alat yang paling utama digunakan. Nantinya kamera akan dioperasikan oleh cameraman atau juru kamera, dengan dibantu oleh asistennya. 1. First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of photography) atau kepala kamerawan, yang bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya. 2. Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kamerawan atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kamerawan utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting. 3. First Assistant Cameraman sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera, sering kali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film). 4. Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera. Beberapa tugas penting Cameraman antara lain sebagai berikut. a. Mengoperasikan kamera untuk shooting live atau taping program, baik di dalam maupun di luar studio. b. Mengikuti instruksi director/pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai script. c. Memberikan saran kepada director untuk pengambilan gambar terbaik. d. Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap siap operasi. e. Membuat laporan tertulis/lisan bila ada kerusakan pada kamera. f. Bertanggung jawab terhadap kualitas gambar, komposisi, dan lensa. g. Selalu menggunakan istilah teknik dalam operasional produksi. h. Bekerja sama dengan baik bersama semua crew produksi. i. Melakukan pengepakan kamera set untuk teransportasi apabila akan melakukan shooting di luar kota atau luar negeri. RANGKUMAN JELAJAH INTERNET Untuk menanbah wawasan lebih jauh mengenai tugas dan tanggung jawab seorang penata kamera dan asisten penata kamera, siswa juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet siswa dapat mencari lebih jauh materi tentang tugas dan tanggung jawab penata kamera dan asisten penata kamera. Salah satu website yang dapat siswa kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai materi pada bab VI adalah sebagai berikut. https://idseducation.com/artipenting-seorang-sinematografer/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 167 Penata kamera dan asisten penata kamera merupakan bagian dari tim produksi sebuah film yang berada pada Departemen Kamera, tugas Anda adalah mencari kru yang tergabung kedalam departemen kamera, Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu! TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari bab VI ini, siswa tentu menjadi paham tentang tugas dan tanggung jawab seorang penata kamera dan asisten penata kamera. Dari semua materi yang sudah dijabarkan pada bab VI ini menurut Anda mana yang paling sulit untuk dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun dengan guru, karena materi ini akan berkaitan dengan materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya! REFLEKSI PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Istilah kameraman disebut juga sebagai D.O.P atau Director Of Photograpy yang artinya…. 2. Seorang kamerawan juga mempunyai tugas 3 proses dalam pembuatan film, di antaranya Pra Produksi, Produksi, dan PascaProduksi, dari ketiga tugas tersebut harus dilakukan sesuai dengan description yang dia pegang pada saat pra produksi adalah….. 3. Seperti profesi lainnya, kamerawan sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang kamerawan tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal tertentu), dan secara umum tugas serta tanggung jawab kamerawan meliputi…. 4. Sebutkan tanggung jawab seorang asisten penata kamera atau asisten cameraman! 5. Apa yang harus dilakukan oleh seorang D.O.P? 6. Sebelum melakukan proses shooting seorang penata gambar haruslah memiliki ide dalam kepalanya untuk menghasilkan visual yang menarik hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk…. 7. Apa peran seorang clapperboard pada saat proses produksi film? 8. Apa peran seorang loader pada saat proses produksi film? 9. Pengetahuan dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang clapperboard? 10. Sebagai penata kamera apa yang harusnya dilakukan pada saat produksi di lapangan sebelum memulai merekam adegan?


168 PRODUKSI FILM TATA KAMERA BAB VII PERALATAN TATA CAHAYA DAN PENDUKUNGNYA PETA KONSEP KATA KUNCI TUJUAN PEMBELAJARAN Tata cahaya, film, peralatan, penata cahaya. Setelah mempelajari materi tentang peralatan tata cahaya, peserta didik dapat memahami dan mengidentifikasi jenis dan fungsi/manfaat peralatan tata cahaya dengan benar. BAB VII PERALATAN TATA CAHAYA DAN PENDUKUNGNYA Pendahuluan Dasar Kelistrikan Tugas dan Tanggungjawab Seorang Penata Cahaya Mengenal Peralatan Tata Cahaya


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 169 Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Di manapun pada zaman modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin-mesin, kamera, radio, komputer serta perangkat untuk shooting film yang sangat mahal harganya. Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktivtas manusia yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi ke depannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri, bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal untuk mendukung aktivtas manusia. Aktifitas pembuatan film tidak lepas dari penggunaan listrik yang bersumber dari PLN dan juga genset. Adapun akhirnya kita sebagai penata kamera dan asisten penata kamera wajib memahami dasardasar kelistrikan agar dapat mendukung kelancaran jalannya proses shooting dan mengurangi terjadinya masalah yang seharusnya tidak terjadi karena kurangnya pengetahuan dalam bidang ilmu kelistrikan. Serta mengetahui apa saja peralatan tata cahaya dan pendukungnya. PENDAHULUAN MATERI PEMBELAJARAN A. Dasar Kelistrikan Gambar 7.1 Arah Arus Listrik dan Arah Gerakan Elektron Sumber: https://belajarelektronika.net/teori-dasar-teknik-listrik-dan-rumusnya/ Membicarakan tentang kelistrikan pada dasarnya adalah membicarakan segala sesuatu yang menyangkut perpindahan elektron karena adanya impuls yang menyebabkannya. Pola berpindahnya elektron-elektron, sehingga menimbulkan


170 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN energi listrik serta upaya pengaplikasiannya di dalam berbagai penerapan adalah termasuk di dalamnya. Teori tentang kelistrikan telah lama didefinisikan orang setelah banyaknya percobaan-percobaan yang dilakukan orang untuk memahami prilaku perpindahan elektron ini. Kesimpulan-kesimpulan pun telah ditetapkan dan kini telah menjadi baku sebagai dasar di dalam ilmu kelistrikan. Dalam ilmu kelistrikan ada beberapa besaran dasar yang sangat penting dan sangat dominan, di antaranya adalah besaran tegangan, besaran arus, dan besaran daya. 1. Besaran Tegangan (Voltage) Tegangan listrik adalah perbedaan potential di antara dua titik pada mediamedia yang menghantar. Apabila perbedaan itu besar, maka dikatakan, bahwa tegangannya tinggi. Apabila perbedaannya kecil, maka dikatakan tegangannya rendah. Perbedaan potential ini menjadi syarat mengalirnya arus listrik. Besaran tegangan adalah bentuk parameter tentang seberapa besar perbedaan potential yang terjadi dan dinyatakan di dalam satuan besarannya. Besaran tegangan listrik dinyatakan dengan satuan V (Volt). 1 MV (MegaVolt) = 1000 kV (kiloVolt) 1 kV = 1000 V 1 V = 1000 mV (miliVolt) 1 mV = 1000 µV (mikrovolt). 2. Besaran Arus (Current) Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang bergerak mengalir dari potential tinggi ke potential rendah di antara dua titik pada media media yang menghantar. Besaran arus adalah bentuk parameter tentang seberapa deras arus listrik yang mengalir dan dinyatakan di dalam satuan besarannya. Besaran arus listrik dinyatakan dengan satuan A (Ampere). 1 MA (MegaAmpere) = 1000 kA (kiloAmpere) 1 kA = 1000 A 1 A = 1000 mA (miliAmpere) 1 mA = 1000 µA (mikroAmpere). 3. Besaran Daya (Power) Daya listrik adalah tenaga/kekuatan listrik yang timbul atas adanya perbedaan potential dan mengalirnya arus dalam satu keadaan aktifitas elektris. Daya listrik dikatakan nol (tidak ada) apabila sebagai berikut. a. Tidak ada tegangan b. Tidak ada arus (meskipun terdapat muatan listrik atau adanya perbedaan potential listrik) Dengan cara lain bisa dikatakan, bahwa daya listrik adalah tidak ada apabila tidak terjadi aktifitas elektris atau aktifitas kelistrikan. Besar kecilnya daya listrik dipengaruhi oleh besar kecilnya tegangan dan arus yang mengalir dalam suatu aktifitas elektris tersebut. Besarnya tegangan bisa mendorong terbentuknya daya yang besar, dan arus yang besar bisa juga mendorong terbentuknya daya yang besar pula, namun kesemuanya tetap bersifat relatif. Besaran daya adalah bentuk parameter tentang seberapa besar kekuatan listrik di dalam suatu aktifitas elektris yang melibatkan tegangan dan arus.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 171 MATERI PEMBELAJARAN Besaran daya listrik dinyatakan dalam W (Watt). 1 GW (GigaWatt) = 1000 MW (MegaWatt) 1 MW = 1000 kW (kilowatt) 1 kW = 1000 W 1 W = 1000 mW (miliWatt) 1 mW = 1000 µW (mikroWatt). Hubungan antara tegangan, arus, dan daya ketiga besaran ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika tegangan dengan satuan Volt dinyatakan dengan V, arus dengan satuan Ampere dinyatakan dengan I, dan daya dengan satuan Watt dinyatakan dengan W, maka berlaku sebagai berikut. W = V x I atau V = W/I atau I = W/V Rumus-rumus itu berlaku untuk kriteria AC ataupun DC. Contoh 1: Sebuah setrika listrik yang dioperasikan pada tegangan 220V menarik arus 1,6A. Berapakah daya listriknya? W = V x I W = 220 x 1,6 = 352W. Contoh 2: Pada sebuah lemari es lama terdapat tulisan 200W dengan konsumsi arus 1,81A. Berapakah tegangan listrik yang harus diberikan untuk pengoperasiannya? V = W/I V = 200/1,81 = 110V Contoh 3: Pada sebuah kompor listrik tertulis besaran daya 600W, sedangkan ia dioperasikan pada tegangan 220V. Berapakah arus yang ditariknya? I = W/V I = 600/220 = 2,727A. 4. Besaran Resistansi Resistansi listrik adalah faktor hambatan terhadap arus listrik yang menyebabkan adanya pengurangan atau pembatasan di dalam suatu aktifitas elektris. Semakin besar resistansi pada suatu hantaran, maka akan semakin kecil arus yang mengalir dan semakin kecil resistansinya, maka akan semakin maksimal arus yang mengalir. Besaran resistansi adalah bentuk parameter tentang seberapa besar faktor hambatan di antara media-media yang menghantar dalam suatu aktifitas elektris dan dinyatakan di dalam satuan besarannya. Besaran resistansi listrik dinyatakan dalam Ω (Ohm). 1 MΩ (MegaOhm) = 1000 kΩ (kiloOhm) 1 kΩ = 1000 Ω 1 Ω = 1000 mΩ.


172 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 5. Hubungan Antara Resistansi dengan Tegangan dan Arus Jika resistansi dengan satuan Ohm dinyatakan dengan R, maka hubungannya dengan tegangan (V) dan arus (I) adalah sebagai berikut. V = I x R atau I = V/R atau R = V/I. Dari rumus-rumus itu dapat disimpulkan, bahwa pada setiap aktifitas elektris di mana terdapat tegangan dan mengalirnya arus, sesungguhnya ada faktor lain yang menyertainya, yaitu faktor hambatan atau resistansi. Baik besar ataupun sangat kecil, faktor hambatan ini tetaplah ada. Pada sepotong kawat tembaga yang sedang menghantarkan listrik pun sebenarnya terdapat resistansi, yaitu resistansi jenis tembaga. Dan di dalam praktek, pada setiap peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan pengoperasian dan menarik arus ketika beroperasinya mempunyai resistansi dalam atau resistansi diri. Resistansi dalam ini tidak selalu bisa diukur dengan Ohm-meter, tetapi bisa diketahui dari kebutuhan tegangan dan arus yang ditariknya. Mengambil contoh dari yang dikemukakan atas sebuah setrika listrik yang dioperasikan pada tegangan 220V dengan arus 1,6A, maka setrika listrik itu mempunyai resistansi dalam sebesar berikut ini. R = V/I R = 220/1,6 = 137,5 Ω. Karena itu setiap peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan dan menarik arus bisa dipandang sebagai sebuah resistor. Setrika listrik itu bisa diibaratkan sebagai sebuah resistor 137,5Ω yang disambungkan kepada tegangan listrik 220V. Sampai di sini, usailah ulasan dasar-dasar dalam kelistrikan yang menyangkut tegangan, arus, daya, dan resistansi listrik. Poin-poin pentingnya untuk Anda ketahui adalah mengetahui hal-hal yang mendasar dalam kelistrikan, mengerti hubungan yang erat antara tegangan, arus, dan daya listrik beserta hitungan-hitungan di dalamnya, mengerti tentang faktor hambatan (resistansi) kaitannya dengan tegangan dan arus listrik beserta hitungan-hitungan di dalamnya, secara sederhana bisa melihat penerapan tentang teori kelistrikan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja yang menjadi dasar ini sangat penting untuk diketahui dan dimengerti terutama bagi Anda sebelum praktek produksi pembuatan film di lapangan.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 173 MATERI PEMBELAJARAN B. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Penata Cahaya Gambar 7.2 Kru Penata Cahaya Sedang Mengatur Posisi Lighting Sumber: https://www.sudbury.com/lifestyle/antibirth-film-shoot-contributed-12m-to-local-economy-254912 Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat objek dengan jelas, dan menciptakan ilusi, sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu, dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu sebuah adegan film. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk objek, di mana dia saling berhubungan dengan objek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi. Tugas utama penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat proses pra produksi dan menerapkannya ketika proses produksi film berjalan, sehingga pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana lokasi sesuai tuntutan naskah dan hasil visual sesuai dengan konsep yang diinginkan. Jelas, bahwa penata cahaya perlu berkoordinasi dengan penata kamera maupun penata artistik. Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mengetahui jenis dan fungsi peralatan tata cahaya. Tugasnya pun mempunyai tahapan-tahapan dalam pembuatan film di antaranya praproduksi, produksi, pascaproduksi. 1. Praproduksi Prosedur atau langkah kerja lighting dalam pra produksi pada dasarnya dibuat untuk mempermudah kerja seseorang. Dapat diketahui, bahwa kerja penata cahaya tidak hanya sekedar menata lampu, menghidupkan, dan mematikannya akan tetapi ada prosedur yang harus dilewati sebelumnya, yaitu sebagai berikut. a. Mempersiapkan semua kebutuhan dalam segi pencahayaan, baik dari sepesifikasi lighting hingga filter yang akan digunakan.


174 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN b. Memeriksa semua alat yang akan dipakai serta berkoordinasi dengan kru. c. Mempelajari naskah adalah bahan dasar ekspresi artistik suatu pementasan. Semua kreativitas yang dihasilkan mengacu pada adegan yang dipilih. Tidak hanya sutradara dan aktor yang perlu mempelajari naskah. Penata cahaya pun perlu mempelajari naskah. Berbeda dengan aktor yang berkutat pada karakter tokoh peran, penata cahaya mempelajari adegan/aktor untuk menangkap maksud aktor serta mempelajari detil latar waktu, dan tempat kejadian peristiwa. d. Diskusi dengan sutradara, setelah mempelajari naskah dan mendapatkan gambaran keseluruhan kejadian peristiwa aktor, penata cahaya perlu mengetahui interpretasi dan keinginan sutradara mengenai aktor yang hendak dimainkan tersebut. Mungkin sutradara menghendaki penonjolan pada adegan tertentu atau bahkan menghendaki efek khusus dalam persitiwa tertentu. Catatan penata cahaya yang didapatkan setelah mempelajari naskah digabungkan dengan catatan dari sutradara, sehingga gambaran keseluruhan pencahayaan yang diperlukan didapatkan. e. Mempelajari desain tata busana, lebih khusus adalah untuk menyesuaikan warna dan bahan yang digunakan dalam tata busana. Seperti yang telah disebut di atas, bahan-bahan tertentu dapat menghasilkan refleksi tertentu serta warna tertentu dapat memantulkan warna cahaya atau menyerapnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan, maka kerja sama antara penata cahaya dan penata busana perlu dijalin. Hal ini berkaitan juga dengan catatan sutradara. Misalnya, dalam satu peristiwa sutradara menghendaki cahaya berwarna kehijauan untuk menyimbolkan sebuah mimpi, penata busana juga membuat baju berwarna hijau untuk menegaskan suasana tersebut. Penata cahaya bisa memberikan saran penggunaan warna hijau pada busana karena warna hijau cahaya jika mengenai warna hijau tertentu pada busana bisa saling meniadakan. Artinya, warna hijau yang ingin ditampilkan justru hilang. Untuk itu, diskusi dan saling mempelajari desain perlu dilakukan. f. Membuat konsep, setelah mendapatkan keseluruhan gambaran dan pemahaman penata cahaya mulai membuat konsep pencahayaan. Konsep ini hanya berupa gambaran dasar penata cahaya terhadap aktor dan pencahayaan yang akan diterapkan untuk mendukung aktor tersebut. Warna, intensitas, dan makna cahaya dituangkan oleh penata cahaya pada konsepnya. Tidak hanya penggambaran suasana yang dituangkan tetapi bisa saja simbol-simbol tertentu yang hendak disampaikan untuk mendukung makna adegan. Misalnya, dalam satu adegan di ruang tamu ada gambar besar seorang pejuang yang dipasang di dinding. Untuk memberi kesan, bahwa pemilik rumah sangat mengagumi tokoh tersebut, maka gambar diberi pencahayaan khusus. Juga dalam setiap perubahan dan perjalanan adegan konsep pencahayaan digambarkan. Konsep bisa ditulis atau ditambah dengan gambar rencana dasar. Intinya, konsep ini membicarakan gagasan pencahayaan aktor yang akan diperankan menurut penata cahaya.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 175 MATERI PEMBELAJARAN Selanjutnya konsep didiskusikan dengan sutradara untuk mendapatkan kesesuaian dengan rencana artistik secara keseluruhan. g. Plot tata cahaya, konsep yang sudah jadi dan disepakati selanjutnya dijabarkan secara teknis pertama kali dalam bentuk plot tata cahaya. Plot ini akan memberikan gambaran laku tata cahaya mulai dari awal sampai akhir film. Seperti halnya sebuah sinopsis cerita, perjalanan tata cahaya digambarkan dengan jelas termasuk efek cahaya yang akan ditampilkan dalam adegan demi adegan. Plot ini juga merupakan cue atau penanda hidup matinya cahaya pada area tertentu dalam adegan tertentu. Dengan membuat plot, maka penata cahaya bisa memperhitungkan jenis lampu serta warna cahaya yang dibutuhkan, memperkirakan lamanya waktu penyinaran area atau aksi tertentu, merencanakan pemindahan aliran cahaya, dan suasana yang dikehendaki. h. Menggambar desain tata cahaya. Untuk memberikan gambaran teknis yang lebih jelas, perlu digambarkan tata letak lampu. Berdasar pada plot tata cahaya yang dibuat maka rencana penataan lampu bisa digambarkan. Semua jenis dan ukuran lampu yang akan digunakan digambarkan tata letaknya. Sebelum menggambarkan tata letak lampu perlu diketahui dulu simbolsimbol lampu. Simbol gambar lampu mengelami perkembangan. Hal ini berkaitan dengan jenis lampu yang tersedia dan umum digunakan. 2. Produksi Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting, Pada tahap ini penata cahaya diberikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual atau tata letak lighting serta mood yang diinginkan sutradara. Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script. Dengan breakdown script memudahkan semua element kru dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan blocking lighting dan mood seperti apa yang harus dibuat. Memperhatikan perbandingan Hi Light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut Hight Contrast. Perlu memperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Menjaga semua peralatan tata cahaya yang di gunakan. Bekerja sama dengan sang kamerawan juga sutradara dalam penempatan lighting dan segi penataan cahaya agar sesuai dengan scene dan shoot yang di ambil. 3. Pascaproduksi Tidak banyak hal yang dilakukan oleh penata cahaya dalam tahap ini, yang dilakukan penata cahaya hanya sebatas berikut ini. a. Merawat semua equipment yang telah di pakai, agar dapat beroperasi dan digunakan untuk shooting selanjutnya. b. Me-review hasil tata cahaya yang telah di record saat produksi oleh editor. c. Presentasi dan evaluasi dari hasil film yang telah gala premiere.


176 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 4. Peran dan Tanggung Jawab Seperti profesi lainnya, penata cahaya sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai tugas serta tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang penata cahaya tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal tertentu), dan secara umum tugas sertatanggung jawab penata cahaya meliputi sebagai berikut. a. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi (hal ini dilakukan hanya oleh kepala penata cahaya). b. Mempelajari naskah. c. Menginterplementasikan sebuah adegan atau scene. d. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan mood pencahayaan yang baik. e. Memilih peralatan lighting serta penunjangnya. f. Bekerja sama dengan sutradara dan kamerawan. g. Melakukan set lighting atau blocking lighting sesuai keinginan sutradara. 5. Poses Penciptaan Karya Dalam proses penciptaan suatu karya, seorang seniman atau kreator dalam menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan, di antaranya sebagai berikut. a. Membuat desain untuk menemukan suatu bentuk yang optimal. b. Penyelesaian bentuk karya dengan media yang disesuaikan. Kesuksesan dalam menghasilkan suatu karya ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur-unsur berdasarkan kaidah-kaidah komposisi, seperti gelap terang, tekstur, dan warna dalam karya tersebut. Sedangkan komposisi adalah kesatuan, keseimbangan dan irama. Kesatuan dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu, statis, dinamis, dan metastatis. Statis memiliki sifat tenang dan stabil, dinamis memiliki sifat fleksibel dan mudah menyesuaikan, dan metastatis memiliki sifat campuran antara statis dan dinamis. Keseimbangan artinya tidak berat sebelah, dalam hal ini seimbang berdasarkan nilai rasa. Keseimbangan dalam komposisi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu, simetris, asimetris dan memusat. Keseimbangan simetris, unsur bagian kiri dan kanan sama persis. Sebagai contoh, hiasan kepala kala yang terdapat pada pintu masuk candi, motif hias kain tenun atau kain ikat, topeng, dan sebagai lainnya. Keseimbangan asimetris, unsur bagian kiri dan kanan tidak sama, namun memiliki kesan rasa seimbang. Sedangkan keseimbangan memusat, penyusunan unsur-unsur rupa secara terpusat atau fokus pada tengah-tengah bidang. Irama merupakan penyusunan unsur-unsur rupa secara teratur dari pengulangan suatu unsur rupa. Ini maksudnya untuk menimbulkan kesan gerak pada suatu bentuk. Macam-macam tipe dalam irama, yaitu type repetitive (pengulanganunsur-unsur yang sama), type alternative (pengulangan unsureunsur secara selang-seling antara unsur-unsur yang berbeda), type progresive (pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur, dan sebagian lainnya).


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 177 MATERI PEMBELAJARAN 6. Kendala Produksi Kendala dan kesalahan bisa terjadi pada siapa pun demikian juga bisa terjadi pada seorang penata cahaya. Kesalahan bisa diminimalisasi bahkan seharusnya bisa dihindari jika kita bisa melewati semua prosedur dengan baik. Berikut merupakan kesalahan-kesalahan berdasarkan pengalaman kru penata cahaya di lapangan. a. Persiapan peralatan shooting termasuk peralatan tata cahaya dan pendukungnya memang dipersiapkan oleh teknisi. Tapi baiknya, sebagai penata cahaya Anda juga harus ikut mengecek secara keseluruhan apakah peralatan lighting serta alat pendukung lainnya bisa bekerja dengan baik. Bukan tidak boleh percaya pada teknisi yang memang bertugas menyiapkan peralatan, karena sebagai penata cahaya seharusnya Andalah yang paling tahu tentang semua fungsi peralatan lighting. b. Di lapangan apapun bisa terjadi, karena merasa sudah terbiasa dengan kondisi yang mirip atau sama, terkadang penata cahaya menyepelekan tempat atau lokasi pengambilan set lokasi. Sebelum berangkat ke lapangan. Jangan terlalu berasumsi, bahwa di lapangan sama saja. Jika Anda tidak sempat untuk hunting lokasi yang akan dijadikan tempat pengambilan gambar. c. Produksi acara televisi dan film merupakan team work, saling keterkaitan antarasatu kru dengan kru yang lainnya. Sebuah produksi akan berantakan ketika kerja sama tidak berjalan dengan baik. Kerja sama yang baik adalah ketika kita tahu persis semua job desk masing-masing. Kita harus sepakat untuk saling menghargai, dan ini yang dinamakan profesionalisme. Adu argumentasi adalah hal yang sangat wajar bahkan baik, tapi lakukanlah hal tersebut pada saat pra produksi atau saat break produksi. d. Penyakit alamiah ini bisa terjadi pada siapapun adalah lupa, termasuk pada seorang penata cahaya professional sekalipun. Karena lupa, bisa sangat membahayakan sebuah produksi. Kesalahan lupa ini biasanya karena faktor kesengajaan juga. 7. Solusi a. Persiapan yang matang sebelum shooting dari praproduksi, produksi hingga pascaproduksi. b. Pelajari semua konsep, teknis dan fungsi yang ada pada lighting, terlebih jika peralatan tersebut jenis terbaru dan belum pernah Anda gunakan secara detail fungsinya. c. Hunting lokasi sebelum shooting agar lebih mudah beradaptasi dengan lokasi yang akan Anda ambil gambar dan set penempatan lighting dalam proses shooting nanti. d. Selalu menjaga hubungan baik terhadap semua kru terutama sutradara, karena sutradaralah yang bertanggung jawab dalam sebuah produksi hingga hasil film yang akan dibuat menjadi master. e. Jangan membawa persoalan pribadi kedalam sebuah produksi, karena dapat memecah konsentrasi penata cahaya itu sendiri yang berakibat lupa, Kemudian berkembang ke arah lebih fatal dalam sebuah proses produksi film yang akan dibuat.


178 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN C. Mengenal Peralatan Tata Cahaya Gambar 7.3 Peralatan Tata Cahaya Sumber: https://kinibisa.com/ Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di depan kamera. Kecakapan Anda dalam mendistribusi cahaya sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya.  Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penatacahaya. 1. Peralatan Tata Cahaya a. Bohlam Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (lihat pada gambar 7.4). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kuarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran. Gambar 7.4 Bohlam Sumber: https://zonautara.com/


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 179 MATERI PEMBELAJARAN Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu, pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu. Gambar 7.5 Berbagai Bentuk Bohlam Sumber: https://zonautara.com/ Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa, sehingga jika bohlam mati, maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga, yaitu, tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungstenhalogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).


180 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN b. Reflektor dan Refleksi Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor, maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor, yaitu, ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu, sehingga menciptakan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gambar 7.6). Gambar 7.6 Reflektor Elipsoidal Sumber: https://bit.ly/38RkiUh  Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner, maka panjang cahaya yang ditempuh masingmasing garis cahaya adalah sama. Gambar 7.7 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 181 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 7.7 Reflektor Spherical Sumber: https://bit.ly/38RkiUh Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gambar 7.8). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggunakan reflektor parabolic adalah lampu senter. Gambar 7.8 Refleksi Prabolic Sumber: https://bit.ly/38RkiUh


182 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu, specular, diffuse, spread, dan mixed.  Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gambar 7.9).  Gambar 7.9 Refleksi Specular Sumber: https://bit.ly/38RkiUh Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gambar 7.10). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi. Gambar 7.10 Refleksi Diffuse Sumber: https://bit.ly/38RkiUh Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gambar 7.11). Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.


PRODUKSI FILM TATA KAMERA 183 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 7.11 Refleksi Spread Sumber: https://bit.ly/38RkiUh Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin Gambar 7.12 Refleksi Mixed Sumber: https://bit.ly/38RkiUh Refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat. c. Lensa Cahaya memerlukan pembiasan atau pembelokan, sehingga besar kecilnya ukuran cahaya bisa diatur. Alat yang digunakan untuk membiaskan cahaya adalah lensa yang terbuat dari gelas kaca atau semacam plastik. Ada tiga jenis lensa yang digunakan dalam lampu panggung, yaitu, lensa plano convex, fresnel, dan pebble convex. Lensa plano concex sisi luarnya berbentuk cembung (kurva) dan memiliki permukaan yang halus (Gambar 7.13). Lensa yang biasa disebut sebagai PC ini digunakan untuk membentuk lingkaran cahaya yang garis tepinya jelas kelihatan (hard edge). Ukuran dan


Click to View FlipBook Version